5 Khalida & sudirman

download 5  Khalida & sudirman

of 11

Transcript of 5 Khalida & sudirman

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    1/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    34

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAMKELUARGABERENCANA (KB) DI KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

    1)Khalidah

    2)Sudirman

    Bagian Adminis trasi Dan Kebijakan Kesehatan FKM Unismuh PaluABSTRAK

    Latar Belakang : Program KB merupakan program penting untuk dapat menekankenaikan jumlah atau angka penduduk di Indonesia. Karena pertumbuhan penduduk diIndonesia cukup pesat, untuk itu BKKBN melaksanakan program sebagai upayamenekan angka pertumbuhan penduduk. Salah satunya adalah dengan menyukseskanprogram KB, yaitu satu keluarga maksimal hanya memiliki dua orang anak. Tujuan

    Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilanprogram Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. MetodePenelitian : Penelitian ini menggunakan desain Observasi Analitikdengan pendekatanCroos Sectional. Sampel : Seluruh masyarakat di Kecamatan Mantikulore Kota Palupada saat dilakukan penelitian dengan menggunakan rumus Sloving dengan jumlah 99orang. Hasil penelitian : Menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antarapengetahuan dengan keberhasilan program keluarga berencana dengan nilai p = 0,008(p

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    2/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    35

    Program KB merupakan program pentinguntuk dapat menekan kenaikan jumlahatau angka penduduk di Indonesia.

    Karena pertumbuhan penduduk diIndonesia cukup pesat, untuk itu BKKBNmelaksanakan program sebagai upayamenekan angka pertumbuhan penduduk.Salah satunya adalah denganmenyukseskan program KB, yaitu satukeluarga maksimal hanya memiliki duaorang anak (Depkes. RI, 2009).Di Indonesia jumlah peserta KB secaranasional pada tahun 2013 sebanyak9.187.772 peserta, sedangkan Di

    Sulawesi Tengah jumlah peserta KB aktiftelah mencapai 400.900 akseptor. KotaPalu jumlah akseptor pada tahun 2012berjumlah 45.397, dan Tahun 2013meningkat menjadi 47,317 akseptor.Pengguna IUD 5.320 akseptor, Medisoperasi wanita (MOW) 1.818 akseptor,Medis Operasi Pria (MOP) atauVasektomi 38 akseptor, Kondom 1.717akseptor, Implant 3.115 akseptor, Suntik19.028 akseptor dan Pil 16.281 akseptor.Dengan jumlah Pasangan Usia Subur(PUS) berjumlah 59.019. (Berdasarkandata Rekapitulasi Pencapaian AkseptorKB Aktif Perkecamatan Kota Palu Tahun2013).Pencapai akseptor aktif tahun 2012 diKecamatan Mantikulore adalah 5277akseptor dari jumlah Pasangan UsiaSubur (PUS) berjumlah 8098 pasangansedangkan Pasangan Usia Subur (PUS)yang tidak ikut KB adalah 2821(Rekapitulasi Pencapaian Akseptor KB

    Aktif perkelurahan KecamatanMantikulore Kota Palu, 2012).Sedangkan tahun 2013 jumlah akseptoraktif mencapai 5196 akseptor, JumlahPasangan usia Subur (PUS) berjumlah9960 pasang dan Pasangan Usia Subur(PUS) yang tidak ikut program KBberjumlah 4764. (RekapitulasiPencapaian Akseptor KB AktifPerkelurahan Kecamatan MantikuloreKota Palu , 2013).

    Hal ini terlihat bahwa tingkat peran sertamasyarakat dalam program KB belum

    cukup baik, karna yang menjadikan tolakukur keberhasilan program KeluargaBerencana (KB) adalah semua keluarga

    ikut Keluarga Berencana (KB),meningkatnya pencapaian akseptor aktif,dan Pasangan usia subur (PUS) yangtidak ikut KB menurun. Karna salah satumasalah dalam pengelolaan Program KByaitu masih tingginya angka Pus yangtidak ikut Keluarga Berencana (Hidayat,2007).

    BAHAN DAN METODEJenis penelitian ini adalah penelitian

    analitik dengan pendekatan CroosSectional Study untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankeberhasilan program keluargaberencana (KB) di KecamatanMantikulore Kota Palu.Penelitian ini dilaksanakan di KecamatanMantikulore Kota Palu. Populasi dalampenelitian ini adalah Pasangan UsiaSubur (PUS) di Kecamatan MantikuloreKota Palu sebanyak 9960 Pasangan.Sampel dalam penelitian ini adalah 99pasangan usia subur (PUS).Sumber data dalam penelitian ini adalahdata primer adalah data yang diperolehatau yang dikumpulkan langsung dariresponden melalui wawancara denganmenggunakan kuesioner dan datasekunder adalah data yang diperoleh dariinstansi-instansi yang terkait denganpenelitian ini. Seperti Badan KB dan PPKKota Palu dan PLKB di KecamatanMantikulore Kota Palu. Pengolahan data

    dilakukan dengan menggunakan analisisUnivariat untuk mengetahui distribusifrekuensi dari masing-masing variabelyang diteliti baik variabel terikat maupunvariabel bebas dan analisis Bivariat untukmelihat hubungan antara variabel bebasdengan variabel terikat denganmengunakan uji Chi-square (

    2)

    menggunakan tabel dengan derajatkepercayaan 95%, jika nilai signifikan(sig) 0,05 berarti hasil statistik ada

    hubungan yang bermakna ( Ho ditolak,Ha diterima) dan jika nilai signifikan (sig)

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    3/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    36

    > 0,05 berarti hasil statistik tidak adahubungan yang bermakna (Ho diterima,Ha ditolak).

    HASIL1. Berdasarkan Umur

    Dari data yang telah dikumpulkandiperoleh distribusi frekuensiresponden menurut umur dapat dilihati

    pada Tabel 1 sebagai berikut:

    Tabel 1

    Distribusi Responden Menurut Umur Pasangan Usia Subur (PUS) diKecamatan Mantikulore Kota Palu

    No Umur Frekuensi (f) Persentase (%)

    1 18-25 35 35,4

    2 26-35 40 40,4

    3 36-48 24 24,2

    Total 99 100

    Sumber: Data Primer Tahun 2014Berdasarkan tabel 1 menunjukkan

    bahwa dari 99 responden menurut umur,yang terbanyak adalah responden yangberumur 26-35 tahun yaitu 40 orang

    (35,4%) dan yang paling sedikit adalahresponden yang berumur 36-48 tahunyaitu 24 orang (24,2%).

    2. Tingkat PendidikanDari data yang telah dikumpulkan diperoleh distribusi frekuensi responden menuruttingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:

    Tabel 2Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendid ikan Pasangan Usia Subur

    (PUS) di Kecamatan Mantikulore Kota Palu

    No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)

    1 SD 12 12,1

    2 SMP 30 30,3

    3 SMA 57 57,6

    Total 99 100

    Sumber: Data Primer Tahun 2014

    Berdasarkan tabel 2menunjukkan bahwa dari 99 responden,diperoleh responden yang tingkatpendidikan SMA yang terbanyak yaitu57 orang (57,6%) dan responden yangtingkat pendidikan SD, yang palingsedikit yaitu 12 orang (12,1%)

    3. Jenis PekerjaanDari data yang telah dikumpulkandiperoleh distribusi frekuensiresponden menurut jenis pekerjaandapat dilihat pada Tabel 3 sebagaiberikut:

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    4/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    37

    Tabel 3Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Pasangan Usia Subur (PUS) di

    Kecamatan Mantikulore Kota Palu

    No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)

    1 Tidak Kerja 48 48,52 Wiraswasta 24 24,23 PNS 27 27,3

    Total 99 100

    Sumber: Data Primer Tahun 2014Berdasarkan tabel 3 menunjukkan

    bahwa dari 99 responden, berdasarkanpekerjaan, yang terbanyak adalahresponden yang tidak kerja yaitu 48

    orang (48,5%), dan yang paling sedikitadalah responden yang pekerjaannyawiraswasta yaitu 24 (24,2 %).

    4. Analisis Univariata. Pengetahuan

    Tabel 4Distribusi Responden Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Tingkat

    Pengetahuan Di Kecamatan Mantiku loreKota Palu

    No Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

    1 Kurang Baik 21 21,1

    2 Baik 78 78,8Total 99 100

    Sumber: Data primer tahun 2014

    Berdasarkan tabel 4 menunjukkanbahwa dari 99 responden, yangmenyatakan pengetahuan yang kurang

    baik yaitu 21 orang (21,2%). sedangkanyang menyatakan pengetahuan yangbaik yaitu 78 orang (78,8%).

    b. Sarana dan PrasaranaTabel 5

    Distribusi responden pasangan usia subur (PUS) berdasarkan sarana danprasarana di Kecamatan Mantikulore

    Kota Palu

    NoSarana danPrasarana

    Frekuensi (f) Persentase (%)

    1 Tidak ada 17 17,22 Ada 82 82,8

    Total 99 100

    Sumber: Data primer tahun 2014

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    5/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    38

    Berdasarkan tabel 5.5menunjukkan bahwa dari 99responden, yang menyatakan

    Tidak ada Sarana danPrasarana yaitu 17 orang

    (17,2%). sedangkan yangmenyatakan ada Sarana danPrasarana yaitu 82 orang

    (82,8%).

    c. Sosialiasi

    Tabel 6Distribusi Responden Pasangan Usia Subur (Pus) Berdasarkan Sosialisasi

    Di Kecamatan Mantikulore Kota Palu

    No Sosialisasi Frekuensi (f) Persentase (%)

    1 Tidak Sering 22 22,22 Sering 77 77,8

    Total 99 100Sumber: Data primer tahun 2014

    Berdasarkan tabel 6menunjukkan bahwa dari 99responden, yang menyatakanbahwa Jarang dilakukanSosialisai yaitu 22 orang

    (22,2%). sedangkan yangmenyatakan bahwa Seringdilakukan Sosialisai yaitu 88orang (88,8%).

    d. Keluarga Berencana (KB)Tabel 7

    Distribusi Responden Pasangan Usia Subur (Pus) BerdasarkanProgram Keluarga Berencana (Kb) di Kecamatan Mantikulore Kota

    Palu

    NoKeluarga

    Berencana ( KB )Frekuensi (f) Persentase (%)

    1 Tidak Berhasil 43 43,32 Berhasil 56 56,6

    Total 99 100

    Sumber: Data primer tahun 2014Berdasarkan tabel 7

    menunjukkan bahwa dari 99responden, yang menyatakan

    bahwa program KeluargaBerencana ( KB ) Tidakberhasil yaitu 43 orang

    (43,3%). sedangkan yangmenyatakan bahwa programKeluarga Berencana ( KB )

    Berhasil yaitu 56 orang(56,6%).

    5. Analisis Bivariata. Hubungan Pengetahuan dengan keberhasilan program Keluarga berencana

    (KB)

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    6/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    39

    Tabel 8Hubungan Pengetahuan Dengan Keberhasilan Program Keluarga

    Berencana (KB) Di Kecamatan Mantiku lore Kota Palu

    No Pengetahuan

    Program keluargaberencana

    Jumlah PValue

    OR ( CI )Tidakberhasil

    Berhasil

    f % f % f %

    1 Kurang Baik15

    71,4

    6 28,6 21 100

    0,0084.464

    (1.556 - 12.805)2 Baik

    28

    35,9

    50

    64,1 78 100

    Total4

    3

    43,

    4

    5

    656,6 99 100

    Sumber : Data Primer Tahun 2014Berdasarkan tabel 5.8

    menunjukkan bahwa dari total responden99 orang, yang memiliki pengetahuankurang baik dengan program keluargaberencana yang tidak berhasil sebanyak15 orang (71,4%), dan yang memilikipengetahuan baik dengan programkeluarga berencana yang berhasilsebanyak 6 orang (28,6%). Sedangkan

    yang memiliki pengetahuan baik tetapiprogram keluarga berencana yang tidakberhasil sebanyak 28 orang (35,9%), danyang memiliki pengetahuan baik denganprogram keluarga berencana yangberhasil sebanyak 50 orang (64,1%).

    Berdasarkan hasil ujiChi-Square nilai p valuedidapatkan yaitu 0,008 (p < 0,05)berarti secara statistika adahubungan yang bermakna antarapengetahuan dengan programkeluarga berencana ( KB ).Dengan nilai Odds Ratio (OR)4.464 yang artinya pengetahuan

    yang baik mempunyai peluang 4kali untuk dapat menunjangprogram keluarga berencana (KB ) yang berhasil.

    b. Hubungan Sarana dan prasaranadengan keberhasilan programKeluarga berencana (KB)

    Tabel 9

    Hubungan Sarana Dan Prasarana Dengan Keberhasilan Program KeluargaBerencana (KB) Di Kecamatan Mantikulore Kota Palu

    NoSarana danprasarana

    Program keluargaberencana

    Jumlah PValue

    OR ( CI )Tidakberhasil

    Berhasil

    f % f % f %

    1 Tidak ada 13 76,5 4 23,5 17 100

    0,0065.633

    (1.684 - 18.842)2 Ada 30 36,6 52 63,4 82 100

    Total 43 43,4 56 56,6 99 100

    Sumber: Data Primer Tahun 2014

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    7/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    40

    Berdasarkan tabel 9menunjukkan bahwa dari totalresponden 99 orang, yang tidak

    memiliki Sarana dan prasaranadengan program keluargaberencana yang tidak berhasilsebanyak 13 orang (76,5%), danyang memiliki Sarana danprasarana dengan programkeluarga berencana yang berhasilsebanyak 4 orang (23,5%).Sedangkan yang memiliki Saranadan prasarana tetapi programkeluarga berencana tidak berhasil

    sebanyak 30 orang (36,6%), danyang memiliki Sarana danprasarana dengan program

    keluarga berencana yang berhasilsebanyak 52 orang (63,4%).

    Berdasarkan hasil uji Chi-

    Square nilai p value didapatkanyaitu 0,006 (p < 0,05) berartisecara statistika ada hubunganyang bermakna antara Sarana danprasarana dengan programkeluarga berencana ( KB). Dengannilai Odds Ratio (OR) 5.633artinya Sarana dan prasaranayang ada mempunyai peluang 5kali untuk dapat menunjangprogram keluarga berencana ( KB

    ) yang berhasil.c. Hubungan Sosialisasi dengankeberhasilan program Keluargaberencana (KB)

    Tabel 10Hubungan sosialisasi pasangan usia subur (PUS) dengan keberhasilanprogram keluarga berencana (KB) di Kecamatan Mantikulore Kota Palu

    tahun 2014

    No Sosialisasi

    Program keluargaberencana

    Jumlah P

    Value OR ( CI )Tidakberhasil Berhasil

    f % f % n %

    1 Tidak Sering 17 77,3 5 22,7 22 100

    0,0016.669

    (2.213 -20.102)

    2 Sering 26 33,8 51 66,2 77 100

    Total 43 43,4 56 56,6 99 100

    Sumber: Data Primer Tahun 2014Berdasarkan tabel 10

    menunjukkan bahwa dari total

    responden 99 orang, yang tidaksering mendapatkan Sosialisasidengan program keluargaberencana yang tidak berhasilsebanyak 17 orang (77,3%),sedangkan yang tidak seringmendapatkan Sosialisasi denganprogram keluarga berencana yangberhasil sebanyak 5 orang(22,7%). Kemudian yang seringmendapatkan Sosialisasi dengan

    program keluarga berencana tetapitidak berhasil sebanyak 26 orang

    (33,8%), dan yang seringmendapatkan Sosialisasi dengan

    program keluarga berencana yangberhasil sebanyak 51 orang(66,2%).

    Berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p value didapatkanyaitu 0,001 (p < 0,05) berartisecara statistika ada hubunganyang bermakna antara Sosialisasidengan program keluargaberencana ( KB). Dengan nilaiOdds Ratio (OR) 6.669 artinya

    yang sering mendapatkanSosialisasi mempunyai peluang 6

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    8/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    41

    kali untuk dapat menunjangprogram keluarga berencana ( KB) yang berhasil.

    A. Pembahasan1. Hubungan Pengetahuan

    Hasil analisis univariatmenunjukkan bahwa respondenyang memiliki tingkat pengetahuanyang baik lebih banyak disbandingdengan yang memiliki tingkatpengetahuan yang kurang baik(tabel 5.4). Hasil analisis bivariatmenunjukkan bahwa pasanganusia subur yang memiliki tingkat

    pengetahuan yang baik lebih besarkemungkinan untuk dapatmenunjang keberhasilan programkeluarga berencana dibandingyang tidak berhasil. Sedangkanpasangan usia subur yangmemiliki tingkat pengetahuan yangrendah kecil kemungkinan untukdapat menunjang keberhasilanprogram keluarga berencanadibanding dengan tidak berhasil(tabel 5.7).

    Menurut asumsi peneliti,pengetahuan merupakan hasil daritidak tahu menjadi tahu dan initerjadi setelah orang melakukanpenginderaan terhadap suatuobyek tertentu. Semakin tinggi danbaik pengetahuan seseorang,maka semakin besar peluanguntuk dapat melakukan suatuperubahan kearah yang lebih baik,seperti pengetahuan yang baik

    dari pasangan usia subur tentangtujuan dan manfaat programkeluarga berencana sangatmemungkinkan untuk dapatmelaksanakan program keluargaberencana sesuai dengan aturanyang telah ditetapkan olehpemerintah, agar tercipta suatukeadaan keluarga yang ideal danharmonis. Demikian pulasebaliknya pengetahuan yang

    rendah atau kurang baikmemungkinkan seseorang tidak

    dapat menerima setiap perubahandan perkembangan yang terjadidimasyarakat, seperti

    mempertahankan pendapattentang banyak anak banyakrejeki, kebiasaan tabu untukmenggunakan alat kontrasepsidalam rahim, serta kurangnyainformasi tentang programkeluarga berencana.

    Hal ini sejalan denganpendapat Notoatmodjo (2010)bahwa kepercayaan berdasarkantradisi, adat dan agama adalah

    berupa nilai-nilai warisan nenekmoyang. Sumber ini biasanyaberbentuk norma-norma dankaidah-kaidah baku yang berlakudidalam kehidupan sehari-hari.Didalam norma dan kaidah ituterkandung pengetahuan yangsebenarnya boleh jadi tidak dapatdibuktikan secara rasional danempiris, tetapi sulit dikritik dandiubah begitu saja, jadi harusdiikuti dengan tanpa keraguan dandengan kepercayaan yang bulat.Pengetahuan yang bersumberdari kepercayaan cenderungbersifat tetap (mapan) tetapisubjektif.

    Dari hasil penelitian inidapat dilihat bahwa tingkatpengetahuan pasangan usia suburdi kecamatan Mantikulore KotaPalu yang baik akan lebih banyakmendukung keberhasilan program

    keluarga berencana dibandingdengan tingkat pengetahuan yangkurang baik.

    Secara sederhana ,pengetahuan adalah segalasesuatu yang diketahui manusiatentang benda, sifat, keadaan danharapan-harapan. Pengetahuanadalah informasi atau maklumatyang diketahui atau disadari olehseseorang. Dalam pengertian lain

    pengetahuan adalah berbagaigejala yang ditemui dan diperoleh

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    9/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    42

    manusia melalui pengamataninderawi. Pengetahuan munculketika seseorang menggunakan

    indera atau akal budinya untukmengenali benda atau kejadiantertentu yang belum pernah dilihatatau dirasakan sebelumnya(Ensiklopedia Bebas Berbahasa,2011).

    Penelitian ini sejalan denganpenelitian yang dilakukan olehWahyu Tri Wulandari ( 2013 )tentang Hubungan tingkatpengetahuan dengan keberhasilan

    program keluarga berencana diPuskesmas Sibela Mojosayo,bahwa terdapat hubungan antarapengetahuan dengan keberhasilanprogram keluarga berencana

    dengan nilai p value 0,050 (p 0,05). Kunci utama Kontrasepsiadalah pada kedisiplinan dalamwaktu minum pil. Kedisiplinanberhubungan dengan kepatuhanibu dan kepatuhan ibu erat

    kaitanya dengan tingkatpengetahuan yang dimilikinya.2. Hubungan Sarana dan Prasarana

    Hasil analisis univariatmenunjukan bahwa, respondenyang menyatakan sarana danprasarana ada lebih banyakdibanding dengan yangmenyatakan sarana dan prasaranatidak ada ( tabel 5.5). Hasil analisisbivariat menunjukkan bahwasarana dan prasarana yang adalebih besar kemungkinan untukdapat mendukung keberhasilanprogram keluarga berencanadibanding yang tidak berhasil.Sedangkan sarana dan prasanayang tidak ada kecil kemungkinanuntuk dapat mendukungkeberhasilan program keluargaberencana dibanding tidak berhasil(tabel 5.8)

    Menurut asumsi peneliti

    sarana dan prasarana telah ada disetiap kantor tempat pelaksanaan

    program keluarga berencana baikdi puskesmas maupun instansiyang berwenang dalam

    pelaksanaan program keluargaberencana. Namun dalampelaksanaan program keluargaberenaca masih terdapat beberapapetugas yang tidak menyiapkansarana dan prasarana karenaalasan tertentu padahal di kantortelah tersedia, sehingga beberapapasangan usia subur berasumsibahwa tidak ada sarana danprasarana dalam pelaksanaan

    program keluarga berencana.Menurut Moenir, (1992)mengemukakan bahwa saranaadalah segala jenis peralatan,perlengkapan kerja dan fasilitasyang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaanpekerjaan, dan juga dalam rangkakepentingan yang sedangberhubungan dengan organisasikerja. Pengertian yang dikemukakanoleh Moenir, jelas memberi arahbahwa sarana dan prasarana adalahmerupakan seperangkat alat yangdigunakan dalam suatu proseskegiatan baik alat tersebut adalahmerupakan peralatan pembantumaupun peralatan utama, yangkeduanya berfungsi untukmewujudkan tujuan (dalam Syahril,2005).

    Penelitian ini sejalan denganpenelitian yang dilakukan oleh Sara

    angelia ( 2012 ) tentang hubungankegiatan sosialisasi programkeluarga berencana dengan sikapber KB wanita di kelurahan CicadasBandung. Penelitian ini menunjukanadanya kekuatan hubungan yangkuat, hal ini dikarenakan perubahan- perubahan yang terjadi pada sikapber KB wanita karena kegiatansosialisasi program keluargaberencana.

    Berdasarkan hasil penelitianmenyimpulkan bahwa terdapat

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    10/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    43

    hubungan yang signifikan antarahubungan sosialisasi program KBMOW dengan sikap ber KB wanita

    dikeluarkan Cicadas Bandung.3. Sosialisasi

    Hasil analisis univariatmenunjukan bahwa, respondenyang menyatakan seringdilaksanakan sosialisasi sebanyak75 responden lebih banyakdibandingkan dengan respondenyang menyatakan tidak seringdilaksanakan sosialisasi sebanyak24 responden. Dimana responden

    yang menyatakan seringdilaksanakan sosialisasi sebanyak75 responden (75,8%) danresponden yang menyatakan tidaksering dilaksanakan sosialisasisebanyak 24 responden (24,2%).

    Hasil analisis bivariatmenunjukan bahwa, ada hubunganbermakna antara sosialisasipasangan usia subur (PUS)dengan keberhasilan programkeluarga berencana dengan nilaip=0.000 (p

  • 7/24/2019 5 Khalida & sudirman

    11/11

    Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 34-44 Artikel V

    44

    agar tercipta suatu keadaan keluargayang ideal dan harmonis

    2. Bagi Tenaga Kesehatan

    Diharapkan kepada petugaskesehatan khususnya petugasBKKBN atau Petugas LapanganKeluarga Berencana (PLKB) agarselalu berupaya semaksimal mungkinmelakukan pengawasan danpenyuluhan kepada pasangan usiasubur (PUS) serta kepadamasyarakat secara umum gunameningkatkan derajat kesehatan yangsetinggi tingginya.

    3. Bagi Peneliti SelanjutnyaDiharapkan agar dapat melakukanpenelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengankeberhasilan program keluargaberencana (KB).

    DAFTAR PUSTAKAAhmad, Hamzah dan Santoso, Ananda.

    2003.Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Fajar Mulya, Surabaya.

    Angelia. S. 2012. Hubungan kegiatansosialisasi program keluargaberencana dengan sikap ber KB.Bandung.

    Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

    Arjoso,S., 2005. Rencana StrategisBKKBN. Rineka Cipta, Jakarta.

    Ary. H. Gunawan., 2007. AdministrasiSekolah (Administrasi PendidikanMikro). Rineka Cipta, Jakarta.

    Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia

    Teori dan Pengukuranya. PustakaPelajar,Yokyakarta.

    Balai Litbang. 2013. Rekapitulasi HasilPendataan Keluarga TingkatKelurahan Tahun 2012 dan Tahun2013. Balai Litbang, Jakarta.

    BKKBN,. 2006. Kependudukan KB danKIA, BKKBN, Jakarta.Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia., 2009. Buku PedomanPetugas FasilitasPelayanan

    Keluarga Berencana. Depkes. RI,Jakarta.

    Ensiklopedia Bebas Berbahasa. 2011,

    Pengetahuan. (Sumber: www.wikipedia. Co.Id). (Diunduh, 28Juni 2014, Pukul 15.40 wit).

    Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. MetodePenelitian Kebidanan dan TeknikAnalisa Data.Salemba Medika, Jakarta.

    Kementrian Kesehatan Kota Palu,. 2013.Rekapitulasi Pencapaian AkseptorKeluarga Berencana (KB) perKecamatan se Kota Palu Tahun

    2013. Kemenkes Kota Palu, Palu.Kementrian Kesehatan PuskesmasMantikulore,. 2013. RekapitulasiPencapaian Akseptor KeluargaBerencana (KB) KecamatanMantikulore Tahun 2013.Puskesmas Mantikulore, Palu.

    Muriyanto. 2007. Hubungan KarakteristikAkseptur dan fasilitas pelayananKB dengan Pemulihan metodekontrasepsi. Bengkayan.

    Notoatmodjo, Sukidjo. 2007. Pengertiandan Tujuan Keluarga Berencana.Rineka Cipta, Jakarta.

    . 2010. MetodeRiset Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan

    Metodologi Penelitian IlmuKeprawatan. Salemba Medika,Jakarta.

    Sakung. J., dkk., 2013. PedomanPenyusunan dan Penulisan KaryaIlmiah FKM Unismuh Palu Tahun

    2013. FKM Unismuh, Palu.Soekanto, Soerjono. 2008. Sosiologi

    Suatu Pengantar. Raja GrafindoPersada, Jakarta.

    Sugiyono. 2010. Statistik UntukPenelitian. Alfabeta, Bandung.Syahril., 2005. Manajemen Sarana danPrasarana., UNP PRESS, Padang.Wulandari. W. Tri. 2013. Hubungan

    tingkat pengetahuan dengankeberhasilan program keluarga

    berencana. Sibela Mojosayo.