7th Issue

84
1 APRIL/MEI 2010 DKI JAKARTA RP 27,500.- (LUAR DKI JAKARTA RP32,500.-) SOCIAL BREW FRIENDLY HORTA DARI UNTUK PENCIPTA PERSON OF THE MONTH ARTWORK BUNCH NYOMAN NUARTA WEDHA A R BENNY N MICE BUJANGAN URBAN GUNTUR WIBOWO EKO S BMANTARA DOMESTIC EXCHANGE ONDE MANDE PAINAN IN MY HOUSE SHAREEFA DANISH JENG KELIN

description

Back To Basic

Transcript of 7th Issue

Page 1: 7th Issue

1

APRIL/MEI 2010DKI JAKARTA RP 27,500.-

(LUAR DKI JAKARTA RP32,500.-)

SOCIAL BREWFRIENDLY HORTA

DARI UNTUK PENCIPTA

PERSON OF THE MONTH

ARTWORK BUNCH NYOMAN NUARTA WEDHA A R BENNY N MICEBUJANGAN URBAN GUNTUR WIBOWO EKO S BMANTARA

DOMESTIC EXCHANGE ONDE MANDE PAINAN

IN MY HOUSE SHAREEFA DANISH

JENG KELIN

Page 2: 7th Issue

2 FAR APRIL/MEI 2010

Page 3: 7th Issue

3

Page 4: 7th Issue

4 FAR APRIL/MEI 2010

EDITORBUNGAWATI

RACHMAT ABDILLAH

ART DIRECTORNUR ANIS SETIAWAN

GRAPHIC DESIGNERPUTRI REINE WIJAYANI

ACCOUNT EXECUTIVE/PUBLIC RELATION

ADITYA GERHARDANASTASIA RENI HARRY PERDANA

INTERNSITI JUWARIYAH

PATADANTRA TIRTA YUDHA

FINANCIAL ADVISOREDDY SUHERRY

PUBLISHERPT MARTA WIRA ANDIKA

OFFICE:FAR MAGAZINE

JL. WAHID HASYIM NO.92(TELP/FAX) 021 - 316 1072

FAR MAGAZINE IS PUBLISHED BY PT DUTA MATRA RAMA. COPYRIGHTS NOVEMBER 2008 ALL RIGHTS RESERVED. SIUP

1.829./1.824.51 NO PART OF THIS MAGAZINE MAY BE REPRODUCED WITHOUT THE WRITTEN PERMISSION OF THE COPYRIGHT HOLDER.

FAR MAGAZINE CANNOT ACCEPT RESPONSIBILITY FOR ANY UNSOLICITED MANUSCRIPTS, ARTWORK OR PHOTOGRAPHY, PRICE

IN JAKARTA RP. 27,500 (INCLUDE GST)

ISSUE 7 COVERPhotographed byRumah Kreatif Pejaten 17

PERS

ON O

F TH

E M

ONTH

NYC

TAG

INA

‘JEN

G K

ELIN

ARTW

ORK

BUNC

HN

YOM

AN N

UAR

TAW

EDH

A A

RBE

NN

Y N

MIC

EBU

JAN

GAN

URB

ANG

UN

TUR

WIB

OW

OEK

O S

BIM

ANTA

RA

FEAT

URES

NATI

ON O

N A

MIS

SION

LOM

OG

RAPH

Y EX

HIB

ITIO

N

UPCO

MIN

G YO

UNG

MEL

ANGK

AH d

i uda

raGO

RESA

N et

hnic

LUCK

Y NO

. 7

SOCI

AL B

REW

FRIE

ND

LY H

ORT

A

DAR

I UN

TUK

PE

NCI

PTA

HOT

SPOT

BREW

HO

USE

FORE

IGN

EXCH

ANGE

ON

DE

MAN

DE

PAIN

AN

IN M

Y HO

USE

SHAR

EEFA

DAN

ISH

STRE

ET S

HOUT

EVEN

T

PLAC

EBO

JAVA

JAZZ

201

0TR

IVIU

M

FAR

THIN

GSCO

NTRI

BUTO

RS

EDIT

OR’S

NOT

E

SPEC

IAL

THAN

KSRI

KY A

ZHAR

YAN

DI

Page 5: 7th Issue

5

ADHYKARAOtodidak dan mengalir, mungkin dua hal ini seba-gai awal pria yang akrab disapa Dika ini di dunia fotografi. Kegemarannya mengabadikan setiap momen dalam kehidupan pribadinya berlanjut kepada hobinya memotret apapun yang dia sukai. Sejak tahun 2004 Dika telah mengeluti dan serius mengarap “Arka Studio” yang bergerak di bidang fotografi yang kini menjadi sumber karya dan tam-bahan untuk mata pencahariannya. Lahir di Jakarta, 3 September 1985 ia menunjukkan kemahirannya dalam foto konsep edisi ke tujuh FAR kali ini.

RICHARD OLSENPria bule yang satu ini memiliki passion yang besar dalam dun-ia fotografi. “life is art, we just have to put a frame around it”, kalimat ini yang merubah pandangannya terhadap dunia seni. Pria kelulusan Universitas Murdoch Perth, Australia kali ini bek-erjasama dengan tim FAR dalam foto beauty yang mengangkat nuansa batik kebanggan Indonesia. Pria 26 tahun ini mengaku telah fokus menjadi seniman saat masih duduk di bangku SMA. Tidak hanya fotografi, ia pun mencintai dunia perfilman.foto (c) Aisha Diandra

RESI RANDI MAHARDIKAPria yang akrab disapa Randhi ini memang gemar menulis. Ini dibuktikan dengan karya tulis yang telah banyak dicetaknya. Tidak heran pada rubrik ‘Social Brew’ kali ini kami mempercayakan kepadanya. Ba-hasan mengenai ‘Global Warming’ menjadi ulasan penting yang ingin ia share kepada anda semua. Musik dan hiking dua hobi yang selalu menjadi penyemangat pria yang baru saja lulus dari Fisip jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Al Azhar Jakarta 2009 yang lalu.

AYAS SARASWATISeorang gadis cantik yang satu ini merelakan tu-buhnya dihiasi motif batik untuk tampil beda di edisi ke tujuh FAR magazine. Ayas merupakan panggilan sehari-harinya, kini sedang disibukkan dengan kerja ia geluti saat ini. Kuliah di jurusan Fil-safat Universitas Indonesia sejak tahun 2005 yang lalu. Ayas yang juga menggeluti dunia modeling ini, mengisi waktu luangnya dengan salah satu hobinya yaitu menggambar. Wajah khas Asia yang dimiliki Ayas akan mempesona anda pada sesi foto beauty kali ini.

RIKY AZHARYANDIPria kelahiran Bandung 24 Juli 1987 ini menyumbang-kan karya ilustrasinya pada edisi kali ini. Biasa dipanggil Rikay, ia tergabung dalam komunitas ilustrasi ‘Maros’. Kini ia pun aktif sebagai freelancer illustrator dan juga graphic designer diberbagai tempat.Alumni Desain Ko-munikasi Visual FSRD Trisakti angkatan 2005 ini telah lulus di tahun 2009. Pria yang berkeinginan melanjut-kan kuliah S2 di Australia ini, bercita-cita menggelar pameran tunggal di Jonathan Levinne Gallery di New York. Dan berharap suatu saat karya-karyanya dapat menginspirasi illustrator lainnya.

Page 6: 7th Issue

6 FAR APRIL/MEI 2010

Page 7: 7th Issue

7

Rani TachrilChief Editor

Satu tahun sudah Far Magazine beredar dan kita tetap berkem-bang! Yeyeah!Happy Anniversary to Far and thank you to our team and lovely contributors. Tanpa kerjasama yang kuat Far Magazine tidak mungkin sampai ke edisi ke 7.

Selagi kita menjalani 12 bulan dari tahun 2009, hari terlewati, mengecek dan menulis artikel, memilih dan menyatukan karya untuk edisi terbaru ini, ada sesuatu yang saya sadari dan mung-kin sedikit aneh, bahwa dengan tutur kata bahasa Indonesia yang mudah pun kita bisa tersesat dalam kata - kata tersebut, mana yang sudah terlewati dan mana yang tidak. Dalam membuat majalah ini tentunya ada ups and downs - nya, dimana memang tidak semuanya berakhir happy ending. Keja-dian - kejadian itu mengingatkan saya akan pepatah berbunyi ‘mati satu, tumbuh seribu’. Dan inipun semoga memperkuat mo-tivasi Far Magazine untuk menjadi lebih baik. Dalam satu tahun inipun kita telah bertemu dan dibantu oleh banyak teman dari dunia art dan sosial, hal ini membuat Far magazine lebih berwarna warni, tidak hanya dari warna, bentuk, dan juga isi majalah ini. Karena sudah banyak tema yang bisa kita bahas, untuk edisi Anniversary ini kita mengangkat tema ‘Back to Basic’.

Banyak yang bertanya Far itu apa? Idealistic Far itu sendiri ba-gaimana? Atau market Far itu siapa? Pertanyaan - pertanyaan ini selalu saya jawab dengan jawaban yang sama. Bahwa Far adalah bagian dari jati diri kita, Idealistic kita adalah menjadi diri sendiri dan market Far Magazine adalah kalian semua.

This is Far Magazine back to origin, back to its roots, back to basic.

Page 8: 7th Issue

8 FAR APRIL/MEI 2010

nyctagina‘Tertawa’ mungkin saya ,anda, ataupun kita semua pernah melakukan hal ini. Tapi membuat orang lain tertawa dengan banyolan yang kita ciptakan ini bukanlah hal yang mudah dilakukan. Dulu menjadi seorang komedian tidak pernah terbesit di dalam benaknya. Tapi kini sisi lainnya yang begitu iconic hadir dengan keberuntungan yang membuat namanya ‘Besar’ saat ini.

Page 9: 7th Issue

9

person of the month

Wanita dengan dua kepribadian, ia merasa berbeda ketika raganya telah bertranformasi menjadi sosok lain yang ia perankan.

Malam itu saya merapat ke depan sebuah benda kotak yang menyuguhkan sejuta informasi dan hiburan, benda yang biasa disebut televisi. Pindah dari satu chanel ke chanel yang lain, sampai akhirnya saya tidak lagi memencet tombol remote televisi saya. Kali itu saya tertarik dengan sosok wanita yang saya lihat dalam serial sebuah televisi swasta. Dengan ciri khas potongan rambut bob, dengan blush-on yang sengaja di bentuk bulat di kedua sisi pipi, lipstik yang digores sedikit pada bibir dilengkapi dengan baju dress pink motif bunga dan tas batik andalannya. Wanita itu bernama ‘Jeng Kellin’ ia telah menjadi ikon baru komedi Indonesia. Suaranya yang cempreng diikuti dengan tingkah laku yang seenaknya serta percaya diri tingkat tinggi, karakter Jeng Kellin memang membuat gemas siapa saja yang melihatnya. Belum lagi dengan tampilan full ‘cupu’ yang justru membuatnya selalu jadi pusat perhatian dan sering bikin happy setiap orang di akhir cerita. Tapi bagaimana dengan orang yang berhasil memerankan Jeng Kelin itu sendiri? Dua sosok serupa tapi tak sama ini akan bercerita banyak di edisi FAR kali ini.

TRANSFORMASIRizna Nyctagina menurut saya memang sosok yang apa adanya, ia selalu mencoba berbuat sesuatu sekalipun ia tidak tahu bagaimana hasil akhirnya. Tapi memang tidak ada yang sia-sia dari sebuah usaha dan pengorbanan, sekali ia mencoba jalan menuju kesuksesan dengan lampu-lampu ketenaran kini mulai menyambangi wanita bertubuh mungil ini. Seperti saat ini pasti banyak yang telah mengetahui bahwa dibalik suksesnya karakter ‘Jeng Kelin’ merupakan hasil kerja keras dari Nyctagina yang memerankannya. Berawal seperti tawaran menjadi model yang ia dapati pada awal karirnya, untuk mendapatkan peran sebagai Jeng Kelin juga melalui proses yang panjang. Berakting sebagai antagonis mungkin sudah menjadi santapan Gina sejak dulu, tapi ketika ia ditawarkan untuk memainkan sebuah akting komedi ia pun sempat kebinggungan. “Dari peran antagonis lalu disuruh mencoba peran komedi yang benar-benar baru untuk saya ini menjadi aneh sekaligus tantangan untuk saya”, bebernya. Pernah gagal ketika ikut casting untuk berperan di extravaganza ABG, namun Gina tetap berdampingan dengan semangatnya yang tidak pernah padam. Kali itu ia mencoba lagi untuk mengikuti casting serial ‘Prime Time’. “Waktu itu saya harus akting yang ‘lebay’ karena melihat pacar saya yang selingkuh, selesai akting ternyata semua yang ada di tempat itu tertawa. Saya sempat bertanya sendiri emang lucu ya?”, Voila!! Berkat berakting lebay ketika ditinggal sang pujaan hati Gina berhasil lolos casting ketika itu, dan celah kesuksesan mulai bisa diintipnya saat itu. Walaupun pada awal-awal kemunculannya di serial komedi ia merasa kurang lucu alias ‘garing’ tapi atmosfir sekitarnya menolong, teman-teman sepermainannya seperti Fitri Tropika, Dahwiya dan masih banyak lagi membantunya keluar dari kegaringan yang ia rasa sendiri.

Lalu bagaimana jalan yang mengantarkannya sampai pada tokoh Jeng Kellin? Gina punya banyak cerita mengenai prosesnya bertransformasi menjadi sosok ‘cupu’ yang sering menjengkelkan disetiap adegan yang ia mainkan. Sketsa-sketsa kecil yang

selalu berubah tema setiap serialnya, membuat Gina mencoba karakter lain yang berbeda dari dirinya. Hari ini dia bisa jadi tante-tante, tapi mungkin besok bisa jadi anak kecil atau bahkan memerankan karakter nenek-nenek. Sampai pada satu sketsa dimana ia harus memerankan karakter gadis yang cupu, menyebalkan tapi tidak boleh ‘lebay’. Sempat dibuat pusing dengan karaternya yang baru, dengan modal baju terusan yang jelek dan rambut wig dengan potongan bob, ia mencoba memainkannya. “Saya benar-benar bingung, biasanya berakting lebay, tapi saat itu justru harus berakting datar dan menyebalkan”, ceritanya. Ternyata perannya sebagai gadis ‘cupu’ ,menyebalkan, dengan ekspresi datar dilengkapi suara cempreng miliknya berhasil menyita perhatian. Hingga di sketsa berikutnya karakter itu dimainkan lagi. Dari minggu ke minggu gadis cupu itu selalu mampir di setiap sketsa. Gina pun dibuat heran kenapa peran sebagai gadis cupu menjadi peran yang akhirnya selalu ia mainkan. “Katanya karena lucu dan masyarakat suka, jadi peran itu terus ada, karena saya yang memainkan peran itu sejak awal jadi saya pun mengalami adaptasi-adaptasi terhadap peran itu sendiri, sehingga gestur yang ada di Jeng Kelin saat ini juga merupakan improvisasi saya sebagai pemerannya”.

Nama ‘Jeng Kelin’ sendiri, akhirnya ditetapkan oleh tim kreatif Trans TV mengingat tokoh ini memang selalu membuat Jengkel di setiap episodenya. Proses panjang yang dilalui Gina hingga menemukan bagaimana ia harus berlaku untuk perannya saat ini memang bukan sesuatu yang mudah. “Ada yang pernah bilang sama saya kalau Jeng Kelin itu mirip “Chibi Maruko-Chan”, tapi saya pibadi tidak pernah tahu sosok yang di sebut itu seperti apa”, ujar wanita 25 tahun ini. Ia mengaku tidak memiliki referensi untuk berakting sebagai Jeng Kelin, yang ada sebagian dari tingkah lakunya adalah tingkah laku yang juga dilakukan oleh Jeng Kelin. Lirikan mata yang aneh, gerakan tangan yang juga aneh serta gestur lain yang tanpa ia sadari menjadi ciri khasnya. Walaupun pada awalnya kesulitan itu sangat ia rasakan, ketika ia harus meraba-raba soal tokoh Jeng Kelin itu harus seperti apa, tapi kini ia berhasil. “Tapi saya juga manusia biasa terkadang mood-nya naik turun, ketika harus berakting lucu padahal saya sedang ‘bete’ ini yang menjadi tantangan untuk saya”, Ia memang harus profesional memainkan perannya. Selain itu ia yang kini menjadi ikon komedian wanita muda juga masih merasa tidak percaya diri ketika harus satu frame dengan komedian-komedian seniornya. Padahal diakui Gina para seniornya di dunia komedi merupakan orang-orang yang baik, “Mereka juga membantu saya, tapi saya-nya saja yang suka minder lawan akting dengan mereka”, paparnya.

“Jeng Kelin” bikin Gina menjadi lebih percaya diri. Karakter yang ia rintis, gestur-gestur yang ia ciptakan, serta ciri khas yang tertaman disetiap benak khalayak merupakan bekalnya saat ini. “Saya seperti kerasukan dengan tokoh Jeng Kelin, tidak tahu kenapa kalau saya sudah berdandan ala Jeng kellin pasti saya jauh lebih percaya diri. Saya sedang diam saja ketika sudah menjadi Jeng Kelin orang secara otomatis akan tertawa, ini yang menjadi energi baru untuk saya”, beber Gina. Pesona Jeng Kellin cukup merasuk kejiwanya mungkin karena Gina juga yang sejak awal memerankan tokoh ini, melihat orang tertawa dengan apa yang ia lakukan menjadi ‘vitamin’ baik untuk kemajuan aktingnya. Tapi ketika kini namanya mulai diperhitungkan sebagai komedian wanita di

Indonesia, wanita berkulit putih bersih ini dengan cepat menangkisnya. “Saya masih jauh dari itu mba, masih dalam tahap belajar dan butuh belajar yang lebih giat lagi”, untuk bisa disandingkan dengan para seniornya di dunia komedi ia masih merasa belum pantas. Satu yang pasti bagi dirinya membuat orang-orang senang di dekatnya baik ia sedang berlaku sebagai Jeng Kelin maupun sebagai dirinya sendiri itu lebih penting. Mungkin yang saat ini Gina rasakan adalah merintis sebuah karir yang dari dulu pun ia tidak pernah menyangka akan menjadi seperti apa akhirnya.

“SIDE JOB”Bila kebanyakan artis di Indonesia memilih bisnis sebagai pekerjaan tambahan. Lain halnya dengan Gina, cita-citanya sejak kecil menjadi seorang dokter kini mulai diwujudkan. Tidak hanya sekedar impian di waktu kecil saja, tapi Gina dengan serius menjemput impiannya itu. Jiwa sosialnya yang tinggi membawanya ingin bisa membantu banyak sesama. Di era yang kini semakin maju tapi masih juga banyak orang yang diselimutin dengan kemiskinan. Yang membuat mereka sulit untuk memperoleh hak yang seharusnya juga mereka dapatkan. Gina tahu betul harga sebuah kesehatan tidaklah murah, ia ingin sekali uluran tangannya bisa sampai kepada yang membutuhkan. Mengambil jurusan kedokteran di Universitas Trisakti, menjadi hal lain dari dirinya. Saat ini, tugas koas yang menjadi kewajibannya setelah lulus dari kedokteran belum tuntas ia kerjakan. “Tapi sekarang saya lagi cuti koas, sejak November tahun lalu”, jelasnya. Tapi ketika lulus nanti Gina berkeinginan melanjutkan sekolahnya untuk mengambil spesialis kandungan. Selain itu wanita berdarah Aceh, Padang dan Makasar ini memiliki misi sosial yang ingin sekali diwujudkan. Sebagai seorang dokter tentunya membantu penyembuhan merupakan tugas utama, begitu pun dengan Gina. Suatu saat nanti ia ingin memiliki tempat yang bisa menampung masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan pengobatan gratis di klinik miliknya. “Biar semua orang bisa sehat”, tambahnya. Profesinya sebagai artis dirasakan juga turut menunjang pekerjaannya sebagai seorang dokter. Hal ini dirasakannya ketika beberapa waktu yang lalu saat ia sedang menjalankan koas, pasien yang ditanganinya rata-rata menjadi bahagia seketika. “Mereka pasti tertawa, karena tahu kalau saya yang memerankan tokoh Jeng Kellin”, ujarnya. Ini menjadi suatu nilai tambah baginya, meringankan sedikit orang yang sedang sakit dan bisa melihat mereka tersenyum adalah hadiah yang indah untuk seorang Gina. Sampai sebatas ini Gina merasa bahwa kedua profesi yang ia jalani (artis dan dokter) keduanya masih bisa beriringan. Tidak menutup kemungkinan bila nanti ia telah menyelesaikan tugas koasnya dan seratus persen telah jadi dokter, maka profesi keartisannya pun akan tetap ia jalankan. Karena keduanya ia rintis sejak awal, Gina pun belum pernah menemukan satu titik dimana ia harus memilih salah satu dari dua profesi yang kini ia geluti.

WANITAMoody, cerewet, dan perfectsionist tiga kata ini yang keluar ketika saya meminta Gina menggambarkan dirinya. Tiga kata ini juga yang bisa dilihat menjadi dua sisi, kebaikan sekaligus kekurangannya. Tapi ia tahu betul profesinya sekarang berhubungan dengan banyak orang, yang menuntutnya untuk lebih menghargai serta profesional dalam karirnya. Tidak jarang semangatnya kendor ketika pekerjaan

Page 10: 7th Issue

10 FAR APRIL/MEI 2010

Wanita dengan dua kepribadian, ia merasa berbeda ketika raganya

telah bertranformasi menjadi sosok lain yang ia perankan.

masih menumpuk banyak di depan matanya, tapi berkat dukungan dari orangtua serta orang sekitar mampu menguatkannya. Gina yang terlahir sebagai anak tunggal ini memang terlihat sangat erat hubungannya dengan orangtua terutama sang bunda. Ia sangat mengagumi wanita yang kerap ia sapa dengan sebutan mama itu. Baginya seorang ibu punya peran yang kuat dalam membesarkan seorang anak. Kehadiran ibu bisa menjadi inspirasinya dalam menjalani setiap langkah hidupnya. Perjuangannya, kasih sayang serta ketulusan seorang ibu tidak pernah bisa terganti oleh apapun. Selain mama tercintanya, Gina juga sangat terinsirasi dengan wanita yang punya nama besar di Inggris serta dunia, wanita yang tidak hanya cantik tetapi juga diliputi aura positif karena misi sosial yang selalu dibawanya, alm Lady Diana. Wanita cantik yang telah tiada ini, menjadi salah satu panutannya. Hingga tak heran bila definisi cantik bagi seorang Gina tidak hanya terpaku pada kesempurnaan fisik semata tapi juga harus bersamaan dengan manner yang baik, peduli sesama dan juga punya kecerdasan yang bisa diperhitungkan. Gina pun turut bersuara dengan kemajuan wanita Indonesia saat ini, ia mengaku bangga terhadap sekaligus menjadi wanita Indonesia. Kini wanita Indonesia bebas bersuara, bebas memilih apa yang mereka mau, dan bebas menentukan setinggi apa pendidikan yang ingin mereka tempuh. “Saya rasa kemajuannya sangat baik, dulu wanita susah sekali untuk sekolah tapi lihat sekarang menteri kita pun banyak yang wanita”, paparnya dengan semangat.

Tapi Gina pun mengaris bawahi soal ‘kesetaraan gender’, menurutnya wanita boleh memiliki kesempatan yang sama dalam hal pendidikan, karir dan hak lain yang juga dimiliki oleh pria tapi jangan kebablasan. Kodrat wanita tetap ada terlebih setelah menjadi seorang isteri dan ibu, setinggi apapun karir dan pendidikan wanita tidak boleh melupakan kodratnya. “Salah satunya ya mengurusi suami dan anaknya”, jawab Gina soal kodrat wanita. Disela-sela perbincangan saya menanyakan pendapat Gina mengenai keadaan Indonesia saat ini. Wanita yang pada saat itu daerah perumahannya sedang terkena banjir ini tidak mengeluarkan banyak suara, ia hanya berkata “Saya turut perihatin dengan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia saat ini”, ujarnya. Tapi Indonesia harus tetap maju, dan semoga semua masalah cepat selesai, Indonesia kembali aman dan sejahtera.

Kenapa anda memilih berakting daripada menyanyi?

Waduh dengan suara yang seperti ini, saya tidak mau dengan modal nekat dan kemudian menjadi cemoohan orang. Sampai sekarang saya belum percaya diri untuk jadi penyanyi. Apalagi untuk saat ini takut nanti dibilang aji mumpung.

Kenapa anda memilih komedi sebagai lahan utama di dunia entertainment?

Sebenarnya semua yang terjadi semuanya serba kebetulan, awalnya saya bermain di FTV Hikayah yang ditayangkan di Trans Tv kemudian saya mendapat tawaran untuk casting acara ‘New Prime Time’. Dan ketika diterima dari situlah dimulai akting-akting komedi yang saya mainkan.

Bagaimana perasaan anda ketika disebut sebagai ikon komedian wanita muda saat ini?

Itu terserah pendapat orang saja, boleh-boleh saja. Tapi rasanya masih jauh banget dan saya sendiri merasa belum pantas disejajarkan dengan komedian senior, karena kemampuan masih awal masih butuh banyak belajar. Alhamdulillah dengan pendapat itu saya merasa bersyukur.

Perkembangan Komedian wanita di Indonesia?Memang saat ini komedian wanita masih kurang

di Indonesia, didominasi oleh pria. Dan seharusnya ada penerus dari senior komedian wanita biar lebih seimbang, jadi setiap acara komedi wanita juga bisa punya peran. Tapi mungkin ada batasan-batasan

Page 11: 7th Issue

11

person of the month

yang lebih diperhatikan karenakan tidak mungkin kalau bercandaan antara pria disamaratakan dengan wanita.

Peran lain yang ingin anda mainkan?Saya pingin mencoba memerankan wanita-wanita

cantik seperti Luna Maya ataupun Bunga Citra Lestari haha (diiringi tawa). Belum pernah peran seperti itu mampir untuk saya. Mungkin peran menjadi wanita cantik sudah banyak yang mengambil, saya memilih lahan kosong saja yang masih sedikit saingannya.

Rutinitas anda diluar dunia entertainment?Sebenarnya masih soal sekolah, saya sudah jadi

sarjana di kedokteran Universitas Trisakti. Tapi tugas lajutan saya yaitu koas di rumah sakit selama 2 tahun belum bisa saya selesaikan. Tugas koas udah berjalan sampai November 2009 di Forensik Universitas Indonesia, tapi saat ini saya sedang cuti.

Sewaktu kecil sebenarnya cita-cita anda ingin menjadi apa?

Dari kecil saya memang mau jadi dokter, tapi dulu juga suka bergaya kalau di depan kaca, pura-pura menjadi model. Tapi dari dulu sebenarnya tidak pernah kepikiran untuk jadi model ataupun masuk ke dalam dunia entertainment seperti saat ini.

Bagaimana dengan profesi anda sebagai dokter?Selain cita-cita sewaktu kecil, saya suka berpikir

kalau seorang dokter itu hebat, bisa menyembuhkan orang yang sakit bahkan orang yang sedang sekarat sekalipun. Dan sebenarnya saya orangnya tidak tega bila melihat orang sedang sakit, ingin menolong makanya saya memilih menjadi seorang dokter.

Pengalaman anda selama proses kuliah kedokteran?

Waktu awalnya saya takut sekali melihat mayat, tapi lama-lama karena sudah melihat segala macam bentuk mayat jadi kebal juga. Prinsipnya kalau melihat mayat baik dalam keadaan utuh ataupun hancur sekalipun aku tidak masalah, asal jangan yang sudah dibungkus dengan kain kafan saja, saya paling takut melihatnya.

“Me Time”, biasanya apa yang anda lakukan diwaktu luang?

Saya orangnya tidak betah dirumah mungkin karena anak tunggal jadi merasa kesepian. Dan menghilangkannya dengan jalan-jalan, biasanya saya memilih mal, tapi kalau waktu liburnya panjang saya juga suka keluar kota. Kalau baru gajian saya hobi belanja, tapi kalau lagi ‘cekak’ biasanya ‘window shopping’ saja.

Hobi yang sering anda lakukan?Saya suka berkumpul dengan sahabat-sahabat

saya, dan seringnya nonton di bioskop. ‘My name is khan’ jadi film terakhir yang saya tonton beberapa waktu lalu. Saya suka film-film yang menghibur (komedi) dan tidak mengharuskan berpikir. Olahraga juga jadi hobi saya, fitness, renang, ataupun yoga selalu rutin ada dalam jadwal mingguan saya.

Misi sosial yang ingin anda lakukan sebagai dokter?

Saya pingin punya rumah sakit tapi mungkin ini terlalu tinggi, tempat untuk pengobatan gratis untuk orang-orang yang kurang mampu. Karena saya sering merasa miris dengan kondisi kesehatan masyarakat yang berada di taraf kemiskinan. Untuk sembuh

saja kadang susah sekali, karena terbentur dengan mahalnya biaya pengobatan.

Dokter vs aktris bagaimana anda menjalani keduanya?

Sampai sebatas ini, saya senang menjalani keduanya. Karena membuat saya enjoy, dan hingga sekarang saya belum merasa harus memilih satu diantara keduanya. Alhamdulillah keduanya berjalan lancar. Pengalaman saya banyak pasien yang senang melihat saya sewaktu koas, karena mereka tahu peran saya sebagai Jeng Kelin yang lucu. Setidaknya saya bisa membuat mereka lupa sejenak dengan penyakit yang sedang mereka hadapi.

Hal apa yang bisa anda ambil dari karakter ‘Jeng kellin’?

Sisi baik dari Jeng Kellin yang saya ambil sebenarnya rasa percaya dirinya yang tinggi. Walaupun secara fisik dia bisa di bilang jelek, tapi buktinya bisa disukai banyak orang. Selain itu walaupun dia menjengkelkan tapi dia juga menghibur banyak orang dan bisa membuat orang tertawa.

Apa yang selalu membuat anda bersemangat?Support dari orangtua dan orang-orang sekitar

yang selalu bilang kalau Gina pasti ‘bisa’. Karena saya orangnya gampang down,jadi ketika saya gagal mereka yang bikin saya semangat kembali.

Kemudian target anda ke depan?Saya tidak pernah menargetkan hidup saya, yang

ada di depan saya jalani sebaik mungkin. Kalau untuk karir pingin cepat selesai koas biar cepat jadi dokter dan di dunia entertainment sedang menjalani yang ada saat ini.

Hal apa yang bisa dilakukan oleh Nyctagina tapi tidak bisa dilakukan oleh Jeng Kelin dan

sebaliknya?Sebagai Gina, saya bisa sekolah kedokteran yang tidak mungkin dilakukan Jeng Kelin, lalu saya bisa punya pacar sedangkan Jeng Kelin susah punya pacar. Kalau sebaliknya, Jeng Kelin punya rasa percaya diri yang tinggi sedangkan saya tidak punya sebesar itu, lalu tokoh Jeng Kelin lebih terkenal dibandingkan saya sebagai Nyctagina.

Sore hari percakapan ringan itu harus selesai mengin-gat kesibukan lain yang masih menunggu di penghu-jung matahari terbit. Setelah saya berpamitan Gina pun terlihat akan menunaikan solat azharnya. Se-jenak bersama dokter mungil ini banyak memberikan hal baru yang bisa saya pelajari dari dirinya. Ia tidak pernah terlalu kuat memegang impiannya tapi ia ber-sabar akan hal itu. Ia selalu yakin ketika suatu hal yang melalui tahap usaha maka akan membuahkan hasil sekalipun bukan yang terbaik tapi setidaknya tidak sia-sia. Mengalir tanpa adanya benteng-benteng sebuah kata ‘ideal’. Gina tidak pernah terpaku pada kata ‘Ideal’, baginya menjalani lebih menyenangkan dibandingkan harus kaku pada garis yang sama un-tuk sebuah pencapaian. Dan berbagi dari semua yang telah dititipkan kepadanya menjadi jalan yang mem-peringannya kini memboyong satu per satu kunci kesuksesan yang kini menyambanginya. Wanita low profile ini masih takut terjebak dalam arti kepuasan. Ia takut puas dalam bingkainya sendiri. Untuk itu Gina tidak mau lengah dan berhenti berjuang. Karena hari esok masih panjang masih butuh harapan dan usaha lebih untuk bisa bersahabat dengan kehidupan. (BW) Foto & Illustrasi: FAR MAGAZINE DOK.

Page 12: 7th Issue

12 FAR APRIL/MEI 2010

artwork bunch

Wedha Abdul RasyidPada awalnya ia menyebut karyanya dengan sebutan “Foto Marak Berkotak”, namun seiring waktu karena banyak orang yang mengkategorikan karyanya pop art maka ia memberikan label “Wedha Pop Art Potrait” untuk gayanya dalam berkarya. Menurutnya pada dasarnya bidang lengkung itu merupakan bidang rata yang jumlahnya tak terhingga kemudian diseder-hanakan bidang rata tersebut dan ia berpendapat bahwa garis itu membentuk lebih kuat dari pada dibentuk oleh kurva. Peri-hal warna ia sengaja menggunakan warna yang saling tabrak satu sama lain karena menurutnya semakin “nabrak” semakin dinamis pantulan yang dihasilkan, selain itu kemiripan tidak didasarkan oleh warna melainkan oleh garis tekstur di wajah. Seiring waktu rasa percaya dirinya semakin besar karena pub-lik sudah mengakui karyanya bahkan disebuah website yang ditulis oleh orang asing ada yang menulis seperti ini, “if you want to see something more interesting than what Andy War-hol done, just visit Wedha Pop Art Portrait. (RA)

www.wedhahai.deviantart.com

Page 13: 7th Issue

13

Wedha Abdul Rasyid

artwork bunch

Nama Bujangan Urban berawal dari sebuah kesalahan dalam penulisan nama yang hingga kini menjadi identitas dari seorang street artist yang akrab disapa dengan Jablay. Dengan segala gejolak emosi di jiwanya ia mencoba mewarnai tembok kota Jakarta dengan kata-kata yang bersifat personal bagi dirinya mau-pun bagi orang lain disekitarnya. Karena itu terkadang ia disebut dengan perupa sastra. Dengan pengaruh seniman lokal yang biasa ia lihat artikelnya di Pos Kota era dulu dan desain era flower generation yang psychedelic maka lahirlah suatu karya yang telah menjadi karakter bagi dirinya. Media yang biasa ia gunakan tidak selalu tembok jalanan, saat ini ia mulai bereksplorasi menggunakan panci, papan surf, papan skate, motor dan media apapun yang memungkinkan baginya un-tuk berkarya bahkan dengan seng sekalipun. Berkarya di jalan di lakukan bukan sekedar gaya-gayaan belaka, melakukan karena ia sangat senang dengan spirit anak muda yang penuh dengan pemberontakan walaupun tidak jarang ia harus berurusan dengan beberapa pihak yang justru membahayakan dirinya namun ia menganggap itu konsekuensi yang harus dihadapi. Kerasnya kehidupan di jalan tidak membuat ia menjadi sosok yang lupa akan pentingnya orang tua, maka itu obsesi terbesarnya ialah membawa orangtuanya naik haji, walaupun entah kapan itu akan terwujud. (RA)

www. bujangan-urban.blogspot.com

BujanganUrbanPsychedelic streetart

Page 14: 7th Issue

14 FAR APRIL/MEI 2010

“Kepuasan tertinggi saya adalah ketika orang lain bisa tersenyum atau tertawa saat melihat karya-karya saya”. Kalimat tersebut yang keluar dari pria yang akrab disapa Eko ini mengenai respon dari masyarakat tentang karyanya. Eko yang sehari-hari aktif di Serrum Jakarta Art Community, selalu mencoba untuk terus berkarya dan terus berteman dengan ide-ide yang muncul baik di kepala ataupun sekitarnya. Albert Uderzo menjadi salah satu figur bagi Eko hingga membuatnya jatuh cinta pada seni rupa melalui karya komik ‘Asterix & Obelix’. Keahliannya dalam mem-buat kalikatur dan komik telah berjalan sejak tahun 2004. KRL (Komik Rada Lucu) banyak menyita perhatian masyarakat, selain karena dikemas dengan fresh, lucu, tapi juga tetap mempunyai pesan sosial yang bisa diambil oleh siapapun yang melihatnya. Karya-karyanya pernah mampir disejumlah pameran baik di kampus-nya Universitas Negeri Jakarta, ataupun karya KRL yang dipamerkan di Biennalle Jakarta 2009. KRL sendiri kini telah memasuki edisi ke enam, pada awalnya ide pembuatannya terinspirasi dari penumpang gelap yang duduk di atas kereta api, namun kini sejalannya waktu komik ini selalu mengangkat tema serta kritik men-genai isu-isu sosial yang sedang terjadi saat ini. “Dari kecil saya ingin jadi komikus”, ini yang menjadi cita-cita pria kelahiran 30 Mei 1988 dan kini ia tengah berjuang untuk itu. (BW)

www. ekotoon.wordpress.com

Eko S.BimantaraKomikus sosial dan cerita kocak

artwork bunch

Page 15: 7th Issue

15

belum ada tulisan....

Benny & Mice

artwork bunch

Membaca ‘Lagak Jakarta’, ‘Talk about Hape’, ‘Lost in Bali’1 dan 2 seperti berkaca langsung dengan cerita yang mereka suguhkan. Benny Rachmadi dan Muhammad Misrad (Mice), kedua sejoli inilah yang menciptakan karya-karya kartun jenaka tersebut. Berawal dari kording (koran dinding) di kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dilahan inilah sekitar tahun 1980-an, Benny & Mice mulai menggambar. Garis yang lugas, dengan tehnik drawing yang makin mahir, menjadikan mereka kartunis yang handal. Selain berduet, masing-masing dari mereka juga punya project pribadi. Benny sebagai kartunis di mingguan & harian Kontan. Dan Mice sebagai kartunis di harian Surabaya Post Minggu. Tapi karya duet mereka tetap berjalan, mengambil cerita ringan dari peristiwa yang terjadi di masyarakat kota metropolitan yang dikemas secara khas lengkap dengan lelucon yang fresh, Benny & Mice memang cerdas mengambil isu-isu sosial yang dituangkan kembali dalam serial-serial kartun yang mereka buat. Mereka juga baru saja menggelar pameran “Benny & Mice Expo” di empat venue Bentara Budaya yaitu Jakarta, Yogya, Solo, dan Bali. (BW)

www. lagakjakarta.multiply.com

Page 16: 7th Issue

16 FAR APRIL/MEI 2010

artwork bunch

Karya yang selama ini ia buat mencerminkan seni patung mod-ern bergaya naturalistik dengan menggunakan media dari tem-baga dan kuningan. Disaat seniman patung biasa membuat karya yang indah ia justru hadir dengan bentuk patung berbeda, kar-ena menurut dirinya seni itu suatu pemberontakan yang orisinil dari diri kita, jikalau dibatasi dengan pakem tertentu malah tidak baik, karena peluang terbebas untuk berekspresi itu hanya mela-lu seni. Suatu karya seni bisa berdampak langsung di masyarakat, satu contoh proyek yang patung Graha Wisnu Kencana yang ter-letak berada di Bali, walaupun baru sekitar 15% proyek ini dikerja-kan namun sudah menarik minat 2000 pengunjung per harinya. Bisa dibayangkan apa bila proyek ini sudah selesai tentunya akan memberikan pemasukan bagi devisa negara. Besar harapannya agar kebudayaan lebih diperhatikan oleh pemerintah sehingga perkembangan kesenian begitu juga kesejahteraan para seni-man bisa lebih dihargai oleh masyarakat. (RA)

www.nuarta.com

Nyoman Nuarta

Page 17: 7th Issue

17

artwork bunch

Kanvas, tembok, hingga kontainer telah menjadi media untuk menyalurkan apa yang menjadi hobi dan keahliannya. Guntur Wibowo pria ini telah menun-taskan pendidikannya di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan seni murni lukis. Sebelumnya ia pernah mengambil jurusan desain interior di tempat yang sama namun hasratnya ternyata lebih besar pada seni lukis yang hingga kini masih ia geluti. Sejak tahun 2000 Guntur telah menggarap berbagai tembok di sudut Ibu-kota Jakarta. Tangannya tidak bisa diam bila melihat tembok polos, ia selalu ingin menghiasnya dengan gambar-gambar menarik yang bisa dinikmati semua mata. Pria kelahiran Temanggung ini telah menetap di Jakarta sejak tahun 1999. Melukis tembok, kereta api, hingga bajaj menurutnya suatu kesenangan sekaligus tantan-gan yang harus dihadapi. Tidak jarang ia harus berkejar-kejaran dengan petugas keamanan karena ketahuan pada saat melukis tembok ataupun fasilitas umum lainnya. Tapi tidak ada kata kapok, ia selalu berhasil melukis dari satu tempat ke tempat lain. Guntur mengaku kebanyakan tema yang ia ambil ketika melukis ada-lah tema sosial. “Sekitar 90% tema saya memang mengenai sosial dan semuanya positif”, tegasnya. Baginya tema sosial selalu bisa menjadi inspirasi terbesarnya dalam berkarya. Anak jalanan, pengemis, kemiskinan, kelaparan sesuatu yang ka-dang luput untuk diperhatikan, justru jadi bahan paling menarik untuk kembali di lukis olehnya hingga saat ini. (BW)

www.jongmerdeka.blogspot.com

GunturWibowo

Fixie and realist

Page 18: 7th Issue

18 FAR APRIL/MEI 2010

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terkenal akan multi-culture. Batik merupakan salah satu hasil karya asli dari kebudayaan Indonesia. Banyak negara ingin menjadikan batik sebagai kebudayaan asli daerahnya. Akan tetapi, dengan semangat peran pemerintah Indonesia telah ditetapkan tanggal 02 Oktober 2009 menjadikan batik sebagai warisan leluhur bangsa

Indonesia dan telah diakui oleh UNESCO.Gunawan Trisputra, salah satu anak bangsa berdarah keturunan Cina yang san-gat mencintai kebudayaan bangsa ini khususnya dalam seni Batik. Menjadikan-nya suatu usaha yang bernilai tidak hanya bagi bangsa Indonesia tetapi juga bagi orang lain. Usaha ini telah dirintisnya sekitar 3 tahun melalui ‘Java Connection’. Tentu saja dengan hadirnya ‘Java Connection’ membawa suasana baru dalam pe-cinta seni batik. Kota yang dipilihnya untuk memulai usaha ini adalah Yogyakarta, karena merupakan sentra kerajinan terutama batik yang mengandung nilai seni dan filosofi tinggi.Meskipun ‘Java Connection’ baru berjalan 3 tahun, sudah memiliki butik yang ter-letak di Omah Dhuwur Gallery, Jl. Mondarakan No. 252 Kota Gede, Yogyakarta dan PT. Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia, Jl. Thamrin, Jakarta. Salah satu keunikan dari ‘Java Connection’ dalam memproduksi batik adalah dengan menggunakan peralatan tradisional baik berupa canting ataupun cap hingga proses pewarnaan. Selain dari itu, Gunawan mempekerjakan tidak kurang dari 100 warga desa yang dia didik dan arahkan sedemikian rupa untuk menghasilkan batik yang bernilai cukup tinggi. Hal inilah yang membedakan Java Connection dengan pembatik lainnya.Tidak hanya memberikan pelatihan kepada warga desa saja, tetapi juga Gunawan memberikan pelatihan kepada penyandang cacat fisik serta pecinta batik. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan rasa percaya diri mereka agar dapat meng-hasilkan karya seni yang bernilai.Saat ini produksi batik Java Connection yang dirintisnya telah dilirik oleh pencinta batik di dalam dan luar negeri. Inggris dan kawasan Eropa merupakan pasar dima-na Gunawan telah melakukan export untuk beachwear, terutama sarong-sarong pantainya. Tentu saja hal ini menjadi suatu kebanggaan baginya.

*Tanggal sewaktu - waktu dapat berubah

Page 19: 7th Issue

19

nation on a missionfoto : peserta Lomography Loves Indonesia

LomographyLovesIndonesia

Page 20: 7th Issue

20 FAR APRIL/MEI 2010

Page 21: 7th Issue

21

nation on a mission

Page 22: 7th Issue

22 FAR APRIL/MEI 2010

nation on a mission

Page 23: 7th Issue

23

nation on a mission

Page 24: 7th Issue

24 FAR APRIL/MEI 2010

Page 25: 7th Issue

25

Page 26: 7th Issue

26 FAR APRIL/MEI 2010

nation on a mission

Page 27: 7th Issue

27

nation on a mission

Page 28: 7th Issue

28 FAR APRIL/MEI 2010

nation on a mission

Page 29: 7th Issue

29

nation on a mission

Page 30: 7th Issue

30 FAR APRIL/MEI 2010

nation on a mission

Page 31: 7th Issue

31

nation on a mission

Page 32: 7th Issue

32 FAR APRIL/MEI 2010

nation on a mission

Page 33: 7th Issue

33

nation on a mission

Page 34: 7th Issue

34 FAR APRIL/MEI 2010

nation on a mission

Page 35: 7th Issue

35

nation on a mission

Page 36: 7th Issue

36 FAR APRIL/MEI 2010

Page 37: 7th Issue

37

upcoming young

Suasana yang cukup menegangkan begitu menginjakan lang-kah kaki pertama disaat menapaki studio art Cipta Croft-Cusworth. Seorang seniman muda dengan bakat seni tinggi dan hasil karya yang tidak diragukan lagi. Dalam pertemuan pertama ini dengan FAR Magazine, Cipta panggilan akrabnya

memiliki aura seni yang berbeda dengan seniman lainnya khususnya sebagai Toys Maker. Kesan yang terdapat pada dirinya adalah misterius, pendiam, kreatif dan tak terduga. Cipta Croft-Cusworth seniman yang lahir pada 11 Juli 1978 memulai karirnya sejak tahun 1999 silam. Masa kecilnya dimulai dengan kegemaran mengutak-atik mainan untuk di-jadikan sebagai hasil karyanya sendiri. Dalam bidang pendidikan Cipta menghabiskan waktu di Indonesia hingga bangku SMA dan melanjut-kan kuliah di Inggris juga Australia. Meskipun banyak pameran yang ia lakukan di luar negeri rasa cinta tanah airnya mengembalikan seni-man hebat ini untuk berkarya di Indonesia hingga saat ini. Untuk men-jadi seperti sekarang ini, proses yang dibutuhkan oleh Cipta tidaklah mudah. Kerja keras serta ketekunan dalam setiap hasil karyanya san-gat dibutuhkan sehingga menghasilkan karya yang bermanfaat tidak hanya bagi dirinya tetapi juga untuk orang lain. Sejak kecil Cipta sangat tertarik dengan tokoh-tokoh kartun bernuansa dark, hal ini dibuktikan dengan suasana di studio art dan koleksinya yang mayoritas adalah tokoh penjahat. Hobinya untuk mengumpulkan tokoh-tokoh kartun bersisi jahat melatar belakangi dirinya menjadi seorang Toys Maker. Pengaruh terbesar pada setiap karyanya adalah koleksi mainannya se-jak kecil. Maka tidak heran jika anda telah melihat hasil karyanya juga bernuansa super hero yang memiliki ciri khas. Cipta mengutarakan pendapatnya mengenai Toys Maker lainnya, “Di luar negeri profesi Toys Maker memang sudah tidak asing lagi, akan tetapi di Indonesia perkem-bangan Toys Maker masih kurang”, oleh karena itu di Indonesia ia bisa menemukan originalitas untuk setiap karyanya. GOODGUYSNEVERWIN toy co. merupakan perusahaan internasional yang dibentuknya sendiri sejak tahun 2005 dan berdiri sendiri. Perusahaan inilah yang menaungi dirinya dalam setiap pamerannya. Dalam Sepanjang karirnya, telah banyak tempat yang dikunjungi untuk menunjukan hasil karyanya seperti pameran di New York, London, Berlin dan Paris. Tentu saja dis-etiap kota yang disinggahinya memiliki kesan masing-masing, seperti tempat yang paling berkesan Paris. Ada satu kota di Paris yang menjadi pusat bagi para seniman, disinilah pameran paling berkesan baginya karena tanpa ada persiapan khusus yang dilakukan oleh Cipta dalam menampilkan karyanya, mengalir begitu saja dan hasilnya menda-patkan antusias yang sangat tinggi dari wisatawan yang berkunjung ketempat tersebut. Projek terbarunya dilaksanakan pada bulan Maret 2010 bertempat di Tennis Indoor Senayan. Membicarakan motto ke-hidupan, setiap orang pasti memilikinya begitu juga dengan seorang seniman seperti Cipta Croft-Cusworth. TOYS FOR ALL, ALL FOR TOYS inilah motto hidupnya yang memiliki arti bahwa setiap benda dan hasil karya yang diciptakan seseorang itu memiliki jiwa dari sebagian penciptanya. Jadi, ia sangat bertanggung jawab atas setiap karyanya, salah satunya seperti DOLLORES (dolls of resin). Cipta pun tidak segan-segan untuk memberikan jaminan kepada kolektor yang membeli hasil karyanya jika terjadi kerusakan. Ia akan memperbaikinya sama seperti bentuk semula. Banyak hasil karya yang terpajang dalam studionya, se-tiap hasil karya tersebut memiliki kesulitan dan waktu yang cukup lama dalam pembuatannya. Ciri khas dari setiap karyanya memiliki kombi-nasi warna gelap seperti, hitam, hijau tua, ungu, merah dan abu-abu. Selain dari itu, nama dari setiap Toys yang dibuatnya memiliki nomor seri masing-masing yang berkelanjutan, beberapa hal inilah yang men-jadi ciri khasnya. Pada dasarnya setiap karya yang dihasilkan oleh Cipta memiliki pesan tersendiri untuk disampaikan kepada para pecinta seni khususnya para pecinta mainan. Satu pertanyaan terakhir yang dapat dikatakan sebagai pertanyaan pamungkas, sebenarnya seorang Cipta Croft-Cusworth ingin dikenal sebagai siapa? Cipta menjawab ia ingin dikenal oleh masyarakat sebagai seorang seniman dan kreator. (PTY) FOTO DOK. FAR MAG & CIPTA

ciptacroft-cusworth

Page 38: 7th Issue

38 FAR APRIL/MEI 2010

hit ’n’ miss

Suasana tahun baru biasanya menjadi pemicu untuk awal kehidupan baru yang diinginkan. Mentalitas tahun baru ini dapat terlihat didalam konser Julian Casablancas, pada hari Kamis tanggal 14 Januari 2010 yang lalu. Energetik dan Edgy adalah dua karakter yang melekat un-tuk Julian walaupun dia tidak bernyanyi dengan band andalannya, The

Strokes. Julian memilih untuk berkarir solo dan meliris album perdana berjudul Phrazes For The Young pada bulan November 2009. Konser di New York kali ini bisa dibilang show pertama dia mempromosi albumnya tanpa The Strokes sebe-lum melanjutkan tour ke kota-kota lainnya. Konser yang bertempatan di Termi-nal 5, New York City dibuka oleh dua band yang berasal dari Brooklyn, New York bernama Tanlines dan Telepath. Tanlines memainkan 5 lagu rhythmic experi-mental dance mereka pada pukul 9 malam. Penonton banyak yang ikut berdansa dan berdendang dengan musik-musik mereka. Lalu malam dilanjutkan dengan band Telepath yang beranggotakan dua cewek hip nan stylish. Musik Telepath sangat berbeda dengan band sebelumnya. Mereka membawakan 5 lagu yang bertempo pelan. Pilihan lagu-lagu yang mereka bawakan membuat kebanyakan penonton bosan akan show mereka. Lalu pada pukul 10.40 malam penonton langsung berubah mood menjadi histeris dengan keberadaan sang idola yang telah lama ditunggu. Vokalis dan juga pentolan dari band The Strokes ini mem-buka shownya dengan lagu “Ludlow St.” yang berirama Blues. Konser dilanjutkan dengan 11 lagu lainnya seperti: “River of Brakelights”, “11th Dimension”, “Out of the Blue”, “Glass”, dan ”Tourist”. Lagu dari The Strokes juga dibawakan dalam berbentuk demo berjudul I’ll Try Anything Once (B Sides) untuk menghangat-kan rasa kangen para fans The Strokes karna sudah lama hilang didunia per-musikan. Selain lagu dari The Strokes, dia juga meng-cover satu lagu dari band berasal dari Tennessee yang bernama Kings of Leon. Dengan memakai rompi dan celana kulit hitam, Julian mengungkapkan kekagumannya akan kota New York dan ketertarikannya akan lagu dari Alicia Keys yang berjudul “Empire State of Mind”. Konser pun berakhir pada jam 11.40 malam dan diakhiri dengan cover 5 detik lagu tersebut yang mempunyai chorus yang sangat catchy, “New York!!!! Concrete jungle where dreams are made of, There’s nothing you can’t do.” Saya sangat puas dengan konser yang berharga $35 ini. Walaupun band pembuka sedikit mengecewakan, tetapi Julian Casablancas selalu membuat penonton kehabisan suara karna ikut bernyanyi seru dengan lagu-lagunya. Pada perten-gahan lagu, dia loncat ke penonton dan asik bergaya sambil bernyanyi. Diiringi oleh 6 anggota band, Julian Casablancas bisa terbilang a true performer karna kebolehannya dalam membawa crowd untuk masuk kedunia permusikannya. Article by Aisha Sioux and Photos by Nami Tachril

”Saya masih ingat ketika masih berumur 12 tahun dan bersiap-siap untuk kem-bali ke sekolah dengan menggunakan Levis dan sepatu Vans, dan saat ini saya menggunakan Vans edisi band saya sendiri”, ujar Mike Muir vokalis dari Suicidal Tendencies. Vans merupakan sebuah brand yang sangat erat hubungannya dengan band yang cukup mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan musik rock. Sebagai penghormatan mereka terhadap kelompok musik terse-but, Vans beberapa kali merilis sepatu edisi band dengan model Clasic Slip-On maupun Sk8 –Hi seperti Iron Maiden, Slayer, Bad Brains, No Doubt, Kiss, Mast-odon, The Exploited, Rise Againts, Motor Head, Ramones, Sex Pistol, The Pixies, Niagara, Milencolin, Miles Davis, hingga yang terakhir Suicidal Tendencies. (RA) WWW.VANS.COM

VANS OF THE WALL

RECYCLED TOY SCULPTURESBerkreasi tidak harus selalu dengan bahan materi yang bagus atau baru. Bisa saja menggunakan bahan dasar yang selama ini hanya digunakan untuk keperluan rumah tangga. Contohnya hasil karya dari Robert Bradford yang dikenal dengan Recycled Toy Sculptures. Dengan menggunakan gantun-gan jemuran, mainan yang sudah rusak, gunting atau bahan apapun yang memungkinkan untuk di padukan dengan sedemikian sehingga bisa mem-bentuk satu kesatuan. Salah satunya patung anjing pada gambar berikut ini. WWW.COOLHUNTER.COM

JULIANCASABLANCAS

Page 39: 7th Issue

39

Satu lagi wadah baru untuk para bomber yang ingin mendapatkan informasi sekaligus menampilkan karya-karya mereka di sinilah tempatnya. Respecta Street Art Gallery hadir untuk memberikan motivasi, menghormati serta membakar semangat eksistensi street artist Indonesia dalam berkarya di ruang publik. Adapun beberapa projek yang bisa anda temui pada website ini diantaranya: Respecta Super Exhibition Project yang isinya berupa pameran dari para seni-man yang menggunakan ruang per ruang seperti ruang tamu, ga-rasi, gudang dan berbagai ruang yang bisa menjadi media lain untuk berlangsungnya pameran. Respecta Street Art Photo Project menjadi satu pilihan lain tidak hanya untuk street artis, terbuka untuk anda yang menyukai fotografi dan foto-foto yang terpilih akan dipamer-kan secara khusus. Respecta T-shirt Street Art Project untuk yang satu ini diperuntukkan buat para super bomber yang membuat karya artworks di t-shirt dan mengirimkan kemudian akan dipamerkan di RESPECTAstreetartgallery. Selain itu masih ada beberapa projek lain-nya. Website yang baru menggelar launching pada 20 februari 2010 bertempat di Ruang Rupa Tebet Jakarta Selatan ini turut dimeriah-kan oleh penampilan dari Averil Alexander Yoyo Player, Indobeatbox, Racun Kota, Sindikat Senar Putus dan beberapa artis lainnya. “http://www.respectastreetartgallery.com”. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

GIVE US YOURRESPECTA

Ruru Shop adalah sebuah toko yang menjual dan mendistribusikan produk-produk hasil karya para seniman masa kini baik itu artwork, kaos, merchandise, barang-barang eksentrik, buku, al-bum rekaman , DVD dan masih banyak lagi. Toko ini bertempat di Ruang Rupa Tebet dan dibuka sejak tanggal 14 Februari 2010. RURU shop ini buka setiap hari dari pukul l11.00 hingga 21.00, kecuali hari Selasa. RURU shop kini membuat sebuah program baru “Artwork Project”, yaitu sebuah program yang akan merilis produk-produk yang dihasilkan dari proyek kesenian dengan tema khusus. Program Artwork Project ini tiap bulannya akan mengundang seniman-seniman untuk berpartisipasi membuat produk-produk dengan tema spesifik. Untuk edisi perdana dalam rangka Launching RURU shop pada 14 Februari 2010, dimulai dengan merilis 2 seri produk yaitu “THE GOLDEN LOVE TAPE” dan “BROKEN HEART BOOK” yang diproduksi secara terbatas. (RA)

RURU SHOP

hit ’n’ miss

Page 40: 7th Issue

40 FAR APRIL/MEI 2010

Page 41: 7th Issue

41

heat’n’beat

Andre Harihandoyo

&sonic people

Awal mulanya saya mengira ini merupakan proyek seorang penyanyi solo yang didampingi oleh beberapa musisi pendukung, dikarenakan nama mereka yang menggunakan nama sang vokalis. Namun ternya-ta mereka merupakan sebuah band yang terbentuk pada tahun 2007 yang terdiri dari Andre Harihandoyo sebagai vokal dan gitar, Andreas

Arianto mengisi keyboard, BJ pada bass dan Adit pada drum. Di awal tahun 2009 mereka merilis album perdana mereka “Good For Your Soul” dibawah label mer-eka sendiri Warehouse dan didistribusikan oleh Demajours. Melihat judul album mereka sama sekali tidak berlebihan, dengan musik yang easy listening cukup melegakan bagi jiwa dan memanjakan kuping terutama bagi para pekerja setelah berhadapan dengan rutinitas kantor dan kemacetan ibu kota. Simak obrolan sing-kat Far Magazine dengan Andre Harihandoyo and The Sonic People perihal nama band mereka, Mosaic Music Festival dan album baru mereka.

Dilihat dari namanya sepertinya ini proyek solo seorang Andre Harihandoyo yang didampingi oleh teman-teman dari The Sonic People?AH: Pada awalnya, kira-kira 4 tahun yang lalu memang ini proyek solo yang diban-tu oleh beberapa teman. Mereka adalah orang-orang yang saya percayakan untuk bermain live. Namun seiring waktu dan perkembangan musiknya, ada satu titik dimana saya menyadari jika satu personel diganti bukannya tidak maksimal tapi akan terasa pincang. Kita masing-masing sudah merasa nyaman bermain musik bersama-sama dan saya merasa ini sudah bagaikan sebuah band, maka dari itu akhirnya kita memutuskan untuk maju sebagai sebuah band sekitar tahun 2007.

Kenapa tetap memakai nama Andre Harihandoyo sebagai nama band?AH: Dulu di awal terbentuk memang saya cukup banyak peranan mulai dari bikin musik dan memproduseri juga, karena sempat berjalan dan terbangun seperti itu. Sebenarnya itu sebuah penghargaan dan tanggung jawab yang besar buat saya pribadi karena dengan menggunakan nama itu berarti mereka memberikan ke-percayaan terhadap nama saya.

Apakah teman-teman di The Sonic People keberatan dengan pemakaian nama Andre Harihandoyo?BJ: Kita memang ingin menggunakan nama yang unik dan buat kami selama mas-ing-masing dari kami masih memiliki peranan dalam pembentukan musik sama rata dan selama proses bermusik itu tidak terganggu kami tidak keberatan sama sekali.

Sudah berapa album yang dihasilkan?AH: Sejauh ini kita terlalu sering merilis dalam bentuk EP, EP pertama kita proyek solo si “Andre Harihandoyo” dan memasuki yang kedua hingga kini itu sudah ter-bentuk sebagai band. Sebenarnya dari awal memang musiknya sudah mau seperti ini, tapi di pertengahan kita agak sedikit melenceng, EP kita yang kedua musiknya itu sangat “ngeblues” dan “good for the soul” merupakan full album pertama kita.

Proses pengerjaannya berapa lama untuk mengerjakan album ini?A: Cukup lama, sekitar 1 tahun. Terbentur beberapa hal, yang awalnya kita tar-getkan dua bulan untuk produksi full album, malah jadinya buat EP, akhirnya full album kita tertunda. Dan kita juga mendapat kesempatan untuk bermain di Sin-gapore di acara Mosaic Musik Festival dan kesempatan untuk tur di beberapa kota di Australia. Dan memang kita teliti banget dalam proses pembuatannya, kita den-gar berkali-kali dari segi kualitas sound dan segala macamnya sampai akhirnya kita bener-bener puas dengan hasil rekaman.

Gimana caranya bisa mendapat kesempatan bermain di kedua negara tersebut?AH: Itulah gunanya teman. Kita punya beberapa teman yang membantu kita un-tuk bisa bermain di dua event tersebut. Ketika kita diberitahu bahwa kita akan bermain di Mosaic Music Festival itu kita sama sekali tidak menyangka dan merasa kaget mendapat kesempatan untuk bermain di festival musik sebesar itu. Dan yang di Australia itu memang kita lakukan secara independent, disana clubnya lebih terbuka. Selama bermain di dua negara tersebut apa yang kalian lakukan untuk mem-promosikan kalian dari Indonesia?Selama disana kita mempromosikan band kita dengan membagikan cd EP kita dan kita selalu memakai kaos yang bertemakan Indonesia, seperti kaos dengan bertuliskan “I love RI”, beberapa dari kami manggung menggunakan blangkon dan yang pasti kita selalu bilang, “we are from Indonesia, your neighbourhood”.

Dengan jenis musik yang kalian usung kenapa tidak mengejar major label?AH: Indie atau major menurut kita sesuatu yang tidak dapat dibedakan, indie itu lebih ke semangat untuk melakukan semua semaksimal mungkin dengan keter-batasan yang ada dan setiap band harus punya semangat itu. Menurut saya set-iap band bisa memajorkan bandnya, jika ada pertanyaan “lo gak mau ke major?” menurut saya yang lebih tepat pertanyaannya,”lo gak mau bekerja sama dengan major label?”. Tapi menurut kita sebuah band itu pasti mempunyai suatu visi, war-na dan karakter. Bekerja sama dengan label itu ibaratnya suatu pernikahan, band dengan label harus bener-bener cocok. Selama pernikahan itu baik dan meng-hasilkan sesuatu yang baik kenapa tidak.

Harapan kedepannya Andre Harihandoyo and The Sonic People dengan dirilis album ini apa?AH: Ingin band ini terus berkibar dan kami tetap berkarya, pengen banget punya band seperti U2, mereka selalu berempat tanpa pergantian personel dan dari al-bum kealbum karyanya selalu bagus dan berkualitas.(RA)FOTO DOK. ANDRE HARIHANDOYO & THE SONIC PEOPLE.

the

Page 42: 7th Issue

42 FAR APRIL/MEI 2010

hit’n’missSource : Coolist.com

PAPER CAMERA

LAMPU MINERAL

Brenda Houston adalah interior designer asal New York yang memulai karirnya pada tahun 2000, karya – karyanya biasa didapat di Barneys New York atau David Yurman. Salah satu karyanya yang mengambil hati para designer lain dengan inspirasi dan dibuat dari formasi natural mineral adalah Mineral Lamps. Lampu – lampu mineral ini berukuran 23 dan 29 inchi, dengan bentuk yang sederhana yang membuat hiasan mineral tersebut tidak kalah menariknya dengan lampu – lampu lain. Dengan warna hitam yang pekat ditambah aksesoris laba – laba yang memberikan kesan superhero lair. (RT)

GEBRAKAN LABEL

Cara yang paling ampuh untuk mengenalkan produk baru wine adalah melalui label design wine. Tidak berpengaruh terhadap kualitas wine tersebut, bila label tersebut menampilkan suatu yang menarik, biasanya hal tersebut memacu pembeli untuk memilih produk tersebut. Dengan fakta ini banyak design grafis memfokuskan kreatifitas mereka dalam pembuatan label wine untuk memberikan pesan yang tepat kepada pembeli wine.The Coolist telah memilih 30 design label untuk wine yang paling menonjol.

MEJA PIANO

Bagi para pemain piano harus memiliki piano buatan Georg Bohle, paling tidak mengamati keberadaan piano ini. Meja yang berbentuk sederhana, berkesan lembut yang terbuat dari pohon oak ini menyembunyikan tuts piano dibalik kayu yang lembut itu, dibalik pintu kayu dengan 88 tuts piano listrik. Ini adalah suatu penggabungan dunia musik dan interior, bila dilihat dari bentuk meja tersebut, meja ini sangat ideal untuk menjadi meja makan. Setelah selesai makan, angkat pintu piano dan kamu bisa menghibur tamu mu dengan memainkan piano. Cara untuk membeli piano ini dengan system pre – order, yang kira – kira seharga $6,000. Such special furniture does not come cheap.

MOUSTACHE

Beberapa tahun yang lalu ke populeran mempunyai kumis mencapai tingkat tinggi, kebanyakan laki – laki di penjuru dunia mengikuti gaya ala kumis buyut nya yang tebal. Moustache Culture is back! Untuk merayakan, dan juga para designer yang mengagumi bentuk – bentuk kumis yang berbeda, ada 10 contoh design kreatif yang menjadikan kumis sebagai icon. Diantaranya adalah Avril Loreti, yang membuat saputangan kumis (Moustache Handkerchief ). Ada juga designer lain yang mendesign wadah merica dan garam berbentuk kumis (Salt and Pepper Moustache), Moustache Wallpaper dan ilustrasi oleh Natalie Wright, Moustache Mugs oleh Peter Bruegger dan banyak lagi.Para maniak produk kumis, keluarkanlah jiwa kumismu.

Selama ini kita selalu bertaut pada photoshop, dimana kita berpikir “gampanglah, ntar di photoshop aja”, it’s time to go back to basic. Sekarang fotografi hanya tentang megapixel dan meng – edit foto, dulu fotografi adalah cahaya dan roll film. Untuk mengingatkan kita ke jaman analog dan manual The Coolist telah memilih 10 kamera kertas yang akan mengingatkan kita tentang kemurnian fotografi. Corbis Readymech adalah salah satu orang yang memproduksi high quality kamera kertas. Kamera kertas “Peyote” adalah salah satu kamera abstrak yang menggungakan pinhole. Yang bisa kita lakukan untuk membuat kamera ini adalah dengan mencetak pola kamera tersebut danikuti instruksi untuk menyatukan pola. Ketika kamu membuka shutter kamera ini, film yang ada didalam kamera ini akan diexpose oleh cahaya. Hasilnya akan kurang lebih menjadi seperti kamera – kamera lomo yang biasa kamu temui. Selain kamu berkreasi membuat the one and only kamera yang kamu miliki, juga kamera ini dapat menghasilkan hasil yang mengagumkan.

LE QUEUES de SARDINES

Those legs weren’t made just for walking. Tim M+O Design Studio melihat bahwa kaki itu tidak hanya digunakan untuk berjalan saja atau sebagai objek untuk aspirasi, tapi juga sebagai kanvas untuk para artist mengekspresikan karyanya. M+O telah menghasilkan berbagai macam seri stocking bernama “Le Queues de Sardines”. Stocking – stocking ini menggunakan warna – warna terang yang memberikan kesan playful, serius, artistik dan seksi. Dengan warna – warni yang menarik perhatian, memberi karakter pada pemakainya dan pola – pola atau tekstur yang berbeda. “Cumulonimbus” tights dan the sexy “Chimera” adalah stocking paling popular diantara yang lain.

Page 43: 7th Issue

43

Dibalik ketenangan kota Yogyakarta yang terkenal dengan makanan khas gudegnya yang manis juga dikenal dengan kota yang memiliki minuman keras terbaik dikelasnya yaitu lapen. Begitu juga dengan manisnya musik yang dimainkan Sheila on 7 maka terdapat Cranial Incisored yang dengan kerasnya merupakan salah satu band terbaik yang pernah dimiliki oleh Yogyakarta di era sekarang. Dengan menggabungkan beberapa elemen musik seperti jazz, mathcore, funk, punk dan ekpserimental maka hasilnya akan seperti Lipan’s Kinetik album kedua mereka yang dirilis oleh Helavila Record. Hilangkan segala kesal dan amarah yang ada didalam jiwa ketika mendengarkan album ini, karena kita diajak berfikir layaknya sebuah pelajaran matematika dan kita tidak akan pernah tahu part-part berikutnya. Yang menarik ialah ketika mereka berhasil mengubah “Friday I’m in love” milik the cure menjadi serba cepat dan “double Talkin Jive” milik Guns n roses yang dikemas dengan nuansa latin. Hasrat eksperimen tidak berhenti disitu mereka berkolaborasi dengan Kalimayat seorang artist noise domisili Australia di “D of P” dan “Headtrip” dan Kirdec seorang artist noise domisili Kongo pada lagu “Raincoat”. Jika album ini diibaratkan sebagai seorang individu maka ia seorang preman yang tergila-gila dengan matematika yang sedang mencoba meramu rumus phytagoras dengan rumus trigonometri. (RA)

CRANIAL INCISORED

Kroncong adalah salah satu musik popular yang berkembang di nusantara. Meskipun telah dikenal sejak abad ke-16, musik ini baru popular ketika radio dan teknologi rekaman berkembang. Ubiet bersama musisi dan pengarang lagu Dian HP dan Riza Arshad yang tidak berasal dari tradisi kroncong merasa tertantang untuk menggali kembali potensi yang ada dalam kroncong bersama beberapa teman seperti Dony Koeswinarno (flute/saxophone), Dimawan Krisnowo Adji (cello), Arief Suseno (ukulele-cak), Maryono (ukulele-cuk), Adi Darmawan (bass elektrik), Jalu Pratidina (kendang Sunda-perkusi) dan mereka menamakan diri mereka dengan nama Ubiet dan Kroncong Tenggara. Mereka mengadakan show tunggal mereka pada tanggal 12-13 Februari 2010 di Teater Salihara. Pada malam itu mereka membawakan sekitar 13 lagu yang terdiri dari delapan lagu kroncong lama yang terdiri dari kroncong, stambul dan langgam yang diaransemen ulang dengan cita rasa masa kini seperti Kroncong Kemayoran, Aksi Kucing, Stambul Jauh di Mata, Gambang Semarang dan lima lagu baru dengan lirik yang ditulis oleh tiga penyair seperti Chairil Anwar, Nirwan Dewanto, Sitok Srengenge seperti Senja di Pelabuhan Kecil, Cinta Pertama. Dengan mengadopsi berbagai ragam musik seperti tango, jazz, melayu, pop dan klasik maka kita dapat menikmati musik kroncong dengan cita rasa yang berbeda. (RA) FOTO DOK. GALERI SALIHARA/WITJAK.

IN MEMORIAM & VANTASMA

Pergerakan musik progresif rock di Indonesia sudah cukup keras namun perkembangannnya masih belum begitu terasa hingga kini. Walaupun di tahun 70-an terdapat masa keemasan musik progresif dinegara ini namun lambat laun semakin meredup. Teater Salihara bekerja sama dengan Indonesia Progressive Society mengadakan suatu program yang rencananya rutin diadakan. Sebagai event perdana mereka mengundang dua band progresif yang cukup memiliki nama di komunitas mereka Vantasma dan In Memoriam. Vantasma sebagai band pertama yang bermain malam itu cukup menghibur dengan penguasaan para personel dengan instrument mereka masing-masing, namun durasi lagu mereka yang sebagian besar 10 hingga 15 menit jadi satu hal yang membosankan. Berikutnya In Memoriam yang menjadi salah satu finalis band pembuka Arch Enemy. Diawali dengan aksi teatrikal sang vokalis keluar dari peti mati dan musik pun menghentak. Musik mereka cukup variatif dimana terdapat unsur metal, hardcore, gothic dan sedikit unsur orkestra yang bernuansa gelap dari irama keyboard. Pada malam itu mereka mengajak Badai dari Kerispatih untuk bermain keyboard dalam lagu “khilaf” dan “Hitam dan Putih”. Selain membawakan lagu sendiri mereka malam itu juga membawakan tembang lama “Michele” milik The Beatles dan “Deeper underground” milik Jamiroquai dengan versi mereka sendiri. Perlahan tapi pasti pergerakan komunitas progresif agar karya mereka bisa diterima oleh masyarakat umum. (RA) FOTO DOK. GALERI SALIHARA/WITJAK.

UBIET & KRONCONG TENGGARA

Tohpati Ario Hutomo yang akrab disapa dengan panggilan Tohpati merupakan seorang penulis lagu dan seorang gitaris jazz yang biasa memadukan unsur modern dengan kebudayaan tradisional Indonesia. Belum lama ini ia membuat suatu proyek baru yang bernama “Tohpati Ethnomission” yang terdiri dari Indro Hardjodikoro (bass), Demas Narawangsa (drum), Endang Ramadhan (kendang), Diki Suwarjiki (suling). Pada tanggal 6 Februari mereka mengadakan konser perdana mereka di Teater Salihara yang dihadiri oleh pengunjung dari beragam usia. Malam itu dengan mengenakan kemeja putih dan kain sarung tanpa banyak basa basi mereka memainkan lagu-lagu berupa instrumental yang bernuansakan jazz di padukan dengan unsur tradisional, ditambah dengan dekorasi panggung yang dipenuhi oleh jerami semakin memperkuat kesan tradisional dan dekat dengan alam. Total delapan lagu mereka bawakan seperti “Gegunungan”, “Etno Funk”, “Rain Forest”, “Bedhaya Ketawang”, dan “Perang Tanding” dengan masing-masing personel yang mengeksplorasi instrument mereka. Seperti yang diucapkan oleh Tohpati, ini bukan merupakan jazz hura-hura yang umumnya digemari oleh para abg akan tetapi malam itu mereka tampil dengan penampilan terbaik mereka dan membuktikan bahwa seni modern bisa dipadukan dengan seni tradisional dan menghasilkan harmonisasi yang indah. (RA) FOTO DOK. GALERI SALIHARA/WITJAK.

TOHPATI ETHNOMISSION

Turut memeriahkan ulang tahun dari Institut Kesenian Jakarta yang ke 40 tahun. IKJ bekerjasama dengan Goethe Institut mengelar pertunjukan Pantomim berjudul “Don Juan”. Bertempat di Gedung Kesenian Jakarta acara ini dilaksanakan selama empat hari pada tanggal 4-5 Februari, kemudian 9-10 Februari di Taman Budaya Jawa Barat. Cerita “Don Juan” dikemas secara menarik dan menimbulkan kesan komedi pada beberapa adegan, pertunjukan pantomim ini disutradarai oleh Milan Sladek seorang maestro Pantomim yang berasal dari Jerman. Pertunjukan yang memakan waktu kurang lebih satu setengah jam ini, mendapat apresiasi yang sangat baik dari penonton yang hadir di malam itu. Dengan diiringi alunan musik karya Christoph Willibald Gluck dan akting memikat sejumlah pemain utama seperti yayu AW Unru, Lilies, Pungkas Banon Gautama menghasilkan Pantomim yang mungkin biasaanya terkesan membosankan tapi tidak untuk pertunjukan malam itu. Semoga pertunjukan ini dapat memberi warna lain untuk perkembangan dunia seni di Indonesia. (BW) FOTO DOK.EVA TOBING

PANTOMIM “DON JUAN”

Page 44: 7th Issue

44 FAR APRIL/MEI 2010

heat’n’beat

KEMAH CINTA

Salah satu dampak yang dapat dirasakan dengan adanya globalisasi tidak hanya pada hilangnya batas-batas negara tetapi juga rasa cinta tanah air. Hal ini lah yang melatar belakangi tindakan sepasang suami istri (Iwan Esjepe dan Indah Esjepe) pada tahun 2005 untuk membentuk gerakan kepedulian terhadap Indonesia yang mendambakan kembalinya sebuah ke banggaan dari seluruh rakyat pada bangsa dan negaranya. Indonesia Bertindak bergerak dengan propaganda cinta Indonesia melalui kaos, poster, kegiatan sosial dan acara-acara cinta tanah air. Seperti acara yang baru saja dilakukan yaitu Kemah Cinta Indonesia di Capolaga Subang, Jawa Barat. Keunikan dari acara ini bukan hanya dari tanggal kegiatannya yang bertepatan dengan hari kasih sayang, tetapi juga dalam acara ini mengandung pesan tentang cinta terhadap Indonesia dan tindakan-tindakan kepedulian terhadap tanah air tercinta. Acara ini dimulai sejak tanggal 12-14 Februari 2010 diikuti 50 peserta, dan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang menarik sehingga menciptakan rasa kekeluargan dan cinta tanah air. Pandji Pragiwaksono merupakan salah satu bintang tamu yang ikut andil dalam Kemah Cinta Indonesia ini. Peran dari gerakan Indonesia Bertindak untuk menjaga rasa cinta tanah air telah banyak dilakukan, dan diharapkan tindakan rasa cinta tanah air ini juga dilakukan oleh masyarakat Indonesia agar bangsa ini tetap menjadi bangsa yang dihormati oleh bangsa lain. (PTY) FOTO DOK FAR. MAGAZINE

Italian Grindvasion Tour merupakan rangkaian tour dari dua buah band Italia di Indonesia. Sekitar 14 kota di Indonesia akan dihajar oleh kebisingan dari Bestial Vomit yang mengusung noise grindcore dan Kazamate yang memainkan hardcore punk. Kebetulan Jakarta sebagai kota pertama dalam tour ini dan mereka bermain di dua tempat yaitu Delight Café kemang dan Plaza Berwarna MD Radio. Acara di jadwalkan mulai jam 12 dan didukung oleh beberapa band lokal seperti Take Off, Enemy of Judas, Nosema, Outerfall, Unmistake, Start Today dan masih banyak lagi. Setelah melihat penampilan dari Outerfall dengan deathcore kekiniannya, maka Kazamate yang punya hajat bermain terlebih dahulu, sekitar 15 lagu dibawakan malam itu. Dengan tipikal hardcore punk yang cukup unik. Dilanjutkan penampilan Bestial Vomit dengan noise grindcore serba cepat. Penampilan mereka malam itu sedikit nyeleneh mungkin dipengaruhi oleh ‘minuman’ lokal yang selalu mereka bawa dalam plastik hitam sebelum mereka perform. Kemudian dilanjutkan oleh grup musik lokal seperti Unmistake dengan hardcore youth crew dan Nosema dengan death grind ala Coldworker. Event malam itu di dukung penuh oleh Neo Mild dan MD Radio, besar harapannya terhadap MD Radio agar bisa menjadi rumah bagi para musisi lokal Jakarta Timur. (RA) .

I COME AND SEE

Gita Gutawa gadis berusia 16 tahun ini telah menggelar konser perdananya pada 25 Februari 2010 silam. Konser yang bertajuk “Kotak Musik Gita Gutawa” ini terbilang sukses memuaskan penonton yang khusus hadir pada malam itu. Bertempat di Balai Sarbini, Jakarta Gita hadir menampilkan sekitar 20 lagu andalannya diantaranya: Doo Bee Doo, Parasit, dan Meraih Mimpi. Konser yang berlangsung selama dua jam tersebut juga menampilkan sejumlah bintang tamu yang berkolaborasi dengan Gita Gutawa. Duo Maia, Afgan, Catharina W.Leimena, Lea Simanjuntak, Sonia Nadya Simanjuntak dan Minerva hadir dengan penampilan terbaik mereka bersama Gita. Tata panggung yang ceria dilengkapi dengan warna-warni dekorasi yang menawan malam itu konser Gita Gutawa berhasil menyedot banyak mata penonton. Ditambah lagi dengan performa dari Gita yang maksimal tidak hanya suara, juga dilengkapi dengan koreografi yang energik. Dibantu oleh Erwin Gutawa sang ayah kali ini berlaku sebagai sutradara selama konser berlangsung. Dua designer besar Sally Koeswanto dan Barli Asmara turut terlibat dalam merancang busana-busana cantik yang dikenakan Gita malam itu. Gadis cantik ini juga menerima penghargaan dari MURI sebagai penyanyi pop termuda yang menggelar konser tunggal. Bravo Gita! (BW) FOTO DOK.FAR MAGAZINE

KONSER KOTAK MUSIK GITA GUTAWA

Pecha Kucha Night merupakan wadah bagi para desainer muda untuk dapat saling bertemu, membangun jaringan dan menunjukan karya mereka kepada publik. Astrid Klein dan Mark Dytham (Klein Dytham architecture), merupakan penggagas munculnya Pecha Kucha Night. Pertama kali acara ini dilakukan pada tahun 2003. Pecha Kucha telah menjadi wadah bagi forum dimana hasil karya kreatif dapat dengan mudah dan secara informal dipublikasikan, tanpa harus menyewa sebuah galeri ataupun mengenal seorang editor majalah. Wadah ini memiliki ciri khas untuk menyampaikan pesan, hal ini dapat dilihat melalui sistem presentasinya. Setiap presenter membawakan 20 slide presentasi, masing-masing slide selama 20 detik. Ini merupakan cara yang tepat untuk menyampaikan pesan, selain dari itu akan memicu munculnya ketertarikan tinggi dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk tampil. Baru-baru ini Pecha Kucha Jakarta ikut ambil bagian bersama dalam menangani permasalah Haiti yang diselenggarakan secara serentak di lebih dari 130 kota di seluruh dunia. PechaKucha for Haiti, diselenggarakan 20 Februari 2010 ini berlangsung di Es Teler 77 mulai pukul 20.00 WIB. Kegiatan ini merupakan hasil inisiatif Pecha Kucha Global bersama dengan Architecture for Humanity. Tujuan dan fokus utama acara ini tidak hanya untuk memberikan inspirasi, serta menunjukan kekuatan dari ide dan kreativitas dalam membawa suatu perubahan khususnya dalam masyarakat tetapi juga, untuk dapat memberikan sumbangan guna membantu proses pemulihan di Haiti. (PTY) FOTO DOK FAR MAGAZINE

PECHA KUCHA NIGHT

Almost White Cube (Part II) yang diselenggarakan pada 11-22 Februari 2010 bertempat di CGartspace, Plaza Indonesia lantai 3 merupakan suatu event yang menampilkan karya seni yang bernilai tinggi, sama seperti dengan part I event ini yang diselenggarakan pada akhir Januari lalu. Berbagai macam karya seni yang ditampilkan dalam event ini merupakan hasil sentuhan dari seniman-seniman yang memiliki karakteristik dalam setiap karyanya. Kombinasi warna, bentuk, dan goresannya dapat membuat para pecinta seni berimajinasi mengenai arti yang terkandung di dalamnya. Hal ini lah yang membuat event ini menjadi centre of attention tidak hanya bagi pecinta seni tetapi juga kalangan masyarakat biasa yang ingin mengetahui nilai keindahan dari suatu karya seni. Seniman-seniman yang mempertunjukan hasil karyanya dalam event Almost White Cube (Part II) diantaranya adalah Agus Suwage, Budi Kustarto, Eddie Hara, Radi Arwinda, Cinanti Astria Johansjah (Keni), Beatrix H. Kaswara, Chandra Johan,Bestrizal Besta, Moniarta, Yuli Prayitno, Syaiful A Garibaldi (Tepu) Octora Chan, Wastuwidyawan Paramaputra, Ali Rubin, dan Christina Natalia. Suasana nyaman dan fasilitas yang ada akan meningkatkan gairah seni anda dalam menghargai indahnya hasil karya seni. (PTY) FOTO DOK FAR MAGAZINE

ALMOST WHITE CUBE PART II

Page 45: 7th Issue

45

heat’n’beat

Satu lagi grup musik jebolan dari kampus seni di kawasan Cikini, Institut Kesenian Jakarta. Old Paper sebuah grup musik yang terdiri dari Amin (suara utama, dawai akustika, papan denting) Okie (dentuman irama, suara latar) Ono (dawai elektrika, suara latar) Onnie (penjaga birama, suara latar) Dika (hembusan nada, suara latar). Berdiri sejak tahun 2004 dengan membawakan musik yang mereka sebut dengan istilah boogie wogie. Diakhir 2009 ini mereka merilis mini album mereka secara swadaya dengan judul “lets do the dance” yang terdiri dari 6 lagu yang kental akan nuansa blues dan jazz modern. Memulai track pertama dengan “bang bing beng blues” yang kental dengan nuansa blues dan rockabilly dilanjutkan dengan “durjana” sebuah aransemen musik tanpa nyanyian dari sang vokalis yang mengingatkan saya dengan Southern Beach Terror dari Jogja. Walaupun tidak disertai penulisan lirik dan saya tidak mengerti apa yang disampaikan akan tetapi mini album ini cocok untuk menemani anda berdansa semalam suntuk dengan teman-teman disebuah pub kecil ditemani berbotol-botol alkohol murahan, “hei Amien, ajari saya berdansa seperti dirimu”. (RA)

OLD PAPER - Lets Do The Dance

Ray D’Sky - Released By Reality

Setelah melalui proses yang cukup panjang akhirnya rilis juga album perdana dari Ray d’Sky dengan judul “Released By Reality”. Ray D’Sky merupakan sebuah band yang beranggotakan musisi yang sudah tidak asing di blantika musik Indonesia seperti Aray dan Iwano (Steven and The Coconuttreez), Bongky (BIP), Didit Saad (Plastik). Selain itu banyak musisi yang membantu produksi album ini seperti Aci (drum), Ivanka (Slank) mengisi bass dibeberapa lagu, Tpenk (Steven and The Coconuttreez) dan Anda mengisi backing vocal di “Lovely Day”, dan terdengar sayup-sayup lantunan dari seorang Oppie Andaresta dilagu “Blind”. Pada lagu “The Song” kita dapat menikmati permainan conga oleh Hendrixus, sedangkan kita bisa menikmati teriakan sensasional dari seorang Ipang (BIP) pada lagu “Happy Endings”. Dalam album yang terdiri dari 11 lagu ini mereka memasukan beberapa unsur musik seperti blues, folk, reggae dan ballad. Diawali oleh “angel” dengan nuansa musik folk nan easy listening dan ditutup dengan “Sunday” bernuansa akustik. Tack favorit saya “Misty Day” akustik yang diselingi nuansa rap reggae oleh Joe D’wine. Dengan lirik yang bertemakan cinta secara universal dan pandangan hidup yang positif dengan kemasan musik easy listening nan catchy yang kaya akan unsur membuat album ini layak untuk menemani anda dikala sedang bepergian jauh. (RA)

LOMOGRAPHY LOVES INDONESIA

Pameran foto yang merupakan hasil jepretan dari berbagai jenis kamera Lomo ini diselenggarakan di Grand Indonesia, Jakarta. Pameran ini sendiri berlangsung sejak tanggal 20-28 Februari 2010, dengan menampilkan kurang lebih 6000 foto yang dihasilkan oleh sekitar 200 lomographer seluruh Indonesia. Kamera analog ini memang sedang digandrungi oleh masyarakat Indonesia terutama anak muda. Hasil karya dengan bentuk dan warna-warna unik menjadi daya tarik tersendiri untuk para lomonesia (Lomographic Society Indonesia). Pada pameran tersebut, karya-karya yang ditampilkan pun sangat beragam baik dari segi ukuran maupun objek yang terdapat dalam foto. Dengan tema “Lomography Cinta Indonesia” pameran ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk lebih mengenal mengenai Lomography dan kecintaan terhadap Indonesia dilihat dari hasil foto yang mengambil berbagai sudut kehidupan yang terjadi di Indonesia saat ini. Selain pameran pada tanggal 21 dan 27 Februari 2010 juga diadakan workshop yang terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya bagi para peserta. Acara ini turut dimeriahkan oleh dua band yaitu The Trees and The Wild dan Monday Math Class pada pembukaan. Kemudian menampilkan Arcade Playmate feat OSD dan Sir Dandy serta visual jokey dari lomonesia pada Minggu, 28 Februari 2010. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

Pameran foto yang diselenggarakan di Galeri Salihara Pasar Minggu dengan mengusung judul foto “Cap Go Meh”. Dimana foto-foto tersebut diambil langsung di daerah Singkawang Kalimantan Barat. Foto-foto indah ini merupakan hasil dari tangan-tangan delapan orang fotografer diantaranya: Oscar Matuloh, Jay Subiakto, Yori Antar, Sjaiful Boen, Enrico Soekarno, Jhon Suryaatmadja, Sigi Wimala dan Asfarina. Mereka bergabung dalam pameran ini, dengan hasil karya jepretan masing-masing, walaupun dengan latar belakang yang berbeda antara satu dengan yang lain tapi mereka mencoba menyatukan keragaman yang ditangkap dalam perhelatan festival Cap Go Meh di kota Singkawang. Dan hasilnya pun menarik perhatian banyak pengunjung ketika pameran yang berlangsung pada 23 - 31 Januari 2010 memperlihatkan gambaran dari hiruk pikuk kehidupan masyarakat kota Singkawang. Potret nyata kehidupan etnis China, Dayak dan Melayu yang berbeda tapi tetap bisa hidup berdampingan dan dipenuhi dengan kedamaian antara satu dengan yang lain. Tidak hanya pameran foto tetapi acara ini juga diisi dengan pertunjukan seni dari kota Singkawang serta diskusi yang dibuka untuk umum dan tidak dipungut biaya (free). BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

FOTO “CAP GO MEH” DI SINGKAWANG

Kreativitat Dance Indonesia (KDI) merupakan sebuah grup tari non-profit yang telah terbentuk sejak tahun 1998. KDI bercita-cita meningkatkan apresiasi terhadap seni tari, serta menciptakan sebuah wadah bagi koreografer, penari, pekerja panggung dan pengelola seni pertunjukkan untuk menimba pengalaman serta mewujudkan cita-cita mereka. Sebagai bukti nyata mereka mempersembahkan sebuah pertunjukkan tari pada tanggal 16 dan 17 Januari 2010 di Teater Salihara. Pada pertunjukan tari yang berdurasi kurang lebih 90 menit ini terdiri dari 3 cerita yang dimulai dengan karya pertama yang berjudul “Bagai Sepotong Seruling Bambu Yang Akan Kau Isi Dengan Musik”, menceritakan tentang sepasang kekasih yang sedang mencari makna cinta. Tarian yang kedua berjudul “Cerita dari Dunia Maya”, menceritakan pengalaman seseorang pengidap penyakit skizofrenia. Karya tari ketiga yang dipertunjukkan yaitu “Kunti”, terdiri dari empat babak berdasarkan sebuah karakter dalam Mahabharata versi Nyoman S Pendit. Dalam pementasan ini terdapat beberapa nama yang sudah tidak asing lagi seperti Yudistira Syuman dan Farida Oetoyo sebagai koreografer, Teguh Ostenrik sebagai penata artistik dan yang bertanggung jawab dalam musik itu terdiri dari Aksan Syuman, Titi Syuman dan Indra Lesmana. (RA) FOTO DOK GALERI SALIHARA/WITJAK.

Kreativitat Dance Indonesia, 16-17 Januari 2010 @ Teater Salihara

Page 46: 7th Issue

46 FAR APRIL/MEI 2010

melangkah di udara

THIS PAGEanimal print dress - MUTIA

maroon ribbon wedges shoes - SUTEKI

jeans ribbon necklace - TOUCH ME

jeans and shoes both model throughout the photoshoot - owned

by the model

Page 47: 7th Issue

47

Photography ADHYKARAStyled by WULANDARI BS

Make up and Hair TARITA KOWARAModel SALEH HUSEIN, ANGGIE, NARPATI AWANGGA

melangkah di udara

Page 48: 7th Issue

48 FAR APRIL/MEI 2010

THIS PAGEromantic hippie horn - UNIQUE HORNred leather wedges - SUTEKIbrown sean shoes - KARMA

NEXT PAGEflowery hair clip - TOUCH ME

teacher-esque horn - UNIQUE HORNoxford wedges - SUTEKI

Page 49: 7th Issue

49

Page 50: 7th Issue

50 FAR APRIL/MEI 2010

THIS PAGEBlack top ; Gant

White under top also ; GantPants ; TSH

Shoes ; VagabondNecklace chains ; Dryberg Kern

NEXT PAGEpretty with bow horn - UNIQUE HORN

Page 51: 7th Issue

51

NEXT PAGEpretty with bow horn - UNIQUE HORN

Page 52: 7th Issue

52 FAR APRIL/MEI 2010

Page 53: 7th Issue

53

Page 54: 7th Issue

54 FAR APRIL/MEI 2010

THIS PAGEi love golf T-Shirt - DENNYFrench chick yellow horn - UNIQUE HORN i drink and drive T Shirt - FORE

Page 55: 7th Issue

55

Page 56: 7th Issue

56 FAR APRIL/MEI 2010

GORESANETHNIK

Page 57: 7th Issue

57

Photography RICHARD OLSENStyled by WULANDARI BS

Make up and Hair TARITA KOWARAModel AYAS SARASWATI, WICHITA

Page 58: 7th Issue

58 FAR APRIL/MEI 2010

Page 59: 7th Issue

59

Page 60: 7th Issue

60 FAR APRIL/MEI 2010

Page 61: 7th Issue

61

Page 62: 7th Issue

62 FAR APRIL/MEI 2010

Page 63: 7th Issue

63

Page 64: 7th Issue

64 FAR APRIL/MEI 2010

1. Shoes, Karma, Rp. 389,0002. Blind fold, Java Connection, Rp. 480,000 @set*3. Bath robe, Java Connection, Rp. 480.000 @set*4. Handwoven Runner, Java Connection, Rp. 200,0005. Bag, Anggun, Rp. 225,0006. Batik sarong, Java Connection, Rp 480,0007. Bag, Anggun, Rp 250,0008. Shoes, Karma, Rp. 389,000

*included spa set box

1 2

3 4

5

6 7 8

DOWN WITH THEEARTH

Page 65: 7th Issue

65

1. Shawl, Java Connection, Rp. 300,0002. Clutch, Anggun, Rp 300,0003. Batik (s - m), Java Connection, Rp 175,000 4. Wallet, Java Connection, Rp 165,0005. Keyring,Java Connection , Rp. 20,000 6. Letter Opener, Java Connection, Rp 35,0007. Singlet, Unique Horn, Rp 235,0008. Travel Pouch, Java Connection, Rp. 260,000

1 2

3

4 5

6 7 8

Page 66: 7th Issue

66 FAR APRIL/MEI 2010

1. Kinchyaku, Java Connection, Rp. 150,0002. Bag, Java Connection, Rp. 250,0003. Sandal, Java Connection, Rp 480,000 @set* 4. Bath robe, Java Connection, Rp. 480.000 @set*5. CLutch,Anggun , Rp. 300,000 6. Shoes, Karma, Rp 389,0007. Cosmetic Case, Rp 300,0008. Bag, Anggun Rp. 175,000

*included spa set box

1

2 3

4 5

6 7 8

Page 67: 7th Issue

67

Page 68: 7th Issue

68 FAR APRIL/MEI 2010

Pemanasan global atau global warming menjadi istilah yang sering kita dengar di berbagai media. Meski terdengar membosankan, seruan itu tidak boleh berhenti untuk disampaikan. Kenapa? Karena dampaknya akan dan bahkan telah dirasakan oleh semua mahluk hidup di bumi ini. Ya, semua mahluk hidup di bumi ini memiliki peran penting dalam men-

jaga kelangsungan hidupnya di bumi yang sudah semakin tua ini. Oleh sebab itu, kali ini Far magz akan mengulas tentang apa itu Global warming dan apa hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya.Telah kita sadari, udara siang hari yang cerah di Jakarta terasa jauh lebih menyen-gat. Bisa jadi, hal ini sesuai dengan adanya kemungkinan suhu bumi yang bisa naik mencapai 5,2 derajat celcius. Bayangkan, angka yang terlihat kecil itu memiliki dampak yang besar dalam kegiatan kita sehari-hari. Tentunya dengan suhu yang meningkat, daya tahan tubuh manusia akan menurun karena ancaman dehidrasi. Akhirnya, penyakit bisa dengan mudah hinggap di tubuh kita dan menghambat aktifitas kita sehari-hari.Apa sih pemanasan global itu? Bagi yang sudah sering mendengar pertanyaan ini, artikel ini ingin mencoba mengingatkan lagi tentang pentingnya masalah yang dampaknya bisa dirasakan di seluruh penjuru bumi ini. Itu berarti kita sebagai salah satu penghuninya sudah seharusnya merasa ikut bertanggung jawab. Meningkatnya konsentrasi gas terutama gas karbondioksida (CO2) di atmosfer menyebabkan efek pemanasan benda langit yang disebut efek rumah kaca. Ber-tambahnya konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh meningkatnya pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk meng-absorpsi-nya (menyerap). Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca ada-lah sulfur dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan chloro fluoro carbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.Seharusnya, energi yang diserap kemudian dipantulkan lagi dalam bentuk ra-diasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan, gas CO2 dan gas lainnya, un-tuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan. Karena itulah yang menyebabkan perbedaan suhu antara siang dan

malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Uap air adalah salah satu gas rumah kaca yang paling banyak mencapai atmosfer akibat menguapnya air dari laut, danau dan sungai. Lalu, di posisi kedua terbanyak adalah CO2. Gas ini muncul dari bermacam proses yang diantaranya adalah per-napasan mahluk hidup (yang menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2), dan pembakaran material organik (seperti membakar tumbuhan/pohon). Dengan kata lain, sejak munculnya era industri, sudah banyak sekali bahan bakar minyak yang digunakan. Belum lagi dengan limbah pabrik yang dihasilkan serta emisi gas pada alat-alat transportasi yang juga menggunakan BBM.Semestinya, kadar CO2 bisa dikurangi dengan diserap oleh lautan dan tanaman dalam proses fotosintesis. Karena fotosintesis adalah proses memecah CO2 lalu melepaskan Oksigen (O2) ke atmosfer. Saat ini, sudah begitu banyak kawasan hu-tan yang dibakar atau ditebang. Dengan begitu, ancaman bertambahnya konsen-trasi gas CO2 ke atmosfer terus bertambah sehingga mengganggu keseimbangan sistem efek rumah kaca yang seharusnya. Sangat disayangkan juga, pembabatan hutan atau area hijau dilakukan hanya untuk kepentingan golongan. Contohnya seperti kawasan puncak yang fungsinya berubah dari area hijau untuk penyera-pan air menjadi area wisata dengan terus dibangunnya vila-vila penginapan tanpa memperdulikan tata bangunan yang sudah ditentukan. Akibatnya, longsor yang terjadi beberapa waktu lalu di puncak seperti sebuah peringatan langsung dari alam kepada kita agar mampu lebih lagi dengan keseimbangan alam.Usaha yang dilakukan untuk bisa menyelamatkan keseimbangan alam tidak harus seperti para ilmuwan atau ibarat super hero yang mampu menyelamatkan dunia dengan kekuatan super. Misi menyelamatkan bumi dapat dimulai dari hal-hal ke-cil dari jurus 3R, Reduce, Reuse dan Recycle. 1. Reduce, adalah usaha untuk menghemat pemakaian energi. Seperti menghe-mat BBM atau listrik dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dan mengurangi pemakaian listrik yang tidak perlu.2. Reuse, adalah usaha untuk menggunakan lagi alat atau komoditi-komoditi yang ada. Seperti, menggunakan lagi koran bekas untuk membersihkan kaca, pem-bungkus buku, menghilangkan bau pada sepatu, atau sebagai alas meja du dapur. Kemudian menggunakan dua sisi kertas, artinyan menggunakan sisi kertas yang kosong untuk mencetak lagi materi-materi yang tidak formal/keperluan pribadi, dan bisa juga digunakan sebagai kertas corat coret atau notes.

social brewTeks : Resi Randhi Mahardika

FRIENDLY HORTAStop Global Warming! selalu menjadi isu yang dibicarakan. Mungkin itu kar-ena semua orang ikut merasakan betapa dari hari ke hari suhu udara terus meningkat.

68 FAR APRIL/MEI 2010

Page 69: 7th Issue

69

3. Recycle, adalah usaha mendaur ulang. Seperti, memisahkan sampah organik dan non-organik. Tidak membuang sampah sembarangan seperti di sungai. Mendaur ulang dan mengurangi pemakaian kantong plastik, karena plastik perlu waktu 450 tahun untuk dihancurkan. Sebaiknya gunakanlah kantong kertas yang sudah ada di beberapa supermarket terdekat.

Memelihara boneka Holta juga bisa membantu menjaga keseimbangan alam, kar-ena secara tidak langsung kita bisa belajar bercocok tanam dengan terus merawat pertumbuhan rumput yang tertanam di boneka Holta. Dengan begitu, kepedu-lian kita terhadap alam bisa terus terjaga. Jadi, mari kita mulai misi penyelamatan bumi dengan hal-hal kecil yang mampu kita lakukan sendiri.Langit terang pada siang hari di Jakarta mampu menyengat siapa saja yang be-raktifitas di luar ruang saat itu, Asnul salah satu diantaranya. Lelaki berusia 23 tahun itu, adalah mahasiswa yang membuka usaha menjual boneka hortikultura (Horta) on line di rumahnya di kawasan Kuningan Barat, Jakarta Selatan. Sesam-painya dirumah sehabis kuliah, tubuhnya berkeringat karena sengatan matahari tanpa ampun selama perjalanannya pulang. Sambil membuka jaket motornya, ia bergumam, “gila, uda di jalan macet, panasnya gak kira-kira lagi” ucapnya ketika ditemui. Setelah ngobrol sebentar, saya langsung diajak ke ‘ruang kerja’ sekaligus kamarnya di lantai paling atas. Di ruangan yang berukuran sekitar 2x3 meter itu ia langung menyalakan kipas angin dan komputernya untuk segera on line. Di siang hari yang ‘ganas’ pada ruangan yang terletak di lantai paling atas, kipas angin tidak mempan mengusir udara panas yang menyengat kulit. Tidak membutuhkan wak-tu yang lama, keringat saya pun menetes, saya merasa seperti di ruang sauna. Lain dengan Asnul, meski keringatnya terus mengucur, nampaknya dia sudah biasa dalam keadaan itu. “sori ya, AC-nya lagi rusak, jadi gini deh, hehe.. gue ambilin minum dulu ya, mau yang dingin apa yang panas? Hehe..” ujarnya sambil tertawa. Itulah awal pertemuan untuk meliput seseorang yang memiliki usaha unik, yaitu Boneka Horta.Boneka Horta adalah adalah suatu media tanam yang dikemas dalam bentuk boneka yang apabila disiram setiap hari pada bagian atas kepalanya, akan ditu-mbuhi oleh tanaman rumput (seperti halnya rambut pada manusia). Boneka ini bisa menjadi salah satu alternatif mainan baru yang edukatif, kreatif, dan imajinatif untuk anak - anak.Selain itu, anak - anak dapat mengamati pertumbuhan tanaman sambil bermain. “Permainan ini dimulai ketika anak merendam boneka dengan air dan menyiram kepala boneka setiap hari kemudian mengamati pertumbuhan rumput dibagian

kepalanya setiap hari” ujar Asnul ketika ditanya tentang bagaimana cara memeli-hara Boneka Horta ini.“Dan apabila rumput sudah tinggi (panjang), anak-anak dapat memangkas rum-put sesuai dengan gaya dan keinginan anak” Asnul menambahkan. Boneka horta akan membuat anak-anak senang dan kreatifitas pun akan terangsang. Selain itu, Boneka Horta akan membuat anak peduli terhadap lingkungan karena mem-bantu penghijauan sekitar. Dengan begitu, mereka juga mendukung kampanye STOP GLOBAL WARMING! ILUSTRASI : FAR MAGAZINE. FOTO : RESI RMwww.warungbonekahorta.blogspot.com

social brew

Opini mereka...Dita 23 (Karyawan Swasta) “yap! Absolutely gue ngerasa ada perubahan iklim yang drastis, contoh seharusnya bulan kemarau

malah jadi sering hujan, dan juga sebaliknya. Menurut gue, ini dampak dari pemanasan global. Setahu gue, pemanasan global

itu adalah suhu bumi semakin memanas karena faktor misal dari limbah pabrik dan pembangunan gedung tapi harus mengor-

bankan area hutan yang habis dibakar. Apalagi ditambah polusi dari kendaraan bermotor dan kesadaran manusia untuk peduli

lingkungan. Solusinya menurut gw ya dengan tidak merokok, dan bike to work oke juga tuh sekarang. Hemat segala macem

dengan reduce, reuse dan recycle. Hal kecil yang uda gue lakuin, biasanya dikantor menggunakan kertas bekas (dua sisi), dan

di rumah kalo gak perlu banget pake lampu kamar ya dimatiin.”

Trias 21 (Mahasiswa) “Gue ngerasa banget perubahan yang ekstrim, soalnya iklim hujan dan panas di Indonesia gak kayak

dulu lagi waktunya, seharusnya dari Februari sampe Maret semestinya kemarau, sekarang masih hujan. Gue setuju banget kalo

hal itu disebabkan oleh pemanasan global. Itu disebabkan sinar matahari ke bumi tidak semuanya dipantulkan lagi ke atmos-

fer, jadi suhu panas bumi meningkat. Solusinya ya meningkatkan kesadaran manusia untuk merawat bumi, karena bumi perlu

dirawat, jangan kayak kos-kosan aja, sekedar cuma tempat tinggal aja, hehe.. kembali dengan pola hidup sehat, mengurangi

emisi gas buang, menggunakan kendaraan ramah lingkungan, hal kecil yang udah gue lakukan itu buang sampah pada tem-

patnyadan hemat air..”

Fikri 21 (Mahasiswa)“Emang terasa banget perubahan iklim yang drastis, contoh udah banyak gunung es yang meleleh, dan

yang gue rasain langsung ya dari ujan tiba-tiba panas. Menurut gue ini ada ada kaitannya dengan pemanasan global, jadi kayak

suatu rangkaian kejadian yang ujungnya adalah kerusakan di bumi. Pemanasan global adalah naiknya suhu di atas permukaan

bumi, karena panas matahari gak balik lagi ke angkasa, dan karena ozon sudah tipis. Solusinya kurangi gas buang yag berba-

haya, hemat segala macem, contohnya hemat listrik, dan air. Dan lebih peka sama kelestarian lingkungan demi keseimbangan

alam. Hal kecil yang biasa gue lakukakan, pertama sering pompa ban motor biar gak boros bensin, dan rutin servis kendaraan

supaya emisinya bagus. Peduli lingkungan sekitar, misalnya sekalipun di motor, gue usahain gak buang sampah di jalan (di

bawa dulu) baru dibuang di tempat sampah.”

Riza 27 (Karyawan) “Pernah gue ngerasa kadang panas, tiba-tiba mendung dan ujan terus panas lagi. Dan itu terjadi dalam

satu hari. Katanya sih itu karena global warming, yaitu peningkatan suhu bumi akibat emisi karbon yang melubangi suhu bumi

dan meningkatkan suhu bumi. Solusinya ya kembali ke pribadi masing-masing untuk sadar bahwa bumi udah gak kayak dulu.

Kalo gak perlu banget naek mobil ya naik kendaraan umum. Hemat listrik, biasanya di rumah gw, AC cuma nyala malam dan di

pasang timer. dan selama gue keluar rumah, AC ya gw matiin..”

69

Page 70: 7th Issue

70 FAR APRIL/MEI 2010

social brew

Banyak orang yang menganggap suatu karya seni hanya suatu hal yang biasa, tidak jarang juga dianggap sebagai media untuk berekspresi. Selain sebagai identitas bangsa

sebenarnya suatu karya seni juga bisa dijadikan pegangan hidup

Page 71: 7th Issue

71

Dalam hal mempertahankan kebudayaan sebagai identitas bangsa tidak jarang pula kita harus bersinggungan den-gan negara lain. Contohnya beberapa waktu lalu kita sempat bermasalah

dengan negara tetangga kita dalam hal penggunaan tari pendet, ada pula pengusaha perak kebangsaan Amerika yang mendaftarkan karyanya yang memiliki nuansa bali, dan baru-baru ini ada lagi ukiran kayu Jepara yang di daftarkan hak ciptanya oleh pengu-saha dari Korea. Segala hal yang sifatnya berdasarkan pikiran seseorang dalam bentuk karya yang ditelah dialihkan dalam bentuk wujud yang bisa kita nikmati disebut dengan kekayaan intelektual. Dalam pera-turan perundangan telah diatur mengenai kekayaan intelektual, akan tetapi masih banyak orang yang tidak mengerti atau kurang paham dengan kekayaan intelektual. Dalam buku panduan “Hak Kekayaan In-telektual” dijelaskan bahwa Hak Kekayaan Intelektual yang biasa disingkat “HKI” adalah hak yang timbul bagi hasil olah pikir otak yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Objek yang diatur dalam HKI ialah karya yang timbul karena kemampuan intelektual manusia, maka dari itu istilah kekayaan intelektual mencerminkan bahwa hal tersebut merupakan hasil pikiran atau intelektu-alitas seseorang dan hak kekayaan intelektual dapat dilindungi oleh hukum sebagaimana bentuk hak mi-lik lainnya seperti hak kepemilikan atas tanah, rumah, mobil, dll. Sistem HKI merupakan hak privat yaitu dimana seseorang bebas untuk mengajukan permo-honan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Disamping itu sistem HKI menunjang diada-kannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau hasil karya lain yang sama dapat dihindarkan dan dicegah. Secara garis besar HKI itu dibagi dalam dua bagian yaitu, hak cipta dan hak kekayaan industri yang mencakup paten, de-sain industri, merek, penanggulangan praktik, desain tata letak sirkuit terpadu dan rahasia dagang.Dalam peraturan perundang-undangan hak cipta di atur di dalam UU RI No. 19 tahun 2001 Tentang Hak Cipta. Pada pembahasan ini FAR Magazine akan lebih fokus membahas mengenai hak cipta. Masih banyak pihak-pihak yang tidak mengerti arti penting dari pendaftaran suatu karyanya terhadap hak cipta kar-ena ini kaitannya dengan hak moral dan hak ekonomi yang diperoleh oleh si pencipta karyanya. Hak moral ialah suatu pengakuan atas karya seseorang yang terus melekat pada karyanya, jadi si pencipta ber-hak menuntut pemegang hak cipta supaya nama penciptanya tetap dicantumkan dalam ciptaannya. Sedangkan hak ekonomi ialah, pendapatan secara materil atau yang biasa disebut dengan istilah royalty yang diterima oleh si pencipta yang berlaku seumur hidup dan selama karyanya dipergunakan. Dalam hal ini juga berlaku apa bila si pencipta telah menin-ggal dunia dan jangka waktunya tidak lebih dari 50 tahun. Setelah itu maka karya tersebut akan dimiliki oleh umum. Hak cipta itu di anggap sebagai benda bergerak maka itu dapat beralih dan dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian dikarenakan waris, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundangan. Minimnya informasi mengenai hak cipta terkadang membuat para seniman seperti tidak memperdulikan betapa pentingnya pendaftaran hak cipta dan juga terkadang kita terlalu malas untuk membuka pera-turan perundang-undangan yang tebal itu. Sosial-isasi terhadap hak cipta dari dinas terkait pun sangat minim, tidak ada iklan atau info yang memudahkan masyarakat umum dan seniman untuk mengetahui apa itu hak cipta dan arti pentingnya pendaftaran hak cipta. Maka dari itu FAR MAGAZINE mencoba

menjabarkan apa itu hak cipta dengan penjelasan secara singkat oleh ibu Aline Gratika Nugrahani yang saat ini menjadi seorang dosen Hak Atas Kekayaan Intelektual di Fakultas Hukum Universitas Trisakti.Definisi hak cipta itu apa?Menurut UU No.19 Tahun 2002 pasal 1, hak cipta itu adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan-nya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak cipta yang merupakan bagian dari HKI merupakan hak eksklusif, artinya hanya dimiliki oleh si pemilik hak tersebut, sedangkan orang lain jika ada yang in-gin menggunakannya harus izin terlebih dahulu teru-tama untuk kegiatan yang sifatnya komersil. Seperti download lagu di internet itu tidak menjadi masalah dan tidak perlu meminta izin selama bukan untuk ke-pentingan komersial, kecuali untuk diperjualbelikan secara bebas. Seberapa penting hak cipta bagi suatu karya cipta?Hak atas kekayaan intelektual itu kan berupa hak. Se-dangkan secara harafiah hak itu sesuatu yang boleh dipergunakan atau tidak. Seberapa penting hak cipta itu tergantung dari si pemiliknya memandang, jika ia ingin karyanya mendapat perlindungan maka ia akan menganggap itu penting. Kita tidak bisa men-ganggap yang tidak mendaftarkan berfikiran itu tidak penting, bisa saja karena ketidaktahuan. Tapi bagi yang sudah paham pastinya akan mendaftar-kan haknya. Pada dasarnya hak cipta itu memang tidak harus didaftarkan. Tapi dari pandangan hukum, pendaftaran hak cipta itu memang penting agar kita tahu siapa pemiliknya.Hak cipta itu melindungi apa saja?Ciptaan yang dilindungi ialah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang meliputi karya buku, program computer, lagu dengan atau tanpa teks, drama, tari, koreografi, seni rupa dalam segala bentuk seperti lukis, gambar, ukiran, kaligrafi, patung, seni batik, arsitektur, fotografi, sinematografi dan hasil karya lainnya yang berupa pengalih wuju-dan dari ide menjadi satu hal yang bisa dinikmati se-cara audio atapun visual.Penilaiannya suatu karya itu agar bisa di lindungi itu berdasarkan apa?Dalam undang-undang itu dijelaskan hak cipta yang dilindungi yaitu karya yang orisinal dan ekspesi yang diwujudkan dalam suatu karya. Kalau sekedar ide saja tidak bisa, karena ide itu kan hanya ada didalam kepala jadi harus diwujudkan. Penilaian untuk karya orisinil itu agak sedikit sulit dibuktikan karena dibu-tuhkan kejujuran dari masing indidvidu, pendaftaran hak cipta tidak sama dengan paten dan merek dima-na ada tahapan yang disebut dengan pemeriksaan substatif, dalam tahapan tersebut dilakukan pemerik-saan yang cukup ketat. Oleh karena itu pada saat ser-tifikat hak cipta keluar tidak melahirkan hak. Karena disaat karya tersebut diwujudkan otomatis hak cip-tanya sudah lahir dengan sendirinya, jadi walaupun sudah ada sertifikat jika ada yang mengakui bahwa karyanya tidak orisinal atau hasil karya orang lain maka sertifikatnya bisa dibatalkan. Sifat dari sertifikat tersebut hanya untuk pembuktian di pengadilan dan mempermudah jika suatu saat nanti ada sengketa.Yang di didaftarkan di hak cipta ini karyanya atau nuansanya, misalkan seperti kasus John Hardy yang punya ciri khas dari perhiasannya yang ber-nuansa Bali sedangkan para pengrajin Bali juga mempunya karya yang hampir sama karena mer-eka merasa itu ciri khas dari daerah mereka?Kalau nuansa otomatis tidak bisa didaftarkan, karena itu sudah menjadi ciri khas suatu daerah. Jadi yang didaftarkan dan dilindungi itu berupa bentuknya.

Misalkan nuansa bali, yang punya masyarakat bali. Satu contoh batik, batik yang dilindungi oleh hak cip-ta itu batik modifikasi. Jika batik kuno yang sudah ada dari dulu itu dilindungi sebagai kebudayaan negara. Untuk kasus si John Hardy, jika dia bikin satu bentuk karya yang berbeda dari bentuk-bentuk kuno, maka dia bisa mendafarkan karyanya walaupun ia men-gakui terinspirasi oleh nuansa kebudayaan Bali. Jadi nuansa itu tidak bisa di daftarkan. Apabila ada seni-man Bali yg membuat karya sama seperti John itu bisa saja dituntut, kita juga harus teliti mana yang milik kita dan mana yang milik umum. Kalau untuk lagu daerah dan tarian tradisional bagaimana bu?Di dalam UU Hak Cipta, negara melindungi setiap karya yang sifatnya sudah turun temurun untuk menjaga agar tidak diakui oleh pihak asing. Definisi lagu daerah itu kan lagu yang menggunakan bahasa daerah. Untuk lagu daerah jika kita mengetahui siapa penciptanya otomatis pemegang hak ciptanya itu si pencipta lagu, namun jika tidak diketahui maka dikuasai oleh negara agar tidak dikuasai oleh pihak asing. Tergantung dari kondisinya. Untuk lagu rasa sayange dan tari pendet, menurut penelitian salah satu mahasiwa saya, ternyata pemerintah Malaysia tidak mengklaim itu milik mereka. Itu murni kesala-han Discovery Channel dalam hal penggunaan tari Pendet, karena Indonesia tidak lebih terkenal diband-ing Malaysia tapi budaya Malaysia dan Indonesia hampir sama dikiranya Malaysia dan Indonesia itu sama. Kalau ternyata memang Malaysia mau meng-klaim sebenarnya kita bisa melarang hal tersebut, kita proses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Pernah ada seorang musisi yang bertanya men-genai suatu lagu apabila tidak lebih dari 8 bar itu bukan plagiat, apa hal tersebut diatur dalam UU Hak Cipta kita?Di dalam undang-undang tidak ada pengaturan masalah plagiat, namun timbul di dalam masyarakat mengenai 8 bar, mungkin hal ini timbul karena doron-gan dari masyarakat untuk menjaga orisinalitas suatu lagu namun tidak membatasi kreatifitas seseorang. Karena suatu hal yang wajar sekali jika ada kesamaan nada, karena pengaruh dari dari luar. Masalah jiplak atau plagiat itu sudah berpuluh-puluh tahun sebe-lum sekarang sudah ada, maka dari itu dibutuhkan itikad baik dari para seniman agar jujur mengenai ori-sinalitas karyanya. Dan juga untuk hal ini sebaiknya para musisi dan seniman lainnya untuk membentuk satu aturan yang berlaku dikalangan mereka untuk membatasai hal ini. Apa pesan ibu terhadap seniman muda mengenai hak cipta ?Sebagai warga negara Indonesia juga harus punya rasa untuk menjaga kebudayaan kita agar tidak di-manfaatkan untuk kepentingan asing. Jangan hanya negara saja yang menjaga, tapi masing-masing in-dividu juga harus menjaga. Karena HKI itu lahir dari barat sehingga untuk di Indonesia sendiri belum terlalu mendarah daging ditambah sifat karakterisitik masyarakat kita berkelompok sehingga terkadang pengakuan dari lingkungan dan komunitas yang lebih di utamakan. Padahal karya seni itu bisa diman-faatkan secara materi maka dari itu karena kaitannya kepada keuntungan secara materi maka jika hak cipta kita ingin dimanfaatkan secara lebih harus kita daft-arkan tapi kalau mau untuk kepentingan sendiri tidak masalah jika tidak didaftarkan. Karena ketidak tahuan masyarakat kita mengenai hak cipta yang membuat masih sedikit orang yang sadar akan pentingnya peri-hal hak cipta, maka dari itu diharapkan para seniman mempelajari hal-hal mengenai hukum terutama hak cipta. (RA) ILUSTRASI : FAR MAGAZINE

Page 72: 7th Issue

72 FAR APRIL/MEI 2010

”Setiap penghargaan yang aku terima, akan jadi motivasi untukku”

”Film yang melambungkan nama

Danish”

”Top Girl, Roly Polyoo, For 21, Mng

Suit, Duaster beberapa merek

andalanku”

in my closet

Berawal dari keinginan memiliki penghasilan sendiri dari kerja kerasnya wanita cantik ini memulai keberuntungannya di dunia modeling.

Kini waktu yang terus berjalan hingga pada tahun ke sepuluh Shareefa Danish tetap melanjutkan mimpi, hingga membawanya pada titik keberuntungan lain yang sejak lama telah ia rintis dengan perjuangan dan passion yang kuat. Penampilan terakhirnya di film “Rumah Dara” menjadi satu bukti baru kemahiran wanita yang akrab disapa Danish ini da-lam dunia akting. Sadis, misterius, pembunuh berdarah dingin karakter ini yang membuat-nya menjadi ikon baru pada perfilman Indonesia. Berperan sebagai “Dara” cukup men-guras kemampuan berakting wanita yang kini masih disibukkan dengan syuting “Coffe Bean” show ini. Di film ke tujuhnya Danish telah membuktikan peran-peran yang berbeda mampu dimainkan dengan penjiwaan yang baik darinya. Ramah, low profile dan jauh dari kata ‘sadis’ menjadi tiga kata yang bisa disimpulkan dari wanita ini pada kesehariannya di dunia nyata. Anak ke 2 dari 4 bersaudara ini selalu mencoba menikmati kehidupannya saat ini. “Saya banyak campurannya sunda, jawa, palembang, arab, dan china”, ujarnya. Maka tidak heran wajah uniknya punya nilai kecantikan tersendiri dari sederetan aktris cantik Indonesia lainnya. Penampilannya pun tidak selalu sama, mulai dari potongan rambut, pakaian, make-up, sepatu, tas hingga aksesoris pun ia selalu mencoba untuk tambil ber-beda dari orang-orang kebanyakan. “Saya tidak punya role model yang selalu harus diikuti semua yang saya pakai adalah gaya saya sendiri, Justru pinginnya saya bisa menciptakan trend baru karena pada dasarnya saya tidak terlalu suka dengan gaya yang pasaran alias seragam”,jelas wanita bermata indah ini. Keseharian Danish lebih suka pakaian yang nya-man dan disesuaikan dengan moodnya saat itu, maka tidak heran kalau gayanya terka-dang cenderung tomboy atau bahkan feminim. Wanita yang terbiasa dengan gaya rambut pendek ini, mengaku mulai bosan dengan potongan rambutnya saat ini. “Sekarang saya lagi pingin memanjangkan rambut, soalnya dari dulu tidak pernah punya rambut panjang, dulu pernah hair extensions tapi sekarang saya pingin panjang alami”. Yang lebih uniknya lagi Danish yang kini namanya kian hari semakin memuncang, tidak pernah malu untuk berbelanja barang-barang second. Mulai dari tas, sepatu, hingga pakaian second lebih me-narik untuk dibeli olehnya. “Saya suka sekali hunting barang-barang second di Bandung, selain murah meriah biasanya barang second unik-unik dan tidak pasaran”, ungkap Danish. Sejumlah nama aktor dan aktris dalam dan luar negeri dijadikan Danish sebagai acuannya dalam berakting. “ kalau untuk dalam negeri saya suka sekali dengan aktingnya Christine Hakim, sedangkan untuk luar saya mengangumi nama-nama ini Johny Depp, Josh Hart-nett, Antonio Hopkins”, dari merekalah Danish terpacu untuk selalu memberikan hasil ter-baiknya. (BW) FOTO DOK.FAR MAGAZINE

Page 73: 7th Issue

73

”Sebenarnya kalau dipikir-pikir koleksi tas aku banyak juga, tapi jarang dipakai, yang jadi favorit saja yang sering aku pakai”

”Lemari ini aku pesan langsung, jadi bentuk dan besarnya disesuaikan

dengan kebutuhan aku”

”Merek sepatu yang jadi andalanku diantaranya ZARA, Dr. Martens, Aldo, Wimo,

Paprika, dan Marc, selain desainnya bagus juga nyaman dipakai ”

”Danish lebih suka rumah yang simple dan tidak terlalu banyak barang”

”Jejak awal kemunculan Danish di

dunia perfilman Indonesia”

”Dari kecil aku suka membaca, semua jenis buku mulai dari komik, novel, majalah, apapun itu aku suka membaca diwaktu luang”

Page 74: 7th Issue

74 FAR APRIL/MEI 2010

hotspot

Gaya hidup masyarakat yang semakin berkembang telah mendorong tumbuhnya berbagai bisnis tempat hangout di Jakarta. Dengan berkembangnya hal seperti ini kebutuhan konsumen pun turut meningkat, khususnya di wilayah ibu kota. ‘Brewhouse’ sebuah tempat hangout yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen berlokasi di tempat strategis Mal Senayan City, Crystal Lagoon di Lower Ground.Tempat ini tidak hanya dirancang khusus dengan memperpadukan nuansa negara-negara kawasan Eropa (Spanish, German, Belgian, British dan Sahara) tetapi juga, kuliner yang tersedia di ‘Brewhouse’ pun tidak lepas bercita rasa Eropa. Hadir dengan konsep bar sekaligus lounge di Jakarta, ‘Brewhouse’ menyajikan sejumlah hidangan berbeda untuk jadi menu pilihan menarik untuk anda, seperti : Brewhouse Salad (slice of mixed fruit, blended with plain yoghurt, mayo and sugar served with cheese grated), Hot Apple Pie (a hot and tasty blended of apple, cinnamon and raisin, covered with sugar dough, serve with vanilla ice cream) ditambah dengan Roasted Salmon Fillet, Dutch Salad dan sejumlah minuman unggulan lainnya seperti Kiwi Cooler (kiwi fruit extract sprite and a few splash of syrups) juga Sehcy (sex in the city, perpaduan Vodka Peach Splash of Juices). Bar panjang dan suasana yang unik cocok bagi anda yang ingin menikmati waktu luang. Konsep yang ditawarkan ‘Brewhouse’ untuk mencapai kepuasan pelanggan sangat bervariasi. Seperti untuk pertemuan bisnis, tersedia dua ruang pertemuan pribadi dengan kapasitas 6 hingga 12 orang dengan LCD TV dan saluran TV kabel, yang akan membuat pertemuan anda lebih produktif. Selain dari itu, disediakan juga tempat bagi mereka yang ingin menghabiskan waktunya untuk mengadakan acara-acara lain ataupun special events. BREWHOUSE bisa menjadi One Stop Bar dengan menampilkan sejumlah hiburan dari musisi akustik dan chill out DJ performance, dilengkapi dengan sistem pencahayaan terbaik serta fasilitas free wifi, Sehingga membuat diri anda nyaman dan betah menghabiskan waktu di tempat ini. So come and get it!!. (PTY) Foto: FAR MAGAZINE DOK.

Mal Senayan City, Lower Ground.L-99 Jl. Asia Afrika Lot 19Jakarta Pusat

Page 75: 7th Issue

75

Page 76: 7th Issue

76 FAR APRIL/MEI 2010

Melancong untuk melepaskan penat setelah berkutat dengan rutinitas harian di ibukota Jakarta mungkin menjadi pilihan dari beberapa orang diantara anda. Daerah yang dipilih biasanya yang memiliki pemandangan yang indah, udara yang segar, laut dengan air yang biru lengkap dengan pasir putih serta pegunun-gan hijau yang menyejukkan mata. Pilihan kami kali ini mungkin bisa juga menjadi pilihan untuk anda menghabiskan waktu liburan anda bersama keluarga, teman dan orang yang anda kasihi. Pada edisi kali ini tim FAR magazine berkesempatan untuk datang secara lang-sung ke tempat tujuan yang akan membahas keindahan daerah Indonesia pada rubrik “Domestic Exchange” di Pesisir Selatan Kota Padang, Sumatera Barat. Tem- pat yang menawarkan situasi dan

atmosfir berbeda kepada anda.

KOTA PADANGPagi itu sekitar pukul 07.00 pesa-wat yang saya tumpangin take off dari Bandara Soekarno Hatta. Perjalanan menempuh waktu sekitar satu setengah jam untuk sampai di kota Padang. Pukul 08.30 saya sudah menginjakkan kaki di Bandara udara Tabing

Padang. Ternyata untuk sampai di tempat tujuan saya, perjalanan masih harus dilanjutkan lagi sekitar

dua jam dari kota Padang. Sepanjang kota Padang yang saya lewati sisa-sisa bencana gempa yang melanda Padang pada 30 September 2009 masih terlihat dibeberapa sudut. Bangunan yang belum seutuhnya kembali normal, puing-pu-ing masih terlihat menumpuk. Tapi perlahan kota ini telah bangkit dan memulai kembali semuanya seperti biasanya. Perut saya sedikit keroncongan, mobil yang saya tumpangi sedikit merapat ke pinggir jalan. Untuk pertama kalinya perjalanan

saya berhenti di sebuah restoran masakan Padang. ‘Sate Padang Nanyo Baru’ yang terletak di Jl. Pondok sekitar 15 menit dari Bandara. Tempat ini cukup terkenal dan sudah buka sejak pagi hari dan padat pengunjung pada saat makan siang. Dan terbukti rasa sate Padang yang saya beli langsung di kota Padang ternyata me-mang enak. Setelah itu saya melanjutkan kembali perjalanan ke tempat tujuan utama.

PAINANSejauh mata memandang hamparan hijau sawah, ser-ta rumah panggung pen-duduk menemani selama dua jam perjalanan saya menuju daerah Painan. Setelah menempuh wak-tu dua jam sekitar pukul 11.00 saya sampai di Ibu-kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan jaraknya sekitr 100 km dari kota Padang. Dari sudut bukit daerah Painan biasa terlihat hamparan indah pulau-pulau kecil serta biru air laut yang akan membuat anda lupa sejenak dengan kepenatan. Dengan menikmati air kelapa muda rasanya lengkap sudah perjalanan saya waktu itu. Tapi ternyata itu baru menjadi awal dari kejutan lain yang saya dapatkan di kota Painan. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan kecil Carocok. Sekitar 15 menit sesampainya di pelabuhan, saya langsung meneruskan perjalanan den-gan menggunakan speedboat dengan tujuan ke Pulau Cubadak yang memakan waktu 30 menit.

domestic exchange

onde mandepainan

Pelosok padang yang menyimpan sejuta keindahan lain untuk anda nikmati

Page 77: 7th Issue

77

pulau cubadakDengan menggunakan speedboat saya menyusuri lautan biru, dengan peman-dangan yang tidak akan bisa dilihat di kota Jakarta. Sesampainya di Pulau Cu-badak, mata saya tidak bisa berkedip. Hamparan pasir putih, laut biru, lengkap dengan ikan-ikan yang bisa terlihat dari atas speedboat, serta deretan pohon

kelapa menyapa kedatangan saya di siang itu. Setelah menginjakkan kaki di Cubadak, sua-sana tenang, jauh dari hingar bingar kesibuk-kan kota, membawa saya berkenalan langsung dengan Mr. Nanny, investor sekaligus pengelola pulau dengan luas sekitar 40 km persegi ini. Ia mengaku telah jatuh cinta dengan pulau ini, sejak tahun 1992 ia telah mengelilingi pu-lau Mentawai dan sekitarnya. Cubadak sendiri sejak tahun 1998 telah dikelola dan dijadikan resort yang dilengkapi dengan berbagai fasili-tas penunjang lainnya. Untuk anda yang ingin berwisata ke Pulau Cubadak kocek yang dibu-tuhkan untuk setiap orang sebesar USD 120 untuk satu harinya. Dengan bayaran itu fasilitas yang bisa anda nikmati sebuah bungalow in-dah dengan interior yang natural, bentuk yang mengambil referensi dari rumah panggung masyarakat Sulawesi Selatan, dilengkapi den-

gan makanan serta minuman dengan menu-menu yang lezat. Beberapa fasilitas yang terdapat di Cubadak Resort diantaranya: restaurant, perahu layar, perahu dayung, snorkling, diving, dan juga acara mengelilingi pulau-pulau kecil disekitar Cubadak. Di Cubadak Resort terdapat14 bungalow yang dilengkapi dengan tem-pat tidur, kamar mandi (air panas-dingin), ruang tamu, teras dan sebagai peleng-kap tersedia free wifi. Yang dapat saya pastikan, liburan anda di pulau Cubadak akan terasa berbeda, ketenangan dan keindahan alam yang akan menggantikan semua kelelahan anda selama ini. Untuk info lebih lanjut anda bisa klik di “http://www.cubadak-paradisovillage.com”

hamparan pulau-pulau kecilPerjalanan saya dilanjutkan keesokan harinya, Pagi-pagi saya sudah duduk kembali di dalam speedboat, untuk hari kedua jadwal saya adalah mengelilingi pulau-pulau kecil lainnya. Terdapat sekitar 57 pulau di Pesisir Selatan. Dan tidak semuanya telah dijadikan tempat pariwisata, masih banyak yang belum dikelola. Pulau-pulau yang belum terjamah, dan masih ‘perawan’. Jika melihat pulau-pulau ini, mungkin pemikiran anda akan sama dengan yang saya pikirkan saat itu. Bahwa Indonesia memang sangat kaya, kekayaan alam dan bawah laut serta keindahan semestanya tidak banyak di negara lain yang memilikinya. Dan kawasan Pesisir Selatan menyimpan potensi yang besar untuk devisa negara. Bila saja pulau-pulau ini dikelola dengan baik serta adanya ajakan untuk para turis baik dalam mau-pun luar negeri untuk datang dan menikmati keindahah sisi lain di Indonesia. Be-berapa pulau-pulau diantaranya: Pulau Penyu, di pulau ini anda bisa menyaksikan

secara langsung proses binatang penyu bertelur. Kemudian Pulau Gerabak, dimana penangkaran bi-natang penyu terdapat di tempat ini. Tapi hari itu saya bisa menginjakan kaki di Pulau Aur, pulau yang belum dikelola. Yang saya temui sama seperti pulau Cubadak, pasirnya masih putih, udaranya segar, lautnya begitu indah. Waktu yang saya tempuh dari Ibukota Painan ke Pulau Aur sekitar 30 menit menggunakan speedboat. Siang itu saya mengelilingi pantai pulau Aur, sejauh kaki melangkah pasir putih dan riak ombak kecil menyapu kaki saya. Rupanya banyak binatang sejenis keong dan kepiting kecil yang senang bermain di pinggir pantai. Sungguh menyenang-kan melihat semua keindahan yang terpapar di depan mata saya saat itu. Puas dengan mengelilingi pulau, saya kembali ke tempat semula. Penduduk asli Painan pernah menyarankan kepada saya untuk mencoba sejumlah permainan yang terdapat di tempat ini. Ada banana boat anda bisa membayar hanya Rp. 15.000, paraselling hanya Rp. 35.000, jet ski Rp. 100.000, snorkling hanya Rp. 10.000, dan tandom paralayang Rp. 150.000 per orang. Dan saya tergerak untuk mencoba per-mainan paralayang, sepertinya lebih membuat adrenalin terpacu. Ini kali pertama saya melakukannya, takut, cemas dan rasa lainnya bercampur saat itu. Tapi ketika saya sudah terbang layaknya burung sesaat, perasaan yang tadi sirna, terbayar dengan keindahan laut, pengunungan, pulau-pulau yang terlihat jelas semuanya dari atas. Anda pasti suka dengan permainan ini sebagai pelengkap liburan anda.

oleh-olehSetelah menghabiskan dua hari yang meny-enangkan di Pesisis Selatan Kota Padang, saya harus segera pulang. Tapi pulang tanpa mem-bawa oleh-oleh rasanya kurang pas. Untuk kali inI saya bertandang ke toko kerajinan Kabupat-en Pesisir Selatan di Jl. Sudirman-Painan. Tem-pat ini menyediakan sejumlah barang-barang yang menjadi kerajianan khas daerah ini. Di-antaranya Sulam bayangan (Rp.300.000/4m), Batik Tanah Liek (Rp.750.000/2m), Bros dari batu laut yang indah (Rp40.000-70.000/buah), dan tas anyaman dari daun pandan (Rp.5000-15.000/buah). Kerajianan ini meru-pakan hasil dari penduduk di daerah Painan. Jumlah penduduk sekitar 486.000 jiwa dengan mata pencaharian rata-rata seba-gai nelayan, petani dan pengrajin. Setelah itu perjalanan saya lanjutkan menuju

Bandara Udara Tabing Padang. Seperti mengu-lang kembali perjalanan awal ketika baru saja datang ke Painan. Perjalanan sekitar 2 jam, melewati pegunungan, hamparan sawah, sungai-sungai kecil yang membuat perjalanan tidak akan terasa melelahkan. Sebelum sam-pai di bandara, saya menyempatkan untuk berhenti di satu lagi tempat khusus yang me-nyediakan semua jenis oleh-oleh khas kota Padang. “Kripik Balado Christine Hakim” di tempat ini anda bisa menemukan banyak pi-

lihan yang tentunya lezat dan harganya pun terjangkau. Mulai dari kripik balado, abon, kripik kentang, madu, dodol, dan hampir semua maka-nan ciri khas Padang terdapat di tempat ini. Dan saya membeli kripik balado yang sangat khas di tempat ini. Setelah menghabiskan dua hari dengan keindahan alam di Ibukota Painan dan sekitarnya, mencoba permainan paralayang yang memacu adrenalin, membeli kripik balado sebagai buah tangan. Rasanya liburan sing-kat saya telah memberi energi baru untuk saya da-pat beraktivitas kembali di Ibukota Jakarta yang saya cintai. (BW) Foto : FAR MAGAZINE DOK.

Page 78: 7th Issue

78 FAR APRIL/MEI 2010

Page 79: 7th Issue

79

AXIS Jakarta International Java Jazz Festival 2010 telah usai digelar. Ajang bergengsi tahunan ini telah berhasil membius puluhan ribu penonton untuk hadir dan menyaksikan pagelaran musik jazz terbesar saat ini. Java Jazz yang untuk ke-enam kalinya diselenggarakan di Indonesia, kali ini pindah tempat ke JIEXPO Kemayoran. Tempat yang lebih luas menjadi salah satu alasan dipindahkannya ajang besar ini, setelah 5 tahun berturut-turut bertempat di Jakarta Convention Center (JCC). Java Jazz festival yang hadir pada tanggal 5, 6, 7 Maret 2010 yang lalu telah menyuguhkan pertunjukkan dari 110 grup Indonesia dan 39 grup Internasional. Pagelaran akbar ini menghadirkan sederetan nama-nama terbaik musisi dunia. Untuk special show kali ini menampilkan John Legend yang terkenal lewat salah satu lagunya ‘Ordinary People’, kemudian Tony Braxton wanita cantik ini hadir mempesona di malam kedua Java Jazz, serta kehadiran Kenny “Babyface” dengan membawakan sejumlah lagu-lagu romantis andalannya. Selain itu sederet nama lain seperti Diane Warren, Griffith frank, Hubert Laws, George Duke, David Murray, Kurt Rosenwinkel, Jane Monheit, Eric benet, Bob James, The Manhattan Tranfer dan masih banyak lagi musisi Internasional lainnya memberikan penampilan terbaik mereka untuk penonton yang memadati JIEXPO saat itu. Tidak hanya menarik perhatian khalayak, tapi Presiden RI Bapak Susilo Bambang Hudoyono serta Wakil Bapak Boediono turut hadir untuk melihat Java Jazz yang membesarkan nama Indonesia di kancah musik Internasional ini. Tidak ketinggalan aksi terbaik dari musisi Indonesia seperti: Tohpati, Indra Lesmana, Andre Hehanusa, Dwiki Darmawan, Ecoutez, Soulvibe, Gugun Blues Shelter, RAN, Barry Likumahuwa, Andien, Sandy Sandoro, Titi Sjuman, Dewa Budjana, Sheila Majid, Syaharani & The Queenfireworks, Endah N Rhesa, Rif, Glen Fredly dan sederet nama lainnya telah menjadi pusat puluhan ribu mata penonton. Java Jazz kali ini, menjadi satu bukti lain bahwa musik bisa menjadi alat pemersatu. Dengan kehadiran pemusik, penonton, hingga pengelola acara yang terdiri berbagai usia, gender, dan asal, acara ini turut membawa nama baik Indonesia saat ini. Ditambah lagi dengan kemampuan bersandingnya musisi Indonesia berkolaborasi dengan musisi internasional. Java Jazz telah mampu meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia, serta menjadi kebanggaan bagi bangsa Indoensia itu sendiri. (BW) Foto : FAR MAGAZINE DOK.

JAZZIN’ UP REMARKABLE INDONESIA

event

Page 80: 7th Issue

80 FAR APRIL/MEI 2010

Busway sebagai modal transportasi angku-tan umum massal memiliki peranan pent-ing dalam pembangunan perekonomian Provinsi DKI Jakarta. Angkutan umum bus-way juga merupakan elemen penting da-

lam perekonomian karena berkaitan dengan distri-busi barang, jasa, dan tenaga kerja, serta merupakan inti dari pergerakan ekonomi di kota.Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kota-kota besar mengakibatkan meningkatnya tarikan dan bangkitan perjalanan yang ditimbulkannya. Perkembangan berbagai aktivitas seperti peruma-han, perkantoran, pusat perdagangan, pertokoan dan aktivitas lainnya, secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan pula peningkatan volume lalu lintasnya. Kondisi demikian di alami oleh kota besar seperti DKI Jakarta, dimana pelaku perjalanan harian sebagian besar berasal dari daerah-daerah sekitar yang dikenal dengan Bodetabek, yang meng-gunakan angkutan umum busway.Busway merupakan salah satu moda transportasi unggulan yang dicetuskan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak lebih dari 5 tahun yang lalu, dalam rangka pengintegrasian pelaksanaan Pola Transpor-tasi Makro DKI Jakarta. Sebagai sebuah alat bantu ke-bijakan busway telah mampu memberikan alternatif pilihan pelaku transportasi untuk beralih moda dari kendaraan pribadi maupun angkutan umum lainnya.Sejak beroperasi secara komersial Februari 2004,

jumlah penumpang Transjakarta terus meningkat dari sekitar 40.000 penumpang per hari pada awal operasi, menjadi rata-rata 60.000 penumpang per hari pada tahun 2005 (untuk koridor Blok M - Kota). Kecenderungan peningkatan jumlah penumpang ini terus terjadi sejak dibukanya koridor 2 dan koridor 3 pada 15 Januari 2006 mencapai 70.000 penumpang per hari. Pada 27 Januari 2007, koridor bertambah, yaitu koridor 4, 5, 6 dan 7 dengan rata-rata penump-ang mencapai 180.000 penumpang. Pada 21 Februari 2009 koridor 8 diresmikan dan rata-rata penumpang 240.000 per hari seluruh koridornya.

Transjakarta Busway terdiri dari infrastruktur trans-portasi yang memadai, sistem operasi yang efektif, sistem tiket dan penerimaan pembayaran yang aku-rat dan penetapan perencanaan, pengelolaan dan pengendalian yang bersifat permanen dalam sistem. Infrastruktur, pengelolaan, pengendalian dan peren-canaan sistem disediakan oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, sementara kegiatan operasional bus dan penerimaan pembayaran dari sistem tiket dikerjasa-makan dengan pihak swasta. Transjakarta Busway memiliki 140 Halte Busway di sepanjang delapan koridor busway. Halte busway ini diperlengkapi dengan platform 110 centimeter dari tinggi permukaan jalan agar tersedia akses yang rata ke bus. Setiap halte busway dilengkapi dengan akses untuk pejalan kaki yang terhubung dengan jembatan

penyeberangan orang, yang dirancang khusus untuk mempermudah pengguna layanan Busway. Titik akses ke halte busway dilengkapi loket dan pagar putar (turntiles) yang memungkinkan peneri-maan pembayaran serta jalan masuk dan jalan keluar bagi pengguna jasa layanan.Layanan umum transportasi Transjakarta pada saat ini dilaksanakan oleh beberapa operator swasta sebagai berikut: PT. Jakarta Express Trans, PT. Trans Batavia, PT. Jakarta Trans Metropolitan, PT. Jakarta Mega Trans, PT. Prima Jasa Perdana Raya Utama dan PT. Eka Sari Lorena Transport. TEKS & FOTO : Transjakarta Busway

Transjakarta

Page 81: 7th Issue

81

Kamis malam tanggal 11 Februari 2010 ribuan metal head kisaran umur belasan hingga puluhan berkumpul di Tennis Indoor Senayan untuk menyaksikan Trivium sebuah band heavy metal yang terbentuk pada tahun 2000. Ketika memasuki venue terdengar suara ribuan metal head yang meneriakan nama band yang akan tampil malam itu, dengan cahaya panggung yang masih gelap tiba-tiba keluar dari belakang panggung empat pemuda yang sudah dinanti langsung menggebrak dengan “Kirisute Gomen” sebagai pembuka yang langsung disambut dengan salam tiga jari di udara dan gelombang moshpit yang tak terelakan. Malam itu crowd memang luar biasa liarnya mereka saling menubrukan tubuh mereka, moshing, slam dance dan membentuk circle pit sebagai bentuk ekspresi. Semakin liarnya crowd malam itu ternyata membakar Matt Heavy dan rekan-rekannya untuk memberikan penampilan terbaik mereka, duet sang gitaris saling bersaut-sautan dalam memainkan melodi walaupun malam itu beberapa kali terdapat masalah dalam sound gitar mereka. Ketidakpuasan saya terhadap permainan sang drumer yang terlalu banyak improvisasi dikarenakan bukan Travis Smith yang telah mengundurkan diri seminggu menjelang konser ini. Malam itu mainkan 15 lagu seperti Rain, Pull Harder On The Strings Of Your Martyr, Dying In Your Arms, A Gunshot To The Head Of Trepidition, Anthem (We Are The Fire), dan cover version Slave New World milik Sepultura. Malam itu mereka sedikit bercerita tentang mimpi-mimpi mereka untuk menaklukan dunia dengan musik metal yang mereka mainkan dan berhasil di wujudkan malam itu dengan dukungan dari Java Musikindo selaku promotor yang telah membawa Trivium bermain dihadapan ribuan fansnya di Indonesia. Semoga kedepannya Java Musikindo sebagai promotor musik dapat memberikan suguhan yang lebih berkualitas dan lebih berani untuk mencoba menghadirkan band internasional diluar jalur mainstream. (RA) Foto : JAVA MUSIKINDO

“Penantian selama 10 tahun para metal head lintas generasi terbayarkan dengan sedikit gangguan pada kulitas tata suara yang terlalu menyentak namun tidak menyurutkan para metalhead untuk berdansa dengan liarnya.”

TRIVIUM

Harapan pecinta musik terhadap kehadiran Placebo sebuah band rock alternative asal Inggris untuk konser di Indonesia akhirnya terbayar sudah. Pada tanggal 16 Februari 2010 lalu mereka mengadakan konser di Tennis Indoor Senayan yang berjudul “LA Lights Concert, Placebo Live in Concert”. Sebelumnya sudah tersebar bahwa dalam konser di Jakarta mereka memboyong peralatan seberat 10 ton, panggung berukuran 18 x 10 m, tata lampu sebesar 250 ribu watt, sound sebesar 60 ribu watt dan LED ukuran 3 x 10 m maka sudah terbayangkan akan semegah apa konser malam itu. Konser malam itu dibuka oleh penampilan dj dari negeri sendiri Electronic Groove. Setelah penampilan Electronic Groove tidak lama terdengar alunan nada yang mulai terdengar dan crowd pun mulai meneriakan nama Placebo. Satu persatu keluar dan menggebrak dengan membawakan “For What It’s Worth” yang disambut dengan sing a long yang membahana di area konser. Malam itu mereka terlihat begitu tenang dan dingin di awal konser sampai selesai memainkan “every you every me” baru menyapa penonton dan menyampaikan keterkejutan dengan besarnya fan base Placebo di Indonesia. Malam itu hampir semua lagu di album di “Battle For The Sun” dibawakan, dan beberapa lagu dari album sebelumnya seperti Special Needs, Sleeping With Ghost, Infra Red, Song To Say Goodbye, dan Special K. Malam itu penampilan mereka sangat prima, terutama sang drummer yang merupakan personel baru Placebo ia bermain dengan penuh tenaga layaknya seorang drummer dari sebuah band rock, dan hampir di setiap lagu Brian Molko dan Stefan Olsdal mengganti instrument mereka. Malam itu mereka dibantu oleh seorang wanita pada pada keyboard dan biola dan dua pria pada gitar dan bass sebagai additional player. Setelah memainkan sekitar 18 lagu satu persatu anggota dari Placebo meninggalkan panggung begitu saja dengan suara raungan gitar dan disambung dengan sebuah video yang memperlihatkan seorang penari bugil yang meliukkan tubuhnya sebagai gimmick agar audience memanggil mereka kembali. Setelah audience menyerukan nama Placebo berulang-ulang maka satu persatu memasuki panggung dan memainkan sekitar empat lagu yang ditutup oleh “taste of men” dan satu persatu personel dari placebo berbaris di depan panggung untuk memberikan penghormatan terhadap audience yang menjadi bagian dari konser malam itu. Diawal tahun 2010 Java Musikindo menyuguhkan salah satu konser internasional berkualitas mulai dari tata cahaya panggung hingga kulitas tata suara dan tentunya salah satu artis terbaik di kelasnya. (RA) Foto : FAR MAGAZINE

“Placebo memberikan penampilan terbaik kepada para penggemar fanatik mereka”.

PLACEBO

event

Page 82: 7th Issue

82 FAR APRIL/MEI 2010

event street shout

Musik, merupakan salah satu instrumen seni yang mewarnai hidup manusia. Seperti festival musik Jazz terbesar di Indonesia, Java Jazz. Meskipun jarak yang ditempuh lebih jauh karena terletak di JIEXPO Kemayoran, tidak menyurutkan minat pecinta musik untuk datang ke festival yang diselenggarakan pada 5,6,7 Maret 2010. Dapat dilihat antusias pecinta musik sangat besar, baik muda atau pun tua sangat menikmati festival ini. Tentu saja selain menjadi salah satu tempat referensi bagi pecinta musik, festival ini pun dapat menjadi ajang bagi mereka yang ingin menampilkan keahliannya dalam memadu padankan mode mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bahkan ada beberapa pengunjung festival yang menggunakan batik untuk menghadiri festival musik Jazz ini. (PTY) Foto : FAR MAGAZINE DOK.

Page 83: 7th Issue

83

ACCESSORIES

TOUCH METelp. 081320622289

ANGGUNTelp. 081310876455

KARMAPasaraya Blok M, Jakarta Selatan.www.karmadomination.com

BOUTIQUE & DESIGNER

JAVA CONNECTIONAlun2 Indonesia Grand Indonesia. Plaza Senayan Sogo, 5th Floor.Galery Utama di Omah Dhuwur, Kota Gede 252, Yogyakarta.

UNIQUE HORNBlok M Square, Blok A no.73, Jakarta Selatan.

SUTEKIFb + email : [email protected]. 0818993256 02195727256

MUTIATelp. 087883121888

FORETelp. 0818175731

LOCATION

1909 PhotographyJl. Deltasari FII/48Taman Radio DalamJakarta 12140Telp. 021 725 1909

PHOTOGRAPHER

Richard OlsenTelp. 0878 789 91718

AdykaraTelp. 0815 1108 9756

MAKE UP & HAIR Tarita KowaraTelp. 0815 829 0000

Page 84: 7th Issue

84 FAR APRIL/MEI 2010