7. cara pembuatan diktat modul teks
-
Upload
mts-nurul-huda-sukaraja -
Category
Education
-
view
114 -
download
11
Transcript of 7. cara pembuatan diktat modul teks
KARYA TULIS ILMIAH BENTUK BUKU
OLEH: DRA.HJ.YURNALIS NURDIN, M.Pd
WIDYAISWARA UTAMA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN PALEMBANG
A. PENDAHULUAN
Tahun 2011 sudah diberlakukan aturan baru untuk kenaikan pangkat guru (termasuk kepala
sekolah) yaitu peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi
(Permen PANPRB) No. 16 tahun 2009.
Dalam peraturan tersebut mengharuskan bagi guru dari pangkat golongan ruang IIIb ke III
ke atas harus ada pengembangan profesi. Pengembangan profesi dapat berupa karya tulis
ilmiah, pengembangan kurikulum, karya seni, alat peraga, dan teknologi tepat guma .
Bentuk dari karya tulis ilmiah bisa berupa laporan hasil kegiatan, tulisan ilmiah dan
membuat buku.
Contoh buku yang bisa dibuat untuk kenaikan angka kredit dapat berupa buku pelajaran
atau modul, diktat, dan terjemahan. Nah untuk guru sekolah dasar (SD/MI, DAN SMP/MTs)
biasanya membuat penelitian tindakan kelas atau PTK. Namun bisanya banyak kendala yang
dirasakan.Dari rasa malas, kurang paham tentang PTK (walau sudah banyak yang bertitel
S.Pd), tidak sempat lah dan lain-lain.........hehehe. Sebetulnya sebuah PTK nilai poinya cukup
banyak yaitu 4 di banding dengan membuat diktat yang hanya bernilai 1 (satu). Dalam tulisan ini
dibicarakan tentang 1) cara pembuatan diktat 2) cara pembuatan modul 3) cara penulisan buku
teks pelajaran.
B. PEMBAHASAN
1. CARA PEMBUATAN DIKTAT
Nah sekarang ; Apa itu diktat? Menurut berbagai sumber, diktat adalah bahan ajar
untuk digunakan siswa untuk memperoleh kompetensi. Syarat diktat yang bisa diajukan angka
kredit dalam setiap mata pelajaran harus 2 semester. Bagaimana cara membuatnya? Dibanding
membuat laporan PTK atau yang lain mungkin membuat buku diktat lebih mudah, walau nilai
angka kreditnya hanya satu. Tetapi kalau setiap tahun dapat membuat satu buku diktat, maka
selam empat tahun sudah bisa maju angka kredit untuk kenaikan tingkat yang golongan ruang
III/b keatas yang mulai efektif diberlakukan pada tahun ajaran 2012-2013.
Langkah-langkahnya membuat buku diktat adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan kompetensi
2. Buatlah ringkasan materi
3. Tulislah diktat
4. Validasi
5. Pengesahan
Adapun susunan buku diktat atau struktur buku diktat adalah sebagai berikut :
- Halaman judul
- Halaman Pengesahan
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Pendahuluan : latar belakang, tujuan, manfaat
Bab I : Tema/ topik/ aspek
A. Kompetensi
B. Materi
C. Soal
Bab II
Daftar pustaka
Contoh Format untuk halaman judul :
DIKTAT
MATEMATIKA KELAS VI SD NEGERI............
LOGO………….
OLEH ..................
NIP.............
Dinas Pendidikan Kabupaten ..............
Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2009
Pengesahan
Contoh halaman pengesahan :
DIKTAT
MATEMATIKA KELAS V MIN 1 Palembang
Oleh : Yurnalis Nurdin
Telah digunakan di MIN 1 Palembang
Kelas V tahun 2015
Palembang, . . . . . . 2015
Kepala
( . . . . . . . . . . ………………………. )
NIP.
Contoh halaman kata pengantar
Kata Pengantar
Puji syukur
Ucapan terima kasih
Harapan
alembang, . . . . . . 2015
Penyusun
Contoh halaman daftar isi
DAFTAR ISI
Hal Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
Halaman pengesahan . . . . . . . . . . . . . . .ii
Contoh halaman Pendahuluan
PENDAHULUAN
Latar belakang (mengapa dibuat diktat)
Tujuan
Manfaat
Contoh halaman Bab I
Bab I . BILANGAN BULAT
A. Kompetensi
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator
B. Materi (ringkasan materi)
C. Soal (latihan)
Bab II . BILANGAN CACAH
A. Kompetensi
B. 1. Standar kompetensi
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator
C. Materi (ringkasan materi)
D. Soal (latihan)
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Nama. Tahun. Judul. Kota : Penerbit
Sumber: http://sugisholeh.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-pedoman-buku-modul-dan.html
(19/11/2012)
II. CARA PEMBUATAN MODUL
Pengertian Modul. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul
adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode,
dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Dari sisi kebahasaannya, modul disusun
secara sederhana sesuai dengan level berpikir (untuk siswa SMP, MTs, MA, SMA, bahkan
perguruan tinggi).
Modul digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing individu
secara efektif dan efisien. Modul juga memiliki karakteristik “stand alone” (berdiri sendiri) yaitu
modul dikembangkan tidak tergantung pada media lain. Penyusunan modul dirancang
bersahabat dengan pemakai, membantu kemudahan pengguna untuk diakses atau direspon.
Ciri-ciri modul sebagai bahan ajar antara lain:
modul harus mampu membelajarkan diri sendiri (self learning)
tujuan awal dan tujuan akhir modul harus jelas dan dirumuskan secara terukur
materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, terseda contoh-contoh dan ilustrasi yang
jelas
tersedianya soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya
materi “up to date” dan kontekstual
bahasa sederhana, lugas, dan komunikatif
terdapat rangkuman materi pembelajaran
tersedia instrumen penilaian yang memungkinkan siswa melakukan “self assessment”
mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri
terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat (feedback)
adanya informasi tentang rujukan, pengayaan, referensi yang mendukung materi
modul digunakan untuk orang lain, bukan untuk penulis semata
Di bawah ini adalah tujuan penulisan modul, antara lain:
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya gerak indera, baik siswa atau peserta
diklat juga guru dan instruktur.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi seperti: meningkatkan motivasi dan gairah
belajar bagi siswa atau peserta diklat, mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya, memungkinkan
murid dapat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, memungkinkan siswa atau
peserta didik untuk dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
Langkah-langkah global pembuatan modul
a. Memilih/ menganalisis materi/standar kompetensi yang akan dijadikan bahan
penulisan modul: dengan cara tidak perlu semua materi ditulis sebagai modul. Dengan
mempertimbangkan aspek keluasan materi, tingkat kesulitan, “kelangkaan” materi, serta
tingkat kepentingan.
b. Mengumpulkan Bahan Referensi: Referensi berupa referensi induk dan multi referensi
c. Menulis Modul: Dimulai berjenjang dari pertimbangan dari mudah- sulit, umum-khusus,
global ke spesifik. Memakai bahasa yang komunikatif, Sangat disarankan dilengkapi
dengan ilustrasi, gambar, grafik, contoh-contoh, dll, dengan jumlah dan bentuk yang
proporsional
KAIDAH-KAIDAH PENULISAN MODUL
1. Syarat Kalimat
Kalimat sekurang-kurangnya memiliki subyek dan predikat
2. Menggunaan Ilustrasi dalam Modul
Ilustrasi dapat berupa: foto, gambar, grafik, tabel, kartun, dsb, yang memiliki
fungsi :
• Fungsi Ilustrasi
• Fungsi deskriptif
• Fungsi ekspresif
• Fungsi Analitis
• Fungsi kuantitatif
3. Tujuan Akhir
Perumusan tujuan akhir berisi pernyataan pencapaian kompetensi sesuai
persyaratan SK dan KD
Rumusan tujuan tersebut harus memuat :
Kinerja yang diharapkan
Kriteria keberhasilan
Kondisi atau variable yang diberikan
4. Tujuan kegiatan pembelajaran
Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk mencapai satu indikator
kompetensi setelah mengikuti satu satuan kegiatan belajar berisikan komponen:
kemampuan, kondisi, dan kriteria.
5. Menyusun Tes Formatif
Berisi tes tertulis sebagai bahan pertimbangan bagi peserta dan guru untuk
mengetahui sejauh mana penguasaan kegiatan belajar yang telah dicapai sebagai
dasar untuk melaksanakan kegiatan berikut (lembar kerja). Hindari
menggunakan tes pilihan ganda.
KERANGKA MODUL KEGIATAN BELAJAR
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Materi Pokok
Uraian Materi
Rangkuman
Evaluasi
KERANGKA MODUL SECARA UMUM
I. PENDAHULUAN
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
2. Deskripsi
3. Waktu
4. Prasyarat
5. Petunjuk Penggunaan Modul
6. Tujuan Akhir
1. Cek Penguasaan Standar Kompetensi
II. PEMBELAJARAN
1. Pembelajaran 1
1. Tujuan
2. Uraian Materi
3. Rangkuman
4. Tugas
5. Tes
1. Lembar Kerja Praktik
2. Pembelajaran 2 – n (dan seterusnya, mengikuti jumlah pembelajaran yang
dirancang)
1. Tujuan
2. Uraian Materi
3. Rangkuman
4. Tugas
5. Tes
1. Lembar Kerja Praktik
III. EVALUASI
1. Tes Kognitif
2. Tes Psikomotor
1. Penilaian Sikap
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
III. CARA PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN
Buku paket adalah wujud fisiknya. Lalu bagaimana dengan definisinya? B. P. Sitepu
dalam bukunya, Penulisan Buku Teks Pelajaran (2012: 17), menuliskan “Buku teks adalah buku
acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi
yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlah
mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan
dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis, dan kesehatan yang disusun
berdasarkan standar nasional pendidikan.” Buku teks pelajaran itu digunakan di sekolah atau
universitas sebagai buku pokok atau buku acuan untuk subjek mata pelajaran atau mata kuliah
tertentu, dengan tujuan mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik
secara positif, yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Dari definisi di atas, dapat kita lihat bahwa buku teks pelajaran seharusnya bersifat
positif, tetapi terkadang masih ditemukan kasus-kasus yang berkaitan dengan buku teks
pelajaran, khususnya di sekolah. Kasus kecil mungkin pernah kita alami saat sekolah, seperti
pengetikkan teks yang salah (typo), halaman terbalik, cetakan buram, dan lain-lain. Kasus
lain mungkin pernah kita lihat di media cetak maupun media elektronik yang memuat berita atau
informasi mengenai konten buku teks pelajaran yang tidak sesuai dengan karakter usia peserta
didik. Mengapa kasus-kasus tersebut dapat terjadi? Apakah mungkin penulis dan penerbit
sekedar mencari keuntungan semata sehingga bisa terjadi kelalaian seperti itu
Prinsip Pembuatan Buku Teks Pelajaran
Sebelum mulai menulis buku teks pelajaran, mari kita kenali terlebih dahulu 3 prinsip
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan buku teks pelajaran, di antaranya: (1) prinsip
relevansi; (2) prinsip konsistensi; dan (3) prinsip kecukupan (Agus Wuryanto, 2010).
1. Prinsip relevansi, materi yang ditulis di dalam buku teks pelajaran harus relevan dengan
tujuan instruksional umum (TIU) yang ingin dicapai.
2. Prinsip konsistensi, jumlah pokok bahasan yang ditulis di dalam buku teks pelajaran harus
sama dengan jumlah tujuan instruksional khusus (TIK).
3. Prinsip kecukupan, materi yang disajikan di dalam buku teks pelajaran harus cukup untuk
mencapai tujuan instruksional. Tidak lebih sedikit, atau lebih banyak. Jika lebih sedikit,
dikhawatirkan tujuan instruksional tidak tercapai. Jika lebih banyak, akan tidak efisien
karena dirasa membuang-buang waktu dan tenaga.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penulisan Buku Teks PelajaraN.
Dalam penulisan buku teks pelajaran, cukup banyak hal yang perlu diperhatikan. Berikut di
antaranya:
1. Kurikulum
Buku teks pelajaran yang ditulis harus mengacu pada kurikulum yang sedang berlaku. Penulis
harus memahami isi kurikulum terlebih dahulu, materi, pokok bahasan, dan sub pokok bahasan
apa yang tercantum di dalam kurikulum. Buku yang mengacu pada kurikulum, biasanya pasti
dimanfaatkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan instruksional, sehingga penulis tidak sia-sia
menulis buku teks pelajaran tersebut.
2. Sasaran/Peserta Didik
Sasaran dari penulisan buku teks pelajaran adalah peserta didik. Oleh karena itu, penulisan
buku teks pelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, seperti
rentang usia dan jenjang pendidikannya, lingkungan sekitar, dan lain-lain. Dengan demikian,
peserta didik akan merasa tertarik untuk belajar dengan buku teks pelajaran.
3. Latar Belakang Bidang Keilmuan Penulis
Penulis sebaiknya menulis buku teks pelajaran sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya.
Hal ini dimaksudkan agar memudahkan penulis dalam mengembangkan naskahnya. Jika penulis
merasa kesulitan, maka penulisan dapat dibantu oleh ahli materi lain. Dengan adanya kerjasama
dengan ahli lain, maka penulis akan mendapat kritik dan saran dari berbagai pihak guna
meningkatkan kualitas hasil tulisannya.
4. Peta Kompetensi
Penulis harus membuat peta kompetensi guna membantu dalam mengembangkan dan
menyusun naskahnya. Peta kompetensi dibuat berdasarkan kompetensi apa yang akan dicapai
oleh peserta didik, dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan adanya peta kompetensi,
materi yang disajikan oleh penulis dalam buku teks pelajaran yang ditulisnya akan tersususn
secara sistematis.
5. Tata Bahasa
Penulis harus mampu mengemas materi dengan bahasa yang sederhana atau tidak bertele-
tele, sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Bukan berarti menggunakan bahasa sehari-
hari. Bahasa Indonesia yang digunakan harus baik dan benar dan disesuaikan dengan
perkembangan peserta didik. Olah kembali jika terdapat bahasa terjemahan agar mudah
dipahami, hindari terjemahan ‘google translate’. Lengkapi dengan glosarium untuk istilah-istilah
tertentu, guna membantu peserta didik dalam memahami arti dari kosakata asing yang dirasa
baru. Setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks pelajaran
berbahasa Indonesia: (1) Kaidah Bahasa Indonesia yang digunakan adalah ejaan yang
disempunakan (EYD); (2) penerapan kaidah ejaan; dan (3) penggunaan tanda baca.
6. Desain Grafis dan Ilustrasi
Buku teks pelajaran termasuk media cetak yang membutuhkan grafis dalam proses
pembuatannya. Desain grafis buku teks pelajaran termasuk di dalamnya adalah pemilihan huruf,
tabel, ilustrasi, warna, dan lain-lain yang berkaitan dengan tampilan grafis. Grafis buku teks
pelajaran harus didesain agar dapat menarik perhatian peserta didik untuk membaca buku teks
pelajaran tersebut. Desain grafis buku teks pelajaran yang kurang baik, akan dihindari oleh
peserta didik karena cenderung membosankan, seperti buku yang penuh dengan teks dan tidak
ada gambar. Gunakan ilustrasi atau gambar yang relevan, guna memperjelas materi yang
disajikan. Ilustrasi tidak sekedar untuk memperjelas suatu materi, tetapi untuk menarik perhatian
peserta didik juga. Sumber yang saya temui menuliskan bahwa ilustrasi kini tidak lagi
menggunakan gambar lukisan, tetapi berupa gambar foto objek sesungguhnya. Mungkin
terkecuali untuk gambar atau ilustrasi organ tubuh dan semacamnya, karena saya rasa tidak
mungkin untuk menampilkan gambar nyata dari objek tersebut ke dalam buku teks pelajaran. 4
hal yang perlu diperhatikan dalam tampilan dan grafis buku teks pelajaran, di antaranya: (1)
Format buku teks pelajaran didesain agar enak dibaca oleh peserta didik; (2) tata letak didesain
untuk mempermudah peserta didik memahami isi buku dan mendapatkan kenyamanan membaca;
(3) tipografi menyangkut nama dan jenis huruf, panjang baris, dan ukuran huruf; (4) ilustrasi
digunakan agar sajian visual yang tidak mungkin disampaikan dengan kata-kata, dapat disajikan
dengan gambar. Alangkah baiknya jika ilustrasi ditampilkan dalam bentuk foto-foto yang
berwarna.
7. Evaluasi, Uji Coba, dan Revisi
Sebelum diterbitkan dan digunakan secara luas, buku teks pelajaran harus melalui beberapa
tahapan terlebih dahulu guna mengetahui kelayakannya. Evaluasi buku teks pelajaran dilakukan
oleh ahli materi, desainer pembelajaran, dan editor. Ketiga pihak dapat memberi kritik dan saran
yang membangun tentang buku teks pelajaran tersebut. Setelah evaluasi, dilakukan uji coba
kepada kelompok kecil sasaran atau peserta didik. Kelompok kecil peserta didik ini memiliki
tingkat kemampuan yang berbeda-beda (cerdas, sedang, dan kurang). Revisi dilakukan
berdasarkan hasil uji coba.
8. Penerbit
Kirimkan naskah yang telah dibuat kepada pihak penerbit untuk diterbitkan secara luas.
Selama proses penerbitan buku, penulis harus senantiasa menjalin komunikasi dengan pihak
penerbit guna memantau perkembangan buku teks pelajaran yang ditulisnya.
Sistematika Penulisan Buku Teks Pelajaran
1. Kerangka penulisan buku teks pelajaran adalah sebagai berikut (Rastra Permana,
2011):
Tujuan instruksional umum (TIU);
Tujuan instruksional khusus (TIK);
Judul/sub judul;
Uraian singkat isi pokok bahasan;
Uraian pokok isi pelajaran;
Ringkasan atau rangkuman;
Latihan, tugas, soal;
Sumber buku.
2. Bagian-bagian buku teks pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Bagian Awal atau Pendahuluan, meliputi:
Halaman cover (judul, penulis, gambar cover, nama penerbit, tahun terbit);
Halaman judul (judul, penulis, gambar cover, nama penerbit, tahun terbit);
Halaman yang mencantumkan UU Hak Cipta;
Kata Pengantar;
Daftar Isi (judul bab, sub bab, dan nomor halaman);
Daftar lain (daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran);
Penjelasan tujuan buku pelajaran;
Petunjuk Penggunaan Buku;
Petunjuk Pengerjaan Soal.
b. Bagian Isi, meliputi:
Judul bab atau topik pokok bahasan;
Uraian singkat isi pokok bahasan;
Penjelasan tujuan bab;
Uraian isi pelajaran;
Penjelasan teori;
Sajian contoh;
Rangkuman;
Soal latihan.
c. Bagian Akhir atau Penutup, meliputi:
Lampiran;
Glosarium;
Indeks;
Kunci Jawaban;
Daftar Pustaka;
Catatan.
Tips Pelengkap Penulisan Buku Teks Pelajaran (Agus Wuryanto, 2010)
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
Menggunakan kertas HVS putih berukuran kuarto (umumnya).
Margin: Left 4 cm; Top, Right, Bottom 3 cm.
Pemilihan jenis dan ukuran huruf yang mudah terbaca.
Spasi 1,5 agar mudah dibaca, teks tidak terlihat terlalu rapat atau terlalu renggang.
Tata letak grafik atau ilustrasi (gambar) disesuaikan, beri jarak 3 spasi antar grafik atau
ilustrasi dengan teks sebelum atau sesudahnya.
Judul grafik dan ilustrasi diketik pada halaman yang sama.
Jika terdapat istilah tertentu atau asing, diberi penekanan (underline, italic).
Tempatkan nomor halaman di sisi pojok kanan atas halaman.
Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
Singkatan nama awal atau nama tengah dilakukan dengan konsisten.
2. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan, antara lain:
Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman, kecuali jika halaman tersebut
merupakan akhir bab.
Tidak boleh memotong grafik atau ilustrasi.
Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada tabel, kecuali terpaksa.
Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab.
Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas tabel pada akhir halaman.
Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-), tetapi menggunakan bullet (*) untuk
penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
Tidak boleh menambah spasi antar kata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi
kanan.
Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan
hanya dapat ditempatkan setelah bab terakhir.
SEMOGA BERMANFAAT ADANYA AMIN YAROBBILALAMIN. TERIMA KASIH
YURNALIS NURDIN
Sumber:
Sitepu, B.P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung: Rosda.
http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/09/02/pembuatan-buku-teks-pelajaran/
http://garduguru.blogspot.com/2008/07/cara-praktis-membuat-bahan-ajar-bagi.html
http://blog.um.ac.id/rastrapermana/2011/12/09/pedoman-penulisan-buku/ http://
kabarmuhammadiyah.blogspot.com/2010/11/menulis-buku-teks-pelajaran.html
http://pakyadi24.blogspot.com/2009/11/teknik-penulisan-buku-teks-pai.html?
zx=6e59e625306183e9