51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

33
REFERAT UJIAN PSIKIATRI CIRI GANGGUAN KEPRIBADIAN Penguji: Prof. Dr.dr. H.A.Prayitno, Sp.KJ (K) Disusun oleh : Meyria Carolina 030.03.162 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN PERIODE 07 FEBRUARI – 12 MARET 2011 1

Transcript of 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

Page 1: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

REFERAT UJIAN PSIKIATRI

CIRI GANGGUAN KEPRIBADIAN

Penguji:

Prof. Dr.dr. H.A.Prayitno, Sp.KJ (K)

Disusun oleh :

Meyria Carolina

030.03.162

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN

PERIODE 07 FEBRUARI – 12 MARET 2011

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

1

Page 2: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

2011

BAB I

PENDAHULUAN

Sigmund Freud dan Erik Erikson merupakan dua orang yang cukup dikenal dalam

perkembangan ilmu jiwa, mereka mengembangkan teori Psikoanalisis dan Psikososial.

Sigmund Freud mengembangkan konsep struktur pikiran dengan mengembangkan ‘mind

apparatus’, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya

yang terpenting, yaitu id (struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak

disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan), ego (struktur kepribadian yang mengontrol

kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia) dan superego (merefleksikan

nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral).

Menurut Erikson, dinamika kepribadian selalu diwujudkan sebagai hasil interaksi

antara kebutuhan dasar biologis dan pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan sosial.

Istilah psikososial dipakai dalam kaitannya dengan perkembangan tahap-tahap kehidupan

seseorang dari lahir sampai dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan

suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Erikson membuat sebuah

bagan untuk mengurutkan delapan tahap secara terpisah mengenai perkembangan ego dalam

psikososial, yang biasa dikenal dengan istilah “Delapan Tahap Perkembangan Manusia”.

Erikson juga berpendapat bahwa tiap tahap psikososial juga disertai oleh krisis.

Perbedaan dalam setiap komponen kepribadian yang ada didalam tiap-tiap krisis adalah

sebuah masalah yang harus dipecahkan/diselesaikan. Menurut Erikson delapan tahap

perkembangan yang ada berlangsung dalam jangka waktu yang teratur maupun secara

hirarkri, akan tetapi jika dalam tahap sebelumnya seseorang mengalami ketidakseimbangan

seperti yang diinginkan maka pada tahap sesudahnya dapat berlangsung kembali guna

memperbaikinya.

Gangguan kepribadian adalah kondisi patologik dari ciri kepribadian seseorang yang

menjadi tidak fleksibel dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup, sehingga

menimbulkan hendaya di dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan subjektif bagi

dirinya.

Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya alloplastik. Artinya,

orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha merubah lingkungan untuk disesuaikan

dengan keinginannya. Selain itu, gejala-gejalanya juga egosintonik. Artinya, orang dengan

2

Page 3: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

gangguan kepribadian dapat menerima dengan baik gejala-gejalanya. Umumnya orang

dengan gangguan kepribadian menolak bantuan secara psikiatrik.

Orang tersebut jauh lebih mungkin menolak bantuan psikiatrik dan menyangkal

masalahnya dibandingkan orang dengan gangguan kecemasan, gangguan depresif, atau

gangguan obsesif kompulsif. Gejala gangguan kepribadian adalah alopastik (yaitu, mampu

mengadaptasi dan mengubah lingkungan eksternal) dan ego-sintonik (yaitu, dapat diterima

oleh ego); mereka dengan gangguan kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku

meladaptifnya, karena orang tersebut tidak secara rutin merasakan sakit dari apa yang

dirasakan oleh masyarakat sebagai gejalanya, mereka seringkali dianggap tidak bermotivasi

untuk pengobatan dan tidak mempan terhadap pemulihan.

3

Page 4: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

BAB II

GANGGUAN KEPRIBADIAN

2.1 Pengertian kepribadian

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang

menandai kehidupan seseorang dari hari kehari dalam kondisi yang biasanya ; kepribadian

relatif stabil dan dapat diramalkan.

Selain itu terdapat juga definisi maupun pengertian mengenai kepribadian lainnya.

Misalnya, Kusumanto Setyonegoro mengatakan: Kepribadian ialah ekspresi keluar dari

pengetahuan dan perasaan yang dialami secara subjektif oleh seseorang. Definisi lain

mengemukakan bahwa kepribadian ialah pola perilaku yang khas bagi seseorang yang

menyebabkan orang itu dapat dikenal dari pola perilakunya itu. Atau kepribadian menunjuk

kepada keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh

seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus dalam hidupnya. Jadi kepribadian

meliputi segala corak perilaku manusia yang terhimpun di dalam dirinya dan yang digunakan

untuk bereaksi serta menyesuaikan dirinya terhadap segala rangsang, baik yang datang dari

lingkungannya (“dunia luar”-nya), maupun yang berasal dari dirinya sendiri (“dunia dalam”-

nya) sehingga corak perilakunya itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas bagi

manusia itu.

Definisi-definisi di atas mengemukakan kepribadian dalam arti kata empirik (lihat di

bawah ini), Terdapat 3 kelompok pengertian kepribadian, yaitu pengertian populer, falsafat

dan empirik. Kepribadian dalam arti kata populer sama dengan kualitas seseorang yang

menyebabkan ia disenangi atau tidak disenangi oleh orang lain.

Kepribadian dalam arti kata falsafat ialah sesuatu yang rasional (dapat berpikir,

mempunyai daya penalaran) dan individual (merupakan kesatuan yang dapat berdiri sendiri,

mempunyai ciri-ciri khas). Kepribadian itu merupakan inti manusia (yaitu bila kita menjawab

pertanyaan dalam falsafah: “Apakah manusia itu”) yang mengatur dan mengawasi

perilakunya secara tidak dapat dilihat oleh orang lain dan yang merupakan penyebab utama

segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia.

Kepribadian dalam arti kata empiris ialah jumlah perilaku yang dapat diamati dan

yang mempunyai ciri-ciri biologik, psikologik, sosiologik, dan moral yang khas baginya,

4

Page 5: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

yang dapat membedakannya dari kepribadian yang lain. Akan tetapi harus diingat bahwa

jumlah perilaku atau jumlah sifat seseorang tidak sama dengan kepribadiannya yang

sebenarnya. Perilaku dan sifat hanya merupakan manifestasi kepribadian orang itu. Dengan

mempelajari perilaku atau sifat-sifat kepribadian seseorang maka kita dapat menyelami

kepribadian yang sebenarnya.

DEFINISI

Sampai saat ini penyebab gangguan kepribadian belum diketahui dengan pasti. Tetapi,

terdapat beberapa faktor diduga mempunyai hubungan yang erat dengan gangguan

kepribadian. Faktor-faktor tersebut adalah :

Faktor Genetik

Ternyata saudara kembar satu telur dari penderita gangguan kepribadian juah lebih banyak

yang menderita gangguan kepribadian dibandingkan dengan saudara kembar dua telur.

Faktor biologik (biopsikososial)

- Faktor hormonal: Orang yang menunjukkan sifat impulsif sering kali juga

menunjukkan peningkatan kadar testoteron, 17 estradiol, dan estrone. Pada primata

bukan manusia, androgen meningkatkan kemungkinan agresi dan prilaku seksual;

tetapi peranan testoteron pada agresi manusia adalah tidak jelas. Hasil DST adalah

abnormal pada beberapa pasien gangguan kepribadian ambang dengan gejala depresif.

Monoamin oksidase trombosit. Kadar monoamin oksidase (MAO) trombosit yang

renda telah dihubungkan dengan aktivitas dan sosioabilitas pada kera. Pelajar perguruan

tinggi dengan MAO trombosit yang rendah melaporkan menggunakan lebih banyak waktu

dalam aktivitas sosial dibandingkan pelajar dengan kadar MAO trombosit yang tinggi.

Kadar MAO trombosit yang rendah juga telah ditemukan pada beberapa pasien skizotipal.

Gerakan mata mengejar yang halus (smooth pursuit eye movement). Gerakan mata

mengejar yang halus adalah abnormal pada orang dengan sifat introversi, harga diri

rendah, menarik diri dan pada pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal. Geraka

mata pada orang tersebut adalah tidak memiliki penerapan klinis, tetapi menyatakan

peranan penurunan.

- Neurotransmiter. Endorfin memiliki efek yang serupa dengn morfin eksogen,

termasuk analgetik dan supresi rangsangan. Kadar endorfin endogen yang tinggi

mungkin berhubungan dengan orang yang flegmatik-pasif. Penelitian sifat kepribadian

dan sistem dopaminergik dan serotonergik menyatakan suatu fungsi mengaktivasi

kesadaran dari neurotransmiter tersebut. Kadar 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA),

5

Page 6: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

suatu metabolit serotonin, adalah rendah pada orang yang berusaha bunuh diri dan

pada pasien yang impulsif dan agresif.

Meningkatkan kadar serotonin dengan obat serotonergik tertentu seperti fluoxetin

(Prozac) dapat menghasilkan perubahan dramatik pada beberapa karateristik

kepribadian. Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas, dan perenungan pada

bnayak orang dan dapat menghasilkan perasaan kesehatan umum. Meningkatnya kadar

dopamin di dalam sistem saraf pusat, dihasilkan oleh psikostimulan tertenu (sebagi

contoh, amfetamin) dapt menginduksi eforia. Efek neurotransmiter pada sifat

kepribadian telah menciptakan minat dan kontroversi tentang apakah sifat kepribadian

dibawa sejak lahir atau didapat.

Didalam bukunya Listening to Prozac,Peter kramer menggambarkan perubahan

keprobadian dramatik (sebagai contoh, penurunan kepekaan terhadap penolakan,

meningkatnya ketegasan, meningkatnya harga diri, membaiknya kemampuan untuk

mentoleransi stres) yang dapat terjadi jika kadar serotonin ditingkatkan oleh fluoxetin.

- Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektoensefalogram (EEG)

telah ditemukan pada beberapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering

pada tipe anti sosial dan ambang, di mana ditemukan aktivitas gelombang lambat.

Faktor Psikologik

Sigmund Freud menduga ciri kepribadian berhubungan erat dengan fiksasi pada salah satu

fase perkembangan sebelumnya. Misalnya, orang yang pasif dan dependen mempunyai

fiksasi pada fase oral. Selanjutnya, Wilhem Reich mengemukakan bahwa gejala gangguan

kepribadian sangat ditentukan oleh jenis defen mekanisme yang dipergunakannya.

Misalnya, orang dengan gangguan kepribadian paranoid menggunakan defen mekanisme

proyeksi, orang dengan gangguan kepribadian kompulsif menggunakan defen mekanisme

isolasi, dan orang dengan gangguan kepribadian histrionik menggunakan defen

mekanisme disosiasi.

Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa 5 sampai 10% penduduk dewasa

menderita gangguan kepribadian. Jadi prevalensi gangguan kepribadian ternyata 5 sampai 10

kali lebih tinggi dari prevalensi skizofrenia dan gangguan afektif berat, serta hampir sama

dengan prevalensi gangguan neurotik.

Prevalensi gangguan kepribadian lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang

dipenjarakan dan penduduk dengan sosial ekonomi rendah.

6

Page 7: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

Meramalkan akibat gangguan kepribadian

Biasanya gejala gangguan kepribadian akan menetap seumur hidup. Tetapi, sebagian

kecil orang dengan gangguan kepribadian mengalami pengurangan gejala dengan

bertambahnya usia.

Orang dengan gangguan kepribadian mempunyai kemungkinan lebih besar akan

mengalami kesulitan berupa hal, seperti :

Pekerjaan

Orang dengan gangguan kepribadian lebih sering mengalami kesulitan dalam pekerjaan

dibandingkan populasi umum, mereka mungkin akan sering ganti-ganti pekerjaan.

Penyesuaian diri dalam perkawinan

Orang dengan gangguan kepribadian lebih banyak yang mengalami kesulitan dalam

penyesuaian diri dalam perkawinannya.

Hubungan Sosial

Orang dengan gangguan kepribadian sering mengalami kesulitan berhubungan sosial

dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin sering bertengkar dengan tetangga, atau teman

sekantor.

Kecenderungan penyalahgunaan zat

Orang dengan gangguan kepribadian lebih banyak yang menyalahgunakan zat, terutama

alkohol

Sering berurusan dengan petugas hukum

Orang dengan gangguan kepribadian lebih sering berurusan dengan petugas hukum,

seperti polisi.

2.2 Berbagai Jenis Gangguan Kepribadian

Kurt Schneider (1923) membagi gangguan kepribadian menjadi sepuluh jenis

menurut sifat yang terganggu paling menonjol.

Eugen Kahn (1928) membagi gangguan kepribadian menjadi tiga kelompok, yaitu

gangguan dorongan, temperamen dan watak.

Pembagian gangguan kepribadian menurut DSM-IV dikelompokkan dalam tiga

cluster:

Cluster A: - gangguan kepribadian paranoid

- gangguan kepribadian skizoid

- gangguan kepribadian skizotipal

Cluster B: - gangguan kepribadian antisosial

7

Page 8: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

- gangguan kepribadian ambang

- gangguan kepribadian histrionik

- gangguan kepribadian narsistik

Cluster C: - gangguan kepribadian menghindar

- gangguan kepribadian tergantung

- gangguan kepribadian anankastik

- gangguan kepribadian yang tidak ditentukan

2.2.1 Gangguan Kepribadian Paranoid

Kepribadian paranoid ialah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang

menonjol, hipersensitif, banyak curiga, iri hati dan cemburu, merasa diri penting,

kecenderungan selalu menyalahkan orang lain dan mencurigai orang lain bermotivasi buruk

terhadap dirinya. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang yang lain dianggap

sebagai seorang agresor terhadapnya, ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai

pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai

akibat proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Ciri-ciri tersebut menghalangi penderita untuk

mendapatkan hubungan interpersonal yang memuaskan. Orang fanatik, pengumpul

ketidakadilan, pasangan yang cemburu secara patologis, dan orang yang aneh seringkali

memiliki gangguan kepribadian.

Epidemiologi. Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5-2,5%. Gangguan lebih

sering pada laki-laki dibandingkan wanita, dan gangguan tampaknya tidak memiliki pola

familial.

Diagnosis. Pada pemeriksaan psikiatri, pasien tampak keheranan karena diminta bantuan

psikiatrik. Ketegangan otot, tidak dapat santai, dan kebutuhan untuk mencari petunjuk-

petunjuk di lingkungan mungkin ditemukan. Afek pasien sering tanpa humor dan serius.

Walaupun beberapa alasan argumentasi mereka mungkin salah, pembicaraan mereka

diarahkan oleh tujuan dan logis. Isi pikir mereka menunjukkan bukti-bukti proyeksi, praduga,

dan kadang-kadang gagasan mengenai diri sendiri.

Kriteria diagnostik gangguan paranoid :

A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga motif mereka

dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam

berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :

1. Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan, membahayakan,

atau mengkhianati dirinya.

8

Page 9: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

2. Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau

kejujuran teman atau rekan kerja

3. Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu

bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya

4. Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau

kejadian yang biasa

5. Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera, atau

kelalaian

6. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang

lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang

7. Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan pasangan

atau mitra seksual.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan

ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari

kondisi medis umum.

2.2.2 Gangguan Kepribadian Skizoid

Malu-malu, hypersensitif, menyendiri, menghindarkan hubungan rapat dan kompetitif

dan sering sekali eksentrik. Sering melamun dan tidak dapat menyatakan perasaan marah.

Terhadap pengalaman-pengalaman yang menggangu dirinya biasanya dia beraksi tidak

perduli. Seringkali dipandang oleh orang lain sebagai eksentrik, terisolasi, atau kesepian.

Epidemiologi. Mungkin mengenai 7,5% populasi umum. Beberapa penelitian melaporkan

rasio laki-laki terhadap wanita adalah 2 berbanding 1. orang tersebut cenderung mencari

pekerjaan yang melibatkan sedikit/tanpa kontak dengan orang lain.

Kriteria diagnostik untuk kepribadian skizoid

A. Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman emosi yang

terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan ditemukan

dalam berbagai konteks, seperti yang dinyatakan oleh empat (atau lebih) berikut :

1. Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi bagian

dari keluarga

2. Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian

3. Memiliki sedikit, jika ada, rasa tertarik untuk melakukan pengalamam seksual dengan

orang lain

4. Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktivitas

9

Page 10: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

5. Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat

pertama

6. Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain

7. Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan Skizofrenia, gangguan, suatu gangguan

mood dengan ciri psikotik, gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan

pervasif, dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum.

2.2.3 Gangguan Kepribadian Skizotipal

Sering ditemukan pelbagai campuran kecemasan, depresi, dan afek disforik lainnya.

Selama periode stres yang berat dapat timbul gejala psikotik yang sepintas. Karena keanehan

cara pikirnya orang dengan gangguan kepribadian skizotipal cenderung berkeyakinan

eksentrik, seperti keyakinan agama yang aneh-aneh.

Epidemiologi. Terjadi pada ± 3% populasi. Rasio jenis kelamin tidak diketahui. Terdapat

hubungan kasus yang lebih besar antara sanak saudara biologis pasien skizofrenik

dibandingkan kontrol dan insidensi yang lebih besar diantara kembar monozigot

dibandingkan kembar dizigotik.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Skizotipal

A. Pola pervasif defisit sosial dan interpersonal yang ditandai oleh ketidaksenangan akut

dengan, dan penurunan kapasitas untuk, hubungan erat dan juga oleh penyimpangan

kognitif atau persepsi dan perilaku eksentrik, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak

dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :

1. Gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) kecuali waham yang

menyangkut diri sendiri)

2. Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak konsisten

dengan norma kultural (misalnya, percaya takhyul [superstitiousness], percaya dapat

melihat apa yang akan terjadi [clairvoyance], telepati, atau indera keenam, pada anak-

anak dan remaja khayalan atau preokupasi yang kacau)

3. Pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh

4. Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar samar, sirkumstansialitas, metaforik,

terlalu berbelit-belit, atau stereotipik)

5. Kecurigaan atau ide paranoid

6. Afek yang tidak sesuai atau terbatas

7. Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau janggal

10

Page 11: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

8. Tidak memiliki teman akrab atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat

pertama

9. Kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak menghilang dengan keakraban dan

cenderung disertai dengan ketakutan paranoid ketimbang pertimbangan negatif

tentang diri sendiri.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan

ciri psikotik lain, atau suatu gangguan perkembangan pervasif.

2.2.4 Gangguan Kepribadian Anti Sosial

Di sini pola tingkah laku berkali-kali berlawanan dengan peraturan masyarakat.

Penderita sangat egois, tidak dapat setia kawan, tidak memperdulikan nilai sosial dan tidak

bertanggung jawab, kasar, impulsif, tidak bisa merasa bersalah atau belajar dari pengalaman

atau hukuman. Bila mengalami frustasi selalu menyalahkan orang lain dan membenarkan diri

sendiri.

Epidemiologi. Prevalensi 3% pada laki-laki dan 1% pada wanita. Sering ditemukan

diperkotaan yang miskin. Anak laki-laki berasal dari keluarga yang lebih tinggi dibandingkan

anak perempuan. Onset gangguan adalah sebelum 15 tahun. Anak perempuan memiliki gejala

sebelum pubertas, dan anak alaki-laki lebih awal. Suatu pola familial ditemukan.

Diagnosis. Pasien mungkin tampak tenang dan dapat dipercaya dalam wawancara. Tetapi, di

balik lapisan (atau, menggunakan istilah Hervey Cleckley, topeng kejiwaan ), terdapat

ketegangan, permusuhan, sikap mudah tersinggung, dan kekerasan. Wawancara stres, dimana

pasien secara aktif dihadapkan dengan inkonsistensi dalam riwayat penyakitnya, mungkin

diperlukan untuk mengungkapkan patologi. Suatu pemeriksaan diagnostik harus termasuk

pemeriksaan neurologis lengkap.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Anti sosial

A. Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak

usia 15 tahun, seperti yang ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) berikut :

1. Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuai hukum

seperti yang ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan yang menjadi

dasar penahanan.

2. Ketidakjujuran, seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali berbohong,

menggunakan nama samaran, atau menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan

atau kesenangan pribadi.

3. Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan

11

Page 12: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

4. Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik atau

penyerangan yang berulang

5. Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain

6. Terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti ditunjukkan oleh kegagalan berulang

kali untuk mempertahankan perilaku kerja atau menghormati kewajiban finansial.

7. Tidak adanya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh acuh tak acuh terhadap atau

mencari-cari alasan telah disakiti, dianiaya, atau dicuri oleh orang lain.

B. Individu sekurang-kurangnya berusia 18 tahun

C. Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun.

D. Terjadinya perilaku antisosial tidak semata-mata selama perjalanan skizofrenia atau suatu

episode manik.

2.2.5 Gangguan Kepribadian Ambang

Sering ditemukan sikap melawan terhadap masyarakat dan pandangan pesimistik.

Juga sering ada pergantian antara sikap ketergantungan dengan sikap mandiri. Apabila ada

periode stres yang berat, kadang-kadang ada gejala psikotik yang lama dan parahnya tidak

cukup menegakkan diagnosis tambahan.

Epidemiologi. Prevalensi kira-kira 1-2% populasi, 2X lebih sering pada wanita. Suatu

peningkatan prevalensi gangguan depresif berat, gangguan penggunaan alkohol,dan

penyalahgunaan zat ditemukan pada sanak saudara derajat pertama.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Ambang

Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri, dan afek, dan

impulsivitas yang jelas pada dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai konteks, seperti

yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :

1. Usaha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau khayalan. Catatan

tidak termasuk perilaku bunuh diri / mutilasi dari yang ditemukan dalam kriteria 5.

2. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh perubahan

antara ekstrim-ekstrim idealisasi dan devaluasi

3. Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak stabil secara jelas

dan persisten.

4. Impulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang potensial membahayakan diri sendiri

(misalnya, berbelanja, seks, penyalahgunaan zat, ngebut gila-gilaan, pesta makan).

Catatan : tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yang ditemukan dalam

kriteria 5.

12

Page 13: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

5. Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang berulang kali, atau perilaku mutilasi

diri.

6. Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas (misalnya, disforia

episodik kuat, iritabilitas atau kecemasan biasanya berlangsung beberapa jam dan

jarang lebih dari beberapa hari)

7. Perasaan kosong yang kronis

8. Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam mengendalikan

kemarahan (misalnya, sering menunjukkan temper, marah terus menerus, perkelahian

fisik berulang kali).

9. Ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stres, atau gejala disosiatif yang

parah

2.2.6 Gangguan Kepribadian Histrionik

Labilitas emosi, bereaksi secara berlebihan, dramatisasi diri sendiri untuk menarik

perhatian dan menggoda hati orang lain (dengan sadar atau tidak sadar). Kepribadian ini juga

menunjukkan infantilitas, sifat egosentris, sombong dan biasanya disertai banyak tuntutan.

Epidemiologi. Dari penelitian populasi umum menyatakan suatu prevalensi gangguan

kepribadian histrionik kira-kira 2 sampai 3 persen. Sering didiagnosis pada wanita. Dan ada

suatu hubungan dengan gangguan somatisasi serta gangguan penggunaan alcohol.

Diagnosis. Dalam wawancara, pasien gangguan kepribadian histrionik biasanya dapat

bekerja sama dan mau memberikan riwayat penyakit yang terinci. Gerak isyarat dan

penekanan yang dramatis dalam percakapan mereka sering ditemukan. Mereka mungkin

sering membuat pelesetan, dan bahasa mereka bermacam-macam. Pertunjukan efektif adalah

sering, tetapi, jika dipaksa untukmengungkapkan perasaan tertentu (seperti kemarahan,

kesedihan, dan harapan seksual), mereka mungkin berespon dengan rasa terkejut, kemarahan,

dan penyangkalan. Hasil dari pemeriksaan kognitif biasanya normal, walaupun tidak adanya

ketekunan dapat ditunjukkan pada tugas aritmatika atau konsentrasi, dan sifat pelupa pasien

pada material yang melibatkan efek mungkin mengherankan.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Histrionik

Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai pada

masa dewasa muda dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima

(atau lebih) berikut :

13

Page 14: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

1. Tidak merasa nyaman dalam situasi di mana ia tidak merupakan pusat perhatian

2. Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak pada

tempatnya atau perilaku provokatif

3. Menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang dangkal

4. Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian kepada

dirinya

5. Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki perincian

6. Menunjukkan dramatisasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang berlebihan

7. Mudah disugesti, yaitu, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi

8. Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya.

2.2.7 Gangguan Kepribadian Narsistik

Terdapat afek depresif, disertai dengan perhatian terhadap diri sendiri secara berlebih

dan disertai preokupasi dalam berdandan dan berusaha agar dirinya tetap tampak muda,

disertai rasa iri hati kronik dan mendalam terhadap orang lain. Kadang-kadang ada pula

preokupasi dengan rasa nyeri dari berbagai keluhan fisik. Apabila ada kekurangan,maka

kekalahan atau perilaku yang tidak bertanggung jawab dari dirinya, maka orang tersebut

sering membenarkan diri dengan rasionalisasi, atau berdusta. Perasaannya sering dipalsukan

agar memberi kesan yang baik kepada orang lain.

Epidemiologi. Perkiraan prevalensi gangguan kepribadian narsistik terentang antara 2 sampai

16 persen dalam populasi klinis dan kurang dari 1 persen dalam populasi umum. Mungkin

terdapat risiko yang lebih tinggi dari biasanyanya pada keturunan orang tua dengan gangguan

ini yang menanamkan pada anak-anaknya rasa kemaha-kuasaan yang tidak realistik,

kebesaran, kecantikan, dan bakat.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Narsistik

Pola pervasif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan kebanggaan,

dan tidak ada empati, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks,

seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :

1. Memiliki rasa kepentingan diri yang besar ( misalnya, pencapaian dan bakat yang dilebih-

lebihkan, berharap terkenal sebagai superior tanpa usaha yang sepadan)

2. Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan, atau

cinta ideal yang tidak terbatas.

3. Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti hanya oleh atau harus

berhubungan dengan orang lain (atau institusi) yang khusus atau memiliki status tinggi.

14

Page 15: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

4. Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan

5. Memiliki perasaan bernama besar, yaitu, harapan yang tidak beralasan akan perlakuan

khusus atau kepatuhan otomatis sesuai harapannya

6. Eksploitatif secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari orang lain untuk

mencapai tujuannya sendiri.

7. Tidak memiliki empati: tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan kebutuhan

orang lain

8. Sering cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain juga cemburu kepada dirinya

9. Menunjukkan perilaku atau sikap congkak dan sombong.

2.2.8 Gangguan Kepribadian Menghindar

Depresi, kecemasan dan kemarahan pada diri sendiri karena gagal untuk membina

hubungan sosial.

Epidemiologi. Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1 sampai 10 persen.

Tidak ada informasi tentang rasio jenis kelamin dan pola familial. Bayi yang diklasifikasikan

memiliki temperamen yang malu-malu mungkin lebih rentan terhadap gangguan ini

dibandingkan mereka yang berada pada skala aktivitas pendekatan yang tinggi.

Diagnosis. Dalam wawancara klinis aspek yang paling penting adalah kecemasan pasien

tentang berbicara dengan pewawancara. Kecemasan dan ketegangan pasien tampaknya hilang

dan timbul dengan persepsi mereka apakah pewawancara menyukai diri mereka. Mereka

tampak rentan terdap komentar dan sugestipewawancara dan mungkin menganggap suatu

penjelasan atau suatu interprestasi sebagai suatu kritik.

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian menghindar

Pola pervasif hambatan sosial, perasaan tidak cakap, dan kepekaan berlebihan

terhadap penilaian negatif, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai

konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :

1. Menghindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal yang bermakna

karena takut akan kritik, celaan dan penolakan

2. Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi

3. Menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena rasa takut dipermalukan atau

ditertawai

4. Preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial

5. Terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak adekuat

15

Page 16: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

6. Memandang diri sendiri tidak layak secara sosial karena merasa dirinya tidak menarik atau

lebih rendah dari orang lain

7. Tidak biasanya enggan untuk mengambil risiko pribadi atau melakukan aktivitas baru

karena dapat membuktikan penghinaan.

2.2.9 Gangguan Kepribadian Dependen

Mudah lelah, kurang bersemangat, kurang minat, terlalu sensitif terhadap stres dan

emosi sukar diajak bersenang-senang. Selalu terdapat preokupasi bahwa dirinya akan

ditinggalkan, kecuali apabila ia telah berhasil membentuk hubungan yang permanen dengan

seseorang yang dapat memuaskan kebutuhan ketergantungannya.

Epidemiologi. Gangguan kepribadian dependen adalah lebih sering pada wanita

dibandingkan laki-laki. Satu penelitian mendiagnosis 2,5 persen dari semua gangguan

kepribadian masuk ke dalam kategori tersebut. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak

kecil dibandingkan anak yang lebih besar. Orang dengan penyakit fisik yang kronis pada

masa anak-anaknya mungkin yang paling rentan terhadap gangguan.

Diagnosis. Dalam wawancara pasien tampak penuh keluhan Mereka mencoba untuk bekerja

sama, menyambut pertanyaan spesifik, dan mencari bimbingan

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Dependen

Kebutuhan yang pervasif dan berlebihan untuk diasuh, yang menyebabkan perilaku

tunduk dan menggantung dan rasa takut akan perpisahan, dimulai pada masa dewasa awal

dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :

1. Memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan setiap hari tanpa sejumlah besar nasehat

dan penenteraman dari orang lain

2. Membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam sebagian besar bidang

utama kehidupannya

3. Memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang lain. Catatan:

tidak termasuk rasa takut yang realistik akan ganti rugi

4. Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan dirinya sendiri

(karena tidak memiliki keyakinan diri dalam pertimbangan atau kemampuan ketimbang

tidak memiliki motivasi atau energi)

5. Berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari orang lain, sampai

pada titik secara sukarela melakukan hal yang tidak menyenangkan

6. Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut tidak

mampu merawat diri sendiri

16

Page 17: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

7. Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan dukungan

jika hubungan dekatnya berakhir

8. Secara tidak realistik terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk merawat dirinya

sendiri.

2.10. Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Terlalu menitikberatkan konformitas dan kepatuhan terhadap standar moralitas.

Orang-orang dalam kelompok ini bersifat kaku, tidak fleksibel, selalu menekankan kewajiban

dan disiplin, sukar bersantai. Perfeksionisme, kaku, pemalu, dan pengawasan diri yang tinggi.

Epidemiologi. Prevalensi gangguan kepribadian obsesif-kompulsif adalah tidak diketahui.

Keadaan ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita dan didiagnosis paling sering

pada anak yang tertua. Gangguan juga lebih sering terjadi pada sanak saudara biologis derajat

pertama dari orang dengan gangguan tersebut dibandingkan poluplasi umum. Pasien

seringkali memiliki latar belakang yang ditandai oleh disiplin yang keras. Freud

menghipotesiskan bahwa gangguan ini adalah berhubungan dengan kesulitan pada stadium

anal dari perkembangan psikoseksual, biasanya di sekitar usia 2 tahun. Tetapi, pada berbagai

penelitian teori tersebut belum disahkan.

Diagnosis. Dalam wawancara, pasien gangguan kepribadian obsesif-kompulsif mungkin

memiliki kelakuan yang kaku, resmi, dan dingin. Afek mereka tidak tumpul atau datar tetapi

dapat digambarkan sebagai terkontriksi. Mereka tidak memiliki spontanitas. Mood mereka

biasanya serius. Pasien tersebut mungkin ketakutan tentang tidak dalam pengendalian

wawancara. Jawaban mereka terhadap pertanyaan biasanya terinci. Mekanisme pertahanan

yang digunakan adalah rasioalisasi, isolasi, intelektualisasi, pembentukan reaksi, dan

meruntuhkan (undoing).

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Pola pervasif preokupasi dengan urutan, perfeksionisme, dan pengendalian mental

dan interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi, dimulai

pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh

empat (atau lebih) berikut :

1. Terpreokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, susunan atau jadwal sampai

tingkat dimana aktivitas utama hilang

2. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas (misalnya, tidak

mampu menyelesaikan suatu proyek karena tidak memenuhi standarnya sendiri yang

terlalu ketat)

17

Page 18: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

3. Secara berlebihan setia kepada pekerjaan dan produktivitas sampai mengabaikan aktivitas

waktu luang dan persahabatan (tdak disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang besar)

4. Terlalu berhati-hati, teliti, dan tidak fleksibel tentang masalah moralitas, etika atau nilai-

nilai (tidak disebabkan oleh identifikasi kultural atau religius).

5. Tidak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak berguna walaupun tidak

memiliki nilai sentimental

6. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain kecuali mereka

tunduk dengan tepat caranya mengerjakan hal

7. Memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain; uang

dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk bencana dimasa depan

8. Menunjukkan kekakuan dan keras kepala.

2.11 Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan

Kategori ini adalah untuk gangguan-gangguan fungsi kepribadian yang tidak

memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian spesifik. Contohnya adalah adanya ciri-ciri

lebih dari satu gangguan kepribadian spesifik yang tidak memenuhi kriteria lengkap untuk

salah satu gangguan kepribadian (“kepribadian campuran”), tetapi bersama-sama

menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam satu atau lebih

fungsi penting (misalnya, sosial atau pekerjaan). Kategori ini juga dapat digunakan jika

klinisi menganggap bahwa suatu gangguan kepribadian spesifik yang tidak dimasukkan

dalam klasifikasi ini adalah sesuai. Contohnya adalah kepribadian pasif agresif dan gangguan

kepribadian depresif.

2.12 Gangguan Kepribadian Pasif – Agresif

Orang dengan gangguan kepribadian pasif-agresif ditandai oleh obstruksionisme

(senang menghalang-halangi), menunda-nunda, sikap keras kepala dan tidak efisien.

Epidemiologi. Tidak ada data yang tersedia tentang epidemiologi gangguan. Rasio jenis

kelamin, pola familial, dan prevalenis belum diteliti secara adekuat.

Kriteria Riset Gangguan Kepribadian Pasif-Agresif

A. Pola pervasif sikap negativistik dan resistensi pasif terhadap tuntutan akan kinerja yang

adekuat, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti

yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :

1. Secara pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan rutin

18

Page 19: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

2. Mengeluh tidak dimengerti dan tidak dihargai oleh orang lain

3. Cemberut dan argumentatif

4. Tanpa alasan mengkritik dan mencemooh atasan

5. Menunjukkan rasa cemburu dan kebencian terhadap mereka yang tampaknya lebih

beruntung

6. Suara yang diperkeras dan keluhan terus menerus atas ketidak beruntungan dirinya

7. Berganti-ganti antara tantangan permusuhan dan perasaan dosa

C. Tidak terjadi semata-mata selama episode depresif berat dan tidak diterangkan lebih baik

oleh gangguan distimik.

2.13 Gangguan Kepribadian Depresif

Orang dengan gangguan kepribadian depresif ditandai oleh sifat seumur hidup yang

masuk ke dalam spektrum depresif. Mereka adalah pesimistik, anhedonik, terikat pada

kewajiban, meragukan diri sendiri, dan tidak gembira secara kronis. Gangguan ini baru

diklasifikasikan dalam DSM-IV, tetapi kepribadian melankolik telah digambarkan pada awal

abad ke 20 oleh dokter psikiatrik Eropa, seperti Ernst Kretschmer.

Epidemiologi. Karena gangguan kepribadian depresif adalah kategori yang baru, tidak ada

angka epidemiologi yang tersedia, Tetapi, berdasrkan prevalensi gangguan depresif pada

populasi keseluruhan, gangguan kepribadian depresif tampaknya sering, terjadi sama banyak

pada laki-laki dan wanita, dan terjadi di dalam keluarga di mana gangguan depresif

ditemukan.

BAB III

KESIMPULAN

Kepribadian ialah ekspresi keluar mengenai pengetahuan serta perasaan yang dialami

secara subjektif oleh seseorang dan ekspresi keluar yang dapat diamati ini, menunjuk pada

19

Page 20: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh orang itu dalam

usaha penyesuaian diri yang terus menerus dalam hidupnya sehingga ia dapat dikenal dari

polanya itu.

Gangguan kepribadian adalah kondisi patologik dari ciri kepribadian seseorang yang

menjadi tidak fleksibel dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup, sehingga

menimbulkan hendaya di dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan subjektif bagi

dirinya.

Pematangan kepribadian dipengaruhi oleh faktor keturunan, faktor badaniah,

psikologik dan sosial, terutama pada masa kanak-kanak. Gangguan kepribadian menurut

DSM-IV dibagi menjadi tiga cluster, yaitu :

Cluster A:kepribadian paranoid, skizoid dan skizotipal

Cluster B:kepribadian antisosial, ambang, histrionik, narsistik

Cluster C:kepribadian menghindar, tergantung,anankastik dan tidak spesifik

Dalam pengobatan perlu diingat bahwa sifat-sifat gangguan kepribadian termasuk

dalam pola seumur hidup dan penderita tidak mempunyai motivasi dasar untuk berubah.

Terapi dapat memfokus pada aspek kerugian akibat perilaku ini. Selain daripada terapi

individu yang berlangsung lama, ada baiknya bila penderita dimasukkan ke dalam terapi

kelompok sehingga ia dapat belajar cara-cara yang baru mengenai hubungan antara manusia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan I Harold, Benjamin J Sadock, Jack A Grebb. Kaplan Sadock’s Sinopsis Psikiatri

Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis, Edisi tujuh, Jilid satu.Binarupa

Tangerang.2010;392-402

20

Page 21: 51792958 Referat Ujian Gangguan Kepribadian

2. Tony Setiabudhi, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri), Cetakan ke delapan, 2008,

hal 12-23.

3. Maramis. W.F; Gangguan Kepribadian dalam Catatan ilmu Kedokteran Jiwa; Airlangga

University Press; Surabaya;1995.

4. Kaplan H.I and Sadock B.J M.D; Theories of Personality and Psychopathology in

Synopsis of Psychiatry, sixth edition; William and Wilkins; Baltimore USA;

5. Direktorat Kesehtan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan

R.I, Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan jiwa di Indonesia; Edisi III;

Jakarta; 1993.

6. Sadock B.J, M.D and Sadock V.A, M.D; Personlity Disorder in Comprehensive Text

Book of Psychiatry; seventh edition; Voleme 1 A Lippncot Williams amd Wilkins;

Philadelphia USA; 2000.

7. American Psychiatry Association, Diagnostic Crtiteria From DSM – IV, American

Psychiatry Association; Washington DC;1994.

8. Direktorat Kesehtan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan

R.I, Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan jiwa di Indonesia; Edisi II; Jakarta;

1985.

21