7.Kelompok+Materi Kesehatan+Dan+Lingkungan+Fisik

16
[Type text] [Type text] [Type text] Living: Public Health and Future Of Life on the Planet Oleh Kelompok 7 Seiring dengan berjalannya waktu perubahan peran dan fungsi kesehatan masyarakat mengalami perkembangan kearah yang lebih luas. Namun tugas ini didasari oleh prinsip awal dari kesehatan masyarakat yaitu memahami dan merespon bagaimana perubahan sosial dan lingkungan yang mencakup adanya prosedur urbanisme, industrialisasi, globalisasi, serta perubahan lingkugan planet yang besar mempunyai efek terhadap kesehatan umat manusia. Sehingga tugas dari kesehatan masyarakat pun kemudian berlanjut pada usaha untuk mendukung berbagai macam kehidupan di planet bumi, karena pada dasarnya kesehatan lingkungan sama pentingnya dengan keberlangsungan kehidupam manusia. Dalam tulisan ini ditawarkan sebuah bentuk kerangka pengambilan keputusan yang integratif untuk prara praktisi kesehatan masyarakat atau pun untuk para pelajat dalam melihat secara kritis kondisi yang sedang dialami ekologi global mempengaruhi kehidupan manusia. A New Direction for Public Health Pembahasan awal pada bab ini diawali dengan sebuah pemaparan menarik mengenai latar belakang mengapa perlu diberlakukan proyek keberlanjutan. Alasan yang muncul bukanlah suatu pernyataan sederhana seperti karena planet kita memanas dan sebagainya. Namun 1

Transcript of 7.Kelompok+Materi Kesehatan+Dan+Lingkungan+Fisik

Kapital sosial dan Civil Society

[Type text][Type text][Type text]

Living: Public Health and Future Of Life on the PlanetOleh Kelompok 7Seiring dengan berjalannya waktu perubahan peran dan fungsi kesehatan masyarakat mengalami perkembangan kearah yang lebih luas. Namun tugas ini didasari oleh prinsip awal dari kesehatan masyarakat yaitu memahami dan merespon bagaimana perubahan sosial dan lingkungan yang mencakup adanya prosedur urbanisme, industrialisasi, globalisasi, serta perubahan lingkugan planet yang besar mempunyai efek terhadap kesehatan umat manusia. Sehingga tugas dari kesehatan masyarakat pun kemudian berlanjut pada usaha untuk mendukung berbagai macam kehidupan di planet bumi, karena pada dasarnya kesehatan lingkungan sama pentingnya dengan keberlangsungan kehidupam manusia. Dalam tulisan ini ditawarkan sebuah bentuk kerangka pengambilan keputusan yang integratif untuk prara praktisi kesehatan masyarakat atau pun untuk para pelajat dalam melihat secara kritis kondisi yang sedang dialami ekologi global mempengaruhi kehidupan manusia.

A New Direction for Public Health

Pembahasan awal pada bab ini diawali dengan sebuah pemaparan menarik mengenai latar belakang mengapa perlu diberlakukan proyek keberlanjutan. Alasan yang muncul bukanlah suatu pernyataan sederhana seperti karena planet kita memanas dan sebagainya. Namun sebuah alasan kuat yang penting adalah ketika generasi 20 tahun bertanya mengapa manusia diabad ini membiarkan bumi semakin hancur, ia bisa menjawab bagaimana telah melakukan segalanya yang bisa untuk menyelamatkan kehidupan manusia dan lingkungan. Dengan tulisan inilah berusaha untuk memberi pemahaman untuk menemukan pertanyaan anak-anak yang hidup ditahun 2020. Pada the new public health (2002) yang ditulis oleh Baum, argumen yang dituliskan olehnya melihat apabila kesehatan masyarakat mempertimbangkan tanggung jawab secara penuh kepada kesehatan masyarakat umum, keberlanjutan global akan tercipta secara utuh. Namun terdapat hal menarik yang ditunjukan oleh survey yang pernah dilakukan, bahwa masyarakat mengangap lingkungan adalah sesuatu yang penting dan mereka mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap isu-isu lingkungan. Tetapi mengapa usaha untuk melindungi lingkungan masih tidak berkembang bahan untuk sekedar melakukan proses sederhana seperti recycling, atau mungkin penggunaan kertas bekas yang mudah saja masih sulit untuk direalisasikan.

Reorientasi dari kesehatan masyarakat pun bukan sesuatu yang baru yaitu sebagai suatu bentuk respon dari perubahan yang terjadi pada sector biofisika bumu. Hippocrates of Kos kemudian mendukung gagasan bahwa alam mempunyai caranya tersendiri untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Awal dari kesehatan masyarakat menjadi suatu kegiatan formal diawali dengan sebuah kegiatan dalam suatu praktik kesehatan yang mendukung kesehatan masyarakay. Misalnya untuk mencegah air dipompa dari terinfeksi kolera yang tidak disetujui oleh komunitas lokal pada awalnya dikarenakan bukti dari adanya bahaya tersebut belum ada. Kasus seperti inilah sebagai bukti nyata akan adanya bahaya tersebut belum sepenuhnya ada merupakan tugas dari praktik kesehatan masyarakat masa kini.

Tabel 1

Three eras of Public Health Practices

Konsep lingkungan fisik sesuai dengan kondisi pada era tertentu apakah dalam era teknologi yang berkembang sejak revolusi industri hingga perkembangan penduduk yang mengikuti. Serta menyangkut keadaan alam disekitar manusia. Lingkungan fisik dapat mendukung kesehatan fisik tetapi dapat pula membuat orang sakit. Kondisi kesehatan masyarakat merujuk pada kegiatan yang dilamukan para individu dalam masyarakat sehingga berdampak pada lingkungan fisiknya hingga pada kondisi kesehatan mereka. dalam menjelaskan ini, setiap kegiatan berbeda sesuai dengan masa/ era serta mencakup praktik kesehatan masyarakat itu sendiri.

Dalam mengkaji lebih jauh mengenai hal ini, dijelaskan bahwa terdapat tiga fase dalam praktik kesehatan publik dimulai dari resiko pada era revolusi industry, pembangunan ekonomi hingga sekarang ini para era yang tertuju pada suistanable development. Hal ini terlihat dalam Tabel 1.

Dimana dalam setiap era mendapat response yang berbeda dari para praktisi hingga akademisi tentang praktik kesehatan. Pada fase pertama memfokuskan pada pengurangan resiko penularan penyakit epidemik melalui cara secara teknis di tangan otoritas sipil, seperti membuat kebijakan tentang kehidupan perkotaan, pembaharuan pembuangan limbah hungga ke pada tindakan dalam rangka menyehatkan masyarakat dari penularan epidemik penyakit misalnya kebijakan mengkarantina pasien yang positif terjangkit, dan juga kontrol terhadap sumber dan saluran air yang terkontaminasi.

Dapat dicontohkan kembali misalnya bagaimana resiko penyakit kolera akibat pencemaran air kemudian diatasi dengan solusi teknis melalui perbaikan saluran air. Penyakit Diphtheria akibat pencemaran udara dilakukan solusi teknis sebatas kebersihan domestic saja, atau mungkin menyakit TB akibat kesesakan diatasi dengan urban desain agar masyarakat tidak hidup dalam lingkungan yang padat dan sedikit ruang gerak.

Ketika penularan penyakit epidemik menular ini telah dapat dikontrol ( sebatas negara maju saja) melalui infrastruktur publik dan juga kebijakan, maka kesehatan masyarakat mulai melirik di era pembagunan ekonomi yang menghasilkan barang produksi yang beraneka ragam sekaligus sampah dari pembangunan ekonomi bersamaan, serta menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Dari sini akibat tekanan pembangunan ekonomi yang dibarengi dengan industrialisasi ini, merujuk perhatian para praktisi dan ahli pada pemantauan dan pengujian teknis dari aspek pencemaran udara, air dan tanah demi kesehatan masyarakat. Hal yang diangkat pada fase ini lebih pada resiko hidup masyarakat misalnya kasus kanker paru-paru, ancaman pencemaran pengunaan kimia hingga racun yang disebabkan pada limbah misalnya dilanjutkan pada fase ini dalam penawaran untuk melakukan perubahan gaya hidup misalnya dengan peraturan industri, pengawasan dan pelaporan aktivitas industri serta standard bahan bakar.

Pada fase berikutnya yakni praktek kesehatan masyarakat pada abad ke 20 tidak lagi sebatas dihadapkan pada isu penyakit epidemik atau ganguan kesehatan saja tetapi lebih jauh dari itu untuk melindungi lingkungan hidup sebaga sistem dukungan lokal hingga merujuk pada resiko global stress. Mengapa hal ini menjadi hal yang mulai diperhatikan? Muncul kesadaran dari sebagian masyarakat bahwa masalah ekosistem lingkungan tidak hanya ditangani ketika terjadi masalah ( misalnya timbul penyakit) saja namun diperlukan perlindungan/ proteksis serta perhatian, karena kasus tidak secara lokal saja tetapi meluas pada pengalaman kasus yang sama secara global. Tidak hanya saat terjadi kasus gangguan lingkungan merujuk pada gangguan kesehatan masyarakat saja tetapi juga untuk keberlangsungan kesehatan masyarakat dimasa datang. Disini menekankan bawa diperlukan lebih besar peningkatan dan penerapan dalam tanggung jawab pada lingkungan hidup, tidak hanya untuk penduduk lokal tetapi juga populasi secara luas di planet bumi ini. Sebut saja resiko global stress seperti ancaman penyakit yang menyebar, alergi, keracunan akibat degrdasi lingkungan, perubahan iklim, UV radiation. ilustrasi sederhana di era perubahan iklmim membuat iklim berubah menjadi tidak tentu, kadang hujan kadang terik matahari hal ini menyebabkan ancaman terserang penyakit ISPA, demam, Influenza menjadi tinggi, dari sini saja sudah menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat, belum pada kasus lain akibat perubahan iklim. Isu yang hadir dalam rangka mewujudkan tanggung jawab lingkungan ini tidaklah mudah karena terjadi karena tidak sebatas pada masyarakat dalam area tertentu tetapi juga kolaboratif dengan masyarakat di wilayah lainnya sehingga dapat memperluas dampak dan meningkatkan manfaat dalam rangka perlindungan lingkungan hidup.

Jika berbicara gangguan pada lingkungan hidup tidak akan selesai dalam waktu satu jam atau dua jam berdiskusi, sebut saja bagaimana sekarang ini udara terkontaminasi akibat zat buang kendaraan bermotor, pencucian asam nitrat ke air tanah yang menganggu tanaman, penceraman air dari toksin limbah pabrik dan banyak kasus kesehatan lain yang belum terpecahkan akibat lingkungan fisik yang terganggu. Pada era ini muncul konsepsi tentang suistainable, yakni mengangkat keberlanjutan lingkungan untuk sekarang dan masa depan. Konsepsi ini menjadi esensial dan diterima, ketika masyarakat sudah jenuh dengan berbagai penyakit yang timbul tidak sebatas pada menghilangkan epidemik atau menyembuhkan penyakit secara teknis dan memfasilitasi infrastuktur namun lebih jauh dari itu. Hal ini dilakukan tidak hanya penyadaran terhadap masayrakat untuk menjaga ekosistem dan kesehatan penduduk, tetapi juga dialog yang terus menerus antara berbagai ahli daan praktisi kesehatan masyarakat dalam mempromosikan kesehatan masyarakat. Tinjauan kritis akan hal ini akan menjadi suatu langkah awal yang baik dalam memperbaiki situasi di masa depan, termasuk dalam melakukan integrasi ekologi secara global terhadap isu-isu kesehatan masyarakat. Integritas ekologi global, isu-isu kesehatan masyarakat

Istilah integritas ekologi global yang ada disini diartikan sebagai pemeliharaan hubungan yang kompleks antara kehidupan di bumi dengan ekosistem yang mendukung kehidupan yang ada. Konsep ini menyarankan untuk bisa mempertahankan fungsi dari life-support system yang telah ada, maka perlu adanya regenerasi dari sistem itu dengan tetap menghadapi krisis ekologi yang mencoba menghancurkan integritas tersebut.

Praktisis kesehatan masyarakat perlu untuk menyusun dan merangkum isu-isu ekologi mengenai tantangan tersebut. Hal ini perlu dilihat sebagai daftar gejala akibat perkembangan dan pertumbuhan manusia yang besar serta ketidaktiadaan pembangunan berkelanjutan terhadap kehidupan manusia dan disintegritas global. Perubahan kehidupan manusia telah mengakibatkan munculnya kerusakan ozon, pemanasan global, polusi, limbah industri, dan lain sebagainya juga telah meningkatkan risiko rusaknya keseimbangan dari supporting system terhadap kehidupan yang ada di bumi kita.

Pada tahun 1986, Komisi Lingkungan dan Perkembangan Dunia telah mengeksplor cara bagaimana dampak manusia terhadap lingkungan yang mengakibatkan kerusakan terhadap keseimbangan sistem global. Keseimbangan lingkungan telah diakui sebagai pemeliharaan untuk kesehatan manusia, bukan hanya berguna untuk sistem global yang telah ada. Namun dengan adanya pengakuan ini, gangguan terhadap udara, air, tanah, dan sistem kehidupan ternyata mengalami peningkatan.

Kekhawatiran yang semakin memuncak akan kapabilitas lingkungan dalam menopang keberlanjutan hidup umat manusia pada generasi mendatang, sudah dirasakan oleh semua orang, bukan hanya kalangan tertentu saja. Rasa khawatir ini menjadi wajar mengingat bumi yang kita tinggali semakin hari, semakin tua, sehingga diperlukan upaya-upaya khusus untuk merawatnya. Tindakan-tindakan manusia yang secara langsung merusak lingkungan juga semakin memperkeruh keadaan dan membahayakan keberlanjutan sistem global. Oleh karena itu, intervensi pihak internasional sangat diperlukan untuk menetapkan peraturan yang mengikat bagi individu, masyarakat, perusahaan-perusahaan maupun negara dalam menggunakan lingkungan.

Beberapa konvensi internasional diadakan untuk memfasilitasi pertemuan antar-negara demi membahas masalah lingkungan. Namun, rupanya diskusi di forum internasional belum mampu membuahkan solusi yang maksimal untuk memberhentikan secara otoritatif kegiatan pengrusakan lingkungan yang semakin meningkat. Protokol Kyoto, suatu persetujuan internasional yang mengatur negara-negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di negara masing-masing tidak disetujui oleh semua negara, salah satunya adalah Amerika. Peraturan yang mengekang pihak-pihak untuk menggunakan lingkungan secara bebas ditolak oleh beberapa pihak karena beberapa alasan, salah satunya adalah karena pihak-pihak yang menolak cenderung memikirkan kepentingan ekonomi. Banyak individu, perusahaan maupun negara yang mendapat sumbangan besar secara finansial dari kegiatan-kegiatan yang sangat merugikan bagi lingkungan. Pihak-pihak yang menolak, baik individual, perusahaan maupun negara cenderung memikirkan dampak dari peraturan tersebut terhadap kepentingan ekonomi, bagaimana peraturan lingkungan yang ketat dapat mengurangi keuntungan finansial dan juga dapat berdampak pada timbulnya masalah-masalah sosial. Sebagai contoh, Amerika Serikat menolak menyepakati Protokol Kyoto karena kebijakan Pemerintah Presiden George W. Bush yang lebih mengutamakan kepentingan perekonomian A.S.

Data-data dari Bank Dunia dan program lingkungan PBB menunjukan bahwa suhu rata-rata permukaan bumi terus meningkat, lubang pada lapisan ozon masih terlihat dan spesies-spesies flora dan fauna mulai banyak yang menghilang tiap tahunnya. Lingkungan hidup manusia semakin mengalami degradasi kualitas dan kuantitas bukan hanya oleh bencana-bencana alam (natural disasters), namun terlebih nyata oleh tindakan-tindakan manusia sendiri yang merusak lingkungan (human-made disasters). Pertanyaan mendasar yang perlu diangkat adalah, apabila kualitas dan kuantitas lingkungan hidup manusia semakin memburuk dari tahun ke tahun dan data ini sudah dibuktikan secara ilmiah, mengapa sampai sekarang penurunan kualitas lingkungan hidup dapat terus terjadi? Apakah tidak ada upaya sama sekali untuk menyelamatkan bumi? Apakah keuntungan finansial benar-benar tidak dapat dihasilkan dengan cara-cara yang lebih ramah lingkungan? Adilkah apabila generasi mendatang yang harus merasakan dampak-dampak penurunan kualitas lingkungan karena tindakan-tindakan egois generasi sekarang? Jawaban dari pertanyaan ini terkait dengan memikirkan ulang, sekaligus mengeveluasi solusi-solusi yang sedang diterapkan sekarang.

Laporan-laporan mengenai kondisi lingkungan global sekarang ini menunjukan adanya peningkatan resiko-resiko dari sumber daya alam yang semakin berkurang (udara,air, tanah), mencapai suatu titik dimana lingkungan hidup manusia hampir tidak mungkin diperbaiki. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan yang destruktif terhadap lingkungan bukan hanya menggangu keberlanjutan sistem lingkungan namun juga beresiko terhadap kesehatan manusia, melalui:

Perusakan lingkungan secara langsung, misal: polusi udara berupa kotoran dan gas yang disalurkan melalui cerobong asap pabrik;

Perusakan sistem lingkungan lokal yang menjadi tumpuan hidup masyarakat, misal: deforestasi menyebabkan penurunan tingkat curah hujan lokal yang berdampak pada berkurangnya persediaan air lokal;

Perusakan sistem lingkungan global, misal: melalui emisi gas rumah kaca berlebihan yang berkontribusi terhadap pemanasan global;

Semakin berkurangnya keanekaragaman-hayati dan tumbuhan-tumbuhan lokal yang dapat menjadi sumber obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Defining sustainable development : moving to sustainability

Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu bentuk tanggapan dari adanya perubahan lingkungan secara umum oleh manusia yang berkaitan dengan kesejahteraan manusia itu sendiri. Definisi mengenai hal tersebut diambil dari World Commission on Environmental and Development (1987,p. 43), dimana pembangunan dianggap sebagai pemenuhan terhadap kebutuhan manusia saat ini tanpa memikirkan kapasitas sumber daya yang ada pada lingkungan untuk generasi selanjutnya. Namun definisi semacam ini diragukan akan bertahan dalam keadaan saat ini, apalagi dalam pandangan WCED yang baru, ikut dimasukkan integritas lingkungan global dan kolaborasi sistem sosial sebagai rekomendasi adanya pembangunan berkelanjutan. Prinsip seperti ini telah dianut oleh beberapa negara dalam mengambil kebijakan publik khususnya kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan dan kesehatan.

Perdebatan mengenai pembangunan berkelanjutan banyak terjadi dalam beberapa literatur, dimana ada yang menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan suatu konsep yang bertentangan dengan kenyataan dan tidak dapat didamaikan, ada yang menyebutnya sebagai konsep paradoks yang melilhat bahwa terjadi kontradiksi antara konsep dengan keadaan sesungguhnya, dan ada juga yang menganggap bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan konsep baru yang berasal dari proses pembangunan itu sendiri. Inti perdebatan tersebut adalah apakah ini sebuah tujuan yang nyata, atau sebuah model tindakan atau suatu tipe ideal saja. Ini merupakan suatu konsep yang memiliki tujuan yang tepat dan nyata, namun semua pihak harus terlibat dalam proses berjalannya pembanguna berkelanjutan ini. Tidak hanya petugas kesehatan saja, tetapi juga para professional dan praktisi juga ikut membantu bekerja.

Pembangunan berkelanjutan sendiri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya seperti di Australia yang memasukkan konsep ekologi dalam pembangunan berkelanjutannya. Penerapan semacam ini memang akan menimbulkan konflik yang harus diselesaikan, yaitu keberlanjutan lingkungan dan pembangunan ekonomi.

Keberlanjutan dalam kesehatan publik sendiri memiliki syarat tertentu yaitu, pengetahuan lokal dan pengetahuan strategis mengenai perubahan lingkungan harus sebaik pengetahuan pada ranah akademis. Kemudian keberlanjutan dan program pengajaran kesehatan harus berbeda dengan pengajaran tradisional pada umumnya, sehingga kesadaran akan komitmen menjaga lingkungan masa depan sama dengan masa sekarang dan pengetahuan mengenai untuk siapa perubahan ini dilakukan. (Sustainability and Health Project Expert Advisors 2001)

Terdapat berbagai implikasi dari apliasi prinsip-prinsip sustainable development, baik pada level negara maupun dunia secara global. Di Inggris misalnya, hanya terdapat 12 % dari keseluruhan program dan agenda sustainable development yang masih berjalan, dimana keseluruhannya adalah berdasarkan local action. Menurut United States Institutes of Medicine, Research, Engineering and Science, terdapat masalah struktural yang menghalangi pelaksanaan prinsip-prnsip sustainable development di dalam pendidikan profesional dan riset. Agar prinsip-prinsip sustainable development dapar diimplementasikan maka diperlukan perubahan di dalam kerangka kerja pendidikan dan riset. Terdapat beberapa rekomendasi yang diberikan oleh Our Common Journey, yaitu:

1. Membentuk kerangka kerja pendidikan dan riset yang mengintegrasikan perspektif global dan perspektif lokal untuk membentuk pemahaman mengenai interasi antara lingkungan dan masyarakat;

2. Adanya keterlibatan dari tiga pembuat keputusan, yaitu masyarakat, tokoh ahli dan pemerintah, di dalam proses riset dan program yang sustainability;3. Memperkenalkan program penelitian yang fokus terhadap usaha untuk memahami interaksi antara masyarakat, lingkungan dan masyarakat;

4. Memperkenalkan cara yang lebih baik di dalam menggunakan tool yang telah ada untuk menghubungkan pengetahuan dan action untuk sesuatu yang lebih sustainability.Rekomendasi di atas menghubungkan antara pendidikan, riset dan evaluasi terhadap perubahan global serta menyatukan kesehatan, ilmu pengetahuan dan lingkungan. Rekomendasi tersebut sekaligus menjadi pedoman dari penerapan public health untuk mencapai keadaan yang sustainability. Meskipun demikian, kesehatan bukanlah satu-satunya agen perubahan sosial. Ada beberapa faktor lain seperti misalnya pengaturan sumber daya, efisiensi ekonomi, kebutuhan akan ragam kelompok sosial secara terus-menerus dan kekuasaan teritorial organisasi yang harus dperhatikan.

Perubahan ke arah sustainable development semakin mendesak untuk dilakukan. Sebagaimana disampaikan oleh The Club of Rome, dengan thesisnya Limits to Growth yang menunjukkan adanya hubungan antara pertumbuhan populasi, penggunaan ebergi, dan pencemaran industrial dengan kemampuan lingkungan untuk memperbaharui dirnya sendiri Menanggapi pernyataan tersebut Atkisson menyampaikan tentang tiga kondisi yang diperlukan agar spesies manusia dapat terus bertahan hidup, yaitu:

1. Tidak menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti udara, air dan sebagainya, melebihi dari kemampuan sumber daya tersebut untuk memperbaharui diri;

2. Mencari pengganti bagi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, dan batubara, selagi kita masih dapat menggunakan sumber daya tersebut;

3. Tidak memproduksi limbah yang melebihi kemampuan alami lingkungan untuk meyerap limbah tersebut.

Selain itu, menurut Atkisson diperlukan gaya hidup, perilaku manusia, yang mendukung sustainable development.Mandala kesehatan merupakan sebuah model yang menggambarkan ekosistem manusia sebagai sebuah keterkaitan jaringan yang kompleks, dimana setiap komponennya memiliki potensi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia (Hancock 1985). Dalam lingkaran mandala, unit sosial (baik individu atau keluarga) ditempatkan sebagai pusat lingkungan konsentris yang terus berkembang ke biosfer. Dalam lingkaran tersebut, terdapat empat faktor utama yang menentukan kesehatan. Bentuk pertama lingkaran mandala berfungsi untuk menggambarkan bahwa ada suatu kecenderungan yang mempengaruhi seluruh jaringan (baik itu dalam lingkungan sosial-ekonomi, lingkungan bio-fisika, biologi manusia, dan gaya hidup), lingkaran kedua dan ketiga menjelaskan bahwa di dalam jaringan tersebut ada suatu hubungan yang sangat erat antara budaya dan lingkungan masyarakat, dan pada lingkaran keempat ada suatu penekanan hubungan pemetaan, dimana manusia dapat belajar untuk memanipulasi planet (dunia) yang ditinggalinya dan dapat bertindak pada hubungan yang sifatnya timbal balik. Dengan empat faktor tersebut, maka dapat dikatakan bahwa lingkaran mandala berfungsi untuk melayani, sebagai sebuah kerangka kerja aksi dan dalam bentuk yang dapat diubah, dengan kata lain kerangka kerja (figure 1.2) tersebut telah diadaptasikan sebagai sesuatu yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan manusia (Brown et al 2001).Sejalan dengan visi dari Kota Kesehatan, yaitu menyatukan masyarakat dan menginspirasi anggotanya untuk membuat suatu tindakan bersama (Hancock 2001) dalam menetapkan indikator keberhasilan dan berpartisipasi dalam proses evaluasi dan re-evaluasi, maka Hancock dan lainnya mengembangkan Piagam Ottawa untuk diberikan kepada Kota Kesehatan yang sekarang dikenal sebagai blueprint/perkembangan bagi kesehatan publik (WHO, Kesehatan dan Kesejahteraan Negara Kanada dan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Kanada pada tahun 1986). Dalam bagan tersebut menjelaskan bahwa ada suatu hubungan yang jelas antara Kesehatan Masyarakat, Agenda Lokal 21, dan prinsip-prinsip dalam pembangunan berkelanjutan (Box 1.5).

Kesimpulan

Dari tulisan diatas dapat kita tarik beberapa kesimpulan yaitu pada dasarnya masyarakat mengangap lingkungan adalah sesuatu yang penting serta mereka mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap isu-isu lingkungan. Penjelasan selanjutnya merujuk pada pengurangan resiko penularan penyakit epidemik secara teknis di tangan otoritas sipil, seperti membuat kebijakan tentang kehidupan perkotaan, pembaharuan pembuangan limbah hingga ke pada tindakan dalam pencegahan. Praktek kesehatan masyarakat pada abad ke 20 tidak lagi sebatas dihadapkan pada isu penyakit epidemic atau ganguan kesehatan saja tetapi lebih jauh dari itu untuk melindungi lingkungan hidup sebagai sistem dukungan lokal hingga merujuk pada resiko global stress.

Laporan-laporan mengenai kondisi lingkungan global sekarang ini menunjukan adanya peningkatan resiko-resiko dari sumber daya alam yang semakin berkurang (udara,air, tanah), mencapai suatu titik dimana lingkungan hidup manusia hampir tidak mungkin diperbaiki. Dari sini diperlukan para praktisi kesehatan masyarakat perlu untuk menyusun dan merangkum isu-isu ekologi global dunia, termasuk sustainable development. Terdapat berbagai implikasi dari apliasi prinsip-prinsip sustainable development, baik pada level negara maupun dunia secara global. Sosialisasi, gerakan pencerdasan hingga kontrol sosial diperlukan dalam rangka mendukung Agenda sustainable development. Agenda sustainable development diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih baik sehingga berdampak pada kualitas hiduap serta kesehatan masyarakat secara umum.

Sumber Referensi

Buku

Brown, A. Valerie dkk. Living: Public Health and Future Of Life on the Planet.Sunarto, Kamanto. 2001. Sosiologi kesehatan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Internet http://www.majalahmeditao.com/dyphteria/ diakses 23 November 2010 pukul 20.09 WIB.

Brown, A. Valerie dkk. Living: Public Health and Future Of Life on the Planet. hal. 5

Sunarto, Kamanto. 2001. Sosiologi Kesehatan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 6.4

Diphteria adalah salah satu penyakit berbahaya yang dapat dengan mudah menular. Penyakit ini lebih mudah menyerang anak-anak, disebabkan oleh adanya bakteri Corynebacterium diphtheriae yang terdapat di kerongkongan. HYPERLINK "http://www.majalahmeditao.com/dyphteria/" http://www.majalahmeditao.com/dyphteria/ diakses 23 November 2010 pukul 20.09 WIB.

9