6(-$5$+ 626,$/ .(68/7$1$1 /$1*.$7

186
SEJARAH SOSIAL KESULTANAN LANGKAT Pagar, dkk

Transcript of 6(-$5$+ 626,$/ .(68/7$1$1 /$1*.$7

SEJARAH SOSIAL KESULTANANLANGKAT

Pagar, dkk

ii

SEJARAH SOSIAL KESULTANAN LANGKAT

Penulis:Pagar

Fatimah ZuhrahShiyamu ManurungMasmedia PinemDede BurhanudinAsep Saefullah

Desain Cover & Layout Isi:

TitianArt

Diterbitkan oleh:LITBANGDIKLAT PRESS

JL. M.H. Thamrin No. 6 Lantai 17 Jakarta PusatTelepon: 021-3920688

Fax: 021-3920688Website: balitbangdiklat.kemenag.go.id

Anggota IKAPI No. 545/Anggota Luar Biasa/DKI/2017

Cetakan Pertama - September 2020

I S B N: 978-623-91689-9-5

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Swt.Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan nikmatnya tercurahkankepada kita. Atas berkat rahmat dan rida Allah jua, penulisan sejarahKesultanan Langkat ini dapat diselesaikan, dan kini hasilnya diterbitkanmenjadi buku oleh LitbangDiklat Press (LD Press) Badan Litbang dan DiklatKementerian Agama.

Sebagaimana diketahui Indonesia, dan Nusantara dalam konteks yanglebih luas, sungguh wilayah yang eksotis, subur makmur dan menarikperhatian banyak kalangan. Salah satu daya tariknya adakahkeanekaragaman dalam berbagai hal, baik hayati maupun nabati, rasa,golongan, suku, maupun agama, serta warna-warni sosial budaya, seni,tradisi, dan lokalitasnya. Salah satu rekaman warna-warni sosial budayadan lokalitasnya terdapat dalam sejarah lokal. Maka, dalam rangkamelestarikan, memelihara, dan memanfaatkan warisan sejarah lokaltersebutlah digagas suatu kegiatan yang berkaitan dengan sejarah sosialkeagamaan di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya adalahSejarah Kesultanan Langkat yang berada di Provinsi Sumatera Utara.

iv

Kesultanam Langkat adalah fakta sejarah dan meninggalkan banyakpeninggalan artefaktual, khazanah kebudayaan, dan warisan-warisannonmaterial lainnya berupa falsafah hidup dan semangat perjuanganmemajukan dan mencerdaskan rakyat serta membangun peradaban dankarakter bangsa. Kesultanan Langkat merupakan salah satu kerajaan diProvinsi Sumatera Utara dengan corak Islam. Kesultanan Langkat dikenalsebagai Kerajaan Melayu yang dahulu termasuk wilayah Sumatera Timur;bermula dari Kerajaan Aru sekitar tahun 1500 sampai dengan terjadinyarevolusi sosial pada 1946, yang mengakhiri sejarah Kesultanan Langkat.Kesultanan Langkat memiliki kekayaan berupa ladang minyak, yangmerupakan yang pertama di Indonesia, dan juga perkebunan yang luas,yang menjadikannya sebagai kesultanan terkaya di Asia Tenggara hinggamasa kolonial Belanda. Saat ini, Langkat merupakan salah satu Kabupatendi Sumatera Utara.

Dinamika sosial-keagamaan, politik, ekonomi, budaya, dan pendidikandalam perjalanan panjang sejarah Kesultanan Langkat sesungguhnya telahmemberikan pengaruh yang kuat pada masyarakat, khususnya masyarakatMelayu di Langkat. Sampai saat ini, perilaku keislaman dapat dijumpai disana-sini di Kabupaten Langkat; aktivitas keagamaan sehari-hari, sepertisalat berjamaah, mengaji di langgar, dan pengajian-pengajian agama,dapat dengan mudah dijumpai dan masih ada hingga kini. Selain itu,sumbangan kesultanan ini kepada Republik Indonesia cukupmembanggakan; salah satu pujangga besar dan Pahlawan Nasional berasaldari Langkat, yakni Amir Hamzah, dan Wakil Presiden RI ketiga, jugaberasal dari sini, yaitu Adam Malik.

Sedikit uraian tersebut dapat memberikan gambaran betapapentingnya sejarah ditulis dan dipublikasikan. Oleh karena itu, dalam rangkamengambil inspirasi, hikmah, dan pelajaran yang sangat berhargatersebut, buku ini disajikan ke hadapan para pembaca yang budiman.Buku ini berasal dari hasil penelitian tentang sejarah sosial-keagamaanKesultanan Langkat, kerjasama antara Puslitbang Lektur, KhazanahKeagamaan, dan Manajemen Organisasi dengan Lembaga Penelitian UIN-SU, Medan pada tahun 2018.

v

Selanjutnya, kepada LD Press diucapkan banyak terima kasih ataskesediaannya menerbitkan hasil penelitian ini. Semoga hasil usaha inidapat memberikan manfaat seluas-luasnya bagi kepentingan ilmupengetahuan dan juga untuk menggali warisan sejarah dan khazanahkeagamaan di Indonesia. Kesemuanya diharapkan dapat memberikankontribusi dalam melestarikan, memelihara, dan memanfaatkan warisandan nilai sejarah, serta dapat berguna bagi penguatan jati diri danpembangunan karakter bangsa.

Terakhir kami sampaikan permohonan maaf apabila masih terdapatkekurangan di sana sini. Saran, masukan, dan kritik membangun dapatdisampaikan kepada kami untuk perbaikan di masa yang akan datang.Demikian, semoga bermanfaat dan mendapat rida Allah Swt. Tuhan YangMaha Esa. Ãmîn Yâ Rabbal-‘âlamîn.

Jakarta-Medan, Februari 2020

Tim Penulis

vi

vii

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ..................................................................... iiiDAFTAR ISI .............................................................................. vii

BAGIAN PERTAMA..................................................................... 1PENDAHULUAN ............................................................................... 1

BAGIAN KEDUA ........................................................................ 17SEJARAH DAN KEJAYAAN KESULTANAN LANGKAT .............................. 17A. Sejarah Berdirinya Kesultanan Langkat ........................................ 17B. Peralihan Kerajaan Langkat Menjadi Kesultanan Langkat ................25C. Raja-Raja pada Kesultanan Langkat Sejak 1568-1927 ...................27

BAGIAN KETIGA........................................................................ 41MASA KEJAYAAN DAN KEMUNDURAN KESULTANAN LANGKAT ..............41A. Masa Merintis Kejayaan: Masa Kepemimpinan Sultan Musa ...........41B. Masa Puncak Kejayaan: Masa Kepemimpinan Sultan Abdul Aziz......45C. Bukti Kejayaan Kesultanan Langkat ..............................................54D. Masa Kemunduran Kesultanan Langkat ........................................73

BAGIAN KEEMPAT..................................................................... 79KESULTANAN LANGKAT DALAM BERBAGAI DIMENSI ...........................79A. Dimensi Keagamaan ..................................................................79B. Dimensi Sosial dan Budaya ......................................................... 87C. Dimensi Ekonomi ....................................................................... 90

viii

D. Dimensi Politik ........................................................................... 91E. Dimensi Intelektual .................................................................... 94

BAGIAN KELIMA ....................................................................... 99FALSAFAH HIDUP MASYARAKAT MELAYU PADA MASA KESULTANANLANGKAT ...................................................................................... 99A. Falsafah Adat Orang Melayu ....................................................... 99B. Falsafah Hidup Melayu Langkat .................................................. 105C. Ciri-Ciri Budaya Melayu dalam Falsafah Hidup Melayu pada Masa Kesultanan Langkat ........................................................ 109D. Falsafah-Falsafah dalam Kesultanan Langkat .............................. 111

BAGIAN KEENAM .................................................................... 117REVOLUSI SOSIAL DI KESULTANAN LANGKAT DAN KONTRIBUSIKESULTANAN LANGKAT UNTUK NKRI .............................................. 117A. Latar Belakang Revolusi Sosial .................................................. 117B. Terjadinya Revolusi Sosial ........................................................ 121C. Kontribusi Kesultanan Langkat dalam Penguatan Ke-Indonesia-an . 137

BAGIAN KETUJUH .................................................................... 159PENUTUP .................................................................................... 159

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 163INDEKS ....................................................................................... 169BIODATA PENULIS ........................................................................ 175

1

BAGIAN PERTAMA

PENDAHULUAN

Provinsi Sumatera Utara dengan berbagai cerita dan sejarahnya dikabupaten/kota di sana mengundang banyak kalangan, terutama sarjanadan pemerhati sejarah untuk mengkajinya. Ini merupakan sebuah upayamengumpulkan informasi dan pelajaran berharga kepada generasi-generasi di masa mendatang. Informasi mengenai kerajaan-kerajaandalam sejarah di Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu warisanbudaya yang mengandung beragam dan berlimpah inspirasi sehinggakeberadaannya perlu dipelihara, dilestarikan, dan didayagunakan olehberbagai kalangan.

Kabupaten Langkat sebagai salah satu kabupaten di Sumatera Utaramemiliki sejarah kerajaan dengan corak ke-Islaman1 yang sangat kuat,yakni Kesultanan Langkat. Kesultanan ini dikenal masyarakat luas sebagaikerajaan Melayu terpandang serta masyhur ketika itu. Kesultanan Langkat,

1Ketika pada abad ke-13 Kerajaan Aru masih berdiri, terjadi proses peng-Islam-an kedaerah-daerah pedalaman, yaitu Karo, Simalungun, Padang Lawas. Sehingga seringdisebut memeluk agama Islam sama dengan masuk Melayu. Lihat Bungaran AntoniusSimanjuntak, Melayu Pesisir dan Batak Pengunungan: Orientasi Nilai Budaya (Jakarta,Yayasan Obor Indonesia, 2010), h.

2

yang pada masa lalu dikenal sebagai wilayah Sumatera Timur2, dalamsejarahnya banyak menarik para pengkaji sejarah di kawasan Nusantaramaupun manca negara dari berbagai aspek keilmuan, seperti sejarah,antropologi, sosiologi, linguistik, arkeologi, dan filologi.3

Oleh karena itu, mengkaji dan mengungkap dinamika kehidupan sosial-keagamaan Islam pada masa Kesultanan Langkat tersebut dapat membawawarna yang sangat menarik bagi daerah Langkat sendiri maupunmasyarakat umum. Khazanah budaya dan warisan sejarahnya dijadikanpelajaran dan landasan hostoris bagi masyarakat Kabupaten Langkatkhususnya dan bagi masyarakat lain pada umumnya dalam rangkamembangun kebudayaan dan karakter bangsa berdasarkan nilai-nilaikeagamaan (baca: Islam) di masa yang akan datang.

Secara historis, Fachruddin Ray, seorang ahli sejarah Langkat,menjelaskan bahwa nama Langkat berasal dari nama sebuah pohon yangmenyerupai pohon langsat. Pohon langkat memiliki buah yang lebih besardari buah langsat namun lebih kecil dari buah duku. Rasanya pahit dankelat. Pohon ini dahulu banyak dijumpai di tepian Sungai Langkat, yakni dihilir Sungai Batang Serangan yang mengaliri Kota Tanjung Pura. Namatersebut melekat menjadi istilah pada Kesultanan Langkat.4

2Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara, Situs Sejarah DuniaKilang Minyak Pangkalan Berandan (Medan: Balitbang Provinsi Sumatera Utara, 2011),h. 41.

3Sebagai tambahan bahwa dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan semakinpesat. Banyak perguruan tinggi yang membuka prodi ataupun jurusan baru. Untukmeningkatkan kualitas keilmuan yang ada maka perguruan tinggi banyak melakukanpenelitian. Belakangan ini terdapat kecenderungan para ilmuwan untuk menggunakanbeberapa metode dan pendekatan di dalam sebuah penelitian. Hal ini merupakankonsekuensi logis atas berbagai persoalan manusia yang semakin kompleks. Salah satumetode penelitian yang digunakan oleh para ilmuwann adalah metode penelitian sejarah.Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu itu sendiri sejarah tidak lagidianggap sekadar ceritera masa lalu yang kaya mitologis, mistis, dan herois, melainkansejarah adalah ilmu yang perlu ditunjang pemahaman kritis dan metodologis. Penelitiansejarah menjadi penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan kitabisa mengambil berbagai pelajaran peradaban masa lalu.

4Wawancara dengan Fachruddin Ray di kediamannya di Stabat, tanggal, 24 maret2018.

3

Kesultanan Langkat secara geografis berada di wilayah SumateraTimur.5 Kesultanan ini memiliki kekayaan terbanyak jika dibandingkan dengankesultanan di Deli dan kesultanan di Serdang6 Kekayaan Kesultanan Langkatsangat mendukung perkembangan keagamaan Islam ketika itu sehinggapenyelenggaraan pendidikan keagamaan Islam sebagai sarana peningkatanpemahaman Islam dan praktik keislaman di masjid-masjid atau tempatlainnya sangat diperhatikan. Salah satu wujud perhatian itu adalah batuandari kesultanan untuk penyelenggaraannya. Oleh karena itu, KesultananLangkat menjadi terkenal sebagai Kerajaan Melayu bercorak Islam yangkuat. Gambaran tersebut membawa pengaruh yang signifikan terhadapperkembangan dan kebudayaan Islam khususnya di daerah Langkat.

Sejarah Kesultanan Langkat secara ringkas sejak awal berdiri, masakejayaan hingga masa berakhirnya, memiliki para sultan dengan silsilahberikut: Dewa Sahdan (1500-1580) di Kuta Buluh, Dewa Sakti (1580-1612)dan wafat pada Perang Aceh, Raja Abdullah atau Marhum Guri (1612-1673), Raja Kahar (1673-1750) berkuasa di Kota Dalam Secanggang,Badiulzaman (1750-1814), Kejeruan Tuah Hitam (1814-1823), Raja Ahmad(1824-1870), Sultan Musa (1870-1896) di Tanjung Pura, Sultan Abdul Aziz(1896-1926) di Tanjung Pura, Sultan Mahmud (1926-1946) di Binjai.7

Perkembangan dan kebudayaan Islam yang terdapat dalam sejarahKesultanan Langkat dapat dilihat dari sejumlah peninggalannya, antaralain seni arsitektur Islam yang terdapat di masjid, madrasah, dan bangunan-bangunan pemerintahan. Corak keislaman yang melekat pada Kesultanan

5Sebelum menjadi negara kesatuan, Indonesia sempat menyandang status sebagainegara federalis, Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949. Saat itulah terdapatbanyak negara bagian di Indonesia, salah satunya adalah Negara Sumatera Timur (NST).Lihat Sinar Basarshah II, Tuanku Luckman, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu diSumatera Timur (Medan: Yayasan Kesultanan Serdang, 2006), h. 565. Sebagai informasibahwa Negara Sumatera Timur yang disingkat NST didirikan oleh Belanda dalam usahamempertahankan daerah kaya minyak, perkebunan tembakau dan karet. Lihat http://lenteratimur.com. Diakses pada tanggal 15 Juli 2018.

6Anthony Reid, Sumatera: Revolusi dan EliteTradisional, Terj. Tom Anwar (Jakarta:Komunitas Bambu,2012), h. 64

7Sulaiman Zuhdi, Langkat dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban (Stabat:Stabat Media, 2013), h. 80.

4

Langkat berdampak besar pengaruhnya terhadap masyarakat MelayuKabupaten Langkat hingga kini.

Sebagai contoh kebiasaan Kesultanan Langkat yang hingga saat inimasih menjadi tradisi di masyarakat Kabupaten Langkat adalah perayaandan kegiatan agama berkaitan dengan hari-hari besar Islam, seperti padabulan Ramadan. Pada masa Kesultanan Langkat, Raja selalu memberikanbantuan ke masjid-masjid berupa makanan dan minuman bagi masyarakatyang melaksanakan salat tarawih, witir dan tadarus serta memberikanbantuan berupa sedekah kepada masyarakat yang kurang mampu ketikamenjelang Idul Fitri.8 Hal ini menjadikan masyarakat selalu menaruh simpatikepada para sultan, karena pihak kesultanan begitu aktif dalam memberikanbantuan yang bersifat keagamaan. Gambaran tersebut menurut Bungarankarena agama yang dominan dianut orang Melayu adalah agama Islam,sehingga sering disebut masuk Islam berarti masuk Melayu.9

Wilayah Langkat dijuluki sebagai Kota Islam karena secara keseluruhanpenduduknya menganut agama Islam, dan sangat kental akan budayaIslamnya.10 Sebab kehadiran Islam sebagai agama pada kenyataannyamemang tidak hanya bersifat kerohanian saja melainkan juga membawakonsepsi-konsepsi kemasyarakatan, kebudayaan, kesenian, dan bahkanpolitik kenegaraan pada Kesultanan Langkat. Istilah atau penyebutan “Islamitu adalah Melayu dan Melayu itu adalah Islam” merupakan keberhasilanKesultanan Langkat menciptakan dasar-dasar agama Islam sebagai budayahidup sehari-hari masyarakat Melayu.11

Budaya dan gerakan tersebut tercipta ketika kohesi antara pesisir(sultan-sultan) dan pedalaman (panglima-panglima) ditumbuhkan dalam

8Djohar dalam Seminar sehari bersama Deputi Menpora, Prof Dr Ir Djohar ArifinHusin, Sabtu (16/1) di gedung Darma Wanita Pertamina, Pangkalan Brandan, dikutip darihasil wawancara Abdul Kadir Ahmadi dan M. Yusuf Thaif (tokoh masyarakat TanjungPura), tanggal 25 oktober 2005.

9Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir..., h. 1310M. Kasim Abdurrahman, Studi Sejarah Masjid Azizi Tanjung Pura, Langkat, Sumatera

Utara, (Jakarta Selatan: Najm, 2011), h. 107.11"Jadi suku Melayu itu sangat identik dengan agama Islam,”. Penuturan Djohar dalam

Seminar sehari bersama Deputi Menpora, Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin, Sabtu (16/1) digedung Darma Wanita Pertamina, Pangkalan Brandan.

5

kelembagaan-kelembagaan “Datuk Empat Suku”.12 Usman menuturkanbahwa proses Melayunisasi dari kelembagaan “Datuk Empat Suku” sejalandengan Islamisasi.13Dengan demikian, ruang kehidupan masyarakat IslamMelayu di bawah kepemimpinan para Sultan Langkat menjadikan Islamsebagai ideologi yang digunakan untuk mengatur hubungan terhadappengaruh budaya kolonialisme. Walaupun, faktor keturunan seringmerupakan penentu dalam mengetahui posisi seseorang di dalammasyarakat.14

Penuturan Usman dikuatkan oleh Sulaiman Zuhdi bahwaberkembangnya Kesultanan Langkat sebagaimana dimaksud terjadi padatahun 1804 dipimpinan oleh Sultan Musa. Sistem pemerintahannya, rajadan datuk diakui sebagai kepala pemerintahan dan kepala adat.15 Akantetapi perkembangan pendidikan keagamaan belum mengarah pada modelpendidikan formal. Di masa Sultan Musa lahirlah tarekat Naqsabandiyahsebagai lembaga keagamaan yang perkembangannya didukung olehKesultanan Langkat sebagai kerajaan terkaya di Sumatera Timur.16 Selainitu juga Kesultanan Langkat sebagai suku bangsa Melayu mempunyaifalsafah Melayu yang dijadikan dasar membangun sistem pemerintahan.Falsafah Melayu itu berbunyi bahwa Melayu itu Islam, yang sifatnya universaldan demokratis bermusyawarah. Melayu itu artinya berbudaya, yang sifatnya

12Usman Pelly, “Melayu dan Batak dalam Strategi Kolonial”, Simposium Disertasi Dr.Daniel Perret: Batak dan Melayu, Unimed Medan, 20 Juli 2010; Waspada 22 Juli 2010dalam Etnisitas dalam Politik Multikultural (Medan, Casa Mesra Publisher, 2015), h. 503

13Ibid.14Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir., h. 1315Sulaiman Zuhdi, Langkat dalam Kilatan Selintas…, h. 91.16Anthony Reid, Sumatera: Revolusi dan Elite Tradisional, Terj. Tom Anwar (Jakarta:

Komunitas Bambu, 2012), hlm. 64-65. Sedangkan kesultana lainnya semasa itu ialahKesultanan Deli dan Kesultanan Serdang. Sebagai tambahan informasi bahwa NegaraSumatera Timur didirikan oleh Belanda dalam usaha mempertahankan daerah kaya minyak,perkebunan tembakau dan karet. Negara Sumatera Timur saat ini telah menjadi ProvinsiSumatera Utara. Bagi Belanda, hasil perkebunan karet dan minyak sangat penting dalamusaha penjajahan wilayah Indonesia saat itu. Sebelumnya pada 8 Oktober 1947, Belandajuga mendeklarasikan Daerah Istimewa Sumatera Timur dengan gubernur Dr. TengkuMansur, seorang bangsawan Kesultanan Asahan yang juga ketua organisasi PersatuanSumatera Timur.

6

nasional dalam bahasa, sastra, tari, pakaian, dan lain-lain. Melayu itu berartiberadat yang sifatnya regional dalam Bhineka Tunggal Ika dengan tepungtawar, balai, pulut kuning, dan sebagainya yang mengikat tua dan muda.Melayu itu artinya berturai, yaitu tersusun dalam masyarakat yang rukunndan tertib, mengutamakan ketenteraman dan kerukunan, hidupberdampingan dengan saling menghargai secara timbal-balik. Melayu itumaksudnya berilmu, yang artinya pribadi diarahkan kepada ilmupengetahuan dan ilmu kebathinan.17

Kehidupan sosial keagamaan Islam masyarakat Melayu di bawahkekuasaan Kesultanan Langkat menampilkan corak masyarakat Islam yangberbeda dengan masyarakat Islam lainnya. Kedamaian dan keharmonisanantara sesama warga tetap terjaga dalam budaya Islam Melayu walaupunmasyarakat Langkat memiliki keragaman suku etnis dan agama. Selainitu, sebagaimana dijelaskan Sulaiman Zuhdi bahwa kebijakan KesultananLangkat menetapkan aturan-aturan keagamaan Islam pada masyarakatnyadengan mempertimbangkan adat, budaya, dan kearifan lokal Melayu.Tujuan dari kebijakan Kesultanan Langkat tersebut agar kebutuhan budayamasyarakat Melayu Langkat dapat diakomodir dalam aturan-aturan agama.Gambaran kebijakan itu menunjukkan bahwa tradisi-tradisi pra Islam yangmasih ada dalam budaya Melayu tidak dapat dihilangkan begitu saja.Berhadarkan hal itu, penetapan hukum Islam sebagai dasar kebijakanKesultanan Langkat terbentuk atas dasar adat istiadat dan kebiasaanmasyarakat Melayu Langkat.18

Selanjutnya dari aspek perekonomian Kesultanan Langkat yangdidukung oleh sejumlah perkebunan yang luas, dan pertambangan minyak19

sangat memperkuat dan mengharumkan Kesultanan Langkat sebagaikerajaan Islam Melayu.20 Kesultanan Langkat yang dipimpin oleh 14 sultan21

17Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir…, h.1318Sulaiman Zuhdi, Langkat dalam Kilatan Selintas…, h. 9019Ahmad Dahlan, Sejarah Melayu (Jakarta: Gramedia, 2014), h. 447.20Perdagangan pada masa lalu telah mengalami kemajuan dengan adanya pelabuhan-

pelabuhan di pantai timur Sumatera. Pada 1814-1815 seluruh Sumatera Timur mengekspor2.846 pikul lada ke Penang, dan pada 1822 mengekspor lada hingga mencapai 30.000pikul. lihat Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir., h. 12

7

sampai berakhir kejayaannya meninggalkan lambang-lambang keagamaanIslam, antara lain Kesultanan Langkat sebagai lambang kekuatan politikIslam, Masjid Azizi sebagai lambang sosial-keagamaan, JamaiyahMahmudiyah sebagai lembaga pendidikan Islam, dan Kampung Babussalamsebagai pusat pengajaran dan penyebaran Tarekat Naqsabandiyah.22

Dalam mewujudkan suatu negara baru hasil perjuangan bangsa yangdicetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945, bukanlah hal yang mudah sepertiapa yang direncanakan. Terlebih lagi di negara baru tersebut telah adadan telah beratus tahun tumbuh kerajaan-kerajaan yang mempunyaikekuasaan dan wewenang secara otonom dan mandiri. Tiba-tiba, kerajaan-kerajaan ini harus bergabung dan berada di bawah satu kekuasaan, yaknidi dalam satu negara Republik Indonesia. Hal ini tidak disetujui olehkerajaan-kerajaan tersebut sehingga memunculkan revolusi sosial. Revolusiini dengan secara paksa mengikis habis bentuk-bentuk lama danmenciptakan bentuk dan sistem baru, seperti yang terjadi pada revolusisosial di Sumatera Timur dan Langkat.

Berakhirnya Kesultanan Langkat di tangan revolusi sosial adalah dalamsuasana yang sangat memilukan. Hampir semua kerajaan Melayu diSumatera Timur mengalami kekacauan yang luar biasa pada bulan Maret1946, tidak terkecuali sultan, keluarga sultan, para petinggi kerajaan, cerdikpandai, bahkan rakyat Kesultanan Islam dibantai habis-habisan. Banyakdari kerajaan tersebut hanya tinggal nama semata, dan puing-puing sisakeberadaan sejarah dan kejayaan masa silam. Sebagai contoh di KesultananAsahan, dikabarkan telah jatuh korban jiwa sebanyak 15.000 orang,demikian juga pada tempat-tempat lainnya, di Langkat dinyatakan sebagaitempat pembantaian paling parah. 23 Dengan demikian berakhirlah riwayatkesultanan di Sumatera Timur, termasuk Kesultanan Langkat.

21M. Kasim Abdurrahman, Studi Sejarah Masjid Azizi…, h. 50.22Zainal Arifin, Jamaiyah Mahmudiyah Setelah 100 Tahun (Medan: Mitra Medan, 2013),

h. 20.23Andika Bakti, “Konstruksi Melayu Saat Revolusi Sosial Sumatera Timur Di Kesultanan

Langkat Dalam Surat Kabar (Analisis Framing tentang Konstruksi Melayu Saat RevolusiSosial Sumatera Timur di Kesultanan Langkat dalam Surat Kabar Pandji Ra’jat)”, https://jurnal.usu.ac.id. Dilihat pada 12 September 2018.

8

Pada saat terjadi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,Kesultanan Langkat mendukung sepenuhnya terhadap Pemerintah RepublikIndonesia. Demi eksistensi Negara Republik Indonesia yang sangatdiharapkan dan telah lama ditunggu kehadirannya tersebut, KesultananLangkat menyerahkan kekuasaannya kepada Pemerintah Indonesia. GelarKesultanan pada Kesultanan Langkat memang tetap ada dan berlangsungterus, tetapi sejak saat ini dia tidak memiliki kekuasaan lagi karena telahdiserkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Maka, berlakulah situasi“Kesultanan tanpa Kekuasaan (Raja tanpa kerajaan dan rakyat).”

Uraian sebelumnya memberikan daya tarik untuk membuka kembalisejarah Kesultanan Langkat dengan fokus kajian pada aspek sejarah sosial-keagamaan Islam di Kesultanan Langkat. Berdasarkan latar belakang danpertimbangan tersebut, dilakukan penelitian mengenai “Sejarah SosialKesultanan Langkat”.

Berbagai aspek sejarah Kesultanan Langkat sangat menarik untukdiungkap. Akan tetapi, karena beberapa keterbatasan seperti waktu, tenaga,dan dana, perlu dibatasi pada beberapa hal pokok yang menjadi fokuskajian saat ini. Fokus kajian yang dimaksud setidaknya meliputi enamrumusan masalah berikut: 1) Bagaimana sejarah lahir dan berdirinyaKesultanan Langkat? 2) Apa saja capaian Kesultanan Langkat pada masakejayaannya? 3) Mengapa dan apa saja faktor-faktor kemunduranKesultanan Langkat? 4) Bagaimana perkembangan Kesultanan Langkatdalam berbagai dimensi? 5) Bagaimana terjadinya revolusi sosial diKesultanan Langkat? dan 6) Apa saja kontribusi Kesultanan Langkat untukNKRI?

Berdasarkan hal tersebut, maka kajian sejarah Kesultanan Langkatini bertujuan untuk: 1) Mengetahui sejarah lahir dan berdirinya KesultananLangkat; 2) Mengungkap capaian Kesultanan Langkat pada masakejayaannya; 3) Mengetahui sebab-sebab dan faktor-faktor kemunduranKesultanan Langkat; 4) Mengetahui perkembangan Kesultanan Langkatdalam berbagai dimensi; 5) Mengungkap peristiwa revolusi sosial diKesultanan Langkat; dan 6) Mengetahui kontribusi Kesultanan Langkat untukNKRI.

9

Selanjutnya, dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan,antara lain:1. Sejarah menurut Dudung Abdurrahman yang dikutipnya dari

Kuntowijoyo adalah “kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia”.Menurutnya definisi tersebut mengandung dua makna sekaligus, yaknisejarah sebagai kisah atau cerita merupakan sejarah dalam pengertiansecara subjektif, karena peristiwa masa lalu itu telah menjadipengetahuan manusia; sedangkan sejarah sebagai peristiwamerupakan sejarah secara objektif, sebab peristiwa masa lampau itumasih di luar pengetahuan manusia. Berdasarkan pengertian terakhir,peristiwa sejarah itu mencakup segala hal yang dipikirkan, dikatakan,dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia.24 Berdasarkanpengertian di atas, maka sejarah di sini mengemukakan sejarahKesultanan Langkat mencakup segala hal yang dipikirkan, dikatakan,dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh kalangan narasumber yangmengetahui tentang sejarah Kesultanan Langkat.

2. Kesultanan Langkat: kepemimpinan Kesultanan Langkat terdiri dari 14sultan. Dalam penelitian ini dibatasi pada masa Kesultanan Langkatyang dimulai dari adanya penandatanganan perjanjian dengan Belanda,dan Raja Langkat diakui sebagai Sultan pada tahun 1877 hingga masaberakhirnya Kesultanan Langkat. Tahun 1877 merupakan masakepemimpinan Sultan Musa yang merupakan Sultan kedelapan yangdianggap sebagai perintis Kesultanan Langkat.

3. Sejarah sosial adalah sejarah yang memusatkan perhatian padamasyarakat yang terabaikan, terasingkan, atau termarjinalkan yangmerupakan aktor sejarah sosial. Peran-peran masyarakat dalam sebuahperistiwa di masa lampau menjadi fokus bahasan sejarah sosial.Sejarah sosial sendiri bertolak belakangan dengan sejarah politik,karena dalam sejarah politik lebih memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh besar dalam kajiannya. Dalam kajian sejarah sosial memusatkan

24Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak,2011), h. 1.

10

perhatian pada struktur sosial masyarakat. Misalnya, lapisanmasyarakat kota dan desa dicermati untuk melihat golongan-golongansosial yang beragam seperti elite, bangsawan, pedagang, buruh,petani, dan seniman. Dengan demikian sejarah sosial mempunyaibahan garapan yang luas, selain penulisan tetang lapisan masyarakatkota dan desa dalam penulisan sejarah sosial juga bisa mengkajimasalah perubahan pada masyarakat tradisional ke modern.

Studi terhadap sejarah sosial Kesultanan Langkat secara khusus belum

pernah dilakukan tetapi beberapa studi yang berkaitan dengan SejarahKesultanan Langkat, dapat dijadikan sebagai referensi dan kajian terdahuluuntuk studi ini. Kajian-kajian yang terkait dengan masalah ini dapatdikelompokan menjadi tiga pembahasan, yakni: Pertama, sejarahKesultanan Langkat; Kedua, perkembangan sosial-keagamaan KesultananLangkat dan kaitannya dengan dimensi keagamaan, pendidikan, budaya,politik, dan hokum; dan ketiga, rekontruksi sosial-keagamaan KesultananLangkat.

Kajian-kajian tersebut dilakukan berdasarkan pengelompokan berikut:- Pemerintah Kabupaten langkat di Kota Stabat menerbitkan buku berjudul

Biografi Ulama Langkat Syekh Abdul Wahab (Tuan Guru Babussalam).- Anthony Reid yang berjudul Sumatera: Revolusi dan Elite Tradisional,

diterbitkan di Jakarta oleh penerbit Komunitas Bambu pada tahun 2012.- Tengkoe Hasjim, yang berjudul Riwajat Toean Sjeh Abdoel Wahab

Toean Goeroe Besilam dan Keradjaan Langkat diterbitkan di Medan,oleh H. MIJ Indische Drukkerij Afd.

- Devita Syahfitri sebagai Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UniversitasNegeri Medan pada tahun 2014 melakukan penelitian dalam bentukskripsi dengan Judul “Peranan Kejeruan Bingai Terhadap KeberadaanKesultanan Langkat Pada Tahun 1824-1896 Abad ke XIX”.

- Ahmad Fuad Said yang berjudul Sejarah Syekh Abdul Wahab TuanGuru Babussalam yang diterbitkan di Medan oleh Pustaka Babussalam,tahun 1991.

- M. Kasim Abdurrahman yang berjudul Studi Sejarah Masjid Azizi

11

Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara yang diterbitkan di JakartaSelatan oleh penerbit Najm pada tahun 2011.

- Hapri Wannazemi sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah,Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan pada tahun 2013melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “EksistensiThariqat Naqsabandiyah Besilam”.

- Muhammad Alfin sebagai Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UniversitasNegeri Medan pada tahun 2014 melaksanakan penelitian dalam bentukskripsi dengan judul “Kehidupan Sosial-Ekonomi Bangsawan Langkat1942-1947”.

- Djohar Arifin Husin yang berjudul Sejarah Kesultanan Langkat yangditerbitkan di Medan pada tahun 2013.

- Hendri Dalimunte sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah,Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan tahun 2012 melakukanpenelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pemikiran dan KebijakanSyekh Abdul Wahab Rokan Dalam Mengembangkan Dakwah Islam”.

Secara umum, karya-karya sebelumnya yang telah dilakukan terhadap

penelitian yang berkaitan dengan Sejarah Kesultanan Langkat lebihmemfokuskan pada sejarah biografi seseorang atau sejarah Langkat dalamdimensi yang sangat umum. Sedangkan penelitian ini memfokuskan padasejarah Kesultanan Langkat pada aspek sosial-keagamaan Islamnya.

Sebagaimana yang telah diuraian di atas, bahwa penelitian inimencoba mengungkapkan kembali sejarah Kesultanan Langkat berfokuspada dimensi sosial-keagamaan pada masa tersebut. Oleh karena itu,penelitian sejarah Kesultanan Langkat dilaksanakan dengan menggunakanmetode penelitian sejarah.25 Adapun tahapan-tahapan tersebut antara lain:

25Metode itu sendri berarti cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjukpelaksanaan atau petunjuk teknis. Metode disini dapat dibedakan dari metodologiadalah Sicience of Methods yakni ilmu yang membicarakan jalan. Secara umum metodepenelitian dapat diartikan sebagai cara ilmia untuk mendapatkan data dengan tujuandan kegunaan tertentu dan Menurut Abdulrahman, Apa bila tujuan penelitian ini adalahmendeskripsikan dan menganalisis peristiwa-pristiwa masa lampau maka metode yangdigunakan adalah metode histiris. Metode historis itu bertumpun pada empat langkah

12

Pertama, heuristik adalah tahap pengumpulan data dan informasi.Ketrampilan peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi dengan caramenemukan, menangani dan memperinci bibliografi, mengklasifikasikandan memelihara catatan-catatan. Pengumpulan informasi dapat melaluibuku-buku dari perpustakaan, dokumen resmi, arsip atau bahan tulisanyang bersifat kajian arkeologis serta seluruh yang dianggap relevan denganpenelitian sejarah Kesultanan Langkat. Informasi secara lisan akan dilakukandengan teknik wawancara dengan narasumber.

Kedua, verifikasi atau kritik sumber. Pada tahap ini dilakukan prosespengujian terhadap data sejarah Kesultanan Langkat. Cara pengujiannyadengan membandingkan dan menghadirkan sejumlah data lain daripersitiwa sejarah yang sama lainnya. Tahap verifikasi atau kritik sumbermenurut Suhartono untuk mendapatkan keotentikan dan kredibilitas sumbermelalui kritik yang dilakukan terhadap sumber-sumber.26 Pada tahap inidiuji keaslian sumber melalui kritik ekstern meliputi otensitas atau keasliansumber. Selanjutnya keabsahan tentang kebenaran sumber melalui kritikintern, artinya peneliti diharapkan dapat berlaku obyektif dan netral dalammemperlakukan data yang telah diperolehnya sehingga peristiwa sejarahyang telah diteliti tidak hilang makna dan kebenaran sejarahnya.

Ketiga, interpretasi. Tahap ini merupakan tahap menafsirkan data yangtelah menjadi fakta dengan cara analisis (menguraikan) dan sintesis(mengumpulkan) data yang relevan.27 Pada tahap analisis, penelitimenguraikan sedetail mungkin ketiga fakta (mentifact, sociofact,dan artifact) dari berbagai sumber atau data sehingga unsur-unsur kecildalam fakta tersebut menampakkan koherensinya. Tekhnik analisis datadalam penelitian ini bersifat analisis data kualitatif. Teknik analisis datakualitatif adalah analisis data yang bersifat menerangkan, bukan melalui

kegiatan: Heuristik, kritik, Interprstasi, dan Histiografi. Lihat Dudung Abdurrahman,Metode Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak, 2011), h.53

26Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Graha Ilmu,2010), h. 35.

27Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta, Bentang Budaya: 2013), h.102.sebagai tambahan bahwa tahap interpertasi dilakukan agar fakta-fakta yang tampaknyaterlepas antara satu sama lain bisa menjadi satu hubungan yang saling berkaitan.

13

angka-angka, dan bentuknya berupa tulisan yang dikritisi oleh peneliti dandapat ditangkap makna tersirat dari benda atau buku-buku atau dokumen.Oleh karena itu, pada proses menganalisis permasalahan dari penelitianini, digunakan pendekatan sosiologi agama.28

Keempat, historiografi. Historiografi merupakan tahap akhir daripenelitian sejarah. Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan,atau pelaporan hasil penelitian sejarah. Pelaporan hasil penelitian sejarahdimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai prosespenelitian, sejak dari awal (fase perencanaan), penyajian hasil kritik dananalisis data yang meliputi pengantar, hasil penelitian, dan simpulan, sertadapat ditambah dengan rekomendasi.29 Pada tahap inilah hasil dari prosespencarian sumber, kritik sumber, dan penafsiran sumber dituangkan secaratertulis dalam sebuah sistematika penulisan yang baku, secara deskriptif-analitik, kronologis, dan terbagi dalam beberapa bab dan subbab.

Adapun dalam tahap pengumpulan data, berikut ini teknik yangdigunakannya, yaitu:1. Observasi; Tehnik observasi yang digunakan adalah pengamatan

tersamar (unobtrusive observation) dan bersifat non-partisipan, di manapeneliti hanya bertindak sebagai pengamat dan tidak terlibat langsungdalam kegiatan yang dilakukan subjek penelitian. Metode observasi inisekaligus akan digunakan sebagai analisis silang terhadap data yangdiperoleh melalui wawancara.

2. Wawancara; Penelitian ini menggunakan indepth interview denganteknik semi terstruktur (semi structured interviews). Teknik ini dipilihkarena peneliti ingin mengontrol informasi yang ingin diperoleh darisubjek dan informan penelitian dengan tetap membuka kemungkinan

28Oleh karenanya maka sosiologi agama di sini merupakan studi tentang fenomenasosial, dan memandang agama sebagai fenomena sosial. Sosiologi agama selalu berusahauntuk menemukan pinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama dengan masyarakat.Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakatagama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demikepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.

29M. Dien Madjid dan Johan Wahyudi. Ilmu Sejarah Sebuah Penganta (Jakarta:Kencana, 2014), h. 231

14

munculnya pertanyaan susulan ketika wawancara berlangsung. Denganteknik ini, peneliti akan dibekali dengan interview guide yang berisikisi-kisi pertanyaan untuk dikembangkan ketika melakukan wawancaradengan subjek penelitian.

3. Studi Dokumen dan Literatur; Penelitian ini juga akan mencakuppenelusuran informasi dan data yang relevan atau yang dapat membantupemahaman peneliti tentang sejarah sosial-keagamaan pada masakekuasaan Kesultanan Langkat. Penelusuran ini dilakukan terhadapsumber berbeda seperti dokumen, arsip, buku, artikel, dan berita yangdipublikasi melalui majalah atau surat kabar, monograph, laporanpenelitian, jurnal ilmiah, publikasi online di website dan sebagainya.Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah analisis data. Data

kualitatif yang diperoleh dari wawancara dan studi dokumen atau literaturakan dianalisis secara kualitatif. Proses analisis data meliputi tiga tahapyang dilakukan secara siklus, yaitu reduksi data, tampilan data dan penarikankesimpulan. Transksrip wawancara dan catatan-catatan lapangan akandireduksi, diberi kode dan dikategorisasikan berdasarkan jenis danrelevansinya dalam menjawab pertanyaan penelitian. Data yang telahterseleksi tersebut ditampilkan untuk memudahkan proses interpretasi ataupemaknaan dan penarikan kesimpulan.

Sebelum sampai pada tahap penulisan laporan hasil, atau historiografidalam konteks penulisan sejarah ini, dilakukan pula proses penjaminankeabsahan data. Adapun teknik penjaminan keabsahan data yang digunakanadalah teknik umum yang terdapat dalam penelitian kualitatif, yaitukredibilitas dan transferabilitas (credibility and transferability). Untukmenjamin tingkat keterpercayaan data yang diperoleh, dilakukan dua halberikut:a. Sedapat mungkin memperpanjang keterlibatan di lapangan penelitian

untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hal tertentudan untuk menguji informasi tertentu yang mungkin disalahtafsirkanpeneliti atau informan.

b. Triangulasi sumber dan metode. Data yang diperoleh dicek ulangdengan menyilang informasi dari sumber berbeda, khususnya antara

15

hasil wawancara dengan data dokumen atau iteratur.30

Tahap akhir penelitian sejarah adalah historiografi, yakni menyajikanuraian sejarah berdasarkan data yang telah dikumpulkan, dikritisi, baikintern maupun ekstern, informasinya maupun sumbernya, kemudiandiverifikasi dan diberikan interpretasi dan analisis. Sehubungan denganitu, perlu disusun sistematika penyajiannya agar memudahkan parapembaca untuk mengetahui pokok-pokok bahasannya dan hasil yang ingindiketahuinya.

Adapun sistematika pembahasan sejarah Kesultanan Langkat ini adalahsebagai berikut:

Bagian Pertama, Pendahuluan. Bagian ini menjelaskan latar belakangdan pentingnya penulisan sejarah Kesultanan Langkat, khususnya aspeksosial-keagamaanya, kemudian pembatasan dan rumusan masalah, tujuanpenulisan, batasan istilah, kajian terdahulu, dan metodologi, sertasistematika pembahasan.

Bagian Kedua, uraian tentang Sejarah dan Kejayaan KesultananLangkat. Bagian ini meliputi Sejarah Berdirinya Kesultanan Langkat,Peralihan Kerajaan Langkat Menjadi Kesultanan Langkat, dan Raja-Rajapada Kesultanan Langkat sejak 1568-1927.

Bagian Ketiga, yaitu tentang Masa Kejayaan dan KemunduranKesultanan Langkat. Pembahasan Bagian Ketiga mencakup Masa MerintisKejayaan: Masa Kepemimpinan Sultan Musa, Masa Puncak Kejayaan: MasaKepemimpinan Sultan Abdul Aziz, dan Bukti Kejayaan Kesultanan Langkat,serta Masa Kemunduran Kesultanan Langkat.

Bagian Keempat tentang Kesultanan Langkat Dalam Berbagai Dimensi,yaitu Dimensi Keagamaan, Dimensi Sosial dan Budaya, Dimensi Ekonomi,Dimensi Politik, dan Dimensi Intelektual.

Bagian Kelima berisi tentang Falsafah Hidup Masyarakat Melayu padaMasa Kesultanan Langkat, dan mencakup pembahasan hal-hal berikut:Falsafah Adat Orang Melayu, Falsafah Hidup Melayu Langkat, Ciri-ciri BudayaMelayu dalam Falsafah Hidup Melayu pada Masa Kesultanan Langkat, dan

30Miles, Matthew dan M. Hubberman, Analisis Data Kualitatif, Terj. Tjejep Rohandi,Jakarta, UI Press, 1992.

16

Falsafah-Falsafah dalam Kesultanan Langkat.Bagian Keenam menyajikan pembahasan mengenai Revolusi Sosial

Di Kesultanan Langkat Dan Kontribusi Kesultanan Langkat untuk NKRI.Uraiannya meliputi Latar Belakang Revolusi Sosial, Terjadinya RevolusiSosial, dan Kontribusi Kesultanan Langkat dalam Penguatan Ke-Indonesiaan.

Bagian Ketujuh, sebagai bagian terakhir, adalah Penutup, terdiri atasKesimpulan dan Saran. Kesimpulan mencakup saripati dari hasil kajiantentang sejarah Kesultanan Langkat ini, khususnya terkait social-keagamaannya. Adapun saran, khususnya untuk kajian sejarah KesultananLangkat secara khusus, dan kajian sejarah kesultanan secara umumdiharapkan dapat terus ditingkatkan dan dijaga keberlangsungannya. Saranjuga disampaikan untuk Pemerintah Daerah, baik Kabupaten Langkatmaupun Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam pelestarian,pemeliharaan, dan pemanfaatan warisan sejarah dan khazanahkebudayaan agama bagi pembangunan bangsa dan penguatan karektergenerasi yang akan datang.

17

BAGIAN KEDUA

SEJARAH DAN KEJAYAANKESULTANAN LANGKAT

A. Sejarah Berdirinya Kesultanan Langkat1. Penamaan Langkat

Nama Langkat berasal dari nama sebuah pohon yang menyerupaipohon langsat. Penduduk Melayu setempat mengenalnya dengan sebutan“pohon Langkat”. Pohon langkat memiliki buah yang lebih besar dari buahlangsat namun lebih kecil dari buah duku. Rasanya pahit dan kelat. PokokLangkat sejenis dengan Pokok Pakam, yang membedakan, Pokok Langkatdicirikan oleh daging buah yang kenyal seperti rambutan Berahrang,diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. SedangkanPakam dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengandiamater buah 1,4-2,0 cm. Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisipanas maupun dingin. Baik Pakam maupun Langkat, dahulu selaindimanfaatkan buahnya untuk ‘pencuci mulut’, ianya berfaedah untuk rawatanberubatan seperti penyembuh luka, bahan mandian untuk penyakit gataldan peninggi tuah dan sebagainya.1 Pohon ini dahulu banyak dijumpai di

1http://datok zulanhar.blogspot.com/2016/10/pohon-langkat.html. diakses padatanggal 18 Juli 2018.

18

tepian Sungai Langkat, yakni di hilir Sungai Batang Serangan yang mengalirikota Tanjung Pura2 dan merupakan jalur pusat kegiatan nelayan danperdagangan penduduk setempat dengan luar negeri terutama ke Penang/Malaysia.

Banyaknya pohon Langkat di Sungai Batang Serangan lalu bertemudengan Sungai Wampu, namanya kemudian menjadi Sungai Langkat. Keduasungai tersebut masing-masing bermuara di Kuala langkat dan Tapak Kuda.

Menurut penuturan Zainal Arifin AKA selaku sejarawan Langkat bahwapohon langkat kini sudah jarang dikarenakan kayunya banyak dimanfaatoleh kalangan manusia untuk kebutuhan hidup atau tradisi budaya yangdiyakini harus menggunakan kayu khusus tersebut, oleh karenanya jikapun ada pohon langkat dimungkinkan sangat cukup sulit menemukannyakembali.3 Pohon tersebut menurut beliau hanya terdapat di hutan-hutanpedalaman daerah Langkat.4 Oleh karena pusat kerajaan Langkat beradadi sekitar sungai Langkat, maka kerajaan ini akhirnya populer dengan namakerajaan Langkat.5

Menurut beberapa orang tua di Langkat, dan dibenarkan oleh penuturanBapak Basri bahwa pokok Langkat memiliki tuah makanya Langkat makmurbertuah. Dahulunya pokok-pokok Langkat banyak ditebang salah satu etnisyang berstatus bukan pribumi atau etnis di luar negeri ini dengan ciri mukaberpenampilan mata cipit membuat peti mati untuk jenazah mereka masaitu, karena mereka yakin si mayat akan bertuah di alam sana. Oleh karenaitu, asumsi yang sangat kuat adalah akibat keyakinan mereka akhirnyamemlangkakan pokok berbuah manis ini yang kini disebut Matoa, kayunya

2Nama Tanjung Pura berasal dari kata “Tanjung” yang berarti semenanjung ataupundaerah paling ujung, dan “Pura” yang menunjukkan pada keberadaan pura-pura kecilyang dahulu ada di sekitar Tanjung Pura. Dengan demikian, nama Tanjung Pura dinisbatkanpada proses didirikannya sebuah pura atau istana di daerah paling ujung yaitu antarapertemuan Sungai Batang Serangan dan Sungai Batang Durian.

3Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA tanggal 22 Agustus 2018 di TanjungPura.

4Ibid.5Tim Peneliti Fakultas Sastra USU (J. Fachruddin Daulay, Nazief Chatib, Farida Hanum

Ritonga, A. Samad Zaino, Jeluddin Daud), Sejarah Pemerintahan Kabupaten DaerahTingkat II Langkat, Stabat, 1995, h. 20.

19

menjadi azimat rezeki dengan jampi tuah diri.6

Lambang Kesultanan Langkat

2. Sejarah Dewa Syahdan dan Kerajaan AruKerajaan Melayu Kesultanan Langkat awal mula terbentuknya dari

Kerajaan Aru yang berpusat di Besitang.7 Sejumlah penulis sejarah Langkatmenjelaskan bahwa di antara leluhur Kerajaan Langkat yang diketahuiadalah seorang petinggi Kerajaan Aru bernama Dewa Syahdan yangdiperkirakan masa kekuasaannya tahun 1500 sampai 1580 M.

Mengenai asal-usul Dewa Syahdan sebagai silsilah awal dari KesultananLangkat kalangan sejarahwan berbeda pendapat. Pertama, sebagiankalangan berpendapat, Dewa Syahdan lahir di tengah hutan belantaradan dibesarkan di Kuta Buluh (dekat kaki gunung Sinabung), dandiperkirakan hidup pada tahun 1500 sampai 1580 masehi. Kedua, sebagianahli sejarah lainnya berpendapat bahwa Dewa Syahdan adalah putra RajaKerajaan Haru yang dibungkus oleh istri raja, lalu diletakkan di bawahpohon buluh (bambu) di Kerajaan Kutabuluh.8Ketiga, sebagian lainnya

6Hasil wawancara dengan Bapak Basri di Desa Selesai, tanggal 15 Juli 2018.7Tim Survai, Monografi Kebudayaan Melayu Di Kabupaten Langkat, (Proyek

Pengembangan Permuseuman Sumatera Utara: Medan 1980), h. 28.8Tim Survai, Ibid.,

20

berpendapat bahwa Dewa Syahdan sebagai saudara dari Putri Hijau, yangkemudian mendirikan Kerajaan Aru pertama di Besitang.9 Keempat, sebagiankalangan lain berpendapat terombo Kesultanan Langkat menyatakan bahwanama leluhur dinasti Langkat yang paling awal adalah Dewa Syahdan.Diperkirakan masa kekuasaannya tahun 1500 sampai 1580. Menurutterombo Langkat, Dewa Syahdan datang dari arah pantai yang berbatasandengan Kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh diTanah Karo. Kemudian ia dikenal dengan gelar Sibayak Si Pintar Ukumoleh orang-orang Karo, menurut pihak Karo ia marga Perangin-angin KutaBuluh. Ia mempunyai regalia rantai emas buatan Aceh dan kainMinangkabau. Tidak berapa lama kemudian ia turun ke Deli Tua, kemudiania pindah ke Guri atau Buluh Cina sekarang.10 Sampai saat ini asal usulDewa Syahdan masih menjadi simpang siur, artinya sejumlah perbedaanketerangan masih dijadikan variasi penjelasan, oleh karenanya maka secarasubtansial muasal atau asal-usul Dewa Syahdan sesungguhnya memilikiketerkaitan dan keterikatan walaupun terkesan antara satu dan lainnyamemiliki argumentasi sejarah yang cukup berbeda.

Kerajaan Aru11 awalnya beragama Hindu/Buddha dan bergantikeyakinan menjadi Islam. Menurut Hikayat Raja-raja Pasai, mereka

9Ibid.10Lihat https://visit langkat.wordpress.com/2014/10/02/sejarah-kerajaan-langkat/.

Diakses tanggal 30 Agustus 2018. Tulisan tersebut dikutip dalam buku karya SultanSerdang Tuanku Luckman Sinar Basarshah II, Bangun Dan Runtuhnya Kerajaan Melayudi Sumatera Timur, Yayasan Kesultanan Serdang. Medan, 2006. Tetapi dari keteranganlain pengakuan dari para tetua Langkat, hingga kini yang menganggap dirinya adalahketurunan marga Perangin-angin. Utamanya yang berasal dari Bahorok mapun TanjungPura. Padahal, jika dilihat dari pandangan orang Karo semula ihwal Kerajaan Aru, tentuini menjadi membingunkan.

11Selanjutnya lihat juga pada situs tersebut bahwa saat ini belum ada mufakat mengenaisiapa Kerajaan Aru itu. Masyarakat Karo, misalnya, menyebutkan bahwa Aru merupakanHaru yang berasal dari kata “Karo”. Karena itu, masyarakat Aru merupakan masyarakatKaro yang didirikan oleh klan Kembaren. Dalam “Pustaka Kembaren” (1927), margaKembaren disebut berasal dari Pagaruyung di Tanah Minangkabau. Orang Karo ini,menurut Majalah Inside Sumatera (November 2008), tak mau disamakan dengan margaKaro yang sekarang, yang disebut sebagai Karo-Karo (bukan asli). Orang Karo-Karo,seperti Tarigan, Sembiring, Perangin-angin, Sitepu, dan Ginting, baru turun ke Deli padaawal abad ke-17. Sejumlah sumber lain juga menyebutkan bahwa Kerajaan Aru merupakan

21

diislamkan oleh rombongan Nakhoda Ismail dan Fakir Muhammad.12

Dokumen lain menyebutkan melalui “Sejarah Melayu” bahwa rombonganNakhoda Ismail dan Fakir mula-mula mengislamkan Fansuri (BarusSekarang), kemudian Lamiri (Lamuri, Ramni) lalu ke Haru dan dari sanabarulah Raja Samudera Pasai yang bernama Merah Silau yang kemudianmenjadi Sultan Malikussaleh diislamkan.13 Peristiwa tersebut terjadi padapertengahan abad ke-13 dan diketahui juga bahwasannya Marco Polobertemu dengan Malikussaleh pada tahun 1292 M ketika mengunjungiPasai. Hal ini juga dikuatkan dengan ditemukannya batu nisan Sultan yangbertarikh 1297 M dan masih dijumpai di Pasai.14

Pengislaman kerajaan tersebut, termasuk juga Aru menurut Zainalmerupakan efek dari pertemuan-dagang antara negara.15Selanjutnya Islammerupakan agama yang lebih bisa kompromi dengan tradisi Hindu/Buddha.16 Betapapun identitas Kerajaan Aru belum terkuak penuh, TengkuLuckman Sinar dalam buku “Sari Sejarah Serdang” (1971) mencatat bahwanama Aru muncul pertama kali pada 1282 dalam catatan Tionghoa padamasa kepemimpinan Kublai Khan. Pada masa itu juga kota Cina yangterletak di antara Sungai Buluh Cina dan Sungai Belawan merupakanperdagangan dari Kerajaan Aru, terutama ketika masa Dinasti Sung Selatan(antara abad ke-13 dan ke-15) yang mana kapal-kapal Tiongkok langsung

kerajaan Melayu yang amat besar pada zamannya. Akan tetapi, Daniel Perret dalambuku “Kolonialisme dan Etnisitas” (2010), yang merujuk pada R. Djajadiningrat dalambuku “Atjehsch-Nederlandsch Woordenboek” (1934), mengatakan bahwa dalam bahasaAceh “Haro” atau “Karu” berarti suasana bergejolak dan rusuh di sebuah wilayah.

12Rustam, Laporan Penelitian: Syekh Abdullah Afifuddin Langkat (Studi Pemikiran danPerkembangan Gerakan (Medan, LP2M IAIN SU), h. 30

13T. Lukman Sinar, Bangun Dan Runtuhnya Kerajaan Melayu Di Sumatera Timur,(Medan: Penerbit Yayasan Kesultanan Serdang, 2006) h. 12

14T. Luckman Sinar, Beberapa Catatan tentang Perkembangan Islam di SumateraUtara, paper dalam seminar dakwah Islam se-Sumatera Utara, tgl. 29-31 Maret 1981.Lihat juga harian Analisa tgl. 10 April 1981.

15Wawancara dengan Zainal Arifin AKA, tanggal 28 Juli 2018.16Ahmad Y. Samantho, Oman Abdurrahman et.all, Peradaban Atlantis Nusantara:

Berbagai Penemuan Spektakuler yang Makin Meyakinkan Keberadaannya (Jakarta, UfukPress: 2011), h. 214. Pergaulan budaya pun kembali memadat dan ketat, dalam regulasisemacam syariah, adat dan sebagainya.

22

berniaga dengan jajahan-jajahan Sriwijaya dan melihat pula pembuktianhasil penggalian yang dikemukakan di Kota Cina itu (Labuhan Delisekarang).17 Lukman menuturkan bahwa kerajaan Aru I merupakankerajaan Islam yang telah berdiri pada pertengahan abad ke-13,18 danmerupakan kerajaan yang cukup masyhur di masa itu.

Pada abad ke-15, Kerajaan Aru atau Haru sudah menguasai Tamiang(Aceh Timur), Panai hingga Rokan (Provinsi Riau). Jelasnya, ia meliputisepanjang pesisir Sumatera Timur. Posisinya yang menghadap ke SelatMelaka membuat kerajaan ini memainkan peranan penting dalamperniagaan dan aktivitas maritim. Selat Melaka merupakan jalurperdagangan laut yang amat aktif dalam periode yang begitu panjang,yakni mulai abad permulaan masehi hingga abad 19. Bahkan, Perretmenyebutkan bahwa dalam hal tempat perdagangan,19 Aru merupakannegara yang setara dengan Kerajaan Melaka semasa dipimpin oleh SultanMansyur Shah yang berkuasa dari 1456 sampai 1477.20

Uraian di atas menunjukkan bahwa Kerajaan Aru menjadi kerajaanIslam yang setara dengan Pasai dan Melaka menguasai lalu lintasperdagangan di Selat Malaka. Ini dibuktikan dengan catatan dari Tiongkok

17T. Luckman Sinar, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur.,h.12. Sebagai tambahan informasi bahwa penyerangan ini dikenal dengan nama “EkspedisiPamalayu” dan dituliskan dalam kronik “Paraton” yang tercatat bahwa “Haru bermusuhan”.Tetapi setelah pulih dari penjajahan Jawa Timur ini, Haru kembali jaya dan perdagangankembali makmur. Hal ini dicatat oleh pedagang Persia, Fadiullah bin Abdul Kadir Rasyiduddindalam bukunya “Jamiul Tarawikh”, bahwa negeri utama di Sumatera selain Lamuri jugaSamudera, Barlak (Perlak) dan Dalmyan (Tamiang) lalu adalah Haru pada tahun 1310 M.Tetapi tidak lama, musibah yang kedua menimpa Haru kembali. Tepatnya tahun 1350 M,Kerajaan Hindu Majapahit dari Jawa Timur berambisi juga menaklukkan seluruh negeridalam Kepulauan Nusantara ini. Lihat T. Luckman Sinar, Bangun dan Runtuhnya KerajaanMelayu di Sumatera Timur.,h. 13

18T. Lukman Sinar, Sejarah Medan Tempo Doeloe (Medan: Perwira, 2005), h. 419Nama Aru kembali muncul pada 1413 dalam catatan Tionghoa dengan nama “A-lu”

sebagai penghasil kemenyan. Pada 1436, sumber Tionghoa lain kembali menyebutkanbahwa “A-lu” memiliki beras, kamper, rempah-rempah, dan pedagang-pedagang Tionghoasudah berdagang emas, perak, dan benda-benda dari besi, keramik, dan tembaga diTan-Chiang (Tamiang).

20Lihat http://archive.lenteratimur.com/2011/06/aru-dahulu-langkat-kemudian/.Diakses pada tanggal 2 Juli 2018

23

ketika Haru mengirimkan misi ke Tiongkok Pada tahun 1282 M.21 KerajaanAru sebagai kerajaan Islam sebaliknya juga mendapat kunjungan dari parapedagang Cina yang armadanya dikepalai oleh Laksamana Cheng Ho/ZengHe (beragama Islam) selama era abad ke 15 itu. Pada masa itu Haru telahmempunyai mata uang sendiri yang terbuat dari sepotong kain yang disebut“K’oni sebagai alat pembayaran raja dan rakyat negeri ini yang beragamaIslam.22

Gambaran saling melakukan kunjungan antara Kerajaan Aru dan Chinasangat berdampak positif antara keduanya, terlebih posisinya yang strategismembuat Kerajaan Aru menjadi pentas politik dan perdagangan baginegara-negara lain. Perdagangan rempah, terutama lada, yang menjadikomoditas penting di samping emas yang membuat sering terjadipeperangan di antara Pasai-Haru-Melaka sampai pada pertengahan abadke-16 M.23

Peristiwa serangan dari Kesultanan Aceh terhadap Kerajaan Arupertama berujung pada hancurnya Kerajaan Aru dan Dewa Shadan sebagaipimpinan kerajaan melarikan diri dengan beberapa pengikutnya yangkemudian mendirikan Kerajaan Aru II di kawasan Deli Tua.24 Akan tetapi,nasib Kerajaan Aru II yang dipimpin oleh Dewa Sakti sebagai penggantiDewa Sahdan tetap mendapat serangan dari Kesultanan Aceh hinggamengalami kehancuran. Serangan yang dilakukan oleh Kerajaan Acehterhadap Kerajaan Aru II dipimpin oleh panglima Gocah Pahlawan sekitartahun 1612. Puing-puing peninggalan Kerajaan Aru II ini dibangun kembali

21T. Lukman Sinar, Sejarah Medan Tempo Doeloe.., h. 4. Pimpinan kelompok yangdikirim oleh kerajaan Aru ke Cina di tahun 1282 M sebagai penganut agama Islam.

22T. Lukman Sinar, Sejarah Medan Tempo Doeloe.,h. 5-623Ibid.24Zainal Arifin AKA, menegaskan dalam bukunya “subuh Kelabu di Bukit Kubu” (2002)

yang diterbtikan oleh Dewan Kesenian Langkat, Kerajaan Aru mendapat serangan darikerajaan Aceh Darussalam dan berujung pada kekalahan peperangan itu merupakanpeperangan yang cukup dahsyat hingga tujuh hari dan kerajaan Aceh menguasai ibukotaDeli Tua (1539). Dewa Sahdan kembali menyelamatkan diri dan berhasil membangunkerajaan baru di Kota Rantang di daerah Hamparan Perak, dari keturunan kerajaan inilahkerajaan Langkat berdiri. Tetapi para keturunan pembesar Aru yang masih hidup danberada di Besitang, Aru I, mereka kembali membangun reruntuhan kerajaan yang sudahluluh lantak.

24

dan merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Deli, dimana raja pertamanyaadalah panglima perang Aceh tersebut, yaitu Gocah Pahlawan.25 Ketika ituKerajaan Aceh Darussalam dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda sedangmeluaskan daerah kekuasaannya ke wilayah Sumatera Timur.26

Sebelum dan setelah meninggal dunia Dewa Syahdan, Kerajaan Arumengalami perpindahan pusat kerajaan dari satu tempat ke tempat lainnya.Kondisi ini disebabkan situasi perang dengan Kesultanan Aceh yang cukuppanjang serta situasi politik kekuasaan di dalam Kerajaan Langkat. DewaSyahdan mempunyai seorang putra bernama Dewa Sakti yang bergelarKejeruan Hitam, merupakan pengganti memimpin kerajaan Aru setelahwafatnya Dewa Syahdan.27

Melalui tulisan Zainal Arifin, bahwa Kerajaan Melayu yang bernamaKerajaan Aru (Haru) merupakan asal muasal lahirnya Kesultanan Langkat.Silsilah keturunan pada Kesultanan Langkat berasal dari keturunan KerajaanAru tersebut.28

Bagan 129

25Tuanku Gocah Pahlawan merupakan salah seorang Panglima Angkatan Perang Acehyang perkasa, berpangkat Laksamana Kuda Bintan, ditugaskan menjadi wakil SultanAceh untuk bekas wilayah Aru berkedudukan di Deli. Baginda berasal dari keturunan ManiPurindam dari Deli Akbar yang neneknya pernah menjadi Bendahara Pasai, lalu mengabdisebagai Panglima utama dari Sultan Iskandar Muda Aceh (1636).

26Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, h.

25

B. Peralihan Kerajaan Langkat Menjadi KesultananLangkat

Subjudul ini menjelaskan sejarah Kerajaan Langkat30 setelah wafatnyaDewa Syahdan hingga diakuinya Kerajaan Langkat sebagai KesultananLangkat31 pada tahun 1877 M, atas penandatanganan perjanjian denganBelanda pada tahun 1869.

Langkat sebelumnya merupakan wilayah kepemimpinan KesultananAceh, sebagaimana Raja Langkat berperan sebagai wakil atau penguasalokal atas nama Sultan Aceh sampai awal abad ke-19. Namun, KerajaanLangkat merasa tidak nyaman berada di bawah Kesultanan Aceh, makaraja-raja Langkat meminta perlindungan Kesultanan Siak. Akan tetapi,Kesultanan Aceh tetap melakukan pendekatan agar Langkat senantiasaberada di bawahnya namun usaha itu gagal, terlebih Kerajaan Langkatmendapatkan pengakuan sebagai Kesultanan Langkat oleh Belanda.Terpisahnya dari kesultanan Aceh oleh sejumlah kerajaan Langkat padaumumnya disebabkan budaya politik yang mengarah pada semangatkebersamaan, kekeluargaan, gotong royong, dan musyawarah dalammengatasi persoalan dibawah kesultanan Aceh.

Kesultanan Langkat yang dimaksud oleh keinginan Belanda tersebutadalah pemegang tampuk kekuasaan tertinggi, di bawahnya berada Luhak

209. Sebagai informasi lain bahwa Langkat sebelumnya merupakan bawahan KesultananAceh sampai awal abad ke-19 ini perlu untuk dicari kembali dokumennya karena terdapatdata yang sedikiit membutuhkan penjelasan dari dokumen kerajaan kesultanan Aceh.

27Sultan Serdang Tuanku Luckman Sinar Basarshah II, Bangun Dan RuntuhnyaKerajaan Melayu di Sumatera Timur, Yayasan Kesultanan Serdang. Medan, 2006), h. 22.

28Zainal Arifin AKA, Langkat Dalam Sejarah., h. 21-22.29https://visit langkat.wordpress.com/2014/10/02/sejarah-kerajaan-langkat/. Diakses

tanggal 30 Agustus 2018.30Kerajaan Langkat adalah salah satu di antara lima Kerajaan-Kerajaan Melayu yang

besar di Sumatera Timur yang berstatus “Lange Politiek Contract” yaitu mempunyaiperjanjian politik yang tercantum di dalam berbagai pasal dimana ditentukan hak dankekuasaannya oleh pemerintahan Hindia Belanda dan selebihnya sebagian besarwewenang tetap tinggal di dalam kekuasaan kerajaan.

31Demi kepentingan pelestarian Budaya Melayu Resam Langkat, maka tetap dilakukanpengangkatan Sultan Langkat, hingga saat ini pada tahun 2003 Y.M. Sri Paduka TuankuSultan Azwar ‘Abdu’l Jalil Rahmad Shah al-Haj ibni al-Marhum Tengku Maimun, cucu Sultan7; anak dari putra ke10 Sultan, dinobatkan menjadi Sultan Langkat ke-13.

26

yang dipimpin pangeran. Di bawah luhak disebut kejeruan dipimpin olehDatuk, yang merupakan raja kecil, kemudian distrik setingkat kecamatanseperti sekarang. Kejeruan dan distrik ini bertanggung jawab langsungkepada pangeran/kepada luhak. Sedangkan tingkat pemerintahan yangterendah adalah penghulu kampung yang boleh dipimpin oleh rakyat biasadan bertanggung jawab langsung kepada datuk kejeruan. Sementara ituuntuk mengepalai orang-orang Karo yang ada di Langkat maka diangkatlahpenghulu balai (raja kecil Karo).

Kesultanan Langkat32 merupakan salah satu Kesultanan Melayuterbesar yang ada di Sumatera Timur. Berdirinya Kesultanan Langkatberawal dari abad ke-16. Akan tetapi, eksistensi Kesultanan Langkat danadanya pemimpin yang disebut sultan baru ada sejak tahun 1840. Ketikaitu, pengertian sultan tidak hanya sebagai pemimpin pemerintahan danulil amri, tetapi juga sebagai pemimpin adat.33

Sejarah Langkat hingga mendapat pengakuan sebagai kesultananmenurut penuturan Zainal tidak terlepas dari peristiwa kedatangan orangEropa di masa itu. Hal tersebut berdampak pada melemahnya kekuatanAceh yang menguasai Kerajaan Langkat. Oleh karena itu, raja-raja Langkatterdorong untuk mencari dan membangun kemandirian mereka.34

Fenomena tersebut merupakan kemenangan sementara bagi raja-raja Langkat di dalam usaha perebutan kekuasaan dari Kesultanan Aceh.Perubahan ini telah memberikan dampak pada aspek budaya, ekonomi,dan psikologis yang menguntungkan bagi masyarakat Kerajaan Langkat.Peristiwa lepasnya Langkat dari kekuasaan Aceh terjadi pada 1857, yaitu

32Berpedoman kepada tradisi dan kebiasaan masyarakat Melayu Langkat, makadapatlah ditetapkan kapan Raja Kahar mendirikan Kota Dalam yang merupakan cikalbakal Kerajaan Langkat kemudian hari. Setelah menelusuri beberapa sumber dan dilakukanperhitungan, maka Raja Kahar mendirikan kerajaannya bertepatan tanggal 12 RabiulAwal 1163 H, atau tanggal 17 Januari 1750. Melalui seminar yang berlangsung di Stabat,pada tanggal 20 Juli 1994 atas kerjasama Tim Pemkab Langkat dengan sejumlah pakardari jurusan sejarah Fakultas Sastra USU, maka dapat menentukan Hari Jadi KabupatenLangkat yaitu 17 Januari 1750.

33Budi Agustono. “Kehidupan Bangsawan Serdang 1887-1946”, dalam TesisS2 belumditerbitkan. Yogyakarta : Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 1993, h. 30.

34Hasil wawancara dengan Zainal Arifin AKA, tanggal 18 Agustus 2018 di Stabat.

27

bahwa Belanda mengikat perjanjian persahabatan dengan Aceh sebagaidua bangsa yang merdeka. Dalam perjanjian tersebut diakui bahwa Deli,Langkat, dan Serdang berada di bawah pertuanan Aceh.35

Beberapa bulan kemudian, pada hari Senin 1 Februari 1858, Belandamengikat perjanjian dengan Siak (Tractaat Siak). Salah satu isi perjanjiantersebut disebutkan bahwa Kerajaan Siak Sri Inderapura dan daerahtaklukannya mengaku berada di bawah kedaulatan Belanda dan menjadibagian dari Hindia-Belanda. Setelah itu, Langkat pun membuat kontrakyang terpisah dengan Belanda pada tahun 1869 untuk memerdekakanLangkat dari Aceh dan Siak, kemudian mengakui Raja Langkat sebagaiSultan pada tahun 1887. Dengan politik Devide et Impera, Belanda berhasilmengatasi penetrasi dan melemahkan kekuatan Aceh dan Siak sertamenanamkan kekuasaannya secara nyata pada kerajaan-kerajaan diSumatera Timur.36

C. Raja-Raja pada Kesultanan Langkat sejak 1568-1927 Adapun raja-raja Langkat37 setelah wafatnya Dewa Syahdan hingga

mendapat pengakuan sebagai Kesultanan Langkat dari Belanda di masakepemimpinan Musa, adalah sebagai berikut: (1) 1568-1580: PanglimaDewa Shahdan, (2) 1580-1612: Panglima Dewa Sakti, anak rajasebelumnya. (3) 1612-1673: Raja Kahar bin Panglima Dewa Syahdan,anak raja sebelumnya. (4) 1673-1750: Bendahara Raja Badiuzzaman binRaja Kahar, anak raja sebelumnya. (5) 1750-1818: Raja Kejuruan Hitam(Tuah Hitam) bin Bendahara Raja Badiuzzaman, anak raja sebelumnya.(6) 1818-1840: Raja Ahmad bin Raja Indra Bungsu, keponakan rajasebelumnya. (7) 1840-1896: Tuanku Sultan Haji Musa al-Khalid al-MahadiahMuazzam Shah (Tengku Ngah) bin Raja Ahmad, anak raja sebelumnya.1. Kepemimpinan Kesultanan Langkat di Masa Panglima Dewa Sakti (1580-

1612)

35Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA tanggal 7 Juli 2018.36Ibid.37Kesultanan Langkat dipimpin oleh 14 Raja atau Sultan. Lihat M. Kasim Abdurrahman,

Studi Sejarah Masjid Azizi Tanjung Pura-Langkat-Sumatera Utara (Jakarta Selatan: Najm,2000), h. 54

28

Dewa Sakti lahir tahun 1580-1612 dan wafat pada Perang Aceh. Iamerupakan putra dari Dewa Syahdan yang mendapatkan gelar dengansebutan Kejeruan Hitam. Konon, Dewa Sakti yang dikenal dengan “IndraSakti” merupakan adiknya Putri Hijau di Deli Tua. Suasana perperangandengan Kesultanan Aceh di Deli Tua mengakibatkan hilangnya Dewa Saktiyang kemungkinan besar tewas dalam penyerangan. Peristiwa peperangantersebut dalam rangka mempertahankan Kerajaan Haru II di Deli tua sekitartahun 1612.Selanjutnya Dewa Sakti mangkat digantikan oleh putranya,yang setelah mangkatnya bergelar Marhom Guri (mungki sekali di MerahMilu kepada orang haru yang menentang Sultan Aceh Saidi Mukamil).Dimakamkan di Buluh Cina, Hamparan Perak sekarang. Marhom Guridigantikan oleh putranya Raja Kahar (1673).2. Kepemimpinan Kesultanan Langkat di Masa Raja Kahar bin Panglima

Dewa Syahdan (1612-1673) Bertahta Raja Kahar ibni al-Marhum Panglima Dewa Syahdan, Raja

Langkat lahir tahun 1673-1750. Ketika mendirikan Kerajaan Langkat diKota Dalam daerah antara Stabat dengan Kampung Inai (kecamatan Hinai),usianya sudah cukup tua kira-kira 77 tahun. Jadi, Raja Kahar diperkirakanhanya sebentar saja memerintah Langkat. Walaupun demikian menuruthasil wawancara dengan Bapak Haz menuturkan bahwa pada masa RajaKahar nama Langkat sebagai sebuah kerajaan mulai terdengar walaupundaerah kekuasaannya masih belum begitu luas dan pusat kerajaan masihberpindah-pindah.38Raja Kahar berputra Badiulzaman bergelar SutanBendahara, dan merupakan penerus beliau setelah wafatnya Raja kahar.3. Kepemimpinan Kesultanan Langkat di Masa Bendahara Raja

Badiuzzaman bin Raja Kahar (1673-1750)Bertahta Sutan Bendahara Raja Badiuzzaman ibni al-Marhum Raja

Kahar, Raja Langkat. Badiuzzaman merupakan pengganti Raja Kahar,seorang yang berpribadi kuat dan dengan cara damai telah memperluasdaerahnya, kira-kira di abad ke-18. Ia dimakamkan di Punggai, bergelarMarhom Kaca Puri. Badiulzaman mempunyai 4 orang anak laki-laki

38Wawancara dengan Bapak Ray tanggal 19 April 2018.

29

yaitu Kejeruan Tuah Hitam, Raja Wan Jabar yang mendirikanSelesai, Syahban di Punggai dan Indra Bongsu yang tetap bersamaKerjeuran Hitam tinggal di Kota Dalam. Keempat orang putra ini membantuayahandanya memerintah dan bolehlah dikatakan masing-masing sebagaiOrang-orang Besar. Ketika Badiulzaman meninggal dunia ia digantikan olehputranya yang tertua Kejeruan Tuah Hitam. Ia menetap di Jentera Malai,sebuah kampung dekat Kota Dalam.4. Kepemimpinan Kesultanan Langkat di Masa Raja Kejeruan Hitam (1750-

1818)Bertahta Raja Hitam ibni al-Marhum Sutan Bendahara Raja

Badiuzzaman (Kejeruan Tua), Raja Langkat pada tahun 1750-1818. Bentukkerajaan di masa Raja Hitam tidak begitu jauh berbeda dengan ayahnyaBadiuzzaman. Artinya keempat bersaudara ini memerintah dengan otonomimasing-masing. Menurut Zainal AK, bahwa Kejeruan Hitam tetap dijadikanoleh keempat kerajaan ini sebagai pemimpin tertinggi danperkembangannya hingga memasuki abad ke 19. Raja Kejeruan Hitammerupakan seorang pemuda yang cekatan, bertekad merebutpemerintahan dengan bantuan Sultan Panglima dari Deli. Oleh karena ituperdagangan di negeri tersebut banyak terganggu sehingga perkelahianantara Kepala-kepala daerah pun tetap terjadi.39

Menurut informasi Anderson seorang penulis sejarah yangdiungkapkan oleh Zainal bahwa Kejeruan Tuan Hitam pernah melakukanupaya bergabung dengan Sultan Panglima Mengedar Alam dari Deli untukmerebut pemerintahan kembali dari tangan Siak. Beliau mendatangikerajaan Deli untuk mendapatkan bantuan prajurit, senjata dan amunisi.Tetapi dalam perjalanan menuju Langkat bantuan yang diperoleh darikerajaan Deli tersebut meledak, peristiwa tersebut terjadi ketika menghilirsungai Deli.40 Gambaran perlawanan tersebut tidak menjadikan Langkatmampu berpisah dengan Kerajaan Siak, malah sebaliknya Langkat

39 Ibid40 Tatkala itu merekapun sedang asik mandi. Akibat dari ledakan misui itu menewaskan

mereka. Sebagai tambahan informasi di masa itu mulailah lahir daerah-daerah kekuasaankecil di Langkat, kira-kira pada akhir abad ke-18.

30

ditaklukkan oleh Siak. Untuk jaminan kesetiaan Langkat, 2 orang putraLangkat, yaitu putra dari Kejuruan Tuah Hitam, bernama Nobatsyah, danseorang putra dari Indra Bongsu, Raja Ahmad, dibawalah ke Siak untukdiindroktrinasi. Di Siak mereka dikawinkan dengan putri-putri Siak.Nobatsyah kawin dengan Tengku Fatimah dan Raja Ahmad kawin denganTengku Kanah.

Tiada berapa kemudian Nobatsyah dan Ahmad dikembalikan kelangkat. Mereka bersama-sama memerintah di Langkat, yang pertamadengan gelar Raja Bendahara Kejeruan Jepura Bilad Jentera Malai(Nobatsyah anak pertama Kejeruan Tuah Hitam), sedangkan yang keduabergelar Kejeruan Muda Wallah Jepura Bilad Langkat (anak Indra Bongsuadik ketiga Kejeruan Tuah Hitam).5. Kepemimpinan Kesultanan Langkat di Masa Raja Ahmad 1818-1840

Bertahta Raja Ahmad ibn al-Marhum Raja Indra Bongsu, Raja Langkatpada tahun 1818-1840. Beliau bergelar Kejeruan Muda Wallah Jepura BiladLangkat. Dimasa itu Langkat bukan dipimpin oleh satu Raja tetapi duaRaja yang memimpin Langkat. Raja Ahmad dan Raja Nobatsyah di awalmulanya mereka bersama-sama memerintah di Langkat akan tetapiberjalannya waktu keduanya mengalami perselisihan yang berujung padapeperangan. Perperang terjadi dikarenakan perebutan kekuasaan antaraRaja Bendahara Nobatsyah dengan Kejeruan Muda Ahmad pada tahun1820. Menurut Zainal bahwa Kerajaan Siak nampaknya dengan sengajamenciptakan raja ganda di Kerajaan Langkat dan sudah diperkirakanberujung pada sengketa kekuasaan antara keduanya.41

Di dalam perebutan kekuasaan itu, Nobatsyah dibantu oleh saudaranyaBadaruddin, Tengku Panglima Besar Syahdan (anak dari Raja SyahdanPungai), dan dibantu oleh iparnya Tuanku Zainal Abdidin (Serdang). DipihakKejeruan Muda Ahmad ialah semua anak-anak dari Raja Wan Punggai danSelesai. Di dalam pertempuan yang terjadi antara kedua pihak ini di Punggai,tewaslah Tuanku Zainal Abidin Serdang dengan 40 lebih orang pahlawan-pahlawan dari Serdang sehingga ia digelar “Marhom Mangkat di Punggai”.

41 Hasil wawancara dengan Zainal Arifin AKA tanggal 5 Juni 2018.

31

Menurut riwayat pertempuan kedua belah pihak ini, sedikit banyaknyaadalah atas ‘permainan’ Stabat, yang merasa bahwa bukan Nobatsyahatau Ahmad tetapi Stabatlah yang berhak menjadi raja di Langkat.Kemudian Raja Bendahara Nobatsyah mati terbunuh. Di Bingai Raja WanDesan bin Raja Wan Jabar menjadi Kejeruan. Ketika matinya RajaBendahara Nobatsyah, maka Kejeruan Ahmad-lah satu-satunya yangmemimpin Langkat dan diakui oleh Siak. Demikianlah gambaran akhirperistiwa kepemimpinan sebuah kerajaan yang pimpin oleh dua Raja,menurut Zainal jika dalam satu kapal dipimpin dua nakhoda pasti tidakakan menemukan satu persepsi42 oleh karenanya maka pertikaian antarakeduanya tak dapat dihindarkan.

Nobatsyah yang gugur ditangan Raja Ahmad dan Raja Ahmad menjadiRaja Langkat merupakan keinginan dan rencana Raja Siak, sebagaimanayang dituliskan oleh Zainal bahwa dalam memangku jabatan sebagai rajaLangkat dimasa datang memang sudah dipersiapkan oleh Sultan Siak yaknianak dari Nobatsyah yaitu Alamsyah, namun Alamsyah usianya tidakpanjang ketika kanak-kanak ia meninggal dunia.

Raja Ahmad menjadi raja Langkat antara tahun 1827 sampai 1870,dimana zetel kerajaan dipindahkan dari jentera Malay ke Gebang dipinggiranmuara Sungai Serapuh.43 beliau membuat peraturan-peraturan di manaRaja-raja Selesai, Stabat, Bahorok dan Bingai mendapat otonomi luas. DiBahorok oleh Kejeruan Muda Ahmad diangkat salah satu seorang anggotakeluarganya menjadi Kejeruan44, karena dengan mempunyai statuskemerdekaannya yang luas di Bahorok.

Kepemimpinan Raja Ahmad dengan sejumlah keturunan merekamenguasai wilayah-wilayah di sekitar Langkat seperti Kejeruan Stabat,Bingai, Selesai dan lain-lain. Dengan demikian, Kerajaan Langkat menjadibesar dan luas wilayahnya lebih disebabkan pada pembagian kekuasaan

42 Zainal Arifin AKA, Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan Kemerdekaan (Medan,Mitra Medan, 2002), h. 25.

43Ibid. Istilah Gebang berasal dari Gerbang (pintu gerbang/gapura) kerajaan.44 Kejeruan adalah Daerah atau Distrik yang diakui kedaulatannya oleh Kesultanan

dan Pemerintahan Hindia-Belanda. Lihat M. Kasim Abdurraham, Sejarah Masjid., h. 23.

32

antara keturunan-keturunan raja Langkat, masing-masing dari merekamendapat otoritas untuk mengelola wilayahnya masing-masing. MenurutBungaran bahwa faktor keturunan sering merupakan penentu dalammengetahui posisi seseorang dalam masyarakat.45

Sebagai catatan sejarah bahwa Bahorok secara geografis merupakantaktik-politik yang sangat begitu banyak menuntut perhatian KerajaanLangkat sebab wilayah tersebut terus menerus terancam oleh serangan-serangan dari Gayo dan Alas di wilayah Aceh, dan Bahorok haruslahmenjadi buffer state. Kemudian berikut menyusul periode kelahiran sesamaKejeruan yang ingin berpengaruh.

Dalam kondisi tersebut, Stabat muncul sebagai tokoh yang penting.Bahorok dan Selesai melihat saja tanpa daya akan bertambah pengaruhStabat. Oleh karena Stabat menjadi begitu penting sehingga dapatmenjalankan hegemoni di atas daerah-daerah lain. Penduduk-pendudukJentera Malai, Kota Dalam dan Selesai tidak senang atas perintah Stabatini dan banyak yang mengungsi ke daerah pesisir di mana mereka membuatkampung-kampung baru dan meminta bantuan dari Siak agarmengamankan kembali keadaan seperti semula. Demikianlah suasana politikkekuasaan yang terjadi di Langkat sehingga kerajaan Siak memberikanbantuannya untuk berkuasa lagi.

Kejeruan Muda Ahmad telah meninggal dunia termakan racun diPungai.46 Teringatlah orang bahwa di Siak masih tinggal putra dariNobatsyah, tetapi telah pula meninggal dunia di Siak, dan Sultan Siak punmenetapkan putra Kejeruan Mudah Ahmad bernama Tengku Musa sebagaipengganti Raja Langkat.47 Tengku Musa kemudian berangkat ke Langkatdan menetap di Kota Dalam. Menurut Haz Raja Musa mempunyai kepribadianyang sangat kuat dan oleh orang Langkat ia dianggap sebagai pembangundaerah Langkat hingga kini.48

6. Kepemimpinan Kesultanan Langkat di Masa Raja Musa (1870-1896)

45Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir dan Batak Pengunungan: OrientasiNilai Budaya (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2010), h. 13

46Zainal Arifin AKA, Langkat dalam.., h 2647Ibid.48Wawancara dengan Ray, tanggal 18 Juli 2018.

33

Bertahta Raja Musa ibni al-Marhum Raja Ahmad, Raja Langkat berkuasatahun 1870-1896. Masa kepemimpinanya Langkat mulai mengarah padaperubahan atau perkembangan yang baik jika dibandingkan pada masasebelumnya walaupun sistem pemerintahannya masih berbentuktradisional, yaitu raja dan datuk diakui sebagai kepala pemerintahan danadat. Raja Musa memimpin Kerajaan Langkat yang sudah diakui berubahsebutan menjadi Sultan iapun memindahkan zetel kerajaan dari Gebangke kota Pati (Tanjung pura sekarang). Hal ini yang kemudian menjadikanSultan Musa dianggap sebagai perintis Kerajaan Langkat di Tanjung Pura.49

Sebutan lengkap yang digelarkan oleh Belanda padanya Sultan AlHaji Musa Alhamdainsyah.50 Selanjutnya pada tahun 1881 Langkat dibagiatas 2 Onderafdeling, maka Pangeran mengangkat anaknya yang tertua,Tengku Sulung, sebagai wakilnya di Langkat Hulu yang beribukota di Binjai.Pada tahun 1884 Langkat berada langsung di bawah kedaulatan HindiaBelanda dan pada tahun 1887.

Pemerintahan sultan Musa, kerajaan langkat masih mendapat tekanandari pihak Aceh dan Belanda dan beberapa daerah di sekitar kerajaanLangkat, dengan ini sultan Musa lebih menekankan kepada perjanjian damai,sehingga pada masa pemerintahannnya kerajaan Langkat berkembangmenjadi kerajaan yang megah dan besar. Ia secara damai meluaskanwilayahnya, sehingga wilayah kekuasaan Langkat bertambah luas mulaidari perbatasan Aceh Tamiang sampai di kawasan Binjai dan Bahorok,atau wilayah kesultanan Deli. Adapun batasan-batasan wilayah tersebut

49Djohar Arifin Husin, Sejarah Kesultanan Langkat (Medan: t.p, 2013), h. 16.; ZainalArifin AKA, Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan Kemerdekaan (Medan: Mitra Medan,2013), h. 26. Tanjung Pura merupakan salah satu kota yang pernah menjadi pusatpenyebaran Islam di Sumatera Utara. Ada empat pilar keagamaan di Tanjung Pura, yaituKerajaan Langkat sebagai lambang kekuatan politik Islam, Masjid Azizi sebagai lembagasosial keagamaan, Jama’iyah Mahmudiyah sebagai lembaga pendidikan Islam, danKampung Babussalam sebagai pusat pengajaran dan penyebaran Tarekat Naqsabandiyah.Lihat Zainal Arifin AKA, Jama’iyah Mahmudiyah Setelah 100 Tahun (Medan: Mitra Medan,2013), h. 20.

50Wawancara dengan Ray, tanggal 18 Juli 2018. Sebagaimana yang telah disebutkandi atas bahwa Pangeran Musa pribadi dinaikkan derajatnya oleh Belanda denganmemperoleh titel Sultan Al Haji Musa Alhamdainsyah. Selain itu ditetapkan pula putrabungsunya Tengku Montel alias Tengku Abdul Aziz sebagai penggantinya.

34

antara lainnya:· Sebelah timur: berbatasan dengan Landschap Deli dan Serdang· Sebelah barat: berbatasan dengan Keresidenan Aceh· Sebelah utara dan selatan: berbatasan dengan Afdeeling Simalungun

dan Tanah Karo.51

Pada masa Raja Musa, pusat kerajaan memiliki dua buah istana yangmegah yang diberi nama istana Darul Aman dan istana Darussalam yangsaling berdekatan.52

Istana Kerajaan Langkat Pertama

Istana pertama disebut dengan istana Darussalam yang berada dipinggiran Sungai Batang Durian Tanjung Pura53

Sebagai catatan bahwa semula istana Kerajaan Langkat dibangun dipinggir sungai Batang Durian Tanjung Pura di belakang Madrasah Jamaiyah.

51Zainal Arifin AKA, Riwayat Tengku Amir Hamzah: Cinta Tergadai, Kasih Tak Sampai,Langkat: Dewan Kesenian Langkat, 2002, h. 5. Jika diselidiki dari perjalanan perpindahanpusat kerajaan Langkat, selalu berada di daerah yang bernama kota, diantaranya pusatkerajaan Aru I bernama kota Sipinang di hlu sungat Besitang. Kota Sipinang ini telahpunah dan menjadi hutan dikawasan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL). Setelahhancur kerajaan Aru II di Deli Tua Kemudian berpindah ke Kota Rantang Hamparan Perakdan saat sekarang daerah ini hanya sebuah desa kota Rantang, lalu berpindah ke KotaDalam dan Kota Datar. Daerah Sicanggang sekarang menjadi sebuah dusun Kota Pati(Tanjung Pura) yang terus berkembang hingga kini.

52Observasi lapangan ke Museum Tanjung Pura Langkat pada tanggal, 12 Juli 2018.53Zainal Arifin AKA, Riwayat Tengku Amir Hamzah: Cinta Tergadai, Kasih Tak Sampai,

Langkat: Dewan Kesenian Langkat, 2002, h. 5

35

Kemudian istana dipindahkan dan dibangun ke arah kota. Istana baru itubernama istana Darul Aman,54 istana lama bernama istana Darussalam.Istana Darul Aman55 bercirikan ornamen Arab dan terbuat dari batu bata.Sedangkan Istana Baru Darussalam terbuat dari kayu bercirikan ornamenCina dan memiliki menara seperti pagoda di bagian tengah bangunannya.Istana ini menurut Zainal terletak di Kota Pati (Tanjung Pura sekarang)masih berbentuk rumah panggung berbahan dasar kayu papan. Istananyaberhadapan dengan Sungai Batang Durian yang terletak di belakang MasjidAzizi.56

Istana Kerajaan Langkat Kedua

Istana kedua tersebut bernama Darul Aman yang terletak di Kota Pati(Tanjung Pura sekarang) masih berbentuk rumah panggung berbahan dasar

kayu papan. Istananya berhadapan dengan Sungai Batang Durian yangterletak di belakang Masjid Azizi.57

Pada tahun 1850, Aceh kembali menyerang dan berusahamendapatkan kembali kontrol atas tanah Langkat. Pemberian gelar megahuntuk para penguasa lokal dan kehadiran administratif terjadi hanya untuk

54Zainal Arifin AKA, Riwayat, h. 26-27.55Dari hasil kerjasama antara kaum planters dan Sultan Musa dalam konsesi

onderneming, Sultan Musa mampu membangun istana Darul Aman (1880) yang cukupmegah menurut ukuran masa itu. Istana itu letaknya agak ke kota yaitu di sekitar JalanIstana (Jalan Amir Hamzah sekarang). Selain itu sultan mampu memiliki barang-barangmewah yang terpajang di dalam ruangan istana.

56Zainal Arifin AKA, Riwayat Tengku Amir Hamzah…, h. 5.57Zainal Arifin AKA, Riwayat Tengku Amir Hamzah:…, h. 9

36

suatu periode. Akhirnya, kekuasaan Aceh bukan lagi menjadi tandinganbagi orang Eropa.

Tujuh tahun kemudian, yakni tahun 1857, Belanda mengikat perjanjianpersahabatan dengan Aceh sebagai dua bangsa yang merdeka. Dalamperjanjian tersebut diakui bahwa Deli, Langkat, dan Serdang berada dibawah pertuanan Aceh. Tetapi hanya beberapa bulan kemudian, padahari Senin 1 Februari 1858 Belanda mengikat perjanjian dengan Siak(Tractaat Siak)58. Salah satu isi perjanjian tersebut disebutkan bahwakerajaan Siak Sri Inderapura serta daerah taklukannya mengaku beradadi bawah kedaulatan Belanda dan menjadi bagian dari Hindia-Belanda.59

Sikap Belanda terhadap daerah taklukannya benar-benar memberikanefek positif salah satunya bagi Kesultanan Langkat. Hal ini terbukti ketikabulan Februari 1862 Sultan Musa secara terang-terangan datang ke Siakuntuk meminta bantuan Belanda mengamankan wilayahnya daripemberontakan-pemberontakan yang sering terjadi di wilayahnya, sertaancaman dari Aceh. Oleh sebab itu, tidak mengherankan ketika E. Netschermelakukan ekspedisi pertamanya ke Sumatera Timur dalam rangkamengikat kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur di bawah kekuasaanBelanda, di Langkat Netscher tidak mendapat hambatan apapun.

Tahun 1869 Kesultanan Langkat di bawah kepemimpian Raja Musamembuat kontrak yang terpisah dengan Belanda pada tahun 1869 untukmemerdekakan Langkat dari Aceh dan Siak untuk mengakui Raja Langkatsebagai Sultan pada tahun 1887. Dengan politik Devide et Impera Belandaberhasil mengatasi penetrasi dan melemahkan kekuatan Aceh dan Siakserta menanamkan kekuasaannya secara nyata pada kerajaan-kerajaandi Sumatera Timur, salah satunya Kesultanan Langkat. Oleh karena itukemerdekaan Kesultanan Langkat dari Aceh dan hasil kerjasama denganBelanda dimasa Raja Musa membuat Langkat menjadi lebih makmur

58Traktaat Siak adalah perjanjian antara Belanda dengan Siak yang ditandatanganipada tanggal 1 Februari 1858. Salah satu isinya adalah Siak mengakui kedaulatan Belandadan termasuk kerajaan-kerajaan yang ada di pantai timur Sumatera, seperti Deli, Serdang,Langkat, Asahan, dan Tamiang.

59Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA tanggal 7 Juli 2018.

37

melebihi harapan.60

Aspek keagamaan dari Raja Musa dapat dilihat dari sifat religiusnya,artinya tidak bisa dilepaskan dari peran seorang guru besar yang datangke Langkat. Hal ini terlihat ketika kedatangan ulama tersebut yang bernamaSyekh Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naksabandi atau yang lebih dikenaldengan Tuan Guru Besilam. Kedatangan Tuan Guru ke Langkat merupakanpermintaan dari Sultan Musa. Kehadiran Tuan Guru Besilam sangatmemegang peranan penting bagi Sultan Musa dalam memimpinkerajaannya.

Tuan Guru Besilam dijadikan sebagai penasehat religius oleh SultanMusa. Oleh karenanya sebahagian besar dari adat-adat Melayu sangaterat kaitannya pada kehidupan keagamaan masyarakat Langkat, makapihak Kesultanan Langkat di masa Raja Musa dengan sikap religiusnyamengatur adat-adat Melayu tersebut sebagaimana kebebasan yangdiberikan oleh Hindia-Belanda. Antara lainnya mengaji Al-Qur'an, tepianmandi, syair dan hikayat, hiburan dan kesenian, pakaian dalam pergaulan,mengirik padi, mendirikan rumah dan lain sebagainya.61 Misalnya dalammengaji Al-Qur'an, setiap orang tua yang mempunyai anak wajib mengajarianaknya membaca Al-Qur'an sampai tamat (khatam). Jika orang tuamempunyai anak batas usia masuk mengaji, harus membawa anaknyakepada seorang guru mengaji sambil membawa pulut setalam, berassecupak, minyak lampu sebotol dan sepotong rotan. Walaupun belum adapendidikan formal62 akan tetapi kegiatan pendidikan keagamaan tetapberlangsung dengan baik.

Seiring uraian sebelumnya bahwa Sultan Musa dikenal sebagai seorangpemimpin yang saleh, alim, dan warak. Ia juga sangat mencintai paraulama dan memberikan perhatian besar terhadap pendidikan agama diTanjung Pura. Pada masanya juga Negeri Langkat terkenal sebagai negeri

60Ibid.61Abdul Kadir Ahmadi, Sekilas Layang Adat Perkawinan Melayu Langkat, (Tanjung

Pura-Langkat: Pustaka Babusalam, 1992) h. 1262Sulaiman Zuhdi, Langkat dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban (Stabat,

Stabat Medio, 2013), 91-93.

38

yang sangat religius terutama setelah terbentuknya Kampung Babussalam.63

Meskipun terdapat campur tangan politik Pemerintahan KolonialBelanda di dalam unsur pemerintahan kesultanan, tetapi Belanda masihmemberikan keleluasaan terhadap sultan agar kekuasaan pemerintahanKesultanan Langkat berjalan sesuai dengat adat yang berlaku selama ini.Oleh karenanya pada masa pemerintahannya Sultan Musa (1871)mencontoh Siak dan membentuk Lembaga Datuk Berempat, yangsusunannya diambil dari kedatukan yang tidak mempunyai hubungan darahlangsung dengan Raja-Raja Langkat (zuriat-zuriat yang paling banyakmembantu tegaknya pemerintahan yang dibangun sejak awal masakekuasaan Raja Ahmad).64

Selanjutnya dalam menjalankan pemerintahan di Kesultanan Langkatmasa Raja Musa, sultan masih tetap mempercayai keluarga dan kerabatdekatnya yang memiliki potensi dan dapat dipercaya untuk menjalankantugas tersebut. Artinya faktor keturunan sering merupakan penentu dalammengetahui posisi seseorang dalam masyarakat.65 Misalnya, anak-laki-lakiSultan Musa yang bernama Tengku Sulong yang diangkat menjadi wakil(luhak) Langkat Hulu (1884-1896), dan Tengku Hamzah yang diangkatmenjadi pangeran Langkat Hilir (1887-1899). Selain itu, sultan jugamerekomendasi golongan bangsawan untuk menduduki jabatan dikerapatan (pengadilan) kesultanan dan perusahaan perkebunan asing.Dengan demikian sudah dapat dipastikan orang-orang yang memiliki jabatantinggi dalam tatanan birokrasi pemerintahan kesultanan adalah golonganbangsawan.

Pada tahun 1892, oleh karena usianya yang telah lanjut, Sultan Musamengadakan abdikasi dan mengangkat Tengku Abdul Azis sebagaipenggantinya dengan gelar Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahkmatsyah tahun1893. Di akhir masa tuanya Baginda Sultan Musa kemudian bersuluk di

63M. Kasim Abdurrahman, Studi Sejarah Masjid., h 46.; Tengkoe Hasjim, RiwajatToean Sjeh Abdoel Wahab Toean Goeroe Besilam dan Keradjaan Langkat (Medan: H. Mij.Indische Drukkerij, t.t.), h. 7.

64Wawancara Ray, tanggal 2 Juni 2018.65Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir., h. 13

39

66https://visit langkat.wordpress.com/2014/10/02/sejarah-kerajaan-langkat/. Diaksestanggal 30 Agustus 2018.

Pesantren Naqsabandiyah “Babussalam” yang didirikan oleh Tuan SyekhAbdul Wahab.

7. Kepemimpinan Kesultanan Langkat di Masa RajaSultan Abdul Aziz(1827-1927 M)

Tengku Abdul Aziz66

Pemerintahan Kesultanan Langkat kemudian dilanjutkan oleh TengkuAbdul Aziz (1897-1927 M). Dia adalah putra ketiga dari Sultan Musa sebagaisultan ketujuh di Kesultanan Langkat. Ibunya bernama Tengku Maslurahbinti Tengku Besar Desan dari Binjai, dia mendapat gelar Tengku Permaisuri.Semasa anak-anak dan remaja Tengku Abdul Aziz dididik oleh Sultan Musadi dalam istana. Tengku Abdul Aziz dikarunia 13 putra dan 10 putri. TengkuAbdul Aziz adalah seorang yang bijaksana dan berwibawa. Dia hidup dalamlingkungan istana. Semasa kanak-kanak sampai remaja dia mendapatkanpendidikan secara non-formal, yaitu sultan mendatangkan guru-guru keistana untuk memberikan ceramah dan pengajaran kepada keluarga sultan.Tengku Abdul Aziz telah membawa Langkat pada zaman keemasannya. Ia

40

meninggal dunia pada tanggal 1 Juli 1927 M akibat menderita sakit gangguanpernafasan selama lebih kurang satu bulan dan dimakamkan di dekat MasjidAzizi Tanjung Pura. Ia mendapat gelar Marhum Darul Aman.67

Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Aziz, Kesultanan Langkatmengalami kejayaan. Sultan Abdul Aziz terkenal sebagai orang yangbijaksana, berwibawa, dan memerhatikan rakyatnya. Pada masapemerintahan Sultan Abdul Aziz banyak masyarakat dari Pulau Jawa dandaerah di luar kekuasaan Kesultanan Langkat bermukim dan belajar disana. Kejayaan masa Sultan Abdul Aziz diraih berkat kecakapankepemimpinannya yang didukung oleh kebijakan pemerintahannya, baikdalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, maupun keagamaan.

67M. Eko Hendramawan Sembiring, “Sejarah Kota Tanjung Pura Tahun 1896-2014”,Skripsi (Medan: Unversitas Negeri Medan, 2014), hlm. 36.

41

BAGIAN KETIGA

MASA KEJAYAAN DANKEMUNDURAN KESULTANAN

LANGKAT

A. Masa Merintis Kejayaan: Masa Kepemimpinan Sultan MusaNama Kabupaten Langkat diambil dari nama Kesultanan Langkat.

Dahulu, penyebutan Langkat tertuju pada pusat pemerintahan KesultananLangkat yang pernah jaya dan sangat ramai, yaitu Tanjung Pura. Saat ini,Tanjung Pura hanya sebagai kota kecil dengan status ibu kota kecamatan.Setelah Indonesia merdeka, kondisi dan kapasitas kota ini jauh merosot,kendatipun sebagiaan bekas peninggalan sejarah kejayaannya masih dapatditemukan di tempat ini.

Dari aspek Historis, pusat pemerintahan di Langkat ini telah berkali-kali mengalami perubahan. Pada masa kekuasaan Raja Ahmad di KerajaanLangkat, pusat pemerintahan berada di Gebang. Ketika anaknya, SultanMusa, menggantikannya, ia memindahkannya ke Tanjung Pura. Akhirnya,pada masa Sultan Mahmud, pusat pemerintahannya dipindah ke Kota Binjai.Setelah Indonesia merdeka, pusat pemerintahan Langkat dipindahkan keStabat. Di tempat inilah pusat pemerintahan Kabupaten Langkat

42

berkedudukan sampai sekarang.Sebagaimana halnya kerajaan-kerajaan lain, Kejayaan/Kesultanan

Langkat tidak mucul tiba-tiba tetapi melalui proses panjang yang terbangunsecara bertahap dan terkait dengan banyak aspek. Dalam paparan berikut,proses perjalanan panjang Kesultanan Langkat menuju puncak kejayaannyadibagi menjadi dua tahap, yaitu;

Pertama, ada banyak hal baru yang diperoleh Sultan Musa pada masakekuasaannya. Ia adalah raja pertama yang diberi gelar kehormatan sultanpada masa Kerajaan Langkat. Nama besar yang disandangnya ini sejalandengan kemajuan pesat kerajaan yang diraih pada masanya, di mana halini berbeda dengan semua pendahulunya. Pemberian gelar sultan inisekaligus memperlihatkan simbol keislaman yang melekat pada kerajaanLangkat ini. Penganugerahan gelar”Sultan” ini kepadanya adalah sebagaipemberian gelar pertama kalinya pada raja-raja Karajaan Langkat, yangsekaligus merubah peristilahnya menjadi “Kesultanan Langkat”, sedangkanpada masa sebelumnya adalah “Kerajaan Langkat”.

Raja ketujuh ini miliki sederet gelar kehormatan. Ia dipanggil dengangelar Sultan (Raja) Tengku Musa Abdul Jalil Rahmadsyah Al-Halidy Al-Muazzamsyah Al-Haj raja Kerajaan Langkat, yang bergelar Pangeran IndraDiraja Amir yang dianugerahi pada tahun 1869. Ia memperoleh kekuasaanini sebagai warisan dari ayahnya Raja Ahmad yang ketika itu berpusat danberkedudukan di Gebang. Untuk kepentingan kesultanan yang lebih kuatdan strategis maka setelah Sultan Musa memangku jabatan, iamemindahkan pusat pemerintahannya ke Tanjung Pura, yang pada masaitu dikenal dengan nama Kota Pati. Hampir semua raja Islam hanya beranimemberi gelar tertinggi sultan kepada rajanya sebagai penguasa padadaerah tertentu yang sifatnya lokal. Sementara ada keyakinan yangterbentuk dalam sejarah islam bahwa gelar penguasa tertinggi Islam adalahkhalifah, dan kepemimpinan yang disandang oleh khalifah adalah bersifatumum, yaitu untuk seluruh umat manusia di seluruh penjuru jagat rayaini. Hal ini tidak pernah ada lagi sampai sekarang ini sejak jatuhnyaKekhalifahan Turki Usmani di Turki.

Sultan Musa telah membawa Kerajaan Langkat menuju masa

43

keemasannya. Berkat temuan dan rintisan ladang minyak pertama diIndonesia, dan usaha perkebunan yang berjalan dengan sukses padamasanya telah mengantarkan Kerajaan Langkat mejadi Kerajaan terkayayang tiada tandingannya di Asia Tenggara. Ia telah mendirikan istana DarulAman yang cukup megah di Kota Pati (sekarang bernama Tanjung Pura)sebagai singgasana kerajaan, sekaligus simbol kejayaan Kerajaan Langkat.Ia juga telah memiliki 4 (empat) buah kapal tanker (kapal besi) untukpengangkut minyak yang senantiasa berlabuh di Pangkalan Berandan, danPangkalan Berandan dibuka menjadi sebuah kota perminyakan, di manaputra tertua Raja Gayo yang datang mohon suaka atas perseteruannyadengan adik kandungnya sendiri di Gayo dalam perebutan tahta kerajaan,maka Sultan Musa memberi kesempatan kepadanya untuk menjadipengawas perminyakan dan ditunjukkah dia sebagai Datok Lepan. Berkatusaha perminyakan ini. Kejayaan Kerajaan/Kesultanan Langkat ini semakindekat dan turut mengukir sejarah panjang, dan kesuksesan Kerayaan/Kesultanan Islam di Sumatera Timur pada masa kolonial Belanda.

Sultan Musa adalah raja pertama pembuat terobosan baru tentangsistem aturan putra mahkota yang dapat dipersiapkan menjadi raja. Semulasemua putra mahkota yang berasal dari “Anak Non Graha”, yaitu ayahnyaTengku dan ibunya berasal dari anak Datuk sudah berhak menjadi rajatetapi pada masa Sultan Musa, persyaratannya ditingkatkan menjadi “AnakGraha”, yaitu calon raja harus berasal dari keturunan yang setara antaraayah dan ibunya, ayahnya keturunan Tengku, demikian juga ibunya adalahketurunan Tengku (kedua-duanya adalah keturunan Tengku). Denganperpaduan dua keturunan yang istimewa ini maka lahirlah anaknya Tengkuasli.

Sejalan dengan kebijakan ini maka keturunannya yang berhak menjadisultan adalah Sultan Abdul Aziz. Dia adalah anak yang lahir dari perkawinanSultan Musa dengan Masrurah yang juga keturunan Tengku setelah terlebihdahulu Sultan Musa terlibat perang dengan mantan suaminya Raja Bingaidan suami Masrurah kalah/ wafat dalam peperangan tersebut, lalu SultanMusa menikahinya. Sultan Musa adalah keturunan Tengku, demikian jugaMasrurah adalah keturunan Tengku, jadi keduanya adalah keturunan

44

Tengku, maka Abdul Aziz adalah anak Tengku sempurna, dengan ini diaberhak menjadi raja. Karenanya, Sultan Musa akan mempersiapkan anaknyaAbdul Aziz yang akan menggantikannya menjadi Raja/Sultan.

Sultan Musa cukup lihai dan kuat untuk mengendalikan kesultanan.Sejak dari awal kekuasaannya dia sudah memindahkan pusat pemerintahanKesultanan dari Gebamp ke Tanjung Pura, dan ini dilakukannya dalamrangka optimalisasi fungsi dan kiprah kerajaan dalam pengembangannya.Di bawah kekuasaan Sultan Musa, daerah kekuasaannya menjadi cukupluas, yaitu meliputi perbatasan Aceh Tamiang sampai di kawasan Binjaidan Bahorok. Tidak heran kalau Sultan Musa dipahami sebagai seorangyang sangat sukses dalam pemerintahannya.

Sebagai raja yang bijaksana, ia sangat mengerti dalam menjalankandan mengendalikan kesultanan. Para ulama dekat kepadanya, ia jugabersahabat dengan Belanda, dan ia didukung oleh rakyatnya. Maka, tidakheran kalau pada masa ini diperoleh ketenteraman dan kedamaian. Sebagaiseorang sultan yang kuat, ia dinyatakan sultan yang rajin perang; ia seringmelakukan peperangan dengan raja-raja lain di sekitarnya, di antaranyaperang melawan Raja Bingei, dan ia dapat memenangkan peperangantersebut.

Peperangan dengan Raja Bingei telah dimenangkannya. Dahulu, RajaBingei tunduk di bawah kekuasaannya, tetapi belakangan Raja Bingei merasasudah kuat dan ingin memperkokoh eksistensinya. Lalu ia punmemberontak, dan Sultan Musa memerangi dan menaklukkannya kembali.Raja Bingei kalah dan meninggal di tangannya. Hal ini menjadi bukti tentangketangguhan Sultan Musa dalam mengendalikan kerajaannya.

Kekalahan Raja Bingei di tangan Sultan Musa tidak saja berakhir sampaidi situ, tetapi dia meminang dan mengawini Masrurah (mantan istri RajaBingei) tersebut. Dengan wafatnya Raja Bingei, lalu Sultan Musa punmelamar Masrurah, dan Masrurah menerima lamarannya dengan satusyarat permintaan, yaitu; “Kalau nanti suatu saat lahir anaknya laki-laki,maka Sultan harus mempersiapkan dan mengangkatnya menjadi raja.Permintaan pun ini dikabulkan oleh Sultan Musa, maka pernikahan yangmeriah pun dilangsungkan.

45

Skema sederhana komposisi keluarga Sultan Musa adalah sebagaiberikut:1

Pernikahan T. Amir HAmzah dan Tengku Kamalia

B. Masa Puncak Kejayaan: Masa Kepemimpinan Sultan Abdul AzizAda dua alasan tentang pengangkatan Abdul Aziz menjadi sultan oleh

ayahandanya Sultan Musa. Pertama, Abdul Aziz adalah anak yang terlahirdari kedua ayah dan ibunya bergelar Tengku (perkawinan Ghara). Sesuai

1Hasil wawancara dengan Zainal Ak. (Budayawan Kabupaten Langkat) pada hariRabu tanggal 15 Agustus di rumahnya.

46

dengan kebijakan baru yang dibuat oleh Sultan Musa, maka ia memenuhisyarat untuk menjadi sultan. Kedua, Sultan Musa memiliki hak veto untukmengangkat anak kandungnya yang mana ditentukan menjadi raja, ternyataia menginginkan Abdul Aziz untuk diangkat menjadi raja. Sejak dari awalpernikahan Sutan Musa dengan Masrurah, Masrurah sudahmempersyaratkan terlebih dahulu tentang keinginannya untuk menjadikananaknya yang akan lahir nanti dari perkawinan mereka, jika ternyata laki-laki harus dijadikan menjadi Raja. Dengan hal ini Sultan Musa bersikukuhdengan keinginannya untuk menjadikan anak kandungnya dari istri ketigaini, yaitu Abdul Aziz menjadi Raja.

Sehubungan dengan usianya yang sudah tua, Sultan Musa mengangkatanaknya Tengku Abdul Aziz sebagai penggantinya. Meskipun Abdul Azizmasih terbilang cukup muda, pada tahun 1892 Sultan Musa menyampaikankehendaknya tersebut kepada seluruh keluarga dan rakyat kerajaan. Padatahun tahun 1893 Sultan Musa secara resmi mengangkat anaknya TengkuAbdul Azis menjadi sultan dengan gelar Sultan Abdul Aziz Abdul JalilRahkmatsyah. Untuk selanjutnya Sultan Musa lebih memperbanyak ibadah,dalam hal ini memilih bersuluk di Pesantren Naqsabandiyah “Babussalam”yang didirikan oleh Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan karena konon kabarnyabahwa Sultan Musa adalah saudara satu susu dengan Syekh Abdul Wahabitu, meskipun asalnya dari Siak.

Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan

47

Mengingat usianya yang masih muda, Sultan Abdul Aziz belum dapatmenjalankan pemerintahan secara sempurna. Sultan Abdul Aziz masihmemerlukan pihak lain untuk menopang kekuasaannya, dalam hal ini iadibantu oleh abang-abangnya, di antaranya; Tengku Sulung dan TengkuHamzah. Berkat kerjasama ini, dan atas pantauan Sultan Musa makakerajaan tetap berjalan dengan baik.

Setelah waktu berjalan selama 3 (tiga) tahun, tepatnya pada tahun1896, Sultan Abdul Azis pun dilantik secara resmi oleh Residen dandinyatakan sudah mandiri. Sultan Abdul Aziz dipahami telah siap untukmandiri melaksanakan tugas kesultanannya. Kebijakan awal yangdilakukannya adalah memberikan perhatian khusus terhadap daerahPangkalan Berandan. Daerah ini dipandang semakin penting dengan adanyasumber minyak di sana, maka Sultan menganggap perlu menumbuhkanLuhak ketiga yang baru. Diambil dari Luhak Langkat Hilir daerah-daerahBesitang, Pulau Kampai, Pangkalan Berandan dan Lepan dan dijadikanmasuk Luhak Teluk Haru dengan kedudukan Pangkalan Berandan dan inidipimpin oleh putra dari Tengku Sulung. Tengku Sulung sendiri mintaberhenti sebagai kepala Luhak Langkat Hulu dan ia digelar Mangkubumi.Sebagai gantinya di Langkat Hulu diangkat Tengku Adil putra dari TengkuHamzah.

Kondisi Kesultanan Langkat pada saat peralihan dari Sultan Musa(seorang ayah) kepada anaknya Sultan Abdul Aziz (1897 – 1927 M.) cukupmaju. Situasi politik Kesultanan Langkat saat diawali oleh Sultan AbdulAziz dalam pemerintahannya cukup terkendali, situasi Pendidikan baik,keagamaan cukup baik, bahkan kondisi ekonomi kuat. Secara umum dapatdikatakan bahwa kondisi Kesultanan langkat berjalan dengan cukupmeyakinkan. Kenyataan ini menjadi modal awal yang sangat berhargabagi Sultan Abdul Aziz untuk lebih memajukan kesultanan Langkat padamasa berikutnya.

Puncak kejayaan Kesultanan Langkat diraih pada masa Sultan AbdulAziz. Situasi yang cukup membanggakan yang diwariskan oleh pendahulunyadisempurnakan oleh Sultan Abdul Aziz dengan sangat baik, tidakmembutuhkan waktu yang cukup lama, Abdul Aziz telah dapat memoles

48

keberhasilan yang sudah dicapai sebelumnya, dan membuat stimuluskesuksesan sehingga kemajuan itu lebih berdaya guna danberkesinambungan.

Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Aziz, Asisten Residenberkedudukan di Tanjung Pura, dijabat oleh Asisten Residen yang disebutControuler Luit Willer sampai tahun 1903 M. Hindia Belanda (Nederlandsche-indie) yang dikuasai langsung oleh Belanda, diperintah secara sentralistissesuai ketentuan yang diatur dalam Regering Reglement (RR) 1854 M.Secara administratif daerah Hindia Belanda dibagi atas beberapa tingkatanwilayah yang diperintah oleh Pangreh Praja Eropa.2

Meskipun kesuksesan ini bukan sebagai kesuksesan yang berdiri sendiri,tetapi kelanjutan yang sudah dipancangkan oleh ayahnya, akhirnya pohonKesultanan Langkat ini tumbuh subur dan berbuah dengan sangat lebatdan menggiurkan.

Kejayaan ini terlihat juga pada urusan keluarganya. Sultan Abdul Azizmemiliki istri yang banyak, yaitu 10 orang, dari istri-istrinya ini, Dia memiliki23orang anak, kemudian dari mereka ini telah melahirkan 97 orang cucu.Anak keturunan yang banyak ini dia harapkan akan memperkokohKesultanan Langkat pada masa sesudahnya.

Sultan Abdul Aziz adalah seorang sultan yang ahli dalam ilmupemerintahan. Terpancar darinya kepribadian positif, perduli terhadapsesama, dan memerhatikan rakyatnya. Ia menjabat sebagai sultan denganmengembangkan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh ayahnya SultanMusa, yaitu mengembangkan kebijakan politik, ekonomi, pendidikan, dankeagamaan. Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Langkat mencapaipuncak kejayaannya. Tidak heran kalau pada masa ini kejayaan KesultananLangkat tersohor ke seluruh dunia.

Sultan Abdul Aziz mangkat pada tahun 1927 M. Wafatnya beliausekaligus digantikan oleh anaknya Sultan Mahmud sebagai Sultan padamasa sesudahnya. Era keemasan yang diraih oleh Sultan Abdul Aziz inihanya berlangsung pada masanya, secara perlahan keemasan ini turut

2 Eko Hendramawan Sembiring, Sejarah Kota Tanjung Pura Tahun 1896-2014, Skripsi,hlm. 28-29.

49

bergeser seiring bergantinya kepemimpinan kesultanan. Dengan demikianberakhirlah kisah golden age Kesultanan Langkat di tangan Sultan Mahmuddan sultan-sultan sesudahnya.

Pada masa kepemimpinan Sultan Abdul Aziz, Kesultanan Langkatmencapai puncak kemakmuran. Pada tahun 1897 M, Sultan Abdul Azizmembangun istana baru yang bernama “Darul Makmur” terletak di KotaBaru yang berlokasi di depan istana Sultan Musa.3

Untuk memajukan pemerintahannya Sultan Abdul Aziz menerapkanbeberapa kebijakan. Kebijakan yang dibuat oleh Sultan Abdul Aziz padadasarnya diadopsi dari kebijakan Sultan Musa, namun sebagian besardiperbarui sehingga kebijakan tersebut semakin berkembang. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain:

1. Kebijakan Politik

Kantor Kerapatan di Binjai 19334

Kebijakan politik Sultan Abdul Aziz dapat dilihat dengan adanyahubungan kerjasama internal dan eksternal. Hubungan kerjasama internal

3Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban, hlm.106.

4https://visit langkat.wordpress.com/2014/10/02/sejarah-kerajaan-langkat/. Diaksestanggal 30 Agustus 2018.

50

yaitu hubungan kerjasama yang dijalin antara Kesultanan Langkat dengankerajaan-kerajaan kecil di wilayah Kesultanan Langkat, seperti KejeruanBingai, Kejeruan Stabat, Kejeruan Bahorok, Kejeruan Selesai, KedatukanBesitang, Kedatukan Terusan/Pantai Cermin, Kedatukan Hinai, KedatukanPadang Tualang, Kedatukan Pulau Kampai, Kedatukan Sei Lepan, KedatukanSalapian,Kedatukan Punggai, Kedatukan Secanggang, Kedatukan Sei Bingei,dan Kedatukan Salahaji.5

Pada awalnya hubungan Kesultanan Langkat dengan kerajaan-kerajaan kecil sudah baik. Oleh karena itu, Sultan Abdul Aziz menjalinkembali hubungan tersebut agar kerajaan-kerajaan tersebut tetap beradadalam kedaulatan Kesultanan Langkat dan dapat membantu pemerintahanKesultanan Langkat. Hubungan kerjasama internal yang terjadi membuatmasyarakat Langkat menjadi masyarakat yang majemuk. Tidak hanyaberasal dari etnis Melayu, akan tetapi ada etnis Batak, Karo, Jawa, danlain sebagainya di wilayah Kesultanan Langkat. Selain itu, dengan dibukanyaperkebunan dan tambang minyak di wilayah Langkat, terjadilah urbanisasisecara besar-besaran ke wilayah Tanjung Pura (pusat pemerintahanKesultanan Langkat) untuk menjadi buruh kontrak. Hubungan kerjasamaeksternal yaitu menjalin hubungan baik dengan Belanda, dimulai dari kontrakpolitik Sultan Langkat dengan Belanda yakni mengizinkan Belandamenjalankan pemerintahan yang otonom dan menjalankan kekuasaanhukum berdasarkan bentuk aristokrasi Melayu sepenuhnya.

Hal ini kemudian membuat sultan mengizinkan pihak Belanda untukmendirikan kantornya di Tanjung Pura sehingga apabila terjadi kekacauandi wilayah Kesultanan Langkat maka pihak Belanda bersedia membantusultan kapanpun sultan minta. Bentuk awal kerjasama itu diawali ketikaBelanda ingin menguasai seluruh wilayah Nusantara termasuk PulauSumatera. Belanda menandatangani perjanjian dengan Raja Langkat padatanggal 21 Oktober 1865 M.6

5M. Kasim Abdurrahman, Studi Sejarah Masjid Azizi Tanjung Pura-Langkat-SumateraUtara, hlm. 24.

6Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban, hlm.222.

51

2. Kebijakan PendidikanDalam bidang pendidikan Sultan Abdul Aziz membangun beberapa

madrasah-madrasah untuk mempelajari ilmu agama, salah satu buktipeninggalannya saat ini yaitu Masjid Azizi yang dulunya merupakan tempatbermusyawarah dan tempat untuk melakukan kajian agama Islam. Selainitu ialah lembaga Jam’iyyah Mahmudiyyah yang masih berdiri hinggasekarang. Beberapa tokoh nasional banyak yang belajar di sana, salahsatunya adalah Adam Malik (wakil presiden RI).

Di samping pendidikan agama Islam, Sultan Abdul Aziz jugamembangun sekolah umum bagi masyarakat Langkat, yaitu HIS (HollandschInlandsche School) yang dibentuk berdasarkan kerjasama dengan Belandadan Sekolah Melayu. HIS dan Sekolah Melayu pada umumnya hanyamenyajikan materi-materi pelajaran umum. Pada tahun 1900 M, SultanAbdul Aziz mendirikan Sekolah Rakyat 7 tahun “Langkatsche School”,gurunya didatangkan dari Nederland, yang bernama J.F. Itterson, tahun1814 M digantikan oleh Hensius dibantu Mevrouw Hensius Zoniville danW.F.Th. Eygelsheim, guru khusus bahasa Melayu B.R. Sojuangan, dan jugadidirikan Sekolah Rakyat, 5 tahun dan 3 tahun di beberapa tempat.

3. Kebijakan KeagamaanWilayah Langkat dijuluki sebagai kota Islam, karena mayoritas

penduduknya menganut agama Islam, sehingga sangat kental akan budayaIslamnya. Dalam penerapan syariat Islam, Kesultanan Langkat memilikiguru-guru agama yang sekaligus dijadikan sebagai penasihat sultan untukdimintai pendapatnya berkaitan dengan permasalahan hukum Islam. Dalamsistem kehidupan masyarakat Melayu, seluruh warganya terikat denganAdat Resam Melayu. Adat ini sebagian besar dipengaruhi oleh agama Islam.Kegiatan keagamaan Kesultanan Langkat dapat dilihat dengan adanya MasjidAzizi dan Tarekat Naqsabandiyah. Masjid Azizi dibangun dengan sangatmegah dan menjadi simbol kebanggaan rakyat Kesultanan Langkat. Dengandibangunnya Masjid Azizi yang megah pada waktu itu, kita dapat melihatkekayaan negeri Langkat pada masa pemerintahan Sultan Abdul Azizberkuasa.

52

Dinamika keagamaan yang begitu kuat, dapat dilihat dengankeberadaan Kota Babussalam sebagai pusat kegiatan TarekatNaqsabandiyah. Pusat tarekat tersebut muncul dan berkembang menjadisebuah simbol keagamaan pada masa tersebut dan bahkan sampai saatini. Tarekat Naqsabandiyah di Langkat didirikan dan dikembangkan olehSyekh Abdul Wahab Rokan. Dalam kegiatan keagamaan seperti tarekatNaqsabandiyah, memberikan pengaruh yang cukup kuat, yakni membuatmasyarakat mengerti akan hukum-hukum Islam.7 Selain itu, dengan ikutsertanya sultan dan beberapa pembesar kerajaan dalam kegiatan Tarekattersebut membuat masyarakat juga ikut dalam kegiatan tarekat tersebut.Masyarakat menjadi simpati dan hormat kepada sultan, karena sultan dapatmemberikan contoh yang baik untuk membawa masyarakat kepada ajaranIslam, sehingga pemikiran masyarakat Langkat saat itu tidak kolot danfanatik terhadap hukum adat.

Dengan kebijakan keagamaan yang telah dibentuk dan dikembangkanoleh Sultan Abdul Aziz, membuat Kesultanan Langkat menjadi masyhurdan semakin diminati oleh para pencari ilmu agama Islam (TarekatNaqsabandiyah) dan para wisatawan yang ingin melihat kemegahan MasjidAzizi. Bahkan kemegahan Masjid Azizi tidak pernah luntur dan selalu menjadikonsumsi wisatawan yang ingin berkunjung ke wilayah Langkat saat ini.Selain itu, masyarakat Kesultanan Langkat dikenal sebagai masyarakatyang agamis dan berpedoman pada syariat Islam.4. Kebijakan Ekonomi

Stasiun Kereta di Besitang

7Di dalam tarekat, termasuk Tarekat Naqsabandiyah, perjalanan seorang salik(pengikut tarekat) menuju Tuhan dilakukan dengan cara menyucikan diri atau perjalanan

53

Kebijakan ekonomi Kesultanan Langkat masa Sultan Abdul Aziz tidaklepas dari hubungan kerjasama eksternal dengan Belanda. Kekuasaanpemerintahan kolonial di Kesultanan Langkat telah merubah sistem danberdampak pada kebijakan ekonomi. Dominasi pemerintahan kolonial dapatdilihat dari dibukanya perkebunan-perkebunan dan pertambangan minyak.Keberadaan perkebunan dan pertambangan minyak menambah pemasukanbagi Kesultanan Langkat melalui pembayaran izin konsesi yang dilakukanpemerintah Belanda dengan sultan dan bangsawan kerajaan.

Bentuk kerjasama yang dilakukan oleh sultan dengan pihak Belandamaupun kerajaan-kerajaan kecil di wilayah Kesultanan Langkat,membuahkan hasil dan semakin maju dengan pesat. Hal itu kemudiandapat membantu masyarakat yang kekurangan. Sultan juga membangunfasilitas-fasilitas umum untuk membantu masyarakat. Fasilitas-fasilitas itudiberikan secara gratis oleh sultan untuk rakyatnya, seperti Rumah Sakitdan pendidikan.

Di samping itu, dengan banyaknya masyarakat dari etnis lain yangdatang dan menetap di wilayah Kesultanan Langkat, membuat eksistensimasyarakat Melayu Langkat semakin menyempit, seperti dalam halperdagangan digantikan oleh etnis Tionghoa. Dengan berkembang pesatnyaperkebunan dan perminyakan di wilayah Kesultanan Langkat, hal inikemudian membutuhkan tenaga kerja dari luar, seperti Cina, Penang,Singapura, India. Selain itu juga mendatangkan buruh-buruh dari PulauJawa.8

Terwujudnya Kerajaan Langkat dan Tanjung Pura sebagai negeri yangkaya raya ditopang oleh kegiatan ekonominya yang bergerak di bidangmaritim dan agraris. Kerajaan Melayu ini juga terkenal sebagai daerah

yang harus ditempuh oleh seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah yang dibinadengan cara taubat, uzlah (pengasingan diri), zuhud, takwa, kanaah (bagian dari sikapzuhud yaitu merasa cukup dengan apa yang dimiliki), dan taslim (berserah diri). LihatDepartemen Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat, Biografi Ulama LangkatSyekh Abdul Wahab (Tuan Guru Babussalam), hlm. 24 dan Dewan Redaksi EnsiklopediIslam, Ensiklopedi Islam, Jilid 4 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993), hlm. 8.

8Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban, hlm.100.

54

yang kaya akan tambang dan perkebunan. Aktivitas perdagangan yangpesat di Selat Malaka juga menjadi faktor pendorong bagi masyarakatLangkat untuk ikut andil dan berperan aktif dalam kegiatan perdaganganinternasional tersebut.9 Di bidang agraris, komoditas yang dihasilkan adalahhasil hutan dan perkebunan, seperti kayu, rotan, kamper, sawit, pala, danlain-lain. Komoditas lain yang juga dihasilkan di Langkat adalah lada putih.Aktivitas perekonomian Langkat pada masa itu tidak hanya berorientasipada perdagangan di Selat Malaka, namun mereka juga telah menjalinkerja sama dalam hal perdagangan dengan Kerajaan Aceh. Aktivitasperdagangan tersebut terjadi di Sungai Wampu. Adapun sistemperkebunan, baru dijalankan ketika Belanda berekspansi ke Langkat.

C. Bukti Kejayaan Kesultanan LangkatBanyak bukti kejayaaan Kesultanan Langkat di masa silam yang menjadi

warisan dan situs budaya di kerajaan langkat yang bisa dilihat sampaisaat ini. Beberapa bukti tersebut adalah;

1. Masjid Azizi

Masjid ini dibangun oleh Sultan Abdul Aziz. Pembangunan masjid inidilakukan oleh Abdul Aziz atas wasiat orang tuanya Sultan Musa yangbelum sempat mengimplementasikan pembangunannya. Sejak semula

9Nurhairina, “Dampak Pemerintahan Kolonial Belanda terhadap Perubahan EkonomiKesultanan Langkat”, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, tidak

55

pembangunan masjid ini sudah direncanakan, dan akan berdampingandengan Rumah Suluk Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan yang barusandibangun di tempat ini, namun kerena sultan keburu wafat makapembangunan masjid ini ditindaklanjuti oleh Sultan Abdul Aziz.10

Pembangunan masjid ini dilakukan oleh Sultan Abdul Aziz denganbiaya sendiri. Banyak pembesar kerajaan yang menawarkan untukmembantu pembangunan masjid ini, akan tetapi kerena sikap kemandirianSultan Abdul Aziz dan mengingat wasiat orang tuanya, dan berkeyakinanbahwa ini adalah amanah orang tuanya yang harus diwujudkannya, makakalau ada pihak yang ingin berpartisipasi untuk membantu secara finansialdia memberi kesempatan pada kegiatan lain dalam pembangunan saranadan prasarana kemasyarakatan yang ada di Kesultanan Langkat yang segeraaka ada lagi nantinya setelah pembangunan masjid ini selesai. Dengan halini dia menolak tawaraan para donatur-donatur tersebut.

Salah satu kebanggaan masyarakat Langkat yang ada sampai saat iniadalah Masjid Azizi. Masjid Azizi ini dibangun pada masa Sultan AbdulAziz, sesuai dengan Namanya Sultan Abdul Aziz maka dibuatlah namamasjid ini dengan Masjid Azizi. Masjid ini menjadi istimewa karena didesainoleh seorang arsitektur Jerman dengan menonjolkan masjid bergayaperpaduan Ottoman Turki dengan Hindia. Sebenarnya awal mulapembangunan masjid ini dalam tarap yang masih sederhana sudah dimulaipada masa Sultan Musa, namun selesai dan peresmiannya barudilaksanakan pada masa Sultan Abdul Aziz pada tahun 1902 M. Masjid inimampu menampung ribuan orang, dan menjadi lebih istimewa lagi, karenadi samping kanan sebelah depan dibangun Menara setinggi 35 meter, danjuga sebuah perpustakaan yang bernama “Balai Pustaka Tengku AmirHamzah”.

Berbeda halnya dengan masjid pada umumnya, masjid inimenggunakan bahan-bahan bangunan dari luar negeri. Di sampingdesainernya orang luar, juga bahan-bahan yang diperlukan pun didatangkan

diterbitkan, hlm. 24.10https://visit langkat.wordpress.com/2014/10/02/sejarah-kerajaan-langkat/. Diakses

tanggal 30 Agustus 2018.

56

dari luar negeri. Hampir semua bahan bangunannya didatangkan dari luarnegeri, terutama Itali sebagai negara maju saat itu, kapal-kapal sultan ituberkali-kali singgah di Penang, kemudian ke Pelabuhan Tanjung Pura(sekarang lokasi itu sudah menjadi perumahan, persisnya di depan kantorkoramil) untuk membongkar bahan bangunan yang dibawa dalam rangkamembangun masjid tersebut, akhirnya masjid ini selesai, berdiri kokohdan megah, sampai sekarang masjid ini terlihat khas dan memilikikeistimewaan pada orisinilitasnya, masjid ini masih terjaga dengan baik.Kehadiran masjid ini dimaksudkan sebagai masjid induk termegah danterbaik di seluruh Kesultanan Langkat, dan hal itu terbukti sampai saat ini.

Belakangan terjadi kesulitan untuk mengganti bahan bangunan masjidtersebut. Setelah berjalan masa sampai waktu yang lama, suatu ketikaada yang jatuh ke lantai mengakibatkan marmarnya pecah maka sulit untukmencari penggantinya, akhirnya terpaksalah dicarikan saja marmar biasayang mirip dan ada di Indonesia ini lalu dipasang untuk mengisi tempatyang rusak tersebut. Terjadilah ketidak serasian lantai marmar masjiddengan penggantian marmar lokal yang tersedia dengan apa adanyatersebut.

Perbandingan masjid Azizi Kesultanan Langkat lebih cantik dibandingdengan Masjid Nabawi Medinah. Suatu ketika Sofyan Saha berkhutbah diMasjid Azizi, dan dia menyampaikan dalam khotbahnya bahwa pada masa100 tahun yang lalu masjid Azizi masih lebih cantik dibanding dengan masjidMadinah. Pada masa itu adalah masa kejayaan Kerajaan Langkat, hasiltambang minyak sudah melimpah di Langkat ini, dan masjid Azizi masihbarusan dibangun dan menjadi pusat perhatian Sultan Langkat, sementaramasjid Madinah belum ada perhatian yang besar dari pihak Pemerintah,dan ladang minyak belum dijumpai di Saudi pada masa ini, maka belumada pembangunan besar-besaran untuk masjid Nabawi Madinah. Hal inimengantarkan kesimpulan bahwa pada masa tersebut masjid Azizi lebihbagus dari masjid Nabawi di Madinah.11

11Hasil wawancara dengan Drs. Mukhlis, MA., mantan Ketua Sekolah Tinggi AgamaIslam Jamaiyah Mahmudiyah, di kantornya pada hari Selasa tanggal 10 Juli 2019.

57

Dalam rangka memperkokoh pemerintahan dalam bidang agama,maka selain masjid Azizi dibangun pula masjid-Masjid yang megah di setiapdaerah penyangga kekuasaan. Pada saat ini dibangunlah masjid Stabatyang berjarak sekitar 18 Km. dari Pusat Kesultanan Langkat di TanjungPura, kemudian masjid Selesai di ibu kota Kecamatan Selesai (sekarang)yang berjarak sekitar 30 Km. dari Stabat, atau sekitar 48 Km. dari TanjungPura, demikian juga Masjid Babalan Kec. Babalan (Sekarang) di PangkalanBrandan yang berjarak sekitar 45 Km. dari Stabat, atau 33 Km, dari TanjungPura. Demikian juga masjid Binjai, dan daerah-daerah penting lainnya diKesultanan Langkat.

2. Tempat Pendidikan: Madrasah Jam’iyah MahmudiyahSetelah selesai pembangunan masjid Azizi tersebut maka dilanjutkan

lagi dengan pembangunan madrasah Jam’iyah Mahmudiah. Sehubungandengan janjinya telah terlaksana, yaitu pembangunan masjid Azizi secaramandiri, maka Sultan Abdul Aziz memberi peluang kepada donator unukturut memdukung pembangunan yang lain maka, untuk hal ini Diamerencanakan pembangunan madrasah Jam’iyah Mahmudiyah yangmelibatkan donator. Sultan Abdul Aziz membangun madrasah ini denganmenggelontorkan dana sebesar 40 % dari total rencana dana keseluruhan.Sisa 60% diberi peluang kepada pihak yang ingin membantu untuk berwakafdalam rangka penyelesaian madrasah tersebut.

Sekolah Jam’iyah Mahmudiyyah(Foto diambil ketika wawancara ke Madrasah Jamaiyah Mahmuddiyah

Tanjung Pura)

58

Madrasah Jam’iyah Mahmudiyah dibangun pada tahun 1912. Suatuketika, di tahun 1937 dilaksanakanlah ulang tahun Jamaiyah yang ke-25ataupun jebelium yang ke-5, berarti 1937 dikurangi 25 sama dengan 1912,dan inilah saat berdirinya Jam’iyah. Pada waktu itu yang menjadi sultan dikesultanan Langkat adalah Sultan Abdul Aziz, dan dia hadir dalam acaratersebut. Peristiwa ini bertepatan pada hari Jumat, dari Jamaiyah yangsesungguhnya bersebelahan, dia berangkat ke masjid untuk menunaikanshalat Jumat, dia diantar oleh para siswa yang waktu itu sudah mencapaijumlah 1500 orang. Untuk memeriahkan jebelium atau ulang tahun tersebutmaka diadakan tahlilan, bukan yang lain-lain. Sedang di masjid pada waktuitu tidak ada pengeras suara, tetapi di atas Menara itu ada empat orangtukang azan dengan suara yang kuat maka panggilan shalat itu kedengaransampai jarak yang cukup jauh. Ini adalah gambaran tentang betapabesarnya perhatian sultan terhadap agama, sekaligus menempatkan diasebagai tokoh agama dan tokoh Pendidikan yang sangat perduli.12

Pada masa ini pulalah di bangun Jam’iyah Mahmudiyah. JamaiyahMahmudiyah ini adalah nama terhadap Lembaga Pendidikan Agama yangdidirikan oleh Sultan Abdul Aziz di Kesultanan Langkat. Jamaiyah ini telahberperan banyak dalam mencerdaskan anak bangsa bukan hanya di Langkatsemata, tepi juga di Nusantara dan manca negara. Di sinilah tempatnyapara santri menggali ilmu dari para ulama besar yang senantiasa berkarya.

Selanjutnya untuk Pendidikan umum, Sultan Abdul Aziz membangunjuga Lembaga Pendidikan Holland Indonesian School (HIS), dan jugaSekolah Melayu, Europese Logare School (ELS), serta untuk anak-anakketurunan Cina didirikan Holland Chinese School (HCS). Semua ini menjadibukti sejarah tentang keperdulian Sultan Abdul Aziz terhadap Pendidikansemua pihak dengan tanpa memandang etnis dan agama para rakyatnya.

Sebelum pemerintahan Sultan Abdul Aziz sekitar tahun 1900-an,Kesultanan Langkat belum memiliki Lembaga pendidikan formal sama sekali.Secara umum, pendidikan masih berjalan secara tidak formil dan tidak

12Sementara sekarang ini saja pun kondisi pelajar di Jamaiyah ini hanya berjumlah1600 orang., hasil wawancara dengan Drs. Mukhlis, MA., mantan Ketua Sekolah TinggiAgama Islam Jam’iyah Mahmudiyah, di kantornya pada hari Selasa tanggal 10 Juli 2018.

59

terkordinir, Pendidikan lebih banyak dilakukan dengan mengundang guruke istana dengan tanpa kurikulum yang jelas. Tradisi seperti ini berlngsungsampai pada masa awal kekuasaan Sultan Abdul Aziz.

Salah satu kemajuan Pendidikan adalah dengan adanya pembaharuanyang dilakukan oleh Sultan Abdul Aziz. Ia mulai membangun lembagapendidikan formal yang dinamakan maktab (madrasah) yang menjadisarana pendidikan agama bagi masyarakat Langkat. Madrasah Al-Masrurahdidirikan pada 1912, Madrasah Aziziah tahun 1914 dan MadrasahMahmudiyah tahun 1921. Dengan adanya masdrasah-madrasah tersebut,Langkat menjadi tujuan pendidikan para santri. Bukan hanya masyarakatLangkat yang belajar di tempat ini, tetapi juga banyak santri yang datangdari luar daerah, seperti Riau, Jambi, Tapanuli, Kalimantan Barat, bahkandari luar negeri, seperti; Brunei, Malaysia, dan daerah lainnya.

Pada awalnya madrasah (maktab) ini hanya disediakan untuk anak-anak keturunan raja dan bangsawan saja, namun pada perkembangannyamaktab ini memberikan kesempatan kepada siapa saja yang berminatuntuk belajar dan menuntut ilmu di tempat ini. Beberapa tokoh Nasionalyang pernah belajar di maktab ini antara lain adalah Tengku Amir Hamzah(Penyair Nasional) dan Adam Malik (politisi dan mantan Wakil PresidenRI).

Al-Masrurah sebagai contoh, termasuk lembaga pendidikan modernterbaik pada masa itu. Al-Masrurah telah didesain sebagai LembagaPendidikan Modern, anak-anak diinapkan di tempat ini, setiap anak memilikikamar sendiri, sistem pendidikan yang dijalankan di sini sama dengansistem pendidikan umum di Inggris, di mana anak laki-laki usia 12 tahunmulai dipisahkan dari orang tua mereka untuk tinggal di kamar-kamartersendiri dalam suasana yang penuh disiplin. Fasilitas olah raga tersedia,seperti lapangan bola, kolam renang, dan lain sebagainya telah disediakansecara memadai oleh Sultan.

Belakangan ketiga lembaga pendidikan tersebut disatukan namanyamenjadi Jam’iyah Mahmudiyah. Dalam rangka upaya peningkatanpendidikan di tempat ini, pada tahun 1923 Jam’iyah Mahmudiyah telahmemiliki 22 ruang belajar, 12 ruang asrama, dan di luar fasilitasyang secara

60

langsung untuk kepentingan belajar, tersedia pula fasilitas pendukunglainnya seperti adanya 2 buah aula, sebuah rumah panti asuhan untukyatim piatu, kolam renang, lapangan bola dan lain sebagainya. Dengandemikian dipahamai bahwa Jmaiyah Mahmudiah telah tampil sebagailembaga pendidikan yang cukup representatif dan siap untuk mencerdaskansantrinya.

Dari aspek mutu Jam’iyah ini dipandang unggul dibanding denganlembaga pendidikan yang ada pada masa itu. Pada umumnya tenagapengajar yang ada di sana adalah guru-guru yang pernah belajar ke Timurtengah seperti Mekah, Medinah, dan Mesir. Mereka semua dikirim atasbiaya sultan setelah sebelumnya diadakan seleksi untuk itu. Sekitar tahun1930, santri yang belajar di perguruan ini sudah mencapai sekitar 2000orang, dan mereka berasal dari berbagai daerah di Nusantara danmancanegara.

3. Tarekat Naqsabandiyah di Basilam

Persulukan Tarekat Naqsabandiyah di Besilam(Foto diambil ketika Melakukan Penelitian di Kampung Besilam)

Raja-raja Sumatera Timur yang paling kuat keislamannya adalahKesultanan Langkat. Di tempat ini bukan hanya dibangun masjid megah

61

dan madrasah Jam’iyah Mahmudiyah yang besar dengan bimbingan ulama-ulama terkemuka yang ada pada waktu itu, tetapi dilengkapi juga denganaspek religiusitas yang dapat menentramkan batin, maka dibangun pulalahpusat tarikat naqsabandiyah di Babussalam yang dikenal luas dan masiheksis sampai saat ini. Ketiga pilar ini menjadi fakta sejarah karya SultanAbdul Aziz yang luar biasa dan sangat bermanfaat bagi umat sampai saatini.

Sebenarnya, pihak yang turut berjasa dalam menjadikan KesultananLangkat dengan identitas tarikat adalah Sultan Musa. Demikian kesohornyatarikat naqsabandi Babussalam Langkat, bukan hanya di Nusantara tetapijuga sampai ke manca negara, dan masih eksis sampai saat ini, makasesungguhnya di masa awal, Sultan Musalah pihak yang membawa TuanGuru Tarikat Naqsabandi Syekh Abdul Wahab Rokan ini dari Riau ke Langkat.

Sultan Musa sangat dekat dengan Syekh Abdul Wahab Rokan(pembawa tarekat ini dari Riau). Dikabarkan bahwa kedekatan mereka initak obahnya mereka saudara kandung, mereka pernah mengadakansumpah setia antar satu sama lainnya, mereka berikrar dengan ungkapan;“kalau engkau meninggal dunia terlebih dahulu maka saya yang akanmengurusi fardhu kifayahmu (memandikan, mengkafani, menyalatkan danmemakamkannya) demikian juga sebaliknya kalau saya yang meninggaldunia terlebih dahulu maka engkaulah yang mengurusi fardhu kifayah saya”.Keduanya setuju dan berketetapan hati untuk melaksanakannya, danternyata Sultan Musalah yang terlebih dahulu meninggal dunia, maka SyekhAbdul Wahab Rokan pun melaksanakan ikrar setianya.

Sejarah awal tarekat Naqsabandiyah Babussalam memasukiKesultanan Langkat adalah pada masa Sultan Musa (1840-1897 M.).Persahabatan yang baik antara Sultan Musa dengan Syekh Abdul WahabRokan (tokoh tarikat Naqsabandiyah) memberi peluang masuknya danmenetapnya ulama besar suluk ini mengembangkan ajarannya di Langkat.Perjalanan panjang Syekh Abdul Wahab Rokan dari Rokan, Riau, menelusuripesisir pantai Timur Sumatera Siak, Tembusai di Riau hingga ke KerajaanKota Pinang, Bilah Panai, Asahan, Kualuh, Deli Serdang, akhirnyamengantarkannya ke Langkat. Sultan menyambut dan memberi tempat

62

kepadanya di Besilam.Sebelum ke Besilam, pertama sekali Sultan sudah memberi tempat

kepadanya di Tanjung Pura. Semula Tuan Syekh ini sudah membangunRumah Suluk di sebelah masjid azizi, tepatnya di tempat parkir masjidazizi yang ada sekarang. Di belakang tempat parkir itu dahulu adalah tempatpembakaran Al-Qur‘an (Al-Qur‘an yang usang dan tidak bisa dipakai lagi,karena khawarir akan berceceran maka dilakukan pembakaran), laludibuang ke sungai (dahulu di belakang tempat ini ada sungai besar yangmenghubungkan satu kampung dengan kampung lain, termasuk Besilam.

Dalam rangka kebersamaan ini, Sultan Musa sudah berencana untukmembangun masjid bersebelahan dengan Rumah suluk tersebut. Beliauberwasiat kepada anaknya tentang pembangunan masjid di tempat ini(tempat masjid Azizi sekarang), dia mengatakan; “kalau umurku tidaksampai nanti untuk mengimplementasikan hal ini maka tolong dibangunmasjid di tempat ini”. Ternyata, umurnya pendek maka dapat dipastikanbahwa makam Sultan Musa yang ada di sebelah masjid sekarang adalahlebih dahulu ada dari pada masjid dibangun.

Dalam memulai kiprahnya, Syekh Abdul Wahab membangun madrasahBabussalam. Untuk mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya, diaberkeyakinan harus menciptakan keseimbangan hidup dunia dan akhirat.Dia tidak hanya menganjurkan berzikir dan bersuluk saja, tetapi dia jugamembuka lahan pertanian, seperti perkebunan karet, jeruk manis danlada hitam, juga menggalakkan peternakan, perikanan, bahkan dia jugamendirikan percetakan. Lebih jauh dari itu, Beliau juga ikut dalamperbincangan politik. Lewat tarekat ini, Dia berusaha mengajak umatmelewati perjalanan sipiritual yang panjang dengan cara memperbanyakibadah kepada Allah, instropeksi diri yang tinggi, sampai akhirnya bisameraih maqam tertentu dalam pencapaian tarekat yang diinginkan,demikian juga Dia berusaha mengajak umat untuk meraih dunia secaramaksimal dalam rangka bekal mendekatkan diri kepada Allah Swt., termasukpolitik, di antaranya terlihat dari sikapnya mengutus dua orang puteranyake musyawarah SI di Jawa Pada tahun 1913, kemudian ia mendirikanSyarikat Islam cabang Babussalam yang mana Dia (Syekh Abdul Wahab

63

Rokan) menjadi salah seorang pengurusnya.Raja kesultanan Langkat memberi apresiasi yang besar kepada suluk

Besilam ini. Situasi yang berbeda pada pengangkatan pejabat di KesultananLangkat ini dibanding dengan pengangkatan pejabat pada tempat-tempatlainnya adalah adanya satu kesestian; “Setiap pejabat yang akan diangkatpada Kesultanan Langkat, apakah dia Datok atau jabatan-jabatan lainnyamaka dia harus terlebih dahulu mengikuti suluk selama minimal 2 (dua)minggu (setengah bulan). Hal ini berlangsung terus sampai kesultanan iniberakhir, termasuk Amir Hamzah sebelum dilantik menjadi Raja Muda, diasudah terlebih dahulu mengikuti suluk tersebut.

Suluk tersebut menjadi terapi bathin yang sangat bermakna bagi setiappejabat. Sultan mengatakan; “Kita tidak khawatir dengan mereka parapejabat yang sudah diangkat, mereka itu telah memiliki mental yang siap,dan mereka akan bekerja dengan baik, karena mereka telah memperolehterapi batin yang memadai, yaitu kegiatan suluk yang dilaksanakan.

Sultan yakin bahwa pembinaan mental lewat suluk ini menjadi terapiterbaik bagi setiap pejabat. Perjalanan spiritual lewat suluk tersebutmenempatkan harga mati terhadap pendekatan diri kepada Allah Swt.Apa pun yang ada di alam ini harus ditempatkan statusnya sebagai saranadalam rangka taqarrub ila Allah (pendekatan diri kepada Allah Swt.).Hilangnya pengaruhinteres lain yang dapat menodai hati umat manusiauntuk mengejarkebutuhan sesaat, dan bersifat duniawi menjadi pemicukinerja pejabat-pejabat tersebut untuk bekerja dengan ikhlas dan maksimal.

4. Kantor Pengadilan Kesultanan Langkat (Land Raad)

Kerapatan KadhiKerajaan Langkat(Foto diambil ketikamelakukan Penelitian diTanjung Pura)

64

Land Raad adalah istilah untuk Lembaga Pengadilan Agama yang adapada masa kolonial Belanda. Pada saat ini rakyat tidak hanya berceritasoal mendapatkan makan dan minum lagi, soal mencari pekerjaan, tidakjuga soal mempertahankan hidup dari kesulitan ekonomi semata, tetapisudah mulai bercerita soal kebenaran, Kebersamaan, Keadilan danPenegakan hukum. Untuk keperluan ini maka Sultan Abdul Aziz membangunLand Raad untuk pertama kalinya pada Kesultanan Langkat ini yangbertempat di Tanjung Pura, tepatnya berseberangan jalan dengan masjidAzizi.

Berdirinya Lembaga peradilan ini benar-benar menjadi indikasi tentangkemajuan Kesultanan Langkat telah dicapai pada masa Sultan Abdul Aziz.Sistem pemerintahan yang ada pada masa ini adalah Kesultanan yangdipahami cenderung memiliki karakter otoriter, di mana sultan ditempatkansebagai sumber kebenaran. Berbeda halnya dengan apa yang berlaku saatini, Sultan sebagai pegegang tampuk kekuasaan tertinggi melepas nilai-nilai kebenaran itu untuk diuji oleh pakarnya, diberi kebebasan kepadapublik untuk dibedah dan dipertontonkan secara transparan. Akhirnyahukum diputus lewat Lembaga peradilan ini.

5. Ulama-Ulama Besar dan TernamaPada masa Kesultanan Langkat ada banyak ulama besar yang dikenal

dalam sejarah.Di antara mereka ada ulama yang telah lama belajar diArab Saudi, baik karena disekolahkan oleh Sultan Langkat13 ataupun karenaberangkat sendiriatas biaya mandiri. Di antara mereka itu adalah:

a. Syekh Mohammad ZiadahDia adalah ulama besar Kesultanan Langkat. Di samping kedudukannya

sebagai mufti Kesultanan Langkat yang senantiasa berfatwa terhadapberbagai hal yang dipertanyakan kepadanya sesuai peristiwa dan situasi

13Ada tradisi Kesultanan Langkat untuk memajukan daerahnya dengan cara merekrutorang-orang pintar untuk belajar ke Timur Tengah, terutama mereka yang aktif mengajardi Jamai‘ah Mahmudiyah., Hasil wawancara dengan Zainal AK, di rumahnya di PangkalanBerandan Langkat pada hari Rabu tanggal 15 Agustus 2018.

65

yang sedang di hadapi oleh umat, beliau juga menjabat sebagai PimpinanMadrasah Masrurah (sekolah yang pertama sekali di bangun oleh Sultanyang diperuntukkan bagi anak perempuan), dan juga Kepala Jam’iyahMahmudiyah (sekolah yang dibangun kemudian oleh Sultan dandiperuntukkan bagi anak laki-laki). Kiprahnya tersebut membuat Namanyadikenal sebagai ulama besar di Kesultanan langkat.

Dari segi biografinya, Syekh Mohammad Ziadah dinyatakan lahir diTanjung Pura Kabupaten Langkat pada tahun 1858 M. Dia lahir dari keluargahartawan, ayahnya fanatik agama bernama H. Syamsuddin, ibunya jugademikian, bernama Hj. Safiyah. kedua sama-sma penduduk asli danmenetap di Tanjung Pura.

Sebagaimana anak-anak pada umumnya, sejak kecil MohammadZiadah diasuh oleh kedua orang tuanya. Bersama mereka dia banyak belajarsecara tradisional dengan cara berhalaqah, dia belajar Al-Quran, fardhuain dan sebaginya. Sewaktu umur beliau sudah mencapai 20 tahun, yaitupada tahun 1878 M. dia melanjutkan studinya ke Mekkah sekaligus untukmenunaikan ibadah haji bersama para hujjaj lainnya. Usai menunaikanibadah haji maka dia pun bermukin di sana, dia banyak belajar di masjidilharam dan tempat-tempat lainnya. Dikabarkan dia tinggal di sana semasadengan ulama besar Indonesia syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy,dan dia belajar di Mekkah ini selama 8 (delapan) tahun.

Sejak masih di Mekkah, eksistensinya sebagai seorang ulama sudahmulai diapresiasi. Pada waktu-waktu tertentu, dia sudah mulai dipercayauntuk ikut mengajar di Masjidil Haram, dia menguasai banyak ilmu, diantaranya; Ilmu Tariqat Naqsabandiyah, Matan Alfiyah, Matan Zubad, danBahjat al-Tullab. Di samping mengajar, dia tetap belajar untukmemperdalam ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Setelah lama belajar di Mekkah, pada tahun 1886 dia punmenyimpulkan untuk pulang ke Tanjung Pura, Langkat. Ternyata Langkatpada waktu itu belum memiliki madrasah untuk tempat dia mengabdi, tapiada banyak keluarga, dan sahabat beliau yang tinggal di Malaysia yangmembutuhkannya, maka dia pun meninggalkan Tanjung Pura, danberangkat ke Ipoh, Malaysia. Di sana dia disambut dengan hangat dan

66

berkiprah sebagai seorang ulama. Dia menetap di tempat ini selama empattahun.

Pada tahun 1890 M., Syekh Mohammad Ziadah kembali pulangkampung. Sewaktu Syekh Abdul Wahab Rokan Besilam (guru tarekat)memanggilnya pulang untuk turut berpartisipasi mengajar di BabussalamBesilam, maka dia pun memperkenankannya, lalu dia meninggalkanMalaysia dan memilih tinggal menetap di Tajung Pura langkat. Baru duatahun dia mengajar di Besilam, lalu di tahun 1892 Sultan Abdul Azis punmemintanya untuk memimpin Madrasah Masrurah Tanjung Pura,belakangan di bangunlah Jamaiyah Mahmudiyah, dan dia juga dimintauntuk memimpin madrasah ini. Pada masa Syekh Mohammad Ziadah, diamelakukan modernisasi terhadap sistem Pendidikan pada kedua madrasahini. Di tempat ini sudah diajarkan Bahasa Arab, Ibnu Aqil (Kitab Nahu),Syarh al- Maqsud (Kitab Sharf), Fathul Mu’in (Kitab Fikih), Addasuqy (kitabTauhid), Al Jalalain (Kitab Tafsir), Abi Jumrah (Kitab Hadis), Minhajul Abidin(Kitab Tasawuf), Warqat/ lathaif al-Isyarah (Usul Fikih), Assulam (Mantiq),dan Kitab Bayan Jawahir al-Maknun. Kemudian, dia mengatur krikulumdan membuat kelas sesuai tingkatan kemampuan siswa.

Madrasah ini berkembang dengan pesat. Sampai suatu ketika santrikedua madrasah ini sudah mencapai 1600 orang, proses Pendidikan pundibuat dua shift, yaitu ada kelas pagi dan ada pula kelas sore, dan santripun berdatangan dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Para ulamaterkemuka saat itu direkrut menjadi guru, termasuk mendatangkan merekadari Timur Tengah, di antaranya; 1). Syekh Abdurrahman 2). Syekh SaidAhmad 3). Syekh Said Abu Bakar, dan juga 4). Syekh Ibrahim Al-Hindy.Sultan berkenan menggaji mereka ini dengan cukup mahal sehingga merekabetah untuk mengajar di madrasah ini.

Akhirnya Syekh Mohammad Ziadah mengakhiri pengabdiannya. Diawafat di rumahnya Jalan Sudirman Tanjung Pura pada usia 83 tahun, diatelah berkiprah mengembangkan agama pada Kesultanan Langkat selama50 tahun, dan dia pun telah melahirkan ulama-ulama besar pula padamasa sesudahnya, di antaranya; Syekh Abdullah Afifuddin, Syekh AbdulRahim, Syekh Abdul Hamid Azzahid, Ustadz Salim Fakhry, Tuan Kadhi Hasyim

67

‘Isya, dan yang lainnya. Syekh Mohammad Ziadah pun berangkat dengandamai untuk selamanya.14

b. Syekh H. Abdullah Afifuddin al-KhalidiBeliau adalah ulama terkemuka di Langkat. Dia lahir pada tanggal 3

Maret 1895 di Kabupaten Langkat, termasuk dari keturunan Tuk UngkuSyekh Yusuf Al - Khalidi. Semasa kecil, dia belajar di Madrasah MahmudiyahTanjung Pura, disini dia memperoleh ilmu pengetahuan dari; SyekhMuhammad Nur Abdul Karim (Mufti Langkat), Haji Muhammad Noor Ismail(Qadhi Langkat) dan juga Tuan Guru Besilam. Belakangan Sultan Langkatmemberangkatkannya untuk studi ke Mekah, kemudian dia juga pergi keal-Azhar di Mesir. Dia banyak belajar ilmu falak kepada Syekh Al ‘Ala AlFalaki. Di antara teman-temannya semasa adalah Syekh Idris Al Marbawi,Syekh Junid Thoha,dan Syekh Nassir Al Jauhari. Dianya adalah seorangulama yang pandangannya diterima oleh masyarakat dan kesultananLangkat, dan dia telah berada pada banyak tempat untuk mewakili ulamaLangkat, misalnya pertemuaan Ulama Tanah Melayu dan Sumatera diSingapura pada masa penjajahan Jepang, bahkan dia banyak berjasa dalamperjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.15

c. Syekh H. Abdul Hamid ZahidDia ini adalah ulama langkat yang disekolahkan Sultan Langkat ke

Mesir. Semula, orang yang hendak disekolahkan Sultan tersebut adalahabang dari Abdul Hamid Zahid, tetapi karena abangnya ini sudah hendakmelangsungkan pernikahan maka ayahnya Abdul Hadi tidak mengizinkanbeliau untuk pergi sekolah ke tempat yang jauh, yaitu Mesir, lalu digantikandengan adiknya Abdul Hamid Zahid. Setelah dia berangkat ke Mesir maka

14http://tenteraislam.blogspot.com/2012/09/mengenal-ulama-terkemuka-sumatera-timur.html., di down-load pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2018.

15http://shahrirkamil.blogspot.com/2015/08/Syekh-abdullah-afifuddin-langkat.html.,di down-load pada hari Selasa, tangal 28 Agustus 2018., juga Hasil wawncara dengancucunya Yaumul Khair, di Jamaiyah Mahmudiyah pada hari Rabu tanggal 15 Agustus2018, juga Hasil wawancara dengan Zainal AK, di Rumahnya Pangkalan Berandan padahari Rabu tanggal 15 Agustus 2018.

68

dia menetap di sana selama 10 tahun, sampai suatu ketika di sana diadiberi gelar Zahid. Sepulangnya dari Mesir maka dia aktif mengajar diJam’iyah dan di tengah masyarakat. Belakangan dia dijeput oleh DaudBrueh dari Aceh untuk dibawa kesana bersamanya, akhirnya dia ikut danmenetap di Aceh sampai suatu ketika karena sakit lalu dia wafat dandimakamkan di Banda Aceh.16

6. Sumber Minyak BumiSumber utama kejayaan Kesultanan Langkat adalah minyak. Pertama

kali ditemukan minyak ada di Langkat ini adalah pada tahun 1860 saat itudikatakan bahwa kadar minyak ada dalam perut bumi Langkat. Di ataskeawaman Kesultanan Langkat terhadap pengolahan minyak ini maka diabermitra dengan Belanda, lalu Belanda bertindak sebagai pihak yang akanmengekplorasi, lalu ditemukanlah minyak bumi tersebut di Telaga SaidKecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat. Tempat ini terletak di posisisekitar 110 kilometer barat laut Medan, ibukota Sumatera Utara. Penemusumur minyak pertama ini adalah seorang warga Belanda bernama AelikoJanszoon Zijlker, dia seorang ahli perkebunan tembakau pada Deli TobaccoMaatschappij, perusahaan perkebunan yang ada di daerah ini pada masaitu.

Penemuan sumber minyak ini merupakan hasil penjejakan yangdilakukan secara sungguh-sungguh. Tindak lanjut berikutnya diawali olehZijlker dengan cara menghubungi teman dan para ahli di Belanda untukmengumpulkan dana dan persiapan guna melakukan eksplorasi lebih lanjut.Setelah permodalan terpenuhi, perizinan pun diurus kepada kesultananLangkat, maka pada tanggal 8 Agustus 1883 persetujuan dari Sultan Musasebagai Sultan Langkat pun sudah di tangan. Tak membuang waktu lebihlama, eksplorasi pertama pun dilakukan oleh Zijlker.

Untuk pertama kalinya, pada tanggal 17 November 1884 Zijlker telahberhasil memperoleh minyak. Ekplorasi pertama ini telah dapat

16 Hasil wawancara dengan cucunya Usmanidar (guru di Jamaiyah) di Jamaiyah padahari Rabu tanggal 15 Agustus 2018.

69

menghasilkan minyak bumi, namun jumlahnya masih sangat sedikitmeskipun telah menghabiskan waktu yang agak lama. Dia hanya berhasilmemperoleh minyak bumi lebih kurang 200 liter, semburan gas pertamakali ini dari sumur Telaga Tiga, membuyarkan harapan untuk mendapatkanminyak yang banyak. Zijlker dan rekannya dengan sungguh-sungguhbekerja terus walau dengan cara berpindah-pindah tempat, kemudianmereka mencoba lagi di Desa Telaga Said. Di lokasi kedua ini juga masihmengalami kendala karena struktur tanah yang keras, akan tetapi kesulitanini berakhir saat pengeboran sudah mencapai kedalaman 22 meter, makaminyak pun berhasil diperoleh sekitar 1.710 liter pada waktu yang lebihsingkat, yaitu 48 jam kerja. Terakhir sewaktu pengeboran sudah mencapaikedalaman 31 meter, minyak pun langsung mengalir deras sehinggadiperoleh 86.402 liter. Pada tanggal 15 Juni 1885, sewaktu pengeboranterus dilanjutkan sampai pada kedalaman 121 meter maka muncullahsemburan kuat gas dari dalam tanah yang berisi minyak mentah dan materiallainnya. Sumur, dengan identifikasi kesuksesan pertama ini disebut namanyadengan Telaga Tunggal I. Inilah sejarah penemuan minyak pertama diIndonesia, dan keberhasilan dunia sejak 26 tahun sebelumnya (pada tanggal27 Agustus 1859) di Titusville, negara bagian Pensylvania, yang diprakarsaiEdwin L. Drake dan William Smith dari Seneca Oil Company. Akhirnyapengelolaan minyak ini dikelola oleh Beteshti Petrolium Maskapai (BPM),yaitu Perusahaaan Perminyakan Belanda.

Berkat penemuan ladang minyak ini menjadikan Kesultanan Langkatmenjadi kaya raya. Kesultanan Langkat memperoleh pembagian kerjasamayang luar biasa banyak atas semburan minyak yang sungguh banyak ini.Dengan sumur minyak yang ada tersebut menjadikan Kesultanan Langkatini menjadi jauh lebih kaya dibanding dengan Kesultanan Melayu lainnyayang ada di Sumatera Timur, seperti Kesultanan Siak, Kesultanan KutaiKartanegara, Kesultanan Bulungan, dan kesultanan lainnya di Indonesia.Kesultanan Langkat menjadi salah satu kerajaan terkaya di Indonesia.

Lewat hasil minyak bumi tersebut, Kesultanan Langkat telah berhasilmembangun fasilitas Kerajaan. Sultan sudah berhasil membangun banyakmasjid, di antaranya; Masjid Azizi Tanjung Pura, Masjid Raya Stabat dan

70

Masjid Raya Binjai, demikian juga membangun sekolah dan madrasah,membayar gaji Nazir masjid, dan guru-guru, dan hakim, bahkan operasionaldan pemeliharaan Gedung-gedung pemerintahan dan publik. Termasukjuga ke dalam hal ini, biaya hari-hari besar Islam, seperti bulan Ramadhan,Sultan memberi bantuan ke masjid-masjid, dan memberi sedekah kepadamasyarakat kurang mampu. Semua ini dibiayai oleh kesultanan sendiriyang diambil dari dana bagi hasil minyak.

7. Bidang PertanianSelain dari minyak, Kesultanan Langkat juga mengembangkan usaha

pertanian. Kesultanan Langkat dikenal sebagai kerajaan yang memiliki usahaperkebunan yang dapat diandalkan. Di antara usaha perkebunan tersebutadalah sebagai berikut;

a. TembakauJacobus Nienhuys adalah perintis pertama usaha perkebunan di

Sumatera Timur, termasuk Kesultanan Langkat. Bersadar hasil survey yangdilakukan oleh Pengusaha Belanda Jacobus, dia menyimpulkan bahwa tanahdi Indonesia Timur sangat cocok untuk usaha perkebunan, terutamatembakau. Untuk kepentingan mendapatkan areal perkebunan yang luasmaka dia melobi Sultan Mahmud, lalu pada tahun 1863, dia telah berhasilmemperoleh izin mengusahakan tanah perkebunan seluas 4.000 bau(bouw) dari Sultan Mahmud sebagai penguasa Kesultanan Langkat.

Jacobus berhasil dalam usahanya. Setelah dia mengolah lahan tersebutdan menanaminya dengan tembakau ternyata hasilnya melampaui dariapa yang diperkirakan sebelumnya, dia berhasil memproduksi dauntembakau pembungkus cerutu yang halus, dan ini sangat mahal harganyadi pasaran dunia. Sewaktu dia sudah mengirim ke Rotterdam Belanda,kemudian dijual di pasaran Eropa, ternyata harganya mencapai 48 sengulden per ½ kilogram. Harga itu naik terus di pasaran Eropah, hinggapada tahun 1865, harganya mencapai 149 sen gulden per ½ kilogram.Van der Wal memberi kalkulasi nilai tinggi terhadap tembakau dari SumateraTimur, harganya mencapai 4 (empat) kali lipat dari harga daun tembakau

71

Kuba, dan lebih 4 (empat) kali lipat dari harga tembakau Pulau Jawa.17

Keberhasilan usaha Jacobus ini mempengaruhi pengusaha Belandalainnya, bahkan pengusaha-pengusaha Eropa dan belahan dunia lainnyauntuk berbondong-bondong datang ke Sumatera Timur. Tanpa terkecualipengusaha; Inggris, Perancis, Amerika Serikat, dan Swiss, mulai melirikusaha perkebunan di Sumatera Timur, mereka ingin berinvestasi diKesultanan Langkat ini dalam rangka mendapatkan keuntungan yang besardari aspek perkebunan. Hal ini terdukung juga oleh politik ekonomi liberalyang sudah diterapkan kolonial Belanda dan harapan keuntungan pajaksewa tanah yang besar dari Sultan yang akan memberi izin usaha.

Kehadiran pengusaha lainnya ke Sumatera Timur ini telah menambahlebih semaraknya lagi usaha perkebunan tembakau di daerah ini. Kal J.Pelzer mengatakan, menginjak tahun 1920-an, usaha perkebunan diSumatera Timur telah mencapai jumlah yang sangat fantastis luas, dansangat mencengangkan, perkebunan ini berpusat di sekitar Kota Medan,kemudian terhampar luas pada areal sejauh mata memandang sampai100 kilometer ke arah timur-laut yang tinggal berbatasan dengan Aceh,demikian juga terhampar luas lagi 100 kilometer ke arah selatan di sekitarpegunungan kecil di balik kota Pematang Siantar, lebih dari itu lagi,terhampar luas lebih dari 200 kolimeter ke arah tenggara, yaitu ke arahdataran tinggi di sekitar Prapat, dan juga Asahan. Realitas inimemperlihatkan betapa daerah Sumatera Timur telah menjadi lautanperkebunan yang sungguh mencengangkan.

b. KaretSalah satu usaha pertanian yang dikembangkan oleh Kesultanan

Langkat adalah karet. Lewat tangan J. Nienhuys yang datang ke Deli ditahun 1863 adalah sebagai kedatangan pihak Belanda untuk pertamakalinya menetap di Deli dalam rangka mengelola perusahaan perkebunantembakau, dan selanjutnya dalam rangka memperluas perusahaannya

17William Joseph O’Malley, “Perkebunan 1830-1940: Ikhtisar” dalam Anne Booth,William J.O’Malley, dan Anna Wiedemann (Ed.), Sejarah Ekonomi Indonesia, Terjemahan(Jakarta: Penerbit LP3ES, 1988), 24-25

72

sampai ke Sumatera Timur. Sekitar tahun 1872, Pemerintah Belanda telahmembuka perkebunan tembakau di areal Kesultanan Langkat. Denganpelaksanaan perkebunan di areal Kesultanan Langkat ini maka pajak lahanperkebunan tembakau oleh Belanda ini telah memberi kontribusi besarbagi Kesultanan Langkat.18

c. Kelapa dan kelapa sawitAndalan pertanian lainnya adalah kelapa dan kelapa sawit. Seperti

halnya pada perkebunan karet maka pada perkebunan kelapa dan kelapasawit ini pun, pihak Kesultanan Langkat tetap saja menjadi pihak yangmengutip pajak perkebunan dari Pemerintah Belanda. Perkebunan kelapadan kelapa sawit ini telah meberi kontribusi berharga bagi kemajuanKesultanan Langkat.

d. LadaPada tahun 1823, Gubernur Inggris yang berkedudukan di Pulau Penang

telah mengutus John Anderson untuk pergi ke Pesisir Sumatera Utara,dan dari catatannya disebutkan bahwa di sana ada sebuah kampungbernama Ba Bingai (Binjai) dengan penghasilan lada yang cukup bagusdan jumlahnya banyak. Sebenarnya sejak tahun 1822 Binjai telah dijadikansalah satu lokasi Bandar/Pelabuhan Kesultanan Langkat, dimasa ini hasilpertanian lada yang ada pada daerah sekitarnya diekspor melalui Pelabuhanini, dan lada ini berasal dari perkebunan di sekitar Ketapangai (Pungai)sekarang disebut Kelurahan Kebun Lada/Damai. Sejalan dengan haltersebut, John Anderson yang bertindak sebagai wakil Pemerintah Inggrisyang berdomisili di Pineng memberi laporan yang memuat bahwa KerajaanLangkat adalah suatu kerajaan yang kaya raya. Dia memiliki lada terbaikdunia, dan ekspornya telah mencapai 800.000,- kg atau setara dengan20.000 pikul untuk satu tahun.

18http://digilib.unimed.ac.id/18328/6/8.%203103121062%20BAB%20I.pdf., di down-load pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2018.

73

8. Hasil Hutan dan tambangHasil hutan juga menjadi penyumbang besar bagi kejayaan Kesultanan

Langkat. Selain dari hasil pertanian, juga ditemui hasil hutan dan tambangyang cukup banyak jumlahnya. Misalnya, rotan, damar, gambir, lilin, kayupewarna, kanper, dan buah-buahan, bahkan terdapat pula tambang emas.19

D. Masa Kemunduran Kesultanan LangkatMasa kemunduran dan masa berakhirnya Kesultanan Langkat berada

di tangan Sultan Mahmud. Tahun 1926 adalah awal mula berkuasanyaSultan Mahmud pada Kerajaan Langkat. Saat ini Sultan Abdul Aziz secararesmi telah menobatkan dan mempermaklumkan bahwa putranya TengkuMahmud menjadi Sultan Langkat. Sejak saat ini terjadilah peralihankekuasaan dari kepemimpinan Sultan Abdul Aziz kepada anak kandungnyaTengku Mahmud (Sultan Mahmud).

Sultan Mahmud ternyata tidak sebijak ayahandanya Sultan Abdul Aziz.Dia kurang mampu mengayomi masyarakat, manajemen kerajaan berjalanmonoton di tangannya, dia hanya meneruskan tradisi dan kebijaksanaanyang sudah berlangsung lama pada masa ayahnya Sultan Abdul Aziz.Penanganan kerajaan yang kurang progressif dan inovatif seperti inimengakibatkan kerajaan tidak berjalan kearah yang lebih maju lagi, tapijustru kelesuan dan kemunduran yang diperoleh.

Salah satu kebijakan yang lahir dari Sultan Mahmud adalahmemindahkan pusat kerajaan ke Binjai. Semula, sejak masa kekuasaanSultan Musa sampai kepada Sultan Abdul Aziz pusat kekuasaan kerajaanini berada di Tanjung Pura, dengan berbagai pertimbangan yang ada,maka Sultan Mahmud memindahkannya ke Binjai. Untuk keperluan ini,maka di Binjai dibangunlah Singgasana/ istana baru yang berdiri kokohdan megah hingga terjadinya revolusi sosial pada tahun 1946. Sejak saatini pusat kekuasaan Sultan Mahmud berada di Binjai.

Pada masa kekuasaan Jepang Kerajaan Langkat ini sudah mulai lemah.Masuknya Jepang ditandai dengan melemahnya kewibawaan kesultanan.

19http://digilib.unimed.ac.id/18328/6/8.%203103121062%20BAB%20I.pdf., di down-load pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2018.

74

Hak-hak istimewa mereka dianulir, tanah-tanah yang semula dikuasaiKesultanan beralih ke tangan Jepang, lokasi perkebunan mulai ditanamidengan padi dan jagung. Lewat manajemen Jepang, jelas keadaan inimembawa angin segar bagi kaum buruh, dan petani perkebunan. Banyakdari mereka ini adalah Jawa, Toba, dan Karo, bahkan orang-orang Cinapun turut mengambil lahan perkebunan, menguasai dan menganggap halitu adalah miliknya sendiri.

Ada beberapa banyak yang mempercepat terjadinya revolusi sosial.Pertama, meskipun Jepang melarang kegiatan politik, namun kondisipemahaman nasionalisme yang sudah mulai dewasa membuat Jepangsemakin bertoleransi dengan hal-hal yang bersifat ke-Indonesiaan, dan inisangat membantu dalam sosialisasi nasionalisme. Kedua, saat Jepang telahminggat dari Indonesia maka terjadilah kekosongan kekuasaan. Pada bulanOktober 1945, informasi proklamasi kemerdekaan Indonesia sudahkedengaran di Sumatera Timur. Kekosongan kekuasaan ini menjadi celahterbukanya peluang munculnya pergolakan. Semua pihak merasa berhakuntuk mengendalikan kekuasaan. Ketiga, pemimpin pergerakan dansebagian masyarakat memandang bahwa pihak kesultanan yang secaraakrab bersama dengan pihak kolonial Belanda dipahami sebagai penghalangperjuangan nasionalisme Indonesia, dan ini harus segera ditumpas.Keempat, masyarakat bawah yang selama ini merupakan objek eksploitasikolonial Belanda yang berkolaborasi dengan pihak kaum bangsawan/kesultanan memandang bahwa ini adalah saat yang tepat untuk melepaskandendam kesumatnyanya yang tertekan selama ini. Kelima, banyaknyaorganisasi politik yang bermunculan di daerah-daerah, seperti; SerikatIslam, tahun 1918, PKI tahun 1952, dan Gerindo tahun 1937, serta yanglainnya. Semua ini berkumulasi dan saling bersinergi dalam mengerakkanRevolusi Sosial tersebut.

Sultan Mahmud terkenal dengan orang yang bersahabat denganBelanda. Dia malah sudah menjadi kebelanda-belandaan, dikabarkan justrudia suka bersenang-senang, berfoya-foya, dan dia punya hubungan intimdengan perempuan Belanda. Secara fisik Belanda pada masa ini tidakmengancam eksistensi kekuasaan Kesultanan Langkat, namun kilas balik

75

pemahaman yang muncul dari persahabatan tersebut menimbulkankebencian dari banyak masyarakat.

Muncul polarisasi pendapat menyangkut nasib Sumatera Timur saatitu. Di antara opini yang berkembang adalah “pihak Belanda akan datanglagi”. Dugaan akan hal ini menjadi semakin kuat karena pasukan terjunpayung sekutu membawa spanduk publikasi yang memperkokoh keyakinanbahwa asumsi ini benar. Suatu hal yang lebih fatal lagi dikabarkan bahwapanitia penyambutan akan datangnya Belanda tersebut sudah terbentuk,dan mereka itu adalah terdiri dari para Sultan.

Kedatangan pihak sekutu juga turut menambah semakin hangatnyasituasi politik Sumatera Timur. Tidak heran kalau pihak bangsawan (parakeluarga Sultan) dipandang berpihak kepada kaum kolonialis dalam rangkamengambil kembali kekuasaan yang sudah pernah mereka milikisebelumnya. Situasi ini mengantarkan pihak birokrat Melayu semakinterperosok ke dalam posisi yang sulit. Di sisi lain, terdapat polarisasikelompok nasionalis pejuang kemerdekaan kepada dua pihak, yaitu;Pertama, Kelompok moderat yang terbilang lebih mengupayakanpendekatan kooperatif untuk bisa menyadarkan kaum kesultanan Melayusehingga di antara sesama anak bangsa akan secara bersama samamemperjuangkan dan membangun Indonesia yang baru saja diproklamirkan.Kedua, kelompok radikal yang lebih mengedepankan cara-cara kekerasanuntuk menyelesaikan masalah, mereka ini terdiri dari pada umumnyakelompok generasi muda. Kompleksitas kepentingan inilah yang turutmemicu pergolakan tersebut.

Sultan Mahmud ini memang terbilang lemah. Dia sakit-sakitan,sehingga dia kurang mampu untuk mengendalikan kerajaan, sehubungandengan ini Dia mengangkat dr. Amir (orang Padang) sebagai dokterpribadinya, maka pada tahun 1930, dalam rangka memperkokoh eksistensiDr. Amir sebagai dokter pribadinya dibangunlah Rumah Sakit Tanjung Purayang ada sekarang, lalu diangkatlah dr. Amir sebagai Kepala Rumah Sakittersebut untuk pertama kalinya.

Sebagai dokter pribadi, belakangan dr. Amir ini sangat dekat denganSultan Mahmud. Kedekatannya dengan Sultan Mahmud membuatnya

76

mengetahui banyak hal tentang Sultan Mahmud, sampai-sampai diamengetahui hal yang pribadi dari Sultan Mahmud. Kedekatan ini menjadimodal baginya untuk lebih banyak berperan pada Kesultanan Langkat.

Keaktifan dr. Amir dalam dunia politik membuatnya menjadi pejabatteras di Propinsi Sumatera. dr. Amir diangkat menjadi Wakil GubernurSumatera dari Gubernur pertamanya saat itu adalah Tengku MuhammadHasan. Kedudukan strategis ini membuatnya memiliki kewenangan untukmelakukan kebijakan politik di Sumatera, termasuk untuk Sumatera Timurdan Kesultanan Langkat.

Situasi mencekam telah terjadi di Tanjung Balai Asahan. Saat itu adalahpagi hari di tanggal 3 Maret 1946, ribuan masa telah berkerumun dengansemangat bela negaranya. Terdengar kabar bahwa sebentar lagi Belandaakan mendarat di tempat ini, namun tetap saja tidak pernah muncul. Sesaatkemudian, kerumunan massa ini secara cepat dan tiba-tiba menjadiberubah haluan mengepung istana Sultan Asahan. Mereka memangdihadang oleh Tentara Republik Indonesia (TRI) namun karena jumlahmereka yang sedikit, massa berhasil menerobos brikade dan melampiaskandendam kesumat serta kebencian mereka terhadap simbol-simbolkesultanan tersebut. Besoknya, semua kelompok pria dari bangsawanMelayu Sumatera Timur ditangkap dan dibunuh, di antara mereka itu adalahpara penghulu, pegawai didikan Belanda, dan sebagian besar kelas tengku.Kemudian, pada tanggal 8 Maret 1946, Revolusi Sosial menjalar danberlanjut lagi, bahkan terus memakan korban yang dahsyat. Sultan Bilahdan Sultan Langkat ditangkap lalu dibantai dan terbunuh. Berita yang sangatmemilukan memperdengarkan bahwa telah terjadi pekosaan terhadap duaorang putri Sultan Langkat pada malam jatuhnya istana tersebut di tangankelompok Revolusi Sosial pada tanggal 9 Maret 1946, dan dieksekusinyasecara sadis pujangga Nasional kebanggaan bangsa Indonesia TengkuAmir Hamzah. Semua ini mengakhiri riwayat Kesultanan Langkat dalamseketika.19

19Universitas Islam Sumatera Utara, Patologi Sebuah Revolusi: Catatan AnthonyReid tentang Revolusi Sosial di Sumatera Timur, dalam Sudut Sejarah, tulisan, WaraSinuhaji, Staf Pengajar Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Sastra USU, Edisi No. 23/Tahun XI/Januari 2007Maret 19461, hlm. 59-60.

77

Perayaan di Kerajaan Langkat20

20 https://visit langkat.wordpress.com/2014/10/02/sejarah-kerajaan-langkat/.Diakses tanggal 30 Agustus 2018.

78

79

BAGIAN KEEMPAT

KESULTANAN LANGKAT DALAMBERBAGAI DIMENSI

A. Dimensi Keagamaan1. Masuknya Islam di Kesultanan Melayu

Islam di kerajaan Melayu tidak terlepas dari proses Islamisasi yangberlangsung di kepulauan Indonesia. Berdasarkan hasil seminar masuknyaIslam ke Indonesia di Medan tahun 1963 disimpulkan bahwa Islam masukpada abad 1 Hijrah atau abad 7-8 Masehi di pantai Sumatra tepatnya diPerlak, Aceh Timur, sedangkan kerajaan Islam pertama berada di SamudraPasai, Aceh Utara.1

Beberapa faktor penyebab diterima dan masuknya Islam di Indonesia:pertama: peranan yang dibawa oleh para saudagar yang berasal dariGujarat, Bengal dan Arab yaitu dengan menempatkan diri mereka sebagaipenduduk lokal bersikap dan mengikuti kebiasaan penduduk lokal sepertimenikah dengan pribumi sehingga dengan peranan tersebut mereka masukdan merubah hukum adat penduduk pribumi dan mengenalkan metode

1M. Daud Ali, The Position of Islamic Law in the Indonesian Legal System, dalam Islamand Society in Southeast Asia, edited by Taufiq Abdullah, et. all, (Singapore: ISEAS,1983), hlm. 187.

80

baru tentang ajaran dan hukum Islam. Kedua, peranan para missionarissufi tidak hanya sebagai guru/da’i tetapi mereka juga berfungsi sebagaipedagang, dan ahli politik, dan dengan cara ini mereka berinterksi denganpenduduk pribumi, melalui pola interaksi mereka menyebarkan misiagamanya dengan metode yang lebih dekat dan sesuai dengan kepercayaanpenduduk Indonesia pada saat itu. Ketiga, nilai-nilai ajaran Islam yangdiajarkan para da’i dan pedagang sesuai dengan sikap masyarakat danditerima oleh masyarakat, seperti sikap toleransi.2 Sedangkan menurutArnold mudahnya interakasi Islam ke Indonesia adalah karena penyebaranIslam di Indonesia dilakukan secara damai penetration pacifique, dan tidakmenggunakan peperangan dan kekerasan “no gun was fired nor was anysword drawn for the propagation of Islam in Indonesia soil”.3

Adapun mengenai masuknya agama Islam ke Kerajaan Melayu Langkatadalah pada abad XVII. Melalui kekuasaan Raja Aceh yaitu Sultan IskandarMuda di Samudra Pasai yang pada saat itu menguasai hampir seluruhwilayah kerajaan-kerajaan Melayu di Sumatera Timur.4 Para sultan-sultanyang berasal dari kerajaan Aceh tersebut adalah penganut mazhabSyafi’iyah.5

Islamisasi yang berlangsung di kerajaan-kerajaan Melayu,6 samahalnya dengan proses Islamisasi di seluruh Indonesia, pengaruhnya tak

2Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societies, second edition, (United Kingdom,Cambridge University Perss, 2002), hlm. 383-384.

3Thomas W. Arnold, The Preaching of Islam: a history of the propagation of theMuslim faith, (London: Constable, 1913), hlm. 363.

4Jhon D Mc Meelain, Langkat Brief History, hlm. 1.5Seperti Hamzah al-Fansuri, Sultan Malikul Zahir dari Samudra Pasai seorang yang

disebut Fukaha Syafi’iyah yang menyebarkan Islam pada pertengahan abad XIV M,Syamsuddin al-Sumatrani, Nuruddin Ar-raniri (w.1068H/1658M) yang menulis kitab Siratal-Mustqim sebuah kitab yang berstandarkan pada fikih Syafi’iyah,dan Abd Rauf Singkel(1042-1105 H). Peonah Daly, Hukum Perkawinan Islam: suatu studi perbandingan dalamkalangan ahlus-Sunnah dan negara-negara Islam, Cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1988),hlm. 12.

6Menurut MB. Hooker terdapat beberapa persamaan hukum yang berkembang dikerajaan-kerajaan Melayu, termasuk Melayu yang ada di Perak, Pahang, dan Johor danmelayu-melayu di pesisir pantai lainnya. Contohnya dalam hal pemerintahan yangberbentuk kerajaan dan turun temurun, juga adanya kesamaan pakaian yang berwaranakuning, sangat menghargai hak-hak orang lain, menghargai kaum wanita dan orang tua,

81

hanya pada agama saja (ibadah), tetapi juga paling nampak pada bagianperkawinan dan kekeluargaan (hukum kekeluargaan). Pada masa itu selaluterdapat pegawai-pegawai khusus yang mempunyai keahlian dalam halmengurusi agama Islam yang berkaitan dengan urusan masjid danperkawinan.7

Kondisi ini menurut penulis disebabkan pada proses awal islamisasidi Indonesia, para dai dan ulama yang mengembangkan Islam tidak hanyamengajarkan dimensi spiritual seperti tauhid dan ibadah tetapi jugamencakup hubungan kemanusiaan, seperti perkawinan dan kewarisan,yaitu melalu asimilasi dan interaksi sosial antara saudagar dan masyarakatpribumi sehingga melahirkan aturan baru yang berbeda dengan aturanmasyarakat pribumi (baca: adat) seperti dalam hukum kekeluargaan(perkawinan dan kewarisan).

Hukum Islam khususnya mazhab Sunni-Syafi’ i, di dalampelaksanaannya di Kerajaan Melayu, dikembangkan serta dipedomanisebagai hukum Kerajaan Melayu dan menjadi literatur yang dipergunakandalam memutuskan di pengadilan adalah fikih dengan mazhab Syafi’i.

Berkaitan dengan ini Azra menilai bahwa tradisi politik yang ingin dibentuk dan dikembangkan oleh raja-raja Melayu adalah tradisi politik Sunni,yang menekankan kesetiaan rakyat pada penguasa, dan kepatuhanpenguasa pada prinsip-prinsip hukum Islam dan nilai-nilai akhlak. Berbagaikitab undang-undang yang ditulis pada masa-masa awal Islam di Nusantarayang menjadi panduan hukum bagi negara dan masyarakat, memangbersumber dari kitab-kitab karya para ulama Sunni di berbagai pusatkeilmuan dan kekuasaan Islam di Timur Tengah. Kitab undang-undang

sehingga bagi yang melanggar akan mendapatkan hukuman mati ataupun ditangkap,adanya pungutan pajak dan lain-lain. Lebih lanjut menurutnya hal ini dimungkinkanpertama, karena berhubungan dengan kondisi geografis daerah hunian masyarakatMelayu yang selalu berada di sekitar pantai (related to specific area), dan kedua, karenaadanya kajian yang berasal dari teks-teks keislaman (recitations of Islamic provisions inthe texts). MB. Hooker, The Challenge of Malay Adat Law in The Realm of ComparativeLaw, The International and Comparative Law Querterly, Vol. 22, No. 3 (Juli.1973), hlm.493-495.

7Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perkawinan, hlm. 21.

82

Melayu-yang biasanya ditulis oleh perintah raja atau sultan-menunjukkanajaran-ajaran Syari’ah sebagai bagian integral dalam pembinaan tradisipolitik di kawasan ini.8

Kedudukan sebagai pemuka agama (tokoh agama) secara langsungdijabat oleh sultan/raja. Sehingga kedudukan dan tugas sultan/raja bukansaja sebagai kepala pemerintahan dan kepala adat, tetapi juga pemimpinIslam, ulil amri atau julukan yang sering ialah khalifatullah.

Dalam menangani setiap persoalan hukum Islam yang muncul dimasyarakat, Sultan didampingi seorang ulama dengan sebutan Tuan HajiCut/Kadi atau Mufti. Posisi Tuan Haji Cut/Kadi atau Mufti hampir setingkatdengan Sultan, sehingga jika Sultan meninggal dan belum didapatpenggantinya, maka Tuan Haji/Cut atau Kadi bertindak dan menjalankansemua fungsi kerajaan menggantikan posisi sultan/raja.9

Lev, dalam penelitiannya membuktikan bahwa hampir di seluruhdaerah-daerah yang menerima dan memberlakukan hukum Islam dengankuat terdapat Pengadilan Islam yang mengunakan hukum Islam sebagairujukannya. Hanya saja bentuk dan keadaan Pengadilan Agama tersebutberbeda satu daerah dengan daerah lainnya. Di beberapa daerah, sepertiAceh dan Jambi di Sumatera, Kalimantan Selatan dan Timur, SulawesiSelatan dan beberapa tempat lain, hakim-hakim Islam diangkat oleh parapenguasa setempat. Sedang di daerah-daerah lain seperti Sulawesi Utara,dan beberapa daerah di Sumatera Utara, seperti Tapanuli, Gayo dan Alasdi Aceh, serta Sumatera Selatan, tidak ada kedudukan tersendiri bagiPengadilan Agama, tetapi pemuka-pemuka agama melakukan peradilan.10

Sebagai contoh dikerajaan Melayu Deli, didapat lima ulama (baca:lembaga pengadilan) bertugas sebagai sumber pemberi putusan hukumpada masyarakat, kelima ulama tersebut yaitu: Kadi/mufti selaku kepala/

8Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara Sejarah Wacana dan Kekuasaan,(Bandung: Rosdakarya, 1999), hlm. 101.

9T. Luckman Sinar, Sejarah Medan, hlm. 35.10Daniel S Lev, Islamic courts in Indonesia A Study in the Political Bases of Legal

Institutions, (Berkeley, Los Angeles, London: University of California Press, 1972), hlm.10.

83

ketua, kemudian Imam, Kalif, Bilal dan Penghulu Masjid.11 Kelima alim ulamainilah yang berhak dan berwenang untuk memutuskan dan menentukansegala hal yang berhubungan dengan masalah keagamaan dan hukumIslam yang meliputi: pelaksanaan (ibadah), hukum perdata; (perkawinandan perceraian, kematian dan warisan (mawaris), dan tata cara bergaul(muamalah). Demikian pula untuk urusan hukum pidana. Hal ini disebabkansumber putusan pidana maupun perdata berasal dari sumber yang samayaitu hukum syari’ah (hukum Islam).

Adanya kelima ulama kampung tersebut memudahkan masyarakatuntuk meminta dan mendapat kepastian hukum. Jika masyarakat inginmemperoleh suatu putusan yang bersifat keagamaan, maka ia menemuipenghulu masjid yang telah ditunjuk, dan jika ia tidak puas, maka ia bisamengajukan kepada Bilal, dan seterusnya.

Berdasarkan data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa padamasa-masa awal pelaksanaan hukum Islam di kerajaan Melayu Langkat,hukum Islam ala mazhab Sunni-Syafi’i telah tumbuh, berkembang danbahkan menjadi sebuah kekuatan dan “dasar” hukum bagi kerajaan Melayuserta dipedomani oleh seluruh masyarakat Muslim di daerah ini.

2. Kondisi Keagamaan di Kesultanan Langkat

Masjid Azizi Tanjung Pura(Foto diambil ketika melakukan penelitian di Kota Tanjung Pura)

11T. Luckman Sinar, Sejarah Medan, hlm. 37.

84

Dengan berdirinya Tarekat Naqsabandiyah dan beberapa pengajiankeagamaan yang dibentuk oleh istri sultan, yaitu Maslurah, dan adanyapusat peribadatan di wilayah Langkat yaitu Masjid Azizi, maka terlihatlahhidupnya sunnah-sunnah Islam, menghilangkan bid’ah-bid’ah,mengembangkan hukum-hukum Allah serta menghilangkan stratifikasi ras.12

Hal ini dikarenakan masyarakat Langkat yang memegang teguh ajaran-ajaran syariat Islam.

Kerajaan Langkat terutama setelah berpusat di Tanjung Pura,menjadikan agama Islam sebagai pedoman dan legitimasi terhadapkebijakan-kebijakan sultan dan kerajaan secara umum. Masyarakat yangmayoritas beragama Islam dalam berbagai dinamika kehidupannya telahmencerminkan perilaku keislaman yang kuat, walaupun di sana-sini masihterdapat kepercayaan-kepercayaan peninggalan Hindu, Animisme dan lainsebagainya. Dalam hal ini, ibadah-ibadah praktis selalu dapat ditemukandalam dinamika masyarakat Langkat, seperti shalat berjamaah, mengajidi langgar, dan pengajian-pengajian agama yang banyak bertemakanakidah dan tasawuf.

Selanjutnya untuk mendukung hal tersebut, maka sultan-sultan Langkatmembangun fasilitas-fasilitas peribadatan, masjid-masjid yang megah danindah bentuknya seperti Masjid Azizi di Tanjung Pura, Masjid Raya Stabatdan Binjai serta beberapa madrasah yang dibangun untuk pendidikan rohanirakyat.13 Mengenai gaji-gaji guru dan pegawai (nazir) masjid, demikianjuga untuk pemeliharaan gedung-gedung tersebut semuanya ditanggungoleh pihak kerajaan.14

12Stratifikasi ras merupakan suatu pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalamkelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan prestise.Pembedaan ras disini berkaitan dengan suku yang menonjol dalam Kesultanan Langkatyaitu suku Melayu. Dengan adanya pendidikan Islam sultan membuat suatu kebijakanuntuk menghilangkan sistem stratifikasi ras tersebut agar masyarakat dapat belajarsesuai dengan kemampuannya, dan tidak dibedakan berdasarkan ras maupun statusekonominya. M. Kasim Abdurrahman, Studi Sejarah Masjid Azizi Tanjung Pura-Langkat-Sumatera Utara, hlm. 33.

13T.M Lah Husni, Biografi-Sejarah Pujangga Nasional Tengku Amir Hamzah, PenerbitHusni, Medan, 1971, h. 4.

14Ibid., h. 5

85

Berkaitan dengan hari-hari besar Islam, seperti pada bulan Ramadhan,maka Kesultanan Langkat memberikan bantuan-bantuan ke masjid-masjidberupa makanan-makanan dan minuman bagi masyarakat yangmelaksanakan shalat tarawih, witir dan tadarus serta memberikan bantuanberupa sedekah kepada masyarakat-masyarakat yang kurang mampu ketikamenjelang Idul Fitri hal ini menjadikan masyarakat selalu menaruh simpatikepada para sultan, karena pihak kerajaan begitu aktif dalam memberikanbantuan-bantuan yang bersifat keagamaan.

Dalam penerapan syariat Islam, kesultanan Langkat memiliki guru-guru agama yang sekaligus dijadikan sebagai penasihat sultan untuk dimintaipendapatnya berkaitan dengan permasalahan hukum Islam. Dalam sistemkehidupan masyarakat melayu, seluruh warganya terikat dengan adat danpola melayu. Adat ini sebagian besar dipengaruhi oleh agama Islam.Maksudnya, kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan yang diajarkanatau yang diatur dalam agama Islam berangsur-angsur akan dihilangkan.Jadi adat resam melayu adalah adat dan kebiasaan masyarakat melayuyang telah diislamisasi. Di sini, peran guru-guru agama cukup besar dalammenginternalisasi nilai-nilai Islam kedalam masyarakat Langkat.

Dinamika keagamaan yang begitu kuat, dapat dilihat dengankeberadaan Babussalam sebagai pusat kegiatan Tarekat Naqsabandiyah.Yaitu pada masa Sultan Musa berkuasa di Tanjung Pura. Pusat tarekattersebut muncul dan berkembang menjadi sebuah simbol keagamaan padamasa tersebut dan bahkan sampai saat ini. Pendiri Tarekat Naqsabandiyahdi Langkat adalah Syekh Abdul Wahab Rokan.15 Syekh ini lahir dari keluargayang taat beragama, ia mengaji di berbagai surau di Riau daratan danpergi belajar ke Mekkah untuk menyambung pelajarannya di sana selama

15 Almarhum Syekh Abdul Wahab Rokan Al-khalidi Naqsabandi adalah pendiri TariqatNaqsabandiyah di desa Besilam (babussalam) nama kecilnya adalah Abu al-Qasim.Dilahirkan pada tanggal 10 rabiul Akhir 1230 Hijriah atau pada 28 September 1811 dikampung Danau Runda, Rantau Binuang Sakti, Negeri Tinggi, Rokan Tengah, KabupatenKampar, Riau. Nama rokan di ambil dari asal daerahnya yaitu Rokan Tengah. Menurutriwayat usia beliau kurang lebih 115 tahun. Wafat pada tanggal 21 Jumadil Awal 1345Hijriah (27 Desember 1926). Untuk mengetahui dengan jelas, lihat; Ahmad Fuad Said,Syekh Abdul Wahab Rokan, Tuan Guru Babussalam, Pustaka Babussalam, Cetakan III,Medan, 1983

86

lima atau enam tahun pada tahun 1860-an.Tarekat Naqsabandiyah iniakhirnya membawa pengaruh yang besar di kawasan Sumatera dansemenanjung Malaysia. Menurut Martin Van Bruinessen, hanya dengansendirian saja, ia telah mampu menandingi dengan apa yang dicapai parasyekh di Minangkabau seluruhnya.16

Syekh Abdul Wahab adalah murid dari syekh Sulaiman Zuhdi diMekkah. Sekembalinya ke tanah air, ia aktif mengajar agama dan tarekatdi beberapa kerajaan, seperti wilayah Langkat, Deli Serdang, AsahanKualuh, Panai di Sumatera Utara, dan Siak Sri Inderapura, Bengkalis,Tambusai, Tanah Putih Kubu di Propinsi Riau. Sampai kini murid-muridnyatersebar luas di propinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan,Slawesi Selatan. Khalifah-khalifah beliau yang giat mengembangkan tarekatNaqsabandiyah di luar negeri, telah berhasil mendirikan rumah-rumah sulukdan peribadatan, di Batu Pahat, Johor, Pulau Pinang, Kelantan, danThailand.17

Setelah mengunjungi berbagai tempat, akhirnya syekh Abdul Wahabmemutuskan untuk tinggal dan menetap di kampung Besilam daerahLangkat. setelah terlebih dahulu diminta oleh sultan Musa, maka SyekhAbdul Wahab ditempatkan di sekitar kota Tanjung Pura, setelah beberapahari syekh tersebut memohon kepada sultan Musa untuk diberikan sebidangtanah untuk perkampungan agar ia dapat beribadah dan mengajarkanilmu agama dengan leluasa, sultan menyetujuinya dan keesokan harinyaberangkatlah sultan Musa beserta Syekh Abdul Wahab dan beberapa oranglainnya menyusuri sungai Batang Serangan, hingga dapatlah sebuah tempatyang cocok. Tempat ini akhirnya diberi nama oleh Syekh Abdul Wahabdengan nama kampung Babussalam. Belakangan daerah ini terkenal dengannama kampung Besilam.18 Beberapa waktu kemudian yaitu pada tanggal

164Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsabandiyah Di Indonesia, Mizan, Bandung,1992, h. 135

17Ahmad Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsabandiah, Pustaka Al Husna Baru, Jakarta,2005, h. 12

18A. Fuad Said, Syekh Abdul Wahab Rokan, Tuan Guru Babussalam, PustakaBabussalam, Cetakan III, Medan, 1983, h. 61

87

15 Syawal 1300 H. (1876) berangkatlah Syekh Abdul Wahab besertakeluarga dan murid-muridnya pindah ke Babussalam.

Dengan berdirinya Babussalam, maka kegiatan keagamaan yangbercirikan tarekat mulai berkembang di kerajaan Langkat, pengaruh yangkuat bagi perkembangan Tarekat Naqsabandiyah, adalah turut sertanyasultan Langkat dalam kegiatan tarekat tersebut, beserta beberapapembesar kerajaan, sehingga masyarakat yang memiliki simpati terhadapsultan, ikut serta dalam kegiatan tersebut, di samping dengan nama besarsyekh Abdul Wahab, sebagai ulama terpandang membuat masyarakatLangkat, maupun yang berada di luar kawasan Langkat seperti dari daerahBatu bara, Tapanuli, Riau dan beberapa daerah lain berdatangan untukmengaji dan bersuluk. Beberapa dari mereka akhirnya menetap di daerahLangkat.

Berdasarkan pemaparan dapat terlihat bahwa kondisi keagamaanKesultanan Langkat saat itu menjadikan agama Islam sebagai pedomandan legitimasi terhadap kebijakan-kebijakan sultan dan kerajaan secaraumum. Masyarakat yang mayoritas beragama Islam dalam berbagaidinamika kehidupannya telah mencerminkan perilaku keislaman yang kuat,meskipun masih terdapat kepercayaan-kepercayaan peninggalan Hindu,animisme dan lain sebagainya. Dalam hal ini, ibadah-ibadah praktis selaludapat ditemukan dalam dinamika masyarakat Langkat, seperti shalatberjamaah, mengaji di langgar, dan pengajian-pengajian agama yangbanyak bertemakan akidah dan tasawuf.

Kondisi keagamaan saat itu menjadikan Kesultanan Langkat terkenalsebagai kota Islam. Hal ini disebabkan oleh Sultan Musa yang saat itumenjabat sebagai sultan suka memelihara alim ulama.

B. Dimensi Sosial dan BudayaDi masa Kesultanan Langkat, dalam masyarakat dikenal pelapisan

masyarakat atau kelas-kelas sosial yang membedakan keturunanbangsawan dan rakyat biasa. Golongan bangsawan adalah keturunan raja-raja yang dikenali dengan gelar-gelar tertentu, seperti tengku, sultan dandatuk. Dalam hal ini peninggalan Hinduisme masih melekat pada

88

masyarakat. Bahkan sisa-sisa pelapisan sosial lama masih nampak dalammasyarakat melayu saat ini. Misalnya masih ditemukan sekelompok orangyang berasal dari keturunan sultan-sultan dulu, mereka biasanya dipanggildengan gelar Tengku. Lalu, bekas pegawai kesultanan dengan keturunannyabiasanya dipanggil dengan gelar Datuk. Sedangkan keturunan tengku dandatuk kebanyakan dipanggil dengan gelar Wan.

Gambar: Museum Tanjung Pura, pada masa kesultanan,tempat ini merupakan pengadilan pidana di kerajaan

(Foto diambil ketika melakukan penelitian di Kota Tanjung Pura)

Dengan adanya pelapisan sosial pada masyarakat, maka keturunanraja dan aristokrat di Langkat mempunyai kesempatan yang lebih besaruntuk hidup makmur dibandingkan dengan rakyat biasa. Mereka masing-masing diberi jabatan dan diberi kekuasaan untuk mengatur atau mengelolakejeruan-kejeruan (kecamatan) di daerah Langkat. Pembagian kekuasaandan hasil daerah membuat golongan bangsawan Langkat dapat hidupberkecukupan dalam bidang materi. Ini berbeda dengan golongan rakyatbiasa yang harus membayar pajak (upeti/blasting) dari hasil pertaniandan perkebunannya kepada kesultanan. Namun ada dari rakyat biasa yangdapat hidup mewah dan berkecukupan dan biasanya mereka adalah tuan-tuan tanah atau orang-orang kepercayaan sultan.

Dalam bidang kebudayaan, sebagaimana yang telah disinggung diatasbahwa mayoritas masyarakat Langkat sudah beragama Islam dan ajaran-ajaran Islam tersebut terlihat jelas dalam kebudayaan dan adat istiadat

89

masyarakat melayu Langkat. Misalnya dalam membicarakan suatupermasalahan dalam sebuah kampung, biasanya akan dimusyawarahkandi masjid. Begitu juga dengan acara-acara lainnya seperti acara turun kesawah, kerja bakti, ataupun menyelesaikan suatu perselisihan makasebelumnya telah ada kesepakatan antara warga setempat. Musyawarahtersebut biasanya akan dihadiri oleh Penghulu (kepala kampung), Pengetuaadat dan Imam Masjid.

Sebagian dari adat-adat Melayu tersebut juga diatur oleh pihakkesultanan, di antaranya mengaji Al-Qur’an, tepian mandi, syair dan hikayat,hiburan dan kesenian, pakaian dalam pergaulan, mengirik padi, mendirikanrumah dan lain sebagainya. Misalnya dalam mengaji Al-Qur’an, setiaporang tua yang mempunyai anak wajib mengajari anaknya membaca Qur’ansampai tamat (khatam). Jika orang tua mempunyai anak batas usia masukmengaji, harus membawa anaknya kepada seorang guru mengaji sambilmembawa pulut setalam, beras secupak, minyak lampu sebotol dansepotong rotan.19

Begitu juga dengan urusan mandi dan mencuci di sungai yang disebuttepian mandi. Peraturan yang berlaku adalah bahwa para wanita mandi didaerah hulu, sedangkan pihak laki-laki mandi di daerah hilir, hal ini diaturagar kaum wanita khususnya para gadis tidak bertemu dengan pihak laki-laki ketika hendak mandi. dan lain sebagainya.

Pengamalan ajaran Islam yang begitu kuat pada masyarakat Melayulama, ternyata belum bisa menepis kepercayaan-kepercayaan bersifatanimisme dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kepercayaan yangmenyatakan bahwa segala sesuatu yang ada dalam dunia ini mempunyaijiwa atau roh. Jiwa orang yang sudah mati yaitu roh, mampu mempengaruhikehidupan manusia yang masih hidup. Karena itu harus dipuja supayatidak mengganggu. Selain itu kepercayaan terhadap hantu dan jin, sertapohon-pohon kayu besar, batu-batu besar dan tanaman-tanaman yangbanyak bermanfaat seperti pohon kelapa dan enau memiliki roh.Sehinggadalam masyarakat Melayu lama banyak di temukan upacara-upacara yang

19Abdul Kadir Ahmadi, Sekilas Layang Adat Perkawinan Melayu Langkat, Tnjung Pura-Langkat, 1992, h. 12.

90

sering dilaksanakan dan memiliki pengaruh dengan kepercayaan Hindudan Animimisme seperti; upacara tepung tawar pada saat hendakmelaksanakan pernikahan, ibadah haji dan lain sebagainya, jika seseorangbaru terkena musibah atau bencana, maka ia harus memakai pilis, hal inidilakukan agar mengembalikan semangatnya dan terhindar dari gangguan-gangguan hantu dan jin-jin dan seterusnya20

Kepercayaan-kepercayaan ini pada umumnya telah ditemukan padamasa masyarakat Melayu lama sepanjang pesisir pulau Sumatera baik didaerah Langkat, Deli, Serdang, Batu Bara, Siak dan seterusnya. Dalam halini masyarakat Melayu pada umumnya masih sering melaksanakan upacara-upacara tersebut khususnya dalam acara-acara pernikahan, kelahiran anak,menempati rumah baru, membuka hutan untuk dijadikan perladangan danlain sebagainya. Adanya asimilasi antara kepercayaan-kepercayaan pra-Islam dengan ajaran-ajaran Islam sendiri telah menimbulkan budaya danadat-istiadat tersendiri bagi masyarakat Melayu, khususnya bagi komunitasMelayu pesisir Sumatera.

C. Dimensi EkonomiSaat itu kondisi perekonomian kesultanan Langkat meningkat dengan

ditemukannya sumber minyak di wilayah Langkat, namun kondisiperkebunan menurun, akibat pembaruan buruh kontrak dan pekerja. Hakatas tanah dibatasi dan masyarakat mendapat konsesi yang sedikit. Royaltyyang didapatkan saat itu dibagi menjadi tiga, yaitu untuk sultan, Belanda,dan pekerja.

Pemerintahan Kesultanan Langkat termasuk kepada kerajaan yangmakmur, ini terlihat dari bangunan-bangunan yang didirikan pada masakerajaan ini seperti istana-istana yang megah, lembaga pendidikan danmasjid yang berdiri dengan indah dan kokoh. Menurut Laporan JohnAnderson selaku wakil pemerintahan Inggris di Penang bahwa pada tahun1823 kerajaan Langkat merupakan sebuah kerajaan yang kaya. Eksporladanya bermutu sangat baik, mencapai 20.000 pikul (+ 800.000 kg) dalam

20T. Lukman Sinar, Sari sejarah.., h. 190

91

setahun. Hasil-hasil lainnya dari Langkat seperti rotan, lilin, buah-buahanhutan, gambir, emas (dari Bahorok), gading, tembakau dan beras.21

Sumber penghasilan kesultanan Langkat, terutama berasal dari hasilpertanian, pajak perkebunan asing (Deli Maatschappij yang sekarangmenjadi PTPN), perdagangan dan hasil pertambangan minyak bernama“De Koniklijke” (Koniklijke Nederlandsche Maatschappij Tot ExploitatiePetroleumbronnen In Nederlandsche-Indie) atau juga dikenal dengan namaBPM (Bapapte Petroleum Maatschappij) sehingga Kesultanan Langkatterkenal sebagai kerajaan yang kaya.22 Kekayaan kerajaan turut dinikmatioleh rakyatnya, ini dibuktikan bahwa setiap tahun sultan mengeluarkanzakat atau sedekah dengan mengumpulkan seluruh rakyat di masjid atauistana pada malam 27 Ramadhan. Kepada mereka diberikan uang sebesarf 2,50 per-orang. Ketika itu jumlah ini cukup untuk membeli beras sebanyak50 kati serta memberikan bantuan-bantuan lainnya seperti minyak lampuyang digunakan untuk penerangan di bulan Ramadhan.

D. Dimensi PolitikBerkaitan dengan masalah politik, Kesultanan Langkat tidak dapat

dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya. Ada dua kerajaanbesar yang selalu disebut-sebut dalam sejarah kerajaan Langkat yaitukerajaan Aceh dan kerajaan Siak. Selain itu, tidak dapat dikesampingkanjuga mengenai pemerintahan kolonial Belanda yang pada akhirnya berhasilmenguasai kerajaan-kerajaan Melayu yang ada di sepanjang pesisir timurpulau Sumatera, termasuk kerajaan Langkat pada pertengahan abad ke-19. Akhirnya menjelang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, penjajahanJepang juga berhasil menguasai kerajaan Langkat, hingga pada tahun1946 terjadi revolusi sosial di Sumatera Timur yang menjadi akhir masapemerintahan Kesultanan Langkat dan digantikan menjadi wilayah

21Tim Peneliti Fakultas Sastra USU (J. Fachruddin Daulay, Nazief Chatib, Farida HanumRitonga, A. Samad Zaino, Jeluddin Daud), Sejarah Pemerintahan Kabupaten DaerahTingkat II Langkat, Stabat, 1995, , h. 23

22Ibid., h. 36

92

kabupaten. Peristiwa-peristiwa berikut akan dijelaskan secara ringkas dalambagian ini.

Ketika pusat Kesultanan Langkat masih berpindah-pindah, wilayahteritorial dan kekuasaan hanya terbatas pada wilayah yang kecil dan disekitar berdirinya pusat kerajaan tersebut. Beberapa hal yang dapat diketahui dari berpindah-pindahnya pusat kerajaan Langkat adalah berkaitandengan masalah keamanan dan penyerbuan oleh kerajaan-kerajaan lain,serta pemilihan tempat yang strategis bagi perkembangan kerajaan. Ketikaitu Langkat bukan merupakan kerajaan yang memiliki angkatan armadaperang yang kuat, sehingga dengan mudah dapat dikuasai dan dikalahkanoleh kerajaan yang besar seperti Aceh dan Siak. Setelah kalah dan pusatkerajaan dihancurkan oleh kerajaan lain maka raja Langkat berhasilmelarikan diri dan kembali membangun kerajaan di tempat yang lain.

Pada awal abad ke-19 kerajaan Siak Sri Inderapura berhasilmenaklukkan Langkat di mana ketika itu yang berkuasa adalah KejeruanTuah Hitam maka untuk menjamin kesetiaan Langkat kepada Siak, makaputra kerajaan Langkat yang bernama Nobatsyah dan Raja Ahmad dibawake Siak untuk dinikahkan dengan putri-putri kerajaan Siak. Salah satu dariketurunan mereka yang bernama Tengku Musa dinobatkan menjadi rajaLangkat berkedudukan di Tanjung Pura.

Seperti kerajaan-kerajaan lainnya, kerajaan Langkat juga tidak luputdari perang saudara. Perang saudara yang sering disebutkan adalah antaraNobatsyah (Raja Bendahara) dengan Raja Ahmad. Setelah merekadinikahkan di Siak, tidak berapa lama kemudian mereka dipulangkan danmenjadi penguasa Langkat secara bersamaan. Dapat diketahui bahwasebelum 1865 struktur pemerintahan kerajaan Langkat masih sangatsederhana. Menurut laporan John Anderson selaku wakil pemerintahanInggris di Penang ketika mengunjungi Langkat pada tahun 1823, Siak belummengangkat Raja untuk Langkat namun telah memberikan gelar “RajaMuda” kepada Ahmad dan gelar “Bendahara” kepada Nobatsyah yangmasing-masing memiliki istana yang berdekatan. Mungkin Siak membiarkanmereka berduel siapa yang menang akan diangkat menjadi raja. Tapimenurut Anderson bahwa pengikut Ahmad lebih banyak dan lebih

93

berwibawa.Akhirnya antara Nobatsyah dan Raja Ahmad terjadi peperangan dalam

memperebutkan kekuasaan. Dalam perang saudara yang terjadi, Nobatsyahtewas sehingga Raja Ahmad tampil sebagai penguasa tunggal, yangkemudian diakui oleh Siak. Setelah Raja Ahmad berkuasa, maka ia memberiotonomi luas kepada kejeruan-kejeruan kecil di wilayah kekuasaanLangkat.23

Dalam pada itu, keturunan-keturunan mereka yang lain menguasaiwilayah-wilayah di sekitar Langkat seperti kejeruan Stabat, Bingai, Selesaidan lain-lain. dengan demikian, kerajaan Langkat menjadi besar dan luaswilayahnya lebih disebabkan pada pembagian kekuasaan antara keturunan-keturunan raja Langkat, masing-masing dari mereka mendapat otoritasuntuk mengelola wilayahnya masing-masing. Setelah Raja Ahmadmeninggal maka kemudian digantikan oleh putranya Tengku Musa yangketika itu masih tinggal bersama Ibunya di Siak.

Setelah pemerintahan sultan Musa, sistem pemerintahan di kesultananLangkat dilaksanakan berdasarkan sistem otonomisasi wilayah. Kekuasaansultan tidak mencampuri urusan-urusan wilayah yang ditaklukkannya, tetapimemberikan kebebasan kepada setiap kejeruan (kecamatan) untukmengatur daerahnya sendiri. Namun untuk beberapa daerah strategis danvital untuk sumber kekayaan kesultanan, seperti Bandar-bandar pelabuhanakan ditempatkan orang-orang perwakilan Sultan.24

Pada masa Kesultanan Langkat, wilayah teritorial terkecil yang beradadalam satu pemerintahan kejeruan disebut “Kampung”. Sedangkan“kejeruan” adalah pemerintahan yang membawahi beberapa kampungyang dikepalai oleh seorang kepala kejeruan dengan gelar “datuk”. Datuksebagai penguasa dalam satu kejeruan memerintah di daerahnya atasnama Sultan. Wilayah yang setingkat dengan kejeruan adalah wilayahpesisir sebagai pusat Bandar perhubungan air dan juga pusat perdagangan.Biasanya sebagai penguasa di daerah ini ditempatkan tokoh-tokoh dari

23Tim Peneliti Fakultas Sastra USU., h. 64-6524Pemerintahan Propinsi Tingkat I Sumatera Utara, Sumatera Utara Dalam Lintasan

Sejarah, Medan, 1995, h. 105.

94

pusat kesultanan sebagai wakil Sultan. Mereka yang menduduki jabatanini adalah berstatus bangsawan, seperti “tengku”. Tetapi bisa juga darigolongan rakyat biasa atau orang kepercayaan Sultan yang bergelar DatukSyahbandar.25

Pada tahun 1857, Belanda mengikat perjanjian persahabatan denganAceh sebagai dua bangsa yang merdeka. Dalam perjanjian tersebut diakuibahwa Deli, Langkat, dan Serdang berada di bawah pertuanan Aceh. Tetapihanya beberapa bulan kemudian, pada hari Senin 1 Februari 1858 Belandamengikat perjanjian dengan Siak (Tractaat Siak). Salah satu isi perjanjiantersebut disebutkan bahwa kerajaan Siak Sri Inderapura serta daerahtaklukannya mengaku berada di bawah kedaulatan Belanda dan menjadibagian dari Hindia-Belanda. Adapun bagian dari kerajaan Siak adalahmeliputi: Negeri Tanah Putih, Bangko, Kubu, Bilah, Panai, Kualuh, Asahan,Batu Bara, Bedagai, Padang, Serdang, Percut, Perbaungan, Deli, Langkatdan Tamiang. Dengan politik Devide et Impera Belanda berhasil mengatasipenetrasi dan melemahkan kekuatan Aceh dan Siak serta menanamkankekuasaannya secara nyata pada kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur,hingga pada tahun 1942 Jepang berhasi menduduki Indonesia (Hindia-Belanda).

Pada masa pemerintahan Jepang, raja-raja di Sumatera Timurditugaskan untuk membantu pelaksanaan kebijaksanaan politik pemerintahJepang, di mana raja atau sultan hanya bertugas mengurus persoalanadat istiadat saja.26 Dengan demikian raja-raja yang diangkat olehpemerintah Belanda sebelumnya termasuk para pegawainya masih tetapmenjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan garis-garis yang telahditetapkan Jepang.

E. Dimensi IntelektualBerdasarkan data yang didapatkan bahwa sebelum tahun 1900,

Kesultanan Langkat belum memiliki lembaga pendidikan formal. Pendidikan

25Ibid., h. 104-105.26Tim Peneliti Fakultas Sastra USU., h. 29.

95

yang dilaksanakan masih dengan pendidikan non formal, yaitu denganbelajar kepada guru-guru agama ataupun ahli-ahli dalam bidang tertentu.Bagi keluarga kerajaan juga diberikan pendidikan yang seperti ini. Paraguru-guru itu diundang ke istana untuk memberikan ceramah danpengajaran kepada raja beserta keluarganya. Ketika itu dinamika intelektualkhususnya dalam bidang pendidikan belum menjadi fokus perhatian parasultan. Nampaknya mereka masih sibuk dengan masalah politik yang terjadi,yaitu berkaitan dengan perluasan wilayah kekuasaan dan lain sebagainya.Hal tersebut menjadikan dinamika intelektual di Langkat tidak berkembangdengan baik dan kurang mendapat perhatian. Baru, setelah sultan AbdulAziz menjadi sultan Langkat, lembaga pendidikan formal yang dinamakanmaktab (baca: madrasah) dapat berdiri dan menjadi pusat pendidikanagama bagi masyarakat Langkat.

Kondisi Kesultanan Langkat saat itu dalam bidang pendidikan lebihmempelajari ilmu agama, apalagi saat itu agama Islam sudah masuk kewilayah Nusantara. Saat itu, sudah menjadi tradisi masyarakat MelayuLangkat untuk menyerahkan anak-anaknya kepada guru untuk mengaji Al-Qur’an. Selain itu, anak laki-laki diwajibkan untuk belajar ilmu bela diri.

Dengan berdirinya Madrasah Al-Masrullah tahun 1912, madrasahAziziah pada tahun 1914 dan Madrasah Mahmudiyah tahun 1921, makaLangkat menjadi salah satu dari tempat yang dituju oleh pencari-pencariilmu dari berbagai daerah. Disebutkan bahwa selain dari masyarakatLangkat yang belajar pada kedua maktab tersebut, maka banyak pelajar-pelajar yang datang dari dalam dan luar pulau Sumatera, seperti Riau,Jambi, Tapanuli, Kalimantan Barat, Malaysia, Brunei dan lain sebagainya.27

Pada awalnya madrasah (maktab) ini hanya disediakan untuk anak-anak keturunan raja dan bangsawan saja, namun pada perkembangannyamaktab ini memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk dapat belajardan menuntut ilmu. Beberapa tokoh nasional yang pernah belajar di maktab

27A. Kadir Ahmadi, Sejarah Perkembangan Pendidikan Jama’iyah Mahmudiyah, TerbitanKhusus Pengurus Besar Jama’iyah Mahmudiah Li Thalabil Khairiyah, Tanjung Pura-Langkat,1985, h. 14-15.

96

ini antara lain adalah Tengku Amir Hamzah dan Adam Malik (mantan wakilpresiden RI).

Dalam biografinya Adam Malik meyebutkan bahwa Madrasah Al-Masrullah termasuk lembaga yang mempunyai bangunan bagus dan modernmenurut ukuran zaman tersebut. Di mana masing-masing anak darikeluarga berada (kaya) mendapat kamar-kamar tersendiri. Sistempendidikan yang dijalankan pada sekolah ini sama seperti sistem sekolahumum di Inggris, di mana anak laki-laki usia 12 tahun mulai dipisahkandari orang tua mereka untuk tinggal di kamar-kamar tersendiri dalamsuasana yang penuh disiplin. Fasilitas-fasilitas olah raga juga disediakandi sekolah tersebut seperti lapangan untuk bermain bola dan kolam renangmilik Kesultanan Langkat.28

Ketiga lembaga pendidikan tersebut didirikan oleh sultan Abdul Azizyang kemudian diberi nama dengan perguruan Jam’iyah Mahmudiyah. Padatahun 1923 perguruan Jam’iyah Mahmudiyah telah memiliki 22 ruangbelajar, 12 ruang asrama, disamping berbagai fasilitas lainnya seperti 2buah Aula, sebuah rumah panti asuhan untuk yatim piatu, kolam renang,lapangan bola dan sebagainya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan padaperguruan Jam’iyah Mahmudiyah, maka tenaga pengajarnya sebagian besarmerupakan guru-guru yang pernah belajar ke Timur tengah seperti Mekkah,Medinah dan Mesir. Mereka semua dikirim atas biaya sultan setelahsebelumnya diseleksi terlebih dahulu, hingga sekitar tahun 1930 siswa-siswa yang belajar di perguruan ini sekitar 2000 orang yang berasal dariberbagai macam daerah.29

Selanjutnya Sultan Abdul Azis kemudian mendirikan lembagapendidikan umum bagi masyarakat Langkat yaitu sekolah HIS dan SekolahMelayu, yang banyak memberikan materi-materi pelajaran umum.Mengenai gaji-gaji guru dan biaya perawatan bangunan semuanyaditanggung oleh pihak Kesultanan Langkat, dalam hal ini dapat dikatakan

28Adam Malik, Mengabdi Repoblik, (Adam dari Andalas), Cet. Ketiga, Gunung Agung,Jakarta, 1982, h. 2.

29A. Kadir Ahmadi, Sejarah Perkembangan., h. 16-17.

97

bahwa segala biaya yang berkaitan dengan fasilitas-fasilitas pendidikan diLangkat ditanggung sepenuhnya oleh pemerintahan kerajaan.

Memang pada awal tahun 1900-an Pemerintahan Belanda telahmendirikan sekolah Langkatsche School30 (baca: Sekolah Belanda). Namunpenerimaan siswanya masih sangat terbatas, di masa itu yang diterimahanya anak-anak bangsawan dan dan anak pegawai Ambtenaar Belandaserta orang-orang kaya yang berharta, dalam bahasa pengantarnyalembaga pendidikan ini menggunakan bahasa Belanda. Selain itu didirikanjuga ELS (Europese Logare School) dan untuk anak-anak keturunan Cinadidirikan Holland Chinese School atau HCS.

Bagi masyarakat yang ingin memperdalam ajaran agama melalui buku-buku Islam, dalam hal ini Tuan guru Babussalam Syekh Abdul Wahab Rokantelah menerbitkan dan mencetak buku-buku yang bertemakan masalah-masalah keislaman, antara lain: buku Aqidah Islam, Kitab Sifat Dua Puluh,Adab Az-Zaujain dan lain-lain, karena di Babussalam pada saat itu telahada mesin cetak, yang dibeli guna untuk menerbitkan buku-buku yangditulis oleh Syekh Abdul Wahab sendiri. Mesin cetak tersebut sebagianbesar didanai oleh Sultan Musa.

Berkaitan dengan masalah intelektual, Kesultanan Langkat memilikiseorang Amir Hamzah yang dikenal sebagai seorang penyair, sastrawandan pahalawan Nasional. Ia lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di TanjungPura, berasal dari keturunan Sultan Langkat, ayahnya yang bernama TengkuPangeran Adil adalah cucu dari sultan Musa. Pendidikannya diawali setelahia menamatkan sekolahnya di Tanjung Pura, Amir Hamzah dikirim orangtuanya ke MULO di Medan. Setelah satu tahun di Medan ia dipindahkan keMULO Jakarta. Setelah tamat di MULO Jakarta, ia melanjutkanpendidikannya di A.M.S. Bagian ketimuran di Solo. Pada saat di Jawa iabanyak terlibat organisasi pergerakan kemerdekaan Indonesia yaituGerakan Indonesia Muda bersama dengan Bung Karno, Bung Hatta, danM. Yamin. Amir juga aktif menulis artikel di Majalah Timbul serta editor dimajalah Pujangga Baru, di samping itu ia juga menjadi tenaga pengajar di

30T.M. Lah Husni., Buku Biografi., h. 5.

98

Taman Siswa dan Perguruan Muhammadiyah. Pada saat di Jawa ia banyakmenerbitkan sajak-sajak yang terhimpun dalam Buah Rindu dan NyanyianSunyi. Menurut Shafwan Hadi Umri (ketua Dewan Kesenian SumateraUtara) Amir Hamzah dalam sajak-sajaknya banyak terinspirasi dengan sajak-sajak Li Tai Po (Tiongkok), Basho (Jepang), Rav-Das (India) dan UmarKhayyam di Persia.

Melihat pergerakan Amir Hamzah di Jawa, maka Belanda memintakepada sultan Mahmud yang saat itu berkuasa untuk menyuruh Amir HamzahPulang ke Langkat, dengan ancaman jika Amir Hamzah tidak menghentikankegiatannya maka Kerajaan Langkat akan dihancurkan Belanda. KesultananLangkat yang pada saat itu telah dikendalikan oleh Pemerintahan Belandatidak dapat berbuat banyak kecuali meminta Amir Hamzah pulang keLangkat untuk menghentikan kegiatannya di Jawa. Amir Hamzah denganterpaksa akhirnya menuruti permintaan pamannya Sultan Mahmud. Ketikatiba di Langkat ia diserahkan tugas sebagai ketua umum pengurus besarMaktab Jam’iyah Mahmudiyah. Di Langkat Amir Hamzah sempat menuliskansajak-sajak seperti Insaf dan Sebab Dikau. Namun sajak-sajaknya lebihbanyak bertemakan kebencian dan keputusasaan. Hingga pada tahun 1946Amir Hamzah diculik dan dibunuh oleh pihak yang mengaku sebagai pejuangRI karena dituduh sebagai kaki tangan penjajah Belanda.

99

BAGIAN KELIMA

FALSAFAH HIDUP MASYARAKATMELAYU PADA MASA

KESULTANAN LANGKAT

A. Falsafah Adat Orang MelayuFalsafah sebagai sebuah nilai bagi seseorang atau kelompok

masyarakat berfungsi menjadi alat atau cara untuk sebuah tindakan, olehkarenanya maka falsafah orang Melayu yang merupakan bangsa Austronesiadi semenanjung Tanah Melayu1 memiliki nilai-nilai dasar universal. Orang-orang Austronesia tersebut terdapat di Malaysia, Thailand, Filipina danMadagaskar yang lazimnya berbahasa Melayu, mayoritas beragama Islamdan berkebudayaan Melayu.2 Umumnya mata pencaharian orang Melayuyakni menangkap ikan, tetapi ada juga yang bermata pencaharian lain,seperti berburu, berladang, berternak dan bermacam-macam kerajinantangan3, sebagaimana yang terjadi dalam sejarah Kesultanan Langkat.

1Usman Abdullah, Kata Sambutan Walikota Langsa dalam Acara Festival RentakBudaya Melayu di kota Langsa, 29 September 2018.

2Ibid.3Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir dan Batak Pengunungan: Orientasi

Nilai Budaya (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2010), h. 12

100

Istilah Melayu merupakan istilah yang dekat dengan alam olehkarenanya selain orang Melayu beragama Islam, alam mempunyaikedudukan dan pengaruh penting dalam adat Melayu, ternyata dari fatwaadat sendiri yang menyatakan bahwa alam hendaklah dijadikan guru. Yangdimaksud dengan adat sebenar adat adalah yang tidak lapuk karena hujandan tak lekang karena panas biasanya ketentuan-ketentuan alam atauhukum alam, atau kebenarannya yang datang dari Tuhan Yang Mahakuasa.Oleh karena itu adat Melayu falsafahnya berdasarkan kepada ketentuan-ketentuan dalam alam, maka adat Melayu itu akan tetap ada selama alamini ada.4

Secara umum falsafah adat orang Melayu yang sebahagian besarmemiliki kesamaan nilai-nilai dasar yang universal bagi adat orang MelayuLangkat. Artinya melayu Langkat merupakan salah satu dari bahagian sukuMelayu yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan memiliki konsep falsafahhidup yang sama dengan suku melayu lainnya.

Adapun nilai-nilai dasar yang universal itu antara lainnya hakekat hidup,hakekat kerja, hakekat kehidupan manusia dalam ruang waktu, hakekathubungan manusia dengan alam, dan hakekat hubungan manusia denganmanusia.5

Pertama; Hidup dalam Falsafah Melayu. Tujuan hidup bagi orangMelayu adalah untuk berbuat jasa. Kata pusaka orang Melayu mengatakanbahwa “hidup berjasa, mati berpusaka”. Jadi orang Melayu memberikanarti dan harga yang tinggi terhadap hidup. Untuk analogi terhadap alam,maka pribahasa yang dikemukakan adalah: “Gajah mati meninggakangading, Harimau mati meninggalkan belang, Manusia mati meninggakannama”.

Pengertian yang dapat ditarik pada falsafah tersebut, bahwa orangMelayu itu hidupnya jangan seperti hidup hewan yang tidak memikirkangenerasi selanjutnya, dengan segala yang akan ditinggalkan setelah mati.

4http://ijhadwalataksaloke.blogspot.com/2015/06/falsafah-hidup-masyarakat-melayu.html. diakses pada tanggal 13 Juni 2018.

5Ibid

101

Karena itu orang Melayu bekerja keras untuk dapat meninggalkan,mempusakakan sesuatu bagi anak cucunya dan masyarakatnya.Mempusakakan bukan maksudnya hanya dibidang materi saja, tetapi juganilai-nilai adatnya. Oleh karena itu semasa hidup bukan hanya kuat mencarimateri tetapi juga kuat menunjuk mengajari anak cucunya sesuai dengannorma-norma adat yang berlaku.

Ungkapan adat juga mengatakan; “Pulai bertingkat naik meninggalkanruas dan buku, manusia bertingkat turun meninggakan nam dan pusaka”.Dengan adanya kekayaan segala sesuatu dapat dilaksanakan, sehinggatidak mendatangkan rasa malu bagi dirinya ataupun keluarganya.6

Kedua, Kerja dalam Falsafah Melayu. Sejalan dengan makna hidupbagi orang Melayu, yaitu berjasa kepada kerabat dan masyarakatnya, kerjamerupakan kegiatan yang sangat dihargai. Kerja merupakan keharusan.Kerjalah yang dapat membuat orang sanggup meninggalkan pusaka bagianak kemenakannya. Dengan hasil kerja dapat dihindarkan “hilang warnakarena penyakit, hilang bangsa karena tidak beremas’. Artinya harga diriseseorang akan hilang karena miskin, oleh sebab itu bekerja keras salahsatu cara untuk menghindarkannya. Dengan adanya kekayaan segalasesuatu dapat dilaksanakan sehingga tidak mendatangkan rasa malu bagidirinya atau keluarganya.7

Orang Melayu disuruh untuk bekerja keras, sebagaimana yangdiungkapkan juga oleh fatwa adat, “ Kayu hutan bukan andalas, Elok dibuatuntuk lemari, Tahan hujan berani berpanas, Begitu orang mencari rezeki”.Pesan yang dapat diambil dari falsafah ini adalah etos kerja. Artinya, anak-anak muda yang punya tanggungjawab di kampung disuruh merantau.Mereka pergi merantau untuk mencari apa-apa yang mungkin dapatdisumbangkan kepada kerabat dikampung, baik materi maupun ilmu. Misibudaya ini telah menyebabkan orang Melayu terkenal dirantau sebagai

6Ibid. Banyaknya seremonial adat seperti perkawinan dan lain-lain membutuhkanbiaya. Dari itu usaha yang sungguh-sungguh dan kerja keras sangat diutamakan OrangMelayu. Selanjutnya bahwa nilai hidup yang baik dan tinggi telah menjadi pendorong bagiorang Melayu untuk selalu berusaha, berprestasi, dinamis, kreatif dan inovatif

7Ibid. Banyaknya seremonial adat itu seperti perkawinan membutuhkan biaya. Dariitu usaha yang sungguh-sungguh dan kerja keras sangat diutamakan.

102

makhluk ekonomi ulet.8

Ketiga, “Waktu dalam Falsafah Melayu”. Bagi orang Melayu waktuberharga merupakan pandangan hidup orang Melayu. Orang Melayu harusmemikirkan masa depannya dan apa yang akan ditinggalkannya serta bekalapa yang dibawa sesudah mati. Mereka dinasehatkan untuk selalumenggunakan waktu untuk sesuatu yang bermakna. Dimensi waktu, masalalu, masa sekarang, dan yang akan datang merupakan ruang waktu yangharus menjadi perhatian bagi orang Melayu. “Melihat contoh ke yang sudah”.“Bila masa lalu tak menggembirakan dia akan berusaha memperbaikinya.Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarah merupakan manifestasi untukmengisi waktu dengan sebaik-baiknya pada masa sekarang. Membangkitbatang terandam merupakan refleksi dari masa lalu sebagai pedomanuntuk berbuat pada masa sekarang. Sedangkan mengingat masa depanadat berfatwa;”hemat sebelum habis,sediakan payung sebelum hujan”.

Keempat.” Alam dalam Falsafah Melayu”. Pepatah adat menyebutkan:“Menyimak alam, mengkaji diri” Nilai ini mengajarkan agar dalammerancang dan melaksanakan pembangunan, haruslah diawali denganpenelitian yang cermat terhadap alam dan semua potensi yang ada (sumberdaya alam), serta mengkaji pula kemampuan diri (sumber daya manusia).Melalui kajian inilah dibuat rancangan yang diharapkan dapat memenuhiharapan semua pihak. Orangtua-tua mengakatan: “menyimak alam luardan dalam, mengkaji diri untuk mengukur kemampuan sendiri”; ataudikatakan: “mengkaji alam dengan mendalam, diri diukur dengan jujur”.9

Nilai tersebut memberi peluang terjalinnya hubungan kerjasamadengan berbagai pihak yang dianggap ahli dan berkemampuan, termasukpemodal luar sepanjang tidak merugikan masyarakat dan menjatuhkanharkat, martabat, tuah dan marwahnya. Orangtua-tua mengatakan: bila

8Ibid. Etos kerja keras yang sudah merupakan nilai dasar bagi orang Melayuditingkatkan lagi oleh pandangan ajaran Islam yang disabdakan Nabi saw: “‘i’mallidunyakakaanaka tamuusu abada, wa’mal li akhiratika tamuutu ghada” Jadi masyarakat dituntutbekerja keras seakan-akan dia hidup untuk selama-lamanya, dia harus beramal terusseakan-akan dia akan mati besok.

9Ibid.

103

tidak mampu, cari yang mampu; bila tidak pandai, cari yang pandai; bilatidak tahu, cari yang tahu; atau dikatakan: untuk membangun yangberfaedah, jangan malu merendah (maksudnya, untuk mewujudkanpembangunan, jangan malu-malu menggunakan tenaga luar yang dianggappatut dan layak). Dengan demikian, pembangunan dapat berjalan tanpamemaksakan diri bila benar-benar tidak memiliki daya dan kemampuan.

Perhatian orang Melayu terhadap alam sekitarnya sangat tinggi. OrangMelayu selalu menjaga keseimbangan dan harmonisasi alam tersebut,sehingga alam merupakan bagian dari tata kehidupan mereka. Sepertidalam ungkapan berikut:

“kalau terpelihara alam lingkungan,banyak manfaat dapat dirasakan:ada kayu untuk beramuada tumbuhan untuk ramuanada hewan untuk buruanada getah membawa faedahada buah membawa berkahada rotan penambah penghasilan”.

Selanjutnya membangun jangan merusak, membina jangan menyalah.Nilai ini mengajarkan, agar dalam merancang dan melaksanakanpembangunan jangan sampai menyalahi ketentuan agama dan nilai-nilaibudaya dan norma-norma sosial masyarakatnya. Agama dan budayahendaklah dijadikan ruh, teraju, pucuk jala pumpunan ikan dalammerancang pembangunan. Karenanya, para perancang dan pelaksanapembangunan haruslah memahami seluk beluk agama dan budaya sertanorma-norma sosial masyarakatnya, agar pembangunan itu benar-benarbermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Orangtua mengingatkan:

“bila membangun tidak senonoh, hasil tak ada masyarakat bergaduh”;atau dikatakan:

104

“apabila membina tidak semenggah, lambat laun menjadi musibah”.10

Ungkapan adat menegaskan:

“adat membangun negeri, jangan lupakan diri;adat membangun desa, jangan lupakan agama;adat membangun masyarakat, jangan tinggalkan adat”

Ungkapan lain mengatakan: dalam melaksanakan pembangunan,agama dimuliakan, budaya diutamakan, adat dikekalkan. Selanjutnyadikatakan:

“apabila agama tidak dipakai,alamat masyarakat akan meragai (sengsara dunia akhirat);apabila budaya tidak dipandang,alamat negeri ditimpa malang;apabila adat tidak diingat, lambat laun sengsaralah umat.”11

Ungkapan adat juga mengatakan:

“apabila pembangunan hendakkan berkah,agama jangan dipermudah;apabila membina hendak bermanfaat, jangan sekali meninggalkan adat.

Ungkapan yang lain menjelaskan:

“apabila alam sudah binasa,balak turun celaka tibahidup melarat terlunta-luntapergi ke laut malang menimpapergi ke darat miskin dan papa

10Ibid11Ibid

105

apabila alam menjadi rusak,turun temurun hidup kan kemakpergi ke laut di telan ombakpergi ke darat kepala tersundakhidup susah dada pun sesakperiuk terjerang nasi tak masak

siapa suka merusak alam,akalnya busuk hatinya lebamsiapa suka membinasakan alam,akal menyalah hati pun hitam

siapa suka merusak lingkungan,tanda hatinya sudah menyetan”

B. Falsafah Hidup Melayu LangkatPerkembangan kerajaan Aru sebagai muasal dari terbentuknya

kerajaan Kesultanan Langkat merupakan Kerajaan Melayu yang sangatmaju di masanya. Kerajaan kesultanan Langkat terkenal sebagai KerajaanIslam Melayu, sebagaimana yang dijelaskan oleh Bungaran bahwa pendudukMelayu Langkat yang berada di kawasan Sumatera Timur merupakanpercampuran dari berbagai suku bangsa.12 Ketika pada abad ke-13 KerajaanAru masih berdiri, terjadi proses pengislaman ke daerah-daerah pedalaman,yaitu Karo, Simalungun, Padang Lawas. Sehingga sering disebut memelukagama Islam sama dengan masuk Melayu.13

Seiring penjelasan tersebut, maka sudah dipastikan seluruh linikehidupan kerajaan Kesultanan Langkat secara mendasar dan universalyang terbentuk dalam konsep falsafah hidup Melayu berasal dari nilai-nilaiajaran Islam. Falsafah hidup14 melayu Langkat yang terpelihara dalam

12Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir., h. 1213Ibid14Falsafah berarti anggapan, gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki

oleh orang atau masyarakat; pandangan hidup. Lihat https://www.apaarti.com/falsafah.html. diakses pada tanggal 18 September 2018.

106

budaya-melayu dapat dijadikan bukti dasar utama kemajuan KesultananLangkat. Oleh karenanya budaya melayu dalam kerajaan Kesultanan Langkatbersumberkan dari nilai-nilai ajaran Islam sebagai identitas yang sangatmelekat. Bukti sejarah dapat dilihat dari dokumen kepemimpinan SultanMusa tentang budaya-melayu yang tetap menjaga harmonisasi keragaman,artinya walaupun masyarakat Langkat majemuk akibat kunjungan berbagaisuku dan agama namun tetap menjaga suasana dalam kerukunan.Kerukunan tersebut berasal dari resam,15 menurut Bungaran bahwa setiappendukung kebudayaan Melayu, walaupun berada di manapun, pastimempunyai resam (perasaan) yang sama.16 Resam ini tercermin di dalamsetiap gerak kehidupan orang Melayu.17

Masa Kerajaan Langkat dari kepemimpinan Raja Syahdan hingga RajaAbdul Aziz kehidupan masyarakat dan pimpinan kerajaan senantiasamenjadikan budaya Melayu bersumberkan dari nilai-nilai ajaran Islam.Berkaitan dengan itu maka dapat dikatakan falsafah budaya-Melayu adalahberbahasa Melayu, beradat istiadat Melayu, dan beragama Islam.Pertumbuhan kerajaan Kesultanan Langkat tidak terlepas dari falsafahMelayu bersendikan hukum agama Islam atau sebuah ketentuan dan hukumharus bersandarkan Al-Qur’an. Agama Islam sebagai falsafah hidup budayaMelayu telah menjadikan Kesultanan Langkat maju dan mewarnaiperkembangan zaman ketika itu.

Menurut Haz bahwa dengan falsafah hidup Melayu kerajaan Langkatdikenal sebagai orang Melayu yang sangat cerdik, pintar dan manusiayang memiliki tata aturan diri bersopan-santun jika dibandingkan denganwarga negera lainnya.18 Umumnya falsafah hidup Melayu yang direpleksikanoleh masyarakat Melayu Langkat dimasa Kesultanan Langkat berasal dariproses pendidikan dalam keluarga atau proses pendidikan dalam lembagapendidikan keagamaan semisal Jam’iyah Mahmudiyah. Selanjutnya Haz

15Resam itu artinya perasaan.16Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir., h. 1217Ibid.18Wawancara dengan Bapak Haz, tanggal 14 Juni 2018.

107

menegaskan bahwa untuk menjaga falsafah hidup Melayu19 di lembagapendidikan Mahmudiyah mereka senantiasa mempelajari bahasa Melayudan berusaha memperluas pengetahuan mereka dan juga memperdalamibahasa Arab.20

Falsafah hidup Melayu yang lahir dari nilai-nilai dasar universal ajaranIslam hingga menjadi konsepsi dalam kesatuan sosial masyarakat MelayuLangkat merupakan cara, alat dan tujuan Kesultanan Langkat danmasyarakatnya secara bersama memelihara dan mengutuhkan orientasibudaya Melayu. Oleh karenanya disadari bahwa falsafah hidup Melayusejalan dengan fungsinya sebagai gagasan yang bersifat solutif terhadaprespon dari kebutuhan dan tuntutan zaman Kesultanan Langkat hinggamasyarakat Langkat kini.

Pertumbuhan kerajaan Langkat dengan falsafah hidup Melayubercirikan Islam merupakan jati diri yang tak dapat dipisahkan. Sehinggasemangat menyebarkan Islam oleh Kerajaan Kesultanan Langkat dirasakanoleh kolega dagang-dagang lainnya.21 Menurut Zainal hubungan dagangKesultanan Langkat hingga menjadi kerajaan yang terkaya Melayudimasanya dikarenakan mereka sangat enerjik dan penuh keinginan untukmaju.22 Kebiasaan nenek moyang dari kesultanan Langkat dalam hal;berdagang dan berani mengarungi lautan, jarang terlibat dalam soalkriminal, sangat suka kepada tegaknya hukum melekatnya diri dari aspekkesenian membawa mereka sebagai suku atau kelompok masyarakat yang

19Falsafah sangat demikian penting sebagai perkembangan hidup budaya Melayu,dan mengenal Melayu berdasarkan falsafah hidupnya merupakan hal-hal yang tidakdapat dipisahkan.

20Wawancara dengan Bapak Haz, tanggal 14 Juni 2018.21Perdagangan pada masa dahulu telah mengalami kemajuan dengan adanya

pelabuhan-pelabuhan di pantai timur Sumatera. Pada tahun 1814-1815 seluruh SumateraTimur mengekspor 2.846 pikul lada ke Penang, dan pada tahun 1822 mengekspor ladahingga mencapai 30.000 pikul. lihat Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir., h.12

22Wawancara Zainal, tanggal 18 Juli 2018. Sebagai tambahan bahwa sewaktu masakolonial dulu, ada beberapa komoditi yang menghasilkan banyak pemasukan bagi SultanLangkat yaitu antara lain: Karet, Kelapa sawit, kopi dan minyak. Pada periode tahun1920-1930-an permintaan untuk komoditi industri karet dan minyak meningkat, hal inimengakibatkan naiknya harga karet dan minyak saat itu. Dengan otomatis maka Sultan

108

disegani oleh yang lainnya.Secara umum Melayu Langkat dan Melayu lainnya memiliki persamaan

dalam hal falsafah hidup dan mereka memiliki kebudayaan pantai yangbercorak perkotaan dan kegiatannya dalam bidang perdagangan dankelautan. Menurut Bungaran yang membedakan Melayu yang satu denganyang lainnya hanya bidang bahasa, yakni dalam cara pengucapannya(dialek).23 Perbedaan dialek timbul karena adanya percampuran denganbahasa-bahasa dari suku bangsa lain.24 Tetapi makna pengucapan demikiantidak membedakan arti dan prisinpil falsafah-falsafah Melayu yangberkembang di tengah-tengah masyarakatnya.

Sejarah masyarakat melayu Langkat merupakan tempat masyarakatmajemuk dari berbagai suku dan agama sehingga adaptasi dan asimilasi-sosial25 yang terjadi membawa ke arah perubahan masyarakat darimasyarakat tradisional berpindah ke masyarakat modern yang rasional, dikabupaten Langkat. Walaupun demikian halnya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Langkat masih menjaga dan memelihara terciptanyakerukunan sebagaimana warisan budaya melayu yang sudah berlangsungsejak dahulu. Artinya masyarakat Melayu Langkat tetap menjaga falsafahhidup Melayu dan tetap memposisikan diri mereka sebagai orang Melayuyang identik dengan budaya Islam.

Budaya Melayu yang terdapat di Kabupaten Langkat dalam sejarahnyasangat memberikan inspirasi kepada generasi kini. Gambaran tersebut

Langkat yang memegang konsesi tanah menjadi sangat kaya dari usaha kerjasama(kontrak) dengan perkebunan milik orang Eropa. Kilang minyak di pangkalan Brandanmenjadi salah satu penyumbang terbesar untuk pemasukan bagi Sultan Langkat. Lihathttp://srilangkatku.blogspot.com/2014/02/sejarah-singkat-langkat.html. diakses padatanggal 15 Juni 2018. Dikutip dari tulisan Tengku Luckman Sinar, Sejarawan MelayuLangkat.

23Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir., h. 1124Ibid25Asimilasi dapat terjadi apabila memenuhi sejumlah persyaratan. Pertama, adanya

kelompok manusia berbeda kebudayaan. Kedua, secara individu perindividu sebagaianggota kelompok tadi saling bergaul dan intensif dalam waktu yang lama. Ketiga,kebudayaan kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikandiri. Lihat Abdullah Idi, Dinamika Sosiologis Indonesia: Agama dan Pendidikan dalamPerubahan Sosial (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2015), h. 55

109

dapat diperhatikan banyaknya sejumlah falsafah-falsafah hidup Melayudijadikan dasar utama mendukung kehidupan bersosial dan bernegara.Menurut Mutholib selaku Budayawan Langkat menuturkan bahwa Melayuitu bukan rupa, bukan kulit, bukan bahasa dan bukan orang, akan tetapiMelayu itu Alam, Melayu itu Dunia, Melayu itu Pemikiran Ketuhanan, Melayuitu budaya yang memerintah.26

Munculnya Kerajaan Melayu Langkat dengan corak falsafah hidupbudaya Melayu dengan corak keIslaman, paling tidak membawa pengaruhyang signifikan terhadap perkembangan dan kebudayaan Islam khususnyadi daerah Langkat. Suku bangsa Melayu langkat mempunyai falsafah didalam hidupnya, antara lainnya menurut Bungaran bahwa Melayu itu Islam,maka sifatnya universal dan demokratis bermusyawarah. Melayu ituberbudaya, maka sifatnya nasionalis. Melayu itu beradat maka sifatnyaregional dalam Bhineka Tunggal Ika. Melayu itu berturai maka sifatnyamengutamakan ketenteraman dan kerukunan. Melayu itu berilmu, makasifatnya berkepribadian menuju keilmuan.27

Seiring penjelasan di atas maka falsafah hidup Melayu sebagai bagianpendukung pembangunan kejayaan Kesultanan Langkat tetap harus digalidan dipelihara keberadaannya dalam budaya Melayu Langkat terkini.

C. Ciri-ciri Budaya Melayu dalam Falsafah Hidup Melayu pada MasaKesultanan Langkat

Hasil penuturan Zainal dan Haz, terkait dengan falsafah hidup melayuLangkat di masa Kesultanan Langkat yang terpelihara dalam budaya Melayudapat diperhatikan pada ciri-ciri budaya melayu itu sendiri, di antaranya:1. Peluang kesultanan Langkat mengatur sistem pemerintahannya dalam

aspek keagamaan dan sosial-budaya berdampak kepada kebebasanRaja mengeluarkan kebijakan sesuai semangat nilai-budaya melayuLangkat. Gambaran tersebut dapat dilihat pada ciri-ciri budaya Melayudalam falsafah hidup melayu bahwa seseorang disebut Melayu apabila

26Wawancara Bapak Mutholib di Medan, Tanggal 20 Juni 2018.27Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir., h. 13

110

ia beragama Islam, berbahasa melayu dalam sehari-harinya, danberadat istiadat Melayu. Sebagaimana falsafah tersebut berbunyi “adatMelayu itu bersendikan hukum syarak, syarak bersendikan kitabullah”.Oleh karenanya masa Kesultanan Langkat hingga kini memahami orangmelayu adalah etnis secara kultural bukan genealogis.28

2. Dibangunnya lembaga tarikat Babussalam oleh Raja Musa memperlihatbahwa falsafah hidup orang melayu itu harus berpijak pada yang Esa.Artinya setiap manusia Melayu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari setelah berusaha ia tetap menerima takdir, pasrah dan selalubertawakkal kepada Allah Swt.

3. Masyarakat melayu dimasa Kesultanan Langkat banyak melakukaninteraksi sosial dengan kalangan orang di luar Langkat. Kondisi inimenunjukkan bahwa pengalaman menuju perubahan yang lebih baikmenjadi hal terpenting bagi masyarakat Langkat ketika itu, makafalsafah hidup yang selalu mementingkan penegakan hukum menjadiciri khas melayu langkat.

4. Diseganinya kerajaan Melayu Langkat sebagai kerajaan Islam diSumatera Timur oleh kalangan kolega dagang, disebabkan bahwakesultanan Langkat memegang falsafah hidup yang mengharuskansetiap manusia melayu mengutamakan budi dan bahasa, hal inimenunjukkan sopan-santun dan tinggi peradaban orang Melayu.

5. Alasan dibangunnya lembaga pendidikan Mahmudiyah di masaKesultanan Langkat menunjukkan bahwa falsafah hidup orang melayuharus mengutamakan pendidikan dan ilmu.

6. Falsafah hidup melayu sangat berkaitan erat dengan budaya-melayu,oleh karenanya ciri-ciri tersebut dapat diperhatikan pada setiap orangmelayu jika bercakap tidak kasar, berbaju menutup aurat, menjauhkanpantangan larangan dan dosa dan biar mati dari pada menanggungmalu dirinya atau keluarganya, karena bisa menjatuhkan marwahketurunannya sebaliknya tidak dengan kasar mempermalukan oranglain.

28Genealogis adalah persamaan keturunan darah.

111

7. Falsafah hidup masyarakat melayu di masa Kesultanan Langkat adalahkegiatan musyawarah dan mufakat sebagai sendi kehidupan sosialkemasyarakatan melayu Langkat. Gambaran tersebut dapatdiperhatikan pada acara perkawinan, kematian, selamatan mendirikanrumah dan lain-lain. Falsafah musyawarah dan mufakat ini merupakanciri khas yang harus dipelihara terlebih terhadap kalangan kerabatatau handai taulan.

8. Kemajemukan masyarakat Langkat dengan sejumlah keragaman sukudan etnis yang senantiasa berdampingan dengan rukun sangatdipengaruhi oleh falsafah hidup melayu yang ramah dan terbuka kepadatamu, keramahtamahan dan keterbukaan orang Melayu terhadap segalapendatang (tamu) terutama yang beragama Islam.29

D. Falsafah-Falsafah dalam Kesultanan LangkatHidupnya falsafah-falsafah masyarakat Melayu dalam sejarah

Kesultanan Langkat mengandung arti berlakunya kepercayaan masyarakatMelayu Langkat pada sisi kehidupan yang paling dasar dan universal. Sebab,dengan adanya falsafah-falsafah tersebut masyarakat dapat mencari solusi,memberikan argumentasi dan alasan yang tepat dalam menjalankankehidupan bagi masyarakat Melayu, baik dalam beragama, berbudaya,bersosial, maupun berpengetahun.

Adalah sasuatu yang penting untuk memahami dan mengenal falsafahhidup masyarakat Melayu Langkat dalam sejarah Kesultanan Langkat karenafalsafah hidup masyarakat Melayu merupakan pandangan hidup merekaterhadap dunianya. Pandangan hidup ini menjadi azas dalam keputusanyang mereka perbuat setiap harinya, dan juga untuk mencari tahu tujuan

29Hasil wawancara dengan Bapak Zainal, tanggal 12 Juni 2018, dan Bapak Haz padatanggal 14 Juni 2018. Beliau menambahkan bahwa Melayu dalam arti kata yang sebenarnyayaitu kepribadian dari batinnya yang patut kita warisi bukan hanya bersandar akantubuh fisikalnya saja yang menjadi takrif akan arti Melayu itu. Inilah fitrah kita orangMelayu mewarisi akan nilainya sebagai Melayu dari mereka keturunan kita yang hebatketika dahulu.

112

dalam kehidupan masyarakat Melayu Langkat dalam kesehariannya.30

Sejarah merupakan guru yang membimbing dan mengarahkan masadepan, maka petuah-petuah yang ada dalam budaya Kesultanan Langkatdapat menjadi inspirasi masyarakat Langkat terkini. Keinginan mengetahuihal-hal tentang pengalaman bathin maka kesultanan Langkat menyediakanlembaga Babussalam sebagai sarananya. Lalu masyarakatnyadiperintahkan atau dianjurkan mengerjakan sesuatu, maka kesultananmenyediakan aturan dari agama Islam sebagai solusinya. Selanjutnyabagaimana pengharapan masyarakat Melayu Langkat untuk masa yangakan datang, kesultanan Langkat menyediakan lembaga pendidikanJamaiyah Mahmudiyah dan Masjid Azizi sebagai tempat mengadu.Demikianlah simbol-simbol filosofi sosial keagamaan sejarah masyarakatMelayu Langkat di masa Kesultanan Langkat.

Seiring penjelasan di atas, maka sejarah Kesultanan Langkat dalammenjalankan pemerintahannya sangat terikat dengan falsafah hidupmasyarakat Melayu Langkat. Oleh karena itu, ketika Hindia-Belandamemberikan kebebasan bagi Kesultanan Langkat menjalankan adat danistiadat kehidupan berbudaya masyarakatnya merupakan pengakuanidentitas yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kesultanan Langkat yangdikenal dengan adat-istiadat Melayu, bahasa Melayu, dan agama Islammerupakan simbol sejarah yang hingga kini patut untuk dilestarikan.Menurut Zainal bahwa ketiga hal tersebut (adat-sitiadat, bahasa Melayu,agama Islam) merupakan kepribadian orang Melayu Langkat.31 Artinyaadat-istiadat Melayu Langkat bersendikan syarak dan syarak bersendikankitabullah menjadi dasar bagi setiap individu Melayu Langkat dalamkehidupan hariannya.

Penjelasan di atas menyiratkan norma sopan-santun dan tata pergaulanorang Melayu, terlebih ketika acara-acara berlangsung di dalam KerajaanKesultanan Langkat mengenai ungkapan, pepatah, perumpamaan, pantun,syair. Seiring penjelasan tersebut, sudah menjadi inspirasi bagi masyarakatLangkat bahwa Adat Bersandikan Syarak dan Syarak Bersandikan Kitabullah

30Wawancara dengan Bapak Zainal, tanggal 18 Juli 2018.31Wawancara Zainal, tanggal 12 Juli 2018 di Pangkalan Brandan.

113

telah menjadi dasar masyarakat Melayu Langkat menjalani kehidupan sosialmereka baik antara sesama masyarakat Melayu Langkat maupunmasyarakat lainnya terlebih terhadap orang asing semisal bangsa Hindia-Belanda, Cina, Delhi ketika dalam sejarah Kesultanan Langkat.

Falsafah Adat Bersandikian Syarak, dan Syarak Bersandikan Kitabullahmerupakan alasan yang sangat mendasar bahwa wilayah Langkat dijulukisebagai Kota Islam. Ketika Falsafah tersebut terbentuk di tengah-tengahmayoritas penduduknya yang menganut agama Islam, dan sangat kentalakan budaya Islamnya32 maka kehadiran Islam sebagai agama padakenyataannya tidak hanya bersifat kerohanian saja melainkan jugamembawa konsepsi konsepsi kemasyarakatan, kebudayaan, kesenian, danbahkan politik-kenegaraan. Oleh karenyanya dalam sejarah KesultananLangkat dikenal dengan istilah penyebutan “Islam itu adalah Melayu danMelayu itu adalah Islam”. Gambaran bukti sejarah tersebut merupakankeberhasilan kesultanan Langkat menciptakan dasar-dasar agama Islamsebagai budaya hidup sehari-hari masyarakat Melayu.

Falsafah masyarakat Melayu di masa Kesultanan Langkat dapat ditariksebuah pengantar kalimat yang sangat begitu memukau dituliskan olehT.H.M Lah Husny,33 antara lainnya:1. Melayu itu Islam, yang sifatnya universal dan demokratis

bermusyawarah.2. Melayu itu berbudaya, yang sifatnya nasional dalam bahasa, sastra,

tari, pakaian, tersusun dalam tingkah laku.3. Melayu itu beradat, yang sifatnya regional (kedaerahan)dalam bhineka

tunggal ika, dengan tepung tawar, balai pulut kuning dan lain-lain yangmengikat tua dan muda.

4. Melayu itu berturai, yaitu tersusun dalam masyarakat yang rukun tertib34

mengutamakan ketenteraman dan kerukunan, hidup berdampingan

32M. Kasim Abdurrahman, Studi Sejarah Masjid Azizi Tanjung Pura-Langkat-SumateraUtara (Jakarta Selatan: Najm, 2011), h. 107.

33Buku Butir Butir Adat Melayu Pesisir Sumatera Timur yang disusun oleh T.H.M. LahHusny.

34Rukun tertib yang dimaksudkan puak melayu adalah keadilan dan kebenaran yangharus dapat dirasa dan dilihat.

114

dengan harga menghargai timbal balik, bebas tapi terikat dalammasyarakat.

5. Melayu itu berilmu, artinya pribadi yang diarahkan kepada ilmupengetahuan dan ilmu kebathinan (agama dan mistik), agar bermarwahdan disegani orang, untuk kebaikan umum.35

Kebijakan-kebijakan pemerintahan Kesultanan Langkat denganmengambil falsafah kehidupan sosial budaya keberagamaannya dikarenakanbeberapa hal antara lainnya:1. Islam tidak bertentangan dengan masyarakat yang berperikemanusiaan

dan yang ber-Tuhan di kalangan masyarakat Melayu Langkat2. Budaya tidak bertentangan dengan masyarakat Melayu yang ingin

beradab dan mengingkat lahiriah dan batiniah.3. Adat tak bertentangan dengan peradaban masyarakat Melayu Langkat

yang ada rasa kekeluargaan, bukan individualistis.4. Berturai tak bertentangan dengan masyarakat Melayu Langkat yang

tahu harga diri, yang ingin kebenaran, keadilan dan kemakmuran yangmerata dalam kehidupan.

5. Berilmu tak bertentangan dengan masyarakat Melayu Langkat yangingin maju untuk kepentingan diri dan masyarakatnya. Bukti tersebutdapat diperhatikan Masjid Azizi dan Lembaga pendidikan Mahmudiyahmerupakan simbol pengabdian pada Allah, manusia dan lingkungan,untuk kebahagiaan diri sekarang dan pada nantinya.Sejumlah falsafah-falsafah kehidupan masyarakat Melayu pada masa

Kesultanan Langkat tidak terlepas dari penerapan syariat Islam olehKesultanan. Kalangan guru-guru agama Islam selain dijadikan sebagaisosok yang mengeluarkan patuah-patuah dalam bentuk nasehat-nasehatkepada Sultan mereka juga dimintai pendapatnya berkaitan denganpermasalahan hukum Islam.

Falsafah Melayu yang terdapat dalam pemerintahan Sultan Langkatjuga hidup sebagai sistem kehidupan masyarakat melayu Langkat, seluruh

35Sebagaimana hal juga yang dituliskan oleh Bungaran Antonius Simanjuntak, MelayuPesisir., h. 12-13.

115

warga yang berada dalam perlindungan Sultan Langkat terikat denganadat Resam Melayu. Adat ini sebagian besar dipengaruhi oleh agama Islam.Maksudnya, kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan yang diajarkanatau yang diatur dalam agama Islam berangsur-angsur akan dihilangkan.Jadi falsafah hidup yang tertuang dalam adat resam36 melayu adalah adatdan kebiasaan masyarakat melayu yang telah diislamisasi. Oleh karenaitu, peran guru-guru agama cukup besar dalam menginternalisasi falsafahnilai-nilai Islam ke dalam masyarakat Langkat.

36Artinya perasaan. Resam ini tercermin di dalam setiap gerak kehidupan orang Melayu.Lihat Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir., h. 12.

116

117

BAGIAN KEENAM

REVOLUSI SOSIAL DIKESULTANAN LANGKAT DANKONTRIBUSI KESULTANAN

LANGKAT UNTUK NKRI

A. Latar Belakang Revolusi SosialDalam mewujudkan suatu negara baru bukanlah suatu hal yang mudah,

apalagi di wilayah bakal negara baru tersebut terdapat kerajaan-kerajaanyang telah lama berkuasa. Ketika kerajaan-kerajaan tersebut harusbergabung dan berada di bawah satu kekuasaan negara baru, sebagian diantaranya menyatakan tidak setuju. Akibatnya, muncullah revolusi sosialmengikis bentuk-bentuk kekuasaan lama dan menciptakan bentuk dansistem baru. Peristiwa seperti ini pun terjadi setelah Negara RepublikIndonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. Salah satu peristiwarevolusi sosial tersebut terjadi di Langkat.

Langkat adalah salah satu wilayah yang disebutkan dalam peristiwarevolusi sosial. Di sana, banyak raja-raja dan diturunkan dan dibunuh.Raja yang ada di Langkat adalah bangsa Melayu. Revolusi sosial di Langkatadalah suatu proses perubahan yang tidak banyak diketahui oleh rakyat,

118

begitu pula dengan penyebabnya. Yang diketahui oleh rakyat hanyalahraja-raja yang diturunkan dari jabatannya. Akibat revolusi sosial di SumateraTimur, 34 orang keluarga Sultan Langkat dibunuh dan bangsa Melayu yangterlibat dalam pemerintahan kesultanan menjadi sasaran dari peristiwarevolusi sosial.1

Berakhirnya Kesultanan Langkat di tangan revolusi sosial adalah dalamsuasana yang sangat memilukan. Hampir semua kerajaan di Sumateramengalami kekacauan yang luar biasa pada bulan Maret 1946, tidakterkecuali sultan, keluarga sultan, para petinggi kerajaan, cerdik pandai,bahkan rakyat kesultanan Islam dibantai habis-habisan. Banyak darikerajaan tersebut hanya tinggal nama semata, dan puing-puing sisakeberadaan sejarah dan kejayaan masa silam. Di Asahan, dikabarkan telahjatuh korban jiwa sebanyak 15 ribu orang, demikian juga pada tempat-tempat lainnya, di Langkat dinyatakan sebagai tempat pembantaian palingparah. Dengan demikian berakhirlah riwayat kesultanan Sumatera Timur,termasuk Kesultanan Langkat.

Pada saat terjadi proklamasi kemerdekaan Indonesia, KesultananLangkat mendukung sepenuhnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia.Demi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangatdiharapkan dan telah lama ditunggu kehadirannya tersebut, KesultananLangkat menyerahkan kekuasaannya kepada Pemerintah Indonesia. Gelarkesultanan pada Kesultanan Langkat memang tetap ada dan berlangsungterus, tapi sejak saat ini dia tidak memiliki kekuasaan lagi, karena kekuasaantersebut telah diserkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Berlakukansituasi “Kesultanan tanpa Kekuasaan (Raja tanpa kerajaan dan rakyat).”

Dalam mewujudkan suatu Negara baru hasil perjuangan bangsa yangdicetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945, bukanlah hal yang mudahsemudah apa yang direncanakan. Terlebih lagi di Negara tersebut telahada dan telah beratus tahun tumbuh yakni negara-negara kerajaan yang

1Andika Bakti, “Konstruksi Melayu Saat Revolusi Sosial Sumatera Timur Di KesultananLangkat Dalam Surat Kabar (Analisis Framing tentang Konstruksi Melayu Saat RevolusiSosial Sumatera Timur di Kesultanan Langkat dalam Surat Kabar Pandji Ra’jat)”, https://jurnal.usu.ac.id. Dilihat pada 12 September 2018.

119

telah lama berkuasa dan mempunyai wewenang secara otonomi sendiri.Tiba-tiba saja kerajaan-kerajaan ini harus dipaksakan untuk bergabungdan berada di bawah satu kekuasaan rakyat dalam satu negara republik,pastilah hal ini tidak disetujui oleh kerajaan-kerajaan tersebut. Maka satu-satunya jalan untuk mewujudkan hal tersebut diatas adalah dengan jalanrevolusi dengan secara paksa mengikis habis bentuk-bentuk lama danmenciptakan bentuk dan sistem baru sesuai dari yang direncanakan. Sepertiyang terjadi pada revolusi sosial di Sumatera Timur dan Langkatmempunyai Latar belakang sebagai berikut:1. Adanya kendala yang dialami dalam mewujudkan Pengumuman

Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 serta upaya pembentukanPemerintah RI dengan Komite Nasionalnya di Sumatera Timurdisesabkan Para Raja dan Sultan kerajaan menolak dan tidakmendukung sama sekali, kalau pun mendukung sifatnya kamuflasebelaka. Hal ini dapat dibuktikan ketika Dr. M.Amir selaku anggota panitiapersiapan Kemerdekaan Indonesia yang pada tanggal 3 September1945, mengundang tokoh-tokoh Tyou SangiKai (badan Permusyaratansejenis DPR ala Jepang) yang anggotanya adalah Para Raja dan Sultanse Sumatera Timur serta Amtenaren dimana mereka menolak untukmendukung pemerintahan RI di Sumatera Timur, satu satunya sultanyang mendukung adalah Tengku Syarif Kasim Sri Indrapura KerajaanSiak.

2. Informasi tentang gagalnya kebijakan yang ditempuh oleh Mr. T.M.Hasan dan Dr. M.Amir pada point di atas telah diketahui oleh pemudadan Rakyat, sudah tidak menjadi rahasia umum lagi sehinggamenimbulkan emosi terpendam bagi rakyat.

3. Setelah diumumkan secara resmi oleh Syou Tyouskan KakaGunseikanbu Tashuro Nakasima Gubnur Militer Jepang untuk SumateraTimur dalam siding Tyou Sangi Kai pada tanggal 24 Agustus 1945 diMedan membentuk Panitia penyambutan (comite van onstvangst) dalammenyambut kedatangan tentara sekutu (tentara Inggris dan Belanda)untuk kembali menjajah Indonesia. Panitia ini di ketuai Sultan MahmudAbdul Azis dan Dr. Mansyur sebagai wakil ketua.

120

4. Mr.T.Hasan telah menyadari kekeliuran selama ini untuk mewujudkanproklamasi 17 Agustus 1945 di Sumatera Timur dan pembentukanPemerintahan RI Sumatera Timur serta pembentukan Komite Nasionaltertunda sampai 30 hari. Dengan terbentuknya Barisan Pemuda yangmerupakan tulang punggung pemerintah Ri di Sumatera Timur, makatanggal 3 Oktober 1946 dengan resmi diumumkan Pemerintah RIProvinsi Sumatera dengan Gubernur dan wakil Mr.T.M.Hasan dan Dr.M. Amir. Dan hari itu juga ditetapkan pengangkatan staf gubernur parapresiden se Sumatera, antara lain: Tengku Nya Arif residen Aceh,Luat Siregar residen Wali Kota Medan, Tengku Hafas residen SumateraTimur, dr.F.L. Tobing Residen Tapanuli, Dr. M.Syafei Residen SumateraBarat, Ir. Indra Cahaya Residen Bengkulu, Dr. Amiruddin residen Riau,Mr. Abbas residen Lampung, M.A. Ayarief residen Bangka Belitung danDr.A.K Gani residen Sumatera Selatan. Serta keesokan harinya tanggal4 oktober 1945, Gubernur Sumatera untuk pertama sekalimengeluarkan pernyataan sebagai berikut: “ semangat rakyat Indonesiadewasa ini sesudah perang pasifik adalah sangat berbeda sekali dengansemangat sebelum perang pasifik”.

5. Keberadaan tentara Inggris dan Belanda dibawah komando BrigjenTED Kelly telah memperburuk suasana, dengan sengaja melakukanteror dan provokasi memancing terjadinya bentrok dan pertempurandi Kota Medan. Dengan hasutan Nica Raja-Raja dan Sultan Se-Sumatera Timur telah dibentuk pula organisasi PADI (Persatuan AnakDeli Islam) dengan ketuanya Dr.T.Mansyur, Raja Kaimsyah Sinaga,T.hafas dan OK.Ramli. Melalui PADI dibentuk pula pasukan ke 5 (vijfdkolone) yang dipersenjatai pihak NICA. Adanya Maklumat tanggal 1Desember 1945 yang ditanda tangani bersama Mayjen H.M ChambersPanglima Inggris dan Jenderal Tanabe Panglima tentara Jepang diSumatera dengan isi Maklumat yaitu:a. Segala tempat-tempat, kota-kota yang belum diduduki tentara Inggris

mesti diserahkan kembali kepada tentara Jepang.b. Tentara Jepang akan menjaga pengawalan dan keamanan dengan

jumlah tentara yang telah ditentukan.

121

c. Tentara Jepang melaksanakan perintah sipil. Dengan dikeluarkannyamaklumat tersebut, jelas bahwa Inggris tidak mengakui kedaulatanRI, tentulah menimbulkan kemarahan Rakyat.

Usaha terakhir dilakukan Gubernur Sumatera tanggal 3 Februari 1946dengan mengundang para sultan, raja-raja dan Sibayak-Sibayak seSumatera dan hasilnya tidak merubah paham politik raja-raja yangmemihak kepada Nica.

B. Terjadinya Revolusi SosialBerdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Provinsi

Sumatera dan Barisan Pemuda serta latar belakang sebagaimana dijelaskandi atas, emosi dan kemarahan Rakyat tidak terbendung. Maka pada 3Maret 1946 terjadilah apa yang disebut revolusi sosial di Sumatera Timur.186

Rakyat menuntut agar membubarkan pemerintahan istimewa (Sistemkerajaan di Sumatera Timur) serta mendirikan pemerintahan dari rakyatuntuk rakyat. Revolusi sosial ini ditujukan kepada orang-orang dan golonganyang ternyata berkhianat kepada bangsa dan tanah air Indonesia, rakyatmulai menyerang istana Raja-raja Deli, Langkat, Asahan, Siantar, TanahKaro dan lain-lain. Sementara itu Sultan Deli yang berada di Istana Maimun

2Sultan Langkat, Tuanku Azwar Abdul Jalil Rahmatsyah sempat memaparkan sejarahsingkat Revolusi Sosial 1946. Revolusi Sosial Sumatera Timur merupakan gerakan sosialdalam melenyapkan kebaradaan Kesultanan dan Kerajaan Melayu. Revolusi ini dipicugerakan kaum Komunis yang berusaha menghapuskan sistem kerajaan dengan alasanantifeodalisme dengan melibatkan sejumlah orang secara terorganisir. Dalam peristiwaitu, terjadi pembunuhan sejumlah Sultan dan keluarganya, golongan menengah prorepublik dan pimpinan lokal administrasi Rebublik Indonesia. Seperti yang terjadi diKesultanan Kualuh, salah satu Kerajaan Melayu yang berada di Tanjung Pasir, KabupatenLabuhanbatu Utara (Labura) pada 3 Maret 1946 lalu. Sultan Kualuh, Tuanku Al HadjiMoehammad Sjah diseret saat sedang salat malam di rumahnya oleh sekelompok orang,kemudian di bawa ke kawasan Kuburan Cina, sebuah komplek perkuburan etnis Tionghoa.Kelompok orang bersenjata tajam juga membawa Tengku Mansyoer Sjah gelar TengkuBesar, putera Sultan Kualuh ke lokasi yang sama. Demikian juga Tengku Dirman Sjah, adikkandung Tengku Mansyoer Sjah. Ketiganya kemudian disiksa lalu ditinggalkan begitu sajadalam keadaan sekarat. Beruntung, pada pagi hari seorang nelayan yang sedang melintasmenemukan ketiganya kemudian membawa ke para korban ke istana untuk mendapatkanperawatan. Sekitar pukul 11 siang, datang sekelompok orang berbeda menjemputketiganya dengan alasan akan membawa ke rumah sakit. Sejarawan Melayu Tengku

122

dapat terlindungi dari amukan rakyat dengan digelarnya revolusi sosialdikerenakan Istana Maimun berada dalam pendudukan serdadu Inggris di

Haris Abdullah Sinar dalam sebuah literatur mengatakan, para petinggi Kesultanan Kualuhtersebut dibunuh saat azan sedang berkumandang.”Saat hendak dibunuh, Tuanku sempatberkata; Bila kalian hendak membunuh kami, tunggulah Obang (azan) selesaidikumandangkan dan izinkan kami sembahyang sekejap,” pinta Tuanku saat itu. Permintaantersebut tidak dikabulkan. Sultan Kualuh dan kedua puteranya tewas dibunuh. Peristiwaserupa juga terjadi di Kesultanan Panai, Kota Pinang, Negeri Padang Tebing Tinggi danKesultanan Bilah yang menewaskan Tuanku Hasnan. Kesultanan Langkat juga mengalaminasib serupa. Tidak sedikit perempuan keluarga Kesultanan diperkosa dihadapan orangtuadan keluarganya. Sedangkan lelaki dibantai dengan sadis. Akibatnya, Kesultanan Langkatbanyak kehilangan petinggi kerajaan dan sejumlah pakar. Dalam peristiwa ini, seorangsastrawan Tengku Amir Hamzah, Pangeran Langkat Hulu dan Wakil Pemerintah RepublikIndonesia saat itu, turut terbunuh. Peristiwa pembunuhan Tengku Amir Hamzah terjadipada 7 Maret 1946. Dalam peristiwa itu, Tengku Amir Hamzah dan sejumlah petinggiKesultanan Langkat dijemput paksa menggunakan truk terbuka oleh sekelompok orangkemudian di kumpulkan di Jalan Imam Bonjol, Binjai. Bersama tahanan lainnya, TengkuAmir Hamzah disiksa kemudian dibunuh di perladangan di kawasan Kuala Begumit olehMandor Iyang Wijaya yang tidak lain adalah pelatih kesenian silat kuntau Istana Langkat.Sebelum melakukan pembunuhan, algojo mengabulkan dua permintaan Tengku AmirHamzah. Pertama; Tengku Amir Hamzah minta penutup matanya dibuka karena inginmenghadapi ajal dengan mata terbuka. Kedua; Tengku Amir Hamzah meminta waktuuntuk salat sebelum hukuman dijatuhkan. Pembantaian dan pembunuhan juga terjadi diNegeri Padang, salah satu Kerajaan Melayu di Tebing Tinggi pada 3 Maret 1946. Dalamperistiwa ini, cucu Tengki Tebing Pangeran, Tengku Sortia, tewas ditangan sekelompokorang.

Peristiwa terjadi saat Tengku Sortia sedang sholat di rumahnya di kawasan Tongkah,perkebunan tembakau milik kerajaan Negeri Padang, bersama isterinya Puang Maimunah.Perkebunan Tongkah berada diantara Kabupaten Simalungun dan Serdang Bedagai(Sergai). Tengku Sortia diseret dari rumah kemudian dibunuh. Jasadnya dihanyutkan kesungai tidak jauh dari rumahnya. Di malam yang sama, 3 Maret 1946, Kesultanan Asahandi Tanjung Balai juga mengalami nasib serupa. Sebelum azan Shubuh berkumandang,Tengku Muhammad Yasir menyambut sang ayah di rumahnya yang baru tiba dari istanasetelah bersiaga akibat tersiar khabar akan terjadi penyerangan. Rumah Cucu SultanAsahan X ini berada di lingkungan Istana Kesultanan Asahan, di lingkaran Kota RajaIndra Sakti yang ditengahnya terhampar lapangan hijau. Tengku Muhammad Yasir yangsaat itu masih berusia 15 tahun, melihat sejumlah orang mengendap-endap kea rahistana saat membukakan pintu untuk ayahnya. Karena takut, Tengku Muhammad Yasirkemudian masuk ke dalam rumah bersama ayahnya. Pukul 6 pagi, Istana KesultananAsahan diserang sekelompok orang. Sultan Asahan saat itu, Tuanku Sjaiboen AbdoelDjalil Rachmatsjah, berhasil melarikan diri melalui pintu belakang istana. Satu jam kemudian,sekelompok orang datang ke rumah Tengku Muhammad Yasir dan membawa ayahnya.Tengku Muhammad Yasir tidak turut di bawa karena sedang menderita sakit pada bagian

123

mana pasukan sekutu menempatkan markas mereka di istana Maimun,sehingga gerakan revolusi sosial ini tidak sanggup menyerang IstanaMaimun.

Pada hari itu juga setelah digelarnya revolusi sosial wakil gubernurSumatera tanggal 5 Maret 1946 mengeluarkan pernyataan sebagai berikutdengan tiba-tiba rakyat di seluruh Sumatera Timur telah bertindakmenegakkan revolusi sosial yang maha hebat.1. Tindakan rakyat yang menyapu bersih segala musuh-musuh Negara

RI di dalam negeri saya ucapkan terima kasih dengan perasaan syukur,dengan harapan segala tindakan diperhitungkan laba dan ruginya dandilakukan dengn prikemanusiaan untuk menghindarkan korban revulusisosial sedikit mungkin.

2. Kepada rakyat diharapkan tetap aman dan bekerja ditempatnya masing-masing seperti biasa agar pemerintah RI berjalan lancar, saya yakinyang tidak berdosa kepada bangsa dan tanah air tidak akan mendapatgangguan dari pihak manapun.

3. Kepada bangsa asing untuk tidak mencampuri revolusi sosial bersikaptidak memihak dan loyal terhadap Negara RI.

4. Dalam situasi yang genting ini perlu diambil tindakan yang luar biasa,susunan dan cara kerja pemerintah Provinsi Sumatera akan dirubahsesuai dengan Undang-Undang dasar dan keinginan rakyat.Sehubungan dengan itu pemerintah keresidenan sumatera Timur, mulaihari ini 5 Maret 1946 dilaksanakan oleh M.Yunus Nasution sebagaiResiden Sumatera Timur menggantikan T.hafas. dalam tugasnya M.Yunus Nasution dibantu oleh Badan Pekerja Komite Nasional Sumatera

kaki yang mengalami pembusukan hingga mengeluarkan aroma tidak sedap. Pascapenangkapan ayahnya, Tengku Muhammad Yasir menyelamatkan diri ke rumah kakaksepupunya, Tengku Haniah. Ternyata, Tengku Muhammad Yasir tidak menemukanseorangpun lelaki di rumah itu. Semua telah ditangkap sekelompok orang. DokumenBelanda memperkirakan, pembantaian di wilayah Kesultanan Asahan tahun 1946 menelankorban mencapai 1.200 orang. Belum lagi di sejumlah Kerajaan Melayu dan Kesultanan diSumatera Timur lainnya. Banyak kerangka korban yang terkubur tak beraturan di SungaiLondir. Bahkan ada di dinding-dinding tanah. http://beritasumut.com/peristiwa/Mengenang-70-Tahun-Revolusi-Sosial-Sumatera-Timur.

124

Timur dan Badan Persatuan Perjuangan (Volksvront) serta membantuMr. Luat Siregar dalam menyusun kembali pemerintah RI di daerah-daerah.Revolusi sosial sudah menjalar mulai dari Langkat sampai ke Kualuh

dan Rantau Perapat, pasukan Jepang yang berada di daerah memangtidak mencampuri sama sekali.Gejolak revulusi sosial diawali tanggal 3Maret 1946 pukul 20.00 wib dengan menculik beberapa tokoh feodalisKerajaan Langkat yang dianggap sebagai pengkhianat bangsa semuanyadiculik bahkan beberapa orang dibunuh di antaranya adalah SekretarisSultan Langkat Datuk M.Jamil yang sangat radikal memihak padaPemerintahan Kolonial Belanda, ketika akan dibawa ia mencoba membeladiri serta menghadang rombongan yang akan memasuki istana, akhirnyaDatuk Jamil tewas dibunuh. Dalam penyerangan yang mengatas namakanrakyat ini dipelopori oleh tokoh Partai Komunis PKI Langkat yaitu UsmanParinduri, Marwan, Sanusi dan Arifin Enesri serta dilapisi baris kedua daritokoh Pesindo Langkat, sementara itu pihak Partai MASYUMI Langkatmemang tidak ikut campur tangan sama sekali, malam itu juga partaiMasyumi yang dikoordinir oleh Pimpinannya Syekh H.Abdullah Afifuddindan Syekh Abdurrahim Abdullah berkumpul di Masjid Azizi sebanyak lebih300 orang anggota Masyumi berkurung di Masjid Azizi untuk tidakmencampuri kegiatan revolusi sosial ini yang di gelar malam itu.

Sebab antara Masyumi dengan PKI memang bersebrangan jalan danbersebrangan ideologi. Masyumi adalah partai Islam yang berlandaskanKitabullah dan Sunnah Rasul dan memang dilarang untuk merampok apalagimembunuh orang-orang yang memang belum tentu bersalah. SementaraPKI adalah Partai Komunis memang tidak mengenal agama sama sekalidengan dapat demikian menghalalkan segala cara demi kepentingan pribadiataupun kelompok. Yang sangat menyedihkan serta menyayat hati adalahsifat kebinatangan dari beberapa tokoh PKI ini di antaranya Usman Parinduridan Marwan dalam melakukan penyerangan di Istana Sultan Langkat disamping mengambil kesempatan merampok atau menjarah perhiasanemas milik permaisuri dan putri Sultan Mahmud bahkan memperkosa duaorang putri Sultan Mahmud. Inilah makna dan hikmah dari revolusi sosial

125

di atas suatu perjuangan suci dalam menegakkan kemerdekaan NegaraRepublik Indonesia yang menjiwai proklamasi 17 Agustus 1945.

Pada tanggal 3 Maret 1946 pukul 20.00 malam itu juga dilakukanpenangkapan kepada Sultan Mahmud Abdul Azis selaku Sultan Langkatbeserta keluarganya di istana Sultan Langkat di Tanjung Pura, SultanMahmud serta putra mahkotanya T.Musa dan permaisurinya dilakukantahanan rumah, sementara para pembesar kerajaan dan pengawal diculikbahkan dibunuh di tempat, sehingga banyak memakan korban di pihakkerabat istana Sultan Langkat termasuk Mr. Darus Umar seorang komponiskerajaan Langkat yang hingga kini tidak tahu di mana pusaranya. Beberapahari kemudian tanggal 6 Maret 1946 Sultan Mahmud beserta permaisuridan putra Mahkotanya T. Musa diculik oleh tokoh PKI ini dan dibawa keBatang Serangan, karena kantor perkebunan Batang Serangan inimerupakan Markas PKI. Serta beberapa hari kemudian Sultan Mahmudbeserta permaisuri dan putra mahkotanya T.Musa dijemput oleh kelompokVolkvront dan dibawa ketahanan Brastagi. Perampokan dan Penjarahanharta benda milik Sultan dari istananya di Tanjung Pura tidak mengherankanlagi, tokoh pergerakan yang mengatas namakan amarah rakyat tentulahmencari kepentingan dan keuntunga pribadi di dalam suatu kesempatanyang sangat berarti bagi mereka. Apakah wajar dari satu kesalahanbeberapa pembesar negeri Kesultanan Langkat yang tidak mendukungberdirinya sebuah Negara republik hasil keringat dari ProklamasiKemerdekaan 17 Agustus 1945, lalu orang yang berada di sekitarnya yangmemang tidak mengerti sama sekali ikut menjadi korban penculikan,pembunuhan, dan pemerkosaan. Apakah demikian rencana sebuah revolusidigelar, orang-orang yang tidak bersalah ikut rantan menjadi korban. Namunitulah resiko dari suatu revolusi. Sementara itu Bung Karno dalam suatukesempatan pernah berpidato “revolusi kita adalah revolusi nasional danbukan revolusi sosial yang saling menghancurkan”.

Setelah beberapa hari terjadinya revolusi sosial di istana Sultan Langkatdengan korban keluarga besar Sultan Mahmud, maka oleh Volkfront Langkatdi antaranya, Amar Hanadiah, Ibnu Ja’Far Syekh. H. Abdullah Afifuddin,Syekh H. Abdurrahim, Mahmuddin, dan lain lain mengevaluasi dari

126

keuntungan pribadi seperti Arifin Esneri, Usman Parinduri, Marwan, danSanusi ditangkap oleh Volkfront. Kepada Arifin Esneri ditugaskan jikakesalahan ingin dimaafkan lakukan hukum tembak kepada pelaku pemerkosaputri Sultan Langkat. Oleh Arifin Esneri membujuk ketiga temannya UsmanParinduri dan Marwan untuk bersama ke Batang Serangan dalammelaksanakan satu tugas, tanpa ada kecurigaan keduanya mengikuti ajakanArifin Esneri, sesampai di Tanjung Selamat keduanya dibunuh oleh ArifinEsneri dengan tembakan pistol.

Tengku Amir Hamzah semasa hidupnya ketika masih menjadimahasiswa di Jakarta dikenal oleh Sastrawan teman seangkatannya sebagairaja Penyair Pujangga Baru. Di dalam dunia penyair dan sastrawan beliautermasuk angkatan tahun 20-an, karena kemampuan beliaumempermainkan kata dengan kalimat sastranya dalam karya puisi yangdiciptakan yang terkadang puisinya dianggap misteri, namun ada yangberanggapan Amir Hamzah beraliran sufi. Dalam aktivitasnya ketikamenuntut ilmu di Pulau Jawa, beliau termasuk orang pergerakan dalammenuju Indonesia merdeka, ketika pulang ke kampung halaman di negeriLangkat diawal kemerdekaan beliau diangkat menjadi asisten residenwilayah Langkat dalam sebuah Negara Republik Indonesia. Namun sayangseperti pepatah Melayu mengatakan tuah ada celaka menanti, fitnahmenerpa dirinya ia pun dituduh sebagai pengkhianat bangsa yang akhirnyahidup diterpa hukuman pancung tanpa terlebih dahulu diadili dalam suatuMahkamah Pengadilan benar ia bersalah atau tidak. Tengku Amir Hamzahdengan panggilan kecilnya Tengku Bungsu lahir di Tanjung Pura padatanggal 11 Februari 1911 dari pasangan ayah dan bundanya T. PangeranAdil dan T. Mah Jiwa. Amir Hamzah masih keturunan dan pewaris daritahta Kerajaan Langkat. Kakek kandungnya adalah Tengku Hamzah atauTengku Sulung putra tertua dari Tengku Musa (Sultan Musa). Sejak kecilia telah diajarkan tentang nilai luhur budaya adat Melayu dan nilai Islam.Ia mulai menapaki jenjang pendidikan di HIS Tanjung Pura, kemudianmelanjutkan ke MULO Medan hanya satu tahun lalu meneruskannya keMULO Jakarta. Usai dari Mulo Jakarta Amir Hamzah melanjutkan pendidikanAMS ketimuran Solo. Selama berada di Solo beliau aktif dalam pergerakan

127

kebangsaan menuju Indonesia merdeka, ketika itu pergerakan kebangsaanini masih bersifat kedaerahan seperti adanya Jong Ambon, Jong Celebes,Jong Java, Jong Batavia, Jong Sumatera, Jong Bataksbon, dan lainsebagainya.

Atas kesadaran dan kesepakatan mereka bersama organisasikedaerahan tersebut dilebur menjadi satu dengan nama gerakan IndonesiaMuda. Ketika dilaksanakan kongres Indonesia Muda di Solo tanggal 29Desember 1930 sampai 2 Januari 1931, Amir Hamzah terpilih sebagaiketua delegasi Solo. Setelah menamatkan pendidikan AMS di Solo, beliaumelanjutkan ke Perguruan Tinggi di Jakarta yaitu di Sekolah Hakim TertinggiRecht Hoge School (RHS) Jakarta tahun 1932. Ketika di Jakarta inilah AmirHamzah mulai aktif dalam kancah politik bersama kaum pergerakan dantokoh Pemuda Nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir, RustamEfendi, Syafruddin Prawiranegara, Armin Pane serta Sutan Takdir AliSyahbana teman satu kamarnya rumah kontrakan di jalan Sabang Jakarta.Tahun pertama pendidikannya di RHS ibunya meninggal dunia, namuntidak menurunkan semangatnya untuk belajar. Sambil kuliah ia juga aktifmenulis di Majalah Timbul dan Majalah Pujangga Baru bersama temandekatnya Sutan Takdit Ali Syahbana, Armin Pane dan Achdiat Kartamiharja.

Di samping tulisan sastra dan puisi ia juga menulis artikel politik yangmengarah pada kritikan tajam terhadap pemerintahan Belanda, namundalam tulisan ia selalu menggunakan nama samaran. Ketika pendidikannyaberada tahun ketiga ayahnya T. Pangeran Adil wafat, biaya perkuliahanpun terputus, terpaksa Amir Hamzah menjadi guru honorer di PerguruanTaman Siswa dan Perguruan Muhammadiyah Jakarta demi menunjangbiaya perkuliahan.

Pada hal sekolah-sekolah Belanda yang ada di Jakarta menawarkanpadanya untuk menjadi guru dan akan diberi beasiswa melanjutkan studike Nederland. Namun Amir Hamzah menolaknya, ia lebih senang menjadiguru di sekolah kebangsaan negeri seperti Taman Siswa dan PerguruanMuhammadiyah. Beberapa bulan setelah wafat ayahnya T Pangeran Adil,oleh Sultan Langkat mengambil alih tanggung jawab biaya perkuliahanAmir Hamzah. Gerak gerik aktivitas politik organisasi pergerakan dan tulisan

128

tajamnya di majalah Timbul dan Pujangga Baru, diketahui olehpemerintahan Belanda lalu melaporkan hal tersebut kepada TengkuMahmud Abdul Azis selaku sultan Langkat agar Amir Hamzah ditegur dandinasehati. Kemudian Sultan Langkat mengirim surat agar Amir Hamzahpulang sejenak halamannya di Tanah Langkat. Sesampai di KerajaanLangkat di hadapan kerabat Kesultanan Amir mendapat teguran keras dariSultan Mahmud yang merupakan pamannya sendiri, ia diberi dua pilihanterus kuliah dan dibiayai oleh sultan serta menghentikan aktivitas politiknyaatau terus berpolitik dan Kerajaan Langkat mendapat masalah denganpemerintahan Belanda. Pilihan yang sangat berat bagi Amir Hamzah yangakhirnya ia kembali ke Jakarta meneruskan kuliah namun secara sembunyi-sembunyi ia terus aktif berpolitik dalam menentang Pemerintahan Belanda.Ia selalu berkonsultasi mencurahkan perasaan dan hati yang sedang dilandakeresahan untuk menghentikan perjuangan karena rintangan Sultan Langkatini terutama kepada kekasihnya sendiri yaitu Ilik Sundari seorang gadisSolo juga ikut dalam dunia pergerakan.

Gerak-gerik Amir Hamzah selama di Jakarta tetap diawasi olehpemerintahan Belanda dan mengirim surat teguran kers kepada SultanLangkat yang akhirnya Amir Hamzah terpaksa panggil Pulang danmenghentikan kuliahnya yang belum selesai. Amir Hamzah pun dinikahkandengan putri Sultan Mahmud yaitu Tengku Kamaliah sehingga denganterpaksa aktivitas politiknya terkubur, karena ia harus menetap di TanjungPura. Amir pun mendapat jabatan baru sebagai Raja Muda dengan gelarTengku Pangeran Indra Putra Kesultanan Langkat. Sejak itu pulasemangatnya hilang jiwanya seakan mati lalu terhimpunalah puisi puisinyadalam kumpulan puisi masing-masing buah rindu, nyanyi sunyi, dan setanggiTimur. Ketika Amir Hamzah dipaksa pulang ke Langkat menghentikan kuliahdan cita-cita politiknya menuju Indonesia merdeka lalu dipaksa menikahdengan putri pamannya adalah orang yang dianggap berjasa dalamhidupnya, maka sejak itu pula dirinya terbelenggu, dia pasrahkan jiwanyadan jasadnya untuk kepentingan paman sekaligus mertuanya SultanMahmud. Dirinya bagai boneka yang dipermainkan, ia benar-benar frustasi,perjuangan mencapai Karier kehidupan, perjuangannya mencapai

129

kemerdekaan, dan perjuangannya mencapai cinta dengan gadis Solo IlikSundari harus hancur begitu saja, yang terpikir di hatinya adalah kematiandan maut. Oleh sebab itu ketika tanggal 24 Oktober 1945 tim khususpemerintahan republik yang dipimpim oleh DR. M. Amir Wakil GubernurSumatera melakukan perundingan mengangkat Amir Hamzah sebagaiasisten residen wilayah Langkat, ia juga pasrah tanpa banyak protes, karenaini bukan kemauannya sang mertua. Lebih lengkap perundingan tersebutmenghasilkan kesepakatan:1. Bahwa Kesultanan Langkat di bawah perlindungan dan naungan

pemerintahan Republik Indonesia, yaitu Gubernur Provinsi Sumatera.2. Tengku Amir Hamzah diangkat dan ditetapkan menjadi asisten dari

pemerintah RI untuk wilayah Langkat berkedudukan di Kota Binjai.Maka tanggal 26 oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera dikelurakanlah

surat keputusan penetapan dan pengangkatan Amir Hamzah sebgai asistenresiden wilayah Langkat dan tanggal 29 Oktober 1945 dilaksanakanpelantikannya di Istana Sultan Langkat di Tanjung Pura.

Belum tiga bulan jabatan itu dipikulnya, pada tanggal 31 Desember1945 Amir Hamzah mendapat teguran keras dari residen Sumatera TimurM. Yunus Nasution yang mengantikan T. Hafas bahwa Amir dituduh masihmenjalin hubungan dengan pemerintahan Belanda (Nica) yang ada diMedan, antara lain tuduhan tersebut:1. Tanggal 1 Desember 1945 T. Amir Hamzah bersama Datuk M. Jamil

sekretaris Sultan Langkat menemui Dr. AJ Oranje Van Der Beck residenHindia Belanda (Nica) “ comite van ontvangst” oranje boven SumateraTimur bertempat di Hotel Boer (Darma Deli) Medan.

2. Tanggal 7 Desember 1945 pukul 07.00 wib di depan istana SultanLangkat di Binjai, sudah terpasang spanduk yang berisikan selamatdatang buat pemerintahan NICA.

3. Pembentukan pasukan ke-5 yang dipimpin oleh Raja Ngena SitepuKepala Polisi Luhak Langkat Hulu Kerajaan Langkat serta persenjataanmendapat bantuan oleh Ch.Ovan Der Plank kepal polisi istimewa BalandaSumatera Timur Medan.M. Yunus Nasution selaku residen Sumatera Timur memberi

130

peringatan keras kepada Amir Hamzah dan diberi waktu memperbaiki sikap,jika masih tetap melakukan hubungan dengan pemerintah Belanda makakedudukan sebagai asisten residen wilayah Langkat akan dicopot.Sebenarnya Amir Hamzah mencoba untuk memperbaiki, namun dibelakangbeliau ada satu figur yang sangat mempengaruhi aktivitasnya di sampingSultan Langkat adalah Datuk M. Jamil yang sangat kontra pada republikdan terus menjilat pada NICA. Amir Hamzah adalah sosok manusia yangsedikit tertutup, sehingga prinsipnya sulit untuk dimengerti. Terlebih lagiketika dia harus pulang ke Langkat dipaksa menikah dengan T. Kamaliahsementara cintanya masih bersemi dengan seorang gadis Solo bernamaIil Sundari, sehingga jiwa dan semangatnya sebagai seorang repbulikendalam perjuangannya di Jakarta kandas di tengah jalan terlebih lagi karierpendidikannya tidak mencapai hasil puncak. Sebab itu pula jiwanya seakanmati, hidupnya ia pasrahkan pada kepentingan politik Sultan Langkat,ketegasan dan tekadnya punah. Di saat Amir Hamzah mendapat peringatandari residen Sumatera Timur, dia tidak membantah sama sekali yang terpikirdi hati dan jiwanya adalah mati dan memanggil maut.

Situasi politik di Langkat ketika itu semakin genting, Amir Hamzahdianggap tidak mampu bertindak tegas sebagai seorang bupati (asistenresiden), peringatan keras yang pernah diberikan kepadanya dianggapseakan tidak diindahkan. Maka tanggal 3 Maret 1945, ketika ia bersamaistri dan anak tunggalnya T. Tahura Alautiah yang masih kecil akan pulangke Tanjung Pura sembari menunggu mobil jemputan, sekira pukul 17.00wib sebuah kendaraan menjemputnya di rumah Binjai yang semuladianggap adalah mobil jemputan. Namun setelah dilihatnya beberapapemuda pergerakan, ia pun berpesan kepada istrinya agar anak merekadipelihara dengan penuh kasih dan apa yang terjadi jangan timbulkankedendaman. Jauh sebelumnya Amir Hamzah telah mempunyai firasatakan terjadi sesuatu pada dirinya, karenanya ia selalu menulis rangkaianpuisinya yang selalu mengundang maut dan keputusasaan, bagi merekayang mengertilah yang mampu menerjemahkan puisinya penuh misteriitu. Beberapa pemuda tersebut dengan paksa membawa Amir Hamzahsementara istri dan anaknya tidak dibawa serta. Saat itu pula Amir Hamzah

131

di bawa ke markas pemuda di Binjai untuk selanjutnya dipindahkan kesebuah tempat di kebun Lada Binjai. Dan beberapa hari kemudian iadipindahkan sebgai tawanan ke sebuah gudang di Perkebunan TembakauKuala Begumit arah pedalaman Binjai. Dua hari setelah Amir Hamzah diculikyakni tanggal 5 maret 1945 pukul 16.00 diadakan rapat kilat yang dihadiriKomite Nasional, tokoh Volksvront dan dihadiri juga utusan dari KesultananLangkat rapat dipimpin oleh M.Yunus Nasution Residen Sumatera Timurdan M. Saleh Umar residen diperbantukan Gubernur Sumatera, maka rapatpun mengambil keputusan sebagai berikut:1. Memecat dan memberhentikan dengan tidak hormat Tengku Amir

Hamzah dari jabatannya selaku asisten residen Republik Indonesiawilayah Langkat.

2. Menghapuskan daerah keistimewaan Kerajaan Langkat dari NegaraRI.Maka sebagai penggantinya untuk sementara diangkatlah M. Nasib

Nasution yang sangat ambisi menggantikan jabatan Amir Hamzah ketikaitu masih menjabat ketua Komite Nasional Langkat Hulu yakni pada hari itujuga tanggal 5 Maret 1946. Beberapa hari kemudian karena situasi politikyang semakin memanas untuk sementara kepemimpinan pemerintahdaerah diambil alih oleh militer oleh panglima divisi IV/TRI maka digantiM.Nasib Nasution ketika itu menjabat pelaksana Bupati Langkat denganmayor Wiji Alfisah komandan Batalyon 1 TRI di 25 Maret 1945 yangmerupakan keputusan Sidang KNI Sumatera Timur di Medan maka MayorWiji Alfisah digantikan oleh Adnan Nur Lubis Sebagai Bupati Langkat beradadi wilayah Aceh, sehingga tidak aktif melaksanakan aktivitasnya sebagaibupati oleh residen Sumatera Timur mengangkat Sutan NaposoParlindungan sebagai Pelaksana Bupati tahun 1948. Dalam tahun yangsama Matseh ditunjuk sebagai pejabat Bupati Langkat disebabkan SutanNaposo Parlindungan meninggal dunia. Beberapa hari kemudian di tahun1948 diangkatlah H.OK. Salamuddin sebagai bupati definitif oleh gubernurmiliter daerah Langkat, Tanah Karo, dan Aceh.

Barangkali tuduhan yang begitu tajam dihadiahkan kepada AmirHamzah sebagai seorang pengkhianat bangsa memang tidak pada

132

tempatnya. Semenjak remaja ketika ia melangakah ke tanah Jawa,kemudian merantau ke Solo sampai kembali kuliah ke Jakarta, ia telahberbuat banyak dalam pergerakan kebangsaan. Di kota Solo iamenggabungkan diri di organisasi Indonesia muda, bahkan ketikadilaksanakan konfrensi bahasa di Solo untuk menentukan bahasa persatuanIndonesia maka Amir Hamzah salah seorang peserta yang mengusulkanBahasa Melayu menjadi bahasa persatuan yang digunakan hingga sampaisaat ini. Ketika kuliah di Jakarta Amir Hamzah bergabung dengan organisasipergerakan bersama bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir. Prof. M. Yamin,Sutan Takdir Ali Syahbana, Rustam Efendi, Armen Pane dan lain-lain. Ketikabiaya kuliahnya terhenti disebabkan meninggalnya kedua orang tuanyademi untuk menanggulangi biaya perkuliahannya ia melamar menjadi gurudi Taman Siswa dan perguruan Muhammadiyah, di mana kedua perguruanini tempatnya tokoh-tokoh pergerakan, lalu kenapa ia harus menolak ketikaperguruan sekolah Belanda mengajaknya bergabung bahkan ia ditawarkanbeasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke Negara Belanda. Sambil kuliahdan mengajar Amir Hamzah menulis artikel di Majalah Timbul dan PujanggaBaru, penanya sangat tajam dalam mengkritik pemerintahan Hindia Belandasehingga Belanda meminta Sultan Langkat untuk menghentikan segalaaktivitas politik Amir Hamzah yang akhirnya Amir Hamzah dipaksa pulangke Langkat serta dinikahkan dengan putri Sultan Mahmud. DiawalKemerdekaan ia diangkat menjadi asisten residen wilayah Langkat, AmirHamzah dalam melaksanakan tugasnya selalu mendapat tekanan baik dariSultan Mahmud sang mertua yang sangat dipengaruhi oleh Datuk M. Jamilmaupun dari pemerintahan republik terutama tokoh penting PKI, PNI danGerindo sehingga pada bulan Februari 1946 secara diam-diam ia telahmembuat pengunduran diri dari jabatan asisten residen belakangan ia difitnah sebagai kaki tangan Belanda dan pengkhianat bangsa. DisebabkanAdnan Nur Lubis sangat berambisi menggantikan Amir Hamzah ataspersetujuan KNI Langkat. Tanggal 19 Maret 1946 diperhitungkan pukul23.15 Wib Amir Hamzah bersama 18 orang tokoh aristocrat Melayu dantokoh-tokoh pasukan ke V yang ditangkap tanggal 3 Maret 1946 lalu ditawanbersama-sama Amir Hamzah dijemput dari tawanan di gudang perkebunan

133

tembakau Kuala Begumit dibawa ke suatu tempat lebih kurang 1 km jaraknyake arah Stabat. Maka diperhitungkan dini hari pukul 1.15 wib tanggal 20Maret 1946 Amir Hamzah bersama 18 orang pada Datuk dan Tengku lainnyadieksekusi dipancung mati di sebuah lubang. Lalu dikuburkan tidak jauhdari lubang tersebut. Beberapa hari sebelum terjadi eksekusi terhadapdiri Amir Hamzah Bung Hatta mengrimkan surat kepada Gubernur Sumateraagar Amir Hamzah dapat diselamatkan. Namun sayang surat tersebutterlambat sampai dan ketika itu juga Gubernur Sumatera Mr. T.M. Hasantidak berada di Medan.

Beberapa bulan setelah kematian Amir Hamzah, Bung Karno melakukankunjungan kerja di Medan, begitu Bung Karno tiba di Medan langsungbertanya kepada T.M Hasan dan Dr. Amir “mana Amir Hamzah”, T. M.Hasan diam tak menjawab hanya pandangannya tertuju pada Dr. Amiryang hanya tertunduk diam.

Beberapa tahun kemudian kerangka Amir Hamzah dipindahkan dandimakamkan di pekuburan Masjid Azizi Tanjung Pura. Salah seorangsahabatnya yakni Maria Ulfah saat menjadi Menteri Sosial di Tahun 1947lalu berkunjung ke Medan. Dalam kunjungan tersebut diundang pula parajanda dan kebetulan hadir T. Kamalilah istri Amir Hamzah”, spontan MariaUlfah kembali bertanya “ apa janda Amir Hamzah, maksud Janda itu apa.”Suami saya dijemput pada tanggal 3 Maret 1946 dan tidak pernah kembali,kabarnya ia dibunuh,” keduanya saling berpelukan dan bertangisan.Kemudian dengan sedikit kesal bercampur emosi Maria Ulfah menjelaskan“rasa-rasanya tidak mungkin ada orang yang sampai hati membunuh Amir,saya tahu betul bagaimana perjuangannya di Jakarta, saya salah satu diantara para sahabat seperjuangannya, dia sangat cinta kepada rakyatyang mana saja, tingkah dan sikapnya tidak sedikitpun menunjukkan kefeodalannya dia ditunjuk sebagai asisten residen Langkat atas saran BungKarno kepada Gubernur Sumatera T.M Hasan ketika itu.” Riskannya seorangAmir Hamzah seorang berjiwa repbuliken menjabat sebagai asisten residenLangkat justru diculik dan diekskusi oleh orang-orang yang berjiwa republikdengan cara yang sangat kejam mati dengan leher dipancung, tanpa terlebihdahulu diadili di depan mahkamah hakim dalam satu persidangan, ada

134

apa sebenarnya yang terjadi, apakah ada unsur iri hati atau unsur balasdendam dari seorang atau sekelompok dengan mengatasnamakan rakyatlalu menggelar suatu aktivitas dengan dalih revolusi sosial, lalu menculik,merampok, membunuh, dan memperkosa, siapa sesungguhnya di belakangrevolusi sosial.

Berakhirnya Kesultanan Langkat di tangan revolusi sosial adalah dalamsuasana yang sangat memilukan. Hampir semua kerajaan di Sumateramengalami kekacauan yang luar biasa pada bulan Maret 1946, tidakterkecuali sultan, keluarga sultan, para petinggi kerajaan, cerdik pandai,bahkan rakyat kesultanan Islam dibantai habis-habisan. Banyak darikerajaan tersebut hanya tinggal nama semata, dan puing-puing sisakeberadaan sejarah dan kejayaan masa silam. Di Asahan, dikabarkan telahjatuh korban jiwa sebanyak 15 ribu orang, demikian juga pada tempat-tempat lainnya, di Langkat dinyatakan sebagai tempat pembantaian palingparah. Dengan demikian berakhirlah riwayat kesultanan Sumatera timur,termasuk Kesultanan Langkat.

Ada beberapa pihak yang menjadi otak Revolusi Sosial yang terjadi diSumatera Timur. Pendeta Juandaha Raya Purba Dasuha, menyebutkandalam artikelnya yang berjudul “Revolusi Sosial Berdarah di SimalungunTahun 1946”, menyebutkan bahwa otak dibalik serangkaian pembantaianbengis yang luar biasa terjadi di SumateraTimur adalah mereka yangtergabung dalam “Markas Agung yang dilaksanakan Volksfront denganpimpinan utamanya Sarwono Sastro Sutardjo, Zainal Baharuddin, M.SalehUmar, Nathar Zainuddin, dan Abdul Karim MS. Mereka inilah orang-orang yang bekerja di balik layar. Laskar yang berperan dalam aksi iniadalah Pesindo, Napindo, Ken Ko Ku Tui Sin Tai (Barisan Harimau Liar),Barisan Merah (PKI), Kaikyo Seinen Teishintai (Hizbullah), dan didukungoleh buruh Jawa dari perkebunan serta kaum tani.” Dengan demikian makagerakan ini cukup tangguh untuk meluluhlantakkan semua kerajaan Islamdi Sumatera Timur.

Tahun 1946 adalah sejarah kelam Kesultanan Langkat. MasyarakatLangkat membumihanguskan Kerajaan Langkat dan membunuh orang-orang yang dianggap antek-antek penjajah. Dalam hal ini keluarga kerajaan

135

tak luput dari pembunuhan tersebut. Ada dua hal yang membuat masyarakatmembakar istana-istana kesultanan Langkat, pertama; merekaberanggapan bahwa Kesultanan Langkat telah mendukung pemerintahanBelanda, dalam usaha penjajahan di Indonesia. Kedua; membakar istana-istana kesultanan Langkat, agar pemerintah Belanda tidak menggunakannyadalam mempertahankan diri dari para pejuang kemerdekaan, begitu jugapara pejuang membakar sumur minyak di Pangkalan Berandan tahun 1947karena khawatir akan dikuasai oleh Belanda.

Kurang dapat dipastikan tentang keikutsertaan Dr. Amir dibalikterjadinya revolusi sosial tersebut. Dr. Amir memang diketahui sebagaiorang yang konsern dengan paham sosialis, tidak begitu jelas tentangkeberpihakannya dalam peristiwa ini, ada literatur yang mengatakan bahwaDr. Amir berperan dalam mengatur perjalanan Teuku Mohamad Hassansebagai gubernur Sumatera keluar dari Sumatera Timur untukmempermudah usaha penghancuran kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur.Berbeda halnya dengan literatur lain yang mengatakan sebaliknya, justruhal itu yang membuat Dr. Amir terpaksa hengkang dari Sumatera Timurke beberapa tempat, seperti Sabang, Gorontalo, Palu,Makassar, danBelanda.3

Sebagai seorang politisi, Dr. Amir ini berambisi juga untuk menjadigubernur. Dipahami bahwa dia berkeinginan untuk menggulingkan Gubernuraktif Tengku Muhammad Hasan, untuk hal ini dimanfatkannya ketua PKISumatera Timur Luat Siregar untuk membikin kerusuhan. Kemudian adalogika dan momen empuk yang bisa dimanfaatkan untuk mempengaruhiorang banyak, yaitu Sultan dan keluarganya sudah berkawan dekat denganBelanda selama ini, sementara Belanda adalah bangsa penjajah yang harusdiusir dari Indonesia ini. Sikap sultan ini dipahami melawan kehendak rakyatdan bangsa Indonesia. Dengan hal ini keterlibatan Dr. Amir dipertanyakandalam gerakan revolusi sosial ini.

3Tulisan Dr. J. J. van de Velde mengenai Amir kurun 1945-1946 ini dikirimkan olehTengku Mansoer Adil Mansoer. http://www.lenteratimur.com/author/tengku-mansoer-adil-mansoer di Belanda dalam bahasa Belanda dan diterjemahkan ke dalam BahasaMelayu/Indonesia oleh Anna Kharisma dari Sastra Belanda Universitas Indonesia.

136

Kedekatan sultan dengan Belanda ini dijadikan alasan untukmempersamakan sultan dengan Belanda. Sewaktu Wilhelmina (RatuBelanda) datang ke Medan, raja-raja ini senang, dan sultanlah sebagaiketua panitia penyambutan. Meskipun peristiwa ini terjadi sebelumIndonesia merdeka, namun ingatan orang masih segar tentang peristiwatersebut, dan komunitas ini menjadikannya sebagai konsumsi politis untukmenuduh sultan-sultan ini adalah orang yang tidak menginginkankemerdekaan, karena dia dituduh sebagai pihak pendukung Belanda untuktetap menjajah Indonesia. Pengkondisian seperti ini membuat posisikesultanan ini dalam keadaan sulit, dan tidak bisa membela diri, bahkantidak memiliki kesempatan untuk membela diri.4

Foto Revolusi Sosial di Kesultanan Langkat5

C. Kontribusi Kesultanan Langkat dalam Penguatan Ke-

Indonesia-anKontribusi Kesultanan Langkat dalam Penguatan Ke-Indonesiaan dapat

disebutkan beberapa hal sebagai berikut:

4Hasil wawancara dengan Zainal AK di rumahnya pada hari Rabu tanggal 15 Agustus2018 di rumahnya.

5http://beritasumut.com/peristiwa/Mengenang-70-Tahun-Revolusi-Sosial-Sumatera-Timur

137

1. Proklamasi KemerdekaanTidak benar tentang adanya pandangan segelintir orang yang

mengatakan bahwa Kesultanan Langkat berpihak kepada Belanda dalammempertahankan penjajahannya di Indonesia. Sejarah memperlihatkanbahwa Kesultanan Langkat memang dekat dengan pihak kolonial Belanda,namun kedekatan tersebut tidak dapat dimaknai sebagai bentuk dukunganKesultanan Langkat kepada Belanda supaya mereka tetap menjajahIndonesia. Kedekatan tersebut hanyalah sebatas kerjasama dagang dalambidang perminyakan dan perkebunan yang terbangun dalam kurun waktuyang cukup lama selama ini. Kedekatan tersebut adalah suatu keharusanyang harus dilaksanakan, dengan pertimbangan;a. Tidak dapat dipungkiri bahwa Belanda sudah berkuasa di Indonesia ini

sejak masa yang lama (3 1/2 abad), dan mereka adalah negara kuat,karenanya tidak mudah untuk mengusir dan mengalahkan mereka.

b. Indonesia saat itu belum berdiri, sementara kekuasaan yang ada adalahterdiri dari kekuasaan kerajaan-kerajaan yang otonom tersebar diseluruh daerah Indonesia, maka pihak kerajaanlah yang dapat bertindakwaktu itu untuk memikirkan kesejahteraan rakyatnya.

c. Rakyat Indonesia waktu itu masih berada dalam ketertinggalan dankebodohan, karenanya tidak mampu untuk mengolah sendiri hasiltambang dan hasil buminya, karenanya diperlukan kerja sama denganpihak lain.

d. Belanda saat itu adalah negara yang sudah maju, pemilik ilmupengetahuan yang tinggi dan pemilik alat-alat teknologi yang canggih,karenanya mereka mampu mengolah sumber daya alam yang ada diIndonesia ini, seperti perminyakan dan pertanian.

e. Belanda pantas diterima sebagai mitra dalam mengelola sumber dayaalam Indonesia dengan ketentuan bagi hasil yang berimbang, karenanyapihak Kesultanan memperoleh keuntungan yang dipergunakan untukkepentingan kesultanan dan kemakmuran rakyatnya.

f. Atas pertimbangan tersebut maka pantas dibangun kemitraan, dalamrangka kerjasama yang langgeng, dan saling menguntungkan.

138

Kemitraan Belanda dengan Kesultanan Langkat tidak terkait denganmasalah politik. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran Belanda keIndonesia adalah dalam rangka politik, yaitu untuk melakukan penjajahan,menguras hasil kekayaan Indonesia semaksimal mungkin untuk dibawakenegaranya, dan menguasai Indonesia. Berbeda halnya denganKesultanan Langkat sebagai orang Indonesia yang lahir, hidup, besar, danakan mati serta dimakamkan di Indonesia, pastilah cinta terhadap tanahtumpah darahnya sendiri. Kesultanan Langkat memiliki nasionalisme yangkuat, dan hal itu diterjemahkan dalam nuansa kebaikan dan kemajuanKesultanan Langkat yang berbeda dengan tafsiran segelintir orang yangtidak sepaham dengannya.

Pihak Kesultanan Langkat sependapat dengan rakyat Indonesia dalammenperjuangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hal ini dapat dilihatpada peristiwa-peristiwa beriku:a. Kesultanan Langkat menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah

IndonesiaPada saat terjadi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI),

Kesultanan Langkat mendukung sepenuhnya terhadap Pemerintah RI. Demieksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat diharapkandan telah lama ditunggu kehadirannya tersebut, kesultanan langkatmenyerahkan kekuasaannya kepada Pemerintah Indonesia. Gelarkesultanan pada Kesultanan Langkat memang tetap ada dan berlangsungterus, tapi sejak saat ini dia tidak memiliki kekuasaan lagi, karena kekuasaantersebut telah diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Berlakusituasi “Kesultanan tanpa Kekuasaan (Raja tanpa kerajaan dan rakyat).”

b. Kesultanan Langkat Membantu Pemerintah IndonesiaDi samping dukungan moril, Kesultanan Langkat memberi dukungan

materil kepada Pemerintah Indonesia. Sultan Mahmud sebagai sultan yangsecara resmi menjabat pada Kesultanan Langkat saat itu membantuPemerintah Indonesia sebanyak 10.000 Gulden untuk keperluan modaldalam perjuangan. Meskipun Indonesia sudah dimerdekakan, namun upayaperjuangan yang besar masih sangat dibutuhkan karena suasana belum

139

kondusif, dan pihak Belanda pun masih banyak berkeliaran di Indonesia,bahkan isu akan kembalinya Belanda pun masih muncul. Bantuan ini sangatbermanfaat bagi Pemerintah untuk memperkokoh perjuangannya dalammempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang barudiproklamirkan.

2. Bahasa IndonesiaJauh sebelum Indonesia merdeka rakyat Indonesia telah memiliki

perasaan dan sikap nasionalisme yang sama. Meskipun Indonesia terdiridari kepulauan yang terpisah-pisah antara satu sama lain, bahkanberjauhan, juga memiliki pluralitas suku bangsa dan agama yang jumlahnyacukup banyak dan berbeda-beda, namun rakyat Indonesia bersatu dalamkomitmen kebersamaan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Halini terlihat secara jelas pada komitmen; tanah air, bangsa, dan BahasaSumpah Pemuda yang diikrarkan tanggal 28 Oktober 1928, sebagai berikut;

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengakui bertumpah darahyang satu, tanah air Indonesia.Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,bangsa Indonesia.Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan,bahasa Indonesia.

Salah satu dari 3 (tiga) poin Sumpah Pemuda tersebut, yakni poinketiga adalah tentang bahasa. Secara jelas terlihat dalam redaksinyaberbunyi; “Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasapersatuan, bahasa Indonesia.” Meskipun bangsa Indonesia memiliki jumlahbahasa suku masing-masing yang berbeda dan jumlahnya cukup banyak,namun rakyat Indonesia bersatu pada bahasa, yaitu menjadikan BahasaMelayu menjadi Bahasa Indonesia.

Kesultanan Langkat dipahami memiliki andil besar dalam penetapanBahasa Melayu untuk dinyatakan sebagai Bahasa Indonesia secara resmi.Dalam kenyataan yang ada sampai saat ini Bahasa Melayu ini dinyatakan

140

sebagai Bahasa Nasional bangsa Indonesia. Meskipun para pejuangkemerdekaan itu banyak dari berbagai penduduk Nusantara dan sangatsedikit yang berasal dari dari Langkat, proklamator kemerdekaan RI. Bukansuku Melayu, Presiden RI. Tidak pernah dari suku melayu, suku terbanyakdi Indonesia ini juga bukan suku Melayu, tapi Bahasa yang dinyatakansebagai Bahasa resmi Negara Indonesia itu adalah Bahasa Melayu.

Meskipun perannya tidak diketahui secara jelas, saat proses SumpahPemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 itu berjalan, Amir Hamzah ikutbergabung di sana. Amir Hamzah dinyatakan baru berusia 16 tahun atau17 tahun. Artinya ia memang masih dalam usia belia sebagai seorangpemuda yang sudah mulai ikut dalam pergerakan-pergerakan yang ada diPulau Jawa, dia pada waktu itu memiliki status sebagai pelajar, dan sedangberada atau menetap di Solo. Sewaktu diadakan “Kongres Bahasa”, AmirHamzah diketahui sebagai ketua panitia karena waktu itu dia sedangmenjabat sebagai “Ketua Indonesia Muda” di Solo. Diperkirakan AmirHamzah sebagai seorang sastrawan turut menyarankan supaya bahasaMelayu itu dinyatakan sebagai bahasa Indonesia, dan kawan-kawannya,seperti Armin Pane, Sanusi Pane, Rustam Efendi, dan yang lainnya, turutmendukung sarannya tersebut.

Berikutnya dipahami bahwa bahasa Melayu ini sudah dikenal danmemasyarakat di kalangan bangsa Indonesia. Seiring dengan selat Malakasebagai lalu lintas pelayaran internasional yang terbilang sibuk dari sejakjaman kolonial Belanda di Indonesia, maka bahasa yang digunakan di siniadalah bahasa Melayu, misalnya Malaysia, Brunei Darussalam, Thailanddan sebagainya. Dari aspek penggunaannya dapat dikatakan bahwa bahasaMelayu itu sebagai penyumbang bahasa yang signifikan secara nasional.Waktu itu bahasa Melayu (Indonesia) lebih top dibanding dengan bahasaJawa, atau Bahasa-bahasa suku lainnya di Indonesia, maka dalamperbincangan kongres Bahasa tersebut pun mudah menggolkannya.

Di samping kesadaran penggunaan bahasa Melayu ini lebihmemasyarakat di Indonesia maka peran Amir Hamzah turut mempengaruhipensuksesan ide dan tercapainya kesepakatan bahwa bahasa Melayu itumenjadi bahasa Indonesia. Jumlah orang pada komunitas tersebut lebih

141

banyak orang Jawa, dan jumlah penduduk pun lebih banyak orang Jawa,konsentrasi pergerakan perjuangan pun lebih terlihat ada di Pulau jawa,bahkan jumlah tokoh-tokoh Indonesia Muda pun lebih banyak orang Jawa,namun peran Amir Hamzah sebagai seorang ahli bahasa ini dipahamimemiliki nilai tambah untuk meyakinkan publik dalam mensukseskan idebahasa Indonesia resmi tersebut.

Jika penetapan Bahasa Melayu ini menjadi bahasa Indonesia dianalisis,maka hal ini bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, di antaranya;

Berdasar Sensus Penduduk (SP) tahun 2010, dinyatakan ada sebanyak1.320 suku bangsa di Indonesia. Penduduk Indonesia yang tersebar luassejak dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas sampai Pulau Rote(Sabang sebagai daerah terbarat, Merauke sebagai daerah paling Timur,Miangas sebagai daerah terdepan dan Pulau Rote sebagai daerah terluarIndonesia) dengan pluralitas penduduk dalam aspek suku bangsa ini telahbersepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Sungguh luar biasa ternyata kebhinekaan Indonesia telah teruji sampaisaat ini.

Pluralitas suku bangsa ini menjadi sangat menakjubkan lagi di saatdiketahui bahwa di dalamnya juga terdapat keanekaragaman bahasa.Indonesia ternyata adalah negara kedua dengan jumlah bahasa daerahnyaterbanyak di dunia, yaitu 742 bahasa, sementara negara terbanyak pertamaditempati oleh Papua Nugini dengan bahasa daerah sebanyak 867 bahasa.Sungguh benar bahwa bahasa daerah Indonesia itu cukup kaya, meskipunada kemiripan antara satu sama lain, yang pasti semunya dapat dibedakandan dapat diidentifikasi.

Sekedar contoh, penyebutan bahasa Daerah dalam suku bangsa yangada di Indonesia ini dapat dikemukakan pada ungkapan “Apa Kabar ?”6

Dari aspek jumlah penduduk jumlah suku bangsa dihubungkan kepadajumlah bahasa baerah serta persentasenya terlihat tidak ada perimbanganantara satu sama lain di Indonesia. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut;

6Peu Haba? Boa Kaba? Kengken Kabare? Ahado Kabar? Aga Kareba? Berembe Kabare?Teembe Bawo Mui? Kayapa Habar? Hapa Bilita? Walolo Habari? Umba Susi Kareba? NaraiKabar? Piye Kabare? Dha~ramma Kabara? Kune Kebar? Kumaha Damang? Nuapa Karena?On Me?

142

Jumlah dan Persentase Suku Bangsa di Indonesia

Jika hal ini kita analisis maka akan terlihat bahwa komposisi jumlahsuku Melayu terbilang kecil, namun bisa mendominasi tampilnya bahasaMelayu menjadi bahasa resmi Indonesia. Jumlah suku Melayu di Indonesiaterbilang kecil, yaitu 5.365.399, setara dengan 2,27 % penduduk Indonesia,namun bahasanya diterima menjadi bahasa Nasional Indonesia, sementaraada suku yang jumlah penduduknya jauh lebih besar, seperti suku Jawa,Sunda, dan Batak, tapi tidak diakomodasi bahasanya untuk menjadi bahasanasional seperti terlihat pada tabel di atas.

143

Dari aspek jumlah penduduk dihubungkan kepada jumlah bahasa yangdimiliki padanya ternyata tidak memiliki keseimbangan. Dari total 742 jumlahbahasa daerah yang ada di Indonesia ini ternyata untuk masyarakatpenduduk pulau Jawa sebagai jumah penduduk terbanyak, yaitu 123 jutapenduduk, hanya memiliki bahasa daerah yang tidak lebih dari 20 (duapuluh) bahasa. Berbeda halnya dengan daerah Papua Barat yang jumlahpenduduknya hanya 2 (dua) juta saja, tetapi mempunyai bahasa yangcukup banyak, yaitu 271 bahasa. Indikasi yang muncul adalah semakinbanyak penduduk akan semakin kecil jumlah bahasanya, tetapi semakinsedikit jumlah penduduk menjadi semakin banyak jumlah bahasanya.

3. Sastra IndonesiaDinamika perkembangan sastra Indonesia turut diramaikan oleh putra

Kesultanan Langkat, Tengku Amir Hamzah. Ia dikenal dengan “Raja PenyairMelayu”. Dari aspek asal usul, beliau terlahir dari keturunan bangsawanMelayu. Oleh HB Jassin (1986), atas kepiawiannya dalam bidang sastra inimemberi julukan kepadanya dengan “Raja Penyair Pujangga Baru”.Diketahui bahwa sejak usia Amir Hamzah menginjak 19 tahun, tepatnyapada tahun 1930, puisinya sudah mulai diterbitkan di media.7

Sesuai latar belakang daerahnya, terkadang karya-karyanyadipandang terlalu Melayu. Para kritikus sastra memberi banyak tanggapankepadanya, di antaranya pandangan tentang karya-karyanya dinilai kurangmoderen akibat konten yang sarat dengan muatan melayu tersebut. Halini sangat terasa bila dibanding dengan sastrawan lain, seperti ChairilAnwar. Amir Hamzah, di mana dia sering terkooptasi dengan ke-Melayuannya, sementara ke-Indonesiaannya terkurangi.Teeuw (1979)memberi julukan kepadanya sebagai “penutup tradisi Melayu” kurangmendukung terhadap prestasinya untuk terkategori sebagai penyair modern.

Berbeda halnya dengan apresiasi Chairil Anwar (1945) sendiri yangmemandang “Melayunya” bahasa puisi Amir Hamzah bukan sebagaikekurangan kepadanya, tetapi justru sebagai kelebihan dan kekuatannya

7Kratz, E. Ulrich, New Poem By Amir Hamzah, (Indonesia Circle 21: 1980), hlm. 263

144

sebagai seorang penyair. Dia sangat kagum terhadap puisi-puisi AmirHamzah tersebut. A.H. Johns juga merasakan dengan peka dan menaggapisecara sensitif tentang kemelayuan Amir Hamzah dalam karya-karyanyaini. Hal ini dituliskannya pada karyanya dengan judul; “Amir Hamzah, MalayPrince, Indonesia Poet”. Di sini dia dengan jelas membedakan Amir Hamzahyang seorang suku Melayu dengan seorang penyair yang berbahasa MelayuIndonesia.8

Dalam dinamika Pujangga Baru yang tercatat selama 9 (Sembilan)tahun, puncaknya adalah Amir Hamzah dengan menyodorkan prosa lyris,sajak-sajak lepas, 2 (dua) ikatan sajak; “Buah Rindu”, Nyanyian Sunyi”,Salinan dari banyak sastrawan timur yang kesohor, dipadukannya pada“Setanggi Timur”. Sebagai analisis dari teman segenerasinya, merekamengatakan Amir Hamzah diperkirakan dipengaruhi oleh penyair-penyairsufi, dan Parsi. Khusus pada “Nyanyian Sunyi”, dia telah meneriakkan sajak-sajak dengan bahasa yang murni dan baru, dengan ciri khasnya yanglebih bebas dan leluasa, kalimatnya padat, kritikannya tajam, sehinggabersinar cemerlang bagi munculnya gerakan bahasa puisi baru. Komposisiseperti ini menjadikan puisi-puisinya berbeda dengan tradisi bahasa puisilama.

Para pengamat puisi Amir Hamzah, di samping memberi masukan,juga menyadari betapa totalitasnya Amir Hamzah pada kedalaman rasaindividualitasnya, dan kepekaan batin yang sangat sensitif, serta religiusitasyang dimilikinya. Hal ini dapat dicontohkan pada konten sifat religiusitasyang ditampilkan seperti ditulis oleh Md. Salleh Yaafar (1995) setelahmenelitinya dengan pendekatan kebahasaan. Namun di sisi lain, terdapatperbedaan di antara ilmuan sastra ini, dalam pengkategorian puisi-puisiAmir Hamzah tersebut untuk dinyatakan sebagai puisi yang sarat menukiltentang “percintaan duniawi” semata, atau juga sebagai “percintaanseorang sufi dengan Tuhannya. Sehingga mendekatkan hubungan yangfana dan baqa sebagai sesuatu yang wajar serta dapat terjadi atau sesuatu

8Teeuw, A, Modern Indonesia Literature, (The Hague: 1979, Martinus Nijhoff(Terjemahan KITLV, 10), Edisi I, 1967), hlm. 103.

145

yang dikhotomis di luar nalar dan sulit untuk dipersentasikan.9 Amir Hamzahtidak dapat dipungkiri sebagai sastrawan besar yang telah mengukirprestasi pada pentas sejarah di masanya.

4. Penyumbang Tokoh Nasional dan InternasionalAda banyak tokoh nasional dan internasional yang pernah punya akses

dengan Langkat, di antaranya adalah:a. Amir Hamzah

Amir Hamzah

Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada Amir Hamzah setelahPresiden mengeluarkan SK Nomor 106/TK/Tahun 1975 tanggal 3 November1975, tentang Penetapan Gelar Pahlawan Nasional.

Pada konsideran Menimbang disebutkan: Bahwa untuk menghargaitindak kepahlawanannya yang cukup mempunyai mutu dan nilai perjuangandalam suatu tugas perjuangan untuk membela Negara dan Bangsa, perlumenganugerahkan/menetapkan Gelar Pahlawan Nasional kepada merekayang namanya tersebut dalam Lampiran Surat Keputusan ini.

SK Presiden tersebut merujuk kepada Surat Menteri Sosial RI/KetuaBadan Pembina Pusat No. K. 286/BPPP/X/74 tanggal 25 Oktober 1974 dansurat No. L. 238/BPPP/IX/1975 tanggal 9 September 1975, tentang Usul

9Alisjahbana, Sutan Takdir, Amir Hamzah Penyair Besar Antara Dua Zaman dan UraianNyanyi Sunyi, (Jakarta:1979, Dian Rakyat), hlm.12.

146

Penganugerahan/Penetapan Gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan AgungAngyokrokusumo dkk (3 orang).

Sebelum SK tersebut, tampaknya penting juga nilai sebuah surat dariDuta besar RI di Prancis dan Spanyol Letjen TNI A. Tahir kepada SekjenDeparteman Sosial/Ketua Harian Badan Pembina Pahlawan Pusat. Surattanggal 24 Februari 1975 itu menjawab surat tertuju tanggal 31 Januari1975. Isi balasan surat itu menyatakan Amir Hamzah bukan dan tidakpernah menjadi kaki tangan CVO. Daerah Langkat di mana Amir Hamzahtinggal adalah daerah de facto RI, dan belum dimasuki Belanda. Yangdimaksud CVO mungkin adalah Centrale Verkooporganisatie vanOndernemings land bouw producten, yang dibentuk dengan OrdonantieStaatsblad 1947 No. 140 tanggal 4 Agustus tahun 1947. Ini semacamorganisasi yang menagih dan menyelesaikan utang dari Belanda.

Sebagaimana dimaklumi, pada waktu itu saya adalah pemimpinperjuangan kemerdekaan di Sumut dan Komandan Tentara. Jadi dalamingatan saya Tengku Amir Hamzah bukan seorang pengkhianat perjuangan,ujar Letjen A Tahir.10 Sampai tahun 2010, ada 156 orang yang dinyatakansebagai pahlawan Nasional di Indonesia, maka salah satu dari merekaadalah Amir Hamzah. Hal ini terlihat pada daftar nama Pahlawan Nasionalyang dirilis oleh Kementerian Sosial pada bulan Januari 2010, dan diaksespada tanggal tanggal 7 November 2012. Nama Amir Hamzah terdapatpada urutan ke 86, dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional sesuai KepresNomor: 106/TK/1975 yang ditetapkan pada tanggal 3 Nepember 1975.11

Sebagaimana layaknya Pahlawan Nasional, Nama Amir Hamzah dikenalbukan hanya di Langkat, dan Indonesia tetapi juga di Belanda dan tingkatinternasional. Di samping Amir Hamzah telah turut membesarkanKesultanan Langkat, ia juga turut meramaikan karya sastra Indonesia,dan juga Pergerakan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Semua ini

10https://narakata.com/2017/04/16/pernah-diusulkan-menjadi-pahlawan-nasional-amir-hamzah-diangkat-chairil-ditolak/, dan juga

11https://min.wikipedia.org/wiki/Pahlawan_Nasional_Indonesia.,diakses pada tanggal23 Agustus 2018.

147

membuat namanya dikenal banyak orang, sekaligus menjadikannya sebagaitokoh nasional.

Nama lengkapnya adalah Tengku Amir Hamzah Pangeran InderaPutera. Ia lahir pada tanggal 28 Pebruari 1911 di kota kecil tanah Melayuyang bernama Tanjung Pura Kabupaten Langkat Sumatera Utara, ayahnyabernama Tengku Haji Adil dengan gelar Tengku Pangeran Bendhara PadukaRaja yang merupakan anak saudara Sultan Langkat yang tuan Sultan AbdulAziz Abdul Jalil Rahmadsyah.

Semasa kecil Amir Hamzah belajar di Langkat, kemudian dilanjutkanke Pulau Jawa. Pertama sekali, dia belajar di Sekolah Rendah, setelah ituyang dalam istilah Belanda disebut Hollands Inlandse School (HIS) di TanjungPura Langkat, setelah tamat dilanjutkannya ke Sekolah Menengah TingkatPertama Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di kota Medan, belumtamat dari sekolah ini, dia pindah ke MULO yang ada di ibu kota, Jakarta.Sesudah menyelesaikan studinya di tempat tersebut, pada tahun 1930 diamelanjutkannya ke Sekolah Menengah Tingkat Atas Algemeene MiddelbareSchool (AMS) di Kota Solo. Kemudian direncanakan akan dilanjutkan keSekolah Hakim Tinggi di Jakarta, namun untuk yang terakhir ini belumsampai dilaksanakan karena dia segera pulang untuk memenuhi panggilanSultan Langkat, karena dia akan dinikahkan dengan seorang putri sulungraja tersebut yang bernama Tengku Puteri Kamaliah. Dengan hal ini AmirHamzah kembali meninggalkan Pulau Jawa.

Semasa di Surakarta, Amir Hamzah menjalin hubungan cinta denganseorang teman kelasnya Ilik Sundari. Kedua insan ini saling mencintai,bahkan sewaktu Amir Hamzah sudah berada di Jakarta pun dalam rencanamelanjutkan studi ke Sekolah Hakim Tinggi, mereka masih jalan terusdekat. Akhirnya percintaan ini kandas sewaktu Amir Hamzah pulang untukmemenuhi panggilan Sultan Langkat, tinggal menetap di Langkat, danakhirnya menikah di sana.

Amir Hamzah mulai berkarya sejak masih masa remaja. Banyak darikaryanya tidak mencantumkan tanggal, namun dapat diperkirakan bahwayang paling awal itu adalah sewaktu dia berangkat pertama sekali ke pulauJawa. Hal ini dikenal dan berpengaruh pada karyanya yang tercermin dari

148

latarbelakangnya; Melayu asli sebagai sukunya, Islam sebagaiagamanya, Kekristenan yang hidup berdampingan dengannya dan cirikhas Sastra Timurnya. Ia telah menulis sekitar 50-an puisi, yang terdiridari 18 buah kategori puisi prosa, dan selebihnya sebagai karya lain,termasuk di dalamnya beberapa terjemahan. Pada tahun 1932 bersamateman-teman yang lain, ia turut berperan mendirikan majalahsastra Poedjangga Baroe. Lewat majalah ini, ia banyak mengaktualisasikandirinya, Banyak dari puisi-puisinya diterbitkan dalam dua koleksi besar,yaitu; “Nyanyi Sunyi” pada tahun 1937 dan “Buah Rindu” pada tahun 1941.Semua karya ini dimuat pada Poedjangga Baroe, belakangan diterbitkanmenjadi sebuah buku.

Kepulangan Amir Hamzah sekaligus turut memperkokoh KesultananLangkat. Mengawali kariernya, ia mulai diberi jabatan Pembantu SetiaUsaha di Pejabat Kesultanan Langkat di Tanjung Pura, setelah beberapabulan mengabdi di sana dan mulai menimba ilmu dan pengalaman tentangpengelolaan dan siyasah Kesultanan Langkat maka dia pun dinikahkandengan Tengku Puteri Kamaliah yang diselenggarakan dalam upacara adatkebesaran kerajaan yang cukup meriah, sekaligus pada saat itu beliaudianugerahi gelar kebangsawanan “Tengku Pangeran Indera Putera” secaralangsung dikukuhkan oleh Sultan Langkat. Saat ini Amir Hamzah sudahmulai menjadi birokrat kesultanan.

Karier Amir Hamzah dengan cepat melejit. Tak lama setelahmelangsungkan pernikahan, Amir Hamzah pun diberi kepercayaan barudan dilantik menjadi Wakil Kepala Luhak Langkat Hilir di Tanjung Pura,kemudian dinaikkan lagi jabatannya menjadi Kepala Luhak Teluk Haru diPangkalan Brandan, dia senantiasa berada pada posisi jabatan penting,sampai pada jabatan terakhirnya sebagai Kepala Luhak Langkat Hulu.Kesultanan Langkat sangat mengapresiasi kehadirannya pada pengelolaankesultanan.

Karier Amir Hamzah cukup cemerlang, namun usianya tidak terlalupanjang. Setelah Indonesia merdeka terjadilah gerakan Revolusi Sosialyang merata di seluruh daerah Indonesia. Gerakan ini terindikasiditunggangi oleh komunisme secara terselubung, mereka sukses menggaet

149

hati rakyat dengan membawa slogan anti kolonial Belanda. Secara umumBelanda telah kalah, lebih jauh mereka berhasil juga menciptakan kebencianterhadap pihak-pihak yang bersahabat dengannya, dalam hal initermasuklah sultan-sultan yang ada di Indonesia Timur. Dengan mudahgerakan ini menyatu bersama rakyat menggelinding dengan sangatkejamnya menghancurkan kesultanan dan semua simbol-simbol yang adapadanya. Gerakan ini dengan sangat mudah menghancurkan seluruhkesultanan yang ada di Indonesia Timur pada tanggal 3 Maret 1946. Dalamhal ini tidak terkecuali Kesultanan Langkat yang di dalamnya ada AmirHamzah. Amir Hamzah pun meninggal dunia pada masa ini.

Amir Hamzah wafat dengan sangat tragis. Tanggal 4 Maret 1946,terdengar nyaring himbauan kelompok pemuda sembari masuk istana,bendera kerajaan diturunkan, lagu “Darah Rakyat” menggema, secara sertamerta mereka merusak ruangan istana kerajaan, sementara petinggiKesultanan Langkat hanya terdiam membiarkan saja barisan gerakan yangmengatasnamakan rakyat itu berbuat semaunya. Dalam saat yang singkat,istana Kesultanan Langkat itu menjadi puing dan rata dengan tanah.

Langkah berikutnya adalah penangkapan sultan, dan keluarga,termasuk Amir Hamzah. Mereka dituduh telah bersekongkol denganpenjajah Belanda, lalu mereka ditangkap satu persatu. Penangkapan initerjadi pada tanggal 7 Maret 1946 oleh Laskar yang menamakan diri denganLaskar Pesindo, Amir Hamzah diciduk dan diangkut dengan mobil pick updan dibawa ke Jalan Bonjol Binjai, kemudian dibawa lagi ke Kuala Begumit.Untuk sementara waktu, di tempat inilah mereka dikumpulkan dan menjaditahanan.

Areal Kuala Begumit inilah menjadi saksi bisu tentang betapa kejamnyaTentara Rakyat Revolusi Sosial ini menghabisi nyawa Amir Hamzah. PakaianAmir Hamzah dilucuti dan diganti dengan goni, dia dan tahanan lainnyadisuruh menggali lubang yang akan menjadi kuburan mereka sendiri, satupersatu mereka ditutup matanya, dan tangannya diikat kuat ke belakang.Oleh algojo Mandor Iyang Wijaya, pelatih kesenian dan silat kuntau diIstana Langkat kesayangan Amir Hamzah bertindak menjadi eksekutormereka, dan ia telah bersiap untuk menghabisi mereka semua.

150

Sebelum menjalani eksekusi Amir Hamzah memiliki dua permintaanyang seraya serta merta mereka kabulkan. Pertama, ia meminta supayatutup matanya dibuka karena dia ingin menghadapi ajalnya dengan mataterbuka. Kedua, ia mohon diberi waktu untuk menunaikan salat terlebihdahulu. Usai permintaan ini dikabulkan, maka Amir Hamzah sang Pujanggalegendaris itu pun telah tiada, karena ajal telah datang menjemputnya,kepalanya putus terpisah dari bandannya. Akhirnya dia menghembuskannafas terakhir, dan tutup usia pada umur 35 tahun.

Indikasi kuat memperlihatkan bahwa kuburan massal di tempateksekusi adalah tempat bersemayamnya Amir Hamzah bersama parakeluarga Kesultanan Langkat. Pada bulan Nopember 1949, ada inisiatifpenggalian kembali kuburan massal di Kuala Begumit tersebut. Seorangdari mereka diperkirakan adalah kerangka Amir Hamzah, sebuah cincinemas bermata nilam, berwarna bunga kecubung, dan sebuah jimat yangterbuat dari benda timah milik Amir Hamzah yang ada padanya menjadipetunjuk kuat bahwa ini adalah benar kerangka Amir Hamzah. Sewaktudilakukan pemeriksaan perkara di pengadilan, Mandor Iyang Wijayamengaku perbuatannya telah melakukan pemancungan atas leher puluhanmanusia di Kuala Begumit, di antara mereka termasuk Amir Hamzah.Selanjutnya kerangka Amir Hamzah pun dibawa ke Tanjung Pura, diurussecara layak berdasar agama Islam, dan dimakamkan di sebelah MasjidAzizi Tanjung Pura, Langkat, bersebelahan dengan makam ibu danbapaknya.

b. Adam MalikAdam Malik adalah seorang peraih gelar Pahlawan Nasional. Gelar ini

diberikan kepadanya tanggal 6 Nopember tahun 1988 sesuai Keppres Nomor107/TK/1998. Dalam rilis Kementerian sosial terdapat nama beliau padaurutan 105 dari 156 Pahlawan Nasional yang ada sampai tahun 2010.

Meski bukan kelahiran Langkat, namun Adam Malik Batubaradiperkirakan pernah belajar di Langkat. Dikabarkan bahwa Adam Malikadalah seorang yang pernah bersekolah di Langkat miliknya Sultan Langkat,dia diakui seorang santri yang cerdas dan memiliki akhlak mulia. Suatu

151

ketika sewaktu ia hendak menjadi Wakil Presiden, dia kampanye dan datangke Langkat untuk menjumpai beberapa orang tokoh, termasuk guru-gurunyauntuk meminta restu, di sana dia bertemu dengan Haji Abdurrahim (gurunyasewaktu bersekolah di sana pada Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah).Bukan hanya pada waktu itu saja, jauh sebelumnya pun ia sudah seringmenjumpai Haji Abdurrahim tersebut. Ia termasuk pihak yang turutmembela Imaduddin saat ditahan oleh Pihak yang berwajib atas perintahPangkomkamtib Sudomo karena ceramah-ceramahnya yang dianggapmenyimpang.

Nama lengkapnya adalah H. Adam Malik Batubara, lahir diPematangsiantar, Sumatera Utara pada 22 Juli 1917 M., dan wafat diBandung, Jawa Barat pada 5 September 1984 M., pada usia 67 tahun. Iapernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, dan juga pernah menjadiWakil Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Atas pengabdiannya yangparipurna di negara ini, maka ia dinyatakan sebagai Pahlawan NasionalIndonesia lewat Keppres Nomor 107/TK/1998 pada tanggal 6 November1998.

Adam Malik adalah anak ketiga dari seorang pengusaha kaya AbdulMalik Batubara dengan ibunya Salamah Lubis. Semasa kecil, Adam Malikbersekolah di Hollandsch-Inlandsche School di Pematang Siantar. Kemudiania melanjutkan sekolahnya ke Madrasah Sumatera Thawalib Parabekdi Bukittinggi.

c. Anak Cucu Keturunan Kesultanan Langkat (Tokoh Internasional)Salah seorang dari cucu Sultan Musa menjadi tokoh internasional.

Dikabarkan bahwa Sultan Slangor Malaysia memiliki silsilah dari SultanMusa, yaitu melalui perkawinana dari salah seorang cucu sultan Musa.Dahulu pernah terjadi, seorang dari Sultan Slangor meminang anakperempuan dari Sultan Aziz, lalu mereka menikah, dan dari sinilah lahiranak cucu dan keturunan Sultan Musa yang bertempat tinggal di Slangor.Anak cucu serta keturunan Sultan Musa yang hidup pada Kesultanan Slangorini pun ada yang menjadi sultan pada Kesultanan Slangor tersebut untukmenggantikan kedudukan ayahnya.

152

Demikian juga halnya dengan Kesultanan Kedah, dan Perak. Lewatperkawinan anak cucu kedua kesultanan ini dengan anak cucu KesultananLangkat menjadikan keturunan Kesultanan Langkat ada pada KesultananKedah dan Perak Malaysia. Sampai saat ini hubungan anak cucu KesultananLangkat dengan Malaysia tertutama Slangor, Kedah, dan Perak masihmemiliki kedekatan.

Sewaktu terjadi revolusi sosial di Langkat maka keturunan raja-rajaMelayu Langkat ini banyak yang berlindung ke Malaysia. Sewaktu api gelorarevolusi sosial membakar habis Kesultanan Langkat, banyak dari pihakkeluarga yang melarikan diri ke Malaysia, mereka menetap dan berlindungdi sana. Kesultanan Malaysia ini pun menerima dan melindungi merekadengan baik. Sampai sekarang, mereka dan keturunan mereka berintegrasipada Kerajaan yang ada di Malaysia.

Indikasi pertemuan silsilah ini terlihat pada pertemuan budanyanya.Masjid besar yang ada di Kedah mirip dengan masjid raya Azizi yang adadi Tanjung Pura. Baik bentuk, demikian juga dengan karya seni yang adapada masjid tersebut memperlihatkan kedua masjid ini susah dibedakan.Bedanya hanya pada menaranya, yaitu Masjid Azizi memiliki satu menara,sementara di Kedah ada empat menara, dan halaman masjid Azizi lebihluas dari masjid Kedah tersebut. Tidak heran di saat anak-anak Langkat dibawa ke sana maka mereka berkata bahwa masjid itu (masjid Kedah)adalah masjid mereka.

Perkawinan menjadi momen pertukaran budaya kedua kesultanantesebut. Sewaktu Sultan Aziz meminang anak raja Sultan Kedah, danperkawinan pun berlangsung maka pada saat itu juga Sultan Kedahmeminta gambar Masjid Azizi tersebut untuk keperluan rencanapembangunan masjid Kesultanan yang ada di Kedah. Karya seni masjidAzizi inipun diadopsi oleh Sultan Kedah dalam pembangunan masjidkerajaaan Kedah ini. Baik ornament, seni ukir, bentuk dan topokrasi keduamasjid ini pun terlihat sangat mirip.

Integrasi ini terjadi tidak hanya sebatas perkawinan, tetapi juga migrasi.Meskipun hubungan keluarga Kesultanan Malaysia dengan Langkat sudahterasa tipis namun respon positif yang diperlihatkan Kesultanan Malaysia

153

terhadap masyarakat Langkat membuat arus migrasi masyarakat Langkatke Malaysia terbilang banyak. Sekarang ini ada banyak sekali masyarakatasal Langkat yang berdomisili dan menetap di Malaysia (terutama Slangor,Kedah dan Perak).

Ada upaya untuk memberi kemudahan bagi masyarakat Langkat yangada di Slangor oleh pihak kesultanan. Sewaktu informan (Zainak AK) pergike Slangor, oleh sekretaris kesultanan dikatakan, “Tolong carikan dulu tanahdi Langkat sekitar 100 Ha. atau lebih, dengan posisi dekat dengan garispantai. Zainal AK. menjawab, Tuanku, untuk apa tanah seluas itu di Langkat.Dia menjawab, kita akan buat perkebunan, yang akan kita tanami denganpohon naga, harga buah naga ini di Malaysia cukup mahal, dan yang palingluas punya kebun naga ini di Malaysia adalah sekretaris kerajaan yangmeminta dicarikan tanah 100 ha. di Langkat ini, lalu dia mengatakan;“Kasihan dengan orang Langkat ini, mereka yang banyak bekerja di kebunnaga miliknya orang Langkat, jadi kalau kebun ini kita buat di Langkatmaka mereka tidak perlu jauh-jauh meninggalkan istri, anak, dankeluarganya untuk datang ke Malaysia ini”. Inilah gambaran perhatian yangdiberikan oleh Kesultanan yang ada di Malaysia kepada masyarakat Langkat.

Dahulu masih ada kunjungan antar kedua keturunan kesultanan ini.Misalnya setahun sekali, dalam rangka ziarah mereka datang ke Langkat,bahkan suatu ketika mereka sengaja membawa tim sepak bola ke Langkatuntuk mengadakan pertandingan persahabatan dengan Persatuan Sepakbola Langkat (PSL) di Langkat. Hal ini selalu dilakukan, namun sekarangtradisi itu sudah hilang, dan komunikasi pun mulai terputus. Hubunganbatin antar Kesultanan ini masih tetap terasa sampai sekarang ini, namunwujud implementasinya sudah mulai hilang.

5. Peci Hitam sebagai Pakaian NasionalKhusus peci hitam dinyatakan sebagai pakaian Nasional adalah berupa

andil dari Kesultanan Langkat. Sewaktu Sumpah Pemuda telahdipermaklumkan secara umum ke publik, Soekarno waktu itu masih beradadalam semangat dan hiruk pikuk pergerakan perjuangan kemerdekaan disekitar Jakarta dan Solo, maka pada waktu itu diperbincangkan juga tentang

154

“Pakaian Nasional”. Muncul tanggapan bahwa, blankon tak cocok, sorbantak cocok, waktu itu Amir Hamzah memakai peci hitam, dia sedang beradadi sekitar Bung Karno, lalu Bung Karno tertarik dengan peci hitam yangdipakai oleh Amir Hamzah, terus Bung Karno menunjuk peci hitam yangdipakai Amir Hamzah tersebut dan mempertegasnya sebagai pakaianNasional yang diikuti dengan penerimaan komunitas yang ada di sana.Meskipun sederhana, namun peci hitam ala Langkat tersebut telah diakuioleh bangsa Indonesia sebagai pakaian Nasional.12

Boleh saja ada banyak bentuk peci hitam, akan tetapi peci hitam alaKesultanan Langkat lah yang dinyatakan sebagai peci hitam Pakaian Nasionaltersebut. Meskipun sesama peci hitam, namun dalam kenyataan, peci hitamini bervariasi bentuknya, hal ini bisa dilihat dari aspek tinggi dan rendahnya,juga bisa dilihat dari bulat dan ovalnya, bahkan bisa dilihat dari segi pekathitam, atau pudar warnanya. Peci hitam Kesultanan Langkat itu memilikikekhasan tersendiri.

Belakangan, Bung Karno mensosialisasikan peci hitam pakaian nasionaltersebut. Di samping menyampaikan kepada rekan-rekan sesana kaumpergerakan pada pertemuan tersebut, peci hitam yang berasal dariKesultanan Melayu Langkat ini pun di pakai oleh Bung Karno. Tradisi inijuga diikuti oleh yang lain, maka dikenal sampai sekarang bahwa pecihitam itu adalah pakaian Nasional Indonesia.

Saat pelaksanaan Kongres Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1928,Soekarno memakai peci hitam dan menganjurkan kepada partainya untukmengenakannya. Dalam pidatonya dia menyampaikan; “… Kita memerlukansebuah simbol dari kepribadian Indonesia. Peci yang memiliki sifat khasini, mirip yang dipakai oleh para buruh bangsa Melayu, adalah asli milikrakyat kita. Menurutku, marilah kita tegakkan kepala kita dengan memakaipeci ini sebagai lambang Indonesia merdeka.” Sejak itu, Soekarno selalumengenakan peci hitam saat tampil di depan publik.

Hal ini sejalan dengan tulisan George Quinn dalam The Learner’s

12Hasil wawancara dengan Fachruddin Ray di rumahnya pada hari Selasa tanggal 3Juli 2018.

155

Dictionary of Today’s Indonesia yang mendeskripsikan peci hitam, lalumencontohkannya kepada Soekarno. “Soekarno sat in the courtroomwearing white trousers, a white jacket and a black cap (Soekarno dudukdi depan sidang pengadilan, memakai celana putih, jas putih, dan pecihitam).”13

Peci hitam sebagai pakaian nasional Indonesia tersebut sudahterpublikasi di kancah internasional. Hal ini terlihat pada pemberian hadiahkehormatan oleh Presiden Republik Indonesia kepada Kepala Negara Asingberupa Peci Hitam. Misalnya, sewaktu Presiden Republik Indonesiamengadakan kunjungan kenegaraan ke Afganistan pada hari Senin tanggal29 Januari 2018, setelah terlebih dahulu sudah mendapatkan hadiah berupakopiah khas Afganistan, Presiden Joko Widodo pun balik memberikan hadiahkehormatan kepada Presiden Afganistan berupa songkok atau Peci Hitamkhas Indonesia.14

6. Peninggalan SejarahPeninggalan sejarah Kesultanan Langkat yang berfungsi sebagai

kontribusi budaya dan pelajaran sejarah bagi generasi bangsa yang masihbisa ditemukan sampai saat ini di antaranya adalah:a) Museum Langkat

Museum ini berdiri pada tahun 1905 pada masa kesultanan Langkat.Dahulu, museum ini berfungsi sebagai Gedung Kerapatan atau GedungPengadilan. Sebagaimana layaknya Gedung Pengadilan, maka di tempatinilah persengketaan diajukan, dipaparkan, dan diuji kebenarannyaberdasarkan argumentasi dan keabsahan data pendukungnya, akhirnyahakim menyimpulkan dan memberi keputusan terhadap setiap persoalan

13Ditemukan pada memoar, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yangditulis Cindy Adams., lihat https://travel.kompas.com/read/2014/06/09/1554590/Presiden.Soekarno. Hadir.di.Madame. Tussauds.Hongkong., didown-load pada hari Minggutanggal 2 September 2018.

14http://jabar.tribunnews.com/2018/01/30/jokowi-hadiahkan-peci-simbol-pejuangan-sukarno-ke-presiden-afghanistan., didown-load pada hari Minggu tanggal 2 September2018.

156

yang diajukan kepadanya. Gedung ini menjadi saksi tentang keperdulianKesultanan Langkat terhadap penegakan hokum dan keadilan.

Mengingat fungsi Gedung Pengadilan ini sudah tidak maksimal lagimaka dirubah menjadi museum. Gedung ini sudah tidak difungsikan lagisebagaimana layaknya Gedung Pengadilan yang dibutuhkan saat ini, danpada tahun 2003 oleh Pemda setempat, gedung ini dirintis untuk menjadiMusem Daerah. Dengan cara ini Gedung ini tetap fungsuinal dalam bentukpenggunaan yang lain.

Museum mini ini terletak di jalan Tengku Amir hamzah yang tidakseberapa jauh dari Masjid Azizi. Bentuk museum ini adalah bulat, dan didalamnya terdapat ruangan-ruangan kecil berbentuk segi tiga, yangdahulunya digunakan sebagai tempat untuk orang-orang yang melakukankesalahan sebelum dijatuhi hukumannya. Keberadaan gedung ini dalamkiprahnya terus diusahakan untuk melengkapi benda-benda khazanahpeninggalan sejarah, dan juga beberapa benda-benda budaya daribeberapa etnis dari Kabupaten Langkat, seperti, Melayu, Karo, dan Jawa.Gedung ini memiliki luas sekitar 1500 M. Setelah Indonesia merdeka,Gedung ini sudah pernah direnovasi, namun dalam rangka mempertahankannilai-nilai kesejarahan maka renovasi tersebut dilakukan dengan tetapmempertahankan bentuk keasliannya.

b) Gerbang Kerajaan Darul AmanGerbang Kerajaan Darul Aman adalah bagian yang masih tersisa dari

istana Kesultanan Langkat yang sungguh megah tersebut. Saat terjadinyaRevolusi Sosial, gedung ini dihancurkan oleh massa secara membabi butabeserta menangkap dan membunuh secara sadis seluruh penghuninya.Secara keseluruhan Gedung ini musnah tanpa tersisa kecuali secuil yangterkait dengannya, di antaranya adalah Gerbang Kerajaan Darul Aman.

Gerbang Kerajaan Darul Aman ini ada dua. Gerbang Pertama terletakdi pinggir jalan, di depan rumah penduduk. Gerbang Kedua, letaknya dipinggir jalan juga, tapi sekarang sudah dialihfungsikan menjadi gerbangsekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura. Gedung istana KesultananDarul Aman ini telah hancur pada tahun 1946 saat terjadinya Revolusi

157

Sosial di Langkat.

c) Parit IstanaSelain dari gerbang seperti dikemukakan di atas, di depannya ada

parit istana Darul Aman. Dari dahulu sampai sekarang ini, tempat iniberfungsi sebagai parit, hanya saja dahulu sebagai parit/ saluranpembuangan air yang sesungguhnya pembuangan air kerajaan Darul Aman,dan hal ini terlihat jelas dari bentuknya yang memiliki ukiran yang khasMelayu Langkat, dengan bangunannya yang kokokh.

d) Dapur Kerajaan Darus SalamTidak jauh dari tempat ini, juga ditemukan dapur kerajaan Darus

Salam (Kesultanan Langkat). Di tempat ini terlihat tembok-tembok yangpanjang, dan tembok inilah yang difungsikan sebagai dapur pada masakerajaan Darul Aman. Sekarang tembok ini tidak terurus dan tidak berfungsilagi, tetapi hanya dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat menamansayur-sayuran. Sekarang tempat ini berada di belakang salah satu SekolahDasar di Tanjung Pura, dahulu tempat ini berupa pemukinan di manamasyarakat kerajaan Darus Salam bermukim, sekarang telah berdiri SDNegeri Nomor: 050729 Tanjung Pura.

158

159

BAGIAN KETUJUH

PENUTUP

Awal terbentuknya Kesultanan Langkat bermula dari Kerajaan Aruyang berpusat di Besitang. Rajanya bernama Dewa Syahdan yangkekuasaannya diperkirakan antara tahun 1500 sampai 1580 M. KerajaanAru I merupakan kerajaan Islam yang telah berdiri pada pertengahan abadke-13, dan merupakan kerajaan yang cukup masyhur pada masa itu. Masakejayaan Kesultanan Langkat dicapai pada masa kekuasaan Sultan Musa.Kekayaan Kesultanan Langkat adalah ladang minyak, yang merupakan yangpertama di Indonesia, termasuk perkebunan. Kedua sumber tersebutmenjadikan Kesultanan Langkat tergolong kesultanan terkaya di AsiaTenggara hingga pada masa kolonial Belanda.

Agama Islam merupakan pedoman dan dasar pengambilan keputusandan kebijakan di Kesultanan Langkat. Oleh karena itu pula KesultananLangkat menjadi identik dan atau disebut Kesultanan Melayu. Masyarakatyang mayoritas beragama Islam dalam berbagai dinamika kehidupannyatelah mencerminkan perilaku keislaman yang kuat, walaupun di sana-sinimasih terdapat kepercayaan-kepercayaan peninggalan Hindu, Animisme,dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sosial keagamaan, ibadah-ibadahpraktis dapat ditemukan dinamika masyarakat Langkat, seperti salat

160

berjamaah, mengaji di langgar, dan pengajian-pengajian agama, yangbanyak bertemakan akidah dan tasawuf.

Tarekat Naqsabandiyah merupakan salah satu tarekat yangberkembang di Langkat. Sejalan dengan itu, terdapat pula beberapapengajian keagamaan yang dibentuk oleh istri sultan, yaitu Maslurah.Sedangkan pusat peribadatan di wilayah Langkat adalah Masjid Azizi.Suasana keislaman menjadi warna Kesultanan Langkat; terlihat hidupnyatradisi Islam, terkikisnya bid’ah, dan terlaksananya hukum Allah serta tidakada pula stratifikasi ras. Hal ini dikarenakan masyarakat Langkat yangmemegang teguh ajaran-ajaran syariat Islam.

Dalam masyarakat dikenal kelas sosial yang membedakan keturunanbangsawan dan rakyat biasa. Golongan bangsawan adalah keturunan raja-raja yang dikenali dengan gelar-gelar tertentu, seperti tengku, sultan dandatuk. Dalam hal ini peninggalan Hinduisme masih melekat padamasyarakat. Bahkan sisa-sisa pelapisan sosial lama masih nampak dalammasyarakat melayu saat ini. Misalnya masih ditemukan sekelompok orangyang berasal dari keturunan sultan-sultan dulu, mereka biasanya dipanggildengan gelar tengku. Lalu, bekas pegawai kesultanan dengan keturunannyabiasanya dipanggil dengan gelar Datuk. Sedangkan keturunan tengku dandatuk kebanyakan dipanggil dengan gelar Wan. Dengan adanya pelapisansosial pada masyarakat, maka keturunan raja dan aristokrat di Langkatmempunyai kesempatan yang lebih besar untuk hidup makmur dibandingkandengan rakyat biasa. Mereka masing-masing diberi jabatan dan diberikekuasaan untuk mengatur atau mengelola kejeruan-kejeruan (kecamatan)di daerah Langkat. Pembagian kekuasaan dan hasil daerah membuatgolongan bangsawan Langkat dapat hidup berkecukupan dalam bidangmateri. Ini berbeda dengan golongan rakyat biasa yang harus membayarpajak (upeti/blasting) dari hasil pertanian dan perkebunannya kepadakesultanan. Namun ada dari rakyat biasa yang dapat hidup mewah danberkecukupan dan biasanya mereka adalah tuan-tuan tanah atau orang-orang kepercayaan sultan.

Dalam bidang pendidikan, Kesultanan Langkat lebih memilih untukmengajarkan ilmu agama, apalagi saat itu agama Islam sudah masuk ke

161

wilayah Nusantara. Saat itu, sudah menjadi tradisi masyarakat MelayuLangkat untuk menyerahkan anak-anaknya kepada guru untuk mengaji Al-Qur’an. Selain itu, anak laki-laki diwajibkan untuk belajar ilmu bela diri.Dengan berdirinya Madrasah Al-Masrurah tahun 1912, Madrasah Aziziahtahun 1914, dan Madrasah Mahmudiyah tahun 1921, maka Langkat menjadisalah satu dari tempat yang dituju oleh pencari-pencari ilmu dari berbagaidaerah. Disebutkan bahwa selain dari masyarakat Langkat, banyak jugapelajar-pelajar yang datang dari dalam dan luar Pulau Sumatera, sepertiRiau, Jambi, Tapanuli, Kalimantan Barat, Malaysia, Brunei dan lainsebagainya.

Kesultanan Langkat berakhir dengan adanya revolusi sosial pada 1946.Hampir semua kerajaan di Sumatera mengalami kekacauan pada Maret1946. Revolusi sosial hampir menyasar semua kalangan kesultanan, mulaidari sultan, keluarga sultan, para petinggi kesultanan, cerdik pandai, hinggarakyat kesultanan menjadi korban dan banyak yang meninggal dunia. Adadua hal yang membuat masyarakat membakar istana-itana kesultananLangkat, Pertama, mereka beranggapan bahwa Kesultanan Langkat telahmendukung pemerintahan Belanda, dalam usaha penjajahan di Indonesia;dan kedua, agar pemerintah Belanda tidak menggunakannya untukmempertahankan diri dari para pejuang kemerdekaan. Selain itu, parapejuang membakar sumur minyak di Pangkalan Berandan tahun 1947karena khawatir akan dikuasai oleh Belanda.

Pada saat terjadi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,Kesultanan Langkat mendukung sepenuhnya terhadap Pemerintah RepublikIndonesia. Kesultanan Langkat menyerahkan kekuasaannya kepadaPemerintah Indonesia. Gelar Kesultanan pada Kesultanan Langkat memangtetap ada dan berlangsung terus, tetapi tidak lagi memiliki kekuasaan karenakekuasaannya telah diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.Dalam konteks ini, berlaku bagi Kesultanan Langkat sebagai “Kesultanantanpa Kekuasaan (Raja tanpa kerajaan dan rakyat).”

Membuka kembali sejarah Kesultanan Langkat dan mengkajinya bukansaja sebagai upaya merekonstruksi masa lalu tetapi juga dapat menyajikandata, informasi, dan pelajaran berharga bagi generasi-generasi di masa

162

mendatang. Informasi mengenai kerajaan-kerajaan dalam lintasan sejarahdi Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu warisan budaya yangsangat beragam dan mengandung inspirasi berlimpah. Sehubungan denganitu, adalah suatu keharusan bagi berbagai kalangan untuk memeliharanya.Pengungkapan sejarah dan informasi ini akan membawa warna yang sangatmenarik bagi daerah Langkat mengenai khazanah sejarahnya, warisanbudayanya, dinamika sosial keagamaaannya, termasuk politik danekonominya. Hal ini setidaknya dapat secara khusus dijadikan pelajaranbagi masyarakat Kabupaten Langkat dan masyarakat umum lain terkaitkehidupan sosial-keagamaan Islam untuk masa yang akan datang. Dalamkonteks ini, Pemerintah Daerah, baik Kabupaten Langkat maupun ProvinsiSumatera Utara perlu melakukan upaya pelestarian, pemeliharaan, danpemanfaatan warisan sejarah dan khazanah kebudayaan agama tersebutbagi pembangunan bangsa dan penguatan karakter generasi yang akandatang.

Kepada Pemerintah Kabupaten Langkat sebagai salah satu kabupatendi Sumatera Utara yang memiliki sejarah kerajaan dengan corak keIslamanyang sangat kuat, yakni Kesultanan Langkat-dikenal masyarakat luas sebagaiKerajaan Melayu-diperlukan program strategis dan upaya sistematis untukmenjadikan kajian sejarah kesultanan ini menjadi menarik, bukan bagipara pengkaji sejarah tetapi juga bagi masyarakat umum. Kajian sejarahKesultanan Langkat dapat dilakukan dari berbagai sudut pandang, sepertiantropologi, sosiologi, linguistik, arkeologi, filologi, dan juga keagamaan.

Kepada Pemerintah Daerah, baik tingkat Kabupaten Langkat maupunProvinsi Sumatera Utara diperlukan usaha serius dan terus menerus untukmelestarikan dan memelihara warisan sejarah dan khazanah kebudayaanIslam yang terdapat dalam sejarah Kesultanan Langkat. Berbagaipeninggalannya seperti seni arsitektur Islam yang terdapat di masjid,madrasah, serta bangunan-bangunan pemerintahan di Kesultanan Langkatperlu segera dijadikan menjadi situs budaya dan agama bagi Indonesia.Terlebih jika dilihat fakta sosial-keagamaan saat ini bahwa materi dancorak keIslaman yang melekat pada Kesultanan Langkat berdampak besarpengaruhnya terhadap masyarakat Melayu Kabupaten Langkat secarakhusus, dan masyarakat luas lainnya secara umum.[]

163

Abdurrahman, M. Kasim. Studi Sejarah Masjid Azizi Tanjung Pura-Langkat-Sumatera Utara (Jakarta Selatan: Najm, 2000)

Agustono, Budi. “Kehidupan Bangsawan Serdang 1887-1946”, dalam TesisS2 belum diterbitkan. Yogyakarta: Pascasarjana Universitas GadjahMada, 1993.

Ahmadi, Abdul Kadir. Sekilas Layang Adat Perkawinan Melayu Langkat,(Tanjung Pura-Langkat: Pustaka Babusalam, 1992) h. 12

Ahmadi, Kadir. Sejarah Perkembangan Pendidikan Jama’iyah Mahmudiyah,Terbitan Khusus Pengurus Besar Jama’iyah Mahmudiah Li ThalabilKhairiyah, Tanjung Pura-Langkat, 1985

Aka, Zainal Arifin. Riwayat Tengku Amir Hamzah: Cinta Tergadai, KasihTak Sampai, Langkat: Dewan Kesenian Langkat, 2002

——————————, Langkat dalam Sejarah dan PerjuanganKemerdekaan (Medan, Mitra Medan, 2002).

Ali, M. Daud. The Position of Islamic Law in the Indonesian Legal System,dalam Islam and Society in Southeast Asia, edited by TaufiqAbdullah, et. all, (Singapore: ISEAS, 1983)

Alisjahbana, Sutan Takdir. Amir Hamzah Penyair Besar Antara Dua Zamandan Uraian Nyanyi Sunyi, (Jakarta:1979, Dian Rakyat.

Arnold, Thomas W. The Preaching of Islam: a history of the propagationof the Muslim faith, (London: Constable, 1913).

Azra, Azyumardi. Renaisans Islam Asia Tenggara Sejarah Wacana danKekuasaan, (Bandung: Rosdakarya, 1999.

Basarshah II, Sultan Serdang Tuanku Luckman Sinar. Bangun Dan RuntuhnyaKerajaan Melayu di Sumatera Timur, Yayasan Kesultanan Serdang.Medan, 2006)

Bruinessen, Martin Van. Tarekat Naqsabandiyah Di Indonesia, Mizan,Bandung, 1992

DAFTAR PUSTAKA

164

Daly, Peonah. Hukum Perkawinan Islam: suatu studi perbandingan dalamkalangan ahlus-Sunnah dan negara-negara Islam, Cet. I, (Jakarta:Bulan Bintang, 1988)

Hasjim, Tengkoe. Riwajat Toean Sjeh Abdoel Wahab Toean Goeroe Besilamdan Keradjaan Langkat (Medan: H. Mij. Indische Drukkerij, t.t.),

Hooker, MB. The Challenge of Malay Adat Law in The Realm of ComparativeLaw, The International and Comparative Law Querterly, Vol. 22,No. 3 (Juli.1973)

Husin, Djohar Arifin. Sejarah Kesultanan Langkat (Medan: t.p, 2013), h.16.; Zainal Arifin, Langkat dalam Sejarah dan PerjuanganKemerdekaan (Medan: Mitra Medan, 2013), h. 26. Lihat ZainalArifin, Jama’iyah Mahmudiyah Setelah 100 Tahun (Medan: MitraMedan, 2013)

Husni, T.M Lah. Biografi-Sejarah Pujangga Nasional Tengku Amir Hamzah,Penerbit Husni, Medan, 1971

Lapidus, Ira M. A History of Islamic Societies, second edition, (UnitedKingdom, Cambridge University Perss, 2002), hlm. 383-384.

Lev, Daniel S. Islamic courts in Indonesia A Study in the Political Bases ofLegal Institutions, (Berkeley, Los Angeles, London: University ofCalifornia Press, 1972)

Malik, Adam. Mengabdi Repoblik, (Adam dari Andalas), Cet. Ketiga, GunungAgung, Jakarta, 1982, h. 2.

O’Malley, William Joseph. “Perkebunan 1830-1940: Ikhtisar” dalam AnneBooth, William J.O’Malley, dan Anna Wiedemann (Ed.), SejarahEkonomi.

Perret, Daniel. “Kolonialisme dan Etnisitas” (2010), yang merujuk pada R.Djajadiningrat dalam buku “Atjehsch-Nederlandsch Woordenboek”(1934), mengatakan bahwa dalam bahasa Aceh “Haro” atau “Karu”berarti suasana bergejolak dan rusuh di sebuah wilayah.

Rustam, Laporan Penelitian: Syekh Abdullah Afifuddin Langkat (StudiPemikiran dan Perkembangan Gerakan (Medan, LP2M IAIN SU)

165

Said, A. Fuad. Syekh Abdul Wahab Rokan, Tuan Guru Babussalam, PustakaBabussalam, Cetakan III, Medan, 1983

——————-, Hakikat Tarikat Naqsabandiah, Pustaka Al-Husna Baru,Jakarta, 2005

Samantho, Ahmad Y. Oman Abdurrahman et.all. Peradaban AtlantisNusantara: Berbagai Penemuan Spektakuler yang MakinMeyakinkan Keberadaannya (Jakarta, Ufuk Press: 2011.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. Melayu Pesisir dan Batak Pengunungan:Orientasi Nilai Budaya (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2010.

Sinar, T. Luckman Beberapa Catatan tentang Perkembangan Islam diSumatera Utara, paper dalam seminar dakwah Islam se-SumateraUtara, tgl. 29-31 Maret 1981. Lihat juga harian Analisa tgl. 10April 1981.

—————————-, Bangun Dan Runtuhnya Kerajaan Melayu Di SumateraTimur, (Medan: Penerbit Yayasan Kesultanan Serdang, 2006)

—————————, Sari Sejarah Serdang, Lembaga Pnelitian FakultasHukum USU, 1971

—————————-, Sejarah Medan Tempo Doeloe (Medan: Perwira,2005)

Teeuw, A, Modern Indonesia Literature, (The Hague: 1979, Martinus Nijhoff(Terjemahan KITLV, 10), Edisi I, 1967).

Tim Peneliti Fakultas Sastra USU (J. Fachruddin Daulay, Nazief Chatib,Farida Hanum Ritonga, A. Samad Zaino, Jeluddin Daud), SejarahPemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat, Stabat, 1995.

Tim Survai, Monografi Kebudayaan Melayu Di Kabupaten Langkat, (ProyekPengembangan Permuseuman Sumatera Utara: Medan 1980).

Ulrich, Kratz, E. New Poem By Amir Hamzah, (Indonesia Circle 21: 1980)

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2000

Zuhdi, Sulaiman. Langkat dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah danPeradaban (Stabat, Stabat Medio, 2013)

166

Informan:

Wawancara dengan Bapak Basri di selesai, tanggal 15 Juli 2018.

Wawancara dengan Bapak Haz tanggal 19 April 2018.

Wawancara dengan Bapak Zainal tanggal 7 Juli 2018.

Wawancara dengan Bapak Zainal tanggal 7 Juli 2018.

Wawancara dengan Bapak Zainal, tanggal 22 Agustus 2018 di TanjungPura.

Wawancara dengan cucunya Usmanidar (guru di Jamaiyah) di Jamaiyahpada hari Rabu tanggal 15 Agustus 2018.

Wawancara dengan Drs. Mukhlis, MA., mantan Ketua Sekolah Tinggi AgamaIslam Jamaiyah Mahmudiyah, di kantornya pada hari Selasa tanggal10 Juli 2019.

wawancara dengan Fachruddin Ray di rumahnya pada hari Selasa tanggal3 Juli 2018.

Wawancara dengan Haz, tanggal 18 Juli 2018.

wawancara dengan Zainal AK di rumahnya pada hari Rabu tanggal 15Agustus 2018 di rumahnya.

Wawancara dengan Zainal AK, di rumahnya di Pangkalan Berandan Langkatpada hari Rabu tanggal 15 Agustus 2018.

wawancara dengan Zainal Ak. (Budayawan Kabupaten Langkat) pada hariRabu tanggal 15 Agustus di rumahnya.

Wawancara dengan Zainal tanggal 5 Juni 2018.

wawancara dengan Zainal, tanggal 18 Agustus 2018 di Stabat.

Wawancara dengan Zainal, tanggal 28 Juli 2018.

Wawancara dengan Zainal, tanggal 3 Juni 2018.

Wawancara dengan Zainal, tanggal 3 Juni 2018. Wawancara Ray, tanggal2 Juni 2018.

167

Website:

http://digilib.unimed.ac.id/18328/6/8.%203103121062%20BAB%20I.pdf.,di down-load pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2018.

http://digilib.unimed.ac.id/18328/6/8.%203103121062%20BAB%20I.pdf.,di down-load pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2018.

http://www.lenteratimur.com/author/tengku-mansoer-adil-mansoer/> diBelanda dalam bahasa Belanda dan diterjemahkan ke dalam BahasaMelayu/Indonesia oleh Anna Kharisma dari Sastra BelandaUniversitas Indonesia.

https://min.wikipedia.org/wiki/Pahlawan_Nasional_Indonesia., diakses padatanggal 23 Agustus 2018.

http://archive.lenteratimur.com/2011/06/aru-dahulu-langkat-kemudian/.Diakses pada tanggal 2 Juli 2018

http://tenteraislam.blogspot.com/2012/09/mengenal-ulama-terkemuka-sumatera-timur.html., di down-load pada hari Selasa tanggal 28Agustus 2018.

https://visitlangkat.wordpress.com/2014/10/02/sejarah-kerajaan-langkat/. Diakses tanggal 30 Agustus 2018.

http://shahrirkamil.blogspot.com/2015/08/syeikh-abdullah-afifuddin-langkat.html., di down-load pada hari Selasa, tangal 28 Agustus2018., juga Hasil wawncara dengan cucunya Yaumul Khair, diJamaiyah Mahmudiyah pada hari Rabu tanggal 15 Agustus 2018,juga Hasil wawancara dengan Zainal AK, di Rumahnya PangkalanBerandan pada hari Rabu tanggal 15 Agustus 2018.

http://datokzulanhar.blogspot.com/2016/10/pohon-langkat.html. diaksespada tanggal 18 Juli 2018.

https://narakata.com/2017/04/16/pernah-diusulkan-menjadi-pahlawan-nasional-amir-hamzah-diangkat-chairil-ditolak/, dan juga

http://jabar.tribunnews.com/2018/01/30/jokowi-hadiahkan-peci-simbol-pejuangan-sukarno-ke-presiden-afghanistan., didown-load padahari Minggu tanggal 2 September 2018.

168

169

INDEKS

A

A.H. Johns 144Abdul Aziz 48Aceh 33, 36, 68Aceh Tamiang 33, 44Aceh Timur 79Adam Malik 51, 59, 96, 150Aeliko Janszoon Zijlker 68Al-Masrurah 59Amir Hamzah 97, 130, 140Asia Tenggara 43Austronesia 99

B

Bahorok 33, 44Belanda 38, 76Bendahara Raja Badiuzzaman 27Besilam 62Besitang 19, 20, 159Beteshti Petrolium Maskapai 69Binjai 44, 130

C

Cina 35

D

Darul Aman 157Datuk 160Dewa Sakti 24, 27, 28

170

Dewa Syahdan 19, 20, 24, 159Dr. Amir 75

E

Europese Logare School 58, 97

F

Fachruddin Ray 2Falsafah Melayu 100, 115

G

Gerindo 74

H

Haji Musa Alhamdainsyah 33Heuristik 12Hindia Belanda 48Historiografi 13, 14Holland Chinese School 58, 97Holland Indonesian School 58Hukum Islam 6

I

Islam Melayu 5, 6

J

Jacobus Nienhuys 70Jamaiyah Mahmudiyah 58, 61, 112John Anderson 72, 90

K

Kabupaten Langkat 2, 4Kal J. Pelzer 71

171

Kampung Babussalam 7Kejeruan Hitam 29Kejeruan Tuah Hitam 92Kerajaan Aceh 80Kerajaan Aru 19, 20, 21, 22, 105, 159Kerajaan Langkat 42, 84Kesultanan 148Kesultanan Asahan 7Kesultanan Langkat

2, 5, 6, 8, 9, 10, 27, 40, 47, 69, 70, 137, 143, 152, 159, 161Kesultanan Melayu 159Kolonial Belanda 74, 159Kuala Begumit 150Kublai Khan 21Kuta Buluh 19

L

Laksemana Cheng Ho 23Langgar 85Langkat 29, 31, 33, 36, 54, 61, 88, 109, 117, 140Langkatsche School 97Laskar Pesind 149

M

Madrasah 34, 59, 66Madrasah Al-Masrurah 161Madrasah Aziziah 161Madrasah Jamaiyah Mahmudiyah 58Madrasah Mahmudiyah 161Malikulsaleh 21Marco Polo 21Masjid 3Masjid Azizi 7, 51, 52, 55, 84, 112, 114, 124, 133, 150

172

Masjid Raya Stabat 85MASYUMI 124Matoa 18Melayu 4, 5, 6, 17, 50, 75, 90, 99, 143Melayu Deli 82Melayu Langkat 112MULO 97, 147

N

Nasionalisme 74Nobatsyah 30, 32, 92Nusantara 2, 50, 60, 161

O

Observasi 14

P

Partai Nasional Indonesia (PNI) 154Peci hitam 155Perguruan Jama’iyah Mahmudiyah 96PKI 124, 132, 135PNI 132

R

Raja Ahmad 27, 30, 31, 38, 42, 92Raja Bingei 44Raja Kahar bin Panglima Dewa Syahdan 27Raja Kejuruan Hitam 27Raja Kerajaan Haru 19Raja Langkat 50Raja Musa 34, 37, 110Raja Syahdan 106Republik 130

173

Revolusi Sosial 118, 135, 157

S

Samudera Pasai 21Sejarah sosial 9Selat Malaka 22Seneca Oil Company 69Serikat Islam 74Siak 30, 31, 36, 38Stabat 31, 32, 57Sulaiman Zuhdi 6Sultan Abdul Aziz 43, 54, 55Sultan Bilah 76Sultan Iskandar Muda 80Sultan Langkat 67, 76, 132Sultan Mahmud 128Sultan Mahmud Abdul Azis 120Sultan Mansyur Shah 22Sultan Musa 5, 15, 33, 36, 37, 41, 42Sumatera Timur

2, 5, 7, 22, 37, 43, 60, 70, 75, 80, 91, 94, 110, 119, 123, 135Sumatera Utara 1, 16Syekh Abdul Wahab Rokan 52, 55, 61, 97Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy 65Syekh Mohammad Ziadah 65, 66Syekh Sulaiman Zuhdi 86

T

Tahlilan 58Tamiang 22, 33Tanjung Balai Asahan 76Tanjung Pura 57, 65, 73, 84, 157Tarekat Naqsabandiyah 51, 52, 84, 87, 160

174

Tengku 160Tengku Abdul Azis 38Tengku Amir Hamzah 59, 76, 96Tengku Luckman Sinar 21Tengku Mahmud 73Tengku Muhammad Hasan 76, 135Tengku Musa 32, 92Tengku Musa Abdul Jalil Rahmadsyah Al-Halidy Al-Mu 42Tengku Puteri Kamaliah 148Tengku Syarif Kasim 119Tentara Republik Indonesia 76Teuku Mohamad Hassan 135Timur Tengah 81Tionghoa 21, 53Tradisi 6Tuan guru Babussalam syekh Abdul Wahab Rokan 97Tuan Guru Besilam 37Tuanku Zainal Abdidin 30

V

Van der Wal 70Volkfront 126Volksvront 131

Z

Zainal Arifin AKA 18Zijlker 68

175

BIODATA PENULIS

Pagar, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, Medan.Selain Guru Besar ia juga menjabat sebagai Ketua LP2M di kampus tersebut.

Fatimah Zuhrah, lahir 28 Februari 1976 di Dolok Masihul, Sumatera Utara.Saat ini merupakan peneliti pada LP2M UIN-SU Medan, pernah mengukutiShort Course Research Methodology di Leiden University, tahun 2015. Kursusyang lain juga pernah diikuti pada tahun 2013 di Vreijt University,Amsterdam, dan di Melbourne University 2005-2006 tentang Training onStrengthening Research Capacity Building. Tahun 2005 ia berkesempatanke negeri Kanggoru untuk mengikuti Introductory Academic Program,Partnership in Educatian and Training di Australian National University (ANU),Canberra.

Shiyamu Manurung, merupakan peneliti pada LP2M UIN-SU Medan,kelahiran 8 Agustus 1979 di Desa Penggalangan, Sumatera Utara. Selainpeneliti, ia juga mengajar di beberapa kampus swasta di Medan yaitu,STAI Al-Hikmah Tebing Tinggi, STAI Panca Budi Medan, Dosen STAI AbdurRauf Singkil, serta Dosen di Universitas Al-Muslim di Pematang LhoksukonAceh. Ia juga aktif mengisi pengajian di Majlis Taklim di Kota Medan sampaisaat ini.

Masmedia Pinem, M.Ag., lahir di Kabanjahe, Tanah Karo, Sumatera Utara8 Mei 1973. Putra kedua dari empat bersaudara ini merupakan peneliti diBadan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama sejak 2010. PendidikanDasarnya di Kampungnya, SMP lanjut ke Pondok Pesantren Darul ArqomKerasaan, Simalungun. Setelah selesai dari Pondok melanjutkan Aliyah keRanah Minang, tepatnya di KMM Kauman Padangpanjang, 1989-1992,sekolah yang pernah dipimpin oleh tokoh besar bangsa ini yaitu Prof. Dr.Buya HAMKA. Pascatamat Aliyah, sempat pontang-panting di Jakartaselama setahun menjadi kuli kasar yaitu ‘kernet bus’ Jakarta-Bandung.

176

Tahun 1993 melanjutkan kuliah Perbandingan Agama di UniversitasMuhammadiyah Surakarta, selesai tahun 1998. Selesai kuliah sambilmengajar di Pondok Shobron UMS, sembari kuliah S2 di IAIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta 2000-2003. Blessing indisguisse setelah PNS, bisa kuliah S3dengan biaya mandiri di tahun 2013 di Universitas Padjadjaran Bandung,alhamdulillah selesai tahun 2018. Selain meneliti, saat ini ia juga menjaditenanga pengajar di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.

Dede Burhanudin, lahir di Garut, 4 Mei 1967. Peneliti Balai Litbang AgamaJakarta, sebelumnya peneliti Puslitbang Lektur dan Khazanah KeagamaanBadan Litbang dan Diklat. Studi di KOKAR/SMKI (Konservatori Karawitan/Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) Bandung tahun 1987. UNINDRAJakarta Tahun 1993 S-1 Sejarah, th 2006 Magister di Universitas KristenIndonesia (UKI) Jakarta di Fakultas Ilmu pendidikan dan keguruankonsentrasi seni Kontemporer keagamaan. Tahun 2018 menyelesaikanpendidikan doktoral di FIB/Filologi UNPAD Disertasi membahas CitraPerempuan Dalam Wawacan Nyi Zaojah: Edisi Teks dan analisa Nilai-nilaiKeislaman. Karya tulis yang sudah dipublikasikan antara lain: DendangSyarir-syair Rhoma Irama, Pustaka Izfam, Jakarta, 2012, Carios BabadSumedang, Jurnal Lektur Keagamaan, Jakarta, 2012, Tembang dalamTradisi Orang Sunda: Kajian Naskah Guguritan Haji Hasan Mustapa, JurnalLektur Keagamaan, Jakarta, 2013, Rumah Ibadah bersejarah, PuslitbangLektur Khasanah Keagamaan, Jakarta, 2013, Karya Ulama di LembagaPendidikan Keagamaan di Sulawesi Tengah, dkk, Buletin Al-Turas 2014,Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantra, Puslitbang Lektur KhazanahKeagamaa, Jakarta, 2016, Inskripsi Keagamaan Nusantara di Palu SulawesiTengah, Jurnal Lektur Keagamaan, Jakarta, 2016, Klenteng Kuno Boen Biodi Surabaya (Nilai dan Makna Ajaran Khonghucu) Jurnal Lektur Keagamaan,Jakarta , tahun 2017, Vihara Dhanagun dan Komunikasi Budaya di KotaBogor, Jawa Barat, Jurnal Lektur Keagamaan, Jakarta, 2018, The ReligiousMeaning Of Islamic Inscription In Kota Tinggi Cemetery, Siak, Riau Province.Heritage Of Nusantara: International Journal Of Religious Literature, Jakarta,2017, , Potret Khazanah Keagamaan Pattani dan Indonesia, Lintas Budaya

177

PT. RANESS MEDIA RANCAGE (2020)121-133, Tradisi Ziarah Dalam Katolik(JKBH) Jurnal Kajian Budaya Humaniora Vol 2, No 1, (2020) 1-9, KiprahK.H. Hasyim Mujadi Dalam Khazanah Kagamaan dan Bernegara LintasBudaya PT. RANESS MEDIA RANCAGE (2020) 29-48, dll.

Asep Saefullah, lahir di Kuningan pada Oktober 1971. Pendidikan S1 danS2 diselesaikan di IAIN (skr. UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta; S1 JurusanSejarah Kebudayaan Islam (SKI), tamat 1997, dan S2 Prodi. SejarahPeradaban Islam (SPI), tamat 2000. Pada tahun 2000, selama enam bulan,mengikuti Program “Pembibitan Calon Dosen IAIN/STAIN Se-IndonesiaAngkatan XIII” di IAIN (skr. UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. S3-nyadiselesaikan di Fakiltas Ilmu Budaya (FIB) UNPAD Bandung-Jatinangor,Kosentrasi Filologi pada 2018.

178

REVIEWER LITBANG DIKLAT PRESS

1. Prof. H. Abd. Rachman Mas’ud, Ph.D2. Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar3. Prof. Dr. Ridwan Lubis4. Prof. Dr. Oman Fathurrahman5. Prof. Dr. Imam Tholhah6. Prof. Dr. H. Moh. Isom, M.Ag7. Dr. Choirul Fuad Yusuf8. Prof. Dr. M. Adlin Sila, M.A.9. Dr. H. Agus Ahmad Safei10. Dr. Kustini11. Arif Zamhari, Ph.D12. Dr. Anik Farida13. Dr. Fakhriati