5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v...

190
5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Transcript of 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v...

Page 1: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

i5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

5 Tahun LPSMenjamin Simpanan Nasabah

dan Menjaga StabilitasSistem Perbankan

Page 2: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

ii

5 Tahun LPSMenjamin Simpanan Nasabah

dan Menjaga StabilitasSistem Perbankan

Page 3: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

iii5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

5 Tahun LPSMenjamin Simpanan Nasabah

dan Menjaga StabilitasSistem Perbankan

Page 4: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Copyright@2011 LPS

Tim Penyusun : Rudjito, Firdaus Djaelani, Salusra Satria, Hari Prasetya, Suwandi, M. Iman Nuril, Prisnaresmi Joeniarto, Yudha Ramelan,Tatit Triyanto, M. Yusron, Ahmad Fajarprana, Trisnani Dewi Permata Sari.

Editor : Luqman Hakim Arifin, Wiyanto Suud, GA. GuritnoCover & Layout : Reza Alfarabi (Rene Asia)Drawing : Yudi Irawan (ReneAsia)

Diterbitkan oleh :Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Cetakan : I, Mei 2011

ISBN : 978-602-97533-0-1

Page 5: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

v5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Daftar Isi

Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xiKata Pengantar—xv

BAB ILATAR BELAKANG PENDIRIAN LPS—1

1. Krisis 1997/1998 dan Kebijakan Blanket Guarantee—32. Praktek Terbaik dan Guidance IADI—53. Dasar Hukum Lembaga Penjaminan Simpanan—114. LPS, Perbankan dan JPSK—125. LPS dan JPSK—146. LPS dan OJK—16

BAB II FUNGSI DAN TUGAS LPS—17

1. Fungsi, Tugas dan Wewenang LPS—192. Simpanan yang Dijamin—223. Penjaminan Perbankan Syariah—274. Tata Kelola—285. Struktur Organisasi—376. Pendanaan—38

BAB IIIPENJAMINAN SIMPANAN NASABAH BANK—47

1. Analisis Kondisi Bank—492. Perhitungan Cadangan—503. Premi Berbasis Resiko—514. Bank Dalam Pengawasan Khusus—54

Page 6: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

vi

5. Lower Cost Test—576. Pencabutan Izin Usaha Bank—587. Proses Rekonsiliasi dan Verifikasi—598. Pembayaran Klaim Penjaminan—609. Daftar Bank yang Telah Dibayar Klaimnya—61

BAB IVLIKUIDASI BANK—67

1. Tindak Lanjut Pencabutan Izin Usaha Bank—692. Pembentukan Tim Likuidasi—723. Pelaksanaan Likuidasi Bank—754. Pembagian Hasil Likuidasi—795. Permasalahan Likuidasi—806. Subrogasi—82

BAB VRESOLUSI BANK GAGAL—85

1. Penyelesaian Bank Gagal yang Tidak Berdampak Sistemik—88

2. Penanganan Bank Gagal yang Berdampak Sistemik—92

BAB VIPENYELAMATAN BANK CENTURY—97

1. Bank Century dalam Pengawasan Khusus—1022. Bank Century Ditengarai Berdampak Sistemik dan

Ditetapkan sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik—1033. Dasar Hukum Penyelamatan Bank Century—1054. Kondisi Keuangan Bank Century Saat Diserahkan

Penanganannya kepada LPS—1065. Tindakan LPS dalam rangka penanganan

Bank Century—1076. Penggunaan dana Penyertaan Modal Sementara (PMS)

LPS—1177. Upaya Penyehatan dan Perkembangan Kinerja Bank

Century—1198. Rencana Divestasi —120

Page 7: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

vii5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Endorsements 1. Rudjito—1212. Firdaus Djaelani—1293. Krisna Wijaya—1354. Pontas R. Siahaan—1415. Paul Sachtleben—1476. Salusra Satria—153

Daftar Pustaka—159Daftar Istilah—160

Lampiran:Pandangan dan Komentar soal LPS—163

Page 8: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

viii

Page 9: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

ix5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Untuk Bapak Rudjitodan Anggota Dewan Komisioner Generasi I,

serta Seluruh Rakyat Indonesia..

Page 10: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

x

Page 11: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xi5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER

LPS

Kami sangat menyambut baik terbitnya buku ini yang berisi pengalaman LPS selama lima tahun dalam menjalankan dwifungsinya, yaitu menjamin simpanan nasabah penyim-

pan dan turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan. Buku ini merupakan salah satu bentuk akuntabilitas LPS kepada para stakeholder. Sebagai lembaga yang independen, akuntabilitas adalah sangat penting diterapkan sehingga para stakeholders mengetahui apa dan bagaimana LPS menjalankan fungsi dan tugas nya sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (UU LPS).

Dalam rangka menjalankan fungsi dan tugasnya, LPS memiliki visi yaitu sebagai lembaga penjamin yang dipercaya dalam memelihara stabilitas sistem perbankan nasional. Kami sangat menyadari bahwa kepercayaan adalah segala-galanya bagi suatu lembaga penjamin. Kepercayaan bukanlah didapat seketika, tetapi perlu diperjuangkan secara terus-menerus dengan berbagai karya nyata. Selain itu, kami juga senantiasa mengedepankan nilai-

nilai integritas, kompetensi, kejujuran dan akuntabilitas dalam menjalankan kegiatan operasional LPS sehari-hari.

Page 12: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xii

Dalam rangka menjaga stabilitas sistem perbankan, LPS ber-

sama-sama dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan OJK (kalau sudah terbentuk), merupakan bagian dari Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) yang meliputi pengaturan dan pengawasan sektor keuangan; Fasilitas Lender of Last Resort (LoLR); program penjaminan simpanan nasabah dan resolusi bank gagal; dan manajemen krisis yang meliputi pencegahan krisis dan penanganan krisis.

Untuk sebuah institusi, umur lima tahun memang masih dirasa muda. Tetapi tidak berarti LPS boleh belum banyak melakukan sesuatu yang strategis sebagaimana fungsi yang diembannya berdasarkan UU LPS. Dalam kerangka menjalankan fungsi yang pertama, sampai dengan akhir 2010, LPS telah membayar klaim penjaminan sebesar Rp 585 miliar kepada nasabah 30 BPR dan satu bank umum yang dicabut izin usahanya oleh Bank Indonesia.

Pada penghujung tahun 2008 sampai dengan saat ini, dalam rangka memelihara stabilitas sistem perbankan, LPS melakukan penyelamatan terhadap PT Bank Century, Tbk. (saat ini PT Bank Mutiara, Tbk.) yang telah ditetapkan sebagai bank gagal yang berdampak sistemik. Dalam rangka penyelamatan bank tersebut, LPS telah menyuntik modal Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. Sesuai UU LPS, dana tersebut merupakan Penyertaan Modal Sementara (PMS) LPS pada Bank Century yang berbentuk saham dengan porsi kepemilikan sebanyak 99,996% dari seluruh saham yang beredar.

Penyelamatan PT Bank Century, Tbk. yang telah ditetapkan sebagai bank gagal yang berdampak sistemik akhirnya menjadi kontroversi. Sesuai Pasal 5 ayat (2) huruf c UU LPS, salah satu tugas LPS adalah melakukan penanganan bank gagal yang ber-

dampak sistemik. LPS tidak memiliki opsi lain selain melakukan penyelamatan terhadap bank gagal yang telah ditetapkan sebagai bank gagal yang berdampak sistemik sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b UU LPS. LPS dan jajaran Direksi PT Bank Mutiara, Tbk. Saat ini berusaha keras untuk meningkatkan value Bank Mutiara, sehingga pada saat dilakukan divestasi memperoleh hasil yang optimal, yaitu sekurang-kurangnya sebesar PMS yang

Page 13: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xiii5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

telah dikeluarkan LPS. Namun, dalam hal pengembalian optimal tidak dapat diwujudkan dalam jangka waktu tertentu, Pasal 42 UU LPS telah mengatur bahwa pada akhir tahun keenam, LPS harus melepas bank ini dengan harga terbaiknya, tanpa memperhatikan tingkat pengembalian optimal. Dari pengaturan seperti ini, jelaslah bahwa sesungguhnya maksud pendirian LPS bukan didesain sebagai suatu korporasi yang selalu memperhitungkan untung rugi. Tetapi, yang paling utama adalah LPS sebagai salah satu elemen Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) harus mampu mendorong ter-

wujudnya stabilitas sistem perbankan.Kadang kala kita merasakan seolah-olah stabilitas tidak ada

ongkosnya, padahal untuk terwujudnya stabilitas selalu mem butuh-

kan biaya. Masih belum jauh dari ingatan kita, betapa besarnya ongkos yang ditanggung oleh bangsa ini pada saat krisis 1997/1998. Bank-bank berjatuhan karena jutaan nasabah secara serentak menarik dana simpanannya, dan pada akhirnya ada yang ditutup, ada yang direkap/dinasionalisasi, dan ada juga yang dimerger. Saya kira kita sepakat kejadian krisis ekonomi 1997/1998 tak perlu terjadi lagi.

Demikian sambutan dari saya, ucapan terima kasih dan peng-

hargaan setinggi-tingginya untuk Tim Penyusun buku ini. Se-

moga buku ini bermanfaat dan menambah khazanah dalam per-

bendaharaan literatur program penjaminan simpanan.

Terima kasih,

C. Heru Budiargo

Page 14: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xiv

Page 15: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xv5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Kata Pengantar

Manusia sebagai homo economicus mengawali tran sak si antar sesamanya atas dasar saling percaya (trust). Se-

pan jang sejarah umat manusia, menjaga ke per cayaan ada lah prinsip dasar utama yang menjadikan per eko nomian makin kompleks, tumbuh besar dan stabil. Tanpa ke percayaan, runtuhlah struktur dasar sebuah bangunan kokoh per ekonomian. Masih belum hilang dari ingatan kita batapa dahsyat nya dampak dari hilangnya kepercayaan yang melanda sis tem keuangan terutama industri per-

bankan kita kala krisis fi nansial global pecah pada tahun 1997-

1998.Jutaan nasabah serentak dalam kurun dua bulan menarik dana

simpanannya secara besar-besaran dari perbankan. Ke bang krutan teknis bank-bank yang disusul dengan program re strukturisasi dan pembiayaan ulang industri perbankan mem bawa konsekuensi pahit. Sebanyak 82 bank komersial ditutup, 13 bank dinasionalisasi dan lainnya direkapitalisasi atau dimerger. Beberapa bank pemerintah dikonsolidasikan menjadi lembaga keuangan yang lebih besar.

Pasca krisis ekonomi 1997-1998 potensi kerugian yang timbul dari adanya peristiwa penutupan suatu bank masih relatif besar. Setiap tahun selalu saja ada bank yang mengalami masalah, beberapa diantaranya harus berakhir dengan dicabutnya izin usa ha bank ter-

sebut. Kejadian kelam dunia perbankan pernah kita alami ketika Bank Summa pada tahun 1992 mengalami rush dan akhirnya kolaps. Cerita serupa muncul lagi dalam skala yang le bih masif pada tahun 1998, ketika krisis keuangan regional yang dalam sekejap berubah menjadi krisis global meledak.

Krisis multi dimensi, terutama kondisi ekonomi dan industri per-

bankan yang rapuh pada waktu itu telah membuat kepercayaan

Page 16: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xvi

pu blik terhadap perbankan berada pada titik nadir. Demi cita-cita Pro klamasi dan Pembukaan UUD 1945 untuk menciptakan ke se-

jahteraan sosial, Pemerintah pun menarik garis kesimpulan tajam dan tebal, bahwa: ketidakpercayaan masyarakat kepada bank adalah kondisi buruk yang tidak boleh terulang lagi.

Salah satu upaya strategis untuk menciptakan dan menjaga kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan adalah perlu-

nya skim penjaminan simpanan yang dijalankan oleh sebuah lem-

baga yang independen, kompeten, dipercaya, dan mapan. Lem baga pen jaminan simpanan tersebut didisain merupakan bagian dari jaring pengaman sistem keuangan atau Financial Safety Net (FSN) yang pembentukannya telah diadopsi banyak negara dalam rangka menciptakan stabilitas sistem keuangan.

Apalagi industri perbankan adalah salah satu sektor yang menga-

lami perkembangan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan makin kompleksnya transaksi keuangan serta per dagangan global. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komputer dalam sistem perbankan makin meningkatkan jumlah dan variasi produk serta jasa perbankan. Pemanfaatan teknologi pada sisi risiko makin memperbesar kemungkinan pe luang penyalahgunaan dan hilangnya asas kehati-hatian di industri perbankan.

Oleh sebab itu, sebagai antisipasi ke depan maka keberadaan lem-

baga penjamin simpanan yang kokoh dan berkesinambungan adalah pola termurah dan lebih rendah dampak hukumnya. Ke runtuh an industri perbankan tidak boleh terjadi lagi. Pasal nya, fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan ha us tetap berjalan. Bank menghimpun dana pihak ketiga lalu me nyalurkannya dalam ber-

bagai bentuk investasi dan per modal an harus terus meningkat se-

cara signifikan seiring dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tragedi bank-bank bermasalah yang akhirnya tidak bisa di selamatkan lagi harus diminimalkan.

Pada sisi lain, seperti sebuah keping mata uang yang sulit di pi-

sah kan, publik pun selalu mendambakan bank-bank yang kuat se-

hingga simpanan dan investasinya aman. Namun, tidak bisa di pung-

kiri bahwa apa yang terjadi (Das Sein) sering tidak seperti yang se-

harusnya atau semestinya (Das Sollen). Dalam paradigma ini, maka

Page 17: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xvii5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

perlulah sebuah lembaga yang melakukan fungsi penjaminan atas simpanan para deposan untuk tetap menjaga kepercayaan masyara-

kat kepada perbankan. Tanpa format, mekanisme, landasan hukum serta sistem penjaminan yang kuat dan transparan, maka sebuah in-

dustri perbankan sebenarnya rapuh.Belajar dari keruntuhan bank-bank di tanah air dan kisah kelam

industri perbankan di banyak negara, maka lahirlah Lembaga Pen-

jaminan Simpanan (LPS). Kehadiran LPS tahun 2005 adalah se buah amanat untuk mendukung sistem perbankan yang sehat dan stabil. Program penjaminan simpanan terhadap simpanan nasabah bank harus dilakukan secara independen dan berkesinambungan. Mem-

bangun kepercayaan (trust) publik atas industri perbankan adalah salah satu kunci penting dari upaya menjaga stabilitas perbankan.

Dalam konteks lingkungan dan kondisi perekonomian yang se-

lalu menghadapi gempuran dan keguncangan itulah, untaian fakta dan pengalaman tersusun dalam buku ini. Menginjak usianya yang keenam, LPS telah berperan besar dalam mendukung sistem per-

bankan nasional. Fungsi utama LPS menjamin simpanan nasabah bank adalah bentuk menenangkan publik dari gejolak dan rumors liar di tingkat akar rumput yang justru sering mengganggu kondisi finansial yang diinginkan. Kondisi ideal di mana bank-bank semakin hati-hati (prudent) dalam mengelola usahanya dan nasabah makin cerdas (smart) dalam memantau atas performa bank (bank minded) adalah harapan LPS.

Skim penjaminan berdasarkan UU No. 4 Tahun 2004 tentang LPS merupakan adopsi dan pembentukan format ideal berdasarkan praktik terbaik (best practices) yang dihimpun asosiasi lembaga pen-

jaminan simpanan dari pengalaman berbagai negara. Dalam kurun waktu lima tahun sejak berdiri, LPS telah melakukan pem bayaran klaim penjaminan dan melikuidasi lebih dari 25 bank, sebagian besar merupakan BPR dan hanya satu bank umum, Bank IFI. Sedangkan dalam pelaksanaan tugas untuk melakukan penanganan bank gagal (bank resolution) melalui penyelamatan, LPS mempunyai pengalaman sangat berharga yang patut dipahami oleh publik.

Masuknya Bank Century di bengkel restorasi dan reparasi LPS ada lah sebuah rentetan pelajaran teramat penting guna menghadapi

Page 18: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xviii

per masalahan sejenis di masa mendatang. Dalam paradigma negara tak bertapal batas (borderless) dan saling mempengaruhi (mutually in fluence) maka ketidakpastian (uncertainty), risiko besar (big riski-

ness) dan keguncangan (turbulence) finansial akan selalu datang si-

lih berganti. Kondisi keuangan dunia dan regional yang tidak menentu seperti

di atas itulah yang juga menjadi pendorong mengapa pengalaman LPS harus dibagikan (shared) kepada semua pemangku kepentingan (stakeholders). Tujuannya dari upaya penyadaran bersama akan arti pentingnya LPS ini adalah agar publik makin mencintai industri perbankan di tanah air, bisa menabung dengan tenang dan akhirnya dapat menciptakan sistem perbankan yang lebih stabil.

Apabila pembaca bisa merangkum dan memahami benang merah dari gejolak dunia perbankan dalam kurun enam tahun ini, maka akan nampak bahwa potensi membangun industri perbankan yang se hat dan stabil masih terbuka lebar. Oleh sebab itu, semua pemangku ke pentingan tidak harus berpuas diri. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, terutama dalam pelaksanaan penjaminan sim panan, serta penyelesaian dan penanganan sebuah Bank Gagal. Me rangsang pemikiran dan ide-ide segar guna menyempurnakan fungsi, tugas dan wewenang LPS di tingkat strategis (strategic) dan pe nerapannya (implementation) adalah salah satu tujuan dari ke-

hadiran buku ini. LPS sendiri sebagai sebuah institusi percaya bahwa guru agung

dalam mengarungi pertumbuhan ekonomi nasional adalah belajar dari pengalaman. Tidak berhenti pada satu titik, tidak berpuas diri dan selalu melakukan koreksi akan dijadikan spirit kami dalam men jalankan fungsi, tugas dan wewenang yang diemban sehari-hari. Membangun tradisi yang menjunjung tinggi nilai integritas, kom-

petensi, kerja sama, keefektifan, akuntabilitas, dan kejujuran akan terus kami usahakan terus-menerus.

Last but not least. Buku ini kami dedikasikan untuk rakyat Indonesia secara umum, dan kepada Bapak Rudjito sebagai Ketua Dewan Komisioner serta anggota Dewan Komisioner LPS angkat an I yaitu Bapak Darmin Nasution, Bapak Maman H. Soemantri, Bapak Krisna Wijaya, Bapak Markus Parmadi, Bapak Pontas R. Siahaan dan

Page 19: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xix5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

anggota Dewan Komisioner LPS angkatan II yaitu Bapak R. Fuad Rahmany, Bapak Muliaman D. Hadad, Bapak C. Heru Budiargo (yang sejak 24 September 2010 menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner menggantikan Bapak Rudjito), dan Bapak Siswanto atas peran dan dedikasinya kepada LPS. Kami berharap, semoga keberadaan buku ini bisa merangsang siapa saja yang menyimaknya baik itu pelaku perbankan, pengamat, po litisi, pejabat, profesional, cerdik cendikia dan masyarakat umum untuk makin mencintai serta mau bersama-

sama membangun in dustri keuangan nasional kita.

Tim Penyusun

Page 20: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

xx

Page 21: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

15 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

LATAR BELAKANG

PENDIRIANLPS

BAB I

Page 22: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

2

• Krisis perekonomian global 1998 menghantam industri keuangan ditanahair.Kebangkrutanbank-banknasionalmemicuketidakpercayaanmasyarakatpadasektorini.Untukmengembalikankepercayaanpublikdanmemulihkankestabilansistemperbankan,pemerintahmengeluar-kankebijakanmemberikanjaminanpenuhatassemuakewajibanpem-bayaranbank(blanket guarantee).

• Namunkebijakanitubisamemicumoral hazarddanrendahnyadisiplinpasar.Belajardaripengalamanbanyaknegaradanlembagainternasionalyang mewadahi para penjamin simpanan (International Associated of Deposit Insurance/IADI) dari beberapa negara, maka perlu dibentuksebuahlembagapenjaminansimpananditanahair.Bagaimanakonsepdasar,kepesertaan,pendanaan,premidankepedulianpublikdibentukbisaberpegangpadapedomanIADI.

• LahirnyaUUNo.24Tahun2004tentangLembagaPenjaminSimpanan(LPS) menandai babak baru sistem perbankan nasional. KeberadaanLPS ini tidak bisa dilepaskan dari upaya peningkatan stabilitas sektorkeuangandenganbekerjasamadenganlembaga-lembaganegaradanpemerintahanyanglaindalamrangkamenciptakanjaringpengamanansistem keuangan yang terpadu. Namun, eksistensi dari LPS yangutama adalah menciptakan kepercayaan masyarakat kepada institusiperbankan.

Page 23: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

35 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

1. KRISIS 1997/1998 DAN KEBIJAKAN BLANKET GUARANTEE

Krisis moneter yang menghantam Indonesia pada pertengahan ta hun 1997 membawa imbas serius terhadap kondisi sektor fi nansi-

al, terutama dunia perbankan. Ketika itu, bank-bank umum na sio-

nal mengalami kesulitan likuiditas dan atau solvabilitas akibat ter ganggunya Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Sejumlah langkah pe nye lamatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas mo neter tak mempan menahan terjadinya kekeringan likuiditas di in dustri strategis tersebut.

Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan pun jatuh pada titik terendah. Pasca kerusuhan massal pada Mei 1998, para nasabah di hampir seluruh wilayah tanah air menarik dananya secara besar-

besaran dari bank (rush). Akibatnya, kondisi bank di tanah air pun semakin terpuruk. Dunia perbankan tak kuasa menahan gempur an rush tersebut. Kondisi pelik ini berlanjut sampai akhir tahun 1998 dengan 16 bank terpaksa ditutup oleh pemerintah.

Bagi para pelaku sektor keuangan, keadaan tahun 1997 dan 1998 adalah lembaran hitam dalam sejarah industri keuangan. Situasi tak terkendali seperti saat itu jelas tidak bisa dibiarkan begitu saja. Untuk itu, tahun 1998, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank umum (blanket guarantee). Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) kemudian dibentuk pemerintah guna melakukan penyehatan perbankan, penyelesaian aset bermasalah, dan mengupayakan pengembalian uang negara yang tersalur pada sektor perbankan. Dengan kebijakan blanket guarantee ini, pemerintah menjamin pembayaran terhadap seluruh kewajiban bank, termasuk pembayaran simpanan masyarakat di bank jika sua tu bank dilikuidasi.

Page 24: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

4

Kebijakan ini bertujuan untuk memulihkan kepercayaan masya-

rakat terhadap sektor perbankan. Masyarakat diharapkan tak lagi kha watir menyimpan uangnya di bank. Karena apabila terjadi kri sis pada suatu bank, uang masyarakat akan tetap aman dan mendapat jaminan pengembalian dari pemerintah. Dengan kebijakan ini, pemerintah juga berharap kondisi sektor keuangan bisa kembali normal dan stabil, sekaligus pada saat yang bersamaan, dunia per-

bankan bisa memperbaiki diri dan merebut kembali kepercayaan dari masyarakat.

Akan tetapi, jika dipandang dari aspek budgeting negara, tentu saja tidak terbatasnya ruang lingkup penjaminan telah membebani anggaran negara. Model blanket guarantee bisa memicu timbulnya moral hazard baik dari pihak pengelola bank maupun dari masya-

rakat sendiri. Pengelola bank dapat menjadi kurang hati-hati (pru-

dent) dalam mengelola dana masyarakat, dan sebaliknya, para nasabah bank tidak mau peduli terhadap kondisi keuangan bank karena mengetahui simpanannya dijamin secara penuh oleh pe-

me rintah. Karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa program pen jaminan atas seluruh kewajiban bank kurang mendorong ter-

ciptanya disiplin pasar (market discipline).Meskipun demikian, organ yang berperan menjaga kepercayaan

publik sekaligus mempertahankan stabilitas sistem perbankan nasional melalui penjaminan kewajiban pembayaran bank harus te-

tap ada. Terlebih untuk masa yang akan datang ketika peran sektor perbankan sebagai salah satu pilar utama perekonomian men jadi semakin signifikan. Hanya saja, penjaminan kewajiban pem bayaran bank itu juga harus tetap memperhatikan risiko beban ang garan negara dan moral hazard yang mungkin timbul.

Seperti praktek di banyak negara lain, penjaminan kewajiban pembayaran bank harus dilakukan dengan cara dibatasi. Biasanya dengan memberikan penjaminan simpanan nasabah bank sampai jumlah tertentu. Pengurangan penjaminan dari kondisi saat itu sam pai ke lingkup dan tingkat terbatas yang makin ideal harus di lakukan dengan hati-hati dan bertahap (gradually phased out). Pada saat pengurangan penjaminan telah mencapai lingkup dan tingkat yang terbatas itu, maka pelaksana pemberian penjaminan

Page 25: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

55 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

akan dilakukan oleh sebuah lembaga penjamin simpanan.Dengan pertimbangan untuk membangun sistem penjaminan

simpanan yang handal, Pemerintah membentuk Tim Kelompok Kerja (selanjutnya disebut Tim Kerja) dalam rangka Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan dengan tugas untuk mengkaji dan menyiap kan ketentuan pengurangan cakupan penjaminan blanket guarantee, mempersiapkan ketentuan perundang-undangan pendirian LPS, serta mempersiapkan kelembagaan LPS. Tim Kelompok Kerja tersebut diketuai oleh Salusra Satria. Adapun Tim Pengarah Kelompok Kerja dimaksud diketuai oleh Darmin Nasution dan Tim Pelaksana diketuai oleh Firdaus Djaelani.

Dalam rangka penyusunan RUU LPS, Tim Kerja melakukan kajian pustaka dan studi banding ke penjamin simpanan yang telah berpengalaman, antara lain ke Philippines Deposit Insurance Corporation di Filipina dan Korea Deposit Insurance Corporation di Korea serta melakukan konsultasi secara intensif dengan Canada Deposit Insurance Corporation dan International Association of Deposit Insurers. Menurut Salusra Satria, “Penjaminan simpanan di satu sisi berperan sangat penting dalam mendukung stabilitas sistem keuangan, namun demikian pemberlakuan sistem tersebut juga mempunyai beberapa efek samping antara lain berupa dorongan moral hazard bagi bankir dan nasabah. Untuk itu, dalam penyusunan RUU LPS, skim penjaminan simpanan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga efek baiknya dapat terealisasi dan efek buruknya dapat diminimalkan.”

2. PRAKTEK TERBAIK DAN GUIDANCE IADIKonsep Dasar Penjaminan Simpanan

Fungsi bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary) memiliki karakteristik khusus, di mana sebagian besar kewajibannya bersifat jangka pendek, sementara sebagian besar kekayaannya bersifat jangka panjang. Hal ini terkait dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi, yaitu menerima dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat yang membutuhkan kredit. Nah, apabila terjadi penarikan simpanan

Page 26: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

6

secara bersamaan (bank runs) dan besar-besaran, maka sebuah bank akan mengalami kesulitan likuiditas.

Penarikan simpanan dalam jumlah besar dan serentak yang terus-menerus dipastikan bisa membuat bank tidak sanggup lagi me menuhi seluruh kewajibannya (insolvent). Pada umumnya, bank runs akan merugikan semua nasabah. Namun, yang paling di-

rugikan adalah deposan kecil karena mereka kurang memiliki akses informasi dan atau kemampuan mengevaluasi kondisi kesehatan suatu bank.

Akibat minimnya informasi dan analisis, mereka seringkali juga bereaksi berlebihan jika muncul rumors mengenai keadaan suatu bank. Sebaliknya, tidak jarang mereka juga terlambat mengantisipasi serta mengambil tindakan untuk menyelamatkan simpanannya di bank yang dilanda bank runs.

Belajar dari pengalaman krisis perbankan nasional tahun 1997/1998 dan tahap-tahap pemulihannya, maka penjaminan sim-

panan bagi deposan kecil akan sangat mempengaruhi ber bagai upaya dalam menjaga stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan. Sedang untuk deposan besar yang jumlah simpanannya melebihi batas penjaminan diharapkan terdorong untuk rajin menilai kondisi kesehatan bank, sehingga disiplin pasar (market discipline) pada industri perbankan tetap dapat tercipta.

Di tingkat internasional, pengalaman runtuhnya bank-bank di berbagai belahan dunia mendorong banyak negara saling berbagi pengalaman. Wadah paling fenomenal untuk hal ini ditandai dengan kelahiran International Association of Deposit Insurers (IADI) pada Mei 2002 di Basel, Swiss. Kemunculan IADI berawal dari Forum Stabilitas Finansial (Financial Stability Forum/FSF) yang digelar tahun 2000. Dari Forum tersebut lahirlah sebuah Kelompok Kerja (Working Group) yang intens membangun Studi Kelompok atas Penjaminan Simpanan (Study Group on Deposit Insurance) dengan ketua Jean Pierre Sabourin dari Canada Deposit Insurance Corporation.

Selanjutnya pada September 2001, Kelompok Kerja menghasil-

kan sebuah laporan yang dikemukakan pada FSF bertajuk pedoman untuk mendirikan sebuah sistem penjaminan simpanan. Atas dasar

Page 27: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

75 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

laporan tersebut maka terbentuklah IADI. Sejak berdiri, setiap tahun IADI rutin melakukan pertemuan tahunan, diantaranya di Seoul, Taipei, Brasil, Kuala dan terakhir tahun 2009 di Basel. Kini total anggota IADI terdiri dari 61 Deposit Insurers, 6 Associates, dan 12 partner.

Lembaga nonprofit ini memiliki misi menarik, yakni meningkat-

kan efektivitas sistem penjaminan simpanan. Caranya dengan terus mengembangkan pedoman sistem penjaminan dan program ker ja sama internasional antar institusi penjamin simpanan dari ber-

bagai negara. Di sini, masyarakat ekonomi dan perbankan dunia bisa saling belajar dari praktek-praktek terbaik dan ideal yang te-

lah dilakukan di banyak negara, diantaranya dalam persoalan: ke-

pesertaan, pendanaan, pembayaran premi dan kepedulian publik.

KepesertaanSiapakah peserta dalam program penjaminan simpanan? Secara

teoretis, kepesertaan dalam program penjaminan dapat bersifat wajib (mandatory) atau sukarela (voluntary). Kepesertaan yang bersifat wajib dimaksudkan agar dapat menghindari adanya adverse selection, yaitu kecenderungan bank yang sehat enggan atau tidak mau menjadi peserta penjaminan, dan sebaliknya hanya bank yang memiliki risiko kegagalan yang tinggi saja yang bersedia menjadi peserta penjaminan.

Dari 60 lembaga penjamin simpanan yang ada di dunia, ma-

yoritas nya mempunyai keanggotaan yang bersifat wajib. Mes ki bersifat wajib, di beberapa negara seperti Filipina, Kanada, dan Amerika Serikat, penjamin simpanan mendapat wewenang untuk menghentikan (termination) atau membatalkan (cancelation) ke-

pesertaan suatu bank dari program penjaminan. Penjamin sim panan akan mengambil langkah itu, apabila bank peserta tidak memenuhi syarat dan kondisi tertentu.

Jika kepesertaan suatu bank dihentikan atau dibatalkan, maka simpanan yang ada di bank itu masih tetap akan dijamin sampai saat jatuh tempo atau bisa juga ditentukan batas waktu penjamin-

an nya. Sebagai contoh, enam bulan, dengan tujuan memberikan kesempatan kepada para deposan untuk mengalihkan simpanannya.

Page 28: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

8

Sedangkan dalam sistem kepesertaan yang bersifat sukarela, setiap bank diwajibkan untuk menghitung biaya dan manfaat menjadi peserta penjaminan.

PendanaanLalu bagaimana dan dari mana dana yang dipakai dalam pen-

jaminan simpanan diperoleh? Pada prinsipnya, pendanaan didapat-

kan melalui kontribusi dari bank-bank peserta penjaminan. Ada dua model kontribusi yang diterapkan. Pertama, kontribusi

dari bank peserta dilakukan sebelum muncul bank yang dicabut izin usahanya (ex ante) dengan melalui premi dan penerimaan lain-

nya yang diakumulasikan sebagai cadangan penjaminan. Kedua, kontribusi dari bank peserta penjaminan dilakukan setelah adanya bank yang dicabut izin usahanya (ex post) dengan cara meminta semua bank memberi kontribusi atas biaya kegagalan suatu bank dengan proporsi tertentu.

Dari pengalaman di banyak negara, baik pendanaan secara ex ante serta pembentukan cadangan penjaminan, maupun pendanaan secara ex post, masing-masing memiliki keunggulan tersendiri.

Beberapa keuntungan dari pendanaan secara ex ante, antara lain: penjamin simpanan mempunyai sumber dana yang aman dan likuid, proses pembayaran klaim dapat segera dilakukan se hingga akan meningkatkan kredibilitas penjamin simpanan dan ke per-

cayaan masyarakat. Selain itu, dengan pendanaan secara ex ante kon tribusi yang akan dibayar oleh bank peserta juga tidak akan terlalu berfluktuasi.

Sedangkan pendanaan secara ex post memiliki sejumlah ke-

untungan, antara lain: bank peserta tidak perlu membayar jika tidak ada bank yang dicabut izin usahanya, biaya operasional penjaminan simpanan pun relatif lebih rendah, serta tidak adanya permasalahan mengenai pengelolaan maupun penentuan kecukupan cadangan penjaminan. Menurut Garcia G (1999), pendanaan secara ex ante me rupakan praktek paling baik (best practices) yang diterapkan dalam sistem penjaminan simpanan.

Page 29: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

95 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

PremiBentuk kontribusi dari pendanaan secara ex ante dari bank

dalam penjaminan simpanan biasanya berupa premi. Premi tersebut mem punyai beberapa fungsi, yaitu untuk membiayai operasional pen jamin an simpanan, diakumulasikan dalam cadangan penjamin-

an, dan digunakan sebagai insentif untuk pengelolaan risiko yang lebih hati-hati.

Dalam prakteknya, ada dua metode dominan yang digunakan untuk menghitung premi. Pertama, premi ditetapkan dengan per-

sentase yang sama untuk semua bank (flat rate premium). Kedua, premi ditetapkan dengan persentase yang berbeda sesuai dengan ting kat risiko kegagalan masing-masing bank (risk based/diffe-

rentiated premium).Penerapan flat rate memiliki keuntungan, yaitu mudah dalam

per hitungan dan murah dalam operasional. Metode ini juga dapat mendukung stabilitas dunia perbankan dan perekonomian. Pasal-

nya, bank peserta tidak dibebani premi yang tinggi pada saat kondisi kesehatannya dan atau perekonomian sedang memburuk.

Namun demikian, penerapan sistem ini dinilai kurang fair ka-

rena bank yang berisiko rendah diminta untuk memberikan sub-

sidi kepada bank yang berisiko tinggi. Selain itu, penerapan flat rate bisa mendorong bank untuk mengambil tindakan yang dapat meningkatkan portofolio risikonya atau bertindak dengan meng-

abaikan prinsip kehati-hatian (prudent).Sedangkan penerapan risk-based premium dapat mencegah

suatu bank untuk mengambil risiko yang besar dan mendorong bank peserta untuk melakukan praktek usaha yang lebih hati-hati. Penerapan metode ini menghendaki beberapa persyaratan, antara lain, adanya metode penilaian risiko yang jelas dan transparan; kri-

teria pengelompokan bank berdasarkan risiko; data yang akurat dan periodik, dan terakhir, membutuhkan sumber daya manusia yang tepat dan memiliki kapasitas.

Apabila keempat persyaratan tersebut sudah dipenuhi, maka penerapan risk-based premium sangat dianjurkan. Dalam praktek-

nya, sebagian besar penjamin simpanan menerapkan flat rate pada

Page 30: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

10

awal pendiriannya. Namun, begitu semua persyaratan itu telah ter -penuhi maka penjamin simpanan akan menerapkan risk-based pre-

mium sebagai metode yang dinilai lebih ideal.

Kepedulian MasyarakatSalah satu fungsi penting dari penjaminan simpanan adalah

men cegah kepanikan deposan atau nasabah penyimpan. Kepanikan nasabah dapat dicegah jika nasabah mengetahui skim dan program penjaminan atas simpanan mereka. Kepedulian publik untuk mengetahui dan mengikuti kinerja sebuah bank dimana mereka me nyim pan dananya adalah salah satu kunci penting dalam pen-

ciptaan stabilitas finansial. Pencegahan kepanikan itu menjadi bagian dari sejumlah tugas

yang diemban penjamin simpanan dengan cara mengedukasi ma-

syarakat. Tujuannya, agar masyarakat mendapat pemahaman dan informasi mengenai jenis dan jumlah simpanan yang dijamin. Se-

lain itu, masyarakat juga berhak mengetahui syarat dan prosedur pembayaran penjaminan.

Menengok sejarah Federal Deposit Insurance Corporation (FD IC) da pat diketahui besarnya peran FDIC dalam melindungi hak nasabah, mengawasi perbankan, memberi penjaminan, dan men cipta kan perbankan yang sehat dalam sebuah sistem finansial se cara nasional. Sejak berdiri pada 1 Januari 1934 di Amerika Seri-

kat, FDIC telah menutup 2.224 bank. Untuk menjaga reputasi dan kinerja yang unggul, FDIC memiliki

enam nilai inti sebagai pegangan, yakni: integritas, kompetensi, kerjasama, keefektifan, akuntabilitas dan kejujuran. Oleh karena itu, berbagai keputusan dan tindakan FDIC tidak banyak memicu gelombang protes dan keguncangan finansial. Gelombang penutupan bank yang terbanyak terjadi antara tahun 1985 sampai tahun 1992. Pada kurun waktu itu, 1.373 bank ditutup. Meskipun begitu, selama itu tidak terjadi kepanikan yang luar biasa karena masyarakat telah mengetahui prosedur dan cara kerja penjaminan simpanan.

Dari keseluruhan kasus penutupan bank yang terjadi di Amerika Serikat itu, sebanyak 1.475 (66%) kasus dilakukan dengan cara

Page 31: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

115 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

purchase and assumption atau penjualan portofolio simpanan bank yang ditutup kepada bank sehat lain. Prosesnya pun berjalan tanpa gejolak, praktis dan singkat. Ditunjang pengelolaan data dan teknologi informasi yang memadai, suatu bank yang ditutup pada hari Jumat terbukti dapat kembali beroperasi pada hari Senin di bawah pengelolaan bank sehat.

3. DASAR HUKUM LEMBAGA PENJAMINAN SIMPANANPengalaman adalah guru terbaik untuk bangsa kita. Belajar dari

pengalaman pahit krisis moneter yang berimbas pada rontoknya sejumlah bank, maka dibuatlah sistem jaring pengaman keuangan secara komprehensif di negeri ini. Amanat pembentukan lembaga penjamin simpanan itu sendiri telah mendapatkan dasar hukum yang kuat, yaitu pasal 37B Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang menyatakan bahwa setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan.

Tindak lanjut dari pasal 37B UU Perbankan adalah pembentuk-

an Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan tujuan utama, melaksanakan penjaminan dana masyarakat. Namun, dalam pem-

bentukannya terjadi proses dinamika yuridis yang menarik. Awalnya pembentukan dan program penjaminannya akan diatur

dalam sebuah Peraturan Pemerintah (PP). Dalam pembahasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) awal Februari 2004, muncul pertanyaan dari sejumlah anggota DPR: Mengapa pembentukan LPS yang dalam amanat UU akan dibentuk melalui PP ternyata justru diajukan pemerintah dalam bentuk Rancangan Undang-

Undang (RUU)? (Kompas, 6 Februari 2004)Pemerintah sendiri berpendapat sebenarnya proses pembuatan

PP akan lebih mudah daripada pembuatan UU. Namun tak kurang sejumlah akademisi, praktisi, dan pengamat berpendapat bah-

wa pendirian dan pengaturan mengenai LPS dinilai kurang me-

madai jika hanya ditetapkan dengan PP. Berpijak pada penga-

laman di sejumlah negara yang telah menerapkan sistem pen-

jamin an simpanan, agar pelaksanaan penjaminan simpanan dapat berlangsung efektif dan berkesinambungan maka penjamin sim-

Page 32: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

12

pan an membutuhkan sejumlah komponen pendukung.Komponen pendukung itu antara lain: (1) kewenangan publik

dalam pemungutan premi dan penyelesaian bank bermasalah; (2) interaksi, koordinasi dan kerja sama dengan lembaga lain dalam sistem jaring pengaman sektor keuangan; (3) dukungan anggaran negara dalam hal timbul kegagalan bank yang bersifat sistemik. Dengan demikian, pemungutan premi dari bank peserta penjaminan serta penyelesaian bank bermasalah memerlukan kewenangan publik yang kuat dan hanya dapat diberikan kepada penjamin simpanan berdasarkan suatu UU.

Dalam konsep jaring pengaman sektor keuangan (financial safety net) terdapat aturan mengenai pembagian fungsi dan tugas masing-

masing lembaga yang terlibat dalam rangka menjaga kestabilan industri perbankan. Supaya interaksi dan kerja sama antar lem-

baga tersebut dapat berlangsung dengan baik, maka diharapkan penjamin simpanan mempunyai dasar hukum pembentukan serta kedudukan yang setara dengan lembaga lain yang terlibat, yakni BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang kini tengah dalam proses pembentukan.

Mengingat pembentukan LPS berimplikasi terhadap kepenting-

an masyarakat, industri perbankan, dan keuangan negara, maka sudah seharusnya pembentukan LPS berdasarkan pada suatu UU, di mana prosesnya lebih terbuka dan mengakomodasi kepentingan banyak pihak.

4. LPS, PERBANKAN DAN JPSKTidak bisa dipungkiri bahwa peran yang dapat diemban oleh

pen jamin simpanan dalam sistem perbankan sangat tergantung sepe nuh nya dari tujuan kebijakan pemerintah. Penjamin simpanan da pat berfungsi hanya sebagai pembayar ataupun kasir pada saat ada bank yang dicabut izin usahanya (pay box system). Selain itu, ia juga dapat berfungsi mengurangi risiko kerugian lebih luas yang mungkin timbul jika terdapat bank yang dicabut izin usahanya (risk minimizer system). Kedua fungsi pokok tersebut bisa dimainkan se-

cara simultan oleh penjamin simpanan.

Page 33: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

135 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Munculnya krisis moneter yang berimbas pada tumbangnya puluhan bank mendorong banyak negara untuk memberi porsi per-

hati an yang spesial kepada penjaminan simpanan dan peningkatan stabilitas sektor keuangan. Penjaminan simpanan dinilai memiliki peranan yang penting dalam mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan. Peran penjaminan simpanan semakin besar, apa-

lagi di tengah-tengah cepatnya perkembangan jasa keuangan dan semakin kompleksnya sektor keuangan.

Sebagai contoh, peningkatan teknologi yang dipakai oleh du nia perbankan tidak hanya menimbulkan perkembangan jenis pro duk finansial yang baru, canggih, dan kompleks, namun juga menyebab-

kan kenaikan risiko bank. Sementara itu, manajemen risiko yang meliputi serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul pada kegiatan usaha bank belum sepenuhnya mampu dilaksanakan oleh bank.

Pada sisi lain, saat ini terdapat kelemahan dalam konfigurasi per bankan di tanah air, di mana 11 bank besar mengontrol 75% dari aset perbankan nasional. Dalam kondisi seperti ini, bank-bank kecil memberi rentang produk yang sama dengan bank yang lebih besar, namun lebih lemah dalam manajemen risiko, kemampuan tata kelola (governance) dan operasionalnya. Keadaan riil di atas me nuntut perhatian khusus dari institusi yang berfungsi sebagai penjamin simpanan.

Adapun fungsi-fungsi lain yang diemban Bank Sentral meliputi: fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan, fungsi lender of last resort dan sistem pembayaran, serta fungsi pengelolaan keuangan negara. Perlu dipahami bahwa kerjasama di antara fungsi-fungsi itu harus padu dalam mekanisme kerja yang efisien dan efektif untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan. Mekanisme kerjasama itu biasa dibingkai dalam konsep jaring pengaman keuangan atau financial safety net (FSN).

Yang juga harus dipahami adalah bahwa kemampuan industri perbankan belum sempurna dan tangguh seratus persen. Sejumlah bank besar memiliki kemampuan kuat, sedangkan kebanyakan bank menengah dan kecil terus mencari format pelayanan yang ber-

Page 34: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

14

kualitas serta kinerja yang baik. Apabila dibandingkan dengan praktek terbaik dan ideal per-

bankan, masih banyak bank yang membutuhkan core banking skill dan keharusan membangun good corporate governance. Pening kat-

an kinerja juga masih diperlukan, terutama pada kemampuan suatu bank untuk mengelola beragam risiko (dari risiko kredit, pasar, operasional, likuiditas, hingga hukum), mengelola kontrol inter nal, serta patuh pada prinsip kehati-hatian.

Dalam konteks di atas, maka pengawasan perbankan yang efektif diharapkan dapat mencegah suatu bank mengambil risiko yang ber lebihan serta mampu mengidentifikasikan permasalahan pada suatu bank secara dini. Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan keuangan maka dituntut bekerjanya sejumlah fungsi yang diemban oleh beberapa lembaga penyokong utama jaring pengaman sistem keuangan (JPSK) dengan baik.

Fungsi-fungsi tersebut meliputi: (1) sistem supervisi perbankan yang padu, efektif dan efisien; (2) sistem atau lembaga pemberi fasilitas lender of last resort; (3) sistem penjaminan simpanan nasa-

bah bank; dan (4) kebijakan-kebijakan dalam mengatasi pro blem sistemik termasuk penggunaan anggaran negara yang dipakai.

Terkait erat dengan stabilitas sistem keuangan, relasi antar unsur pendukung, yaitu: penjamin simpanan, lembaga pengawas sektor keuangan, bank sentral, dan pemerintah mesti dirancang seideal mungkin sehingga setiap unsur memiliki akses terhadap informasi yang dibutuhkan guna pengambilan keputusan.

Akses akan informasi yang akurat sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam rangka melaksanakan peran sebagai salah satu unsur stabilitas sistem keuangan. Sebuah desain yang umum adalah dengan menempatkan wakil dari masing-masing unsur safety net players pada tingkat pengambil keputusan dalam struk tur organisasi penjamin simpanan.

5. LPS dan JPSKSebagai salah satu bagian dari Jaring Pengaman Sistem Keuangan

(JPSK), LPS merupakan salah satu lembaga yang memegang

Page 35: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

155 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

peran penting dalam keikutsertaannya menjaga stabilitas sistem perbankan. JPSK merupakan keseluruhan pengaturan dalam sek-

tor keuangan guna memastikan stabilitas sistem keuangan. Jika stabilitas sistem keuangan diibaratkan bangunan rumah, agar rumah tersebut kokoh dan tahan gempa, diperlukan pilar-pilar yang kuat yang menopang beban rumah.

Ada empat pilar dalam menopang stabilitas sistem keuangan, yaitu (1) pengaturan dan pengawasan sektor keuangan;(2) Fasilitas Lender of Last Resort (LoLR);(3) program penjaminan simpanan nasabah dan resolusi bank gagal; dan (4) manajemen krisisyang meliputi pencegahan krisisdan penanganan krisis. Empat pilar inilah yang kita sebut sebagai Jaring Pengaman Sistem Keuangan. Pilar-pilar ini dibangun dari tiga institusi, yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan LPS.

Dalam empat pilar JPSK tersebut, LPS memainkan peran stra-

tegis dalam pilar ketiga dan keempat. Pilar ketiga, yaitu program penjaminan simpanan dan resolusi bank dilakukan LPS melalui penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik. Dua opsi yang dapat diambil untuk menyelesaikan bank gagal yang tidak berdampak sistemik, yaitu melakukan penyelamatan bank gagal dengan melakukan penyertaan modal sementara atau melikuidasi bank selanjutnya melaksanakan pembayaran klaim penjaminan. Jadi, walaupun banknya dilikuidasi nasabah penyimpan merasa aman untuk menyimpan dananya pada sistem perbankan. Pada saat pencegahan dan penanganan krisis, LPS memainkan peran penting melalui penyelamatan bank gagal yang berdampak sistemik, se-

hingga krisis dapat dicegah atau diminimalkan. Mengingat pentingnya JPSK ini, LPS sangat mendorong untuk

segera ditetapkan UU JPSK sebagai pengganti Perppu JPSK yang saat ini sudah tidak berlaku. Pengaturan JPSK dalam suatu undang-

undang adalah sangat penting, karena akan digunakan sebagai dasar hukum yang kuat yang mengatur siapa melakukan apa pada saat kondisi normal maupun terjadi ancaman krisis dan pada saat krisis, sehingga para pihak yang mengambil kebijakan mempunyai akuntabilitas yang jelas.

Page 36: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

16

6. LPS DAN OJKSebagai lembaga penjamin simpanan, LPS sangat berkepenting-

an terhadap tingkat kesehatan bank baik secara individual maupun secara agregat. Untuk menjaga tingkat kesehatan bank se-

cara individual (micro prudential) maupun secara agregat (macro prudential) diperlukan pengawasan perbankan yang efektif. Concern LPS pada pengawasan perbankan sesungguhnya pada outcome-

nya, yaitu bagaimana menciptakan pengawasan bank yang efektif untuk dapat digunakan sebagai early warning system sehingga LPS dapat mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah kerugian yang lebih besar.

Selain itu, adalah sangat tidak bijaksana jika LPS sebagai lembaga penjamin tetapi tidak mempunyai akses terhadap obyek penjaminannya. Dalam rangka mengambil pilihan solusi resolusi bank gagal yang tepat, LPS mau tidak mau harus memperoleh data/informasi jauh hari sebelum bank dinyatakan sebagai bank gagal. Hal inilah yang sampai saat ini masih menjadi PR kita dalam menata struktur pengawasan industri perbankan. Berkenaan dengan RUU OJK, LPS sangat berharap agar LPS diberikan akses kepada bank untuk dapat melakukan pemeriksaan terkait dengan pelaksanaan program penjaminan maupun resolusi bank walaupun untuk sementara ini celah tersebut dapat diatasi dengan adanya Nota Kesepahaman antara LPS dan Bank Indonesia.

Page 37: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

175 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

BAB II

FUNGSI DAN

TUGAS LPS

Page 38: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

18

• Kepercayaanmasyarakat untukmenyimpandananyadi bank semakinbesar.Halitunampakdaridanapihakketigayangdikelolaolehperbankan.Seiringdenganitu,keberadaanLPSsejaktahun2005makinsignifikan.Hal ini tak lepas dari fungsi LPS, yaitu menjamin simpanan nasabahdanturutaktifmemeliharastabilitassistemperbankan.Penjaminanituditerapkanpada BankUmumdanBank Perkreditan Rakyat, baik bankkonvensionalmaupunbanksyariah.

• Dalam memelihara stabilitas sistem perbankan, LPS tidak sendirian.LPSbekerjasamadenganKementerianKeuangan,Bank IndonesiadanLembaga Pengawas Perbankan. Dalam menjalankan tugasnya, tatakelolaLPSmenganutone tier board system,dimanaDewanKomisionerditempatkan sebagai pemimpin LPS. Selanjutnya, Dewan Komisionerwajibmelakukan rapatberkalayangdisebutRapatDewanKomisioner(RDK)minimalsekalidalamsebulan.Dalamrangkamenjawabtantanganperekonomian sepanjang tahun 2009, Dewan Komisioner LPS telahmenyelenggarakan75RDK.

• Sesuai ketentuan,modal awal LPSminimalRp4 triliundanmaksimalRp8triliun.KekayaanLPSiniadalahasetnegarayangdipisahkan.Padaawalprosesberdirinya,LPSmendapatkanmodalawaldaripemerintahsebesar Rp 4 triliun. Selanjutnya LPS memiliki Rencana Kerja danAnggaranTahunan.DalamrangkaakuntabilitasLPS, laporankeuanganLPSdi-auditolehBPK.

Page 39: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

195 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

1. FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG LPSSaat ini kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya ke

bank semakin besar. Hal ini bisa dilihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) di industri perbankan yang dari tahun ke tahun naik secara signifikan. Hingga bulan Nopember 2010, DPK yang dihimpun perbankan nasional sudah mencapai Rp 2.301,22 triliun, di mana sekurangnya Rp 1.794,65 triliun telah dikucurkan dalam bentuk kredit. Me ningkatnya kapasitas lending bank tersebut patut disyukuri se iring semakin besarnya kebutuhan pertumbuhan ekonomi yang memerlukan dana. Hingga tahun 2014—dengan target pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun—akan dibutuhkan total investasi Rp 10.000 triliun.

Investasi dari pemerintah diprediksi hanya sekitar 20% atau Rp 2.000 triliun. Kekurangan investasi diharapkan datang dari swasta. Dengan demikian, peran investasi swasta dan industri perbankan akan sangat dominan. Dana pihak ketiga dari masyarakat pun tidak bisa dianggap remeh dan harus dikelola dengan baik. Dalam konteks ini, tumbuhnya kepercayaan yang makin besar dari masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan dan menyimpan dananya ke bank sangatlah penting.

Dalam rangka terus meningkatkan kepercayaan publik kepada perbankan, peran LPS sebagai lembaga yang menjamin simpanan nasabah bank dan menjaga stabilitas sistem perbankan menjadi sangat penting. Fenomena positif dalam kurun lima tahun ini me-

nunjuk kan bahwa eksistensi dan sosok Lembaga Penjamin Sim-

panan (LPS) untuk terus memperkuat kepercayaan publik pada industri perbankan semakin dibutuhkan. Sehingga harapan untuk

Page 40: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

20

menciptakan sistem perbankan yang sehat dan stabil dengan ada-

nya/pembentukan dan peran LPS, dapat diwujudkan. Hal ini tak lepas dari fungsi LPS sendiri, yaitu menjamin simpanan nasabah dan turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan ke wenangannya.

Pelaksanaan skim penjaminan simpanan oleh LPS ini diterap-

kan kepada seluruh bank yang beroperasi di Indonesia, baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR), baik bank kon ven-

sional maupun bank syariah.Dalam menjalankan kedua fungsi di atas, LPS mempunyai tugas

sebagai berikut:

1. Melaksanakan penjaminan simpanan;2. Melaksanakan penyelesaian Bank Gagal (bank resolution)

yang tidak berdampak sistemik; dan3. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak

sistemik.

Dalam menjalankan tugas di atas, LPS mengadaptasi model yang serupa dengan sistem asuransi dengan prinsip ”industri menolong industri”, dimana apabila terjadi Bank Gagal, maka wajib ditolong oleh keseluruhan industri perbankan. Selain itu, untuk mendukung keperluan tersebut, seluruh bank wajib membayar kontribusi dan premi kepada LPS. Dalam rangka pelaksanaan penjaminan sim-

panan, LPS melaku kan pembayaran klaim terhadap simpanan nasabah penyimpan dari bank yang dicabut izin usahanya serta melakukan proses likuidasi bank yang dicabut izin usahanya. Pem-

bayaran klaim penjaminan kepada para nasabah bank dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 90 hari sejak bank dicabut izin usahanya. Proses pem bayaran klaim tersebut dirancang secara cepat dengan tujuan untuk memberikan kepastian kepada nasabah bank mengenai status simpanan nya. Sehingga diharapkan akan memberikan rasa tenang dan kepastian bagi nasabah bank yang dicabut izin usahanya. Dengan peran seperti itu, LPS diharapkan akan mendukung sta bilitas perbankan secara keseluruhan.

Sementara itu, dalam rangka pelaksanaan fungsi turut aktif men jaga stabilitas perbankan nasional, LPS memiliki tugas untuk

Page 41: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

215 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

menye lamat kan bank gagal yang berdampak sistemik. Dalam rangka men jalankan tugas dimaksud, LPS memiliki kewenangan dalam meng ambil alih dan menjalankan semua hak dan pemegang saham, termasuk RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Selain itu, LPS juga punya kewenangan untuk menguasai aset, meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, mengubah setiap kontrak yang meng ikat bank gagal. Kewenangan tersebut diberikan UU kepada LPS untuk memastikan proses penyelamatan bank yang dilakukan oleh LPS dapat dilaksanakan dengan baik. Tanpa menguasai RUPS bank yang diselamatkan, proses penyelamatan bank yang dilakukan oleh LPS akan menjadi sia-sia seperti yang telah ditunjukkan pengalaman pemerintah sebelumnya.

Dalam proses pengambilan keputusan penyelamatan bank ga-

gal yang tidak berdampak sistemik, LPS memiliki pilihan untuk menye lamatkan atau tidak menyelamatkan bank gagal tersebut. Opsi tersebut didasarkan pada perkiraan biaya penyelamatan dan perkiraan biaya tidak melakukan penyelamatan bank gagal di-

maksud. Sedangkan dalam proses pengambilan keputusan penyelamatan

bank gagal yang berdampak sistemik, LPS tidak memiliki opsi lain kecuali menyelamatkan bank gagal tersebut. Keputusan pe-

nye lamatan bank gagal yang berdampak sistemik diambil oleh Ko mite Koordinasi yang beranggotakan Menteri Keuangan, Bank Indonesia, LPS dan Lembaga Pengawas Perbankan. Selanjutnya, Komite Koordinasi menyerahkan penyelamatan bank gagal yang ber dampak sistemik tersebut kepada LPS.

Dalam rangka penyelamatan bank gagal, LPS dapat melakukan Penyertaan Modal Sementara (PMS). Proses penyelamatan bank gagal yang berdampak sistemik dapat dilakukan oleh LPS dengan ke ikutsertaan pemegang saham lama atau tanpa keikutsertaan pe-

megang saham lama bank.Penyertaan Modal Sementara LPS kepada bank gagal yang di-

selamatkan LPS bersifat sementara. LPS harus menjual saham bank yang diselamatkan dengan harga yang optimal secara terbuka dan transparan. Apabila tidak mencapai harga optimal maka dicari harga yang terbaik. Untuk bank gagal yang tidak berdampak sis-

Page 42: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

22

temik, LPS harus menjual saham bank tersebut dalam jangka waktu paling lambat 4 tahun. Sedangkan untuk bank gagal yang ber dampak sistemik, LPS harus menjual saham bank tersebut dalam jangka waktu paling lambat 5 tahun.

2. SIMPANAN YANG DIJAMINDalam sistem penjaminan terbatas, penetapan nilai simpanan

yang dijamin merupakan salah satu hal yang krusial. Penetapan simpanan yang dijamin perlu mempertimbangkan keseimbangan antara tujuan untuk mencegah moral hazard, menumbuhkan disiplin pasar, serta membatasi eksposure penjamin simpanan (biaya penjaminan). Selain itu, tingkat penjaminan harus di selaras-

kan dengan tujuan kebijakan publik penjamin simpanan yang pada umumnya untuk melindungi simpanan nasabah kecil dan memelihara stabilitas sistem perbankan.

Dalam UU LPS Tahun 2004, simpanan yang dijamin LPS di-

tetapkan sebesar Rp 100 juta dengan pertimbangan utama re-

kening bersaldo sampai jumlah tersebut telah mencapai lebih dari 98% dari jumlah seluruh rekening yang ada pada perbankan. IMF merekomendasikan nilai simpanan yang dijamin berkisar 3 - 4 kali pendapatan per kapita masing-masing negara. Untuk Indonesia, pendapatan per kapita kurang representatif untuk dijadikan dasar penetapan tingkat penjaminan karena distribusi pendapatan relatif tidak merata dan pendapatan per kapita kita setelah krisis 1997/1998 turun akibat depresiasi rupiah.

Dalam UU LPS, nilai simpanan yang dijamin dapat diubah jika terpenuhi prasyarat: (1) terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar secara bersamaan; (2) terjadi inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun; atau (3) jumlah nasabah yang seluruh simpanan-

nya dijamin menjadi kurang dari 90% seluruh nasabah perbankan. Pada saat terjadi krisis keuangan global pada paruh kedua 2008,

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang (Perppu) Nomor 3 Tahun 2008 melakukan amendemen UU LPS dengan menambah prasyarat adanya ancaman krisis yang berpotensi mengakibatkan merosotnya kepercayaan masyarakat

Page 43: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

235 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

terhadap perbankan dan membahayakan stabilitas sistem keuangan, sebagai prasyarat perubahan nilai simpanan yang dijamin. Ber-

dasarkan amendemen tersebut, nilai simpanan yang dijamin LPS dinaikkan sementara menjadi Rp 2 miliar. Pada saat ini LPS ber-

sama Pemerintah sedang melakukan kajian untuk mengevaluasi nilai simpanan yang dijamin ke tingkat yang lebih normal.

Jumlah Simpanan Yang DijaminSejak 13 Oktober 2008, penjaminan LPS meliputi simpanan

paling banyak Rp 2 miliar per nasabah per bank. Sesuai Peraturan LPS, nilai simpanan yang dijamin tersebut mencakup saldo pada tanggal pencabutan izin usaha bank. Untuk simpanan yang memiliki komponen bagi hasil, saldo tersebut meliputi pokok ditambah bagi hasil yang telah menjadi hak nasabah sampai tanggal pencabutan izin usaha bank.

Secara teoritis, bagi hasil dapat didasarkan pada pendapatan (revenue sharing) atau laba/rugi (profit/loss sharing). Mengacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) mengenai simpanan yang menggunakan akad mudharabah, bank syariah sebagai mudharib menutup biaya operasional pengelolaan simpanan tersebut dengan menggunakan nisbah yang menjadi haknya.

Dengan demikian, bagi hasil yang diterapkan pada perbankan syariah di Indonesia adalah bagi pendapatan (revenue sharing). Dengan demikian, bank syariah tidak akan membagi kerugian atau biaya operasional atas pengelolaan dana simpanan kepada nasabah. Berkenaan dengan hal tersebut, apabila bank syariah dicabut izin usahanya LPS akan membayar kepada nasabah paling kurang sebesar pokok simpanannya.

Ketentuan Tingkat Bunga PenjaminanPenetapan maksimum tingkat bunga penjaminan oleh LPS mem-

punyai beberapa latar belakang antara lain:

a. Membatasi exposure yang menjadi beban LPS mengingat penjaminan meliputi pokok dan bunga;

Page 44: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

24

b. Mencegah moral hazard pengelola bank untuk mengguna kan bunga yang tinggi sebagai insentif pengerahan dana masyara-

kat; dan

c. Mendorong masyarakat bersikap hati-hati dalam penempatan dananya.

Berdasarkan ketentuan Pasal 19 huruf b UU LPS, klaim penjaminan nasabah penyimpan dinyatakan tidak layak bayar apabila nasabah tersebut merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar. Nasabah penyimpan dinyatakan sebagai pihak yang diuntungkan secara tidak wajar apabila nasabah tersebut memperoleh tingkat bunga melebihi maksimum tingkat bunga penjaminan yang ditetapkan LPS. Ketentuan maksimum tingkat bunga penjaminan tersebut hanya diberlakukan untuk simpanan yang mempunyai komponen bunga, dan tidak diberlakukan untuk simpanan di bank syariah yang tidak mempunyai komponen bunga.

LPS tidak menetapkan maksimum bagi hasil yang diterima nasabah penyimpan di bank syariah, mengingat besarnya bagi hasil tidak tentu, bersifat fluktuatif dan tidak diperjanjikan di muka. Oleh karena itu, meskipun realisasi bagi hasil simpanan di bank syariah apabila diekuivalenkan dengan tingkat bunga (equivalent return) melebihi maksimum tingkat bunga penjaminan, simpanan di bank syariah tersebut tetap dijamin oleh LPS.

Perubahan Jumlah Simpanan yang DijaminDalam rangka menghadapi ancaman krisis keuangan global

yang berpotensi mengakibatkan merosotnya kepercayaan masya-

rakat terhadap perbankan dan membahayakan stabilitas sistem keuangan, pada bulan Oktober 2008 Pemerintah menetapkan beberapa kebijakan antisipasi (pre-emptive measures) yang bersifat

Page 45: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

255 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

sementara. Salah satunya dengan menaikkan jumlah simpanan yang dijamin LPS dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar per nasabah per bank. Seiring berlalunya krisis yang ditandai dengan makin membaiknya kondisi sistem perbankan, perekonomian nasional dan internasional, serta banyaknya penjamin simpanan dunia yang menetapkan kebijakan untuk keluar dari krisis (exit strategy), jumlah simpanan yang dijamin LPS perlu dipertimbangkan untuk disesuaikan.

Menurut pedoman asosiasi penjamin simpanan Internasional (IADI), dalam penetapan jumlah simpanan yang dijamin perlu mempertimbangkan keseimbangan antara mencegah moral hazard, menumbuhkan disiplin pasar, membatasi biaya penjaminan, serta menjaga stabilitas sistem perbankan. Secara kuantitatif, jumlah simpanan yang dijamin dapat ditetapkan dengan melakukan analisis terhadap data distribusi simpanan dan GDP per kapita. Dalam Pasal 11 ayat (2) UU LPS diatur bahwa jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya paling kurang meliputi sebesar 90% dari jumlah nasabah pada seluruh bank. Sedangkan berdasarkan pedoman dari IMF, jumlah simpanan yang dijamin disarankan meliputi 3-4 kali GDP per kapita untuk negara maju dan meliputi 5-6 kali GDP per kapita untuk negara berkembang.

Penjaminan sebesar Rp 2 miliar per nasabah per bank pada saat ini berdasarkan data akhir November 2010 telah meliputi 99,9% dari jumlah rekening yang ada pada sistem perbankan yang berjumlah lebih dari 96,6 juta rekening, dan meliputi lebih dari 51% jumlah simpanan. Sedangkan dengan asumsi GDP per kapita Indonesia pada akhir tahun 2010 sebesar US$4.000 dengan kurs US$ 1= Rp 9.000, maka nilai simpanan yang dijamin di Indonesia saat ini meliputi lebih dari 55 kali GDP per kapita.

Beberapa negara yang pada saat krisis 2008 memberlakukan penjaminan penuh telah menetapkan perubahan jumlah simpanan yang dijamin antara lain sebagai berikut:

Page 46: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

26

Negara Jumlah Yang Dijamin Ekuivalen Jutaan Rupiah

GDPPer capita

US $

% CakupanNasabah

Sebelum Okt 2008

SejakOkt 2008

Sejak 1 Jan 2011

Malaysia RM 60.000 Penjaminan Penuh

RM 250.000 706 6.897 99%

Singapura S$ 20.000 Penjaminan Penuh

S$ 50.000 326 37.293 91%

Hong Kong HK$ 100.000 Penjaminan Penuh

HK$ 500.000 583 29.826 90%

Dalam rangka penyesuaian jumlah simpanan yang dijamin, LPS, sebagaimana dilakukan penjamin simpanan yang lain, telah me-

lakukan kajian dan simulasi menggunakan pemodelan dengan pen-

dekatan bahwa jumlah simpanan yang dijamin akan mencapai titik optimal pada level ketika laju pertambahan jumlah rekening (atau jumlah nasabah) yang dijamin berada “tepat akan menurun” seiring bertambahnya kumulatif jumlah rekening (atau jumlah nasabah) yang dijamin (decreasing of marginal cumulative insured deposits point).

Hasil kajian dan simulasi tersebut selanjutnya akan dimintakan pendapat dari akademisi, industri perbankan, serta para pemangku kepentingan lainnya sebelum diusulkan kepada Pemerintah. Sesuai ketentuan dalam Pasal 11 UU LPS, perubahan nilai simpanan yang dijamin harus dikonsultasikan kepada DPR sebelum hasilnya ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

Penjaminan Dana Pemegang Polis AsuransiPada saat ini terdapat kecenderungan industri jasa keuangan

mengalami integrasi baik secara kelembagaan, produk, maupun pemasaran. Atas dasar pandangan inilah muncul gagasan untuk menggabungkan pengawasan terhadap seluruh industri jasa keuangan pada satu otoritas pengawasan. Selain pengawasan sektor jasa keuangan yang efektif, upaya perlindungan terhadap konsumen jasa keuangan pada saat ini juga menjadi perhatian terutama setelah kejadian krisis tahun 2008. Di antara upaya perlindungan

Page 47: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

275 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

terhadap konsumen jasa keuangan, penjaminan simpanan nasabah bank merupakan sistem yang paling banyak diterapkan. Sedangkan perlindungan terhadap dana pemegang polis asuransi dan dana investor di pasar modal pada saat ini belum banyak negara yang menerapkannya.

Di tinjau dari kelembagaannya, sistem perlindungan konsumen jasa keuangan dapat dirancang terintegrasi untuk seluruh konsumen jasa keuangan seperti yang diterapkan di Korea Selatan. Korea Deposit Insurance Corporation (KDIC) selain menjamin simpanan nasabah bank, juga menjamin dana pemegang polis pada perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum, serta dana investor di perusahaan sekuritas. Sedangkan di Kanada, pelaksana perlindungan terhadap konsumen jasa keuangan dilakukan oleh badan yang terpisah yakni: Canada Deposit Insurance Corporation (CDIC) untuk nasabah bank, Assuris untuk pemegang polis asuransi jiwa, Property and Casualty Insurance Compensation Corporation (PACICC) untuk pemegang polis asuransi umum, dan Canadian Investor Protection Fund (CIPF) untuk investor pasar modal.

Pada akhir tahun 2010, Parlemen Malaysia telah mengamendemen Malaysia Deposit Insurance Corporation (MDIC) Act dan menunjuk MDIC sebagai badan yang akan melaksanakan penjaminan terhadap dana pemegang polis asuransi (insurance compensation scheme/ICS). Dalam RUU OJK disebutkan bahwa salah satu tugas OJK adalah melakukan langkah-langkah untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen dari sektor jasa keuangan. Berkenaan dengan hal tersebut, pemberian penjaminan terhadap dana pemegang polis asuransi dan dana investor pasar modal di Indonesia menjadi gagasan yang perlu dibahas lebih lanjut.

3. PENJAMINAN PERBANKAN SYARIAH Berdasarkan ketentuan Pasal 96 dan penjelasan Pasal 4

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), fungsi penjaminan simpanan LPS meliputi pula penjaminan simpanan di bank syariah. Penjaminan LPS tersebut

Page 48: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

28

mencakup simpanan di Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) yang dimiliki oleh bank umum konvensional, serta Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Bentuk Simpanan Yang DijaminKetentuan mengenai bentuk simpanan yang dijamin LPS pada bank syariah diatur lebih lanjut dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2005 yaitu:

a. Giro berdasarkan prinsip wadiah (untuk BUS dan UUS);

b. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah;

c. Tabungan berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah atau prinsip mudharabah muqqayadah yang risikonya ditanggung oleh bank;

d. Deposito berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah atau prinsip mudharabah muqqayadah yang risikonya ditanggung oleh bank; dan/atau

e. Simpanan berdasarkan prinsip syariah lainnya yang ditetapkan oleh LPS setelah mendapat pertimbangan LPP (Bank Indonesia).

Dalam perkembangannya, sesuai ketentuan pada butir e tersebut di atas LPS telah menetapkan giro berdasarkan prinsip mudharabah sebagai bentuk simpanan yang dijamin.

4. TATA KELOLALPS senantiasa mengupayakan nilai-nilai LPS dan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance diterapkan dalam setiap pe-

laksanaan fungsi dan tugas LPS sesuai dengan amanat UU LPS.Dalam menjalankan tugasnya, tata kelola LPS menganut one

tier board system, di mana Dewan Komisioner ditempatkan sebagai pemimpin LPS. Anggota Dewan Komisioner yang berjumlah 6 orang ber tugas secara kolektif. Dewan Komisioner bertanggung jawab untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan serta melakukan penga was an dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang LPS.

Page 49: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

295 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Anggota Dewan Komisioner LPS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Mereka terdiri dari 3 orang yang independen yang berasal dari masyarakat dan 3 orang Ex-Officio yang mewakili Departemen Keuangan, Bank Indonesia dan Lembaga Pengawas Perbankan. Mengingat saat ini Lembaga Pengawas Perbankan belum terbentuk dan pengawasan perbankan masih dilaksana kan oleh Bank Indonesia, maka anggota ex-officio dari Lembaga Pe nga-

was Perbankan dirangkap oleh anggota Dewan Komisioner yang berasal dari unsur pimpinan Bank Indonesia.

Salah satu anggota Dewan Komisioner yang bukan ex-officio diangkat sebagai Ketua Dewan Komisioner dan satu anggota Dewan Komisioner yang bukan anggota ex-officio ditetapkan sebagai Ke-

pala Eksekutif. Ketua Dewan Komisioner bertugas memimpin rapat Dewan Komisioner.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisioner wajib mela-

ku kan rapat berkala (Rapat Dewan Komisioner [RDK]) minimal satu kali dalam satu bulan. RDK membahas hal-hal sebagai berikut:

1) Menetapkan kebijakan penjaminan simpanan nasabah;2) Menetapkan kebijakan LPS dalam mendukung stabilitas

sistem perbankan;3) Mengevaluasi pelaksanaan penjaminan simpanan nasabah

dan pelaksanaan peran LPS dalam mendukung stabilitas sistem perbankan;

4) Menerima dan mengevaluasi hal-hal lain yang dilaporkan Kepala Eksekutif; dan/atau

5) Hal-hal yang berhubungan dengan tugas LPS.

Sejak awal beroperasi sampai dengan Juni 2010, Dewan Ko-

misioner LPS telah melakukan Rapat Dewan Komisioner se banyak 320 kali serta mengeluarkan 138 Keputusan Dewan Komisioner.

Sesuai dengan amanat UU LPS, LPS telah membentuk Komite Audit dan Komite Informasi untuk membantu Dewan Komisioner dalam melaksanakan tanggung jawab pengawasan terhadap pengelolaan LPS yang harus dikerjakan secara efektif dan efisien, baik dalam hal melaksanakan penjaminan simpanan maupun pe-

netapan kebijakan.

Page 50: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

30

Sampai dengan tahun 2010, Komite Audit telah me lakukan 18 review atas pelaksanaan fungsi LPS, di antaranya me liputi pe-

laksanaan program penjaminan, pengelolaan manaje men risiko, pelaksanaan likuidasi bank, penanganan klaim penjaminan dan pelaksanaa resolusi bank. Sedangkan Komite Informasi, sejak terbentuk pada Mei 2010, telah menyelenggarakan 5 pertemuan dan memberikan rekomendasi terkait penetapan suku bunga wajar oleh LPS, media monitoring dan public awareness LPS.

Salah satu anggota Dewan Komisioner yang ditetapkan sebagai Kepala Eksekutif bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan operasional LPS. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Eksekutif dibantu oleh beberapa direktur. Dalam struktur organisasi LPS, terdapat 5 Direktorat yang menjalankan fungsi utama LPS yaitu:

1. Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko2. Direktorat Klaim dan Resolusi Bank3. Direktorat Hukum dan Peraturan4. Direktorat Keuangan5. Direktorat Administrasi dan Sistem Informasi

Pelaporan & AkuntabilitasSeperti laiknya sebuah lembaga negara, LPS memiliki Rencana

Ker ja dan Anggaran Tahunan. Dalam jangka waktu selambat-lam-

bat nya 3 bulan sebelum tahun buku mulai berlaku, Kepala Ek se-

kutif memiliki Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan untuk men -dapatkan persetujuan Dewan Komisioner.

Pada saat yang bersamaan, dengan penyampaian Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan itu, Kepala Eksekutif menyampaikan pula evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan kepada Dewan Ko-

misioner. Selanjutnya, Dewan Komisioner menyampaikan Rencana Kerja

dan Anggaran Tahunan yang telah disetujui, serta evaluasi pelak-

sa naan anggaran tahun berjalan kepada Presiden dan Dewan Per-

wakilan Rakyat (DPR). Terkait dengan pelaporan dan akuntabilitas, LPS wajib menyu-

sun laporan tahunan untuk setiap tahun yang berakhir pada tang-

Page 51: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

315 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

gal 31 Desember. Laporan tahunan itu terdiri dari laporan ke giat-

an kerja dan laporan keuangan, yang bentuk dan susunannya di-

tetapkan dengan Keputusan Dewan Komisioner.Dalam menjunjung tinggi akuntabilitas LPS, setiap laporan ke-

uangan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Selanjut-

nya, hasil audit laporan keuangan diterbitkan selambat-lambatnya tanggal 31 Maret tahun berikutnya. Laporan tahunan itu wajib LPS sampaikan kepada Presiden dan DPR, paling lambat pada tanggal 30 April tahun berikutnya.

Selain itu, LPS masih memiliki kewajiban untuk mengumum kan laporan keuangan yang telah diaudit pada minimal 2 surat kabar harian yang memiliki peredaran yang luas paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya.

Indikator Penilaian Tingkat Kinerja LPS

Pada tahun 2010, kinerja LPS dinilai berdasarkan kriteria-

kriteria berikut:1. Keuangan, dengan bobot 45%

Indikator yang dinilai pada kriteria keuangan adalah:

- Rasio Likuiditas (bobot: 30%),- Rasio Solvabilitas (bobot: 40%),- Rasio Pendapatan dan Biaya (bobot: 15%), dan- Rasio Investasi (bobot: 15%).

2. Operasional, dengan bobot nilai 55% Indikator yang dinilai pada kriteria operasional adalah:

- Pelaksanaan penjaminan simpanan (bobot: 50%), yang ter-

diri atas: a. Tingkat pemenuhan kewajiban penyampaian laporan

berkala bank.b. Tingkat pembayaran premi.c. Ketepatan waktu pembayaran klaim untuk pertama

kali.d. Ketepatan waktu penentuan simpanan yang layak di-

bayar.

Page 52: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

32

e. Ketepatan pemenuhan pengumuman suku bunga pen-

jaminan.

- Pelaksanaan kebijakan resolusi bank gagal (bobot: 50%), yang terdiri atas:

a. Ketepatan waktu memutuskan menyelamatkan atau tidak menyelamatkakn bank gagal yang tidak berdampak sistemik.

b. Ketepatan waktu pelaksanaan RUPS pembubaran badan hukum dan pembentukan TL bank yang dicabut izin usahanya.

c. Ketepatan waktu penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk audit neraca penutup.

d. Ketepatan waktu penyampaian Neraca Penutupan.e. Ketepatan waktu penyampaian Neraca Penutupan yang

diaudit.f. Ketepatan waktu penyampaian Rencana Kerja dan

Anggaran Biaya Tim Likuidasi (RKATL).g. Ketepatan waktu penyampaian Neraca Sementara

Likuidasi (NSL).h. Ketepatan waktu penyelesaian likuidasi bank.

Profil Risiko LPSBerdasarkan penilaian risiko lembaga (enterprise risk assess-

ment) yang dilakukan LPS pada tahun 2010, tidak terdapat risiko pada zona merah. Beberapa risiko inheren yang dipandang perlu untuk dikelola dengan lebih efektif (berada pada zona orange), yaitu Risiko Ekuitas, Risiko Rendahnya Awareness Masyarakat, Risiko Ketidakpercayaan Masyarakat, Risiko Strategis, Risiko Hukum, Risiko Komunikasi Internal, Risiko Perencanaan, Risiko Penilaian, dan Risiko Ketersediaan Data.

Page 53: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

335 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Matriks Risiko

Sang

at Be

sar

(Cat

astro

phic)

Besa

r (M

ajor)

Seda

ng(M

oder

ate)

Kecil

(Mino

r)Tid

ak Si

gnifi

kan

(Insig

nifica

nt)

• Risiko Ekuitas

• Risiko Akibat Bencana Alam

• Risiko Moral Hazard

• Risiko Kepatuhan• Risiko Likuiditas• Risiko Pembayaran

Klaim• Risiko Kesalahan

Pembayaran Klaim• Risiko Kewenangan• Risiko Kinerja• Risiko

Kepemimpinan• Risiko Kompetensi

SDM• Risiko Terbukanya

Informasi Rahasia• Risiko Akses Data• Risiko Keamanan

Sistem dan Data• Risiko Lingkungan

Eksternal

• Risiko Rendahnya Awareness Masyarakat

• Risiko Ketidakpercayaan Masyarakat

• Risiko Strategis• Risiko Hukum• Risiko Komunikasi

Internal• Risiko Perencanaan• Risiko Penilaian• Risiko Ketersediaan

Data

• Risiko Perilaku Etis• Risiko Fraud

Internal

• Risiko Tingkat Bunga

• Risiko Pengendalian Internal

• Risiko Kemitraan• Risiko Pelaporan• Risiko Kebutuhan

Pelanggan• Risiko Modal

Pengetahuan• Risiko Tenaga Ahli• Risiko Turn Over

Karyawan• Risiko Teknologi• Risiko Keamanan

• Risiko Budaya Organisasi

• Risiko Integritas Data

Page 54: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

34

= Risiko yang sangat memerlukan perhatian segera

= Risiko yang memerlukan perhatian segera

= Risiko yang jika tidak dikelola dengan baik akan berakibat serius

= Risiko yang dapat dikelola dengan baik melalui prosedur rutin dan pengendalian

yang memadai

Penjelasan risiko yang signifikan dan program mitigasi risiko yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

i. Risiko Ekuitas adalah risiko atas kejadian yang mengakibatkan penurunan ekuitas.

Koordinasi dengan regulator perbankan dalam mengantisipasi penutupan bank serta pengelolaan kas, penetapan cadangan klaim penjaminan dan akumulasi cadangan penjaminan harus selalu dipantau agar dapat mengantisipasi pengeluaran dana dalam jumlah besar dalam rangka pelaksanaan fungsi LPS.

ii. Risiko Rendahnya Awarenees Masyarakat terhadap sistem penjaminan LPS adalah risiko dari rendahnya tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap sistem penjaminan simpanan yang diselenggarakan oleh LPS.

LPS perlu melakukan evaluasi terhadap program sosialisasi yang telah dilakukan. Jika dipandang program tersebut masih kurang efektif atau kurang memadai, perlu kiranya dipertimbangkan untuk membuat kampanye secara masif kepada masyarakat mengenai tugas, peran, dan wewenang LPS dalam menjalankan sistem penjaminan.

iii. Risiko Ketidakpercayaan Masyarakat Terhadap LPS adalah risiko dari sebuah kejadian yang dapat secara signifikan mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap LPS yang dapat mengakibatkan kerugian finansial dan nonfinansial.

Risiko ini dapat dimitigasi dengan meningkatkan kredibilitas LPS melalui meningkatkan profesionalisme dan keefektifan LPS dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Page 55: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

355 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

iv. Risiko Strategis adalah risiko tidak terjalinnya kerja sama yang baik antara LPS dengan pihak lain (seperti Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan) sehingga mengganggu pelaksanaan fungsi LPS dalam menjalankan penjaminan simpanan nasabah.

Risiko ini dapat dikurangi melalui keaktifan LPS dalam menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan pihak-pihak lain dalam menjalankan tugas dan fungsi LPS.

v. Risiko Hukum adalah risiko yang muncul dari adanya ke tidak-

pastian penerapan atau penafsiran transaksi, perjanjian kerja sama, kontrak atau aktivitas yang tidak memiliki ke kuatan hukum, yang dapat mengakibatkan kerugian bagi LPS.

Risiko Hukum dapat dimitigasi dengan peningkatan pro-

fesionalisme LPS di bidang hukum serta kerja sama dengan konsultan atau pakar hukum yang memiliki kredibilitas dan integritas yang tinggi dalam memperoleh pendapat hukum yang independen.

vi. Risiko Komunikasi Internal adalah risiko akibat komunikasi yang tidak efektif baik secara vertikal maupun horizontal dalam organisasi LPS yang mengakibatkan penerimaan infor-

masi yang tidak konsisten atau salah informasi yang pada akhirnya mengakibatkan pekerjaan tidak terlaksana sesuai dengan ukuran dan tanggung jawab.

Untuk memitigasi risiko ini maka perlu lebih meningkatkan frekuensi dan memperbanyak media komunikasi antara pim-

pinan dan pegawai LPS, serta antarpegawai LPS baik formal maupun informal

vii. Risiko Perencanaan adalah risiko yang muncul akibat dari kesalahan atau kegagalan perencanaan.

Untuk mengurangi risiko ini, mekanisme perencanaan yang baik seharusnya dilakukan secara efektif.

Page 56: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

36

viii. Risiko Penilaian adalah risiko yang timbul akibat kegagalan LPS dalam mendeteksi dan mengantisipasi bank yang memiliki tingkat risiko kegagalan yang tinggi

Agar risiko ini dapat diminimalisasi maka LPS perlu mendapatkan data bank peserta penjaminan secara lengkap dan tepat waktu sehingga dapat menetapkan langkah antisipatif yang diperlukan sejak dini.

ix. Risiko Ketersediaan Data adalah risiko tidak tersedianya data/informasi secara tepat waktu, lengkap, akurat, dan relevan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan

LPS perlu mengembangkan sistem informasi yang handal dan efisien sehingga kebutuhan data dalam proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik.

Page 57: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

375 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

5. STRUKTUR ORGANISASIST

RUKT

UR

ORG

AN

ISA

SI

DEW

AN KO

MISI

ONER

Angg

ota E

x-Offi

cio

Kem

enke

uAn

ggot

a Ex-

Officio

BI

Angg

ota E

x-Offi

cio

Lem

baga

Peng

awas

Pe

rban

kan

Angg

ota N

on Ex

-Offi

cio

(Ket

ua)

Angg

ota N

on Ex

-Offi

cio

(Kep

ala Ek

seku

tif)

Angg

ota N

on Ex

-Offi

cio

Kom

ite Au

ditKo

mite

Infor

mas

i

Kepa

la Ek

seku

tif

Direk

torat

Penja

mina

nda

n Man

ajem

en Ri

siko

Divis

i Pen

jamina

n

Divis

i Man

ajem

en Ri

siko

Divis

i Ana

lisis

Reso

lusi

Bank

Direk

torat

Klaim

dan

Reso

lusi B

ank

Divis

i Pen

anga

nan K

laim

Divis

i Pela

ksan

aan

Reso

lusi B

ank

Divis

i Liku

idita

s Ban

kDirek

torat

Huk

umda

n Pera

turan

Divis

i Pera

turan

Divis

i Liti

gasi

Divis

i Kep

atuha

n dan

Du

kung

an H

ukumDi

rekto

rat Ke

uang

an

Divis

i Aku

ntas

i dan

An

ggara

n

Divis

i Per

bend

ahara

an

Direk

torat

Adm

inistr

asi

dan S

istem

Infor

mas

i

Divis

i Sum

ber D

aya

Manu

sia

Divis

i Um

um

Divis

i Sist

em In

form

asi

Kom

ite N

omina

si &

Renu

mera

si

Kant

orDe

wan

Kom

ision

er

Sekre

taria

tLe

mba

ga

Satu

an Ke

rjaAu

dit In

terna

l

*)M

enging

atpen

gawas

anper

bank

anm

asihdila

ksan

akan

olehBa

nkIn

done

sia,ses

uaiU

ULPS

,Ang

gota

Ex-

Offi

cioya

ngber

asal

d

ariL

emba

gaPen

gawas

Per

bank

andija

bato

lehAng

gota

Non

Ex-

Offi

cio.

Page 58: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

38

6. PENDANAANModal awal LPS minimal Rp 4 triliun dan maksimal Rp 8

triliun. Kekayaan LPS ini adalah aset negara yang dipisahkan dan tidak terbagi dalam saham. Pada awal proses berdirinya, untuk menjalan kan tugas sesuai fungsi yang diamanatkan oleh UU LPS, LPS mendapatkan modal awal dari kekayaan negara sebesar Rp 4 triliun. Selanjutnya LPS bertanggung jawab atas pengelolaan dan ad ministrasi semua kekayaannya. Kekayaan LPS berbentuk inves-

tasi dan bukan investasi. Kekayaan yang berbentuk investasi hanya dapat ditempatkan

pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan/atau Bank Indonesia. LPS tidak diperbolehkan menempatkan investasi pada bank atau perusahaan lainnya, kecuali dalam bentuk penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan atau pe-

nanganan Bank Gagal. Selain itu, LPS dapat menempatkan kekayaan bukan investasi

dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Dengan demikian, pada konteks memberikan kontribusi pada stabilitas moneter dan per ekonomian, LPS berperan dalam utilisasi atau penggunaan dana penjaminan.

Peran utilisasi dana penjaminan itu berdasarkan pada UU LPS, yakni apabila LPS memiliki sumber dana lebih atau surplus, hanya bisa diinvestasikan dalam bentuk surat berharga yang diterbitkan Pe merintah RI dan/atau Bank Indonesia.

Selanjutnya, apabila LPS memiliki surplus dari kegiatan opera-

sional selama 1 tahun akan dialokasikan untuk cadangan tu juan sebesar 20%. Adapun sisanya sebesar 80% diakumulasikan se bagai cadangan penjaminan.

Dalam hal akumulasi cadangan penjaminan mencapai tingkat sasaran sebesar 2,5% dari total simpanan pada seluruh bank, bagian surplus itu merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Tentu saja diharapkan LPS tidak mengalami defisit. Namun, jikalau terjadi de fisit karena pembayaran klaim penjaminan dalam 1 tahun maka diperhitungkan sebagai pengurang cadangan penjaminan.

Page 59: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

395 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Namun apabila cadangan penjaminan tidak mencukupi, maka defisit itu diperhitungkan sebagai pengurang modal LPS. Likuiditas menjadi hal penting bagi LPS. Dalam hal LPS mengalami kesulitan likuiditas, LPS dapat memperoleh pinjaman dari pemerintah. Ke-

tentuan mengenai tingkat likuiditas LPS tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Kinerja keuangan LPS dimulai sejak LPS menerima modal awal dari Pemerintah sebesar Rp 4 triliun berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 Tahun 2005 tentang Modal Awal LPS. Selanjutnya sesuai dengan UU LPS, LPS mengelola keuangan dengan memperoleh pendapatan, mayoritas berasal dari pendapatan premi penjaminan dan hasil investasi. Sedangkan biaya yang ditanggung oleh LPS mayoritas berupa biaya pembentukan cadangan klaim, biaya investasi dan biaya umum administrasi. LPS menyusun laporan keuangan secara tahunan untuk periode Januari s.d. Desember dan Laporan Keuangan LPS dimaksud selanjutnya diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia (BPK) dan diterbitkan selambat-lambatnya tanggal 31 Maret tahun berikutnya. Berdasarkan hasil audit atas Laporan Keuangan tahun buku 2005 sampai dengan tahun buku 2008, auditor BPK menyatakan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian” atas masing-

masing laporan keuangan tersebut. Dan berdasarkan hasil audit Laporan Keuangan tahun buku 2009, BPK tidak menyatakan pendapat dan mengubah pendapat atas Laporan Keuangan tahun buku 2008 dari semula “Wajar Tanpa Pengecualian” menjadi “Tidak memberikan Pendapat” (Laporan Auditor Independen Nomor: 13.a/LHP/XV.3/03/2010 Tanggal 12 Maret 2010).

Perkembangan kinerja keuangan LPS sejak tahun 2005 sampai dengan 2010 tersaji dalam tabel berikut:

Page 60: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

40

Dalam Ribuan Rp

Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2009

AktivaKas dan Setara Kas 60,762,434 36,997,966 Investasi Dalam Surat BerhargaSurat Berharga Diterbitkan BI (SBI) 6,054,500,000 3,004,700,000 - Diskonto SBI (67,697,422) (11,817,132)Total Surat Berharga Diterbitkan BI 5,986,802,578 2,992,882,868

Surat Berharga Diterbitkan Pemerintah (SBN)

9,445,050,000 7,711,240,000

+ Premium SBN 62,250,607 70,506,368 - Diskonto SBN (141,759,955) (158,044,049)Total Surat Berharga Diterbitkan Pemerintah 9,365,540,652

Total Investasi Dalam Surat Berharga 15,352,343,230 10,616,585,187

Piutang Premi Penjaminan 20,167 17,010 Piutang Investasi 218,301,872 218,320,136 Piutang Bank Dalam Likuidasi (BDL) 10,455,599 - Akum.Penyisihan Piutang BDL (1,381,069)Piutang Bank Dalam Likuidasi Bersih 3,173,675 9,074,530

Piutang Lain-Lain 12,732,549 - Akum.Penyisihan Piutang Lain-Lain

(10,408,977)

Piutang Lain-Lain Bersih 2,108,154 2,323,572 Penyertaan Modal Sementara 6,762,361,000 6,762,361,000 Aktiva Tetap

Harga Perolehan Aktiva Tetap 136,000,074 8,197,588 - Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap

(9,508,744) (5,024,115)

Total Aktiva Tetap 126,491,330 3,173,474 Aktiva Lain-Lain 22,646,766 95,798,990

Total Aktiva 22,548,208,628 17,744,651,865

Tabel I. Neraca(Per 31 Desember 2010 dan Per 31 Desember 2009 Sudah Diaudit)

Page 61: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

415 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

KewajibanHutang Klaim Penjaminan 36,662,982 37,631,486 Cadangan Klaim Penjaminan 11,098,230,689 7,248,371,830 Cadangan Manfaat Karyawan 5,817,392 4,055,645 Hutang Pajak 96,756,347 87,563,463 Hutang Lain-Lain 12,006,798 3,389,714

Total Kewajiban 11,249,474,208 7,381,012,138

EkuitasModal Awal Pemerintah 4,000,000,000 4,000,000,000 Cadangan Tujuan 1,459,746,884 1,272,727,945 Cadangan Penjaminan 5,838,987,536 5,090,911,782

Total Ekuitas 11,298,734,420 10,363,639,727

Total Kewajiban dan Ekuitas 22,548,208,628 17,744,651,865

Page 62: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

42

Uraian 01 Jan-31 Des 2010 01 Jan-31 Des 2009Pendapatan Operasi

Pendapatan Premi Penjaminan 4,177,577,315 3,779,439,307 Pendapatan Hasil Investasi 1,128,996,986 967,127,481 Pendapatan Kontribusi Kepesertaan 1,574,492 41,200 Pendapatan Denda 9,404 32,946 Pendapatan Pengembalian Klaim 176,980 0

Total Pendapatan Operasi 5,308,335,177 4,746,640,934

Biaya OperasiBiaya Klaim Penjaminan 25,548,958 523,644,972 - Cadangan Klaim Penjaminan Direalisasi

(25,548,958) (523,644,972)

Biaya Terkait Dengan Resolusi Bank 6,221,982 5,813,507 Biaya Kenaikan (Penurunan) Cad. Klaim 3,875,407,817 2,641,571,075 Biaya Investasi 196,073,664 160,405,776 Biaya Umum dan Administrasi 103,124,149 68,098,593

Total Biaya Operasi 4,180,827,612 2,875,888,951

Surplus (Defisit) dari Operasi 1,127,507,565 1,870,751,983 Pendapatan dan Biaya Lain-Lain

Pendapatan Lain-Lain 15,841,316 23,905,576 Biaya Lain-Lain (3,198,345) (4,807,882)

Surplus (Defisit) Bersih Sebelum Pajak 1,140,150,536 1,889,849,677 Pajak Penghasilan Badan

Biaya PPh Badan kini 205,316,009 208,431,942 Penghasilan Pajak Tangguhan (260,166) (315,160)

Surplus (Defisit) Bersih Setelah Pajak 935,094,693 1,681,732,895 Alokasi Surplus Defisit:

Cadangan Tujuan (20%) 187,018,939 336,346,578 Cadangan Penjaminan (80%) 748,075,754 1,345,386,316

Tabel II. Laporan Surplus (Defisit)(Periode 01 Januari s.d. 31 Desember 2010 dan Periode 01 Januari s.d. 31 Desember 2009 Sudah Diaudit)

Dalam Ribuan Rp

Page 63: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

435 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Perkembangan aktiva yang dimiliki LPS sejak penerimaan modal awal sebesar Rp4 triliun pada tahun 2005 terus meningkat lebih dari 27% pertahunnya, hingga posisi 31 Desember 2010 aktiva yang dimiliki LPS mencapai Rp 22 triliun.

Seiring dengan peningkatan aktiva, sisi pasiva (kewajiban dan ekuitas) juga mengalami kenaikan yang sama, sebagaimana grafik berikut:

5,000 

10,000 

15,000 

20,000 

25,000 

12/31/2010

2009

2008

2007

2006

2005

Perkembangan PasivaCad.Penjaminan

Cad.Tujuan

Modal Awal

Hutang

Cadangan Manfaat

Cadangan Klaim

 

‐2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 

12/31/2010

2009

2008

2007

2006

2005

Pembentukan Cadangan Klaim Penjaminan

Cad.Penjaminan

Cadangan Klaim

 

Page 64: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

44

Kenaikan sisi pasiva didominasi oleh kenaikan pembentukan ca dangan klaim penjaminan, yaitu cadangan yang dibentuk untuk mengantisipasi terjadinya klaim pembayaran simpanan nasabah bank yang dilikuidasi. Pencadangan Klaim penjaminan dilakukan baik pada kewajiban, yaitu dalam bentuk cadangan klaim, maupun pada ekuitas, yaitu cadangan penjaminan. Pembentukan cadangan klaim penjaminan dari tahun 2005 dapat dilihat pada garfik berikut:

5,000 

10,000 

15,000 

20,000 

25,000 

12/31/2010

2009

2008

2007

2006

2005

Perkembangan PasivaCad.Penjaminan

Cad.Tujuan

Modal Awal

Hutang

Cadangan Manfaat

Cadangan Klaim

 

‐2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 

12/31/2010

2009

2008

2007

2006

2005

Pembentukan Cadangan Klaim Penjaminan

Cad.Penjaminan

Cadangan Klaim

 

Selanjutnya berdasarkan tabel Surplus Defisit di atas, pening-

katan pendapatan dan biaya operasi beserta surplus setelah pajak dapat ditunjukkan sebagai berikut:

500 

1,000 

1,500 

2,000 

2,500 

3,000 

3,500 

4,000 

2010

2009

2008

2007

2006

2005

Perkembangan Pendapatan Operasi

Pendapatan Premi Penjaminan

Pendapatan Hasil Investasi

Pendapatan Pengembalian Klaim

Pendapatan Kontribusi Kepesertaan

Pendapatan Denda

 

500 

1,000 

1,500 

2,000 

2,500 

3,000 

2010

2009

2008

2007

2006

2005

Perkembangan Biaya Operasi

Biaya Kenaikan (Penurunan) Cad. Klaim

Biaya Investasi

Biaya Umum dan Administrasi

Biaya Terkait Dengan Resolusi Bank

 

Page 65: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

455 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

500 

1,000 

1,500 

2,000 

2,500 

3,000 

3,500 

4,000 

2010

2009

2008

2007

2006

2005

Perkembangan Pendapatan Operasi

Pendapatan Premi Penjaminan

Pendapatan Hasil Investasi

Pendapatan Pengembalian Klaim

Pendapatan Kontribusi Kepesertaan

Pendapatan Denda

 

500 

1,000 

1,500 

2,000 

2,500 

3,000 

2010

2009

2008

2007

2006

2005

Perkembangan Biaya Operasi

Biaya Kenaikan (Penurunan) Cad. Klaim

Biaya Investasi

Biaya Umum dan Administrasi

Biaya Terkait Dengan Resolusi Bank

 

 

0 200 400 600 800 

1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 

2010

2009

2008

2007

2006

2005

Perkembangan Surplus Setelah Pajak

Page 66: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

46

Page 67: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

475 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

BAB III

PENJAMINAN SIMPANAN

NASABAH BANK

Page 68: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

48

• Dalam sistem penjaminan simpanan, pada prinsipnya bank pesertamengalihkanrisikokegagalandalammemenuhikewajibankepadaLem-baga Penjamin Simpanan (LPS). Selanjutnya, agar LPS bisamengelolarisikoyangdihadapisecaraefektifdanefisien,makaLPSmenilaikondisikesehatanbankpesertapenjaminansecaraperiodik.LPSmemilikipro-sedurbaku,ketatdanterukuruntukmenganalisiskesehatanbank-bankpeserta.Alat yangdipakai LPSadalahAnalisisKesehatanBankPesertaPenjaminan.

• Untuk bank gagal yang tidak berdampak sistemik, perhitungan Lower Cost Test (LCT) menjadi salah satu dasar keputusan LPS memutus-kan sebuah bank gagal akan diselamatkan atau tidak diselamatkan.Selanjutnya, dalam hal bank dicabut izin usahanya maka LPS akanmenempuhrekonsiliasidanverifikasidatasimpanannasabah.TujuannyaadalahuntukmemastikansimpanannasabahbankyangterlikuidasitelahmemenuhikriteriasimpananyanglayakdibayarkanolehLPSsehinggaklaimpenjaminanatassimpanantersebutdapatdicairkan.

• Asalkantidakmelanggarketentuanpenjaminansimpanan,makatidakadaalasanbaginasabahuntukkhawatiruangsimpanannyaakanhilang.Pentinguntukdiketahuiolehdeposanbahwauangataunilaisimpananyang diganti ada batas maksimalnya sesuai dengan ketentuan yangditetapkan pemerintah, begitu pula halnya dengan bunga simpanan.Olehsebabitu,bijaksanalahdalammemilihproduksimpanandiBank.

Page 69: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

495 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

1. ANALISIS KONDISI BANKMunculnya bank gagal sangatlah tidak diinginkan oleh semua

pihak, baik masyarakat dan seluruh lembaga pengemban Jaring Pengamanan Sektor Keuangan. Namun, jika telanjur ada bank gagal maka harus ditangani sesuai mekanisme dan ketentuan per-

aturan yang ada agar dampaknya tidak merugikan nasabah bank, para pemangku kepentingan (stakeholders) serta tidak sampai meng guncang industri perbankan.

Dalam sistem penjaminan simpanan, pada dasarnya bank peserta mengalihkan risiko kegagalan dalam memenuhi kewajiban kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selanjutnya, agar LPS dapat mengelola risiko yang dihadapi secara efektif dan efisien, maka LPS perlu menilai kondisi kesehatan bank peserta pen jaminan secara periodik. Alat yang dipakai LPS untuk menilai kon disi kesehatan suatu bank adalah Analisis Kesehatan Bank Peserta Penjaminan.

Alat ini merupakan perangkat uji yang dipakai manajemen in-

ternal LPS untuk menganalisis, mengidentifikasi, dan mengantisi-

pasi risiko yang mungkin timbul dari adanya bank bermasalah. Pelaksanaan penilaian kondisi kesehatan bank bertujuan untuk:

1. Menilai secara berkala kondisi kesehatan setiap bank dan sistem perbankan secara keseluruhan;

2. Melakukan deteksi dini (early warning signal) atas masalah yang muncul atau potensi risiko yang dihadapi oleh bank; dan

3. Mendukung pengelolaan cadangan klaim penjaminan.

Pelaksanaan penilaian kondisi kesehatan bank tersebut merupa-

kan bagian dari proses manajemen risiko LPS. Dalam me nilai kon-

Page 70: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

50

disi kesehatan bank, LPS menggunakan sumber data/infor ma si yang berasal dari laporan bank peserta penjaminan dan sumber lain yang relevan. Laporan yang disampaikan bank tersebut me-

liputi laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahun an yang telah diaudit.

Selain itu, dasar penilaian dapat berupa data/informasi yang diperoleh dari Bank Indonesia; perusahaan pemeringkat; pasar modal; media massa; dan/atau sumber lain. Untuk menunjang pe-

laksanaan penilaian diperlukan sinkronisasi serta keseragaman ben tuk dan susunan laporan; keakuratan data; serta dukungan sis-

tem informasi yang memadai.

2. PERHITUNGAN CADANGANUntuk dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik,

salah satu hal yang perlu dilakukan LPS adalah mengelola ke-

wajibannya secara efektif dan efisien. Pengelolaan kewajiban ter-

sebut dimaksudkan agar LPS dapat memenuhi semua kewajiban-

nya secara tepat waktu. Kewajiban tersebut dapat timbul dari kerugian yang diharapkan (expected loss) maupun kerugian yang tidak diharapkan (unexpected loss).

Kerugian yang diharapkan perlu diantipasi dengan menyediakan dana untuk pembayaran klaim penjaminan yang disebut dengan istilah cadangan klaim penjaminan. Cadangan klaim penjaminan merupakan cadangan yang dibentuk untuk mengantisipasi timbul-

nya klaim penjaminan yang harus dibayar LPS pada suatu periode tertentu. LPS membentuk cadangan klaim penjaminan pada setiap akhir periode laporan keuangan untuk mengantisipasi klaim pen-

jaminan periode berikutnya. Untuk menghitung jumlah cadangan klaim penjaminan yang

memadai (adequate) telah dikembangkan pemodelan dengan meng-

gunakan pendekatan risiko kredit (credit risk modelling). Dalam perhitungan cadangan klaim penjaminan dipertimbangkan besar-

nya kemungkinan kegagalan bank (probability to fail), jumlah simpanan yang dijamin (exposure at default) dan rasio kerugian atas kejadian kegagalan tersebut (loss given default). Hasil analisis kondisi bank merupakan masukan penting dalam perhitungan

Page 71: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

515 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

cadangan klaim penjaminan terutama dalam menentukan besarnya kemungkinan kegagalan suatu bank.

Sedangkan untuk mengantipasi kerugian yang tidak diharapkan, LPS mengakumulasi 80% surplus operasionalnya ke dalam cadang-

an penjaminan yang ditargetkan mencapai 2,5% dari jumlah sim-

panan yang ada pada sistem perbankan. Setiap tahun, akumulasi cadangan penjaminan yang telah dimiliki LPS dievaluasi untuk menilai kecukupannya sehingga dapat diketahui kemampuan LPS dalam memenuhi kerugian yang tidak diharapkan tersebut.

3. PREMI BERBASIS RISIKOPada saat ini LPS menerapkan tingkat premi yang sama untuk

setiap bank peserta penjaminan (flat rate premium) sebesar 0,2% per tahun dari total simpanan pada bank. Pilihan untuk menerapkan flat rate premium terutama didasarkan pada pertimbangan lebih mudah dihitung dan diadministrasikan karena tidak memerlukan banyak data dan informasi dari bank. Selain itu, metode ini pada tingkat tertentu dapat mendukung stabilitas sistem perbankan, karena bank peserta penjaminan tidak dibebani premi yang tinggi pada saat bank bermasalah atau kondisi perbankan/perekonomian sedang memburuk.

Sedangkan hal yang dianggap sebagai kelemahan flat rate premium adalah tidak memperhitungkan besarnya risiko yang dialihkan bank kepada penjamin simpanan. Selain itu sistem ini dipandang tidak adil karena bank yang mempunyai kondisi kesehatan, tata kelola, dan manajemen risiko yang baik membayar tingkat premi yang sama dengan bank yang mempunyai kondisi kesehatan, tata kelola, dan manajemen risiko yang buruk. Sistem ini juga dapat mendorong moral hazard pengelola bank karena tidak ada penalti bagi bank yang mengambil risiko berlebihan.

Pada umumnya penjamin simpanan menerapkan flat rate premium pada awal beroperasi, kemudian mengubah menjadi premi berbasis risiko setelah kondisi atau prasyarat tertentu terpenuhi. FDIC di Amerika Serikat yang beroperasi sejak tahun 1933 baru mulai menerapkan premi berbasis risiko pada tahun 1993, CDIC di

Page 72: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

52

Kanada yang didirikan pada tahun 1967 mulai menerapkan premi berbasis risiko pada tahun 1999. Dalam Pasal 15 UU LPS diatur bahwa flat rate premium yang diterapkan saat ini dapat diubah menjadi premi berbasis risiko dengan ketentuan perbedaan tingkat premi terendah dan tertinggi tidak melebihi 0,5% dan perubahan tersebut dikonsultasikan dengan DPR.

Penerapan premi berbasis risiko terutama ditujukan untuk mengatasi kelemahan flat rate premium, antara lain untuk memberi insentif bagi bank memperbaiki kondisi kesehatan, tata kelola, dan manajemen risikonya, serta memberi perlakuan yang lebih adil dalam pembayaran premi penjaminan. Penerapan premi berbasis risiko juga dapat digunakan sebagai sarana mencegah moral hazard pengelola bank serta mendorong tumbuhnya disiplin pasar. Namun demikian, penerapan premi berbasis risiko bukan tidak mempunyai kelemahan. Pengenaan premi yang tinggi pada bank bermasalah akan dapat menyulitkan upaya penyehatan yang dilakukan terhadap bank tersebut. Selain itu, penerapan premi berbasis risiko dapat mengakibatkan nasabah menjadi sensitif terhadap informasi tingkat premi yang dibayar bank sehingga berpotensi menjadi sumber ketidakstabilan sistem perbankan.

LPS telah melakukan penelitian mengenai premi berbasis risiko antara lain dengan melakukan survey kepada beberapa bank peserta penjaminan terkait pandangan mereka terhadap penerapan sistem tersebut, serta melakukan kajian akademis mengenai faktor/indikator risiko yang akan digunakan, sistem pengelompokan bank berdasar risikonya, tarif premi masing-masing kelompok bank, serta jangka waktu/transisi penerapannya. Pada tahun 2011, LPS akan melakukan studi kelayakan untuk mengetahui tahapan dan faktor apa saja yang perlu dipenuhi sebelum premi berbasis risiko dapat diterapkan, dengan meminta masukan dari para pemangku kepentingan antara lain industri perbankan, Bank Indonesia, dan Kementerian Keuangan.

Page 73: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

535 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Kasus Northern RockNorthern Rock merupakan satu dari banyak bank di dunia

yang mengalami kerugian yang besar akibat krisis subprime mortgage yang terjadi di Amerika Serikat. Sebagai akibatnya, Northern Rock mengalami kesulitan likuiditas karena bank lain enggan meminjamkan dananya di pasar uang. Pada akhirnya Northern Rock harus meminta bantuan fasilitas lender of the last resort, yang di Inggris disebut Liquidity Support Facility (LSF), kepada Bank of England (BoE).

Pada awalnya BoE enggan memberikan fasilitas tersebut, dengan alasan BoE tidak memiliki cukup data mengenai bank tersebut karena pengawasan bank dilakukan oleh The Financial Services Authority (the FSA). Setelah berkonsultasi dengan the FSA dan the Treasury (Departemen Keuangan) sesuai MOU Tripartite, Bank of England pada akhirnya memberikan fasilitas lender of the last resort pada tanggal 13 September 2007. Berita pemberian LSF kepada Northern Rock tersebut ternyata justru menyebabkan nasabah menjadi panik dan secara bersama-sama menarik dananya (rush). Dalam 2 hari saja (Jumat-Sabtu, 14-15 September 2007) dana yang ditarik nasabah mencapai 2 miliar Poundsterling. Untuk menghentikan kepanikan nasabah, the Treasury akhirnya mengumumkan pemberian jaminan terhadap seluruh kewajiban Northern Rock (simpanan dan unsecured credit) pada tanggal 18 September 2007. Pada akhir tahun 2007, fasilitas dari BoE yang diterima oleh Northern Rock mencapai 26,9 miliar Poundsterling dan bertambah menjadi 87 miliar Poundsterling pada Oktober 2008.

Pada tanggal 22 Februari 2008, Pemerintah Inggris menasionali-

sasi bank tersebut melalui program Temporary Public Ownership setelah upaya penawaran untuk pengambilalihan bank tersebut tidak mencapai kesepakatan disebabkan calon investor tidak mampu berkomitmen mengembalikan seluruh dana BoE pada bank tersebut dalam waktu 3 tahun. Bank selanjutnya dikelola oleh badan pemerintah Inggris bernama UK Financial Investments Limited dan pada akhirnya memperoleh kembali

Page 74: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

54

kepercayaan masyarakat untuk menaruh dananya pada bank tersebut. Melihat perkembangan yang baik tersebut, pemegang saham lama berusaha melalui pengadilan untuk mendapatkan kompensasi atas saham yang pernah mereka miliki sebelumnya. Namun keputusan pengadilan menyatakan mereka tidak mempunyai hak untuk mendapatkan kompensasi tersebut.

Sejak pertengahan tahun 2009, banyak pembeli potensial yang berminat terhadap bank tersebut. Namun pemerintah Inggris me nyatakan tidak terburu-buru untuk menjual bank tersebut kepada pihak swasta. Pada 1 Januari 2010, the Treasury merestrukturisasi Northern Rock dengan membagi menjadi 2 bisnisnya, yakni Northern Rock plc untuk mengelola bisnis perbankan dan Northern Rock (Asset Management) plc untuk mengelola aset lainnya terutama residential mortgage.

4. BANK DALAM PENGAWASAN KHUSUS Sebelum Tahun 2009

Sejak awal beroperasi pada tanggal 22 September 2005, LPS lang sung melakukan pemantauan terhadap perkembangan bank Dalam Pengawasan Khusus (DPK) yang sebelumnya dilaksanakan oleh BI. Beberapa hal spesifik yang terkait dengan analisis resolusi bank terjadi dalam kurun waktu hingga akhir 2008, yakni:

1. Untuk pertama kali sejak LPS beroperasi, terdapat 2 (dua) bank umum yang ditetapkan DPK, yaitu PT Bank IFI dan PT Bank Century, Tbk. Penanganan terhadap kedua bank tersebut adalah:- PT Bank IFI: Ditetapkan sebagai Bank DPK pada tanggal 9

September 2008. - PT Bank Century, Tbk: Ditetapkan sebagai Bank DPK pada

tanggal 6 November 2008. Bank Century dinyatakan se-

bagai Bank Gagal yang berdampak sistemik pada tanggal 21 November 2008 dan penanganannya diserahkan kepada LPS.

2. Dikeluarkannya Perpu No. 3 tahun 2008 dan PP No. 66 tahun 2008 yang menetapkan besarnya nilai simpanan yang

Page 75: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

555 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank. Penetapan se mula paling banyak Rp 100 juta, diubah menjadi paling banyak Rp 2 miliar. Hal ini berpengaruh terhadap hasil analisis khusus nya, yang terkait erat dengan perhitungan Lower Cost Test (LCT).

Pada Tahun 2009Krisis moneter dunia pada pertengahan tahun 2008 yang ber-

pusat di Bursa Efek New York-Amerika Serikat menjalar ke mana-

mana. Meski tidak terlalu besar, imbasnya turut mengguncang indus tri per bankan nasional. Hal ini membuat sejumlah bank pada tahun 2009 harus masuk daftar bank Dalam Pengawasan Khusus (DPK).

Total terdapat 76 bank DPK yang mesti mendapatkan pemantau-

an dan analisis spesial. Dari 76 bank DPK itu, BI menyatakan se-

banyak 6 bank tidak dapat disehatkan (bank gagal) serta 1 bank diserahkan penanganannya kepada LPS oleh KK/KSSK (Komite Koordinasi/Komite Stabilitas Sistem Keuangan).

Selama tahun 2009 juga terjadi sejumlah hal spesifik terkait dengan analisis resolusi bank, antara lain:

1. Adanya perubahan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/34/PBI/2004 tanggal 22 September 2004 menjadi Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/20/PBI/2009 tanggal 4 Juni 2009.

Perubahan ketentuan yang baru ini mengenai jangka waktu pengawasan khusus yang lebih panjang, yaitu dari 3 bulan menjadi 6 bulan. Waktu pengawasan khusus ini dapat diper-

panjang 1 kali dengan jangka waktu paling lama 6 bulan sehingga total masa DPK dapat menjadi 1 tahun apabila bank telah dapat meningkatkan:

a. Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Rasio Kecukupan Modal paling kurang 75% dari selisih untuk mencapai CAR 4% dan CAR di atas 0%.

b. Cash Ratio rata-rata selama 6 bulan terakhir paling kurang sebesar 75% dari selisih untuk mencapai Cash Ratio 3% dan Cash Ratio lebih dari 1%.

Page 76: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

56

2. Telah disusun Surat Keputusan Bersama (SKB) Gubernur BI dan Ketua Dewan Komisioner LPS pada tanggal 22 Oktober 2009 sesuai dengan arahan anggota Dewan Komisioner. Dengan penetapan SKB itu, Nota Kesepakatan BI dan LPS tang gal 29 Juni 2007 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Materi yang diatur dalam SKB ini meliputi koordinasi dan per tukaran data dan informasi untuk mendukung efektivitas pe laksanaan tugas BI dan LPS, di antaranya berkaitan dengan ke giatan analisis yang meliputi:

a. Informasi dari BI kepada LPS mengenai bank yang di tem-

pat kan DPK.b. Koordinasi penyelesaian/penanganan bank gagal dengan

lebih rinci dibandingkan dengan Nota Kesepakatan tang gal 29 Juni 2007.

Di samping itu, SKB antara BI dan LPS juga mengatur bahwa BI dapat mengikutsertakan LPS dalam pemeriksaan langsung terhadap bank yang telah ditetapkan DPK atas permintaan LPS maupun inisiatif BI untuk mendapatkan data dan kondisi terkini bank sebagai bahan LPS untuk menetapkan tindakan penyelesaian/penanganan terhadap bank tersebut.

3. Untuk pertama kalinya LPS merekomendasikan bank umum, yaitu PT Bank IFI, untuk tidak diselamatkan. PT Bank IFI di-

cabut izin usahanya oleh BI pada tanggal 17 April 2009.

Selama Tahun 2010Peran pemantauan dan analisis terhadap bank-bank di tanah

air terus dilakukan BI dan LPS. Selama Tahun 2010 saja telah di-

lakukan pemantauan dan analisis terhadap 53 bank DPK. Dari 53 bank itu, 10 bank di antaranya merupakan bank yang kondisinya cenderung memburuk—mengarah tidak dapat disehatkan. Maka, berdasarkan ketentuan dalam SKB antara BI dan LPS, telah di-

lakukan pemeriksaan langsung terhadap 14 bank (dan akan di-

lakukan pemeriksaan terhadap 6 bank lainnya).

Page 77: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

575 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Dari 14 bank yang telah diperiksa, LPS memutuskan 10 bank di antaranya tidak diselamatkan dan merekomendasikan untuk dicabut izin usaha nya oleh BI. Perkembangan bank DPK selama tahun 2009 dan semester I/2010 sebagaimana diuraikan di atas dapat diikhtisar kan pada tabel berikut ini (dengan perbandingan perkembangan pada tahun 2006 s.d. 2009).

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Jml bank awal tahun - 34 21 25 21

Jml bank masuk DPK - 81 46 51 16

Jml bank 1 thn 115 67 76 37

Jml bank keluar DPK - 89 38 49 10

Jml BPR CIU 6 5 4 6 6

Jml Bank Diselamatkan 0 0 1 0 0

Jml bank akhir tahun 34 21 25 21 21

Adapun perkembangan bank yang ditetapkan Dalam Pengawasan Khusus setiap bulan sejak awal tahun 2010 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Jumlah Bank Dalam Pengawasan Khusus Tahun 2010

5. LOWER COST TEST (LCT)Dalam membangun kepastian, keadilan dan stabilitas di industri

perbankan, penyelesaian atau penanganan bank gagal selalu ber-

Page 78: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

58

pijak pada standar ukuran yang jelas dan terukur. Untuk itu, LPS memutuskan penyelesaian atau penanganan bank gagal dengan sekurang-kurangnya mendasarkan pada perkiraan biaya penye-

lamat an dan perkiraan biaya jika tidak melakukan penye lamatan bank gagal dimaksud.

LPS memutuskan penyelesaian atau penanganan bank gagal yang tidak berdampak sistemik dengan sekurang-kurangnya men-

dasarkan pada perkiraan biaya penyelamatan dan perkiraan biaya tidak melakukan penyelamatan bank gagal dimaksud. Adapun salah satu kriteria bagi LPS dalam memutuskan suatu bank gagal akan diselamatkan atau tidak di selamatkan, dilakukan perhitung-

an Lower Cost Test (LCT). Bank gagal akan diselamatkan apabila perkiraan biaya penyelamatan paling tinggi sebesar 60% (enam puluh perseratus) dari perkiraan biaya tidak menyelamatkan.

6. PENCABUTAN IZIN USAHA BANKPencabutan izin usaha bank merupakan keputusan yang tidak

di inginkan semua pihak. Namun, jika hal tersebut tetap dilakukan, maka LPS siap untuk menanganinya. Oleh sebab itu, dalam hal bank gagal (failed bank) dicabut izin usahanya oleh LPP, selanjutnya LPS segera melakukan tindakan yang diperlukan. Kesigapan LPS ditempuh dalam rangka pengamanan aset bank sebelum proses likuidasi dimulai, yaitu dengan menguasai dan mengelola aset bank, me ngelola kewajiban bank, dan melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia, LPP, kepolisian, dan instansi terkait.

Terhitung sejak izin usaha suatu bank dicabut, LPS meng ambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham termasuk hak dan wewenang RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dalam rangka likuidasi bank. Dengan mengambil alih hak dan wewenang RUPS tersebut, maka LPS dapat segera memutus-

kan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembubaran badan hukum bank;2. Pembentukan tim likuidasi;3. Penetapan status bank sebagai “Bank Dalam Likuidasi”4. Penonaktifan seluruh direksi dan dewan komisaris.

Page 79: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

595 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Sampai akhir tahun 2010, jumlah bank yang dicabut izin usaha-

nya sebanyak 31 bank, yaitu 30 BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dan 1 bank umum dengan rincian sebagai berikut:

Tahun 2006 : 6 BPRTahun 2007 : 5 BPRTahun 2008 : 4 BPRTahun 2009 : 5 BPR dan 1 Bank UmumTahun 2010 : 10 BPR

7. PROSES REKONSILIASI DAN VERIFIKASISesuai nama yang disandang, yakni Lembaga Penjamin Simpan-

an (LPS), maka fungsi utama LPS adalah menjamin simpanan nasabah penyimpan atau deposan. Fungsi LPS tersebut tertuang dalam Pasal 4 UU No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Adapun simpanan yang dijamin meliputi giro, deposito, sertifikat de posito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang disama kan dengan itu.

Semula, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp 100 juta. Namun, untuk mengantisipasi dampak terjadinya krisis moneter dan menjaga kepercayaan na-

sabah terhadap industri perbankan, maka pada bulan Oktober 2008, nilai maksimal simpanan yang dijamin naik menjadi Rp 2 miliar. Dalam me realisasikan fungsi penjaminan atas simpanan nasabah, LPS wajib membayarkan klaim penjaminan yang layak dibayar kepada nasabah penyimpan dari bank yang dicabut izin usahanya.

Secara teknis, segera setelah pencabutan izin usaha bank oleh Bank Indonesia, LPS akan melakukan rekonsiliasi dan verifikasi terhadap simpanan nasabah bank itu. Rekonsiliasi dan verifikasi adalah serangkaian proses membandingkan dan mencocokkan data simpanan nasabah dengan data/informasi terkait lainnya. Tujuan dari proses ini adalah untuk menentukan dan memastikan bahwa simpanan nasabah memenuhi kriteria penjaminan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 80: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

60

Hasil dari proses tersebut adalah penetapan status atas setiap simpanan nasabah sebagai layak dibayar atau tidak layak dibayar. Sesuai dengan Pasal 19 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2004, klaim penjaminan dinyatakan tidak layak dibayar apabila ber dasarkan hasil rekonsiliasi dan/atau verifikasi terdapat hal-hal seperti di bawah ini:

1. Data simpanan nasabah dimaksud tidak tercatat pada bank.2. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan

secara tidak wajar, dan/atau3. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan

keadaan bank menjadi tidak sehat.

Pada tahap berikutnya, LPS wajib menentukan status simpanan nasabah setelah melakukan proses rekonsiliasi dan verifikasi selambat-lambatnya 90 hari kerja terhitung sejak izin usaha bank dicabut. Namun begitu, pembayaran tahap pertama atas simpanan yang layak di bayar harus mulai di laksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 5 hari kerja sejak verifikasi dimulai.

8. PEMBAYARAN KLAIM PENJAMINANBagi nasabah penyimpan atau deposan dari bank yang dicabut

izin usahanya pembayaran klaim penjaminan atas simpanan ada-

lah waktu yang ditunggu-tunggu. Pada prinsipnya LPS mem bayar klaim penjaminan atas simpanan yang layak dibayar kepada na-

sabah penyimpan dari bank yang dicabut izin usahanya. Dalam rangka pembayaran klaim pen jaminan itu, LPS mengumumkan tanggal dimulainya pengajuan klaim sekurang-kurangnya pada 2 surat kabar harian yang memiliki peredaran luas.

Proses pembayaran selanjutnya akan dilakukan oleh Bank Pembayar yang telah ditunjuk oleh LPS. Secara teknis nasabah penyimpan memiliki jangka waktu pengajuan klaim penjaminan kepada LPS hingga 5 tahun sejak izin usaha bank bersangkutan dicabut. Dalam hal nasabah penyimpan merasa dirugikan dan tidak puas karena status penjaminan atas simpanannya dinyatakan sebagai tidak layak dibayar oleh LPS, maka nasabah tersebut dapat

Page 81: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

615 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

mengajukan keberatan kepada LPS dengan didukung bukti yang nyata dan jelas.

Selain itu, nasabah yang merasa dirugikan dan tidak puas juga dapat melakukan upaya hukum. Kemudian, da lam hal LPS menerima keberatan nasabah penyimpan atau pe nga dil an me ngabulkan upaya hukum nasabah penyimpan, maka LPS akan membayar simpanan nasabah bank tersebut sesuai dengan ketentuan penjaminan berikut bunga yang wajar.

9. DAFTAR BANK YANG TELAH DIBAYAR KLAIMNYAProses pembayaran klaim penjaminan adalah tahap krusial

dalam pelaksanaan program penjaminan simpanan nasabah bank. Mi nim nya gejolak dan tumbuhnya rasa kepercayaan dari nasa-

bah pe nyimpan merupakan indikator penting yang harus terus di-

wujudkan oleh LPS. Tahap pembayaran klaim penjaminan ini ada-

lah bagian tidak terpisahkan dari upaya membangun sistem per-

bankan yang se hat dan stabil.Sebagai catatan untuk diketahui oleh masyarakat, sampai

dengan 31 Desember 2010, terdapat 31 bank yang telah dicabut izin usaha nya dan telah diserahkan kepada LPS untuk ditangani. Total 31 bank tersebut mencakup 30 BPR dan 1 Bank Umum, dengan po-

sisi pembayaran penjaminan simpanan yang telah dilakukan pada 28 bank. Adapun untuk 3 bank sisanya sedang dalam proses re-

konsiliasi dan verifikasi. Total nilai simpanan nasabah yang telah dinyatakan layak di bayar

setelah dilakukan set-off sampai dengan nilai maksimal penjaminan hingga 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 620,79 miliar. Nilai tersebut di luar ke mungkinan adanya tambahan simpanan layak dibayar dari be berapa BPR seperti PT BPR Cimahi Tengah dan PT BPR LPK Cipendeuy. Berikut daftar lengkap bank-bank yang telah dibayar klaimnya berikut tanggal cabut izin usahanya:

Page 82: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

62

NOBANK TER-

LIKUIDASI

TANGGALCABUT

IZIN USAHA

(CIU) BANK

DATA SIMPANAN

LAYAK BAYAR HASIL REKONSILIASI DAN VERIFIKASI

REALISASI PENCAIRAN OLEH NASABAH ATAS SIMPANAN LAYAK

DIBAYAR(Akhir Desember 2010)

SIMPANAN TIDAK LAYAK BAYAR

SALDO SAMPAI DENGAN BATAS PENJAMINAN

SEBELUMSET OFF

PINJAMAN

SALDO SAMPAI DENGAN BATAS PENJAMINAN

SETELAHSET OFF

PINJAMAN

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH DAN PERSENTASE JUMLAH

REKE-NING

NOMINAL(Rp juta)

REKE-NING

NILAI (Rp

juta)

REKE-NING

NILAI (Rp

juta)REKENING

NOMINAL(Rp juta)

REKE-NING

NOMINAL(Rp juta)

1. PT BPR Tripiliar Arthajaya (Yogyakarta)

19 Jan 2006

2.497 37.054 2.450 35.237 2.222 35.093 557 25% 34.882 99.4% 47 1.816.81

2. PT BPR Mitra Banjaran (Bandung)

07 Feb 2006

632 3.173 357 3.049 350 3.046 176 50.3% 2.951 96.9& 275 124.10

3. PD BPR Cimahi (Bandung)

26 Jan 2006

397 112 393 80 392 80 7 1.8% 14 17.5% 4 31.73

4. PT BPR Mranggen Mitraniaga (Semarang)

22 Agst 2006

1.137 9.795 841 1.303 832 1.303 71 8.5% 1.098 84.3% 237 8.661.96

5. PT BPR Samadhana (Bandung)

27 Sept 2006

0 0 - - - - - - - - - -

6. PD BPR Gununghalu (Bandung)

11 Okt 2006

487 21 432 19 432 19 0 0.0% 0 0.0% 1 0.89

7. PT BPR Bekasi Istana Artha (Bekasi)

24 Jan 2007

1.223 1.653 415 899 407 885 34 8.4% 839 95% 765 874.97

8. PT BPR Era Aneka Rezeki (Cibinong)

16 Mar 2007

573 4.813 572 4.812 572 4.812 263 46.0% 4.572 95% 1 0.16

Mulai berlaku ketentuan penjaminan terbatas max Rp 100 juta/nasabah

Page 83: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

635 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

NOBANK TER-

LIKUIDASI

TANGGALCABUT

IZIN USAHA

(CIU) BANK

DATA SIMPANAN

LAYAK BAYAR HASIL REKONSILIASI DAN VERIFIKASI

REALISASI PENCAIRAN OLEH NASABAH ATAS SIMPANAN LAYAK

DIBAYAR(Akhir Desember 2010)

SIMPANAN TIDAK LAYAK BAYAR

SALDO SAMPAI DENGAN BATAS PENJAMINAN

SEBELUMSET OFF

PINJAMAN

SALDO SAMPAI DENGAN BATAS PENJAMINAN

SETELAHSET OFF

PINJAMAN

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH DAN PERSENTASE JUMLAH

REKE-NING

NOMINAL(Rp juta)

REKE-NING

NILAI (Rp

juta)

REKE-NING

NILAI (Rp

juta)REKENING

NOMINAL(Rp juta)

REKE-NING

NOMINAL(Rp juta)

9. PT BPR Bangunkarsa Artha Sejahtera (Bandung)

06 Juni 2007

2.667 2.189 2.358 1.809 2.274 1.308 205 9.0% 1.033 79% 309 382.33

10. PT BPR Bungbulang (Garut)

20 Nop 2007 6.804 11.476 2.653 344 2.661 177 43 1.6% 14 8% 1.202 4.808.73

11. PT BPR Anugerah Arta Niaga (Pati)

13 Des 2007 1.048 3.387 923 2.849 653 1.567 153 0.0% 1.463 93% 125 479.26

12. PT BPR Citraloka Danamandiri (Bandung)

14 Feb 2008 2.003 31.204 1.874 30.748 1.700 53.698 1.628 95.8% 51.054 95% 129 683.87

13. PT BPR Kencana Arta Mandiri (Solo)

13 Mar 2008 216 5.442 182 3.223 167 3.000 77 46.1% 2.887 96% 5 100.80

14. PT BPR Sumber Hiobaja (Sukoharjo)

23 Apr 2008 750 1.665 613 1.095 555 911 12 2.2% 715 79% 132 358.52

Mulai berlaku ketentuan penjaminan terbatas max Rp 2 miliar/nasabah

15. PT BPR Handayani Cipta Sehati (Masamba, Sulsel)

18 Des 2008 1.017 1.050 1.010 1.049 711 537 132 18.6% 451 84.0% 7 0.28

Page 84: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

64

NOBANK TER-

LIKUIDASI

TANGGALCABUT

IZIN USAHA

(CIU) BANK

DATA SIMPANAN

LAYAK BAYAR HASIL REKONSILIASI DAN VERIFIKASI

REALISASI PENCAIRAN OLEH NASABAH ATAS SIMPANAN LAYAK

DIBAYAR(Akhir Desember 2010)

SIMPANAN TIDAK LAYAK BAYAR

SALDO SAMPAI DENGAN BATAS PENJAMINAN

SEBELUMSET OFF

PINJAMAN

SALDO SAMPAI DENGAN BATAS PENJAMINAN

SETELAHSET OFF

PINJAMAN

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH DAN PERSENTASE JUMLAH

REKE-NING

NOMINAL(Rp juta)

REKE-NING

NILAI (Rp

juta)

REKE-NING

NILAI (Rp

juta)REKENING

NOMINAL(Rp juta)

REKE-NING

NOMINAL(Rp juta)

16. PT BPR Tripanca Setiadana (Lampung)

24 Mar 2009 11.923 514.264 11.549 507.793 10.437 356.543 3.944 37.8% 335.511 94% 374 8.633.25

17.PT Bank IFI (Jakarta)

17 Apr 2009 9.595 353.860 9.595 202.638 8.866 131.123 2.407 27.1% 111.314 85% 621 185.735.45

18. PT BPR Babusalam (Garut)

01 Mei 2009

173 170 173 720 173 633 15 8.7% 611 97% 13 51.31

19. PT BPR SRI Utama (Tabanan-Bali)

13 Mei 2009

504 247 504 248 504 248 8 1.6% 234 94% 19 432.13

20. PT BPR Margot Artha Utama (Depok) – termasuk keberatan

16 Jun 2009 39 88 39 150 39 150 10 25.6% 84 56% 21 33.63

21 PT BPR Satya Adhi Perdana (Jimbaran)

18 Nop 2009 2.501 3.224 2.501 3.224 2.501 3.128 81 3.2% 67 2% 34 107.37

22. PT BPR Samudera Air Tawar (Padang)

17 Feb 2010 768 8.973 2.622 8.072 2.622 7.203 159 6.1% 6.207 86% 227 927.01

23. PT BPR Salido Empati (Painan)

09 Mar 2010

5.336 2.960 3.634 2.914 3.634 2.856 147 4.0% 6.183 216% 90 10.72

Page 85: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

655 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

NOBANK TER-

LIKUIDASI

TANGGALCABUT

IZIN USAHA

(CIU) BANK

DATA SIMPANAN

LAYAK BAYAR HASIL REKONSILIASI DAN VERIFIKASI

REALISASI PENCAIRAN OLEH NASABAH ATAS SIMPANAN LAYAK

DIBAYAR(Akhir Desember 2010)

SIMPANAN TIDAK LAYAK BAYAR

SALDO SAMPAI DENGAN BATAS PENJAMINAN

SEBELUMSET OFF

PINJAMAN

SALDO SAMPAI DENGAN BATAS PENJAMINAN

SETELAHSET OFF

PINJAMAN

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH DAN PERSENTASE JUMLAH

REKE-NING

NOMINAL(Rp juta)

REKE-NING

NILAI (Rp

juta)

REKE-NING

NILAI (Rp

juta)REKENING

NOMINAL(Rp juta)

REKE-NING

NOMINAL(Rp juta)

24. PT BPR Musajaya Arthadana (Pringsewu)

23 Mar 2010

357 7.606 340 7.152 340 7.150 56 16.5% 6.644 92.92% 3 0.36

25. PT. BPR Handayani Cipta Sejahtera (Wajo)

27 Apr 2010

- - 912 1.444 912 1.433 146 16.0% 1.297 91% 20 5.57

26. PT. BPR Argawa Utama (Badung-Bali)

18 Mei 2010

- -

355 3.9 355 4.1 0 0.0% - 0% 16 0.18

27. PT. BPR Swasad Artha (Gianyar-Bali)

18 Mei 2010

- -

1.533 39 1.533 41 0 0.0% - 0% 3 0.17

28. PT BPR Junjung Sirih (Solok)

4 Agust 2010

- -1.011 3.807 1.011 3.800 1.704 168.5% 3.467 91% 78 50.87

29. PT BPR Darbeni Mitra (Bekasi - Tahap 1)

4 Okt 2010

- -

214 38 214 38 - - - - - -

30. PT BPR Cimahi Tengah

15 Nov 2010

- -dalam proses

rekonsiliasi- - - - - - - -

31. PT BPR DLPK Cipeundey

27 Des 2010

- - dalam proses rekonsiliasi

- - - - - - - -

JUMLAH 52.647 1.004.976 49.841 824.761 46.855 620.786 12.035 26% 573.594 92% 4.758 214.312.71

Page 86: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

66

Page 87: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

675 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

BAB IV

LIKUIDASI BANK

Page 88: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

68

• PengamananasetbankketikaizinusahanyatelahdicabutadalahtahapkrusialyangharusdijalankanLPS.DalamrangkapengamananituKepalaEksekutifLPSmembentukTimLikuidasi.Faktorintegritasdankompetensimenjadi pertimbangan dalam penunjukan Tim Likuidasi. SelanjutnyaTimLikuidasimelakukan likuidasibankdengan tahap sebagaiberikut:pembubaranbadanhukumbank, penyelesaian kewajiban kepadape-gawaibankdalamlikuidasi,pemberesanasetdankewajiban,pengakhir-anlikuidasi,danpertanggungjawaban.

• Adakalanyalikuidasitidakbisaberjalanmulus.Masihadakemungkinankesulitan dalam hal penagihan piutang kepada debitur dan kendalaPencairanAntarBankAktivabankantarlikuidasi.Meskipunadabelasanpersoalan yang mungkin timbul dalam likuidasi, pihak LPS dan TimLikuidasi berupaya maksimal menyelesaikan masalah sesuai tenggatwaktuyangdiberikan.

• Salah satu cara yang dipilih untuk mempercepat persoalan piutangadalah dengan subrogasi, yang diatur dalam KUHPerdata. Subrograsiinimerupakaninstrumenpengalihanpiutangdariseorangpemilikhakkepada pihak lain, sehingga utang-piutang lama menjadi hapus dantimbulutang-piutangbaruuntukkepentingankrediturbaru.BerdasarkanPasal1400KUHPerdata,haksubrograsibisa lahirberdasarkanundang-undangatauperjanjian.

Page 89: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

695 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

1. TINDAK LANJUT PENCABUTAN IZIN USAHA BANKPasca pencabutan izin usaha bank diberlakukan, maka nasib

bank yang bersangkutan tidak bisa dibiarkan berlarut-larut tanpa ada pe nyelesaian. Saat ini dalam hal bank gagal (failed bank) dicabut izin usahanya oleh LPP, LPS dapat segera melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka pengamanan aset bank sebelum pro-

ses likuidasi dimulai. Reaksi cepat dan terukur ini adalah bagian integral dari tahap awal likuidasi sebuah bank.

Dalam rangka pengamanan aset bank, Kepala Eksekutif mem-

bentuk Tim Persiapan Likuidasi. Tim Persiapan Likuidasi tersebut memiliki tugas antara lain:

1. Menyampaikan surat LPS kepada pemegang saham dan/atau pengurus bank yang dicabut izin usahanya mengenai peng-

ambilalihan hak dan wewenang pemegang saham oleh LPS. Surat tersebut disampaikan bersamaan dengan penyerah an Keputusan Gubernur Bank Indonesia mengenai pen cabutan izin usaha bank.

2. Memastikan Direksi atau Pihak Yang Ditunjuk Menjalankan Tugas Direksi menyusun neraca penutupan per tanggal pen-

cabutan izin usaha bank dan menyampaikan kepada LPS paling lama 15 hari kalender sejak tanggal pen cabutan izin usaha. Neraca penutupan ini merupakan dasar (starting point) bagi Tim Likuidasi dalam melakukan proses likuidasi.

3. Melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka penga-

man an aset bank sebelum proses likuidasi dimulai, yaitu: a. Menguasai dan mengelola aset bank; b. Mengelola kewajiban bank; dan

Page 90: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

70

c. Melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia, LPP, ke-

polisian, dan instansi terkait lainnya.

Terhitung sejak izin usaha suatu bank dicabut, LPS mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham termasuk hak dan wewenang RUPS dalam rangka likuidasi bank. Dengan diambilalihnya hak dan wewenang RUPS itu, LPS segera memutuskan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembubaran badan hukum bank;2. Pembentukan Tim Likuidasi;3. Penetapan status bank sebagai “Bank Dalam Likuidasi”4. Penonaktifan seluruh direksi dan dewan komisaris.

Seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya, hingga akhir tahun 2010, jumlah bank yang dicabut izin usahanya sebanyak 31 bank, yaitu 30 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 1 bank umum dengan rincian sebagai berikut:

Tahun 2006 : 6 BPRTahun 2007 : 5 BPRTahun 2008 : 4 BPRTahun 2009 : 5 BPR dan 1 Bank UmumTahun 2010 : 10 BPR

Jika diklasifikasikan berdasarkan Wilayah Kerja Bank Indonesia (WKBI), 31 bank yang dicabut izin usahanya ter sebar pada 9 WKBI, yaitu sebagai berikut:

Jumlah Bank yang Dicabut Izin UsahanyaBerdasarkan Wilayah Kerja BI

No. Wilayah Kerja BI Jumlah Keterangan

1. KantorPusat 5 4BPRdan1BankUmum

2. Bandung 10 4BPRBerbadanHukumPD

3. Semarang 2 -

4. Solo 2 -

5. Yogyakarta 1 -

Page 91: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

715 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

No. Wilayah Kerja BI Jumlah Keterangan

6. Makassar 2 -

7. Lampung 2 -

8. Bali 4 -

9. Padang 3 -

T O T A L 31 -

Dari 3 BPR berbentuk Perusahaan Daerah (PD), ada 1 BPR, yaitu PD. BPR Bungbulang, telah dilakukan RUPS pem bubaran badan hukum, pembentukan Tim Likuidasi (TL), pe nonaktifan Direksi dan Komisaris serta penetapan status bank dalam likuidasi oleh LPS selaku RUPS. Sementara terhadap 2 BPR lainnya telah dilakukan pembubaran badan hukum oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 4 Tahun 2009 tanggal 2 April 2009, yaitu PD. BPR Cimahi dan PD. BPR Gununghalu.

Pada tabel berikut ini terdapat daftar 31 bank yang dicabut izin usahanya selama kurun waktu Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2010:

Daftar Bank yang Dicabut Izin Usahanya (CIU)

No. Nama Bank Tanggal CIU

1. PT.BPRTripillarArthajaya(DL) 19Januari2006

2. PD.BPRCimahi 26Januari2006

3. PT.BPRMitraBanjaran(DL) 7Februari2006

4. PT.BPRMranggenMitraniaga(DL) 7Februari2006

5. PT.BPRSamadhana 27September2006

6. PD.BPRGununghalu 11Oktober2006

7. PT.BPRBekasiIstanaArta(DL) 24Januari2007

8. PT.BPREraAnekaRezeki(DL) 16Maret2007

Page 92: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

72

No. Nama Bank Tanggal CIU

9. PT.BPRBangunkarsaArtha-sejahtera(DL) 6Juni2007

10. PDBPRBungbulang(DL) 20November2007

11. PTBPRAnugrahArtaNiaga(DL) 13Desember2007

12. PT.BPRCitralokaDanamandiri(DL) 14Februari2008

13. PTBPRKencanaArthaMandiri(DL) 13Maret2008

14. PTBPRSumberHiobaja(DL) 23April2008

15. PTBPRHandayaniCiptasehati(DL) 18Desember2009

16. PTBPRTripancaSetiadana(DL) 24Maret2009

17. PTBankIFI(DL) 17April2009

18. PTBPRBabussalam(DL) 1Mei2009

19. PTBPRSriUtama(DL) 22Mei2009

20. PTBPRMargotArtaUtama(DL) 16Juni2009

21. PTBPRSatyaAdhiPerdana(DL) 18November2009

22. PTBPRSamudraAirTawar(DL) 17Februari2010

23. PTBPRSalidoEmpati(DL) 9Maret2010

24. PTBPRMusajayaArthadana(DL) 23Maret2010

25. PTBPRHandayaniCiptasejahtera 27Maret2010

26. PTBPRArgawaUtama 18Mei2010

27. PTBPRSwasadArtha 18Mei2010

28. PTBPRJunjungSirih 4Agustus2010

29. PTBPRDarbeniMitra 4Oktober2010

30. PTBPRCimahiTengah 15November2010

31. PDBPRLPKCipendeuy 27Desember2010

2. PEMBENTUKAN TIM LIKUIDASI (TL)Jika terdapat bank gagal dicabut izin usahanya oleh LPP, maka

pembentukan Tim Likuidasi harus segera dilakukan. Seleksi calon

Page 93: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

735 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Tim Likuidasi tersebut dilakukan oleh suatu Tim yang ditunjuk oleh Kepala Eksekutif. Proses seleksi dilakukan bersamaan dengan per siapan likuidasi bank.

Hasil seleksi disampaikan kepada Dewan Komisioner LPS selaku RUPS bank yang dicabut izin usahanya untuk ditetapkan sebagai Tim Likuidasi. Dalam penunjukan Tim Likuidasi kriteria yang menjadi pertimbangan utama adalah integritas dan kompetensi calon anggota tim likuidasi.

Anggota Tim Likuidasi untuk setiap bank dalam likuidasi paling banyak 9 orang. Namun sampai saat ini, Tim Likuidasi yang diben-

tuk oleh LPS untuk 27 bank dalam likuidasi hanya beranggotakan 1 sampai dengan 3 orang, dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan likuidasi bank. Hal tersebut tersaji pada tabel di bawah ini:

Susunan Tim Likuidasi

No. Nama Bank Dalam Likuidasi (DL) Jumlah TL

1. PT.BPRTripillarArthajaya(DL) 3orang

2. PD.BPRCimahi -

3. PT.BPRMitraBanjaran(DL) 2orang

4. PT.BPRMranggenMitraniaga(DL) 2orang

5. PT.BPRSamadhana 1orang

6. PD.BPRGununghalu -

7. PT.BPRBekasiIstanaArta(DL) 2orang

8. PT.BPREraAnekaRezeki(DL) -

9. PT.BPRBangunkarsaArtha-sejahtera(DL) 2orang

10. PDBPRBungbulang(DL) 2orang

11. PTBPRAnugrahArtaNiaga(DL) 2orang

12. PT.BPRCitralokaDanamandiri(DL) 2orang

Page 94: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

74

No. Nama Bank Dalam Likuidasi (DL) Jumlah TL

13. PTBPRKencanaArthaMandiri(DL) 2orang

14. PTBPRSumberHiobaja(DL) 2orang

15. PTBPRHandayaniCiptasehati(DL) 2orang

16. PTBPRTripancaSetiadana(DL) 3orang

17. PTBankIFI(DL) 3orang

18. PTBPRBabussalam(DL) 2orang

19. PTBPRSriUtama(DL) 2orang

20. PTBPRMargotArtaUtama(DL) 2orang

21. PTBPRSatyaAdhiPerdana(DL) 2orang

22. PTBPRSamudraAirTawar(DL) 2orang

23. PTBPRSalidoEmpati(DL) 2orang

24. PTBPRMusajayaArthadana(DL) 2orang

25. PTBPRHandayaniCiptasejahtera 2orang

26. PTBPRArgawaUtama 2orang

27. PTBPRSwasadArtha 2orang

Anggota Tim Likuidasi diberikan honorarium dalam jumlah ter tentu yang ditetapkan oleh RUPS pada saat pembentukan Tim Likuidasi. Selain honorarium, Tim Likuidasi dapat diberikan in-

sentif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penetapan besarnya honorarium Tim Likuidasi didasarkan pada:

1. Kuantitas, nilai, dan jenis aset dan kewajiban.2. Kondisi dan tingkat kesulitan pencairan aset dan/atau pe-

nagihan piutang serta penyelesaian kewajiban.3. Lokasi bank dalam likuidasi.4. Kualifikasi anggota Tim Likuidasi.

Page 95: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

755 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Dengan terbentuknya Tim Likuidasi maka seluruh tanggung ja wab dan kepengurusan bank dalam likuidasi dilaksanakan oleh Tim Likuidasi. Direksi dan dewan komisaris dari bank yang di-

cabut izin usahanya menjadi non aktif dan tidak diperkenankan meng undurkan diri sebelum likuidasi bank selesai, kecuali atas persetujuan LPS.

Ketika melaksanakan tugasnya, Tim Likuidasi berwenang me-

wakili bank dalam likuidasi dalam segala hal yang berkaitan dengan penyelesaian hak dan kewajiban bank tersebut.

3. PELAKSANAAN LIKUIDASI BANKPembubaran Badan Hukum Bank

Dalam rangka pembubaran badan hukum bank, Tim Likuidasi me laksanakan tindakan sebagai berikut:

1. Memberitahukan kepada kreditur mengenai pembubaran ba-

dan hukum bank dengan cara mengumumkan pembubaran badan hukum bank dalam Berita Negara Repulik Indonesia dan 2 surat kabar harian yang mempunyai peredaran luas.

2. Mendaftarkan pembubaran badan hukum bank dalam Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Kementerian Hukum dan HAM.

3. Memberitahukan pembubaran badan hukum bank kepada instansi yang berwenang.

Tindakan tersebut dilakukan oleh Tim Likuidasi paling lama 30 hari sejak tanggal pembubaran badan hukum bank.

Penyelesaian Kewajiban Kepada Pegawai Bank Dalam Likuidasi

Paling lama 3 bulan setelah bank dicabut izin usahanya Tim Likuidasi melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap seluruh pegawai bank dalam likuidasi. Sebagai konsekuensi dari pemutusan hubungan kerja, Tim Likuidasi melakukan pembayaran pesangon kepada seluruh pegawai yang telah dilakukan pemutusan hubungan

Page 96: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

76

kerja. Pembayaran pesangon dilakukan dengan memperhitungkan se luruh kewajiban pegawai.

Sebelum melakukan pembayaran pesangon, Tim Likuidasi wa-

jib meminta persetujuan LPS terlebih dahulu. Tim Likuidasi dapat menunda pembayaran pesangon kepada Direktur dan pegawai bank yang diindikasikan melakukan tindak pidana perbankan dan/atau tindak pidana lainnya yang dapat merugikan bank.

Tim Likuidasi melakukan pembayaran gaji terutang kepada pe-

gawai bank dalam likuidasi, berupa gaji yang telah jatuh tempo sampai dengan tanggal pencabutan namun belum dibayarkan mau-

pun gaji bulan berjalan sampai dengan pemutusan hubungan kerja yang belum dibayar. Pembayaran gaji terutang dilakukan dengan memperhitungkan kewajiban pegawai yang jatuh tempo.

Hak-hak pegawai lainnya yang timbul sebagai akibat pemutus an hubungan kerja—sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan di bidang ketenagakerjaan—dicatat sebagai kewajiban bank dalam likuidasi di kelompok kewajiban kepada kreditur lain-

nya. Pada kasus bank dalam likuidasi tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar gaji terutang dan pesangon, LPS dapat memberikan dana talangan.

Pemberesan Aset dan KewajibanDalam rangka pemberesan aset dan kewajiban, Tim Likuidasi

me laksanakan tindakan sebagai berikut:

1. Menunjuk kantor akuntan publik untuk mengaudit neraca penutup dalam jangka waktu 30 hari sejak neraca penutupan diterima oleh Tim Likuidasi dan menyampaikan neraca pe-

nutupan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik ke-

pada LPS paling lama 120 hari sejak tanggal penunjukan kantor akuntan publik.

2. Melakukan inventarisasi aset dan kewajiban. 3. Menyusun neraca sementara likuidasi dan menyampaikannya

kepada LPS paling lama 60 hari setelah Tim Likuidasi me-

nerima neraca penutupan yang telah diaudit.4. Melaksanakan pencairan aset termasuk anjak piutang.

Page 97: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

775 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

5. Melaksanakan penagihan piutang. Dalam rangka penagihan piutang, Tim Likuidasi dapat memberikan potongan utang sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh LPS.

6. Melaksanakan pembayaran kewajiban kepada para kreditur. 7. Menitipkan bagian yang belum diambil oleh kreditur kepada

bank yang disetujui oleh LPS.

Pencairan aset dilakukan setelah neraca sementara likuidasi disetujui oleh LPS. Dalam hal neraca sementara likuidasi belum di-

setujui LPS, pencairan aset baru dapat dilakukan setelah men dapat persetujuan LPS.

Pelaksanaan likuidasi bank oleh Tim Likuidasi wajib diselesai-

kan dalam jangka waktu paling lama 2 tahun terhitung sejak tanggal pembentukan Tim Likuidasi dan dapat diperpanjang oleh LPS paling banyak 2 kali masing-masing paling lama 1 tahun.

Pengakhiran LikuidasiPelaksanaan likuidasi dinyatakan selesai apabila dua hal di

bawah ini terpenuhi:

1. Seluruh kewajiban bank dalam likuidasi telah dibayarkan dan/atau tidak ada lagi aset yang dapat digunakan untuk mem bayar kewajiban sebelum berakhirnya jangka waktu pe-

laksanaan likuidasi.2. Berakhirnya jangka waktu pelaksanaan likuidasi.

Dalam hal pelaksanaan likuidasi akan berakhir maka Tim Li kui-

dasi melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum perkiraan ber akhirnya pelaksanaan likuidasi, Tim Likuidasi wajib meng umumkan tanggal pembayaran terakhir kepada kreditur ter masuk tin-

dak lanjut apabila kreditur tidak mengambil bagian nya dalam jangka waktu sampai dengan tanggal pembayaran ter akhir.

2. Tanggal pembayaran terakhir paling lama 30 hari kalender sejak tanggal pengumuman.

3. Pengumuman dilakukan dalam 2 surat kabar yang mem pu-

nyai peredaran luas.

Page 98: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

78

4. Jika kreditur belum mengambil bagiannya sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, maka dana yang menjadi bagian kreditur dititipkan pada bank yang disetujui LPS dalam re-

kening yang tidak diberikan bunga dan tidak dibebankan biaya atas nama LPS untuk kepentingan kreditur.

5. Penitipan dana pada bank yang ditunjuk paling lama 30 hari kalender sejak batas waktu pembayaran dan dilakukan setelah Tim Likuidasi mengumumkan terlebih dahulu dalam 2 surat kabar yang memiliki peredaran luas.

6. Tim likuidasi dinyatakan telah melaksanakan pembayaran kewajiban kepada kreditur yang bersangkutan setelah dititip-

kan nya bagian kreditur yang belum diambil.7. Jika dalam jangka waktu 30 tahun dana yang menjadi hak

kreditur tidak diambil oleh kreditur yang ber sang kutan, maka dana tersebut diserahkan kepada Kas Ne gara.

Jika terdapat sisa hasil likuidasi berupa:a. Sisa aset setelah pelaksanaan likuidasi, maka sisa tersebut

diserahkan ke pemegang saham lama.b. Sisa kewajiban Bank Dalam Likuidasi setelah pelaksanaan

likuidasi selesai, maka kewajiban tersebut wajib dibayarkan oleh pemegang saham lama yang terbukti menyebabkan bank menjadi bank gagal.

Pertanggungjawaban Tim LikuidasiTim Likuidasi menyampaikan neraca akhir likuidasi dan laporan

pertanggungjawaban tugas Tim Likuidasi kepada LPS paling lama 10 hari kalender setelah pelaksanaan likuidasi selesai. La poran per-

tanggungjawaban ini memuat minimal hal-hal sebagai berikut:

1. Penerimaan hasil likuidasi.2. Biaya likuidasi.3. Pembayaran kewajiban kepada kreditur.4. Sisa aset yang belum dicairkan.5. Sisa kewajiban yang belum dibayarkan.

LPS menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) atau instansi

Page 99: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

795 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

pemerintah di bidang audit untuk dan atas nama LPS melakukan audit Neraca Akhir Likuidasi dan laporan pertanggungjawaban.

Dalam jangka waktu 10 hari kalender sejak LPS me nerima laporan hasil audit, LPS harus memutuskan menerima atau ti dak menerima pertanggungjawaban Tim Likuidasi. Dalam hal LPS memutuskan tidak menerima pertanggungjawaban Tim Likuidasi, LPS menetapkan langkah-langkah penyelesaiannya.

Setelah menerima pertanggungjawaban Tim Likuidasi, LPS me-

lakukan tindakan sebagai berikut:a. Meminta Tim Likuidasi:

1. Mengumumkan berakhirnya likuidasi dengan menem-

pat kannya dalam Berita Negara Republik Indonesia dan da lam 2 surat kabar harian yang mempunyai per e daran luas dalam waktu 30 hari sejak per tanggungjawaban diterima LPS sebagai RUPS.

2. Memberitahukan kepada instansi yang berwenang me-

ngenai terhapusnya status ba dan hukum Bank.3. Memberitahukan kepada instansi yang berwenang, agar

nama badan hukum bank dicoret dari daftar perusa ha-

an.4. Menyerahkan seluruh dokumen Bank Dalam Likuidasi

kepada LPS. b. Membubarkan Tim Likuidasi.c. Memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris non aktif.

Keputusan LPS untuk menerima atau tidak menerima per tang-

gungjawaban Tim Likuidasi termasuk menetapkan langkah-lang-

kah penyelesaiannya adalah keputusan RUPS. Keputusan ter sebut dimuat dalam risalah RUPS yang dibuat dalam akta notaris.

4. PEMBAGIAN HASIL LIKUIDASIHasil dari proses likuidasi dibagi secara adil, transparan dan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Agar pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan dan/atau penagihan piutang berjalan lancar maka dilakukan dengan urutan sebagai beri kut:

Page 100: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

80

1. Penggantian atas talangan pembayaran gaji pegawai yang terutang;

2. Penggantian atas pembayaran talangan pesangon pegawai;3. Biaya perkara di pengadilan, biaya lelang yang terutang, dan

biaya operasional kantor;4. Biaya penyelamatan dan/atau biaya klaim penjaminan yang

harus dibayar LPS;5. Pajak yang terutang;6. Bagian simpanan dari nasabah penyimpan yang tidak di ba-

yar kan penjaminannya dan simpanan dari nasabah penyim-

pan yang tidak dijamin; dan7. Hak dari kreditur lainnya.

Mekanisme likuidasi dan pembagian hasil likuidasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Mekanisme Likuidasi dan Pembagian Hasil Likuidasi

Pasal 43 huruf c,Pasal 45 ayat (2), Pasal 52 ayat (1)

Pasal 53, Pasal 54 ayat (2) Pasal 54 ayat (1)

ASET BDL

BIAYA

KEWAJIBANKONVERSI 1. Talangan gaji

2. Talangan pesangon3. By perkara/lelang/op.ktr4. By penyelamatan pinjamn5. Pajak terutang6. Simp. tdk dijamin/TLB7. Kreditur lainnya

Mekanisme Likuidasi Menurut UU 24/2004

5. PERMASALAHAN LIKUIDASIPelaksanaan likuidasi sebuah bank seringkali tidak selancar

yang diharapkan. Kendala yang muncul dalam praktek likuidasi di-

Page 101: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

815 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

sebabkan oleh berbagai macam hal, seperti:

1. Kendala dalam Penagihan piutang kepada debitur karena:a. Perjanjian kredit tidak ada/tidak ditandatangani oleh pihak

yang berwenang pada bank dan/atau debitur.

b. Terkait dengan kredit fiktif/topengan.c. Setoran kredit digunakan oleh Pengurus dan/atau pegawai

Bank untuk kepentingan pribadi.d. Ketidaksesuaian data kredit yang ada pada bank dengan

kondisi di lapangan.e. Pengikatan agunan tidak sempurna (di bawah tangan).f. Agunan milik orang lain bukan milik debitur dan tidak ada

kuasa menjual dari pemilik agunan.g. Agunan tidak bernilai/berharga, seperti kuitansi pembelian

alat elektronik dan Surat Pengangkatan Pegawai.

h. Agunan debitur dikuasai oleh pihak lain.i. Agunan digunakan lebih dari satu fasilitas pinjaman.j. Fisik agunan khususnya untuk kendaraan bermotor sudah

tidak ada lagi.k. Kondisi agunan tidak marketable/tidak sesuai dengan per-

janjian kredit.

2. Pencairan Antar Bank Aktiva bank dalam likuidasi yang kerap terhambat oleh adanya penolakan dari bank penempatan dana karena:

a. Bank tersebut juga memiliki simpanan di bank dalam likui-

dasi namun simpanannya dinyatakan tidak layak bayar oleh LPS.

b. Simpanan bank dalam likuidasi tidak tercatat dalam pem-

bukuan bank penempatan dana.c. Bank tersebut mengaitkan simpanan bank dalam likuidasi

dengan kewajiban salah satu pengurus bank dalam likuidasi sehingga hanya mau membayar selisihnya saja.

d. Manajemen bank kurang mengerti mengenai kewenangan Tim Likuidasi berdasarkan UU LPS sehingga menolak untuk

Page 102: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

82

melakukan pencairan dana oleh Tim Likuidasi dan meminta agar pencairan dana tetap dilakukan oleh pemilik rekening (Pengurus bank).

e. Simpanan tersebut semula merupakan setoran untuk me-

nambah modal (escrow account) di mana pencairannya harus dilakukan dengan persetujuan Bank Indonesia. Sementara sertifikat deposito tidak dikuasai oleh bank dalam likuidasi tetapi oleh pemegang saham /pengurus bank.

3. Pendaftaran pembubaran badan hukum bank dalam Sismin-

bakum Kementerian Hukum dan HAM seringkali terkendala dengan ketidaklengkapan dokumen hukum yang tersedia di bank.

4. Urutan pembayaran kelima yaitu pajak yang terutang. Per ma-

salahannya, pengaturan ini tidak selaras dengan UU No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Ditjen pajak berwenang untuk melakukan sita/lelang atas harta wajib pajak yang terutang pajak.

6. SUBROGASISubrogasi merupakan instrumen pengalihan piutang dari se-

orang pemilik hak kepada pihak lain, dimana utang piutang lama menjadi hapus dan timbul utang piutang baru untuk kepentingan kreditur baru (terjadi pengalihan/pergantian kreditur).

Subrogasi lahir berdasarkan undang-undang atau perjanjian (Pasal 1400 KUHPerdata). Subrogasi yang lahir berdasarkan per-

janjian terjadi karena adanya pembayaran dan dinyatakan secara tegas bersamaan dengan waktu pembayaran. Dalam Perjanjian, kreditur menyatakan bahwa ia telah menerima pembayaran dari pihak ketiga dan pihak ketiga tersebut akan menggantikan hak-hak kreditur terhadap debitur termasuk gugatan, hak istimewa maupun hak pembebanan atas piutang (hipotek/fudusia/hak tanggungan). Pada sisi lain debitur menyatakan bahwa ia meminjam sejumlah uang kepada pihak ketiga dan menetapkan pihak ketiga tersebut

Page 103: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

835 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

menggantikan hak- hak kreditur terhadap debitur. Pernyataan ini harus dibuat melalui akta otentik (Pasal 1401 KUHPerdata).

Sedangkan Subrogasi yang lahir dari Undang- undang terjadi pergantian kreditur dengan pembayaran yang ditetapkan oleh undang-undang, tanpa perlu persetujuan antara pihak ketiga dengan kreditur lama, maupun antara pihak ketiga dengan debitur. Jika seorang kreditur pemegang hipotek/hak tanggungan kedua yang melunasi piutang kreditur pemegang hipotek/hak tanggungan pertama, maka terjadi subrogasi yaitu si pembeli menggantikan kedudukan kreditur pemegang hipotek/hak tanggungan (Pasal 1402 KUHPerdata).

Konsep pergantian kreditur dengan cara subrogasi ini dikenal dalam proses penyelesaian (resolution) dan penanganan bank gagal oleh LPS, dimana LPS berwenang menjual dan/atau mengalihkan aset Bank Dalam Likuidasi (termasuk piutang/kredit bank) tanpa persetujuan dari debitur dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan dari kreditur (Pasal 6 ayat (2) huruf d Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang LPS sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2009). Pelaksanaan pengalihan ter-

sebut dilakukan berdasarkan suatu perjanjian.

Page 104: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

84

Page 105: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

855 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

BAB V

RESOLUSI BANK GAGAL

Page 106: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

86

• Pada prinsipnya bank gagal yang tidak berdampak sistemik akandiselesaikan melalui dua opsi, yakni: melakukan penyelamatan atautidakmelakukanpenyelamatan.Untukmemutuskansalahsatuopsi,LPSmemilikisejumlahkriteriayangdijadikanpedomanuntukpengambilankeputusan. Apabila upaya penyelamatan dengan penyertaan modalsementaratidakbisadilanjutkankarenasejumlahfaktor,makaLPSakanmemintakepadaLembagaPengawasPerbankan(LPP)untukmencabutizinusahabankyangbersangkutan.

• KemudianjikaadabankgagalyangditengaraiberdampaksistemikolehBI, maka LPS akan melakukan penanganan setelah Komite StabilitasSistemKeuangan(KSSK)melakukanpenetapandanKomiteKoordinasi(KK)menyerahkanpenanganannyakepadaLPS.DalampenangananBankGagalyangberdampaksistemiksesuaiUUNo.24Tahun2004,tindakanpenyelamatan bisa denganmengikutsertakan pemegang saham lamaatautanpamengikutsertakanpemegangsahamlama.

• Dengan serangkaian tindakan penyelamatan tersebut, maka deposanbank bersangkutan bisa tenang. Apabila bank pada jangka waktutertentu sudah sehatdanmendapatkan keuntungan (profit), LPS akanmenjualbanktersebutuntukmengembalikanbiayapenyelematanyangtelahdikeluarkannya.

Page 107: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

875 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Bank gagal seyogyanya bukan sebuah “kiamat kecil” bagi para deposan atau nasabah penyimpan, karena seolah-

olah dana simpanannya langsung lenyap tanpa bekas dan jejak. Ada dua jalur penyelesaian atas bank gagal. Masing-

masing jalur memiliki tahapan penyelesaian atau penanganan yang berbeda, sesuai dengan hasil analisis akhir, apakah bank ga-

gal tersebut tidak berdampak sistemik atau bank gagal tersebut ditengarai berdampak sistemik.

Dalam sistem perbankan nasional, masyarakat perlu me nge-

tahui bahwa resolusi atau penanganan sebuah bank gagal bisa dimasukkan dalam dua kategori dasar, yaitu: (1) penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik dan (2) penanganan bank gagal yang berdampak sistemik. Berikut ini uraiannya.

Bank SSU/DPK

Tidak dapat disehatkan oleh BI

Dapat DisehatkanOleh BI

Bank Normal

FailedBank

Systemic

NonSystemic

KK/KKSK

Penyelamatan TanpaMengikutsertakanPS Lama

Penyelamatan MengikutsertakanPS Lama

Diselamatkan

TidakDiselamatkan

PMS LPS/TindakanPenyelamatanLainnya

PMS LPS/TindakanPenyelamatan Lainnya

Divestasi

Divestasi

Bank Normal

Likuidasi

Bayar Klaim

PENANGANAN BANK GAGAL OLEH LPS

Page 108: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

88

KSSKProblem Bank

FPD

Dapat diatasi?

Berdampak Sistemik?

Bank Sehat

Y

T

TLPS

MEKANISME PENANGANAN BANK BERMASALAH

BI

Dpt diatasi?

Y

Berdampak Sistemik?

FPJP

Y

TDpt diatasi?

Bank Sehat

Ditengarai Sistemik oleh BI?

T

Y

T

YBank Gagal

Non Sistemik

Bank GagalSistemik

Bank GagalNon Sistemik

BIJaminan

Pemerintah

MasalahSolvabilitas?

T

MasalahLikuiditas Y

MasalahSolvabilitas

PenyehatanOleh BI

KK

MasalahSolvabilitas?

1

1

Y

T

Bank Ajukan FPD?

Y

T

Y

T

Sumber: Perppu No.4/2008 tentang JPSK

Ditengarai Sistemik oleh BI?

Y

T

==

1. PENYELESAIAN BANK GAGAL YANG TIDAK BERDAMPAK SISTEMIK

Sesuai Pasal 22 ayat (1) huruf a UU No. 24 Tahun 2004 tentang LPS ditegaskan bahwa penyelesaian Bank Gagal yang tidak ber-

dampak sistemik adalah melalui penyelamatan atau tidak me-

lakukan penyelamatan. Opsi melakukan penyelamatan atau tidak me laku kan penyelamatan bank gagal yang tidak berdampak sistemik tergantung pada beberapa kriteria di bawah ini:

1. Perkiraan biaya penyelamatan maksimum 60% dari per-

kiraan biaya tidak menyelamatkan; 2. Setelah diselamatkan, bank masih memiliki prospek usaha

yang baik dengan ditandai dengan beberapa indikator ter-

tentu; 3. Terdapat pernyataan RUPS bank yang sekurang-kurangnya

memuat kesediaan untuk menyerahkan hak dan wewenang RUPS kepada LPS, menyerahkan kepengurusan bank ke-

Page 109: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

895 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

pada LPS, dan tidak menuntut LPS atau pihak yang di-

tunjuk LPS apabila proses penyelamatan tidak berhasil, se panjang LPS atau pihak yang ditunjuk LPS melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

4. Terdapat kesediaan bank menyerahkan kepada LPS bebe-

rapa dokumen yang diperlukan.

Jika semua syarat di atas dipenuhi, maka LPS dengan segala ke -wenangan yang dimilikinya akan berusaha keras untuk me nye la-

matkan bank gagal tersebut. Sebaliknya, jika tidak dipenuhi, maka LPS akan mengusulkan kepada LPP untuk mencabut izin usaha bank tersebut untuk selanjutnya dilikuidasi.

Opsi Pertama: Melakukan PenyelamatanJika opsi untuk melakukan penyelamatan dipilih, karena bank me menuhi persyaratan untuk diselamatkan, maka sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, tindakan LPS dalam rangka penyelamat an bank gagal akan meliputi:

a. Menguasai, mengelola, dan melakukan tindakan kepemilik-

an atas aset milik atau yang menjadi hak-hak bank dan/atau ke wajiban bank;

b. Melakukan Penyertaan Modal Sementara (PMS);c. Menjual atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan na-

sabah debitur dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan nasabah kreditur (purchase and assumption).

d. Mengalihkan manajemen bank kepada pihak lain;e. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain;f. Melakukan pengalihan kepemilikan bank; dang. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau meng-

ubah kontrak bank yang mengikat bank dengan pihak ketiga, yang menurut LPS merugikan bank.

Jadi jelas bahwa tindakan penyelamatan bank gagal dalam ben-

tuk penyuntikan modal atau Penyertaan Modal Sementara (PMS) bu kan lah satu-satunya tindakan penyelamatan yang bisa dilaku kan LPS. Bisa dipahami bahwa banyaknya tindakan penyelamatan yang

Page 110: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

90

diberikan UU LPS karena LPS merupakan upaya terakhir dalam rangka penyelamatan sebuah bank gagal.

Namun demikian, LPS juga dapat tidak melanjutkan proses pe-

nye lamatan Bank Gagal, jika:

1. Ditemukan bukti baru bahwa biaya penyelamatan menjadi sekurang-kurangnya: (a) 200% dari perkiraan biaya penye-

lamatan pada saat keputusan penyelamatan; atau (b) lebih besar dari 60% perkiraan biaya tidak menyelamatkan pada saat keputusan penyelamatan;

2. Berdasarkan penilaian LPP, kondisi keuangan bank menurun sehingga diperlukan tambahan modal untuk memenuhi ke-

tentuan kecukupan tingkat solvabilitas dan likuiditas.

Terhadap bank gagal yang tidak dilanjutkan proses penye-

lamatannya oleh LPS, maka akan diusulkan kepada LPP untuk men cabut izin usaha bank tersebut lalu dilanjutkan dengan me la-

kukan likuidasi.Pada prinsipnya, seluruh biaya yang dikeluarkan LPS dalam

rangka penyelamatan bank gagal merupakan penyertaan modal sementara LPS pada Bank Gagal yang diselamatkan. Kedudukan LPS dalam penyertaan modal sementara itu adalah sebagai pe-

megang saham dengan hak preferen. Untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang optimal atas PMS-nya, LPS bisa memperpan-

jang waktu penjualan saham bank. Ketentuan mengenai penjualan saham tersebut adalah sebagai

berikut: LPS harus menjual saham seluruh bank secara terbuka dan transparan dalam jangka waktu paling lama 2 tahun, namun masih dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 2 kali dengan masing-

masing perpanjangan selama 1 tahun. Namun, apabila dalam jangka waktu tersebut, tingkat pengem-

balian yang optimal tidak dapat diwujudkan, maka sesuai Pasal 30 ayat (5) UU No. 24 Tahun 2004, LPS harus menjual saham bank dalam jangka waktu 1 tahun berikutnya. Dalam hal ekuitas bank bernilai positif pada saat penyerahan kepada LPS, LPS dan

Page 111: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

915 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

pemegang saham lama membuat perjanjian yang mengatur peng-

gunaan hasil penjualan saham bank setelah penyelamatan dengan urutan prioritas sebagai berikut:

1. Pengembalian seluruh biaya penyelamatan yang telah di-

keluarkan oleh LPS; 2. Pengembalian kepada pemegang saham lama sebesar ekuitas

pada saat penyerahan bank kepada LPS;3. Jika masih terdapat sisa, maka dibagi secara proporsional

kepada LPS dan pemegang saham lama.

Sebaliknya, jika ekuitas bank bernilai nol atau negatif pada saat penyerahan kepada LPS, pemegang saham lama tidak memiliki hak atas hasil penjualan saham bank setelah penyelamatan. (Pasal 28 UU No. 24 Tahun 2004).

Opsi Kedua: Tidak Melakukan Penyelamatan Jika LPS menilai bahwa terhadap Bank Gagal (failed bank) yang

diserahkan LPP tidak memenuhi kriteria untuk diselamatkan se-

bagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka LPS meminta LPP untuk mencabut izin usaha bank yang bersangkutan lalu di lanjut-

kan dengan melakukan likuidasi.Dalam rangka pelaksanaan penjaminan simpanan nasabah ke-

pada bank yang dicabut izin usahanya, LPS akan melakukan verifi-

kasi dan rekonsiliasi untuk menentukan simpanan nasabah yang layak bayar dan tidak layak bayar. Proses verifikasi dan rekonsiliasi simpanan nasabah dilakukan secara cermat dan hati-hati dengan memperhatikan batas waktu yang ditetapkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004.

Page 112: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

92

LPS mengajukanpencabutan izin usaha

LPS membentuk tim likuidasi

LPS menjual saham secara terbuka mask. 4 tahun

Penyerahan bank gagal

Penyertaan sementara

Penyelamatan

LPS mengajukanpencabutan izin usaha

PENYELAMATAN BANK GAGALTIDAK SISTEMIK

2. PENANGANAN BANK GAGAL YANG BERDAMPAK SISTEMIK

A. MEKANISME PENANGANAN BANK GAGAL YANG BERDAMPAK SISTEMIK

Sesuai dengan Pasal 22 ayat (1) huruf b UU No. 24 Tahun 2004 tentang LPS ditegaskan bahwa penanganan Bank Gagal yang ber -dampak sistemik adalah dengan melakukan penyelamatan yang mengikutsertakan pemegang saham lama atau tanpa meng ikut-

sertakan pemegang saham lama.

Opsi Pertama: Mengikutsertakan Pemegang Saham LamaPenanganan Bank Gagal dengan mengikutsertakan pemegang saham lama (open bank assistance) hanya dapat dilakukan apa-

bila:

Page 113: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

935 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

a. Pemegang saham Bank Gagal telah menyetor modal sekurang-

kurangnya 20% dari perkiraan biaya penanganan;b. Ada pernyataan dari RUPS bank sekurang-kurangnya memuat

kesediaan untuk:

1. Menyerahkan kepada LPS hak dan wewenang RUPS;2. Menyerahkan kepada LPS kepengurusan bank; dan3. Tidak menuntut LPS atau pihak lain yang ditunjuk LPS

dalam hal proses penanganan tidak berhasil, sepanjang LPS atau pihak yang ditunjuk LPS melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

c. Bank menyerahkan kepada LPS, dokumen mengenai:

1. Penggunaan fasilitas pendanaan dari Bank Indonesia;2. Data keuangan nasabah debitur;3. Struktur permodalan dan susunan pemegang saham 3

tahun terakhir; dan4. Informasi lainnya yang terkait dengan aset, kewajiban,

dan permodalan bank yang dibutuhkan LPS.

LPS bertanggung jawab atas kekurangan biaya penanganan Bank Gagal setelah pemegang saham lama melakukan penyetoran modal sekurang-kurangnya 20% dari perkiraan biaya penanganan. Untuk selanjutnya, biaya penanganan Bank Gagal yang dikeluarkan oleh LPS menjadi penyertaan modal sementara LPS pada bank tersebut.

LPS wajib menjual seluruh saham bank dalam penanganan se ca-

ra terbuka dan transparan paling lama 3 tahun dan dapat diperpan -jang sebanyak-banyaknya 2 kali dengan masing-masing perpanjang-

an selama 1 tahun untuk memperoleh ting kat pengembalian yang op timal. Namun, apabila dalam jangka waktu tersebut tingkat pe ngembalian yang optimal tidak dapat diwujudkan, LPS harus menjual saham bank dalam jangka waktu 1 tahun berikutnya.

Dalam hal ekuitas bank bernilai positif setelah pemegang saham lama melakukan penyetoran modal, LPS dan pemegang saham membuat perjanjian yang mengatur penggunaan hasil pen jualan

Page 114: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

94

saham bank dengan urutan sebagai berikut: 1. Pengembalian seluruh biaya penanganan yang telah dikeluar-

kan oleh LPS; 2. Pengembalian kepada pemegang saham lama sebesar ekuitas

pada posisi sesaat setelah pemegang saham lama melakukan penyetoran modal;

3. Jika masih terdapat sisa, maka dibagi secara proporsional kepada LPS dan pemegang saham lama.

Sebaliknya, jika ekuitas bank bernilai nol atau negatif setelah pemegang saham lama melakukan penyetoran modal, pemegang saham lama tidak memiliki hak atas hasil penjualan saham bank. (Pasal 35 UU No. 24 Tahun 2004).

Opsi Kedua: Tanpa Mengikutsertakan Pemegang Saham Lama

Penanganan Bank Gagal tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama akan ditempuh, apabila persyaratan untuk penanganan Bank Gagal dengan mengikutsertakan pemegang saham lama tidak dapat dipenuhi.

Tahap selanjutnya, terhitung sejak LPS menetapkan untuk melakukan penanganan Bank Gagal tanpa mengikutsertakan pe-

megang saham lama, LPS akan mengambil alih segala hak dan we-

wenang RUPS, kepemilikan dan/atau kepentingan lain pada bank dimaksud.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh LPS dalam rangka pe-

nangan an Bank Gagal, meliputi:a. Menguasai, mengelola, dan melakukan tindakan kepemilikan

atas aset milik atau yang menjadi hak-hak bank dan/atau ke-

wajiban bank;b. Melakukan penyertaan modal sementara;c. Menjual atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan nasabah

debitur dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan nasabah kreditur (purchase and assumption).

d. Mengalihkan manajemen bank kepada pihak lain;

Page 115: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

955 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

e. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain;f. Melakukan pengalihan kepemilikan bank; dang. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah

kontrak bank yang mengikat bank dengan pihak ketiga, yang menurut LPS merugikan bank.

Seluruh biaya penanganan Bank Gagal yang dikeluarkan oleh LPS menjadi penyertaan modal sementara LPS pada bank. Penjualan seluruh saham bank dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 tahun dan dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 2 kali dengan masing-masing perpanjangan selama 1 tahun, dalam hal pengembalian optimal (sekurang-kurangnya sama dengan penyertaan modal sementara LPS) tidak dapat diwujudkan. selanjutnya, LPS harus menjual dalam satu tahun berikutnya dengan harga terbaik. Tentu saja, penjualan saham bank ini harus dilakukan secara terbuka dan transparan.

Namun, apabila dalam jangka waktu tersebut, tingkat pengem-

balian yang optimal tidak dapat diwujudkan, maka sesuai Pasal 42 ayat (5) UU No. 24 Tahun 2004, LPS harus menjual saham bank dalam jangka waktu 1 tahun berikutnya. Dalam hal ekuitas bank bernilai positif pada saat penyerahan kepada LPS, maka LPS dan pemegang saham lama membuat perjanjian yang mengatur penggunaan hasil penjualan saham bank setelah penanganan de-

ngan urutan prioritas sebagai berikut:

(1) Pengembalian seluruh biaya penyelamatan yang telah di-

keluarkan oleh LPS; (2) Pengembalian kepada pemegang saham lama sebesar ekuitas

pada saat penyerahan bank kepada LPS; (3) Jika masih terdapat sisa, maka dibagi secara proporsional

kepada LPS dan pemegang saham lama.

Sebaliknya, jika ekuitas bank bernilai nol atau negatif pada saat penyerahan kepada LPS, pemegang saham lama tidak memiliki hak atas hasil penjualan saham bank setelah penanganan. (Pasal 42 ayat (7) UU No. 24 Tahun 2004).

Page 116: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

96

Page 117: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

975 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

PENYELAMATAN BANK CENTURY

BAB VI

Page 118: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

98

• MenurutbankIndonesia,kondisikeuanganBankCenturysaatdiserahkankepadaLPSper20November2008denganrasioKewajibanPenyediaanModalMinimum (KPMM) negatif 35,92% dan kebutuhan dana untukmenaikkan rasio KPMM menjadi 8 % sebesar Rp 2,655 triliun, dankebutuhanlikuiditass/d31Desember2008sebesarRp9,52triliun(worst case)atauRp7,36trilian.

• Terkait Bank Century, LPS sempat melakukan sejumlah tindakansebelumbank ituditetapkansebagaibankgagal.BegituBankCenturyresmiadadalampenangananLPS,makalembagapenjaminansimpanantersebutmelakukanberbagaitindakansesuaiketentuanUUNo.4Tahun2004, yakni: PenangananBankGagal yangBerdampak SistemikTanpaPenyertaanModalolehPemegangSaham.

• Total PenyertaanModal Sementara (PMS) LPS sebesar Rp 6,76 triliun.DenganadanyaPMSLPSini,permodalanbankmenjadimeningkatdanmemenuhiketetentuantingkatkesehatanbank.Selanjutnya,olehBank,danaPMSLPStersebutdigunakanuntukoperasionalbank,antara lainmembayar simpanan kepada para nasabah danmembayar kewajibanbankkepadabank lain,danuntuk transaksiperbankan lainnya.Dalamupaya peningkatan kinerja Bank Century (saat ini BankMutiara) sertarencanadivestasiselanjutnya,saatinitetapmenjadiperhatian(concern)LPS.

Page 119: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

995 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Pasca krisis keuangan yang terjadi di Amerika memberikan pengaruh kepada negara-negara lain termasuk Indonesia, ditandai oleh adanya kondisi-kondisi seperti:

1. Situasi pasar keuangan pada Q-IV/2008 tertekan tajam, sebagai reaksi terhadap berita negatif pasca kejatuhan Lehman Brothers dan lembaga-lembaga keuangan global lainnya.

2. Pasar modal domestik mengalami gejolak dan harga sa-

ham terjun bebas, yang ditunjukkan dengan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) secara tajam yakni dari 2830 pada tanggal 9 Januari 2008 menjadi 1155 pada tanggal 20 November 2008 atau menurun lebih dari 50%. Secara individu beberapa perusahaan besar baik di dalam negeri maupun di luar negeri mengalami penurunan nilai kapitalisasi pasar yang sangat besar.

3. Tekanan yang sangat hebat terjadi di pasar Surat Utang Negara/SUN yang tercermin dari kenaikan yield atau penurunan harga SUN Rupiah yang sangat tajam. Yield SUN naik dari awal tahun rata-rata 10% menjadi rata-

rata 20% pada bulan Oktober 2008 dan 17% pada bulan November 2008. Kenaikan yield akan meningkatkan biaya utang secara signifikan dalam APBN karena setiap kenaikan 1% (100bps) akan mengakibatkan tambahan biaya utang sekitar Rp1 triliun.

Dilain pihak, kenaikan yield atau penurunan harga SUN telah menyebabkan penurunan nilai aset bersih dalam neraca bank, asuransi, dana pensiun, dan reksadana yang me miliki SUN. Penurunan nilai aset menimbulkan kerugian

Page 120: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

100

yang selanjutnya menggerus kecukupan modal lembaga keuangan tersebut. Saat krisis, penurunan harga SBN men-

capai minimal 600 bps per hari atau Rp 27 triliun per hari.4. Credit Default Swap (CDS) Indonesia meningkat tajam.

Ini mengindikasikan risiko (country risk) Indonesia sedang tinggi.

5. Kelangkaan dan kesulitan likuiditas di pasar keuangan, yang menyebabkan pinjaman antar bank tidak jalan, kepanikan para pelaku pasar, dan kepercayaan antar pelaku di pasar uang semakin rendah. Keadaan ini mendorong mereka untuk mencari asset atau lokasi yang paling aman untuk berinvestasi, yang berimbas pada pelarian dana ke luar negeri (capital flight).

6. Cadangan devisa turun 12% dari USD 57.11 miliar per September 2008 menjadi USD 50.18 miliar per November 2008.

7. Rupiah terdepresiasi 30.9% dari Rp9.393 per Januari 2008 menjadi Rp12.100 per November 2008 dengan volatilitas tinggi.

8. Depresiasi Rupiah yang sangat tajam mengakibatkan investor asing melakukan ‘redemption” atau melepas/men-

jual SUN dalam jumlah cukup besar sekitar Rp20 triliun dalam periode Agustus – November 2008.

9. Banking Pressure Index (dikeluarkan oleh Danareksa Re-

search Institute) dan Financial Stability Index (dikeluarkan oleh BI) masuk ambang batas kritis. Banking Pressure Index per Oktober 2008 sebesar 0,9 atau lebih tinggi dari ambang normal 0,5. Hal ini mengindikasikan adanya te-

kanan terhadap sistem perbankan yang cukup tinggi dan potensi terjadinya kegagalan (default) yang sangat besar. Se mentara itu Financial Stability Index per November 2008 sebesar 2,43 atau di atas angka indikatif maksimum 2,0. Kedua indikator ini menunjukkan sistem perbankan dan sistem keuangan nasional dalam keadaan genting.

Page 121: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1015 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

10. Terdapat potensi capital flight yang besar dari para deposan bank. Ini karena di Indonesia tidak ada sistem penjaminan nasabah bank secara penuh (full guarantee) seperti yang sudah diterapkan Australia, Singapura, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Korea, serta Uni Eropa.

Untuk mengantisipasi adanya ancaman krisis tersebut yang dapat membahayakan stabilitas sistem keuangan dan per-

ekonomian nasional, pemerintah menerbitkan 3 (tiga) paket Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia (PERPPU) yaitu:1. PERPPU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. PERPPU ini dimaksudkan sebagai langkah res ponsif dalam membendung dampak krisis keuangan Amerika Serikat sehingga stabilitas sistem keuangan tetap terpelihara.

2. PERPPU Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. PERPPU ini dimaksudkan untuk meng antisipasi agar tidak terjadi penarikan dana per-

bankan secara besar-besaran akibat menurunnya keper-

caya an masyarakat atas jaminan keamanan uang yang di-

simpannya.3. PERPPU Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman

Sistem Keuangan. PERPPU ini diterbitkan dalam rangka menghadapi ancaman krisis keuangan global yang dapat mem bahayakan stabilitas sistem keuangan dan perekonomi-

an nasional sehingga mekanisme koordinasi antar lembaga yang terkait dalam pembinaan sistem keuangan nasional, serta mekanisme pengambilan keputusan dalam tindakan pencegahan dan penanganan krisis dapat dilakukan secara terpadu, efisien dan efektif.

Page 122: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

102

1. BANK CENTURY DALAM PENGAWASAN KHUSUSSebelum berada dalam penanganan LPS untuk diselamatkan,

Bank Century terlebih dulu masuk ke dalam pengawasan khusus Bank Indonesia. Ada baiknya kita ulas secara singkat asal-muasal Bank Century dan kronologinya sehingga masuk dalam pengawasan khusus Bank Indonesia (BI). Bank Century adalah hasil dari merger tiga bank, yaitu Bank Pikko, Bank Danpac, dan Bank CIC International. Merger ketiganya didahului dengan adanya akuisisi Chinkara Capital Ltd. (Chinkara) terhadap Bank Danpac dan Bank Pikko, serta kepemilikan saham Bank CIC International. Akuisisi tersebut pada akhirnya disetujui oleh BI pada tanggal 5 Juli 2002.

Permasalahan terkait surat-surat berharga dan perkreditan yang berpotensi memicu kesulitan keuangan serta membahayakan kelangsungan usaha bank, telah mendorong BI untuk melakukan pengawasan intensif atas Bank Century sejak tanggal 29 Desember 2005.

Karena kondisi Bank Century makin kritis, maka pada tanggal 6 November 2008, BI menetapkan Bank Century sebagai bank dalam Pengawasan Khusus dengan posisi rasio kewajiban penyediaan mo dal minimum atau CAR pada saat itu 2,35% (posisi per 30 September 2008). Selanjutnya, karena kesulitan likuiditas yang membahayakan ke langsungan usaha bank, atas permohonan Direksi Bank Century, BI menyalurkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) sebesar Rp 502,07 miliar pada tanggal 14 November 2008. Beberapa hari kemudian, yakni pada tanggal 18 November 2008, Bank Century mengajukan tambahan FPJP sebesar Rp 319,26 miliar. BI menyetujui permohonan tersebut tapi hanya sebesar Rp 187,32 miliar. Dengan demikian total kucuran FPJP yang diberikan kepada Bank Century sebesar Rp 689 miliar.

Selama dalam pengawasan khusus tersebut Sinar Mas berniat ma-

suk menjadi investor bagi Bank Century. Namun akhirnya mun dur.

Page 123: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1035 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

2. BANK CENTURY DITENGARAI BERDAMPAK SISTEMIK DAN DITETAPKAN SEBAGAI BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

Sejak penetapan Bank Century sebagai bank dalam pengawasan khusus pada tanggal 6 November 2008, yang pada saat itu masih belum ditengarai apakah sistemik atau tidak sistemik, maka BI menempatkan pengawas bank di Bank Century sehingga dapat memiliki akses yang cukup untuk memperoleh data terbaru. Sesuai ketentuan PBI No. 6/9/PBI/2004 tentang Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status Bank sebagai diubah dengan PBI No 7/38/PBI/2005, bank yang berstatus dalam Pengawasan Khusus dilarang melakukan transaksi dengan pihak terkait dan/atau pihak-pihak lain yang ditetapkan BI, kecuali telah mendapat persetujuan BI.

Selain itu, terkait Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status Bank, maka pemegang saham bank yang ditetapkan sebagai bank dalam pengawasan khusus diberikan waktu selama enam bulan (diperpanjang selama tiga bulan) untuk menyelesaikan permasalahan bank. Jika selama periode tersebut permasalahan bank tidak terselesaikan, maka bank itu bakal diputuskan oleh BI sebagai bank gagal. LPS pun melakukan analisis perhitungan awal mengenai biaya penyelamatan dan biaya tidak melakukan penyelamatan (LCT). Apabila Bank Century merupakan bank yang tidak berdampak sistemik.

Bank Century baru ditetapkan sebagai bank dalam Pengawasan Khusus pada tanggal 6 November 2008. Selanjutnya, tidak sampai sebulan, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia tanggal 20 November 2008 pukul 19.44 WIB, BI menetap kan status Bank Century sebagai Bank Gagal. Keputusan bahwa Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik diawali sejumlah kejadian yang menunjukkan bank tersebut insolvent dan kesulitan likuiditas.

Berdasarkan posisi 31 Oktober 2008, rasio CAR Bank Century kurang negatif 3,53%. Selain itu, CAR-nya dinilai tidak dapat ditingkatkan lagi menjadi 8% sehingga bank dinilai insolvent. Pada saat itu, pemegang saham tidak dapat melaksanakan komitmennya

Page 124: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

104

untuk melakukan penambahan modal. Usaha untuk mengundang masuknya investor baru pun tidak membawa hasil. Sinar Mas sempat berniat untuk menjadi investor baru tersebut, namun akhirnya mundur.

Lalu, kondisi likuiditas yakni Giro Wajib Minimun (GWM) dalam Rupiah tertanggal 19 November 2008 masih positif sebesar Rp 134 miliar (1,85%). Namun, pada saat itu juga terdapat kewajiban Real Time Gross Settlement (RTGS) dan kliring yang belum diselesaikan oleh Bank Century sebesar Rp 401 miliar, sehingga GWM rupiah kurang dari 0%. Lebih jauh, Bank Century juga masih dibebani kewajiban yang bakal jatuh tempo pada tanggal 20 November 2008 sebesar Rp 458 miliar.

Dengan kata lain, bank yang merupakan hasil merger Bank CIC, Bank Danpac dan Bank Pikko itu awalnya dipicu oleh kalah kliring. Kekalahan itu terjadi karena Bank Century tidak bisa menyediakan dana (GWM) sebesar Rp 50 miliar di BI untuk mencukupi kebutuhan transaksi Bank Century dengan bank lain.

Untuk ukuran perbankan nasional ketika itu, angka Rp 50 miliar terbilang kecil, namun Bank Century tetap tidak mampu me nyediakannya. Kekalahan dalam kliring itu sebenarnya bisa diantisipasi Bank Century melalui mekanisme yang berlaku umum antar sesama bank, yakni mendapat pinjaman antar bank. Namun, di tengah kondisi paceklik likuiditas di perbankan nasional, tidaklah mudah memperoleh pinjaman antar bank.

Suasana di industri perbankan waktu itu, muncul ketidakper-

cayaan di antara bank-bank untuk saling meminjamkan duitnya. Masalah Bank Century makin bertambah akut karena di lapangan para deposan besar mulai menarik duitnya. Aksi rush atau penarikan simpanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat itu membuat dana tunai di Bank Century makin menipis.

Pada sisi lain, Bank Century juga menghadapi permasalahan investasi di obligasi (surat utang) yang sudah jatuh tempo. Ternyata, surat utang itu tidak bisa diuangkan alias gagal tagih. Kegagalan ini membuat neraca keuangan Bank Century makin defisit. Krisis likuiditas ini membuat rasio kecukupan modal (CAR) Bank Century makin tergerus habis.

Page 125: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1055 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Pada September 2008, CAR Bank Century masih 14,44%, angka yang jauh di atas syarat kesehatan bank berupa CAR 8%. Namun, ketika kesulitan likuiditas menimpa Bank Century, CAR-nya menjadi minus 2,3%. Dengan kondisi buruk yang menimpa Bank Century itu, serta dengan mempertimbangkan kondisi perbankan nasional pada saat itu, maka Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI melakukan analisis dampak sistemik dari penetapan Bank Century sebagai Bank Gagal.

Analisis BI atas dampak kegagalan Bank Century mencakup lima aspek, yakni: dampak kepada institusi keuangan; dampak kepada pasar keuangan; dampak kepada sistem pembayaran; dam-

pak kepada sektor riil, dan dampak kepada psikologi pasar. Hasil analisis BI menghasilkan kesimpulan adanya ketidakpastian yang tinggi terutama terhadap psikologi pasar/masyarakat yang dapat memicu ketidakpastian/gangguan di pasar keuangan dan sis tem pembayaran.

Berpijak pada hasil analisis tersebut, BI menetapkan Bank Century sebagai Bank Gagal yang Ditengarai Berdampak Sistemik. Selanjutnya, Menteri Keuangan dan BI melakukan rapat Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) untuk membahas masalah Bank Century. Bank Century sebagai Bank Gagal yang Berdampak Sistemik dan menetapkan penanganan Bank Century dilaksanakan oleh LPS sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2004 tentang LPS. 3. DASAR HUKUM PENYELAMATAN BANK CENTURY

LPS melakukan penanganan Bank Century berdasarkan Ke-

putusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Nomor 04/KSSK.03/2008 tanggal 21 November 2008 tentang Penetapan PT Bank Century, Tbk. sebagai Bank Gagal yang Berdampak Sistemik. Keputusan KSSK ini lalu ditindaklanjuti dengan rapat Komite Koordinasi (KK) pada hari yang sama.

Komite Koordinasi dalam rapatnya mengeluarkan Keputusan Komite Koordinasi (KK) Nomor 01/KK.01/2008 tanggal 21 No-

vember 2008 tentang Penyerahan Penanganan Bank Century yang merupakan Bank Gagal yang Berdampak Sistemik kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selanjutnya, pelaksanaan penanganan

Page 126: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

106

Bank Century dilakukan sesuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 Tahun 2008.

4. KONDISI KEUANGAN BANK CENTURY SAAT DISERAHKAN PENANGANANNYA KEPADA LPS

Pada saat penyerahan penanganan Bank Century kepada LPS tanggal 21 November 2008, LPS belum memperoleh data keuangan per tanggal penyerahan. Dalam rapat KSSK tanggal 21 November 2008, BI menyampaikan data keuangan bank posisi per 31 Oktober 2008, sebagai berikut:

• Rasio KPMM negatif 3,53%.• Kebutuhan dana untuk menaikkan rasio KPMM menjadi 8%

adalah sebesar Rp 632 miliar.• Kebutuhan likuiditas 3 (tiga) bulan ke depan Rp 4,79 triliun.

Sedangkan dalam rapat Dewan Komisioner LPS tanggal 23 November 2008, BI menyampaikan data keuangan bank posisi per 20 November 2008, sebagai berikut:

• Rasio KPMM negatif -35,92%.• Kebutuhan dana untuk menaikkan rasio KPMM (Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum) menjadi 8% sebesar Rp 2,655 triliun dan kebutuhan likuiditas s/d 31 Desember 2008 sebesar Rp 9,52 triliun (worst case) atau Rp 7,36 triliun (optimistic).

Perbedaan rasio keuangan bank tersebut terutama disebabkan oleh perbedaan acuan laporan keuangan antara yang disampaikan pada rapat KSSK tanggal 21 November 2008 yang masih menggunakan acuan laporan keuangan tanggal 31 Oktober 2008 dan yang disampaikan pada rapat Dewan Komisioner tanggal 23 November 2008 yang menggunakan acuan laporan keuangan tanggal 20 November 2008.

Page 127: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1075 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

5. TINDAKAN LPS DALAM RANGKA PENANGANAN BANK CENTURY

Sesuai dengan UU LPS, setelah menerima penyerahan Bank Century dari KSSK dan KK pada tanggal 21 November 2008, LPS wajib melaksanakan penyelamatan Bank Century. Tindakan-

tindakan penyelamatannya adalah semata-mata berdasarkan pe-

doman pada Undang-Undang LPS sebagai berikut:

1. Menawarkan pemegang saham pengendali untuk melakukan penanganan Bank. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 32 dan Pasal 39 UU

LPS bahwa penanganan bank gagal yang berdampak sistemik dapat dilakukan LPS tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama dalam hal pemegang saham lama tidak dapat di-

ikutsertakan dalam penanganan. Untuk dapat diikutsertakan dalam penanganan bank

gagal, pemegang saham lama harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 33 UU LPS, yaitu: (i) telah menyetor modal sekurang-kurangnya 20% dari perkiraan biaya penanganan; (ii) adanya pernyataan RUPS yang antara lain memuat kesediaan untuk menyerahkan kepada LPS hak dan wewenang RUPS dan kepengurusan bank; (iii) menyerahkan kepada LPS dokumen antara lain mengenai penggunaan fa-

silitas pendanaan dari BI. Sampai dengan tanggal 28 November 2008, pemegang saham

lama tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 33 UU LPS. Oleh karena itu, LPS menetapkan untuk melakukan penanganan Bank Century tanpa mengikutserta kan pemegang saham lama.

2. Mengganti Pengurus Bank.

Setelah menerima penyerahan Bank Century dari KSSK/KK, pada tanggal 21 November 2008, LPS memberhentikan pengu-

rus bank baik Direksi maupun Dewan Komisaris dan sekaligus

Page 128: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

108

mengangkat Direksi baru (Direktur Utama dan Di rektur). Pemberhentian pengurus lama bank dilakukan sesuai de ngan

kewenangan LPS berdasarkan Pasal 6 ayat (2), yaitu bahwa LPS dalam melaksanakan penyelesaian dan penanganan bank gagal, berwenang antara lain mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham, termasuk hak dan wewenang RUPS.

Selain itu, penggantian pengurus bank juga dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bagi LPS bahwa biaya penangan-

an yang akan disetorkan LPS tidak disalahgunakan. Apa lagi pengurus dan pemegang saham pengendali bank yang lama diindikasikan mempunyai track record buruk yang meng akibat-

kan Bank Century dinyatakan sebagai bank gagal.

3. Melakukan sosialisasi penyelamatan Bank Century.LPS melakukan sosialisasi berupa siar an pers bersama-sama

dengan BI. Isinya, antara lain, mem beri kan penjelasan bahwa mulai tanggal 21 November 2008 Bank Century diambil alih LPS dan untuk selanjutnya tetap ber ope ra si sebagai Bank Devisa penuh yang melayani berbagai kebutuh an jasa perbankan bagi para nasabahnya. Pengambilalihan bank tersebut dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keamanan dan kualitas pelayanan bagi para nasabah.

Dalam siaran pers tersebut juga disebutkan bahwa pada tanggal 21 November 2008 bank tidak beroperasi, namun pada tanggal 24 November 2008, Bank Century dipastikan akan me-

layani para nasabah secara penuh termasuk kliring dan RTGS. Melalui berbagai saluran media (media cetak maupun media

elektronik), LPS juga beberapa kali memberikan penjelasan mengenai keputusan KSSK yang menyerahkan penanganan Bank Century kepada LPS untuk diselamatkan sesuai dengan mekanisme UU LPS. Penjelasan ini diperlukan untuk me ngem-

bali kan kepercayaan nasabah maupun calon nasabah yang akan menggunakan jasa Bank Century dalam mendukung kegiatan bisnis nya sehingga Bank Century dapat beroperasi secara normal.

Page 129: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1095 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

4. Menetapkan dan mengeluarkan biaya penangananSetelah menerima penyerahan penanganan Bank Century dari

KSSK dan KK untuk dilakukan penanganan sesuai dengan UU LPS, pada tanggal 21 November 2008, LPS meminta kepada BI untuk memberikan data mengenai kebutuhan biaya penanganan Bank Century yang meliputi solvabilitas dan likuiditas. Dasar hukum permintaan data ini adalah MoU antara LPS dan BI tanggal 29 Juni 2007.

Pada tanggal 23 November 2008, Rapat Dewan Komisioner LPS—setelah menerima informasi pejabat pengawas dari BI pada rapat tersebut—menetapkan biaya penanganan Bank Century sebesar Rp 2,776 triliun untuk meningkatkan CAR bank menjadi 10% sebagaimana diatur dalam Peraturan LPS No. 5/PLPS/2006.

Hal ini karena menurut BI CAR bank per 20 November 2008 adalah negatif 35,92% dan dibutuhkan tambahan modal sebesar Rp 2,655 triliun untuk meningkatkan CAR bank men-

jadi 8%. Jumlah biaya itu lebih besar dari biaya penanganan yang disampaikan BI pada rapat KSSK tanggal 21 November 2008, yaitu sebesar Rp 632 miliar untuk memenuhi kebutuhan solva bilitas.

Kemudian, pada tanggal yang sama, LPS melaporkan per-

ubah an informasi kondisi CAR dan biaya penanganan Bank Century kepada Menteri Keuangan selaku ketua KSSK. Ber-

dasarkan laporan LPS itu, dilakukan rapat KSSK pada tanggal 24 November 2008. Dalam rapat tersebut, BI men jelaskan penye-

bab adanya perbedaan biaya penanganan, antara lain adalah adanya surat-surat berharga yang sebelumnya dikategorikan dalam kelompok lancar menjadi macet.

Rapat KSSK hari itu memutuskan bahwa KSSK memberi kepercayaan penuh pada LPS dan manajemen baru Bank Century untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menyelesaikan masalah Bank Century dan meminta LPS untuk menyampaikan perkembangan bank dimaksud secara berkala kepada Sekretariat KSSK.

Pasca pengeluaran biaya penanganan sebesar Rp 2,776 triliun,

Page 130: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

110

penarikan dana nasabah secara besar-besaran (bank runs) masih tetap terjadi. Hal ini mengakibatkan kondisi likuiditas bank mengalami kesulitan serius yang dapat mengancam ke-

langsungan usaha bank. Meskipun telah disuntik modal sebesar Rp 2,7 triliun oleh

LPS, bank masih mengalami permasalahan solvabilitas dan likuiditas. Dari hasil penilaian Direksi baru bank Century, masih dibutuhkan tambahan modal sebesar Rp 5,5 triliun sehingga total biaya penanganan dapat melebihi Rp 7 triliun. Atas keadaan tersebut, LPS meminta BI untuk melakukan penilaian kondisi keuangan Bank Century.

Guna memenuhi mandat UU LPS, LPS sebagai Pemegang Saham perlu memastikan ketentuan mengenai tingkat kesehatan bank terpenuhi. Dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditas dari tanggal 9 Desember 2008 sampai 31 Desember 2008, LPS menetapkan tambahan biaya penanganan Bank Century sebesar Rp 2,201 triliun. Sehingga total biaya penanganan Bank Century menjadi sebesar Rp 4,977 triliun.

Penyetoran biaya penanganan sebesar Rp 4.977,14 miliar (Rp 2,776 triliun ditambah Rp 2,201 triliun) dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan likuiditas harian agar Bank Century dapat melaksanakan operasional perbankan pada esok harinya dan sedapat mungkin dilakukan menjelang waktu penutupan kliring (sore hari antara pukul 14.00 s.d 15.00 WIB). Hal ini bertujuan untuk mendorong manajemen agar dapat mencegah penarikan dana besar serta mengupayakan sumber pendanaan lainnya (antar bank pasiva).

BI menyampaikan hasil assessment-nya atas Bank Century pada tanggal 27 Januari 2009 yang menyatakan bahwa CAR (Risiko Kredit) Bank Century posisi 31 Desember 2008 adalah negatif 19,21%. Jadi, meskipun LPS telah menyetor biaya penanganan sebesar Rp 4.977,14 miliar (Rp 2,776 triliun ditambah Rp 2,201 triliun), tetap dibutuhkan tambahan modal sebesar Rp 1.155 miliar untuk memenuhi CAR menjadi 8%. Akibatnya, total biaya penanganan yang diperlukan menjadi sebesar Rp 6,132 triliun.

Page 131: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1115 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Setelah menerima hasil assessment dari BI tersebut, LPS meminta diadakan Rapat KK untuk membahas tambahan biaya penanganan Bank Century dilakukan pada tanggal 3 Februari 2009. Berdasarkan hasil rapat KK tersebut, LPS menyetor tambahan modal Bank Century sebesar Rp 1.155 miliar sesuai dengan rekomendasi Bank Indonesia, sehingga total biaya penanganan yang telah disetor LPS menjadi sebesar Rp 6,132 triliun.

Untuk mengetahui kondisi keuangan per 20 November 2009 dan 31 Desember 2008, pada tanggal 23 Januari 2009, LPS menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) “Aryanto Amir Jusuf & Mawar” untuk melakukan audit. Berdasarkan hasil audit yang disampaikan oleh KAP pada tanggal 29 April 2009, diketahui sebagai berikut: a. Laporan Keuangan per 20 November 2008:

RugiBersih1Januaris.d20November2008 : Rp7,53triliun

CAR:

• RisikoKredit : -153,66%

• RisikoKredit&Pasar : -81,81%

Ekuitas : - Rp 6,76 triliun

b. Laporan Keuangan per 31 Desember 2008:

RugiBersih1Januaris.d31Desember2008 : Rp7,28triliun

CAR:

• RisikoKredit : -39,62%

• RisikoKredit&Pasar : -22,29%

Ekuitas : - Rp 1,54 triliun

Hasil assessment Bank Indonesia terhadap laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik bahwa Bank Indonesia meng-

harapkan LPS memenuhi tambahan modal sekurang-kurangnya sebesar Rp 630,2 miliar sehingga CAR bank posisi Juni 2009

Page 132: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

112

sesuai dengan ke tentuan yang berlaku. Oleh karena itu, pada tanggal 21 Juli 2009, setelah dibahas dengan Komite Koordinasi, LPS menetapkan tambahan biaya penanganan sebesar Rp 630,2 miliar sehingga total biaya penanganan seluruhnya menjadi Rp 6,76 triliun.

Rincian bentuk penyetoran biaya penanganan sebesar Rp 6,762 triliun dapat diuraikan sebagai berikut:

No. Keterangan Tunai (Rp) SUN/SBI (Rp) Jumlah (Rp)

1 Disetor2008 4.531,89M 445,25M 4.977,140M

2 Disetor2009 780,221M 1.005,00M 1.785,221M

Jumlah 5.312,111 M 1.450,25 M 6.762,361 M

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya penangan-

an dan tambahan biaya penanganan yang disetorkan LPS dengan total sebesar Rp 6,762 triliun merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini terjadi karena hasil audit KAP atas laporan keuangan posisi per 20 November 2008 baru keluar pada tanggal 29 April 2009 dan hasil assessment BI terhadap hasil audit KAP tersebut baru diterima LPS pada tanggal 29 Juni 2009.

Berdasarkan hasil audit KAP tersebut, dengan kondisi CAR bank (risiko kredit) per 20 November 2008 sebesar negatif 153,66%, dibutuhkan tambahan modal sebesar Rp 7,3T untuk men jadikan CAR bank menjadi 8%.

Artinya, total biaya penanganan yang telah dikeluarkan LPS sebesar Rp 6,762 triliun seluruhnya digunakan untuk menaikkan CAR bank di mana jumlah tersebut masih lebih rendah dari perhitungan berdasarkan hasil audit KAP atas laporan keuangan Bank Century per 20 November 2008, yaitu sebesar Rp 7,3 triliun. Hal ini terjadi karena dalam perjalanannya, kinerja Bank Century sudah mulai membaik, antara lain yang di indikasikan dengan adanya perolehan laba sampai dengan bulan Juni 2009 sebesar Rp 140 miliar.

Page 133: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1135 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Sesuai dengan Pasal 41 ayat (2) UU LPS, seluruh biaya pe-

nanganan yang dikeluarkan LPS yaitu sebesar Rp 6,762 triliun merupakan penyertaan modal sementara (PMS) LPS pada Bank Century. Atas PMS LPS tersebut, Bank Century telah me nerbitkan saham (convertible preferred stock) sebanyak Rp 676,2 triliun lembar dengan nilai nominal Rp 0,01 per lembar saham.

Dengan kepemilikan saham sebesar tersebut, LPS telah me -nguasai sebesar 99,996% dari jumlah saham yang beredar. Pada tanggal 26 Agustus 2009, Menteri Hukum dan HAM telah me-

nyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan termasuk di dalamnya perubahan komposisi kepemilikan saham.

5. Meminta penghentian perdagangan saham Bank

Century (suspensi) kepada Ketua Bapepam-LK.Pada tanggal 24 November 2008, LPS meminta Bapepam-

LK untuk menghentikan perdagangan saham Bank Century (sus pensi) terhitung sejak tanggal 21 November 2008 sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari LPS. Sesuai dengan Pasal 42 UU LPS, bahwa yang melakukan penjualan seluruh saham bank dalam penanganan adalah LPS sehingga pihak lain tidak diperkenankan untuk melakukan penjualan/pengalihan saham bank.

Selain itu, pada tanggal 24 November 2008, LPS juga mem-

beritahukan kepada pemegang saham lama mengenai pe-

nanganan Bank Century oleh LPS, pengambilalihan hak dan wewenang pemegang saham termasuk RUPS, serta status pe-

megang saham lama yang tidak dapat memindahkan/meng-

alihkan/menjual kepemilikan sahamnya kepada pihak lain. Se-

suai dengan Pasal 42 UU LPS, hanya LPS yang diperintahkan untuk menjual seluruh saham bank dalam penanganan.

6. Meminta Direksi Baru melakukan perbaikan kinerja bank.LPS meminta Direksi untuk melakukan perbaikan kinerja

Page 134: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

114

Bank Century. Untuk pertama kalinya, pada tanggal 24 November 2008, LPS meminta Direksi melakukan langkah-langkah guna mengatasi permasalahan bank yang meliputi handling liquidity, handling solvability, restore confidence, serta mengusahakan agar tidak terjadi penarikan dana besar.

Lebih jauh, LPS melakukan pemantauan kinerja dan mem-

berikan arahan-arahan kepada Direksi dan Komisaris yang dilakukan pada setiap rapat rutin (harian/mingguan/bulanan) maupun atas hasil analisis kinerja keuangan bulanan untuk me lakukan peningkatan kinerja, antara lain meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan lebih memprioritaskan DPK yang berbiaya murah, melakukan restrukturisasi kredit untuk menekan NPL (Non-performing Loan), menangani AYDA (Agunan yang Diambil Alih), melakukan pembatasan per -tumbuhan aset yang bobot risikonya tinggi dan melakukan efisiensi untuk segala aktivitas.

Saat ini kinerja Bank Century sudah mulai membaik. Untuk tahun 2010, laba sampai dengan 30 Juni 2010 tercapai sebesar Rp 58 Miliar. Sementara labatahun 2009 dapat diperoleh sebesar Rp 265 Miliar.

7. Meminta Direksi untuk tidak mencairkan dana milik Pihak Terkait.LPS meminta kepada Direksi untuk tidak mencairkan

penarikan dana milik pihak terkait Bank Century. Hal ini sesuai dengan mandatory supervisory action dari BI karena pada saat itu bank masih ditetapkan dalam status pengawasan khusus.

8. Menyampaikan Laporan Perkembangan Penanganan Bank Century kepada Menteri Keuangan selaku Ketua KSSK/KK.LPS menyampaikan laporan perkembangan penanganan

Bank Century dari waktu ke waktu kepada Menteri Keuangan se la ku Ketua KSSK/KK sebagaimana dimintakan pada Rapat KSSK tanggal 24 November 2008. Selain melaporkan kondisi

Page 135: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1155 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

cash flow secara harian sampai dengan Desember 2008, LPS juga menyampaikan laporan perkembangan penanganan Bank Cen tury.

Dalam laporan tersebut, dijelaskan juga mengenai biaya penanganan yang telah dikeluarkan oleh LPS dan tindakan lainnya yang dilakukan LPS dalam melaku kan penyelamatan Bank Century.

9. Meminta Direksi untuk mengidentifikasi seluruh kontrak-kontrak yang terindikasi merugikan bank.LPS meminta kepada Direksi baru untuk mengidentifikasi

seluruh kontrak-kontrak yang terindikasi merugikan bank. Hal ini dilakukan agar LPS sesuai dengan kewenangannya yang dimandatkan UU LPS, dapat me laku kan peninjauan, pem-

batalan, pengakhiran, dan/atau pengu ba h an setiap kontrak yang mengikat bank yang merugi kan bank.

10. Meminta Direksi untuk melakukan investigasi aset-aset bermasalah.

Dalam rangka recovery aset bank yang bermasalah, pada tanggal 13 Maret 2009, LPS meminta Direksi untuk melaku-

kan investigasi terhadap aset-aset yang bermasalah yang me-

nimbulkan/berpotensi menimbulkan kerugian bank. Se lanjut-

nya, dalam hal ada dugaan tindak pidana, agar Direksi Bank Century berkoordinasi dengan BI untuk melaporkan kepada POLRI.

11. Mengumumkan besarnya ekuitas bank posisi per tanggal 20 November 2008.

Dalam rangka menentukan nilai wajar ekuitas Bank Century per 20 November 2008, LPS telah menunjuk appraisal untuk melakukan penilaian aset—berdasarkan nilai wajar dan Akun tan Publik “Aryanto Amir Jusuf & Mawar”—guna me-

lakukan audit atas nilai ekuitas tersebut dengan pendekat an nilai wajar. Nilai ekuitas bank diumumkan melalui surat kabar

Page 136: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

116

Bisnis Indonesia pada tanggal 26 Oktober 2009. Nilai ekuitas Bank Century per 20 November 2008 adalah

sebesar negatif Rp 6.777.754 juta. Hal ini berarti, berdasarkan Pasal 42 UU LPS, pemegang saham lama yaitu pemegang saham sebelum diambil alih oleh LPS tidak memiliki hak atas hasil pen jualan saham bank pada saat LPS melakukan penjualan seluruh saham PT Bank Century, Tbk.

12. Menetapkan business plan dan kontrak manajemen.Guna menjadi acuan bagi Direksi dan Dewan Komisaris

Bank Century dalam melakukan peningkatan kinerja bank, LPS telah menetapkan business plan untuk jangka waktu 3 tahun pada tanggal 10 Agustus 2009. Business plan tersebut merupakan lam piran dari kontrak manajemen antara LPS dan pengurus Bank Century yang ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 2009.

Kontrak manajemen berisi mengenai hak dan kewajiban pengurus bank (Direksi dan Dewan Komisaris) dalam rangka pengurusan Bank Century. Keberhasilan manajemen diukur melalui pencapaian terhadap indikator kinerja kunci (key performance indicator) yang telah disepakati antara LPS dan manajemen Bank Century.

13. Berpartisipasi aktif dalam Tim Bersama Penanganan Permasalahan Bank Century.Pada tanggal 11 Juni 2009, Menteri Keuangan RI membentuk

Tim Bersama Penanganan Permasalahan Bank Century (Tim Ber sama) yang anggotanya berasal dari berbagai Departemen/Lembaga, yaitu Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri, Departemen Hukum dan HAM, Bank Indonesia, Ke po-

lisian RI, Kejaksaan Agung, PPATK, LPS dan Manajemen Bank Century.

Tugas Tim Bersama ini antara lain melakukan pengejaran atas aset milik pihak-pihak yang diduga merugikan Bank Century yang disimpan/ditempatkan di luar negeri dengan

Page 137: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1175 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

me kani s me sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun 2006 tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah pidana (mutual legal assistance in criminal matters/MLA).

Tim Bersama telah mengajukan permohonan pemblokiran/pembekuan aset secara permanen kepada 13 negara di mana ter dapat indikasi aset tersebut disimpan/ditempatkan, yaitu Hong Kong SAR, Singapura, Australia, Jersey, Swiss, Luxem-

bourg, British Virgin Islands, Bahama, Uni Emirat Arab, Keraja-

an Arab Saudi, dan Mauritius. Berdasarkan informasi dari Bareskrim POLRI, nilai aset milik pihak yang diduga merugikan Bank Century sebagian besar ditemukan di Hong Kong SAR dan Swiss.

14. Menyampaikan laporan kepada Presiden RIDalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 89 ayat (1) UU

LPS, LPS menyampaikan laporan keuangan dan laporan ke-

giatan tahunan (tahun 2008) yang telah diaudit oleh BPK RI kepada Presiden RI pada tanggal 28 April 2009. Dalam laporan tersebut, disampaikan juga mengenai pelaksanaan penanganan Bank Century oleh LPS dengan biaya penanganan sampai dengan 28 Februari 2009 sebesar Rp6,132T.

6. PENGGUNAAN DANA PENYERTAAN MODAL SEMENTARA (PMS) LPS

Berdasarkan UU LPS, PMS LPS digunakan untuk menambah modal bank sehingga bank memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sesuai hasil audit Akuntan Publik “Aryanto Amir Jusuf & Mawar” kondisi keuangan PT Bank Century, Tbk per 20 November 2008 (saat ditetapkan se-

bagai bank gagal), mencatat kerugian sebesar Rp 7,53 triliun, ekui-

tas bank negatif sebesar Rp 6,76 triliun, dan CAR (risiko kredit & pasar) negatif 81,81%. Jika mendasarkan laporan keuangan hasil audit tersebut, jumlah kebutuhan modal untuk mencapai CAR bank 8% adalah sebesar Rp7,3 triliun. Penyetoran PMS sebesar Rp 6,7 tril-

iun lebih rendah dari Rp 7,3 triliun, disebabkan adanya penyetoran

Page 138: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

118

PMS yang dilakukan secara bertahap, terakhir Juli 2009. Pada saat itu, kondisi bank sudah mulai membaik yang diindikasikan dengan adanya perolehan laba sampai dengan Juni 2009 sebesar Rp 140 miliar.

Berdasarkan data dari Manajemen Bank Century, dana PMS yang disetorkan LPS sebesar Rp 6,76 triliun sejak 24 November 2008 sampai 24 Juli 2009 digunakan untuk membiayai operasional bank sampai dengan 31 Juli 2009, yaitu sebagai berikut:

No. Uraian Rp

1. DanaRekeningGiroBI(GWM) 281.032juta

2. PinjamanAntarBank 303.092juta

3. DanaPihakKetiga 4.018.789juta

4. PokokdanBungaFPJP 152.258juta

5. BiayaRTGSdandendaGWM 278juta

6. TransaksiValutaAsing 32.994juta

7. PenempatanSBI 528.247juta

8. PenempatanFASBI(FasilitasBI) 545.488juta

9. PenempatanSUN 900.172juta

Jumlah 6.762.350 juta

Berdasarkan rincian di atas, dari total PMS LPS sebesar Rp 6,76 triliun digunakan untuk membayar Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 4,02 triliun (60%) karena terjadi fund rushkhususnya periode 24 November 2008 s.d 31 Desember 2008, masih dalam bentuk aset (SBI/FASBI/SUN/ GWM) sebesar Rp 2,25 triliun (33%). Penggunaan dana PMS LPS untuk pembayaran simpanan nasabah dilakukan oleh Bank Century tanpa membedakan apakah nasabah besar atau nasabah kecil. Hal ini terlihat dari rincian pembayaran simpanan (Dana Pihak Ketiga) sebesar Rp 4,02 Triliun sebagai berikut:

Page 139: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1195 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Nasabah> Rp 2 Miliar < Rp 2 Miliar Total

Nasabah Juta Rp Nasabah Juta Rp Nasabah Juta Rp

BUMN 12 270.840 8 2.596 20 273.436

Corporate 73 290.544 714 189.719 787 480.262

Perorangan 243 1.264.857 7.527 2.000.234 7.770 3.265.091

Total 328 1.826.241 8.249 2.192.549 8.577 4.018.789

Tiering Tarikan

BUMN Corporate Perorangan Total

Nasabah Juta Rp Nasabah Juta Rp Nasabah Juta Rp Nasabah Juta Rp

0 s.d 100 JT

4 50 393 11.255 4.070 129.561 4.467 140.865

100 jt s.d 1 M

3 765 270 106.840 2.929 1.088.672 3.202 1.196.276

1 M s.d 2 M

1 1.781 51 71.624 528 782.001 580 855.407

> 2 M 12 270.840 73 290.544 243 1.264.857 328 1.826.241

Total 20 273.436 787 480.262 7.770 3.265.091 8.577 4.018.789

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 8.577 nasabah yang mencairkan simpanannya, sebanyak 8.249 nasabah di antaranya merupakan nasabah yang memiliki simpanan sampai dengan Rp 2 miliar dengan total simpanan sebesar Rp 2,19 triliun. Sementara nasabah yang mencairkan simpanannya melebihi Rp 2 miliar adalah sebanyak 328 nasabah dengan total simpanan Rp 1,83 triliun.

7. UPAYA PENYEHATAN DAN PERKEMBANGAN KINERJA BANK CENTURY

Perkembangan Indikator kinerja keuangan Bank Century sejak awal ditangani LPS sampai dengan 31 Desember 2009, sebagai berikut:

Page 140: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

120

No Rasio 31 Des 10(Audited)

20 Nov 08(Audited) Perubahan

1 CAR(RisikoKredit,RisikoPasar&RisikoOperasional 11.16% -81.81% 92.97%

2 ROA 2.39% -57.80% 60.19%

3 NIM 1.21% -0.64% 1.85%

4 BOPO 81.65% -1.284.54% 1366.19%

5 LDR 70.86% 54.15% 16.71%

6 GWMRupiah 8.11% 0.17% 7.94%

7 GWMValas 2.19% 0.02% 2.17%

8 NPLNet 4.84% 10.27% -5.43%

9 NPLGross 24.84% 33.62% -8.78%

Sampai dengan 31 Desember 2009, Bank Century yang sudah ber ubah nama menjadi Bank Mutiara telah membukukan laba sebesar Rp 265,48 miliar (audited).

8. RENCANA DIVESTASI Sesuai dengan ketentuan Pasal 42 UU LPS bahwa LPS wajib

men jual seluruh saham bank dalam penanganan paling lama 3 (tiga) tahun sejak dimulainya penanganan bank gagal. Dalam hal dalam jangka waktu tersebut tidak diperoleh pengembalian yang optimal, yaitu paling sedikit sebesar nilai penyertaan modal sementara yang dikeluarkan LPS tidak tercapai, maka jangka waktu itu da-

pat diperpanjang sebanyak-banyaknya dua kali masing-masing per-

panjangan selama satu tahun. Dalam hal tingkat pengembalian optimal tidak tercapai pada

masa perpanjangan, maka LPS wajib menjual saham bank tanpa mem per hatikan ketentuan pengembalian optimal dalam jangka waktu satu tahun berikutnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jangka waktu divestasi maksimal 6 (enam) tahun sejak dilakukan pe nanganan.

Page 141: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1215 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

ENDORSEMENTS

Kuat KarenaMengemban Amanah

Dr. Rudjito Ketua Dewan Komisioner LPS periode 2005-2010

Seperti garis tangan yang sulit diubah, begitulah perjumpaan Rudjito dengan LPS. Perjumpaan itu begitu luar biasa, karena akhirnya menjadi bukti peran Rudjito dalam perintisan,

pembentukan dan perkembangan LPS. Sebagai Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Ketua Federasi Perbankan Indonesia (FIAB) dari tahun 2000 sampai 2005, Rudjito secara otomatis langsung ikut dalam “urun rembuk” pembentukan LPS.

Apalagi dari tahun 2000 hingga 2004, ia juga menjadi Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara). “Sebelum tahun

Page 142: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

122

2004, kami para bankir di mana saya juga mewakili asosiasi, banyak diajak berdiskusi terkait rencana dan konsep LPS,” kata Rudjito. Salah satu masukan para bankir adalah soal penanganan bank-

bank pasca krisis ekonomi 1997-1998. Pada waktu krisis, pemerintah memberikan jaminan sepenuhnya

(blanked guarantee) terhadap semua dana simpanan nasabah yang tersimpan di bank. Setelah kondisi ekonomi pulih, besarnya jaminan mau diturunkan menjadi Rp 100 juta. “Kami dimintai pendapatnya dan pada waktu itu saya menyarankan agar diturunkan secara bertahap,” katanya.

Terkait model dan sosok LPS sendiri, Rudjito mengungkapkan kalau dirinya banyak dimintai pendapat oleh Pokja yang dibuat Departemen Keuangan (Depkeu). “Tidak pernah tidak diajak bicara, baik melalui sejumlah forum pertemuan maupun seminar,” katanya. Secara spesial Depkeu memang mengundang dunia perbankan. Dan kalangan perbankan pun mengharapkan adanya LPS sebagai lembaga penting dalam ketahanan urat nadi perbankan.

Apalagi krisis ekonomi global membuat dampak yang luar biasa buruk pada perbankan, baik bank besar, apalagi bank-bank kecil. “Kita berpikiran bahwa proteksi terhadap penabung harus dilakukan. Apalagi hal itu telah menjadi best practice seperti di Amerika Serikat pada waktu saya bertugas di BDN New York dan sejumlah negara di Eropa dan Asia,” ungkap pria kelahiran Klaten yang merintis karir di Bank Dagang Negara (BDN) sejak 1972 sebagai staf di Bagian Kredit Investasi .

Ketika menjadi Dirut PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, lembaga yang dipimpinnya bertugas sebagai penjamin perdagangan efek di pasar modal. Lalu ketika menjadi Dirut BRI, ia juga banyak mendalami usaha mikro dan BPR-BPR. “Saya sangat percaya bahwa keputusan pemerintah menetapkan saya sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS antara lain karena berdasarkan pengalaman tugas-

tugas yang saya emban sebelumnya,” katanya. Salah satu faktornya, menurut Rudjito, mungkin agar lembaga

penjamin yang baru dibentuk ini bisa langsung acceptable. Penting diingat bahwa para stakeholder terbanyak adalah para bankir dan bank-bank. Sebagai Ketua Federasi Perbankan Indonesia,

Page 143: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1235 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Rudjito paling tidak mudah berinteraksi dengan bank-bank dan bisa diterima di mana-mana, baik dari aspek senioritas maupun pengalaman kerja.

Saat mengakhiri tugas di LPS pada September 2010 pun, Rudjito merasa bersyukur bisa menyelesaikan tugas setelah menjabat selama 1 periode. Ketentuan dalam UU LPS menyebutkan maksimum menjabat selama 5 tahun dan masih bisa dipilih lagi setelah selesai masa jabatannya namun usia pada waktu diangkat dibatasi yakni maksimum 63 tahun. “Saya sendiri sudah 64 tahun, ya tidak mungkin lagi,” katanya sambil tersenyum.

Hal yang sulit Rudjito lupakan di LPS adalah ketika bekerja pertama kali tanpa kantor yang memadai. Pengumuman pemerintah akan dimulainya aktivitas LPS dilakukan oleh Menteri Keuangan Jusuf Anwar di gedung Danapala kompleks Departemen Keuangan RI dengan mengenalkan para pengurus LPS yang dihadiri para pejabat Departemen Keuangan, Bank Indonesia dan para bankir.

Segera setelah diumumkan, LPS langsung bekerja di ruang kantor di lantai 20 gedung D Departemen Keuangan bekas kantor Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3). Ruangannya tidak memadai untuk menampung 25 karyawan. Ruang rapat juga kecil.

Namun, meskipun ruangan kecil tidak mengurangi semangat seluruh pegawai LPS untuk segera bekerja. Karena sempitnya ruangan, “Akhirnya saya putuskan ruangan saya dipakai juga oleh Pak Pontas, sekalian agar mudah berinteraksi,” katanya. Kondisi seperti itu berjalan 3-4 bulan.

Dengan berbekal UU, plus sumber daya manusia dari Depkeu dan BI dengan Anggota Dewan Komisioner dari bankir berpengalaman, senior BPKP, pejabat BI dan Depkeu yang ex officio, LPS langsung tancap gas. Bagusnya juga, semua karyawan LPS memiliki pengalaman ada yang berasal dari BI, Departemen Keuangan Direktorat Asuransi, BPKP dan UP3, sehingga bisa langsung berinteraksi dengan langkah pertama menyusun peraturan-

peraturan LPS, pedoman akuntansi dan sebagainya.Sebagai lembaga anyar yang sedang fokus menyusun aturan main,

LPS tiba-tiba sudah langsung diserahi BPR Tripilar Arthajaya dari Yogyakarta yang dinyatakan gagal oleh BI dan itu tidak ditengarai

Page 144: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

124

sistemik, maka diserahkan ke LPS. Dalam waktu 1 hari kemudian, LPS menegaskan keputusannya ke BI untuk tidak menyelamatkan BPR tersebut. BI kemudian mencabut izin bank tersebut dan dilakukan langkah-langkah likuidasi oleh LPS.

Sejak itu dilakukan verifikasi dan dalam waktu 5 hari kemudian sudah mulai membayar sebagian dana masyarakat di BPR tersebut yang layak bayar yang kemudian harus diselesaikan dalam waktu 90 hari kemudian. Simpanan maksimal yang dijamin hingga Rp 100 juta, menurut Rudjito, adalah hasil penelitian dari BI dan Depkeu.

“Intinya menjamin simpanan nasabah itu adalah menjamin mayoritas nasabah di bank-bank,” katanya. Riset dari BI ternyata rekening yang di bawah 100 juta ada 90 persen lebih. Jadi, dengan menerapkan Rp 100 juta, maka LPS paling tidak menjamin 90 persen penabung di Indonesia.

Parameter selanjutnya dari BI dan Depkeu adalah bench marking di negara-negara lain. Saat memimpin BDN cabang New York, Rudjito melihat bahwa di sana maksimal dana yang dijamin sampai US$ 10 ribu. Jumlah ini kira-kira ekuivalen dengan Rp 100 juta jika US$ 1 adalah Rp 10.000,-. Nah, dari penjaminan seluruhnya sebelum penjaminan diturunkan mencapai Rp 100 juta, ada sejumlah tahap yakni dari Rp 5 miliar, lalu Rp 1 miliar dan akhirnya Rp 100 juta.

Penetapan pentahapan penjaminan dalam UU LPS seperti itu tidak menimbulkan gejolak. Rudjito melihat hal itu sebagai momentum yang pas. “Pasalnya LPS didirikan persis ketika kita sudah membaik dari krisis 97-98,” katanya. Hal itu, dibuktikan dari bank BRI yang dipimpin oleh Rudjito sendiri dalam kurun waktu 2000-2005.

BRI awalnya rugi Rp 1,7 triliun dan dalam setahun langsung untung Rp 335 miliar, lalu pada tahun 2003 go public. Titik balik recovery itu, menurut Rudjito, dimotori oleh bank-bank pemerintah dan bank swasta yang bergerak di sektor nasabah ritel. “Kulminasinya adalah bank-bank yang dulu dianggap tidak bisa go public ternyata bisa go public. Ini menggelora ke mana-mana,” katanya.

Penetapan simpanan maksimal yang bisa dijamin LPS itu, menurut Rudjito, dapat saja memunculkan ide di kalangan nasabah

Page 145: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1255 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

yang memiliki dana lebih dari Rp 100 juta untuk memecah-mecah duitnya di sejumlah bank. “Itu wajar dan tidak dilarang, karena pola penjaminannya adalah satu nasabah satu bank,” katanya. Filosofi usaha LPS adalah seperti asuransi. Tidak mungkin semua bank bangkrut bersamaan. “Motif dari menabung salah satunya adalah untuk jaga-jaga dan agar aman,” kata Rudjito.

Ketentuan soal besarnya dana yang dijamin LPS itu dapat saja diubah tergantung kondisi ekonomi. Pada krisis keuangan global 2008, beberapa negara telah menaikkan besarnya penjaminan. Hongkong dengan blanket guarantee lalu Australia, Malaysia meskipun terbatas. Lalu negara-negara Eropa dan terakhir Singapura, setelah Indonesia dulu.

“Untuk Indonesia, awalnya Depkeu memiliki beberapa alternatif dan akhirnya diputuskan maksimum penjaminan Rp 2 miliar. Keputusan ini ternyata berdampak efektif,” kata Rudjito.

Sejak 2005 sampai pertengahan 2008, bisa dibilang LPS tidak memiliki pengalaman dalam fungsi penyelamatan bank. Jika ada bank dinyatakan gagal oleh BI dan itu tidak ditengarai sistemik, maka diserahkan ke LPS. Selanjutnya bank ini mau diselamatkan atau tidak . Jika tidak diselamatkan maka dicabut izinnya. “Namun, jika keputusannya diselamatkan maka ada tindakan penyelamatan,” kata Rudjito.

Keputusan untuk menyelamatkan dan tidak hanya diberikan waktu satu hari. Oleh karena pengawasan dilakukan oleh BI, maka LPS perlu mengetahuinya lebih dini informasi mengenai kondisi sebuah bank, apalagi yang bermasalah. “Sehingga mau tidak mau ada MoU dengan BI agar LPS dapat memperoleh informasi dan kondisi suatu bank lebih dini sehingga kita di LPS tahu dan bisa siap-siap,” katanya.

Terdapat dua fungsi LPS. Pertama, untuk melakukan penjaminan dana nasabah di bank, dan kedua, ikut secara aktif menjaga stabilitas perbankan sesuai kewenangannya. Dalam rangka menjalankan fungsi pertama, sampai September 2010 telah dikeluarkan dana LPS kurang lebih Rp 600 miliar untuk membayar nasabah 26 BPR dan bank IFI yang dicabut izinnya oleh BI. “Dana yang dibayarkan itu adalah sebagai biaya dalam menjalankan fungsi pertama dan

Page 146: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

126

bukan kerugian karena LPS telah membuat cadangan-cadangan untuk itu. Sumber dana dari premi yang dibayarkan oleh bank-

bank itu,” kata Rudjito. Dalam menjalankan fungsi yang kedua adalah penyelamatan

Bank Century itu yang sekaligus dimaksudkan sebagai penyelamatan perekonomian negara. “Jadi dana yang dikeluarkan Rp 6,7 triliun secara bertahap itu untuk menambah modal Bank Century bisa kembali beroperasi sampai sehat sesuai ketentuan BI. Itu adalah bagian dari biaya penyelamatan bank,” ungkap Rudjito.

Bankir senior yang akhir 2010 lalu meraih gelar Doktor Manajemen Bisnis dari IPB Bogor ini, merasa sangat bersyukur karena pada awal tugasnya ikut “membidani” mulainya aktivitas LPS hingga take off dan terbang dengan tenang kemudian menghadapi turbulensi badai Century dan mengakhirinya tepat pada usianya yang seharusnya sudah pensiun itu. Secara pribadi Rudjito merasakan bahwa tugas yang diembannya itu adalah amanah dari banyak orang dan kepercayaan negara padanya. “Pikiran dan batin saya hanya mengatakan bahwa ini komitmen yang harus dijalankan bahkan kalaupun harus mengorbankan kepentingan diri sendiri dan keperluan di rumah buat saya tidak masalah,” ungkapnya.

Pada masa mendatang, Rudjito berharap LPS bisa melihat berbagai best practice di sejumlah negara. Misalnya saja yang dijamin oleh LPS adalah pokok simpanannya saja. Hal itu dikemukakannya antara lain ditempuh agar tidak mendorong timbulnya moral hazard yang bisa dilakukan oleh pemilik bank dan para bankir yang mengelolanya. Mencegah terjadinya praktik moral hazard juga bagian untuk mencegah kebangkrutan bank-bank dan hal ini merupakan tantangan LPS. Di samping itu, agar terdapat equal treatment antara bank konvensional dan bank yang berbasis syariah.

Untuk mengantisipasi moral hazard, Rudjito berpedoman pada tiga dalil, yakni: bank sebagai service based industry, trust based industry dan risk based industry. Bank itu adalah industri yang melayani orang atau service based industry. Mengelola bank itu, menurut Rudjito, adalah mengelola manusia. Untuk itu, seorang bankir haruslah orang yang bisa dipercaya, mau melayani dan

Page 147: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1275 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

mampu mengelola risiko. Dan untuk itu juga, diperlukan sumber daya manusia banker yang memiliki moral integritas yang tinggi serta profesional dalam menjalankan tugasnya. Sangat idealistik memang. Kualifikasi untuk bankir memang berat, karena tidak hanya aspek IQ saja, akan tetapi juga EQ, SQ dan PQ nya juga harus kuat.

LPS sendiri, menurut Rudjito, tak bisa sepenuhnya mengurangi moral hazard. Jika para bankir bermoral baik, maka bank-bank tidak mungkin bangkrut. Kalaupun terjadi risiko karena faktor-

faktor eksternal adalah bisnis risk bukan personal risk. “Kalau bisnis risk masih bisa diperbaiki. Kalau orangnya sangat sulit,” katanya.

Saat ini, Rudjito melihat dari sisi kelembagaan LPS sudah pas karena tidak hanya mengurusi bank gagal saja tapi juga memiliki kewenangan untuk melakukan analisis. Yang harus diperbaiki adalah masalah sosialisasinya, karena dalam perjalanannya masih banyak nasabah yang ternyata tidak tahu. “Setelah banknya dilikuidasi terus LPS bilang bahwa ada yang tidak dibayar ternyata banyak yang tidak tahu,” katanya.

Menyangkut sosialisasi, hal yang begitu fundamental pada tahun ini adalah menyangkut penjualan saham Bank Mutiara. “Sesuai UU LPS, pada tahun ketiga kepemilikan LPS di bank tersebut harus dijual. Kalau tidak laku sesuai harga optimal, maka masa penjualan masih bisa diperpanjang 2 x 1 tahun. Bila setelah diperpanjang tidak laku pada harga optimal juga maka masa penjualan diperpanjang setahun lagi dan boleh dijual dengan harga yang terbaik. Bila harga terbaik masih di bawah nilai PMS, maka kekurangannya itu adalah sebagai biaya penyelamatan perekonomian. Nah, informasi seperti ini harus disosialisasikan kepada publik sedari awal,” katanya.

Sebagai pembanding, Rudjito mengungkapkan pengalaman BCA ketika direkap oleh pemerintah dengan ongkos Rp 60 triliun. Kemudian pemerintah menjual sahamnya ke publik tidak sampai Rp 60 triliun. “Nah kekurangannya itu adalah bagian dari biaya penyelamatan perekonomian,” kata Rudjito.

Page 148: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

128

Page 149: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1295 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

ENDORSEMENTS

LPS Mengemban Upaya Peningkatan Rasa Aman

Nasabah

Firdaus DjaelaniKepala Eksekutif LPS

Terjangan krisis ekonomi tahun 1998 menyadarkan kalangan perbankan akan perlunya sebuah lembaga penjaminan simpanan untuk nasabah bank. Sebagai sebuah lembaga

yang sama sekali baru, Indonesia belum memiliki bayangan apapun mengenai sosok lembaga tersebut. Kelompok Kerja Pendirian (KKP) LPS yang dibentuk Menteri Keuangan pun, menurut Firdaus Djaelani, mulai menengok ke sejumlah negara dalam rangka men-

cari rujukan.Sebenarnya pemikiran tentang perlunya sebuah lembaga pen-

Page 150: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

130

jaminan sudah ada sejak tahun 1970-an. “Ketika tahun 1988 pulang dari studi di Amerika Serikat, saya mengikuti seminar me ngenai pembentukan lembaga penjaminan,” ungkap Firdaus. Cikal bakal pembahasan dilakukan oleh orang-orang dari Bank Indonesia (BI).

Topik dialog yang cukup hangat waktu itu adalah apakah LPS ini wajib diikuti oleh bank-bank yang ada atau sifatnya fakultatif. Bank-bank pemerintah waktu itu merasa tidak wajib untuk ikut dalam skim LPS. “Dasarnya adalah bahwa mereka merupakan bank milik pemerintah sehingga segala kewajiban yang muncul atas jaminan nasabah secara otomatis akan ditanggung oleh pemerintah,” kata Firdaus. Memang waktu itu, tidak terbayangkan kemungkinan runtuhnya bank-bank karena terpaan krisis ekonomi global.

Menurut Firdaus, sempat keluar sebuah Per aturan Pemerintah (PP) yang isinya kurang lebih tentang pen jaminan dan pembentukan lembaga penjaminan. Namun, nasib dan kelanjutan dari PP ini tidak jelas. Begitu krisis ekonomi pecah se buah pasal dalam UU tentang BI tahun 1999 mengamanatkan pembentukan LPS melalui sebuah PP.

Dalam proses diskusi ternyata dasar berdirinya LPS dengan berlandaskan hukum sebuah PP sangatlah berisiko. Terutama jika muncul gugatan dari sejumlah pihak yang tidak puas atas proses likuidasi bank gagal. Hal ini belajar dari pengalaman Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang hanya berlandaskan pada Keppres No. 27 tahun 1998 tentang pembentukan BPPN. BPPN ketika itu banyak menangani masalah keuangan bank-bank besar yang telah tutup dan keputusannya sering dipersoalkan secara hukum.

Pada waktu itu, muncul ide mengapa pembentukan LPS tidak berlandaskan hukum pada sebuah UU saja. Payung hukum UU tentu akan memperkuat posisi dan status LPS dalam menjalankan fungsi, tugas dan wewenangnya. Terutama tugas dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan dan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan. Untuk menyusun RUU yang berisi mengenai struktur kelembagaan serta berbagai fungsi, tugas dan wewenangnya, KKP LPS menengok

Page 151: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1315 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

cara kerja dan struktur organisasi lembaga penjaminan di berbagai negara.

“Lembaga penjaminan di Kanada dan di Amerika Serikat yakni FDIC menjadi sasaran rujukan untuk pola penjaminan di tanah air,” kata Firdaus. Selain itu, ada juga konsultan atas bantuan USAID, yakni Paul Sachtleben, yang pernah menduduki posisi CFO dan Direktur Divisi Keuangan pada Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). Ternyata dari Paul, ungkap Firdaus, muncul saran agar tidak mengadopsi lembaga penjaminan di Amerika karena pola nya tambal sulam.

Akhirnya, pola penjaminan simpanan di Canada menjadi rujukan dan harus melalui sejumlah penyempurnaan. “Sebelum menjadi RUU, Kelompok Kerja Pendirian LPS membawa konsep tersebut untuk didiskusikan dengan sejumlah elemen, seperti kalangan perbankan, akademisi, politisi dan ahli hukum,” ungkap Firdaus. Mengenai Dewan Komisioner di LPS, contohnya, kelompok kerja sejak awal memang tidak memilih pola seperti di Bank Indonesia dengan Dewan Gubernurnya.

Pertimbangannya, menurut Firdaus, karena LPS merupakan part of government dan bertanggungjawab kepada Presiden. Menteri Ke uangan pun juga mengusulkan agar Dewan Komisioner ini di-

tetapkan oleh Presiden. Pembahasan RUU LPS tersebut, menurut Firdaus berjalan dengan alot. Komisi XI DPR sebagai mitra pe-

merintah berkeinginan agar LPS ini benar-benar ideal dan bisa bekerja dengan baik nantinya.

Pembicaraan tidak hanya di ruang-ruang sidang di gedung DPR namun juga beberapa kali diadakan di hotel hingga larut malam. Persoalan yang cukup menguras pemikiran, menurut Firdaus adalah menyangkut koordinasi dan perolehan data-data bank. “Inti-

nya bagaimana LPS bisa mudah mendapatkan data yang terkait pengaturan hubungan dengan pemilik data yakni BI dan pihak bank sendiri,” katanya.

Jika bank masih hidup maka sudah jelas koordinasi data ada pada BI. Lalu jika bank sudah dinyatakan gagal dan mati maka koordinasi data diserahkan kepada LPS. Namun, LPS juga membutuhkan data bank-bank ketika masih sehat. Selama ini,

Page 152: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

132

LPS selalu rajin minta data laporan bulanan bank-bank kepada BI yang berisi neraca laba dan rugi. “Jika oke maka akan diberi dan ditindaklanjuti,” kata Firdaus.

Misalnya saja, LPS dapat meminta informasi dan data ke BI mengenai hasil pemeriksaan terakhir dan final dari sebuah bank yang tingkat kesehatannya terindikasi buruk. Soal permintaan informasi dari LPS tersebut sesuai dengan ketentuan dalam UU LPS, maka semua pihak wajib memberikan data dan informasi jika diminta oleh LPS. Karena begitu strategis dan bernilainya informasi dan data bank-bank yang diindikasikan sakit, maka muncul perlunya pengaturan yang lebih jelas, rinci, dan lengkap terkait akses informasi dan data bank yang mengalami kesulitan keuangan serta kerahasiaannya.

Dalam perjalanan waktu ternyata banyak bank yang ber ma-

salah, maka LPS pun berinisiatif untuk mendapatkan data lebih awal sebelum bank-bank itu dinyatakan gagal. Pada tahun 2005 sudah ada MOU antara LPS dengan BI dalam hal permintaan data informasi perbankan. Agar fungsi antisipasi dan penjagaan stabili-

tas keuangan berjalan dengan baik, maka perlu ada revisi MOU antara LPS dengan BI, terkait cara-cara LPS mendapatkan data perbankan secara lebih awal.

“Pada revisi MOU tahun 2009, LPS tidak hanya diberi peluang untuk mendapatkan data secara lebih dini, namun LPS juga diajak untuk ikut memeriksa bank dalam pengawasan khusus,” ungkap Firdaus. Pemeriksaan tersebut tarafnya menyeluruh atau due diligence. Peluang ini dimungkinkan setelah belajar banyak dari kasus Bank Century. “Agar ke depan ada semacam antisipasi yang lebih baik ketika menghadapi sebuah bank gagal,” kata Firdaus.

Sebagai sosok yang sejak awal banyak berkontribusi pada pembentukan LPS, Firdaus melihat bahwa UU mengenai LPS ketika dibentuk nampak sudah sempurna. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan jika diminta untuk mengevaluasi, menurut Firdaus, memang ada sejumlah hal yang harus ditambahkan agar UU LPS makin baik.

Dan sejak tahun 2005, keluar sejumlah ketentuan agar ketentuan-

ketentuan yang berusaha menjabarkan agar UU LPS bisa berjalan

Page 153: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1335 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

maksimal. Wujud ketentuan itu baik berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan LPS, maupun Keputusan Kepala Eksekutif. Misalnya saja aturan mengenai penjaminan simpanan nasabah bank berdasarkan prinsip syariah.

Lalu tentang besaran nilai simpanan yang dijamin LPS. “Semangat peraturan itu adalah agar UU LPS lebih aplikatif, karena memang ada sejumlah ketentuan yang masih membutuhkan sejumlah aturan pelaksanaan,” kata Firdaus. Pada masa mendatang jika RUU tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan jadi, memang akan ada sejumlah penyesuaikan pada UU Asuransi, UU Perbankan, UU Dana Pensiun, UU LPS dan UU OJK.

“Kurang lebih sinkronisasi sehingga lebih padu, tidak tumpang tindih dan benar-benar aplikatif,” tambah Firdaus. Saat ini, jika RUU OJK disahkan, maka terkait akses data yang dibutuhkan LPS dari OJK sudah diatur secara detail mekanisme. Perubahan dan penyempurnaan ketentuan mengenai kerja dan pelaksanaan LPS, menurut Firdaus, tidak akan pernah berhenti. Misalnya terkait penjaminan yang dilakukan LPS, dasarnya mengacu pada prinsip kondisional dimana ada jumlah maksimum yang dijamin dan berdasarkan suku bunga penjaminan yang ditetapkan LPS.

Karakter penjaminan yang dilakukan LPS dengan yang ada di luar negeri berbeda, karena strukturnya memang berbeda. Di luar negeri simpanan dalam bentuk giro dan tabungan paling banyak. Sedangkan di dalam negeri karakternya hampir mayoritas nasabah bank atau kurang lebih 99 persen dari jumlah nasabah adalah penabung kecil di bawah Rp 100 juta pada saat penentuan limit penjamin simpanan. Total dana yang terhimpun hanya mencakup 21 persen dari keseluruhan dana pihak ketiga (DPK) di bank-bank.

Nah, misi LPS antara lain adalah memberikan rasa aman (secure) bagi masyarakat atau individu kecil yang sedang menempatkan uangnya di bank. “Bagian dari nasabah kecil yang jumlahnya paling besar inilah yang menjadi salah satu perhatian utama LPS,” kata Firdaus. Stabilitas dan dinamika sistem perbankan tidak bisa lepas dari kepercayaan nasabah kecil yang jumlahnya jutaan di berbagai pelosok.

Jumlah dana nasabah yang dijamin pun pada setiap negara

Page 154: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

134

berbeda-beda. Namun, ada patokan perhitungan yang dijadikan acuan. Di negara maju besaran nilai simpanan yang dijamin lembaga penjamin simpanan sekitar 3 sampai 4 kali income per kapita. Lalu pada negara berkembang patokannya adalah 5 sampai 6 kali dari income per kapita. Sedangkan pada negara miskin bisa 9 sampai 11 kali dari income per kapita.

Selain itu, penentuan besaran nilai simpanan setiap nasabah pada satu bank yang dijamin oleh LPS selalu berpedoman pada situasi normal. Krisis keuangan tahun 2008 memaksa pemerintah pada 13 Oktober 2008 untuk menaikan nilai simpanan yang di-

jamin dari paling banyak Rp 100 juta menjadi paling banyak Rp 2 miliar. “Tentu saja ini bukan ketentuan baku karena akan selalu berdasarkan pada kondisi perekonomian di setiap negara,” kata Firdaus.

Besaran nilai simpanan tersebut bisa berubah dan akan selalu mempertimbangkan tiga faktor berikut ini sebagai tolak ukur untuk menentukan situasi sudah normal atau belum. Pertama, apakah terjadi gejala rush atau penarikan uang dalam jumlah besar secara serentak oleh banyak nasabah. Kedua, apakah terjadi inflasi yang tinggi berturut-turut dalam waktu lama misalnya hingga tiga tahun lebih. Ketiga, apakah jumlah nasabah yang ditutup oleh penjaminan mencapai sekitar 90 persen dari keseluruhan nasabah yang ada.

Dalam konteks relasi dengan pelaku industri perbankan dan masyarakat, menurut Firdaus, pada masa mendatang LPS akan mengefektifkan strategi komunikasinya. Hubungan dengan per-

bankan bisa dikatakan sudah oke, terlebih terkait kebijakan yang dikeluarkan LPS dan respon dari para bankir. Lalu terkait hu-

bungan dengan masyarakat, LPS menilai sudah ada awareness me-

ngenai apa itu penjaminan simpanan. Namun, yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan masyarakat

untuk melakukan analisa sederhana mengenai produk-produk jasa perbankan mana saja yang dijamin LPS. Terutama yang berbasiskan pada informasi. “Oleh sebab itu, informasi yang sederhana, mudah dipahami dan bisa diikuti semua masyarakat memiliki fungsi signifikan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penjaminan simpanan nasabah bank oleh LPS,” kata Firdaus.

Page 155: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1355 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

ENDORSEMENTS

Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) adalah bagian dari hidup Krisna Wijaya. “Dua tahun lamanya saya berkecimpung intens di LPS, karena itu sangat berharga dan sulit dilupakan,”

katanya. Sedari awal, menurut Krisna, baik Dewan Komisioner dan seluruh karyawan LPS dituntut untuk mengimplementasikan

Mestinya Tidak Sekadar Pemadam

Krisna WijayaMantan anggota Dewan Komisoner/Kepala eksekutif LPS (2005-2007)

Page 156: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

136

amanat UU LPS. Ada sekitar 14 peraturan LPS yang baru dibuat karena UU LPS sendiri tidak mengatur secara rinci.

Sebagai siasat maka dalam time frame yang relatif pendek itu prioritas utamanya adalah membuat berbagai peraturan. “Lucu jika sebuah institusi tidak berjalan karena tidak memiliki perangkat yang mengatur mekanisme kerjanya,” kata Krisna.

Fokus awal adalah bagaimana piranti organisasi, aturan, sistem, dan prosedurnya ada dulu. Berbarengan dengan itu, sampai dengan akhir tahun 2007, LPS diserahi tugas untuk mengurus penutupan kurang lebih 11 BPR.

Meski skalanya kecil, namun itu sebuah pengalaman sangat berarti. Setiap kasus di BPR menuntut perlakuan dan keputusan yang spesifik karena antara aturan, penilaian dan kondisi di la-

pangan bisa berbeda-beda. Pembentukan bagian internal institusi dan bagian eksternal

yang berkaitan dengan keputusan-keputusan yang diambil LPS, menurut Krisna, bisa selesai dalam dua tahun. “Saya merasa tugas saya selesai karena sudah sesuai UU, sehingga saya minta untuk mengundurkan diri,” katanya.

Meski secara formal hanya dua tahun, namun Krisna merasa lebih dari itu, karena sebelum LPS terbentuk ia sudah menjadi narasumber. “Dulu saya bersama beberapa profesional adalah nara sumber tetap untuk LPS dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” katanya. Sedari awal, tambah Krisna, LPS memang dikonsepkan untuk tidak sekadar sebagai pay box atau lembaga pembayaran jika ada klaim dari deposan.

LPS mengambil peran full integrated. Lembaga ini bertugas menjaga stabilitas sistem keuangan dan perbankan, seperti ke-

tika harus menyelamatkan atau tidak sama sekali sebuah bank bermasalah. “Praktik terbaik di seluruh dunia, banyak yang me-

makai model full integrated, maka itulah yang kita ambil,” kata Krisna.

Dalam perjalanan waktu, ter nyata pada awal mulanya tidak semua institusi keuangan di tanah air menganggap LPS ini sebagai full deposit insurance. “Masih terbayang bahwa LPS ini hanya kepanjangan dari BPPN dan BI sebagai pay box system,”

Page 157: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1375 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

ungkapnya.Persepsi itulah yang membuat LPS agak sulit bertindak.

Padahal menurut Krisna, bunyi UU-nya tidak mengatakan begitu. Umum nya persepsi ini tidak muncul di benak masyarakat, namun justru dari institusi pemerintahan. “Nasabah, misalnya, tidak ambil pusing ketika memutuskan menyimpan uangnya di bank. Siapa pe-

ngurusnya. Apa yang diatur di bank itu. Bagaimana strukturnya. Dan seterusnya,” ungkapnya.

Dari beberapa model lembaga penjamin simpanan yang ada di berbagai negara, menurut Krisna, LPS banyak mengadopsi ke FDIC (Federal Deposit Insurance Corporation) di Amerika Serikat. “Tapi tidak secara murni karena ada beberapa penyesuaian,” ungkapnya.

Dibandingkan dengan negara-

negara di Asia, LPS memang relatif baru. Tapi, menurut Krisna, cakupan LPS dalam konteks men-

jalankan fungsinya jauh lebih besar karena banyak bank yang harus dijamin. Ada sekitar 120-an bank dan 2.000-an BPR.

Menurut Krisna, hal itu jauh berbeda jika dibandingkan dengan lembaga penjaminan sejenis di Malaysia, Singapura, Vietnam dan Filipina. Meski usia LPS masih muda, namun ketika harus berbicara di tingkat regional, selalu Jepang dan Indonesia menjadi referensi dan tempat bertanya. Krisna sendiri menjadi Vice Chairman IADI ARC sedang ketuanya dari Jepang, “LPS dinilai oleh mereka unik karena juga menangani bank-bank kecil, yakni BPR,” kata Krisna.

Dalam menangani penutupan BPR-BPR itu, LPS memiliki pengalaman berharga. Tantangan pertama, menurut Krisna adalah pada Sumber Daya Manusianya (SDM). LPS sendiri dibangun dengan secondment program di mana SDM-nya diambil dari beberapa institusi seperti Departemen Keuangan, BI, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan kalangan profesional dari luar.

AdapersepsikelirutentangLPS,sepertiistilahLPSituperlutapitidakpenting,karenaposisinyasepertipemadamkebakaran.

Page 158: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

138

“Core-nya tidak banyak. Dan ketika ada satu BPR bermasalah bisa ditangani sendiri. Namun begitu ada dua-tiga hingga empat BPR, mulailah berat. Untuk rekrutmen cepat sulit, maka sebagai alternatif untuk verifikasi diserahkan pada BPKP,” jelas Krisna.

Dari laporan verifikasi final itu, barulah LPS mengeksekusi mana yang layak dan tidak untuk dibayar. Menurut Krisna, model kerja sama ketika itu sudah bagus karena ada dual control. Tidak hanya LPS saja, tapi ada pihak ketiga yang juga memverifikasi. Dari best practice sekitar 60 negara memang banyak yang melakukan apa yang disebut outsourcing.

“Ada persepsi keliru tentang LPS, seperti istilah LPS itu perlu tapi tidak penting, karena posisinya seperti pemadam kebakaran,” katanya. Kalau tidak ada kebakaran maka tidak bertindak. “Seperti halnya kalau tidak ada bank yang ditutup dan bermasalah, maka kita hanya menjalankan tugas pure administrasi,” tambah Krisna.

Menurut Krisna, persepsi itu keliru, karena LPS baru dinilai berhasil kalau sama sekali tidak ada kebakaran. Lalu, kalaupun ada kebakaran maka perangkatnya harus lengkap seperti air, selang, petugas, armada mobil pemadamnya, dll.

“Saya ingin LPS memiliki kelengkapan minimal agar bisa be-

kerja sesuai tugasnya, apabila mendadak ada bank yang ditutup atau mendapat penanganan,” kata Krisna.

Menurut Krisna, LPS sendiri begitu spesifik karena lembaga ini dibutuhkan dan di minta menangani bank ber masalah ketika sudah mun cul api. “Penyebab dari kebakaran atau masalah itu sendiri, ia kurang begitu tahu,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, LPS harus dipahami tidak hanya sebagai pay box saja namun harus full deposit insurance. Hikmah dan pembelajaran dari keharusan mengambil persepsi yang betul tersebut, menurut Krisna, muncul ketika terjadi masalah di Bank Century baru-baru ini. Dan secara otomatis LPS mendapat tugas untuk menyelamatkannya.

Idealnya, tambah Krisna, LPS tidak sekadar men dapat lim-

pahan saja, namun sejak awal juga dilibatkan atau paling tidak mengetahui hal-hal esensial atau pokok dari bank itu. “Terlebih bank yang mendapat diagnosa tidak sehat. Jangan sekadar seperti

Page 159: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1395 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

rumah sakit yang mendadak mendapat limpahan pasien dari ICU rumah sakit lain,” katanya.

Oleh sebab itu, sebaiknya LPS juga memiliki fungsi pengawasan meskipun terbatas. Minimal, tambah Krisna, LPS harus tahu dan meyakini siapa yang dia jamin itu. “Pengawasan seperti apa, hal itu bisa dirumuskan kemudian,” katanya.

Kasus pada Bank Century, menurut Krisna adalah pembelajaran bagi regulator, pemerintah dan semuanya. “UU LPS menyebutkan untuk menyelamatkan bank sistemik adalah oleh Komite Koor-

dinasi (KK). Mengapa harus ada JPSK (Jaring Pengaman Sektor Keuangan), lalu KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan) dalam bentuk RUU?” katanya.

Waktu itu yang tidak ada ada lah bagaimana sistem prosedur koor-

dinasi pengambilan keputus an, sehingga dipermasalahkan BPK. “Menurut saya LPS tidak bisa di-

salahkan, karena tidak mem ben-

tuk KK. KK itu adalah sebuah forum bukan struktur organisasi,” tambah Krisna. Dalam konteks ini, LPS sudah melakukan sesuai amanat UU.

Pengalaman 25 tahun di BRI, sebuah bank dengan nasabah beragam dan account yang besar, menurut Krisna sangat membantu dirinya bekerja 2 tahun di LPS. “Ada sense of banker yang tentu dibutuhkan,” katanya.

Pada masa mendatang agar LPS mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara baik, menurut Krisna, maka semua pemangku kepentingan mesti memiliki pemikiran yang solid bahwa LPS itu bukan sekadar pemadam kebakaran. “LPS meski mengetahui garis besar bank-bank yang masuk dalam penjaminannya. Jangan sampai tidak tahu sama sekali,” katanya. Selain itu ada beberapa pemikiran menarik yang belum terealisasi terkait konteks di atas. Misalnya, premi yang harus dibayar bank-bank dengan berdasar-

kan pada risiko.

LPSmeskimengetahuigarisbesarbank-bankyangmasukdalampen-jaminannya.Jangansampaitidaktahusamasekali.

Page 160: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

140

Namun begitu, lanjut Krisna, bagaimana LPS melakukan penilaian dan kebijakan kalau dia sendiri tidak tahu isi, struktur, dan manajemen dari bank-bank itu. Kalau pembayaran premi berdasarkan risiko ini jalan tentu akan lebih ideal dan adil, karena manajemen bank menjadi hati-hati dalam menjalankan serta mengelola banknya.

“Di beberapa negara karena lembaga penjaminan ikut memeriksa maka ia tahu dan bisa menganalisis serta menentukan preminya,” ungkap Krisna.

Ada sejumlah pertanyaan yang menurut Krisna harus dijawab. Untuk penilaian dan penentuan premi tentu perlu rating bank. Lalu, kalau merating semua bank itu, dasarnya apa? Seperti neraca keuangan. Tetapi, apa neraca keuangan itu representasi sebenarnya. Lalu bagaimana dengan skala pemeringkat yang harus bisa mencakup ribuan bank-bank kecil. “Karena ide ideal ini belum terwujud, maka yang terjadi sekarang bila ada bank yang ditutup adalah subsidi silang,” kata Krisna.

Dalam konteks lingkungan baru, jenis pekerjaan baru, tantangan baru, pencapaian baru dan membangun budaya organisasi baru, bagi Krisna, dua tahun di LPS lebih banyak sukanya. Saat ini, menurut Krisna, LPS makin teruji karena telah banyak mendapat pelajaran yang kadang tidak perlu terjadi, seperti pada kasus bank sistemik.

“Itu sebuah pembelajaran yang mahal baik secara ekonomi maupun politik,” ungkapnya. Ke depan, pesan Krisna, koridor yang harus diperhatikan oleh LPS adalah bagaimana kebijakannya memberi nilai tambah atau tidak bagi stabilitas ekonomi dan kesehatan dunia perbankan.

Page 161: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1415 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Ibarat sebuah bayi, lima tahun pertama mengenal dunia me-

rupakan golden age atau usia emas. Sebuah masa yang tidak ternilai harganya dalam upaya menjejakkan kaki kemandirian,

membentuk sistem jaringan tubuh dan jalinan komunikasi yang baik, serta membangun interaksi dengan lingkungan dan menyusun karakter dasar yang lebih matang. Seperti itulah Lembaga Pen-

Jangan BerhentiDi Satu Titik

ENDORSEMENTS

Pontas R. SiahaanKomisaris Utama Bank Mutiara

Page 162: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

142

jaminan Simpanan (LPS) dalam lima tahun pertama usianya. Se-

buah fase dan tahap sangat penting bagi LPS dalam membentuk jati dirinya.

“Bahkan lebih dari itu, dalam waktu tiga bulan saja LPS harus telah siap menghadapi audit pertama dalam rangka pengelolaan keuangan yang menjadi tanggung jawabnya,” kata Pontas Siahaan, yang pernah menjadi anggota Dewan Komisioner LPS periode 2005-2008. Seperti diketahui, LPS yang mulai beroperasi pada 22 September 2005 berdasarkan UU No. 24 Tahun 2004 tentang LPS pada akhir tahun 2005 sudah harus menghadapi audit.

Saat itu, kenang Pontas, begitu di-launching pada 1 Oktober 2005, berbagai perangkat aturan untuk operasional kerja belum siap. Maka dengan waktu sesingkat-singkatnya, Dewan Komisioner bekerja keras membentuk perangkat aturan, satuan kerja dan divisi-

divisi yang bertanggung jawab untuk menangani. “Misalnya saja ketika be lum genap tiga bulan kami harus

menghadapi sebuah BPR di Yogyakarta yang ditutup. Bagaimana keputusan harus di ambil, aturannya seperti apa, bagaimana dan siapa yang melakukan verifikasi, audit neraca keuangan, serta tahap-tahap likuidasi ter hadap suatu bank,” kata Pontas.

Menurut Pontas, perangkat aturan dan pembentukan satu-

an kerja dan divisi-divisi penting agar secara ma na gerial muncul sistem yang jelas, efektif, transparan, pro fesional dan bisa di per-

tang gungjawabkan. Selain urus an yang terkait dengan tu gas, peran, dan fungsi LPS, se cara internal, LPS juga ha rus membangun sistem penggajian, penentuan kendaraan dinas, serta jenjang karir dan peningkatan kapasitas yang jelas bagi para pegawai LPS.

Dalam hitungan hari saja, meskipun belum sempurna, namun semua peraturan yang prinsipiil terkait kebijakan, keputusan dan tugas LPS ke luar telah selesai dibuat. Karena padatnya beban pekerjaan, menurut Pontas, maka pada beberapa pekan pertama, yang namanya kerja lembur sudah seperti menu wajib.

“Namun, semuanya berjalan lancar karena sebagai sebuah tim, kami kompak dan masing-masing anggota Dewan Komisioner memang ahli dan mempunyai pengalaman sesuai kompetensinya,” tandas Pontas.

Page 163: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1435 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Ia memberi contoh ketika hendak membentuk satuan kerja auditor internal. Dirinya yang sudah 26 tahun bekerja di Badan Pengawasan dan Keuangan Pembangunan (BPKP) dengan posisi akhir sebagai Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian, langsung mendapat tugas di Dewan Komite Audit LPS sebagai ketua.

“Lalu ada Pak Darmin, Pak Maman, Pak Markus dan lainnya berasal dari bidang berbeda dan kaya akan pengetahuan sehingga membuat LPS bisa menjalankan fungsinya dengan baik di awal pembentukannya,” kata Pontas.

Menilik berbagai kebijakan yang di-

keluarkan LPS, dalam penilaian Pon-

tas, peran LPS dalam menjamin dana nasabah dan ikut serta dalam men jaga stabilitas perbankan sudah seperti yang diharapkan. Hal itu me nurut Pontas, tentu tidak dilakukan sendiri namun dengan bekerja sama dengan Depkeu sebagai otoritas fiskal dan BI sebagai otoritas moneter.

“Masing-masing lembaga sesuai peran mampu menumbuhkan sinergi yang baik,” kata Pontas. Dalam waktu tidak lama lagi dengan kehadiran OJK sebagai otoritas pengawas-

an, Pontas berharap kerja sama antar berbagai lembaga makin padu demi dunia perbankan yang makin stabil, tumbuh, dan mam-

pu menopang per tumbuhan sektor riil. Meskipun ada sejumlah pencapai an, menurut Pontas, LPS harus

membangun kapasitas dan makin profesional. Ia melihat tantangan LPS terkait perkembangan serta integrasi dunia perbankan dan lembaga keuangan lain akan semakin besar. Pada masa mendatang produk dan transaksi keuangan seiring dengan kebutuhan ekonomi manusia bakal bertambah rumit, kompleks dan canggih. “Jangan pernah berhenti pada satu titik, karena dunia perbankan dan keuangan sangat dinamis,” kata Pontas.

Pada benak Pontas ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan

Semuanyaberjalanlancarkarenasebagaisebuahtim,kamikompakdanmasing-masinganggotaDewanKomisionermemangahlidanmempunyaipengalamansesuaikompetensinya.

Page 164: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

144

menyangkut peran dan peningkatan kapasitas LPS. Ia mengaku tidak tahu persis apakah hal-hal yang di bawah ini sudah dilakukan. Namun, sejak tidak lagi berada di LPS per 22 September 2008, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Pertama, mengenai akses dan keterlibatan LPS terhadap bank-bank yang sudah ada dalam pengawasan khusus.

“Sedikitnya LPS sudah terlibat langsung dalam audit sehingga tahu isi perut dan tingkat kekritisan yang sesungguhnya dari bank tersebut,” katanya. Langkah tersebut, tambah Pontas, akan sangat bermanfaat bagi LPS apabila nantinya bank tersebut diserahkan sepenuhnya ke tangan LPS.

Kedua, sosialisasi dan publikasi mengenai apa sosok, peran, fungsi dan kebijakan LPS ke berbagai lapisan masyarakat harus lebih gencar. Aspek edukatif dan transformasi pengetahuan kepada publik amatlah penting. Terutama atas kebijakan yang dikeluarkan LPS. Hal itu dilakukan agar publik paham bagaimana LPS bekerja dan berperan dalam menyehatkan bank-bank yang sedang ditangani.

Pontas mengingatkan akan pepatah lama, karena tidak kenal maka tidak sayang. “Strategi menyapa publik terutama kalangan perbankan, pemangku kepentingan, perguruan tinggi, dan nasabah harus dipilih yang paling efektif, misalnya melalui news letters sebagai media komunikasi,” kata Pontas.

Ketiga, berhubungan dengan peningkatan dan penguatan ke-

lembagaan LPS, baik itu aspek profesionalisme, corporate culture, good governance, jenjang karir, dan kesejahteraannya. Menurut Pontas, dalam organisasi modern faktor SDM sangat penting karena menjadi jantungnya perubahan serta peningkatan pelayanan.

“Faktor ini menjadi penting ketika LPS nantinya merasa perlu memiliki cabang di beberapa ibu kota provinsi dan membangun sinergi dengan berbagai komponen pemangku kepentingan,” ungkap bapak dua anak ini.

Keempat, dalam jangka menengah dan panjang, tambah Pontas, sudah saatnya LPS memikirkan kemungkinan membuka perwakilan di wilayah-wilayah yang banyak BPR-nya dan memperluas pen-

jaminan pada lembaga keuangan non-bank. Pembukaan per wakilan

Page 165: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1455 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

di beberapa ibukota provinsi ini dilakukan agar bisa menjalin ko-

munikasi, sosialisasi, pemantauan, dan pembinaan secara lebih intensif kepada masyarakat perbankan setempat.

Kemudian seiring dengan makin cepatnya integrasi produk-

produk perbankan dan lembaga non-bank sudah saatnya dana nasabah yang terhimpun di dalamnya ikut masuk dalam per-

lindungan penjaminan LPS. Mekanisme dan ketentuannya seperti apa, menurut Pontas perlu dibuatkan, apalagi jika dana publik yang terhimpun di sana sangat besar. Kebijakan tersebut diambil untuk mengurangi risiko dan kehancuran sistem keuangan yang makin kompleks, saling kait-mengkait dan rentan terhadap gejolak ekonomi dunia.

Setelah melewati lima tahun masa emasnya, menurut Pontas, tidak bisa dipungkiri bahwa LPS telah ikut berperan besar dalam menambah kepercayaan publik kepada bank. Ke depan, ia berharap LPS bisa makin signifikan mengemban peran dan fungsinya dalam membentuk masyarakat yang lebih pandai, kritis, hati-hati dan bijak dalam memilih beragam produk simpanan yang dikeluarkan oleh bank dan lembaga keuangan non-bank. Tingkat kompetisi yang tinggi di antara bank-bank dalam memperebutkan dana pihak ketiga, patut dicermati oleh LPS melalui edukasi yang baik kepada publik.

Page 166: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

146

Page 167: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1475 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

LPS yang Terbuka, Energik dan Terorganisir

ENDORSEMENTS

Paul SachtlebenKonsultan LPS

Boleh dikatakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tidak bisa dilepaskan dari sosok tinggi dengan rambut tipis ini. Namanya, Paul Sachtleben. Ia menjadi bagian tak terpisahkan

dari tim yang meracik kelahiran LPS. “LPS bagi saya seperti rumah. Saya sudah menjadi bagian dari keluarga di LPS ini,” kata lulusan Valparaiso University bidang Administrasi Bisnis dan Keuangan, serta University of Wisconsin-Madison bidang perbankan itu.

Page 168: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

148

Pengalaman selama 29 tahun di Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) membuat Paul, menjadi sosok yang ahli dalam persoalan-persoalan perbankan. Terutama dalam menghadapi dan menangani bank gagal (bank resolution). Ia membangun karir awal di FDIC pada tahun 1969 di Divisi Pengawasan sebagai seorang pemeriksa bank. Selama 18 tahun lamanya dengan berbasis di Washington, ia berada di divisi tersebut dengan berbagai macam posisi manajerial.

Dengan kemampuan akuntan publik bersertifikat, ia kemudian menjabat sebagai Deputi Direktur Regional Bidang Pengawasan untuk wilayah Dallas. “Selama di Dallas ada sekitar 50 bank gagal yang saya tangani,” kenangnya. Pengalaman tersebut, membuat Paul mengetahui jantung masalah yang sedang menghinggapi bank-

bank dengan tingkat risiko kegagalan yang tinggi. Tugas menutup bank, mengembalikan bank pada fungsinya dan menyehatkan bank menjadi salah satu spesialisasinya.

Tahun 1987, ia memutuskan keluar dari FDIC dan menjadi kon-

sultan untuk sejumlah lembaga keuangan. Tiga tahun kemudian ia bergabung di Resolution Trust Corporation’s (RTC) sebagai Chief Financial Officer (CFO) dan Direktur Perusahaan Keuangan. Pada tahun 1991, Sachtleben memilih bergabung lagi dengan FDIC dengan posisi baru sebagai Wakil Direktur dari sebuah divisi baru yakni Division of Resolutions.

Tanggung jawabnya makin besar seiring dengan promosi karirnya yang meningkat. Pada 1994, ia ditunjuk sebagai Direktur Division of Compliance and Consumer Affairs, sampai divisi ini mendapat nama baru Finance Division pada awal tahun 1996. Pada akhir September 1996, ia ditunjuk sebagai Acting Chief Financial Officer FDIC.

Sejak mengundurkan diri dari FDIC pada 1998, bapak dari dua putra buah perkawinannya dengan Andrea ini, melanjutkan karir sebagai konsultan independen tingkat global. Kliennya adalah sejumlah bank sentral dan lembaga penjaminan simpanan di dunia. “Selama lima tahun, Bank Sentral Bulgaria merupakan salah satu bank yang pernah mendapat konsultasi,” kata Sachtleben.

Selain itu, Sachtleben juga pernah menjadi konsultan untuk Bank

Page 169: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1495 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Sentral Filipina. Fokusnya adalah membantu memberi pandangan dalam hal kebijakan pengawasan bank dan penjamin simpanan bank. Krisis ekonomi global tahun 1998 yang berdampak pada runtuhnya industri finansial, di antaranya perbankan, mendorong sejumlah bank sentral di berbagai negara untuk mendirikan se-

macam lembaga penjaminan untuk dana nasabah yang disimpan di bank.

“Tujuan dari terbentuknya lembaga tersebut adalah memberi jaminan pada para deposan yang jumlahnya banyak sekali agar bisa ikut menjaga kestabilan sistem perbankan di suatu negara,” ungkap Sachtleben. Sejumlah lembaga penjamin simpanan dari berbagai negara ini kemudian bergabung dalam IADI, kependekan dari International Association of Deposit Insurers yang di-

bentuk di Basel Swiss pada Mei 2002.IADI mencari pedoman dari praktik

terbaik lembaga-lembaga pen jamin yang ada di berbagai negara. Mereka, ungkap Sachtleben, mempunyai meka-

nis me untuk terus-menerus mencari dan me ningkatkan efektivitas sistem penjaminan simpanan. Salah satu cara-

nya adalah dengan mengem bang kan petunjuk, pedoman dan kerja sama internasional. Kerja sama itu berupa saling berbagi informasi mengenai praktik pengawasan dan fungsi dari masing-masing lembaga yang dimiliki.

Menurut Sachtleben, LPS yang ada sekarang berbeda dengan FDIC. Hal itu karena, masing-masing memiliki latar belakang dan sejarah sendiri yang berlainan. Di Amerika Serikat, pemerintah Federal menghadapi situasi dan karakteristik perbankan yang berbeda. “FDIC di antaranya memiliki tugas yang lebih besar dan bisa mendapat informasi lengkap mengenai kondisi setiap bank yang beroperasi,” katanya. Hal itu belum tentu dimiliki oleh lembaga sejenis di luar Amerika Serikat.

Dalam garis besarnya, menurut Sachtleben, secara konsep

LembagasemacamLPSperlumemikirkanartipentingdanprosedurbakudalammendapatkaninformasidaripihakbadanpengawasbank.Berbagiinformasiadalahhalyangkrusialdalamsistempengawasandanpenjaminansimpanandibank.

Page 170: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

150

dasar penjaminan simpanan yang berdiri di banyak negara tidak ter lalu berbeda tajam, seperti misalnya terkait aspek kepesertaan dan pendanaan. Perbedaan mungkin saja ada. Misalnya, dalam soal langkah-langkah serta prosedur penyelamatan yang dipilih, lalu kontrol pertama terhadap suatu bank yang dinyatakan gagal.

Selama menjadi konsultan di LPS, Sachtleben mengaku sama sekali tidak ada ganjalan yang berarti. Ia merasa, individu dan tim yang diserahi wewenang melahirkan LPS begitu terbuka, energik dan terorganisir cara kerjanya. “Saya berperan membagikan pengalaman, pengetahuan, pengamatan, memaparkan apa positif dan negatifnya dan yang memberi keputusan akhir adalah mereka sendiri,” kata Sachtleben.

Pada masa mendatang, saran Sachtleben, lembaga semacam LPS perlu memikirkan arti penting dan prosedur baku dalam mendapatkan informasi dari pihak badan pengawas bank. Berbagi informasi adalah hal yang krusial dalam sistem pengawasan dan penjaminan simpanan di bank. Keduanya saling kait-mengkait. Informasi dan data yang berasal dari badan pengawas bank adalah penting. Pasalnya, ketika suatu bank menghadapi masalah dan LPS memiliki akses maka ia akan memiliki waktu untuk menyiapkan langkah-langkah terbaik yang bisa diambil.

Untuk meminimalkan dampak negatif yang muncul dari bank gagal, maka butuh waktu yang cukup untuk mengambil keputusan matang. “Lebih baik tahu gejala-gejala dengan lebih dini untuk bisa mengantisipasi,” katanya. Kesempatan waktu yang ada itu dapat digunakan untuk berkomunikasi, berdiskusi, memikirkan dampak baik-buruk, memeriksa transaksi-transaksi, mengambil keputusan dan melakukan sinkronisasi dengan berbagai regulasi terkait. Oleh sebab itu, relasi yang baik dengan sejumlah lembaga dalam konteks berbagi informasi adalah perlu sekali.

Pada pengalaman di Amerika Serikat sekarang ini, menurut Sachtleben, dimungkinkan sebuah bank yang ditutup pada hari Jumat, lalu pada hari Senin pekan berikutnya sudah bisa buka dan beroperasi kembali. Dalam kasus tersebut perlu waktu efektif bagi lembaga penjamin untuk menghentikan transaksi, menyita

Page 171: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1515 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

dan menaruh jaminan. Di sebagian besar kasus penutupan bank di Amerika, penyelesaiannya dalam bentuk penjualan portofolio simpanan bank yang ditutup kepada bank sehat lain sudah sering terjadi.

Hal tersebut bisa terlaksana karena sudah mendapat sokongan pengelolaan data yang valid dan teknologi informasi yang baik. Pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kasus penutupan bank ada-

lah jangan sampai langkah itu merusak kepercayaan masyarakat pada industri perbankan.

Saat ini, Sachtleben menilai LPS belum perlu untuk membuka cabang LPS di beberapa ibu kota provinsi. Pertimbangan pertama adalah demi efisiensi dan efektivitas kerja. Selain fungsi dan tugas rutin harian, LPS baru bekerja keras jika ada banyak bank yang ditutup. Selama masih bisa dikerjakan dan ditangani dari pusat, maka pembentukan kantor cabang LPS di daerah-daerah tidaklah mendesak.

“Tugas LPS ini bisa diandaikan seperti jembatan yang meng-

hantarkan bank bermasalah untuk melewati berbagai risiko yang bisa merusak kepercayaan masyarakat dan industri perbankan ke tempat yang aman,” katanya.

Terkait citra LPS di mata publik, memang hal yang relatif me nantang karena Indonesia merupakan negara besar dengan penduduk yang tersebar di berbagai pulau. “Untuk sekitar Jakarta dan kota besar tentu lebih paham fungsi dan peran LPS. Tapi baik juga kalau menyebarkan pengetahuan ke komunitas yang lebih luas,” katanya. Salah satu hal yang perlu dimengerti publik adalah soal produk dan jasa bank. Seperti cash back, nasabah perlu memahami apakah itu menjadi unsur penambah bunga bank atau tidak. Tentu bank harus aktif menginformasikannya dengan transparan.

Mengenal dan tinggal di Jakarta bagi Sachtleben menyenang kan, apalagi telah menjadi bagian dari kelahiran LPS. Rata-rata lima bulan dalam setahun, waktu Sachtleben dihabiskan untuk LPS. “Karena rekan-rekan di LPS sudah seperti keluarga, maka setiap ke sini seperti balik ke rumah,” katanya dengan wajah berbinar. Istilah yang pas, ungkap Sachtleben, adalah coming home.

Page 172: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

152

Page 173: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1535 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Idealnya Skim Penjaminan LPS Dipahami Nasabah

ENDORSEMENTS

Salusra SatriaDirektur LPS, Penjaminan dan Manajemen Risiko

Sulit rasanya memisahkan Salusra Satria dari Lembaga Pen-

jamin Simpanan (LPS). Satria adalah segelintir dari sebagian orang yang ikut membidani lahirnya LPS. Tahun 1999,

Kelompok Kerja Pendirian (KKP) LPS dibentuk oleh menteri ke-

uangan. Ketua tim pengarah dijabat oleh Darmin Nasution. Lalu Ketua tim pelaksana dijabat oleh Firdaus Djaelani. Sedangkan posisi ketua tim kerja dipercayakan pada Satria.

Setelah materi rancangan undang-undang jadi, ungkap Satria,

Page 174: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

154

KKP LPS langsung mendiskusikannya ke mana-mana untuk mendapat masukan. “Baik itu dari para akademisi, pelaku industri perbankan, pemerintah, dan rekan-rekan di lembaga politik,” katanya. Dalam berbagai diskusi itu, kami pada intinya belajar dari pengalaman krisis ekonomi tahun 1998 yang berimbas pada krisis multidimensi.

Ketika krisis moneter pecah, sebanyak 16 bank ditutup. Hal itu, tambah Satria, memicu gejala jatuhnya kepercayaan masyarakat dan goyahnya industri keuangan terutama perbankan. Berbagai negara mengambil langkah blanket guarantee atau penjaminan menyeluruh terhadap semua kewajiban pembayaran bank. Pada kondisi demikian, Indonesia pun mengambil kebijakan sama.

Kebijakan darurat yang diambil dalam masa krisis itu, menurut Satria adalah pelajaran berharga yang tidak boleh diulang kembali. Pertama, penjaminan menyeluruh memberatkan anggaran negara dan menjadi kebijakan yang mahal. BPPN yang dibentuk waktu itu sifatnya hanya ad hoc, tidak dirancang sejak awal dan dipenuhi ketentuan yang serba mendadak.

Kedua, penjaminan menyeluruh dapat menimbulkan moral hazard bagi pemilik bank dan pelaku industri perbankan. Hal tersebut bisa membuat para bankir bertindak dengan mengabaikan prinsip kehati-hatian, tidak terpuji serta penuh risiko karena merasa telah ada penjaminan dana nasabah sepenuhnya oleh pemerintah. “Kebijakan yang mahal dan rentan akan moral hazard itu, harus diakhiri,” katanya.

Kehadiran LPS, menurut Satria, tertuang dalam UU Bank Indonesia tahun 1999. Spiritnya adalah Indonesia perlu memiliki sebuah lembaga penjamin untuk menopang stabilitas sektor keuangan, khususnya industri perbankan. Kehadiran LPS yang UU-

nya disahkan pada 22 September 2004 semestinya sejak sebelum itu. Pasalnya, sejumlah negara sudah memilikinya sejak lama. Amerika Serikat pada tahun 1933 dan Filipina tahun 1963.

Ide awal pembentukan LPS sebenarnya telah digagas dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 Tahun 1973 tentang Jaminan Simpanan Uang pada Bank yang merupakan pengaturan lebih lanjut dari Pasal 30 dan Pasal 55, UU No. 13 tahun

Page 175: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1555 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

1968 tentang Bank Indonesia. Namun PP 34 Tahun 1973 tersebut tidak pernah secara efektif dilaksanakan. Ketiadaan lembaga yang secara khusus berfungsi menjamin simpanan bukan selalu berarti tidak ada sama sekali skim penjaminan di negara tersebut. Penjaminan simpanan dapat dipersepsikan telah diberikan secara implisit ketika kondisi perekonomian sedang baik, dan akan menjadi eksplisit ketika kondisi tertentu/krisis menghendaki demikian. Sebagai contoh pemberlakuan blanket guarantee di Indonesia dan beberapa ASEAN ketika krisis tahun 1998 dan pemberlakuan penjaminan penuh di Australia ketika terjadi krisis tahun 2008. Belajar dari krisis sebelumnya dan sebagai upaya menjaga stabilitas sistem keuangan, selain membutuhkan skim penjaminan simpanan dan Lembaga Penjaminan Simpanan. Idealnya kita juga harus membangun kerja sama, koordinasi, dan tukar menukar informasi yang intens di antara lembaga-lembaga yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pengatur dan pengawas perbankan, otoritas moneter, penjamin simpanan, dan pengelola manajemen krisis.

Namun dengan tidak adanya LPS, bukan berarti tidak ada sama sekali pola penjaminan. Di dunia ini, jika di suatu negara tidak ada kelembagaan seperti LPS maka secara implisit bisa berarti bahwa penjaminan penuh dilakukan oleh negara. Belajar dari dampak krisis ekonomi 1998, maka Indonesia membutuhkan skim penjaminan simpanan dan LPS. Idealnya industri perbankan pada sebuah negara harus memiliki lembaga yang memegang tugas dan fungsi sebagai pengatur, pengawas, penjamin dan pengelola manajemen krisis.

Payung besar dari stabilitas sistem keuangan, tertuang dalam wujud jaring pengaman sistem keuangan (JPSK). Komponen JPSK terdiri dari: Pertama, fungsi Pengaturan dan pengawasan bank secara efektif sebagai representasi dari first line of defence yang sekarang diemban oleh Bank Indonesia. Kedua, fungsi lender of last resort pada Bank Sentral yang harus bekerja efektif ketika menyelesaikan kesulitan likuiditas.

Berikutnya ketiga, fungsi skema penjaminan simpanan yang memadai oleh LPS sebagai salah satu elemen kunci dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Berdasarkan UU no. 24 tahun 2004, LPS

Page 176: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

156

memiliki dua peran utama, yakni: 1. Menjamin simpanan nasabah dalam jumlah tertentu dan 2. Turut serta menjaga stabilitas keuangan, dengan menyelesaikan persoalan bank-bank gagal. Dalam hal ini LPS bisa menyelamatkan atau tidak menyelamatkan sebuah bank bermasalah.

Keempat, fungsi memutuskan kebijakan penyelesaian dan pe-

nanganan terhadap krisis oleh sebuah otoritas yang berwenang dan dipimpin oleh otoritas fiskal. Dalam hal ini dipegang oleh Komite Koordinasi, untuk memastikan kri sis yang muncul bisa cepat diatasi dan tidak menimbulkan biaya ekonomi yang tinggi. Dalam konteks JPSK di atas, menurut Satria, kehadiran LPS adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, dalam pembuatan UU dan termasuk struktur organisasinya mencari prak tek terbaik (best practices) dari banyak negara.

“Ibaratnya, KKP LPS harus mengadaptasi konsep-konsep serta praktik terbaik dari berbagai negara, kemudian menjabarkan adaptasi kon sep itu di sini. Mana yang baik dan cocok untuk kita,” kata Satria, yang pernah melakukan studi persiapan ke FDIC ketika RUU LPS belum disahkan. Dalam praktek penjaminan dan resolusi bank yang ada di berbagai negara, ungkap Satria, hampir 90 persen memakai pola yang hampir sama. Dan pola terbaik itulah yang dielaborasi dan diadopsi oleh LPS sekarang.

Sejak awal, LPS banyak belajar dari penanganan sejumlah bank perkreditan rakyat (BPR) yang ditutup. Sumber daya manusia yang dipakai dengan maksimalkan tenaga yang ada di LPS sebanyak 40-an. Armada LPS masih mengandalkan tenaga-tenaga yang diambilkan dari Kementerian Keuangan, BI, dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), namun semuanya ada di bawah bendera LPS.

Saat ini, dalam hal menangani bank-bank dalam status pengawasan khusus, pihak BI dan LPS sudah bisa melakukan due diligence setelah enam bulan bank tersebut ternyata sulit atau tidak bisa lagi disembuhkan. Setelah hasil due diligence dan sejumlah data informasi diperoleh, kemudian akan ada Rapat Dewan Komisioner (RDK) LPS dengan agenda utama pengambilan keputusan, apakah bank tersebut perlu diselamatkan atau tidak.

Page 177: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1575 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Keputusan untuk melakukan penyelamatan atau tidak me-

lakukan penyelamatan suatu bank gagal ditetapkan oleh LPS dengan berbagai pertimbangan. Keputusan itu sekurang-kurangnya berdasarkan pada perkiraan biaya penyelamatan dan perkiraan biaya tidak melakukan penyelamatan bank gagal tersebut. Per-

hitungan atas perkiraan biaya-biaya tersebut dilakukan LPS. Menurut Satria, bagi LPS, data dan informasi akurat mengenai

kondisi bank-bank yang tengah bermasalah adalah sebuah “harta” yang sangat bernilai. Kerja LPS memang sangat mengandalkan data awal, cepat, dan akurat mengenai kondisi bank-bank yang terhimpit masalah. “Dari informasi tersebut, LPS bisa menganalisis, mengantisipasi, dan mengambil keputusan secara tepat,” katanya.

Begitu besarnya arti data dan informasi mengenai bank-bank, Satria menambahkan, maka perlu penyempurnaan pola, format atau wadah pertukaran data informasi antar lembaga yang me-

miliki akses ke bank-bank. Begitu pertukaran data informasi antar lembaga sudah ideal, selanjutnya perlu dicarikan sistem serta metode penanganan atas industri jasa perbankan secara terpadu. “Tujuan akhirnya adalah untuk meminimalkan risi ko jika terjadi krisis dan penutupan atas bank gagal,” katanya.

Satria menilai pada masa mendatang, LPS perlu lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya dalam soal peran saja, tetapi juga dalam tugas, dan fungsinya saja. Sebagai lembaga yang tugas utamanya menjamin simpanan nasabah bank dalam jumlah ter-

batas, LPS akan selalu ikut terlibat dalam sosialisasi pemahaman prinsip kehati-hatian baik kepada pihak bank maupun pengguna jasa perbankan.

Sosialisasi dan edukasi tersebut menjadi penting karena masih banyak nasabah yang tidak tahu bahwa dirinya masuk kategori pihak yang diuntungkan secara tidak wajar dan/atau pihak yang menyebabkan keadaan bank menjadi tidak sehat. “Kami ingin pe-

ngalaman yang pernah ditemui di sejumlah BPR bahwa ternyata banyak nasabah sudah paham skim penjaminan dari LPS bisa merata ke semua nasabah dan pengguna produk jasa perbankan,” ungkap Satria.

Kondisi tersebut nampaknya mendesak untuk segera diwujud-

Page 178: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

158

kan. Pasal nya, makin besar pemahaman nasabah atas penjamin-

an sim pan an oleh LPS, akan makin mudah pula penanganan dan penyelesaian pembayaran simpanan nasabah yang dijamin terse-

but yang pada gilirannya akan meningkatkan kestabilan sistem keuangan.

Page 179: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1595 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Basel Committe of Banking Supervision, Core Principle for

Effective Deposit Insurance Systems, International Association of Deposit Insurers, Juni 2009

David Hunger J. & Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis, Penerbit Andi, Yogyakarta, Agustus 2007

Hal Hill, The Indonesian Economy, Second Edition, Cambridge University Press, 2000

Lembaga Penjaminan Simpanan: UU No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan; PP No. 39 Tahun 2005 tentang Penjaminan Simpanan Nasabah Bank Berdasarkan Prinsip Syariah; Perppu No. 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan; PP No. 66 tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan.

Laporan Hasil Pemeriksaan Investigasi atas Kasus PT Bank

Century Tbk, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. November 2009

Nevizond Chatab, Diagnostic Management, Serambi, Jakarta, November 2007

Kompas, 6 Februari 2004

http://www.fdic.gov/

http://www.iadi.org/

DAFTAR PUSTAKA

Page 180: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

160

DAFTAR ISTILAH

APBN : Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAYDA : Agunan Yang Diambil AlihBI : Bank Indonesia BC : Bank CenturyBDL : Bank Dalam LikuidasiBMPK : Batas Maksimum Pemberian KreditBPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunanBOPO : Rasio Biaya Operasional dibandingkan Pendapatan OperasionalBPR : Bank Perkreditan RakyatCAR : Capital Adequacy RatioCIU : Cabut Izin UsahaDepkeu : Departemen KeuanganDL : Dalam LikuidasiDPK : Dana Pihak KetigaDPK : Dalam Pengawasan KhususDPR : Dewan Perwakilan RakyatFASBI : Fasilitas Bank IndonesiaFDIC : Federal Deposit Insurance CorporationFPJP : Fasilitas Pendanaan Jangka PendekFSF : Financial Stability ForumFSN : Financial Safety NetFSSK : Forum Stabilitas Sistem KeuanganGWM : Giro Wajib MinimumIADI : International Association of Deposit InsurersJPSK : Jaring Pengaman Sistem KeuanganKeppres : Keputusan PresidenKAP : Kantor Akuntan PublikKK : Komite KoordinasiKKE : Keputusan Kepala EksekutifKPK : Komisi Pemberantasan KorupsiKPMM : Kewajiban Penyediaan Modal MinimumKPU : Komisi Pemilihan UmumKSSK : Komite Stabilitas Sistem Keuangan

Page 181: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1615 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum PerdataLC : Letter of CreditLCT : Lower Cost TestLDR : Liquidity Debt RatioLPP : Lembaga Pengawas PerbankanLPS : Lembaga Penjamin SimpananNIM : Nett Interest MarginNPL : Non-performing LoanOJK : Otoritas Jasa KeuanganPBI : Peraturan Bank IndonesiaPD : Perusahaan DaerahPDN : Posisi Devisa NetoPerppu : Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-UndangPMS : Penyertaan Modal SementaraPP : Peraturan Pemerintah PPA : Penyisihan Penghapusan AsetPPAP : Penyisihan Penghapusan Aktiva ProduktifPPATK : Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi KeuanganPUAB : Pasar Uang Antar BankROA : Return on AssetsRDG : Rapat Dewan GubernurRDK : Rapat Dewan KomisionerRDP : Rapat Dengar PendapatRTGS : Real Time Gross SettlementRUPS : Rapat Umum Pemegang SahamRUU : Rancangan Undang-UndangSBI : Sertifikat Bank IndonesiaSisminbakum : Sistem Administrasi Badan HukumSKB : Surat Keputusan BersamaSOP : Standard Operating ProcedureSUN : Surat Utang NegaraTL : Tim LikuidasiUU : Undang-UndangWKBI : Wilayah Kerja Bank Indonesia

Page 182: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

162

Page 183: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1635 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Untung Rugi Bailout Century Infobank,April2010

Penulis:BambangSusanto

Bermula dari rontoknya beberapa perusahaan penyedia perumahandanlembagakeuangansertabank-bankdiAmerikaSerikat(AS)yangrata-ratamemperolehratingtinggi(investment grade)dariperusahaan

peringkat internasional. Kemudian, bagaikan bola salju diikuti denganrontoknyalembagakeuangandanperbankandikawasanEropa.

Hal tersebut disebabkan besarnya surat utang yang diterbitkan peru-sahaan-perusahaan di AS dan dibeli atau dijadikan salah satu alternatifinvestasiolehparainvestor,dalamhalininegaramelaluilembagakeuanganataupun perbankan, baik di AS maupun di Asia, seperti Singapura danHongkong. Dengan kondisi tersebut –perusahaan lembaga keuangandengankelasduniadenganratingtinggi(umumnyaantaraAdanAAA)sajabisabangkrut–kepercayaanparainvestorpunbisaberkurangterhadaplem-bagakeuangandanperusahaan-perusahaanyangsahamnyadicatatkandibursaefek.Parainvestorkemudianmengalihkaninvestasinyakesektorko-moditas,yaituemas.Akibatnya,nilaisuratutang(yangditerbitkanlembagakeuangan maupun perusahaan) dan saham (indeks harga saham) di AS,Eropa,Australia,danAsia,takketinggalandiIndonesia,berguguran.

Hal tersebut menjadikan likuiditas keuangan perbankan internasionalsangatberkurang.Yangtimbulkemudian,kepercayaanantarbankmenjadiberkuranghingga sering terjadipenolakanpenerbitan letter of credit (L/C)darisalahsatubankterhadapbankyanglain,padahalbiasanyahaltersebutjarangterjadi.

Memperhatikan dan mengamati kondisi keuangan yang kurang baikyang terjadi di dunia internasional tersebut dan pengalaman pahit pada1998,parapelakubisniskeuangandanperbankandiIndonesiapunwaswasdanselalukhawatir.Jangan-janganperistiwa1998akanterjadilagi.

Bertepatan dengan adanya kondisi tersebut dan ada kabar bahwasalahsatubankmengalamikalahkliring,kondisikeuangandanperbankandi Indonesiapun langsungmemburuk.Hal itu tecermindari, satu, tingkatkepercayaan antarbank yang sangat rendah. Bank yang kelebihan danaengganmeminjamkandananyakepadabankyangkekurangandan,walaupunsukubungayangdimintasangattinggikarenatakutbankyangmeminjam

Pandangan dan Komentar soal LPS

1635 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Page 184: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

164

tidak dapatmengembalikannya pada saat jatuh tempo, di samping tidakadanyajaminandaripemerintahataspenempatandanaantarbank.

Dua,IndeksHargaSahamGabungan(IHSG)diBursaEfekIndonesia(BEI)terusmenurun tajam karena para investor, khususnya investor asing,me-ngalihkaninvestasinyakesektorkomoditas,dalamhaliniemas.

Tiga, ketatnya likuiditas keuangan yangmembuat tingkat suku bunganaiktajam.HalinitecermindarinaiknyayieldatauSuratUtangNegara(SUN)untuk jangkamenengahdanpanjangdari sekitar 11% sampaidengan14%menjadisekitar18%sampaidengan20%sehinggahargaSUNmerosottajamdari100%menjadisekitar65%.

Empat, investor asingmenarik kembali investasinya di Indonesia, baikdalambentukSUNmaupunsaham.Akibataksiparainvestorasingtersebut,kebutuhanakandolarASmeningkattajam.Halitutecermindarinaiknyakursdolarterhadaprupiah,yaknidariRp9.500perUS$1menjadiRp.12.500perUS$1.

Namun,pemerintahdalamhaliniBankIndonesia,dengancepatmeng-ambil tindakan, yaitu menyelamatkan Bank Century yang diikuti dengankebijakan lain. Kebijakanyangdimaksud, antara lain, satu, BImemberikankemudahankepadabank-bankuntukmelakukantransaksipembeliandolarAS langsung ke BI. Hal itu dilakukan untukmengisi kekurangan dolar ASdi pasaran danmemenuhi kebutuhan bank-bank akanmata uang negaraadidayatersebutataspermintaannasabahnya.

Dua,BImenyediakanfasilitaspinjamanjangkapendekkepadabank-bankyangmemerlukanlikuiditas.Tiga,untukmenghindarikerugianyangsangatbesar,karenaturunnyahargaSUNyangdimilikibank-bank,BImemberikanalternatifcarapenilaiannya,yaknimark to market atauhistorical cost.

Empat,BIselalumengawasibank-bankyangmelakukantransaksimatauangasingdenganrupiah,baiksecaralangsungmaupundenganbantuanperusahaan money broker, untuk mencegah terjadinya spekulasi yangberlebihan.

Lima,BEIuntuksementaramelarangadanyashort sell sertamembatasipenurunannilaisahamdalamsatuharitransaksidenganpersentasetertentu.Hal ituuntukmeredam terjadinyakemerosotanharga sahamyang sangattajam.

Dengan penyelamatan Bank Century oleh pemerintah (BI), Indonesiapunmenjadisalahsatudiantaratiganegaradidunia(selainCinadanIndia)yangperekonomiannyamengalamipertumbuhan(lebihkurang4%)tatkalaperekonomiannegara-negaralainminus.Selainitu,meningkatnyaperingkatutang Indonesia yang dilakukan lembaga peringkat utang internasional,sehinggadapatmenurunkanbiayapinjamandimasayangakandatang.

Tidakhanya itu, tingkat inflasi selama2009merupakanyang terendahselama10tahunterakhir.Kredityangdisalurkanperbankantumbuhsekitar15%.Sukubunga jugastabildanmenunjukkantrenmenurun.Sementara

164

Page 185: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1655 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

itu, nilai valuta asing (valas) terhadap rupiah relatif stabil, perUS$1 setaradengansekitarRp9.500,-

Secaratidaklangsung,pemerintahmelaluiLembagaPenjaminSimpanan(LPS) mengambil alih pengoperasian Bank Century dengan total biayapenyelamatanRp6,7 triliun.BiayapenjaminanyangharusdibayarkepadanasabahyangmempunyaimaksimumRp2miliar,yangtidakdibayarkanLPS(opportunity cost)Rp4,7triliun.HargapembelianBankCenturysendiriRp2triliun.

Denganmemperhatikan ekuitas BankCentury saat ini yang sekitar Rp700milliardanprice to book value (PBU)untukbank-bankyangsahamnyadicatatkan di BEI saat ini lebih kurang tiga kali, harga pasar/layak BankCenturysaatiniadalahRp2,10triliun.

Berikutgambaranbesarnyapotensikerugianyangakantimbulpadaakhir2008–dalamhalinipenurunannilaisurat-suratberhargadankenaikannilaikurs rupiahterhadapmatauangasingyangakandideritanegaramaupunpihakswastadiluarkerugian-kerugianlain–jikabailoutBankCenturytidakdilakukandenganasumsi,(1)semuabadanusahamiliknegaraatauBUMN(bank, asuransi, dana pensiun, dan lainnya) di Indonesiamempunyai out-standingSUNRp100triliun,(2)perusahaannon-BUMNmemegangSUNRp50triliun,(3)semuaBUMNdiIndonesiamempunyaioutstandingutangdalamvalas sebesar US$ 20 miliar (semua utang mata using asing diasumsikansebagaidolarAS),(4)perusahaannon-BUMNmemegangutangdenganvalassebesarUS$20miliar(semuautangmatauangasingdiasumsikansebagaidolar AS), (5) pemerintah Indonesia mempunyai utang dalam valas lebihkurang Rp 60miliar (semua utangmata using asing diasumsikan sebagaidolarAS),dan(6)pemerintahmelaluiLPSharusmembayar/menggantiuangnasabah(depositodengansimpananmaksimumRp2miliar)sebesarRp4,7triliun.

Potensi kerugian yang akan timbul jika bailout tidak dilakukan, yaitu,satu,negara,(pemerintahplusBUMN)menderitakerugiansebesarRp296,4triliun.Dua,secaranasional(negaraplusperusahaannon-BUMN)menderitakerugiansebesarRp372,2triliun.Tiga,potensipenurunanpajak(PPh)sebesarRp46,875triliun(lihattable)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tindakan bailout BankCenturyolehpemerintahsangattepat,diluarhal-halyangmungkinterjadi(adapenyimpanganatau tidakdalam internalBankCentury sebelumatausesudah dilakukan penyelamatan). Dengan sangat cepatnya pengambilankeputusan,yaitumengatasikrisisBankCenturytersebut,memulihkankondisikeuangan menjadi kembali normal pun tidak memerlukan waktu lama.Karenaitu,masyarakatbukanpelakubisniskeuangantidakbegitumerasa-kantelahterjadikrisis.Biladibiarkan,mungkinkondisinyaakanlebihparahdaripadayang terjadipada1998.Bagipengamat,pelakubisnis keuangan,danperbankan,akhir2008memangbenar-benaradakrisiskeuangan.

1655 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Page 186: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

166

Presiden Ingatkan Penyelesaian Century

Republika,6April2010Penulis:Andris/ikhwans

Hal:3

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar sejumlahaksi pelanggaranhukumdituntaskan. Penuntasanpelanggaran itu jangansampaiterlupakandenganadanyaisulainyangmuncul.DalamkasusBankCentury,presidenbarusajadilaporibahwakerugiannegaramencapaiRp1,8triliun.

“Kejahatanlainyangmerugikan,BankCentury,sayadilapori jumlahnyabisa mencapai Rp 1,8 triliun. Sejumlah aksi pelanggaran hukum, tolongdituntaskan.Jangansampaisatuisumunculyanglaindilupakan,”kataPre-siden ketikamembuka Rapat Kabinet Paripurna di kantor presiden, Senin(5/4).

Presiden mengatakan, pihak yang menentukan setting dalam kasusBank Century itu adalah penegak hukum.“Bukan kelompok interest yangmenentukansettingsendiri,”kataPresiden.Presidenmenuntutadanyasanksitegasterhadappihakyangmerugikannegara.“Semuayangmerugikanne-gara,dalamartimelawanhukum,harusdiberikansanksiyangtegas.”

Sementara itu, terkaitdenganpenggunaanhakmenyatakanpendapat,FraksiPartaiGolkar(PG)danFraksiPartaiPersatuanPembangunan(PPP)DPRbelumtertarikmengusulkannya.Merekamasihhendakmenunggulangkahpenegakhukum.“PPPsampaisaatinibelumtertarikpadaHakMenyatakanPendapat,”kataSekretarisFraksiPPP,Romahurmuziy,digedungDPR,Jakarta,Senin(5/4).

PolitikusyangbiasadisapaRomiinimengatakan,PPPlebihmemilihuntukmenungguproseshukumatastindaklanjutrekomendasiParipurnaCentury.Romimengakui,tindaklanjutaparatpenegakhukumatasrekomendasiDPRberjalanlambat.Namun,tindaklanjutaparatpenegakhukumtersebutlayakditungguhasilnya.

RomikhawatirpengambilanHakMenyatakanPendapatakanmenimbul-kankrisispolitikyangluarbiasaketimbangHakAngket.

Alasannya,proseskerjaHakMenyatakanPendapatakanmemakanwaktusampaitujuhbulan.MerujukpadakerjaPansusAngketCenturyyangsangatmenyedot perhatian publik. Romi yakin, Hak Menyatakan Pendapat akanlebihmengurasenergibangsaini.

Diwawancaraiterpisah,anggotaFraksiPartaiGolkar,AdeKomarudin,me-nyatakanhinggasaatiniFraksiPartaiGolkarbelummemikirkandanmem-

166

Page 187: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1675 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

pertimbangkanHakMenyatakanPendapatuntukkasusBankCentury.“Golkar belummemikirkan dan mempertimbangkan Hak Menyatakan

Pendapat,”kataAde.

Aspek Hukum Penyelamatan Century

InvestorDaily,Selasa1Desember2009Penulis:ErmanRajagukguk

Penyelamatan Bank Century diberikana berpotensi merugikan keuangannegara, dalam hal ini Lembaga Penjamin Simpanan, sampai sekitar Rp 5triliun.BeritatersebutsangatmenggellitikdanmemunculkanBankCenturytersebutBankCenturytersebutberasaldatikeuangannegara?

Pertanyaan menggelitik lainnya adalah apabila LPS menjual kembalisahamnyadiBankcenturypalinglambat21November2011danhasilpen-jualan tersebut mencapai angka Rp 6,7 triliun, apakah negara akhirnyamenderitakerugian?Lalu,apakahkebijakanmenyelamatkanBankCenturytersebut tidak tepat karena skandal Bank Century tidak berdampak siste-matik?

Marikitakajisatupersatupertanyaandiatas.Pertama,danapenyelamat-anBankCenturybukanlahkeuangannegara,karenadanasejumlahRp6,7triliunadalahuangLPS.LPSadalahsebuahbadanhukumyangmempunyaikepada eksekuti f, para direktur, dan dewan komisioner. Sebagai badanhukumLPSmempunyaikekayaansendiri,terlepasdarikekayaannegara.

Inilahkarakteristiksuatubadanhukum,sebagaimanaperseroanterbatas,koperasi,danyayasan.Berdasarkanpasal81ayat (2)UUno24tahun2004tentangLPS,kekayaanLPSmerupakanasetnegarayangdipisahkan.Menurutteoribadanhukum,modalawalLPSyangditetapkansekurang-kurangnyaRp4triliundansebesar-besarnyaRp8triliun(pasal81ayat1)tersebutbukankekayaannegaralagi,tapitelahmenjadikekayaanbadanhukumLPS.Pasal82ayat(3)menentukanLPStidakdapatmenempatkaninvestasipadabankatauperusahaanlainya,kecualidalambentukpenyertaanmodalsementaradalamrangkapenyelamatanataupenangananbankgagal.

Selanjutnya, Pasal 83 ayat (1)menyatakan surplus yang diperoleh LPSdarikegiatanoperasionalselama1(satu)tahundialokasikan:(a)20%untukcadangantujuan,(b)80%diakumulasikansebagaicadangantujuanpen-jaminan.Dalamhalakumulasicadanganpenjaminanmencapaitingkat2,5%datitoatalsimpananpadaseluruhbank,bagiansurplussebagaimanadiaturpadaayat(1)hurufbmerupakanpenerimaannegarabukanpajak(ayat2).

1675 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Page 188: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

168

Saya memperkirakan dana penyelamatan Bank Century adalah danaLPSyangdiperolehdaripremipenjaminansimpanannasabahpadabank-bankyangikutprogramtersebutbukanuangnegarayangdikucurkanolehpemerintah.

Saham dan krisis sitemik Kedua,belumtentuLPSharusmelepaskansahamnyadiBankCenturypada21November2011.Berdasarkanpasal42ayat(1)UUNo24tahun2004.LPSwajibmenjual saham bank dalam penanganan paling lama tiga(3) tahunsejak dimulainya penanganan bank gagal sebagaimana dimaksud dalampasal39.

Ayat (3) pasal inimengatakan tingkat pengembalian yang optimal se-bgaiamnadimaksudpadaayat(2)palingsedikitsebesarseluruhpenempatanmodalsementarayangdikelurkanolehLPS.Ayat(4)kemudianmenyatakandalamhaltingkatpengembalianyangoptimalsebagaimanadimaksuddalamayat(2)danayat(3)tidakdapatdiwujudkandalamjangkawaktupalinglamatidaktahun.

Selanjutnya,ayat(5)mengatakandalamhaltingkatpengembalianyangoptimal tidak dapat diwujudkan dalam jangka waktu perpanjangan, LPSmenjualsahambanktanpamemperhatikanketentuanayat(3)dalamjangkawaktusatutahunberikutnya.

Dengandemikian,bisasajaLPSmelepassahamnyadiBankCenturypadatahunkeenamataupada2014.SeandainyahasilpenjualansahamtersebuttidaksampaiRp6,7 triliun tidakberartinegarayangdirugikan.LPSbelumtentu merugi, karena pendapatannya dari premi penjaminan simpanantetap ada.Walaupun merugi dalam transaksi saham tersebut, LPS secarakeseluruhan kemungkinan tetap mempunyai surplus. Andaikata LPS punmengalamikerugian,hal itu tidakberarti kerugiannegara.Ketiga, skandalBank Century telah mengejutkan masyarakat pada saat itu. Ada rumorbahwa beberapa bank juga dalam keaadaan krisis. Ada rumor pula. Paradeposanbesartelahmemindahkanuangnyakebank-bankasingyanglebihdipercaya.Jikasemuadeposanmenarikuanganyadaribank.Tidaksatupunbankyangdapatbertahankarenamodalsendiribank-banktersebutrelatifkecildibandingkanuangnasabahyangdikelolanya.

Sebaliknya,padawaktuitutelahadakekhawatiransementaradeposanbesar bahwabank-bank lain akanmengikuti kegagalanbank century danberpikir untuk menarik dananya dari bank-bank tersebut. Jika ini terjadiekonomiIndonesiaakanhancurpadasaatitu.Syukurlahhalinitidakterjadikarena LPS langsungmenangani Bank Century. Pemerintah tentunya nyapadawaktuitutidakinginmengambilresikokrisisBankCenturyberdasarkandampaksistemik.

168

Page 189: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

1695 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Norma kebutuhan bisnisUndang-undangNo.24Tahun2004tentangLPStidakmenyebutkanbahwaLPS dalam menangani bank gagal harus mendapatkan persetujuan DPR.Pasal 89 ayat (1) hanya menyatakan, LPS wajb menyampaikan laporantahunanyangberakhirpadatanggal31DesemberkepadapresidendanDPRpalinglambatpada30Apriltahunberikutnya.

Bila kebijakan LPS harus mendapat persetujuan DPR terlebih dahulu,bisa-bisa jikaDPRtidaksetujuLPSpuntidakberjalandankrisisperbankanbisasemakinmemuncak.

BandingkandenganASyangkinipunya416bankbermasalah.Cadangandana FederalDeposit InsuranceCorporation (FDIC)merosot. Syukurlah initidak terjadi di Indonesia. DPR melanggar hukum atau tidak, sedangkanpenilaiantentangsuatukrisisbisaberdampaksistemikatautidak itutetapadapadaLPSatauBankIndonesia.Iniadalahnormakeputusanbisnis.

1695 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan

Page 190: 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan Menjaga ...5 Tahun LPS Menjamin Simpanan Nasabah dan v Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan Daftar Isi Sambutan Ketua Dewan Komisioner LPS—xi

170