58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

37
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) DI SMP Oleh: Didi Teguh Chandra 1 A. DASAR PEMIKIRAN Sistem pendidikan tidak terpisahkan dari keseluruhan sistem tatanan kehidupan manusia. Artinya, sistem pendidikan merupakan bagian integral dalam keseluruhan sistem kehidupan, dan berperan penting serta strategis dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam konteks nasional, kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia tengah memasuki babakan baru, yakni reformasi atau pembaharuan tatanan yang ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa agar dapat sejajar dan mampu bersaing dalam percaturan kehidupan dengan bangsa lain. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi; atau pelbagai kompetensi yang berdaya dan berhasilguna demi membangun diri dan bangsa. Di samping memasuki tatanan reformasi, bangsa Indonesia juga tidak dapat mengelak dari derasnya arus globalisasi yang berdampak terhadap pelbagai dimensi kehidupan. Dalam masyarakat global, manusia hidup di antara manusia lain yang bertekad kuat untuk berdaya-saing tinggi. Bangsa Indonesia dalam masyarakat global harus berkompetisi dalam standar dan pasar internasional, bukan hanya dalam produk materi, melainkan dalam pikiran dan gagasan. Kata kunci reformasi maupun globalisasi adalah perubahan dalam pelbagai dimensi kehidupan manusia, pada masa ini menuntut agar suatu bangsa dapat berperan serta aktif dan tidak menjadi obyek bangsa lain adalah bangsa yang memiliki kulitas sumber daya manusia yang baik yang dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan masyarakat suatu bangsa menurut Alfin Tofler (1980) dapat dikelompokkan menjadi 3 gelombang perubahan, yaitu: Gelombang Pertama: Masyarakat Pertanian. Teknologi mebantu transisi dari masyarakat berpindah menjadi masyarakat pertanian. Salah satu teknologi yang dibutuhkan adalah ”Bajak” Gelombang Kedua: Masyarakat Industri 1 Dosen FPMIPA UPI, Konsultan Dit. PSMP

Transcript of 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Page 1: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) DI SMP

Oleh:

Didi Teguh Chandra1

A. DASAR PEMIKIRAN Sistem pendidikan tidak terpisahkan dari keseluruhan sistem tatanan kehidupan manusia. Artinya, sistem pendidikan merupakan bagian integral dalam keseluruhan sistem kehidupan, dan berperan penting serta strategis dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam konteks nasional, kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia tengah memasuki babakan baru, yakni reformasi atau pembaharuan tatanan yang ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa agar dapat sejajar dan mampu bersaing dalam percaturan kehidupan dengan bangsa lain. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi; atau pelbagai kompetensi yang berdaya dan berhasilguna demi membangun diri dan bangsa. Di samping memasuki tatanan reformasi, bangsa Indonesia juga tidak dapat mengelak dari derasnya arus globalisasi yang berdampak terhadap pelbagai dimensi kehidupan. Dalam masyarakat global, manusia hidup di antara manusia lain yang bertekad kuat untuk berdaya-saing tinggi. Bangsa Indonesia dalam masyarakat global harus berkompetisi dalam standar dan pasar internasional, bukan hanya dalam produk materi, melainkan dalam pikiran dan gagasan. Kata kunci reformasi maupun globalisasi adalah perubahan dalam pelbagai dimensi kehidupan manusia, pada masa ini menuntut agar suatu bangsa dapat berperan serta aktif dan tidak menjadi obyek bangsa lain adalah bangsa yang memiliki kulitas sumber daya manusia yang baik yang dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan masyarakat suatu bangsa menurut Alfin Tofler (1980) dapat dikelompokkan menjadi 3 gelombang perubahan, yaitu: Gelombang Pertama: Masyarakat Pertanian. Teknologi mebantu transisi dari masyarakat berpindah menjadi masyarakat pertanian. Salah satu teknologi yang dibutuhkan adalah ”Bajak” Gelombang Kedua: Masyarakat Industri

1 Dosen FPMIPA UPI, Konsultan Dit. PSMP

Page 2: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Industri-industri dikembangkan dalam skala besar dan mesin-mesin dipergunakan dalam proses industri. Mesin membebaskan orang dari kerja berat. Produksi barang menjadi lebih menonjol dibandingkan produksi makanan Gelombang Ketiga: Masyarakat Informasi Merebaknya media masa seperti televisi dan surat kabar telah merubah masyarakat secara dramatis. Masyarakat dunia saat ini sedang berubah menjadi masyarakat informasi di mana pemrosesan informasi merupakan aktifitas yang paling penting. Informasi yang paling muktahir dapat diperoleh setiap saat di seluruh dunia. Kemungkinan-kemungkinan komunikasi telah menciptakan suatu desa global Kenyataan lain, dewasa ini dan masa yang akan datang, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat peranannya dalam kehidupan manusia serta memiliki peran dan kontribusi yang besar dalam mengubah pola dan tatanan kehidupan modern. Seiring dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tersebut, budaya masyarakat juga turut berubah dengan cepat. Pada era ini masyarakat berhadapan dengan ragam perubahan jenis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan tersebut antara lain sebagai berikut:

Meningkatnya jaringan kerja/sistem (Contoh: sistem informasi, Sistem Transfortasi, Sistem Bangunan Air).

Perubahan produk dari yang berukuran besar menjadi berukuran kecil (Contoh: Komputer, telepon, Alat-alat AudioVisual).

Perkembangan dari alat-alat tangan manual /secaramekanis ke alat-alat otomatis (Contoh: Alat-alat RumahTangga,Proses-prosesProduksi).

Perkembangan dari produk dengan materi yang berat ke pengunaan materi yang ringang (Contoh: Konstruksi/ Kendaraan berat ke ringan).

Parlemen negera-negara Eropa sejak tahun 1972 menyadari bahwa pada saat ini dan masa yang akan datang anak tumbuh dan berkembang dalam dunia yang penuh dengan teknologi. derajat keterlibatan anak dengan teknologi akan menentukan perkembangan pengetahuan dan minat mereka terhadap teknologi. sementara itu pengetahuan tentang teknologi telah menjadi gejala sosial budaya yang tidak mudah untuk dibendung. perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan bidang dan karakteristik pekerjaan masa mendatang tidak mudah diprediksi. untuk itulah diperlukan pendidikan teknologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan mendatang. Untuk menjawab tantangan perubahan tersebut tiada lain adalah pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas yang memiliki kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara

Page 3: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

sistematis, terstruktur, dan rasional melalui jenjang pendidikan formal yang prospektif, yakni pendidikan yang terfokus kepada pencapaian suatu masyarakat yang berkualitas yang mempu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu belajar sepanjang hayat se dini mungkin. Dalam fokus pendidikan yang seperti itu terkandung implikasi, bahwa upaya pendidikan bukan hanya menyiapkan manusia untuk menguasai pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja pada saat kini; melainkan manusia yang mampu, sanggup, dan mau belajar sepanjang hidupnya. Dengan kata lain, belajar bukan sekadar aktivitas formal yang dibatasi oleh dinding kelas; tetapi belajar sebagai visi, misi dan strategi atau ruh aktivitas kehidupan manusia sehari-hari yang berhadapan dengan lingkungan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang selalu berubah. Satuan pendidikan SMP merupakan bagian dari jenjang pendidikan dasar yang menghasilkan jumlah lulusan paling banyak. Lulusan SMP memberikan sumbangan terhadap masalah penyiapan sumber daya manusia berkulitas yang melek teknologi. Oleh karena itu program pembelajaran di SMP perlu menerapkan pembelajaran tentang teknologi. UU RI No . 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37 ayat (1) huruf (i), Kurikulum Pendidikan Dasar dan menengah wajib memuat keterampilan / kejuruan. Selain itu juga PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7 ayat (4), menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/ MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan. Istilah kejuruan telah memberikan ruang bahwa di jenjang SMP, bahkan di jenjang SD dan SMA dapat diberikan pendidikan kejuruan. Dengan pertimbangan bahwa lulusan SMP diorientasikan untuk melanjutkan pendidikan, maka penddikan kejuruan yang diberikan di jenjang SMP harus berbasis luas (broad based) agar memberikan kesempatan yang lebih luas bagi peserta didik untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan dasarnya dalam bidang teknologi. Berdasarkan pemahaman di atas, mata pelajaran yang tepat untuk memenuhi tujuan tersebut adalah mata pelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD).

B. PERSPEKTIF PENGEMBANGAN MUTU SUMBERDAYA MANUSIA Kenyataan tentang pranata pendidikan yang berfungsi sebagai pengembang sumberdaya manusia (human resources) bermutu yang

Page 4: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

memiliki kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sudah merupakan suatu keharusan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk (Bhinneka) seperti Indonesia. Kondisi seperti itu berdampak tidak hanya terhadap pengayaan wawasan konseptual, melainkan berimplikasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara serta upaya pengembangan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak bukti empirik yang menunjukkan bahwa suatu negara yang lebih memprioritaskan pembangunan pendidikan daripada pranata lainnya, ternyata sanggup menghasilkan sumberdaya manusia yang lebih unggul, produktif, inovatif dalam percaturan kehidupan global. Sebaliknya, suatu negara atau bangsa yang mengecilkan pembangunan pranata pendidikan lebih cepat mengalami keterpurukan, disebabkan sumberdaya manusianya tidak berdayasaing tinggi dalam percaturan kehidupan. Pendidikan sebagai hajat hidup bangsa di negara manapun selalu diorientasikan kepada pengembangan individu (manusia) agar mencapai pribadi yang lebih bermutu, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Perbedaan yang esensial antara satu negara dengan negara lainnya terletak pada formulasi konsep pribadi yang bermutu itu serta praksis pendidikan sebagai upaya pencapaiannya. Dalam menempuh pembangunan pranata pendidikan yang berfungsi seperti itu diperlukan kebijakan yang bervisi prospektif, yang ditunjang oleh gagasan konseptual yang komprehensif dan manajemen praksis pendidikan yang terintegrasi dan mutakhir. Dengan kata lain, pada tingkat pemerintahan harus ada kemauan politik yang memihak pendidikan, yang ditunjang oleh para pakar dan cendekiawan yang kompeten dalam melahirkan gagasan kreatif dan inovatif, serta kalangan praktisi di lapangan yang profesional. 1. Makna Manusia Bermutu Hakikat individu yang lebih bermutu dalam dunia pendidikan di Indonesia mengacu pada individu sebagai pribadi yang utuh. Pribadi yang utuh sebagai hasil pendidikan, tertuang secara ideal dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang berbunyi: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Tujuan tersebut memberikan acuan bahwa seluruh jenjang dan jalur pendidikan di Indonesia seyogianya berupaya untuk mencapai manusia yang cerdas dengan ciri-ciri sebagaimana disebutkan. Tujuan yang ideal itu hendaknya ditransformasikan secara lebih operasional, baik pada

Page 5: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

tataran institusi pendidikan, kurikulum atau program, maupun pada tataran instruksional hingga lebih memungkinkan untuk dicapai. Persoalan selanjutnya terletak pada rumusan tujuan pendidikan pada tataran empirik dan proses pendidikan, serta keterkaitan pencapaian hasil pendidikan dengan pemenuhan kebutuhan manusia pengisi masa depan negara Indonesia. Secara operasional persoalannya dapat diungkapkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut: (1) Adakah rumusan kriteria standar pencapaian tujuan untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan?; (2) Apakah rumusan tujuan tersebut sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan?; (3) Konsep strategi makro pendidikan seperti apa yang seyogianya dijadikan acuan?; dan (4) Implikasi strategis seperti apa yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi pengembangan individu seperti itu? Pertanyaan pertama lebih mengacu kepada perlunya dilakukan penelitian yang komprehensif tentang karakteristik manusia cerdas, yang menghasilkan standar-standar minimal pencapaian tujuan pendidikan untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pertanyaan kedua merujuk pada pemikiran rasional yang menjelaskan dan memprediksi tentang perkembangan masyarakat Indonesia masa depan di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan bangsa lain di dunia ini. Dengan kata lain, pertanyaan kedua mengarah kepada jawaban tentang skenario masyarakat Indonesia masa depan, yang mencakup individu-individu yang bermutu sebagaimana diharapkan oleh tujuan pendidikan. Pertanyaan ketiga merupakan arahan implikatif bagi praksis pendidikan yang berorientasi pengembangan pribadi berdasarkan skenario masyarakat yang diprediksikan. Kemudian pertanyaan keempat lebih menegaskan strategi mikro pendidikan. 2. Skenario Masyarakat Masa Depan Skenario masyarakat masa depan merupakan gambaran masyarakat hari ini dan sesudahnya, yang inklusif dengan individu-individu sebagai pribadi yang bermutu sebagaimana menjadi orientasi pendidikan. Asumsi yang melandasinya adalah, bahwa proses pendidikan yang diselenggarakan hari ini pada hakikatnya diarahkan kepada pengisi kehidupan masa depan. Tidak ada proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan pengisi masa lampau yang telah lewat. Dengan kata lain, tujuan pendidikan yang diformulasikan ke dalam pernyataan yang akan dicapai berkaitan erat dengan masyarakat masa depan yang diproyeksikan. Apa masa depan itu? Masa depan itu adalah sekarang, saat ini, detik ini, dan dia mencakup seluruh masa sesudahnya (Ziauddin Sardar, 1979). Dikarenakan dipandang dari saat ini, maka masa depan terbentuk dari beberapa alternatif masa depan yang dituju oleh masyarakat Indonesia.

Page 6: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Selanjutnya alternatif masa depan itu dapat dianggap sebagai horizon rencana yang dapat dipilih dan akan mendatangkan hasil. Sardar (1979) membagi horizon rencana itu ke dalam lima periode dasar, yaitu sebagai berikut: (1) Masa depan terdekat, dimulai sejak saat ini sampai tahun depan. Sebagai suatu horizon rencana, masa depan ini mengetengahkan pilihan yang agak terbatas, sebab masih bergantung kepada masa lampau. Keputusan atau tindakan yang diambil saat ini hanya memberi pengaruh kecil, bahkan mungkin tidak berpengaruh sama sekali; (2) Masa depan yang dekat, dimulai dari tahun ini sampai lima tahun mendatang dan merupakan jangka waktu yang banyak dipilih untuk rencana-rencana perkembangan dari hampir semua negara berkembang. Keputusan dan pilihan kebijaksanaan dapat dibuat dan dapat menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan besar dalam jangka waktu ini; tapi tidak benar-benar menyuguhkan perubahan yang sifatnya revolusioner dalam jangka waktu yang sesingkat itu; (3) Masa depan satu generasi, yakni masa depan yang berkisar dari lima sampai dua puluh tahun, yang merupakan waktu yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mematangkan satu generasi. Dalam kerangka ini, keputusan dan kebijaksanaan yang diambil sekarang dapat mempengaruhi masa depan generasi berikutnya. Dengan wawasan ke muka dan diciptakannya keadaan yang sesuai, hampir semua rencana dapat dijadikan kenyataan dalam jangka waktu ini; (4) Masa depan multigenerasi/jangka panjang, yakni jangka waktu yang mencakup beberapa generasi, berkisar dari lima puluh sampai enam puluh tahun. Meskipun pada umumnya merupakan masa depan yang tak dapat dikendalikan (dari sekarang), tidaklah mustahil untuk melihat/merebut kesempatan/krisis di muka; dan (5) Masa depan yang jauh berkisar dari lima puluh tahun dan seterusnya. Dalam jangka waktu ini hanya mungkin untuk membuat spekulasi. Skenario masyarakat masa depan bukanlah ramalan masa depan masyarakat itu sendiri, melainkan suatu gambaran pelbagai alternatif yang dapat timbul sebagai akibat dari keputusan dan tindakan yang diambil pada masa sekarang, serta memungkinkan untuk dilakukan. Dengan demikian, di dalam skenario masyarakat masa depan terlingkup baik subjek pelaksana, objek sasaran, maupun tujuan dan nilai perencanaan; yang didasarkan atas pengalaman kritis masa lampau dan analisis terhadap fenomena-fenomena faktual masa kini. Masyarakat masa depan seperti apa yang dapat dijadikan orientasi dan intervensi pendidikan? Dalam pertanyaan lain, karakteristik manusia macam mana yang seyogianya dikembangkan oleh pendidikan sekarang dan sesuai dengan kebutuhan kehidupan di masa depan? Para ahli memprediksikan, bahwa di masa depan itu akan terwujud suatu masyarakat: (1) modern yang berbeda dengan masyarakat tradisional; dan (2) global yang berhadapan dengan masyarakat dalam adegan lokal/nasional.

Page 7: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

a. Karakteristik Masyarakat dan Manusia Modern

Perubahan lingkungan alam yang dialami manusia modern dapat diringkaskan dengan mempergunakan beberapa istilah pokok berikut: urbanisasi, pendidikan, politikisasi, komunikasi massa, dan industrialisasi. Istilah-istilah tersebut menunjukkan perbedaan antara manusia modern dengan nenek moyangnya yang hidup dalam masyarakat tradisional; yang banyak bekerja di ladang sebagai petani, sementara manusia modern lebih banyak dipekerjakan dalam suatu perusahaan besar dan produktif berdasarkan pemakaian sumber tenaga secara besar-besaran dan teknologi yang telah maju. Pelbagai kegiatan perekonomian yang timbul karena pemusatan industri di tempat-tempat tertentu dan tuntutan-tuntutan dari pemusatan itu menyebabkan manusia modern cenderung untuk hidup dalam kota-kota atau dalam bentuk pengelompokkan sejenis kota. Di sini orang tidak saja akan hidup berjejal-jejal, tetapi juga terbuka bagi segala macam hal dan dorongan-dorongan yang merupakan ciri khas dari kehidupan kota. Salah satu dari rangsangan itu adalah alat komunikasi massa, baik berbentuk cetak maupun elektronik. Pengalaman orang akan ide-ide baru akan bertambah lagi dengan pengaruh sekolah, bila tidak langsung pada dirinya sendiri, maka anak-anaknyalah yang akan membawa pengaruh itu di rumahnya. Besar kemungkinan bahwa manusia modern berhubungan dengan politik terutama pada tingkat nasional, karena ia lebih terbuka bagi komunikasi massa, lebih bergerak dalam arus kehidupan kota, dan lebih banyak dibujuk oleh paham-paham politik yang bersaing untuk mendapat dukungannya. Ciri lain dari manusia kontemporer ialah, mereka tidak lagi hidup di tengah-tengah suatu jaringan keluarga terdekat atau ikatan penduduk desa, melainkan lebih tertarik ke dalam suatu lingkungan yang lebih impersonal dan birokratis; atau berhubungan dengan orang secara formal dan kurang akrab (Inkeles, 1983). Ciri-ciri lingkungan hidup yang dapat dialami oleh manusia modern di atas bagi Inkeles bukanlah merupakan kemodernan; sebab kota-kota yang terpadat pun mungkin mempunyai jaringan manusiawi yang paling tradisional; alat-alat komunikasi massa dapat saja menyebarkan ide-ide kearifan dari desa; pabrik-pabrik dapat saja berjalan berdasarkan prinsip-prinsip yang tidak jauh dari persawahan dan perladangan; dan politik dapat saja dijalankan seolah-olah suatu dewan desa yang diperluas. Inkeles melukiskan manusia modern itu berdasarkan serangkaian sikap dan nilai yang diuji pada suatu penelitian, yang mencakup sembilan karakteristik sebagai berikut: (1) Sedia untuk menerima pengalaman-

Page 8: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

pengalaman yang baru dan terbuka bagi pembaharuan dan perubahan; (2) Berkesanggupan untuk membentuk atau mempunyai pendapat mengenai sejumlah persoalan, baik yang timbul di sekitarnya maupun di luar. Tanggapan terhadap dunia opini tersebut lebih bersifat demokratis; (3) Pandangan tentang persoalan waktu ditujukan pada masa kini dan masa depan, bukan ke masa lampau; menghargai ketepatan waktu dan keteraturan; (4) Beranggapan wajar apabila dalam hidupnya berkeinginan dan terlibat dalam perencanaan dan organisasi; (5) Berkemampuan untuk meyakini kemampuan manusia dapat belajar; dalam batas-batas tertentu menguasai alam, bukan dikuasai seluruhnya oleh alam; (6) Berkeyakinan bahwa keadaan dapat diperhitungkan, bukan menyerahkan diri sepenuhnya kepada nasib atau keadaan; (7) Menyadari akan harga diri orang-orang lain dan bersedia untuk menghargainya; (8) Mempercayai ilmu dan teknologi sekalipun dalam bentuk yang paling primitif; dan (9) Mempercayai keadilan yang distributif. Dengan memperhatikan karakteristik manusia modern tersebut tampaknya konsepsi sumberdaya manusia yang bermutu ke depan perlu mengalami perubahan. Koentjaraningrat (1993) menyatakan bahwa perubahan itu diperlukan dari orientasi nilai budaya (mentalitas) agraris ke mentalitas berkebudayaan industri. Kebijakan-kebijakan untuk mencapainya lebih banyak bersifat kebijakan sosial-budaya (terlingkup pendidikan) daripada kebijakan ekonomi dalam arti khusus. Pengembangan mentalitas yang dimaksud bukan berarti penghilangan, tetapi memperhalus dan lebih memfokuskan pada upaya peningkatan atas karakteristik manusia berkualitas yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan masa depan yang modern.

b. Masyarakat Global dan Tantangannya Masyarakat abad ini adalah masyarakat global, yang ditandai dengan kesaling-bergantungan, keberkaitan dan penciptaan jaringan-jaringan kerja (networking). Tanda-tanda tersebut terjadi dalam pelbagai aspek kehidupan, politik, sosial-budaya, ekonomi, dan teknologi. Satu hal yang amat menakjubkan dalam masyarakat global adalah jaringan informasi yang sangat luas, cepat, mudah diakses oleh siapapun, kapanpun dan di manapun. Pergeseran informasi dari untuk didengar kepada informasi untuk dilihat, menyebabkan jutaan byte informasi datang setiap detik, sehingga manusia dapat mengalami oversupply informasi yang penuh dengan ketidakpastian dan bahkan kesemrawutan. Kehidupan global telah meningkatkan ekspektasi manusia akan status dan kualitas kehidupan yang lebih baik, menempatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan berkomunikasi sebagai piranti utama untuk mewujudkan ekspektasi itu. Informasi menjadi hal yang amat penting bagi manusia dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas

Page 9: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

kehidupannya. Kultur kehidupan telah semakin cenderung bergeser ke arah lebih banyak mencurahkan waktu untuk kepentingan kerja dan upaya mencapai hasil kerja sebaik-baiknya (excellencies). Orientasi kerja adalah orientasi layanan yang tidak terlalu terikat lagi oleh hari kerja, tetapi lebih bergantung kepada kebutuhan layanan itu untuk diberikan. Kecenderungan ini merupakan dampak positif dari proses globalisasi yang mendorong manusia untuk terus berpikir dan meningkatkan kualitas kemampuan, dan tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya pada saat ini (Sunaryo Kartadinata, 2000). Masa depan yang global yang tengah dihadapi mengandung situasi-situasi baru, yang sebelumnya tidak terduga dan tidak akan dapat dihadapi dengan pola-pola perilaku yang telah dikuasai selama ini. Artinya, sebagian dari situasi-situasi yang selama ini dan sampai sekarang ini seolah-olah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, akan hilang digantikan oleh situasi-situasi baru yang sampai saat ini belum pernah muncul dalam sejarah kehidupan umat manusia. Kondisi atau situasi global menuntut manusia untuk mampu memilih, menimbang, mengarifi, merekonstruksi, dan memaknai informasi untuk kepentingan pemilihan alternatif dan pengambilan keputusan. Dengan kata lain, kompleksitas, ketakpastian, paradoks yang dapat menimbulkan kebingungan, kecemasan dan frustrasi manusia pada hakikatnya adalah wahana belajar sepanjang hayat bagi manusia untuk menampilkan eksistensi dirinya di dalam dunia global ini. Untuk melihat tantangan adanya globalisasi, Naisbit (1995) menyebutkan ada 10 kecenderungan besar yang akan terjadi pada pendidikan di abad 21, yaitu : (1) dari masyarakat industri ke masyarakat informasi, (2) dari teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi, (3) dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia, (4) dari perencanaan jangka pendek ke perencanaan jangka panjang, (5) dari sentralisasi ke desentralisasi, (6) dari bantuan institusional ke bantuan diri, (7) dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatoris, (8) dari hierarki-hierarki ke penjaringan, (9) dari utara ke selatan, dan (10) dari atau/atau ke pilihan majemuk. Khusus di lingkungan Asia, Naisbitt (1995) menyebutkan ada 8 kecenderungan besar di Asia yang ikut mempengaruhi dunia, yitu : (1) dari negara bangsa ke jaringan, (2) dari tuntutan eksport ke tuntutan konsumen, (3) dari pengaruh Barat ke cara Asia, (4) dari kontol pemerintah ke tuntutan pasar, (5) dari desa ke metropolitan, (6) dari padat karya ke teknologi canggih, (7) dari dominasi kaum pria ke munculnya kaum wanita, (8) dari Barat ke Timur, (Naisbitt, 1995). Kedelapan kecenderungan itu akan mempengaruhi tata nilai dalam berbagai aspek, pola dan gaya hidup masyarakat baik di daerah

Page 10: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

pedesaan maupun di daerah perkotaan. Selanjutnya, ke delapan kecenderungan itu akan mempengaruhi pola pendidikan yang lebih disukai dengan tuntutan kecenderungan tersebut. Dalam hubungan dengan ini pendidikan ditantang untuk mampu menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan kecenderungan itu tanpa kehilangan nilai-nilai kepribadian dan budaya bangsa Indonesia. C. PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) di SMP 1. Latar Belakang

Upaya memperkenalkan teknologi secara dini kepada para siswa telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu dalam persiapan pengembangan kurikulum tahun 1994, pada waktu itu dipertimbangkan apakah materi teknologi itu berdiri sendiri atau terintegrasi kedalam mata pelajaran lain, tetapi diputuskan bahwa materi teknologi terintegrasi dalam kurikulum IPA SMP. Dengan demikian dalam GBPP mata pelajaran Fisika dan Biologi SMP Kurikulum 1994 terdapat 10%-15% materi teknologi dalam bentuk aplikasi dari konsep IPA yang relevan. Dalam implementasinya di lapangan materi tersebut tidak tercapai, sehingga dalam Suplemen Kurikulum 1994 yang dikeluarkan pada tahun 1999, materi teknologi dihilangkan. Kenyataannya, teknologi adalah dewasa ini adalah sesuatu yang sangat dengan kehidupan manusia khususnya anak-anak. Anak-anak akan sangat antusias dan lupa waktu kalau bermain dengan teknologi, teknologi sangat menyenangkan untuk anak-anak. Mengapa kelebihan ini tidak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan Indonesia untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri? Sejak tahun 1997 Pendidikan Teknologi diperkenalkan di Indonesia mulai pada jenjang SMP sebagai pendidikan umum dengan nama Pendidikan Teknologi Dasar (PTD). Sejumlah studi tentang Pendidikan Teknologi di beberapa negara menunjukkan bahwa: (1) Pendidikan Teknologi mampu meningkatkan keterampilan berpikir siswa (Dlamini, 1996), (2) Pendidikan Teknologi bukan hanya mempersiapkan siswa memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki kemampuan khusus agar dapat hidup mandiri di masa depannya (Hendley & Lyle, 1996), (3) Pelajaran Fisika di beberapa negara berkembang di Asia tidak dilengkapi dengan pengetahuan dan kemampuan yang membuat mereka mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari untuk memperbaiki kualitas kehidupannya meskipun tentang teknologi sudah dibelajarkan ketika mereka memasuki sekolah menengah dan ternyata siswa juga tidak mampu memecahkan masalah, lemah dalam proses penemuan, siswa tidak dapat pengembangkan inovasi, serta tidak dapat mentransfer teknologi (Ferrer, 1996), dan (4) Griffits & Health (1996) dalam

Page 11: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

studinya menunjukkan bahwa proses Fisika adalah discovering dan uncovering, sedangkan proses teknologi adalah disigning, making, dan inventing dan tujuan pembelajaran Fisika adalah menemukan sesuatu, sedangkan tujuan teknologi adalah membuat kehidupan menjadi lebih mudah dan membuat barang lebih cepat dan lebih baik. Beberapa studi tentang Pendidikan Teknologi atau pendekatan teknologi yang dilakukan di Indonesia, menunjukkan: (a) adanya apresiasi yang lebih positif terhadap mata kuliah termodinamika yang disampaikan guru kepada siswa dengan menggunakan pendekatan teknologi (Budikase, 2000), (b) studi lain dilakukan Mudiany (2000) menunjukkan bahwa Pendidikan Teknologi Dasar dapat menumbuhkan sikap-sikap ilmiah siswa, (c) Studi yang pernah dilakukan (Nurfitrianiek,2000) adalah studi untuk mengetahui motif dibalik prestasi dan persepsi siswa terhadap mata pelajaran Fisika di SLTP menunjukkan bahwa Pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) dapat memberikan motif berprestasi dan persepsi yang baik terhadap pelajaran fisika di SLTP, (d) studi yang dilakukan oleh Cahyaningsih (2000) mengenai pengaruh PTD terhadap hasil belajar fisika, menunjukkan bahwa PTD tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa jika yang diukur adalah aspek kognitif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh McCunie (1992), Stever & Small (1992), dan Mulyati (1997). Secara umum upaya rekayasa pembelajaran di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sehingga pembelajaran seharusnya medorong dan mengembangkan cara berpikir logis dan kemampuan untuk membangkitkan penjelasan ilmiah untuk alasan yang bersifat hakiki dan praktis. Menurut Cullingford (Rohandi, 1998) transfer belajar bukan hanya terletak pada aplikasi prinsip dan konsep saja, tetapi juga pada kemampuan untuk menciptakan hubungan antara apa yang telah diketahui dan apa yang dibutuhkan untuk mengetahui sesuatu hal. Dalam hal ini siswa diharapkan menggunakan berbagai tipe berpikir untuk memahami dunia mereka dan dengan lebih banyak menggunakan model berpikir kreatif akan sangat menolong mereka dalam memberikan alasan yang menunjukkan sikap ilmiah. Oleh karena itu pembelajaran fisika tidak hanya sekedar hapalan dan pemahaman konsep, tetapi siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai penjelasan logis, karena akan mendorong siswa dalam mengekspresikan kreativitasnya. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengembangan model pembelajaran Fisika melalui Pendidikan Teknologi Dasar diarahkan untuk dapat meningkatkan kreativitas siswa dimana kemudian dapat dilihat para prestasi belajar mereka. Hal ini dilandasi oleh

Page 12: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

argumentasi sebagai berikut : (1) adanya upaya pemerintah untuk memberi perlakuan khusus pada siswa cerdas dengan memberikan kurikulum khusus yang disebut dengan kurikulum berdiferensiasi yang menekankankan pada peningkatan kreativitas siswa, (2) kreativitas merupakan kekuatan sumber daya manusia yang handal untuk menggerakkan pembangunan nasional melalui perannya dalam penelusuran, pengembangan, dan penemuan IPTEK (Ruindungan, 1996), (3) menurut Jellen dan Urban (Supriadi, 1994) kreativitas siswa Indonesia cenderung rendah dibandingkan dengan beberapa negara lain yang diteliti, (4) hakikat dan peranan Kreativitas dalam pendidikan adalah sebagai dimensi yang memberi ciri keunggulan bagi pertumbuhan diri yang sehat, efektif, dan produktif (Ruindungan, 1996). Tetapi kenyataannya hal ini belum sepenuhnya teraktualisasi dalam berbagai lingkup, satuan dan kegiatan pendidikan, hal ini didukung: (a) Hasil penelitian Ruindungan, dkk (1990) bahwa 70 % guru fisika di Menado cenderung evaluatif, kurang peduli terhadap gagasan-gagasan yang tidak biasa yang diajukan siswa, (b) pengamatan B.J. Habibie (Sukmadinata,1990) bahwa Sistim Pendidikan Indonesia belum memberi ruang yang lebih luas bagi pengembangan kemampuan kreatif, khususnya berpikir kreatif siswa, (c) studi yang dilakukan oleh Munandar (1977) mengenai upaya pengembangan kreativitas di sekolah menunjukkan bahwa perhatian sekolah terhadap potensi belajar siswa masih terbatas pada aspek berpikir konvergen dan masih kurang memperhatikan proses berpikir kreatif dalam proses belajar mengajar.

2. Definisi teknologi.

Teknologi merupakan konsep yang sangat luas, kompleks, dan komprehensif. Konsep teknologi selalu berhubungan dengan teknologi modern dan teknologi tradisional serta berhubungan dengan perubahan sosial dan budaya masyarakat. Webber (1997) menyatakan bahwa teknologi adalah suatu hal yang berkaitan dengan perancangan, pembuatan/ konstruksi dan penggunaan suatu peralatan benda kerja sebagai pemecahannya. Dalam Standards for technological Literacy (ITEA, 2000) dinyatakan bahwa teknologi berhubungan dengan bagaimana manusia memodifikasi alam sesuai dengan kebutuhan dan maksudnya. Hutchinson & Kartnitzigh (dalam Annette Thijs, Basic Technology Education, 2000), mengemukakan, bahwa teknologi adalah proses yang dilakukan manusia untuk membuat hidupnya lebih nyaman, dimana dalam proses tersebut keinginan manusia dipenuhi dengan cara memecahkan masalah, menerapkan pengetahuan, mengembangkan peralatan serta menghasilkan suatu karya teknologi.

Page 13: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Sedangkan Ploegmakers (dalam Doornekamp, 1995) menyatakan bahwa teknologi adalah suatu bidang aktivitas manusia (di dalamnya terdapat produk dan proses) yang didasarkan pada akumulasi pengetahuan dan ketrampilan. Definisi teknologi secara komprehensif disimpulkan oleh Iskandar Alisyahbana (Sukmadinata, 1997), yaitu: cara melalukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal (hardware dan software) sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindera dan otak manusia.

3. Pengertian Dasar Teknologi dan Teknologi Dasar.

Terdapat kecenderungan dalam masyarakat yang menyamakan atau menyatukan teknologi dengan ilmu pengetahuan. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dua belahan mata uang yang tidak terpisahkan, sehingga muncul istilah “ilmu pengetahuan saat ini teknologi esok harinya” atau sebaliknya. Tetapi bila dicermati lebih teliti teknologi dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang berbeda, teknologi sebagai suatu sistem ketrampilan praktis sedangkan ilmu pengetahuan sebagai suatu sistem pengetahuan rasional. Ilmu pengetahuan dengan teknologi dapat dibedakan berdasarkan: 1). Tujuan 2). Hasil 3). Lingkungan 4). Sumber 5). Komponen aktivitas 6). Proses control

Secara lebih rinci, intisari perbedaan antara teknologi dengan ilmu pengetahuan ditunjukkan dalam tabel 2-1 berikut ini:

Perbedaan Ilmu Penetahuan dengan Teknologi

No Segi Ilmu Pengetahuan Teknologi Menurut kerangka sistem 1. Tujuan Mencari pengetahuan

Memperoleh pengertian Menciptakan barang Mengusahakan perubahan

2. Hasil Karya tulis ilmiah Produk teknologis 3. Lingkungan Kebudayan umumnya

khususnya teknologi Kebudayaan umumnya khususnya ilmu pengetahuan

4. Sumber Pengetahuan yang ada Sumber alam, SDM dan pengetahuan.

5. Aktivitas Penelitian Pembuatan sampai

Page 14: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

produksi 6. Kontrol Berdasarkan umpan balik

peralatan keilmuan Berdasarkan umpan balik pengetahuan ilmiah

Pokok perbedaan diluar kerangka sistem 1 Motivasi Keingintahuan

Pengembangan ilmu Pemanfaatan Pengembangan produk baru.

2. Fokus Pemahaman Pengetahuan

Penggunaan Efektivitas tindakan

3. Ideal Kebenaran Efisiensi 4. Ciri keluasan Supranasional Terikat keadaan

setempat 5. Status Penyebaran secara

terbuka Pendaftaran sebagai hak paten

6. Komunikasi Publikasi karya tulis Pemberitahuan iklan Sumber : The Liang Gie, 1996.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sifat dasar teknologi berbeda dengan sifat dasar ilmu pengetahuan, perbedaan itu karena corak kemajuan masing-masing memang berbeda. Ilmu pengetahuan bertujuan memperluas pengetahuan dengan jalan menyusun teori-teori yang semakin baik, sedang teknologi bertujuan menciptakan produk-produk baru dengan jalan membuat sarana untuk meningkatkan efektivitas.

4. Technologycal Literacy Sebagai Kebutuhan Masyarakat.

Teknologi pada saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, dan pada tahun-tahun mendatang intensitas keterlibatan teknologi dalam kehidupan manusia akan semakin tinggi. Pada tahun 1968 The European Council (Dewan Eropa) telah menyimpulkan bahwa suatu pendidikan umum yang baik harus mencakup orientasi kearah teknologi mutakhir. Gagasan ini telah dianggap sebagai titik awal perkembangan pendidikan teknologi secara internasional sebagai suatu mata pelajaran baru di dalam pendidikan umum bagi seluruh siswa. Ada tiga alasan mengapa orientasi teknologi mutakhir dimasukkan ke dalam kurikulum inti, yaitu :

a. Technological Literacy.

Technology literacy adalah kegiatan untuk menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan teknologi. Bagaimanapun, proses teknologi dan sistem teknologi telah menjadi sedemikan rumit sehingga pendekatan untuk memperkenalkan teknologi melalui kejadian yang tidak disengaja, yang merupakan efek sampingan tidak lagi efektif.

Page 15: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Siswa yang memiliki technology literacy memiliki kesadaran teknologi, antara lain sebagai berikut: 1) Menjadi problem solver yang dapat melihat permasalahan

teknologi dari segala sudut pandang yang berbeda dan menghuungkanya kepada beragam situasi yang terjadi.

2) Mengerti dampak dari teknologi dan konsekwensinya. 3) Memiliki system-oriented yang kuat, kreatif, dan pendekatan

produktif untuk memikirkan dan menyelesaikan permasalahan tentang teknologi.

4) Dapat menggunakan konsep berdasarkan IPA, matematik, ilmu sosial, seni berbahasa dan lainnya sebagai alat untuk memahami dan mengelola sistem teknologi.

5) Menghargai hubungan diantara teknologi dan individu, masyarakat dan lingkungan.

Technology literacy dalam standar Technology for All Americans (1996) adalah anatara lain sebagai berikut: 1) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai karakteristik

dan lingkup teknologi. 2) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai inti dari

konsep teknologi. 3) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai relasi sekitar

teknologi dan hubungan antara teknologi dan bidang pendidikan lainnya

4) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai budaya, sosial, eknomi, dan dampak politik dari teknologi.

5) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai dampak teknologi pada lingkungan

6) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai peran masyarakat dalam pengembangan dan penggunaan teknologi

7) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai sejarah pengaruh teknologi.

8) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai perlengkapan perancangan

9) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai teknik perancangan

10) Siswa mengembangkan pemahaman mengenai peran pemecahan masalah, penelitian dan pengembangan, investasi dan inovasi, dan pengalaman dalam problem solving.

11) Siswa mengembangkan kemampuan untuk mengimplementasikan proses perancangan

12) Siswa mengembangkan kemampuan untuk menggunakan dan memelihara produk teknologi

Page 16: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

13) Siswa mengembangkan kemampuan untuk menilai pengaruh dari produk teknologi dan sistem

b. Persiapan menyongsung masyarakat masa depan.

Untuk mempersiapkan para siswa agar dapat berperan di masyarakat di masa yang akan datang, mereka harus diberi pemahaman tentang teknologi, yakni suatu aspek penting dalam masyarakat kita dimasa yang akan datang. Teknologi ikut menentukan standar hidup seseorang dan telah mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dunia atau lingkungan yang ada disekitar mereka. Setiap orang perlu mengetahui teknologi agar dapat memahami masyarakat modern dan akan lebih baik lagi jika mereka dapat berperan aktif dalam masyarakat modern tersebut. Selain itu orang juga harus mampu menangani berbagai macam peralatan teknologi yang mereka pergunakan dalam kehidupan sehari-harinya. Pendidikan teknologi memungkinkan para siswa memperoleh ketrampilan untuk menangani peralatan teknnologi, merancang, serta memecahkan persoalan teknologi dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan teknologinya. Akhirnya pendidikan teknologi dasar dapat merangsang siswa untuk berpikir secara kritis tentang teknologi (Eggleson, 1994). Disatu pihak, teknologi telah memberikan hasil yang positif, namun di pihak lain teknologi juga mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat. Pendidikan teknologi akan memberdayakan siswa dalam berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ini sesuai dengan cara teknologi tersebut dikembangkan dan diterapkan.

c. Orientasi yang berkenaan dengan pendidikan dan profesi di

masa depan Para siswa harus mengembangkan kemampuan teknologi sebagai bagian dari persiapan umum untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi serta dapat melakukan aktivitas produktif dimasa depan. Karena sebagian aktivitas produktif di abad ke-21 ini akan selalu melibatkan teknologi, dimana teknologinya itu sendiri terus berkembang dengan pesat. Oleh karena itu para siswa memerlukan ketrampilan umum yang dapat diterapkan dalam berbagai jenis pekerjaan dan situasi di masa yang akan datang dimana pada saat ini perkembangan teknologi dimasa depan belum diketahui. Dalam masyarakat informasi dimana teknologi informasi berkembang sangat pesat, untuk itu para siswa harus dibekali ketrampilan umum untuk memecahkan masalah serta

Page 17: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan persyaratan-persyaratan yang berubah-ubah serta kemampuan untuk bekerja dalam tim. Pendidikan teknologi dasar memberikan kesempatan yang amat baik untuk mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk dapat melakukan aktivitas produktif dimasa depan di dalam masyarakat teknologi yang berkembang dengan pesat dan dinamis.

d. Tujuan-tujuan pendidikan secara umum

Dimasukkannya pendidikan teknologi dasar sebagai bagian dari pendidikan umum mempunyai manfaat bagi pendidikan secara umum. Pendidikan teknologi memberikan jalan untuk belajar dan mengembangkan ketrampilan yang secara umum. Pendidikan teknologi secara alamiah mengembangkan kemampuan para siswa untuk memecahkan persoalan dalam kehidupan nyata, menumbuhkan pemikiran yang reflektif, serta memelihara keterlibatan aktif para siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan memusatkan pada pemecahan masalah-masalah yang nyata, pendidikan teknologi dasar memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan suatu pandangan yang menyeluruh serta memadukan pengetahuan yang diperoleh dari berbagai disiplin dengan mengabaikan batasan-batasan yang bersifat artifisial. Sebagai kesimpulannya, Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) telah dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum inti pada pendidikan umum di banyak negara barat, karena mereka merasa sangat memerlukan mata pelajaran tersebut untuk para siswa mereka sebagai persiapan yang memadai agar di masa depan dapat berperan di masyarakat serta sebagai orientasi pendidikan dan pekerjaan dimasa yang akan datang. Terlebih lagi pelajaran tersebut dapat memberi sumbangan bagi pendidikan secara umum dengan cara memberikan kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan yang sangat diperlukan yang berpusat pada situasi kehidupan yang nyata.

5. Ruang lingkup PTD.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan kerangka pikir dalam pengembangan kurikulum dan bahan belajar PTD, antara lain: sistem dan tujuan pendidikan dan kurikulum yang sedang berlaku di Indonesia serta arah pembangunan masyarakat global. Selain itu pengembangan kurikulum PTD mendatang yang

Page 18: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

berbasis kompetensi (KBK) perlu diantisipasi. (perhatikan diagram berikut ini)

PILAR/ UNSUR TEKNOLOGI

DOMAIN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR

AREA TEKNOLOGI

TOPIK

Komp

BAHAN BELAJAR/ MODUL

Silabus

Diagram-1. Keterkaitan Komponen-komponen PTD

KEGIATAN BELAJAR INDIKATOR

HASIL BELAJAR

KOMPE-TENSI DSR

HASIL BELAJAR

INDIKATOR HASIL

BELAJAR

KOMPE-TENSI DSR

HASIL BELAJAR

Komponen lain yang paling penting ada tiga, yaitu area teknologi adalah apa yang akan dipelajari, pilar teknologi adalah apa yang diproses dan apa yang digunakan untuk memproses area teknologi. Domain PTD adalah apa yang menjadi dasar pengembangan kemampuan siswa. Bagan di atas menunjukan keterkaitan ketiga komponen dengan kurikulum berbasis kompetensi PTD. Dari domain teknologi akan menghasilkan kemampuan (kompetensi) dan sub kemampuan (sub kompetensi). Pilar teknologi akan menggambarkan hasil belajar dari setiap kemampuan atau sub kemampuan, sedangkan area teknologi akan meghasilkan tema-tema teknologi sebagai bahan kajian teknologi yang akan menurunkan bahan Belajar PTD.

a. Area Teknologi

Area teknologi menyangkut berbagai teknologi sesuai dengan kebutuhan manusia, Area teknologi yang dipelajari di dalam PTD dapat digolongkan dalam 6 macam, yaitu : 1) Teknologi konstruksi 2) Teknologi industri 3) Teknologi komunikasi dan informasi

Page 19: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

4) Teknologi transportasi 5) Teknologi enerji 6) Teknologi bio (termasuk di dalamnya teknologi pertanian

dan lingkungan)

b. Pilar Pendidikan Teknologi Dasar Pilar teknologi yang berkaitan dengan apa yang diolah dan diproses di dalam area teknologi mencakup 3 komponen, yaitu : Materi, energi dan informasi. Yang dimaksud dengan ketiga komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1) Materi.

Materi adalah bahan-bahan yang digunakan dalam suatu produk teknologi karena untuk membuat suatu produk teknologi, apapun itu bentuk dan fungsinya maka produk teknologi itu memerlukan bahan. Materi atau bahan dalam suatu produk teknologi memegang peran yang penting serta merupakan wilayah yang dapat dijadikan inovasi dari produk teknologi tersebut. Pemilihan penggunaan bahan dalam suatu produk teknologi dapat membuat produk teknologi tersebut mungkin menjadi lebih murah, lebih ringan, lebih efisien, lebih ergonomis, dan sebagainya. Misalnya penggunaan plastik dan rekayasanya saat ini sangat mendominasi berbagai jenis produk teknologi, hal-hal yang tadinya tidak dapat kita percaya dapat digantikan dengan plastik, pada saat ini hal itu sudah terjadi, tetapi selain memberi keuntungan yang sangat besar dalam dunia teknologi, plastik juga kalau tidak dikelola dengan baik meninggalkan limbah yang berbahaya bagi manusia Oleh karena itu meteri adalah salah satu pilar dalam program Pendidikan Teknologi Dasar. Materi atau bahan selain menjadi komponen dasar kajian juga menjadi kebutuhan untuk pembuatan produk teknologi sederhana dalam proses belajar mengajar PTD. Materi atau bahan yang pada saat ini digunakan langsung dalam proses belajara mengajar PTD adalah bahan logam, kayu, plastik, dan kertas. Demikian pentingnya materi atau bahan di dalam membuat suatu produk teknologi, maka materi atau bahan ini menjadi salah satu pilar dari pengembangan teknologi

2) Energi. Suatu produk teknologi, secanggih apapun produk teknologi tersebut tidak akan berfungsi tanpa ada energi yang memfungsikannya, artinya tanpa ada energi produk

Page 20: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

teknologi itu menjadi tidak berguna dan hanya menjadi suatu benda yang tidak bermakna. Dengan demikian energi menjadi salah satu bagian yang sangat penting di dalam suatu produk teknologi. Energi baik dilihat dari kebutuhan produk teknologi tersebut akan suplai energinya maupun sumber energinya merupakan sesuatu yang dapat menjadi inovasi sehingga produk teknologi itu menjadi lebih murah, lebih ringan, fungsinya lebih baik, lebih ergonomis, dan sebagainya. Misalnya suplai energi dalam suatu produk teknologi diupayakan sekecil mungkin, tetapi kinerja dan fungsi alat tersebut tidak berubah bahkan kalau bisa semakin baik, selain berpengaruh terhadap kinerja dan fungsi, alat tersebut menjadi lebih ringan, lebih murah, lebih ergonomis, dan lebih efisien Oleh karena itu, sedemikian pentingnya energi dalam suatu produk teknologi maka energi dijadikan salah satu pilar pengembangan teknologi. Sehingga dalam program Pendidikan Teknologi Dasar energi dan perubahannya menjadi bahan kajian dan sokoguru dari setiap topik program ini.

3) Informasi. Selain materi dan energi, produk teknologi itu juga membutuhkan informasi, baik pada saat perencanaan, pembuatan, maupun penggunaan produk tersebut. Artinya tanpa informasi, produk teknologi itu fungsinya menjadi tidak optimal atau bahkan malah menjadi rusak. Informasi itu harus menggambarkan keadaan, kemampaun dan cara menggunakan atau mengoperasikan produk teknologi tersebut, bahkan kalau memungkinkan cara merawatnya. Sedemikian pentingnya informasi ini dalam suatu produk teknologi sehingga produk teknologi tersebut dapat difungsikan secara optimal, maka informasi ini menjadi salah satu pilar dalam pengembangan teknologi. Pada saat ini rasanya tidak ada suatu produk teknologi mutakhir yang tidak memiliki buku yang isinya ber bagai informasi tentang produk teknologi tersebut termasuk bagaimana cara menggunakannya, buku yang berisi informasi itu disebut juga Buku Manual.

c. Domain Pendidikan Teknologi Dasar

Ada tiga domain yang menjadi acuan dalam pengembangan kemampuan/ kompetensi yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari PTD, yaitu :

Page 21: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Domain A : Teknologi dan Masyarakat. Domain B : Penanganan Produk Teknologi. Domain C : Perancangan dan Pembuatan Produk Teknologi

Muara dari ketiga domain tersebut adalah peningkatan dan penajaman “Keterampilan berfikir” khususnya dalam bidang teknologi,disamping menambah pengetahuan baru serta mengembangkan “sikap positif terhadap hasil teknologi", sebagai kemampuan dasar untuk dapat hidup mandiri dan sukses di masa depan. Domain A : Teknologi dan Masyarakat. Teknologi sebagai suatu alat untuk memecahkan permasalahan manusia, oleh karena itu terdapat hubungan yang erat antara teknologi dengan ilmu pengetahuan lain di masyarakat. Pada bagian ini para siswa belajar melalui pemecahan masalah tentang teknologi dalam hubungannya dengan masyarakat, alur produksi, bekerja tematis, dan melakukan kunjungan industri. Domain B : Penanganan produk teknologi. Para siswa dapat menggunakan produk teknologi dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya, baik berupa alat untuk memproduksi, maupun alat-alat ukur (instrumen) sehingga memberi kesempatan kepada para siswa untuk memahami kemampuan dan minatnya dalam bidang teknologi. Pada bagian ini para siswa belajar tentang teknologi dengan praktek dan praktikum dengan metoda pemecahan masalah dan pendekatan sistim. Domain C : Perancangan dan Pembuatan produk Teknologi. Para siswa diharapkan dapat menyadari bahwa teknologi sebagai suatu proses kegiatan yang dapat membuat sesuatu benda kerja yang dapat berfungsi dan bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Dalam bagian ini para siswa belajar begaimana membuat produk teknologi berupa benda kerja yang dapat berfungsi dengan cara terlibat langsung dalam proses pembuatannya melalui proses PGBU (berPikir, mengGambar, memBuat, dan mengUji)

Mengacu pada acuan dan tujuan pengembangan teknologi, yaitu manusia, dengan demikian terknologi dikembangkan pada prinsipnya adalah untuk mempermudah hidup manusia, dengan teknologi manusia dapat mengerjakan pekerjaannya lebih cepat, lebih efektif, lebih efisien, dan lebih bertenaga.

Page 22: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Berikut ini adalah bangunan model pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar di SMP. Landasan pengembangan teknologi adalah manusia dan lingkungan manusia dimana didalamnya ada teknologi yang dapat dikelompokkan menjadi area-area teknologi. Dengan menggunakan tiga pilar yang ada serta domain 3, maka Pendidikan Teknologi Dasar itu dikembangkan.

DOMAIN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR

Teknologi dan

Masyarakat

Penggunaan produk

Teknologi

Pembuatan Produk

Teknologi

PROGRAM PTD

6. Pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) di SMP

Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) merupakan suatu studi atau kajian yang mengacu pada sains dan teknologi dimana siswa mempunyai kesempatan untuk mendiskusikan isu-isu tentang teknologi dan masyarakat. Disamping itu siswa juga belajar memahami dan menangani alat-alat teknologi dan menghasilkan atau membuat peralatan teknologi sederhana melalui aktivitas mendisain dan membuat. Sesuai definisi yang dikemukakan oleh International Technology Education Association (2001), Pendidikan teknologi adalah : Suatu studi tentang teknologi yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar tentang proses dan pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan memperluas kemampuan manusia. Dalam aktivitas pembelajaran PTD, siswa mempunyai kesempatan untuk mengenal dunia teknologi dan memperoleh pengetahuan teknologi dan ketrampilan. PTD dapat meningkatkan sikap positif para siswa terhadap teknologi dan mempersiapkan mereka untuk menuju masyarakat teknologi. Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) lebih mengembangkan ketrampilan berpikir daripada ketrampilan vocational. Ketrampilan

Page 23: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

berpikir, pengetahuan kontemporer, mengembangkan sikap positif terhadap alat-alat teknologi sebagaimana kompetensi dasar untuk hidup dan berhasil di masa yang akan datang merupakan kunci dari PTD. Ketrampilan berpikir teknologi dasar adalah kemampuan untuk mengakui suatu permasalahan, mengaplikasikan pengetahuan, memecahkan masalah melalui pencarian berbagai macam alternatif jawaban, membuat keputusan, mengkomunikasikan temuan/fakta-fakta baru, menguji dan mengevaluasi hasil kerja. Oleh karena itu PTD lebih berorientasi pada proses daripada produk. a. Tujuan Pendidikan Teknologi Dasar.

1) Tujuan Umum Tujuan umum Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) pada SMP adalah menanamkan kesadaran dan kemampuan siswa tentang teknologi, yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan peserta didik. Kemampuan teknologi yang dikembangkan dalam PTD merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, agar siswa dapat terus meningkatkan kemandirian dan tanggungjawabnya sebagai pribadi dan anggota masyarakat, dan menjadi dasar tumbuhnya kesadaran siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hidupnya. Oleh karena itu kemampuan yang dikembangkan harus dapat menciptakan motivasi untuk belajar teknologi secara berkelanjutan. Selain itu siswa pun memperoleh metode belajar secara mandiri dan terbiasa untuk mencari ilmu pengetahuan sendiri dan bertanggung jawab pada diri sendiri. Kompetensi-kompetensi dalam PTD diantaranya kemampuan untuk merasakan adanya masalah; memecahkan masalah teknik melalui pencarian berbagai macam solusi alternatif; kemampuan mengambil keputusan; mengaplikasikan pengetahuan ke dalam situasi praktis; kemampuan merancang dan membuat produk teknologi dan sistem; kemampuan menilai karya teknologi dan hasil kerja mereka sendiri; menemukan dan mengkomunikasikan fakta-fakta baru; serta kemampuan bekerja secara tim, Dengan demikian PTD lebih menekankan pada ketrampilan berpikir, baik berpikir kritis, kreatif maupun inovatif dari pada ketrampilan kejuruan. Jika dalam pelaksanaannya PTD menyangkut keterampilan kejuruan, hal ini semata-mata agar siswa dapat mengaplikasikan gagasannya. Dengan kata lain Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) lebih berorientasi pada proses, walaupun tidak mengabaikan hasil produk.

Page 24: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Beberapa batasan Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) yang berbeda berdasarkan fungsinya adalah: (1). PTD sebagai proses transportasi budaya; (2). PTD sebagai proses pembentukan pribadi; (3). PTD sebagai proses penyiapan warga negara; (4). PTD sebagai penyaiapan tenaga kerja.

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus PTD sebagai bagian dari pendidikan umum adalah memberikan pandangan tentang teknologi bagi semua siswa dan bagaimana siswa memperlakukan produk-produk teknologi. PTD ditujukan untuk mempertajam pemahaman siswa terhadap proses teknologi dan membuat mereka mampu menangani berbagai produk teknologi yang ada diseputar mereka sehari-hari. Perhatian diberikan pada pengembangan kemampuan teknik, yang mencakup kemampuan memahami teknologi dan kemampuan untuk secara aktif terlibat dalam merancang teknologi (Kimbel dkk, 1996). Jadi fokus PTD adalah pada mempelajari teknologi dan merancang teknologi. Dengan mempelajari prinsip-prinsip konstruksi dan pengembangan teknologi, para siswa mengembangkan pemahaman tentang proses dan kerja produk teknologi yang lebih dalam dan luas. Dengan merancang teknologi siswa memperoleh wawasan tentang tahapan yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan teknologi dan menggunakan bahan dan alat dalam pembuatannya. Tujuan-tujuan yang lebih khusus dari kedua fokus PTD diuraikan di bawah ini

a) Mempelajari teknologi: berorientasi terhadap teknologi

masa kini

Tujuan khusus yang berorientasi terhadap teknologi masa kini terdiri atas tiga hal, yaitu : Tujuan khusus pertama Pendidikan Teknologi Dasar sebagai bagian dari pendidikan umum adalah untuk memberikan orientasi mengenai teknologi masa kini kepada siswa. Dalam PTD para siswa dilatih untuk memahami aspek-aspek teknologi yang penting agar dapat memahami budaya kita dengan benar. Juga memahami pengembangan teknologi lanjut, yang diperlukan juga untuk pekerjaannya dimasa yang akan datang di dalam masyarakat (Ploegmakers dkk, 1994). Para siswa harus memperoleh pengetahuan dan mengembangkan pemahaman tentang produk-produk dan proses teknologi yang ada di dalamnya. PTD memungkinkan mereka memperoleh wawasan tentang

Page 25: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

fenomena fisik dan pola-pola dalam sistem dan produk teknologi. Tujuan khusus kedua PTD adalah para siswa harus mengetahui hubungan yang dekat antara teknologi dan masyarakat (Ploegmakers dkk, 1994). Para siswa harus memperoleh wawsan mengenai implikasi sosial dan arti pengembangan teknologi serta mengembangkan pemahaman tentang pikiran pengembangan yang berkelanjutan.. Para siswa harus belajar bagaimana berhubungan dengan sistem-sistem dan produk-produk teknik secara aman dan bersifat teknologis, serta memahami bagaimana bagaimana teknologi dapat memenuhi semua persyaratan lingkungan, kesehatan dan ergonomi (lingkungan kerja yang baik). Tujuan khusus ketiga, para siswa harus didorong untuk mengembangkan sikap kritis terhadap teknologi (Conway and Riggs, 1994; Kimbel dkk, 1996). Teknologi melibatkan banyak sekali pembuatan keputusan, dimana konflik faktor-faktor dan nilai-nilai harus dipertimbangkan. Para siswa harus mampu mempertanyakan rasional dan esensi utama dibalik suatu teknologi Mereka harus diberi kesempatan untuk menilai, memberi perhatian, komitmen dan kepercayaan yang mendasari suatu perbedaan nilai dan pendapat. Mereka harus ditantang unjtuk menjelaskan kebenaran pilihan-pilihan mereka dan menyampaikan pendapat pribadi mereka mengenai hasil-hasil yang berhubungan dengan teknologi (Conway dan Riggs, 1994).

b) Merancang Teknologi Tujuan PTD sebagai bagian dari pendidikan umum adalah untuk memungkinkan para siswa dapat mengatasi makin bertumbuhnya masyarakat teknologi kita. Siswa harus mampu menggunakan peralatan yang ada secara efektif dan meningkatkan serta memperpanjang masa penggunaan produk-produk yang ada dalam kehidupan mereka sehari-hari (Kombel dkk, 1996). Dalam hal ini pemahaman dan kesadaran terhadap dampak dan proses teknologi tidaklah cukup. Para siswa sebaiknya juga memperoleh wawasan tentang langkah-langkah yang harus diikuti di dalam memecehkan masalah teknologi dan secara aktif terlbat dalam aplikasi teknologi dan proses perancangan teknologi (Eggleston, 1994; Ploegmakers dkk, 1994; Kimbell dkk, 1996). Keterlibatan secara aktif ini membolehkan siswa mengembangkan wawasannya dalam

Page 26: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

penggunaan bahan dan alat, demikian pula pemahaman yang mendalam tentang proses teknologinya. Kegiatan-kegiatan merancang teknologi merupakan suatu alat untuk mendukung pemahaman siswa tentang teknologi dan bagaimana menghadapi produk-produk teknologi.

7. Memilih materi Pendidikan Teknologi Dasar (PTD).

Teknologi merupakan suatu bidang ilmu dan konsep yang luas dan mendalam. Banyak masalah dan produk teknologi yang dapat diuji di dalam pendidikan teknologi dasar. Di dalam menentukan pilihan muatan yang relevan untuk pendidikan teknologi dasar sebagai bagian dari pendidikan umum, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu : (1) harus berorientasi pada kenyataan teknologi masa kini; (2) harus disesuaikan dengan lingkungan dan pengalaman siswa; (3) Harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali kemampuan dan minat masing-masing individu.

a. Berorientasi pada teknologi masa kini

Pertama-tama Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) sebagai bagian dari kurikulum pendidikan umum, sebaiknya memberikan gambaran yang baik tentang teknologi masa kini. Para siswa menjumpai banyak teknologi, menggunakan banyak sistem teknologi, serta menggunakan peralatan teknologi di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Suatu sistem teknik, misalnya sistem pemanas sentral, sistem penyediaan air, sistem alarm, sistem pendingin, dan sebagainya. Di dalam sistem-sistem tersebut input-input diproses menjadi output tertentu. Berbagai input di dalam suatu sistem meliputi : materi, Energi, dan informasi, sedangkan outputnya berkisar antara lain produk-produk nyata seperti pensil , energi panas sampai pesawat terbang (Hutchinson & Karsnitz, 1994). Para siswa sering tidak menyadari akan keterlibatan proses teknologi di dalam setiap sendi kehidupannya. Mengembangkan wawasan siswa tentang fungsi-fungsi suatu sistem yang mereka jumpai di dalam kehidupan mereka sehari-hari merupakan salah satu tujuan utama pendidikan teknologi. Menggunakan pendekatan sistem merupakan pilihan yang baik untuk mengembangkan wawasan ini. Pendekatan sistem dapat membantu cara berpikir siswa terhadap proses teknologi yang termasuk ke dalam sistem keteknikan. Penekanannya adalah pada pembentukan pemahaman tentang bagaimana sistem-sistem tersebut berfungsi. Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) sebagai bagian dari pendidikan umum, harus mempunyai kurikulum yang dinamis

Page 27: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

yang harus terus menerus disesuaikan dengan perkembangan teknologi masa kini, karena perkembangan teknologi ini berubah dengan cepat. Misalnya, telepon genggam, beberapa tahun yang lalu belum ada, kalaupun ada mahal sekali, tetapi sekarang banyak orang tidak dapat bekerja tanpa telepon genggam tersebut. Kurikulum teknologi seharusnya dibuat sefleksibel mungkin mengikuti perkembangan yang akan datang dan alat-alat yang dapat dibicarakan.

b. Disesuaikan dengan pengalaman dan lingkungan siswa.

Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) sebagai bagian dari pendidikan umum sebaiknya disesuaikan dengan pengalaman dan lingkungan para siswa, hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar teknologi. Dari teori psikologi pendidikan hal ini diketahui bahwa para siswa lebih termotivasi untuk belajar jika mereka diberi tugas-tugas perseorangan yang bermanfaat bagi dirinya. Fokus dari materi pendidikan teknologi harus pada produk-produk teknologi yang digunakan di dalam kehidupan sehari-hari siswa dan pada konteks yang akrab dengan siswa. Lingkungan dan keadaan siswa dapat juga berbeda dalam satu negara. Satu sekolah dapat terletak di daerah pedesaan, sedangkan sekolah lainnya terletak di bagian kota metropolitan dengan daerah industrinya yang luas. Para siswa juga dapat mengalami dan memandang lingkungan mereka dengan cara pandang yang berbeda-beda. Pendidikan teknologi dapat membuat siswa pada lingkungan yang berbeda dengan mempertimbangkan akan perkembangan pengalaman utama dan persepsi mereka terhadap teknologi.

c. Kesempatan untuk menelusuri minat dan kemampuan

Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) memberi siswa kemungkinan untuk mewujudkan minatnya, sehingga dapat mendorong motivasi mereka untuk belajar, dan dengan demikian dapat merangsang mereka untuk mengembangkan suatu sikap positif terhadap teknologi. Oleh karena itu, merupakan hal penting memiliki wawasan tentang minat siswa tentang teknologi, karena minat siswa dapat berubah dan berkembang bersamaan dengan berlalunya waktu, pengembangan dan implementasi kurikulum pendidikan teknologi harus bersifat luwes dan dinamis yang siap berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Mengijinkan para siswa menggali minat mereka sendiri berarti kurikulum teknologi harus menarik bagi siswa baik putra maupun

Page 28: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

putri, memang terdapat perbedaan dalam cara siswa putra dan putri di dalam mengalami pendidikan teknologi. Umumnya siswa putri memiliki sedikit kurang pengalaman terhadap teknologi, mereka juga sedikit kurang percaya diri dan sedikit kurang minat terhadap teknologi. Kesimpulannya, pendidikan teknologi dasar sebagai bagian dari pendidikan umum harus diselaraskan dengan perkembangan teknologi mutakhir dan disesuaikan dengan minat, lingkungan, dan pengalaman para siswa secara individual. Hal ini berarti kurikulumnya harus bersifat luwes dan selalu mengacu pada perkembangan teknologi mutakhir. Oleh karena itu pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dasar merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan dinamis.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengembangan program PTD di SMP

Program Pendidikan Teknologi Dasar di SMP di Indonesia dikembangkan sejak tahun 1997 dan sampai dengan tahun 2008 terdiri dari lima tahap pengembangan, yaitu: Tahap Pertama. Pada tahap ini program Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) mulai dikembangkan di Indonesia. Pada tahap awal pengembangannya dilakukan di Direktorat Sekolah Swasta bekerja sama dengan Pemerintah Belanda. Sebagai ujicoba dipilih 4 sekolah Swasta, yaitu: SMP Al-Kautsar Bandar Lampung, SMP Taruna Bakti Bandung, SMP Hang Tuah Makasar, dan SMP Santa Theresia Ambon. Kajian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum Belanda (SLO) terhadap pelaksanaan program PTD di Indonesia menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan indikator antara lain sebagai berikut:

a. Program PTD dapat diterima dengan baik di sekolah-sekolah ujicoba.

b. Program PTD dapat berjalan dengan baik di sekolah ujicoba, dalam arti pembelajaran program PTD berjalan sesuai dengan yang diprogramkan.

c. Guru-guru PTD yang telah dilatih memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menerapkan pembelajaran program PTD

d. Seluruh stake holders di sekolah ujicoba program PTD dapat menerima dan mengembangkan PTD.

Page 29: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Tahap Kedua Berdasarkan hasil kajian tersebut, maka pada tahun 2000 program PTD dikembangkan pada 10 sekolah yang lain yang tersebar di beberapa provinsi. Pada pengembangan program PTD tahap kedua ini dilakukan dengan dana rupiah murni (APBN). Kajian yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap sekolah ujicoba tahap pertama dan tahap kedua mmenujukkan hasil yang memuaskan, anatar lain:

a. Program PTD di sekolah ujicoba tahap pertama masih berjalan dengan baik, dan sekolah ujicoba tahap kedua sangat antusias mengembangkan program PTD.

b. Seluruh bantuan kepada sekolah ujicoba dimanfaatkan sepenuhnya untuk pengembangan program PTD.

c. Kemampuan guru-guru PTD dalam mengelola pembelajaran cukup baik.

d. Sekolah dan seluruh stake holders merasakan manfaat dari program ini.

Tahap Ketiga Tahap ketiga merupakan tahap selanjutnya pengembangan program PTD di sekolah-sekolah swasta, hal ini dilakukan berdasarkan hasil kajian dan analisis dua tahap sebelumnya. Tahap ketiga dikembangan pada tahun 2001, pada tahap pengembangan program PTD tahap ketiga ini dilakukan pada 15 sekolah yang lain yang tersebar di beberapa provinsi. Dari tiga tahap pengembangan program PTD maka terdapat 29 sekolah ujicoba program PTD. Hasil kajian terhadap 29 SMP ujicoba PTD dihasilkan informasi sebagai berikut: a. Seluruh sekolah (100%) masih menyelenggarakan program

PTD dengan baik. b. Manajemen sekolah, Yayasan, Orang tua siswa, dan siswa

100 % mendukung pelaksanaan program PTD, bahkan sangat mendukung pelaksanaan program ini di sekolahnya masing-masing.

c. Atmosfer akademik sekolah meningkat secara signifikan. d. Guru PTD memiliki kebanggaan sebagai guru PTD. e. Motivasi anak untuk belajar, khususnya belajar PTD cukup

tinggi. Tahap ke empat. Kajian umum yang dilakukan terhadap ke 29 SMP ujicoba PTD pada awal tahun 2003 menujukkan hasil sebagai berikut: a. Beberapa sekolah, khususnya sekolah ujicoba PTD tahap-1

dan tahap-2 sudah tidak memperoleh bantuan dari

Page 30: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Pemerintah Pusat, tetapi pada sekolah-sekolah tersebut 98 % masih menyelenggarakan program PTD dengan baik sesuai dengan program tujuan awal pengembangan program PTD.

b. Pada beberapa sekolah metodologi pembelajaran program PTD di sekolah ujicoba berimbas pada mata pelajaran lain.

c. Peralatan pendukung program PTD masih utuh, layak digunakan untuk pembelajaran, bahkan beberapa sekolah menambah peralatan tersebut dengan swadaya.

d. Siswa sebagai pusat pembelajaran sangat senang belajar PTD

Berdasarkan hasil kajian tersebut makan Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama (Dit. PLP) pada tahun 2003 mengembangkan program PTD pada 10 SMP Negeri di beberapa provinsi, ini merupakan pertama kali program PTD di kembangkan di SMP negeri Tahap ke Lima Pengembangan program PTD tahap kelima dilakukan pada tahun 2006 dan implementasinya ke sekolah dilakukan pada tahun 2007 didasarkan atas beberapa alasan, antara lain sebagai berikut: a. Kajian-kajian yang telah dilakukan pada 39 sekolah

ujicoba program PTD menujukkan hasil yang positif. b. Kajian teoritis pentingnya diperkenalkan pendidikan

teknologi sedini mungkin untuk mempersiapkan SDM Bangsa Indonesia yang unggul dalam rangka menyongsong era globalisasi.

c. Kajian empiris pada beberapa kurikulum pendidikan dasar di beberapa negara menujukkan bahwa memperkenalkan teknologi secara dini kepada anak-anak merupakan bagian dari kurikulum inti mereka.

d. Kemajuan teknologi di segala bidang yang sangat pesat dewasa ini.

e. Intersitas keterlibatan teknologi terhadap manusia Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Atas dasar beberapa pertimbangan tersebut makan sejak tahun 2007, teknologi merupakan salah satu ciri keinternasionalan suatu sekolah maka pendidikan teknologi diintegrasikan dalam kurikulum 2006 plus kedalam mata pelajaran TIK.

2. Dokumen Pengembangan dan Implementasi program PTD SMP

Page 31: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

Selama pengembangan dan implementasi program Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) mulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2008, Pemerintah telah menghasilkan berbagai dokumen sebagai beriku: a. Standar Kompetensi Mata Pelajaran. b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar c. Model Kurikulum PTD. d. Pedoman Penyusunan Silabus. e. Pedoman Penyusunan RPP. f. Bahan ajar PTD (Modul yang terdiri dari buku kerja siswa,

buku guru dan buku teori) terdiri dari 17 modul.. g. Buku Konsep PTD. h. Panduan Penyelenggaran program PTD. i. Panduan Pengembangan program PTD j. Standar Sarana dan prasarana pembelajaran PTD. k. Mekanisme pelatihan guru l. Kurikulum dan materi pelatihan guru Dokumen-dokumen ini dikembangkan untuk membantu sekolah-sekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi mengembangkan dan mengimplemen- tasikan program Pendidikan Teknologi Dasar. Pada awalnya pengembangannya, dokumen-dokumen tersebut mengacu pada kurikulum tahun 1994, pada tahun 2006 Direktorat Pembinaan SMP mengkaji ulang dokumen-dokumen tersebut dan menyesuaikannya dengan kurikulum 2006. Selain itu dekomen-dokumen tersebut telah dikkaji dan ditelaah oleh para ahli dari berbagai instituasi, antara lain Perguruan Tinggi antara lain: ITB, UI, UPI, GAMA, UNESA, UM, ITS, dan UNIBRAW, P3G Teknologi Bandung, P3G IPA, P3G Pertanian Cianjur, PUSKUR, dan BPPT. Hasil dari telaahan para pakar tersebut digunakan untuk memperbaiki dan melengkapi dokumen-dokumen yang ada sehingga menjadi lebih lengkap dan lebih baik Sesuai dengan pengembangan sekolah bertaraf internasional dimana program Pendidikan menjadi salah satu ciri keinternasionalan, tetapi struktur kurikulum SMP yang ada tidak memungkinkan pengembangan mata pelajaran baru dan menghilangkan mata pelajaran yang ada maka Pendidikan Teknologi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang ada yaitu TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Dengan demikian untuk SBI dan RSBI, dokumen kurikulum dan perangkatnya untuk mata pelajaran TIK di kaji ulang dimana Pendidikan Teknologi masuk di dalam nya.

Page 32: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan.

Teknologi pada saat ini dan saat yang akan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan intensitas keterlibatan teknologi dalam kehidupan manusia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Suka tidak suka, mau tidak mau, siap tidak siap, teknologi akan hadir dalam setiap saat kehidupan manusia. Penguasaan substansi teknologi sangat diperlukan oleh setiap manusia, masyarakat, bahkan suatu bangsa untuk dapat berperan aktif dalam era globalisasi. Pada sisi lain teknologi sangat akrab dengan anak-anak serta sangat disukai oleh mereka. anak bisa berlama-lama memainkan teknologi bahkan mungkin sampai lupa waktu Latar belakang teoritis, latar belakang psikologis, serta latar belakang empirik yang telah dikemukakan diatas menunjukkan bahwa program Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) di SMP memiliki cukup fakta bahwa: a. Program PTD dapat di replikasi dan dikembangkan pada

sekolah-sekolah lain. Bahkan sejak tahun 2002, PTD telah mulai dikembangkan dan diimplementasikan di Sekolah Dasar (SD) oleh Direktorat Pembinaan TKSD.

b. Pembelajaran yang berpusat pada konteks nyata (kontekstual), PTD di dalam dapat membuat pendidikan menjadi lebih sesuai, lebih bermanfaat, lebih responsif terhadap kebutuhan di dunia kerja. Hal ini dapat membuat pendidikan menengah lebih menarik serta lebih menggugah minat para siswa, karena mereka dapat langsung dan lebih mudah menerapkan apa yang telah mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian PTD dapat meningkatkan relevansi pendidikan terhadap tuntutan dunia kerja.

c. Pendidikan Teknologi Dasar dapat memberdayakan para siswa untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Hal ini sesuai dengan cara teknologi dikembangkan dan diterapkan serta akan memungkinkan para siswa menjadi warga negara yang memiliki pendapat dan gagasan tentang teknologi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan kata lain Pendidikan Teknologi Dasar layak dikembangkan dan dimasukkan dalam kurikulum inti pendidikan menengah pertama.

Page 33: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

2. Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat dikemukakan berdasarkan paparan diatas adalah sebagai berikut: a. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 37 ayat (1) huruf (i), menyebutkan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah wajib memuat keterampilan/kejuruan. Selain itu juga PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7 ayat (4), menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB/ Paket B, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan.

Dengan pertimbangan bahwa lulusan SMP disiapkan untuk melanjutkan pendidikan, maka pendidikan kejuruan yang diberikan di jenjang SMP harus berbasis luas (broad-based) agar memberikan kesempatan yang lebih luas bagi peserta didik untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan dasarnya dalam bidang teknologi. Berdasarkan pandangan di atas, mata pelajaran yang tepat untuk memenuhi tujuan tersebut adalah mata pelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD).

b. Memperhatikan alasan-alasan utama tersebut di atas, PTD sangat penting untuk dimasukkan ke dalam kurikulum inti pilihan pada pendidikan menengah pertama di Indonesia. Sebagai kurikulum inti pilihan, PTD sejajar dengan mata pelajaran Keterampilan/TIK, sehingga struktur kurikulum SMP diusulkan menjadi: 10. Keterampilan/TIK/Pendidikan Teknologi Dasar. Idealnya PTD sebagai mata pelajaran ke sepuluh yang di dalamnya telah mencakup Keterampilan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Setidak-tidaknya, kedudukan PTD di dalam kurikulum Pendidikan Menengah Pertama adalah beridiri sendiri sebagai mata pelajaran No. 11 Pendidikan Teknologi Dasar, yaitu mata pelajaran yang dikembangkan sekolah dengan mengambil kelebihan alokasi waktu 2-4 jam pelajaran.

c. Kegiatan pembelajaran PTD dilaksanakan antara 2-4 jam

pelajaran yang terjadwal secara reguler setiap minggunya.

Page 34: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

PTD diberikan kepada seluruh siswa mulai dari kelas satu hingga kelas tiga.

d. PTD adalah sebuah mata pelajaran, sehingga gurunya pun

adalah guru mata pelajaran. Seorang guru mata pelajaran PTD seharusnya berlatar belakang pendidikan D4/ S1 PTD. Akan tetapi karena belum ada satu LPTK pun yang membuka program studi PTD, maka pengadaan guru PTD dilakukan melalui pelatihan. Sebagai sebuah mata pelajaran baru dengan guru bidang studi baru, maka kedalaman dan keluasan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PTD akan sangat mempengaruhi lama waktu pelatihan.

Pelatihan guru PTD dapat dirancang secara dinamis dengan memperhatikan aspek efektivitas dan efisiensi. Pelatihan guru PTD yang selama ini dilaksanakan 3 kali dengan lama masing-masing 2, 1.5, dan 1 bulan. Pelatihan dapat dibuat lebih efisien dengan desain pelatihan yang padat yang dilaksanakan di beberapa pusat pelatihan. Agar penyediaan guru dapat dilaksanakan dengan lebih baik, perguruan tinggi perlu menyelenggarakan pendidikan guru PTD pada jenjang D4/S1.

e. Keberlanjutan (sustainability) program PTD sangat mungkin diwujudkan apabila kedudukan PTD di dalam struktur kurikulum SMP minimal seperti yang kami usulkan. Selanjutnya didukung dengan kebijakan nasional yang tegas mengenai rintisan PTD hingga ke tingkat kota/kabupaten, penyelenggaraan PTD akan lebih mantap. Perluasan implementasi PTD di tingkat kota/kabupaten perlu didukung dengan kebijakan partisipatif pemerintah daerah antara lain melalui alokasi dana APBD. Selain itu, keberlanjutan akan tetap terjaga apabila kegiatan monitoring dan evaluasi serta sosialisasi oleh pemerintah pusat dan daerah terhadap implementasi dan pengembangan PTD dilakukan secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA 1. Weber, Ruud, Basic Technology Education (BTE) Curriculum

Indonesia, Educaplan, Kennisspecialisten, Enschede, The Netherlands, 1997.

2. Kitano, M K & Kirby, D F, Gifted Education a Comprehensive View,

Little Brown & Co, Canada, 1986.

Page 35: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

3. Evans, James R, Creative Thinking, Colledge Division, South-Western

Publishing Co, Cincinnati, 1991. 4. Semiawan, Conny R, Kurikulum Berdiferensiasi, Puskur, Jakarta 1997 5. Dahar, Ratna Willis, Teori-Teori Belajar, Penerbit Erlangga, Jakarta,

1996. 6. Slimming, David, Implementasi Pelaksanaan Kurikulum 1994, SSEP,

1998 7. Gagne, E D, The Cognitive Psychology of School Learning, Boston,

Little Brown, 1985. 8. Soepangkat, Hariadi P, Dimensi Kemampaun yang Dituntut dari

Tenaga Kependidikan Berkenaan Dengan Perkembangan IPTEK dan UUSPN No.2, 1989, Makalah, 1991.

9. Hinduan, Achmad A, Pembelajaran IPA SLTP Sebagai Wahana

Pendidikan Umum, Lokakarya Nasional Pembelajaran IPA, Bandung, 1998.

10. Soekamto, Toeti & Winataputra, Udin S, Teori Belajar dan Model-

model Pembelajaran, Ditjen Dikti, Depdikbud, 1994. 12. Worell, Judith & Stiwell, William E, Psychology for Teacher and

Student, New York, Mc Graww-Hill Book Co, 1981. 13. Ibrahim, M Djamil, Kurikulum 1994 IPA Pendidikan Dasar dan

Menengah : Peluang dan Kendala, Lokakarya Nasional Pembelajaran IPA, Bandung, 1998.

14. John, J A & Quenouwille M H, Ekaperimen : Disain and Analysis 2nd

ed, Charles Griffin and Company, Ltd, London, 1977. 15. Pedhazur Elazar J, Multiple Regression in Behavioral Research,

Second Edition, Holt, Rinehart and Winston, New York, 1982. 16. Fraenkel, Jack R & Wallen Norman E, How to Design and Evaluate

Research in Education, Mc Graw-Hill, Inc, New York, 1993. 17. …………., GBPP SLTP, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Depdikbud,

Jakarta, 1993. 18. …………, GBPP SLTP, Pendidikan Teknologi Dasar, Draft 07

Depdikbud, Jakarta, 1999.

Page 36: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

19. Costa. Arthur L. Developing Mind : Resource Book for Teaching Thinking. Association for Supervision and Curriculum Development. Virginia, 1986.

20. Padri, I. Made, Profil Pembelajaran MIPA di Sekolah. Ditjen Dikti.

JICA-IMSTEP. IKIP Bandung, 1999. 21. Sumaji. Dimensi Pendidikan IPA dan Pengembangannya Sebagai Ilmu.

Universitas Sanata Dharma. Penerbit Kanisius. Yogyakarta, 1998. 22. Yager, Robert E. Defining Science Education As A Dicipline (Editorial).

Journal of Research in Science Teaching. 20 (3). March 1983. 23. Winarno F.G. Prof.Dr.Ir. dalam Analisis Permasalahan Kurikulum

1994 dan Elaborasi Kemampuan dasar Peserta Didik. Pusbangkurandik. Balitbang. Dikbud. 1994.

24. Dlamini Betty, at all, Liked and Disliked Learning Activities : Respon

of Swazi Student to Science Material With a Technological Approach. Journal Research in Science & Technological Education. Vol. 14. No. 2. 1996.

25. Handley, Dave & Lyle Sue. Pupils Perceptions of Design and

Technology : a Case-study of Pupils in South Wales. Journal Research in Science & Technological Education. Vol. 14. No. 2. 1996.

26. Joyce, Bruce & Weil, Marsha (1992). Models of Teaching. Allyn and

Bacon. Boston, USA. 27. Supriadi, Dedi (1994). Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan

Iptek. Penerbit Alfabeta. Bandung. 28. Rohandi, R dan Sinaradi, F (1997). Pendidikan Sains yang Humanistis.

Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 29. Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof. Dr. (1997). Pengembangan

Kurikulum, Teori dan Praktek. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

30. Ruindungan, Max G. (1996). Model Bimbingan Peningkatan

Kreativitas Siswa Sekolah Menengah Umum. Disertasi. PPS IKIP Bandung.

31. Meeker, Mary Nacol (1969). The Structure of Intellect, Its

Interpretation and Uses. Charles E. Merrill Publishing Company, A Bell & Howell Company. Columbus, Ohio.

Page 37: 58_didi Teguh Chandra_pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar Di Smp

32. Munandar, S.C.U. (1977). Creativity and Education. Dissertation. Fakultas Psikologi. UI. Jakarta. Tidak diterbitkan.

33. Naisbitt, J. 1995. Megatrend Asia: Delapan Megatrend Asia yang

Mengubah Dunia, (Alih bahasa oleh Danan Triyatmoko dan Wandi S. Brata): Jakarta: Gramedia.

34. Sardar, Z. (1979). The Future of Muslim Civilization. London: Croom

Helm. A.b. Rahmani Astuti (1993). Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim. Bandung: Mizan.

35. Inkeles, A. (1983). “Modernisasi Manusia”, dalam Myron Weiner

(Ed). Modernisasi; Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

36. Galbreath, J. 1999. Preparing the 21st Century Worker: The Link

Between Computer-Based Technology and Future Skill Sets. Educational Technology Nopember-Desember 1999. Hlm. 14-22.

37. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem

Pendidikan Nasional ) 2003Beserta Penjelasannya. Bandung: Fokusmedia.