5)6/ -,*1 */45/4* 1&.&3*/5) -103/ ,*/&3+
Transcript of 5)6/ -,*1 */45/4* 1&.&3*/5) -103/ ,*/&3+
L A P O R A N K I N E R J AI N S T A N S I P E M E R I N T A H
( L K I P )T A H U N 2 0 2 0
DINAS KESEHATANKOTA PALANGKA RAYA
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
IKHTISAR EKSEKUTIF
Halaman i
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dinas Kesehatan pada tahun 2020 secara umum telah melaksanakan tugasnya dalam
menyelenggarakan pembangunan bidang kesehatan di Kota Palangka Raya.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, gender dan nondiskriminatif serta norma-norma agama. Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis.
Dua fungsi utama laporan akuntabilitas kinerja bagi Dinas Kesehatan yaitu: Kesatu,
merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Dinas Kesehatan
beserta jajarannya kepada Walikota Palangka Raya, dan seluruh pemangku kepentingan
baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. Kedua, merupakan sumber informasi
untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Dengan demikian, informasi
yang tertuang dalam LKIP 2020 harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan
eksternal.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Kota Palangka Raya Tahun 2020, bidang
kesehatan menyajikan capaian indikator kinerja sasaran sebagai hasil pelaksanaan
program dan kegiatan selama tahun 2020 yang merupakan pelaksanaan mandat yang
diemban oleh Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. Berbagai keberhasilan maupun
kegagalan yang muncul sebagai konsekuensi logis dalam pelaksanaan berbagai program
dan kegiatan, yang secara ringkas tingkat capaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Palangka
Raya dapat diikhtisarkan dalam 3 indikator kinerja sasaran dengan rincian sebagai berikut
: 3 (tiga) indikator kinerja sasaran berkategori Sangat Berhasil
Dari uraian dalam LKIP 2020 ini, ada keberhasilan yang ditunjukkan dengan capaian
indikator sasaran di atas seratus persen, tetapi ada juga yang capaian indikator program
di bawah seratus persen. Hal tersebut tetap akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dalam upaya memperbaiki pelaksanaan kerja di
masa mendatang.
Palangka Raya, Januari 2020
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
IKHTISAR EKSEKUTIF
Halaman ii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2016............. 6
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI................................................
B. REALISASI ANGGARAN.................................................................
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA.......................................................
9
19
22
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 28
LAMPIRAN
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB I PENDAHULUAN Halaman 1
BAB I
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 (H) ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya pemenuhan kebutuhan salah satu
hak dasar masyarakat. Negara bertanggung jawab untuk mengatur dan memastikan
bahwa hak untuk hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat dipenuhi termasuk bagi
masyarakat miskin dan/atau tidak mampu. Kewajiban negara untuk memenuhi hak dasar
masyarakat di bidang kesehatan juga diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
34 yang menyatakan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Dengan demikian,
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud.
Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia (WHO) yang bernaung di bawah
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau The United Nations (UN) disebutkan bahwa salah
satu hak asasi manusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan, dan/atau merasakan
derajat kesehatan setinggitingginya, sehingga Kementerian Kesehatan dalam
menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan tidak hanya berpihak
pada kaum papa dan keadilan, namun juga berorientasi pada pencapaian SDG’s
(Sustainable Development Goals)
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan pendekatan sistem dituangkan dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang terdiri dari enam sub sistem: 1) Upaya kesehatan,
2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan
masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan,
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan
dan kerja sama lintas sektoral.
Dalam Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018 - 2023, ada beberapa strategi
pembangunan di bidang kesehatan yang diharapkan dapat mewujudkan kondisi
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di Kota Palangka Raya.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB I PENDAHULUAN Halaman 2
Sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999, setiap instansi wajib menyelenggarakan
sistem akuntabilitas, di mana tahap akhir dari siklus sistem tersebut adalah menyusun
laporan kinerja sebagai pertanggungjawaban kinerja instansi tersebut kepada instansi
yang lebih tinggi.
Laporan kinerja Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2020 ini disusun sebagai
pertanggungjawaban atas rencana kerja SKPD pemerintah daerah tahun 2020 yang
didanai baik dari APBD maupun sumber dana lainnya, seperti APBN (DAK bidang
Kesehatan) dan dana Kapitasi JKN.
B. TUGAS DAN FUNGSI
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. Adapun uraian
tugas dan fungsi Dinas Kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota
Palangka Raya Nomor 37 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. Dinas Kesehatan mempunyai
tugas membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Kesehatan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Kota
Palangka Raya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Kesehatan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya
kesehatan
4. Pelaksanaan administrasi dinas bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB I PENDAHULUAN Halaman 3
C. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Walikota Palangka Raya Nomor 37 Tahun 2019 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota
Palangka Raya, maka susunan Organisasi Dinas Kesehatan dengan type A sebagai berikut:
No Unit Kerja
Kepala Dinas Kesehatan
A. Sekretariat
1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
2. Sub Bagian Keuangan dan Pengelolaan Aset
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
B. Bidang Kesehatan Masyarakat
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
C. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1. Seksi Surveilans dan Imunisasi
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
D. Bidang Pelayanan Kesehatan
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Jaminan Kesehatan
3. Seksi Mutu dan Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Tradisional
E. Bidang Sumber Daya Kesehatan
1. Seksi Kefarmasian
2. Seksi Alat Kesehatan
3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
D. ASPEK STRATEGIS DAN MASALAH UTAMA (STRATEGIC ISSUED)
Masalah utama terkait derajat kesehatan masyarakat di Kota Palangka Raya adalah:
1. Pelaksanaan terhadap upaya pemerataan dan keterjangkauan (aksesibilitas)
pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal, distribusi tenaga kesehatan
belum proporsional, sehingga terdapat disparitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di daerah perkotaan dan daerah aliran sungai atau daerah sulit
(remote area), yang identik dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
miskin.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB I PENDAHULUAN Halaman 4
2. Kota Palangka Raya juga menghadapi beban ganda dalam pembangunan
kesehatan. Saat ini masih dihadapi beberapa penyakit menular (re-emerging
disease), sementara penyakit menular baru dan penyakit degenerative meningkat
(new-emerging disease).
3. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan belum sepenuhnya menempatkan
masyarakat sebagai subjek pembangunan kesehatan. Peran aktif masyarakat
dalam pembangunan kesehatan, yang meliputi pengabdian masyarakat (to serve),
pelaksanaan advokasi kesehatan (to advocate), dan pelaksanaan pengawasan
sosial (to watch) belum terlihat. Berbagai masalah kesehatan yang timbul dewasa
ini, tidak perlu terjadi bila peran aktif masyarakat dapat terus berjalan bahkan
meningkat.
4. Angka keluarga sehat masih rendah (22,49%) untuk beberapa kelurahan yang
telah mendapatkan intervensi Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan
Keluarga. Hal tersebut ditenggarai dari kesadaran masyarakat akan hidup bersih,
belum optimal, sehingga berperan sebagai penyumbang berkembangnya
penyakit menular yang terkait sanitasi lingkungan (DBD, diare, TB Paru, dll). Pola
hidup sehat juga belum diimplementasikan oleh masyarakat, sehingga bisa
berperan pada meningkatnya kasus penyakit degenerative (Hypertensi, Diabetes
Melitus, Jantung, dll).
5. Besarnya anggaran kesehatan juga belum memenuhi amanat UU No.36/2009
tentang Kesehatan, masih berada dibawah 10% (diluar gaji) dari total anggaran
APBD Kota Palangka Raya. Dalam UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa pemerintah daerah seharusnya mengalokasikan anggaran untuk
pembangunan kesehatan minimal 10% (diluar gaji) dari total APBD Kab/Kota.
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan ini menjelaskan pencapaian kinerja Dinas Kesehatan
selama Tahun 2020. Capaian kinerja tersebut juga dibandingkan dengan capaian kinerja
tahun sebelumnya untuk mengukur keberhasilan/kegagalan kinerja Dinas Kesehatan.
Selain itu, capaian kinerja tahun 2020 juga dapat digunakan sebagai bahan acuan
dalam pelaksanaan program/kegiatan pada tahun berikutnya. Dengan kerangka pikir
seperti itu, sistimatika penyajian laporan akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan adalah
sebagai berikut:
- Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif)
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB I PENDAHULUAN Halaman 5
- Bab I (Pendahuluan), menjelaskan gambaran umum Dinas Kesehatan dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang
sedang dihadapi
- Bab II (Perencanaan Kinerja), menjelaskan tentang ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja
tahun 2020
- Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pencapaian Kinerja Dinas
Kesehatan dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja, serta
realisasi anggaran dari berbagai sumber
- Bab IV (Penutup), berisi kesimpulan atas capaian Kinerja Dinas Kesehatan serta langkah
di masa mendatang yang akan dilakukan untuk peningkatan kinerja tahun 2020
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB II PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2020 Halaman 6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2020
A. RENCANA KINERJA TAHUN 2020
Tahapan perencanaan kinerja pada Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dimulai
dengan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya
2018 – 2023, yang pada hakikatnya merupakan pernyataan komitmen bersama
mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan
tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diselaraskan dengan
arah kebijakan dan program pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya 2018
– 2023 sebagai dasar acuan penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan serta
sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan
kegiatan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dalam pencapaian visi dan misi serta
tujuan organisasi pada 2018 – 2023.
Penetapan Rencana Kinerja Bidang Kesehatan Tahun 2020 pada Renstra dan RPJMD
Kota Palangka Raya, yaitu pada “Misi 2” Kota Palangka Raya (“Mewujudkan
Kerukunan Seluruh Elemen Masyarakat Smart Society (Masyarakat Cerdas) meliputi:
pengembangan kesehatan, pendidikan, kepemudaan, layanan publik, kerukunan dan
keamanan, pada “Tujuan 3” (Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Cerdas, Sehat
dan Berdaya Saing) dan “Sasaran 1” (Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat).
Sasaran strategis yang ditetapkan sebanyak 1 sasaran dan 3 indikator kinerja. Tujuan
pembangunan kesehatan di Kota Palangka Raya tertuang dalam rencana strategis
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Palangka
Raya yang optimal.
Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dicapai melalui meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas dan jaringannya, pemeliharaan
sarana dan prasarana kesehatan di puskesmas sehingga pelayanan kesehatan bisa
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan sasaran utama masyarakat di
pemukiman kumuh perkotaan dan pedesaan terutama bayi, balita, bumil dan usila
serta meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Perbaikan status gizi
masyarakat dan peningkatan kesehatan lingkungan pemukiman, juga mengajak
masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri dan bermartabat.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB II PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2020 Halaman 7
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, disusunlah Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) yang mengacu pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan serta Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Palangka Raya, pada bagian tahun
2020
Tabel 2.1
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2020 DINAS KESEHATAN KOTA PALANGKA RAYA
(MENGACU RPJMD KOTA PALANGKA RAYA 2018-2023)
No Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target 2020
1 Meningkatnya Aksesibilitas dan
kualitas layanan masyarakat
Angka Kematian Ibu per 100.000 KH 70
Angka Kematian Bayi per 1000 KH 7
Angka Kematian Balita per 1000 KH 5
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020
Perjanjian kinerja yang diformulasikan dalam penetapan kinerja merupakan
pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja
yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disepakati
antara pengemban tugas dengan atasannya (performance agreement). Penetapan
kinerja juga merupakan ikhtisar rencana kinerja tahunan,yang telah disesuaikan
dengan ketersediaan anggarannya, yaitu setelah proses anggaran (budgeting process)
selesai. Aktualisasi kinerja sebagai realisasi penetapan kinerja dimuat dalam Laporan
Akuntabilitas Kinerja (Performance Accountability Report).
Dalam Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018 – 2023 telah ditetapkan target
pada masing-masing indikator kinerja pada Bidang Kesehatan. Penetapan kinerja
dapat diperbaiki dalam hal atasan langsung tidak sependapat dengan target kinerja
yang diajukan tersebut, sehingga kedua belah pihak sepakat atas target kinerja yang
telah ditetapkan.
Penetapan Kinerja Tahun 2020 merupakan komitmen seluruh unsur Dinas Kesehatan
Kota Palangka Raya untuk memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai
bagian dari upaya memenuhi misi organisasi. Perjanjian kinerja bidang kesehatan
mengacu pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya
tahun 2020.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB II PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2020 Halaman 8
Tabel 2.2.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020 DINAS KESEHATAN KOTA PALANGKA RAYA
No. Sasaran No Indikator Kinerja Sasaran Target 2020
1. Meningkatnya Aksesibilitas dan kualitas layanan masyarakat
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 KH 70
2. Angka Kematian Bayi per 1.000 KH 7
3. Angka Kematian Balita per 1.000 KH 5
C. RENCANA AKSI ATAS PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020
Dalam rangka mewujudkan kinerja dalam perjanjian yang telah disetujui dan diketahui
oleh Kepala Daerah Kota Palangka Raya, maka disusunlah rencana aksi di bidang
kesehatan, antara lain :
Tabel.2.3
Rencana Aksi Atas Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya
Indikator Kinerja
Sasaran Satuan
Target
2020 Rencana Aksi
Angka Kematian Ibu per 100.000 KH
70
1. Memperkuat Regulasi Kesehatan o Adanya payung hukum berupa Perda/Perwali
tentang kewajiban untuk melahirkan di tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan
o Kewajiban Tenaga Kesehatan (bidan) Praktek Swasta untuk mengirimkan laporan kepada Puskesmas di wilayah kerjanya
2. Memperkuat manajemen kesehatan o Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator
melaksanakan pembinaan dan supervisi yang berkesinambungan kepada bidan pustu, polindes, bidan praktek dan klinik swasta yang ada di wilayah kerjanya
o Puskesmas meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor seperti tokoh masyarakat, kader, tokoh agama untuk menjaring dan melaporkan ibu hamil, ibu nifas yang belum terjangkau oleh petugas kesehatan
o Petugas Puskesmas harus meningkatkan/menguatkan Program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
3. Meningkatkan Kapasitas Sasaran Program o Peningkatan pengetahuan,perilaku, dan sikap
(KAP) para wanita usia subur dan para ibu hamil 4. Penyuluhan P4K kepada para Wanita Usia Subur
(WUS) dan Remaja Putri
Angka Kematian Bayi per 1000 KH 7
Angka Kematian Balita
per 1000 KH 5
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
9 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 9
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah sebagai suatu tatanan, instrumen, dan metode pertanggungjawaban.
Pengukuran kinerja secara khusus membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan
tingkat kinerja standar, rencana, atau target. Kegiatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
tentang RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023. Pengukuran kinerja ini
diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang
berhasil dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam kurun waktu Januari – Desember 2020.
1. Membandingkan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2020
Pembangunan bidang kesehatan mempunyai 1 (satu) sasaran dalam menunjang
tercapainya “Misi 2” Kota Palangka Raya (“Mewujudkan Kerukunan Seluruh
Elemen Masyarakat Smart Society (Masyarakat Cerdas) meliputi: pengembangan
kesehatan, pendidikan, kepemudaan, layanan publik, kerukunan dan keamanan”),
pada “Tujuan 3” (Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Cerdas, Sehat dan
Berdaya Saing), dalam RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2018 – 2023, dengan 3
(tiga) indikator kinerja. Realisasi kinerja bidang kesehatan tahun 2020 sesuai table
3.1
Tabel 3.1. CAPAIAN REALISASI INDIKATOR KINERJA
DINAS KESEHATAN KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2020
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target 2020
Realisasi 2020
% Capaian
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya Aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI)
per 100.000 KH
70 43,52 160,85
Angka Kematian Bayi (AKB)
per 1000 KH
7 2,61 268,2
Angka Kematian Balita (AKABA)
per 1000 KH
5 2,61 191,57
Pada tabel 3.1, indikator kinerja ditetapkan berdasarkan penyesuaian sasaran,
strategi, dan arah kebijakan, mengacu pada tujuan dan sasaran dalam RPJMD Kota
Palangka Raya. Indikator kinerja program (outcome) sebanyak 3 indikator dimana
target dan capaiannya akan dibahas secara rinci di sub bab analisis capaian kinerja.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
10 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 10
2. Membandingkan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2020 Dengan Tahun 2016, 2017, 2018, dan 2019
Pembangunan bidang kesehatan mempunyai sasaran dalam menunjang tercapainya
misi ke 2 dalam RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2018 – 2023, dengan 1 (satu)
sasaran dan 3 (tiga) indikator kinerja. Capaian realisasi kinerja bidang kesehatan
tahun 2020 jika dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2016, 2017, 2018, dan
2019 seperti tampak pada tabel 3.2 dibawah ini
Tabel 3.2
Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2020 dibandingkan
dengan Capaian Kinerja Tahun 2016, 2017, 2018, dan 2019
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Satuan
Rea
lisa
si
2016
%
Cap
aian
Kin
erja
201
6
Rea
lisa
si
2017
%
Cap
aian
Kin
erja
201
7
Rea
lisa
si
2018
%
Cap
aian
Kin
erja
201
8
Rea
lisa
si
2019
%
Cap
aian
Kin
erja
201
9
Rea
lisa
si
2020
%
Cap
aian
Kin
erja
202
0
Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat
Meningkatnya Aksesibili
tas dan kualitas layanan kesehata
n
Angka
Kematian Ibu (AKI)
per
100.000
KH
1,18 483,87 1,34 676,69 1.78 393.26 38,48 194,91 43,52 160,85
Angka
Kematian Bayi (AKB)
per 1000
KH 19,65 178,12 19,15 130,89 79.07 18.97 0,96 729,17 2,61 268,2
Angka Kematian
Balita (AKABA)
per 1000
KH 0,2 4000 0 100 2.17 276,50 0,96 625 2,61 191,57
Pada tabel 3.2 terlihat bahwa capaian kinerja rata-rata indikator kesehatan tahun
2020 mengalami penurunan jika dibandingkan capaian kinerja tahun 2019.
Namun jika dibandingkan dengan tahun 2016, 2017, dan 2018, capaian kinerja
mengalami naik turun secara fluktuatif. Kendala yang dihadapi oleh Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya pada Tahun 2020 adalah adanya pandemi Covid-
19, dimana kegiatan promotif dan preventif tidak bisa maksimal dilaksanakan.
Kunjungan masyarakat ke puskesmas juga menurun jika dibandingkan kunjungan
tahun 2019, kemudian kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan juga mengalami
penurunan frekuensinya.
Pelayanan kesehatan diprioritaskan kepada pelayanan kesehatan pasien Covid-
19, mulai dari tracking, tracing, testing, dan treatmen. Pelayanan kesehatan lainnya
adalah perawatan pasien Covid-19 pada RS Darurat/Perluasan, pendampingan
Isolasi Mandiri, pendampingan pasca isolasi Kualitas pelayanan kesehatan serta
edukasi 5 M (Memakai masker; Menjaga jarak; Mencuci tangan; Menghindari
kerumunan; dan Mengurangi bepergian).
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
11 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 11
3. Membandingkan Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Target RPJMD Bidang Kesehatan
Realisasi kinerja Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, dihitung berdasarkan
kegiatan pada program kesehatan yang telah dilaksanakan tahun 2020. Pandemi
Covid-19 yang melanda Kota Palangka Raya juga Indonesia secara umum,
berpengaruh terhadap capaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya tahun
2020. Rasionalisasi anggaran program dengan re-foccusing kepada dana
pengendalian Covid-19, dampaknya adalah beberapa kegiatan tidak bisa bisa
dilaksanakan. Hasil realisasi Kinerja Tahun 2020 dibandingkan dengan target
kinerja Tahun 2020 pada RPJMD Kota Palangka Raya seperti pada tabel 3.3
berikut.
Tabel 3.3.
Perbandingan Realisasi Kinerja dengan target Jangka Menengah dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2020
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target RPJMD 2020
Realisasi 2020
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan
Angka Kematian Ibu per 100.000 KH
70 43,52
Angka Kematian Bayi per 1000 KH
7 2,61
Angka Kematian Balita per 1000 KH
5 2,61
4. Membandingkan Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Standar Nasional Bidang
Kesehatan
Target Nasional untuk bidang kesehatan ditetapkan berdasarkan kebijakan
nasional maupun kebijakan internasional, namun tetap memperhatikan kondisi
masing-masing daerah yang tersebar di seluruh tanah air Indonesia. Selain Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan RI, target nasional juga mengacu kepada target
SDGs (Sustainable Development Goals) yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO). SDGs merupakan kelanjutan MDGS (Milenium Development Goals)
yang telah berakhir pada tahun 2015 dan diperpanjang sampai tahun 2030.
Target SDGs dengan tahapan tiap tahun meningkat untuk setiap indikator pokok
serta indikator penunjang yang disusun oleh Kementerian Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
12 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 12
Tabel 3.4 Perbandingan antara Realisasi Kinerja Tahun 2020
dengan Standar Nasional Bidang Kesehatan di Kota Palangka Raya
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target
Nasional/SDG’s
Realisasi 2020
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya Aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan
Angka Kematian Ibu per 100.000 KH
230 43,52
Angka Kematian Bayi per 1000 KH
24 2,61
Angka Kematian Balita per 1000 KH
32 2,61
Tabel 3.4 memperlihatkan bahwa Angka Kematian (AKI, AKB, AKABA) berada
dibawah target SDGs, dengan arti angka kematian ibu, bayi, dan balita di Kota
Palangka Raya sudah baik karena berada 5 kali lebih rendah dari target SDGs.
Namun angka tersebut tidak boleh menjadikan lengah para pemegang program,
sehingga angka kematian meningkat di tahun mendatang. Pemantauan Wilayah
Setempat terhadap Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) harus tetap dilaksanakan
secara ketat, dengan merangkul sarana pelayanan swasta juga praktik mandiri
Bidan dan Dokter Spesialis di wilayah Kota Palangka Raya.
5. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja Serta Alternatif Solusi Yang Telah Dilakukan
Tahun 2020 Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya melaksanakan 3 (tiga) program
kesehatan dan 1 (satu) program penunjang pelayanan pemerintah dengan 72 (Tujuh
Puluh Dua) kegiatan. Meskipun semua program dan kegiatan tersebut dilaksanakan
namun pasti ada faktor keberhasilan dan kegagalan.
Beberapa penyebab keberhasilan dan kegagalan dibidang kesehatan antara lain :
1) Pendorong Keberhasilan
a. Anggaran Kesehatan bersumberkan APBD Kota Palangka Raya TA 2020
mencapai 12,47% (BL+BTL) termasuk tambahan anggaran fokus
penanggulangan Covid-19 bersumberkan Dana Insentif Daerah (DID).
b. Jumlah tenaga kesehatan dengan rasio per-100.000 penduduk, serta jumlah
sarana pelayanan kesehatan dengan rasio per-100.000 penduduk, sehingga
jangkauan pelayanan dipenuhi dengan layanan di dalam dan luar gedung
puskesmas
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
13 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 13
c. Sistem Surveilance penyakit menular dilaksanakan secara terpadu dengan sistem
surveilance untuk program kesehatan yang lain (gizi buruk, masalah kesehatan
pada saat/pasca bencana, KLB, dan lain-lain)
d. Program Kesehatan mendapatkan perhatian baik secara vertikal (dari
Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah) dan
horisontal dari lintas sektoral. Sehingga bimbingan tehnis serta supervisi dari
kementerian kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah melalui
buku pedoman dan pemanggilan tenaga kesehatan secara rutin dilaksanakan
e. Alokasi anggaran APBN melalui DAK Fisik Tahun 2020, dapat memenuhi
kebutuhan akan prasarana dan alat kesehatan untuk puskesmas dan RSUD,
dimana anggaran pemerintah daerah tidak mencukupi untuk kebutuhan tersebut.
Sedangkan DAK Non-Fisik Tahun 2020 dapat mendukung pencapaian program
UKM di puskesmas, Jaminan Persalinan, dan Akreditasi Puskesmas.
f. Konsultasi dan advokasi secara vertikal ke Kementerian Kesehatan RI juga rutin
dilaksanakan, sehingga apa bila ada hambatan/permasalahan tehnis program
dapat segera ditindak lanjuti
g. Capaian kinerja untuk beberapa indikator kinerja pada tahun 2019 yang sudah
bagus, sangat signifikan mendongkrak angka capaian kinerja tahun 2020
2) Penyebab Kegagalan
a. Adanya pandemi Covid-19 selama tahun 2020 menyebabkan beberapa
kegiatan tidak berjalan optimal. Fokus perhatian para pemegang program lebih
terarah ke kegiatan penanggulangan Covid-19 secara terpadu (lintas program)
b. Anggaran kesehatan pada triwulan I Tahun 2020 mengalami rasionalisasi dan
re-focussing untuk penanggulangan pandemi Covid-19. Anggaran Kesehatan
(diluar gaji) bersumberkan APBD Kota Palangka Raya mencapai 7,41% (BL). Hal
ini belum sesuai dengan amanat UU no.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
dimana daerah kabupaten/kota diharapkan dapat mengalokasikan dana
pembangunan untuk kesehatan minimal 10% dari total APBD diluar gaji. Namun
realisasi keuangan khusus BL hanya mencapai 76,03% (Rp.68.560.468.398,34).
Dana terbesar dipergunakan untuk penanggulangan Covid-19 di wilayah Kota
Palangka Raya, mencapai 23,26% (Rp. 20.976.853.500) dari total Belanja
Langsung (Rp. 90.172.054.895,21
c. Alokasi anggaran untuk beberapa program prioritas berada pada APBD-P
Tahun 2020, sehingga tidak cukup waktu untuk menyelesaikan kegiatan dan
administrasi keuangan.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
14 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 14
d. Tugas rangkap paramedis di puskesmas, selain memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat juga bertanggungjawab melakukan pencatatan
akuntansi/akrual keuangan dan asset (bendahara di puskesmas)
e. Kesadaran masyarakat akan hidup bersih, belum optimal, sehingga berperan
sebagai penyumbang berkembangnya penyakit menular yang terkait sanitasi
lingkungan (DBD, Diare, TB Paru, dll)
f. Pola hidup sehat juga belum diimplementasikan oleh masyarakat, sehingga bisa
berperan pada meningkatkanya kasus penyakit degeneratif (Hypertensi,
Diabetes Melitus, Jantung, dll)
g. Distribusi dan penyebaran tenaga kesehatan belum proportional antara daerah
perkotaan, pedesaan, serta daerah aliran sungai
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka upaya yang perlu ditempuh dalam
rangka memecahkan masalah adalah sebagai berikut :
1) Membuat perencanaan yang berdasarkan skala prioritas dan berdasarkan data yang
akurat (evidence based) sehingga anggaran kesehatan yang sudah dialokasikan lebih
tepat guna dan tepat sasaran.
2) Memperkuat Tim Advokasi untuk melakukan advokasi kepada stake holder dalam
peningkatan pembiayaan kesehatan
3) Mengusulkan penerimaan pegawai kepada pihak yang terkait dan memberi
dorongan serta kesempatan kepada tenaga medis dan paramedis yang ada untuk
menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi.
4) Peningkatan Upaya Promotif dan Preventif melalui kemandirian masyarakat khususnya
rumah tangga untuk hidup sehat antara lain :
a. Terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat dalam melaksanakan protokol
kesehatan (5M) sehingga pandemi Covid-19 segera berakhir serta menunjang
pencegahan penyakit menular lainnya
b. Peningkatan PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu, bayi, dan
Anak) di puskesmas, peningkatan system pencatatan dan pelaporan, serta
pendekatan pelayanan antenatal care. Mengaktifkan/mempromosikan Puskesmas
PONED, Penyuluhan agar ibu hamil melahirkan di sarana kesehatan, dan
pelaksanaan kelas ibu hamil di semua Puskesmas.
c. Pengembangan Kelurahan Sehat
d. Peningkatan Koordinasi Lintas Sektoral terkait tatanan PHBS
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
f. Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
15 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 15
5) Kepekaan pelayanan kesehatan terhadap kebutuhan masyarakat ditingkatkan
dengan mengupayakan kemandirian bagi unit-unit pelayanan kesehatan dan
diterapkan manajemen mutu yang berorientasi kepada pelanggan/klien.
6) Diperlukannya keseimbangan antara hak memperoleh kesejahteraan (Penambahan
Insentif untuk tenaga kesehatan daerah sulit) dan kewajiban memberikan pelayanan
yang adil dan merata.
6. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dalam
menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan hanya sekedar
kemampuan bagaimana uang publik dibelanjakan akan tetapi meliputi kemampuan
bagaimana uang publik tersebut telah diibelanjakan secara ekonomis, efisiensi, dan
efektif. Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi
pemerintahan. Kinerja pemerintah tidak bisa dinilai dari sisi output saja tetapi harus
mempertimbangkan input, output, dan out come secara bersama. Tujuan yang
dikehendaki oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan
value for money, yaitu : ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber
daya, efisiensi (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti
penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta efektif (berhasil guna)
dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.
Selama ini, sektor publik sering dinilai sebagai sarang in-efisiensi, pemborosan, dan
sumber kebocoran dana. Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik
memperhatikan value for money yang mempertimbangkan input, output, dan outcome
secara bersama-sama. Efisiensi berbicara mengenai input dan output. Efisiensi dengan
hubungan antara output berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan
sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Suatu organisasi,
program atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu
dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan
output sebesar-besarnya. Konsep efisiensi juga terkait dengan produktifitas
(perbandingan antara input dan output).
Dengan indikator input (tenaga, sarana, dan anggaran) Dinas Kesehatan Kota Palangka
Raya yang dikelompokkan pada level/kategori tertentu, serta memperhatikan out put
kegiatan dan outcome yang dirasakan oleh masyarakat, akan dibandingkan secara
sederhana.
Dalam bidang kesehatan yang berperan menjadi input, out put, dan out come adalah :
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
16 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 16
Tabel 3.5 Indikator Sistem
Input Out Put Indikator Out Come (Capaian Kinerja)
Rumah Sakit
Puskesmas
Sarana Kesehatan Desa (Poskesdes)
Sarana persalinan (Polindes dan puskesmas PONED)
Balai Pengobatan/Klinik
Tenaga Medis (dokter, perawat, bidan)
Tenaga Kesehatan penunjang
Anggaran Kesehatan
Pelayanan kesehatan di sarana kesehatan pemerintah :
Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas
Rawat Inap (puskesmas Rawat Inap dan RS)
Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif
Realisasi Anggaran
Menurunnya Angka Kematian
Dan lain-lain (sesuai target dalam RPJMD)
Dengan keberagaman skala data pada variabel diatas, analisa efisiensi akan dilakukan
terhadap kinerja Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, fokus pelayanan kesehatan di
puskesmas dan rumah sakit, dengan penghitungan secara sederhana menggunakan rumus
efisiensi.
1. Indikator Input
Indikator Input yang mempunyai skala data sama dengan out put adalah besaran
anggaran kesehatan (keduanya berskala interval). Anggaran kesehatan dimaksud
adalah proporsi anggaran pembangunan di Dinas Kesehatan dari total APBD Kota
Palangka Raya Tahun 2020. Total APBD kesehatan pada tahun 2020 adalah Rp.
151.756.402.452,78, namun yang bersumber dari DAU Murni sebesar Rp.
82.374.047.474,26 (52,99%) terdiri dari Gaji ASN sebesar 76,59% dan
Operasional sebesar 23,41%. Angka tersebut mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu DAU Murni sebesar Rp. 58.843.869.575
dan tahun 2018 dengan DAU Murni sebesar Rp. 74.853.792.547,47 atau 6,4% dari
total APBD Kota Palangka Raya Tahun 2018.
Sedangkan sumber dana lain (DAK,JKN,DBH-CHT, DID, dan BLUD) pada tahun 2020
sebesar Rp. 71.344.654.978,52 (47,01%), antara lain: Rp. 33.685.322.953
(47,21%) merupakan Dana Alokasi Khusus (DAK Bidang Kesehatan), Rp.
14.311.979.451,38 (20,06%) merupakan dana JKN, Rp. 17.595.558.000 (24,66%)
merupakan dana DID, dan Rp. 6.336.949 (0,01%) merupakan Dana Bagi Hasil
Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT).
Belanja Langsung (BL) Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2020 mencapai
90.172.054.895,21 atau 7,41% dari Total APBD Pemerintah Kota Palangka Raya
Tahun 2020 (Rp.1.217.168.950.076,04). Hal ini menunjukkan bahwa APBD
Kesehatan tahun 2020 belum sesuai dengan amanat UU nomor 36/2009 tentang
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
17 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 17
Kesehatan dimana pemerintah daerah wajib mengalokasikan minimal 10% pada
APBD (diluar belanja tidak langsung/Gaji Pegawai). Jadi indikator input
berdasarkan proporsi anggaran kesehatan pada total APBD Kota Palangka Raya
adalah 7,41% .
2. Indikator Out Put
Indikator out put yang digunakan disini adalah capaian kinerja Dinas Kesehatan
(dhitung berdasarkan target dan realisasi tahun 2020). Pada hitungan capaian
kinerja secara keseluruhan, dari 3 indikator, seluruhnya mencapai ≥100%. Adapun
rata-rata capaian kinerja terhadap 1 (satu) sasaran dalam mencapai tujuan
“Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Cerdas, Sehat dan Berdaya Saing“
adalah 206,87. Tingkat capaian kinerja secara umum atas kegiatan dan sasaran
Dinas kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2020 adalah masuk kategori “Sangat
Berhasil“.
3. Efisiensi
Efisien adalah pencapaian target dengan menggunakan input (biaya) yang sama
untuk menghasilkan output (hasil) yang lebih besar. “Efisiensi adalah perbandingan yang
terbaik antara input (masukan) dan output. Efisiensi adalah sesuatu yang kita kerjakan
berkaitan dengan menghasilkan hasil yang optimal dengan tidak membuang
banyak waktu dalam proses pengerjaannya. Efektif belum tentu efisien dan begitu
sebaliknya. Penghitungan efisiensi pada kali ini adalah dengan membandingkan
indikator input (total anggaran belanja langsung) dengan indikator Out Put (total
realisasi anggaran belanja), atau, indikator input (Proporsi anggaran kesehatan
terhadap total APBD Kota Palangka Raya TA 2020) dengan indikator Out Put
(Capaian Kinerja Dinas Kesehatan TA 2020)
Efisiensi =
Out Put
X 100%
Input
Kriteria :
Sangat Efisien = 0 – 60%
Efisien = 60 – 80%
Cukup Efisien = 80 – 90%
Kurang Efisien = 90 – 100%
Tidak Efisien = >100%
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
18 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 18
Dari rumus tersebut jika outputnya adalah realisasi belanja langsung (Rp.
68.560.468.398,34) atau biaya yang dipergunakan untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat Kota Palangka Raya secara langsung, dan inputnya
adalah realisasi anggaran belanja (Rp.128.662.383.785,34), maka tingkat efisiensi
pelaksanaan anggaran belanja Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2020
sebesar 53,29% masuk kategori ”Sangat Efisien”.
7. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja
Beberapa program kesehatan yang menunjang pencapaian kinerja Dinas Kesehatan
Kota Palangka Raya antara lain :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Indikator dari Program Upaya Kesehatan Masyarakat adalah Angka Keluarga
Sehat sesuai dengan kategori keluarga sehat di aplikasi PIS-PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga). Angka Keluarga sehat pada
tahun 2020 hanya mencapai 0,275, menurun drastis jika dibandingkan dengan
angka keluarga sehat tahun 2019 (22,5%). Hal tersebut disebabkan antara lain :
survey PIS-PK tidak dilaksanakan oleh puskesmas selama pademi Covid-19,
sehingga tidak ada data pengukuran terhadap indikator-indikator dalam PIS-PK.
Hanya 9 puskesmas yang melaksanakan survey PIS-PK pada bulan Februari 2020
(sebelum masa pandemic Covid-19), sehingga hanya sebagian kecil keluarga
(8.341KK) yang di datangi dan diperiksa oleh petugas puskesmas. Pada masa
pandemi Covid-19 banyak keluarga yang menolak petugas kesehatan datang ke
rumah-rumah, untuk pemeriksaan dan pengukuran indikator PIS-PK.
2. Program Pelayanan Kesehatan
Indikator dari Program Pelayanan Kesehatan adalah Cakupan Pelayanan
Kesehatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Kota Palangka Raya. Pada
tahun 2020, cakupan pelayanan kesehatan mencapai 21,95% dengan rasio rate
2 kali setahun (dengan asumsi setiap pengunjung puskesmas datang ke puskesmas
maksimal 2 kali/tahun). Cakupan pelayanan kesehatan tahun 2020 menurun jika
dibandingkan dengan capaian pelayanan kesehatan tahun 2019, hal ini terkait
dengan pandemi Covid-19, masyarakat tidak berani atau kawatir tertular
penyakit Covid-19 jika berkunjung ke puskesmas.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
19 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 19
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Kota Palangka Raya Tahun 2020 adalah
79,24%. Angka tersebut di ambil dari hasil rata-rata Survey Kepuasan
Masyarakat (SKM) yang dilaksanakan di 10 Pusekesmas pada tahun 2020.
Hanya Puskesmas Rakumpit yang tidak melaksanakan survey kepuasan
masyarakat.
3. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan dan kegawatdaruratan di RSUD
Indikator dari program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan dan
kegawatdaruratan di RSUD adalah Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap
Pelayanan Kesehatan RSUD. Pada tahun 2020, IKM di RSUD Kota Palangka Raya
mencapai 80,3%. Pada tahun 2019 RSUD Kota Palangka Raya belum
melaksanakan survey kepuasan masyarakat.
B. REALISASI ANGGARAN
Untuk melengkapi pelaporan kinerja dan untuk keperluan efektivitas dan efisiensi dalam
rangka pencapaian Misi RPJMD ke 2 yaitu “Mewujudkan Kerukunan Seluruh Elemen
Masyarakat Smart Society (Masyarakat Cerdas) meliputi: pengembangan kesehatan,
pendidikan, kepemudaan, layanan publik, kerukunan dan keamanan” pada “tujuan 3
yaitu Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Cerdas, Sehat dan Berdaya Saing”,
maka perlu disajikan pembiayaan yang terealisasi dalam rangka mencapai kinerja
tahun 2020.
Tabel 3.6
Pagu dan Realisasi Anggaran Untuk pencapaian Misi 2 Tujuan 3 RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2020
Sasaran Indikator Sasaran Anggaran
(Rp.) Realisasi
(Rp.) %
Meningkatnya Aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan
Angka Kematian Ibu
151.756.402.452,78 128.662.383.785,34 84.78 Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Balita
Pada Tahun 2020, realisasi anggaran Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya mencapai
84,78%. Ada beberapa masalah yang dihadapi Dinas Kesehatan dalam penyerapan
anggaran Tahun 2020, antara lain :
Pada awal tahun 2020, Dinas Kesehatan mengalami rasionalisasi anggaran pada
beberapa kegiatan untuk re-foccusing pengendalian Covid-19
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
20 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 20
Adanya pandemic Covid-19 di Kota Palangka Raya, mulai bulan Maret 2020
kegiatan upaya kesehatan masyarakat (kegiatan di luar gedung Puskesmas) yang
dibiayai DAK Non-Fisik tidak bisa dilaksanakan secara optimal
Pada APBD-P Kota Palangka Raya Tahun 2020, Dinas Kesehatan mendapatkan
alokasi tambahan sebesar 38 milyard (dari berbagai silpa DAK, silpa JKN, BLUD-
RSUD, BOK Tambahan, DID, dll) sehingga tidak cukup waktu untuk
melaksanakannya.
Adanya sumber dana lain (BTT tahun 2020 yang dikelola BPKAD) ke Dinas
Kesehatan, sebagai dana penanggulangan Covid-19 sebesar Rp.
44.864.276.825,-, sehingga fokus perhatian para pemegang program cenderung
kepada penanggulangan penyakit Covid-19 secara terpadu (Lintas Program)
Ada beberapa kegiatan tidak sempat dilaksanakan karena alokasi anggarannya pada
APBD-P, padahal kegiatan tersebut merupakan kegiatan prioritas, namun karena
keterbatasan waktu pelaksanaan akhirnya tidak bisa terealisasikan 100%. Kegiatan-
kegiatan tersebut antara lain adalah:
1. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Kegawatdaruratan
di RSUD
o Kegiatan Pengembangan Sistem BLUD RS, dengan anggaran sebesar
Rp.4.545.457.625,14 dengan serapan anggaran 0% atau tidak bisa
direalisasikan karena terbentur dengan regulasi terkait BLUD (DPA belum
terpisah dengan DPA Dinas Kesehatan, dan masih berupa kegiatan)
o Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan dan
Kegawatdaruratan (RSUD), dengan anggaran sebesar Rp. 19.874.023.609
terealisasi sebesar Rp. 15.515.646.269 (78,01%). Kegiatan ini mendapatkan
anggaran tambahan sebesar Rp. 11.206.078.239 di APBD-P Tahun 2020 untuk
perawatan pasien Covid-19, tidak cukup waktu untuk melaksanakan beberapa
belanja pengadaan,dll
2. Program Pelayanan Kesehatan
o Kegiatan Peningkatan Mutu dan Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer, Rujukan dan Faskes Lainnya, dengan anggaran sebesar Rp.
1.115.340.000,- dari DAK Non-Fisik 2020, hanya terealisasi sebesar
Rp.605.566.553,- (54,29%). Penyebabnya adalah adanya surat dari
Kementerian Kesehatan RI yang menginformasikan penundaan pelaksanaan
survey akreditasi FKTP di seluruh Indonesia pada tahun 2020.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
21 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 21
o Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Yankes di Daerah
Terpencil, dengan anggaran sebesar Rp. 995.813.513,38 hanya terealisasi
sebesar Rp. 521.895.900,- (52,41%). Kegiatan ini juga mendapatkan alokasi
tambahan pada APBD-P tahun 2020, sehingga tidak cukup waktu untuk
melaksanakannya.
o Kegiatan Penyediaan Pelayanan Kesehatan Dasar pada 11 Puskesmas (JKN),
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 14.311.979.451,38 terealisasi sebesar
Rp. 11.450.622.870,- (80,01%). Kegiatan ini juga mendapatkan alokasi
tambahan pada APBD-P tahun 2020 berupa Silpa JKN sebesar
Rp.3.020.673.467,38, sehingga tidak cukup waktu bagi Puskesmas untuk
melaksanakannya. *Silpa JKN adalah selisih antara fakta realisasi kucuran dana
kapitasi ke rekening kepala puskesmas dari BPJS, dibandingkan dengan
proyeksi/perkiraan dana kapitasi yang ditetapkan pada awal tahun.
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
o Kegiatan BOK untuk 11 Puskesmas dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.860.245.000,- bersumberkan DAK Non-Fisik Tahun 2020, dengan realisasi
sebesar Rp.3.663.630.430,-(77,32%). Banyak kegiatan luar gedung
Puskesmas yang dibiayai BOK (survei PIS-PK, SMD, MMD, lokakarya, Posyandu
balita, Posyandu usila, Posbindu, UKS/UKGS, pusling,dll), namun tidak bisa
dilaksanakan secara optimal karena pandemi Covid-19.
o Kegiatan lain di Dinas Kesehatan yang dibiayai DAK Non-Fisik Tahun 2020
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.932.508.500,- dengan realisasi
sebesar Rp. 5.128.432.062,- (64,65%). Beberapa kegiatan tidak maksimal
dilaksanakan karena pandemi Covid-19. Kegiatan ini juga mendapatkan
alokasi tambahan dana pada APBD-P Tahun 2020, BOK Tambahan sebesar
1,8M untuk insentif Nakes pada penanggulangan Covid-19, namun tidak ada
realisasi (0%) karena insentif telah dibayarkan dari dana BTT (Biaya Tidak
Terduga).
Sumber dana kesehatan di Kota Palangka Raya tahun 2020 selain dari DAU Murni Kota
Palangka Raya juga dari APBN Tahun 2020 (DAK Bidang Kesehatan) baik DAK Fisik
maupun DAK Non-Fisik Bidang Kesehatan. Anggaran bersumberkan DAU diperuntukkan
bagi pembiayaan operasional Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Palangka Raya.
Dana DAK Fisik bidang kesehatan diperuntukkan bagi pengadaaan prasarana kesehatan
seperti alat kesehatan, kefarmasian, dan penugasan berupa penurunan stunting serta
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
22 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 22
pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Sedangkan DAK Non-Fisik
dipergunakan sebagai Biaya Operasional Kesehatan (BOK), Jaminan Persalinan
(Jampersal), dan Akreditasi Puskesmas. BOK diperuntukkan bagi upaya promotif dan
preventif pada program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di puskesmas. Selain itu
juga terdapat Dana Kapitasi JKN dan DBH-CHT. Peruntukkan anggaran sesuai dengan
juknis dan tidak akan terjadi tumpang tindih (overlapping).
Gambar III.1.
Sumber Dana Belanja Langsung Dinas Kesehatan Di Kota Palangka Raya Tahun 2020
DAU
20,88%
JKN
15,87%
BLUD
6,37%
DID
19,51%
DBH-CHT
0,01%
DAK
37,36%
DAU
DAK
JKN
DBH-CHT
BLUD
DID
Gambar III.1, DAK (37,36%) mempunyai porsi terbesar pada Belanja Langsung Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya. Bisa dibayangkan bagaimana beban pemerintah Kota
Palangka Raya, andai tidak ada dana DAK dan JKN yang menyokong pembiayaan
pelayanan kesehatan di Kota Palangka Raya.
Penyerapan anggaran yang tidak mencapai 100% bagi dana alokasi khusus (DAK)
bidang kesehatan, mempunyai konskuensi terdapatnya sisa anggaran atau Silpa DAK
yang menurut aturan Menteri Keuangan RI dapat dipergunakan pada tahun mendatang
atau n+1. Diharapkan, kucuran anggaran silva DAK bidang kesehatan tidak dialokasikan
pada APBD-P mengingat perubahan anggaran selalu di triwulan IV sehingga tidak cukup
waktu untuk melaksanakan kegiatan program kesehatan di masyarakat. Hal tersebut
sangat berpengaruh terhadap realisasi physik kegiatan juga realisasi keuangan di Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
23 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 23
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya terletak pada seberapa jauh
capaian masing-masing indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan, yaitu
perbandingan antara realisasi dengan targetnya. Capaian kinerja selanjutnya
dikategorikan kedalam empat kategori menurut LAN dengan metode “SKALOGRAM
GUITTARREN “ sebagai berikut :
Urutan Rentang Capaian Kategori
I II III IV
85 s/d 100 % 70 < x < 85% 55 < x < 70 % X < 55 %
Sangat Berhasil Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
Berdasarkan perhitungan capaian kinerja pada tabel 3.1 diatas terlihat bahwa dari 3
indikator terdapat capaian kinerja ≥100%. Tingkat capaian kinerja secara umum atas
kegiatan dan sasaran Dinas kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2020 adalah 206,87
atau masuk kategori Sangat Berhasil. Namun demikian bukan berarti bahwa semua
kegiatan yang ditetapkan telah dapat dicapai secara sempurna.
1. SASARAN 1 (MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN KESEHATAN)
Derajat kesehatan masyarakat dapat dinilai dan dilihat dari beberapa indikator, antara
lain adalah angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Menurut
Hendrick L. Blum, seorang ahli kesehatan masyarakat, derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yang saling berinteraksi yaitu : faktor keturunan
(herediter), faktor perilaku (behavior), faktor lingkungan (environment) dan faktor
pelayanan kesehatan.
Derajat kesehatan masyarakat Kota Palangka Raya yang optimal, akan dapat dicapai
dengan memperhatikan beberapa indikator penting yang menjadi acuan antara lain :
angka kematian. Karena itu indikator sasaran 1 yaitu meningkatnya kualitas layanan
kesehatan terdiri dari beberapa indikator kinerja program yang mengacu ke RPJMD.
Tabel 3.7 Indikator Kinerja Sasaran 1
(Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Layanan Kesehatan )
Sasaran Indikator Sasaran Satuan
Realisasi Target Nasional/SDG’s
Target RPJMD 2019 2020
Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan
Angka Kematian Ibu per 100.000 KH
38,48 43,52 306 70
Angka Kematian Bayi per 1000 KH 0,96 2,61 24 7
Angka Kematian Balita per 1000 KH 0,96 2,61 32 5
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
24 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 24
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi kinerja Tahun 2019 dan 2020
berada dibawah atau lebih kecil dari target Nasional (SDGs) dan target RPJMD. Angka
kematian adalah indikator negatif, semakin kecil/rendah angkanya dari target berarti
semakin baik capaiannya. Tingkat capaian kinerja Dinas Kesehatan tahun 2020 pada
“sasaran 1 yaitu meningkatnya kualitas layanan kesehatan” adalah sebesar 214,53
yang berarti termasuk pada kategori “Sangat Berhasil” dan rasio efektifitas anggaran
pada sasaran 1 ini dapat dinilai “Cukup Efektif”. Beberapa indikator yang mendukung
terhadap capaian Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian
Balita, antara lain:
Tabel 3.8 Sasaran, Indikator kinerja program dan Target Tahun 2020 Yang Menunjang
Capaian Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi
Sub Sasaran Program Indikator Kinerja Program Target 2020
Realisasi 2020
1. Angka Kematian Ibu
2. Angka Kematian Bayi
3. Angka Kematian Balita
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Angka Keluarga Sehat 23,5 0,275
Program Pelayanan Kesehatan
o Cakupan Pelayanan Kesehatan
o Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
40%
100%
26,75%
79,24%
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan dan kegawatdaruratan di RSUD
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
100% 80,3%
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu didefinisikan sebagai jumlah ibu yang meninggal akibat
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka
kematian ibu (AKI) merupakan indikator yang sangat penting dalam menentukan
status kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu di Kota Palangka Raya pada
tahun 2020 tercatat 43,52/100.000KH yang berarti setiap 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2020 di Kota Palangka Raya terdapat 43 atau 44 kematian ibu.
Angka tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2019 (38,48/100.000 KH) dan
menurun jika dibandingkan tahun 2018 (79,07/100.000 KH). Pada tahun 2020
terdapat 2 (dua) ibu meninggal, dengan penyebab kematian adalah perdarahan
dan gangguan metabolik.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
25 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 25
Gambar III.2. AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2012 – 2020
19,1
53,9
72,6
52,99
19,65 19,15
79,07
38,48
43,52
25 25
50 4535
25
15
75
70
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
per 1
00.0
00 K
H
AKI RPJMD
Sumber : Bidang Kesmas
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal setiap
1000 kelahiran hidup. AKB juga sama pentingnya dengan AKI sebagai indikator
dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat. Kedua indikator ini menjadi
primadona dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Menurunnya angka
kematian bayi mencerminkan pelayanan kesehatan dasar yang paling awal dan
juga menentukan kualitas pelayanan kebidanan yang juga sangat menentukan
kualitas generasi yang akan datang.
Angka kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 tercatat
2,61/1000KH yang berarti setiap seribu kelahiran hidup pada tahun 2020 di Kota
Palangka Raya terdapat 2 atau 3 kematian bayi. Angka tersebut lebih tinggi
dibanding angka kematian bayi tahun 2019 (0,96/1000KH) dan tahun 2018
(1,78/1000 KH). Jumlah kasus kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun
2020 adalah 12 bayi. Penyebab masing-masing kematian bayi antara lain adalah :
Prematur, Kelainan bawaan, Postdata, gagal nafas, sesak nafas, dan gawat janin.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
26 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 26
Gambar III.3. AKB di Kota Palangka Raya Tahun 2012 – 2020
10,1
13,3
11,1
3
1,18 1,341,78
0,96
2,611,3 1,3
13 12
10,5
9
7 7 7
0
2
4
6
8
10
12
14
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Per
1.0
00 K
H
AKB RPJMD
Sumber : Bidang Kesmas
Pada gambar III.3. menunjukkan bahwa angka kematian bayi mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun. Peningkatan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) dari tahun sebelumnya, disebabkan beberapa hal, antara lain :
pada masa pandemi Covid-19, sebagian ibu hamil tidak berani periksa kehamilan di
sarana pelayanan kesehatan, dan memilih persalinan di luar sarana pelayanan
kesehatan. Selain itu juga belum efektifnya PWS KIA, petugas puskesmas tidak aktif
menjemput bola ke RS dan klinik swasta, dan belum meratanya tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi diberbagai wilayah.
Dalam rangka pencapaian SDGs, target AKB secara nasional pada tahun
2020 adalah 24/1000 KH dan target Renstra/RPJMD Kota Palangka Raya Tahun
2020 sebesar 7/1000 KH, maka AKB Kota Palangka Raya Tahun 2020
(2,61/1000KH) masih dalam batas toleransi. Namun memperhatikan angka tersebut
dan berbagai penyebab kematian bayi, diharapkan kepada pengelola program
kesehatan anak/bayi tidak terlena. Kemampuan tehnis tenaga kesehatan dalam
pertolongan dan pendampingan persalinan perlu terus ditingkatkan, disamping
pemantapan supervisi dan bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan Kota Palangka
Raya.
3. Angka Kematian Balita (AKABA)
Kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0-59 bulan
(bayi+anak balita) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera
atau bunuh diri. Angka Kematian Balita di Kota Palangka Raya yang tercatat pada
tahun 2020 mencapai 2,61/1000KH sedangkan tahun 2019 mencapai 0,96/1000
KH, pada tahun 2018 mencapai angka 2,17/1000 KH. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadinya peningkatann angka kematian balita pada tahun 2020 yang berarti
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
27 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 27
kinerja program dalam peningkatan angka kematian balita harus terus ditingkatkan.
Gambar III.4 AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2012 – 2020
10,7
14,6
0,734
0,2 0,19 2,170,96 2,61
go' 35
10 108 8 7
6 5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Per
1000
KH
AKABA Renstra
4. Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka Harapan Hidup didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun
yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. Angka harapan hidup menggambarkan
seberapa lama peluang seseorang untuk bertahan hidup, dianggap sebagai indikator
umum bagi taraf hidup. Tingginya umur harapan hidup menunjukkan taraf hidup suatu
negara atau daerah yang juga tinggi, begitu juga sebaliknya jika umur harapan rendah
maka taraf hidup suatu daerah tersebut juga rendah. Selain indikator bagi taraf hidup,
angka harapan hidup juga memperlihatkan derajat kesehatan masyarakat di suatu
daerah bahkan negara. Semakin tinggi angka harapan hidup mencerminkan semakin
tingginya derajat kesehatan di suatu wilayah karena seseorang yang hidup panjang
cenderung didukung dengan kondisi kesehatan yang baik. Angka harapan hidup juga
merupakan salah satu indikator dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana
sebagai representasi dari dimensi kesehatan pada suatu daerah .
Gambar III.4. Angka Harapan Hidup di Kota Palangka Raya
Dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 – 2020
Sumber : Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Palangka Raya
72,6872,7772,85
72,9572,97
73,05 73,13 73,16 73,19 73,21
70,01 70,2 70,4 70,59 70,78 70,9 71,06 71,2 71,34 71,47
67
68
69
70
71
72
73
74
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kota
Nasional
Target RPJMD
Provinsi
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
28 LKIP TAHUN 2019 – BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Page 28
Angka harapan hidup di Kota Palangka Raya dalam lima tahun terakhir
menunjukkan peningkatan signifikan, dan berada diatas AHH Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah maupun AHH Nasional. Lambatnya kenaikan angka harapan hidup
tersebut menggambarkan bahwa memang tidak mudah untuk menaikkan capaian dalam
waktu satu tahun dari indikator ini. Perlu upaya keras di bidang kesehatan secara
menyeluruh untuk meningkatkannya, apalagi jika angka yang dicapainya sudah tinggi.
AHH Kota Palangka Raya bukan hanya menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan,
melainkan perlu Peran lintas sektor terkait, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian, Dinas Sosial, dan lain-lain, dalam menunjang tercapaianya target angka
harapan hidup di Kota Palangka Raya. Berdasarkan gambar III.4, AHH masyarakat
Kota Palangka Raya tahun 2020 dari BPS Kota Palangka Raya mencapai 73,21 tahun,
AHH Provinsi Kalimantan Tengah mencapai 69,74 tahun, dan AHH Nasional mencapai
71,47 tahun.
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB IV PENUTUP Halaman 28
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disusun berdasarkan tujuan, sasaran strategi
sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Pembangunan pada RPJMD Kota
Palangka Raya. Sasaran tersebut didukung dengan indikator keberhasilan beserta
target yang ingin dicapai dalam tahun 2020, disesuaikan dengan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kota
Palangka RayaTahun 2020.
2. Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya secara umum sudah mencapai
Kategori Sangat Berhasil. Rinciannya adalah 3 (tiga) indikator kinerja sasaran
berkategori Sangat Berhasil.
3. Indikator Kesehatan masyarakat di Kota Palangka Raya telah memenuhi target
RPJMD Kota Palangka Raya, antara lain :
Angka Kematian Ibu (AKI) sudah dibawah target pada RPJMD Kota
Palangka Raya.
Angka Kematian Bayi (AKB) telah dibawah angka/target pada RPJMD Kota
Palangka Raya.
Angka Kematian Balita (AKABA) telah dibawah angka/target pada RPJMD
Kota Palangka Raya
4. Pandemi Covid-19 yang melanda Kota Palangka Raya Tahun 2020, berpengaruh
pada capain kinerja program tehnis kesehatan yang harus dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan :
Indeks Keluarga Sehat yang masih berada dibawah target RPJMD Kota
Palangka Raya. Kendala yang sering ditemui petugas antara lain adalah
sulitnya tenaga kesehatan dalam melakukan PIS-PK karena akses jalan yang
rusak/susah dijangkau, dan penolakan dari masyarakat. Selain itu faktor
internal berupa akses aplikasi Keluarga Sehat yang sering mengalami down
server.
Cakupan pelayanan kesehatan masih berada dibawah target yang telah
ditetapkan. Hal ini mengindikasikan masih adanya kantong-kantong daerah
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2019 – BAB IV PENUTUP Halaman 29
rawan yang memerlukan intervensi pelayanan kesehatan, baik melalui
Puskesmas keliling maupun kegiatan sosial lainnya.
5. Serapan anggaran sudah mencapai >80% (84,78%) dengan realisasi fisik sebesar
92,55%.
B. RENCANA KERJA TAHUN 2021
Langkah-langkah di masa mendatang yang akan dilakukan, dengan jumlah anggaran
yang memadai diharapkan terjadi peningkatan kinerja tahun 2021. Dalam amanat UU
no.36/2009 tentang Kesehatan, disebutkan di pasal 171 (2) bahwa besar anggaran
kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10%
(sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.
Anggaran Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021 dan kegiatan program yang akan
dilaksanakan pada tahun 2021 adalah :
No.
Program
Lokasi/Anggaran (Rp)
DINKES RSUD Puskesmas
1. PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
74.262.396.535 14.265.124.578 1.500.000.000
2. PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
55.324.617.569 14.581.254.022 21.277.688.224
3. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
374.999.939 -
4. PROGRAM SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN MAKANAN MINUMAN
476.116.188 -
5. PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN
515.943.700 -
Jumlah 130.095.073.931 28.846.378.600 22.777.688.224
Dinas Kesehatan Kota Palagka Raya LKIP 2020
LKIP TAHUN 2020 – BAB IV PENUTUP Halaman 30
Dengan alokasi anggaran Tahun 2021 sebesar Rp. 181.719.140.755 , diharapkan
tidak terjadi penurunan capaian kinerja serta mencegah masalah besar pada bidang
kesehatan. Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palangka
Raya Tahun 2020 sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi Dinas/SKPD sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden No : 7 Tahun
1999, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Semoga bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya