52._komposisi_eko_prianto_

14
Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012 661 KOMPOSISI JENIS DAN VARIASI UKURAN HASIL TANGKAPAN GILL NET DI SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR Eko Prianto 1) dan Danu Wijaya 2) 1) Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan 2) Balai Riset Pemulihan Sumberdaya Ikan ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui komposisi jenis ikan hasil tangkapan gill net di Sungai Musi bagian hilir telah dilakukan pada bulan April dan Juni 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis dan hasil tangkapan ikan di sungai Musi bagian Hilir. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survei di 17 lokasi di Musi Bagian Hilir. Pengambilan sampel ikan dengan menggunakan jaring insang yang terbuat dari benang nilon dengan ukuran panjang 10 m dengan ukuran mata jaring (0,75; 1,0; 1,25; 1,5; 1,75; 2,0 dan 2,5 inci). Jaring dipasang memanjang di bagian tepi kiri dan kanan sungai selama + 4 jam untuk kemudian jaring diangkat dengan cara pengambilan melawan arus. Pada bulan April, total hasil tangkapan sebanyak 67 ekor dengan jumlah jenis 24 spesies dan pada bulan Juni total tangkapan 106 ekor dan jumlah jenis ikan sebesar 25 spesies. Mata jaring yang memiliki hasil tangkapan yang lebih bervariasi ditemukan pada ukuran 2,5 inci (April) dan 1,25 inci (Juni). Pada bulan April ukuran mata jaring 1,75 inci memperoleh hasil tangkapan yang lebih tinggi yaitu 546,44 gr. Pada bulan Juni hasil tangkapan yang tertinggi diperoleh pada mata jaring 1,25 inci dengan jumlah 727,10 gr. KATA KUNCI : komposisi jenis ikan, hasil tangkapan, gill net, purposive sampling, sungai musi bagian hilir. ABSTRACT The study on the composition of fish species of gill net catches in down stream of Musi River was done on April and June 2007. The aim of this research is to determine the species composition and the catch yiled of fish in down stream of Musi River. The fish was cautgh by using of gillnet with the length of 10 m and the mesh size of 0.75, 1, 1.25, 1.5, 1.75, 2, and 2.5 inch. Nets were set along on the left and the right of the river side for 4 hours and after that the nets were pulled. Based on the data analysis, the total fish caught in April was 67 with from 24 species, while in June the total catch was 106 from 25 species. The mesh size that has more varied catch was 2.5 inches (April) and 1.25 inches (June). The 1.75 inch mesh size gave the highest catch of 546.44 g in April, while in June the highest catch obtained from the 1.25 inches mesh with the amount of 727.10 g. KEYWORD : fish species compotition, fish catch, gill net, purposive sampling, Musi River PENDAHULUAN Sungai Musi bagian hilir merupakan jantung transportasi bagi masyarakat sehingga sebagian besar aktifitas masyarakat banyak dilakukan di sepanjang sungai. Disamping itu wilayah ini dijadikan sebagai pusat perindustrian, pemukiman dan pertanian sawah pasang surut oleh masyarakat sekitarnya. Pada sisi lain, dengan memiliki banyak anak sungai, sungai Musi bagian hilir memiliki sumber daya perikanan air tawar yang sangat besar yakni 42.534 ton pada tahun 2006 (Dinas Perikanan

description

komposisi

Transcript of 52._komposisi_eko_prianto_

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    661

    KOMPOSISI JENIS DAN VARIASI UKURAN HASIL TANGKAPAN GILL NET DI SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR

    Eko Prianto1) dan Danu Wijaya2)

    1) Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan 2) Balai Riset Pemulihan Sumberdaya Ikan

    ABSTRAK

    Penelitian untuk mengetahui komposisi jenis ikan hasil tangkapan gill net di Sungai Musi bagian hilir telah dilakukan pada bulan April dan Juni 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis dan hasil tangkapan ikan di sungai Musi bagian Hilir. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survei di 17 lokasi di Musi Bagian Hilir. Pengambilan sampel ikan dengan menggunakan jaring insang yang terbuat dari benang nilon dengan ukuran panjang 10 m dengan ukuran mata jaring (0,75; 1,0; 1,25; 1,5; 1,75; 2,0 dan 2,5 inci). Jaring dipasang memanjang di bagian tepi kiri dan kanan sungai selama + 4 jam untuk kemudian jaring diangkat dengan cara pengambilan melawan arus. Pada bulan April, total hasil tangkapan sebanyak 67 ekor dengan jumlah jenis 24 spesies dan pada bulan Juni total tangkapan 106 ekor dan jumlah jenis ikan sebesar 25 spesies. Mata jaring yang memiliki hasil tangkapan yang lebih bervariasi ditemukan pada ukuran 2,5 inci (April) dan 1,25 inci (Juni). Pada bulan April ukuran mata jaring 1,75 inci memperoleh hasil tangkapan yang lebih tinggi yaitu 546,44 gr. Pada bulan Juni hasil tangkapan yang tertinggi diperoleh pada mata jaring 1,25 inci dengan jumlah 727,10 gr.

    KATA KUNCI : komposisi jenis ikan, hasil tangkapan, gill net, purposive sampling, sungai musi bagian

    hilir.

    ABSTRACT

    The study on the composition of fish species of gill net catches in down stream of Musi River was done on April and June 2007. The aim of this research is to determine the species composition and the catch yiled of fish in down stream of Musi River. The fish was cautgh by using of gillnet with the length of 10 m and the mesh size of 0.75, 1, 1.25, 1.5, 1.75, 2, and 2.5 inch. Nets were set along on the left and the right of the river side for 4 hours and after that the nets were pulled. Based on the data analysis, the total fish caught in April was 67 with from 24 species, while in June the total catch was 106 from 25 species. The mesh size that has more varied catch was 2.5 inches (April) and 1.25 inches (June). The 1.75 inch mesh size gave the highest catch of 546.44 g in April, while in June the highest catch obtained from the 1.25 inches mesh with the amount of 727.10 g. KEYWORD : fish species compotition, fish catch, gill net, purposive sampling, Musi River PENDAHULUAN

    Sungai Musi bagian hilir merupakan jantung transportasi bagi masyarakat

    sehingga sebagian besar aktifitas masyarakat banyak dilakukan di sepanjang sungai.

    Disamping itu wilayah ini dijadikan sebagai pusat perindustrian, pemukiman dan

    pertanian sawah pasang surut oleh masyarakat sekitarnya. Pada sisi lain, dengan

    memiliki banyak anak sungai, sungai Musi bagian hilir memiliki sumber daya perikanan

    air tawar yang sangat besar yakni 42.534 ton pada tahun 2006 (Dinas Perikanan

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    662

    Sumatera Selatan, 2006), sedangkan untuk sungai Musi secara keseluruhan sebesar

    72.905 ton dan laut hanya 50,400 ton pada tahun 2001 (Japan International Cooperation

    Agency and Directorat General of Water Resources, 2003). Sehingga hampir sebagian

    besar ikan-ikan yang terdapat di Kota Palembang dan sekitarnya berasal dari hasil

    penangkapan di perairan umum terutama sungai dan rawa banjiran.

    Dilihat dari profil memanjang suatu sungai yang alirannya ke arah laut, sungai

    dibagi menjadi 2 yaitu bagian hulu (rhitron) dan bagian hilir (potamon) (Welcome,

    1979). Beberapa ahli membagi sungai menjadi 3 zone yang meliputi, bagian hulu (up

    stream), tengah (middle stream) dan hilir (down stream). Ketiga zona tersebut memiliki

    karakteristik ekologi yang berbeda-beda. Penangkapan ikan di Sungai Musi bagian hilir

    merupakan aktifitas yang telah lama dilakukan masyarakat terutama yang hidup di

    sepanjang sungai. Jika dilihat dari kegiatan penangkapannya maka masyarakat nelayan

    di sepanjang sungai ini digolongkan menjadi 2 kelompok : 1) nelayan utama, yang

    sepanjang tahun melakukan aktifitas penangkapan, 2) nelayan sambilan, hanya pada

    musim-musim tertentu melakukan penangkapan. Dalam melakukan penangkapan, alat

    tangkap yang digunakan bervariasi sesuai dengan jenis ikan yang ditangkap.

    Alat tangkap yang biasa digunakan pada wilayah ini adalah belad (beach barrier

    trap), jaring kantong (surrounding net), jaring insang (gillnet) dan rawai (long line).

    Penggunaan jaring insang biasanya dilakukan di pinggiran sungai, danau dan rawa

    bajiran. Kheng (2008) menyatakan penggunaan alat tangkap gill net dilakukan oleh

    sebagian besar oleh nelayan tradisional dan peran mereka sangat penting untuk menjaga

    ketahanan pangan dan mendukung perekonomian nasional.

    Menurut Balik & Cubuk (2001) bahwa gill net biasanya digunakan secara luas di

    daerah pantai dan perairan umum daratan karena harganya murah dan mudah dalam

    pengoperasiannya. Sebagian besar ikan ditangkap oleh nelayan tradisional di perairan

    umum dengan menggunanakn gill net (Lamberts, 2001). Jaring insang biasanya

    digunakan untuk menangkap ikan yang bergerak dan bermigrasi melewati daerah

    tangkapan (Kibria & Ahmed, 2005). Pengoperasiannya digunakan pada tipe perairan

    yang agak tenang atau sungai dengan arus yang relatif lambat.

    Menurut Nsje, et al (2004) bahwa gill net merupakan alat tangkap yang

    selektif, dalam pengoperasiannya ukuran mata jaring yang berbeda akan menangkap

    jenis dan ukuran ikan yang berbeda. Alat ini tergolong pasif dan ikan tertangkap

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    663

    tergantung kepada pergerakannya. Alat ini biasanya dipasang pada perairan terbuka atau

    ditepi sungai dengan arus yang pelan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    komposisi jenis dan variasi ukuran hasil tangkapan jaring insang secara longitudinal di

    Sungai Musi bagian hilir.

    BAHAN DAN METODE

    Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Musi bagian hilir pada bulan April dan

    Juni 2007. Lokasi pengambilan sampel seperti terlihat dalam Lampiran 1 dibagi menjadi

    17 titik yang tersebar di sepanjang lokasi penenelitian (Tabel 1).

    Tabel 1. Lokasi sampling di sungai Musi bagian hilir

    No Lokasi Sampling Sampling Station Posisi GPS/

    GPS Position Keterangan/ Explanation

    1. Anyar S 2 59.719 E 104 19.993 Desa 2. Tj. Menang S 3 01.613 E 104 28.638 Hutan Sekunder 3. Sejagung S 3 00.048 E 104 08.244 Hutan Sekunder 4. Pulokerto S 3 01.771 E 104 40.683 Desa

    No Lokasi Sampling Sampling Station Posisi GPS/

    GPS Position Keterangan/ Explanation

    5. Gandus S 3 01.436 E 104 43.904 Pabrik Karet 6. Musi 2 S 3 01.284 E 104 43.552 PAM 7. Begayut S 3 01.392 E 104 44.381 Anak Sungai 8. Muara sungai Ogan S 3 00.467 E 104 45.077 Pabrik Semen 9. Pusri S 2 59.078 E 104 48.221 Pabrik Pupuk

    10. Hoktong S 2 59.076 E 104 48.911 Pabrik Karet 11. Sinar Alam Permai S 2 56.242 E 104 53.275 Pabrik Sawit 12. Borang S 2 55.330 E 104 54.190 Anak Sungai 13. Sukses Sumatera Timber S 2 49.619 E 104 54.509 Pabrik Kayu 14. Upang S 2 42.964 E 104 57.595 Desa 15. Pre Selat cemara S 2 42.666 E 104 57.311 Sawah 16. Selat cemara Sawah 17. Sungsang Desa

    Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan jaring tangsi/insang (gill net)

    yang terbuat dari benang nilon dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 1 m. Jaring

    dipasang memanjang di bagian sisi kiri dan kanan sungai dengan jumlah 14 buah.

    Ukuran mata jaring yang dipasang masing-masing sisi (0,75; 1,0; 1,25; 1,5; 1,75; 2,0

    dan 2,5 inci). Jaring diikat pada kayu pancang dan masing-masing jaring disambung

    secara terus menerus. Jaring-jaring ini dipasang selama + 4 jam dan setelah empat jam

    jaring diangkat dengan cara pengambilan melawan arus. Ikan yang tertangkap dicatat

    jenis, ukuran mata jaring dan lokasinya. Selanjutnya ikan-ikan ini diawetkan dengan

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    664

    formalin 10 % untuk diidentifikasi di Laboratorium Balai Riset Perikanan Perairan

    Umum. Sebagai pedoman untuk identifikasi ikan digunakan buku Kottelat (1993) dan

    Webber and Beauford (1916).

    Data yang dikumpulkan meliputi jenis ikan, panjang dan berat ikan, jumlah

    jenis, lokasi, waktu pemasangan alat tangkap dan pengangkatannya, kedalaman

    perairan, koordinat lokasi dan ukuran mata jaring. Data jenis ikan yang tertangkap

    dengan menggunakan jaring selanjutnya ditabulasi untuk dianalisa :

    Komposisi jenis

    Data jenis ikan yang tertangkap pada jaring insang dengan mata jaring yang

    berbeda disusun untuk diketahui jumlah dan komposisi jenisnya. Data ini dimaksudkan

    untuk mengetahui jenis ikan yang tertangkap dan jumlahnya pada setiap ukuran mata

    jaring.

    Variasi ukuran ikan yang tertangkap

    Ikan yang tertangkap diukur panjang totalnya berdasarkan ukuran mata jaring.

    Kisaran panjang ikan pada masing-masing mata jaring dibandingkan satu dengan

    lainnya untuk mengetahui perbandingan variasi ukuran ikan yang tertangkap.

    Hasil Tangkapan

    Untuk mengetahui hasil tangkapan ikan per alat tangkap maka ikan hasil

    tangkapan dipisahkan dan dicatat berdasarkan ukuran mata jaring/lokasi. Total hasil

    tangkapan dihitung dari penjumlahan data hasil tangkapan/alat tangkap/lokasi.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Komposisi Jenis

    Pada bulan April 2007 jenis-jenis ikan yang tertangkap di 17 lokasi penelitian

    adalah sebanyak 70 ekor yang terdiri dari 24 jenis. Jenis ikan yang banyak tertangkap

    adalah ikan Lundu (Mystus gulio) dengan jumlah 11 ekor, Ikan Lumajang

    (Cycloheilichthys enoplos) dan ikan Juaro (Pangasius polyuranodon) masing-masing

    sebanyak 8 ekor. Pada bulan Juni total ikan yang tertangkap yaitu 106 ekor yang teridiri

    dari 25 Jenis. Jenis yang banyak tertangkap yaitu Lundu (Mystus gulio) sebanyak 50

    ekor, Lampam (Barbodes schwanenfeldii) sebanyak 16 ekor dan Semuruk (Osteochillus

    vittatus) sebanyak 7 ekor.

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    665

    Menurut Kibria & Ahmed (2005) hasil tangkapan ikan dengan menggunakan gill

    net perairan umum Banglades yang memiliki panjang 10-30 m, lebar 1 meter dan mata

    jaring 2-3 inci memperoleh jumlah jenis hasil tangkapan sebanyak 30 jenis ikan dengan

    target utama ikan Puntius spp, Channa punctatus, Colisha fasciatus, dan

    Heteropneustes fossilis. Sedangkan Lamberts (2001) menyatakan sebanyak 8 jenis ikan

    ekonomis penting yang ditangkap di rawa banjiran dengan menggunakan gill net. Hasil

    penelitian yang dilakukan oleh Ozcan & Balik (2009) penggunaan gill net di waduk dan

    sungai diperoleh jumlah jenis ikan yang tertangkap sebanyak 16 jenis yang terdiri dari

    family Cyprinidae (10 jenis), Siluridae, Centrarchidae, Balitoridae, Salmonidae dan

    Moronidae masing-masing 1 jenis.

    Sungai Musi memiliki potensi sumberdaya ikan yang tinggi, karena sungai Musi

    memiliki anak sungai yang banyak dan rawa banjiran yang luas. Menurut Utomo et al

    (2007) jenis ikan yang terdapat di sungai Musi sekitar 125 jenis yang tersebar dari hulu

    hingga hilir. Seluruh jenis ikan tersebut mendiami berbagai tipe habitat perairan umum

    di DAS Musi mulai dari rawa banjiran, anak sungai, danau, estuaria dan sungai utama.

    Husnah et al (2008) menyatakan bahwa jumlah jenis ikan yang terdapat di Sungai Musi

    bagian hilir termasuk estuaria sebanyak 98 jenis. Selengkapnya komposisi jenis ikan

    hasil tangkapan jaring insang (gill net) pada bulan April dan Juni dapat dilihat pada

    Tabel 2.

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    666

    Tabel 2. Komposisi jenis ikan hasil tangkapan jaring insang (gill net) pada bulan April

    dan Juni 2007

    No Jenis Ikan/Species of fish Nama Ilmiah/ Scientific names

    Jumlah/Total (ekor)

    April Juni 1 Sepat siam Trichogaster pectoralis 1 - 2 Lemajang Cycloheilichthys enoplos 8 - 3 Coli Albulichthys albuloides 1 - 4 Seluang batang Rasbora argyrotaenia 4 3 5 Lundu Mystus gulio 11 50 6 Sepengkah Parambassis macrolepis 1 1 7 Juaro Pangasius polyuranodon 8 2 8 Permato Lycothrissa crocodilus 5 2 9 Si hitam Labeo chrysophekadion 7 -

    10 Lidah Achiroides leucorhynchus 2 1 11 Aro mato merah Osteochillus melanopleura 2 - 12 Selontok dompok Bostrichthys sinensis 1 - 13 Parang-parang Chirocentrus dorab 2 - 14 Lidah Achiroides melanorhynchus 1 - 15 Lambak Labeobarbus ocellata 1 1 16 Selontok Glossogobius giuris 1 1 17 Bilis Escualosa thoracata 1 - 18 Kakap Lates calcarifer 2 - 19 Baung Mystus nemurus 1 - 20 Aro padi Osteochillus schlegelii 1 2 21 Janggut Polystonemus multifilis 1 1 22 Bulu ayam Coilia lindmani 2 - 23 Sepengkah Parambassis wolffii 1 2 24 Udang Macrobrancium equidens 1 - 25 Bengalan Puntioplites bulu - 3 26 Lampam Barbodes schwanenfeldii - 16 27 Selontok Butis butis - 2 28 Berengit Mystus nigriceps - 2 29 Semuruk Osteochillus vittatus - 7 30 Udang petak Harpiosquilla sp - 1 31 Bulu ayam 1 Coilia borneensis - 1 32 Betok Anabas testudineus - 1 33 Nila Oreochromis niloticus - 1 34 Sepatung Pristolepis fasciata - 1 35 Selontok Glossogobius giuris - - 36 Gulama keken (kepala batu) Johnius belengeri - 2 37 Tirusan putih Boesemania microlepis - 1 38 Lele Clarias batrachus - 1 39 Palau Osteochilus hasseltii - 1 Jumlah 67 106

    (-) tidak tertangkap

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    667

    Jumlah jenis ikan yang tertangkap pada bulan April dan Juni tidak berbeda nyata

    yaitu sebanyak 24 jenis (April) dan 25 jenis (Juni), sedangkan total hasil tangkapan

    mengalami peningkatan pada bulan Juni sebesar 106 ekor dan bulan April sebesar 67

    ekor. Perbedaan ini disebabkan pada bulan Juni (musim kemarau) volume air kecil dan

    hubungan sungai dengan rawa banjiran terputus (sungai dan rawa mulai kering),

    sehingga sebaran ikan-ikan hanya terbatas di badan sungai. Berbeda dengan bulan April

    yang kondisi air masih besar sehingga sungai dan rawa banjiran masih menyatu.

    Kondisi ini menyebabkan ikan-ikan pada bulan Juni lebih mudah tertangkap

    dibandingkan bulan April. Jenis ikan yang banyak tertangkap di sungai Musi adalah

    ikan Lundu sebanyak 50 ekor (Juni) dan 11 ekor pada bulan April. Jenis ikan ini cukup

    mendominasi hasil tangkapan nelayan. Ikan Lundu lebih menyukai tempat ditepi sungai

    yang banyak terdapat tumbuhan air karena lebih mudah untuk mencari makan. Sehingga

    ketika memasang jarring, maka ikan ini yang lebih banyak ditangkap.

    Menurut Nsje, et al., (2004) bahwa musim tidak berpengaruh nyata terhadap

    hasil tangkapan dengan menggunakan gill net di Sungai Kwando. Hal ini dapat dilihat

    dari jumlah jenis ikan yang tertangkap menggunakan gill net pada musim gugur (26

    jenis) dan semi (28 jenis) tidak jauh berbeda. Walaupun pada musim gugur terjadi

    peningkatan tinggi air dan semi terjadi penurunan tinggi air, namun jumlah jenis hasil

    tangkapan tidak jauh berbeda.

    Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa jumlah jenis ikan yang tertangkap pada

    bulan April dan Juni berbeda. Pada bulan April jumlah jenis ikan yang banyak

    tertangkap adalah pada mata jaring 1,5, 1,75 dan 2,0 inci, sedangkan pada Juni, jumlah

    jenis ikan yang paling banyak tertangkap adalah pada mata jaring 0,75; 1,0 dan 1,25

    inci. Perbedaan hasil tangkapan ini berhubungan dengan tinggi air dan migrasi ikan.

    Pada musim penghujan (November-Februari) ketinggian air disungai Musi mengalami

    peningkatan (banjir). Pada saat banjir ikan-ikan sungai (ikan putih) akan beruaya

    mencari makan dan memijah. Namun setelah, air mulai surut ikan-ikan sungai ini akan

    kembali ke sungai. Pada bulan April kondisi air mulai surut, namun di badan sungai

    volume air masih besar dan ukuran ikan lebih besar yang mendiami perairan ini,

    sehingga ketika pemasangan jaring pada bulan April mata jaring yang lebih besar lebih

    banyak menangkap ikan.

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    668

    Lambert (2001) menyatakan dalam ekosistem akuatik banyak biota perairan

    umum yang melakukan migrasi ke wilayah rawa banjiran. Dimana, keberadaan habitat

    rawa banjiran ini dibutuhkan oleh beberapa biota perairan sebagai bagian dari

    perkembangan hidupnya. Selanjutnya tahapan perkembangan ikan dimulai pada saat

    awal musim banjir dimana ikan melakukan pemijahan dan kondisi ini dapat berguna

    untuk menentukan tingkatan stok dan produksi ikan.

    54

    6

    10

    7

    11

    2

    6

    15

    9

    4

    23

    2

    -

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    1 2 3 4 5 6 7

    Ukuran Mata Jaring (inci)

    Jum

    lah

    Jeni

    s

    AprilJuni

    Gambar 2. Jumlah jenis ikan yang tertangkap pada ukuran mata jaring insang yang

    berbeda di sungai Musi bagian hilir pada bulan April dan Juni 2007.

    Variasi Ukuran Panjang Ikan

    Ukuran ikan yang tertangkap dengan menggunakan jaring insang bervariasi.

    Pada bulan April ukuran ikan terbesar yang tertangkap memiliki panjang total 30,4 cm

    yaitu ikan juaro (Pangasius polyuranodon) dan yang terkecil dengan panjang total 6,7

    cm yaitu ikan Lelidah (Achiroides leucorhynchus) (Gambar 3). Setiap mata jaring dapat

    menangkap ikan dengan ukuran yang bervariasi, namun ukuran mata jaring yang

    berbeda ini memiliki kisaran ukuran ikan tertangkap yang sama. Kisaran ukuran ikan

    yang sama memiliki kisaran panjang yaitu 11,1-13,2 cm. Artinya untuk menangkap ikan

    dengan panjang 11-13 cm di bulan April dapat ditangkap dengan mata jaring ukuran

    0,75; 1; 1,25; 1,5; 1,75; 2 dan 2,5 inci.

    0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.5

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    669

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.5

    Mata Jaring (Inci)

    Panj

    ang

    Tota

    l (cm

    )

    Gambar 3. Variasi ukuran hasil tangkapan jaring insang pada bulan April 2010

    Pada bulan April, mata jaring 1,5 inci lebih banyak menangkap ikan dengan

    jumlah (15 ekor) dengan rata-rata ukuran panjang + 13,9 cm, sedangkan mata jaring

    dengan jumlah yang terendah adalah ukuran 2,5 inci dengan jumlah (3 ekor) dengan

    rata-rata ukuran panjang + 15,4 cm. (Tabel 3). Pada Tabel 3 dapat dilihat mata jaring

    dengan variasi ukuran tangkapan (cm) yang lebar adalah mata jaring 2,5 inci (6,7-30,4

    cm) dan yang terkecil mata jaring 0,75 inci (6,1-20,5 cm). Berdasarkan data ini dapat

    ditelaah bahwa untuk mendapat hasil tangkapan dengan ukuran yang lebih bervariasi

    pada bulan April dapat digunakan jaring yang berukuran 2,5 inci.

    Tabel 3. Jumlah ikan dan ukuran panjang-berat ikan berdasarkan ukuran mata jaring di

    bulan April.

    Mata Jaring

    Jumlah Ikan (ekor)

    Kisaran Panjang

    (cm)

    Rata-rata Panjang

    (cm)

    Kisaran Berat

    Rata-rata Berat

    0,75 10 6,1-20,5 9,2 2,1-71,78 10,6 1 4 5-20,3 11,5 1,94-41,62 16,9

    1,25 10 8,1-25 13,1 5,02-77,21 27,9 1,5 15 6,5-26,6 13,9 7,4-139,2 29,8

    1,75 13 6-26,8 14,7 3-160 39,8 2 12 3,3-19,7 12,8 14,5-89,1 30,2

    2,5 3 6,7-30,4 15,4 5,4-197 60,3 Jumlah 67

    Pada bulan Juni ukuran ikan terbesar yang tertangkap memiliki panjang total

    35,2 cm yaitu ikan Juaro (Pangasius polyuranodon) dan yang terkecil dengan panjang

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    670

    total 0,5 cm yaitu ikan Bengalan (Puntioplites bulu) (Gambar 4). Pada Gambar 4 dapat

    dilihat bahwa ukuran panjang minimal ikan yang tertangkap mata jaring 0,75-1,75 inci

    meningkat sesuai dengan ukuran mata jaringnya. Untuk ukuran panjang maksimal ikan

    mengalami peningkatan yang signifikan pada mata jaring 1,25 inci.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.5

    Mata Jaring (inci)

    Panj

    ang

    Tota

    l (cm

    )

    Gambar 4. Variasi ukuran hasil tangkapan jaring insang pada bulan Juni 2010

    Pada bulan Juni, mata jaring 1 inci memperoleh tangkapan ikan tertinggi sebesar

    (39 ekor) dengan rata-rata ukuran hasil tangkapan (8,9 cm) dan terendah mata jaring

    1,75 dan 2 inci dengan rata-rata ukuran hasil tangkapan (17,4 dan 17,1 cm). Seperti

    halnya di bulan April, pada bulan Juni jumlah hasil tangkapan setiap mata jaring

    bervariasi. Variasi ukuran hasil tangkapan yang paling lebar yaitu mata jaring 1,25 inci

    (7.4-35.2 cm) dan yang terendah yaitu mata jaring 2,5 inci (11.5-14.4 cm). Berdasarkan

    data ini dapat ditelaah bahwa untuk mendapatkan hasil tangkapan dengan ukuran yang

    lebih bervariasi pada bulan Juni dapat menggunakan mata jaring 1,25 inci. Kheng

    (2008) menyatakan ukuran mata jaring yang berbeda akan memperoleh ukuran ikan

    yang berbeda-beda. Pada ukuran mata jaring 6,7,8 dan 9 inci diperoleh rata-rata

    ukuran ikan yaitu 83 cm, 87 cm, 95 cm dan 90 cm.

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    671

    Tabel 4. Jumlah ikan dan ukuran panjang-berat ikan berdasarkan ukuran mata jaring di

    bulan Juni.

    Mata Jaring

    Jumlah Ikan (ekor)

    Kisaran Panjang (cm)

    Rata-rata Panjang (cm)

    Kisaran Berat

    Rata-rata Berat

    0,75 14 0,5-9,4 6,4 1,8-5,6 4,2 1 39 5,6-13,3 8,9 2,6-31,7 11,3

    1,25 28 7,4-35,2 12,5 9,6-250 26 1,5 9 11,5-14,4 12,5 17,04-30,45 22,5 1,75 2 13,9-20,8 17,4 26,76-69,2 48

    2 12 9,4-18,8 12,7 10,5-65,8 27,2 2,5 2 12,4-21,8 17,1 25,6-216 120,8

    Jumlah 106 Hasil Tangkapan

    Hasil yang diperoleh masing-masing alat tangkap (belad, jaring insang, jala,

    rawai, jaring kantong, bubu dan sebagainya) bervariasi tergantung dengan jenis dan

    lokasi penangkapan. Penggunaan jaring insang lebih diutamakan untuk menangkap

    ikan-ikan pelagis yang berada di pinggir sungai dan ukuran ikan yang tertangkap

    tergantung pada ukuran mata jaring. Hasil tangkapan ikan berdasarkan ukuran mata

    jaring dapat dilihat pada Gambar 5.

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    1 2 3 4 5 6 7

    Ukuran Mata Jaring (inci)

    Ber

    at T

    otal

    (gr)

    AprilJuni

    Gambar 5. Berat total tangkapan ikan (gram) pada bulan April dan Juni 2007

    berdasarkan mata jaring yang berbeda.

    0,75 1 1,25 1,5 1,75 2 2,5

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    672

    Pada Gambar 5 diatas dapat dilihat hasil tangkapan jaring insang di bulan April

    dan Juni. Pada bulan Juni mata jaring 1,25 inci (727,10 gr) memperoleh hasil tangkapan

    yang tertinggi dibandingkan dibanding dengan mata jaring lainnya, sedangkan di bulan

    April mata jaring 1,75 inci (546 gr) memperoleh hasil tangkapan tertinggi. Hasil

    tangkapan perlokasi dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah.

    Tabel 6. Hasil tangkapan jaring insang (gill net) berdasarkan lokasi pada bulan April

    dan Juni 2007

    No Lokasi Sampling Sampling Station

    Hasil Tangkapan (gr)/ Catch (gr) Keterangan/ Remark April/ April Juni/June

    1. Anyar 0 323 Desa 2. Tj. Menang 0 197,96 Hutan Sekunder 3. Sejagung 46,06 530,01 Hutan Sekunder 4. Pulokerto 124,96 229.39 Desa

    No Lokasi Sampling Sampling Station

    Hasil Tangkapan (gr)/ Catch (gr) Keterangan/ Remark April/ April Juni/June

    5. Gandus 481,37 83,1 Pabrik Karet 6. Musi 2 0 10,4 PAM 7. Begayut 107,51 29,8 Anak Sungai 8. Muara sungai Ogan 0 157,08 Pabrik Semen 9. Pusri 0 0 Pabrik Pupuk 10. Hoktong 374,3 37,84 Pabrik Karet 11. Sinar Alam Permai 350,52 64,42 Pabrik Sawit 12. Borang 42,95 69,2 Anak Sungai 13. Sukses Sumatera Timber 120,94 34,24 Pabrik Kayu 14. Upang 243,99 204,04 Desa 15. Pre Selat cemara 219,8 18,33 Sawah 16. Selat cemara 33,6 638,4 Sawah 17. Sungsang 360,95 414,63 Desa

    Keterangan : 0 (tidak mendapatkan hasil tangkapan) Dalam Tabel 3 dapat dilihat ada lokasi yang hasil tangkapanya 0 artinya tidak

    mendapatkan hasil tangkapan seperti Pusri sedangkan beberapa lokasi pada bulan April

    hasil tangkapannya 0. Untuk Selat Cemara pada bulan Juni memperoleh hasil tangkapan

    yang tertinggi yakni 638,4 gr.

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    673

    KESIMPULAN

    1. Variasi ukuran hasil tangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang (gill net)

    pada bulan April dan Juni berbeda-beda. Pada bulan April variasi hasil tangkapan

    ikan yang lebar diperoleh pada mata jaring 2,5 inci sedangkan pada bulan Juni mata

    jaring 1,25 inci. Artinya untuk mendapatkan ukuran ikan dengan ukuran bervariasi

    dapat menggunakan kedua mata jaring ini sesuai dengan waktu penangkapan (April

    dan Juni).

    2. Untuk tujuan mendapatkan hasil tangkapan yang banyak mata jaring yang dapat

    digunakan yaitu 1,75 inci (bulan April) dan 1,25 inci (bulan Juni).

    PERSANTUNAN

    Kegiatan dari hasil riset Komposisi Jenis Ikan Hasil Tangkapan Gillnet Di

    Sungai Musi Bagian Hilir Tahun Anggaran 2007 di biayai oleh APBN di Balai Riset

    Perikanan Perairan Umum (BRPPU).

    DAFTAR PUSTAKA

    Balik, I; H. Cubuk. 2001. Effect of Net Colours on Efficiency of Monofilament Gillnets for Catching Some Fish Species in Lake Beysehir. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. P 29-32.

    Dinas Perikanan Propinsi Sumatera Selatan. 2002-2006. Statistika Perikanan. Husnah, Nurhayati, E. And N, K, Suryati. 2008. Diversity, Morpholoical Characters

    and Habitat of Fish In Musi River Drainage Area South Sumatera. Research Institute for Inlandwater Fisheries.

    Japan International Cooperation Agency (JICA) and Directorat General of Water

    Resources. 2003. The Study on Comprehensive Water Management of Musi River Basin in the Republic of Indonesia. Directorat General of Water Resources. 275 hal.

    Kheng, M. 2008. Gillnet Selectivity: A Case Study In Icelandic Lake And Marine

    Environments With Reference To Cambodian Fisheries. United nationan University. Fisheries Training Programme. 34 P.

    Kibria, M. G and K.K.U. Ahmed. 2005. Diversity of Selective and Non-Selective

    Fishing Gear and their Impact on Inland Fisheries in Bangladesh. NAGA, World Fish Center Newsletter Vol. 28 No. 1 & 2 Jan-Jun 2005. P 43-48.

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    674

    Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N. Kartikasari., S. Wirjoatmodjo. 1993. Fresh Water Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited. 293 hal.

    Lamberts, D. 2001. Tonle Sap fisheries: a case study on floodplain gillnet fisheries in

    Siem Reap, Cambodia. FAO Regional Office for Asia and the Pacific, Bangkok, Thailand. RAP Publication 2001/11, 133 p.

    Nsje, T.F; C. J. Hay; N. Nickanor; J. H. Koekemoer; R. Strand and E.B. Thorsta.

    2004. Fish populations, gill net catches and gill net selectivity in the Kwando River, Namibia. Norwegian Institute for Nature Research Tungasletta 2, NO-7485 Trondheim, Norway. 65 P.

    Ozcan, G & S. Balik. 2009. Species Composition Of The Fish Species In Kemer

    Reservoir And Akcay Stream, Aydin, Turkey. Journal of Central European Agriculture. Volume 9 (2008) No.4 (683-688).

    Utomo, A. D. S. Makmur, N. Muflikhah, M.F. Rahardjo dan S. Nurdawaty. 2007.

    Ichtyofauna Sungai Musi Sumatera Selatan. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Jakarta. 182 hal.

    Weber, M. and L. F. De Beaufort. 1916. The Fishes of The Indo-Australian

    Archipelago. E. J. Brill Ltd. Leiden. Jilid 1-12. Welcomme, R. L. 1979. Fisheries Ecology of Flood plain Rivers. Longman, London

    and New York. P 106-136.

    CoverPROSIDING SEMINARKATA PENGANTARDAFTAR ISISUSUNAN PANITIASAMBUTAN KETUA PANITIASAMBUTAN KEPALA LIPIPEMBICARA KUNCI I Prof. Takehiko Fukushima (Tsukuba University, Japan)PEMBICARA KUNCI II Ir. Arief Yuwono, MADeputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Dan Perubahan IklimPEMBICARA KUNCI III Ir. Diah Indrajati, M.ScKasubdit Konservasi dan Rehabilitasi Ditjen. Bina Pembangunan Daerah1. DAMPAK PENGGUNAAN LAHAN DAERAH TANGKAPAN DANPEMANFAATAN PERAIRAN DANAU PADA EUTROFIKASI DANKEBERLANJUTAN DANAU TONDANO, PROVINSI SULAWESI UTARA2. PERAN SUMBER DAYA PERIKANAN DALAM PENGEMBANGANWILAYAH PERDESAAN DI DANAU SEMAYANG-MELINTANG3. MITIGASI DANAU EUTROFIK :STUDI KASUS DANAU RAWAPENING4. PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING ONLINE DAN PERINGATANDINI BENCANA LINGKUNGAN : (Studi Kasus di Danau Maninjau)5. PERTIMBANGAN DALAM PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKANPADA KARAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA6. INDENTIFIKASI SISTEM PENGUASAAN SUMBERDAYATRADISIONAL GUNA MEMAHAMI KEARIFAN LOKAL MASYARAKATSEKITAR DANAU KERINCI7. DINAMIKA SULFIDA DI DANAU MANINJAU : IMPLIKASI TERHADAPPELEPASAN FOSFAT DI LAPISAN HIPOLIMNION8. PEMILIHAN POTENSI ZONA INTI UNTUK MENYUSUN KONSEPKONSERVASI SUMBERDAYA IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI9. IDENTIFIKASI KERENTANAN LAHAN DI DAERAH TANGKAPAN AIRSEBAGAI DASAR PELESTARIAN DANAU RAWA PENING10. ANALISIS KERENTANAN SOSIAL EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUKMITIGASI KERUSAKAN EKOSISTEM DANAU BATUR BALI11. STUDI PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DANAU RAWADANAU DIPROVINSI BANTEN UNTUK BUDIDAYA PERIKANAN DAN EKOWISATA12. SUMBER-SUMBER SEDIMENTASI DI DTA WADUK GAJAHMUNGKUR,WONOGIRI13. KARAKTER LIMNOLOGIS PERAIRAN EMBUNG DI LOMBOK TENGAH,NUSA TENGGARA BARAT14. KELAYAKAN PERAIRAN WADUK PANGLIMA BESAR SOEDIRMANBANJARNEGARA BAGI KEGIATAN PERIKANAN15. KONSEP PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN DAN LINGKUNGANNYADI DANAU MANINJAU, SUMATERA BARAT16. KOMPARASI INDEKS KEANEKARAGAMAN DAN INDEKS SAPROBIKPLANKTON UNTUK MENILAI KUALITAS PERAIRAN DANAU TOBAPROPINSI SUMATERA UTARA17. ANALISIS PERUBAHAN PENUTUP LAHAN DI DAERAH TANGKAPAN AIRSUB DAS TONDANO TERHADAP KUALITAS DANAU TONDANOMENGGUNAKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH18. LAJU DEKOMPOSISI PADATAN TERSUSPENSIDI PERAIRAN DANAU TOBAStudi kasus: Di Karamba Jaring Apung19. PEMANFAATAN SEDIMEN KJA DANAU MANINJAU UNTUKMEMPRODUKSI Chlorella sp.20. HASIL TANGKAP IKAN DAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DANAUSENTARUM DAS KAPUAS KALIMANTAN BARAT21. FUNGSI STRATEGIS DANAU BATUR, PERUBAHAN EKOSISTEM DANMASALAH YANG TERJADI22. ANALISIS STATUS KEBERLANJUTAN UNTUK PENGEMBANGANPENGELOLAAN PADA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO23 INUNDATION AND WATER LEVEL DYNAMICS OF THE MAHAKAMCASCADE LAKES FROM SATELLITE RADAR AND ON-GROUNDOBSERVATIONS24. AQUATIC MACROPHYTES BIODIVERSITYIN LAKE RAWA PENING, INDONESIA25. KAJIAN METODE PENENTUAN LUAS PERMUKAAN AIR DANAU DANSEBARAN VEGETASI AIR BERBASISDATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH26. PEMANTAUAN PERUBAHAN KUALITAS DANAU SELAMA PERIODE 1990-2011 MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTI TEMPORAL27. PEMANTAUAN LUAS RAWA PENING PERIODE 1992, 2001 dan 2006BERBASIS DATA LANDSAT-TM DAN IKONOS28. DAMPAK MUSIM HUJAN TERHADAP POLA SEBARAN TSM (TOTALSUSPENDED MATTER) DI DANAU LIMBOTO GORONTALOMENGGUNAKAN DATA LANDSAT-TM29. LOBSTER AIR TAWAR, Cherax quadricarinatus, JENIS ASING BARU DIPERAIRAN DANAU MANINJAU, SUMATERA BARAT30. KAJIAN KUALITAS PERAIRAN DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYAIKAN DI DANAU BATUR, BALI31. KONDISI POPULASI, KONDISI EKOLOGIS, DANPOTENSI UDANG Macrobrachium sintangenseSTUDI KASUS WILAYAH BOGOR-JAWA BARAT DANBREBES-JAWA TENGAH32. POTENSI PASOKAN AIR KE DANAU RAWA PENINGPADA MUSIM KEMARAU33. EVALUASI KESEIMBANGAN FOSFOR DI DANAU TOBA34. POLA PEMANFAATAN PERIKANAN OLEH MASYARAKATSELINGKAR DANAU TOWUTI35. PREDIKSI ERODIBILITAS DAN PENGARUH PEDOGENESIS TANAHTERHADAP SEDIMENTASI DI DAS LIMBOTO36 PENGUKURAN DAN EVALUASI KUALITAS AIR DALAM RANGKAMENDUKUNG PENGELOLAAN PERIKANAN DI DANAU LIMBOTO37. KAJIAN GARIS SEMPADAN DANAU SEMAYANG-MELINTANGUNTUK ANTISIPASI PENERAPANPP NO. 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI38 PRELIMINARY STUDY ON REMOTE SENSING TECHNIQUESTO ESTIMATE WATER QUALITY PARAMETERSAT LAKE MANINJAU AND SINGKARAK39 FRAKSINASI FOSFORUS PADA SEDIMEN DI BAGIAN LITORAL DANAUMATANO, SULAWESI SELATAN40 VIABILITAS AEROMONAS HYDROPHILA DALAM MEDIUM AIR DANAUMANINJAU PADA SUHU INKUBASI YANG BERBEDA41 ANALISIS SEDIMENTASI DANAU RAWAPENING DENGANMENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEMINFORMASI GEOGRAFIS42. KONDISI LIMNOLOGI DANAU TOLIRE,PULAU TERNATE43 PENGEMBANGAN KONSEP Screening Level Concentration (SLC) SEBAGAIDASAR PENYUSUNAN GUIDELINE KUALITAS SEDIMEN : STUDI KASUSPERAIRAN TERGENANG DI JAWA BARAT44 KEMAMPUAN ISOLAT BAKTERI DARI SEDIMEN SITU SEBAGAIAQUATIC BIOREMOVAL AGENT ION LOGAM TIMBAL (Pb)45 PERUBAHAN LINGKUNGAN DI DANAU SENTARUMKALIMANTAN BARAT : SINYAL DARI MINERALOGI LEMPUNG46 PHYTOPLANTON OF RAWA PENING LAKE AND GAJAHMUNGKURREVERVOIR OF CENTRAL JAVA47 KAJIAN LOGAM Fe, Al, Cu DAN Zn PADA PERAIRAN KOLONG PASKAPENAMBANGAN TIMAH DI PULAU BANGKA48 BUDIDAYA SEMI INTENSIF IKAN PELANGIPELANGI KUROMOI(Melanotaenia parva) DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA49 LAJU PEMANGSAAN FITOPLANKTON OLEH Daphnia magna50 POTENSI PENGEMBANGAN UDANG HIAS ASAL DANAU MALILI,SULAWESI SELATAN51 EKOSISTEM DAN LINGKUNGAN SANGAT BERPENGARUH TERHADAPHASIL TANGKAPAN IKAN DI WADUK KOTOPANJANGKABUPATEN KAMPAR RIAU52 KOMPOSISI JENIS DAN VARIASI UKURANHASIL TANGKAPAN GILL NET DI SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR53 GLOBAL NEWS MODEL FOR CALCULATION OF NITROGEN ANDPHOSPHORUS WASTE IN THE COASTALWATERS OF JAVA54 KUALITAS BIOLOGI PERAIRAN SITU CILEUNCAKABUPATEN BANDUNG JAWA BARATBERDASARKAN BIOINDIKATOR PLANKTON55 PRAKIRAAN DISTRIBUSI TOTAL SEDIMEN TERSUSPENSI DAN BESARBUTIR PARTIKEL SEDIMEN DASAR PADA DAERAH TANGKAPAN AIRWADUK CIRATA56 APLIKASI TRIX INDEX DALAM PENENTUAN STATUS TROFIK DI DANAULAUT TAWAR, KABUPATEN ACEH TENGAH, PROVINSI ACEH57. STUDI ASPEK FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI KUALITAS AIR MEDIAPEMELIHARAAN KRABLET KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) MELALUIPERCOBAAN DENGAN PENAMBAHAN SERASAH DAUN MANGROVE(Rhizophora mucronata)58 PENGEMBANGAN SILVOFISHERY KEPITING BAKAU (Scylla serrata)DALAM PEMANFAATAN KAWASAN MANGROVE DI KABUPATENBERAU, KALIMANTAN TIMURLampiranLAMPIRAN LAMPIRANGUNTING BERITAPRESS RELEASEDAFTAR HADIR PEMAKALAH