8. Mp Berbasis Laboratorium

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori dan dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyogianya bersifat berlapis-lapis yang integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap saling isi-mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji. Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah laboratorium dan fasilitas lain dalam proses belajar-mengajar patut mendapat perhatian. Di laboratorium berlangsung kegiatan kerja laboratorium (laboratory work) (Mustaji, 2009). Setiap ilmuwan harus mampu menjaga keseimbangan antara kegiatan ilmiah di ruang laboratorium dan kegiatan mengajar di ruang kelas. Penciptaan, penemuan, dan produksi ilmu pengetahuan terjadi melalui proses yang panjang, suatu sinergi antara ketekunan bereksperimen di laboratorium (termasuk riset lapangan) dan kegigihan berdialektika di ruang kuliah (Anonim, 2011). Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok VIII 1

description

g

Transcript of 8. Mp Berbasis Laboratorium

Page 1: 8. Mp Berbasis Laboratorium

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori

dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam

pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori dan dalam prinsip-prinsip.

Hubungan antara teori dan praktek seyogianya bersifat berlapis-lapis yang

integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap saling isi-

mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji. Sehubungan kaitan antara

teori dan praktek inilah laboratorium dan fasilitas lain dalam proses belajar-

mengajar patut mendapat perhatian. Di laboratorium berlangsung kegiatan kerja

laboratorium (laboratory work) (Mustaji, 2009).

Setiap ilmuwan harus mampu menjaga keseimbangan antara kegiatan

ilmiah di ruang laboratorium dan kegiatan mengajar di ruang kelas. Penciptaan,

penemuan, dan produksi ilmu pengetahuan terjadi melalui proses yang panjang,

suatu sinergi antara ketekunan bereksperimen di laboratorium (termasuk riset

lapangan) dan kegigihan berdialektika di ruang kuliah (Anonim, 2011).

Alat-alat yang digunakan tersebut disesuaikan dengan tujuan percobaan.

Akan tetapi, selain kita sudah mengetahui masing-masing nama alat. Kita juga

harus mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan, bagaimana cara

penggunaannya. Hal ini bertujuan agar praktikum yang kita lakukan bisa berjalan

dengan lancar, baik, dan benar. Selain itu, kita juga harus berhati-hati serta penuh

ketelitian dalam menggunakan alat-alat laboratorium, karena sebagian alat-alat

laboratorium tersebut terbuat dari kaca,porselin, dan sejenisnya yang bersifat

mudah pecah (Khaerul Badawi, dkk., 2011).

Namun pembahasan ini akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya.

Membicarakan tentang beberapa pengertian laboratorium, cara mendesain suatu

laboratorium yang baik, tata tertib yang harus diterapkan dan dipatuhi dalam

bekerja di dalam laboratorium sehingga keselamatan kerja dapat terwujud, serta

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

1

Page 2: 8. Mp Berbasis Laboratorium

alat dan bahan laboratorium akan selalu menjadi buah bibir yang menyenangkan

bagi mahasiswa jurusan mipa.Karena dari semua sisi akan diuntungkan.Baik bagi

sipembicara atau hanya sekedar mendengarkan (Khaerul Badawi, dkk. 2011).

Berbicara tentang alat-alat laboratorium secara ilmiah tidaklah

mudah.karena harus membuka bermacam referensi. Bahkan tidak menutup

kemungkinan kita tidak menemukan referensi yang kita harapkan Pada zaman

modern ini kita mengenal alat-alat dan bahan yang sangat berguna atau menghiasi

laboratorium sebagian besar gelas ukur,tabung reaksi,gelas piala,HCl,NaCl dan

lain-lain. Laboratorium bagaikan sebuah dapur yang dilengkapi berbagai alat dan

bahan yang banyak menghiasi laboratorium adalah alat dan bahan tidak sembarang

karena apabila salah pemakaian dan penggunaan akan berakibat buruk (Khaerul

Badawi, dkk. 2011).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium?

2. Teori-teori apakah yang mendasari Model Pembelajaran Berbasis

Laboratorium?

3. Bagaimanakah desain dari Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium?

4. Bagaimana sintaks dari Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium

5. Bagaimanakah tata tertib di dalam laboratorium?

6. Apa saja alat dan bahan yang terdapat di laboratorium mipa?

7. Apa perbedaan alat dan bahan?

8. Bagaimanakah keselmatan kerja di dalam laboratorium?

C. Cara Pemecahan Masalah

Adapun cara pemecahan masalah yang dihadapi,menurut penulis dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mencari referensi dari berbagai media (internet dan atau buku-buku yang

bersangkutan dengan pengantar laboratorium).

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

2

Page 3: 8. Mp Berbasis Laboratorium

2. Mencari referensi berupa pendapat para ahli laboratorium, misalnya seseorang

yang berkecimpun di dunia laboratorium.

3. Memadukan dengan teori ataupun pendapat para ahli tentang suatu

permasalahan untuk mendapatkan kesimpulan tentang permasalahan tersebut.

D. Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Memahami pengertian Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium.

2. Mengetahui dan memahami teori-teori yang mendasari Model Pembelajaran

Berbasis Laboratorium.

3. Mengetahui dan memahami desain dari Model Pembelajaran Berbasis

Laboratorium.

4. Mengetahui dan memahami sintaks dari Model Pembelajaran Berbasis

Laboratorium.

5. Mengetahui dan memahami tata tertib di dalam laboratorium.

6. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang alat dan bahan laboratorium

7. Menambah wawasan mahasiswa tentang alat dan bahan lab walaupun

pembahasan disajikan tidak komprehensif.

8. Mengetahui dan memahami keselamatan kerja di dalam laboratorium.

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

3

Page 4: 8. Mp Berbasis Laboratorium

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium

1. Model Pembelajaran Laboratorium

Manajemen laboratorium disebut juga pengelolaan laboratorium berasal

dari kata laboratory management. Pengelolaan merupakan suatu proses

pendayagunaan sumber daya (resources) secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal. Model

pembela ja ran berbas i s l abora tor ium merupakan model

pembela ja ran yang memungkinkan peserta didik dapat mempraktekkan secara

empiris kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik menggunakan sarana

laboratorium. Laboratorium adalah Tempat kerja/praktek untuk unjuk kerja atau

melakukan percobaan/ekspriment dapat berupa tempat real dan maya (virtual).

laboratorium dapat berupa : Bengkel, Rumah sakit, Studio, Laut, Pasar, Hotel,

Perkantoran, Pabrik Dll.

Henri Fayol seorang ahli manajemen menyatakan bahwa

pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi

manajer, yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pemberian komando (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan

pengendalian (controlling) dengan akronim yang terkenal POCCC.

Luther M. Gullick menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting

adalah perencanaan(planning),pengorganisasian (organizing), pengadaan tenaga

kerja (staffing), pemberian bimbingan (directing),pengkoordinasian

(coordinating), pelaporan (reporting), dan penganggaran (budgeting) dengan

akronim yang terkenal POSDCoRB.

Para personel pengelola laboratorium hendaknya memiliki keterampilan

dan pemahaman tentang laboratorium dan fasilitasnya. Mengetahui dan mampu

bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, mengikuti peraturan dan

melaksanakan tugas yang diberikan oleh lembaganya. Personel pengelola

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

4

Page 5: 8. Mp Berbasis Laboratorium

laboratorium umumnya terdiri dari Kepala Laboratorium, Ketua

laboratorium, Pimpinan / Pembimbing praktikum, tenaga Teknisi dan Analis

serta tenaga Pembantu atau Juru laboratorium .

Menurut Ikhwan Insan Cita (2012), jenis-jenis laboratorium ditinjau dari

tujuan dan fungsinya dapat dibagi menjadi:

a. Laboratorium dasar. Laboratorium dasar merupakan tempat yang dapat

digunakan siswa untuk memperkenalkan dan memahami konsep dasar

yang menjadi tuntutan untuk mengembangkan pengetahuan lanjut.

b. Laboratorium pengembangan. Laboratorium pengembangan mengemban

tugas khusus, sesuai dengan spesialisasi bidang ilmu yang digeluti oleh

personil-personil yang ada di laboratorium tersebut.

c. Laboratorium metodologi pengajaran. Laboratorium metodologi

pengajaran di sekolah mempunyai kedudukan yang sangat khusus, karena

mewarnai penampilan (performance) guru dalam tugasnya. Jadi,

laboratorium metodologi pengajaran merupakan wahana dan tempat

pengembangan kompetensi pedagogis (keguruan) bagi guru-guru di

sekolah, sehingga laboratorium metodologi pengajaran sangat Lainnya

Blog Berikut» Buat Blog Masuk diperlukan di suatu sekolah dan atau

madrasah.

d. Laboratorium penelitian. Laboratorium penelitian diharapkan dapat

digunakan sebagai wahana atau tempat melakukan penelitian bidang ilmu

yang ditekuni oleh guru dan murid. Dengan demikian, laboratorium

penelitian dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan

ilmiah yang endingnya adalah penemuan konsep, prinsip, teori, azas,

aturan, atau hukum-hukum dalam bidang ilmu yang digelutinya atau

disebut sebagai produk ilmiah.

B. Teori Belajar Yang Melandasi Model Pembelajaran Berbasis

Laboratorium (Laboratory Based Learning)

Berapa model dan Paradigma pendidikan telah mengacu pada strategi

berbasis laboratorium semisal, konstruktivistik, contectual learning dll. Beberapa

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

5

Page 6: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Teori belajar yang mendasari strategi pembelajaran berbasis labaraotorium

diantaranya:

1. Gestalt dan eld teories (pandangan kognitif): menurut pandangan kognitif

belajar merupakan perubahan kognitif (pemahaman). Belajar bukan hanya

ulangan tetapi perubahan struktur pengertian.

2. Teori belajar piaget: bahwa Interaksi yang terus menerus antara individu dan

lingkungan adalah pengetahuan. Untuk memahami pengetahuan seseorang

dituntut untuk mengenali dan menjelaskan berbagai cara bagaimana individu

berinteraksi dengan lingkungannya.

3. Teori belajar brunner, menyatakan untuk mendapatkan pemahaman belajar

dengan menemukan sendiri, sehingga menggunakan pendekatan discovery

(menemukan sendiri). Pemahaman didapatkan secara induktif dengan

membuat perkiraan yang masuk akal atau menarik kesimpulan.

C. Desain Laboratorium

Dalam pengertian terbatas laboratorium yang merupakan suatu ruangan

yang tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan. Untuk design

laboratorium kimia harus mulai dari awal, seperti yang dilakukan berikut ini:

1. Analysis apakah yang akan dilakukan.

2. Peralatan apa yang dibutuhkan.

3. Seperti apa Lay Outnya.

4. Pengaturan ruangan compatibility antara suatu analysis dengan analysis lain

5. Masalah instalasi listrik, limbah, air dan gas dan juga rencana pengembangan

Lab ke depan.

Jadi memang harus benar-benar direncanakan dari awal. Terkait dengan

laboratorium yang ada di Indonesia, beberapa diantaranya ada dulu ruangan baru

ada laboratoriumnya, sehingga ketika ada pengembangan dari lab tersebut

mengakibatkan adanya keterbatasan. Jadi ketika merancang suatu lab, harus tahu

perhitungan sbb:

1. Berapa space yang dibutuhkan

2. Hood

3. exhaust Fan

4. lighting

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

6

Page 7: 8. Mp Berbasis Laboratorium

5. chemical godown

6. berapa employee yang akan

bekerja

7. berapa office

8. administration

9. Safety equipment and location

10. Furnishings

11. Fire protection

12. Plumbing dan sebagainya

Mengenai operational, lab yang sudah terakreditasi sudah ada dalam

bentuk SOP Operationals, FORM, JSA dan HES Manuals. HES Manuals adalah

uraian tentang point-point HES yang ada di Laboratorium. SOP Operationals

adalah prosedurs bagaimana menjalankan sebuah laboratory misal:

1. Sample Custody Procedure

2. Chemical Management and

Hazard Communication

Procedure

3. Cylender Handling Procedure

4. Waste Handling Procedure

5. Document Control and

handling Procedure

6. Equipment Calibration

Procedure

7. Internal Audit Procedure

8. Emergency Respone Plan

Procedure

9. PPE Procedure

10. MSDS Procedure

11. Access Control Procedure

12. LOTO Procedure

13. JSA Procedure

14. Housekeeping Procedure

Dan yang lebih penting lagi setiap aktivitas dan analysis di laboratorium harus ada

JSA (Job Safety/Hazard Analysis) dan dipahami oleh semua personal yang ada di

Lab tersebut. JSA adalah analisa potensi-potensi bahaya yang kemungkinan terjadi

ketika aktivitas di lab dilakukan. Biasanya setiap SOP atau Prosedur menpunyai 1

atau lebih JSA. Untuk penyimpanan bahan kimia perlu ada ruangan khusus dan

perlu diperhatikan compatibity dari chemical, MSDS, Fan, Inventory, Spill Kit,

Lemari khusus misal untuk asam, reagent, access control dan sebagainya (anonym,

2010).

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

7

Page 8: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Gambar 1. Bangunan Laboratorium, Desain Laboratorium Tipe Klasikal

Gambar 2. Bangunan Laboratorium, Desain Laboratorium Tipe Kelompok

Instalasi laboratorium meliputi instalasi listrik dan instalasi air. Instalasi listrik

diperlukan untuk mengoperasikan peralatan dan penerangan pada saat kegiatan

praktikum. Limbah dari laboratorium fisika umumnya hanya merupakan bahan-

bahan yang habis pakai. Oleh karena itu diperlukan kotak sampah untuk

pembuangan sementara limbah-limbah tersebut (La Tahang, 2013).

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

8

Page 9: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Gambar.3. Laboratorium Kimia Gambar. 4. Meja pada praktikum

Gambar. 5. Ruang Persiapan ( Preparasi )

Gambar. 6. Ruang bahan Kimia Gambar. 7. Ruang Timbang

Gambar. 8. Ruang Untuk Instrumen Gambar. 9. Ruang Staf

D. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium (Laboratory Based

Learning)

Berbagai pengembang pembelajaran berbasis laboratorium telah

menunjukkkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.

1. Guru

Seorang guru harus kreatif dan berkompeten. Kreatif, ketika alat dan bahan

disuatu sekolah tidak memadai menggunakan alat sederhana. Contohnya,

ketika praktikum asam-basa, siswa disuruh membawa berbagai macam

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

9

Page 10: 8. Mp Berbasis Laboratorium

kebutuhan rumah tangga seperti, air jeruk, cuka pasar, detergen dan lain

sebagainya. Berkompeten, sebelum mengajarkan kepada siswa tentang

keterampilan proses, guru harus lebih mahir tentang hal-hal yang berkaitan

dengan keterampilan proses dasar maupun terpadu. Selanjutnya adalah mampu

mengelola laboratorium dan kegiatan praktikum serta keamanannya dengan

mensosialisasikan zat-zat yang akan dipakai praktikum. Guru juga harus

memberikan arahan kepada siswa agar pada kegiatan praktikum dapat bejalan

dengan lancar. Selain itu guru harus sudah siap dengan perangkat dalam

praktikum. Seperti :

a. Membuat LKS praktikum yang di dalamnnya terdapat tujuan praktikum,

rincian alat dan bahan , dan prosedur praktikum da tugas.

b. Setelah itu guru mengawasi dan membimbing siswa saat pelaksanaan

praktikum.

2. Siswa

Siswa harus memahami aspek yang akan dilakukan ketika kegiatan

praktikum berlangsung seperti keterampilan dalam mengamati objek,

menafsirkan dan mengolah data, serta menarik kesimpulan yang sesuai dengan

tujuan praktikum. Siswa diberikan pre-test yakni tes awal yang diberikan

kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum melakukan

praktikum. Ketika sudah selesai melaksanakan praktikum dilakukan post-test

yakni test akhir yang dilakukan ketika selesai praktikum untuk mengecek

sejauh mana siswa memahami materi yang di praktikumkan.

3. Materi

Materi yang disajikan untuk memenuhi pembelajaran berbasis

laboratorium adalah Materi-materi kimia SMA yang bisa di-praktikumkan

adalah untuk kelas X daitaranya: Kelas X: Kepolaran suatu senyawa, Larutan

Elektrolit, Reaksi Redoks, reaksi Hidrokarbon. Kelas XI: Kalorimeter, Asam

Basa, Ksp, Kesetimbangan, Titrasi, Koloid, Laju reaksi. Kelas XII: Koligatif

dan Unsur Golongan Alkali & Alkali Tanah.

4. Media pembelajaran

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

10

Page 11: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Media dalam pembelajaran berbasis Laboratorium adalah alat-alat

praktikum yang akan digunakan dalam praktikum. Alat minimum yang

digunakan adalah pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia. Selain laboratorium fisik

bisa juga menggunakan virtual lab, yang penggunaannya hemat waktu dan

tempat. virtual lab adalah laboratorium dalam computer. Meskipun dengan

computer, semua keterampilan proses sains bisa di laksanakan.

Mengacu kepada Meril Physical Science: Laboratory Manual (1995), isi

petunjuk praktikum diorganisasikan sebagai berikut.

1. Pengantar

Berisi uraian singkat yang mengetengahkan bahan pelajaran (berupa

konsep-konsep IPA) yang dicakup dalam kegiatan/praktikum. Selanjutnya

tuliskan Informasi khusus yang berkaitan dengan masalah yang akan

dipecahkan melalui praktikum.

2. Tujuan

Memuat tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang diungkapkan di

pengantar atau berkaitan dengan unjuk kerja siswa (misalnya dapat membuat

grafik kecepatan terhadap waktu)

3. Alat dan Bahan

Memuat alat dan bahan yang diperlukan. Saat merumuskan alat dan

bahan, yakinkan pada diri Anda bahwa peralatan tersebut dapat Anda peroleh

untuk kelas IPA Anda. Bila diperlukan, rancanglah kebutuhan alat dan bahan

sehingga untuk beberapa di antaranya dapat dipenuhi oleh siswa dengan

membawa dari rumah.

4. Prosedur/Langkah Kegiatan

Merupakan instruksi untuk melakukan kegiatan selangkah demi selangkah.

Bila Anda anggap perlu, tampilkan sketsa gambar untuk mempermudah kerja

siswa.

5. Data Hasil Pengamatan

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

11

Page 12: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Meliputi tabel-tabel data atau grafik kosong yang dapat diisi siswa untuk

membantu siswa mengorganisasikan data. Selain itu berikan tempat agar siswa

dapat menuliskan semua hasil pengamatan dengan indera yang sesuai.

6. Analisis

Bagian ini membimbing siswa untuk melakukan langkah-langkah analisis

data sehingga kesimpulan dapat diperoleh. Bagian ini dapat berupa pertanyaan

atau isian yang jawabannya berupa perhitungan terhadap data. Bisa juga pada

bagian ini Anda meminta siswa untuk membuat grafik, untuk melihat hubungan

sebab-akibat antara dua hal seperti yang dirumuskan dalam masalah.

7. Kesimpulan

Berisi pertanyaan-pertanyaan yang didesain sedemikian rupa hingga

jawabannya berupa kesimpulan (menjawab permasalahan). Anda dapat pula

memasukkan pertanyaan yang mengaitkan hasil praktikum dengan konsep-

konsep IPA dan penerapannya.

8. Langkah Selanjutnya

Merupakan kegiatan perluasan, proyek, atau telaah pustaka yang

membantu siswa belajar lebih lanjut tentang materi pembelajaran yang dia

pelajari melalui kegiatan praktikum ini serta penerapannya dalam bidang-

bidang lain.

E. Tata Tertib Laboratorium

Menurut Sarna Suryana (2010), bekerja di laboratorium perlu aturan atau

tata tertib yang mengatur sehingga siswa/mahasiswa/peneleliti atau siapapun yang

menggunakan laboratorium merasa aman dan pihak yang memiliki laboratorium

merasa aman, contoh tata tertib sebagai berikut :

1. Dilarang

a. Merokok, makan dan minum di laboratorium

b. Membuang sampah dan bahan lain dalam washtafel, laci meja dan lantai

c. Menulis dan atau mencoret-coret dinding dan permukaan meja.

d. Masuk ruang persiapan/staf, tanpa seizing staf/kepala laboratorium.

2. Diwajibkan

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

12

Page 13: 8. Mp Berbasis Laboratorium

a. Memeriksa kelengkapan alat dan melaporkan setiap kerusakan alat pada

laboran,

b. Staf/kepala laboratorium.

c. Mengisi daftar hadir dan melaporkan kegiatan individual kepada kepala

laboratorium.

d. Memahami dan mengikuti petunjuk penggunaan alat, dan mengisi daftar

isian kartu alat.

e. Membersihkan sisa praktikum/penelitian pada setiap meja dan washtafel

tempat anda bekerja.

f. Kegiatan mahasiswa di laboratorium harus diketahui kepala laboratorium

atau penanggung jawab praktikum.

g. Setiap pemakaian alat (elektrik, mekanik, optik atau perpaduannya) wajib

memahami petunjuk pemakaian dan mengisi format isian pada kartu alat.

h. Bila terjadi kerusakan terhadap alat, setiap pemakai alat wajib mengganti

kerusakan komponen atau alat dengan spesifikasi yang setara.

i. Peralatan yang telah selesai digunakan, dikembalikan kepada laboran dalam

keadaan bersih dan kering.

j. Setelah selesai melakukan kegiatan, ruangan laboratorium harus dalam

keadaan bersih.

3. Dianjurkan

a. Ambil bahan seperlunya dan gunakan sendok zat yang sesuai dan bersih.

Gunakan alas yang tepat (kertas perkamen, botol timbang, kaca arloji,

cawan, dsb.) ketika menimbang.

b. Gunakan air secukupnya dan membuka kran tidak berlebihan (air

bertekanan tinggi).

c. Buanglah sampah atau sisa praktikum pada tempat yang disediakan.

4. Sanksi

a. Teguran.

b. Dianggap tidak hadir dalam praktikum

c. Tidak diizinkan masuk dalam kegiatan praktikum/perkuliahan.

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

13

Page 14: 8. Mp Berbasis Laboratorium

F. Penataan Alat dan Bahan Laboratorium

1. Penataan Alat Laboratorium

Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di

laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan

erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan

dalam pemeliharaan (maintenance).

Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara

tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat

dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam

memelihara kualitas dan kuantitasnya.

Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat

tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang (estetis), mudah dan aman

dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan

lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari

kehilangan. Hanya diperkenalkan beberapa contoh alat secara terbatas untuk

kepentingan pembahasan tentang penataannya.

Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum lab maupun

peralatan. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan

alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :

1) Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan

bahan kimia saja

2) Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian (Alat) alat

3) Keperangkatan

4) Nilai/ harga alat

5) Kuantitas alat termasuk kelangkaannya

6) Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan

7) Bahan dasar penyusun alat, dan

8) Bentuk dan ukuran alat

9) Bobot / berat alat

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

14

Page 15: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Pada praktisnya untuk melakukan penataan / penyimpanan alat tidak

dapat digunakan secara mutlak menurut fungsinya saja atau menurut

kecanggihan dan sifatnya saja. Cara terbaik disarankan mengkombinasikan di

antara aspek-aspek tersebut. Ketidak mutlakan dalam menerapkan aspek di

atas dalam menentukan penataan alat sangat nampak sekali dalam mata

pelajaran sains lainnya seperti fisika dan biologi. Dalam lab fisika penataan

alat seringkali dikelompokkan atas dasar jenis percobaan seperti alat-alat

untuk percobaan listrik, magnet, optik, panas, cahaya dst. Demikian untuk

alat-alat biologi dikelompokkan secara khas pula seperti penataan untuk alat-

alat genetika, ekologi, fisiologi juga ada model, awetan, gambar dst.

Kembali pada sembilan aspek di atas, suatu alat ada yang memiliki

satu fungsi dan yang multi fungsi. Misalnya buret hanya dapat digunakan

untuk mengukur volume zat cair saja, sedangkan pH meter dapat digunakan

untuk mengukur pH dan juga mV, demikian juga multimeter (AVO-meter)

dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (mA, A), tegangan listrik

(mV, V), dan tahan listrik (ohm). Tentu kalau penyimpanan alat mengacu atas

dasar fungsi alat, maka akan diperoleh jumlah kelompok alat yang relatif

banyak sesuai konsep-konsep kimia yang harus dipelajari.

Oleh karena itu pengelompokkan berdasarkan fungsi alat cukup kita

bagi menjadi alat yang berfungsi sebagai alat ukur dan alat bukan alat ukur.

Demikian alat lab yang berfungsi sebagai alat ukur harus mendapat perhatian

lebih dalam mempertimbangkan penyimpanan, penataan dan pemeliharaannya

dibandingkan dengan alat lab bukan alat ukur. Tabel-2 memperlihatkan

beberapa contoh fungsi alat ukur dan penyimpanannya.

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

15

In the Patent weighing

room & divert from

(Weighing)

(DigitalAnalyticBalance)

(SwingAnalytic

Page 16: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

16

In the Patent weighing

room & divert from (Swing

Analytic

Page 17: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

17

Page 18: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

18

Page 19: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

19

Page 20: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

20

Page 21: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

21

Page 22: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

22

Page 23: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

23

Page 24: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Dari uraian yang telah dikemukakan, yang menjadi kunci dalam melakukan

penyimpanan dan penataan alat lab dengan baik dan lancar, manakala

petugas/pengelola lab mengenali dan memahami dengan baik karakteristik dari

masing-masing alat. Karakteristik dari suatu alat dinamakan spesifikasi alat.

Setiap alat lab harus dibuatkan spesifikasinya, yaitu informasi-informasi yang

memberikan gambaran tentang suatu alat, sehingga dari peciri tersebut secara

spesifik alat itu terbedakan dari alat lain. Alat sederhana tentunya memiliki

spesifikasi lebih sederhana dari alat rumit. Spesifikasi alat ini harus dimuat dalam

kartu alat, dimana setiap alat harus memiliki satu kartu. Jika di suatu lab telah

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

24

Page 25: 8. Mp Berbasis Laboratorium

dibuatkan kartu-kartu spesifikasi alat, maka pada saat penyimpanan dan penataan

petugas lab harus mencatat data alat pada kartu tersebut. Literatur alat lab dikenal

dengan nama katalog.

2. Penataan Bahan Kimia

Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya

jumlah peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia

dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu dalam

pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan kimia

merupakan bagian penting yang harus diperhatikan.

Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan

penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation),

tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas

penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment),

bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi

resiko bahaya (hazard information).

Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis

tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses

pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila

bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya

terutama tingkat kebahayaannya. Bahan kimia yang tidak boleh disimpan

dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah

sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran

dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi

kimia.

Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat

bahaya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat

risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzene memiliki sifat

flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih

tinggi daripada timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena

harus ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan zat cair flammable

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

25

Page 26: 8. Mp Berbasis Laboratorium

daripada disimpan pada cabinet bahan toxic. Berikut ini merupakan panduan

umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan

penyimpanannya.

Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang

jelas. Label wadah harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal

diterima dan dipakai. Alangkah baiknya jika tempat penyimpanan masing-

masing kelompok bahan tersebut diberi lab dengan warna berbeda. Misalnya

warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru

untuk bahan toksi putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang

bahayanya rendah.

E. Pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol)

a. Harmful (Berbahaya). Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar

pada kulit, berlendir, mengganggu sistem

pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai

sifat seperti ini (harmful) khususnya bila

kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.

b. Toxic (beracun). Produk ini dapat menyebabkan kematian atau

sakit yang serius bila bahan kimia tersebut

masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan,

menghirup uap, bau atau debu, atau

penyerapan melalui kulit.

c. Corrosive (korosif). Produk ini dapat merusak jaringan hidup,

menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal

bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas.

Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

26

Page 27: 8. Mp Berbasis Laboratorium

d. Flammable (Mudah terbakar). Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan

bahan yang bereaksi dengan air atau

membasahi udara (berkabut) untuk

menghasilkan gas yang mudah terbakar

(seperti misalnya hidrogen) dari hidrida

metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen,

permukaan metal panas, loncatan bunga api

listrik, dan lain-lain.

e. Explosive (mudah meledak). Produk ini dapat meledak dengan adanya

panas, percikan bunga api, guncangan atau

gesekan. Beberapa senyawa membentuk

garam yang eksplosif pada kontak

(singgungan dengan logam/metal)

f. Oxidator (Pengoksidasi). Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran.

Senyawa ini menghasilkan panas pada kontak

dengan bahan organik dan agen pereduksi

(reduktor).

F. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium

Menurut chemistry for peace not for war (2012), dalam laboratorium

kimia sangat banyak bahan-bahanber bahaya. Oleh karena itu harus berhati-hati

dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam laboratorium. Perhatikan label-label

yang tertera pada kemasan zat tersebut (Baca : Rambu lalulintas bahan kimia).

Untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan berikut beberapa hal yang

perlu diperhatikan ketika berada dalam laboratorium, yakni

1. Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh darimulut, kulit, mata dan

pakaian.

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

27

Page 28: 8. Mp Berbasis Laboratorium

2. Hindarilah dari menghirup uat atau debu. Untuk mencium gas kibaskas gas

menggunakan tangan sampai bau tercium.

3. Jangan mencicipi atau membawa makanan atau minuman dalam laboratorium.

4. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen

yang volatil dan mudah terbakar.

5. Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih besar

untuk menutupi seluruh wajah.

6. Bagi yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak ada bahan kimia

yang masuk ke mata. Zat-zat yang bersifat korosif atau beracun dapat masuk

dengan cepat ke bagian belakang lensa kontak, sehingga tidak mungkin dapat

dicuci.

7. Menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Namun perlu diingat kerja

menggunakan sarung tangan akan sedikit menghambat pekerjaan terutama

dalam merangkai alat.

8. Selama bekerja dilaboratorium harus menggunakan baju laboratorium dan

harus dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan mencegah

kontaminasi pada

9. baju yang digunakan sehari-hari. Baju laboratorium harus dicuci secara teratur

dan berhati bila telah terkontaminasi.

10. Jangan memanaskan, mencampur, menuang atau mengocok bahan kimia dekat

wajah dan tubuh sendiri ataupun orang lain.

11. Jangan mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan filer pipet.

12. Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat khusunya bila dipanaskan dan

jangan pernah menambah air ke asam atau basa pekat.

13. Bahan-bahan yang menghasilkan gas yang berbahaya harus ditangani di lemari

asam dan menggunakan sarung tangan pelindung. Bahan-bahan tersebut antara

lain adalah halida fosfor, brom, semua klorida asam, anhidrida asam, asam

nitrat berasap, larutan ammonia pekat, cairan amonia, belerang dioksida.

14. Bahan-bahan kimia yang telah di ambil tidak boleh dikembalikan ke dalam

botol stok dan jangan membuang pelarut ke wadah yang telah disediakan

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

28

Page 29: 8. Mp Berbasis Laboratorium

terutama bahan-bahan organik. Untuk bahan-bahan yang lain dibuang sesuai

petunjuk pembimbing.

15. Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit atau dekat api.

Selalu gunakan penangas air atau penangas minyak atau mantel pemanas

listrik. Bila bekerja dengan eter, petroleum eter dan karbon disulfida

diperlukan perhatian khusus karena bersifat volatil dan mempunyai titik nyala

yang rendah, sehingga harus dipastikan tidak ada nyala api atau sumber api.

16. Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik ditempat yang

terbuka. Jika ingin dipanaskan harus menggunakan kondensor yang dapat

disusun

17. sebagai refluks atau destilasi. Untuk semua cairan organik jangan pernah

menguapkan ke udara.

18. Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat terjadi ledakan.

19. Beberapa pelarut misalnya eter dan hidrokarbon dapat membentuk peroksida

yang eksplosif secara spontan waktu disimpan. Destilasi pelarut yang

mengandung peroksida sangat berbahaya, sebab residu peroksida dapat

meledak dengan hebat bila dipanaskan. Oleh karena itu pelarut seperti ini tidak

boleh diuapkan atau didestilasi.

BAB IIIP E N U T U P

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini dengan judul “Pengantar

Laboratorium” adalah sebagai berikut:

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

29

Page 30: 8. Mp Berbasis Laboratorium

1. Dengan terwujudnya suatu desain laboratorium yang baik, maka akan mudah

dalam menyusun suatu struktur oranisasi dalam suatu laboratorium.

2. Dengan terpenuhinya segala tata tertib yang ada, maka keselamatan kerja di

dalam laboratorium secara otomatis akan terwujudkan.

3. Alat dan bahan sangat berbeda tetapi mempunyai suatu terikatan maksudnya

tanpa alat apa gunanya suatu bahan begitupuan sebaliknya.

4. Alat merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan lab dimana sifatnya

bisa digunakan berulan-ulang. Contohnya Thermometer.stopwact, gelas kimia.

Labu ukur dll.Sedangkan bahan adalah benda yang digunakan dalam kegiatan

lab yang sifatnya habis di pakai. Misalnya NaCl,NaOH.Kcl.CaCO3,Gula,dll.

B. Saran

Untuk menyempurnakan makalah ini penulis harapkan saran dan kritiknya

dari pembaca yang membangun karena penulis menyadari bahwa makalah ini jauh

dari kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2010. Bagaimana Desain Laboratorium yang Baik. http://www.desainlab.blogspot.com.

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

30

Page 31: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Badawi, Khaerul dkk. 2011. Pengantar Laboratorium Pengenalan Alat dan Bahan Laboratorium. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.

Chemistry For Peace Not For War. 2012. Keselamatan Kerja di Laboratorium. http://www.chemistryforpeacenotforwar.blogger.com.

Insan Cita, Ikhwan. 2012. Pengenalan Laboratorium. http://ikhwaninsancita.blogspot.com/2012/12/lab/html.

La, Tahang. 2013. Desain Laboratorium IPA. Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unhalu.

Mustaji. 2009. Laboratorium: Perspektif Teknologi Pembelajaran. http://www.tp.ac.id/.

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

31

Page 32: 8. Mp Berbasis Laboratorium

Metodik Kimia| By Kelompok VIII

32