5 sistem dan struktur sosial ind

28

Transcript of 5 sistem dan struktur sosial ind

Sitem sosial menurut Nasikun: adalah suatu sistem tindakan, yang terbentuk dari interaksi yang terjadi di antara berbagai individu, yang tumbuh dan berkembang di atas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat.

Standar penilaian umum: Norma-norma sosial yang membentuk struktur sosial

Dalam masyarakat setiap anggota masyarakat menganut dan mengikuti pengertian-pengertian sosial, maka tingkah laku setiap anggota masyarakat kemudian terjalain sedemikian rupa ke dalam bentuk suatu struktur sosial tertentu

Interaksi sosial Komitmen terhadap normamengatasi perbedaan pendapat dan

kepentinganTerjadilah Integrasi Sosial

PARSONSistem sosial sebagai satu dari tiga cara di

mana tindakan sosial bisa diorganisasikanTeradapat dua sistem tindakan: Sitem

kultural yang mengandung nilai dan simbol ; sitem kepribadian para pelaku individual

Masyarakat menurut Parson: sistem sosial yang dilihat sebagai sebuah sistem parsial, maka masyarakat dapat berupa setiap jumlah dari sekian banyak sitem yang kecil-kecil, seperti keluarga, sistem pendidikan, lembaga-lembaga keagamaan

Pendapat Parson terkenal dngan Pendekatan Fungsionalisme struktural

1. Masyarakat dilihat sebagai suatu sistem yang saling berhubungan satu sama lain

2. Hungan tersebut saling mempengaruhi diantara bagian tersebut dan bersifat ganda serta timbal balik

3. Sitem sosial cenderung bergerak ke arah Equilibrium bersifat dinamis

4. Meski terjadi disfungsi tapi melalui proses penyesuaian dan institusionalisasi maka norma akan dikenal, diakui, dihargai, dan ditaati

5. Perubahan dalam sistem sosial secra gradual tidak revolusioner . Perubahan drastis hanya bagian luar saja unsur sosial budaya yang menjadi bagian dasarnya tidak banyak berubah

6. Perubahan sosial tersebut melalui 3 kemungkinan: 1. penyesuaian sistem sosial terhadap perubahan-perubahan dari luar; 2. pertumbuhan proses melalui diferensiasi struktural dan fungsional; 3. penemuan-penemuan baru7. Faktor yag memiliki daya mengintegrasikan adalah konsensus tentang nilai-nilai kemasyarakatan

Individu dengan sistem sosial dapat dihubungkan dan dianalisis melalui konsep STATUS dan PERANPERAN: UNTUK INDIVIDUPERANAN: UNTUK LEMBAGA

Status: adalah kedudukan dalam sistem sosial, seperti guru, ibu, ataupresiden Peranan adalah perilaku yang diharapkan atau perilaku normatif yang melekat pada ststus guru, ibu, atau presiden tersebut.

Di dalam sistem sosial, individu menduduki tempat (status), dan bertindak (peranan) sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistemPeranan bersifat timbal balik penghargaan timbal balik pula

Sistem sosial cenderung bergerak ke arah keseimbangan atau stabilitas, keteraturan merupakan norma dalam sebuah sistem. Apabila terjadi kekecauan norma-norma, maka sistem akan mengadakan penyesuaian dan mencoba kembali mencapai keadaan normal.

Patern Variables : Sarana mengkatagorikan tindakan atau untuk mengklasifikasikan tipe peranan sosial dalam sistem sosial

Skema Patern Variables:1.Affective versus Affective Neutrality : di dalam suatu hubungan sosial seseorang bisa bertindak untuk pemuasan afeksi atau kebutuhan emosional atau bertindak tanpa unsur afeksi (netral)2.Self Orientation versus collective orientation : kepentingan didominasi oleh diri sendiri dan didominasi oleh kelompok3.Universalism versus Particularism : dalam hubungan yang universalitas para pelaku berhubungan menurut kriteria yang dapat diterapkan kepada semua orang. Dalam hubungan partikularistik, digunakan ukuran-ukuran tertentu

4. Quality versus Performance : kualitas menunjuk pada status karena kelahiran (asrcibed status) perfomance berupa prestasi (Achievement) atau apa yang telah dicapai seseorang (achieved status)

5. Specifty versus diffusness : hubungan spesifik adalah hubungan antar orang dalam situasi yang terbatas berdasar status dan peran (misal hubungan penjual dan pembeli) hubungan diffusnes misalnya dalam hubungan keluarga tanpa status dan peran hubungan interaksi dalam keluarga

NILAI SOSIALDigunakan patokan oleh sebagian besar anggota

masyarakatDiperlukan sebagai aturan hidup utk mencapai

keteraturanTidak harus nyata tapi bisa berupa dorongan dari

seseorang utk melakukan sesuatu atau tdk melakukan sesuatu

Nilai sosial erta kaitannya dengan kebudayaan masyarakat

Adalah sejumlah sikap perasaan ataupun anggapan terhadap suatu hal mengenai baik-buruk, benar-salah, patut-tidak patut, mulia-hina, maupun penting-tidak penting

Ada nilai inividu ada nilai masyarakat

NOTONEGORO1.Nilai Metrial2.Nilai Vital3.Nilai Kerohanian (nilai kebenaran, nilai

keindahan, nilai moral, nilai keagamaan)

1.Nilai sosial merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta karena interaksi, tercipta secara sosial bukan biologis

2.Diimbaskan dalam individu, kelompok melalui proses sosial

3.Dipelajari melalui proses belajar

4. Memuaskan manusia 5. Asumsi-asumsi abstrak dalam

masyarakat6. Cenderung berkaitan satu

dengan yang lain dan emmbentuk pola

7. Beragam bentuknya. Kenegaragaman kebudayaan dengan bentuk dan fungsi yang berbeda akan menghasilkan sistem nilai yang berbeda pula

8. Memberikan pilihan dari sistem nilai yang ada dengan tingkatan kepentingannya9. Mempunyai pengaruh yang berbeda terhdapa individu dan masyarakat10. Melibatkan emosi atau perasaan11. Mempengaruhi perkembangan pribadi baik positif maupun negatif

Sebagai faktor pendorong berhungan dengan cita-cita dan harapan

Sebagai petunjuk arahAlat pengawasBerfungsi sebagai alat solidaritas

dalam kelompokSebagai benteng perlindungan

NORMA SOSIALAturan atau ketentuan yang mengikat warga

kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendali tingkah laku yang sesuai dan diterima

Robert M.Z. Lawang: Patokan perilaku dalam suatu keplompok tertentu

Soerjono Seoekanto: Suatu perangkat agar hubungan di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Norma mengalami proses pelembagaan yakni proses yang dilewati oleh suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga masyarakat sehingga norma tersebut terkendali, diakui, dihargai ditaati

KEKUATAN NORMA (Soekanto)Cara (Usage)Kebiasaan (Folkways)Tata kelakuan (mores)Adat Kebiasaan (cutom)

PEMBAGIAN NORMANorma AgamaNorma KesopananNorma KebiasaanNorma KesusilaanNorma Hukum

1. Merupakan faktor Perilaku dalam suatu kelompok tertentu yang memungkinkan seseorang untuk menetukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya akan dinilai orang lain

2. Merupakan aturan dan sanksi-sanksi untuk mendorong sesorang, kelompok atau masyarakat mencapai nilai sosial

3. Merupakan aturan yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat sebagi unsur pengikat dan pengendali manusia dalam hidup

PENGERTIAN STRUKTUR SOSIALETIMOLOGIS: Susunan masyarakatDEFINITIF: Skema penempatan nilai-nilai sosial

budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing masing bagian

Skema dibangun secara obyektif gar dapat mengenal posisi yang diberikan masyarakat kepada nilai sosial budaya dan organ atau komponen sosial yang menjadi milik masyarakat

CIRI STRUKTUR MASYARAKAT INDONESIA

KONFIGURASI MASYARAKAT INDONESIA

1. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK (Pierre L. Van Den Berge)

Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk entuk kelompok yang bersub kebudayaan yang berbeda satu sama lain

Memiliki struktur sosial terbagi ke dalam lembaga yang bersifat komplementer

Kurang mengembangkan konsensus terhadap nilai-nilai sosial yang bersifat dasar

Secara relatif sering terjadi konflik antar kelompok Secara relatih integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan

saling ketergantungan di bidang ekonomi Dominasi politik oleh kelompok tertentu terhadap lainnya

2. Emile Durkheim:Masyarakat majemuk tidak sama dengan

masyarakat yang mempunyai unit-unit kekerabatan yang segmenter yaitu masyarakat yang terbagi ke dalam kelompok yang bergaris keturunan tunggal, tetapi mempunyai struktur kelembagaan yang homogeneous

Masyarakat majemuk tidak sama dengan masyarakat yang memiliki deferensiasi atau spesialisasi tinggi. Suatu masyarakat dengan tingkat deferensiasi fungsional tinggi dengan banyak lembaga kemasyarakatan tetapi bersifat komplementer dan saling tergantung