6. Bab 5 & Bab 6

download 6. Bab 5 & Bab 6

If you can't read please download the document

Transcript of 6. Bab 5 & Bab 6

36

BAB V

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Pembina Palembang

Letak Geografis

Puskesmas Pembina Palembang terletak di Kelurahan Silaberanti Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang. Puskesmas ini terletak di Jl. Jend. A. Yani No. 62A, berada di pinggir jalan sehingga masyarakat yang memerlukan mudah untuk menjangkaunya. Wilayah kerjanya meliputi 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Silaberanti dengan luas wilayah 381 hektar dan Kelurahan 8 Ulu dengan luas wilayah 297 hektar. Maka luas wilayah kerja Puskesmas Pembina Palembang adalah + 678 hektar.

Berdasarkan SK Walikota Palembang tertanggal 1 April 1994, nama Puskesmas 8 Ulu diganti dengan menjadi Puskesmas Pembina Palembang dengan wilayah kerja meliputi kelurahan 8 Ulu dan Kelurahan Silaberanti. Sejak tanggal 17 Juli 2003 berdasarkan SK Walikota Palembang No. 599 Tahun 2003, Puskesmas Pembina Palembang ditetapkan menjadi Puskesmas Uji Coba Swakelola.

Wilayah kerja Puskesmas Pembina Palembang berbatasan dengan :

Sebelah utara berbatasan dengan 9/10 Ulu.Sebelah selatan berbatasan dengan 13 Ulu.Sebelah timur berbatasan dengan 7 Ulu.

34

Sebelah barat berbatasan dengan Plaju Ilir.

Visi

Tercapainya Kelurahan 8 Ulu dan Kelurahan Silaberanti Sehat Yang Optimal Tahun 2008.

Misi

Adapun misi Puskesmas Pembina Palembang adalah :

Memasyarakatkan paradigma sehat pada semua pihak.Meningkatkan profesionalisme seluruh petugas kesehatan yang berorientasi pada standar kesehatan.Pengadaan sarana dan prasarana keseatan yang bermutu prima.Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam mengatasi ksehatan yang ada.

Motto

Motto Puskesmas Pembina Palembang adalah Tanpa Anda Kami Tiada Berarti, Anda Sehat Kami Puas.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Pembina Palembang, pada tanggal 13 Maret 26 Maret 2013, data yang dikumpulkan berjumlah 57 responden. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan teks, yaitu sebagai berikut:

Pengetahuan

Pada variabel pengetahuan dibagi menjadi dua kategori yaitu baik, dan kurang. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tentang Kerugian PASI Di Puskesmas Pembina

Palembang Tahun 2013

Pengetahuan

Jumlah

Persentase (%)

Baik

10

17,5

Kurang

47

82,5

Total

57

100

Berdasarkan tabel 5.3 distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan, dari 57 responden, 47 responden (82,5%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang kerugian pemberian pengganti ASI.

Sikap

Pada variabel sikap dibagi menjadi dua kategori yaitu baik dan kurang. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap

Tentang Kerugian PASI Di Puskesmas Pembina

Palembang Tahun 2013

Sikap

Jumlah

Persentase (%)

Positif

30

52,6

Negatif

27

47,4

Total

57

100

Berdasarkan tabel 5.1 distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan, dari 57 responden, 30 responden (52,6%) memiliki sikap positif terhadap kerugian pemberian pengganti ASI.

Pembahasan

Pengetahuan

Berdasarkan hasil analisis dari 57 responden didapatkan 47 responden (82,5%) memiliki pengetahuan kurang tentang pemberian pengganti ASI.

Sesuai dengan penelitian Waliyah (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RSUD Dr.H.M. Rabain Muara Enim Tahun 2012 menunjukkan hasil ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang IMD yaitu sebanyak 25 responden (80,6%) dari 31 total responden.

Menurut Hector (2005), komponen pengetahuan yang dinilai sangat berperan terhadap pembarian pengganti ASI. Secara keseluruhan, ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tidak akan memberikan pengganti ASI, sedangkan ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang memiliki tingkat yang rendah akan memberikan pengganti ASI.

Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan informal dan formal. Hal itu disampaikan oleh pendidikan kepada sasaran pendidikan guna mencapai perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku dipengaruhi oleh tiga unsur yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan serta tidak semua yang memiliki pengetahuan baik, akan disertai sikap dan tindakan yang baik pula. Hal itu dipengaruhi faktor internal dan eksternal (Notoadmodjo, 2005).

Menurut analisis peneliti, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Semakin tinggi pengetahuan maka ibu tidak akan memberikan pengganti ASI pada bayinya. Begitu juga sebaliknya semakin rendah pengetahuan bisa menyebabkan ibu akan memberikan pengganti ASI pada bayinya dimana akan terjadi resiko gangguan pencernaan pada bayinya. Dengan demikian makin banyak mereka mendengar, melihat, merasakan terlebih ia mau mencobanya, maka ia akan memperoleh banyak pengetahuan tetapi apabila ia tidak pernah sama sekali melakukan upaya untuk merasakan atau melihat dan mendengar tentang suatu informasi, maka dipastikan akan mengalami ketidaktahuan dari semua hal termasuk tentang kerugian memberikan pengganti ASI.

Sikap

Berdasarkan hasil analisis dari 57 responden didapatkan 30 responden (52,6%) yang memiliki sikap baik terhadap kerugian pemberian pengganti ASI.

Berbeda dengan penelitian Dayat (2013) tentang pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu hamil di Poliklinik KIA RSUD Prabumulih Tahun 2013 menunjukkan hasil dari 52 responden didapatkan 34 responden (65,4%) memiliki sikap yang negatif terhadap pemberian pengganti ASI.

Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap itu dinamis dan tidak statis. Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2005).

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003). Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap adalah organisasi yang relatif menetap dari perasaan-perasaan, keyakinan-keyakinan dan kecenderungan perilaku terhadap orang lain, kelompok, ide-ide atau objek-objek tertentu (Faturochman, 2006).

Penentuan suatu sikap yang utuh diperlukan adanya pengetahuan seseorang terhadap suatu objek. Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku hidup sehat, diantaranya: pengetahuan yang tepat, motivasi, dan keterampilan untuk berperilaku sehat (Elder dalam Notoatmodjo, 2005).

Menurut analisis peneliti sikap ibu terhadap kerugian pemberian pengganti ASI akan berpengaruh terhadap tindakan karena dengan sikap ibu yang baik terhadap kerugian pemberian pengganti ASI, maka ibu akan mempunyai suatu keputusan untuk menentukan apakah bayinya akan diberikan pengganti ASI atau tidak. Salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk memberikan gambaran atau pandangan positif ibu tentang kerugian pemberian pengganti ASI adalah dengan cara memberikan informasi tentang kerugian pemberian pengganti ASI itu sendiri.

Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan instrumen yang telah di uji coba, namun kuesioner dibuat oleh peneliti sendiri sehingga masih ada kemungkinan kekurang tepatan pada kuesioner. Kualitas data tergantung pada motivasi responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara jujur atau responden menjawab secara tidak jujur. Hal ini dipengaruhi rasa takut responden mengemukakan pendapat dan kemungkinan responden kurang mengerti pada pertanyaan yang diajukan.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 57 responden dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Sebagian besar Ibu di Puskesmas Pembina Palembang memiliki pengetahuan yang kurang tentang kerugian memberikan pengganti ASI yaitu 82,5 %.Sebagian besar Ibu di Puskesmas Pembina Palembang Palembang memiliki sikap yang baik terhadap kerugian memberikan pengganti ASI yaitu 52,6 %.

Saran

Bagi Puskesmas Pembina Palembang

Kepada Puskesmas Pembina Palembang diharapkan dapat lebih meningkatkan dan mempertahankan pendidikan kesehatan kepada ibu yang menyusui tentang manfaat ASI dan kerugian pemberian pengganti ASI pada saat bayi berusia 0-6 bulan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan meminimalisir pemberian pengganti ASI pada bayi.

Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang

41

Diharapkan institusi pendidikan dapat menambah informasi pada mahasiswa mengenai konsep ASI serta menambah referensi buku -buku pelajaran tentang kesehatan.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian tentang konsep ASI dengan menggunakan metode yang berbeda seperti metode kualitatif, serta dengan variabel - variabel yang berbeda.