8 Perlindungan Hukum Terhadap

download 8 Perlindungan Hukum Terhadap

of 17

Transcript of 8 Perlindungan Hukum Terhadap

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    1/44

    1

    PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN LISTRIK PADA

    PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ)

    BANDUNG

    Oleh: Yeti Kurniati, S.H., M.H.

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS LANGLANGBUANAB A N D U N G

    2 0 11

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    2/44

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sering terjadinya pemadaman listrik yang terjadi di wilayah kota

    Bandung dan serta beberapa masalah lainnya yang timbul antara

    Perusahaan Listrik Negara (yang selanjutnya disebut PLN) dengan

    konsumen adalah merupakan masalah perlindungan konsumen yang

    merupakan pelanggan PLN (masyarakat kota Bandung). Dalam hal ini

    kewajiban utama pelanggan PLN adalah membayar rekening listrik tepat

    waktu, sebaliknya pelanggan PLN berhak mendapatkan aliran listrik

    secara berkesinambungan dengan keadaan baik.

    Bahkan apabila terjadi gangguan, pelanggan PLN berhak

    mendapatkan pelayanan untuk perbaikan terhadap gangguan penyediaan

    tenaga listrik atau penyimpangan atas mutu tenaga listrik yang disalurkan.

    Idealnya, antara hak dengan kewajiban berjalan secara paralel.

    Pelanggan membayar rekening listrik tepat waktu dan sekaligus

    pelanggan juga mendapatkan tenaga listrik secara berkesinambungan

    dalam keadaan baik.Banyak hal yang masih mewarnai masalah kelistrikan yang dialami

    masyarakat konsumen, diantaranya mengenai kesalahan pencatatan

    tagihan rekening listrik dan pemadaman listrik yang sering dilakukan

    secara sepihak oleh PLN. Bagi masyarakat, kejadian pemadaman aliran

    listrik sekarang ini bukan lagi merupakan peristiwa yang langka sekalipun

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    3/44

    3

    dengan kejadian tersebut secara materi masyarakat sudah dirugikan.

    Masyarakat sudah terbiasa karena kejadian ini sudah cukup lama terjadi

    bahkan sejak tahun 1980an.

    Pemadaman aliran listrik tanpa pemberitahuan ataupun tanpa

    penjelasan apapun setelah itu kepada pihak masyarakat. Satu-satunya

    yang sering menjadi alasan terhadap buruknya pelayanan publik ini

    bahwa saat ini PLN mengalami krisis sumber energi yang diperkirakan

    kapasitasnya terancam tidak mampu mensuplai kebutuhan listrik

    masyarakat yang semakin meningkat.

    PLN merupakan perusahaan negara yang bergerak di bidang

    pelayanan umum yang bersifat profit. Meskipun profit, perusahaan negara

    seperti ini sangat menguntungkan rakyat banyak, sebab tujuannya lebih

    banyak diarahkan pada usaha memakmuran rakyat. 1)

    Di dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen (yang

    selanjutnya disebut UUPK), konsumen dan pelaku usaha mempunyai hak

    dan kewajiban yang tercantum dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal

    7, yakni :

    Pasal 4:Hak konsumen adalah

    1. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

    mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

    1)

    Todong Mulya Lubis, Hukum dan Ekonomi, Sinar Harapan, Bandung,1992,hlm.57.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    4/44

    4

    2. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

    dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

    jaminan yang dijanjikan;

    3. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

    jaminan barang dan/atau jasa;

    4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau

    jasa yang digunakan;

    5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

    penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

    6. hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen;

    7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

    diskriminatif;

    8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau pengantian,

    apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

    perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

    9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

    lainnya.

    Pasal 5:Kewajiban konsumen adalah:

    1. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian

    atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan

    keselamatan;

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    5/44

    5

    2. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau

    jasa;

    3. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

    4. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

    konsumen secara patut.

    Pasal 6:

    Hak pelaku usaha adalah:

    1. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan

    mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang

    diperdagangkan;

    2. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen

    yang beriktikad tidak baik;

    3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam

    penyelesaian hukum sengketa konsumen;

    4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa

    kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang

    diperdagangkan;

    5. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undanganlainnya.

    Pasal 7

    Kewajiban pelaku usaha adalah:

    1. beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    6/44

    6

    2. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi

    dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan

    penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

    3. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta

    tidak diskriminatif;

    4. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

    diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau

    jasa yang berlaku;

    5. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau

    mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan

    dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang

    diperdagangkan;

    6. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian

    akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau

    jasa yang diperdagangkan;

    7. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

    dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan

    perjanjian.Dari peraturan perundang-undangan yang ada, sekurang-

    kurangnya ada tiga peraturan yang dapat dijadikan acuan. Undang-

    Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan,

    Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan

    dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, dan Peraturan Menteri

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    7/44

    7

    Pertambangan dan Energi No. 02P/451/M.PE/1991 tentang Hubungan

    Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum

    dengan Masyarakat.

    Sehubungan dengan mutu keandalan tenaga listrik PLN, misalnya, harus

    ada batas-batas keandalan dan kriteria yang lebih jelas, yaitu antara PLN

    dan konsumen harus ada saling pengertian. PLN harus dapat memahami

    tuntutan konsumen akan kejelasan kriteria mutu pelayanan yang jelas. Di

    sisi lain, konsumen juga harus memahami, tingkat kemampuan PLN

    dalam menyediakan tenaga listrik, memang belum sepenuhnya dapat

    memenuhi harapan seluruh lapisan masyarakat,

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    8/44

    8

    BAB II

    PERLINDUNGAN HUKUM, KONSUMEN, DAN

    PERLINDUNGAN KONSUMEN

    A. Perlindungan Hukum

    Menurut Sudikno Mertokusumo bahwa perlindungan hukum dalam

    arti sempit adalah sesuatu yang diberikan kepada subjek hukum dalam

    bentuk perangkat hukum, baik yang bersifat preventif maupun represif,

    serta dalam bentuk yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain,

    perlindungan hukum dapat diartikan sebagai suatu gambaran dari fungsi

    hukum, yaitu ketenteraman bagi segala kepentingan manusia yang ada di

    dalam masyarakat sehingga tercipta keselarasan dan keseimbangan

    hidup masyarakat. Sedangkan perlindungan hukum dalam arti luas adalah

    tidak hanya diberikan kepada seluruh makhluk hidup maupun segala

    ciptaan Tuhan dan dimanfaatkan bersama-sama dalam rangka kehidupan

    yang adil dan damai. 2 ) Indonesia adalah negara yang berdasarkan

    Pancasila, maka sistem perlindungan hukum yang dianut harus berpijak

    pada dasar Negara Pancasila, yaitu tidak hanya melihat hak dankewajiban di dalam masyarakat.

    Wujud dari peran hukum dalam masyarakat adalah memberikan

    perlindungan hukum kepada anggota masyarakat yang kepentingannya

    terganggu. Persengketaan yang terjadi dalam masyarakat harus

    2)

    Sudiko Mertokusumo, Penemuan Hukum : Sebuah Pengantar, Yogyakarta,liberty, 2003, hlm.90

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    9/44

    9

    diselesaikan menurut hukum yang berlaku, sehingga dapat mencegah

    perilaku main hakim sendiri. Tujuan pokok hukum sebagai perlindungan

    kepentingan manusia adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,

    sehingga terwujud kehidupan yang seimbang.

    Menurut Sudikno Mertokusumo, bahwa hukum itu bertujuan agar

    tercapainya ketertiban dalam masyarakat sehingga diharapkan

    kepentingan manusia akan terlindungi untuk mencapai tujuannya dan

    bertugas membagi hak dan kewajiban antar perorangan dalam

    masyarakat, membagi wewenang dan mengutamakan pemecahan

    masalah hukum serta memelihara kepastian hukum. 3 )

    Hak dan kewajiban yang timbul dari hubungan hukum tersebut

    harus dilindungi oleh hukum, sehingga anggota masyarakat merasa aman

    dalam melaksanakan kepentingannya. Hal ini menunjukkan bahwa

    perlindungan hukum dapat diartikan sebagai suatu pemberian jaminan

    atau kepastian bahwa seseorang akan mendapatkan apa yang telah

    menjadi hak dan kewajibannya, sehingga yang bersangkutan merasa

    aman. 4 )

    Prinsip-prinsip perlindungan hukum bagi rakyat Indonesiaberlandas pada Pancasila sebagai dasar ideologi dan dasar falsafah

    Negara. Prinsip-prinsip yang mendasari perlindungan hukum bagi rakyat

    berdasarkan Pancasila adalah : 5 )

    3) Sudiko Mertokusumo, Ibid, hlm. 92 4) Ibid, hlm, 95 5)

    Philipus M. Harjon Perlindungan hukum bagi rakyat di Indonesia sebuah studitentang prinsip-prinsipnya,, Surabaya: Bina Ilmu, 1987 hlm.19-20

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    10/44

    10

    a. Prinsip-prinsip perlindungan hukum bagi rakyat terhadap tindakan

    pemerintahan yang bersumber pada konsep tentang pengakuan

    dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Pengakuan akan

    harkat dan martabat manusia pada dasarnya terkandung dalam

    nilai-nilai Pancasila yang telah disepakati sebagai dasar negara.

    Dengan kata lain, Pancasila merupakan sumber pengakuan akan

    harkat dan martabat manusia. Pengakuan akan harkat dan

    martabat manusia berarti mengakui kehendak manusia untuk hidup

    bersama yang bertujuan yang diarahkan pada usaha untuk

    mencapai kesejahteraan bersama.

    b. Prinsip Negara Hukum

    Prinsip kedua yang melandasi perlindungan hukum bagi rakyat

    terhadap tindakan pemerintahan adalah prinsip negara hukum.

    Pancasila sebagai dasar falsafah Negara serta adanya asas

    keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan

    asas kerukunan tetap merupakan elemen pertama dan utama

    karena Pancasila, yang pada akhirnya mengarah pada usaha

    tercapainya keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan.Bentuk perlindungan hukum menjadi 2 (dua), yaitu : 6 )

    a. Perlindungan hukum yang preventif

    Perlindungan hukum ini memberikan kesempatan kepada rakyat

    untuk mengajukan keberatan (inspraak) atas pendapatnya sebelum

    6) Philipus M. Harjon. Ibid hlm .25

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    11/44

    11

    suatu keputusan pemerintahan mendapat bentuk yang definitif.

    Sehingga, perlindungan hukum ini bertujuan untuk mencegah

    terjadinya sengketa dan sangat besar artinya bagi tindak

    pemerintah yang didasarkan pada kebebasan bertindak. Dan

    dengan adanya perlindungan hukum yang preventif ini mendorong

    pemerintah untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan yang

    berkaitan dengan asas freies ermessen , dan rakyat dapat

    mengajukan keberatan atau dimintai pendapatnya mengenai

    rencana keputusan tersebut.

    b. Perlindungan hukum yang represif

    Perlindungan hukum ini berfungsi untuk menyelesaikan apabila

    terjadi sengketa. Indonesia dewasa ini terdapat berbagai badan

    yang secara partial menangani perlindungan hukum bagi rakyat.

    B. Konsumen dan Perlindungan Konsumen

    Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti

    konsumen adalah, pemakai terakhir dari benda dan jasa yang diserahkan

    kepada mereka oleh pengusaha. Istilah konsumen berasal dari bahasa

    consumer (Inggris-Amerika) atau consument (Belanda). Secara harfiah artikata consumer adalah lawan dari produsen, setiap orang yang

    menggunakan barang. Pengertian konsumen dalam arti umum adalah

    pemakai, pengguna barang dan/atau jasa untuk tujuan tertentu. 7 )

    7)

    A.Z. Nasution , Aspek-Aspek Hukum Masalah Perlindungan Konsumen (PustakaSinar Harapan), Jakarta, 2002, hlm.17

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    12/44

    12

    Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Perlindungan Konsumen,

    memberikan pengertian konsumen sebagai berikut :

    Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yangtersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untukdiperdagangkan. Berdasarkan pengertian di atas, subyek yangdisebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatussebagai pemakai barang dan jasa.

    A.Z. Nasution menyebutkan, orang yang dimaksud di atas adalah

    orang alami bukan badan hukum. Sebab yang memakai, menggunakan

    dan atau memanfaatkan barang dan atau jasa untuk kepentingan diri

    sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

    diperdagangkan hanyalah orang alami atau manusia. Di dalam penjelasan

    Pasal 1 ayat (2) UUPK disebutkan bahwa di dalam kepustakaan ekonomi

    dikenal dengan istilah konsumen akhir dan konsumen antara.

    Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu

    produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang

    menggunakan suatu produk barang atau jasa untuk membuat barang atau

    jasa lainnya untuk diperdagangkan. Batasan-batasan tentang konsumen

    akhir adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa yangtersedia di dalam masyarakat, digunakan untuk memenuhi kebutuhan

    hidup pribadi, keluarga, atau rumah tangganya, dan tidak untuk

    kepentingan komersial. 8 )

    8)

    A.Z. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen , cetakan pertama Diadit Media,Jakarta, 2002, hlm.3

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    13/44

    13

    Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

    konsumen adalah pemakai terakhir dari barang dan/atau jasa untuk

    kepentingan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga dan tidak untuk

    diperdagangkan kembali.

    Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

    Perlindungan Konsumen, yang dimaksud dengan Perlindungan

    Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum

    untuk memberi perlindungan terhadap konsumen.

    Ruang lingkup kaidah-kaidah Hukum Perlindungan Konsumen

    tersebar dalam berbagai bidang hukum sehingga sulit untuk memberikan

    batasan atau definisi tentang hukum perlindungan konsumen. Batasan

    atau definisi Hukum Perlindungan Konsumen adalah “ keseluruhan asas -

    asas kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara

    berbagai pihak satu sama lain, berkaitan dengan barang atau jasa

    konsumen di dalam pergaulan hidup.” 9 )

    Konsumen yang keberadaannya sangat tidak terbatas, yang sangat

    bervariasi menyebabkan produsen melakukan kegiatan pemasaran dan

    distribusi produk barang atau jasa dengan cara-cara yang efektif mungkinagar dapat mencapai konsumen yang sangat majemuk tersebut. Pada

    situasi ekonomi global dan menuju era perdagangan bebas, upaya untuk

    mempertahankan pasar atau memperoleh kawasan pasar baru yang lebih

    9)

    Az Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen (Suatu Pengantar) , CetakanKedua, Diadit Media,Jakarta, 2006, hlm.17

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    14/44

    14

    luas merupakan dambaan setiap produsen, mengingat makin ketatnya

    persaingan untuk berusaha.

    Persaingan yang makin ketat ini juga dapat memberikan dampak

    negatif terhadap konsumen pada umumnya. Kondisi tersebut dapat

    mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak

    seimbang, dimana konsumen berada dalam posisi yang lemah. Konsumen

    menjadi obyek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-

    besarn ya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan, serta

    penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen.

    Pasal 2 UUPK menyebutkan Perlindungan konsumen berdasarkan

    manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, dan keselamatan

    konsumen serta kepastian hukum. Di dalam penjelasan Pasal 2 UUPK

    menyebutkan perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai usaha

    bersama berdasarkan 5 (lima) asas yang relevan dalam pembangunan

    nasional, yaitu:

    a. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala

    upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus

    memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingankonsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

    b. Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat

    diwujudkan secara maksimal dan memberi kesempatan kepada

    konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan

    melaksanakan kewajibannya secara adil.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    15/44

    15

    c. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan

    keseimbangan kepentingan konsumen, pelaku usaha dan

    pemerintah dalam arti materiil maupun secara spiritual dan

    memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan

    konsumen.

    d. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk

    memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada

    konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan

    barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.

    e. Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha

    maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan

    dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara

    menjamin kepastian hukum.

    Menurut Pasal 3 UUPK perlindungan konsumen bertujuan :

    a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen

    untuk melindungi diri.

    b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

    menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa.

    c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,

    menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    16/44

    16

    d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung

    unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses

    untuk mendapatkan informasi.

    e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

    perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

    bertanggung jawab dalam berusaha.

    f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin

    kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,

    kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

    Manfaat Perlindungan Konsumen adalah :

    a. Balancing Position

    Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin

    adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada

    konsumen. Dengan diterapkan perlindungan konsumen di

    Indonesia diharapkan kedudukan konsumen yang tadinya

    cenderung menjadi sasaran pelaku usaha untuk mendapatkan

    keuntungan sebesar-besarnya menjadi subyek yang sejajar dengan

    pelaku usaha. Dengan posisi konsumen yang demikian maka akantercipta kondisi pasar yang sehat dan saling menguntungkan bagi

    konsumen karena dapat menikmati produk-produk yang berkualitas

    dan bagi produsen karena tetap mendapatkan kepercayaan pasar

    yang tentunya akan mendukung kelangsungan usahanya di masa

    mendatang.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    17/44

    17

    b. Memberdayakan Konsumen

    Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat

    kesadaran konsumen akan hak-haknya yang masih rendah,

    sehingga perlu adanya upaya pemberdayaan. Proses

    pemberdayaan harus dilakukan secara integral baik melibatkan

    peran aktif dari pemerintah, lembaga perlindungan konsumen

    swadaya masyarakat maupun dari kemampuan masyarakat

    sebagai konsumen untuk lebih mengetahui hak-haknya. Jika

    kesadaran konsumen akan hak-haknya semakin baik maka

    konsumen dapat ditempatkan pada posisi yang sejajar yaitu

    sebagai pasangan yang saling membutuhkan dan menguntungkan.

    c. Meningkatkan Profesionalisme Pelaku Usaha

    Perkembangan dunia industrialisasi dan kesadaran konsumen yang

    semakin baik menuntut pelaku usaha untuk lebih baik dalam

    menjalankan usahanya secara profesional. Hal itu harus dijalankan

    dalam keseluruhan proses produksi. Pelaku usaha juga harus

    mengubah orientasi usahanya yang selama ini cenderung untuk

    mendapatkan keuntungan jangka pendek dengan memperdayakonsumen sehingga dalam jangka panjang hal tersebut akan

    mematikan usahanya. Selain itu pelaku usaha dalam menjalankan

    usahanya harus memperhatikan kejujuran, keadilan serta etika

    dalam menjalankan usahanya. Semua itu dilakukan agar pelaku

    usaha dapat tetap eksis dalam menjalankan usahanya.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    18/44

    18

    Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Konsumen

    memiliki hak sebagai berikut:

    1. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

    mengkonsumsi barang dan/atau jasa,

    2. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

    dan/atau,

    3. jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang

    dijanjikan,

    4. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

    jaminan barang dan/atau jasa,

    5. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau

    jasa yang digunakan,

    6. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

    penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut,

    7. hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen,

    8. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

    diskriminatif,

    9. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau pengantian,apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

    perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya,

    10. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

    lainnya.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    19/44

    19

    Dari sembilan butir hak konsumen yang disebutkan di atas, terlihat

    bahwa masalah kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen

    merupakan hal yang paling pokok dan utama dalam perlindungan

    konsumen. Barang dan/atau jasa yang penggunaannya tidak memberikan

    kenyamanan, terlebih lagi yang tidak aman atau membahayakan

    keselamatan konsumen jelas tidak layak untuk diedarkan dalam

    masyarakat.

    Hak-hak konsumen juga terdapat dalam Pasal 34 Undang-Undang

    Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan, yang isinya :

    1. mendapat pelayanan yang baik,

    2. mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan

    keandalan yang baik,

    3. memperoleh tenaga listrik dengan harga yang wajar,

    4. mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga

    listrik, dan

    5. mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan

    kesalahan dan/atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang Izin

    Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sesuai syarat-syarat yang diaturdalam perjanjian jual beli tenaga listrik.

    Akhirnya, jika semua hak-hak yang disebutkan itu disusun kembali

    secara sistematis (mulai dari yang diasumsikan paling mendasar), akan

    diperoleh urutan sebagai berikut:

    1. Hak konsumen mendapatkan keamanan ;

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    20/44

    20

    Konsumen berhak mendapatkan keamanan dari barang atau jasa

    yang ditawarkan kepadanya. Produk barang dan jasa itu tidak boleh

    membahayakan jika dikonsumsi sehingga konsumen tidak dirugikan

    baik secara jasmani atau rohani. Hak untuk memperoleh keamanan ini

    penting ditempatkan pada kedudukan utama.

    2. Hak untuk mendapatkan informasi yang benar ;

    Setiap produk yang dikenalkan kepada konsumen harus disertai

    informasi yang benar. Informasi ini diperlukan agar konsumen tidak

    sampai mempunyai gambaran yang keliru atas produk barang dan

    jasa. Informasi ini dapat disampaikan dengan berbagai cara, seperti

    secara lisan kepada konsumen, melalui iklan di berbagai media, atau

    mencantumkan dalam kemasan produk.

    Dengan penggunaan teknologi tinggi dalam mekanisme produksi

    barang dan/atau jasa akan menyebabkan makin banyaknya informasi

    yang harus dikuasai oleh masyarakat konsumen. Adalah mustahil

    mengharapkan sebagian besar konsumen memiliki kemampuan dan

    kesempatan akses informasi secara sama besarnya. Apa yang dikenal

    dengan consumer ignorance , yaitu ketidakmampuan konsumenmenerima informasi akibat kemajuan teknologi dan keragaman produk

    yang dipasarkan dapat saja dimanfaatkan secara sewajarnya oleh

    pelaku usaha. Itulah sebabnya, hukum perlindungan konsumen

    memberikan hak konsumen atas informasi yang benar, yang di

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    21/44

    21

    dalamnya tercakup juga hak atas informasi yang proposional dan

    diberikan secara tidak diskriminatif.

    3. Hak untuk didengar ;

    Hak yang erat kaitannya dengan hak untuk mendapatkan informasi

    adalah hak untuk didengar. Ini disebabkan informasi yang diberikan

    pihak yang berkepentingan atau berkompeten sering tidak cukup

    memuaskan konsumen. Untuk itu, konsumen berhak mengajukan

    permintaan informasi lebih lanjut.

    4. Hak untuk memilih ;

    Dalam mengkonsumsi suatu produk, konsumen berhak menentukan

    pilihannya. Ia tidak boleh mendapat tekanan dari pihak luar sehingga

    ia tidak lagi bebas untuk membeli atau tidak membeli. Seandainya ia

    jadi membeli, ia juga berhak menentukan produk mana yang akan

    dibeli.

    5. Hak untuk mendapatkan produk barang dan/atau jasa sesuai dengan

    nilai tukar yang diberikan ;

    Dengan hak ini berarti konsumen harus dilindungi dari permainan

    harga yang tidak wajar. Dengan kata lain, kuantitas dan kualitasbarang dan/atau jasa yang dikonsumsi harus sesuai dengan nilai uang

    yang dibayar sebagai penggantinya.

    6. Hak untuk mendapatkan ganti kerugian ;

    Jika konsumen merasakan, kuantitas dan kualitas barang dan/atau

    jasa yang dikonsumsinya tidak sesuai dengan nilai tukar yang

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    22/44

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    23/44

    23

    Persaingan curang atau disebut dengan ”persaingan usaha tidak

    sehat” dapat terjadi jika seorang pengusaha berusaha menarik

    pelanggan atau klien pengusaha lain untuk memajukan usahanya

    atau sarana yang bertentangan dengan iktikad baik dan kejujuran

    dalam pergaulan ekonominya.

    10. Hak untuk mendapatkan pendidikan konsumen ;

    Masalah perlindungan konsumen di Indonesia termasuk masalah yang

    baru. Oleh karena itu, wajar bila masih banyak konsumen yang belum

    menyadari hak-haknya. Kesadaran akan hak tidak dapat dipungkiri

    sejalan dengan kesadaran hukum masyarakat, makin tinggi

    penghormatannya pada hak-hak dirinya dan orang lain. Upaya

    pendidikan konsumen tidak selalu harus melewati jenjang pendidikan

    formal tetapi dapat melalui media massa dan kegiatan lembaga

    swadaya masyarakat.

    Dalam banyak hal, pelaku usaha terikat untuk memperhatikan hak

    konsumen untuk mendapatkan ”pendidikan konsumen” ini. Pengertian

    ”pendidikan” tidak harus diartikan sebagai proses formal yang

    dilembagakan.Pada prinsipnya, makin kompleks teknologi yang diterapkan dalam

    menghasilkan suatu produk menuntut pula makin banyak informasi yang

    harus disampaikan kepada konsumen. Bentuk informasi yang lebih

    komperhensif dengan tidak semata-mata menonjolkan unsur

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    24/44

    24

    komersialisasi, sebenarnya sudah merupakan bagian dari pendidikan

    konsumen.

    C. Penyelesaian Sengketa Konsumen Yang Dilakukan PT. PLN

    (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan (APJ) Bandung

    Di dalam ketentuan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

    1999 Tentang Perlindungan Konsumen, dikatakan bahwa dalam hal

    pelaku usaha pabrikan dan/atau pelaku usaha, distributor menolak

    dan/atau tidak memberikan tanggapan dan/atau tidak memberikan ganti

    rugi atas tuntutan konsumen, maka diberikan hak untuk menggugat

    pelaku usaha dengan menyelesaikan perselisihan yang timbul melalui

    BPSK atau dengan cara memajukan gugatan kepada badan peradilan di

    tempat kedudukan konsumen.

    Penyelesaian sengketa konsumen dilakukan dengan 3 (tiga) cara,

    yaitu: 11 )

    1. Konsiliasi

    Konsiliasi menyatakan secara tidak langsung suatu kebersamaan

    para pihak di mana pada akhirnya kepentingan-kepentingan bergerak

    mendekat ( moving closer ) dan selanjutnya dicapai suatu penyelesaianyang memuaskan kedua belah pihak ( a measure of goodwill ). Rekonsiliasi

    menyatakan secara tidak langsung kebersamaan pihak-pihak yang

    bersengketa yang dahulu berkongsi, kini mereka berselisih.

    2. Mediasi

    11)

    Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan PenyelesaianSengketa, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hlm. 186

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    25/44

    25

    Pada dasarnya mediasi adalah suatu proses di mana pihak ketiga

    (a third party ), suatu pihak luar yang netral ( a neutral outside ) terhadap

    sengketa, mengajak pihak yang bersengketa pada suatu penyelesaian

    sengketa yang disepakati. Sesuai dengan batasan tersebut mediator

    berada di tengah-tengah dan tidak memihak pada salah satu pihak.

    Sesuai dengan sifatnya, mediasi tidak dapat diwajibkan ( compulsory ),

    tetapi hanya dapat terjadi jika kedua belah pihak secara sukarela

    (voluntary ) berpartisipasi. Pada akhirnya suatu kesepakatan akan tercipta

    tanpa cara-cara merugikan ( nonviolent means ), setidaknya suatu

    hubungan baik ( relationship ) tercipta tanpa konflik.

    3. Arbitrase

    Arbitrase merupakan suatu metode penyelesaian sengketa dalam

    masalah-masalah perdata ( civil matters ) yang dapat disetujui oleh kedua

    belah pihak, yang dapat mengikat ( binding ) dan dapat

    dilaksanakan/ditegakkan. Para pihak diwajibkan untuk pergi ke arbitrase

    atas suatu masalah tertentu sebagai arbitrase dalam menyelesaikan

    sengketa usaha dan dagang yang terjadi daripada menyelesaikannya

    melalui Lembaga litigasi atau peradilan.Jika dibandingkan bagian dari suatu perjanjian tentang prosedur

    penyelesaian sengketa ( dispute resolutions procedures ) yang telah

    disepakati para pihak terdahulu. Sebelum para pihak terlibat dalam

    proses, hasil keputusan arbitrase ( the status of the outcome of arbitration )

    harus disetujui para pihak tersebut.Di kalangan dunia usaha, umumnya

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    26/44

    26

    lebih mendayagunakan lembaga pengadilan, maka lembaga arbitrase

    mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut antara lain :

    1. dijamin kerahasiaan sengketa para pihak, Kelebihan tersebut antara

    lain:

    2. dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena prosedural dan

    administratif,

    3. para pihak dapat memilih arbiter yang menurut mereka diyakini

    mempunyai pengetahuan, pengalaman, serta latar belakang yang

    relevan dengan masalah yang disengketakan, di samping jujur dan

    adil,

    4. para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk menyelesaikan

    masalahnya termasuk proses dan tempat penyelenggaraan arbitrase,

    5. putusan arbitrase merupakan putusan yang mengikat para pihak

    dengan melalui tata cara (prosedur) yang sederhana dan langsung

    dapat dilaksanakan.

    Sifat rahasia arbitrase ini dapat melindungi para pihak dari hal-hal

    yang tidak diinginkan atau yang merugikan disebabkan adanya

    penyingkapan informasi bisnis kepada umum. Selain itu, hal ini juga dapatmelindungi mereka dari publisitas yang merugikan dan akibat-akibatnya,

    seperti kehilangan reputasi, bisnis, pemicu bagi tuntutan-tuntutan lainnya,

    yang dalam proses pengadilan dapat mengakibatkan pemeriksaan

    sengketa secara terbuka dan umum.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    27/44

    27

    Tidak banyak kasus yang sampai ke pengadilan antara PLN

    dengan konsumen yang dirugikan atas pelanggaran hak-hak konsumen

    yang dilakukan oleh PLN. Dua hal yang harus diperhatikan pekerja

    bantuan hukum (litigasi maupun nonlitigasi). Pertama , menempatkan

    korban sebagai subjek utama, di mana kepentingan para korban itulah

    yang harus menjadi agenda pokok dan penentu arah suatu kegiatan

    advokasi. Kepentingan dan ambisi-ambisi pribadi para pekerja bantuan

    hukum tidak boleh turut bermain dalam proses gugatan tersebut. Kedua ,

    hal-hal teknis persiapan gugatan perwakilan/kelompok ( class action ),

    seperti :

    1. pengumpulan fakta-fakta hukum (investigasi),

    2. pembuatan opini hukum,

    3. pengorganisasian, termasuk pembentukan jaringan kerja,

    4. penyadaran (konsientisasi) masuarakat korban serta kampanye publik

    melalui pertemuan-pertemuan dengan masyarakat korban,

    5. litigasi (pembuatan surat gugatan),

    6. penentuan wakil dalam melakukan gugatan kelompok.

    Upaya Mengatasi Hambatan Dalam mengatasi hambatan konsumenlistrik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

    1. Menyediakan tenaga listrik terus menerus/berkesenambungan dan

    memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada konsumen serta

    memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan umum. Peraturan

    pemerintah nomor 3 tahun 2005 ditegaskan yang menjadi hak dan

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    28/44

    28

    kewajiban masyarakat dalam pemanfaatan tenaga listrik yang diatur

    oleh peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1989 yang tidak dirubah

    oleh peraturan pemerintah tetap berlaku, seperti apa yang ditentukan

    dalam Pasal 26, Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1989 tentang

    penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik :

    Masyarakat didaerah Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan atau

    Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum

    yang bersangkutan. Masyarakat yang telah mendapat tanaga listrik

    mempunyai hak untuk :

    a. Mendapat pelayanan yang baik;

    b. Mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu

    dan keandalan yang baik;

    c. Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan

    tenaga listrik.

    d. Menyediakan tenaga listrik terus menerus/berkesenambungan

    dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada konsumen.

    Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik mempunyai kewajiban :

    a. Melaksanakan mengamanan terhadap bahaya yang mungkintimbul akibat pemanfaatan tenaga listrik;

    b. Menjaga dan memelihara keamanan instalasi ketenagalistrikan;

    c. Menggunakan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya.

    Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik bertanggung jawab

    karena kesalahannya mengakibatkan kerugian bagi Pemegang Kuasa

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    29/44

    29

    Usaha Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan

    untuk Kepentingan umum.

    2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan

    harus direvisi sebab undang-undang tersebut diatas tidak memihak

    kepada konsumen dan posisi konsumen lemah.

    3. Pemerintah daerah Kota Bandung harus berupaya membentuk wadah

    hukum untuk perlindungan konsumen bila pihak pelaku usaha tidak

    memenuhi kebutuhan konsumen dan konsumen dapat melapor ke

    Badan Perlindungan Konsumen atau sejenisnya.

    Untuk membantu para konsumen ada dasar hukum untuk

    melakukan perbuatan hukum yang dapat ditujukan kepada PT PLN

    adalah:

    1. Pasal 15 ayat (1) huruf b Undang-Undang No. 15 Tahun 1985 tentang

    Ketenagalistrikan, disebutkan: ”Pemegang Kuasa usaha

    Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum wajib memberikan

    pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyara kat.”

    2. Pasal 16 ayat (1), (2) dan (3) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10

    Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrikdisebutkan bahwa :

    a. Tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 wajib

    disediakan secara terus menerus;

    b. Penyediaan tenaga listrik hanya dapat dihentikan untuk sementara

    jika memenuhi salah satu atau lebih dari ketentuan dibawah ini:

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    30/44

    30

    a) Diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan pemeliharaan,

    perluasan atau rehabilitasi instalasi ketenagalistrikan;

    b) Terjadi gangguan pada instalasi ketenagalistrikan;

    c) Terjadi keadaan yang dianggap membahayakan keselamatan

    umum;

    d) Atas perintah yang berwajib dan atau pengadilan;

    c. Pelaksanaan ketentuan ayat (2) huruf a terlebih dahulu

    diberitahukan kepada masyarakat selambat-lambatnya 24 (dua

    puluh empat) jam sebelum penghentian penyediaan tenaga listrik.

    3. Pasal 26 ayat (2) huruf b Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1989

    tentang Penyediaan dan Pemanfaatan listrik, disebutkan bahwa:

    ”Masyarakat yang telah mendapat te naga listrik mempunyai hak

    untuk mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu

    dan keandalan yang baik.”

    4. Pasal 3 ayat (1) huruf a dan b Keputusan Menteri Pertambangan

    dan Energi Nomor: 02P/451/M.PE/1991 tentang hubungan

    pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan dan pemegang izin

    usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan umum denganmasyarakat, dinyatakan dalam menyediakan tenaga listrik

    pengusaha wajib melakukan hal-hal seperti:

    a. memberi pelayanan yang baik,

    b. menyediakan tenaga listrik secara berkesinambungan

    dengan mutu dan keandalan yang baik sebagaimana diatur

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    31/44

    31

    dalam Peraturan Menteri tentang Persyaratan

    Penyambungan Tenaga Listrik.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    32/44

    32

    BAB III

    PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ)

    BANDUNG

    A. Bentuk dan Kelembagaan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan

    Jaringan (APJ) Bandung

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 023 Tahun 1994 status

    kelembagaan PLN diubah dari Perusahaan Umum (PERUM) menjadi PT.

    PLN (PERSERO), status PLN sebagai Persero ini efektif terhitung sejak

    Anggaran Dasarnya disahkan oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 1

    Agustus 1994, karena sejak tanggal tersebut secara hukum, PLN

    merupakan subjek hukum dalam bentuk Badan Hukum Perdata.

    Sebenarnya pada waktu PLN berstatus Perum berdasarkan PP No. 18

    tahun 1972 yang kemudian diubah dengan PP No. 17 tahun 1990,

    kedudukan hukum PLN juga merupakan Badan Hukum hanya saja sifat

    badan hukumnya adalah Badan Hukum Publik.

    Meskipun antara PLN di sini Perum (dulu) dengan PLN sebagai

    PLN (sekarang) mempunyai kesamaan antara lain sama-sama menjadiPemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum

    (PKUK), namun terdapat beberapa perbedaan yang cukup prinsipil

    khususnya dilihat dari kepentingan bisnis antara lain sebagai berikut:

    PERUM PLN PT. PLN (PERSERO)

    1. Badan Hukum Publik 1. Badan Hukum Perdata

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    33/44

    33

    2. Ruang geraknya terbatas

    3. Tidak bisa Go Publik

    4. Tidak bisa mendirikan anak

    perusahaan

    5. Orientasi Publik Utility

    2. Ruang geraknya lebih

    fleksibel

    3. Bisa Go Publik

    4. Bisa mendirikan anak

    perusahaan

    5. Orientasi komersil

    Dalam struktur organisasi PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan

    Jaringan (APJ) Bandung mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab

    unsur pelaksana cabang, yaitu :

    1. Manager Cabang

    Manager Cabang bertugas untuk mengelola dan melaksanakan

    kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan,

    pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik di

    wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola perusahaan yang

    didukung oleh pelayanan, tingkat mutu dan keandalan pasokan yang

    baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan serta melakukan

    pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan di bawahnya.

    2. Bagian Distribusi

    Bagian Distribusi ini mengkoordinasikan perencanaan, pengoperasian

    dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik yang efektif

    dan efisien dengan kualitas serta keandalan yang baik menerapkan

    tata kelola perusahaan yang baik.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    34/44

    34

    Bagian distribusi ini mempunyai sub bagian yaitu:

    a. Sub Bagian Distribusi

    Sub Bagian Distribusi ini melaksanakan pengoperasian sistem

    pendistribusian tenaga listrik dan penertiban jaringan distribusi

    tenaga listrik kepada pelanggan.

    b. Sub Bagian Pemeliharaan Distribusi

    Sub Bagian Pemeliharaan Distribusi ini melaksanakan

    pemeliharaan jaringan distribusi dan penerapan alat pembatas dan

    pengukur (APP) rangkaian sambungan untuk pelanggan.

    3. Bagian Pemasaran

    Tugas Bagian Pemasaran ini melaksanakan kegiatan penyusunan

    prakiraan kebutuhan tenaga listrik, penjualan tenaga listrik,

    penyuluhan dan survei data pelanggan tenaga listrik di wilayah

    kerjanya. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut

    butir 2 di atas, Bagian Pemasaran mempunyai fungsi untuk:

    a. melakukan penyusunan rencana penjualan tenaga listrik dan

    langkah pencapaiannya,

    b. melaksanakan penyuluhan dan pemberian informasi tentangketenagalistrikan dan prosedur pelayanan kepada calon

    pelanggan/pelanggan/masyarakat,

    c. melaksanakan pembinaan forum komunikasi dengan pelanggan

    tenaga listrik di wilayah kerjanya, dan

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    35/44

    35

    d. merencanakan pengembangan dan pembinaan sarana

    pembayaran rekening listrik ( Payment Point ).

    4. Bagian Komersial

    Bagian Komersial bertugas untuk melakukan upaya pencapaian

    pendapatan, penyelamatan pendapatan dari penjualan tenaga listrik

    dan melaksanakan kebijakan penjualan tenaga listrik serta

    menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Pada bagian komersial

    mempunyai sub bagian yaitu ;

    a. Sub Bagian Pembacaan Meter ;

    Sub Bagian Pembacaan Meter bertugas untuk melaksanakan

    pembacaan stand KWh meter, sebagai dasar proses pembuatan

    rekening dan melaksanakan pengawasan pelaksanaan pembacaan

    meter yang dilakukan oleh pihak Out Sourching.

    b. Sub Bagian Tata Usaha Langganan ;

    Sub Bagian Tata Usaha Langganan bertanggungjawab untuk

    melaksanakan kegiatan administrasi tata usaha langganan meliputi,

    pelayanan pelanggan, administrasi langganan, penagihan dan

    kegiatan pemutusan dan penyambungan.c. Sub Bagian Sistem Informasi ;

    Sub Bagian Sistem Informasi ini melaksanakan kegiatan

    perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi

    teknologi informasi dalam rangka menunjang pelayanan penjualan

    tenaga listrik.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    36/44

    36

    5. Bagian Keuangan

    Bagian Keuangan ini merupakan bagian yang mengkoordinasikan

    penyelenggaraan pengelolaan anggaran, keuangan, perpajakan, dan

    asuransi sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dan membuat

    laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu. Pada

    bagian keuangan mempunyai sub bagian yaitu:

    a. Sub Pengendalian Anggaran dan Keuangan

    Sub Pengendalian Anggaran dan Keuangan menyusun rencana

    kerja dan anggarannya serta melaksanakan pengelolaan dana dan

    luar kas.

    b. Sub Bagian Pengendalian Pendapatan

    Sub Bagian Pengendalian Pendapatan melaksanakan pemantauan

    anggaran belanja dan pendapatan cabang, pengurusan asuransi

    dan pencatatan pajak perusahaan.

    c. Sub Bagian Akuntansi

    Sub Bagian Akuntansi melaksanakan pencatatan semua transaksi,

    aktiva lancar, aktiva tetap, PDP, kas dan Bank serta inventarisasi

    aktiva tersebut di atas sesuai dengan standar akuntansi keuangandan kebijakan direksi.

    6. Bagian SDM dan Administrasi

    Bagian SDM dan Administrasi melaksanakan pengelolaan

    kepegawaian, kesekretariatan, perbekalan dan keamanan. Pada

    bagian SDM dan administrasi mempunyai sub bagian yaitu:

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    37/44

    37

    a. Sub Bagian Sumber Daya Manusia

    Sub Bagian Sumber Daya Manusia melaksanakan kegiatan

    perencanaan pengurusan sumber daya manusia.

    b. Sub Bagian Sekretariat

    Sub Bagian Sekretariat melaksanakan tata usaha kesekretariatan

    dan pengurusan rumah tangga serta keamanan lingkungan kerja.

    c. Sub Bagian Perbekalan

    Sub Bagian Perbekalan melaksanakan kegiatan bidang perbekalan

    meliputi rencana persediaan, pengadaan dan penyimpangan

    barang/material, alat tulis kantor dan administrasi perbekalan.

    d. Sub Bagian Tata Usaha Langganan

    Sub Bagian Tata Usaha Langganan bertanggungjawab untuk

    melaksanakan kegiatan administrasi tata usaha langganan meliputi,

    pelayanan pelanggan, administrasi langganan, penagihan dan

    kegiatan pemutusan dan penyambungan.

    Organisasi Perusahaan dan F r o n t L i n e r

    Organisasi PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai KantorInduk dipimpin oleh seorang General Manager. Pada jenjang berikutnya

    dibawah General Manager ada 6 (enam) Manajer Bidang, yaitu:

    Manajer Bidang Perencanaan

    Manajer Bidang Niaga

    Manajer Bidang Distribusi

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    38/44

    38

    Manajer Bidang Keuangan

    Manajer Bidang SDM dan Organisasi

    Manajer Bidang Komunikasi, Hukum dan Administrasi

    Masih berada dibawah General Manager terdapat jabatan setara

    Manajer Bidang, yaitu:

    Kepala Auditor Internal

    Sementara itu, secara operasional untuk melayani pelanggan yang

    tersebar diseluruh Jawa Barat dan Banten, kami memiliki 17 kantor Area

    Pelayanan dan Jaringan (APJ) dan 1 Kantor Area Pengatur Distribusi

    (APD).

    Kantor APJ memikul tanggung jawab operasional untuk

    mendistribusikan tenaga listrik, melayani pelanggan dan penjaga

    keandalan pasokan listrik di masing-masing wilayah pengusahaannya.

    Sedangkan kantor APD memegang tanggung jawab untuk mengendalikan

    dan mengatur pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggan

    dan masyarakat khususnya diwilayah Bandung Raya.

    B. Jenis-Jenis Pelayanan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan DanJaringan (APJ) Bandung

    - Layanan Kelistrikan :

    Komitmen Untuk Memberikan Yang Terbaik Bagi Masyarakat

    Sebagai perusahaan yang telah puluhan tahun berkecimpung

    dalam pendistribusian tenaga listrik, menempati kami menjadi perusahaan

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    39/44

    39

    yang memiliki pengalaman, kompetensi dan keahlian dalam melayani

    kebutuhan listrik masyarakat. Berbekal pengalaman, kompetensi dan

    keahlian serta infrastruktur kelistrikan yang telah menjangkau hingga ke

    pelosok pedesaan, membuat kami selalu siap dalam melayani pelanggan

    dan masyarakat.

    Dengan dukungan sekitar 4000 Sumber Daya Manusia yang

    memiliki keterampilan dan kompetensi pada bidangnya, kami

    menghadirkan pelayanan kelistrikan seperti :

    Penyambungan Baru, Penambahan Daya

    Penanganan Gangguan, Pembacaan Meter

    Pembayaran Rekening Listrik

    Dan Layanan Kelistrikan Lainnya Yang dibutuhkan Oleh

    Masyarakat

    Dilandasi oleh suatu kesadaran, bahwa sudah menjadi tugas dan

    kewajiban kami untuk memberikan kualitas pelayanan kelistrikan yang

    terbaik bagi pelanggan dan masyarakat luas mendorong kami untuk terus

    berkreasi, dan inovasi-inovasi produk layanan kelistrikan terbaru dengan

    berbasis pada kemajuan teknologi untuk menghasilkan kualitas layanankelistrikan yang diharapkan mampu memenuhi tingkat kepuasan

    pelanggan.

    Inovasi Layanan Kelistrikan

    Menghadirkan Layanan Berbasis Kemajuan Teknologi

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    40/44

    40

    - Penggunaan KWH Meter Digital dengan sistem Automatic Meter

    Reading (AMR)

    Peralatan ini diperuntukan bagi pelanggan industri yang

    memungkinkan adanya sistem pencatatan pemakaian listrik jarak

    jauh, sekaligus mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran

    penggunaan tenaga listrik.

    - Penerapan Costumer Informasi sistem (CIS) dan Geographical

    Information system (GIS)

    CIS dan GIS memberikan informasi yang terpadu sehingga mampu

    memberikan kemudahan, akurasi, dan kecepatan dalam melayani

    pelanggan.

    - Penggunaan Portable Data Terminal (PDT)

    Sebagai alat pembacaan meter elektronik yang mampu

    memberikan hasil pembacaan meter pelanggan dengan tingkat

    akurasi yang lebih tepat.

    - Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB)

    Didukung oleh penggunaan teknologi modern dan SDM yang andal

    serta memiliki kompetensi pada bidang tugasnya, Tim PDKBmelaksanakan pekerjaan pemeliharaan di sisi Jaringan Tegangan

    Menengah (JTM) tanpa harus dilakukan pemadaman.

    Akses Informasi Kelistrikan dan Layanan Pembayaran Tagihan

    Lebih Bebas, Lebih Mudah dan Lebih Nyaman

    o Layanan PRAQTIS

    http://jabarbanten.pln.co.id/layan_praqtis.htmhttp://jabarbanten.pln.co.id/layan_praqtis.htm

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    41/44

    41

    o Kantor Pos, Alternatif Pembayaran Tagihan

    o Layanan Informasi SMS 8123 dan Website

    PT. PLN (Persero) dalam melaksanakan hak informasi konsumen

    dilakukan dengan beberapa jalan:

    1. Mendatangi langsung kantor PLN dan membuat laporan pengaduan

    tentang gangguan yang dialami oleh pelanggan dengan mengisi

    formulir pengaduan pelanggan yang telah disediakan oleh petugas.

    2. Melalui jalur online dengan menggunakan pesawat telepon dengan

    nomor 123 atau sekarang ini PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan

    Jaringan (APJ) Bandung telah membuat suatu akses baru yang bisa

    digunakan konsumen yaitu melalui website dari PT. PLN (Persero)

    Area Pelayanan Dan Jaringan (APJ) Bandung. Dalam hal ini

    konsumen bisa mengakses website PT. PLN (Persero) Area

    Pelayanan Dan Jaringan (APJ) Bandung Pusat yaitu melalui situs di

    http://www.pln.co.id. Konsumen dapat mengetahui informasi tentang

    PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan (APJ) Bandung dan

    juga dapat mengajukan keluhannya langsung ke website tersebut.

    http://jabarbanten.pln.co.id/layan_kantor_pos.htmhttp://jabarbanten.pln.co.id/layan_sms.htmhttp://jabarbanten.pln.co.id/layan_web.htmhttp://jabarbanten.pln.co.id/layan_web.htmhttp://jabarbanten.pln.co.id/layan_sms.htmhttp://jabarbanten.pln.co.id/layan_kantor_pos.htm

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    42/44

    42

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Kurangnya perlindungan hak-hak konsumen listrik adalah disebabkab

    karena kurangnya akses informasi dari PLN terhadap konsumen. Dapat

    dikatakan bahwa PLN belum berhasil memberdayakan konsumen,

    konsumen nyaris tidak merasakan apa yang dialami PLN. Misalnya

    menyangkut pemadaman bergilir. Hal itu dilakukan karena adanya krisis

    pasokan energi listrik. Semestinya PLN menjelaskan secara jernih dan

    menyeluruh tentang permasalahan konkrit yang dihadapinya, sehingga

    konsumen dapat merasakan kesulitan yang dialami oleh PLN. Hal ini

    terkait dengan hak atas informasi sebagaimana yang dijamin dalam

    Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Keterbatasan penyediaan

    pasokan arus listrik dari PT PLN kepada konsumen/pelanggan dengan

    pemakaian lebih banyak sedangkan pasokan terbatas atau tidak

    seimbang maka pemadaman listrik sering terjadi atau pemadaman bergilir

    antara satu daerah dengan daerah yang lain dan penyediaan pasokan

    arus listrik untuk wilayah Kota Bandung.

    Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi pihak-pihak yang mengadakan hubungan hukum dan/atau bermasalah dalam

    masyarakat itu tidak seimbang, sedangkan hukum konsumen berperan

    pada hubungan dan masalah yang para pihak berimbang dalam

    kedudukan sosial ekonomis, daya saing maupun tingkat pendidikan.

    Perlindungan hukum yang diterima oleh konsumen terhadap pelayanan

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    43/44

    43

    PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan (APJ) Bandung yaitu

    beberapa kasus konsumen ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

    (YLKI) diselesaikan melalui beberapa jalur, misalnya: meminta keterangan

    dari PLN melalui surat yang biasanya melalui surat ini, beberapa kasus

    bisa diselesaikan tanpa harus melalui jalur hukum lebih lanjut. Jika

    penyelesaian melalui jalur ini tidak dapat menyelesaikan kasus,

    selanjutnya YLKI akan melakukan mediasi dengan mempertemukan

    kedua belah pihak. Jika tidak dapat menyelesaikan permasalahan,

    jalurnya adalah lembaga peradilan yang berlaku atau melalui sengketa di

    luar pengadilan yakni Badan penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).

    Upaya Mengatasi Hambatan Dalam mengatasi hambatan konsumen

    listrik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

    a. Menyediakan tenaga listrik terus menerus/berkesenambungan dan

    memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada konsumen serta

    memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan umum.

    Peraturan pemerintah nomor 3 tahun 2005 ditegaskan yang

    menjadi hak dan kewajiban masyarakat dalam pemanfaatan tenaga

    listrik yang diatur oleh peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1989yang tidak dirubah oleh peraturan pemerintah tetap berlaku,

    b. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan

    harus direvisi sebab Undang-undang tersebut diatas tidak memihak

    kepada konsumen dan posisi konsumen lemah.

  • 8/19/2019 8 Perlindungan Hukum Terhadap

    44/44

    44

    c. Pemerintah daerah Kota Bandung harus berupaya membentuk

    wadah hukum untuk perlindungan konsumen bila pihak pelaku

    usaha tidak memenuhi kebutuhan konsumen dan konsumen dapat

    melapor ke Badan Perlindungan Konsumen atau sejenisnya.