73564869 Pembahasan Parameter Ekstrak Cair

download 73564869 Pembahasan Parameter Ekstrak Cair

of 3

description

sas

Transcript of 73564869 Pembahasan Parameter Ekstrak Cair

Pembahasan Parameter Ekstrak Cair

Pembahasan Parameter Ekstrak CairTahapan selanjutnya yaitu pemeriksaan parameter ekstrak cair. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kualitas ekstrak yang dilihat berdasarkan sifat fisik dan kandungan kimianya. Parameter pertama yang diuji adalah organoleptik ekstrak. Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan Dari hasil pengamatan didapat bahwa ekstrak yang didapat berbentuk cair, dengan warna khas temulawak yaitu kuning dengan bau khas temulawak serta rasa yang pahit. Setelah itu dilakukan penetapan pH dari ekstrak cair dengan menggunakan indikator pH universal. Diambil sedikit ekstrak cair dan ditempatkan kedalam suatu wadah, setelah itu dengan menggunakan kertas indicator pH universal ditetapkan nilai pH ekstrak berdasarkan perubahan warna yang terbentuk pada kertas pH. Dari perubahan warna yang ditunjukkan pada kertas pH dapat dilihat bahwa pH ekstrak cair adalah 6, hal ini menujukkan bahwa ekstrak cair tersebut bersifat asam lemah. Penentuan pH ini temasuk kedalam karakterisik kimia yang meliputi sifat kimia ekstrak seperti nilai keasaman yang berhubungan dengan kandungan kimia ekstrak, atau jenis gugus fungsi.Selanjutnya dilakukan pengujian parameter ekstrak cair dengan pola dinamolisis. Proses dinamolisis dilakukan untuk memberikan gambaran secara kualitatif dari kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak karena masing-masing ekstrak memiliki pola dinamolisis yang berbeda. Uji dinamolisis dilakukan dengan cara menuangkansekitar 1/3 ekstrak cair kedalam cawan petri p kemudian ditutup dengan kertas saring bersumbu vertical yang menghubungkan cairan ekstrak dengan kertas saring. Uji dinamolisis dilakukan selama kurang lebih 20 menit sampai dihasilkan noda pada kertas saring lalu diamati polanya. Berdasarkan hasil percobaan, pola yang dimiliki oleh Curcuma rhizoma menunjukkan pola lingkaran, diameter 1 berwarna kuning,diameter 2 berwarna kunig-coklat, sedangkan diameter 3 berwarna kuning muda. Selain sebagai penyaring, kertas saring berfungsi untuk kromatografi sederhana. Dari kertas saring diukur diameter yang diperoleh berturut-turut adalah 1; 3.3; dan 3.7.Pola ini menunjukkan karakteristik simplisia Curcuma rhizoma.Uji parameter selanjutnya adalah kromatografi lapis tipis (KLT). KLT merupakan salah satuanalisiskualitatifdari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponensampelberdasarkan perbedaan kepolaran. Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Mula-mula kertas silika gel dipotong dengan ukuran tertentu (10 x 1 cm), lalu kertas tersebut ditandai dengan garis di ujung atas dan bawah masing-masing 1 cm, lalu hasil maserat ditotolkan diujung bawah titik. Penotolan dilakukan berulang pada tempat yang sama dengan rentang waktu tertentu untuk menghindari kemungkinan totolan terlalu lebar. Teknik ini biasanya menggunakanfasediam dari bentuk platsilikadan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakaneluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Untuk KLT kali ini digunakan silika gel GF 254, ini adalah jenis silika gel yang akan menunjukkan fluoresensi kuning-hijau di bawah sinar UV 254 nm. fasa diam adalah fasa yang terikat pada pendukung, sedangkan fasa gerak adalah fasa yang bergerak melalui fasa diam. Pengembang yang digunakan pada metode ini adalah kloroform : etanol : asam asetat glacial dengan perbandingan 9.4 : 0.5 : 0.1 . Pengembang dibiarkan didalam chamber sampai jenuh , setelah jenuh plat KLT dimasukkan kedalam chamber sampai fase gerak mencapai batas atas dari plat KLT. Dipilih pengembang ini karena larutan pengembang ini mampu memisahkan komponen-komponen kurkuminoid. Pengembang yang digunakan untuk proses KLT ini bersifat non-polar. Silica geldapat membentuk ikatan hidrogen di permukaannya, karena pada permukaannya terikat gugus hidroksil. Oleh karenanya,silica gelsifatnya sangat polar sementara itu, fasa gerak yang digunakan dalam percobaan ini bersifat non-polar maka pada saat campuran dimasukkan, senyawa-senyawa yang semakin polar akan semakin lama tertahan di fasa stasioner, dan senyawa-senyawa yang semakin tidak (kurang) polar akan terbawa keluar kolom lebih cepat.Setelah fasa gerak sampai pada batas atas dari plat KLT, kemudian plat tersebut dikeluarkan dari chamber, dan dilihat dibawah sinar UV dan dihitung Rf nya. Dari hasil KLT terdapat 3 titik (spot) yang tertarik pada fase diam. Spot pertama memiliki Rf = 0.425, spot kedua Rf = 0.6, dan spot ketiga Rf = 0.875 . menurut literature senyawa kurkuminoid yang merupakan zat aktif untuk antiinflamasi dapat terdeteksi pada Rf 0.6 maka dari itu hasil KLT ini menunjukkan nilai Rf yang sudah sesuai dengan literatur. Senyawa kurkumin dapat mengalami penurunan dengan lepasnya gugus OCH3dalam setiap penurunan. Kurkumin akan mengalami dua kali penurunan, dimana turunan pertamanya adalahdemetoksi kurkumindan turunan keduanya adalahbis-demetoksi kurkumin.Kurkumin akan terelusi paling akhir (berada paling bawah) karena sifatnya yang polar.