.................

7
Mass Movement dan Longsoran ( Lanslide)Tugas MKPP Analisis Kestabilan Lereng Disusun oleh : Rizqi Narendra Utomo 270110100096 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

description

.................

Transcript of .................

Page 1: .................

“Mass Movement dan Longsoran ( Lanslide)”

Tugas MKPP Analisis Kestabilan Lereng

Disusun oleh :

Rizqi Narendra Utomo 270110100096

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2013

Page 2: .................

GERAKAN TANAH (MASS MOVEMENT )

Pengertian gerakan tanah yakni gerakan atau perpindahan lereng bagian atas atau

perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan

semula. Menurut purbohadiwidjojo (1985) bahwa perpindahan massa tanah atau batuan pada

arah tegak adalah termasuk gerakan tanah, maka gerakan vertical yang mengakibatkan

bulging (lendutan) akibat keruntuhan fondasi merupakan bagian dari gerakan tanah.

Longsoran

Longsoran merupakan luncuran atau gelinciran atau jatuhan dari massa batuan atau tanah

atau campuran dari kedua material tersebut. Adapun klasifikasi longsoran yang pada

umumnya berdasarkan jenis gerakan dan materialnya, serta klasifikasi Highway Research

Board Landslide Committee (HWRBLC) tahun 1978 yang mengacu pada Varnes (1978) yang

berdasarkan kepada material yang nampak, kecepatan perpindahan material, susunan massa

yang berpindah, serta jenis material dan gerakannya.

Tabel klasifikasi HWRBLC yang mengacu pada klasifikasi Varnes (1978)

Page 3: .................

Adapun jenis longsoran dalam beberapa klasifikasi, sebagai berikut :

1. Jatuhan (fall)

Jatuhan merupakan pergerakan massa batuan melalui udara, termasuk gerak jatuh bebas,

loncatan dan penggelindingan bongkah batuan dan bahan rombakan taanpa banyak

bersingungan satu dengan yang lain. Yang termasuk gerakan ini yakni runtuhan batu, bahan

rombakan serta tanah (urug,lawina, avalanche).

2. Longsoran gelincir (slides)

Longsoran gelincir ini merupakan gerakan yang disebabkan oleh keruntuhan melalui satu

atau beberapa bidang yang dapat diamati ataupun diduga, yang terbagi menjadi dua, yakni

jika dipengaruhi gerak translasional dengan susunan material yang banyak berubah maka

disebut luncuran, sedangkan jika dipengaruhi gerakan rotasional dan susunan materialnnya

tidak banyak berubah maka disebut nendatan (slump). Yang termasuk gelinciran yakni

luncuran bongkah tanah maupun bahan rombakan serta nendatan tanah.

3. Aliran (flow)

Aliran merupakan suatu gerakan yang dipengaruhi oleh jumlah kandungan atau kadar

airtanah, terjadi pada material yang tidak terkonsolidasi. Tipe longsoran ini terbagi dua, yakni

jenis gerakan aliran kering, termasuk sandrun (larianpasir), aliran fragmen batuan, aliran

loess, serta jenis gerakan aliran basah yang diantaranya aliran pasir-lanauan, aliran tanah

cepat, aliran tanah lambat, aliran lumpur, serta aliran bahan rombakan.

4. Longsoran majemuk (complex landslide)

Longsoran majemuk merupakan gabungan dari dua atau tiga jenis gerakan tanah. Longsoran

majemuk diantaranya adalah bentangan lateral batuan, tanah serta bahan rombakan (Pstuto &

Soldati, 1997)

5. Rayapan (creep)

Rayapan merupakan jenis lonsoran yang gerakannya dapat dibedakan dalam hal kecepatan

gerakan yang secara alami biasanya lambat. Rayapan dibagi menjadi rayapan musiman yang

dipengaruhi iklim, rayapan bersinambungan yang dipengaruhi kuat geser material, dan

rayapan melaju yang berkaitan dengan keruntuhan lereng atau lainnya.

Page 4: .................

Table laju kecepatan gerakan tanah oleh Hansen, 1984

6. Gerak horizontal atau bentangan lateral (lateral spread)

Gerakan lonsoran ini merupakan jenis longsoran yang dipengaruhi oleh pergerakan

bentangan material batuan secara horizontal.prosesnya berupa rayapan bongkah-bongkah di

atas batuan lunak. Material yang terlibat yakni lempung (jenis quick clay) atau pasir yang

mengalami luncuran akibat gempa.

7. Longsoran tipe translasional dan rotasional

Pada jenis longsoran ini terdapat batas antara massa yang bergerak dengan massa yang diam

atau bidang gelincir, longsoran jenis ini mengacu pada kedalaman batas dari permukaan

tanah tersebut. Adapun klasifikasi kedalaman bidang gelincir menurut Fernandez dan

Marzuki (1987), yang diantaranya :

a. Sangat dangkal, kurang dari 1,5 meter

b. Dangkal, antara 1,5 sampai dengan 5 meter

c. Dalam, diantara 5 sampa 20 meter

d. Sangat dalam, yakni lebih bersar dari 20 meter

Page 5: .................

Tabel klasifikasi longsoran oleh Coates

Tabel klasifikasi longsoran menurut Stewart Sharpe (1938)

Page 6: .................

Sumber

Zakaria, Zufialdi. 2009. Modul Analisis Kestabilan Lereng. Jatinangor : Lab. Geologi

Teknik, Universitas Padjadjaran