6

1
PJK terjadi karena gangguan pada arteria coronaria. Yaitu, arteri yang menyuplai oksigen dan zat makanan ke jantung. Patogenesis PJK didahului oleh terbentuknya plak aterosklerosis yang mengakibatkan diameter lu- men arteria coronaria menyem- pit atau tersumbat, sehingga mengurangi atau menghentikan aliran darah ke otot jantung. Akibatnya, kerja jantung ter- ganggu, sehingga terjadi iskemia atau infark jantung dengan segala konsekuensinya. Misalnya, angina pektoris, infark miokard, bahkan kematian mendadak. Untuk mencegah PJK, bisa dimulai dengan mengendalikan faktor risiko dan memperbaiki gaya hidup. Faktor-faktor risiko yang bisa dikendalikan, antara lain, hipertensi, dislipidemia, hiperkolesterolemia, merokok, diet, obesitas, diabetes, aktivitas fisik berlebih, dan stres. Kemudian, memperbaiki gaya hidup dapat dilakukan dengan memperbaiki pola makan (diet), yaitu menghindari lemak jenuh dan tinggi kolesterol. Konsumsi makanan berserat, lemak tak jenuh, vitamin C, kalsium, ren- dah natrium, dan tinggi kalium perlu ditingkatkan. NUTRISI KURMA Awalnya, banyak yang me- SETIAP Ramadan, kurma kerap dihidangkan sebagai pe- lengkap menu buka puasa. Bagi penderita penyakit jantung koroner (PJK), kurma sesung- guhnya baik tidak hanya saat Ramadan. Kurma yang sarat se- jumlah kandungan gizi itu memberi efek protektif bagi penderita PJK. Angka kematian karena pe- nyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) di Indo- nesia terus meningkat. Pada 2005, sekitar 30 persen di antara seluruh kematian di dunia atau sekitar 17,5 juta kematian pen- duduk dunia disebabkan penyakit kardiovaskuler. Di antara jumlah tersebut, sekitar 7,6 juta kematian dise- babkan PJK dan 5,7 juta kema- tian karena stroke. Badan Kese- hatan Dunia (WHO, 2006) memperkirakan, pada 2015, sekitar 20 juta penduduk dunia akan meninggal karena penyakit itu, terutama karena serangan jantung dan stroke. PJK merupakan salah satu bentuk penyakit kardiovaskuler. Tingginya angka kematian kare- na PJK disebabkan kurangnya kepedulian serta pengetahuan se- bagian besar masyarakat ter- hadap pentingnya pencegahan penyakit sejak dini. Hasil Survei Kesehatan Nasional 2001 me- nunjukkan, 3 di antara 1.000 penduduk Indonesia menderita PJK (Tjang, 2006). Hikmah Kekalahan Zizi BELUM berhasilnya Miss Indonesia Zivanna Letisha Siregar atau Zizi dalam ajang Miss Universe 2009 setidaknya bisa memberi kita pelajaran. Meski Zizi sempat mendominasi polling tertinggi, tampaknya, penilaian juri tidak terpatok pada polling tersebut. Hal itu seharusnya membuat kita sadar bahwa mungkin Allah tak berkenan. Selama ini ada anggapan bahwa ajang Miss Universe merupakan wahana untuk promosi pariwisata Indonesia di kancah internasional. Namun, tidakkah ada jalan lain yang lebih terhormat ? Salah satunya dengan cara membuat iklan berbentuk video yang bermuatan budaya-budaya Indonesia dengan beraneka ragam setting tempat-tempat wisata. Misalnya, Pulau Bali dan Sail Bunaken yang telah terkenal di dunia internasional. Iklan tersebut bisa dipromosikan dalam berbagai even budaya berskala internasional. (*) Ari Nendra, mahasiswa Prodi Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret, Solo . Cenderawasih Pos Kamis, 27 Agustus 2009 6 OPINI SIUP No. 245/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1987 Diterbitkan oleh : PT. Cenderawasih Arena Intim Press Pembina : DAHLAN ISKAN Direktur Utama : SUYOTO Direktur : Nurul Hidayah Komisaris Utama : HM. Alwi Hamu Wakil Komisaris Utama : Zaenal Muttaqin Komisaris : Frans Siriwa, SH, Ny. Maraya Bangri Ombudsmen : Hendrik Tomasoa, SH.,MH (Ketua) arga Iklan : Hitam Putih (BW) Rp. 14.500,- per milimeter kolom, Warna (FC) Rp. 24.000,- per milimeter kolom, Permintaan Halaman Plus 100 %, Halaman 1 Plus 200 %, Iklan Baris Rp. 12.000 perbaris minimal dua baris Harga Langganan : Rp. 140.000,- perbulan (luar kota tambah ongkos kirim) Pemimpin Umum : Frans Siriwa, SH. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : N. Lucky Ireeuw, Redaktur Pelaksana : Wenny Firmansyah, Redaktur : N. Lucky Ireeuw, Japriana, Sundari. S, Thomas Loli, Wenny Firmansyah, Yonathan, Agung Tri Handono, Mahfud Rohman N . Redaksi : Daud Sony, Rahmatia, Rambat Sri Handoyo, Muhammad Nur, Kornelis Watkaat, Isak Womsiwor, Abdel Gamel Naser, Muslimin, Sindung, Jimmy Fitowin, Seno Ariwibowo, Fiktor Palembangan (Biak), Rosmini, Tupono (Sorong), Octovianus D, Sumaryoto (Timika), Laode Mursidin (Manokwari) Ronald Manurung (Wamena), Julius Sulo (Merauke) Grafis/Pracetak : Nur Said (Koordinator), Lasmin, Sumardi, M. Azinar Ismail, Regi Shabara. Sekretaris Redaksi : Sugiyono, Bagian Hukum : Hendrik Tomasoa, SH.,MH Keuangan dan Umum : Nurul Hidayah, Suhari, Nico Tafares, Sumarwan. Iklan : Mansoer Anwar (Koordinator) Sukirno, Wigunoto, Agus R. Wibowo (Iklan Jakarta). Pemasaran : Yoris Tabuni, Lutfi, Sri Utami, Arsyad, Rizky, Karim. Percetakan : Agus Susilo, Ashari Kurniawan, Sunaryo. Pemasaran : Jl. Cenderawasih No. 10 Entrop Jayapura, Kotak Pos 1377 Jayapura 99224 Jayapura. Telp. (0967) 532417 (hunting) Fax. (0967 532418. Perwakilan Sorong (Radar Sorong) : Jln. Rumberpon No. 10 Remu Selatan Telp. (0951) 332565-66-67, Biro Biak : Jalan Budaya No. 2 Fandoy Telp. (0981) 22252. Perwakilan Timika (Radar Timika) : Jln. Yos Sudarso No. 46 Sempan Timika Telp. (0901) 322528. Biro Merauke : Jl. Kuda Mati Gang Grj. Katolik Telp. 08124894590. Kantor Perwakilan Surabaya : Jl. Ahmad Yani No. 88 Telp. (031) 8283333, 8282214. Kantor Perwakilan Jakarta : Gd Graha pena Lt. 6, Jln. Raya Kebayoran Lama No. 12 Jakarta Selatan Telp. (021) 53699602. Fax. (021) 53651173. Nomor Rekening : BPD (SIMPEDA) 18.1000-12162.3, Bank Mandiri R/K 154-00.94003021 A/N Suyoto/ Cenderawasih. Wartawan Cenderawasih Pos dibekali dengan kartu pers/identitas yang selalu dikenakan selama bertugas, dilarang menerima uang atau barang dari sumber berita. Jika mengetahui wartawan Cenderawasih Pos melanggar ketentuan ini, silahkan menghubungi HP nomor 081344067676 atau 0811489674. Redaksi Cenderawasih Pos tidak menerima tamu diatas pukul 20.00 WIT, Redaksi Cenderawasih Pos tidak menerima tamu dalam keadaan mabuk.. Cenderawasih Pos nganggap bahwa kurma dihi- dangkan dalam berbuka puasa hanya karena kandungan vitamin di dalamnya bisa meningkatkan kebasaan lambung yang terlalu asam setelah 13-14 jam tidak memperoleh makanan dan minuman. Hasil studi kelompok ilmiah Fakultas Kedokteran Univesitas Jember (FK Unej) menunjukkan sejumlah riset yang menemukan bahwa kan- dungan gizi pada kurma ternyata hampir lengkap dengan kom- posisi yang seimbang. Riset Al-Shahib dan Marshall (2003) membuktikan, kurma mengandung karbohidrat (gula total) 44-88 persen; 0,2-0,5 per- sen lemak; serta 2,3-5,6 persen protein dengan 23 asam amino. Nutrition Data (2007) juga me- ngungkap bahwa kurma mengan- dung serat, vitamin A, tiamin (B1), riboflavin (B2), niasin (B3), asam pantotenat (B5), piridoksin (B6), asam folat (B9), kolin, betain, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, tembaga, na- trium, kalium, seng, dan mangaan. Untuk serat pangan, kandu- ngannya dalam kurma ternyata cukup tinggi. Serat dapat mengi- kat kolesterol atau asam empedu di usus, sehingga menghambat absorpsi kolesterol eksogen dan menghambat reabsorpsi asam empedu yang kemudian dikeluar- Kurma, Puasa, dan Penderita PJK Oleh : Hairrudin kan bersama tinja. Makin tinggi konsumsi serat, akan semakin banyak asam empedu dan koles- terol yang dikeluarkan tubuh, sehingga membantu mengurangi kadar kolesterol darah. Mengacu pada Nutrition Data (2007), serat pangan dalam kurma sekitar 6,7 gram per 100 gram. Menurut Al-Shahib dan Marshall (2002) serta (El- Zoghbi, 1994), serat dalam kurma berkisar 6,4-11,4 persen, bergantung varietas dan stadium pematangan kurma. Riset Fayadh dan Al-Showiman (1990) me- nunjukkan, kurma mengandung 0,5-3,9 persen serat larut (pektin). Diet serat larut berfung- si menurunkan kadar kolesterol darah dan membantu mengurangi risiko PJK. Lebih jauh, sejumlah riset lain memberikan informasi yang semakin lengkap tentang nutrisi kurma. Riset Husada (2008) menunjukkan, kurma ternyata juga mengandung kalium yang bisa membantu menurunkan tekanan darah. Konsumsi ekstra kalium dapat menjaga dinding arteri tetap elastis dan berfungsi normal. Keadaan itu membuat pembuluh darah tidak mudah rusak karena tekanan darah tinggi. HIKMAH RAMADAN Dalam berbuka puasa, Rasu- lullah memberi contoh untuk mengonsumsi kurma. Penelitian membuktikan, kurma memang Gagasan merupakan makanan yang baik untuk berbuka puasa karena bisa memasok asupan energi secara cepat. Kandungan gula kurma sebagian besar merupakan gula monosakarida, sehingga mudah dicerna tubuh. Gula-gula itu berupa glukosa dan fruktosa. Pada sebagian varietas kurma tertentu, misalnya kurma jenis Deglet Noor, juga terdapat gula sukrosa. Penye- rapan gula kurma dalam tubuh sekitar 45-60 menit. Bandingkan dengan daya absorpsi pati pada nasi yang memerlukan waktu beberapa jam. Bisa jadi, inilah salah satu hikmah Ramadan yang bisa dipetik bagi dunia kesehatan, terutama bagi penderita PJK. Kurma yang kerap dijadikan ikon bagi hidangan berbuka puasa itu ternyata memiliki efek protektif dalam mencegah PJK karena nutrisinya banyak memiliki kebaikan bagi jantung serta pembuluh darah. Ke depan, perlu diupayakan pengembangan teknologi pengo- lahan yang bisa melindungi zat gizi pada kurma. Tidak lupa, perlu dilakukan pula pengem- bangan berbagai produk berba- han baku kurma yang lebih ber- variasi, inovatif, dan terjangkau. Wallahu a’lam bis-sawab. *). dr Hairrudin, peneliti bidang biokimia, pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Azhari di Batu Malang. Khusus di Papua, pengaruh diatas, penyisiran polisi memang tidak ada, tapi yang lain khusus tentang sentimen keagamaan (Islam) terasa begitu kental. Senti- men itu memang tidak terekspos (publish) di media cetak maupun elektronik seperti ditempat-tem- pat lain. Jika ditempat lain per- debatan tentang paham keaga- maan yang dianut oleh kaum teroris (Nurdin M Top dan jaringannya) diperdebatkan dan dianggap sebagai paham yang sesat karena salah menafsirkan kata jihad dalam agama. Kata jihad yang benar dalam Islam menurut para ulama dan tokoh agama tidak seperti yang dilaku- kan para teroris tersebut. Paham ‘jihad ala Nurdin M Top’ dianggap ajaran yang menye- satkan dan patut diluruskan. Bagaimana dengan di Papua? Kita mungkin belum bisa seperti yang di tempat lain, yang sudah terbiasa memperdebatkan dan mengkaji persoalan agama dalam ranah yang lebih terbuka. Mak- lum agama dalam konteks teolo- gis memang masih relatif sensitif dan butuh kehati-hatian untuk memulai sesuatu yang bersifat teologis-partikularistik untuk di dialogkan secara terbuka. Tapi dalam konteks aksi khususnya, Islam dan Kristen di Tanah Papua telah memiliki akar-akar berdampingan yang teramat luar biasa untuk dikembangkan seba- gai tenda besar dalam menangkal pengaruh yang masuk dari luar. Dalam konteks itu, akar-akar positif inilah yang mestinya di dialogkan dan dikembangkan oleh para tokoh agama di Tanah Papua dalam menangkal berba- SAMPAI sejauh ini pengaruh pemboman yang terjadi di hotel JW Marriot dan Rich Carlton, Jakarta belum banyak berpe- ngaruh di Tanah Papua (Cepos, 17/7/09). Maksudnya aparat keamanan disini terlihat biasa- biasa saja merespon berita di atas, tidak seperti tempat lain. Di tem- pat lain polisi dengan gencarnya memasang foto gembong tero- risme Nurdin M Top dan jari- ngannya dimana-mana. Aksi terorisme yang menewaskan belasan korban itu, hampir setiap hari menjadi pembicaraan publik. Terakhir tepat pada tanggal 8-8- 2009, pasukan Densus 88 (Polri) mangepung dan membunuh Nur- din M Top dalam serangan baku tembak selama 18 jam di desa Weiji, Temanggung, Jawa Te- ngah. Nurdin M Top adalah orang paling dicari dan merupakan dalang dari berbagai aksi pembo- man di tanah air selama ini. Kendati masih simpang siur, sudah mati atau belum, matinya tokoh utama terorisme itu meru- pakan prestasi tersendiri bagi kinerja aparat keamanan kita, juga angin segar bagi publik. Setidaknya publik tidak lagi takut dan was-was dengan aksi teroris- me yang terjadi sewaktu-waktu. Lebih spesifik para investor, mereka akan semakin menda- patkan kepastian keamanan di Indonesia dengan matinya orang nomor wahid di kelompok jaringan Jamaah Islamiyah (JI) tersebut, pasca terbunuhnya Dr. gai persoalan yang kerap datang dalam berbagai isu baik melalui SMS (Short Message Send) maupun berita-berita burung. SMS dan berita burung tentang terorisme yang kemungkinan pengaruhnya akan menginfiltrasi di Tanah Papua dan pertentangan yang mengarah pada saling curiga antar agama adalah hal-hal yang tidak produktif untuk kita risaukan. Kendati demikian, isu seperti ini mestinya secara cepat disikapi dengan elegan, dan secepat itu pula kita kembangkan sebuah tolensi antar agama yang sudah terbangun baik. Kita memang sudah akrab dengan kata toleransi, tapi metodologi toleransi dan inklusifitas yang kita kembangkan saat ini terasa rapuh. Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) konon tidak punya konsep yang jelas dalam menyikapi realitas kebera- gaman yang begitu cepat beru- bah. Selain itu, forum ini juga hanya di isi oleh para orang tua yang rata-rata sudah tidak ener- gik sehingga sulit bagi kita ber- harap mereka bisa sangat peka merespon perubahan yang demikian cepat. Lalu apa yang harus kita lakukan dalam menjaga Papua sebagai zona damai bagi semua rumpun seiman? Hemat penulis, kita harus mampu mengembang- kan konsep toleransi dan inklu- sivitas yang bisa kita ambil dari akar-akar kearifan lokal yang sudah sangat lama menjadi tradisi nenek moyang kita teruta- ma di tanah Papua. Berikut bebe- rapa cerita atau ilustrasi positif dari akar-akar toleransi dan inklusifitas tersebut. “Di Kaimana dan Fak-Fak sejak dahulu dan hingga seka- rang, tradisi orang tua yang menghormati sesama pemeluk agama (Kristen dan Islam) begitu sangat kuat. Jika ada pemba- ngunan masjid, maka yang punya andil terbesar dalam pemba- ngunan tersebut adalah saudara dari Kristen. Begitupun sebalik- nya, jika pembangunan gereja, maka saudara yang muslim yang harus turun tangan. Jika ibadah pada hari minggu, kaum ibu-ibu dan bapak-bapak akan menitip- kan anak bayinya pada saudara yang muslim. Setelah pulang dari gereja, baru kemudian anak itu diambil kembali”. “Dahulu di Jayapura, lonceng gereja pada minggu tanda kebaktian, dan tidak ada aktifitas suara-suara dari masjid yang bangunannya bersebelahan. Sekarangpun sebenarnya hal itu perlu dipertahankan sebagai akar-akar dari toleransi lokal.” Bagi kita di tanah Papua, akar- akar dari cerita itu terlampau banyak untuk kita dapatkan dan bisa kita aplikasikan. Jika kita kaitkan dengan berbagai program yang digagas oleh para pakar di berbagai belahan dunia tentang pentingnya dialog antar perada- ban pasca (maupun sebelum) runtuhnya menara World Trade Center (WTC) 9/9/2001 di Amerika Serikat, yang memun- culkan saling curiga antar agama (khususnya Kristen dan Islam), sesungguhnya apa yang dilaku- kan leluhur kita diatas merupa- kan langkah cerdas dan brilian. Lalu mengapa kita tidak memulai ‘memungut’ akar-akar itu dan membingkainya sebagai kekuatan dalam membangun toleransi dan inklusivitas agar pengaruh apapun dari luar bisa kita bendung? Leluhur kita me- mang tidak pernah mengenyam pendidikan formal, tapi nilai-nilai kehidupannya dalam memelihara toleransi dan mempraktekan hidup yang inklusif dalam bentuk saling menghormati ternyata sangat dibutuhkan dalam mem- formulasi kehidupan kebera- gaman yang sudah sedemikian kompleks di era modern ini. Da- lam konteks ini, nenek moyang kita patut disebut sangat jenius meramalkan masa depan keaga- maan, yang mana hubungan antar agama selain membawa damai bagi umat pemeluknya, juga bisa membawa petaka. Kita bisa sebut pecahnya konflik agama di Ambon dan Maluku misalnya akibat terlam- batnya negeri tersebut membing- kai nilai-nilai kearifan lokal diatas secara cepat. Orang Am- bon dan Maluku menyebut nilai- nilai diatas dengan pelagandong. Secara jujur, nilai pelagandong dengan cepat tergusur seiring kemajuan kota Ambon karena pembangunan yang demikian cepat, yang diikuti dengan masuknya pengaruh budaya dari luar pada saat itu. Tanpa disadari, budaya pelagandong akhirnya tergusur dan baru diingat pada saat semua agama sudah tidak punya pijakan lagi dalam men- damaikan konflik yang telah meluluh lantahkan semuanya. Banyak yang bisa kita petik dari pasang surut hubungan antar beragama dimanapun. Dan bagi kita di Papua, toleransi dan inklusifitas dalam konteks keki- nian juga telah mengalami banyak perubahan seiring pesat- nya kemajuan pembangunan dan derasnya budaya luar yang masuk, yang ikut membuat nilai- nilai lokal juga berubah. Sadar atau tidak, prilaku menyimpang berupa degradasi moral dan prilaku generasi yang lebih permisif dan seterusnya, sering dikait-kaitkan dengan agama. Sama halnya dengan prilaku bom bunuh diri oleh para teroris, juga yang dikambing hitamkan adalah agama. Dalam konteks itu, kiranya kita semua perlu (harus berani mengambil inisiatif) meluruskan pemaha- man yang keliru tentang penga- ruh dari luar yang dapat merusak bangunan toleransi di tanah ini dengan cara dialog, komunikasi antar umat beragama yang lebih berprespektif lokal secepatnya. Jika FKUB tidak bisa meres- pon agenda ini dengan cepat, maka siapapun boleh mengga- gas ide dialog agama yang ber- prespektif lokal ini sebagai kebutuhan jangka panjang. Ide ini bisa meredam pikiran- pikiran yang lebih ektrim dan ekslusif, seperti kebijakan yang melegalisasi agama ter- tentu melalui (Peraturan Daerah) plus mencurigai paham dari luar secara berle- bihan atau phobia. Hal yang sama, kita juga tidak ingin nilai-nilai lokal yang teramat cerdas tersebut akan de- ngan cepat digusur karena kelengahan kita merespon – meminjam istilah Alvin Tovler gelombang perubahan yang maha dahsyat tersebut. Karena itu pesan sederhana yang harus dilakukan tokoh-tokoh agama dalam merespon isu tidak bertanggung jawab tersebut (SMS atau kabar burung) adalah dengan tegas menjawabnya dengan sebutan menyesatkan! Selanjutnya segera mungkin merumuskan sebuah pertemuan atau dialog yang berprespektif lokal tersebut. Banyak yang bisa kita sentuh dari dialog tersebut, selain toleransi hal-hal lain yang terkait dengan degradasi moral, tanggung jawab agama dalam menjawab persoalan lokal yang demikian banyak dan lain-lain. Intinya, peran agama-agama sangat sentral dan strategis serta substansial dalam membantu menyelesaikan masalah lokal. Jika itu bisa kita lakukan ber- sama, maka soal-soal simbol- simbol (masjid, gereja, pura dan lain-lain) agama menjadi tidak penting kita risaukan di tanah ini. Semoga! Penulis Direktur La-Keda Institute, Papua. Alumnus Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pentingnya Toleransi Berprespektif Lokal Oleh : Lamadi de Lamato PRODUK KWALITAS SNI ARMOR ARMOR ARMOR ARMOR ARMOR SERCO SERCO SERCO SERCO SERCO 470 470 470 470 470

description

Penulis Direktur La-Keda Institute, Papua. Alumnus Universitas Muhammadiyah Jakarta. *). dr Hairrudin, peneliti bidang biokimia, pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Jember. HIKMAH RAMADAN Dalam berbuka puasa, Rasu- lullah memberi contoh untuk mengonsumsi kurma. Penelitian membuktikan, kurma memang Oleh : Lamadi de Lamato PRODUK KWALITAS SNI ARMOR ARMOR ARMOR ARMOR ARMOR SERCO SERCO SERCO SERCO SERCO 470 470 470 470 470

Transcript of 6

Page 1: 6

PJK terjadi karena gangguanpada arteria coronaria. Yaitu,arteri yang menyuplai oksigendan zat makanan ke jantung.Patogenesis PJK didahului olehterbentuknya plak aterosklerosisyang mengakibatkan diameter lu-men arteria coronaria menyem-pit atau tersumbat, sehinggamengurangi atau menghentikanaliran darah ke otot jantung.Akibatnya, kerja jantung ter-ganggu, sehingga terjadi iskemiaatau infark jantung dengan segalakonsekuensinya. Misalnya,angina pektoris, infark miokard,bahkan kematian mendadak.

Untuk mencegah PJK, bisadimulai dengan mengendalikanfaktor risiko dan memperbaikigaya hidup. Faktor-faktor risikoyang bisa dikendalikan, antaralain, hipertensi, dislipidemia,hiperkolesterolemia, merokok,diet, obesitas, diabetes, aktivitasfisik berlebih, dan stres.

Kemudian, memperbaiki gayahidup dapat dilakukan denganmemperbaiki pola makan (diet),yaitu menghindari lemak jenuhdan tinggi kolesterol. Konsumsimakanan berserat, lemak takjenuh, vitamin C, kalsium, ren-dah natrium, dan tinggi kaliumperlu ditingkatkan.

NUTRISI KURMAAwalnya, banyak yang me-

SETIAP Ramadan, kurmakerap dihidangkan sebagai pe-lengkap menu buka puasa. Bagipenderita penyakit jantungkoroner (PJK), kurma sesung-guhnya baik tidak hanya saatRamadan. Kurma yang sarat se-jumlah kandungan gizi itumemberi efek protektif bagipenderita PJK.

Angka kematian karena pe-nyakit kardiovaskuler (jantungdan pembuluh darah) di Indo-nesia terus meningkat. Pada2005, sekitar 30 persen di antaraseluruh kematian di dunia atausekitar 17,5 juta kematian pen-duduk dunia disebabkan penyakitkardiovaskuler.

Di antara jumlah tersebut,sekitar 7,6 juta kematian dise-babkan PJK dan 5,7 juta kema-tian karena stroke. Badan Kese-hatan Dunia (WHO, 2006)memperkirakan, pada 2015,sekitar 20 juta penduduk duniaakan meninggal karena penyakititu, terutama karena seranganjantung dan stroke.

PJK merupakan salah satubentuk penyakit kardiovaskuler.Tingginya angka kematian kare-na PJK disebabkan kurangnyakepedulian serta pengetahuan se-bagian besar masyarakat ter-hadap pentingnya pencegahanpenyakit sejak dini. Hasil SurveiKesehatan Nasional 2001 me-nunjukkan, 3 di antara 1.000penduduk Indonesia menderitaPJK (Tjang, 2006).

Hikmah Kekalahan ZiziBELUM berhasilnya Miss Indonesia Zivanna Letisha

Siregar atau Zizi dalam ajang Miss Universe 2009 setidaknyabisa memberi kita pelajaran. Meski Zizi sempat mendominasipolling tertinggi, tampaknya, penilaian juri tidak terpatok padapolling tersebut. Hal itu seharusnya membuat kita sadar bahwamungkin Allah tak berkenan.

Selama ini ada anggapan bahwa ajang Miss Universe merupakanwahana untuk promosi pariwisata Indonesia di kancah internasional.Namun, tidakkah ada jalan lain yang lebih terhormat ?

Salah satunya dengan cara membuat iklan berbentuk video yangbermuatan budaya-budaya Indonesia dengan beraneka ragam settingtempat-tempat wisata. Misalnya, Pulau Bali dan Sail Bunaken yangtelah terkenal di dunia internasional. Iklan tersebut bisa dipromosikandalam berbagai even budaya berskala internasional. (*)

Ari Nendra, mahasiswa Prodi Teknik Mesin UniversitasSebelas Maret, Solo .

Cenderawasih Pos Kamis, 27 Agustus 20096 OPINI

SIUP No. 245/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1987

Diterbitkan oleh : PT. Cenderawasih Arena Intim Press

Pembina : DAHLAN ISKAN

Direktur Utama : SUYOTO

Direktur : Nurul Hidayah

Komisaris Utama : HM. Alwi Hamu

Wakil Komisaris Utama : Zaenal Muttaqin

Komisaris : Frans Siriwa, SH, Ny. Maraya Bangri

Ombudsmen : Hendrik Tomasoa, SH.,MH (Ketua)

arga Iklan : Hitam Putih (BW) Rp. 14.500,- per

milimeter kolom, Warna (FC)

Rp. 24.000,- per milimeter kolom, Permintaan Halaman Plus 100 %, Halaman 1 Plus

200 %, Iklan Baris Rp. 12.000 perbaris minimal dua baris

Harga Langganan : Rp. 140.000,- perbulan (luar kota tambah ongkos kirim)

Pemimpin Umum : Frans Siriwa, SH. Pemimpin Redaksi/Penanggung

Jawab : N. Lucky Ireeuw, Redaktur Pelaksana : Wenny Firmansyah, Redaktur : N.

Lucky Ireeuw, Japriana, Sundari. S, Thomas Loli, Wenny Firmansyah, Yonathan,

Agung Tri Handono, Mahfud Rohman N . Redaksi : Daud Sony, Rahmatia, Rambat

Sri Handoyo, Muhammad Nur, Kornelis Watkaat, Isak Womsiwor, Abdel Gamel Naser,

Muslimin, Sindung, Jimmy Fitowin, Seno Ariwibowo, Fiktor Palembangan (Biak),

Rosmini, Tupono (Sorong), Octovianus D, Sumaryoto (Timika), Laode Mursidin

(Manokwari) Ronald Manurung (Wamena), Julius Sulo (Merauke) Grafis/Pracetak :

Nur Said (Koordinator), Lasmin, Sumardi, M. Azinar Ismail, Regi Shabara. Sekretaris

Redaksi : Sugiyono, Bagian Hukum : Hendrik Tomasoa, SH.,MH Keuangan dan

Umum : Nurul Hidayah, Suhari, Nico Tafares, Sumarwan. Iklan : Mansoer Anwar

(Koordinator) Sukirno, Wigunoto, Agus R. Wibowo (Iklan Jakarta). Pemasaran : Yoris

Tabuni, Lutfi, Sri Utami, Arsyad, Rizky, Karim. Percetakan : Agus Susilo, Ashari

Kurniawan, Sunaryo. Pemasaran : Jl. Cenderawasih No. 10 Entrop Jayapura, Kotak

Pos 1377 Jayapura 99224 Jayapura. Telp. (0967) 532417 (hunting) Fax. (0967 532418.

Perwakilan Sorong (Radar Sorong) : Jln. Rumberpon No. 10 Remu Selatan Telp.

(0951) 332565-66-67, Biro Biak : Jalan Budaya No. 2 Fandoy Telp. (0981) 22252.

Perwakilan Timika (Radar Timika) : Jln. Yos Sudarso No. 46 Sempan Timika Telp.

(0901) 322528. Biro Merauke : Jl. Kuda Mati Gang Grj. Katolik Telp. 08124894590.

Kantor Perwakilan Surabaya : Jl. Ahmad Yani No. 88 Telp. (031) 8283333, 8282214.

Kantor Perwakilan Jakarta : Gd Graha pena Lt. 6, Jln. Raya Kebayoran Lama No.

12 Jakarta Selatan Telp. (021) 53699602. Fax. (021) 53651173. Nomor Rekening :

BPD (SIMPEDA) 18.1000-12162.3, Bank Mandiri R/K 154-00.94003021 A/N Suyoto/

Cenderawasih.

Wartawan Cenderawasih Pos dibekali dengan kartu pers/identitas yang selalu

dikenakan selama bertugas, dilarang menerima uang atau barang dari sumber

berita. Jika mengetahui wartawan Cenderawasih Pos melanggar ketentuan ini, silahkan

menghubungi HP nomor 081344067676 atau 0811489674.

Redaksi Cenderawasih Pos tidak menerima tamu diatas pukul 20.00 WIT, Redaksi

Cenderawasih Pos tidak menerima tamu dalam keadaan mabuk..

Cenderawasih Pos

nganggap bahwa kurma dihi-dangkan dalam berbuka puasahanya karena kandungan vitamindi dalamnya bisa meningkatkankebasaan lambung yang terlaluasam setelah 13-14 jam tidakmemperoleh makanan danminuman. Hasil studi kelompokilmiah Fakultas KedokteranUnivesitas Jember (FK Unej)menunjukkan sejumlah risetyang menemukan bahwa kan-dungan gizi pada kurma ternyatahampir lengkap dengan kom-posisi yang seimbang.

Riset Al-Shahib dan Marshall(2003) membuktikan, kurmamengandung karbohidrat (gulatotal) 44-88 persen; 0,2-0,5 per-sen lemak; serta 2,3-5,6 persenprotein dengan 23 asam amino.Nutrition Data (2007) juga me-ngungkap bahwa kurma mengan-dung serat, vitamin A, tiamin(B1), riboflavin (B2), niasin(B3), asam pantotenat (B5),piridoksin (B6), asam folat (B9),kolin, betain, kalsium, zat besi,magnesium, fosfor, tembaga, na-trium, kalium, seng, dan mangaan.

Untuk serat pangan, kandu-ngannya dalam kurma ternyatacukup tinggi. Serat dapat mengi-kat kolesterol atau asam empedudi usus, sehingga menghambatabsorpsi kolesterol eksogen danmenghambat reabsorpsi asamempedu yang kemudian dikeluar-

Kurma, Puasa, dan Penderita PJKOleh : Hairrudin kan bersama tinja. Makin tinggi

konsumsi serat, akan semakinbanyak asam empedu dan koles-terol yang dikeluarkan tubuh,sehingga membantu mengurangikadar kolesterol darah.

Mengacu pada Nutrition Data(2007), serat pangan dalamkurma sekitar 6,7 gram per 100gram. Menurut Al-Shahib danMarshall (2002) serta (El-Zoghbi, 1994), serat dalamkurma berkisar 6,4-11,4 persen,bergantung varietas dan stadiumpematangan kurma. Riset Fayadhdan Al-Showiman (1990) me-nunjukkan, kurma mengandung0,5-3,9 persen serat larut(pektin). Diet serat larut berfung-si menurunkan kadar kolesteroldarah dan membantu mengurangirisiko PJK.

Lebih jauh, sejumlah riset lainmemberikan informasi yangsemakin lengkap tentang nutrisikurma. Riset Husada (2008)menunjukkan, kurma ternyatajuga mengandung kalium yangbisa membantu menurunkantekanan darah. Konsumsi ekstrakalium dapat menjaga dinding arteritetap elastis dan berfungsi normal.Keadaan itu membuat pembuluhdarah tidak mudah rusak karenatekanan darah tinggi.

HIKMAH RAMADANDalam berbuka puasa, Rasu-

lullah memberi contoh untukmengonsumsi kurma. Penelitianmembuktikan, kurma memang

Gagasan

merupakan makanan yang baikuntuk berbuka puasa karena bisamemasok asupan energi secaracepat. Kandungan gula kurmasebagian besar merupakan gulamonosakarida, sehingga mudahdicerna tubuh.

Gula-gula itu berupa glukosadan fruktosa. Pada sebagianvarietas kurma tertentu, misalnyakurma jenis Deglet Noor, jugaterdapat gula sukrosa. Penye-rapan gula kurma dalam tubuhsekitar 45-60 menit. Bandingkandengan daya absorpsi pati padanasi yang memerlukan waktubeberapa jam.

Bisa jadi, inilah salah satuhikmah Ramadan yang bisa dipetikbagi dunia kesehatan, terutamabagi penderita PJK. Kurma yangkerap dijadikan ikon bagi hidanganberbuka puasa itu ternyatamemiliki efek protektif dalammencegah PJK karena nutrisinyabanyak memiliki kebaikan bagijantung serta pembuluh darah.

Ke depan, perlu diupayakanpengembangan teknologi pengo-lahan yang bisa melindungi zatgizi pada kurma. Tidak lupa,perlu dilakukan pula pengem-bangan berbagai produk berba-han baku kurma yang lebih ber-variasi, inovatif, dan terjangkau.Wallahu a’lam bis-sawab.

*). dr Hairrudin,peneliti bidang biokimia,

pengajar Fakultas KedokteranUniversitas Jember.

Azhari di Batu Malang. Khusus di Papua, pengaruh

diatas, penyisiran polisi memangtidak ada, tapi yang lain khusustentang sentimen keagamaan(Islam) terasa begitu kental. Senti-men itu memang tidak terekspos(publish) di media cetak maupunelektronik seperti ditempat-tem-pat lain. Jika ditempat lain per-debatan tentang paham keaga-maan yang dianut oleh kaumteroris (Nurdin M Top danjaringannya) diperdebatkan dandianggap sebagai paham yangsesat karena salah menafsirkankata jihad dalam agama. Katajihad yang benar dalam Islammenurut para ulama dan tokohagama tidak seperti yang dilaku-kan para teroris tersebut. Paham

‘jihad ala Nurdin M Top’dianggap ajaran yang menye-satkan dan patut diluruskan.

Bagaimana dengan di Papua?Kita mungkin belum bisa sepertiyang di tempat lain, yang sudahterbiasa memperdebatkan danmengkaji persoalan agama dalamranah yang lebih terbuka. Mak-lum agama dalam konteks teolo-gis memang masih relatif sensitifdan butuh kehati-hatian untukmemulai sesuatu yang bersifatteologis-partikularistik untuk didialogkan secara terbuka. Tapidalam konteks aksi khususnya,Islam dan Kristen di Tanah Papuatelah memiliki akar-akarberdampingan yang teramat luarbiasa untuk dikembangkan seba-gai tenda besar dalam menangkalpengaruh yang masuk dari luar.

Dalam konteks itu, akar-akarpositif inilah yang mestinya didialogkan dan dikembangkanoleh para tokoh agama di TanahPapua dalam menangkal berba-

SAMPAI sejauh ini pengaruhpemboman yang terjadi di hotelJW Marriot dan Rich Carlton,Jakarta belum banyak berpe-ngaruh di Tanah Papua (Cepos,17/7/09). Maksudnya aparatkeamanan disini terlihat biasa-biasa saja merespon berita di atas,tidak seperti tempat lain. Di tem-pat lain polisi dengan gencarnyamemasang foto gembong tero-risme Nurdin M Top dan jari-ngannya dimana-mana. Aksiterorisme yang menewaskanbelasan korban itu, hampir setiaphari menjadi pembicaraan publik.Terakhir tepat pada tanggal 8-8-2009, pasukan Densus 88 (Polri)mangepung dan membunuh Nur-din M Top dalam serangan bakutembak selama 18 jam di desaWeiji, Temanggung, Jawa Te-ngah. Nurdin M Top adalah orangpaling dicari dan merupakandalang dari berbagai aksi pembo-man di tanah air selama ini.

Kendati masih simpang siur,sudah mati atau belum, matinyatokoh utama terorisme itu meru-pakan prestasi tersendiri bagikinerja aparat keamanan kita,juga angin segar bagi publik.Setidaknya publik tidak lagi takutdan was-was dengan aksi teroris-me yang terjadi sewaktu-waktu.Lebih spesifik para investor,mereka akan semakin menda-patkan kepastian keamanan diIndonesia dengan matinya orangnomor wahid di kelompokjaringan Jamaah Islamiyah (JI)tersebut, pasca terbunuhnya Dr.

gai persoalan yang kerap datangdalam berbagai isu baik melaluiSMS (Short Message Send)maupun berita-berita burung.SMS dan berita burung tentangterorisme yang kemungkinanpengaruhnya akan menginfiltrasidi Tanah Papua dan pertentanganyang mengarah pada salingcuriga antar agama adalah hal-halyang tidak produktif untuk kitarisaukan. Kendati demikian, isuseperti ini mestinya secara cepatdisikapi dengan elegan, dansecepat itu pula kita kembangkansebuah tolensi antar agama yangsudah terbangun baik. Kitamemang sudah akrab dengankata toleransi, tapi metodologitoleransi dan inklusifitas yangkita kembangkan saat ini terasarapuh. Forum Komunikasi AntarUmat Beragama (FKUB) konontidak punya konsep yang jelasdalam menyikapi realitas kebera-gaman yang begitu cepat beru-bah. Selain itu, forum ini jugahanya di isi oleh para orang tuayang rata-rata sudah tidak ener-gik sehingga sulit bagi kita ber-harap mereka bisa sangat pekamerespon perubahan yangdemikian cepat.

Lalu apa yang harus kitalakukan dalam menjaga Papuasebagai zona damai bagi semuarumpun seiman? Hemat penulis,kita harus mampu mengembang-kan konsep toleransi dan inklu-sivitas yang bisa kita ambil dariakar-akar kearifan lokal yangsudah sangat lama menjaditradisi nenek moyang kita teruta-ma di tanah Papua. Berikut bebe-rapa cerita atau ilustrasi positifdari akar-akar toleransi daninklusifitas tersebut.

“Di Kaimana dan Fak-Faksejak dahulu dan hingga seka-rang, tradisi orang tua yangmenghormati sesama pemelukagama (Kristen dan Islam) begitusangat kuat. Jika ada pemba-ngunan masjid, maka yang punyaandil terbesar dalam pemba-ngunan tersebut adalah saudaradari Kristen. Begitupun sebalik-nya, jika pembangunan gereja,maka saudara yang muslim yangharus turun tangan. Jika ibadahpada hari minggu, kaum ibu-ibudan bapak-bapak akan menitip-

kan anak bayinya pada saudarayang muslim. Setelah pulang darigereja, baru kemudian anak itudiambil kembali”.

“Dahulu di Jayapura, loncenggereja pada minggu tandakebaktian, dan tidak ada aktifitassuara-suara dari masjid yangbangunannya bersebelahan.Sekarangpun sebenarnya hal ituperlu dipertahankan sebagaiakar-akar dari toleransi lokal.”

Bagi kita di tanah Papua, akar-akar dari cerita itu terlampaubanyak untuk kita dapatkan danbisa kita aplikasikan. Jika kitakaitkan dengan berbagai programyang digagas oleh para pakar diberbagai belahan dunia tentangpentingnya dialog antar perada-ban pasca (maupun sebelum)runtuhnya menara World TradeCenter (WTC) 9/9/2001 diAmerika Serikat, yang memun-culkan saling curiga antar agama(khususnya Kristen dan Islam),sesungguhnya apa yang dilaku-kan leluhur kita diatas merupa-kan langkah cerdas dan brilian.

Lalu mengapa kita tidakmemulai ‘memungut’ akar-akaritu dan membingkainya sebagaikekuatan dalam membanguntoleransi dan inklusivitas agarpengaruh apapun dari luar bisakita bendung? Leluhur kita me-mang tidak pernah mengenyampendidikan formal, tapi nilai-nilaikehidupannya dalam memeliharatoleransi dan mempraktekanhidup yang inklusif dalam bentuksaling menghormati ternyatasangat dibutuhkan dalam mem-formulasi kehidupan kebera-gaman yang sudah sedemikiankompleks di era modern ini. Da-lam konteks ini, nenek moyangkita patut disebut sangat jeniusmeramalkan masa depan keaga-maan, yang mana hubungan antaragama selain membawa damaibagi umat pemeluknya, juga bisamembawa petaka.

Kita bisa sebut pecahnyakonflik agama di Ambon danMaluku misalnya akibat terlam-batnya negeri tersebut membing-kai nilai-nilai kearifan lokaldiatas secara cepat. Orang Am-bon dan Maluku menyebut nilai-nilai diatas dengan pelagandong.Secara jujur, nilai pelagandongdengan cepat tergusur seiringkemajuan kota Ambon karenapembangunan yang demikian

cepat, yang diikuti denganmasuknya pengaruh budaya dariluar pada saat itu. Tanpa disadari,budaya pelagandong akhirnyatergusur dan baru diingat padasaat semua agama sudah tidakpunya pijakan lagi dalam men-damaikan konflik yang telahmeluluh lantahkan semuanya.

Banyak yang bisa kita petikdari pasang surut hubunganantar beragama dimanapun. Danbagi kita di Papua, toleransi daninklusifitas dalam konteks keki-nian juga telah mengalamibanyak perubahan seiring pesat-nya kemajuan pembangunan danderasnya budaya luar yangmasuk, yang ikut membuat nilai-nilai lokal juga berubah. Sadaratau tidak, prilaku menyimpangberupa degradasi moral danprilaku generasi yang lebihpermisif dan seterusnya, seringdikait-kaitkan dengan agama.Sama halnya dengan prilakubom bunuh diri oleh para teroris,juga yang dikambing hitamkanadalah agama. Dalam konteksitu, kiranya kita semua perlu(harus berani mengambilinisiatif) meluruskan pemaha-man yang keliru tentang penga-ruh dari luar yang dapat merusakbangunan toleransi di tanah inidengan cara dialog, komunikasiantar umat beragama yang lebihberprespektif lokal secepatnya.

Jika FKUB tidak bisa meres-pon agenda ini dengan cepat,maka siapapun boleh mengga-gas ide dialog agama yang ber-prespektif lokal ini sebagaikebutuhan jangka panjang. Ideini bisa meredam pikiran-pikiran yang lebih ektrim danekslusif, seperti kebijakanyang melegalisasi agama ter-tentu melalui (PeraturanDaerah) plus mencurigaipaham dari luar secara berle-bihan atau phobia.

Hal yang sama, kita juga tidakingin nilai-nilai lokal yangteramat cerdas tersebut akan de-ngan cepat digusur karenakelengahan kita merespon –meminjam istilah Alvin Tovlergelombang perubahan yangmaha dahsyat tersebut. Karenaitu pesan sederhana yang harusdilakukan tokoh-tokoh agamadalam merespon isu tidakbertanggung jawab tersebut(SMS atau kabar burung) adalahdengan tegas menjawabnyadengan sebutan menyesatkan!Selanjutnya segera mungkinmerumuskan sebuah pertemuanatau dialog yang berprespektiflokal tersebut.

Banyak yang bisa kita sentuhdari dialog tersebut, selaintoleransi hal-hal lain yangterkait dengan degradasi moral,tanggung jawab agama dalammenjawab persoalan lokal yangdemikian banyak dan lain-lain.Intinya, peran agama-agamasangat sentral dan strategis sertasubstansial dalam membantumenyelesaikan masalah lokal.Jika itu bisa kita lakukan ber-sama, maka soal-soal simbol-simbol (masjid, gereja, pura danlain-lain) agama menjadi tidakpenting kita risaukan di tanahini. Semoga!

Penulis Direktur La-KedaInstitute, Papua. Alumnus

Universitas MuhammadiyahJakarta.

Pentingnya Toleransi Berprespektif LokalOleh : Lamadi de Lamato

PRODUK

KWALITAS SNI

ARMORARMORARMORARMORARMOR

SERCOSERCOSERCOSERCOSERCO

470470470470470