51bc8e77c4413sewamenyewa Ellen Iman Dcky

18
PERJANJIAN SEWA MENYEWA MAKALAH Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum perikatan di bawah bimbingan Dosen Bapak Fauzul Aliwarman, SHI, M.HUM Oleh: Kelompok 9 Kelas A Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya 2013

description

fadf

Transcript of 51bc8e77c4413sewamenyewa Ellen Iman Dcky

PERJANJIAN SEWA MENYEWAMAKALAHDibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum perikatan di bawah bimbingan Dosen Bapak Fauzul Aliwarman, SHI, M.HUM

Oleh:Kelompok 9

Kelas A Program Studi Ilmu Hukum Fakultas HukumUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa TimurSurabaya2013

TIM PENYUSUN

ELLEN KURNIA AYU(1171010035)

DICKY HERMAWAN(1171010060)

IMAN DWI SAPUTRA(1171010062)

iiKata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Perjanjian Sewa MenyewaKami ucapkan terima kasih kepada Bapak Fauzul Aliwarman, SHI. M HUM yang telah memberikan kami tugas mengenai perjanjian sewa menyewa. Ucapan terima kasih kami juga sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami untuk membenarkan tugas kami ini.Akhir kata kami selaku penyusun makalah ini berharap makalah kami ini dapat berguna bagi pihak yang membacanya.

Surabaya, 15 Mei 2013

Penulis

iii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahMenurut pasal 1548 BW sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya.Sewa menyewa seperti halnya dengan jual beli dan perjanjian-perjanjian lain pada umumnya, adalah suatu perjanjian kontrasensual. Artinya, ia sudah sah dan mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya, yaitu barang dan harga.Tentang harga sewa kalau dalam jual beli harga harus berupa uang, karena kalau berupa barang perjanjiannya bukan jual-beli lagi tetapi menjadi tukar-menukar, tetapi dalam sewa menyewa tidaklah menjadi keberatan bahwa harga sewa itu berupa barang atau jasa.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah pengertian sewa menyewa?2. Apakah hak dan kewajiban para pihak?3. Apakah resiko dalam sewa menyewa?4. Bagaimana cara mengulang sewakan?5. Apakah jual beli itu memutuskan sewa menyewa?

1.3 Tujuan PenulisanUntuk mengetahui dan mempelajari apa pengertian dari sewa menyewa, apa hak dan kewajiban para pihak, apa resiko sewa menyewa, bagaimana cara mengulang sewakan, apakah jual beli itu memutus sewa menyewa atau tidak.

vBAB IIPEMBAHASAN

2.1Pengertian & Unsur Sewa MenyewaMenurut pasal 1548 BW sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya. Sewa menyewa seperti halnya dengan jual beli dan perjanjian-perjanjian lain pada umumnya, adalah suatu perjanjian kontrasensual. Artinya, ia sudah sah dan mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya, yaitu barang dan harga.Unsur-unsur pokok dari sewa menyewa yaitu barang dan harga. Artinya, perjanjian sewa menyewa itu bisa dilakukan secara lisan maupun secara tertulis. Namun oleh undang-undang diadakan perbedaan dalam akibat-akibatnya. Jika sewa menyewa secara tertulis maka berakhir secara hukum secara otomatis apabila waktu yang ditentukan telah habis tanpa diberitahukannya terlebih dahulu. Jika dilakukan tidak secara tertulis itu tidak berakhir pada waktu yang telah ditentukan, melainkan jika pihak yang menyewakan memberitahukannya kepada si penyewa bahwa ia hendak menghentikan sewanya. Pemberitahuan harus dilakukan dengan memperhatikan jangka waktu yang diharuskan menurut kebiasaan setempat, jika tidak ada pemberitahuan dengan cara tersebut maka dianggap sewa itu diperpanjang untuk waktu yang sama. (pasal 1571 BW)

2.2Hak Dan Kewajiban Para PihakPara pihak yang menyewakan mempunyai kewajiban, yaitu: Menyerahkan barang yang disewakan kepada si penyewa, dapat memelihara barang yang disewakan sedemikian hingga itu dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan, memberikan kepada si penyewa kenikmatan tenteram dari barang yang disewakan selama berlangsungnya persewaan.Selanjutnya ia diwajibkan, selama waktu sewa, menyuruh melakukan pembetulan-pembetulan pada barangnya yang disewakan yang perlu dilakukan, terkecuali pembetulan-pembetulan kecil yang menjadi wajibnya si penyewa.1Juga ia harus menanggung si penyewa terhadap semua cacat dari barang yang disewakan yang merintangi pemakaian barang itu, biarpun pihak yang menyewakan itu sendiri tidak mengetahuinya pada waktu dibuatnya perjanjian sewa-menyewa, jika cacat itu telah mengakibatkan sesuatu kerugian bagi si penyewa, maka kepadanya pihak yang menyewakan diwajibkan memberikan ganti rugi (pasal 1551 dan 1552).Kewajiban memberikan kenikmatan tentram kepada si penyewa dimaksudkan sebagai kewajiban pihak yang menyewakan untuk menanggulangi atau menangkis tuntutan-tuntutan hukum dari pihak ketiga, yang misalnya membantah hak si penyewa untuk memakai barang yang disewanya. Kewajiban tersebut tidak meliputi pengalaman terhadap gangguan gangguan psikis, misalnya orang-orang melempari rumahnya dengan batu. Hal ini ditegaskan pada pasal 1556 BW yang berbunyi pihak yang menyewakan, tidaklah diwajibkan menjamin si penyewa terhadap rintangan dalam kenikmatannya yang dilakukan oleh orang-orang pihak ketiga dengan peristiwa tanpa memajukan sesuatu hak atas barang yang disewa, dengan tidak mengurangi hak si penyewa untuk menuntut sendiri orang itu. Gangguan-gangguan dengan peristiwa itu harus ditanggulangi sendiri oleh si penyewa.

2.3Resiko Dalam Sewa MenyewaMenurut pasal 1553, dalam sewa menyewa itu resiko mengenai barang yang disewakan dipikul oleh si pemilik barang, yaitu pihak yang menyewakan. Tentang apakah artinya resiko itu sudah kita ketahui dari bagian umum dari Hukum Perjanjian yang diatur dalam Buku III BW. Dan juga dalam pembahasan mengenai perjanjian jual beli. Resiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang terjadi diluar kesalahan salah satu pihak, yang menimpa barang yang menjadi obyek perjanjian.Dalam pasal 1553 BW apabila barang yang disewa itu musnah karena suatu peristiwa yang terjadi diluar kesalahan salah satu pihak, maka perjanjian sewa menyewa gugur demi hukum.

2.4Mengulang SewakanSi penyewa jika kepadanya tidak telah diperijinkan oleh pemilik barang, tidak diperbolehkan mengulang sewakan barang yang disewanya, maupun melepaskan sewanya kepada orang lain. 2Diadakannya perbedaan antara mengulang sewakan dan melepaskan sewanya kepada orang lain mempunyai maksud dalam hal mengulang sewakan, si penyewa barang bertindak sendiri sebagai pihak dalam suatu perjanjian sewa menyewa kedua yang diadakan olehnya dengan seorang pihak ketiga, sedangkan dalam hal melepas sewanya ia mengundurkan diri sebagai penyewa dan menyuruh seorang pihak ketiga untuk menggantikan dirinya sebagai penyewa, sehingga pihak ketiga tersebut berhadapan sendiri ddengan pihak yang menyewakan.Jika si penyewa sampai berbuat apa yang dilarang itu, maka pihak yang menyewakan dapat minta pembatalan perjanjian sewanya dengan disertai pembayaran kerugian, sedangkan pihak yang menyewakan setelah dilakukannya pembatalan itu, tidak diwajibkan mentaati perjanjian ulang sewa dengan orang ketiga tersebut.

2.5Jual Beli Tidak Memutus SewakanMenurut pasal 1576 BW dengan dijualnya barang yang disewa, suatu persewaan yang dibuat sebelumnya tdaklah diputuskan, kecuali apabila ia telah diperjanjikan pada waktu menyewakan barangnya. Dengan ketentuan tersebut, Undang undang bermaksud melindungi si penyewa terhadap si pemilik baru, apabila barang yang sedang disewa itu dipindahkan kelain tangan. Dengan mengingat akan maksud UU tersebut, perkataan dijual dalam pasal 1576 itu sudah lazim ditafsirkan secara analogis(luas) hingga tidak terbatas pada jual-beli saja, tetapi juga meliputi lain-lain perpindahan milik, seperti: tukar-menukar, penghibahan, pewarisan dan lain-lain. Pendeknya perkataan dijual dalam pasal 1576 itu ditafsirkan sangat luas hingga menjadi dipindah miliknya/Sebaliknya, perkataan sewa atau persewaan dalam pasal tersebut sudah lazim ditafsirkan secara sempit atau terbatas yaitu dalam arti: bahwa yang tidak diputuskan oleh jual beli atau yang harus dihormati oleh pemilik baru itu hanya hak sewa saja. Sebab adalah mungkin bahwa didalam perjanjian sewanya telah dicantumkan janji-janji khusus untuk kepentingan si penyewa (disamping hak sewanya) misalnya: kepada si penyewa dijanjikan bahwa setelah persewaannya berlangsung 10 tahun lamanya ia diperkenankan membeli barang yang disewanya itu dengan harga yang murah yang ditentukan dalam perjanjian.

3Janji semacam itu, yang memberikan kepada si penyewa suatu hak opsi, tidak berlaku kepada pemilik baru. Begitu pula apabila perjanjian sewanya disertai dengan suatu perjanjian penanggungan (borgtocht , guaranty), dimana seorang pihak ketiga menanggung pembayaran uang sewanya terhadap pemilik, maka perjanjian penanggungan ini dianggap hapus apabila barang yang disewa itu dijual kepada orang lain. Pendapat ini adalah tepat karena si penanggung (borg , guarantor) telah menyanggupi penanggungannya kepada pemilik lama dan tidak pada orang lain. Demikianlah artinya bahwa perkataan sewa dalam pasal 1576 ditafsirkan secara sempit atau terbatas.

4BAB IIIPENUTUP

3.1Kesimpulansewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya. Para pihak yang menyewakan mempunyai kewajiban, yaitu: Menyerahkan barang yang disewakan kepada si penyewa, dapat memelihara barang yang disewakan sedemikian hingga itu dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan, memberikan kepada si penyewa kenikmatan tenteram dari barang yang disewakan selama berlangsungnya persewaan.Selanjutnya ia diwajibkan, selama waktu sewa, menyuruh melakukan pembetulan-pembetulan pada barangnya yang disewakan yang perlu dilakukan, terkecuali pembetulan-pembetulan kecil yang menjadi wajibnya si penyewa.Menurut pasal 1553, dalam sewa menyewa itu resiko mengenai barang yang disewakan dipikul oleh si pemilik barang, yaitu pihak yang menyewakan. Tentang apakah artinya resiko itu sudah kita ketahui dari bagian umum dari Hukum Perjanjian yang diatur dalam Buku III BW.Si penyewa jika kepadanya tidak telah diperijinkan oleh pemilik barang, tidak diperbolehkan mengulang sewakan barang yang disewanya, maupun melepaskan sewanya kepada orang lain.Menurut pasal 1576 BW dengan dijualnya barang yang disewa, suatu persewaan yang dibuat sebelumnya tdaklah diputuskan, kecuali apabila ia telah diperjanjikan pada waktu menyewakan barangnya.

5

3.2SaranMungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Hukum Perikatan Bapak Fauzul Aliwarman, SHI, M.HUM yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.

6DAFTAR PUSTAKA

Prof. R. Subekti, S.H., Aneka Perjanjian. PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989

7DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN.........................................................................................iiKATA PENGANTAR...................................................................................iiiDAFTAR ISI................................................................................................ivBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang........................................................................................v1.2 Rumusan Masalah...................................................................................v1.3 Tujuan Makalah.......................................................................................vBAB II ISI2.1 Pengertian dan Unsur Sewa Menyewa....................................................12.2 Hak dan Kewajiban Para Pihak...............................................................12.3 Resiko dalam Sewa Menyewa.................................................................22.4 Mengulangsewakan.................................................................................22.5 Jual Beli tidak memutussewakan...........................................................3BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan..............................................................................................53.2 Saran........................................................................................................6DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................7

iv