69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

26
MAKALAH KOROSI KOROSI MERATA (UNIFORM CORROSION) Diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Korosi Disusun oleh: BAMBANG PURNAMA HADI 140210080075 HADIAN 140210080083 UNIVERSITAS PADJADJARAN

Transcript of 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

Page 1: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

MAKALAH KOROSI

KOROSI MERATA

(UNIFORM CORROSION)

Diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Korosi

Disusun oleh:

BAMBANG PURNAMA HADI

140210080075

HADIAN

140210080083

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

JATINANGOR

2010

Page 2: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

BAB I

PENDAHULUAN

I. Korosi Secara Umum

Korosi adalah fenomena alam (Sunatullah) yang akan terus terjadi selama

alam semesta ini ada dan selama logam berinteraksi (berhubungan) dengan

lingkungannya, seperti hal-nya manusia yang mengalami tahapan dari muda menjadi

tua (karena juga berinteraksi dengan lingkungannya), kemudian tiada. Semuanya itu

tidak bisa kita tolak, namun sebagai makhluk yang berpikir, kita diwajibkan untuk

mensiasatinya. Seperti upaya manusia agar tetap awet muda dan selalu sehat dengan

mengkonsumsi makanan bergizi, vitamin, suplement, anti oksidan, ataupun memakai

komestik pengencang dan pemutih kulit, dsb.; demikian pula logam, untuk

menghambat laju kerusakan perlu memakai inhibitor (penghambat) korosi.

Korosi adalah proses perusakan logam, dimana akan mengalami

penurunan mutu (degradation) karena bereaksi dengan lingkungan baik itu secara

kimia atau elektrokimia pada waktu pemakaiannya. Terkorosinya suatu logam dalam

lingkungan elektrolit (air) adalah suatu proses elektrokimia. Proses ini terjadi bila ada

reaksi setengah sel yang melepaskan elektron (reaksi reduksi pada katodik). Kedua

reaksi ini akan terus berlangsung sampai terjadi kesetimbangan dinamis dimana

jumlah elektron yang dilepas sama dengan jumlah elektron yang diterima.

Bentuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran,

korosi celah, korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik

(corrosion fatique cracking), korosi akibat pengaruh hidrogen (corrosion induced

hydrogen), korosi intergranular, selective leaching, dan korosi erosi (Eko, 2001).

Page 3: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

Pendekatan korosi secara umum melibatkan sifat material antara lain sifat fisik,

mekanik dan kimia. Pendekatan lainnya juga mempertimbangkan struktur logam,

sifat lingkungan sekitar dan reaksi antara antar permukaan logam dan lingkungan.

Faktor-faktor pendekatan korosi yaitu :

1. Logam. Komposisi, struktur atom, keheterogenan struktur secara microskopik

dan makroskopik, tegangan (tarik, tekan dan siklus).

2. Lingkungan. Sifat kimia, konsentrasi bahan reaktif dan pengotor, tekanan,

suhu, kecepatan dan lain-lain

3. Antar muka logam/lingkungan. Kinetika oksidasi dan pelarutan logam,

kinetika proses reduksi bahan di dalam larutan, lokasi produk korosi dan

pertumbuhan film dan pelarutan film.

Page 4: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

BAB II

KOROSI MERATA

II.1 Definisi Korosi Merata

Secara umum korosi dapat digolongkan berdasarkan rupanya, keseragaman atau

keserbanekaannya, baik secara mikroskopis maupun makroskopis. Dua jenis

mekanisma utama dari korosi adalah berdasarkan reaksi kimia secara langsung, dan

reaksi elektrokimia. Korosoi dapat terjadi didalam medium kering dan juga medium

basah. Sebagai contoh korosi yang berlangsung didalam medium kering adalah

penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2) atau oleh gas belerang dioksida (S02).

Didalam medium basah, korosi dapat terjadi secara seragam maupun secara

terlokalisasi. Contoh korosi seragam didalam medium basah adalah apabila besi

terendam didalam larutan asam klorida (HCl). Korosi didalam medium basah yang

terjadi secara terlokalisasi ada yang memberikan rupa makroskopis, misalnya

peristiwa korosi galvani sistim besi - seng, korosi erosi, korosi retakan, korosi lubang,

korosi pengelupasan, serta korosi pelumeran, sedangkan rupa yang mikroskopis

dihasilkan misalnya oleh korosi tegangan, korosi patahan, dan korosi antar butir.

Salah bentuk korosi yang terjadi pada logam adalah  korosi merata (Dalimuthe,

2004).

Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak di seluruh permukaan

logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi

pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat

korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja, dan

pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang

Page 5: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung antara lain berupa

penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance).

Korosi merata adalah jenis korosi dimana pada korosi tipe ini laju korosi yang terjadi

pada seluruh permukaan logam atau paduan yang terpapar atau terbuka ke lingkungan

berlangsung dengan laju  yang hampir sama. Hampir seluruh permukaan logam

menampakkan terjadinya proses korosi.

Korosi ini terjadi pada seluruh permukaan logam yang kontak dengan air dengan

intensitas yang sama. Akibat korosi ini biasanya logam akan mengalami kehilangan

berat paling besar dibandingkan dengan korosi lain.Korosi ini biasa terjadi pada baja

karbon yang berada dalam lingkungan atmosfer maupun korosif, sedangkan pada

tembaga terjadi laju korosi yang rendah karena adanya lapisan film pelindung pada

permukaannya sehingga tembaga memiliki ketahanan korosi yang tinggi.

Korosi merata merupakan suatu bentuk korosi elektrokimia yang terjadi dengan tingkat

ekuivalen tinggi pada seluruh bagian permukaan yang diuji dan sering kali meninggalkan

suatu kerak dibalik permukaan atau endapan. Dengan mikroskop dapat terlihat bahwa

reaksi reduksi dan oksidasi yang terjadi pada permukaan terlihat lebih acak. Pada

umumnya korosi seragam terjadi pada besi, baja dan barang-barang yang terbuat dari

perak. Korosi merata pada umumnya lebih dapat diterima dibanding korosi lainnya

karena korosi seragam dapat diprediksi dan didesain untuk kemudahan yang relatif.

Walaupun berbagai bentuk serangan dapat terjadi pada bkondisi yang khusus, serangan

merata adalah salah satu bentuk ang paling umum yang terjadi pada logam dan

paduannya. Korosi merata atau seragam salah satu bentuk korosi yang sederhana, laju

korosinya akan mampu mengakibatkan logam kehilangan massa yang akan tampak pada

permukaannnya. Hal ini secara umum disebabkan serangan kimia atau larutnya

komponen logam menjadi ion logam. Pada kondisi suhu tinggi , kehilangan berat secara

merata selalu terjadi melalui kombinasi dengan berbagai elemen hingga terjadi proses

Page 6: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

oksidasi membentuk ion logam. Kombinasi dengan oksigen membentuk logam oksida

atau scale, akhirnya material akan kehilangan masssa dan kembali ke keadaan aalami

dengan energy yang relative rendah (Priyatomo, 2001).

II.2 Penyebab

Korosi merata mengacu pada pengurangan ketebalan di atas permukaan bahan yang

terkorosi yang relatif seragam Relatif mudah untuk mengukur, memprediksi dan

mendesain kerusakan pada korosi tipe ini. Korosi merata terjadi karena poses anodik

dan katodik yang berlangsung pada permukaan logam terdistribusi secara merata. Ini

terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan sehingga kontak yang berlangsung

mengakibatkan seluruh permukaan logam terkorosi. Korosi seperti ini umumnya

dapat kita  temukan pada baja di atmosfer dan pada logam atau paduan yang aktif

terkorosi (potensial korosinya berada pada daerah kestabilan ionnya dalam diagram

potensial-pH).

Daerah anodik dan katodik pada prinsipnya dapat terbentuk bila pada permukaan

logam atau paduan terdapat perbedaan potensial atau energi bebas dari titik yang satu

terhadap yang lain disekitarnya. Perbedaan potensial ini dapat dihasilkan misalnya

oleh dua jenis logam yang berhubungan secara listrik, perbedaan rasa,perbedaan

suhu, perbedaan tegangan, perbedaan besar butiran,daerah pinggir dan tengah butiran

dan juga pengaruh konsentrasi dari lingkungan (Fontana & Green, 1986).

Kerusakan material yang diakibatkan oleh korosi merata umumnya dinyatakan

dengan laju penetrasi yang ditunjukkan sebagai berikut :

Ketahanan

Relatif Korosimpy mm/yr mm/yr nm/h

Page 7: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

Sempurna < 1 < 0.02 < 25 < 2

Baik sekali 1-5 0.02-0.1 25-100 2-10

Baik 5-20 0.1-0.5 100-500 10-150

Sedang 20-50 0.5-1 500-1000 50-150

Rendah 50-200 1-5 1000-5000 150-500

Sangat rendah 200+ 5+ 5000+ 500+

Secara teknik korosi merata tidak berbahaya karena laju korosinya dapat diketahui

dan diukur dengan ketelitian yang tinggi. Kegagalan materi akibat serangan korosi ini

dapat dihindari dengan pemeriksaan dan monitoring secara teratur.

Korosi merata merupakan bentuk yang paling klasik dari korosi, tetapi tidak selalu

yang paling penting dalam hal biaya atau keselamatan. Hal ini ditandai dengan

adanya beberapa spesi pada proses elektrokimia yang terjadi secara merata di seluruh

permukaan dipertimbangkan.

Konsekuensi dari seragam korosi adalah logam penurunan ketebalan per satuan

waktu (atau menurunkan berat badan per satuan luas per satuan waktu) jika produk

korosi larut, atau yang lebih atau kurang seragam deposit produk ini jika mereka tidak

larut.

Page 8: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

II.3 Mekanisme

Korosi seragam ditandai oleh serangan korosif yang berjalan secara merata di atas

seluruh luas permukaan, atau sebagian besar dari luas daerah. Umumnya penipisan

lapisan bahan terkorosi berlangsung sampai terjadi kegagalan material.

Gambar1. Skematik penampang logam yang terkorosi merata

Korosi pada logam terjadi karena adanya reaksi redoks antara logam dengan

lingkungannya. Korosi merata berlangsung secara lambat dan korosi ini dipicu oleh

korosi yang mula-mula terjadi pada sebagian permukaan logam sehingga dengan

bertambahnya waktu  akan menyebar ke seluruh permukaan logam. Korosi merata

yang terjadi pada logam besi prosesnya bisa digambarkan sebagai berikut :

  Reaksi yang terjadi adalah :

Fe Fe2+ + 2e

Ketika media berkontak/berinteraksi dengan atmosfer, maka akan mengandung

oksigen terlarut. Air dan air laut relatif bersifat netral, maka reaksi katodiknya adalah:

O2 + 2H2O + 4e 4OH-

Page 9: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

Di sini ion natrium dan klorida tidak terlibat dalam reaksi, sehingga reaksi

keseluruhan dapat dilihat dengan menggabungkan reaksi (2.1) dengan reaksi (2.2),

yaitu:

2Fe + 2H2O + O2 2Fe2+ + 4OH- 2Fe(OH)2

Endapan besi hidroksida yang dihasilkan bersifat tidak stabil dalam larutan

beroksigen, sehingga senyawa tersebut teroksidasi membentuk garam besi:

2Fe(OH)2 + H2O + O2 2Fe(OH)3                        

Karena korosi merata relatif mudah diukur dan diprediksi, bencana kegagalan relatif

jarang ditemukan. Dalam banyak kasus, hanya tampak parah dari sudut pandang

penampilan. Seperti terjadi korosi merata ke seluruh permukaan komponen logam,

praktis dapat dikendalikan oleh perlindungan katodik, penggunaan pelapis atau cat,

atau hanya dengan uang saku yang menetapkan korosi. Dua klasik dalam hal ini

adalah patina secara alami menodai diciptakan oleh tembaga atap dan warna-warna

yang dihasilkan karat pada baja pelapukan.

Dengan rincian sistem lapisan pelindung pada struktur sering mengarah pada bentuk

korosi. Menumpulkan dari terang atau dipoles permukaan, etsa oleh asam pembersih,

atau oksidasi (perubahan warna) dari baja adalah contoh dari korosi permukaan.

Tahan korosi baja paduan dan stainless dapat menjadi noda atau teroksidasi di

lingkungan korosif. Korosi permukaan dapat menunjukkan kerusakan pada lapisan

pelindung sistem, bagaimanapun, dan harus diperiksa dengan cermat untuk lebih

maju menyerang. Jika korosi permukaan diperbolehkan untuk melanjutkan,

permukaan dapat menjadi kasar dan korosi permukaan dapat menyebabkan lebih

serius jenis korosi.

Page 10: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

II. 4 Pengendalian

Korosi telah didefinisikan sebagai penurunan mutu logam oleh reaksi elektrokimia

dengan lingkungannya. Di kebanyakan situasi praktis serangan korosi tidak dapat

dicegah, kita hanya dapat berupaya mengendalikannya sehingga struktur atau komponen

mempunyai masa pakai lebih panjang. Setiap komponen mengalami tiga tahapan utama :

perancangan, pembuatan, dan pemakaian. Pengendalian korosi memainkan peranan

penting dalam setiap tahapan. Ketidakberhasilan salah satu dari aspek-aspek

pengendalian korosi ini bisa menyebabkan komponen mengalami kegagalan prematur.

Pengendalian bisa dilakukan dengan berbagai cara tetapi paling penting adalah :

a. Modifikasi rancangan

b. Modifikasi lingkungan

c. Pemberian lapisan pelindung

d. Pemilihan bahan

e. Proteksi katodik atau anodic

Serangan korosi dan laju penipisan logam sangat bergantung pada lingkungan. Perubahan

kecil saja pada lingkungan, misalnya PH, temperatur, tingkat kelarutan oksigen, laju

aliran dan adanya polusi dapat mengubah sifat dan keganasan korosi secara radikal.

Dalam memilih metode pengendalian, perhatian khusus harus diberikan terhadap setiap

perubahan lingkungan yang mungkin akan dialami selama umur struktur,atau setiap

kemungkinan harus berhadapan dengan lingkungan ganas tertentu yang terjadi selama

pembuatan, pendirian atau pemeliharaan. Kerusakan akibat korosi mungkin baru tampak

sesudah beberapa bulan, atau bahkan beberapa tahun, yakni sesudah ada sesuatu yang

memicunya. Pemeriksaan yang teliti terhadap struktur keseluruhan pada tahapan

perancangan akan memungkinkan kita memprakirakan bagianbagian pada sistem yang

cenderung mengalami korosi. Pengandalian korosi bertujuan mengatur laju korosi,

sehingga

Page 11: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

Laju korosi dapat diturunkan dengan perlindungan melalui penambahan inhibitor

pada larutan. Teknik-teknik perlindungan seperti proteksi katoda dan anoda,

pelapisan, inhibitor, dan pemilihan material sering digunakan sebagai cara

perlindungan korosi paling efektif.

Pengendalian korosi merata cara yang dapat dilakukan adalah

1. Pemilihan material yang tahan korosi. Pengetahuan mengenai karakteristik

korosi dan laju korosi pada logam dan paduan logam sebagaimana

ditunjukkan dalam literatur atau yang diukur melalui teknik elektrokimia

ataupun melalui pengurangan berat logam memungkinkan dilakukannya

pemilihan material yang baik. 

2. Agresifitas larutan dapat dikurangi dengan menurunkan kandungan klorida,

keasaman dan atau temperaturnya, menghambat aliran proses pembentukan

deposit, mengeliminasi terakumulasinya hidrolisa produk korosi, serta

memurnikan pH.

3. Memberi unsur penghambat di larutan (inhibitor), tetapi cara ini harus

diperhitungkan dengan baik, karena apabila kandungan inhibitor yang terdapat

di larutan tidak cukup maka pada beberapa bagian peralatan dapat terjadi

kerusakan lubang kecil yang dalam

4. Proteksi katodik untuk peralatan yang digunakan di lingkungan laut tetapi

cara ini tidak selalu menjadi pilihan yang memungkinkan untuk aliran proses

kimia yang agresif.

5. Membersihkan permukaan logam apabila memungkinkan akan menurunkan

terjadinya korosi.

Page 12: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut :

- Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa

korosi tidak dapat terjadi.  Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli,

logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). 

Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada

kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat

mampercepat proses korosi.

- Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)

Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan

membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda.  Di sini, besi berfungsi

hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda,

dan mengalami reaksi oksidasi.  Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh

logam lain (sebagai anoda, dikorbankan).  Besi akan aman terlindungi selama logam

pelindungnya masih ada / belum habis.  Untuk perlindungan katoda pada sistem

jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg.  Logam ini

secara berkala harus dikontrol dan diganti.

- Membuat alloy atau  paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi

dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni). 

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian karena korosi antara lain:

1. Seleksi material yang tepat, Langkah awal yang paling umum dilakukan dalam

usaha pengendalian korosi merata adalah seleksi material atau paduan yang paling

sesuai untuk lingkungannya. Dalam langkah ini, kita harus mengetahui ketahanan

Page 13: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

korosi logam-logam yang sering digunakan dan sifat-sifat logam dalam lingkungan

yang lebih spesifik, misalnya dalam lingkungan asam anorganik, asam organik, basa,

dan beberapa lingkungan lainnya. Perlu diingat bahwa kecepatan korosi hanya salah

satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan material. Dalam bidang

perekayasaan sifat mekanis benda kerja umumnya merupakan hal yang utama dalam

pemilihan material atau paduan. Oleh karena itu, dalam bidang perekayasaan sulit

untuk mendapat benda kerja yang mempunyai ketahanan korosi yang tinggi dalam

terhadap lingkungannya.Penambahan unsur paduan dalam untuk meningkatkan

ketahanan korosi mungkin dapat dilakukan dengan membuat logam menjadi pasif,

bersifat lebih katodik, netral atau bahkan lebih protektif dengan menambahkan

inhibitor.

2. Rancangan benda kerja, Rancangan benda kerja harus memperhatikan segi

kekuatan dan kemungkinan pembentukannya dilakukan bersamaan dengan

pengendalian korosinya karena biaya pengendalian korosi akan tergantung dari hasil

rancangan. Dalam pengerjaan rancangan benda kerja perlu diperhatikan

kecenderungan terjadinya korosi. Salah satunya adalah dengan menyederhanakan

bentuk benda kerja.

3. Alterasi lingkungan, Pengaturan lingkungan dapat mengurangi kecepatan korosi.

Bentuk-bentuk alterasi lingkungan korosif yang sering dilakukan adalah dengan

menurunkan temperatur, menurunkan kecepatan aliran, penghilangan oksigen atau

oksidatoir lainnya atau dengan memperkecil konsentrasi ion-ion agresif seperti

eliminasi ion klorida. Selain itu, penambahan inhibitor juga termasuk alterasi

lingkungan.

4. Inhibitor, Inhibitor adalah suatu zat yang bila ditambahkan dalam jumlah yang

kecil kedalam lingkungan korosif, akan menghambat atau menurunkan kecepatan

korosi.

Page 14: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

II.5 Studi Kasus

Korosi merata paling umum dan sering dijumpai. Korosi ini dikontrol oleh reaksi

kimia atau elektrokimia antara permukaan logam dengan media korosifnya. Salah

satu contoh kasus dari korosi merata adalah penelitian yang berjudul “Karakterisasi

Awal Kegagalan Materi Akibat Korosi Atmosfer pada Baja Karbon Rendah di

Lingkungan Industri”

Masalah yang dihadapi industry manufaktur umumnya adalah adanya kegagalan satu

produik akibat terjadinya proses korosi terhadap bahan. Proses pemilihan suatu bahan

baku yang akan diolah, proses produksi, finishing, dan npenyimpanan hasil produk

merupakan pertimbangan terjadinya kegagalan korosi.

Material yang umumnya digunakan dalam proses manufaktur industry (industry

otomotif) adalah baja lunak dengan kadar karbon hingga 0,03 % wt. Bahan-bahan

tersebut berbentuk lembaran, plate dan strip telah mengalami proses pembentukan

dengan proses stamping, faorging atau stertcing. Bahan umumnya digunakan dalam

bodi mobil, yaitu jenis baja lunak dengan kadar karbon rendah 0,03% wt. bahan ini

dipilih karena sifat mampu dibentuk (formability) yang tinggi yang telah mengalami

poses anil dan cold rolled. Bahan ini dari segi ekonomis tidak memerlukan biaya

produksi tinggi dibandingkan memakai bahan-bahan yang tahan terhadap korosi.

Kegagalan korosi baja lunak terjadi saat sebelum proses manufaktur dan juga

sesudahnya sebelum diberi pelindung (coating). Proses korosi terjadi akibat reaksi

kimia antara logam dan lingkungannya. Lingkungan di dalam kawasan industri

cenderung korosif juga merupakan penyebab terjadinya korosi. Misalnya factor

kelembapan udara yang tinggi, zat-zat dari sisa manufaktur seperti sisa oli yang

mengandung sulfur dan karbon dan lingkungan udara yang mengandung SOx dan Cl.

Page 15: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

Awal kegagalan material baja lunak berupa korosi sumuran yang merupakan jenis

korosi yang menyerang logam secara selektif yang menghasilkan penampakan

lubang-lubang di permukaan logam. Korosi ini menyerang pada permukaan logam

yang selaput pasif oksida rusak akibat perlakuan mekanik, tonjolan akibat dislokasi

atau sdlip akibat tegangan tarik yang dialami atau mempunyai komposisi dengan

adanya inkulasi, segregasi atau presipitasi. Setelah beberapa waktu daerah korosi

semakin meluas di atas permukaan sehingga menimbulkan jenis korosi merata yang

merupakan jenis korosi yang menyerang material logam yang dikarakterisasi oleh

reaksi kimia atau elektrokimia dengan luas daerah yang besar atau meneluruh

sehingga logam akan menipis dan berbentuk tidak beraturan karena produk korosi

yang banyak.

Baja lunak pada umumnya mengalami proses kegagalan material berupa degradasi

fungsi material akibat korosi yang terjadi di permukaan material. Logam yang tidak

terkena korosi permukaan bertektur halus dan berwarna abu-abu sesuai warna asli

baja karbon saat kondisi setelah peleburan dan pembentukan awal lembaran. Namun

pada sisi material yang terkena serangan korosi tekstur berubah menjadi sangat kasar

karena karena merupakan hasil proses korosi berupa oksida-oksida logam dan warna

berubah menjadi warna merah bata tua yang merupakan oksida bernama hematite .

Gambar 2. Daerah permukaan baja karbon lunak

Page 16: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

Gambar3. Penampang lateral baja lunak dengan pambesaran 449x

Pengerjaan mekanis (bor) mengakibatkan persebaran serangan korosi dimulai dari

tepi-tepi hasil pengerjaan mekanis,. Ini dikarenakan lapisan protektif yang tipis

mengalami keretakan sehingga mengakibatkan debu-debu partikel masuk, uap air dan

pelumas masuk ke dalam retakan. Pada gambar 4 terlihat lapisan protektif pecah dan

mengakibatkan persebaran yang cukuip cepat dan merata di daerah-daerah kritis

(Priyatomo, 2005).

Gambar 4. Permukaan baja lunak dengan pembesaran 229x

Page 17: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

KESIMPULAN

1. Korosi merata dapat terjadi pada logam dan paduan logam karena reaksi oksidasi

dan reduksinya tersebar secara merata pada logam dengan laju korosi yang relatif

sama.

2. Logam yang terkorosi merata terjadi akibat seluruh permukaan logam kontak

dengan lingkungannya.

3. Cara terbaik untuk menghindari terjadinya korosi merata adalah dengan

melakukan penanganan langsung pada bagian logam yang terkorosi sebelum

korosi ini menyebar ke semua permukaan logam.

Page 18: 69359578 Tugas Korosi Bambang Hadian

DAFTAR PUSTAKA

Dalimuthe, I.S. 2004. Kimia dan Inhibitor Korosi. http://library.usu.ac.id/ download.ft/tkimia_

indra3.pdf.

Eko, A. 2001. Pengaruh Asam Asetat terhadap Korosi Basah CO2 – Studi Mekanisme Korosi Langit-Langit Pipa (Top of Line) & Inhibisinya di Lap.Tunu, Total Final Elf E & P Indonesia Kalimantan Timur. Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Bandung.

Fontana, Mars G, 1986, “ Corrosion Engineering “, New York : Mc Graw-Hill.

Jones, D. A. 1992. Principle and Prevention of Corrosion. Macmillan Publishing Company. New York

Priyotomo, Gadang., 2001, Jurnal Pengujian Korosi, “ Karakterisasi perbandingan material baja karbon rendah dan baja nirkarat di lingkungan 5% klorida dengan uji kabut garam”, Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Banten.

Priyotomo, Gadang., 2005, Jurnal Pengujian Korosi, “Karakterisasi Awal Kegagalan Materi Akibat Korosi Atmosfer pada Baja Karbon Rendah di Lingkungan Industri”Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Banten.