7.1-Aturan-Makalah

20
PROSES PENYUSUNAN MAKALAH Dalam alur kenaikan tingkat Protokol Utama terdapat proses penyusunan makalah yang harus dilakukan oleh setiap Calon Protokol Utama. Ketentuan mengenai penulisan makalah ini bertujuan agar setiap Calon Protokol Utama dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang sesuai dengan aturan dalam kaidah Tata Bahasa dan pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas. Adapun segala ketentuan yang mengatur mengenai proses penyusunan makalah Calon Protokol Utama ini terdapat dalam “Draft Aturan dan Prosedur dalam Penulisan Makalah Protokol Utama”. DRAFT ATURAN DAN PROSEDUR DALAM PENULISAN MAKALAH PROTOKOL UTAMA A. Tinjauan Umum Penulisan makalah bagi calon protokol utama merupakan salah satu prasyarat dalam menempuh jenjang menuju protokol utama. Penulisan yang dimaksud ialah dengan membuat makalah. Makalah yang dimaksud ialah karya tulis ilmiah ihwal topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup yang berbeda. Penulisan makalah calon protokol utama harus memiliki karakteristik sebagai berikut: a. merupakan hasil kajian pustaka; b. calon protokol utama harus dapat memahami teori yang dikaji dan menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan keprotokolan;

description

aturan makalah di protokol bumi siliwangi

Transcript of 7.1-Aturan-Makalah

PROSES PENYUSUNAN MAKALAH

Dalam alur kenaikan tingkat Protokol Utama terdapat proses penyusunan makalah yang harus dilakukan oleh setiap Calon Protokol Utama. Ketentuan mengenai penulisan makalah ini bertujuan agar setiap Calon Protokol Utama dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang sesuai dengan aturan dalam kaidah Tata Bahasa dan pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas. Adapun segala ketentuan yang mengatur mengenai proses penyusunan makalah Calon Protokol Utama ini terdapat dalam Draft Aturan dan Prosedur dalam Penulisan Makalah Protokol Utama.DRAFT ATURAN DAN PROSEDUR DALAM

PENULISAN MAKALAH PROTOKOL UTAMA

A. Tinjauan Umum

Penulisan makalah bagi calon protokol utama merupakan salah satu prasyarat dalam menempuh jenjang menuju protokol utama. Penulisan yang dimaksud ialah dengan membuat makalah. Makalah yang dimaksud ialah karya tulis ilmiah ihwal topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup yang berbeda.

Penulisan makalah calon protokol utama harus memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. merupakan hasil kajian pustaka;b. calon protokol utama harus dapat memahami teori yang dikaji dan menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan keprotokolan;c. calon protokol utama harus memiliki kemampuan dalam memahami isi dari berbagai sumber yang digunakan;

Makalah calon protokol utama merupakan makalah eksplanasi yang bertujuan untuk menjelaskan tahapan suatu fenomena, atau bagaimana sesuatu beroperasi (sequence explanation-explainning how), atau mengungkapkan alasan dan dampak terjadinya suatu fenomena (consequential explanation-explaining why), atau gabungan dari kedua jenis penjelasan itu.

B. TujuanPenulisan makalah protokol utama dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan calon protokol utama dalam menyajikan pembahasan mengenai spesifikasi bidang-bidang keprotokolan dan yang bermanfaat bagi Korps dalam suatu karya tulis ilmiah.C. Kriteria Pembahasan

Kriteria dalam pembuatan dan bahan kajian makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Relevan: Bahan kajian berada dalam ranah dunia keprotokolan dan atau aplikasi yang masih berkaitan dengan keprotokolan yang bermanfaat bagi Korps;

2. Problematis: Mengandung persoalan/ketidakpuasan, kontradiksi, keresahan, konflik, dan/atau hambatan dan kesulitan yang mengundang suatu pemecahan tertentu;

3. Logis: Secara nalar dapat dipahami;

4. Signifikan: Kajian terhadap masalah (pembahasan) tersebut merupakan sesuatu yang berarti atau memberikan manfaat yang banyak;

5. Orsinilitas: Kajian yang diangkat merupakan topik terbaru atau memperbaharui kajian yang sudah ada sebelumnya.

6. Jelas: Secara waktu, tenaga, dan sumber-sumber lainnya, bahan kajian tersebut memungkinkan untuk dikaji; dan7. Menarik: Menarik perhatian banyak orang, termasuk menarik minat penulis untuk melakukan kajian terhadap permasalahan tersebut.

D. Strategi dan Langkah-Langkah PenulisanPenulisan makalah dilakukan dengan dibimbing oleh pamong dari protokol utama, untuk dapat membuat makalah, calon protokol utama dapat melakukan observasi, penyebaran angket (kuesioner) maupun wawancara kepada Dewan Pakar sesuai dengan spesialisasi kajiannya dan/atau narasumber yang dinilai cakap dan dapat membantu dalam menjawab serta menambah referensi terkait isi makalah. Calon protokol utama perlu menempuh langkah-langkah berikut ini:1. Mengidentifikasi dan memilih bahan kajian yang terkait dengan dunia keprotokolan dan/atau aplikasi yang berkaitan yang bermanfaat bagi Korps;

2. Membaca dan menelaah berbagai sumber yang relevan;

3. Mengamati dan menghimpun berbagai data/informasi yang relevan secara langsung atau dengan menggunakan data-data primer maupun sekunder;

4. Merumuskan hasil telaahan awal dalam bentuk pokok-pokok pikiran isi makalah dan mengkonsultasikannya kepada pamong;

5. Menulis draft makalah yang disiapkan untuk sidang tertutup dengan mengakomodasi masukan-masukan dari pamong. Aturan penulisan makalah mengikuti Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI yang terkini yang akan dijelaskan kemudian;

6. Menyajikan makalah dalam sidang tertutup dan menghimpun masukan-masukan yang relevan dari forum sidang tertutup tersebut; dan

7. Memperbaiki makalah dengan mengakomodasi masukan-masukan dari forum sidang tertutup hingga menghasilkan makalah yang telah direvisi dan diuji oleh para dewan pakar sesuai dengan spesialisasi kajiannya untuk diajukan pada sidang terbuka;E. Format Penulisan Makalah

Secara garis besar, makalah ditulis dengan memuat komponen-komponen sebagai berikut:BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang

Bagian ini mendeskripsikan hal-hal yang melatarbelakangi munculnya permasalahan dan perlunya pengkajian terhadap masalah tersebut. Untuk melengkapi makalah yang ada, didalamnya harus terdapat minimal satu ayat suci Al-Quran dan atau Hadist yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Bagian ini memuat penjelasan rasional tentang munculnya masalah disertai fakta-fakta atau fenomena-fenomena empiris yang relevan. Selanjutnya, bagian ini memberi gambaran tentang pentingnya melakukan kajian terhadap masalah tersebut. identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dan hasil penulisan makalah, pembahasan/kajian teoritis terhadap permasalahan, formulasi upaya pemecahannya, serta kesimpulan dan rekomendasi. B. Rumusan MasalahAgar pembahasan masalah yang dituangkan dalam makalah terfokus dengan jelas, substansi masalah itu dieksplisitkan dan diformulasikan dalam lingkup batasan yang jelas. Pembahasan masalah bisa mencakup batasan konseptual (cara pandang yang digunakan) dan batasan konstektual (situasi, kondisi, dan lingkungan/pranata yang dimaksud). Rumusan masalah biasanya menegaskan dan menyimpulkan kesenjangan-kesenjangan yang ada pada bagian latar belakang serta merumuskan pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dan operasional yang akan dijawab dalam penulisan makalah. Rumusan Masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan.

C. TujuanSesuai dengan rumusan masalah di atas, bagian ini merumuskan tujuan (arah) dari kegiatan penulisan makalah yang dilakukan. Tujuan penulisan ini menjawab pertanyaan dari rumusan masalah, Untuk apa penulisan makalah itu dilakukan?D. Manfaat

Sesuai dengan tujuan penulisan makalah di atas, bagian ini menjelaskan manfaat yang akan didapat dari penulisan makalah ini yang dapat dirasakan oleh Universitas ataupun sivitas Korps.

BAB II KAJIAN TEORITISPada Bab ini calon protokol utama mampu menuliskan dan menyampaikan hasil temuan mengenai teori-teori yang terkait dengan judul dan kajian mereka mengenai keprotokolan ataupun yang bermanfaat bagi sivitas Korps. Referensi yang digunakan pada kajian teoritis ini dapat berasal dari buku, internet, jurnal atau sumber bacaan lain yang dapat dipertanggung jawabkan dalam masyarakat keilmuan atau dapat juga dilakukan melalui penyebaran angket (kuesioner) dan wawancara yang dilakukan kepada Dewan Pakar sesuai dengan spesialisasi kajiannya dan/atau narasumber yang dinilai cakap dan paham mengenai kajian yang akan dibuat. Adapun poin yang wajib dicantumkan dalam pembuatan Kajian Teoritis :

A. Pengertian ProtokolUntuk poin B, C, D dan seterusnya disesuaikan dengan kajian judul yang dibuat oleh calon protokol utama.

BAB III (TULIS JUDUL MAKALAH MASING-MASING)Pada Bab ini calon protokol utama mampu menjawab dan menyampaikan semua hasil kajiannya berdasarkan rumusan masalah yang telah dituangkan dalam Bab I. Kajian teori yang telah disampaikan pada Bab II diaplikasikan pada Bab III untuk dikaji apakah teori yang ada dan kenyataan sesungguhnya dilapangan berbeda atau adanya modifikasi. Adapaun poin yang tertulis dalam Bab III :A. (Menjawab Rumusan Masalah I)B. (Menjawab Rumusan Masalah II)C. Dst (disesuaikan dengan banyaknya rumusan masalah)BAB IV PENUTUP

Bab IV hanya berisi dua poin yaitu:

A. Kesimpulan Bukan berisi rangkuman atau ringkasan tetapi kesimpulan adalah pemikiran penulis tentang makna yang tersimpul dari hasil permasalahan yang dikaji.Perumusan kesimpulan bisa dilakukan dengan cara:

1. Mengemukakan intisari hasil kajian;

2. Menyatakan inti permasalahan yang sudah dieksplorasi;

3. Mengikhtisarkan beberapa penyebab yang mungkin;4. Mengemukakan kemungkinan-kemungkinan masalah yang belum terpecahkan atau masalah baru yang mungkin muncul.B. Saran

Saran adalah usulan-usulan pemikiran untuk menganggulangi permasalahan yang dikaji sesuai dengan situasi dan konteks yang ada, bisa dilakukan dengan mengemukakan saran-saran kepada berbagai pihak terkait dalam kaitannya dengan penerapan pemikiran atau gagasan yang sudah dikaji sebelumnya.

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka adalah Referensi yang diperoleh atau didapat dari sumber buku, makalah, jurnal, artikel, internet maupun sumber lain yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Penulisan berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah UPI.Selain itu calon protokol utama yang spesialisasinya belum ada Standar Operasional Prosedur (SOP) maka wajib membuat SOP mengenai kajiannya.G. Teknik Penulisan Makalah di Lingkungan Protokol Bumi Siliwangi

Teknik penulisan makalah di lingkungan Protokol Bumi Siliwangi ini disesuaikan dengan pedoman karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia oleh karena itulah segala bentuk perubahan terkait dengan teknik penulisan karya ilmiah ini disesuaikan dengan pedoman yang ada

A. Teknik Pengetikan

Makalah ditulis dengan menggunakan kertas HVS 70-80 gram ukuran A4. Penulisan makalah calon protokoler utama haruslah mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:

1. Makalah diketik dengan komputer menggunakan huruf berjenis Times New Roman, berukuran 12, dicetak dalam quality letter, dengan jarak satu setengah spasi.

Contoh:Norman Syah Putra (Times New Roman, 12)

2. Daftar isi dapat diformat menggunakan fasilitas yang ada dalam komputer. Jika format ini digunakan maka jarak spasi dalam daftar isi akan diatur secara otomatis oleh komputer.

3. Batas tepi kiri, tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah masing-masing adalah 4 cm, 3 cm, 3 cm, 3 cm.

4. Pengetikan paragraf baru dimulai dengan awal kalimat yang menjorok dengan lima pukulan tik dari tepi kiri atau lima huruf (1 tab) bila dengan komputer. Pengetikan paragraf baru bisa juga dengan memberikan jarak antara satu paragraf dan paragraf lain tanpa awal kalimat yang menjorok, yang penting penggunaanya konsisten.

Contoh:

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

5. Penulisan judul bab menggunakan huruf kapital semua ditebalkan, tanpa garis bawah dan tanpa titik. Nomor bab menggunakan angka romawi. Setiap awal dari judul subbab harus ditulis dengan huruf kapital. Nomor urut judul paragraf menggunakan angka arab atau abjad.

Contoh:

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Protokol

6. Cara penomoran menggunakan cara berikut ini.

a) I., A., 1., a., 1)., a)., (1)., (a).

7. Judul tabel ditulis di sebelah atas tabel, sedangkan judul untuk gambar, ditulis disebelah bawah. Judul tabel dan judul gambar tidak dicetak tebal. Penggunaan huruf kapital pada judul tabel hanya untuk huruf awal dari setiap kata.

Contoh.

Tabel 1.1 Protokol (atas dari tabel)

XxxxxxxxxxxXxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Gambar 1.1 Protokol (bawah dari tabel)

B. Menulis Kutipan

a. Kutipan Langsung

1) Sistem Harvard dan APA

Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik jika kutipan ini merupakan kutipan langsung atau dikutip dari penulisnya dan kurang dari 3 baris.Jika kutipan itu diambil dari kutipan maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan satu tanda petik. Kutipan yang berbahasa asing dicetak miring.

Contoh:

Dalam perspektif bimbingan konseling berbasis budaya diperlukan pemahaman konseling multi budaya yang memperhatikan keragaman karakteristik budaya konseling sebagai .... a sensitivity of the possible ways in which different cultures function and interact... (McLeod, 2004,hlm. 245) atau (McLeod, 2004:245).

b. Kutipan Empat Baris atau Lebih

1) Sistem Harvard dan APA

Jika kalimat yang dikutip langsung terdiri atas empat baris, atau lebih maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik menjorok sama dengan kalimat pertama pada awal apragraf. Baris kedua dari kutipan itu ditulis menjorok sama dengan baris pertama.

Contoh:

Champman dan King (2003:16) memandang bahwa seorang pembaca yang baik harus memiliki kemampuan metakognitif dalam membaca, seperti yang dikemukakannya bahwa:

The term metacognition as knowing about knowing means that when a learner knows that he knows a reading skill or strategy, and knows that he knows how to use it. He becomes a more responsible, effective reader (anggap empat baris, 1 spasi)

c. Bagian dari kutipan dihilangkan

1) Sistem Harvard dan APA

Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik.

Contoh: ...xxxxxxxxxxxxxxxxxx

C.Menulis Sumber Kutipan

Penulisan sumber kutipan bisa dilakukan dengan mendahului kutipan langsung ataupun setelah kutipan. Jika mendahului kutipan langsung, cara penulisannya adalah nama penulis, tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip. Tahun dan halaman diletakkan didalam kurung. Contoh: Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kurniadi (2012:34).

Jika setelah kutipan, maka kutipan ditulis dengan cara penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan didalam kurung.

Contoh: (Farhani, 2010:51)

Penulisan sumber kutipan juga dapat merujuk sumber lain, jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip maka sumber kutipan yang ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut. Contoh: kutipan atas pendapat Kurniadi dari makalah yang ditulis oleh Arief Syauqi Muhammad dan Ali Akbar Farhani.

Kurniadi (dalam Muhammad dan Farhani, 2013:6) mengemukakan bahwa xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

Penulisan sumber kutipan yang terdiri atas dua orang maka nama keluarga kedua penulis itu harus disebutkan. Misalnya Komarudin dan Sholihin (2013:23). Kalau penulisnya lebih dari dua orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh dkk. Misalnya, Komarudin dkk. (2013:34)

Penulisan sumber kutipan dengan penulis berbeda dan sumber berbeda maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah sebagai berikut.

Contoh: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx (Kurniadi dan Farhani, 2012; Muhammad, dkk.2002; Damayanti, 2005).

Sedangkan untuk kasus karya tulis berbeda namun penulis yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a,b,c, dan seterusnya pada tahun penerbitan.

Contoh: (Lestari, 2011a, 2012b, 2013c).

Penulis sumber kutipan yang tidak diketahui penulisnya penulisannya ialah:

(t.n. 2013:18)

D. Kutipan Pokok Pikiran

Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.

Contoh:

Lestari (2013) mengungkapkan bahwa xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

Model kutipan tidak mengenal adanya catatan kaki. Catatan kaki diperbolehkan untuk memberikan penjelasan tambahan terhadap suatu istilah yang ada apda teks tetapi tidak mungkin ditulis pada teks karena akan mengganggu alur uraian. Nama penulis dalam kutipan adalah nama belakang atau nama keluarga dan ditulis sama dengan daftar pustaka.

E. Cara Menulis Angka

1. Angka ditulis dengan kata-kata apabila angka tersebut kurang dari 10.

Contoh: sepuluh orang calon protokol utama sangat serius menyimak materi.

2. Angka ditulis dengan angka arab apabila angka tersebut 10 atau lebih.

Contoh: anggota PROBUMSIL UPI saat ini berjumlah 145 orang.

3. Angka tidak dapat mengawali kalimat sehingga simbol angka ditulis dengan huruf-huruf dalam kata.

Contoh: Empat Puluh orang diantara anggota PROBUMSIL UPI ialah putra dan sisanya perempuan.

F. Cara Menulis Singkatan

1. Untuk penulisan pertama kali, suatu nama harus ditulis lengkap dan diikuti dengan singkatan resminya dalam kurung.

Contoh: Dalam Laporan Tahunan Protokol Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia (PROBUMSIL UPI) disebutkan bahwa xxxxxxxxxxxxx.

2. Untuk penulisan berikutnya, singkatan resmi yang ada dalam kurung digunakan tanpa perlu menuliskannya secara lengkap.

Contoh:

Dalam Laporan Tahunan PROBUMSIL UPI xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

3. Singkatan yang tidak resmi tidak boleh digunakan.

G. Cara Menulis Daftar Pustaka

Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka ialah sebagai berikut:

1. Nama penulis, dengan nama belakang ditulis terlebih dahulu, kemudian nama depan. Nama depan hanya ditulis inisialnya. Hal ini berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun Indonesia. Kalau nama Indonesia hanya satu, seperti Winingsih, nama yang ditulis hanya itu.

Contoh:

Deni Permana ditulis Permana, D.

Deni Ahmad Kurniadi ditulis Kurniadi-Ahmad, D. Atau Kurniadi, A.D.

Winingsih ditulis Winingsih

2. Tahun penerbitan dalam tanda kurung, contoh: Permana, D. (2013)

3. Kota tempat penerbitan (bukan negara tempat penerbitan).

Contoh.

Komarudin, M.A. (2013) xxxxxxxxxx. Bandung: Alfabeta.

H. Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan Jenis Sumber yang Digunakan

1. Buku

Daftar penulisan daftar pustaka yang berupa buku ialah sebagai berikut:

a. nama belakang penulis;

b. nama depan (inisialnya saja);

c. tahun penerbitan (boleh setelah tanda kurung terdapat titik boleh juga tidak)

d. judul buku dicetak miring (huruf pertama dari kata pertama, nama tempat, atau nama orang jadi judul sumber ditulis dengan huruf kapital), diakhiri dengan tanda titik;

e. edisi (kalau ada), kota tempat penerbitan, diikuti oleh titik dua dan penerbit.

Contoh:

Buku yang ditulis Satu Orang.

Windari, N (2013). Keprotokolan. Bandung: KPM UPI Press.

Buku yang ditulis Dua atau Tiga Orang.

Dua Orang

Permana, D dan Farhani, A.A.(2013). Keprotokolan. Bandung: KPM UPI Press.

Atau

Permana, D & Farhani, A.A. (2013). Keprotokolan. Bandung: KPM UPI Press.

Tiga Orang

Halimah, S., Farhani, A.A.dan Komarudin, A. (2013). Keprotokolan. Bandung: KPM UPI Press.

Lebih dari Tiga Orang

Rulfionita, D. dkk. (2013). Keprotokolan. Bandung: KPM UPI Press.

Sumber yang Ditulis oleh Satu Orang dalam buku yang berbeda.

Julianingsih, W. dkk. (2013a). Keprotokolan. Bandung: KPM UPI Press.

Julianingsih, W. dkk. (2013b). Keprotokolan. Bandung: KPM UPI Press.

Julianingsih, W. dkk. (2013c). Keprotokolan. Bandung: KPM UPI Press.

2. Artikel Jurnal

Penulisan artikel jurnal dalam daftar pustaka mengikuti aturan sebagai berikut:

a. nama belakang penulis;

b. nama depan penulis (inisialnya saja);

c. tahun penerbitan (dalam tanda kurung, tidak diikuti tanda baca);

d. judul artikel (ditulis tidak dicetak miring dan huruf pertama dari kata pertama, atau nama tempat, atau nama orang dalam judul ditulis dengan huruf kapital;

e. judul jurnal (dicetak miring atau digaris bawahi, dan setiap huruf pertama dari setiap kata dalam nama jurnal ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas) diikuti dengan koma;

f. nomor volume dengan angka arab;

g. nomor penerbitan ditulis dengan angka arab diantara tanda kurung;

h. nomor halaman mulai dari nomor halaman pertama sampai no terakhir yang dikutip.

Contoh:Anggraini, D.P. (2013). Peran Penerima Tamu bagi Pencitraan Universitas. Jurnal KPM UPI. Kumpulan Jurnal Protokol Utama,1 (1), hlm. 23-24.

3. Selain Buku dan Artikel Jurnal

a. Skripsi

Farhani, A.A. (2014). Persepsi Bobotoh PERSIB Bandung tentang Perilaku Kekerasan Penonton pada Pertandingan Sepakbola di Stadion Jalak Harupat. (Undergraduated Thesis), Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Makalah

Komarudin, M.A. (2013). Peran Barikade Ucap Janji dan Penyematan Jas Almamamter pada Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru Univeristas Pendidikan Indonesia. Makalah Protokoler Utama KPM UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

c. Publikasi Departemen atau Lembaga Pemerintah

Kementrian Luar Negeri (2012) Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan. Jakarta: Kemenlu

d. Dokumen atau Laporan

Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Laporan Tahun 2012 KPM UPI. Bandung: KPM UPI Press.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan.

4. Sumber dari Internet

a. Karya Perorangan

Permana, N.N. (2012). Peran protokol bagi pencitraan universitas. [Online]. Tersedia di: http://www.kpmupi.ukm.upi.edu. [Diakses 14 Maret 2013].

5. Sumber Tanpa Nama

Tanpa nama. (2012). Peran protokol bagi pencitraan universitas. [Online]. Tersedia di: http://www.kpmupi.ukm.upi.edu. [Diakses 14 Maret 2013].