74856309 Teknik Sampling

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Supaya proses penelitian akan berjalan lancar, maka peneliti ditekankan untuk membuat rancangan penelitian. Dalam menentukan rancangan penelitian, hal yang perlu selalu diingat adalah seluruh komponen penelitian itu harus terjalin secara serasi dan tertib. Salah satu komponen penelitian yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan proses studi secara komprehensif adalah komponen metodelogi . Pada komponen ini, metode yang digunakan oleh peneliti dalam mencri dan memecahkan masalah diuraikan secar jelas, agar para peneliti mendapat gambaran yang sistematis dan terencana tentang apa yang hendak mereka lakukan. Ada beberapa istlah atau batasan yang berkaitan dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dan objek yang hendak diteliti. Istilah penting tersebut diantaranya adalah populasi penelitian, jumlah subjek yang diperlukan dalam penelitian (sampel), dan teknik pemilihan subjek (teknik sampling). Istilah-istilah ini 1

description

Teknik Sampling

Transcript of 74856309 Teknik Sampling

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis

dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-

aturan yang berlaku. Supaya proses penelitian akan berjalan lancar, maka peneliti

ditekankan untuk membuat rancangan penelitian. Dalam menentukan rancangan

penelitian, hal yang perlu selalu diingat adalah seluruh komponen penelitian itu

harus terjalin secara serasi dan tertib.

Salah satu komponen penelitian yang mempunyai arti penting dalam

kaitannya dengan proses studi secara komprehensif adalah komponen metodelogi

. Pada komponen ini, metode yang digunakan oleh peneliti dalam mencri dan

memecahkan masalah diuraikan secar jelas, agar para peneliti mendapat gambaran

yang sistematis dan terencana tentang apa yang hendak mereka lakukan.

Ada beberapa istlah atau batasan yang berkaitan dengan sumber data

dalam penelitian adalah subjek dan objek yang hendak diteliti. Istilah penting

tersebut diantaranya adalah populasi penelitian, jumlah subjek yang diperlukan

dalam penelitian (sampel), dan teknik pemilihan subjek (teknik sampling). Istilah-

istilah ini harus dipahami dan dimengerti betul oleh peneliti sehingga mendukung

tercapainya proses pengumpulan data.

Data-data yang sudah diperoleh dipelajari, dianalisis, dan membuat

kesimpulan untuk menjawab masalah yang diteliti itu.

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penulisan makalah ini

adalah untuk mengkaji tentang populasi, sampel, cara menentukan besar sampel,

dan teknik sampling, di mana istilah=istilah ini merupakan dasar untuk

memperoleh data di lapangan.

1

BAB II

TEKNIK SAMPLING

A. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terditi atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek/benda-bend dan peristiwa

alam yang menjadi interes penliti. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dipelajari oleh objek atau subjek itu.

Menurut Babbie (1983), populasi adalah elemen yang hidup dan tinggal

bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Selanjutnya

menurut Sukardi (2008: 53), populasi adalah semua anggota kelompok manusia,

binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan

secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.

Populasi dapat berupa guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lembaga sekolah,

hubungan sekolah dan masyarakat, karyawan perusahaan, jenis tanaman hutan,

jenis padi, kegiatan marketing, hasil produksi dan sebagainya. Jika yang ingin

diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru SMP sekabupaten Bantul,

maka populasinya adalah seluruh guru SMP di Kabupaten Bantul, atau ingin

meneliti tentang sikap konsumen terhadap produk tertentu, maka populasinya

adalah seluruh konsumen produk tersebut. Jika yang ingin diteliti adalah motivasi

pegawai di departemen A, maka populasinya adalah seluruh pegawai di

depertemen A.

Populasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu populasi target dan

populasi akses. Populasi target adalah populasi yang direncanakan dalam suatu

penelitian. Populasi taget ini dapat berupa jumlah guru atau jumlah objek yang

ditetapkan oleh peneliti atau yang berada secara pasti di suatu wilayah. Orang-

orang atau benda yang dapat ditemui ketika dalam penentuan jumlah populasi

berdasarkan keadaan yang ada disebut populasi akses atau populasi yang dapat

2

ditemui. Populasi target dan populasi akses yang paling baik adalah sama besar,

tetapi peneliti juga dapat mencapai hasil baik, jika populasi akses yang dicari

mencapai 80% sampai 100% dari populasi target.

B. Sampel

Sampel atau cuplikan adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tertentu.. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, karena keterbatasan dana, tenaga, dan

waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Memang salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah bahwa sampel harus

diambil dari populasi. Yang dapat diambil sebagai sampel dalam hal ini adalah

populasi akses, yaitu jumlah anggota kelompok yang ditemui dilapangan.

Syarat yang paling penting untuk diperhatikan dalam mengambil sampel ada

dua macam, yaitu: jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih

harus mewakili (representatif). Untuk itu perlu ada cara pemilihan yang benar-

benar mewakili semua populasi yang ada. Subjek/objek pada sampel diteliti,

hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh

populasi (populasi target dan populasi akses).

Berikut ini adalah gambar diagram alur pemikiran antara populasi dengan

sampel (gambar 2.1).

Gambar 2.1 Hubungan populasi dan sampel.

Populasi targetPopulasi

aksesSampel

Data dianalisis

3

C. Menentukan Ukuran Sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah

sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan anggota

populasi itu sendiri. Jadi dimisalkan jumlah populasi 1.000 dan hasil penelitian itu

akan diberlakukan untuk 1.000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah

sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1.000 orang.

Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang kesalahan

generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi

populasi maka makin besar kesalahan generalisasi.

Jika jumlah populasi terlalu besar, maka peneliti dapat mengambil

sebagian dari jumlah total populasi. Sedangkan untuk jumlah populasi kecil,

sebaiknya seluruh populasi digunakan sebagai sumber pengambilan data.

Sebagian dari populasi yang terpilih untuk penelitian, jumlahnya harus memenuhi

syarat mewakili populasi yang ada.

Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam

penelitian? Jawabannya bahwa ada hukum statistika dalam menentukan jumlah

subjek penelitian. Hukum tersebut adalah semakin besar jumlah sampel yang

digunakan dalam studi/penelitian semakin kuat dan merefleksikan keadaan

populasi yang ada. Jika keadaan populasi homogen atau mempunyai karakteristik

sama maka jumlah sampel dapat lebih kecil. Sebagai contoh dalam penelitian

eksperimen, seorang mahsiswa fisika dapat mengambil beberapa bahan seperti

kuningan, aluminium, atau besi sebagai sampel penelitian. Mereka dapat

mengambil beberapa potong saja karena sudah ketentuan bahwa bahan adalah

homogen untuk satu jenis material sehingga syarat representatif terhadap populasi

sudah dapat dipenuhi.

Untuk penelitian sosial, pendidikan, politik yang berkaitan dengan

masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen, pengambilan sampel harus

memenuhi dua syarat yaitu besar/jumlah sampel dan representativenes

(keterwakilan).

4

Walaupun pemakaian jumlah subjek yang besar itu sangat dianjurkan,

namun seorang peneliti mempunyai tiga faktor keterbatasan yaitu waktu yang

sempit, kemampuan menganalisis terbatas, dan keterbatasan biaya guna

menyelasaikan proses penelitian secara komprehensif. Kondisi yang demikian

cendrung memotivasi peneliti untuk mencari alternatif lain, agar penelitian tetap

dilakukan dan aturan statistika tetap dapat dipenuhi.

Berikut ini adalah beberapa cara untuk menentukan jumlah subjek

penelitian sekecil mungkin, tetapi masih dalam kerangka statistika yang diizinkan,

yaitu:

1. Sekedar ancer-ancer, apabila subjeknya kurang dari 100, sebaiknya

diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi atau sensus.

Tetapi jika jumlah subjeknya (populasi) besar, jumlah sampel dapat ditentukan

dengan persentase, seperti 10%, 15%, 20%, 25% atau lebih. Pilihan ini

sangat tergantung dari: 1) kemampuan peneliti (waktu, tenaga, dan biaya), 2)

sempit dan luasnya wilayah pengamatan, karena menyangkut banyak

sedikitnya data yang diperoleh, 3) besar kecilnya resiko yang ditanggung

peneliti (Suharsimi Arikonto, 2006: 134).

2. Dengan teori Jacob Cohen dan tabel L (1977: 439- 442)

N = , dengan

N : ukuran/jumlah sampel

f2 : effect size

u : banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian.

L : fungsi power dari u, diperoleh dari tabel t.s : 1%, 5%, atau 10%

Contoh populasi 300 orang, berapa sampelnya?

Misalnya : Power (p) = 0,95 dan effect size (f2) = 0,1

Harga L dalam tabel t.s 5%, power 0,95 dan u = 5 adalah 19,78

Maka dengan rumus di atas diperoleh jumlah sampel:

N = = 203,8

deibulatkan 204

5

3. Dengan tabel yang dikembangkan oleh Isac dan Michael (1981: 192).

Isac dan Michael mengembangkan tabel penentual jumlah sampel dari

populasi tertentu dengan tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Formula yang

dianjurkan, untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui

jumlahnya adalah:

s =

dengan

s : jumlah sampel

N : jumlah populasi akses

P : proporsi dalam populasi. Nilai P = 0,5

d : derajat ketepatan/ketelitian. Nilai d = 0,05

: haraga tabel chi- kuadrat untuk = 1% atau

5% atau10%.

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi

mulai dari 10 sampai 1.000.000. Tabel 2.1 di halaman 9, terlihat bahwa

makin besar taraf kesalahan maka akan semakin kecil ukuran sampel.

Sebagai contoh (lihat tabel) untuk populasi 1.000, pada taraf kesalahan 1%

jumlah sampelnya 399, untuk taraf kesalahan 5%, jumlah sampelnya 258, dan

untuk taraf kesalahan 10%, jumlah sampelnya 213. dari tabel 2.1 juga terlihat

bahwa bila jumlah populasi tak terhingga maka jumlah anggota sampelnya

berturut-turut untuk kesalahan 1% = 664, untuk kesalahan 5% = 349, dan

untuk kesalahan 10% = 272. Demikian pula untuk jumlah populasi 10, jumlah

anggota sampel sebanyak 9,56 dan dibulatkan menjadi 10.

Cara menentukan ukuran sampel seperti ini, didasarkan atas asumsi bahwa

sampel berdistribusi normal (populasi heterogen). Bila sampel tidak

berdistribusi normal atau populasi homogen maka cara tersebut tidak perlu

dipakai. Misalnya untuk benda (logam) homogen, ukuran sampel sekecil

apapun sudah bisa mewakili.

6

Contoh menentukan ukuran sampel, adapun penelitian yang dilakukan

adalah untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap pelayanan

pendidikan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.

Kelompok masyarakat itu terdiri 1.000 orang, yang dapat dikelompokan

berdasarkan jenjang pendidikan yaitu: lulusan S1 = 50 orang, Diploma = 300

orang, SMA/SMK = 500 orang, SMP = 100 orang, dan SD = 50 orang

(populasi berstrata).

Dengan menggunakan tabel 2.1, bila jumlah populasi 1.000 orang,

kesalahan yang dipilih 5%, maka jumlah sampel 258. Karena Populasi

berstrata maka sampel juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang

pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat

pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Jadi ukuran sampel

dapat ditentukan sebagai berikut:

S1 = 50/1000 x 258 = 12,90 dibulatkan = 13

Diploma = 300/1000 x 258 = 77,40 dibulatkan = 78

SMA/SMK= 500/1000 x 258 = 129,0 = 129

SMP = 100/1000 x 258 = 25,80 dibulatkan = 26

SD = 50/1000 x 258 = 12,90 dibulatkan = 13

Jadi ukuran sampelnya adalah 12,90 + 77,40 + 129,0 + 25,80 + 12,90 = 258.

Jumlah yang pecahannya dibulatkan ke atas, maka ukuran sampelnya mnjadi:

13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259.

4. Dengan Nomogram Herry King.

Dalam Nomogram Herry King, jumlah populasi maksimum 2.000, dengan

taraf kesalahan yang bervariasi, mulai 0.3% sampai dengan 15%, dan faktor

pengali yang disesuaikan dengan taraf kesalahan yang ditentukan (lihat

grafik). Dalam nomogram terlihat confident interval (interval kepercayaan)

untuk 80% faktor pengali 0,780; untuk 85% faktor pengali 0,785; untuk 95%

faktor pengali 1,195; dan untuk 99% faktor pengali 1,573.

Contoh jika populasi berjumlah 200, dan dikehendaki tingkat kepercayaan

sampel terhadap populasi 95% atau tingkat kesalahan 5%, maka

7

jumlah/ukuran sampel yang diambil adalah 0,58 x 200 x 1,195 = 19,12 orang

atau dibulatkan 20 orang.

Untuk lebih jelas, lihat grafik nomogram Herry King.

Gambar 2.2 Nomogram Harry King

Sumber : (Sugiono, 2008 : Metode Penelitia Pendidikan).

8

Tabel. 2.1 Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi Dengan Taraf Kesalahan 1%, 5 %, dan 10 %

9

Sumber : (Sugiono, 2008 : Metode Penelitia Pendidikan

D. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan cara pengambilan sampel dari

populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling

pada dasarnya dapat dikelompok menjadi dua yaitu: Probability Sampling dan

Nonprobability Sampling.

1. Probability Sampling

Ada empat macam teknik pengambilan sampel dengan probability

sampling (probabilitas sampling). Keempat teknik pengambilan sampel

tersebut yaitu: cara acak, stratifikasi, klaster, dan sistematis.

a. Sampling Acak (Random Sampling)

Pada random sampling ini, secara teoritis semua anggota dalam

populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk

dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak

dijadikan sampel, satu hal yang harus diketahui oleh para peneliti adalah

jumlah responden yang ada dalam populasi. Pengambilan anggota sampel

dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi. Cara ini dilakukan dengan menganggap anggota populasi adalah

homogen/relatif homogen (lihat gambar 2.3)

diambil secara

random

Gambar 2.3 Sampling Acak

10

Populasi homogen/elatif

homogen

Sampel yang

representatif

Teknik pemilihan secara acak (random sampling) dapat dilakukan

dengan manual atau tradisional dan dengan menggunakan tabel random. .

1. Cara tradisional

Teknik ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:

indentifikasi jumlah total populasi

tentukan jumlah respoden/sampel dari populasi yang dapat ditemui

daftar senua anggota dalam popoulasi masukan dalam kotak yang

telah diberi lubang penarikan.

kocok kotak dan keluarkan lewat lubang

nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai

sampel dalam penelitian

lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan tercapai.

2. Menggunakan Tabel Random

Proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel acak

(random) yang telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel

itu umumnya terdiri dari kolom dan baris dengan angka lima digit

yang secara acak dihasilkan oleh komputer. Cara ini dapat dilakukan

dengan langkah-langkah sebagi berikut:

indentifikasi jumlah total populasi

tentukan jumlah sampel yang diinginkan

daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi

berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya

000 – 299 untuk populasi yang berjumlah 300.

pilih secara acak (misalkan tutup mata) dengan menggunakan

petunjuk yang ada pada tabel sesuai dengan kesepakatan.

pada angka-angka yang tepilih, lihat hanya angka digit yang tepat

yang dipilih. Jika populasi 300 maka hanya 3 digit dari akhir saja.

angka terpilih untuk individu dalam populasi menjadi individu

dalam sampel. Misalnya populasi berjumlah 300, maka angka

terpilih 278 masuk sebagai individu sampel, sedang angka 375

tidak masuk sebagai individu sampel.

11

gerakan petunjuk dalam kolom pada angka yang lain

ulangi langka 9 sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai.

b. Sampling Stratifikasi (Stratified Sampling)

Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya,

seringkali ditemui kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan

atau strata dengan karakteristik yang berbeda. Di masyarakat populasi

berupa kelompok masyarakat yang terdiri dari petani, pedagang, tukang,

pegawai negeri, pegawai swasta, dan lain sebagainya. Keadaan populasi

yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili, jika digunakan teknik

acak.

Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik

sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunakan

sejak awal peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa

anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu

dengan lainnya.Teknik stratifikasi mempunyai langkah-langkah untuk

menentukan sampel yang diinginkan yaitu:

indentifikasi jumlah total populasi

tentukan jumlah sampel yang diinginkan

daftar semua anggota yang termasuk sebagi populasi

pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik strata yang dimiliki.

pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang diketahui

pada random sampling.

lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan/strata yang ada, sampai

jumlah sampel tercapai.

c. Sampling Klaster (Cluster Sampling)

Teknik klaster/area ini memiliki sampel bukan didasarkan pada

individu tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok

subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering

digunakan oleh peneliti di lapangan yang wilayah penelitiannya sangat luas.

12

Teknik sampling area ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap

pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan

orang-orang/subjek-subjek yang ada pada daerah itu secara acak.

Teknik klaster mempunyai beberapa langkah sebagai berikut:

indentifikasi populasi yang hendak digunakan dalam penelitian

tentukan besar sampel yang diinginkan

tentukan dasar logika untuk menentukan klaster

perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster

daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jumlah

sampel dengan klaster yang ada.

secara random pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap

klaster

jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi

per klaster.

d. Sampling Sistematis (Systematic Sampling)

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan

urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya

anggota populasi yang terdiri dari 40 orang. Dari semua anggota itu diberi

nomor urut yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 40. Pengambilan sampel

dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari

bilangan tertentu. Misalnya kelipatan bilangan tiga, maka sampel yang

diambil adalah nomor 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, dan 39.

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik pemilihan sampel ini meliputi: sampling kuota, sampling

aksidental, sampling purposive, dan sampling snowball.

1. Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

13

Sebagai contoh penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap

pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Misalnya

jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Bila pengumpulan data belum

sampai 500 orang, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum

memenuhi kuota yang ditentukan.

Sampling kuota ini banyak digunakan dalam dunia pers, seperti

mereka ingin mendapatkan tingkat popularitas seorang pemimpin, atau

mereka ingin mengetahui kinerja suatu badan yang dibentuk oleh

pemerintah, dan sebagainya.

2. Sampling aksidental

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan atau accidental sampling. Siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang/subjek itu cocok sebagai sumber data.

Misalnya seorang peneliti berdiri di pintu gerbang utama kampus,

dan menanyakan setiap mahasiswa yang kebetulan lewat dipintu gerbang

tersebut dari jam 8.00 sampai jam 10.00 pagi. Pekerjaan itu diulangi

beberapa hari dengan waktu dan tempat yang sama sampai informasi yang

dicari dirasakan telah menjawab permasalahan penelitian yang

direncanakan.

3. Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

pada tujuan tertentu. Sebagai contoh peneliti memilih guru SMK untuk

memperoleh infotrmasi tentang efektivitas praktek di sekolahnya. Sampel

ini lebih cocok digunakan pada penelitian kualitatif, atau penelitian yang

tidak melakukan generalisasi.

4. Sampling Snowball

Sampling snowball adalah teknik penentuan sampel yang mula-

mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel,

pertama-tama dipilih seseorang menjadi anggota sampel, misalnya

responden A dan dijadikan sebagai narasumber. Setelah selesai ditanya,

14

responden A merekomendasi B dan C, B ditanya oleh peneliti kemudian

merekomendasi D, E. Sedang responden C, memberikan rekomendasi

kepada F, G.

Begitu seterusnya sehingga peneliti memperoleh jumlah sampel

sesuai dengan yang direncanakan.

Gambar 2. 4 berikut ini adalah bagan snowball sampling:

Gambar 2.4. Snowball Sampling

BC

EDF G

HI J K L M N O

A

15

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian pada bab dua, dapat ditarik kesimpuln sebagai berikut:

1. Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terditi atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi penelitian dapat bervariasi termasuk manusia, benda, dan

peristiwa alam yang menjadi interes peneliti.

Populasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu populasi target dan

populasi akses.

2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang diambil peneliti untuk mewakili populasi yang ada.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu,

asalkan memenuhi dua syarat yaitu jumlah dan representatif.

3. Penentuan ukuran/jumlah sampel dapat dilakukan dengan beberapa cara,

seperti: 1) menggunakan prosentase 10%, 15%, 20%, 25%, atau lebih

untuk seluruh populasi, 2) dengan teori Jacob Cohen dan tabel L, 3)

dengan tabel dari Isac & Michael, 4) dengan Nomogram Herry King.

4. Secara umum ada dua macam klasifikasi teknik sampling yaitu: sampling

probabilitas dan sampling nonprobabilitas.

5. Sampling probabilitas mempunyai empat macam teknik pengambilan

sampel yaitu: sampling acak, sampling stratifikasi, sampilng klaster, dan

sampling sistematis. Sedangkan dalam sampling nonprobabilitas juga

16

mempunyai empat macam teknik yaitu: sampling kuota, sampling

aksidental,sampling purposive, dan sampling snowball.

DAFTAR PUSTAKA

Arikonto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. (Ed.i rev.VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Cohen, Jacob. (1977). Statistical power analysis for the behavioral sciences. (Rev. Ed.). New York: Academic Press.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2008). Metodelogi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suparmo, Paul. (2007). Metode penelitian pendidikan fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Wiersma,William. (1995). Research methods in education: an introduction. Boston: Allyn and Bacon.

17