502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

download 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

of 150

Transcript of 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    1/150

    TITIK TEMU ISLAM DAN KRISTEN

    Persepsi dan Salah Persepsi

    PENGANTAR PENTERJEMAH

    William Montgomery Watt adalah seorang penulis barat tentang Islam. Ia pernah

    mendapatkan gelar "Emiritus Professor," gelar penghormatan tertinggi bagi seorang

    ilmuwan. Gelar ini diberikan kepadanya oleh Universitas Edinburgh. Penghormatan ini

    diberikan kepada Watt atas keahliannya di bidang bahasa Arab dan Kajian Islam (IslamicStudies). Tentu kajian Islam ini beliau tekuni selama bertahun-tahun sehingga sampai

    kepada keahlian yang dimilikinya. Hasilnya, berbagai buku telah dilahirkan dari hasil

    pikiran dan penelitiannya tentang Islam.

    Di pihak lain, beliau juga banyak menulis tentang kajian non Islam, misalnya tentangKristen, Hindu, Budha, dan agama-agama besar lainnya di dunia, termasuk di dalamnya

    adalah agama Yahudi. Kajian-kajian yang dilakukan meliputi berbagai aspek, baik aspekajaran maupun aspek masyarakat beragama sesuai dengan landasan pemikiran fenomenal

    dalam kehidupan keagamaan yang dipeluknya.

    Dengan demikian, tidak salah bila dikatakan bahwa William Montgomery Watt adalah

    sosok ilmuwan barat yang selalu mengkaji masalah-masalah yang berkembang padakehidupan keberagamaan manusia di dunia. Perkembangan yang senantiasa diikutinya ini

    mempengaruhi sikap Watt dalam menatap zaman dan merangkumnya dalam sudut

    pandang yang lebih harmonis, namun tetap menghorrnati peran agama yang dipeluk oleh

    manusia di dunia.

    Buku ini mencoba mengkaji persoalan-persoalan yang berkembang bagi setiap pemeluk

    agama, yang satu dengan yang lainnya tentu mempunyai perbedaan, entah esensial entah

    substansial. Walaupun demikian, disadari bahwa agama-agama yang dipeluk olehmanusia itu benar-benar mempunyai landasan ajaran agamanya masing-masing

    pemeluknya. Lalu, tiap-tiap pemeluk agama itu memahami ajaran-ajaran agamanya

    sendiri sesuai dengan persepsi dan asumsi tiap pemeluknya. Berdasarkan asumsi-asumsidan persepsi-persepsi yang dimiliki oleh pemeluk agama itu dijadikan alat untuk

    menafsiri ajaran agamanya yang diyakini sebagai kebenaran -- mungkin bersifat

    sementara mungkin juga bersifat permanen. Kemudian dipegangi sesuai dengan

    aksiomatika yang diyakininya sebagai kebenaran.

    Oleh karenanya, tentu hasilnya berbeda-beda antara satu pemeluk agama dengan pemeluk

    agama yang lain. Ini pun masih dalam kerangka memahami satu agama yang dipahami

    oleh pemeluk-pemeluknya. Bagaimana jika pemeluk satu agama tertentu mencoba

    memahami satu agama yang lain? Tentu hasilnya akan berbeda dengan apa yang biasadipahami oleh pemeluk agamanya sendiri ketimbang oleh pemeluk agama yang lain.

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    2/150

    Belum lagi apabila dikaitkan dengan sikap dan watak manusia, apakah pengkaji suatu

    agama itu bisa jujur ataukah juga bisa tidak jujur.

    Seluruh sejarah pertentangan Islam-Kristen yang telah berlangsung dalam waktu yang

    tidak sebentar itu, menurut Watt, diliputi oleh mitos-mitos dan persepsi-persepsi yang

    salah. Namun sebagian persepsi dan mitos itu masih diabadikan sampai hari ini. Yanganeh bahwa mitos dan persepsi itu selalu bertumbuh dan berkembang sehingga merusak

    persepsi Islam dan Kristen satu sama lain.

    Bagi Watt, memperdebatkan kedua agama -- Islam dan Kristen -- itu diperlukan

    pengetahuan yang lebih akurat. Juga diperlukan apresiasi yang lebih positif dan kreatifterhadap agama lain. Jalan yang hendak ditempuhnya adalah bagaimana pemeluk agama

    yang satu dapat menghormati pemeluk agama yang lain, bagaimana menghormati agamasatu dengan agama yang lain, dan bagaimana antara berbagai pemeluk agama itu

    memampukan dirinya untuk dapat melihat agama lain sebagai partner bukan sebagai

    lawan yang harus dimusuhi dalam kehidupan semesta.

    Akhirnya, kepada sidang pembaca buku ini dipersembahkan untuk sama,sama memahami

    isi dan maknanya dalam setiap kajian yang dilakukan oleh Watt. Ditangan pembacalahpenilaian akan kebenaran dan manfaat yang terkandung dalam hasil pena seorang Barat

    yang mencoba memahami Islam Kristen dari sudut pandangnya sendiri. Sidang pembaca

    mempunyai hak sepenuhnya untuk merenungi maknanya dan untuk menjadikannya

    sebagai titik tolak memahami Islam-Kristen dalam perspektif masa depan yang lebih luas.

    Semoga Tuhan melindungi kita, dengan rahmat dan petunjukNya. Amin.

    Jakarta, 20 Januari 1996

    PenterjemahZaimudin

    BAB 1. KRISTEN DIPERTEMUKAN DENGAN ISLAM

    Ketika kita mulai berfikir tentang Kristen yang diketemukan oleh Nabi Muhammad SAWdan kaum muslimin awal, dapat dikatakan bahwa Kristen pada masa itu memang

    sungguh amat berbeda dengan Kristen yang kita kenal hari ini. Sekitar tahun 600 Masehi,

    ada sekelompok khusus umat Kristen yang melembagakan Gereja Besar, yangbelakangan terpisah dan kini terpecah menjadi Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks

    Timur, dan Gereja Protestan. Namun ada pula segolongan umat Kristen penting yang

    telah keluar dari Gereja Besar itu seperti golongan heretik (bid'ah). Yang disebut terakhirini seringkali dikenal sebagai golongan Monofisit (golongan Yakobit dan Copt) dan

    golongan Nestorian. Sebagian terbesar umat Kristen Mesir, Palestina, Syria dan Iraq --

    wilayah-wilayah negeri yang dipimpin oleh umat Islam-- yang kemungkinan besarmempunyai golongan-golongan heretikal (bid'ah) itu. Golongan-golongan bid'ah ini

    sebagian besar terdiri dari umat Kristen yang berada di Arabia sendiri.

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    3/150

    Berbagai Perbedaan Kebudayaan

    Perbedaan keagamaan antara ortodoksi dan heresi amat dekat bertalian dengan

    perbedaan etnik ataupun mungkin lebih bertalian dengan perbedaan-perbedaan

    kebudayaan. Gereja Besar yang secara akrab diasosiasikan dengan kelompok-kelompokyang berkuasa di Byzantine atau Kekaisaran Roma Timur, dan yang secara esensial di

    Byzantine atau Kekaisaran Roma Timur, dan yang pada hakekatnya adalah

    berkebudayaan Yunani. Golongan Heresy-Monofisit, di pihak lain, menjadi fokusperasaan anti-Yunani di antara bangsa Mesir, pribumi dan Kopti serta di antara bangsa

    Yakobit Syria, yang terkadang dilukiskan sebagai bangsa Syria Barat. Golongan heresyNestorian telah memainkan peranan yang sama bagi orang-orang yang acapkali disebut

    sebagai bangsa Syria Timur, dan bertentangan dengan pemikiran Yunani yang

    menyebabkan mereka keluar dari Kekaisaran Byzantine. Semenjak tahun 600 Masehimereka membangun pusat kegiatannya yang utama di Iraq pada Kekaisaran Sassanian

    (Persia). Gereja Besar ini juga meliputi umat Kristen Eropa Barat, yang secara

    mendasar memiliki kebudayaan Latin dan yang pada tahun 600 Masehi merekaterpecah belah menjadi berbagai macam ajaran Prankish dan kerajaan-kerajaan kecil

    yang lain. Namun semenjak awal abad ke tujuh bangsa Arab tidak mempunyai kontak

    lagi dengan mereka.

    Pada konsili ekumenikal Gereja (misalnya Konsili Nicaea pada tahun 325 Masehi dan

    Konsili Chalcedon pada tahun 451 Masehi) kultur uskup-uskup Gereja telahmemainkan peranan yang dominan. Rumusan-rumusan Trinitas dan ajaran Kristologi

    secara resmi diterima oleh konsili tersebut, yang secara luas pada terma-terma khas

    filsafat Yunani, yang lalu belakangan pada terma-terma khas Kekaisaran Byzantine.Kultur uskup-uskup Latin pada umumnya kurang berfikir falsafi ketimbang bangsa

    Yunani melainkan menyetujui rumusan-rumusan Yunani. Kendatipun demikian,barangkali ada catatan penting yang bermanfaat sehingga terma-terma Latin untukajaran trinitas (satu substantia, tiga personae) diakui sebagai equivalen dengan bahasa

    filsafat Yunani (satu ousia, tiga hypostaseis), walaupun terma itu tidak identik benar,karena kata substantia secara etimologis berkorespondensi dengan kata hypostaseis.

    Uskup-uskup mewakili masyarakat Mesir serta masyarakat Syria Timur dan Syria Barat

    untuk menolak rumusan Yunani dan mengadopsi berbagai alternatif. Akibatnya mereka

    keluar dari Gereja Besar dan pada kasus golongan Nestorian, mereka keluar dari

    kekaisaran Kristen.

    Sebagian bangsa manusia dewasa ini, ketika mereka memperhatikan diskusi-diskusi

    doktrinal secara terinci tentang Trinitas dan pribadi Kristus. Mereka mempunyai kesanberada pada labirin abstraksi-abstraksi, yang mempuyai relevansi dengan kehidupanaktual Kristen yang kelihatannya keras. Saya berpegang pada pendapat bahwa kita

    dapat mulai membuat sedikit pengertian tentang diskusi-diskusi tersebut apabila kita

    bertanya mengapa para pendukung tersebut melakukan perhelatan dan menjawab

    pertanyaan ini dengan melihat gambaran dari latar belakang kebudayaan masing-masing. Apakah mereka berpikir akan menjadi problema pokok kehidupan manusia,

    dan bagaimana mereka memahami Yesus untuk memecahkan problema yang mereka

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    4/150

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    5/150

    Tingkat berikutnya pada pemikiran Yunani dapat dilihat pada karya Gregory dari Nyssa(meninggal tahun 395 Masehi) , adalah salah seorang yang paling bertanggung jawab atas

    ajaran Trinitas dalam Konsili Konstantinopel (tahun 381 Masehi). Dalam Konsili

    Konstantinopel ini dinyatakan bahwa Kristus adalah manusia seperti kita (homousios)sebagai sang Bapa, tidak sama seperti manusia biasa (homogousios). Gregory

    menekankan bahwa dalam diri Kristus kita lihat watak operasional yang identik dengandiri Sang Bapa, yakni memberi kehidupan dan kesehatan, yang membersihkan dosa danmemberi petunjuk. Bagi Gregory, pribadi manusia yang secara hakikiah adalah ruh atau

    jiwanya, diciptakan pada waktu yang sama seperti tubuh atau badan. Tubuh atau badan

    jasmani itu dengan sendirinya tidak sehat, akan tetapi lewat hubungannya dengan ruh, ruh

    jadi diwarnai dengan pengaruh nafsu syahwat dan cinta, dan karya Kristus adalah untukmembersihkan jiwa atau ruh dari pengaruh-pengaruh nafsu tersebut. Pada kebangkitan

    ruh itu akan memberikan tubuh baru yang tidak dilalui dan kekal abadi.

    Pernyataan ringkas ini barangkali cukup memberikan ide kebudayaan Yunani tentang

    rumusan suci (kredal) yang didasarkan pada Gereja Besar

    Golongan Monofisit

    Perbedaan antara kebudayaan Yunani, kebudayaan Mesir, serta umat Kristen Syria paling

    jelas ditampilkan oleh pandangan Kristen yang berkembang ke dalam Gereja Koptik.Diantara gambaran-gambaran yang dikenal oleh kebudayaan Mesir pra-Kristen adalah

    praktek mumifikasi dan bangunan piramida. Mumifikasi dan piramida ini menunjukkan

    kecenderungan yang intens kepada penguasaan mortalitas manusia dan kecenderungan

    yang sama sebagai yang didapatkan pada sebagian penulis Kristen yang berasal daribangsa pribumi Mesir asli, diantara mereka yang terkenal adalah Athanasius (meninggal

    tahun 373 Masehi). Pada penulis-penulis tersebut kita ketahui konsep monistik pribadi

    manusia, yakni, walaupun pribadi manusia itu terdiri dari ruh dan badan, badan mendapatporsi yang sama dengan ruh dalam diri manusia. Menurut Athanasius, manusia pada

    hakekatnya adalah kekal abadi atau makhluk hidup seperti binatang namun karena diberi

    akal oleh Tuhan (maka disini binatang tidak identik manusia yang diberi ruh sehinggamanusia itu kekal abadi untuk selama-lamanya). Walaupun demikian, manusia itu

    kehilangan keabadiannya karena diperdaya oleh iblis atau setan dan bukan karena

    mempunyai tubuh yang dipandang sebagai sumber kejahatan. Karya Kristus menurutAthanasius itu ada dua hal. Di satu pihak, Kristus menerima hukuman mati atas nama

    dosa kemanusiaan. Kendatipun demikian, ada yang lebih penting dari ini adalah inkarnasi

    firman tuhan pada Yesus yang menjadikan hakekat kemanusiaannya tidak dapat

    dikorupsi dan akan dibangkitkan lagi nanti setelah manusia meninggal dunia. Yesus

    benar-benar mati karena demi mencapai penyelamatan bagi kemanusiaan, namun karenatubuhnya itu bersatu dengan firman Tuhan maka tidak lama lagi akan mendapatkan

    korupsi agar di hari ketiga akan dibangkitkan kembali. Melalui asosiasi dengan tubuhKristus ini, umat Kristen memberi sumbangan kepada kebaikan dan keabadian.

    Athanasius mempunyai kalimat yang menjelaskan: "Kristus mengalami inkarnasi karena

    dia yang menjadikan sifat ketuhanan kita. Pada baris ini, tidak sulit untuk memahamipemikiran Kristiani Mesir kuno sebelum penaklukan dengan kematian dan

    membebaskannya.

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    6/150

    Dari pertimbangan pemikiran ajaran Athanasius ini, kemungkinan besar dapat dipahamibagaimana hal itu tidak dapat dihindarkan bagi para pemikir Mesir atau para pemikir

    Koptik terkemudian untuk mengadopsi monofisitisme, ajaran akan adanya ketuhanan

    yang tunggal --hakekat manusia pada diri Kristus. Problema sentral kehidupan manusia,problema mortalitas, diatasi oleh penyatuan Firman Tuhan dengan hakekat manusia,

    bahwa hakekat manusia itu kekal abadi. Di pihak lain, apabila pada diri Kristus ituhakekat ketuhanan dan hakekat kemanusiaan yang kekal abadi dua-duanya. Sementaraitu, hakekat manusia biasanya masih tetap menjadi subyek yang meninggal dunia,

    diyakini oleh umat Kristen. Berdasarkan pemikiran yang ada pada tradisi Mesir kuno ini,

    maka pemikiran tersebut sebetulnya mirip dengan penolakan tugas penyelamatan Kristus.

    Cabang dari golongan monofisit yang lain, golongan Yacobit atau Syria Barat,bersikukuh dengan ajaran satu Tuhan --hakekat manusia karena adanya perbedaan alasan

    yang rendah nan sederhana. Pandangan mereka dengan baik sekali dapat dipelajari pada

    tulisan-tulisan Severus dari Antioch (meninggal tahun 538 Masehi), yang menjadipenyokong pandangan Patriarch dari Antioch sejak tahun 512 sampai 518 Masehi.

    Severus memegangi pandangan monistik tentang pribadi manusia, paling kurang, sampaimeluas hingga dia tidak lagi mengakui penyelamatan sebagai bebas merdeka dari tubuh.Menurut Severus sebagaimana pandangan sebagian bangsa Semit, problema besar bagi

    makhluk yang bemama manusia itu adalah tercapainya keselamatan pada sisi kehidupan

    ekonomi dan material. Penderitaan dan kesengsaraan, secara umum dipandang sebagai

    hukuman karena dosa yang diperbuat manusia, sekalipun dalam beberapa kasusdigunakan oleh Tuhan untuk menarik kembali hamba-hambaNya menuju kehidupan yang

    lebih baik. Dalam pemikiran Severus, Tuhan adalah "penguasa tindakan" - enezgeia -

    yang paling utama bukannya akal budi. Inkarnasi Firman Tuhan dalam Yesus berartibahwa pada diri Yesuslah kita melihat hakekat ketuhanan-manusia atau energeia

    teandrik. Dengan energeia teandrik ini manusia dibebaskan dari kekuatan-kekuatan jahat

    yang membujuk dan memperdaya manusia untuk berbuat dosa dan dari perbuatan dosainilah yang mendatangkan hukuman bagi manusia. Umat Kristen hendaknya

    mendapatkan keuntungan-keuntungan dari pembebasan tersebut dengan berpartisipasi

    pada Eucharist. Pemikiran Severus yang paling mendasar adalah konsepsi kekuasaan

    Tuhan ini yang mengejawantahkan dirinya pada seluruh hidup manusia, dan membawakeselamatan bagi kemanusiaan sebagai suatu keseluruhan. Kendatipun demikian, hasil ini

    tidak dapat diraih apabila hakekat ketuhanan dan hakekat kemanusiaan pada diri Yesus

    itu masih tetap terpisah tidak manunggal jadi satu pada satu orang. Lebih lanjutpandangannya bahwa Yesus itu sungguh-sungguh bersifat ketuhanan dan sekaligus

    bersifat kemanusiaan, akan tetapi hakekat kemanusiaan dan hakekat ketuhanan itu

    sesungguhnya berbeda satu dengan yang lain. Pandangan seperti ini pada pandanganresmi konsili-konsili eukumenikal dan sebagian besar umat Kristen dewasa ini, tak pelak

    lagi, meyakini pandangan yang dikenal sebagai Dyophysitisme.

    Golongan Nestorian

    Ketika kita kembali ke golongan Nestorian atau bangsa Syria Timur, maka kitamenemukan titik sentral pemikiran bahwa Tuhan itu kekal abadi dan tidak dapat

    dilampaui. Berdasarkan alasan ini maka golongan ini memberi obyek kepada terma

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    7/150

    theodokos atau "Tuhan-beranak", yang dikembalikan kepada Maria. Oleh karena Tuhanitu kekal abadi maka Tuhan tidak mungkin menjadi seorang bayi yang pernah dilahirkan

    manusia. Nestorius dan para pengikutnya memberi titik tekan kepada hakekat

    kemanusiaan Yesus sebab pendapat kemanusiaan Yesus sebab yang membawakemenangan atas setan, melalui "kesahajaan dirinya sendiri dan mengambil bentuk

    seorang hamba." [3] Sebagai makhluk manusia, dia digoda namun godaan-godaan yangdiarahkan kepadanya itu selalu menemui kegagalan dan dalam perjuangan inilah dia tidakpunya kemajuan yang tidak kita miliki juga. Rupanya Nestorius menyatakan bahwa

    bangsa manusia terdahulu itu tidak dapat mendeteksi tipu daya setan dan tidak percaya

    kalau hal itu mungkin terjadi bagi kemanusiaan untuk memenuhi perintah-perintah serta

    petunjuk-petunjuk secara sempurna, sehingga mereka yang tidak tunduk itu jatuh kelembah kekufuran. Di balik itu, kini mereka mengetahui bahwa ketundukan itu adalah

    kemungkinan dapat terjadi bagi hakekat alam manusia dan lalu menjadi punya

    kemampuan untuk tunduk dan patuh. Kemanusiaan Kristus dan bagi kita membantu cintakasih ketuhanan tanpa kecuali. Dalam kemanusiaannya itu, Kristus dapat menguasai

    setan, namun dalam kehampaan dirinya untuk mengambil bentuk seorang hamba yang

    terjadi bagi kemanusiaan Yesus adalah model kerendahan yang paling tinggi.Sungguhpun demikian, Nestorius mempunyai beberapa kesulitan dalam menjelaskan

    bagaimana keabadian Tuhan dan kemutlakannya dapat dipersatukan dengan kemanusiaan

    yang bersifat temporal (sementara), padahal Tuhan tidak mungkin dapat terkena sakit

    atau menderita. Nestorius meletakkan beberapa penekanan atas kesatuan kehendak,karena kehendak Tuhan tidak berlaku pada adat-kebiasaan yang temporal, melainkan

    kesatuan kehendak ini adalah suatu konsekuensi dari kesatuan kemanusiaan dan

    ketuhanan dan bukan dasarnya.

    Pengetahuan Kristen di Mekah

    Umat Kristen pada masa Nabi Muhammd SAW, golongan Nestorian dan golonganMonofisit, adalah kelompok kultural yang paling penting yang berbeda dengan golonganyang bercampur gaul di bawah kepemimpinan kultur "Yunani." Pada gilirannya, seorang

    ahli teologi, Hans Kung, membicarakan garis pemikiran yang diikuti oleh para ilmuwan

    Jerman terdahulu dan menyatakan bahwa bentuk Kristiani yang paling baik yang dikenalmasyarakat Mekah di masa itu adalah kelompok-kelompok kecil umat Kristen dari latar

    belakang Yahudi. Kelompok-kelompok kecil ini tidak pernah mau mengakui rumusan

    kredal Gereja Besar, namun teratur untuk mempertahankan keberadaannya pada isolasiyang relatif. Kelompok-kelompok kecil itu tetap mengakui Yesus sebagai Sang Juru

    Selamat (Messiah) namun bukan sebagai hypostasis ketuhanan. [4] Mustahil untuk

    mengetahui apakah yang diperluas umat Kristen Yahudi tersebut ataukah jumlah yang

    lebih besar dari golongan monofisit Arab dan golongan Nestorian yang mempengaruhiide-ide tentang Kristianitas terakhir di Mekah

    Dalam beberapa cara pandang kultural umum masyarakat Arab Mekah kiranya paling

    dekat dengan golongan Nestorian. Lebih dari itu, disamping hadirnya sejumlah kelompok

    umat Kristen ditengah bangsa Arab yang nomadik dan bangsa Arab sebagai pendudukyang menetap, agaknya hanya sedikit orang yang mempunyai pengetahuan terpelajar

    tentang Kristen dan mereka hanya terdiri dari sebagian kecil biarawan dan anggota gereja

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    8/150

    (kleriks). [5] Orang Kristen awam Arab ini diduga hanya mempunyai pengetahuan yang

    amat sedikit tentang agamanya sendiri.

    Tidak ada terjemahan kitab Bibel atau bahkan kitab Perjanjian Baru kedalam bahasa

    Arab, walaupun hanya sebagian kecil ayat-ayat pendek di biara-biara dan tempat-tempat

    yang sejenis. [6] Pernyataan Ibnu Ishaq [7] bahwa Waraqah Ibnu Nawfal, saudara sepupuKhadijah yang isteri Nabi Muhammad itu, adalah seorang yang beragama Kristen dan

    mengetahui tentang kitab-kitab suci. Pernyataan ini dimaksudkan bahwa orang ini hanyamembaca kitab Bibel dalam bahasa Syria atau apa yang dia pahami dengan bahasa

    mereka sendiri. Sejumlah saudagar Mekah, termasuk Muhammad yang tengah berjalan

    menuju ke Gaza dan Damascus di wilayah kekaisaran Byzantine dan sebagian ke

    Abyssinia Kristen. Akan tetapi tiap orang pada umumnya hanya belajar tentanggambaran-gammbaran keabadian Kristianitas mereka yang tertarik secara khusus. Ada

    pula sebagian umat Kristen Byzantine di Mekah dari waktu ke waktu, boleh jadi terutama

    para ahli pertukangan. Terkadang dikenal dengan bangsa Yahudi di Mekah karenaadanya klen-klen Yahudi di Madinah dan di berbagai oasis Arabia. Jadi masyarakat di

    Mekah mengetahui adanya agama Yahudi dan Kristen (Nasrani), namun informasi yangakurat tentang kedua agama ini hanya sedikit sekali dan kurang memadai.

    Kelemahan Kristen

    Untuk mengapresiasi dengan benar titik temu pertama antara Islam dan Kristen yangdiperlukan bagi umat yang beragama Kristen adalah agar mereka sadar akan kelemahan

    Kristiani di periode zaman itu. Maka ada tiga hal penting yang perlu diketahui tentang

    kelemahankelemahan mereka di zaman itu.

    Pertama, adalah golongan Kristen Ortodoks, yakni Gereja Besar pada umumnya, yang

    terlalu dekat diasosiasikan dengan kekaisaran Byzantine setelah menjadi agama resmi

    negeri kekaisaran ini pada kekuatan Konstantine. Haruskah masyarakat Mekah menjadipenganut agama Kristen yang setia, tak pelak lagi, mereka dalam beberapa segi telah

    menjadi subyek bagi kekuasaan Byzantine. Walaupun demikian, demi interes mereka

    kepada perdagangan, maka penting bagi mereka untuk mempertahankan netralitas antara

    kekaisaran Byzantine dan kekaisaraan Sassanian. [8] Sekitar tahun 590 Masehi atau agakterkemudian sedikit, seorang Mekah yang bernama Utsman Ibnu Al-Huwairits yang

    beragama Kristen itu, agaknya mencoba mengajak masyarakat Mekah untuk menerima

    agama Kristen sebagai sejenis pengertian dengan menyatakan dia telah dapat mengajak

    perkampungan-perkampungan khusus tertentu dari bangsa Byzantine; dan barangkaliaspek keagamaan yang baik sebaik pretensi-pretensinya kepada keagungan yang

    menjadikan mereka itu menolak rencana ajakan Al-Huwairits ini. [9]

    Kedua, teologi Yunani resmi sebagai didefinisikan oleh konsili-konsili ekumenikal yang

    menjadi terlalu abstrak dan secara sempurna berada di luar genggaman pemahaman orang

    Kristen awam. Golongan Monofisit dan golongan Nestorian dalam mendefinisikan posisi

    mereka menentang rumusan-rumusan resmi Greja Besar, juga nyaris menjadi abstrak. Ini

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    9/150

    berarti bahwa sebagian umat Kristen yang berada di Mekah sekiranya diketemukanketidakmampuan mereka menjelaskan seluk beluk ajaran Kristen. Tidak heran kalau ide-

    ide mereka itu tidak cukup dan malah salah tentang Kristiani yang belakangan ada di

    Mekah, namun inilah yang seharusnya menjadi tanggung jawab umat Kristen dengan

    sendirinya.

    Ketiga dan yang terakhir, penolakan golongan Kopti, Yakobit, dan Nestorian, oleh karena

    Gereja Besar hampir pasti merupakan suatu faktor mudahnya bagi perpindahan agamamereka untuk masuk ke agama Islam. Maka secara esensial, keputusan Gereja Besar yang

    bersifat heretik (bid'ah) itu adalah suatu kegagalan untuk membuat ketetapan yang benar

    bagi keanekaragaman kultural diantara umat Kristen sendiri. Maka umat Kristen hari ini

    seyogyanya berfikir serius tentang fakta tersebut di tanah air tumpah darah agama merekayang sebenarnya telah digantikan oleh agama Islam, dan ummat Kristen hendaknya

    mempertanyakan apakah Tuhan telah menitahkan kejadian ini mengenai sebab kegagalan

    umat Kristen.

    BAB 2. PERSEPSI AL-QUR'AN TENTANG KRISTEN

    Persepsi Umum Kenabian

    Secara umum persepsi Al-Qur'an tentang agama-agama lain di luar Islam, khususnya

    Yahudi dan Kristen, tak pelak lagi, tergantung atas tingkatan pemahaman historismutakhir di Mekah dan letak Arabia sekitar tahun 600 Masehi. Tingkatan pemahaman ini

    jelas-jelas bersifat mendasar bagi persepsi tersebut. Bangsa Arab tidak mempunyai

    dokumen sejarah tertulis. Ada beberapa prasasti dari kerajaan-kerajaan terdahulu, namunapabila orang dapat membacanya masih diragukan karena masih tetap kurang

    mengapresiasikan signifikansinya. Jadi bagi bangsa Arab, sejarah itu tergantung kepada

    tradisi oral dari mulut ke mulut. Mereka mengetahui sesuatu dalam sejarah kesukuan danklen-klen mereka berkenaan dengan sebagian kecil generasi sebelumnya. Akan tetapi

    kebanyakan sejarah suku-suku Arab ini berupa bagaimana suku-suku ini tumbuh-

    kembang pada kekuasaan lewat satu pemimpin terkemuka atau lebih, kemudian menjadi

    makin kuat selama satu atau dua generasi, lalu kembali lagi tidak menunjukkan peransignifikansinya. Arti kesementaraan komunitas-komunitas manusia kemungkinan dapat

    diperteguh oleh pengamatan tempat-tempat yang satu saat dapat ditempati dalam waktu

    sekejap dan tidak tetap. Di sejumlah ayat Al-Qur'an, umat Islam diberitahukan tentangperjalanan melewati negeri dan melihat bencana-bencana yang menimpa bangsa-bangsa

    terdahulu. Bencana yang menimpa ini disebabkan karena mereka tidak mau

    memperhatikan ucapan-ucapan Nabi mereka. [1] Para saudagar Mekkah telah

    mengunjungi kekaisaran Byzantine, Sassania dan Abyssinia, namun dalam waktu yanglama mereka tidak mempunyai ide dimana mereka harus berada pada suatu wilayah

    tertentu. Pemikiran bangsa Arab pada terma generasi-generasi manusia, bukannya dalam

    terma dekade atau abad-abad lamanya. Oleh karena itu, mustahil bagi mereka untukmengakui suatu komunitas; misalnya komunitas Yahudi dengan mata rantai

    kesinambungan sejarah yang berakhir lebih dari seribu tahun lamanya, tiga puluh

    generasi atau empat puluh generasi.

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    10/150

    Gambaran lebih lanjut tentang pandangan historis Arab adalah percaya kepada keabadiankondisi kehidupan manusia dan masyarakat yang tidak pernah berubah, tetap, dan

    kebencian yang konsekuen kepada semua hal yang baru. Salah satu tuduhan permusuhan

    Muhammad SAW yang dilancarkan oleh para penyembah berhala Mekah adalah karenakenabian ini sebelumnya tidak dikenal di Arabia, dan di dalam Al-Qur'an Nabi

    Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah agar secara terang-terangan menyebarkanajaran kenabian ini dengan mendesak bangsa Arab Mekah untuk meninggalkankenabiannya yang sesungguhnya tidak baru itu (46: 9). "Katakanlah: Aku bukanlah rasul

    yang pertama diantara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat

    terhadapku dan tidak pula terhadapmu. Aku tidak lain kecuali hanyalah mengikuti apa

    yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yangmenjelaskan." Kisah-kisah yang menceritakan nabi-nabi terdahulu dijelaskan di dalam

    Al- Qur'an sekitar seperempat Al-Qur'an jumlahnya, bukan hanya memberikan penguatan

    bagi Nabi Muhammad SAW dan para pengikut beliau semata, melainkan juga tuntutantegas agar beliau mempunyai rentetan asal-usul keturunan spiritual yang panjang dan

    bahwa nabi-nabi yang sebelum beliau itu mempunyai pengalaman-pengalaman yang

    mirip sama dengan pengalaman-pengalaman beliau sendiri. Bentuk umum kisah itumemberitahukan bagaimana setelah nabi mengajak bangsanya untuk beriman kepada

    Allah dan beribadah kepadaNya serta siap sedia berkurban menghambakkan diri kepada

    Allah satu-satunya yang tunggal dan Maha Esa. Namun mereka itu mengingkari pesan

    risalah nabinya dan lalu mereka ditimpa oleh bencana yang menghancurkan suatu bangsatertentu itu. Pada surat 7, 11, dan 25, ada hitungan paralel Nabi Luth, Nabi Nuh dan tiga

    nabi dari bangsa Arab: Hud, Salih dan Syu'aib; dan ada acuan-acuan lebih ringkas

    terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi tersebut dimanapun berada; terkadang NabiIbrahim, Nabi Musa dan nabi-nabi yang lain, dan seterusnya. [2] Pada QS. 7: 59-64,

    menceritakan kisah Nabi Nuh AS., dari awal sampai akhir sebagaimana di bawah ini:

    Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Wahaikaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan selainNya."(Sesungguhnya kalau

    kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar

    (kiamat). Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kamu berada dalam

    kesesatan yang nyata."

    Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun, tetapi aku adalah

    utusan dari Tuhan semesta alam."

    "Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehatkepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui melalui wahyu

    dari Allah."

    "Dan apakah kamu tidak percaya dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari

    Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi

    peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertaqwa dan supaya kamu mendapat

    rahmat."

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    11/150

    "Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yangbersamanya di dalam bahtera, dan kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan

    ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)."

    Nabi-nabi bangsa Arab di atas, sama-sama menyeru bangsanya masing-masing untuk

    beriman kepada Allah dan hanya menyembah Allah, akan tetapi hukuman bencana yangdijatuhkan kepada kaum nabi-nabi itu berbeda-beda. Nabi Luth menyalahkan kaumnya

    melakukan hubungan seksual yang immoral. Lagi-lagi mesti ditetapkan bahwa hukumanbencana yang dijatuhkan kepada kaum Nabi Luth ini tetap diberikan oleh Allah meskipun

    Nabi Luth berusaha menyelamatkan mereka dan hanya Nabi Luth sajalah yang selamat

    dan orang-orang yang besertanya.

    Pada konteks kekinian ada hal penting yang perlu dicatat bahwa biasanya seorang Nabiatau Rasul itu dikirim oleh Allah untuk membawakan ajaran monoteisme kepada

    bangsanya. Sementara mereka ini diyakini menjadi kaum atau bangsa yang menyembah

    banyak tuhan atau bahkan ateis yang tidak menyembah tuhan sama sekali. Ayat Al-

    Qur'an berikut ini (23: 44) akan dapat mengindikasikan bagaimana kaum musliminmerasakan kenabian sungguhpun mereka ini masih tetap lebih sadar akan oposisinya

    kepada Muhammad ketimbang kesuksesan beliau.

    Kemudian Kami utus kepada umat-umat-Ku itu rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap

    seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami binasakansebagian mereka dengan sebagian yang lain berturut-turut. Dan Kami jadikan mereka

    buah tutur manusia, maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.

    Kebanyakan seorang nabi agaknya berkumpul menjadi satu komunitas bersama orang-orang beriman yang mengelilinginya pada generasi pertama. Maka tidak ada bukti yang

    menyatakan bahwa seorang nabi atau seorang rasul itu datang ke suatu masyarakat orangberiman kepada Tuhan (Allah) dalam rangka mengajak kaumnya agar memperoleh

    pengetahuan tentangNya lebih jauh. Orang-orang seperti para nabi pembawa kitab yangberisi ajaran-ajaran. Kitab Perjanjian Lama (Ahl al-Kitab) yang tidak dapat dipikirkan

    dan hal ini barangkali yang paling signifikan adalah bahwa tak seorangpun dari mereka

    itu disebutkan di dalam Al-Qur'an tanpa kecuali, selain Jonah. Maka sekarang diyakinioleh para ilmuwan Kristen bahwa kitab dengan nama tersebut, selain profunditas

    spirittualnya, tidak ditulis oleh pribadi aktual yang disebut Jonah itu secara langsung.

    Al-Qur'an secara implisit menyatakan bahwa pada hakekatnya semua nabi/rasul itumengajarkan pesan risalah yang secara esensial adalah sama, utamanya percaya bahwa

    tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa nanti di hari kiamat tiap-tiap manusia akan

    dihadapkan kepada Allah secara langsung untuk menerima pembalasan (diadili) atas

    perbuatan-perbuatan yang dilakukannya di muka bumi ketika masih hidup. Ayat berikutini (3: 81, 85) menjelaskan perjanjian yang kemungkinan dapat diduga telah terjadi

    sebelum masa penciptaan:

    Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi: "Sungguh apa sajayang aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    12/150

    seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya." Allah berfirman: "Apakah kamu

    mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab:

    "Kami mengakui ..." Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali

    tidaklah akan diterima agama itu daripadanya.

    Di akhir ayat di atas ada kata Islam yang muncul dengan pengertiannya yang umum --

    "tunduk patuh" (kepada Allah) dan lalu menjadi satu kata yang menjelaskan deskripsiagama yang diproklamirkan oleh semua nabi (rasul), bukan hanya diproklamirkan oleh

    nabi Muhammad SAW semata-mata. Dengan cara yang sama, kata muslim atau "orang

    yang tunduk menyerah" terkadang dipakai untuk penganut agama yang umum ini. Kata

    Rasul ketika dipakai untuk arti teknis benar-benar mempunyai arti yang persis samadengan kata Nabi, yakni orang yang menyampaikan suatu pesan (risalah) dari Tuhan

    kepada umatnya. Sebutan paling umum bagi Muhammad dalam bahasa Arab adalah

    Rasul Allah, dan oleh karena kata ini cenderung mengandung arti pengembangankonsepsi kenabian atau risalah, seperti yang terjadi di tahun-tahun terakhir Muhammad

    ketika beliau sudah menjadi seorang pemimpin dan pimpinan komunitas masyarakat ataubangsa. Akan tetapi konotasi ini tidak akan diperoleh pada bacaan dalam pemakaian kata-

    kata Al-Qur'an yang turun sebelumnya.

    Perjanjian nabi-nabi (rasul-rasul) ini rupanya terus berlangsung semenjak masa perjanjian

    primordial antara Allah dan bangsa manusia sebagai suatu keseluruhan (7: 172-173):

    Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi mereka

    dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa mereka seraya berfirman: "Bukankah Aku iniTuhanmu? Mereka menjawab: "Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi." (Kami

    lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kelak kamu tidak mengatakan:

    "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaanTuhan), atau agar kamu tidak akan mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kamitelah mempersekutukan Tuhan semenjak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anakketurunan yang datang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami

    karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?

    Barangkali terlalu jauh untuk bersikukuh dengan pendapat bahwa ayat di atas secara

    implisit menyatakan bahwa semua manusia anak Adam itu mempunyai pengetahuan

    bawaan semenjak lahir tentang Tuhan. Namun hal ini juga sekaligus mengatakan bahwasemua manusia anak Adam itu mempunyai kapasitas untuk menanggapi atau memberi

    jawaban kepada seorang nabi atau rasul. Pernyataan ini dijelaskan karena perjanjian dan

    kesaksian di sini merupakan bagian dari latar belakang sejarah keagamaan bangsa

    manusia sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur'an.

    Persepsi Yahudi

    Karena ini adalah konsepsi kenabian dan sejarah nabi-nabi yang dipegangi oleh kaum

    muslimin awal, maka bagi mereka tidak mungkin mempunyai ide yang cukup tentang

    Yahudi dan Nasrani (Kristen). Penting pula dikatakan berapa banyak yang tidak

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    13/150

    disebutkan di dalam Al-Qur'an, karena itu penulis modern barat dengan pengetahuanagama-agama tersebut yang mempunyai kerangka pikir dengan rincian-rincian pas yang

    diberikan, tentu saja berbeda dengan yang dijelaskan di dalam Al- Qur'an. Didalamnya

    ada kisah-kisah tentang Nabi Nuh, Ibrahim dan Musa (yang semuanya dianggap sebagainabi) dan karakter-karakter lain di dalam Perjanjian Lama. Sebaliknya sama sekali tidak

    memuat indikasi yang diberikan tentang bagaimana nabi-nabi itu saling berkaitan satusama lain dalam zaman. Demikian pula ada berbagai kisah tentang nabi Musa yangterinci semenjak masa infasinya, dan seterusnya, akan tetapi tentang kisah-kisah kejadian

    ini disuguhkan secara terpisah-pisah dan tidak disuguhkan secara kronologis dalam satu

    sajian yang berurutan.

    Ada ide yang terdapat pada serentetan nabi-nabi pada bangsa Israel. Bangsa ini disebutsebagai Banu Israel (anak-anak keturunan Israel) di banyak cara yang sama sebagai suku-

    suku Arab yang acapkali dipanggil sebagai Banu N (anak- anak keturunan N). Namun hal

    itu asal-usulnya diduga didasarkan pada kitab suci yang diberikan kepada Musa, kepada

    Nabi. Ayat Al-Qur'an berikut ini mengatakan: [3]

    Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah

    menyusulinya berturut-turut sesudah itu dengan rasul-rasul.

    Kontinuitas Bani Israel sebagai sebuah suku bangsa boleh jadi ditandai oleh pernyataan

    di bawah ini: [4]

    Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya'kub, dan Kami jadikan kenabian dan

    Al-Kitab pada keturunannya.

    Di pihak lain, ketika Muhammad SAW sendiri menghadapi penolakan dan penentangan

    oleh orang-orang Yahudi Madinah sebagai nabi, Al-Qur'an mengatakan (2: 130) bahwasetelah Ibrahim dipilih putra-putranya dan Ya'kub untuk tunduk menyerah (sebagai

    muslim) kepada Tuhan semesta alam, dan Ya'kub demikian pula Allah telah memilih

    anak-anaknya dan mereka telah memilih agama (Islam) ini, yaitu suatu komunitas yang

    telah lalu.

    Lebih jauh perlu dicatat bahwa di dalam Al-Qur'an, tidak ada kisah tentang Joshua dan

    perkampungan Bani Israel di Negeri Yang Dijanjikan. Tidak ada informasi tentangbangunan kerajaan yang dipimpin oleh nabi Dawud, tidak ada informasi tentang

    pengusiran dan kembali dari pengasingan bangsa Israel. Ada ayat Al-Qur'an (17: 4-7)

    yang mengisahkan tentang peringatan yang diberikan kepada Bani Israel dengan duahukuman, dan satu hukuman menjadi pengusiran, namun pengusiran ini tidak

    diinformasikan secara eksplisit. Di dalam Al- Qur'an, Dawud menyebut dirinya sebagai

    nabi yang menerima kitab suci yang disebut dengan nama Zabur yang diambil menjadi

    kitab Mazmur (Amsal Sulaiman) (4: 163; 17: 55). Gunung-gunung dan burung-burungdikatakan telah bersama-sama dengan Dawud dalam memuji Allah. Ini dapat menjadi

    petunjuk ke ayat-ayat (surat-surat) dalam kitab Mazmur yang mengatakan tentang

    makhluk-makhluk untuk memuji Tuhan. [5] Baik Nabi Dawud maupun Nabi Sulaiman,keduanya telah diberikan (batas) kekuasaan (21: 78-80) yang menyebutkan bahwa raja

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    14/150

    Dawud adalah raja yang kuat (38: 20) . Demikian juga dikatakan bagaimana Nabi Dawudmembuat baju besi (34: 10 dan seterusnya; 38: 17-20). Walaupun demikian, semuanya ini

    gagal membuat ide tentang signifikansi Dawud di dalam sejarah bangsa Israel.

    Musa dikatakan sebagai nabi atau rasul yang menerima sebuah kitab suci yang

    diturunkan oleh Allah yang diberi nama kitab Taurat (6: 154; bandingkan dengan 5: 44).Sementara kata Taurat ini dapat diidentikkan dengan nama Torah, yang di dalam Al-

    Qur'an dinyatakan bahwa umat Islam tidak boleh memberi ide tentang karakterPentateuch, kitab Perjanjian Lama masih tetap kurang sebagai suatu keseluruhan, karena

    kitab Taurat ini secara luas berisikan tentang undang-undang hukum. Dimanapun juga

    tidak dikatakan bahwa materi historis tentang Nabi Nuh, kepala keluarga, awal kehidupan

    Nabi Musa dan Exodus yang berasal dari Taurat. Memang benar, di dalam Al-Qur'an adamateri historis tentang berbagai peristiwa yang terjadi pada sejarah terdahulu, namun,

    lebih dari memberi informasi segar tentang hal-hal yang gaib. Hal ini rupanya malah

    menggambarkan pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang terjadi yang segera akan merekaketahui. Berdasarkan tujuan ini, penjelasan ringkas atau petunjuk yang cukup, seperti

    yang dapat dilihat oleh pembandingan ayat tentang Nabi Nuh yang telah dikutip di dalampernyataan Biblikal.

    Keterangan di atas tidak menjelaskan mengapa perlu adanya nabi-nabi. Barangkali

    karena bangsa Israel jatuh lagi ke dalam kekufuran yang hampir menuju paganisme

    (menyembah berhala):

    Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami

    ambil di antara dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman: Sesungguhnya Akubeserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat serta beriman kepada rasul-

    rasulKu dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang

    banyak (menafkahkan harta untuk menunaikan kewajiban dengan hati yang ikhlas),sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapayang kafir di antara kamu sesudah itu, sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang

    lurus. (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan

    hati mereka keras membatu. (5: 12, dan seterusnya)

    Pernyataan yang lebih positif adalah ayat di bawah ini:

    Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya, (ada) petunjuk dancahaya yang menerangi. Yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi

    oleh nabi-nabi yang menyerahkan diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan

    pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah

    dan mereka menjadi saksi terhadapnya (5: 44).

    Juga ada petunjuk-petunjuk yang kurang jelas tentang pelanggaran-pelanggaran bangsa

    Yahudi di dalam 7: 167-169.

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    15/150

    Setelah hadir di Madinah, Nabi Muhamad SAW segera mengadakan kontak dengankelompok-kelompok masyarakat Yahudi yang ada di sana, dan Al-Qur'an tidak

    memberikan argumen-argumen yang mengejutkan yang dapat digunakan untuk

    menyerang mereka, terutama menyerang pernyataan mereka yang tentu dengansendirinya mereka telah mempunyai pengetahuan yang benar tentang Allah. Argumen

    apologetik utama yang dihadirkan bahwa Al-Qur'an mendatangkan agama Ibrahim yangbenar, yang menjadi orang hanif atau orang muslim (dalam artian yang umum), danbukan menjadi orang Yahudi atau orang Nasrani. [6] Pernyataan terakhir ini dengan

    tegas-tegas menyatakan kebenaran, walaupun fakta menunjukkan bahwa umat Yahudi

    dan umat Nasrani merujuk Ibrahim sebagai asal-usul (bapak) agama mereka, dan ini

    membuktikan bahwa ada pengetahuan tentang Allah yang benar yang berasal dari agamaYahudi atau agama Nasrani. Walaupun demikian, semua argumen ini tidak membantu

    umat Islam untuk membentuk ide yang jelas tentang Judaisme atau agama Yahudi.

    Persepsi Tentang Kristen

    Pasal terdahulu mencoba menunjukkan bagaimana Muhammad dan penduduk Mekahyang lain berkesempatan untuk belajar tentang Kristiani yang terbatas. Berbagai

    kesempatan telah dilakukan dalam perjalanan dagangnya ke Syria, bahkan sebagaimana

    yang dilakukan sendiri oleh Muhammad, akan tetapi tidak banyak berpartisipasi dalam

    diskusi-diskusi keagamaan dengan orang-orang Kristen atau Nasrani. Sebagian kecilmasyarakkat Mekah adalah para penghuni asing yang tidak tetap (atau masyarakkat yang

    berpindah-pindah). Sekalipun demikian, dalam ayat-ayat Al-Qur'an terdahulu ada

    beberapa petunjuk yang amat bersahabat tentang umat Kristen (Nasrani).

    Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani danorang-orang Shabi'in, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah,

    hari kemudian dan beramal salih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka,

    tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati (2: 62).

    Pengakuan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai golongan orang-orang yang

    beriman kepada Allah adalah sesuai dengan jaminan yang diberikan oleh Waraqah,

    saudara sepupu Khadijah isteri nabi Muhammad SAW itu, bahwa wahyu-wahyu yangakan beliau terima itu dapat diperbandingkan dengan wahyu-wahyu yang diterima oleh

    Nabi Musa. [7]

    Segera setelah Hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu berkenaandengan kesulitan yang dialami beliau terhadap orang-orang Yahudi di Madinah yang

    tengah bermusuhan dengan orang-orang Nasrani:

    Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap

    orang-orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan

    sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orangberiman adalah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    16/150

    demikian itu disebabkan karena diantara mereka (orang-orang Nasrani itu) terdapatpendeta-pendeta dan rahib-rahib, juga karena sesungguhnya mereka tidak

    menyombongkan diri. (5: 82).

    Penghargaan dan pujian yang diberikan kepada orang-orang Nasrani ini dapat

    mencerminkan kebaikan hati yang dahulu ditunjukkan kepada segolongan umat Islam dikekaisaran Nasrani Abyssinia (atau sekarang Ethiopia), ketika umat Islam melepaskan

    diri dari penyiksaan dan penganiayaan masyarakat Quraish di Mekah.

    Ayat di bawah ini lebih lanjut dapat menunjukkan kemurahan hati orang-orang Nasrani,

    namun demikian ayat ini juga tetap mengkritik tradisi monastik mereka:

    Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan pula

    Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-

    orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakanrahbaniyyah (tradisi monastik yang membujang dan mengurung diri di dalam biara),

    padahal Kami tidak mewajibkan kepada mereka tetapi mereka sendirilah yang mengada-adakan untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan

    semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang beriman di antara mereka pahalanya

    dan banyak di antara mereka orang-orang fasik (5:27).

    Ayat berikut ini rupanya menunjukkan kesadaran antara perpecahan dan perselisihan di

    antara orang-orang Nasrani, meskipun menurut pemikiran dapat menunjukkanperselisihan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Perjanjian itu dapat

    menjadi perjanjian atau statemen baru sebagaimana dipahami oleh orang-orang Nasrani

    pertama:

    Dan di antara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orangNasrani", ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka sengaja

    melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami

    timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak

    Allah akan memberikan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan (5: 14).

    Argumen-argumen yang ditunjukkan pada ayat di bawah ini di antara orang-orang

    Yahudi dan Nasrani:

    Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu

    pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai

    sesuatu pegangan," padahal mereka sama-sama membaca Al-Kitab. Demikian pulaorang-orang yang tidak mengetahui mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah

    akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka

    perselisihkan itu (2: 113).

    Ayat di atas menyebutkan bahwa tuduhan-tuduhan satu sama lain antara orang-orang

    Yahudi dan orang-orang Nasrani, menyebabkan mereka saling menghapuskan pihak lain.

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    17/150

    Kecaman orang-orang Yahudi dan Nasrani satu sama lain di atas benar-benarmembuktikan bahwa mereka sama-sama tidak mengakui kenabian Muhammad SAW,

    meskipun masing-masing tetap mempertahankan kebenaran mereka secara eksklusif,

    sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut ini:

    Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani,niscaya kamu mendapat petunjuk." Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama

    Ibrahim yang lurus, dan bukanlah Ibrahim itu dari golongan orang musyrik (2: 135).

    Bahkan dikatakan bahwa Ibrahim dan keturunan-keturunannya langsung itu bukan orang-

    orang Yahudi ataupun bukan orang-orang Nasrani. [8] Ada yang perlu dicatat bahwa takdapat disangkal Nabi Ibrahim AS dan lain-lainnya adalah "petunjuk" dan tidak mungkin

    mengakui petunjuk ini sebagai orang Yahudi atau orang Nasrani; tentu saja ini secaraimplisit harus ada sumber petunjuk yang lain. (Ibrahim dalam pandangan Islam adalah

    seorang nabi/rasul, yang dengan sendirinya menerima dan mengakui petunjuk). Kata

    hanif yang dipergunakan di dalam Al-Qur'an menunjukkan seorang monoteis yang bukan

    Yahudi atau bukan Nasrani, dan kata ini hanya digunakan untuk agama Nabi Ibrahim danNabi Muhammad SAW beserta pengikut-pengikut beliau. Sebagian apologetika Al-

    Qur'an, ada yang menentang agama-agama yang terlebih tua dan terlebih dahulu hadirnyadi muka bumi ini. Para ulama muslim terdahulu menyebutkan sebagian kecil manusia

    yang menganggap rendah Muhammad, mereka katakan menjadi orang-orang yang hanif

    terhadap para pengikut Ibrahim dan Muhammad ini. Namun demikian, tidak ada bukti

    yang menunjukkan sebutan orang-orang hanif itu adalah kata itu sendiri, sungguhpunpenjelasan demikian diberlakukan. Dalam syair Jahili dan dalam bahasa Nasrani, kata

    hanif ini berarti kafir atau penyembah berhala dikarenakan tidak mengikuti agama

    Nasrani itu.

    Apa yang barangkali dapat dipandang sebagai awal mula kisah Nasrani (Kristen) didalam Al-Qur'an adalah materi legenda yang tidak diketemukan pada Perjanjian Baru:

    Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran,

    melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), sebagai satu keturunan yang

    sebagiannya keturunan dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi MahaMengetahui. Ingatlah ketika isteri Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku

    menadzarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang salih

    dan berhidmat (di Bait al-Maqdis). Karena itu terimalah nadzar itu dariku. SesungguhnyaEngkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Maka tatkala isteri Imran

    melahirkan anaknya, iapun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang

    anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah sama seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamainya

    Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada

    (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk." Maka Tuhannya menerimanya (sebagai

    nadzar) dengan baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allahmenjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di

    mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam, dari mana kamu

    memperoleh makanan ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah."

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    18/150

    Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab (3:

    34-37).

    Imran dalam bahasa Arab dengan membentuk kata amran, ayah Musa, Aaron dan Miriam

    di dalam Bibel. Sebagian masyarakat Mekah seolah dibingungkan antara kata Mary

    dengan Miriam, karena nama tersebut menjadi sama dalam bahasa Arabnya dan bahkanMary dialamatkan sebagai anak putri Aaron pada (19: 28).

    Ayat tersebut dilanjutkan dengan pertimbangan kelahiran John sang pembaptis (Yahya)

    yang kira-kira secara kasar sesuai dengan Lukas dalam 1: 5 25, 57-64:

    Disanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah akudari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do'a.

    Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat

    di mihrab (katanya): Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran(seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi

    ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang orangsalih." Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku

    sudah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul? Berfirman Allah: "DemikianlahAllah berbuat apa yang dikehendakiNya." Berkata Zakaria: "Berilah aku suatu tanda-

    tanda (bahwa istriku telah mengandung)." Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu

    tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari kecuali dengan isyarat. Dansebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan

    pagi hari." (3:38-41).

    Ada pula penjelasan yang sama namun dalam surat dan ayat yang lebih panjang pada 19:

    1-15. Selanjutnya diikuti oleh kisah yang tersebar luas tentang Maryam dan kelahiran Isa:

    Dan ceritakanlah tentang kisah Maria (Maryam) di dalam Al-Qur'an, yaitu ketika ia

    menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan

    tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril)kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

    Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha

    Pemurah, jika kamu seorang yang taqwa." Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku inihanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang Suci."

    Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak

    pernah ada seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina."Jibril berkata: "Demikianlah Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan

    agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami;

    dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." Maka Maryam

    mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri. Maka rasa sakit akan melahirkan anakmemaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah

    baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan."

    Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati,sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah

    pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    19/150

    yang sudah masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jikakamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernadzar

    berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara kepada

    seorang manusia pun pada hari ini." Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnyadengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah

    melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina," makaMaryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara

    dengan anak kecil yang masih dalam ayunan." Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba

    Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia

    menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkankepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti

    kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan

    sejahtera semoga dilimpahan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari akumeninggal dunia dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." Itulah Isa putra

    Maryam yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan

    tentang kebenarannya (19: 16-34).

    Di samping kisah yang diceritakan ayat di atas bukannya tidak sama dengan kisah yang

    ada pada Lukas 1: 26-38. Kisah kelahiran tersebut sama sekali memang berbeda, agar

    sekiranya umat Kristen membaca tentang peristiwa lain yang terjadi. Tidak ada

    penjelasan tentang hubungan Maria (Maryam) dengan Yusuf (Joseph), juga tidak adahubungan dengan perjalanannya ke Bethlehem, juga tidak ada kaitannya dengan

    kelemahan. Sebelumnya tidak ada sumber-sumber lain tentang kisah kelahiran ini, namun

    boleh jadi ada bagi orangorang Kristen di Arabia yang berpegang teguh denganpandangan yang demikian itu. Apa yang penting adalah sesuai dengan sebagian besar

    tafsir Al-Qur'an yang mengajarkan konsepsi keperawanan berkaitan dengan kelahiran

    Yesus (Isa), walaupun sebagian komentator muslim modern mencoba menolakkeperawanan ini. [11] Agaknya Al-Qur'an lebih perduli ketimbang ajaran-ajaran yang

    mempertahankan Maryam dari tuduhan ketidaksucian dan zina; dan kata-kata di ayat

    terakhir yang dikutip -- "pernyataan kebenaran" -- kemungkinan mengimplisitkan ayat

    tersebut yang berakhir dengan semua fitnah yang menjelaskan persoalan pokok konsepsisecara tepat yang sebenamya. Pengakuan konsepsi kesucian Yesus (Isa) oleh umat Islam

    bersamaan dengan penolakan mereka atas ketuhanannya, agaknya menunjukkan bahwa

    tidak ada hubungan penting antara konsepsi keperawanan, kesucian dan ketuhanan, danrefleksi yang cenderung mendukung hal ini. Namun yang dapat dikatakan bahwa bagi

    orang-orang yang beriman kepada hakekat ketuhanan Yesus atas dasar yang lain adalah

    menguntungkan pada konsepsi kesucian dan keperawanan.

    Pernyataan paling penuh tentang hakekat kenabian Yesus (Isa) diberikan pada kisah

    periwayatan yang lain:

    (Ingatlah) ketika malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan

    kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datangdaripada Nya) Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat

    dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    20/150

    manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang orangyang salih." Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak,

    padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan

    perantaraan malaikat Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata

    kepadanya: "Jadilah," lalu jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab,Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel (yang berkata kepadamereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda

    (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung;

    kemudian aku meniupnya, kemudian ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan

    aku menyembuhkkan orang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak;dan aku menghidupkan orang yang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan

    kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya

    pada yang demikian itu adalah satu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamusungguh-sungguh beriman." Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang

    datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan

    untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dariTuhanku. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya,

    Allah Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." Maka

    tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia: "Siapakah yang

    menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyin(sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman

    kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang

    berserah diri (muslimin). Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telahEngkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam

    gologan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)" (3: 45-53).

    Nama orang- orang yang menolong (ansar) yang diberikan kepada para pendukung NabiMuhammad SAW di Madinah, dan juga penyatuannya dengan nasara (umat Kristen).

    Kata hawariyun yang dipakai didalam Al-Qur'an hanya dimaksudkan bagi murid- murid

    (sahabat-sahabat setia) Yesus (Isa).

    Mu'jizat yang dijelaskan pada ayat terdahulu juga terdapat pada ayat lain, walaupun tanpa

    adanya preskripsi-preskripsi legal, lalu ditambahkan:

    Dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh

    kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata,lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang

    nyata" (5: 110).

    Pada ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa Isa dikirim oleh Tuhan kepada Bani Israel, dan

    dengan demikian mejadi salah satu keturunan Ibrahim. Walaupun demikian, dia ini

    dipandang sebagai seorang hakim, "memperkuat" Torah (Taurat), sekalipun denganberbagai variasi yang berbeda-beda satu sama lain. Mu'jizat burung dari tanah yang

    kemudian dapat hidup, yang tidak terdapat pada Perjanjian Baru, begitu dikenal sampai

    ke para ilmuwan dari berbagai macam ajaran heretikal. [12]

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    21/150

    Ada dua hal yang tampil di dalam Al-Qur'an untuk menolak kepercayaan bahwa Isa itumati di tiang salib. Hal yang kedua ialah menolak hakekat ketuhanan Yesus (Isa).

    Mengenai penolakannya terhadap kematian Yesus di tiang salib adalah ayat Al-Qur'an

    yang menyebutkan:

    Dan karena kekafiran mereka (umat Yahudi terhadap Isa) dan karena tuduhan merekaterhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka:

    "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahalmereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh

    ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang

    berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang yang

    dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang yang dibunuh itu kecualimengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu

    adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepadaNya, dan adalah

    Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (4: 156-158).

    Sementara ada ayat lain yang kurang jelas:

    (Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa, sesungguhnnya Aku akan menyampaikankamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu

    dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-

    orang kafir sampai hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku

    memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya" (3: 55).

    Pada ayat yang kedua ini terma yang samar-samar diterjemahkan dengan "menyampaikan

    kamu ke akhir ajalmu" (mutawaffika) yang biasanya digunakan untuk pengertian"menyebabkan engkau mati" (selain arti mati di tiang salib). Orang-orang kafir yang

    mengikuti Isa yang disebutkan itu bisa jadi orang-orang Yahudilah yang tidak mengakuiYesus dan yang sekarang dalam posisi yang lebih rendah di Kekaisaran Byzantine.

    Ayat pertama menunjukkan serangan orang-orang Yahudi dan menegaskan bahwamereka tidak membunuh Yesus. Dalam pengertian ini, sebenarnya karena penyaliban

    adalah perbuatan serdadu-serdadu Romawi; dan benar juga dalam artiannya yang lebih

    mendalam, karena penyaliban itu bukan merupakan kemenangan bagi orang-orangYahudi dalam pandangan mereka tentang kebangkitan kembali Yesus setelah mati.

    Kalimat shubbiha lahun itu diterjemahkan "seolah olah menjadi seperti mereka" adalah

    samar-samar dan dapat diterjemahkan dengan cara-cara yang sangat berbeda. Penafsiranumum di tengah kaum muslimin adalah bahwa ada orang lain, kemungkinan sekali Yudas

    yang diserupakan dan menggantikan Yesus. Sekte heretik modern dari Ahmadiyah

    berpegang pada pendapat yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah pingsan di atas tiang

    salib, masih tetap hidup dan pulih kembali menjadi sehat seperti sedia kala. Lalu pergi kearah timur untuk menjalankan da'wah; dan golongan Ahmadiyah mengklaim telah

    menemukan kuburannya di Kashmir. Selama berabad-abad sebelum lahimya Nabi

    Muhammad SAW, berbagai macam kelompok heretikal Kristen mencoba menjelaskankematian Yesus di tiang salib dengan cara yang sama. [13] Di tahun-tahun belakangan ini

    satu atau dua orang muslim telah mencoba menemukan penafsiran-penafsiran ayat di atas

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    22/150

    yang tidak bertentangan dengan kepercayaan Kristen, karena Yesus benar-benarmeninggal dunia. [14] Walaupun demikian, masih tetap ada bukti bahwa hampir seluruh

    umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad sampai hari ini telah menafsirkan ayat di atas

    dengan maksud bahwa Yesus itu tidak mati di tiang salib. Jadi persepsi Kristianitasmereka itu meliputi penolakan apa yang menjadi masalah sentral terhadap seluruh

    keimanan Kristen.

    Penolakan hakekat ketuhanan Yesus (Isa) dikemukakan dalam banyak ayat Al-Qur'andan dengan demikian juga berarti penolakan secara langsung terhadap ajaran Trinitas.

    Sebagaimana dijelaskan pada ayat-ayat berikut ini:

    Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu

    mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, putra Maryam,itu adalah Rasulullah dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya. Maka berimanlah kamu

    kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan jangan kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga."

    Berhentilah dari ucapan itu, itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang

    Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumiadalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai pemelihara (4: 171).

    Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al-

    Masih putra Maryam," padahal Al-Masih sendiri berkata: "Wahai Bani Israel, sembahlah

    Allah, Tuhanmu dan Tuhanku." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatudengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah

    neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya

    kafirlah orang-orang yang mengatakan, "bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga,padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa (5:

    72-73).

    Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa putra Maryam, adakah kamu

    mengatakan kepada manusia. Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?"Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakkan apa yang bukan

    hakku dan mengatakannya. Jika aku pernah mengatakannya niscaya Engkau telah

    mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriEngkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib ... Aku tidak

    pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku

    mengatakannya, yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah akumenjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah

    Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah

    Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (5: 116-117).

    Pada konteks di atas jelas tidak perlu mendiskusikan ayat-ayat tersebut secara terinci.Masalah-masalah ilmiah yang membicarakan tentang kematian Isa itu telah lama

    dibicarakan oleh Geoffrey Parrinder. [15] Al-Qur'an tidak mempunyai pertimbangan

    sahih tentang kepercayaan mayoritas luas umat Kristen di masa hayat Nabi Muhammad,baik kepercayaan umat Kristen yang ada di Gereja Besar maupun golongan Monofisit

    dan golongan Nestorian. Ide bahwa Maryam adalah salah satu dari Trinitas barangkali

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    23/150

    berasal dari ketentuan kelompok Coliridian yang tidak jelas, di Arabia kedengarannyalebih dari dua abad sebelum Muhammad lahir. Juga mungkin adanya kebimbangan

    terhadap kenyataan bahwa dalam bahasa Semit, kata yang menunjukkan Ruh itu adalah

    feminim (mu'annats). Al-Qur'an juga agaknya berasumsi bahwa umat Kristen memahami"anak" dalam arti fisikal sebenarnya, sementara ketika bangsa Arab pagan mengatakan

    beriman kepada "anak perempuan Tuhan" ini tidak memungkinkan diartikannya secarafisik.

    Dalam kasus Kristen sebagaimana yang terjadi di dalam Yahudi, yang penting adalah

    untuk mencatat seberapa banyak yang tidak dikatakan. Tidak disebutkan kalau Yesus itu

    tidak ada kaitannya dengan orang-orang bidaah yang sebenarnya, melainkan berkenaan

    dengan orang-orang yang beriman kepada Tuhan tetapi memberikan penekanan-penekanan yang salah kedalam praktek-praktek keagamaan. Misalnya, menuntut

    dipenuhinya secara seksama kewajiban-kewajiban ritual namun lalai terhadap keadilan

    dan memelihara hal-hal yang lain; dan mereka juga tidak mau memperlakukan orang-orang yang mereka anggap berdosa secara benar. Untuk menemukan kerusakan yang

    terakhir inilah Yesus menegaskan bahwa dalam kasus penyesalan diri atau taubat bagipelaku perbuatan dosa, Tuhan bukan hanya mengampuni hukuman melainkan malahmemperbaiki orang-orang yang berbuat dosa agar bahagia dan terlepas dari dosa. Lagi-

    lagi di dalam Al-Qur'an tidak ada yang membicarakan tugas utama Yesus (Isa), baik yang

    disebutkan sebagai pengabsahan kerajaan Tuhan maupun penyelamatan dunia atau

    dengan beberapa nama yang lain. Sementara itu dikatakan bahwa Yesus menerima kitabsuci dari Tuhan yang diberi nama Injil (Gospel atau Evangel). Maka tidak ada yang

    mengatakan bahwa ini sepertinya merupakan ajaran yang lebih aktual di dalam Perjanjian

    Baru ketimbang kitab Taurat yang diterima oleh Musa yang dianggap sama aktualnyadengan kitab Pentateuch. Selanjutnya umat Islam biasanya menolak ajaran-ajaran aktual

    kita, yaitu kitab yang diterima oleh Yesus, karena terdiri dari seluruh wahyu yang berasal

    dari Tuhan dan bukan merupakan pemyataan-pernyataan historis tentang Yesus.

    Ada ayat yang dapat dinyatakan dalam mana umat Kristen dapat melihat petunjuk

    Eucharist:

    (Ingatlah) ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Wahai Isa putra Maryam, bersediakah

    Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" Isa menjawab: "Bertaqwalahkepada Allah jika betul-betul orang beriman." Mereka berkata: "Kami ingin memakan

    hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah

    berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidanganitu." Isa putra Maryam berdo'a: "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu

    hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi

    orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagikekuasaan Engkau; beri rizkilah kami, dan Engkaulah Pemberi rizki Yang Paling

    Utama." Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu

    kepadamu."

    Dari ayat ini tidak mungkin memberikan ide yang signifikan tentang Eucharist bagi umat

    Kristen.

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    24/150

    Fungsi Persepsi yang Kurang Memadai

    Dari berbagai ayat yang dikutip dan komentar-komentar yang dilakukan atas ayat-ayattersebut, jelas bahwa bagi seorang modern persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen itu secara

    serius kurang cukup kuat dan dalam beberapa hal malah boleh jadi salah atau keliru.

    Namun begitu, ada hal yang penting bahwa Kristen hari ini tidak perlu mengambil inisebagai alasan untuk mengingkari bahwa Muhammad itu diberi petunjuk oleh Allah. Apa

    yang menjadi penting adalah pertimbangan ulang tentang hakekat kenabian. Hal ini

    penting terutama sekali bagi umat Islam, karena menurut pandangan Islam tradisional Al-Qur'an adalah benar-benar firman Allah dan sulit untuk melihat betapa kesalahan-

    kesalahan yang terjadi itu dapat dikembalikan kepada Allah. Solusi terbaik denganadanya problem ini bagi umat Islam yang berfikir dengan gaya tradisional itu

    kemungkinan hendak mengatakan bahwa Allah berfirman dalam terma-terma yang

    dipercayai di Madinah.

    Menurut para ahli teologi Kristen terkemuka dewasa ini, nabi/rasul adalah seorang yang

    membawa pesan-pesan risalah dari Tuhan kepada umat manusia pada ruang dan waktudimana ia hidup. Sejauh tentang persoalan-persoalan manusia universal yang terlibat

    pada ruang dan waktu yang khusus ini, pesan-pesan tersebut akan relevan dengan

    sedemikian banyak lingkungan manusia yang lebih luas. Namun di tempat pertamanabi/rasul hidup ini, mereka adalah orang-orang yang sezaman langsung bagi tiap-tiap

    nabi. Isa sendiri berkata: "aku dikirim hanya untuk cara hidup yang sesaat dari Bani

    Israel" (Matius: 15: 24), akan tetapi setelah kebangkitannya kembali pengikut-pengikut

    Yesus itu segera dikatakan bahwa pesan-pesan Yesus ini adalah pekabaran yang baikbagi orang-orang yang bukan Yahudi (kafir), begitu pula merupakan pekabaran yang baik

    bagi orang-orang Yahudi. Meramalkan masa depan acapkali dipandang sebagai aspek

    ramalan, akan tetapi kebanyakan ramalan-ramalan kenabian itu terutama agaknya berada

    pada titik konsekuensi-konsekuensi sikap kekinian dengan jalan hukuman atau pahala.Masalah ini agaknya akan dibicarakan lebih lengkap lagi pada bab yang akan datang.

    Agaknya Al Qur'an menyatakan relevansinya yang paling utama kepada bangsa Arab dimasa Nabi Muhammad ketika menegaskan keberadaan Al Qur'an yang berbahasa Arab

    itu, dan bahwa nabi nabi/rasul rasul membawa wahyu dengan bahasa yang dimiliki

    bangsanya di mana nabi/rasul itu hidup. Bahasa suatu bangsa atau suatu kaum inimemasukkan keseluruhan cara berfikir (pandangan hidupnya) tentang dunia dan tentang

    makhluk yang bernama manusia itu. Jadi kata Arab -ijara dapat diterjemahkan dengan

    pengertian "pemberian perlindungan dengan baik hati", akan tetapi dalam frase bahasa

    Inggris sebenarnya tidak ada yang membawa kepada orang-orang yang tidak akrab

    dengan pandangan pandangan dan kebiasaan-kebiasaan bangsa Arab. Ayat "Allahmelindungi (yujiru)", namun tidak ada yang dapat dilindungi dari azabNya la-yujaru

    'alayh (23: 88), agaknya tidak dapat dipahami oleh orang barat tanpa keterangan lebihlanjut. Maksudnya, wahyu Allah kepada seorang nabi/rasul itu biasanya dikondisi oleh

    bahasa dan cara berfikir nabi/rasul dan bangsanya kepada siapa wahyu itu ditujukan di

    tempat yang pertama.

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    25/150

    Pada keterangan tentang wahyu itu, masalah ketidak sahihan persepsi Al-Qur'an terhadapKristen harus dilihat secara lebih teliti. Kekurangan ini secara pasti sebagai persepsi umat

    Islam terhadap Kristen yang sampai ke barat dalam kontaknya dewasa ini. Kekurangan

    ini juga terjadi pada persepsi terhadap kekristenan Kaisar Byzantine dan negeri-negerilain yang mengelilingi Arabia di masa hayat Nabi Muhammad SAW. Tetapi apakah ada

    persepsi-persepsi yang sahih terhadap kekristenan dari orang Kristen dalam kaitannyadengan Nabi Muhammad SAW sendiri? Ternyata untuk menjawab pertanyaan ini, jugatidak mudah. Tentu saja pertanyaan ini mengandung dua aspek: kebenaran faktual dan

    memadai sebagai suatu petunjuk terhadap tindakan. Karena kita tahu bahwa

    sesungguhnya tidak ada pandangan yang tepat dari umat Kristen yang hidup menetap

    atau yang berkunjung ke Mekah. Kita hendaknya menghargai bahwa persepsi Al-Qur'anterhadap kepercayaan mereka kemungkinan secara luas memang benar. Juga boleh

    dikatakan bahwa persepsi tersebut cukup benar menjadi petunjuk yang sahih bagi Nabi

    Muhammad SAW dalam menghadapi umat Kristen Mekah dengan kelompok-kelompokKristen yang lain yang ada di Arabia yang ditemui pada dua tahun terakhir di masa hayat

    Nabi Muhammad SAW.

    Ini bukan tempat untuk menguraikan secara terinci perlakuan Nabi Muhammad SAWterhadap orang-orang Yahudi Madinah dan tempat-tempat lain di Arabia. Masalah lain

    yang timbul dari sini adalah karena Muhammad menyandarkan pernyataan kenabian

    beliau berdasarkan atas kesamaan pengalaman kenabian beliau dengan pengalaman Musa

    dan Isa (Yesus). Maka beliau tidak dapat mengingkari kalau orang-orang Yahudi danorang-orang Kristen itu adalah ahli kitab, walaupun mereka nyaris hampir menyimpang

    dari keaslian wahyu yang diberikan kepada Isa dan Musa, sebagaimana yang diduga. Al-

    Qur'an memberikan argumen-argumen yang menyerang orang-orang Nasrani (Kristen).Sebagian terbesar umat mengatakan bahwa perubahan serta ketidak murnian kitab suci

    Kristen dan Yahudi itu, secara eksplisit disebutkan di dalam Al-Qur'an. Padahal dalam

    bab ini akan dibicarakan kebenaran pernyataan tersebut, malahan ajaran tersebutmerupakan penafsiran yang meragukan terhadap beberapa surat (dan ayat Al-Qur'an) dan

    hanya dikeluarkan oleh ulama-ulama Islam setelah nabi Muhammad SAW wafat.

    Persepsi pokok Al-Qur'an terhadap Yahudi dan Kristen dapat dikatakan kalau mereka

    adalah ahli kiab, yang menerima kitab suci, pada hakekatnya mengajarkan ajaran-ajaranyang sama seperti yang ada pada Al-Qur'an. Sekalipun demikian, orang Yahudi dan

    Kristen (ahli kitab) ini nyaris hampir menyimpang dari kebenaran kitab suci yang asli,

    sekurang-kurangnya, mereka makin memperluas ketidak mengertian dan ketidak

    menerimaannya kepada Nabi Muhammad SAW.

    Berdasarkan landasan persepsi nabi Muhammad SAW pada tahun-tahun pengasingan,

    beliau berinisiasi tentang apa yang dikembangkan ke dalam sistem "minoritas yangterlindungi" (dzimmi, ahl al-dzimmah) di dalam negeri Islam. Kelompok-kelompok

    Yahudi dan Kristen diberi kadar otonomi internal di bawah pemimpin-pemimpin agama

    mereka masing-masing, menawarkan kepada mereka agar membayar pajak perlindungan(jizyah) yang tidak memberatkan. Kebijakan perlindungan kepada golongan minoritas ini

    sesuai dengan ide-ide tradisional Arab untuk "melindungi" suku-suku yang lemah oleh

    suku-suku yang kuat. Hal ini juga mendorong umat Islam untuk menghindarkan hampir

    semua tanggung jawab yang tidak mungkin dapat dipikul untuk mengubah orang-orang

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    26/150

    Yahudi dan Kristen atau mengusir mereka dari wilayah-wilayah yang berada di bawahkekuasaan Islam. Di mana para penyembah berhala dan orang-orang kafir itu memilih

    Islam atau memilih pedang, maka orang-orang Kristen dan Yahudi dapat menjadi bangsa

    minoritas yang dilindungi. Maka dengan cara inilah persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen,walaupun hanya sebagian kecil saja yang benar dari umat Kristen di masa nabi

    Muhammad SAW, memberikan landasan-landasan bagi solusi pragmatis problema umatKristen ke dalam negara Islam. Dalam hal ini, Al-Qur'an menambahkan sesuatu yang

    berguna bagi persepsi Kristiani terdahulu di Mekah.

    Setelah mengamati bagaimana persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen, sungguhpun dalam

    berbagai cara yang tidak memadai, namun nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin

    awal mampu membuat kerangka kebijakan yang memuaskan terhadap umat Kristen,maka masalah kenabian Muhammad kembali dapat diperhatikan lagi. Ini adalah penting

    karena umat Kristen dewasa ini seharusnya mempunyai pandangan positif yang jelas.

    Sekalipun demikian, agaknya tidak mudah untuk menyusun rumusan pandangan, sebabmemang ada perbedaan antara konsepsi Islam tentang nabi dan konsepsi Kristen

    kontemporer tentang nabi. Sementara bagi kristen, nabi itu mempunyai pesan risalah dariTuhan untuk tempat dan zaman di mana nabi itu hidup. Dalam pada itu, dalam tradisiIslam nabi menerima wahyu yang aktual tanpa adanya campur tangan manusia selain

    bahasa dan sebagian pesan-pesan yang diwahyukan itu mempunyai validitas yang

    universal. Maka tidak dapat dipertahankan kalau segala hal yang ada di dalam Al-Qur'an

    itu universal, karena meliputi penegasan tentang kebijakan-kebijakan kontemporer,misalnya, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Perang Badar dan Uhud. Di abad ke

    delapan, seorang golongan Nestorian yang bernama Catholicos Timothy menyatakan

    bahwa Muhammad masuk ke jalan seorang "nabi", walaupun kenyataannya beliaubukanlah seorang nabi, dan hal ini mungkin saja terjadi karena Timothy ini sadar akan

    konsepsi kenabian Islam. [17]

    Umat Kristen mulai mempertimbangkan masalah ini dengan menengok latar belakanghistoris karir Muhammad dan akibat historisnya. Sebagaimana yang nampak pada bab

    terdahulu, Kristen di masa itu mempunyai sejumlah kelemahan. Bangsa Arab Mekah

    yang tiba-tiba mempunyai kemakmuran ekonomi, menemukan jalan hidup tua mereka

    terdahulu yang sudah hilang, hingga mereka mengejar sesuatu misalnya suatu agamabaru. Akan tetapi tidak satu pun bentuk yang ada di dalam Kristen yang mampu

    menemukan kebutuhan-kebutuhan mereka itu. Dengan kata lain, ada kevakuman agama

    di Mekah pada saat itu, yang pada saat yang sama umat Kristen tidak dapatmemenuhinya. Pengakuan berikutnya oleh sebagian yang hidup di Afrika Utara, tanah

    Bulan Sabit yang subur makmur dan Iran, menunjukkan bahwa ada pula kevakuman

    religius di wilayah-wilayah yang disebutkan itu. Ada landasan-landasan untuk berpegangkepada pendapat bahwa Allah di samping menunjukkan Islam untuk memberi petunjuk

    yang lebih baik kepada umat manusia yang sedang dirundung keruwetan. Dengan kata

    lain, Islam hadir di muka bumi ini bukan disebabkan oleh usaha dan rencana manusia

    melainkan oleh karena inisiatif ilahiah.

    Apabila inisiatif ilahiah ini diakui, maka dipertanyakan bagaimana Tuhan telah bertitah

    melalui Muhammad. Dalam semua tulisan saya tentang Muhammad yang dimulai hampir

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    27/150

    selama empat puluh tahun yang lalu, saya senantiasa berpendapat bahwa Muhammad itutulus murni dalam berfikir karena Al- Qur'an itu bukan ciptaannya sendiri, melainkan

    datang kepada beliau dari luar dirinya. Oleh karena itu saya tidak pernah menggunakan

    kata "Muhammad berkata" tentang pernyataan-pernyataan Al-Qur'an sungguhpun sayasendiri menyalahkan ini, namun saya selalu menggunakan frase yang netral "Al-Qur'an

    berkata" atau "Al-Qur'an mengatakan." Pada tahun 1953 yang lalu saya pernahberpandangan bahwa Al-Qur'an adalah ciptaan Ilahi, namun diciptakan lewat kepribadianMuhammad SAW, maka dalam cara yang sama bahwa gambaran-gambaran tertentu Al-

    Qur'an terutama dianggap berasal dari kemanusiaan Muhammad." [18] Namun

    belakangan ini saya menyatakan bahwa pesan-pesan risalah yang diwahyukan dapat

    dianggap sebagai diperantarai oleh ketidaksadaran Nabi SAW, sekalipun langsungberasal dari Tuhan. [19] Pandangan tersebut akan mampu menjelaskan gambaran

    persepsi-persepsi Al-Qur'an tentang Kristen, namun saya tidak akan mempertahankan

    pandangan tersebut. Berdasarkan pandangan Islam yang baku bahwa Al-Qur'an ituseluruhnya berasal dari Allah dan bahwa kepribadian Muhammad SAW itu sama sekali

    tidak memberi kontribusi terhadap Al-Qur'an. Barangkali sulit untuk menjelaskan

    kekurangan dan kekeliruan pernyataan-pernyataan tentang masalah-masalah yangdikandung oleh Bibel. Walaupun demikian, apa yang penting di sini bukannya

    memberikan penjelasan yang tepat tentang "cara" wahyu turun dalam terma-terma

    modern, baik pemyataan ketidaksadaran maupun yang lain. Sebaliknya, yang penting di

    sini adalah untuk menegaskan tentang bagaimana kepribadian atau bagaimanakepribadian yang lain dan pandangan dunia Muhammad masuk ke dalam pesan-pesan

    wahyu yang diturunkan oleh Tuhan. Petunjuk yang dapat dilacak berkenaan dengan kasus

    Hosea di dalam Perjanjian Lama, karena Tuhan memperlihatkan kepada Hosea denganpengalaman isterinya sendiri yang tidak beriman, maka ada suatu pengalaman yang

    paralel tentang pengalaman ketidak berimanan (kekufuran) bangsa Israel kepada Tuhan.

    Yang terutama penting bagi umat Kristen dewasa ini adalah ketidak sempurnaan persepsiAl-Qur'an terhadap Kristen itu tidak perlu membatasi nilai-nilai positif kebesaran ajaran

    Al-Qur'an, yang menambahkan bukti kebenaran-kebenaran sentral tradisi agama Ibrahim.

    Tuhan adalah Sang Pencipta sekalian manusia, yang telah menciptakan dunia sebagai

    tempat yang sesuai bagi makna kehidupan manusia. Tuhan menghendaki seluruh umatmanusia itu beriman kepadaNya. Tuhan menghendaki keseimbangan kualitas moral

    kehidupan manusia di Hari Kemudian. Tuhan memanggil kepada semua manusia yang

    beriman untuk hanya menyembah kepada satu-satunya Allah bukan menyembah kepadayang lain selain Allah; agar berterima kasih kepadaNya dan mengikuti jalan hidup yang

    lurus, terutama dengan bersedekah dan bermurah hati mendermakan rejeki yang

    diberikan kepada mereka. Al-Qur'an juga menghadirkan Muhammad sebagai pribadiyang dipilih oleh Allah untuk membawa pesan risalah kenabian kepada penduduk Mekah,

    kepada bangsa Arab dan bahkan kepada publik manusia yang lebih luas. Dalam cahaya

    nilai-nilai positif yang agung tentang ajaran Al-Qur'an dan kesuksesan-kesuksesan praktisyang dihasilkan dari kenabian ini, persepsi-persepsi yang tak memadai terhadap Yahudi

    dan Kristen tidak dapat dinilai menjadi kelemahan yang serius, misalnya, untuk

    meniadakan semua hal yang disuarakan dan benar. Ada prinsip Kristiani yakni, "daribuah-buah mereka yang hendaknya engkau ketahui" [58], dan secara pasti Islam

    membawa berjuta-juta kehidupan yang lebih baik ketimbang sisi lain yang sudah mereka

  • 8/6/2019 502.Titik Temu Islam Dan Kristen - William Montgomery Watt

    28/150

    miliki. Bahkan harus dikatakan agar dapat menolong menjadikan sebagian orang suci

    Kristen. [29]

    Massignon dan Foucauld masuk Kristen dengan menyaksikan Islam kepada kebenaran

    hidup Tuhan. Seseorang menulis tentang Foucauld dan ketaatannya kepada kematian

    dalam Islam. Bagi seorang mistik, jiwa-jiwa yang mati itu dinilai sebanyak jiwa-jiwayang hidup dan pekerjaan pokoknya yang khusus adalah untuk mensucikan keabadian

    Islam -- yang telah dan akan menjadi atas nama keabadian -- dalam menolong untuk

    memberikan seorang suci kepada Kristen.

    Lebih dari itu, ada banyak contoh dalam Bibel dan sejarah Kristiani, bagaimana Tuhandapat mencapai tujuan-Nya lewat alat-alat apapun yang ada di tangan (kekuasaan)-Nya,

    bahkan ketika mereka memiliki kelemahan.

    Jadi umat Kristen harus mengikuti kebenaran mendalam pada pernyataan Al-Qur'an agarmengakui agama Ibrahim. Umat Yahudi, umat Kristen dan umat Islam, semua

    mempunyai keimanan yang kembali kepada Ibrahim, sungguhpun dengan nama apa sajakeimanan itu diberi nama. Sementara, sebagian umat Islam agaknya berfikir bahwa suatu

    agama itu wajib tetap asli-murni tidak berubah-ubah. Dalam pada itu, sebagian umatKristen melihat agama sebagai suatu hal yang hidup yang tumbuh dan berkembang

    sampai-sampai menemukan kebutuhan-kebutuhan masyarakat manusia yang senantiasa

    menjadi dan