635

13
 ISSN 0215-8250 PENGARUH KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS DAN MIPA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 3, 4 DAN 7 BANJAR JAWA SINGARAJA oleh Soetopo Jurusan Ilmu Keolahragaan IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singara ja. Popula si te rdiri dari s iswa kelas V SD N 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singara ja tahun ajaran 1999/20 00. Sampe l adalah presta si belajar IPS dan MIPA siswa yang berada antara 25 % kelompok atas dan 25% kelompok bawah. Teknik Sampli ng deng an tekn ik pur pos ive sampli ng dan pen emp ata n angg ota sampel dilakua n dengan cara penjodoha n. Metod e penelitian ini adal ah kuasi eksper imen deng an “control gro up pre test post test desig n”. Peng ump ula n data dila kuka n dengan tes dan dokumenter. Analisis data me nggunakan uji Willcoxon dengan taraf signif ikansi untuk tes dua sisi seb esar 0,01. Hasil penel itian menunj ukan bahwa : (1) Prestasi bel ajar IPS dan MIPA pad a siswa kel ompok kont rol yang ting kat kebugaran jasmani berada pada kategori kurang tidak menunjukkan peningkatan  prestasi belajar. (2) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok perlakuan yang tingkat kebugaran jasmani mengalami peningkatan dan berada pada kategori sedang menunju kkan peningka tan presta si belajar secar a signifikan. Par a kepala se kol ah di sara nka n me nge luark an keb ija ka n te nta ng pe nti ngn ya pe mb ina an kebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi untu k ke si ap an be la ja r. Pa ra gu ru pe ndid ik an ja smani he ndak nya se la lu memperhatikan jenis dan macam latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran  jasmani dan mampu merangsang meningkatkan prestasi belajar kognitif. Kata-kata kunci: Kebugaran jasmani, prestasi belajar. ABSTRACT This study aims at finding out the influence of physical fitness towards the learning achievement of social study, mathematics and science to the fith class of elementary schools students no. 3,4 and 7 Banjar Jawa Singaraja. The population of  ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVI Juli 2003

Transcript of 635

Page 1: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 1/13

ISSN 0215-8250

PENGARUH KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI

BELAJAR IPS DAN MIPA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI

3, 4 DAN 7 BANJAR JAWA SINGARAJA

olehSoetopo

Jurusan Ilmu Keolahragaan

IKIP Negeri Singaraja

ABSTRAK 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebugaran jasmaniterhadap prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar 

Jawa Singaraja. Populasi terdiri dari siswa kelas V SDN 3,4, dan 7 Banjar JawaSingaraja tahun ajaran 1999/2000. Sampel adalah prestasi belajar IPS dan MIPA

siswa yang berada antara 25 % kelompok atas dan 25% kelompok bawah. Teknik 

Sampling dengan teknik purposive sampling dan penempatan anggota sampeldilakuan dengan cara penjodohan. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen

dengan “control group pre test post test design”. Pengumpulan data dilakukan

dengan tes dan dokumenter. Analisis data menggunakan uji Willcoxon dengan taraf 

signifikansi untuk tes dua sisi sebesar 0,01. Hasil penelitian menunjukan bahwa :(1) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok kontrol yang tingkat

kebugaran jasmani berada pada kategori kurang tidak menunjukkan peningkatan prestasi belajar. (2) Prestasi belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok perlakuanyang tingkat kebugaran jasmani mengalami peningkatan dan berada pada kategori

sedang menunjukkan peningkatan prestasi belajar secara signifikan. Para kepala

sekolah disarankan mengeluarkan kebijakan tentang pentingnya pembinaankebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi

untuk kesiapan belajar. Para guru pendidikan jasmani hendaknya selalu

memperhatikan jenis dan macam latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran

 jasmani dan mampu merangsang meningkatkan prestasi belajar kognitif.

Kata-kata kunci: Kebugaran jasmani, prestasi belajar.

ABSTRACT

This study aims at finding out the influence of physical fitness towards the

learning achievement of social study, mathematics and science to the fith class of 

elementary schools students no. 3,4 and 7 Banjar Jawa Singaraja. The population of 

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 2: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 2/13

ISSN 0215-8250

the study is the fifth class of the elementary school students no. 3, 4 and 7 Banjar 

Jawa Singaraja in the school years of 1999/2000. The samples are the learning

achievement of social study, mathematics and science, namely, 25% high group and25% lower group. Purporsive sampling technique was used in this study. Research

methodology is quasi exsperiment with control group pretest postest design. Data

were collected by the use of test and document. They are, then, analyzed by usingWillcoxon test with significant level 0.01. The results of the study showed that (1)

the students who have poor physical fitness do not improve their achievement in

social study, math, and science, and (2) the students whose physical fitness are

good, they have improved their achievement. It is suggeeted that theheadmasters give some information about the importance of having physical fitness

for the students. The sport teachers must also give attention to the types of physic

training given to the students so that it can improve the learning achievement.

Key words: physical fitness, achievement of learning.

1. Pendahuluan

Pada dasarnya pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu

 bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani

dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental,

sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Hasil yang diharapkan

dari pendidikan jasmani adalah selain penguasaan berbagai keterampilan gerak dasar 

  juga kondisi fisik atau derajat sehat yang baik, sehingga dihasilkan tingkat

kebugaran jasmani yang prima.

Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th

II/1995:8), yaitu : (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang

meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan

keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah

kehidupan sosial yang kreatif dan rekreatif. Tingkat kebugaran jasmani yang prima

ini akan membantu memudahkan bagi siswa dalam mempelajari semua mata

 pelajaran yang ada di bangku sekolah.Hasil penelitian yang disajikan pada Lokakarya Institut Nasional dari

Kesehatan Mental Amerika Serikat tahun 1984 di antaranya, bahwa kebugaran

  jasmani secara positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kesehatan

keseluruhan dari seseorang (Kathleen 1992:143). Penelitian yang dipimpin oleh

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 3: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 3/13

ISSN 0215-8250

Bowers dari Universitas Bowling Green, menunjukkan setelah 10 minggu berjalan

atau jogging, mereka yang berusia lanjut ternyata mempunyai daya ingat yang lebih

 baik serta daya pikir yang lebih tajam. Penelitian ini menunjukkan bahwa segera

setelah berolahraga, kesadaran mentalnya dan kemampuan berpikirnya dapat

diperbaiki (Kathleen, 1992:142).

Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/Th.II/1995;13) dalam penelitian dari 20

SMP di 4 Propinsi ( Jatim, Bali, D.I.Y, dan Sulsel) diperoleh kesimpulan bahwa

tingkat kebugaran jasmani yang baik, berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.

Hal ini terbukti dari hasil tes kebugaran jasmani dan nilai hasil belajar yang diambil

dari 10 mata pelajaran. Setelah diklasifikasikan hasilnya menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara siswa yang mempunyai prestasi belajar baik dengan tingkat kebugaran jasmani baik.

Wiranto (1997;4), menyatakan bahwa kecerdasan emosional dapat

dikembangkan melalui pendidikan jasmani dan olahraga. Inti sari pengertian

kecerdasan emosional menurut Rusli (1997), mencakup empat aspek yaitu

  pengendalian diri, kerajinan, keuletan dan kemampuan untuk memotivasi diri

sendiri. Kesimpulannya bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor 

internal dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Dukungan kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh para siswa sekolah

untuk dapat mengikuti proses pembelajaran setiap hari yang rata-rata membutuhkan

waktu lima jam. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa pendidikan jasmani

memang sangat dibutuhkan oleh para siswa sekolah untuk meningkatkan dan

menjaga kebugaran jasmani. Menurut Wiranto (1997:3), kecerdasan dan kreatifitas

yang diperoleh melalui olahraga hendaknya melekat pada kepribadian dan

kemampuan seseorang.

Peningkatan kebugaran jasmani diharapkan dapat ditransfer secara positif ke

dalam kemampuan belajar kognitif. Hal ini diharapkan tercermin dari meningkatnya

hasil prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam (MIPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS), yang perlu dibuktikan

dalam penelitian ini.

Melalui Pendidikan Jasmani dan olahraga, diharapkan para siswa dapat lebih

mudah menguasai konsep-konsep dan keterampilan yang lainnya, sehingga terjadi

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 4: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 4/13

ISSN 0215-8250

transfer hasil belajar pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan konsep-

konsep dan keterampilan bidang studi lainnya. Pendidikan jasmani dengan

 pengayaan program kurikuler diharapkan akan sangat bermakna dalam peningkatan

kebugaran jasmani guna mendukung pencapaian prestasi belajar pada umumnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang :

apakah ada pengaruh kebugaran jasmani dengan peningkatan prestasi belajar MIPA

dan IPS pada siswa SD “. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

kebugaran jasmani terhadap peningkatan prestasi belajar MIPA dan IPS pada siswa

SD. Manfaat penelitian adalah (1) untuk mengembangkan proses pembelajaran

 pendidikan jasmani secara optimal guna menghasilkan tingkat kebugaran jasmani

yang prima guna mendukung prestasi belajar kognitif. (2) membantu pengembangan kondisi fisik dan hasil prestasi belajar kognitif.

Ada beberapa teori yang layak diadopsi di antaranya adalah teori fisiologis,

teori motorik, transfer belajar dan kontribusi pendidikan jasmani terhadap

 perkembangan kognitif. Teori fisiologis meliputi berikut ini. (a) Sistem endogenous

opioids yaitu sistem hormon yang berfungsi sebagai morpin, yakni reseptor dari

sistem ini terdapat di dalam hypothalamus dan sistem limbik otak, yang daerah

tersebut berhubungan dengan emosi dan tingkah laku manusia. Sistem hormon

endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorpin yang berfungsi mengurangi

rasa nyeri, memberikan kekuatan menghadapi kanker dan juga menambah daya

ingat. Saat berolahraga kelenjar pituari menambah produksi beta-endorpin dan

hasilnya kosentrasi beta-endorpin naik di dalam darah yang dialirkan juga ke otak,

sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, cemas, depresi dan keletihan, (b).

Gelombang otak alpha, yaitu selama berolahraga ada penambahan gelombang alpha

di otak. Bertambahnya kekuatan gelombang alpha di otak memberikan kontribusi

terhadap berkurangnya kecemasan dan depresi. (c) Sistem saraf otak, penyalur saraf 

otak (neurotransmitter ) seperti norepinephrine (NE) dan  serotine (5-HT) terlibat

dalam depresi dan  schizophrenia. Depresi berhubungan dengan berkurangnya NEdi dalam otak, atau terganggunya NE atau 5-HT pada saat seseorang mengalami

depresi. Olahraga dapat menambah NE dan 5-HT dalam otak, sehingga dapat

mengatasi depresi (Kathleen, 1992: 144-145). (d) Sinapsis adalah persambungan

antara dua neuron yakni akson membuat kontak dengan dendrite atau badan sel dari

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 5: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 5/13

ISSN 0215-8250

neuron lainnya. Pembesaran serat akson pada titik kontak dikenal sebagai sinaptik 

knop, yaitu suatu basis yang memungkinkan peningkatan transmisi pada sinapsis

yang melibatkan belajar terjadi karena pembesaran sinaptik knop tersebut (Donald,

dalam Andi, 1968:124).

Sinapsis merupakan perangkat untuk meneruskan impuls dari satu sel ke sel

lain yang dapat ditemui pada hubungan antara sel saraf dan sel saraf atau sel saraf 

dengan sel otot. Hubungan antara sel saraf dengan sel otot kerangka dinamakan

neuromuscular junction. Jin Jichun, (2000) mengatakan bahwa bahan dasar 

kecerdasan adalah sistem saraf dalam bentuk yang paling sempurna adalah otak,

  berhubungan erat dengan pergerakan otot, otot halus dan otot jantung. Olahraga

tidak hanya membentuk lengan, tungkai dan menguatkan organ-organ tubuh bagiandalam, tetapi juga memperkokoh pondasi bagi kecerdasan.

Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

 pendidikan jasmani/olahraga berdasarkan sistem endogenous opioids, gelombang

otak alpha, sistem saraf otak dan sinapsis dapat menenangkan pikiran, mengurangi

kecemasan, depresi memperbaiki daya ingat, dan memperkokoh pondasi bagi

kecerdasan.

Teori motorik Kephart (Nurhasan 1998: 35-36) mengatakan bahwa setiap

kalimat atau gerakan tangan menghasilkan stimulasi arus balik yang menciptakan

aksi berikutnya, dalam satu seri reaksi, sehingga sebagai pengganti ideasi (proses

 pembentukan ide) apa yang dimiliki adalah suatu seri reaksi-reaksi stimulus respon.

Konsepsi yang dikembangkan sekitar arus balik sensori tetap valid dan penting

untuk memahami tingkah laku yang berseri.

Kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan kognitif anak merupakan

rangsangan untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat menjadikan faktor 

 penguatan kemampuan akademis anak, karena pada dasarnya ketiga ranah (kognitif,

  psikomotor dan afektif saling terkait satu sama lainnya (Gabbard, dkk dalam

Furqon, 1997:7).Transfer belajar adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada

waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian. Hakikat

teori transfer belajar adalah merupakan peristiwa yang mencerminkan fungsi

manusia sebagai suatu keseluruhan. Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 6: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 6/13

ISSN 0215-8250

yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya (Slameto, 1988:120; Ratna,

1988:176).

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian tergolong kuasi eksperimen dengan memberikan perlakuan

 pelatihan senam erobik untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa sebanyak 2

kali perminggu selama satu catur wulan pada kelompok perlakuan. Rancangan

 penelitian menggunakan “Control group pre test – post test design”

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN 3,4 dan 7 Banjar Jawa

Singaraja berjumlah 115 siswa yang terdiri dari 65 siswa putra dan 50 siswa putri.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, sedangkan

 penempatan sampel dengan cara penjodohan. Sampel 60 orang terdiri dari 30 orang putra dan 30 orang putri kelas V SDN 3, 4 dan 7 Banjar Jawa Singaraja yang berada

di kelompok tengah. Pemilihan sampel khusus-nya kelas V SD (usia 10-11 tahun)

menurut Watson (1992) walaupun perbedaan individu itu muncul pada pertumbuhan

dan kematangan, pada dasarnya sedikit alasan yang memaksakan pemisahan jenis

kelamin untuk aktivitas olahraga sampai kira-kira usia 14 tahun. Rusli (1993:45)

menyatakan bahwa setelah masa puber terjadi perbedaan kapasitas daya tahan anak 

laki-laki dan anak perempuan. Kesimpulannya tidak ada pemisahan aktivitas

olahraga apalagi yang sasarannya adalah kemampuan daya tahan umum pada siswa

sekolah dasar.

Ketentuan kelompok tengah adalah mereka yang berada di antara 25 %

kelompok teratas dan 25 % kelompok terbawah, yang persentase tersebut ditentukan

setelah melalui penyusunan urutan nilai mata pelajaran IPS dan MIPA pada catur 

wulan I. Dipilihnya kelompok tengah karena kelompok ini masih terbuka peluang

menurun atau meningkat prestasi belajarnya.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan tes dan

 pengukuran. Untuk mengukur kebugaran jasmani digunakan tes kebugaran jasmani

Indonesia untuk sekolah dasar dari pusat kebugaran jasmani dan rekreasi dengantingkat reliabilitas 0,89 dan validitas 0,92 ( Depdikbud, 1986). Pengukuran prestasi

 belajar pada mata pelajaran IPS dan MIPA diambil dari daftar nilai catur wulan I

dan II. Komponen penilaian meliputi: penilaian hasil pengamatan (a), penilaian

hasil pekerjaan rumah (b) kemudian dirata-rata ( X ), penilaian hasil ulangan harian

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 7: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 7/13

ISSN 0215-8250

(Y) diberi bobot 1 dan hasil penilaian tes sumatif (P) diberi bobot 2. Komponen

 penilaian tersebut diformulasikan untuk menghasilkan nilai akhir (N). N = ( X + Y +

2P) : 4, yakni 4 adalah jumlah bobot (Depdikbud. 1999).

Metode pengolahan data menggunakan uji statistik nonparametrik dengan

tes Ranking bertanda Wilcoxon ( Sidney Siegal, 1997:93) dengan α= 0,01.

3. Hasil dan Pembahasan.

3.1 Hasil Penelitian.

3.1.1 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

IPS pada Siswa Kelompok Kontrol.

Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS padasiswa kelompok kontrol akan menguji hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa

kebugaran jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor 

rerata prestasi belajar IPS pada siswa kelompok kontrol. Pengujian Ho menggunakan

uji statistik nonparametrik dengan tes Ranking bertanda Wilcoxon, yang kriteria

 penolakan Ho adalah jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan

untuk tes dua sisi sebesar 0,01.

Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 90, dengan α =

0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi >

harga kritis t, maka Ho diterima. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani

 berkategori kurang tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor rerata

 prestasi belajar IPS pada siswa kelompok kontrol. Siswa yang kebugaran jasmani

 berkategori kurang skor rerata prestasi belajar IPS pada cawu I = 53 tidak berbeda

secara signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 50,27. Hal ini

menunjukkan penurunan prestasi belajar.

3.1.2  Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

IPS pada Siswa Kelompok Perlakuan.

Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar IPS pada

siswa kelompok perlakuan ini akan menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran

 jasmani berkategori sedang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata

 prestasi belajar IPS pada siswa kelompok perlakuan. Pengujian Ho menggunakan uji

statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria penolakan Ho adalah jika

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 8: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 8/13

ISSN 0215-8250

harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan untuk tes dua sisi sebesar 

0,01.

Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 0, dengan α =

0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi <

harga kritis t, maka Ho ditolak. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani

 berkategori sedang berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan skor rerata

 prestasi belajar IPS pada siswa kelompok perlakuan. Siswa yang kebugaran jasmani

 berkategori sedang skor rerata prestasi belajar IPS pada cawu I = 52,93 berbeda

secara signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 59,93. Hal ini

menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar secara signifikan.

3.1.3 Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap PrestasiBelajar IPS.

Tabel 01. Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar 

IPS.

Kelompok Kelompok Kontrol

(Kategori kebugaran jasmani

kurang)

Kelompok Perlakuan

(Kategori kebugaran jasmani

sedang)

Cawu Cawu I Cawu II Beda Cawu I Cawu II Beda

Rerata 53 50,27 -2,73 52,93 59,93 6,99

Signifikansi Tidak Signifikansi Signifikansi

3.1.4 Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

MIPA pada Siswa Kelompok Kontrol.

Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar MIPA pada

siswa kelompok kontrol menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani

 berkategori kurang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata prestasi

 belajar MIPA pada siswa kelompok kontrol. Pengujian Ho tersebut menggunakan

uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria penolakan Ho adalah

 jika harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan untuk tes dua sisi sebesar 

0,01.

Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 55, dengan α =

0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi >

harga kritis t, maka Ho diterima. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 9: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 9/13

ISSN 0215-8250

 jasmani berkategori kurang tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor 

rerata prestasi belajar MIPA pada siswa kelompok kontrol. Siswa yang kebugaran

 jasmani berkategori kurang skor rerata prestasi belajar MIPA pada cawu I = 50,80

tidak berbeda signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 50,55. Hal

ini menunjukkan ada penurunan prestasi belajar.

3.1.5  Hasil Analisis Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar

MIPA pada Siswa Kelompok Perlakuan.

Analisis pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar MIPA pada

siswa kelompok perlakuan menguji Ho yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani

 berkategori sedang tidak berpengaruh terhadap peningkatan skor rerata prestasi

 belajar MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Pengujian Ho menggunakan ujistatistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon, yang kriteria penolakan Ho adalah jika

harga t observasi < harga kritis t pada taraf signifikan untuk tes dua sisi sebesar 

0,01.

Dari hasil penghitungan telah diperoleh harga t observasi = 0, dengan α =

0,01 untuk tes dua sisi dan n = 15 diperoleh harga kritis t = 16. Jadi t observasi <

harga kritis t, maka Ho ditolak. Simpulan yang diperoleh adalah kebugaran jasmani

 berkategori sedang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor rerata prestasi

  belajar MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Siswa yang kebugaran jasmani

 berkategori sedang skor rerata prestasi belajar MIPA pada cawu I = 50,70 berbeda

signifikan dengan skor rerata prestasi belajar IPS cawu II = 55,75. Hal ini

menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar secara signifikan.

3.1.6 Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar MIPA

Tabel 02. Ringkasan Hasil Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Prestasi Belajar 

MIPA.

Kelompok Kelompok Kontrol(Kategori kebugaran jasmani

kurang)

Kelompok Perlakuan(Kategori kebugaran jasmani

sedang)

Cawu Cawu I Cawu II Beda Cawu I Cawu II Beda

Rerata 50,80 50,55 -0,25 50,75 55,75 5,01

Signifikansi Tidak Signifikansi Signifikansi

 

3.2 Pembahasan Hasil Penelitian.

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 10: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 10/13

ISSN 0215-8250

Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata ada pengaruh yang signifikan dari

meningkatnya kategori kebugaran jasmani siswa terhadap meningkatnya prestasi

 belajar IPS/MIPA pada siswa kelompok perlakuan. Hubungan ini disebabkan oleh

kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi siswa untuk menghadapai kesiapan

  belajar. Peningkatan kebugaran jasmani secara langsung berpengaruh terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Faktor ini menurut

  beberapa ahli psikologi pendidikan (Roestiyah, 1982; Usman dan Juhaya, 1993;

 Ngalim, 1998; dan Abin, 1998) antara lain, disebabkan oleh: faktor siswa beserta

karakteristiknya, baik bersifat fisiologis (kondisi fisik dan panca indra) maupun

 psikologis (minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif).

Simpulan yang diperoleh yakni kondisi fisik yaitu kebugaran jasmanimerupakan salah satu faktor penyebab meningkatkannya konsentrasi dan daya tahan

 belajar, sehingga membawa dampak terhadap meningkatnya aspek-aspek kondisi

  psikologis. Meningkatnya kedua faktor tersebut merupakan penyebab terjadinya

 peningkatan prestasi belajar IPS dan MIPA.

Berdasarkan teori fisiologis yang meliputi berikut ini. (a) Sistem

endogenous opioids, yakni saat berolahraga kelenjar pituari menambah produksi

  beta-endorpin dan hasilnya kosentrasi beta-endorpin naik di dalam darah yang

dialirkan juga ke otak, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, cemas, depresi dan

keletihan. (b) Gelombang otak alpha, yaitu selama berolahraga ada penambahan

gelombang alpha di otak. Bertambahnya kekuatan gelombang alpha di otak 

memberikan kontribusi terhadap berkurangnya kecemasan dan depresi. (c) Sistem

saraf otak, yakni depresi dan  schizophrenia   berhubungan dengan berkurangnya

norepinephrine (NE) di dalam otak, atau terganggunya NE atau  serotine (5-HT)

  pada saat seseorang mengalami depresi dan  schizophrenia. Olahraga dapat

menambah NE dan 5-HT dalam otak, sehingga dapat mengatasi depresi dan

 schizophrenia (Kathleen, 1992: 144-145). (d) Sinapsis adalah persambungan antara

dua neuron yakni akson membuat kontak dengan dendrite atau badan sel dari neuronlainnya. Pembesaran serat akson pada titik kontak dikenal sebagai sinaptik knop,

yaitu suatu basis yang memungkinkan peningkatan transmisi pada sinapsis yang

melibatkan belajar terjadi karena pembesaran sinaptik knop tersebut (Donald, dalam

Andi, 1968:124). Bahkan Jin Jichun (2000) mengatakan bahwa bahan dasar dari

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 11: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 11/13

ISSN 0215-8250

kecerdasan adalah sistem saraf dalam bentuk yang paling sempurna adalah otak,

  berhubungan erat dengan pergerakan otot, otot halus dan otot jantung. Olahraga

tidak hanya membentuk lengan, tungkai dan menguatkan organ-organ tubuh bagian

dalam, tetapi juga memperkokoh pondasi bagi kecerdasan.

Dari teori fisiologis tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan

 jasmani/olahraga berdasarkan sistem endogenous opioids, gelombang otak alpha,

sistem saraf otak dan sinapsis dapat menenangkan pikiran, mengurangi kecemasan,

depresi memperbaiki daya ingat, dan memperkokoh pondasi bagi kecerdasan.

Teori motorik Kephart (Nurhasan 1998: 35-36) mengatakan bahwa setiap

kalimat atau gerakan tangan menghasilkan stimulasi arus balik yang menciptakan

aksi berikutnya, dalam satu seri reaksi, sehingga sebagai pengganti ideasi apa yangdimiliki adalah suatu seri reaksi-reaksi stimulus respon. Sehingga konsepsi yang

dikembangkan sekitar arus balik sensori tetap valid dan penting untuk memahami

tingkah laku yang berseri.

Kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan kognitif anak merupakan

rangsangan untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat menjadikan faktor 

 penguatan kemampuan akademis anak, karena pada dasarnya ketiga ranah (kognitif,

  psikomotor dan afektif) saling terkait satu sama lainnya (Gabbard, dkk dalam

Furqon 1997:7).

Transfer belajar adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada

waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian.

Hakikat teori transfer belajar adalah merupakan peristiwa yang mencerminkan

fungsi manusia sebagai suatu keseluruhan. Tujuan transfer belajar ialah menerapkan

apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya, (Slameto, 1988:120; Ratna,

1988:176).

Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kebugaran jasmani siswa

secara langsung berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini

disebabkan oleh peningkatan kebugaran jasmani berpengaruh terhadapmeningkatnya derajat sehat, daya tahan belajar, kemampuan konsentrasi, motivasi

  belajar, minat belajar, kemampuan daya ingat, merespon pelajaran, kemampuan

kinerja siswa serta produktivitas siswa dalam menghadapi tugas sehari-hari sebagai

 pelajar.

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 12: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 12/13

ISSN 0215-8250

4. Penutup

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan. (1) Prestasi belajar 

IPS dan MIPA pada siswa kelompok kontrol yang tingkat kebugaran jasmani berada

 pada kategori kurang tidak menunjukkan peningkatan prestasi belajar. (2) Prestasi

 belajar IPS dan MIPA pada siswa kelompok perlakuan yang tingkat kebugaran

  jasmani berada pada kategori sedang menunjukkan peningkatan prestasi belajar 

secara signifikan.

Dari hasl penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan saran sebagai

  berikut. (1) Kepala sekolah agar mengeluarkan kebijakan tentang pentingnya

 pembinaan kebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran jasmani merupakan

  pra-kondisi untuk kesiapan belajar. (2) Para guru harus selalu memperhatikan

latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan mampu merangsang

meningkatkan prestasi belajar kognitif.

DAFTAR PUSTAKA.

Abin Syamsuddin Makmun. 1998.   Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Andi Mappiare. 1968. Psikologi. Surabaya: Usaha Nasional.

Djamil Ibrahim. 1995. Makalah:  Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan

 Kesehatan. Jakarta: Balitbang Depdikbud.

Depdikbud. 1986. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk SD. Jakarta: Pusat

Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.

Depdikbud. 1999.  Buku Induk Penilaian Hasil Belajar Siswa SDN 3, 4, dan 7  Banjar Jawa Singaraja.

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003

Page 13: 635

5/14/2018 635 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/6355571ffaa49795991699dce9d 13/13

ISSN 0215-8250

Furqon. 1997. Makalah: Identifikasi dan Pengembangan Indikator Kualitas SDM 

  Indonesia Dalam Kaitannya Dengan Pemberdayaan Pendidikan dan

Olahraga Di Lembaga Pendidikan. Bandung: IKA IKIP Bandung.

Jin Jichun. 2000.  Facing The 21ST  Century And Bringing up High-Quality Sport Talented Personel . Beijimg: Third Asia-Pacifik Conggres of Sport and

Physical Education University Presidents.

Kathleen Jonathan. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Advent

Indonesia.

 Ngalim Purwanto. 1998.  Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 Nurhasan. 1998. Thesis: Pengaruh Senam Kebugaran Jasmani terhadap Kapasitas

erobik dan Prestasi BelajarKognitif Pada Siswa SD. Bandung: PPS IKIPBandung.

Purnomo Ananto. 1995. Buletin Kesegaran Jasmani Edisi 2/tahun II: Pengaruh Kesegaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP. Jakarta: Pusat

Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdikbud.

Ratna Willis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta:Erlangga.

Roestiyah. 1982.  Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: IKIP Jakarta.

Rusli Lutan. 1993. Laporan Penelitian:  Pengembangan Model Pentahapan TugasGerak Olahraga Untuk Jenjang Pendidikan Dasar. Bandung: FPOK IKIP

Bandung.

Sidney Siegal. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial . Jakarta: PT

Gramedia.

Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Bina

Aksara.

Usman Effendi dan Juhaya S. Praja. 1993.   Pengantar Psikologi. Bandung:Angkasa.

Watson. 1992. Science and Medicine in Sport. Australia: Published with support of the Australian Sports Commission.

Wiranto Arismunandar. 1997. Makalah:   Masa Depan Penjas dan Olahraga Di

 Indonesia. Bandung: IKA IKIP Bandung.

 ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 TH. XXXVI Juli 2003