635-1258-1-SM

download 635-1258-1-SM

of 10

Transcript of 635-1258-1-SM

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    1/10

    ANALISA P E L A K S A N A A N P E M B E R I A N P E L A Y A N A N K E P E R A W A T A NDI R U A N G MURAI ID A N MURAI II

    RSUD ARIFIN A C H M A D PROVINSI RIAUNeni Lya Wati\ Juniar Ernawaty^ Nurju'ah'

    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan di ruang M u r a i I danM u r a i IIR S U D A r i f i n Achmad Provinsi R i a u tahun 2010. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik. Pengambilan sampeldilakukan dengan teknik consecutive sampling pada 25 perawat yang memenuhi kriteria ink lusi yaitu bertugas diruang M u r a i Idan M u r a i II, pendidikan terakhir DIII Keperawatan, berada ditempat/tidak dalam masa cuti. Pengumpulan data denganmenyebarkan kuisioner dan analisis data dilakukan dengan teknik analisis Chi Square dan regresi logistik. H a s i l penelitianmenunjukkan bahwa gambaran ni la i -ni la i profesional, manajemen dan pemberian askep serta pengembangan profesional dir iperawat belum mencapai predikat baik dan gambaran pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan juga belum mencapaipredikat baik. Variabel ni la i -ni la i profesional mempunyai hubungan yang bermakna dengan pelaksanaan pemberian pelayanankeperawatan (p=0,003), sedangkan manajemen dan pemberian askep (p=0,073) dan variabel pengembangan profesional di r i(p=0,835) menunjukkan hubungan tidak signifikan dengan pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan. H a s i l analisismultivariat menunjukkan bahwa ni la i profesional 27,5% danmanajemen askep 6,66% menentukan pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan profesional. N i l a i profesional tinggi yang d i m i l i k i oleh perawat akan menghasilkan pelaksanaanpemberian pelayanan keperawatan yang baik, sehingga akan terwujud pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatanprofesional.

    Kata kunci: pemberian pelayanan keperawatan, ni la i -ni la i profesional, manajemen pemberian asuhan keperawatan,pengembangan profesional dir i .

    AbstractThis study aimed to analyse the implementation of nursing care in the ward of Murai I and Murai II Arifln Achmad hospitalatPekanbaru in2010. This research was quantitative research, with descriptive and analytical research design. Sample wastaken by consecutive sampling technique with 25 nurses that meet the criteria. The data collection was conducted bydistributing questionnaires andanalyzing thedata using chi Square test and logistic regression. Results showed that thedescription of professional values, management and delivery of professional nursing process, and professional self-development nurse have not yet reached the better predicate and generally the implementation of nursing services also havenot reached the better predicate. Variabels professional value have a significant relationship with theimplementation of thenursing care (p =0.003), while the management andnursing care (p =0.073) and variable professional self-development(p=0.835) showed no significant relationship with the implementation of proffessional nursing care. Multivariate analysisshowedthat professional values is27,5% and management nursing care 6,66% determined the implementation of the nursingcare. High professional values of the nurses will predict the implementation of better nursing care, therefore will impact tothe implementation of professional nursing care.

    Keywords: Implementation of nursing care, professional values, management of nursing care delivery, professional self-development.

    P E N D A H U L U A NGlobalisasi telah memberi dampak positif

    bagi setiap profesi kesehatan agar selalu berupayameningkatkan kinerja profesional. Hal ini jugamemacu dunia keperawatan untuk terusmeningkatkan keprofesionalannya melaluipeningkatan kualitas asuhan keperawatan. Upayayang dilakukan oleh pelayanan keperawatan untukmencapai hal tersebut antara lain melaluipendidikan berkelanjutan, pembentukan komitemutu asuhan keperawatan, dan pengembanganSistem Pemberian Pelayanan KeperawatanProfesional ( S P2 K P) .

    Salah satu upaya dalam peningkatan indikatormutu pelayanan keperawatan adalah melaluiS P 2 K P . S P 2 K P merupakan kegiatan pengelolaanasuhan keperawatan disetiap unit ruang rawat dirumah sakit. Komponennya terdiri dari: perawat,profi l pasien, sistem pemberian asuhankeperawatan, kepemimpinan, ni la i-ni la iprofesional, fasilitas, sarana prasarana (logistik)serta dokumentasi asuhan keperawatan (DirektoratB i n a Pelayanan Keperawatan D E P K E S R I , 2009).

    Peningkatan kemampuan teknis S P 2 K P initelah dilakukan sejak tahun 2006 yang dikenaldengan M o d e l Praktik Keperawatan Profesional

    11

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    2/10

    Neni Lya Wati, Juniar Ernawati, Nurju'ah, A n a l i s a Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Keperawatan di RuangM u r a i I dan M u r a i II R S U D A r i f i n Achmad Pripinsi R i a u( M P K P ) . Pelaksanaan M P K P maupun S P 2 K Pmerupakan upaya untuk meningkatkan mutuasuhan keperawatan sehingga pelayanankeperawatan menjadi efektif dan efisien (Bud i ,2009).

    Menurut Sitorus dan Y u l i a (2006), M P K Pterdiri dari l ima komponen yaitu, ni la i-ni la iprofesional yang merupakan in t i dari M P K P ,hubungan antar profesional, metode pemberianasuhan keperawatan, pendekatan manajementerutama dalam perubahan pengambilan keputusanserta sistem kompensasi dan penghargaan,sedangkan S P 2 K P mempunyai lingkup yangmeliputi aplikasi ni la i-ni la i profesional dalampraktik keperawatan, manajemen dan pemberianasuhan keperawatan, serta pengembanganprofesional dir i (Suhartati, 2009).

    Berbagai permasalahan terkait denganpelayanan keperawatan adalah terbatasnya jumlahperawat dan fasilitas sarana pendukung,kompetensi perawat yang belum terstandar, belumoptimalnya fungsi manajemen pelayanankeperawatan, belum adanya indikator mutupelayanan keperawatan, dan tidak adanya metodeyang jelas dalam pemberian pelayanankeperawatan dirumah sakit. Keadaan tersebutmengakibatkan berbagai dampak bagikeperawatan sehingga layanan keperawatan yangada dirumah sakit masih bersifat okupasi (Sitorusdan Y u l i a , 2006).

    Rumah Sakit Umum Daerah ( R S U D ) Ari f i nAchmad adalah rumah sakit kelas B Pendidikandan menjadi pusat rujukan di Provinsi Riau .Rumah sakit ini mempunyai vis i "Menjadi rumahsakit pendidikan mandiri dengan pelayananparipuma yang memenuhi standar intemasional".Dalam menjalankan v i s i dan mis i nya rumah sakitin i selalu mengoptimalkan pelayanan yangmemenuhi indikator mutu pelayanan di rumahsakit. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnyamodel pemberian asuhan keperawatan kearahyang profesional yaitu melalui M o d e l PraktikKeperawatan Profesional ( M P K P ) .

    M o d e l M P K P dilaksanakan sebagai modelpercontohan di ruang M u r a i I dan Mu r a i II padatahun 2007. Realisasi pelaksanaan M P K P diruangin i belum terlaksana secara maksimal karenaadanya berbagai kendala yaitu jumlah tenagabelum sesuai standar, fasilitas yang belumterpenuhi, dan pelaksanaan pendokumentasian

    rencana perawatan masih ditulis secara terperincibelum berupa ceklist (Laporan evaluasipelaksanaan praktik M P K P R S U D Ari f i nAchmad, 2007).

    Berdasarkan data ketenagaan keperawatanR S U D A r i f i n Achmad (2009), jumlah keseluruhantenaga keperawatan yang ada d i R S U D Ari f inAchmad saat ini adalah 546 orang. Jumlahperawat di ruang Mu r a i I berjumlah 15 orang yangterdiri dari 2 orang SI Keperawatan, 12 orang DIIIKeperawatan, dan 1 orang S P K . Diruang Mu r a i IIberjumah 16 orang yang terdiri dari 3 orang SIKeperawatan, 12 orang DIII Keperawatan, dan 1orang D i l i Kebidanan.

    Diruang Mu r a i I memil ik i kapasitas tempattidur berjumlah 26 tempat tidur dan diruang Mu r a iII berjumlah 30 tempat tidur. N i l a i rata-rata BedOccupancy Rate ( B O R ) tahun 2009 diruang Mu r a iI adalah 91,3% dan diruang M u r a i II berjumlah96,4%, sementara untuk standar BOR diruangrawat adalah 60-85% (Depkes, 2001).

    Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenagayang ditetapkan di R S U D Ari f i n Achmad, tenagaperawat yang dibutuhkan diruang Mu r a i Iberjumlah 25 orang dan diruang Mu r a i II jugaberjumlah 25 orang. Namun saat ini jumlahperawat yang ada diruang Mu r a i I berjumlah 15orang dan diruang Mu r a i II berjumlah 16 orang.H al ini dapat diartikan bahwa jumlah tenagaperawat di ruang Mu r a i I dan Mu r a i II belummemenuhi standar yang dibutuhkan. Kekuranganjumlah tenaga diruang Mu r a i I sebanyak 10 orangdan diruang Mu r a i II sebanyak 9 orang.

    Standar indikator mutu pelayanankeperawatan berdasarkan Standar PelayananM i n i m a l (SPM) R S U D Ari f i n Achmad (2009),meliputi jumlah hasil survei kepuasan pasien,angka kejadian infeksi nosokomial, angkakejadian pasien jatuh yang menyebabkankecacatan, dan jumlah kejadian pulang paksa atauPulang Atas Permintaan Sendiri ( P A P S ) .

    Indikator mutu yang pertama adalah hasilsurvei kepuasan pasien. Data tahun 2009menunjukkan hasil survei kepuasan pasien diR S U D Ari f i n Achmad sebesar 72%. Hasi l surveikepuasan diruang Mu r a i I sebesar 63% dan inimerupakan ni la i terendah dibanding denganruangan lainnya sedangkan untuk survei kepuasanpasien diruang Mu r a i II sebesar 75 %, sementarastandar minimal dari kepuasan pasien rawat inap

    12

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    3/10

    Jumal Ners Indonesia, V o l . 1 , No. 2, Maret 2011

    berdasarkan S P M - R S U D A r i f i n Achmad adalah90%. Dalam hal ini berarti tingkat kepuasan daripasien di R S U D A r i f i n Achmad masih belummencapai ni la i standar.

    Sedangkan indikator mutu pelayanankeperawatan berikutnya adalah angka kejadianinfeksi nosokomial. Standar kejadian infeksinosokomial berdasarkan S P M - R S U D A r i f i nAchmad (2009) adalah 1,5%, sementaraberdasarkan laporan rekapan infeksi nosokomial(2009), kejadian infeksi nosokomial diruanganpenyakit dalam (Murai I dan M u r a i II) sebesar3,9%. Ini berarti jumlah infeksi nosokomial yangterjadi di ruang Penyakit Dalam masih tinggi.

    Indikator yang lainnya adalah angkakejadian pasien dengan pulang paksa atau P A P S .Data tahun 2009 mencatat bahwa ada 5,5% pasienP A P S di ruang Mu r a i I dan 8,0% pasien P A P S diruang Mu r a i II. Sedangkan standar maksimumuntuk pasien P A P S ruang rawat inap adalah 5%( S P M - R S U D Ar i f in Achmad, 2009).

    Dar i penjabaran diatas peneliti melihatmasih banyaknya masalah dalam mencapai mutupelayanan keperawatan yang diinginkan. Olehkarena itu sebagai titik tolak dalam mewujudkanpemenulian indikator mutu pelayanankeperawatan, maka peneliti ingin menganalisapelaksanaan pemberian pelayanan keperawatandengan mengacu pada S P 2 K P di ruang M u r a i Idan Mu r a i II R S U D A r i f i n Achmad Provinsi R i a u .

    Tujuan Penelitian ini adalah untukmengetahui gambaran ni la i-ni la i profesional,manajemen dan pemberian askep, sertapengembangan profesional diri dari perawat diruang Mu r a i I dan Mu r a i II. Mengetahui gambaranpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan diruang Mu r a i I dan Mu r a i II. Mengetahui hubunganantara ni la i-ni la i profesional dalam praktikkeperawatan dengan pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan di ruang M u r a i I danMu r a i II. Mengetahui hubungan antara manajemendan pemberian asuhan keperawatan denganpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan diruang Mu r a i I dan Mu r a i II. Mengetahui hubunganantara pengembangan profesional dir i dari perawatdengan pelaksanaan pemberian pelayanankeperawatan di ruang Mu r a i I dan Mu r a i II.Mengetahui faktor mana yang paling dominanberhubungan dengan pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan di ruang Mu r a i I danMu r a i II.

    M E T O D EDesain penelitian ini adalah deskriptif

    analitik karena peneliti ingin menggambarkanpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatandan ingin menguji hipotesis serta mengadakaninterpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan (Nazir, 2003). A l a t ukur yangdigunakan adalah kuesioner yang diedarkankepada responden yang menjadi sampel. Sampeldalam penelitian ini adalah 25 orang perawat yangdiambil dari dua ruang rawat inap yang telahmemenuhi kriteria inklusi , yaitu perawat yangbertugas diruang Mu r a i I dan M u r a i II, pendidikanterakhir DIII Keperawatan dan perawat sedangberada ditempat/tidak dalam masa cuti. Teknikpengambilan sampel dengan menggunakan tekniknon probability sampling, yaitu consecutivesampling.

    Pada penelitian ini, angket yang diedarkansebelumnya dilakukan uji validitas dan ujireliabilitas di ruang Merak II R S U D A r i f i nAchmad Provinsi R i a u . U ji validitas dilakukandengan menghitung korelasi antar masing-masingpertanyaan dengan skor total melalui rumuspearson product moment (Hastono, 2006). Hasi lyang didapatkan melalui uji statistik adalahterdapat 4 pertanyaan dalam instrumen yangdinyatakan tidak va l id namun dari sisa pertanyaanyang ada telah mewakili, untuk itu pertanyaanyang tidak va l id tersebut dihilangkan. Uji validitasdilakukan pada 11 orang responden dengan ni la i rtabel 0,602.

    U j i reliabilitas dilakukan dengan rumusalpha, sehingga alat ukur yang digunakan benar-benar dapat dipercaya atau dihandalkan. Jika ralpha > r tabel maka item-item pertanyaan padainstrumen dikatakan reliabel (Hastono, 2006).Hasi l yang didapat dari instrumen yang diujiadalah dengan r tabel=0,062 dan r alpha dariangket ni la i-ni la i profesional sebesar r=0,976,ni la i reliabilitas dari angket manajemen danpemberian asuhan keperawatan sebesar r=0,980,dan n i la i reliabilitas angket pengembanganprofessional dir i sebesar r=0,950. Hal tersebutmenunjukkan bahwa instrument yang digunakansangat reliabel.

    Pengolahan data dilakukan dengan melaluilangkah editing, coding,dan penyusunan data/tabulasi. A n a l i s a data dilakukan denganmemperhatikan jenis data. Pada penelitian in i jenisdatanya adalah data kategorik. Untuk itu peneliti

    13

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    4/10

    Neni Lya Wati, Juniar Ernawati, Nurju'ah, A n a l i s a Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Keperawatan di RuangM u r a i I dan M u r a i II R S U D A r i f i n Achmad Pripinsi R i a umenggunakan distribusi frekuensi dengan ukuranpresentase atau proporsi untuk analisis univariat.Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi squareyaitu untuk mengatahui hubungan data kategori

    dengan data kategori, sedangkan untukmenganalisis data multivariate menggunakan ujiregresi logistik. Dalam pengujian hipotesis pengujimenggunakan uji non parametrik (Hastono, 2006).

    HASILH a s i l penelitian memaparkan tentang analisis univariat, bivariat, dan multivariat.

    A . Analisis UnivariatAnalisis univariat membahas tentang gambaran pelaksanaan komponen S P 2 K P (nilai-nilai

    profesional, manajemen dan pemberian asuhan keperawatan, pengembangan profesional diri) .Tabel LPenilaianpersentasepelaksanaan komponen SP2KPdi ruangMurai I dan Murai IIRSUDArifinAchmadProvinsi Riau

    Persentase (%)n=25N o Komponen S P 2 K P B a i k Kurang1. N i l a i - n i l a i professional 48% 52%2. Manajemen dan pemberian askep 44% 56%3. Pengembangan profesional di r i 52% 48%

    Hasi l analisis didapatkan bahwa dari 25 orangresponden, yang mempunyai ni la i-ni la iprofesional baik sebanyak 48%, selanjutnyauntvik manajemen dan pemberian askep, n i la i

    dengan predikat baik diperoleh sebanyak 44%,dan yang mempunyai niai pengembanganprofesional dir i baik adalah sebanyak 52%.

    Tabel 2.Penilaianpersentasepelaksanaanpemberianpelayanan keperawatandi ruang Murai I dan Murai IIRSUD AriflnAchmadProvinsi Riau

    Variabel N Persentase (%)Pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan- B a i k 12 48- Kurang 13 52

    Hasi l analisis didapatkan bahwa dari terdapat 48% perawat yang melaksanakanvariabel pelaksanaan pemberian pelayanan pemberian pelayanan keperawatan dengan baik.keperawatan diruang Mu r a i I dan M u r a i II

    14

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    5/10

    Jumal Ners Indonesia, V o l . 1 , No. 2, Maret 2011

    B. Analisis BivariatAnalisis bivariat membahas tentang hubungan antara masing-masing komponen SP2KP dengan

    pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan yang di uji dengan menggunakan uji ChiSquare. Hasilpenelitian disajikan pada tabel berikut:

    Tabel 3.Hubungan antara nilai-nilaiprofesional denganpelaksanaanpemberianpelayanan keperawatanPelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan Total O R P valueKurang B a i k 95% CI

    n % n % N %N i la i - n i l a i B a i k 2 16,7 10 83,3 12 100 0,036 11,543 0,003professional Kurang 11 84,6 2 15,4 13 100 0,004-0,309Total 13 52 12 48 25 100

    Hasil analisis didapatkan adanya hubunganantara nilai-nilai profesional dengan pelaksanaanpemberian pelayanan keperawatan, yaitu dengannilai (p=0,003). Hasil analisis hubungan antaranilai-nilai profesional dengan pelaksanaanpemberian pelayanan keperawatan diperolehbahwa ada 10 orang perawat (83,3%) dari 12perawat yang nilai-nilai profesionalnya baik jugamelaksanakan pemberian pelayanan keperawatansecara baik, sedangkan diantara nilai-nilai

    profesional yang kurang baik hanya ada 2 orangperawat (15,4%) dari 13 orang yangmelaksanakan pemberian pelayanan keperawatandengan baik. Dari hasil analisis diperoleh nilaiOR=0,036 artinya perawat yang mempunyainilai-nilai profesional kurang baik mempunyaipeluang 0,03 kali melaksanakan pemberianpelayanan keperawatan yang baik dibandingkandengan perawat yang nilai-nilai profesionalnyabaik.

    Tabel 4.Hubunganantara manajemendan pemberian askep denganpelaksanaanpemberianpelayanankeperawatan

    Pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan Total O R P valueKurang B a i k 95% CI

    n % N % N %Manajemen dan B a i k 3 27,3 8 72,7 11 100 0,150 4,812 0,073pemberian askep Kurang 10 71,4 4 28,6 14 100 0,026-0,874Total 13 52 12 48 25 100

    Analisis hubungan antara manajemen danpemberian askep dengan pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan diperoleh bahwa adasebanyak 8 orang perawat (72,7%) dari 11perawat yang nilai manajemen dan pemberianaskepnya baik, melaksanakan pemberianpelayanan keperawatan dengan baik. Namundiantara nilai manajemen dan pemberian askepyang kurang baik ada 4 orang perawat (28,6%)dari 14 orang yang melaksanakan pemberianpelayanan keperawatan baik. Hasil uji statistikdidapatkan pvai/Me=0,073 maka dapat

    disimpulkan adanya hubungan yang tidaksignifikan antara manajemen dan pemberianaskep yang dilaksanakan perawat denganpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan.Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=0,I50artinya perawat yang mempunyai nilaimanajemen dan pemberian askep yang kurangbaik mempunyai peluang 0,15 kalimelaksanakan pemberian pelayanan keperawatansecara baik dibandingkan perawat yang memilikinilai manajemen dan pemberian askep yang baik.

    15

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    6/10

    Neni Lya Wati, Juniar Ernawati, Nurju'ah, A n a l i s a Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Keperawatan di RuangM u r a i I dan M u r a i II R S U D A r i f i n Achmad Pripinsi R i a u

    Tabel 5.Hubungan antara pengembangan profesional diri denganpelaksanaanpemberianpelayanankeperawatan

    Pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan Total O R P valueKurang B a i k 95% CI

    N % N % N %Pengembangan B a i k 6 46,2 7 53,8 13 100 0,612 0,371 0,835profesional di r i Kurang 7 58,3 5 41,7 12 100 0,126-2,982Total 13 52 12 48 25 100

    H a s i l analisis hubungan antarapengembangan profesional dir i denganpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatandiperoleh bahwa ada sebanyak 7 orang perawat(53,8%) dari 13 perawat yang n i la ipengembangan profesional dirinya baik jugamampu memberikan pelayanan keperawatandengan baik, sedangkan diantara perawat yangni la i pengembangan profesional dirinya kurang,ada 5 orang perawat (41,7%) dari 12 orang yangmelaksanakan pemberian pelayanan keperawatandengan baik. H a s i l uji statistik didapatkan ni la i

    p=0,835 maka dapat disimpulkan bahwa adanyahubungan yang tidak signifikan antarapengembangan profesional dir i perawat denganpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan.D a r i hasil analisis diperoleh ni la i OR=0,612artinya perawat yang mempunyai ni la ipengembangan profesional dir i kurang,mempunyai peluang 0,6 kal i melaksanakanpemberian pelayanan keperawatan baikdibandingkan perawat yang me mi l ik i ni la ipengembangan profesional dirinya baik.

    Analisis MultivariatAnalisis Multivariat membahas tentang faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan

    pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan. Analisis multivariat bertujuan dilakukan dengan caramenghubungkan beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen pada waktu yangbersamaan.Tabel 6.Hasil analisis multivariat regresi logistik antara nilai-nilaiprofesional, manajemen danpemberiasuhan keperawatan denganpelaksanaanpemberianpelayanan keperawatanprofessional

    ~ N o Variabel B P value OR1. N i l a i - n i l a i profesional 3,314 0,002 27,5002. Manajemen dan pemberian 1,897 0,035 6,667

    asuhan keperawatan

    Berdasarkan model akhir analisis multivariatdidapatkan hasil bahwa variabel independenyang paling dominan berhubungan denganpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatanadalah ni la i-ni la i profesional. Hal ini ikarenakanni la i OR nya paling besar. Hal ini dapat diartikanbahwa ni la i-ni la i profesional 21,5% danmanajemen askep 6,66% menentukanpelaksanaan pemberian kep profesional. Sisanya65,9% dipengaruhi oleh faktor la in .

    P E M B A H A S A NBerdasarkan hasil penelitian terdapat 48%

    perawat yang mempunyai ni la i-ni la i profesionalbaik. B i l a hal tersebut kita rujuk pada komponenmodel praktik keperawatan profesional olehSitorus (2006), maka ada pemyataan yangmenguatkan bahwa ni la i-ni la i profesionalmerupakan komponen utama pada suatu praktikkeperawatan profesional.

    16

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    7/10

    Jumal Ners Indonesia, V o l . 1 , No. 2, Maret 2011

    Berdasarkan teori diatas, maka dapatdiartikan bahwa ni lai -n i la i profesionalmerupakan komponen penting yang harusdimi l ik i perawat untuk mewujudkan pelayananyang profesional. Berdasarkan hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa ni lai -n i la i profesionalyang dimi l ik i perawat di ruang M u r a i I danMura i II harus lebih ditingkatkan lagi .

    Manajemen dan pemberian asuhankeperawatan merupakan komponen kedua dariS P 2 K P . Menurut Sitorus (2006), luasnyacakupan tindakan keperawatan untuk setiap klienselama 24 jam memerlukan pendekatanmanajemen sehingga tugas dan tanggung jawabsetiap tenaga perawat serta kesinambunganasuhan keperawatan dapat dilakukan secaramaksimal.Hasi l penelitian di ruang M u r a i I dan M u r a i IIsecara keseluruhan menggambarkan bahwa n i l a imanajemen dan pemberian asuhan keperawatanbelum mencapai ni lai baik, hal ini dikarenakanhanya 44% perawat yang din i l a i baik dalammanajemen dan pemberian askep.

    Berdasarkan survei awal penelitian diketahuibahwa jumlah tenaga yang dibutuhkan dimasing-masing ruangan belum mencukupi jumlah yangseharusnya. Berdasarkan rumus yang digunakan,dengan mempertimbangkan jumlah jamperawatan/hari, rata-rata sensus pasien/hari,jumlah hari/tahun, hari libur/tahun, dan jumlahjam kerja/hari, jumlah tenaga perawat yangdibutuhkan dimasing-masing ruangan adalahberjumlah 25 orang, sedangkan jumlah tenagayang ada saat ini hanya berjumlah 15orang/masing-masing ruang M u r a i I dan M u r a iII. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwajumlah tenaga masih kurang dan kemungkinansalah satu penyebab dari rendahnya ni laimanajemen dan pemberian askep adalahkurangnya tenaga perawat yang ada sehinggametode yang digunakan pada masing-masingruangan juga bisa berubah-ubah disesuaikandengan jumlah tenaga yang ada.

    Disamping jumlah tenaga yang masih kurang,pelaksanaan dokumentasi pada masing-masingruangan masih menggunakan sistem manual,sedangkan berdasarkan teori S P 2 K P seharusnyapelaksanaan pendokumentasian menggunakansistem ceklist. Hal ini kemungkinan yangmenambah waktu kerja perawat sehingga belum

    mampu melaksanakan tugas asuhan keperawatansecara profesional.

    Selain hal diatas, kemungkinan yang menjadihambatan terwujudnya manajemen danpemberian askep yang baik adalah karena bebankerja perawat yang tinggi dengan besamyaangka BOR diruang M u r a i I (91,3%) dan M u r a iII (96,4%) melebihi standar, serta banyaknyapekerjaan ekstemal yang diluar tanggimg jawabperawat juga dikerjakan oleh perawat, misalnyaterkait urusan administrasi dan kepengurusanjaminan kesehatan pasien yang masih dikerjakanoleh perawat, sehingga pelayanan dalampemberian asuhan keperawatan tidak maksimal.

    Berdasarkan hasil jawaban kuesioner,diketahui bahwa pada masing-masing ruanganyang diteliti melaksanakan metode pemberianasuhan keperawatan tim dengan modifikasifungsional, sedangkan berdasarkan teori S P 2 K Pmetode yang digunakan untuk pemberian asuhankeperawatan dapat menggunakan metode tim,metode kasus, atau metode primer. Metodefungsional tidak lagi digunakan pada pelayanankeperawatan profesional (Direktorat B i n aPelayanan Keperawatan D E P K E S RI, 2009).

    Berdasarkan penelitian terhadap dua ruangan,didapatkan hasil bahwa sebanyak 52% perawattelah melaksanakan ni lai pengembanganprofesional dir i dengan baik. Berdasarkan S P M -R S U D A r i f i n Achmad (2009), pengembangantenaga perawat melalui capacity building dalamsetiap tahunnya harus melibatkan 60% darijumlah S D M yang ada, dapat disimpulkan bahwauntuk melaksanakan pemberian pelayanankeperawatan yang profesional perlu ditambahkanlag i jumlah perawat yang diikutsertakan dalamcapacity building.

    D a r i penelitian ini diperoleh gambaranpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatansecara keseluruhan belum mencapai kategoribaik. Kemungkinan hal ini dikarenakan olehbanyak faktor yang menjadi hambatan, baikinternal maupun ekstemal. Faktor internaldidapatkan dari kesiapan tenaga perawat yangakan melaksanakan pemberian pelayanankeperawatan tersebut, dan faktor ekstemaldidapatkan dari kesiapan komponen-komponenpendukung yang digunakan untuk mewujudkanpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatanprofesional seperti S D M , sarana dan prasarana,dan teknik manejerial.

    17

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    8/10

    Neni Lya Wati, Juniar Ernawati, Nurju'ali, A n a l i s a Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Keperawatan di RuangM u r a i I dan M u r a i II R S U D A r i f i n Achmad Pripinsi R i a u

    Pemyataan diatas sejalan dengan teori dariKozie r , Erb, Blais , (2006), yang menyatakanbahwa terdapat kekuatan internal dan ekstemalyang mempenganihi perubahan. Kekuatanintemal berasal dari dalam organisasi, tetapikekuatan tersebut dapat disebabkan olehkekuatan ekstemal. Hal ini dapat diartikanbahwa untuk membah bentuk pelayanan menjadiprofesional diperlukan dukimgan yang salingmenentukan perubahan tersebut.

    Da r i uji statistik Chi Squaremenunjukkanadanya hubungan yang bermakna antara ni la i-ni la i profesional dengan pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan (p=0,003). Pemyataanin i diperkuat dengan teori yang diungkapkanoleh Sitorus (2006), bahwa n i la i -n i la i profesionaladalah in t i model pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan yang profesional. Hal iniberarti j ika n i la i -n i la i profesional yang dimi l ik iperawat baik, maka akan terwujudlahpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatanyang profesional.

    Menumt hasil penelitian, n i la i -n i la iprofesional perawat di mang M u r a i I dan M u r a iII masih belum mencapai predikat baik,kemungkinan hal ini karena banyak faktordilapangan yang mendukung sulitnya tercapain i la i -n i la i profesional yang baik, misalnya terkaitdengan beban kerja yang tinggi, jumlah tenagayang kurang, dan jumlah pasien yang melebihikapasitas, dl l .

    Hubungan antara ni la i-ni la i profesionaldengan pelaksanaan pemberian pelayanankeperawatan dapat diartikan bahwa untuk dapatmewujudkan pelayanan yang profesional dalamkaitan meningkatan mutu pelayanankeperawatan, seperti meningkatkan angkakepuasan pasien menjadi 90%, menumnkankejadian infeksi nosokomial, dan menumnkanangka P A P S , maka diperlukan adanya n i la i -n i la iprofesional yang baik dalam pemberianpelayanan keperawatan.

    Manajemen keperawatan adalah suatu tugaskhusus yang hams dilaksanakan oleh pengelolakeperawatan untuk merencanakan,mengoraganisasi, mengarahkan, serta mengawasisumber-sumber yang ada baik sumber dayamanusia, alat, maupun dana sehingga dapatmemberikan pelayanan keperawatan yang

    efektif, baik kepada pasien, keluarga, danmasyarakat (Suyanto, 2009).

    Berdasarkan hasil statistik hubungan dengankomponen manajemen dan pemberian asuhankeperawatan, didapatkan hasil bahwa komponenin i temyata tidak signifikan dalam mewujudkanpelaksanaan pemberian pelayanan keperawatanprofesional (p=0,073). J ika dikaitkan denganteori diatas, maka tidak signifikarmya komponenin i dapat diartikan bahwa kondisi dilapanganbelum mendukung terwujudnya manajemenpemberian askep yang baik, yaitu denganketerbatasan jumlah SDM, keterbatasan saranadan prasarana serta dana, sehingga dalam hal inikomponen manajemen dan pemberian asuhankeperawatan belum mempunyai hubungan yangsignifikan dalam mewujudkan pelaksanaanpemberian pelayanan keperawatan secaraprofesional.

    Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dandiketahuinya ni la i manajemen dan pemberianasuhan keperawatan yang masih kurang, makapelaksanaan pemberian pelayanan keperawatanprofesional belum dapat diterapkan, sehingga halin i mungkin dapat menyebabkan pasien tidakpuas dengan pelayanan yang diberikan danakhimya jumlah pasien P A P S meningkat, dankemungkinan terjadinya kejadian infeksinosokomial juga meningkat.

    Berdasarkan hasil statistik hubungan dengankomponen pengembangan profesional diri ,didapatkan hasil bahwa komponen ini tidaksignifikan dalam mewujudkan pelaksanaanpemberian pelayanan keperawatan profesional(p=0,835). Kemungkinan hal ini dikarenakanbahwa komponen ini sama-sama menjadipendukung yang dipentingkan dalam mencapaipelaksanaan pemberian pelayanan keperawatansecara profesional.Komponen pengembangan profesional diriterdiri dari capacity building dan sosialisasprofesional (Direktorat B i n a PelayananKeperawatan D E P K E S RI , 2009). Berdasarkanhasil survey awal penelitian, diketahui bahwabam ada satu orang perawat yang telahmengikuti pelatihan S P 2 K P yaitu pengawas ImaMe d i k a l , sedangkan untuk kepala mangan danperawat pelaksana hanya mendapatkansosialisasi S P 2 K P dari jajaran bidangkeperawatan. Jumlah perawat yang peraah

    18

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    9/10

    Jumal Ners Indonesia, V o l . 1 , No. 2, Maret 2011

    mengikuti pelatihan pengembangan keterampilandari dua ruangan tersebut sebanyak 40% per-Januari 2009. Dengan demikian dapat diartikanbahwa untuk mewujudkan pelaksanaanpemberian pelayanan keperawatan yangprofesional, maka ni lai pengembanganprofesional diri harus lebih ditingkatkan lagiyaitu melalui peningkatan jumlah tenaga perawatyang diikutsertakan dalam pelatihan dankegiatan penunjang capacity building laiimya.

    Selain capacity building, sosialisasiprofesional juga harus menjadi perhatian dalammewujudkan pelayanan yang profesional.Sebagian besar tenaga keperawatan diruangMura i I dan Mu r a i II adalah tenaga kerja barudengan pengalaman kerja 0-2 tahun, dengandemikian perlu diadakan sosialisasi profesionalkeperawatan untuk menunjang pelaksanaanpemberian pelayanan keperawatan yangprofesional.

    Dar i hasil analisis multivariat menunjukkanbahwa faktor paling dominan yang berhubungandengan pelaksanaan pemberian pelayanankeperawatan adalah variabel ni la i-ni la iprofesional. Hal tersebut karena perawat yangmempunyai ni la i-ni la i profesional baik akanlebih mengutamakan kepuasan pasien sehinggamelaksanakan pemberian pelayanan keperawatansebaik-baiknya.

    Kesesuaian hasil penelitian in i juga didukungoleh kepustakaan yang menyebutkan bahwani la i-ni la i profesional yang d imi l i k i perawatakan menumbuhkan komitmen yang kuatterhadap layanan, percaya akan martabat danmakna setiap orang, komitmen terhadappendidikan, dan memperhatikan otonomisehingga dapat disimpulkan bahwa ni la i-ni la iprofesional sangat mengutamakan terciptanyakepuasan pasien (Kozier, Erb, Blais , 2006).

    Berdasarkan hasil diatas, maka dapatdisimpulkan bahwa peran dominan yang sangatmendukung terwujudnya pelaksanaan pemberianpelayanan keperawatan yang profesional adalahdari ni la i-ni la i profesional, namun untukmewujudkan pelaksanaan pemberian pelayanankeperawatan yang profesional harus didukungoleh komponen manajemen dan pemberian askepserta pengembangan profesional diri perawat.Dengan manajemen dan pemberian asuhankeperawatan yang baik didukung denganpengembangan profesional diri perawat baik,

    tentunya dapat mewujudkan ni la i-ni la iprofesional dan mampu menciptakanpelaksanaan pemberian pelayanan yangprofesional.K E S I M P U L A N

    Gambaran dari masing-masing komponendari S P 2 K P (ni la i-ni la i profesional, manajemendan pemberian askep serta pengembanganprofesional dir i perawat) di ruang Mu r a i I danMu r a i II belum mencapai predikat baik.Gambaran pelaksanaan pemberian pelayanankeperawatan di ruang Mu r a i I dan Mu r a i II jugabelum mencapai predikat baik.

    Has i l analisis bivariat menunjukkan variabelyang berhubungan dan signifikan terhadappelaksanaan pemberian pelayanan keperawatanadalah variabel ni la i-ni la i profesional, sedangkandua variabel lain nya tidak signifikan terhadappelaksanaan pemberian pelayanan keperawatanprofesional. Has i l analisis multivariatmenunjukkan bahwa variabel ni la i-ni la iprofesional adalah variabel yang paling dominandiantara ketiga variabel independen yang diteliti .SARAN

    Diharapkan kepada tenaga kesehatankhususnya perawat agar dapat mengaplikasikanni la i-ni la i profesional dalam memberikan asuhankeperawatan kepada klien serta ikut aktif dalamkegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkanketerampilan dalam melaksanakan asuhankeperawatan secara profesional.

    Pada peneliti selanjutnya dapat melanjutkanpenelitian ini dengan variabel yang lebihaplikatif maupun dengan metode instrumen yanglebih mendalam misalnya tentang implementasiS P 2 K P dan hubungannya dengan pencapaianindikator mutu pelayanan keperawatan.

    Neni Lya Wati, S.Kep.,: MahasiswaS T I K E S Hangtuah Pekanbaru

    ^ Juniar Ernawati, M .Kep, M.Ng; Stafkeperawatan anak P S I K UR

    ^ Nurju'ah, S.Kp; Staf R S U D A r i f i n AchmadPekanbaru

    19

  • 7/30/2019 635-1258-1-SM

    10/10

    Neni Lya Wati, Juniar Ernawati, Nurju'ah, A n a l i s a Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Keperawatan di RuangM u r a i Idan M u r a i II R S U D A r i f i n Achmad Pripinsi R i a u

    D A F T A R P U S T A K ABudiarto. (2002). Biostatika untuk kedokteran

    dankesehatan. Jakarta: E G CB u d i . (2009). Sistem Pemberian Pelayanan

    Keperawatan Profesional di RS. Presentasidisajikan dalam Workshop BidangKeperawatan RS se-Jawa Timur diSurabaya. Tanggal 25 Juli 2009, diambil 23Maret 2010 darihttp://jokoblitar.gretha.web.id/?p=265

    Depkes. (2002). Standar tenaga keperawatandirumah sakit. Jakarta: Departemenkesehatan

    Dewanto. (2008). Pengolahan dan analisa datadengan SPSS V.13. R ia u : STIKes HangTuah Pekanbaru

    Direktorat B i n a Pelayanan KeperawatanD E P K E S RI. (2009). Modul Sistempemberian Pelayanan KeperawatanProfesional. Jakarta: DepartemenKesehatan

    Fajri dan Ratu april l ia senja. (2002).Kamuslengkap bahasa Indonesia. Jakarta: D i f apublisher

    Gil l ies . (1996). Manajemen keperawatan: suatupendekatan sistem Edisi 2. (alih bahasaSukmana, D i k a dan W i d y a sukmana)

    Hastono. (2006). Basic data analysis for healthresearch. Universitas IndonesiaH e l m . (2005). Mai praktik keperawataan:

    menghindari masalah hukum. Jakarta: E G CKozier , Erb, Bla is . (2006). Praktik keperawatan

    professional konsep danperspektif. Edisi4.(a\ih bahasa Yuningsih, yuyun dannikebudhi subekti) Jakarta: E G C

    Laporan evaluasi pelaksanaan praktik M P K PR S U D Ari f i n Achmad. (2007). R ia u :R S U D Ari f i n Achmad

    Laporan ketenagaan keperawatan R S U D A r i f i nAchmad. (2009). R ia u : R S U D A r i f i nAchmad

    Laporan rekapan infeksi nosokomial. (2009).R ia u : R S U D Ari f i n Achmad

    Na z i r . (2003). Metodepenelitian. Jakarta: GhaliaIndonesia

    Notoadmodjo. (2002). Metodologi penelitiankesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

    Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan:Aplikasi dalam praktik KeperawatanProfesional. Jakarta: Salemba medika

    . (2003). Konsep dan penerapanmetodologi penelitian ilmu keperawatapedoman skripsi, tesis, dan instrumentpenelitian keperawatan. Jakarta: SalembaM e d i k a

    Ridwan. (2003). Skala pengukuran variabel-variabelpenelitian, Alfabeta, Bandung.Sitorus. (2006). Model Praktik Keperawatan

    Profesional di Rumah Sakit: penataanstruktur & proses (sistem) pemberianasuhan keperawatan di ruang rawat.Jakarta: E G C

    Sitorus dan Y u l i a . (2006). Model PraktikKeperawatan Profesional diRumah Sakitpenataan struktur & proses (sistem)pemberian asuhan keperawatan di ruanrawat:panduan implementasi. Jakarta:E G C

    Standar Pelayanan M i n i m a l ( S P M ) R S U D Ari f i nAchmad. (2009). R ia u : R S U D Ari f i nAchmad

    Sugiyono. (2007). Metode PenelitianBandung: Alfabeta C V

    Suhartati. (2009). Pelayanan keperawatan dalamsistem pelayanan kesehatan. Dia mb i l 23Maret 2010, darihttp://staff ui.ac.id/intemal/132014715/material / S I S Y A N W A T D L M S I S Y A N K E S . p p tSuyanto. (2009). Mengenal kepemimpinan danmanajemen keperawatan di rumah sakiJogjakarta: Mitra cendikia Press

    Wijono. (2000). Managemen mutu pelayanankesehatan: teori, strategi, dan aplikasiSurabaya: Airlangga UniversaryPress

    20

    http://jokoblitar.gretha.web.id/?p=265http://staff/http://staff/http://jokoblitar.gretha.web.id/?p=265