74149245 Laporan Korosi Berbagai Larutan Kel 3
-
Upload
fitria-putri-dwi -
Category
Documents
-
view
221 -
download
24
description
Transcript of 74149245 Laporan Korosi Berbagai Larutan Kel 3
KOROSI LOGAM BAJA KARBON
DI BERBAGAI LARUTAN
laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah
Pengendalian Korosi
Dosen Pembimbing : Ir. Gatot Subiyanto, MT
Disusun oleh :
Kelas 3C
Kelompok 2
Asep Saiful Bihar
101411068
Dede Muhamad Ridwan
101411069
Dwi Chandra R
101411071
Tanggal Praktikum
: 11 September 2012
Tanggal Penyerahan
: 25 September 2012
D3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
KOROSI LOGAM BAJA KARBON DI BERBAGAI LARUTAN
I. TUJUAN
1. Menghitung potensial logam dalam berbagai larutan dengan menggunakan elektroda standar ke dalam standar SHE
2. Menjelaskan pengaruh pH larutan terhadap laju korosi logam.
3. Menunjukan kondisi logam setelah direndam beberapa waktu di berbagai larutan pada diagram E-pH untuk sistem Fe-H2O
4. Menghitung laju korosi baja dalam berbagai larutan berdasarkan metode kehilangan beratII. LANDASAN TEORI
Korosi terjadi karena adanya kecenderungan suatu logam berubah menjadi keadaan yang lebih stabil melalui reaksi oksidasi. Kecenderungan oksidasi logam bervariasi tergantung pada potensial reduksinya. Kesetimbangan potensial elektroda (Eeq) suatu logam sesuai dengan keseimbangan oksidasi dan reduksinya. Sebagai contoh logam besi (Fe), Eeq digambarkan dengan garis mendatar pada gambar berikut :
Reaksi :
( Fe2+ + 2e Fe )Menurut Nerst:
pada kondisi standar suhu 25,15 0C dan tekanan = 1 atm maka 2,303 RT/nF = 0,0591
sehingga persamaanNerst menjadi:
karena Fe merupakan zat padat, maka harga aFe = 1,0 dan harga a = C. untuk larutan encer koefisien aktivitas () = 1, maka harga aFe2+ = CFe2+. berdasarkan persamaan Nerst, apabila setiap logam besi (Fe) dalam larutan aquadest diukur (dihitung) potensialnya dan pH larutan dengan menggunakan persamaan termodinamika, maka hasilnya dapat dibuat diagram E-pH.
Berdasarkan diagram E-pH, kita dapat menunjukkan kondisi logam Fe berdasarkan harga potensial (E) dan dalam pH tertentu. Kita dapat memperhatikan Fe pada daerah imun bila potensialnya (E) kurang dari 0,440 V/SHE, Fe pada daerah terkorosi dengan potensial kurang dari 0,440 V/SHE dan pH kurang dari 5, sedang Fe pada daerah pasif (Fe sebagai Fe2O3 atau Fe3O4) dengan potensial (E) lebih dari 0,440 V/SHE dan pH lebih dari 7. Garis-garis tebal atau miring menunjukkan garis kesetimbangan Fe atau senyawa Fe dengan bentuk yang lain sebagai contoh :
Garis no.13 merupakan kesetimbangan reaksi:
untuk garis no. 28 merupakan garis kesetimbangan persamaan :
Pada garis mendatar dan miring tertulis angka 2, -4, dan 6 menunjukkan hasil log konsentrasi larutan, misalnya : larutan dengan konsentrasi 0,01 M maka log 10-2 = -2. garis putus (a dan b) merupakan garis kesetimbangan peruraian air (H2O), untuk garis (a) merupakan batas garis hidrogen (H2) dan air (H2O), sedangkan garis (b) merupakan garis batas oksigen (O2) dengan air (H2O).Metode kehilangan berat
Metode kehilangan berat adalah perhitungan laju korosi dengan mengukur kehilangan atau kekurangan berat akibat korosi yang terjadi.Metode ini menggunakan jangka waktu penelitian atau pengkorosian sampai mendapatkan jumlah kehilangan berat akibat korosi yang terjadi. Untuk mendapatkan jumlah kehilangan berat akibat korosi digunakan rumus sebagai berikut (Jones, 1992)
Mpy = (534 w) / (DAT)
------
(3.1)
Keterangan ; mpy : mils per year , w ; kehilangan berat, (g), D : densitas (g/Cm 3), A : luas permukaan spesimen (in 2), T ; waktu pengkorosian (jam)
Metode ini mengukur kembali berat awal dari benda uji (spesimen) selisih berat dari pada berat awal merupakan nilai kehilangan berat. Selisih berat dikembalikan ke dalam rumus untuk mendapatkan laju kehilangan beratnya.
Perhitungan laju korosi logam berdasarkan metode kehilangan berat dapat juga digunakan rumus:
Laju korosi (r) = w/A.t , satuan dalam mdd (mg per dm2)
---- (3.2)
Atau
Laju korosi (r) = w/(A.t.D) satuan dalam mpy (mils per year)..... (3.3)
Dengan w = selisih berat, A= luas permukaan logam, dan t = waktu pengkorosian, dan D = densitas
Metode ini memerlukan waktu yang lama dan suistinable dapat dijadikan acuan terhadap kondisi tempat objek diletakkan (dapat diketahui seberapa korosif daerah tersebut) juga dapat dijadikan referensi untuk perlakuan awal (treatment) yang harus diterapkan pada daerah dan kondisi tempat objek tersebut.
Pengendalian KorosiKorosi tidak mungkin sepenuhnya dapat dicegah karena memang merupakan proses alamiah bahwa semuanya akan kembali ke sifat asalnya. Asalnya dari tanah maka akan kembali ke tanah. Hal ini adalah siklus alam yang akan terus terjadi selama kesetimbangan alam belum tercapai. Namun demikian pengendalian dan pencegahan korosi harus tetap dilakukan secara maksimal, karena dilihat dari segi ekonomi dan dari segi keamanan merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan dan dibiarkan begitu saja.
Pengendalian korosi harus dimulai dari suatu perencanaan, pengumpulan data lingkungan, proses, peralatan dan bahan yang dipakai serta pemeliharaan yang akan diterapkan. Adapun metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi sebagai berikut.
1. Pengubahan lingkungan
2. Pemilihan bahan
3. Modifikasi rancangan
4. Teknik pelapisan
5. Proteksi anodik dan katodik
III. PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan yang digunakan
Alat yang digunakan :
gelas kimia 250 mL (4 buah)
elektroda standar (kalomel atau Cu)
pH meter
pelat baja (4 buah)
kabel
avometer
pengaduk
neraca analitik
Bahan kimia yang digunakan :
aquadest
larutan NaOH 3% 200 mL
larutan HCl 2 % 200 mL
larutan Na2HPO4.2H2O 1% 200 mL
air keran
etanol/aseton 100 mL
3.2. Prosedur Kerja
Persiapan
Menyiapkan 3 buah logam Fe dengan ukuran 2 x 6 cm
Mengampelas semua logam Fe sampai bersih dari kotoran
Mengpickling semua pelat baja dalam larutan HCl 100%
Mencuci logam Fe dengan air bersih
Mengukur luas permukaan masing-masing logam Fe
Membersihkan lemak yang menempel dipermukaan benda kerja dengan mencelupkan dalam larutan NaOH 10% selama 5 menit.
Mencuci dengan air mengalir sampai bersih.
Mencuci semua pelat dalam alcohol atau aseton
Mengeringkan dan menimbang semua yang telah disiapkan.
Persiapan larutan
menyiapkan gelas 3 buah gelas kimia yang telah bersih
memberi tanda atau nomor pada semua gelas kimia
mengisi gelas kimia pertama dengan 200 mL larutan NaOH 3%, gelas kimia kedua dengan 200 mL larutan HCl 2%, dan gelas kimia ketiga dengan 200 larutan Na2HPO4.2H2O 1%. meredam semua logam tersebut dan mencatat waktu saat memasukan ke larutan.
Pengamatan dan Pengukuran
mengamati secara visual gejala yang timbul pada logam Fe dalam masing-masing larutan selama direndam dan mencatatnya
mengukur potensial logam dibandingkan dengan elektroda acuan (kalomel) dan pH masing-masing larutan.
Melakukan pengamatan, mengukur pH larutan dan potensial logamnya serta mengamati gejala logam Fe selama berada dalam larutan setelah 30 menit perendaman.
Pengamatan dan Pengukuran setelah 5hari
mengamati gejala yang ditunjukkan logam Fe dalam larutan, mengukur potensial logam dan pH larutannya
mencuci logam Fe dengan air sampai bersih, mencelupkannya dalam larutan NaOH dan mengeringkannya.
menimbang logam Fe dengan masing-masing beratnya.
DATA PENGAMATAN1. Data Awal
NoLarutanPot / standarpH larutanW1Pot / SHEPengamatan Kondisi Awal
1NaOH-0,60122,96-0,282Larutan berwarna bening
2NaCl-0,146,433,42+0,178Larutan menjadi kekuningan
Baja menjadi kehijau-hijauan
3HCl-0,481,023,65-0,162Baja menjadi merah kecoklatan
4K2Cr2O7+0,144,113,26+0,458Larutan berwarna orange
2. Data Setelah 30 menit direndam
NoLarutanPot / standarpH larutanPot / SHEPengamatan Setelah 30 menit
1NaOH-0,1911,98+0,128Logam :putih
Lar : bening
2NaCl-0,315,11+0,008Logam : hitam
Lar : kekuningan
3HCl-0,320,35-0,002Logam : merah kecoklatan
Lar : bening
4K2Cr2O7-0,054,31+0,268Logam : abu kekuningan
Lar : orange
3. Data Setelah 2 hari dikorosikan
NoLarutanPot / standarpH larutanW2Pot / SHEPengamatan setelah 2 hari
1NaOH-0,0511,922,62+0,268Logam : tidak terkorosi
Lar : kuning muda
2NaCl-0,093,753,21+0,228Logam : terkorosi
Lar : kuning kecoklatan
3HCl-0,060,83,11+0,258Logam : merah kecoklatan
Lar : bening
4K2Cr2O7-0,034,532,53+0,288Logam : tidak terkorosi
Lar : orange
V. PENGOLAHAN DATA
Mengubah potensial Cu/ CuSO4 ke potensial standar SHE
Contoh :
Pada larutan NaOH, potensial logam = -0,19 V/ Cu/CuSO4
Eo Fe2+/Fe= -0,6 V/ Cu/CuSO4 + 0,318 volt/SHE
= -0,282 volt/SHENoLarutanPotensial logam awal (E)Potensial logam setelah perendaman selama 2 hari (E)
Cu/CuSO4SHECu/CuSO4SHE
1.NaOH-0,6-0,282-0,05+0,268
2.NaCl-0,14+0,178-0,09+0,228
3.HCl-0,48-0,162-0,06+0,258
4.K2Cr2O7+0,14+0,458-0,03+0,288
Laju Korosi 1 (mpy/ mills per year)
Panjang plat= 5,6 cm
Lebar plat = 1,9 cm
A= 2 x L (dua sisi; tinggi diabaikan)
Contoh:
Pada larutan NaOH 2%
r1 QUOTE
= =1,01 x 10-3 x x x = 145,13 mpyNoLarutanW1 (gr)W2 (gr)dW (gr)A (cm2)t (hari)BJ plat
(gr/cm3)r1 (mpy)
1.NaOH 2%2,962,620,3421,2827,86145,13
2.NaCl 3,56%3,423,210,2121,2827,8690,21
3.HCl 2%3,653,110,5421,2827,86231,97
4.K2Cr2O7 2%3,262,530,7321,2827,86313,58
Laju Korosi 2 (mdd/ mg per dm2 per day)
Contoh:
Pada larutan NaOH 2%
r1
= x x = 798,87 mdd
NoLarutanW1 (gr)W2 (gr)dW (gr)A (cm2)t (hari)r2 (mdd)
1.NaOH 2%2,962,620,3421,282798,87
2.NaCl 3,56%3,423,210,2121,282493,42
3.HCl 2%3,653,110,5421,2821268,79
4.K2Cr2O7 2%3,262,530,7321,2821715,225
Diagram E-pH
Grafik pH Larutan Vs Laju Korosi (mpy)
Grafik pH Larutan Vs Laju Korosi (mdd)
PEMBAHASANPembahasan Oleh Asep Saiful Bihar
Pada praktikum korosi di berbagai larutan ini bertujuan untuk menghitung potensial logam di berbagai larutan dengan menggunakan elektroda CSE, mengetahui pengaruh pH terhadap korosi, mengetahui kondisi logam di diagram E-pH dan menghitung laju korosi berdasarkan kehilangan berat. Larutan yang digunakan untuk mengkorosikan logam Fe adalah NaOH 2%, NaCl 3,56%, HCl 2%, K2Cr2O7 2% dan air kran. Pembersihan dilakikan dengan meng-amplas baja plat ,kemudian merendamnya dengan HCl, bertujuan untuk menghilangkan sisa karat saat disimpan di udara terbuka, menghilangkan lemak, daa juga untuk membuka permukaan plat agar mudah terkorosi
pengurangan berat adalah metoda yang digunakan untuk mengetahui laju korosi untuk masing - masing larutan. Pengurangan berat ini ditunjukkan oleh table berikut :
NoLarutanW1 (gr)W2 (gr)
1.NaOH 2%2,962,62
2.NaCl 3,56%3,423,21
3.HCl 2%3,653,11
4.K2Cr2O7 2%3,262,53
Berarti terjadi korosi. Perbedaan nilai pH dan nilai putensial larutan adalah yang menyebabkan perbedaan berat setelah terjadi korosi. Perbedaan laju korosi dapat dilihat pada table berikut :
NoLarutanr2 (mdd)
1.NaOH 2%798,87
2.NaCl 3,56%493,42
3.HCl 2%1268,79
4.K2Cr2O7 2%1715,225
Dari Diagram pH yang dibandingkan dengan laju korosi, terlihat bahwa ternyata nilai pH yang ekstrem (x8.2) menyebabkan tingginya laju korosifitas, namun disimpulkan bahwa tidak hanya pH yang menjadi factor yang menjadikan plat baja terkorosi.Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya korosi pada plat baja:
1. pH lingkungan
2. kecenderungan suatu bahan (logam) untuk terkorosi (ke arah stabil) Terdapat beberapa cara untuk menurunkan laju korosi salah satunya dengan menaikkan pH larutan, atau dengan menggunakan metoda proteksi katodik (memperbesar potensial selnya), coating, dll.Pembahasan Oleh : Dede Muhamad Ridwan (101411069) Pada praktikum korosi baja karbon di berbagai larutan ini bertujuan untuk menghitung potensial logam dalam berbagai larutan menggunakan elektroda standar SHE, menjelaskan pengaruh pH larutan terhadap laju korosi logam,dan menghitung laju korosi baja dalam berbagai larutan berdasarkan metode kehilangan berat.
Logam yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu besi (Fe), dimana besi ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang menempel dengan cara dicelupkan pada larutan HCl 10%. Selain itu pula agar kondisi logam mudah terkorosi.
Laju korosi dari besi-besi tersebut akan diketahui dari kehilangan berat yang dialami oleh masing-masing besi di dalam larutan. Larutan yang digunakan berbeda-beda. Larutan yang digunakan yaitu NaOH 2%, NaCl 3,56%, HCl 2%, K2Cr2O7 2%. Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa berat daari logam Fe semakin berkurang. Hal ini menandakan bahwa reaksi korosi terjadi. Tingkat korosi yang paling tinggi di tunjukkan pada logam Fe yang terdapat di larutan K2Cr2O7 2% karena mempunyai kehilangan berat yang tinggi. NoLarutanW1 (gr)W2 (gr)W
1.NaOH 2%2,962,620,34
2.NaCl 3,56%3,423,210,21
3.HCl 2%3,653,110,54
4.K2Cr2O7 2%3,262,530,73
Namun, jika melihat teori bahwa semakin kecil pH maka akan semakin cepat suatu logam mengalami korosi. Oleh karena itu seharusnya logam yang berada HCl yang lebih banyak mengalami kehilangan berat. Hal ini bisa diakibatkan oleh kesalahan dalam pengukuran. Tingkat korosi suatu logam di pengaruhi oleh niali potensial dari logam tersebut. Selain itu pula kondisi lingkungan sangat berpengaruh. Kondisi asam akan membuat korosi semakin cepat karena laju korosinya semakin tinggi. Selain itu pula kecenderungan suatu logam untuk menuju stabil akan mempengaruhi laju korosi suatu logam.Pembahasan Oleh Dwi Chandra R (101411071)
Hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan logam tembaga dengan cara di ampelas dan dicelupkan ke dalam larutan HCl 10%. Tujuan pembersihan ini adalah menghilangkan kotoran yang melekat pada logam seperti besi yang berkarat (korosi). Kemudian logam tersebut dicuci dengan menggunakan air mengalir.
Pada saat kondisi awal Untuk logam yang direndam dengan larutan NaOH 2% larutan masih berwarna bening. Begitu pula dengan logam yang direndam NaCl tetapi setelah 30 menit, larutannya berubah menjadi kuning dan logamnya pun menjadi hijau muda. Perubahan warna ini menandakan bahwa pada logam tersebut telah terjadi korosi. Sedangkan pada logam yang direndam oleh larutan HCl, pada kondisi awal larutan tetap berwarna bening. Setelah 30 menit logam berubah warna menjadi merah kecoklatan. Artinya, pada logam tersebut sudah terjadi korosi. Pada logam yang keempat yang direndam oleh larutan K2Cr2O7 larutan berwarna orange, baik pada kondisi awal maupun setelah 30 menit pada logam yang direndam tidak terjadi perubahan yang signifikan.
Setelah selama 2 hari direndam, hanya logam yang direndam oleh NaCl dan HCl yang terkorosi sedangkan logam yang lainnya tidak. Dari percobaan diperoleh bahwa, semakin kecil pH maka logam akan makin mudah terkorosi (laju korosinya cepat) seperti data berikut :NoLarutanpH larutanPengamatan setelah 2 hari
1NaOH11,92Logam : tidak terkorosi
Lar : kuning muda
2NaCl3,75Logam : terkorosi
Lar : kuning kecoklatan
3HCl0,8Logam : merah kecoklatan
Lar : bening
4K2Cr2O74,53Logam : tidak terkorosi
Lar : orange
Dari hasil percobaan, tidak semua logam yang terkorosi sesuai dengan diagram E-pH. Artinya, hasil antara teori dan praktikum berbeda. Hal ini dapat disebabkan karena waktu perendaman yang hanya 2 hari sehingga tidak semua logam dapat terkorosi dalam waktu 2 hari. Jika waktu diperpanjang kemungkinan logam lain pun akan mengalami korosi.
KESIMPULAN Potensial logam dalam berbagai larutan dengan menggunakan elektroda standar ke dalam standar SHE
NoLarutanPotensial logam awal (E)Potensial logam setelah perendaman selama 2 hari (E)
Cu/CuSO4SHECu/CuSO4SHE
1.NaOH-0,6-0,282-0,05+0,268
2.NaCl-0,14+0,178-0,09+0,228
3.HCl-0,48-0,162-0,06+0,258
4.K2Cr2O7+0,14+0,458-0,03+0,288
Semakin kecil pH maka logam akan makin mudah terkorosi (laju korosinya cepat)
Laju korosi baja dalam berbagai larutan berdasarkan metode kehilangan berat
Larutanr1 (mpy)r2 (mdd)
NaOH 2%145,13798,87
NaCl 3,56%90,21493,42
HCl 2%231,971268,79
K2Cr2O7 2%313,581715,225
DAFTAR PUSTAKA
1. Handwoso, Fauzi dkk. Laporan Korosi di Berbagai Larutan. Politeknik Negeri Bandung.20082. Kodama, T. and Ambrose, J.R., 1977, Effect of Metal Ion on The Repassivation kinetics of Iron I Solution Containing Chloride Ions, Corrosion Vol.33 No.5.
Fe Stabil (tidak stabil)
Fe2+ Stabil (Fe terkorosi)
E Fe2+/ Fe - 0,44v/SHE
Aktif ( mudah terkorosi)
Mulia
Gambar-1 Potensial kesetimbangan reduksi pada kondisi standar besi
( Fe2+ + 2e Fe )
_1041371942.unknown
_1041599243.unknown
_1044912898.unknown
_1041599179.unknown
_1041371924.unknown