67. Tradisi Setelah Kematian

3
1 Tradisi Setelah Kematian Oleh Sendal Jepit pada 26 Agustus 2013 pukul 22:07 Banyak dijumpai di sekitar masyarakat kita tradisi yang biasa dilakukan setelah ada orang yang meninggal, diantaranya: 1. 7 Hari dan 40 Hari Imam Ahmad ibn Hambal dalam kitab al-Zuhd menyatakan bahwa bersedekah selama tujuh hari adalah perbuatan sunah, karena merupakan salah satu bentuk doa dan pertolongan untuk mayit yang sedang diuji di dalam kubur selama 7 hari atau 40 hari. ِ امَ ّ يَ ْ الَ كْ لِ يْ مُ هْ نَ ع اْ وُ مِ عْ طُ يْ نَ اَ نْ وُ ّ " بِ حَ % تْ سَ ي اْ وُ ن اَ كَ ا فً عْ " بَ سْ مِ هِ رْ وُ " بُ قْ ىِ فَ نْ وُ بَ تْ 9 فُ ي ىَ تْ وَ مْ ل اَ ّ نِ ? اُ سُ اوَ طَ الَ قArtinya: Imam Thawus berkata: Sesungguhnya orang-orang yang meninggal dunia diuji selama tujuh hari dalam kubur mereka. Oleh karena itu ulama salaf mensunahkan bersedekah makanan (atas nama oraang yang meninggal dunia) pada hari-hari tersebut. اً احَ " بَ صَ نْ يِ عَ J يْ رَ اُ ّ نَ يْ فُ بَ قُ قِ ف اَ بُ مْ ل ا اَ ّ مَ اَ ا وً عْ " بَ سُ ّ نَ يْ فُ بَ قُ نِ مْ وُ مْ ل ا اَ ّ مَ اَ قٌ قِ ف اَ بُ مَ وٌ نِ مْ َ مِ نَ لُ " حَ رُ ّ نَ يْ فُ يَ الَ قٍ رْ يَ مُ عِ نْ " ب اِ دْ بَ J تُ عْ نَ عَ وArtinya: Dari Ubaid ibn Umair, ia berkata: “Dua orang akan mendapatkan fitnah atau ujian, yaitu orang mukmin dan orang munafik. Orang mukmin mendapatkan fitnah selama 7 hari, sedangkan orang munafik mendapatkan fitnah selama 40 pagi (hari).Dalam menjelaskan dua Atsar tersebut, As-suyuthi menyatakan bahwa perawi Thawus (w. 110an H) termasuk kategori perawi hadits-hadits Shahih. Thawus dikenal sebagai generasi pertama Ulama Yaman dan pemuka tabi'in yang sempat menjumpai 50 orang sahabat Nabi. Sedang 'Ubaid bin 'Umair (w. 78 H) di sini adalah al- Laitsi, seorang ahli mauidzah pertama di kota Makkah dalam masa pemerintahan Umar bin Khatab RA. Menurut Imam Muslim,

description

agaagagagagagfsfsfsftqteyt613561735`153715371537`

Transcript of 67. Tradisi Setelah Kematian

1

Tradisi Setelah Kematian

OlehSendal Jepitpada26 Agustus 2013 pukul 22:07

Banyak dijumpai di sekitar masyarakat kita tradisi yang biasa dilakukan setelah ada orang yang meninggal, diantaranya:

1. 7 Hari dan 40 Hari

Imam Ahmad ibn Hambal dalam kitab al-Zuhd menyatakan bahwa bersedekah selama tujuh hari adalah perbuatan sunah, karena merupakan salah satu bentuk doa dan pertolongan untuk mayit yang sedang diuji di dalam kubur selama 7 hari atau 40 hari.

Artinya: Imam Thawus berkata: Sesungguhnya orang-orang yang meninggal dunia diuji selama tujuh hari dalam kubur mereka. Oleh karena itu ulama salaf mensunahkan bersedekah makanan (atas nama oraang yang meninggal dunia) pada hari-hari tersebut.

Artinya: Dari Ubaid ibn Umair, ia berkata: Dua orang akan mendapatkan fitnah atau ujian, yaitu orang mukmin dan orang munafik. Orang mukmin mendapatkan fitnah selama 7 hari, sedangkan orang munafik mendapatkan fitnah selama 40 pagi (hari).

Dalam menjelaskan dua Atsar tersebut, As-suyuthi menyatakan bahwa perawiThawus(w. 110an H) termasuk kategori perawi hadits-hadits Shahih. Thawus dikenal sebagai generasi pertama Ulama Yaman dan pemuka tabi'in yang sempat menjumpai 50 orang sahabat Nabi.

Sedang 'Ubaid bin 'Umair (w. 78 H) di sini adalah al-Laitsi, seorang ahli mauidzah pertama di kota Makkah dalam masa pemerintahan Umar bin Khatab RA. Menurut Imam Muslim, beliau dilahirkan di zaman Rasulullah saw. Bahkan menurut riwayat lain, beliau sempat melihat Rasulullah.

Perlu diketahui, dilihat dari dirayahnya bahwa tiap riwayat seorang Sahabat Nabi yang tak bisa diijtihadi(ma ruwiya mimma la al-majal li ar-ra'yi fih)maka hukumnya Marfu' (riwayat sampai nabi), bukan mauquf (riwayat terhenti sampai shahabat). (Dikutip dari kitab ad-dur al-mantsur fi tawil bil matsur karya Jalaludin As-Suyuthi).

Masalah 7 hari ini, bahkan diperkuat oleh Syeh Nawawi al-Bantani dalam Nihayah az Zain-nya;

, , : ,

"Dan bersedekah untuk mayit dengan cara syar'i itu dianjurkan. Pelaksanaannya tak dibatasi 7 hari, lebih atau kurang. Pembatasan dengan hari-hari tertentu ini hanyalah tradisi ('awaid) saja. Sebagaimana fatwa sayid ahmad dahlan: "Telah berlaku tradisi masyarakat bersedekah dari mayit pada hari ke 3, 7, 20, 40 kematiannya. Setelah itu tiap tahun mereka menyelenggarakan haul yang bertepatan hari kematiannya". Seperti yang telah dikemukakan oleh guruku, as-Sunbulawini."

2. Haul

Mengenai peringatan haul sebenarnya sudah diajarkan Rasulullah sebagaimana tersebut dalam hadits berikut:

Artinya: Nabi saw menziarahi mereka (para syuhada yang gugur dalam perang Uhud) setiap tahun (haul), dan ketika Beliau sampai di bukit, Beliau mengeraskan suaranya seraya mengucapkanSemoga keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan (surga) itu.Kemudian Abu Bakr ra melakukan hal yang serupa, kemudian Umar ibn Khattab ra, dan kemudian Utsman ibn Affan ra. (HR. Al Baihaqi dalam kitab Syarah Ash-Shudur hal: 92).

3. Nyatus dan Nyewu

Adapun peringatan 100 hari (nyatusi), dan 1000 hari (nyewu) adalah sebatas ritual tradisi saja, dan belum ditemukan dalil nash maupun fatwa ulama yang mendasari tradisi ini. Namun, bukan berarti tradisi ini tidak boleh dilaksanakan atau dilarang. Yang jelas, tradisi ini dinilai baik karena di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang positif seperti membaca Al-Quran, dzikir, sholawat dan lain-lain. Apalagi bila dilengkapi dengan suatu pengajian (mauidloh hasanah) yang pastinya mengandung seruan-seruan kebaikan.

Kesimpulannya:

Anjuran syara pada tradisi ini terletak pada amalan-amalan yang terkandung di dalamnya bukan wujud peringatan pada hari ke-100 atau ke-1000.