61016-10-289289376289
-
Upload
sulhan-sinarli -
Category
Documents
-
view
20 -
download
3
description
Transcript of 61016-10-289289376289
Mata Kuliah: Psikologi Faal
Kuliah ke: 10
Materi: Sistem Penciuman, Pengecapan, Somatosensoris
Dosen: Rah Madya Handaya,M.Psi
SISTEM PENCIUMAN & PENGECAPAN
Indria minor tapi memberi informasi yang penting bau asap ; makanan basi
Alat indrianya :
Hidung (sel-sel membrana olfactory)
Lidah (puting-puting kecap / taste buds)
Keduanya sering disebut “indria kimiawi” tapi kita merasakan & mencium objek
bukan zat kimia
Hidup di dalam “a sea of odors & flavor”
Penciuman dapat meningkatkan & menurunkan nafsu
Pengecapan dapat mendeteksi makanan yang layak / tidak layak dimakan
Stimulus penciuman : zat yang dapat menguap & sedikit larut dalam
air
Stimulus pengecapan : zat yang dapat larut dalam air liur (saliva)
Ada interaksi antara rasa & bau
bau membantu meningkatkan identifikasi rasa
Adaptasi bau lebih cepat daripada adaptasi rasa
PENCIUMAN
Merupakan rasa yang relatif tidak dipahami dengan baik, karena :
Letak membrana olfactoria
Fenomena subjektif yang tidak dapat dipelajari pada binatang tingkat rendah
Indria manusia yang relatif mengalami midimenter dibandingkan dengan
binatang tingkat rendah
Sulit mengukur ambang rangsang
Stimuli zat-zat kimia yang :
Dapat menguap
Sedikit larut dalam air
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya,
PSIKOLOGI FAAL 1
Larut dalam lemak
Sel sel reseptor penciuman hanya terangsang bila udara mengalir ke atas
(inspirasi)
Membrana Olfactoria
Bagian superior rongga hidung luasnya 2,4 cm2
Mengandung sel-sel reseptor penciuman (sel-sel olfactoria) 100 juta sel
Mengandung banyak kelenjar bowmani
Reseptor penciuman beradaptasi 50% dalam detik pertama perangsangan ;
melambat
Sensasi baru akan hilang 60” setelah perangsangan
Adaptasi terjadi SSP
7 kelas sensasi penciuman primer : kamfer ; musky ; harum ; permen ; eter ;
pedas ; busuk
Penelitian terakhir 50 sensasi primer
Buta bau tidak ada reseptor yang sesuai untuk zat tertentu
Teori kimia : reseptor-reseptor kimia dalam membrana olfactoria bereaksi
secara spesifik dengan jenis perangsang
Teori fisika : reseptor-reseptor fisika membrana olfactoria
mengabsorbsi zat-zat kimia spesifik
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya,
PSIKOLOGI FAAL 2
Sifat Afektif Penciuman
Jalan Saraf Penciuman
Membrana olfactoria bulbus olfactorius
traktus olfactoria
area olfactoria media (di talamus)
Hipotalamus Talamus area olfactoria lateral Hipoccampus Batang otak
Kortek serebri Temporal + prefrontal
1. mengatur respon-respon otomatik tubuh terhadap rangsang penciuman
2. aktivitas perasaan emosi (kekuatan, gelisah, nikmat, pengendalian seksual)
Korteks olfactoria primer : kortek serebri lateral & prefrontal
Tumor pada area olfactoria lateral (terutama unkus & amygdala) menyebabkan
penderita merasa bau abnormal
SSP mengirim rangsang balik untuk menghambat aktivitas bulbus olfactorius
Kelainan-Kelainan Penciuman
1. Anosmia (buta bau)
- Total / bau spesifik
- Dijumpai pada pasien Alzheimer ; akibat kerusakan epitel membrana
olfactoria atau neuron otak penciuman ; menghirup zat kokain / seng – sulfat
- Akibat serius : makan sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan nafsu
makan turun, berat badan turun
2. Halusinasi bau
- Biasanya pada pasien tumor otak
Pasien sering disebut / didiagnosa sebagai ‘sakit mental’ namun tidak selalu
pasien halusinasi bau diidentifikasi mengalami kerusakan otak atau ‘sakit
mental’
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya,
PSIKOLOGI FAAL 3
- mencium bau yang asing ; bau metalik bila selesma atau penyakit virus
lainnya
PENGECAPAN
Merupakan fungsi-fungsi puting kecap (taste buds) di dalam rongga mulut
Memungkinkan seseorang utuk memilih makanan sesuai kesukaan & kebutuhan
zat-zat gizi tertentu
Paling sedikit ada 4 kesan pengecapan primer :
Asam : ion-ion hidrogen & asam
Asin : garam-garam, terutama ‘kation’-nya
Manis : zat-zat kimia (gula, glikol, alkohol, aldehida, keton, asam amino,
garam anorganik dari logam berat & berilium)
Pahit : zat-zat organik rantai panjang ; alkoloid (quini, kafein, striknin,
nikotin)
Makanan yang rasanya manis = dapat dimakan
Makanan yang rasanya pahit = beracun
Sakarin mempunyai rasa yang manis & sesudahnya rasa pahit
Sifat afektif pengecapan : sedap / tidak sedap
Rasa manis konsentrasi rendah : tidak sedap
Rasa manis konsentrasi tinggi : sedap
Rasa pahit rasa manis
Banyak dari yang dinamakan “rasa” sebenarnya adalah bau (masuk
nasopharing)
Letak Taste Buds :
1. Sekitar “huruf V” di pangkal lidah Papilla Sirkumvalata rasa pahit
2. Permukaan lidah depan Papilla Fungiformis rasa manis
3. Lipatan-lipatan lidah bagian postero-lateral Papilo Foliata rasa asam &
asin
4. Daerah langit-langit (Palatum) ; tonsil ; sekitar nasopharing
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya,
PSIKOLOGI FAAL 4
taste buds pada orang dewasa 10.000
Pada anak-anak orang dewasa
Pada usia di atas 45 tahun banyak degenerasi
Setiap jenis taste buds memberikan respon pada setiap rasa primer, tetapi dalam
kekuatan yang berbeda
Beberapa daerah sistem saraf mampu menetukan rasio perangsangan berbagai
jenis taste buds
INDRIA SOMATOSENSORIS
Fungsi : informasi tentang apa yang terjadi di permukaan / di dalam tubuh
Somatosensoris :
Reseptor-reseptor kulit (sentuhan)
Reseptor-reseptor kinestesia (posisi & gerakan tubuh)
Reseptor-reseptor organis (rasa tidak nyaman, suhu dalam)
Stimuli reseptor-reseptor somatosensoris
------- sentuhan ------- gerakan -------suhu -----getaran(perubahan bentuk)
Beberapa reseptor-reseptor somatosensoris :
1. ujung saraf bebas (free nerve endings)
- di semua bagian tubuh
- hangat ; dingin ; sensasi tekanan kasar
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya,
PSIKOLOGI FAAL 5
2. Diskus Merkel
3. Korpus Pacini
(khusus tekanan) - mendeteksi sensasi raba
4. Korpus Meissner dan sentuhan/tekanan
5. Korpus Krause - dari jaringan bawah kulit
(khusus suhu) mendeteksi regangan,
6. Organ Ruffini perubahan bentuk jaringan
7. Rambut Taktil
8. Tendo Golgi
- deteksi ketegangan tendon
9. Muscle Spindle
- terletak di antara serabut-serabut otot
- deteksi panjang otot (tegang / rileks)
Sensasi Nyeri
Setiap kerusakan jaringan dapat menimbulkan sensasi nyeri (suhu kritis 45o C
mulai merusak jaringan)
Umumnya dirasakan setelah kerusakan terjadi tapi hanya dirasakan sementara
kerusakan sedang terjadi
Rangsangan utama :
Zat yang dikeluarkan oleh jaringan yang rusak
a.l. : Bradikinin
Obat-obatan yang mencegah keluarnya Bradikinin menyebabkan
berkurangnya rasa sakit
Iskemi jaringan terhambatnya aliran darah
penyebab rasa sakitnya adalah asam laktat sisa-sisa metabolisme yang
tidak terbawa aliran darah
Spasme otot memendeknya otot-otot pada jaringan yang terluka
Sensasi Geli Dan Gatal
Perangsangan ringan pada reseptor nyeri
Ada ujung saraf bebas yang sangat peka
Tujuannya untuk menarik perhatian
Penghantaran stimulus nyeri
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya,
PSIKOLOGI FAAL 6
Serabut nyeri cepat (rangsang tertusuk)
Serabut nyeri lambat (rangsang terbakar)
Jalan Saraf Sensasi Nyeri :
Reseptor nyeri
Medula spinalis
Talamus
Kortek serebri
Daerah sensorik
Lintasan serabut nyeri terbakar melalui sistem SAR menggiatkan seluruh sistem saraf
Geli
merupakan nyeri yang paling ringan, kadang2 berupa reaksi yang berlebihan,
yang tujuannya bisa untuk menarik perhatian.
Jalan Saraf Somatosensoris
Kulit Otot Organ dalam
Central Nervous System(melalui saraf spinal)
Lemniscus medialis
Inti ventrikel poterior (talamus)
Kortek primer somatosensory
(di lobus parientalis)
kortek sekunder
dipersepsikan
Persepsi Sakit
Sensasi yang komplek
Sakit dapat dimodifikasi melalui :
Pemberian OPIAT
Hipnosis
Pemberian obat-obatan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya,
PSIKOLOGI FAAL 7
Emosi
Akupunktur
Lingkungan dapat meminimalkan persepsi sakit
Sensasi sakit mengaktifkan 4 daerah korteks serebri
1. Korteks primer Lobus Somatosenses
2. Korteks sekunder Lobus Somatosenses
3&4. Korteks Singuli Anterior reaksi emosional
Berhubungan dengan sistem limbik oleh karena itu sakit selalu diikuti oleh
reaksi emosional
Meissner’s Corpuscle
ada pada bagian tubuh yang tidak berambut untuk menerima rangsang lembut
Stimulus Raba
Adaptasi
- stimulus yang konstan tidak akan memberikan respons setelah beberapa
saat
Respons terhadap Stimulus yang Bergerak
- Bersama2 dengan reseptor kinestesia (pada otot & sendi) kita
mengetahui benda yang berada ditangan kita secara 3 dimensi
Suhu
- Ditangani oleh ujung2 saraf bebas yang terdapat dikullit
- Terdapat 2 reseptor (dingin & panas)
- Kenaikan temperatur menurunkan sensitivitas reseptor panas &
menaikkan sensitivitas reseptor dingin
Nyeri
- Rangsang nyeri diterima oleh ujung2 saraf bebas yang terdapat dikulit
- Ada 3 reseptor nyeri:
a. Mekanoreseptor untuk benda tajam, meregangkan kulit
b. Capsaicin reseptor bereaksi terhadap panas tinggi & asam
c. Reseptor yang sensitif terhadap ATP : nyeri pada iskemia jaringan,
tumor, kerusakan otot
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya,
PSIKOLOGI FAAL 8
Persepsi Nyeri
- Bertujuan melindungi diri
- Derajat nyeri dapat diubah, misal dengan hipnotis, obat
- Stimulus nyeri mengaktivasi:
a. Primary Sensory Cortex
b. Cortex Cingulate Anterior (daerah limbik)
- Analgesia dapat timbul karena dilepasnya endogenous opioids yang
merangsang suatu area di midbrain ke medula spinalis menyebabkan
interneuron menghambat stimulus nyeri ke otak.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya,
PSIKOLOGI FAAL 9