52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

11
TEORI PUSAT PERTUMBUHAN (GROWTH POLE THEORY) A. Latar Belakang Teori Pusat Pertumbuhan Teori ini dipelopori oleh Francois Perroux Ahli ekonomi regional bekebangsaan Perancis pada sekitar tahun 1955. Teori Perroux berlandaskan pada Teori Inovasi cipntaan Shcumpeter, dimana Shcumpeter memfokuskan pada peran “Inovasi” (kewiraswastaan) di dalam meningkatkan pertumbuhan/ pembangunan ekonomi. Konsep Growth Pole menurut Perroux: berdasarkan fakta dasar perkembangan keruangan (spasial), pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak; pertumbuhan itu terjadi pada titik- titik atau kutub-kutub perkembangan, dengan intensitas yang berubah-ubah; dan pertumbuhan itu menyebar sepanjang saluran-saluran yang beraneka ragam terhadap keseluruhan perekonomian. Namun, selain Perroux, terdapat beberapa orang lain yang berusaha untuk mendefinisikan apa itu Growth Pole, antara lain: 1. Boudeville (1966) mengenalkan tentang konsep kutub pertumbuhan regional, yakni sekelompok industri yg mengalami ekspansi yg berlokasi di suatu daerah perkotaan

Transcript of 52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

Page 1: 52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

TEORI PUSAT PERTUMBUHAN

(GROWTH POLE THEORY)

A. Latar Belakang Teori Pusat Pertumbuhan

Teori ini dipelopori oleh Francois Perroux Ahli ekonomi regional bekebangsaan

Perancis pada sekitar tahun 1955. Teori Perroux berlandaskan pada Teori Inovasi

cipntaan Shcumpeter, dimana Shcumpeter memfokuskan pada peran “Inovasi”

(kewiraswastaan) di dalam meningkatkan pertumbuhan/ pembangunan ekonomi.

Konsep Growth Pole menurut Perroux: berdasarkan fakta dasar perkembangan

keruangan (spasial), pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak

terjadi secara serentak; pertumbuhan itu terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub

perkembangan, dengan intensitas yang berubah-ubah; dan pertumbuhan itu

menyebar sepanjang saluran-saluran yang beraneka ragam terhadap keseluruhan

perekonomian.

Namun, selain Perroux, terdapat beberapa orang lain yang berusaha untuk

mendefinisikan apa itu Growth Pole, antara lain:

1. Boudeville (1966) mengenalkan tentang konsep kutub pertumbuhan regional,

yakni sekelompok industri yg mengalami ekspansi yg berlokasi di suatu daerah

perkotaan dan mendorong perkembangan kegiatan ekonomi lebih lanjut ke

seluruh daerah pengaruhnya.

2. MCCrone (1969), menyebutkan tentang suatu pusat pertumbuhan yang terdiri

dari suatu kompleks industri yang saling berkaitan dan mendapat keunggulan

ekonomi dari keuntungan lokasi (locational proximity).

3. Nichols (1969), Growth Pole merupakan suatu pusat kegiatan ekonomi di

perkotaan yang mengalami pertumbuhan secara self sustaining, dan sampai

suatu titik pertumbuhan itu didorong ke luar daerah pusat terutama ke daerah-

daerah yang kurang berkembang.

Page 2: 52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

4. Parr (1973), Growth Pole adalah suatu pusat pengembangan yang umumnya di

representasikan dalam suatu pusat perkotaan dengan dimana variable

pertumbuhan yang diukur berdasarkan pada ukuran populasi yang berupa

pertumbuhan penduduk (kesempatan kerja) pada tingkat yg lebih besar dari

rata-rata pertumbuhan regional.

5. Lasuen (1974) pusat pengembangan adalah sekelompok industri yg besar yg

mempunyai keterkaitan yg kuat melalui hubungan input-output antara leading

industry di sekitarnya yg secara geografi membentuk kluster. Leading industry

mendorong pertumbuhan ke seluruh kelompok, menginovasi, dan tumbuh pada

tempat yg lebih cepat daripada industri-industri eksternal ke pusat.

Gore, C (1974) berusaha untuk menyarikan beberapa inti pengertian Teori Growth

Pole, antara lain

1. Suatu aglomerasi spasial dari industri yang saling berkaitan.

2. Suatu aglomerasi spasial dari industri yang saling berkaitan yang

mengandung suatu pertumbuhan “industri propulsive” (industri yang bersifat

mendorong)

3. Suatu aglomerasi spasial dari industri yang saling berkaitan, yang berlokasi

di suatu pusat kota, yang melalui ekspansinya mendorong pertumbuhan pada

daerah hinterland.

4. Suatu pusat perkotaan yang tumbuh yg mendorong pertumbuhan pada

daerah hinterland.

5. Suatu pusat kota yang mengalami pertumbuhan.

Sebagai sebuah teori, Growth Pole digunakan karena memiliki beberapa kelebihan

antara lain

a) Salah satu alat utama yang dapat melakukan penggabungan antara prinsip-

prinsip “Konsentrasi “ dengan “Desentralisasi”

b) Teori yang menjadi dasar strategi kebijakasanaan pembangunan wilayah melalui

industri daerah.

Page 3: 52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

c) Awalnya pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi di seluruh wilayah. Akan

tetapi terjadi hanya terbatas pada beberapa tempat tertentu dengan variabel-

variabel yang berbeda intensintasnya yang berfungsi untuk memicu/menstimulus

perkembangan wilayah secara keseluruhan.

d) Salah satu cara untuk menggalakan kegiatan pembangunan suatu daerah

tertentu melalui pemanfaatan “aglomeration economies” sebagai faktor

pendorong utama.

B. Pendekatan Yang Digunakan Dalam Teori Pusat Pertumbuhan

Terdapat dua pendekatan di dalam Teori Growth Pole, antara lain

Secara Fungsional

Suatu lokasi kosentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang sifat

hubungannya, memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi

kehidupan ekonomi baik kedalam maupun keluar (daerah belakangnya)

Secara Geografis

Suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi

pusat daya tarik (pole of attraction) yang menyebabkan berbagai macam usaha

tertarik untuk berlokasi didaerah yang bersangkutan dan masyarakat senang

datang memanfaatkan fasilitas yang ada.

Menurut Ferroux, growth pole lebih menyangkut economic region daripada

geographic region, yang didasarkan pada konsep sebagai berikut:

a) Leading/Propulsive Industry,

Pada kutub pertumbuhan, perusahaan-perusahaan pendorong yg besar yg

termasuk leading industries mendominasi unit-unit ekonomi lainnya. Suatu

leading industry mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Kaitan-kaitan antar industri yg kuat dg sektor-sektor lainnya. Kaitan ini dapat

berbentuk kaitan ke depan (forward linkage) dan ke belakang (backward

linkage).

2) Permintaan terhadap produknya mempunyai elastisitas pendapatan yg tinggi,

yg produknya biasanya dijual ke pasar-pasar nasional.

Page 4: 52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

b) Efek Polarisasi atau Backwash Effect

Konsep dasar tentang efek polarisasi dan backwash effect sangat erat

kaitannya dg teori pusat pengembangan ini. Konsep ini menyatakan bahwa

pertumbuhan dari leading industries (propulsive growth) akan mendorong

polarisasi dari unit-unit ekonomi lainnya dari daerah hinterland ke kutub

pertumbuhan. Dampak polarisasi bagi pusat pengembangan adalah adanya

keuntungan aglomerasi, namun dapat menimbul-kan polarisasi geografik

dengan mengalirnya sumberdaya ke dan konsentrasi kegiatan ekonomi pada

pusat-pusat yang jumlahnya terbatas di suatu daerah.

Perroux sendiri dalam teorinya, secara singkat menyebutkan bahwa inti dari Growth

Pole adalah

1. Dalam proses pembangunan akan timbul industri unggulan yang merupakan

industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Keterkaitan antar

industri sangat erat, maka perkembangan industri unggulan akan mempengruhi

perkembangan industri lain yang berhubungan dengan industri unggulan.

2. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan

perekonomian karena akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar

daerah.

3. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif

(unggulan) dengan industri yang relatif pasif atau industri yang tergantung

industri unggulan.

Pusat pertumbuhan mempunyai empat ciri antara lain

Adanya hubungan internal dari berbagai macam kegiatan

Hubungan internal sangat menentukan dinamika sebuah kota. Ada keterkaitan

satu sektor dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang

tumbuh akan mendorong sektor lain karena saling terkait. Kehidupan kota

Page 5: 52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

menjadi satu irama dengan berbagai komponen kehidupan kota dan

menciptakan synergi untuk saling mendukung terciptanya pertumbuhan.

Ada effek penggandaan (multiplier effect)

Keberadaan sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan

menciptakan effek penggandaan. Permintaan akan menciptakan produksi baik

sektor tersebut maupun sektor yang terkait yang akhirnya akan terjadi akumulasi

modal. Unsur efek penggandaan sangat berperan dalam membuat kota mampu

memacu pertumbuhan daerah belakangnya.

Adanya konsentrasi geografis

Konsentrasi geografis dari berbagai sektor/ fasilitas selain menciptakan efisiensi

diantara sektor-sektor yang saling membutuhkan juga meningkatkan daya tarik

dari kota tersebut.

Bersifat mendorong daerah belakangnnya

Hal ini antara kota dan wilayah belakangnya terdapat hubungan yang harmonis.

Kota membutuhkan bahan baku dari wilayah belakangnya dan menyediakan

berbagai kebutuhan wilayah belakang untuk dapat mengembangkan dirinya.

C. Industri Sebagai Komponen Utama Dalam Teori Pusat Pertumbuhan

Di dalam Teori Growth Pole disebutkan adanya Industri Unggulan (Utama)

yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut

1. Tingkat kosentrasi tinggi

2. Pengaruh multiplier (percepatan) dan pengaruh polarisasi lokal sangat besar

3. Tingkat tekhnologi tinggi

4. Keahlian manajerial modern

5. Prasarana sudah sangat berkembang

Growth Pole pula menyebutkan tentang konsep Industri Utama dan Industri

Pendorong, yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Konsep polarisasi, pertumbuhan dari pada industri utama dan industri

pendorong akan menimbulkan polarisasi unit-unit ekonomi lain ke kutub

pertumbuhan.

Page 6: 52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

2. Terjadinya aglomerasi yang ditandai :

Scale economies

Keuntungan yang dapat timbul karena pusat pengembangan

memungkinkan perusahaan industri bergabung dalam operasi skala

besar, karena ada jaminan sumber bahan baku dan pasar.

Localization Economies

Timbul akibat adanya saling keterkaitan antar industri sehingga

kebutuhan bahan baku dan pasar dapat dipenuhi dengan mengeluarkan

ongkos angkut yang minimum

Urbanization economies

Timbul karena fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi yang dapat

digunakan secara bersamaan sehingga pembebanan ongkos untuk

masing-masing perusahaan dapat dilakukan serendah mungkin.

Sebagai sebuah kutub, tentu tidak semua industri dapat dikembangkan di dalam

pusat wilayah pertumbuhan, industri yang diprioritaskan pada pusat pertumbuhan

dapat diidentifikasi melalui cara sebagai berikut

Pertama, melakukan inventarisasi tentang potensi pengembangan yang ada

pada wilayah setudi. Baik yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum.

Informasi tentang potensi melalui data produksi (kontribusi dan LQ masing-

masing sektor terhadap PDRB).

Kedua, melihat keterkaitan dari setiap kegiatan produksi tersebut dengan

kegiatan lainnya. Dengan menggunakan tabel input output, melalui informasi

ini diketahui keterkaitan industri hulu dan hilir.

Ketiga, meneliti orientasi lokasi dari masing-masing industri tersebut dengan

menggunakan peralatan analisa “Weber” (teori lokasi)

Keempat, Menentukan pembangunan fasilitas ekonomi yang dibutuhkan

setiap pusat pengembangan. Sehingga dapat tumbuh dan berfungsi sebagai

”motor penggerak” pembangunan untuk masing-masing wilayah.

Page 7: 52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

D. Hambatan-Hambatan Yang Sering Ditemui Dalam Penerapan Teori Pusat

Pertumbuhan

Urbanisasi besar-besaran. Berkembangnya penduduk menimbulkan

permasalahan lingkungan di daerah perkotaan itu sendiri. Leading industri itu sendiri

dapat merosot. Memang pada tahap tertentu dengan berkembangnya penduduk

dapat menurunkan biaya rata-rata perusahaan, namun setelah itu kerugian-kerugian

skala mulai melebihi manfaat-manfaat aglomerasi. Beberapa kerugian tersebut

ditimbulkan dengan makin naiknya biaya pelayanan umum, makin naiknya harga-

harga faktor produksi seperti upah dan sewa tempat/bangunan. Biaya sosial

(external costs) juga makin meningkat, seperti konversi lahan pertanian ke non-

pertanian, kebisingan, polusi udara, menurunnya debit dan kualitas air, kemacetan

lalu lintas, dan semakin jauhnya jarak perjalanan yang harus ditempuh. Lebih jauh

lagi berakibat pada terjadinya pengangguran dan kemiskinan di daerah perkotaan.

Hal ini telah menjadi masalah besar yang dapat mendorong terjadinya kerusuhan-

kerusuhan/konflik sosial.

E. Kesimpulan

Secara ringkas terdapat 3 sikap atau tanggapan terhadap teori pusat

pertumbuhan ini, natara lain:

1. Optimis adanya kemungkinan bahwa dengan mendorong pertumbuhan di

beberapa pusat dapat meningkatkan pertumbuhan daerah sekitar (hinterland)

melalui spread effect. 

2. Pesimis, walaupun spread effect atau trickling down effect sebagai lawan dari

backwasch effect atau polarisation effect sudah banyak dibahas. Namun

demikian, masih terdapat keraguan yang cukup besar mengenai kekuatan

relatif dari spread effect dibandingkan dengan backwash effect. Berdasarkan

kenyataan menunjukkan tidak seimbangnya perkembangan antara backwash

effect dengan spread effect, dimana perkembangan backwash effect jauh lebih

cepat daripada spread effect.

Page 8: 52462447-Teori-Pusat-Pertumbuhan

3. Melihat pusat-pusat pertumbuhan secara lebih luas, yaitu sebagai suatu aspek

perencanaan pembangunan yang lebih komprehensif.