62976230 Tanda Kematian Tidak Pasti Pasti

9
Tanda kematian tidak pasti 1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit dengan inspeksi, palpasi dan auskultasi. 2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit dengan tidak terabanya nadi karotis. 3. Kulit pucat, bukan merupakan tanda yang dipercaya karena mungkin terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan. 4. Tonus otot menghilang dan relaksasi. Relaksasi dari otot-otot wajah menyebabkan kulit menimbul sehingga kadang-kadang membuat orang menjadi tampak lebih muda. Kelemasan otot sesaan setelah kematian disebut relaksasi primer. Hal ini mengakibatkan pendataran daerah-daerah yang tertekan misalnya daerah bokong pada mayat yang terlentang. 5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian. Segmen-segmen tersebut bergerak ke arah tepi retina dan kemudian menetap. 6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat dihilangkan dengan menit. Tanda pasti kematian 1. Livor mortis Nama lain livor mortis ini antara lain lebam mayat, post mortem lividity, post mortem hypostatic, post mortem sugillation, dan vibices. Livor mortis adalah suatu bercak atau noda besar merah kebiruan atau merah ungu (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat penumpukan eritrosit atau stagnasi darah karena

Transcript of 62976230 Tanda Kematian Tidak Pasti Pasti

Page 1: 62976230 Tanda Kematian Tidak Pasti Pasti

Tanda kematian tidak pasti

1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit dengan inspeksi, palpasi dan

auskultasi.

2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit dengan tidak terabanya nadi karotis.

3. Kulit pucat, bukan merupakan tanda yang dipercaya karena mungkin terjadi spasme

agonal sehingga wajah tampak kebiruan.

4. Tonus otot menghilang dan relaksasi. Relaksasi dari otot-otot wajah menyebabkan

kulit menimbul sehingga kadang-kadang membuat orang menjadi tampak lebih muda.

Kelemasan otot sesaan setelah kematian disebut relaksasi primer. Hal ini

mengakibatkan pendataran daerah-daerah yang tertekan misalnya daerah bokong pada

mayat yang terlentang.

5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian.

Segmen-segmen tersebut bergerak ke arah tepi retina dan kemudian menetap.

6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat

dihilangkan dengan menit.

Tanda pasti kematian

1. Livor mortis

Nama lain livor mortis ini antara lain lebam mayat, post mortem lividity, post

mortem hypostatic, post mortem sugillation, dan vibices.

Livor mortis adalah suatu bercak atau noda besar merah kebiruan atau merah

ungu (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat penumpukan eritrosit atau

stagnasi darah karena terhentinya kerja pembuluh darah dan gaya gravitasi bumi,

bukan bagian tubuh mayat yang tertekan oleh alas keras.

Bercak tersebut mulai tampak oleh kita kira-kira 20-30 menit pasca kematian

klinis. Makin lama bercak tersebut makin luas dan lengkap, akhirnya menetap kira-

kira 8-12 jam pasca kematian klinis.

Sebelum lebam mayat menetap, masih dapat hilang bila kita menekannya. Hal

ini berlangsung kira-kira kurang dari 6-10 jam pasca kematian klinis. Juga lebam

masih bisa berpindah sesuai perubahan posisi mayat yang terakhir. Lebam tidak bisa

lagi kita hilangkan dengan penekanan jika lama kematian klinis sudah terjadi kira-kira

lebih dari 6-10 jam.

Page 2: 62976230 Tanda Kematian Tidak Pasti Pasti

Ada 4 penyebab bercak makin lama semakin meluas dan menetap, yaitu :

A. Ekstravasasi dan hemolisis sehingga hemoglobin keluar.

B. Kapiler sebagai bejana berhubungan.

C. Lemak tubuh mengental saat suhu tubuh menurun.

D. Pembuluh darah oleh otot saat rigor mortis.

E. Livor mortis dapat kita lihat pada kulit mayat. Juga dapat kita temukan

pada organ dalam tubuh mayat. Masing-masing sesuai dengan posisi

mayat.

Lebam pada kulit mayat dengan posisi mayat terlentang, dapat kita lihat pada

belakang kepala, daun telinga, ekstensor lengan, fleksor tungkai, ujung jari dibawah

kuku, dan kadang-kadang di samping leher. Tidak ada lebam yang dapat kita lihat

pada daerah skapula, gluteus dan bekas tempat dasi.

Lebam pada kulit mayat dengan posisi mayat tengkurap, dapat kita lihat pada

dahi, pipi, dagu, bagian ventral tubuh, dan ekstensor tungkai. Lebam pada kulit mayat

dengan posisi tergantung, dapat kita lihat pada ujung ekstremitas dan genitalia

eksterna.

Lebam pada organ dalam mayat dengan posisi terlentang dapat kita temukan

pada posterior otak besar, posterior otak kecil, dorsal paru-paru, dorsal hepar, dorsal

ginjal, posterior dinding lambung, dan usus yang dibawah (dalam rongga panggul).

Ada tiga faktor yang mempengaruhi livor mortis yaitu volume darah yang

beredar, lamanya darah dalam keadaan cepat cair dan warna lebam.

Volume darah yang beredar banyak menyebabkan lebam mayat lebih cepat

dan lebih luas terjadi. Sebaliknya lebih lambat dan lebih terbatas penyebarannya pada

volume darah yang sedikit, misalnya pada anemia.

Ada lima warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk memperkirakan

penyebab kematian yaitu :

A. warna merah kebiruan merupakan warna normal lebam

B. warna merah terang menandakan keracunan CO, keracunan CN, atau suhu

dingin

C. warna merah gelap menunjukkan asfiksia

D. warna biru menunjukkan keracunan nitrit

E. warna coklat menandakan keracunan aniline.

Page 3: 62976230 Tanda Kematian Tidak Pasti Pasti

Interpretasi livor mortis dapat diartikan sebagai tanda pasti kematian, tanda

memperkirakan saat dan lama kematian, tanda memperkirakan penyebab kematian

dan posisi mayat setelah terjadi lebam bukan pada saat mati.

Livor mortis harus dapat kita bedakan dengan resapan darah akibat trauma

(ekstravasasi darah). Warna merah darah akibat trauma akan menempati ruang

tertentu dalam jaringan. Warna tersebut akan hilang jika irisan jaringan kita siram

dengan air.

2. Kaku mayat (rigor mortis)

Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang

kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah

periode pelemasan/ relaksasi primer; hal mana disebabkan oleh karena terjadinya

perubahan kimiawi pada protein yang terdapat dalam serabut-serabut otot.

A. Cadaveric spasme

Cadaveric spasme atau instantaneous rigor adalah suatu keadaan dimana

terjadi kekakuan pada sekelompok otot dan kadang-kadang pada seluruh otot,

segera setelah terjadi kematian somatis dan tanpa melalui relaksasi primer.

B. Heat Stiffening

Heat Stiffening adalah suatu kekakuan yang terjadi akibat suhu tinggi,

misalnya pada kasus kebakaran.

C. Cold Stiffening

Cold Stiffening adalah suatu kekakuan yang terjadi akibat suhu rendah,

dapat terjadi bila tubuh korban diletakkan dalam freezer, atau bila suhu keliling

sedemikian rendahnya, sehingga cairan tubuh terutama yang terdapat sendi-sendi

akan membeku.

3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)

Algor mortis adalah penurunan suhu tubuh mayat akibat terhentinya produksi

panas dan terjadinya pengeluaran panas secara terus-menerus. Pengeluaran panas

tersebut disebabkan perbedaan suhu antara mayat dengan lingkungannya. Algor

mortis merupakan salah satu perubahan yang dapat kita temukan pada mayat yang

sudah berada pada fase lanjut post mortem.

Pada beberapa jam pertama, penurunan suhu terjadi sangat lambat dengan

bentuk sigmoid. Hal ini disebabkan ada dua faktor, yaitu masih adanya sisa

metabolisme dalam tubuh mayat dan perbedaan koefisien hantar sehingga butuh

waktu mencapai tangga suhu.

Page 4: 62976230 Tanda Kematian Tidak Pasti Pasti

Ada sembilan faktor yang mempengaruhi cepat atau lamanya penurunan suhu

tubuh mayat, yaitu :

A. Besarnya perbedaan suhu tubuh mayat dengan lingkungannya.

B. Suhu tubuh mayat saat mati. Makin tinggi suhu tubuhnya, makin lama

penurunan suhu tubuhnya.

C. Aliran udara makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat.

D. Kelembaban udara makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat.

E. Konstitusi tubuh pada anak dan orang tua makin mempercepat penurunan

suhu tubuh mayat.

F. Aktivitas sebelum meninggal.

G. Sebab kematian, misalnya asfiksia dan septikemia, mati dengan suhu

tubuh tinggi.

H. Pakaian tipis makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat.

I. Posisi tubuh dihubungkan dengan luas permukaan tubuh yang terpapar.

Penilaian algor mortis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut, antara

lain :

A. Lingkungan sangat mempengaruhi ketidakteraturan penurunan suhu tubuh

mayat.

B. Tempat pengukuran suhu memegang peranan penting.

C. Dahi dingin setelah 4 jam post mortem.

D. Badan dingin setelah 12 jam post mortem.

E. Suhu organ dalam mulai berubah setelah 5 jam post mortem.

F. Bila korban mati dalam air, penurunan suhu tubuhnya tergantung dari

suhu, aliran, dan keadaan airnya.

4. Pembusukan

Pembusukan mayat nama lainnya dekomposisi dan putrefection. Pembusukan

mayat adalah proses degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis dan kerja

bakteri pembusuk terutama Klostridium welchii. Bakteri ini menghasilkan asam lemak

dan gas pembusukan berupa H2S, HCN, dan AA. H2S akan bereaksi dengan

hemoglobin (Hb) menghasilkan HbS yang berwarna hijau kehitaman. Syarat

terjadinya degradasi jaringan yaitu adanya mikroorganisme dan enzim proteolitik.

Proses pembusukan telah terjadi setelah kematian seluler dan baru tampak

oleh kita setelah kira-kira 24 jam kematian. Kita akan melihatnya pertama kali berupa

Page 5: 62976230 Tanda Kematian Tidak Pasti Pasti

warna kehijauan (HbS) di daerah perut kanan bagian bawah yaitu dari sekum

(caecum). Lalu menyebar ke seluruh perut dan dada dengan disertai bau busuk.

Ada 17 tanda pembusukan, yaitu wajah dan bibir membengkak, mata

menonjol, lidah terjulur, lubang hidung dan mulut mengeluarkan darah, lubang

lainnya keluar isinya seperti feses (usus), isi lambung, dan partus (gravid), badan

gembung, bulla atau kulit ari terkelupas, aborescent pattern/ marbling yaitu vena

superfisialis kulit berwarna kehijauan, pembuluh darah bawah kulit melebar, dinding

perut pecah, skrotum atau vulva membengkak, kuku terlepas, rambut terlepas, organ

dalam membusuk, dan ditemukannya larva lalat.

Organ dalam yang cepat membusuk antara lain otak, lien, lambung, usus,

uterus gravid, uterus post partum, dan darah. Organ yang lambat membusuk antara

lain paru-paru, jantung, ginjal dan diafragma. Organ yang paling lambat membusuk

antara lain kelenjar prostat dan uterus non gravid.

Larva lalat dapat kita temukan pada mayat kira-kira 36-48 jam pasca

kematian. Berguna untuk memperkirakan saat kematian dan penyebab kematian

karena keracunan. Saat kematian dapat kita perkirakan dengan cara mengukur

panjang larva lalat. Penyebab kematian karena racun dapat kita ketahui dengan cara

mengidentifikasi racun dalam larva lalat.

Ada sembilan faktor yang mempengaruhi cepat-lambatnya pembusukan

mayat, yaitu :

A. Mikroorganisme. Bakteri pembusuk mempercepat pembusukan.

B. Suhu optimal yaitu 21-370C mempercepat pembusukan.

C. Kelembaban udara yang tinggi mempercepat pembusukan.

D. Umur. Bayi, anak-anak dan orang tua lebih lambat terjadi pembusukan.

E. Konstitusi tubuh. Tubuh gemuk lebih cepat membusuk daripada tubuh

kurus.

F. Sifat medium. Udara : air : tanah (1:2:8).

G. Keadaan saat mati. Oedem mempercepat pembusukan. Dehidrasi

memperlambat pembusukan.

H. Penyebab kematian. Radang, infeksi, dan sepsis mempercepat

pembusukan. Arsen, stibium dan asam karbonat memperlambat

pembusukan.

I. Seks. Wanita baru melahirkan (uterus post partum) lebih cepat mengalami

pembusukan.

Page 6: 62976230 Tanda Kematian Tidak Pasti Pasti

Pada pembusukan mayat kita juga dapat menginterpretasikan suatu kematian

sebagai tanda pasti kematian, untuk menaksir saat kematian, untuk menaksir lama

kematian, serta dapat membedakannya dengan bulla intravital.

Perbedaan bulla intravital dan bulla pembusukan

Bulla Intravital Perbedaan Bulla pembusukan

Kecoklatan Warna kulit ari Kuning

Tinggi Kadar albumin & klor

bulla

Rendah atau tidak ada

Hiperemis Dasar bulla Merah pembusukan

Intraepidermal Jaringan yang

terangkat

Antara epidermis &

dermis

Ada Reaksi jaringan &

respon darah

Tidak ada

5. Adipocere (lilin mayat)

Adipocere adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami hidrolisis

dan hidrogenisasi pada jaringan lemaknya, dan hidrolisis ini dimungkinkan oleh

karena terbentuknya lesitinase, suatu enzim yang dihasilkan oleh Klostridium welchii,

yang berpengaruh terhadap jaringan lemak.

Untuk dapat terjadi adipocere dibutuhkan waktu yang lama, sedikitnya

beberapa minggu sampai beberapa bulan dan keuntungan adanya adipocere ini, tubuh

korban akan mudah dikenali dan tetap bertahan untuk waktu yang sangat lama sekali,

sampai ratusan tahun.

6. Mummifikasi

Mummifikasi dapat terjadi bila keadaan lingkungan menyebabkan

pengeringan dengan cepat sehingga dapat menghentikan proses pembusukan. Jaringan

akan menjadi gelap, keras dan kering. Pengeringan akan mengakibatkan menyusutnya

alat-alat dalam tubuh, sehingga tubuh akan menjadi lebih kecil dan ringan. Untuk

dapat terjadi mummifikasi dibutuhkan waktu yang cukup lama, beberapa minggu

sampai beberapa bulan; yang dipengaruhi oleh keadaan suhu lingkungan dan sifat

aliran udara.