72665867-Gardu-Induk
-
Upload
muhammad-zulkifli-harahap -
Category
Documents
-
view
109 -
download
3
Transcript of 72665867-Gardu-Induk
10
BAB III
SISTEM PENGOPERASIAN DAN KELISTRIKAN
GARDU INDUK PAUH LIMO
3.1. Gardu Induk
Gardu induk (GI) merupakan subsistem dari sistem penyaluran (transmisi)
tenaga listrik berupa suatu instalasi listrik yang terdiri dari peralatan listrik dan
berfungsi untuk :
1. Transformasi tenaga listrik dari tegangan tinggi yang satu ke sistem
tegangan tinggi yang lain dengan frekuensi tetap.
2. Pengawasan, pengukuran operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem
tenaga listrik.
3. Pengaturan daya ke gardu lain melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu
distribusi melalui feeder tegangan menengah.
3.2. Klasifikasi Gardu Induk
Berdasarkan lokasi dalam sistem tenaga listrik, fungsi dan tegangannya
(tinggi, menengah, dan rendah) maka gardu listrik dapat dibagi atas :
a. Menurut Pelayanan /Fungsinya.
Menurut jenis pelayanan atau fungsinya, Gardu Induk dapat dibagi atas 2,
yaitu :
1. Garduk Induk
Adalah Gardu Induk yang mendapat daya dari saluran transmisi atau
subtransmisi suatu sistem tenaga listrik untuk kemudian
menyalurkannya ke daerah beban (industri, kota, dsb) melalui saluran
distribusi primer.
11
2. Gardu Distribusi
Adalah gardu listrik yang mendapat daya dari saluran distribusi primer
yang menyalurkan tenaga listrik ke pamakai (konsumen) dengan
tegangan rendah.
b. Menurut penempatan peralatannya
Menurut penempatan peralatannya gardu listrik dapat dibagi atas :
1. Gardu Induk Pasangan Dalam (Indoor Substation)
Gardu Induk dimana semua peralatannya (switchgear, isolator dan
peralatan-peralatan lainnya) dipasang di dalam gedung/ruang tertutup.
Meskipun ada sejumlah kecil peralatan terpasang di luar G.I (biasa trafo
Utama, tetap disebut G.I Pasang Dalam.
Jenis G.I ini dipakai di :
1) Pusat kota, dimana harga tanah sangat mahal.
2) Daerah pantai dimana ada pengaruh kontaminasi garam.
2. Gardu Induk Pasangan Luar (Outdoor Substation)
Gardu Induk dimana semua peralatan (switchgear, isolator, dan peralatan-
peralatan lainnya) dipasang di luar ruangan/ruang terbuka. Jenis pasang
luar memerlukan tanah yang luas. Namun biaya konstruksinya murah, dan
pendinginnya mudah. Karena itu gardu induk jenis ini biasanya dipakai di
pinggir kota dimana harga tanah murah.
3. Gardu Induk Setengah Pasangan Luar (Semi-Outdoor Substation)
Gardu Induk dimana sebagian peralatannya dipasang di dalam gedung dan
sebagian lagi dipasang di udara terbuka.
4. Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah (Under Ground Substation)
Gardu Induk dimana hampir semua peralatannya terpasang dalam
bangunan bawah tanah. Alat pendingin biasanya terletak diatas tanah,
12
kadang-kadang ruang kontrolnya juga ada diatas tanah. Di pusat kota
dimana tanah sukar didapat, jenis pasang bawah tanah ini dapat dipakai,
misalnya di bagian kota sangat ramai, di jalan-jalan pertokoan dan di
jalan-jalan dengan gedung-gedung bertingkat tinggi. Pada umumnya G.I
ini dibangun dibawah jalan raya.
5. Gardu Induk Mobil (Mobile Substation)
Gardu Induk ini dilengkapi dengan peralatan di atas kereta hela (trailer)
atau semacam truk. Gardu Induk jenis ini tidak dipakai secara luas,
melainkan sebagai transformator atau peralatan penghubung yang mudah
dipindah-pindahkan di atas kereta hela atau truk untuk memenuhi
kebutuhan dalam keadaan darurat.
Gardu Induk Pauh Limo termasuk kategori gardu induk jenis outdoor
substation (Pasangan Luar), dengan transformator utama, peralatan hubung atau
switchgear sisi tegangan 150 kVdan sisi tegangan 20 kV dan sebagainya terletak
di luar gedung. Untuk ruang kontrol, alat ukur, batere dan alat-alat bantu lainnya
terletak di dalam gedung.
3.3. Peralatan Utama Gardu Induk Pauh Limo
Pada Gardu Induk Pauh Limo peralatan utama yang penting, antara lain :
1. Support /Gantry
2. Trafo Daya.
3. Pemutus Tenaga (PMT).
4. Pemisah (PMS).
5. Trafo Arus (CT).
6. Trafo Tegangan (PT).
7. Lightning Arrester.
8. Busbar/Rel.
9. Pengaman/Proteksi.
10. Panel Kontrol
11. Kapasitor
13
12. Meter-meter pengukuran.
13. Peralatan telekomunikasi (telepon, PLC, dan radio pemancar).
3.4. Pengenalan Komponen Utama Gardu Induk
3.4.1 Support / Gantry
Support adalah susunan dari besi profil atau besi-besi yang sudah
mempunyai bentuk tertentu untuk menopang peralatan listrik pada G.I . Gantry
atau serandang adalah susunan dari besi profil atau besi-besi yang sudah
mempunyai bentuk tertentu untuk menggantungkan bus-bar (rel) dan juga
merupakan tempat untuk menggantungkan isolator dari saluran transmisi udara.
3.4.2 Transformator
Transformator adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan menengah atau
sebaliknya secara induksi elektromegnetis.
Gardu Induk Pauh Limo menggunakan dua unit trafo step down yang
memiliki kapasitas penyaluran daya masing-masingnya 30 MVA dan 10 MVA.
Pengoperasian transformator ini tidak dilakukan sekaligus tetapi bila yang satu
digunakan maka yang satu lagi digunakan sebagai cadangan. Apabila terjadi
kerusakan pada salah satu transformator 30 MVA, maka untuk sementara
digunakan transformator 10 MVA sebagai pengganti transformator 30 MVA yang
sedang diperbaiki.
Transformator dapat diklasifikasikan menurut :
a. Pemasangan
- Indoor (semua peralatan utamanya berada dalam satu ruangan tertutup).
- Outdoor (semua peralatan utamanya berada pada lapangan terbuka),
peralatan kontrolnya berada dalam ruang tertutup.
Untuk Gardu Induk Pauh Limo transformatornya diletakkan di luar
ruangan (di lapangan terbuka).
14
b. Pendinginan
Cara pendinginan trafo dapat dilakukan dengan banyak cara, untuk
Gardu Induk Pauh Limo cara pendinginan Transformatornya ONAN/ONAF
(Oil Natural Air Natural/Oil Natural Air Fan) untuk transformator 30 MVA
dan ONAN (Oil Natural Air Natural) untuk transformator sementara 10 MVA.
Tabel 1. Macam-macam Sistem Pendingin
No Jenis Sistem
Pendingin
Media
Di dalam Trafo Di luar Trafo
Sirkulasi
Alamiah
Sirkulasi
Paksa
Sirkulasi
Alamiah
Sirkulasi
Paksa
1 AN - - Udara -
2 AF - - - Udara
3 ONAN Minyak - Udara -
4 ONAF Minyak - - Udara
5 OFAN - Minyak Udara -
6 OFAF - Minyak - Udara
7 OFWF - Minyak - -
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
c. Fungsi atau Pemakaian
1. Transformator Gardu Induk
2. Transformator Distribusi.
d. Kapasitas Tegangan
Untuk mempermudah pengawasan dalam pengoperasian transformator
dibagi atas beberapa kelas yaitu :
- Trafo dengan kapasitas tegangan 500 kV – 150 kV
- Trafo dengan kapasitas tegangan 20 kV – 6 kV
15
- Trafo dengan kapasitas tegangan 6 kV – 380 V
Fungsi dari tiap-tiap bagian dari transformator adalah sebagai berikut :
A. Bagian Utama Transformator
1. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalannya fluksi yang
ditimbulkan oleh arus listrik bolak-balik yang melalui kumparan.
2. Kumparan Trafo
Kumparan trafo adalah sekumpulan kawat yang berisolasi yang
berfungsi sebagai penyalur besaran listrik. Kumparan tersebut
diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain
dengan padat seperti karton, pertinak, dan dan bahan isolasi lainnya.
3. Minyak Trafo
Pada sebagian transformator tenaga, kumparan-kumparan dari intinya
direndam dalam minyak trafo terutama trafo-trafo tenaga yang
berkapasitas besar. Minyak trafo mempunyai sifat sebagai media
pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat sebagai isolasi (daya
tegangan tinggi) sehingga minyak trafo berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi. Trafo tenaga yang digunakan pada GI Pauh
Limo jenis minyak trafonya adalah Diala-B.
4. Bushing
Bushing berfungsi sebagai penghubung antara kumparan trafo dengan
jaringan listrik yang terdapat di bagian luar tangki dan sekaligus
berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki trafo.
5. Tangki dan Konservator
Tangki adalah tempat perendaman inti dan kumparan transformator.
Tangki dilengkapi dengan konservator, yaitu sebuah tabung yang
mempunyai ruang kosong untuk menampung pemuaian minyak trafo.
16
B. Peralatan Bantu Transformator
1. Pendingin (Cooler)
Pada inti besi dan kumparan-kumparan trafo akan timbul panas akibat
adanya rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut
mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan akan merusak isolasi dari
tafo tersebut, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan
transformator perlu dilengkapi dengan suatu alat atau sistem pendingin
yang berfungsi untuk menyalurkan panas keluar trafo.
2. Tap Changer
Tap changer pada transformator berfungsi sebagai penstabil tegangan pada
sisi sekunder transformator. Biasanya tegangan pada sisi sekunder
transformator sering berubah-ubah akibat adanya fluktuasi (perubahan)
beban.
Tap changer dapat dibagi atas :
a) Off Load Tap Changer
Beroperasi untuk memindahkan tap trafo dalam keadaan tidak
berbeban.
b) ON Load Tap Changer
Beroperasi untuk memindahkan tap trafo dalam keadaan berbeban
yang dapat dioperasikan secara manual dan otomatis.
Tap changer yang digunakan di Gardu Induk Pauh Limo adalah jenis ON
Load Tap Changer.
3. Alat Pernapasan
Alat pernapasan trafo berfungsi untuk mencegah terjadinya kontak antara
minyak trafo dengan udara luar. Udara luar yang lembab dapat
menurunkan nilai tegangan tembus transformator, maka untuk mencegah
hal tersebut pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat
pernapasan berupa tabung yang berisi zat higroskopis.
17
4. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi sangat dibutuhkan
indikator. Indikator-indikator yang terdapat pada suatu transformator
yaitu:
a. Indikator suhu minyak
b. Indikator permukaan minyak
c. Indikator sistem pendingin
d. Indikator kedudukan tap
5. Peralatan Proteksi
Peralatan proteksi yang umum pada transformator daya yaitu :
a. Rele Bucholz
Pengaman terhadap gangguan dari dalam, digunakan untuk melindungi
peralatan dari gangguan hubung singkat antar fasa, antar lilitan dan
tanah.
b. Rele Tekanan
Digunakan untuk mendeteksi perubahan tekanan yang mendadak di
dalam tangki konservator.
c. Rele Differensial
Digunakan untuk mengamankan hubungan transformator dari
gangguan hubung singkat antar fasa, karena trafo sisi tegangan tinggi
dan sisi tegangan rendah sering berbeda.
d. Rele Arus Lebih
Digunakan untuk mengamankan transformator dari gangguan arus
lebih.
e. Rele Thermis
Digunakan untuk mengamankan isolasi transformator akibat surja.
18
f. Arrester
Digunakan untuk mengamankan transformator dan peralatan-peralatan
lain yang terdapat di gardu induk dari tegangan lebih abnormal yang
bersifat kejutan (surja).
Data Teknis Transformator Daya pada GI Pauh Limo
Pabrik : ABB Made In Sweden
Merek : MEIDENSHA
Kapasitas : 22500/30000 kVA
Tipe : BORSDL
Pendingin : ONAN/ONAF
Fasa : 3
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan Sisi Primer : 150 kV
Tegangan Sisi Sekunder : 20 kV
Relasi : Yy0
Tahun : 1984
3.4.3 Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk
menghubungkan ataupun memutuskan arus/daya listrik sesuai dengan ratingnya.
PMT ini dapat bekerja dalam keadaan berbeban karena PMT dilengkapi dengan
pemadam busur api listrik.
Berdasarkan media pemadaman busur api listrik, PMT dapat dibedakan
atas tiga jenis, yaitu :
1. PMT dengan media minyak (Oil Circuit Breaker/OCB)
PMT dengan minyak dapat dibagi atas :
- PMT dengan minyak banyak (Bulk Oil Circuit Breaker)
- PMT dengan sedikit minyak (Low Oil Conient Breaker/Small
Volume Circuit Breaker)
19
2. PMT dengan media udara
PMT dengan media udara dapat dibedakan atas :
- PMT udara hembus (Air Blast Circuit Breaker)
- PMT udara (Air Circuit Breaker)
- PMT hampa udara (Vacuum Circuit Breaker)
3. PMT media gas (Gas Circuit Breaker)
Media gas yang digunakan pada PMT ini adalah gas SF6 (Sulfur
Hexafluoride).
PMT yang digunakan pada Gardu Induk Pauh Limo :
a. Pada sisi tegangan tinggi (150 kV) adalah GCB (Gas Circuit Breaker).
b. Pada sisi tegangan rendah (20 kV) adalah OCB dan VCB.
Data Teknis Dari PMT yang Digunakan pada Gardu Induk Pauh Limo :
1. PMT jenis Gas Circuit Breaker (GCB)
Merek : BBC
Tipe : ELF 170n1
Tegangan Nominal : 170 kV
Frekuensi : 50 Hz
Arus Nominal : 800 A
Arus lebih maksimum : 12,5 kA
2. PMT jenis Oil Circuit Breaker (OCB)
Merek : TAKAOKA ELECTRIC
Tipe : 20 PI
Tegangan Nominal : 24 kV
Frekuensi : 50/60 Hz
Arus Nominal : 1200 A
Waktu Pembukaan : 0,04 s
Waktu Penutupan : 0,1 s
Sistem Operasi : SPRING OPERATING SYSTEM
20
3. PMT jenis Vacuum Circuit Breaker (VCB)
Merek : MODALEK
Tipe : VB 6 – 16
Tegangan : 24 kV
Frekuensi : 50/60 Hz
Arus Nominal : 800 A
Berat : 130 kg
3.4.4 Pemisah (PMS)
Pemisah atau PMS adalah alat yang digunakan untuk menyatakan bahwa
suatu peralatan listrik sudah bebas dari tegangan kerja. Oleh karena itu pemisah
tidak diperbolehkan untuk dimasukkan atau dikeluarkan pada rangkaian listrik
dalam keadaan berbeban.
Untuk tujuan tertentu pemisah penghantar atau kabel dilengkapi dengan
pemisah tanah. Umumnya di antara pemisah penghantar atau kabel-kabel dan
pemisah tanah terdapat alat yang disebut dengan sistem interlock (saling
mengunci).
Dengan sistem terpasang interlock ini maka kemungkinan kesalahan
operasi dapat dihindari. Sesuai dengan fungsinya pemisah dapat dibagi atas :
1. Pemisah tanah (Pisau Pentanahan)
Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang timbul
sesudah SUTT/SUTM diputuskan, atau induksi tegangan dari penghantar atau
kabel lainnya. Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang yang bekerja pada
peralatan atau instalasi tersebut.
2. Pemisah Peralatan
Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau
instalasi yang bertegangan. Pemisah ini harus dimasukkan atau dibuka dalam
keadaan tanpa beban.
21
Sesuai dengan penempatannya, PMS dibagi atas :
a. Pemisah penghantar, yaitu pemisah yang terpasang di sisi penghantar.
b. Pemisah rel, yaitu pemisah yang terpasang di sisi rel.
c. Pemisah kabel, yaitu pemisah yang terpasang di sisi kabel
d. Pemisah seksi/bagian, yaitu pemisah yang dipasang pada suatu rel tersebut
dapat dipisahkan menjadi dua bagian atau lebih.
e. Pemisah tanah, yaitu pemisah yang dipasang pada ujung penghantar atau
kabel yang dihubungkan ke tanah.
Data Teknis Pemisah yang digunakan di Gardu Induk Pauh Limo Padang
Merek : ABB
Tipe : SGF 170n 100
No. Seri : GP 252 0112 02 a R
: GP 252 0112 02 b S
: GP 252 0112 02 c T
Tahun : 1995
Tegangan : 170 kV
Tingkat Isolasi : 325 – 750 kV
Arus Normal : 1600 A
Frekuensi : 50 Hz
Berat : 325 kg
3.4.5 Transformator Arus (CT)
Trafo arus berfungsi untuk mentransformasikan arus bolak balik yang
besar pada suatu tegangan tinggi menjadi arus bolak balik yang kecil untuk
keperluan pengukuran dan pengamanan proteksi. Pada umumnya arus nominal
pada sisi sekunder trafo arus ini adalah 5 A atau 1 A. Menurut tipe konstruksi dan
pasangannya trafo arus (CT) dapat dibedakan atas :
22
1. Tipe konstruksi :
- Tipe cincin atau ring
- Tipe tangki
- Tipe trafo arus bushing
2. Tipe pasangan :
- Tipe pasang luar
- Tipe pasang dalam
Data Teknis dari CT yang Digunakan pada Gardu Induk Pauh Limo :
Merek : ABB
Tipe : IMBD 170 A5
No. Seri : 8168258 R
: 8168257 S
: 8168257 T
Tahun : 1995
Tegangan Nominal : 170 kV
Tingkat Isolasi : 325/750 kV
Frekuensi : 50 Hz
Berat : 600 kg
Bagian-bagian utama dari trafo arus pada umumnya tidak jauh berbeda
dari berbagai macam trafo arus yang telah ada, terdiri dari :
1. Kumparan
Kumparan berfungsi untuk mentransformasikan besaran-besaran ukur arus
listrik dari yang tinggi / menengah ke yang rendah.
2. Isolasi
Umumnya terdiri dari zat cair (minyak) yang berfungsi untuk
mengisolasikan bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan atau mengisolasikan bagian yang tidak bertegangan dengan
bagian yang berlainan fasa.
23
3. Dehydrating breather
Merupakan suatu peralatan pernafasan yang berfungsi untuk menyerap
udara lembab yang timbul dalam ruang trafo sehingga akan mencegah
rusaknya minyak (isolasi trafo).
4. Terminal
Berfungsi tempat penghubung dari sisi primer atau sekunder ke bagian-
bagian peralatan listrik yang membutuhkan.
5. Porselin
Berfungsi sebagai isolasi antara bagian-bagian yang bertegangan dengan
badan atau antara bagian yang bertegangan dengan bagian bertegangan
yang berlaianan.
3.4.6 Transformator Tegangan (PT)
Transformator tegangan (PT) berfungsi untuk menurunkan tegangan
tinggi/menengah menjadi tegangan rendah, yang diperlukan untuk alat-alat ukur
(pengukuran) dan peralatan pengaman (proteksi).
Klasifikasi transformator tegangan juga dibedakan menurut konstruksi dan
pemasangannya sehingga dikelompokkan atas :
Trafo tegangan induktif (inductive voltage transfomer) terdiri dari lilitan
primer dan lilitan sekunder, dimana pemindahan tegangan dengan cara
induktif. Tegangan pada lilitan primer tersebut akan menginduksikan ke
lilitan sekunder.
Trafo tegangan kapasitif (capasitive voltage transformer) yang terdiri dari
rangkaian kondensator yang berfungsi sebagai pembagi tegangan pada sisi
tegangan tinggi dari transformator pada tegangan menengah yang
menginduksikan tegangan ke lilitan sekunder.
Trafo tegangan satu fasa, dua fasa, dan tiga fasa, tipe pasangannya terdiri
dari:
- Pasangan Dalam (Indoor)
24
- Pasangan Luar (Outdoor)
Bagian-bagian utama dari trafo tegangan (PT) sama dengan bagian-bagian
trafo arus (CT). hubungan rangkaian dari trafo tegangan umumnya terdiri dua
bentuk hubungan yaitu :
1. Hubungan trafo tegangan biasa
Hubungan ini terdiri dari sebuah lilitan primer dan lilitan sekunder
umumnya tegangan sekundernya adalah 100 - 110 volt.
2. Hubungan trafo tegangan dengan dua buah belitan
Hubungan ini terdiri dari sebuah lilitan primer dan dua buah lilitan
sekunder, masing-masing sebuah lilitan sekunder tersebut digunakan untuk
alat pengaman dan alat pengukuran misalnya trafo tegangan dengan
tegangan sekunder adalah 100 - 110 volt.
Umumnya hubungan trafo tegangan terdiri dari dua buah hubungan yaitu :
1. Hubungan open-delta atau hubungan V
Hubungan ini digunakan untuk jaringan tegangan menengah dan terdiri
dari dua buah transformator tegangan fasa tunggal.
2. Hubungan fasa ke tanah
Hubungan ini digunakan pada jaringan tegangan menengah dan tegangan
tinggi dengan menghubungkannya ke tanah, sehingga tegangan sekunder
adalah tegangan fasa ke tanah.
Data transformator tegangan (PT) yang digunakan :
Tipe : OTCF 170 SI
No. Seri : 11039901
Rating : 750 kW
Pabrik : ABB
Tahun : 1995
25
3.4.7 Lightning Arrester
Berfungsi untuk mengamankan instalasi (peralatan listrik pada instalasi)
dari gangguan tegangan lebih yang diakibatkan oleh petir atau oleh surja hubung
(switching surge). Alat ini bersifat sebagai by pass di sekitar isolasi yang
membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem pentanahan
sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi
peralatan listrik. By pass ini harus sedemikian rupa sehingga tidak menggangu
aliran daya sistem frekuensi 50 Hz.
Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul
tegangan surja maka alat ini bersifat konduktor yang tahanannya lebih rendah,
sehingga dapat melakukan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester
harus dapat dengan cepat kembali menjadi isolator. Sesuai dengan fungsinya,
arrester dipasang pada setiap ujung SUTT yang masuk/keluar gardu induk dan
juga pada transformator utama.
Data Teknis dari Arrester yang Digunakan pada Gardu Induk Pauh Limo
Merek : NEW VALVE ARRESTER
Tipe : VSM 150 kV
Tegangan : 150 kV
Frekuensi : 50 Hz
Arus pelepasan : 10 kA
Arrester tipe valve di atas terdiri dari dua elemen yaitu Series Gap dan
Valve Element. Apabila sebuah surja sampai pada kawat transmisi dan dilewatkan
pada series gap, tahanan valve element berubah turun dengan cepat, sehingga
tegangan turun dibatasi meskipun arusnya besar. Jika tegangan itu telah habis dan
tinggal tegangan normal (frekuensi 50 Hz), tahanannya naik lagi sehingga arus
susulan (flow current) dibatasi dan akhirnya dimatikan pada saat tegangan
mencapai nol.
26
3.4.8 Busbar (Rel)
Busbar (Rel) adalah konduktor yang berkapasitas arus besar yang
berfungsi untuk terminal penampungan arus yang masuk dan keluar melalui
saluran masuk dan kirim di gardu induk. Bahan rel ini umumnya terbuat dari
bahan tembaga (bar copper atau hollow conductor), ACSR, Almalec atau
Alumunium (bar allumunium atau hollow conductor).
Sistem hubungan rel pada suatu gardu induk dapat dibagi atas :
1. Rel tunggal
Rel tunggal adalah sistem rel yang paling sederhana, karena hanya sedikit
peralatan dan ruangan. Dari segi ekonomis sistem ini sangat
menguntungkan. Sistem ini dapat digunakan untuk gardu induk berskala
kecil yang hanya mempunyai sedikit saluran keluar. Kelemahan dari
sistem rel ini adalah bila terjadi gangguan pada rel maka semua instalasi
fasa gardu induk akan terganggu, sehingga aliran listrik akan terputus
sama sekali. Sistem rel ini kurang efektif bagi penggunaan beban yang
cukup besar.
2. Rel ganda
Rel ganda adalah tipe gardu induk dengan dua rel pengumpul daya.
Kelebihan dari rel ganda ini adalah apabila terjadi gangguan pada salah
satu rel, maka rel yang lain dapat digunakan. Jadi tujuan dari pemakaian
rel ganda ini adalah untuk keandalan sistem. Oleh karena itu sistem rel
ganda ini banyak digunakan pada gardu induk yang berkedudukan penting
dalam sistem tenaga.
3. Rel gelang
Rel gelang hanya membutuhkan sedikit ruangan yang kecil dan baik untuk
pemutusan bagian dari pelayanan dan pemeriksaan pemutus beban. Sistem
ini jarang dipakai karena mempunyai kerugian di sisi operasi dan sistem
ini tidak begitu leluasa seperti sistem rel ganda.
27
4. Tanpa rel
Sistem tanpa rel ini digunakan karena :
- Adanya kemajuan dalam keandalan peralatan
- Meluasnya sistem transmisi di bawah tanah di kota-kota
- Penyederhanaan instalasi karena sukarnya memperoleh tanah
3.4.9 Panel Kontrol
Jenis-jenis panel kontrol yang ada dalam suatu gardu induk terdiri dari
panel kontrol utama, panel rele, panel pemakaian sendiri.
1. Panel kontrol utama
Terdiri dari instrumen dan panel operasi. Pada panel instrumen terpasang
alat-alat ukur dan indikator gangguan, dari panel ini alat-alat tersebut dapat
diawasi dalam keadaan sedang beroperasi. Indikator-indikator yang ada
pada panel control antara lain :
- 24 V DC Charger
- 110 V DC Charger
- Low pressure
- Distance protective trip
- Isolating switch on load control
- Auto recloser
- Breaker failure protection trip
- 150 kV apparatus motor fault
- Busbar protection fault
- Busbar VT secondary MCB fault
- Busbar breaker failure protection trip
Pada panel operasi terpasang saklar operasi dari pemutus tenaga pemisah
serta lampu indikator posisi saklar dan diagram rel. Diagram rel (mimic
bus), saklar dan lampu indikator diatur letak dan hubunganya sesuai
28
dengan rangkaian yang sesungguhnya sehingga keadaan dapat dilihat
dengan mudah.
2. Panel kontrol rele
Pada panel kontrol rele pengaman untuk SUTT (Saluran Udara Tegangan
Tinggi), rele pengaman untuk trafo dan rele-rele lainnya. Bekerjanya rele
dapat diketahui dari penunjukan pada rele itu sendiri dan pada indikator
gangguan di panel kontrol utama.
Pada gardu induk ada yang memanfaatkan sisi depan dari panel dipakai
sebagai panel utama dengan instrumen dan saklar sedangkan sisi belakangnya
digunakan untuk panel rele. Selain itu ada pula gardu induk yang panel rele dan
panel utamanya terpisah dan terpasang dalam panel tersendiri.
Pada Gardu Induk Pauh Limo kontrol utama dan panel rele terletak pada
tempat yang sama dimana sisi depan dimanfaatkan sebagai panel utama
sedangkan sisi belakangnya dimanfaatkan sebagai panel rele tapi penempatannya
terpisah dan terpasang dalam panel tersendiri.
3.4.10 Baterai
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu harus mempunyai
keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka baterai dipakai sebagai sumber tenaga
kontrol dan proteksi di dalam gardu induk terutama untuk ruang kontrol. Peranan
dari baterai ini sangat penting, pada saat gangguan terjadi baterai inilah yang
menjadi sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat kontrol, peralatan
telekomunikasi, penerangan darurat dan proteksi.
Baterai dapat diklasifikasikan menurut jenisnya, yaitu :
a. Baterai timah hitam (lead acid battery storage)
b. Baterai alkalin (alkaline battery storage)
29
Pada Gardu Induk Pauh Limo digunakan baterai alkalin tipe nickel
cadmium (Ni-Cd), data spesifikasi baterai yang digunakan pada Gardu Induk
Pauh Limo:
BATTERY 110 V 86 CELL
Merek : YUASA (NICKEL CADMIUM)
Tipe : AMH
Kapasitas : 200Ah/5 HR
Jumlah Sel : 86
Standarisasi : JIS-4402
Serial No. : 5 g 9418 Mf
3.4.11 Kapasitor
Kapasitor berfungsi untuk memperbaiki faktor kerja dan tegangan dari
jaringan listrik.
3.4.12 Meter-meter Pengukur
Meter-meter pengukur berfungsi untuk menunjukkan angka dari berbagai
besaran yang terukur.
3.5 Sistem Pengoperasian Gardu Induk Pauh Limo
Berdasarkan petunjuk pengusahaan Gardu Induk, pengoperasian Gardu
Induk (Standard Operation Procedure) diawali dengan persiapan pengusahaan
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Pengoperasian gardu induk yang baru selesai dibangun :
Sebelum gardu induk diberi tegangan dan dibebani, lebih dahulu
harus dinyatakan oleh regu pemeliharaan (yang memasang atau menguji)
bahwa gardu induk telah siap beroperasi.
30
a. Semua peralatan
Semua peralatan (transformator tenaga, PMT, sumber arus searah)
telah memenuhi syarat untuk dioperasikan.
b. Rele
Setting rele telah sesuai dengan yang ditentukan.
c. Komunikasi
Sistem komunikasi yang ada harus dalam keadaan siap untuk dipakai.
d. Peralatan pemadam kebakaran
Peralatan pemadam kebakaran (tabung pemadam kebakaran dan pasir),
harus memenuhi syarat.
e. Pemeriksaan umum
Kawat tanah pengaman sudah dibebaskan.
- Peralatan tidak mengganggu operasi dan sudah disimpan pada
tempatnya.
- Rambu-rambu peringatan telah dipersiapkan.
f. Laporan siap operasi
Setelah pemeriksaan persiapan dilakukan, maka segera dilaporkan
kepada piket bahwa gardu induk siap dioperasikan.
2. Pengoperasian kembali gardu induk yang trip (//) akibat gangguan dengan
prosedur sebagai berikut :
a. Setelah gardu induk trip akibat gangguan segera dilaporkan ke piket.
b. Kabel, SUTT, beban, kapasitor (kalau ada) dikeluarkan.
c. Rel tegangan tinggi dibebaskan dari tegangan (bila perlu).
d. Rele-rele yang bekerja direset kembali dan dicatat.
e. Peralatan yang ada switch yard diperiksa secara visual.
f. Keadaan gardu induk dilaporkan kepada piket, pemberian tegangan
kembali dilakukan setelah ada perintah dari piket.
31
Apabila syarat-syarat di atas sudah dipenuhi dan perintah piket dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Pemasukan tegangan dari SUTT ke rel
a. Keluarkan PMS tanah
b. Masukkan PMS rel
c. Masukkan PMS penghantar
d. Masukkan PMT penghantar
e. Bila ada kelainan segera laporkan pada piket
2. Pemberian tegangan dari rel ke SUTT
a. Keluarkan PMS tanah
b. Masukkan PMS penghantar
c. Masukkan PMS rel
d. Masukkan PMT penghantar
3. Interkoneksi dengan sistem lain
a. Paralel pada rel
Apabila rel I dan rel II bertegangan dari dua sistem yang berlainan
(cara pemasukkannya sama dengan seperti cara 1) dan apabila akan
diparalel, sesuai dengan perintah piket maka dilakukan urutan-urutan
sebagai berikut :
Masukkan PMS rel I dari PMT kopel
Masukkan PMS rel II dari PMT kopel
Setelah syarat paralel terpenuhi (tegangan sama, frekuensi
sama dan urutan fasa sama) PMT kopel dimasukkan.
b. Paralel pada penghantar
Setelah rel I dan rel II bertegangan (cara pemasukannya sama seperti
cara 1) dari suatu sistem dan salah satu penghantar telah bertegangan
32
dari sistem lain, maka dapat diparalel sesuai dengan perintah piket,
sehingga dapat dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :
Masukkan PMS rel I atau rel II dari PMT penghantar yang
bersangkutan.
Masukkan PMS penghantar dari PMT penghantar di atas.
Setelah syarat paralel dipenuhi, maka PMT dapat
dimasukkan.
4. Pemberian tegangan pada transformator daya
Transformator daya dioperasikan sesuai dengan buku petunjuk
pengusahaan transformator.
PMS tegangan rel menengah dimasukkan.
PMS tegangan rel tinggi transformator dimasukkan.
PMT tegangan rel menengah dimasukkan.
5. Pembebasan transformator daya
Apabila transformator daya bertegangan dan rel tegangan menengah
bertegangan pula, kabel-kabel urutan dimasukkan sebagai berikut :
PMT rel tegangan menengah dan tinggi dikeluarkan
PMS tanah dimasukkan
PMS rel tegangan menengah dikeluarkan
PMS rel tegangan tinggi dikeluarkan
Bila ada kelainan segera masukkan ke piket
3.6 Pemeliharaan Gardu Induk
Pemeliharaan gardu induk dilakukan dengan cara pemeriksaan dan
pengamatan dengan maksud untuk mencegah timbulnya gangguan penyaluran
tenaga listrik dan kerusakan dengan urutan sebagai berikut :
33
1. Pengawasan secara cermat lokasi gardu induk yang sedang beroperasi
adalah mencegah timbulnya gangguan penyaluran tenaga listrik dan
kerusakan peralatan. Pengawasan ini mencakup :
a. Pengawasan gangguan faktor luar.
Gangguan yang timbul disebabkan oleh manusia, binatang, dan
alam.
b. Pengawasan faktor dalam.
c. Sistem komunikasi selalu baik dalam operasi.
d. Pengawasan sistem sumber arus searah selalu bekerja dalam
keadaan baik.
e. Pengawasan system pemadam kebakaran selalu dalam keadaan siap
kerja.
2. Pengamatan yang perlu pada gardu induk yang sedang beroperasi.
Pengamatan dilakukan secara periodik disesuaikan dengan batas waktu
tertentu terhadap :
a. Arus beban.
b. Tegangan dan temperatur.
c. Tinggi permukaan dan warna minyak.
d. Pencatat counter pada alat ukur.
e. Tekanan pada tabung gas PMT.
3. Mematikan atau melepaskan beban pada gardu induk.
Cara mematikan ataupun melepaskan beban pada gardu induk adalah
dengan urutan sebagai berikut :
- Semua PMT beban terbuka, selanjutnya untuk jaringan SUTM,
kemudian PMS-PMS dan masing-masing PMS tanah telah
dikeluarkan.
- PMT penghantar dibuka, kemudian masing-masing PMS-nya.
- Bila penghantar sudah tidak bertegangan lagi PMS dimasukkan.
34
3.7 Sistem Kelistrikan Gardu Induk Pauh Limo
Gardu Induk Pauh Limo menerima daya listrik dari Gardu Induk Lubuk
Alung melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Gardu Induk Pauh Limo
menggunakan sistem rel daya ganda dengan dua pemutus beban.
Secara umum rel daya ganda mempunyai keandalan antara lain :
1. Saat terjadi gangguan pada salah satu rel daya, atau sewaktu pemeliharaan
serta memperluas salah satu rel daya, tidak akan mengalami pemutusan
sehingga kontinuitas pelayanan lebih terjamin.
2. Mempunyai beberapa variasi dalam pengoperasian.
3. Pemilihan pelayanan relatif cepat, bila terjadi gangguan pada sistem rel
daya.
Pembagian tegangannya dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Sistem 150 kV
Sistem jaringan 150 kV disuplai dari jaringan transmisi yang
menghubungkan gardu induk dengan pusat pembangkit tenaga listrik serta
menghubungkan gardu induk yang satu dengan gardu induk lainnya.
b. Sistem 20 kV
Tegangan 20 kV diperoleh setelah tegangan 150 kV dari jaringan
transmisi ditransformasikan dengan menggunakan transformator daya 30
MVA yang terdapat pada gardu induk. Selanjutnya tegangan ini
didistribusikan ke beban melalui feeder-feeder yang terdapat pada Gardu
Induk Pauh Limo.
c. Sistem 380 V AC
Tegangan 380 V ini diperoleh setelah tegangan 20 kV yang
diperoleh dari feeder pemakaian sendiri ditransformasikan dengan
menggunakan sebuah transformator yang digunakan untuk distribusi
(suplai) listrik untuk pemakaian di Gardu Induk Pauh Limo. Tegangan 380
35
V ini digunakan untuk pemakaian baterai charger, rectifier dan untuk
pemakaian beberapa peralatan lain dengan system tegangan 380 V.
d. Sistem 220 V AC
Tegangan 220 V diperoleh dari output transformator distribusi
yang merupakan keluaran 3 fasa yaitu dari hubungan fasa ke netral
transformator.
e. Sistem 110 V DC
Sistem tegangan 110 V DC ini mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pengoperasian gardu induk. Tegangan 110 V ini diperoleh
dari :
Penyearah (rectifier)
Baterai
Tegangan 110 V ini digunakan untuk mengaktifkan rele-rele proteksi yang
terdapat pada ruang kontrol gardu induk. Bila tidak ada gangguan pada
sistem kelistrikan di gardu induk maka tegangan ini diperoleh dari rectifier
sedangkan baterai baru digunakan apabila ada gangguan pada salah satu
pembangkit yang mengakibatkan terpadamnya listrik secara total baik
dibeban maupun di pembangkit atau pada saat adanya pemeliharaan PMT
yang mengharuskan dilakukannya pemutusan aliran listrik yang melewati
PMT dari masing-masing feeder.
Sistem pembagian daya pada Gardu Induk Pauh Limo :
1. Sistem 150 kV
Interkoneksi sistem 150 kV adalah :
GIS Simpang Haru
Indarung I
Indarung II
GI Lubuk Alung
GI PIP
36
2. Sistem 20 kV
Sistem 20 kV terdiri dari sepuluh feeder yaitu :
Feeder 1, digunakan untuk pemakaian sendiri
Feeder 2, pendistribusian daya ke daerah Kuranji
Feeder 3, penditrbusian daya ke daerah Koto Tingga
Feeder 4, pendistribusian daya ke daerah Anduring
Feeder 5, pendistribusian daya ke daerah Painan
Feeder 6, pendistribusian daya ke daerah BLK
Feeder 7, pendistribusian daya ke daerah Kandis I
Feeder 8, pendistribusian daya ke daerah Kandis II
Feeder 9, pendistribusian daya ke daerah Indarung I
Feeder 10, pendistribusian daya ke daerah Indarung II