56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
-
Upload
rachmayasti-rachmat -
Category
Documents
-
view
294 -
download
6
Transcript of 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
1/21
PANDUAN TATALAKSANA GANGGUAN BIPOLAR Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup.
Epidemiologi
Prevalensi GB I selama kehidupan mencapai 2,4%, GB II berkisar antara 0,3%-4,8%,siklotimia antara 0,5%-6,3%, dan hipomania antara 2,6%-7,8%. Total prevalensi spektrum bipolar, selama kehidupan, yaitu antara 2,6%-7,8%. (3)
Perlunya Suatu Pedoman
Salah diagnosis dan terlambatnya penegakan diagnosis GB sering terjadi sehinggaterapi yang akurat terlambat diterima oleh pasien dengan GB. Oleh karena itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) membuat suatu tuntunan GB yang dapat digunakan secara nasional. Tuntunan ini bertujuan agar diagnosis yang akurat dapat ditegakkan sedini mungkin supaya penatalaksanaan yang komprehensif dapat segera diberikan kepada pasien dengan GB. Penatalaksanaan yang komprehensifterdiri dari intervensi farmakologik dan nonfarmakologik. Tuntunan ini terutamamemberikan arahan tentang penggunaan psikofarmakologi pada pasien dengan GB. Pemilihan psikofarmakologi adalah berdasarkan penilaian kritis terhadap obat-obatan yang digunakan pada GB dan juga disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Di bawah ini adalah jenis-jenis GB sesuai dengan kriteria diagnostik yang terera dala
m Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV-Text Revision (DSM-IVTR); Episode manik : Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secaramenetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:grandiositas atau percaya diri berlebihan berkurangnya kebutuhan tidur cepat danbanyaknya pembicaraan lompatan gagasan atau pikiran berlomba perhatian mudah teralih peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah)
Manifestasi Klinik
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
2/21
-
tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang matang).
Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengan penderitan, gambaran psikotik, hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya gangguan fungsisosial dan pekerjaan. Episode depresi mayor : Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat simtom/tanda yaitu:mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan sulit atau banyak tidur agitasi atau retardasi psikomotor fatig atau berkurangnya tenaga menurunnya harga diri ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya konsentrasi pesimis pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa renacana) atau tindakan bunuh diri.
Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu fungsi personal, sosial, atau pekerjaan. Episode Campuran Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood disforik), iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar dan kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejalacukup berat sehingga memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan. Episode Hipomanik Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien
mengalami peningkatan mood, ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikittiga gejala (empat gejala bila mood iritabel) yaitu:grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri berkurangnya kebutuhan tidur
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
3/21
-
meningkatnya pembicaraan lompat gagasan atau pikiran berlomba perhatin mudah teralih meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotor pikiran menjadi lebih tajamdaya nilai berkurang
Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau pembicaran aneh), tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan. Sering kali dilupakan oleh pasien tetapi dapat dikenali oleh keluarga. Siklus Cepat Siklus cepat yaitu bila terjadi paling sedikit empat episode depresi, hipomania atau mania dalam satu tahun. Seseorang dengan siklus cepatjarang mengalami bebas gejala dan biasanya terdapat hendaya berat dalam hubunganinterpersonal atau pekerjaan. Siklus Ultra Cepat Mania, hipomania, dan episodedepresi bergantian dengan sangat cepat dalam beberapa hari. Gejala dan hendaya lebih berat bila dibandingkan dengan siklotimia dan sangat sulit diatasi Simtom Psikotik Pada kasus berat, pasien bisa mengalami gejala psikotik. Gejala psikotikyang paling sering yaitu: - halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasilainnya) - waham Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan waham nihilistik terjadi pada episode depresi. Ada kalanya simtom psikotik tidak serasi dengan mood. Pasien dengan GB sering didiagnosis sebagai skizofrenia.
Diagnosis
Ketrampilan wawancara dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis. Informasi dari keluarga sangat diperlukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria yang terdapatdalam DSM-IV atau ICD-10. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi simtom GB adalah The Structured Clinical Interview for DSM-IV (SCID).The Present State Examination (PSE) dapat pula digunakan untuk mengidentifikasisimtom sesuai dengan ICD-10. Gangguan Mood Bipolar IGangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Tunggal
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
4/21
A. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat episode depresimayor sebelumnya. B. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan. C. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zatatau kondisi medik umum D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Saat Ini A. Saat ini dalam episode manikB. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik, depresi, atau campuran C. Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan D. Gejala-gejala tidakdisebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Campuran Saat Ini A. Saat ini dalam episode campuran B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi, atau campuran C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi medikumum E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna at
au menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya. . Gangguan Mood Bipolar I, Episode Hipomanik Saat Ini A. Saat ini dalam episode hipomanik B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manikatau campuran C. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
5/21
cukup bermakna atau hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya. D. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagaiskizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Depresi Saat Ini A. Saat ini dalam episode depresi mayor B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau campuran C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medikumum E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya. Gangguan Mood Bipolar I, Episode Yang Tidak Dapat Diklasifikasikan Saat IniA. Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik,campuran, atau episode depresi. B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalamisatu episode manik atau campuran C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain. D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan,atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar II
Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu episode hipomanik
Gangguan SiklotimiaA. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
6/21
B. C.
D.
E. F.
depresi yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan remaja durasinya paling sedikit satu tahun. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu waktu. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama dua tahun gangguan tersebut Catatan: Setelah dua tahun awal,siklotimia dapat bertumpang tindih dengan manik atau episode campuran (diagnosis GB I dan gangguan siklotimia dapat dibuat) atau episode depresi mayor ( diagnosis GB II dan gangguan siklotimia dapat ditegakkan) Gejala-gejala pada kriteriaA bukan skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya. (1)
Diagnosis GB menurut kriteria diagnostik ICD-10F.30.0. Hipomania Paling sedikit, selama empat hari, secara persisten terjadi peningkatan mood atau mood iritabel yang derajatnya ringan dan disertai dengan tig
a gejala berikut yaitu meningkatnya energi dan aktivitas, meningktanya sosiabilitas, banyaknya bicara, lebih ramah, perilaku ceroboh dan meningkatnya energi seksual, berkurangnya kebutuhan tidur, dan sulitnya berkonsentrasi dan distraktibilitas. Gejala-gejla di atas tidak menyebabkan gangguan berat fungsi pekerjaan danpenolakan sosial. Gangguan mood dan perilaku tidak disertai oleh adanya halusinasi atau waham. F.30.1. Mania Tanpa Simtom Psikotik Paling sedikit, selama satuminggu (bisa kurang bila pasien mendapat perawatan), secara persisten , terjadipeningkatan mood (elasi, ekspansif) atau iritabel yang tidak bergantung kepada suasana lingkungan pasien. Paling sedikit ditemui tiga gejala berikut yaitu meningkatnya aktivitas atau kegelisahan fisik, desakan berbicara, lompatan gagasan atau berlombanya isi pikiran, hilangnya inhibisi sosial, berkurangnya kebutuhan tidur, distraktibilitas, berubah-ubahnya perencanaan, melambungnya harga diri, banyaknya ide-ide kebesaran, perilaku ceroboh, dan meningkatnya gairah seksual. F.3
0.2
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
7/21
Mania dengan Simtom Psikotik Sama dengan simtom-simtom di atas dan ditambah dengan adanya waham (biasanya waham kebesaran) atau halusinasi (biasanya suara-suarayang berbicara langsung kepada pasien), atau adanya gaduh gelisah, aktivitas motorik yang berlebihan, dan lompatan gagasan yang sangat berlebihan sehingga pasien tidak mungkin melakukan komunikasi seperti biasanya. F.31 Gangguan Afektif Bipolar Episod mania atau hipomania multipel atau depresi dengan mania/hipomania,episod saat ini seperti yang didefinisikan di atas atau di bawah ini. F31.6
Gangguan Afektif Bipolar, Saat Ini Episode Campuran Sebelumnya, pasien mengalami, paling sedikit, satu episode campuran, depresi, mania, atau hipomania dan saatini, memperlihatkan suatu campuran atau pergantian yang cepat antara simtom mania dengan depresi. F 32 Episode Depresi Paling sedikit, selama dua minggu, pasien mengalami penurunan mood, pengurangan energi dan aktivitas. Berkurangnya kemampuan merasakan rasa senang, penurunan konsentrasi dan minat. Pasien merasa lelah, berkurangnya nafsu makan, dan gangguan tidur. Berkurangnya rasa percaya diri,adanya rasa tidak berguna atau ide-ide bersalah. Mood tidak berespons terhadap lingkungan, dan disertai dengan simtom somatik misalnya, hilangnya minat dan rasasenang, terbangun dini hari, depresi memburuk di pagi hari, retardasi atau agitasi psikomotor, berkurangnya nafsu makan dan libido. Episod depresi dispesifikasi sebagai derajat ringan (paling sedikit empat gejala), sedang (paling sedikit enam gejala dan kesulitan secara terus-menerus dalam berktivitas rutin) atau berat (paling sedikit delapan gejala dan gejalagejala tersebut sangat nyata dan menimbulkan penderitaan). Skala Diagnostik Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan; - Mini International Neuropsychiatric Inventory (MINI) - Mood Disorder Quest
ionnaire (MDQ) - Brief Psychiatrc Rating Scale (BPRS) Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa skala diagnostik lebih superior bila dibandingkan dengan wawancaraklinis. Penatalaksanaan Kedaruratan Agitasi Akut pada GB
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
8/21
Lini I
Penatalksanaa Kedaruratan Agitasi Akut pada GB
Injkesi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien dengan episode mania atau campuran akut. Dosis adalah 9,75mg/injeksi. Dosis maksimum adalah29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan interval dua jam). Berespons dalam 45-60 menit. Injeksi IM Olanzapin efektif untuk agitasi pada pasien dengan episode mania atau campuran akut. Dosis 10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah 30mg/hari. Berespons dalam 15-30 menit. Interval pengulangan injeksi adalah dua jam.Sebanyak 90% pasien menerima hanya satu kali injeksi dalam 24 jam pertama. Injeksi lorazepam 2 mg/injeksi. Dosis maksimum lorazepam 4mg/hari. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi IM Aripiprazol atau Olanzapin. Jangan dicampur dalam satujarum suntik karena mengganggu stabilitas antipsikotika. Injeksi IM Haloperidolyaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30 menit. Dosis maksimum adalah15 mg/hari. Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi haloperidol IM. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik.
Lini II
Terapi Farmakologi Episode Mania
Rekomendasi Terapi Farmakologi pada Mania Akut Lini I Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR, aripiprazol, litium atau divalproat +risperidon, litium atau divalproat + quetiapin, litium atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat + aripiprazol Karbamazepin, TKL*, litium + divalproat, paliperidon Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol, litium + karbamazepin, klozapin Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon + karbamazepin, olanzapin + karbamazepin
Lini II Lini III
Tidak direkomendasikan
*TKL = terapi kejang listrik
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
9/21
Algoritma Terapi Mania Akut GBEvaluasi keamanan /fungsi; tentukan tempat perawatan; hentikan antidepresan; cari penyebab penyakit; hentikan kafein, alkohol, dan zat lainnya; psikoedukasi, terapi suportif dan perilaku
Langkah I Evaluasi Status Medik
Tidak ada obat/tidak dengan obat lini I
Dengan Obat Lini I
Langkah II Memulai/mengoptimalkan, evaluasi kepatuhan
Mulai dengan Li,DVP, AA, atau Kombinasi 2 obat
Tidak berespons
Li atau DVP
AA
Kombinasi 2 obat (Li atau DVP + AA
Langkah III Tambahkan atau ganti obat
Tambahkan atau ganti dengan AA
Tambahkan atau ganti Li atau DVP
Ganti salah satu atau kedua obat dengan obat Lini I lainnya
Tidak berespons Pertimbangkan menambah atau mengganti dengan obat Lini II atau III lainnya
Langkah IV Tambahkan atau ganti obat
Ganti salah satu atau kedua obat dengan obat Lini I lainnya
Tidak berespons Pertimbangkan menambah feniitoin, asam lemak omega-3, kalsitoinin, alopurinol, amisulprid
Langkah V Tambahkan atau obat-obat eksprimental
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
10/21
Li = litium; DVP = divalproat, AA = antipsikotika atipik Penatalaksanaan pada Episode Depresi Akut, GB I Terapi Farmakologi Episode Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium Lini I Depresi Akut atau divalproat + SSRI, olanzapin +SSRI, litium + GB I divalproat Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau divalproat + Lini II lamotrigin Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, Lini III litium atau divalproat + venlafaksin, litium + MAOI, TKL, litium atau divalproat atau AA + TCA, litium atau divalproat atau karbamazepin + SSRI + lamotrigin,penambahan topiramat. Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi Tidak direkomendasikan Rekomendasi Terapi Rumatan Pada GB I Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, Lini I quetiapin, litium atau divalproat + quetiapin, risperidon injeksi jangka panjang (RIJP), penambahan RIJP, aripirazol. Karbamazepin,litium + divalproat, litium + Lini II karbamazepin, litium atau divalproat + olanzapin, litium + risperidon, litium + lamotrigin, olanzapin + fluoksetin Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin, Lini III penambahan ECT, penambahan topiramat, penambahan asam lemak omega-3, penambahan okskarbazepin Gabapentin, topiramat atau antidepresan monoterapi Tidak direkomendasikan Terapi Farmakologi untuk Depresi Akut GB II Lini I Lini II Rekomendasi Terapi Akut Depresi, GB II Quetiapin Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat + antidepresan, litium+ divalproat, antipsikotika atipik + antidepresan Antidepresan monoterapi (terutama untuk pasien yang jarang mengalami hipomania) Rekomendasi Terapi Rumatan GBII Litium, lamotrigin Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika atipik + antidepresan, kombinasi dua dari: litium, lamotrigin, divalproat, atau antipsikotika atipik Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT Gabapentin
Lini III
Terapi Rumatan GB II
Lini I Lini II
Lini III Tidak
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
11/21
direkomendasikan Algoritma Terapi GB I, Episode DepresiEvaluasi keamanan /fungsi; psikoedukasi,
Langkah I Evaluasi Status Medik
+
Dengan DVP
Dengan Olz, Ris, atau Aripip
Dengan obat Lini I
Tidak mengguna kan obat
Langkah II Memulai/mengoptimalkan, evaluasi kepatuhan
Tidak berespons
Tambahkan SSRI/Bup atau tambahkan/gan ti dengan Li, Lam, atau Que
Tambahkan SSRI, Li atau Lam atau ganti dengan Li, Lam, atau Que
Lam Li
Que Olz+ SSRI Li atau DVP +SSRI/ Bup Li + DVP
Langkah III Tambahkan atau ganti obat
Tambahka n/ ganti dg Li atau Que
Tambahkan SSRI/Bup atau tambahkan/ganti dg Lam atau Que
Tambahkan SSRI, Li atau Lam atau ganti
Tidak berespons
dg Li, Lam atau Que
Ganti dg Que, Que + SSRI, L, Li + SSRI/B up atau Lam
Ganti Li atau DVP dg Que atau Olz atau ganti SSRI/Bu p dg Lam
Langkah IV Tambahkan atau ganti obat
Tambahk an SSRI/Bu p atau ganti Li atau DVP dg Lam atau Que
Tidak berespons
Ganti satu atau kedua obat dengan obat lini I atau lini kedua lainnya
Langkah V Tambahkan atau obat-obat baru
Pertimbangkan TKL, obat lini ketiga dan pilihan-pilihan baru yang tidak direkomendasikan
Li = litium; DVP = divalproat, AA = antipsikotika atipik, Olz = olanzapin, Que =quetiapin, Lamotrigin, SSRI = selective serotonin reuptake inhibitor, Bup = bupropion.
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
12/21
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
13/21
Di bawah ini adalah obat-obat yang dapat digunakan pada GB Stabilisator Mood Litium Litium sudah digunakan sebagai terapi mania akut sejak 50 tahun yang lalu. Ia lebih superior bila dibandingkan dengan plasebo. Farmakologi Sejumlah kecil litium terikat dengan protein. Litium dieksresikan dalam bentuk utuh hanya melaluiginjal. Indikasi Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai terapi rumatan GB. Dosis Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan menitrasi dosis hingga mencapai dosis terapeutik yang berkisarantara 1,0-1,4 mEq/L. Perbaikan terjadi dalam 7-14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk mengatasi keadaan akut lebih tinggi bila dibandingkan dengan untuk terapi rumatan. Untuk terapi rumatan, dosis berkisar antara 0,4-0,8 mEql/L. Dosis kecil dari 0,4 mEq/L, tidak efektif sebagai terapi rumatan. Sebaliknya, gejala toksisitas litium dapat terjadi bila dosis 1,5 mEq/L. Efek samping Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen, penambahan berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan ensefalopati dapat pula terjadi akibat penggunaan litium. Neurotoksisitas bersifat ireversibel.Akibat intoksikasi litium, defisit neurologi permanen dapat terjadi misalnya, ataksia, defisist memori, dan gangguan pergerakan. Untuk mengatasi intoksikasi litium, hemodialisis harus segera dilakukan. Litium dapat merusak tubulus ginjal.Faktor risiko kerusakan ginjal adalah intoksikasi litium, polifarmasi dan adanyapenyakit fisik lainnya. Pasien yang mengonsumsi litium dapat mengalami poliuri.Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk banyak meminum air. Pemeriksaan Laboratorium Sebelum memberikan litium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan fungsitiroid, harus diperiksa terlebih dahulu. Untuk pasien yang berumur di atas 40 tahun, pemeriksaan EKG harus dilakukan. Fungsi ginjal harus diperiksa setiap 2-3
bulan dan fungsi tiroid dalam enam bulan pertama. Setelah enam bulan, fungsi ginjal dan tiroid diperiksa sekali dalam 6-12 bulan atau bila ada indikasi. WanitaHamil Penggunaan litium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi janin. Kejadiannya meningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini. Wanita dengan GB yang derajatnya berat, yang mendapat rumatan litium, dapat melanjutkanlitium selama kehamilan bila
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
14/21
ada indikasi secara klinis. Kadar litium darahnya harus dipantau dengan seksama.Pemeriksaan USG untuk memantau janin, harus dilakukan. Selama kehamilannya, wanita tersebut harus disupervisi oleh ahli kebidanan dan psikiater. Sebelum kehamilan terjadi, risiko litium terhadap janin dan efek putus litium terhadap ibu harus didiskusikan. Valproat Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai antimania. Valproat tersedia dalam bentuk: 1. Preparat oral; a. Sodium divalproat, tablet salut, proporsi antara asam valproat dan sodium valproat adalah sama (1:1) b. Asam valproat c. Sodium valproat d. Sodium divalproat, kapsul yang mengandung partikel-partikel salut yang dapat dimakan secara utuh ataudibuka dan ditaburkan ke dalam makanan. e. Divalproat dalam bentuk lepas lambat, dosis sekali sehari. 2. Preparat intravena 3. Preparat supositoria FarmakologiTerikat dengan protein. Diserap dengan cepat setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma valproat sodium dan asam valproat dicapai dalam dua jam sedangkan sodium divalproat dalam 3-8 jam. Awitan absorbsi divalproat lepas lambat lebihcepat bila dibandingkan dengan tablet biasa. Absorbsi menjadi lambat bila obatdiminum bersamaan dengan makanan. Ikatan valproat dengan protein meningkat biladiet mengandung rendah lemak dan menurun bila diet mengandung tinggi lemak. Dosis Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum berkisar antara 45 -125 g/mL. Untuk GB II dan siklotimia diperlukan divalproat dengan konsentrasi plasma < 50 g/mL. Dosis awal untuk mania dimulai dengan 15-20 mg/kg/hari atau 250 500 mg/hari dan dinaikkan setiap 3 hari hingga mencapai konsentrasi serum 45- 125 g/mL. Efek samping, misalnya sedasi, peningkatan nafsu makan, dan penurunan leukosit serta trombosit dapat terjadi bila konsentrasi serum > 100 g/mL. Untuk terapi rumatan, konsentrasi valproat dalam plasma yang dianjurkan ada
lah antara 75-100 g/mL. Indikasi Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak beresponsdengan litium, siklus cepat, GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia. Efek Samping
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
15/21
Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi, misalnya anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan) enzim transaminase, sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal pengobatandan bekurang dengan penurunan dosis atau dengan berjalannya waktu. Efek sampinggastrointestinal lebih sering terjadi pada penggunaan asam valproat dan valproat sodium bila dibandingkan dengan tablet salut sodium divalproat. Lamotrigin Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi. Ia menghambat kanal Na+. Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamat. Farmakokinetik Lamotrigin oral diabsorbsi dengan cepat. Ia dengan cepat melewati sawar otak dan mencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam. Sebanyak 10% lamotrigin dieksresikan dalam bentuk utuh. Indikasi Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut maupun rumatan. Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat. Dosis Berkisar antara 50-200 mg/hari. Efek Samping Sakit kepala, mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk kemerahan di kulit. Antipsikotika Atipik Antipsikotika atipik, baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif sebagai terapilini pertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut adalah olanzapin,risperidon, quetiapin, dan aripiprazol. Risperidon Risperidon adalah derivat benzisoksazol. Ia merupakan antipsikotika atipik pertama yang mendapat persetujuanFDA setelah klozapin. Absorbsi Risperidon diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral. Ia dimetabolisme oleh enzim hepar yaitu CYP 2D6. Dosis Untuk preparatoral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu tablet dan cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya dapat dinaikkan hingga mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar pasien membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidoninjeksi jangka panjang (RIJP) dapat pula digunakan untuk terapi rumatan GB. Dos
is yang dianjurkan untuk
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
16/21
orang dewasa atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak beresponsdengan 25 mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per dua minggu. Indikasi Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi rumatan Efek Samping Sedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi, peningkatan berat badan, berkurangnya gairah seksual, disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada risperidon bila dibandingkan dengan pada plasebo. Meskipun risperidon tidak terikatsecara bermakna dengan reseptor kolinergik muskarinik, mulut kering, mata kabur, dan retensi urin, dapat terlihat pada beberapa pasien dan sifatnya hanya sementara. Peningkatan berat badan dan prolaktin dapat pula terjadi pada pemberian risperidon. Olanzapin Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin yang memilikiafinitas terhadap dopamin (DA), D2, D3, D4, dan D5, serotonin 2 (5-HT2); muskarinik, histamin 1(H1), dan a1
drenergik. Indik
si Ol
nz
pin mend
p
t persetuju
n d
ri FDA untuk bipol
r episode
kut m
ni
d
n c
mpur
n. Sel
in itu, ol
nz
pin jug
efektif untuk ter
pi rum
t
n GB. Dosis Kis
r
n dosis ol
nz
pin
d
l
h
nt
r
5-30 mg/h
ri. Efek S
mping Sed
si d
p
t terj
di p
d
w
l pengob
t
n tet
pi berkur
ng setel
h beber
p
l
m
. Efek
ntikolinergik d
p
t pul
terj
di tet
pi kej
di
nny
s
ng
t rend
h d
n tid
k menyeb
bk
n penghenti
n pengob
t
n. Risiko terj
diny
di
betes tipe-2 rel
tif tinggi bil
dib
ndingk
n deng
n
ntipsikotik
tipikl
inny
. Ke
d
n ini d
p
t di
t
si deng
n mel
kuk
n psikoeduk
si, mis
lny
merub
h g
y
hidup, diet d
n l
tih
n fisik. Queti
pin Queti
pin merup
k
n su
tu deriv
t dibenzoti
zepin y
ng bekerj
seb
g
i
nt
gonis 5HT1A d
n 5-HT 2A, dop
min D1,D2, hist
min H1 sert
reseptor
drenergik a1 d
n a2. Afinit
sny
rend
h terh
d
p reseptor D2 d
n rel
tif lebih tinggi terh
d
p serotonin 5-HT 2A. Dosis Kis
r
n dosis p
d
g
nggu
n bipol
r dew
s
y
itu 200-800 mg/h
ri. Tersedi
d
l
m bentuk t
b
let IR (immedi
te rele
se) deng
n dosis 25 mg, 100 mg, 200 mg, d
n 300 mg, deng
n pemberi
n du
k
li per h
ri. Sel
in itu, jug
tersedi
queti
pin-XR deng
n dosis 300 mg, s
tu k
li per h
ri.
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
17/21
Indik
si Queti
pin efektif untuk GB I d
n II, episdoe m
nik, depresi, c
mpur
n,siklus cep
t, b
ik d
l
m ke
d
n
kut m
upun rum
t
n. Efek S
mping Queti
pin sec
r
umum ditoler
nsi deng
n b
ik. Sed
si merup
k
n efek s
mping y
ng sering dil
pork
n. Efek s
mping ini berkur
ng deng
n berj
l
nny
w
ktu. Perub
h
n d
l
m ber
t b
d
n deng
n queti
pin
d
l
h sed
ng d
n tid
k menyeb
bk
n penghenti
n pengob
t
n. Peningk
t
n ber
t b
d
n lebih kecil bil
dib
ndingk
n deng
n
ntipsikotik
tipik. Aripipr
zol Aripipr
zol
d
l
h st
bilis
tor sistem dop
min-serotonin. F
rm
kologi Aripipr
zol merup
k
n
gonis p
rsi
l ku
t p
d
D2, D3, d
n 5-HT1A sert
nt
gonis 5HT2A. I
jug
mempuny
i
finit
s y
ng tinggi p
d
reseptor D3,
finit
s sed
ng p
d
D4, 5-HT2c, 5-HT7, a1-
drenergik, hist
minergik (H1), d
n serotonin reupt
ke site (SERT), d
n tid
k terik
t deng
n reseptor musk
rinik kolinergik. Dosis Aripipr
zol tersedi
d
l
m bentuk t
blet 5,10,15,20, d
n 30 mg. Kis
r
ndosis efektifny
per h
ri y
itu
nt
r
10-30 mg. Dosis
w
l y
ng direkomend
sik
n y
itu
nt
r
10 - 15 mg d
n diberik
n sek
li seh
ri. Ap
bil
d
r
s
mu
l, insomni
, d
n
k
tisi
, di
njurk
n untuk menurunk
n dosis. Beber
p
klinikus meng
t
k
n b
hw
dosis
w
l 5 mg d
p
t meningk
tk
n toler
bilit
s. Indik
si Aripipr
zol efektif p
d
GB, episode m
ni
d
n episode c
mpur
n
kut. I
jug
efektif untuk ter
pi rum
t
n GB. Aripipr
zol jug
efektif seb
g
i ter
pi t
mb
h
n p
d
GBI, episode depresi. Efek S
mping S
kit kep
l
, meng
ntuk,
git
si, dispepsi
,
nksiet
s, d
n mu
l merup
k
n kej
di
n y
ng tid
k diingink
n y
ng dil
pork
n sec
r
spont
n oleh kelompok y
ng mend
p
t
ripipr
zol. Efek s
mping ekstr
pir
mid
lny
tid
k berbed
sec
r
berm
kn
deng
n pl
sebo. Ak
tisi
d
p
t terj
di d
n k
d
ng-k
d
ng d
p
t s
ng
t mengg
nggu p
sien sehingg
sering meng
kib
tk
n penghenti
n pengob
t
n. Insomni
d
p
t pul
ditemui. Tid
k
d
peningk
t
n ber
t b
d
n d
n di
betes melitus p
d
penggun
n
ripipr
zol. Sel
in itu, peningk
t
n k
d
r prol
ktin jug
tid
k dijump
i. Aripipr
zol tid
k menyeb
bk
n perub
h
n interv
l QTc. Antidepres
n Antidepres
n efektif untuk mengob
ti GB, episode depresi. Penggun nny h rus d l m j ngk pendek. Penggun n j ngk p nj ng berpotensi meginduksi hipom
ni
t
u m
ni
. Untuk menghind
ri terj
diny
hipom
ni
d
n m
ni
,
ntidepres
n hend
kl
h dikombin
si deng
n st
bilis
tor mood
t
u deng
n
ntipsikotik
tipik
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
18/21
Intervensi Psikososi
l Intervensi psikososi
l meliputi berb
g
i pendek
t
n mis
lny
, cognitive beh
vior
l ther
py (CBT), ter
pi kelu
rg
, ter
pi interperson
l,ter
pi kelompok, psikoeduk
si, d
n berb
g
i bentuk ter
pi psikologi
t
u psikososi
l l
inny
. Intervensi psiksosi
l s
ng
t perlu untuk mempert
h
nk
n ke
d
n remisi. D
ft
r Pust
k
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Americ
n Psychi
tric Associ
tion. Mood Disorders. D
l
m: Di
gnostic
nd St
tistic
l M
nu
l of Ment
l Disorders, 4th Ed, Text Revision, DSM-IV-TR, W
shington DC, 2005: h
l. 345-429. Americ
n Psychi
tric Associ
tion. Pr
ctice guidelines for the tre
tment of p
tients with bipol
r disorder. Am J Psychi
try 2002; 159: 1-50. Andre
sen NC: Mood Disorders. D
l
m: Br
ve New Br
in. OXFORD University Press, 2001: 215-245. B
ldess
rini T, Tondo L. Does lithium tre
tment still work? Evidence of st
ble response over three dec
des. Arch Gen Psychi
try 2000; 57: 187-190. B
ldess
rini RJ, Tondo L, Floris G, Hennen. Effect of r
pid cycling on response to lithium m
inten
nce tre
tment in 360 bipol
r I
nd IIdisorder p
tients. J Affect Disord 2000; 61: 13-22. Berk M, Dodd S. Effic
cy of
typic
l
ntipsychotics in bipol
r disorder. Drugs 2005; 65: 257-269. Bowden C,Grunze H, Mullen J, Brecher M, P
ulsson B, Jones M, V
gero M, Svensson K. A r
ndomized, double blind-blind, pl
cebo-controlled effic
cy
nd s
fety study of queti
pine or lithium
s monother
py for m
ni
in bipol
r disorder. J Clin Psychi
try 2005; 66: 111-121. Bowden CL. V
lpro
te. D
l
m.Textbook of Psychoph
r
mcology,Third Ed, Sch
tzberg, Nemeroff CB, Edit. Americ
n Psychi
tric Publishing, Inc,W
shington Dc, London, Engl
nd. 2004; 567-577 C
l
berese JR, Keck PE, Jr, M
cf
dden W, Minkwitz M, Ketter TA, Weisler RH, Cutler AJ, McCoy R, Wilson E, Mullen J. A r
ndomized, double-blind, pl
cebo-controlled tri
l of queti
pine in the tre
tment of bipol
r I or II depression. Am J Psychi
try 2005;162: 1351-1360. C
l
brese JR, Bowden CL, S
chs GS. A double-blind pl
cebo-controlled study of l
motrigine monother
py in outp
tients with bipol
r I depression. L
mict
l 602 Study Group. J Clin Psychi try 1999; 60: 79-88. C lebrese JR, Shelton MD, R pport DJ. A 20-month, double-blind, m
inten
nce tri
l of lithium versus div
lproex in r
pid-cycling bipol
r disorder. Am J Psychi
try 2005; 162: 2152-2161. D
ndo TM, Ke
tingGM. Queti
pine:
review of its use in
cute m
ni
nd depression
ssoci
ted with bipol r disorder. Drugs 2005; 65 (17): 2533-2551 Freem n MP, Wieg nd C, Gelenberg AJ. Lithium. D
l
m.Textbook of Psychoph
rm
cology, Third Ed, Schw
rtzberg,Nemeroff CB, Edit. Americ
n Psychi
tric Publishing, Inc, W
shington Dc, London,Engl
nd. 2004;547-565 Geddes J, Burgess S, H
wton K,
nd J
mison K, Goodwin G. Long-term lithium ther
py for bipol
r disorder: system
tic review
nd met
-
n
lysis o r
ndomized controlled tri
ls. Am J Psychi
try 2004; 161:1517-1522. Goff DC.
Risperidone. D
l
m: Textbook of Psychoph
rm
cology. Sch
tzberg AF, Nemeroff CB,edit. 3 rd Ed. Americ
n Psychi
tric Associ
tion, W
shington, DC, London, Engl
nd. 2004, h
l: 495-505. Goldberg JF, Kelley ME, Rosenquist KJ. Effectiveness of queti
pine in r
pid cycling bipol
r disorder:
prelimin
ry study. J Affect Disord 2008; 105: 305-310. Goodnick PJ, Jerry JM. Aripipr
zole; profile on effic
cy
nd s
fety. Expert Opin Ph
rm
cother 2002; 3: 17731781. Grunze H, K
sper R, Goodwin G, Bowden C, Moller HJ. The world feder
tion of societies of biologic
l psychi
try (WFSBP) guidelines for the biologic
l tre
tment of bipol
r disorders, P
rtIII: m
inten
nce tre
tment. World J Biol Psychi
try 2004; 5: 120-135. H
n C, Lee M, P
e C, Ko Y, P
tk
r AA, Jung I. Usefulness of long-
cting inject
ble risperidone during 12month m
inten
nce ther
py of bipol
r disorder. Neuropsychoph
rm
col Biol Psychi
try 2007; 31: 1219-1223.
8. 9.
10. 11. 12. 13.
14. 15. 16. 17. 18.
19.
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
19/21
20. Hirschfeld RMA, Keck PE Jr, Kr
mer M, K
rcher K, C
nuso K, Eerdekens M, Grossm
n F. R
pid
ntim
nic effect of risperidone monother
py:
3-week multicenter,double-blind, pl
cebo-controlled tri
l. Am J Psychi
try 2004; 161: 1057-1065. 21. K
ne JM, Erdekens M, Lindenm
yer JP, Keth SJ, Lesem M, K
rcher K. Long-
ctinginject
ble risperidone: effic
cy
nd s
fety of the first long-
cting
typic
l
ntipsychotic. Am J Psychi
try 2003; 160: 1125-1132. 22. K
sper S, C
l
brese JR,Johnson G, T
jim
O, Viet
E, Viguer
AC, Y
th
m LN, Young AH. Intern
tion
l Consensus Group on the EvidenceB
sed Ph
rm
cologic Tre
tment of Bipol
r I
nd II Depression. J Clin Psychi
try 2008; 69: 1632-1646 23. K
z
l Y, T
pp
rel S, Ch
ttonA, Rothen S, Preisig M, Zullino D. Queti
pine dos
ge in bipol
r disorder episodes
nd mixed st
te. Neuropsychoph
rm
cology & Biologic
l Psychi
try 2007; 31: 727-730. 24. Keck PE Jr, C
l
brese JR, McIntyre RS, McQu
de RD, C
rson WH, EudiconJM, C
rlson BX, M
rcus RN, S
nchez R. Aripir
zole monother
py for m
inten
nce ther
py in bipol
r I disorder: A 100 week, double-blind study versus pl
cebo. J Clin Psychi
try 2007; 68: 1480-1491. 25. Keck PE, C
lrese JR, McQu
de RD, C
rsonWH, C
rlson BX, Rollin LM, M
rcus RN, S
nchez R. A r
ndomized, double-blind, pl
cebo-controlled 26-week tri
l of
ripipr
zole in recently m
nic p
tients with bipol
r I disorder. J Clin Psychi
try 2006; 67:626-637. 26. Keck PE, M
rcus R, Tourkodimitris S, Ali M, Liebeskind A, S
h
A, Ingenito G. A pl
cebo-controlled, double-blind study of the effic
cy
nd s
fety of
ripipr
zole in p
tients with
cute bipol
r m
ni
. Am J Psychi
try 2003; 160: 1651-1658. 27. Kh
nn
S, Viet
E, Lyons B, Grossm
n F, Eerdekens M, Kr
mer M. Risperidone in the tre
tment of
cutem
ni
: double blind, pl
cebo-controlled study. Br J Psychi
try 2005; 187: 229-234. 28. Leysen JE, J
nssen PM, Megens AA, Schotte A. Risperidone:
novel
ntips
ychotic with b
l
nced serotonindop
mine
nt
gonis, receptor occup
ncy profile,
nd ph
rm
cologic
ctivity. J Clin Psychi
try 1994; 55 (suppl 1): 5S-12S. 29. Lindenm
yer JP. The p
thophysiology of
git
tion. J Clin Psychi
try 2000; 81 (14):5-10. 30. M cf dden W, Alphs L, H skins JT, Turner N, Turkoz I, Bossie C, Kuj wM, M
hmoud R. A r
ndomized, double-blind, pl
cebo-controlled study of m
inten
nce tre
tment with
djunctive risperidone long-
cting ther
py in p
tients with bipol
r I disorder who rel
pse frequently. Bipol
r Disorders 2009; 11: 827-839. 31. McG vin JK, Go KL. Aripipr zole. CNS Drugs 2002; 16: 779-786 32. McIntyre RS,Kon
rski JZ, Jones M, P
ulsson B. Queti
pine in the tre
tment of
cute m
ni
: Effic
cy
cross
bro
d r
nge of symptoms. J of Affective Disord 2007; 100: S5-S14.9 33. Perlis RH, B
ker RW, Z
r
te CA Jr, Brown EB, Schuh LM, J
m
l HH. Atypic
l
ntipsychotics in the tre
tment of m
ni
:
met
-
n
lysis of r
ndomized, pl
cebo-controlled tri
ls. J Clin Psychi
try 2006; 67: 509516. 34. S
chs G, Chengg
pp
KN, Suppes T, Mullen JA, Brecher M, Devine NA. Queti
pine with lithium or div
lproex for the tre
tment of bipol
r m
ni
:
r
ndomized, double blind, pl
cebo-controlled study. J Bipol
r Disord 2004; 6: 213-223. 35. S
chs G, S
nchez R, M
rcus R, Stock E, McQu
de R, C
rson W, Gh
rbi
NA, Impellizzeri C, K
plit
S, Rollin L, Iw
moto T. Aripipr
zole in the tre
tment of
cute m
nic or mixed episodes in p
tients with bipol
r I disorder:
3-week pl
cebo-controlled study. J Psychoph
rm
col 2006; 9: 1-11. 36. Schneck CD, Miklowitz DJ, Miy
h
r
S. The prospective course of r
pid-cycling bipol
r disorder: findings from the STEP-BD. Am J Psychi
try 2008; 1653: 370-377. 37. Schulz SC, Olson S, Kotly
r M. Ol
nz
pine. D
l
m.Textbook of Psychoph
rm
cology, Third Ed, Sch
tzberg, Nemeroff CB, Edit. Americ
n Psychi
tric Publishing, Inc, W
shington Dc, London, Engl
nd. 2004; 457-472 38. Scottish Intercollegi
te Guidelines Network. Bipol
r Affective Disorder. NHS,Qu
lity Improvement Scotl
nd, 2005: 1-24. 39. Shelton MD, C
lebrese JR. L
motrig
in. Textbook of Psychoph
rm
cology, Third Ed, Sch
tzberg, Nemeroff CB, Edit. Americ
n Psychi
tric Publishing, Inc, W
shington Dc, London, Engl
nd. 2004; 615-626. 40. Smulevich AB, Kh
nn
S, Eerdekens M, K
rcher K, Kr
mer M, Grossm
n F. Acute
nd continu
tion risperidone monother
py in bipol
r m
ni
:
3-week pl
cebo-controlled tri
l followed by
9-week doubleblind tri
l of risperidone
nd h
loperidol. Eur Neuropsychoph
rm
col. 2005; 15: 75-84.
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
20/21
41. St
hl SM. Dop
mine system st
bilizer,
ripipr
zole,
nd the next gener
tionof
ntipsychotics, p
rt 2: illustr
ting their mech
nism of
ction. J Clin Psychi
try 2001; 62: 923-924. 42. T
ylor DM, Fischetti C, Sp
rsh
tt A, Thom
s A, Bish
r
D, Comelius V. Risperidone long-
cting injection:
prospective 3-ye
r
n
lysis of its use in clinic
l pr
ctice. J Clin Psychi
try 2009; 70: 196-200. 43. Th
se ME, M
cf
dden W, Weisler RH, Ch
ng W, P
ulsson B, Kh
n A, C
lebrese JR. BOLDER II Study Group. Effic
cy of queti
pine monother
py in bipol
r I
nd II depression:
double-blind, pl
cebo-controlled study (the BOLDER II study). J Clin Psychiph
rm
col. 2006; 26: 600-609. 44. Th
se ME: Mood Disorders. D
l
m: S
dock BJ,S
dock VA, K
pl
n & S
dock's Comprehensive Textbook of Psychi
try, Eighth Ed. Phil
delphi
, Lippincott Willi
ms & Wilkins, A Wolter Kluwer Comp
ny, 2005; h
l.1594-1640. 45. Tohen M, C
l
brese J, S
schs G, B
nov M, Detke H, Risser R, B
ker R,Chou J, Bouden C. A r
ndomized, pl
cebo-controlled tri
l of ol
nz
pine
s m
inten
nce ther
py in p
tients with bipol
r I disorder responding to
cute ol
nz
pinetre
tment. Am J Psychi
try 2006; 163 (2): 247-256. 46. Tohen M, Greil W, C
l
berese J, S
chs G, Y
th
m L, Oerlingh
usen B, Koukopoulos A, C
ss
no G, Grunze H,Licht R, dell Osso L, Ev
ns A, Risser R. Ol
nz
pine versus lithium in m
inten
nce tre
tment of bipol
r disorder:
12-month, r
ndomized double-blind, controlledclinic
l tri
l. Am J Psychi
try 2005; 162: 12811290. 47. Tohen M, Ketter TA, Z
r
te CA, Suppes T, Frye M, Altshuler L, Z
jeck
J, Schuh LM, Risser RC, Brown E,B
ker RW. Ol
nz
pine versus div
lproex sodium for the tre
tment of
cute m
ni
nd m
inten
nce of remission: A 47-week study. Am J Psychi
try 2003; 160: 1263-1271. 48. Viet
E, C
l
berese JR, Goikole
JM, R
ines S, M
cf
dden W. Queti
pinemonother
py in the tre
tment of p
tients with bipol
r I or II depression
nd r
p
id-cycling dise
se course:
r
ndomized, double-blind, pl
cebo-controlled study.Bipol
r Disord 2007; 413-425. 49. Viet
E, Nieto E, Autet A, Ros
AR, Goikole
JM, Cruz N, Bonet P. A long-term prospective study on the outcome of bipol
r p
tients tre ted with long- cting inject ble risperidone. The World J of Biologic lPsychi
try 2008; 9(3): 219-224. 50. Viet
E, Suppes T, Eggens I, Person I, P
ulsson B, Brecher M. Effic
cy
nd s
fety of quetipine in combin
tion with lithiumor div
proex for m
inten
nce of p
tients with bipol
r I disorder. J of AffectiveDisord 2008; 109:251-263. 51. Weisler RH, C l brese JR, Th se ME, Arvekvist R,Stening G, P
ulson B, Suppes T. Effic
cy of queti
pine monother
py for ten tre
tment of depressive episode in bipol
r I disorder:
post hoc
n
lysis of combined result from 2 double-blind, r
ndomized, pl
cebo-controlled studies. J Clin Psychi
try 2008; 69: 769-782. 52. Y
th
m LN, F
llu A, Binder CE. A 6-month r
ndomized open-l
bel comp
rison of continu
tion of or
l
typic
l
ntipsychotic ther
py
or switch to long
cting inject
ble risperidone in p
tients with bipol
r disorder. Act
Psychi
tr Sc
nd 2007; 116 (suppl 434): 50-56. 53. Y
th
m LN, Grossm
n F,Augustyns I, Viet
E. Mood st
bilizers plus risperidone or pl
cebo in the tre
tment of
cute m
ni
. Br J Psychi
try 2003; 182: 141-147. 54. Y
th
m LN, KennedySH, Donov
n C, P
rikh SV, M
cQueen G, McIntyre RS, Sh
rm
V, Be
uliu S. Guidelines Group, CANMAT 2007. C
n
di
n Network for Mood
nd Anxiety Tre
tment guidelinefor the m
n
gement of p
tients with bipol
r disorder. Bipol
r Disord 2007; 8: 721-739. 55. Y
th
m LN, Kennedy SH, Sch
ffer A, P
rikh SV, Be
ulieu S, M
cQueen G, McIntyre RS, Sh
rm
V, R
vidr
n A, Young T, Young AH, Ald
M, Milev R, Viet
E, C
l
brese JR, Berk M, H
K, K
pczinski F. C
n
di
n Network for Mood
nd Anxiety Tre
tments (CANMAT)
nd Intern
tion
l Society for Bipol
r Disorders (ISBD) coll
bor
tive upd
te of CANMAT guidelines for m
n
gement of p
tients with bipol
r disorder: upd
te 2009. Bipol
r Disord 2009; 11: 225-255.
-
7/25/2019 56121656 2010 Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI
21/21