5. bernadet

13
Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V 118 UPAYA PEMBENTUKAN DESA SIAGA DI KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH 1) Bernadeth Rante, 2) Firdaus J Kunoli, 3) Ngatimin, 4) Arsunan Asin 1,2) Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan 2)3) FKM Universitas Hasanuddin ABSTRAK Desa Siaga merupakan suatu konsep baru yang memerlukan pemahaman dan di dalam tatanan operasionalnya berpotensi menghadapi berbagai permasalahan dan memerlukan penyesuaian-penyesuaian berkaitan dengan kondisi spesifik daerah. Karena itu, sangat dibutuhkan komunikasi dua arah antara pemerintah Cq Depkes RI dan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk menganalis beberapa faktor dan atau komponen yang berhubungan dengan pembentukan Desa Siaga dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan di desanya. Penelitian ini menggunakan desain “Studi potong lintang (Crossectional Study) yang merupakan salah satu jenis rancangan penelitian yang sifatnya analitik dan termasuk dalam jenis rancangan penelitian observational. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa ada hubungan yang bemakna antara Poskesdes, kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari-hari, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, surveilans berbasis masyarakat, pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat, dan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tanga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah,. Dalam mewujudkan Desa Siaga di wialayah Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Moutong Prpovinsi Sulawesi Tengah, maka disarankan untuk melakukan advokasi tentang Desa Siaga sebelum dibentuk Desa Siaga di satu desa yang direncakan akan dibentuk Desa Siaga, dalam pembentukan Desa Siaga terlebih dahulu dilengkapi Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) minimal enam variabel independen tersebut, desa yang akan dibentuk Desa Siaga satu tahun sebelumnya harus diprogramkan, terutama dalam pelatihan peningkatan kualitas sumberdaya manusianya, pembentukan Desa Siaga harus dilibatkan semua sektor (termasuk swasta, LSM, organisasi kewanitaan, organisasi kepemudaan, dan organisasi keagamaan, dan Tokoh-Tokoh Masyarakat lain), perlu dilakukan penelitian khusus mengenai variabel Poskesdes karena variabel ini menjadi determinan utama dalam upaya pembentukan Desa Siaga, dan pembentukann Desa Siaga seyogianya mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat Daftar Pustaka : 25 (1985-2007) Kata Kunci : Desa Siaga PENDAHULUAN Program Desa Siaga merupakan program yang baru bergulir dan memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak dan sasaran yang ingin dicapai adalah “ pada akhir Tahun 2008 seluruh desa telah menjadi Desa Siaga “ Hal ini tidak akan berjalan dan tercapai jika program yang dijalankan hanya sebatas actificial dan tidak mengangkat “ Roh “ dari misi tersebut. Kiranya telaah kritis yang dipaparkan oleh Prof Dr.dr. Hari Kusnanto (FK UGM ) : “ Desa Siaga bukanlah sekedar suatu hal yang berbentuk gedung atau baliho, akan tetapi lebih pada penggerakan dan pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya promotif, preventif dan kuratif terhadap masalah kesehatan.

Transcript of 5. bernadet

Page 1: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

118

UPAYA PEMBENTUKAN DESA SIAGA DI KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

1) Bernadeth Rante, 2)Firdaus J Kunoli, 3)Ngatimin, 4)Arsunan Asin1,2)Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan

2)3)FKM Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Desa Siaga merupakan suatu konsep baru yang memerlukan pemahaman dan di dalam tatanan operasionalnya berpotensi menghadapi berbagai permasalahan dan memerlukan penyesuaian-penyesuaian berkaitan dengan kondisi spesifik daerah. Karena itu, sangat dibutuhkan komunikasi dua arah antara pemerintah Cq Depkes RI dan masyarakat.

Tujuan penelitian ini untuk menganalis beberapa faktor dan atau komponen yang berhubungan dengan pembentukan Desa Siaga dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan di desanya. Penelitian ini menggunakan desain “Studi potong lintang (Crossectional Study) yang merupakan salah satu jenis rancangan penelitian yang sifatnya analitik dan termasuk dalam jenis rancangan penelitian observational.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa ada hubungan yang bemakna antara Poskesdes, kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari-hari, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, surveilans berbasis masyarakat, pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat, dan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tanga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah,.

Dalam mewujudkan Desa Siaga di wialayah Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Moutong Prpovinsi Sulawesi Tengah, maka disarankan untuk melakukan advokasi tentang Desa Siaga sebelum dibentuk Desa Siaga di satu desa yang direncakan akan dibentuk Desa Siaga, dalam pembentukan Desa Siaga terlebih dahulu dilengkapi Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) minimal enam variabel independen tersebut, desa yang akan dibentuk Desa Siaga satu tahun sebelumnya harus diprogramkan, terutama dalam pelatihan peningkatan kualitas sumberdaya manusianya, pembentukan Desa Siaga harus dilibatkan semua sektor (termasuk swasta, LSM, organisasi kewanitaan, organisasi kepemudaan, dan organisasi keagamaan, dan Tokoh-Tokoh Masyarakat lain), perlu dilakukan penelitian khusus mengenai variabel Poskesdes karena variabel ini menjadi determinan utama dalam upaya pembentukan Desa Siaga, dan pembentukann Desa Siaga seyogianya mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempatDaftar Pustaka : 25 (1985-2007)Kata Kunci : Desa Siaga

PENDAHULUANProgram Desa Siaga merupakan

program yang baru bergulir dan memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak dan sasaran yang ingin dicapai adalah “ pada akhir Tahun 2008 seluruh desa telah menjadi Desa Siaga “ Hal ini tidak akan berjalan dan tercapai jika program yang dijalankan hanya sebatas actificial dan tidak mengangkat “ Roh “

dari misi tersebut. Kiranya telaah kritis yang dipaparkan oleh Prof Dr.dr. Hari Kusnanto (FK UGM ) : “ Desa Siaga bukanlah sekedar suatu hal yang berbentuk gedung atau baliho, akan tetapi lebih pada penggerakan dan pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya promotif, preventif dan kuratif terhadap masalah kesehatan.

Page 2: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

119

Keberhasilan program Desa Siaga sangat ditentukan oleh penerimaan masayarakt terhadap program tersebut khususnya di wilayah Kabupaten Parigi , namun tentunya hal ini membutuhkan kerja keras seluruh stakeholder dengan melihat kondisi sosial budaya masyarakat setempat, hal ini sejalan dengan pernyataan dari Prof.Dr.dr Rusli Ngatimin,MPH. dalam “DOA” bahwa sehat itu bisa diterapkan dimana saja dengan cara yang berbeda-beda dengan hasil yang sama.

Pemerintah Sulawesi Tengah menetapkan target awal tahun 2006 yaitu 150 desa di wilayahnya sebagai Desa Siaga . Dalam kaitan itu masyarakat di 150 desa tersebut akan diberdayakan untuk mampu mencegah dan mengatasi masalah – masalah kesehatan secara mandiri. Kapala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah mengatakan tahun 2007 Pemerintah Sulteng mengembangkan 600 desa sebagai Desa Siaga, sedangkan tahun 2008 seluruh desa diharapkan sudah menjadi Desa SiagaPemerintah Kabupaten Parigi Moutong yang terdiri dari 14 Kecamatan pada tahun 2006 telah mengembangkan 32 desa menjadi Desa Siaga dan tahu 2007 ditambah lagi 30 desa menjadi Desa Siaga dan selanjutnya secara bertahap seluruh desa di Kabupaten Parigi Muotong akan dekembangkan menjadi Desa Siaga (Dinkes Kab Parimo,2007). Untuk Kecamatan Parigi Selatan terdapat 8 desa dengan jumlah penduduk 60.830. jiwa dengan jumlah rumah tangga 12.077. Gambaran kesehatan masyarakat secara umum di kecamatan Parigi Selatan dapat dilihat dari indikator kesehatan tahun 2005 , menunjukkan jumlah bayi lahir mati 5 orang, bayi mati 6 orang, jumlah balita mati 8 orang kematian ibu hamil 1 orang, dan bersalin 2 orang, malaria 395 orang, Tubersculosis 71 orang dan berat bayi lahir rendah 3 orang, BGM 21 orang,

PHBS (22 %) atau 285 RT dari 1260 RT yang dipantau (Dinas Kabupaten Parigi Moutong 2006).BAHAN DAN METODEJenis penelitianPenelitian Kualitatif dengan pendekatan indep interview dilanjutkan dengan Focus Group Discution untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pembentukan Desa Siaga. Dilakukan diKecamatan Parigi Selatan di Kabupaten Parigi MoutongAnalisis Data

Analisis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan kerangka pendekatan kualitatif. Alasannya karena didalam metode penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan hubungan sumber daya masyarakat dalam pembentukan Desa Siaga. Didalam penelitian deskriptif,kerangka kerja peneliti tidak saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari satu masalah yang ingin dipecahkan

Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti petunjuk (Miles dan Huberman, 1992, dalam Bung Tomo, 2004) yakni melalui tiga alur yaitu Reduksi data, Penyajian data dan penarikan kesimpulan.HASIL Pada penelitian ini kelompok umur responden yang terbanyak antara 35 - 39 tahun (23,7 %) dan kelompok umur responden yang tersedikit umur di atas 50 tahun (1,9 %). Responden yang terbanyak adalah perempuan (56,2 %) dan responden laki-laki (43,8 %). tidak memiliki pekerjaan hanya (4,4 %) dan yang memiliki pekerjaan (95,6 %). Jadi yang terbanyak adalah responden yang mempunyai pekerjaan tetap. Jenis pekerjaan yang terbanyak adalah tani (48,4%) dan yang tersedikit adalah ABRI/POLRI hanya 3,3 %

Page 3: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

119

Tabel. 1Hubungan POSKEDES dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan

Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

POSKESDES

Upaya Pembentukan Desa Siaga

TotalSangat setuju

SetujuRagu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

n % n % n % n % n % n %Sangat Setuju 0 0 4 80,0 0 0 0 0 1 20,0 5 100,0Setuju 2 15,4 5 38,5 6 46,2 0 0 0 0 13 100,0Ragu-ragu 15 18,8 59 73,8 5 6,3 1 1,3 0 0 80 100,0Tdk setuju 29 46,8 26 41,9 6 9,7 1 1,6 0 0 62 100,0Sgt tdk Setuju 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Jumlah 46 28,8 94 58,8 17 10,6 2 1,3 1 0,6 160 100,0

Sumber : Data primerHasil uji memperlihatkan

Pearson chi-squre = 68,136 > nilai X2

standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi = 0,000. Dengan demikian POSKESDES berhubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga. Besarnya hubungan antara variabel POSKESDES dengan Upaya

Pembentukan Desa Siaga yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,653. Nilai ini memberi arti bahwa 65,3 % kontribusi variabel POSKESDES terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawes.

Tabel. 2Hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan KegawatdaruratanSehari hari dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi

Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

KPKKSH

Upaya Pembentukan Desa Siaga

TotalSangat setuju

SetujuRagu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak

setujun % n % n % n % n % n %

Sngt. Setuju 0 0 2 100 0 0 0 0 0 0 2 100,0Setuju 2 7,7 20 76,9 4 15,4 0 0 0 0 26 100,0Ragu-ragu 2 8,3 13 54,2 8 33,3 0 0 1 4,2 24 100,0Tdk setuju 29 35,4 49 59,8 2 2,4 2 2,4 0 0 82 100,0Sgt tdk Setuju 13 50,0 10 38,5 3 11,5 0 0 0 0 26 100,0

Jumlah 46 28,8 94 58,8 17 10,6 2 1,3 1 0,6 160 100,0

Sumber : Data primerHasil uji memperlihatkan Pearson

chi-squre = 42,535 > nilai X2 standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi = 0,000. Ini berarti variabel Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdaruratan Sehari hari berhubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga .

Besarnya hubungan antara variabel Kesiapsiagaan Penanggulangan

Kegawatdaruratan Kesehatan Sehari hari dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga , yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,516 Nilai ini memberi arti bahwa 51,6% kontribusi variabel Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdaruratan Sehari hari terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan

120

Page 4: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

119

Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.Tabel. 3

Hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana (KPB) dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

K P B

Upaya Pembentukan Desa Siaga

TotalSangat setuju

SetujuRagu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak

setujun % n % n % n % n % n %

Sngt. Setuju 2 14,3 7 50,0 5 35,7 0 0 0 0 14 100,0Setuju 7 13,7 35 68,6 7 13,7 1 2,0 1 2,0 51 100,0Ragu-ragu 25 34,7 43 59,7 3 4,2 1 1,4 0 0 72 100,0Tdk setuju 12 52,2 9 39,1 2 8,7 0 0 0 0 23 100,0Sgt tdk Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 40 28,5 94 58,8 17 10,6 2 1,3 1 0,6 160 100,0

Sumber : Data primerHasil uji memperlihatkan Pearson

chi-squre = 27,333 > nilai X2 standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi = 0,007.Dengan demikian ada hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana (KPB) dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008. Besarnya hubungan antara variabel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana (KPB) dan Upaya

Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,413. Nilai ini memberi arti bahwa 41,3 % kontribusi variabel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

Tabel. 4Hubungan PHBS dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi

Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

PHBS

Upaya Pembentukan Desa Siaga

TotalSangat setuju

Setuju Ragu-raguTidak setuju

Sangat tidak

setujun % n % N % n % n % n %

Sngt. Setuju 0 0 2 100,0 0 0 0 0 0 0 2 100,0Setuju 0 0 1 100,0 0 0 0 0 0 0 1 100,0Ragu-ragu 23 21,5 71 66,4 11 10,3 1 0,9 1 0,9 107 100,0Tdk setuju 23 46,0 20 40,0 6 12,0 1 2,0 0 0 50 100,0Sgt tdk Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0

Jumlah 46 28,8 94 58,8 17 10,6 2 1,3 1 0,6 160 100,0

Sumber : Data primerHasil uji memperlihatkan

Pearson chi-squre =14,173 > nilai X2

standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi = 0,290. Dengan demikian

PHBS berhubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008.

121

Page 5: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

119

Besarnya hubungan antara variabel PHBS dan Upaya Pembentukan Desa Siaga yang dinilai melalui uji Phi(φ) = 0,298. Nilai ini memberi arti bahwa 29,8 % kontribusi variabel PHBS

terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.

Tabel. 5Hubungan Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) dengan Upaya Pembentukan Desa

Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

SBM

Upaya Pembentukan Desa Siaga

TotalSangat setuju

SetujuRagu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

n % n % n % n % n % n %

Sngt. Setuju 3 27,3 3 27,3 5 45,5 0 0 0 0 11 100,0Setuju 9 47,4 8 42,1 2 10,5 0 0 0 0 19 100,0Ragu-ragu 18 22,8 52 65,8 6 7,6 2 2,5 1 1,3 79 100,0Tdk setuju 12 33,3 22 61,1 2 5,6 0 0 0 0 36 100,0Sgt tdk Setuju 4 26,7 9 60,0 2 13,3 0 0 0 0 15 100,0

Jumlah 46 28,8 94 58,8 17 10,6 2 1,3 1 0,6 160 100,0

Sumber : Data primerHasil uji memperlihatkan

Pearson chi-squre =24,317 > nilai X2

standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi = 0,083. Dengan demikian Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM)

berhubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

Tabel. 6Hubungan Pembiayaan Kesehatan Berbasis Masyarakat (PKBM) dengan

Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

SBM

Upaya Pembentukan Desa Siaga

TotalSangat setuju

Setuju Ragu-raguTidak setuju

Sangat tidak setuju

n % n % n % n % n % n %

Sngt. Setuju 0 0 3 100, 0 0 0 0 0 0 3 100,0Setuju 18 21,7 58 69,9 5 6,0 2 2,4 0 0 83 100,0Ragu-ragu 28 37,8 33 44,6 12 16,2 0 0 1 1,4 74 100,0Tdk setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sgt tdk Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Jumlah 46 28,8 94 58,8 17 10,6 2 1,3 1 0,6 160 100,0

Sumber : Data primerHasil uji memperlihatkan

Pearson chi-squre =16,738 > nilai X2

standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi = 0,033. Dengan demikian Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat berhubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga.

Besarnya hubungan antara variabel Pembiayaan Kesehatan Berbasis Masyarakat (PKBM) dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,323.

122

Page 6: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

119

Nilai ini memberi arti bahwa 32,3% kontribusi variabel Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat terhadap Upaya Pembentukan Desa

Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

Tabel.7Resume Hasil Uji Hubungan Variabel Independen dengan Dependen di Kecamatan

Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

VARIABEL INDEPENDEN Upaya Pembentukan Desa Siaga

(Dependen)Jenis uji

Arah hub.*

Signif.Chi-square Phi (φ)

POSKESDES KPKKSH KPB SBM PKBM PHBS

68,13642,53527,33324,31716,73814,173

65,351,6341,339,032,329,8

SearahSearahSearahSearah SearahSearah

Sumber : data primer* Penilaian arah hubungan didasarkan atas hasil uji chi-square (negatif atau positif)

Tabel 6 memperlihatkan bahwa

dari ke enam variabel independen yang dinilai hubungannya dengan variabel Upaya Pembentukan Desa Siaga,semuanya memberikan hubungan searah yang bemarkna. Tingkatan kemaknaan terdiri dari (POSKESDES, KPKKSH, KPB,SBM,PKBM, dan PHBS ).. PEMBAHASAN 1. Hubungan Poskesdes dengan

Upaya Pembentukan Desa SiagaPoskesdes merupakan

upaya kemandiarian masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes di suatu desa diharapkan bisa menjadi pusat pengembangan upaya kemandirian masyarakat desa dalam bidang kesehatan. Bentuk upaya kemandirian tersebut yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Polindes (Pondok Persalinan Desa).

Poskesdes memiliki kegiatan, yakni pengamatan penyakit (epidemi) terutama untuk penyakit

menular potensial menimbulkan ledakan kasus (Kejadian Luar Biasa/KLB) dan faktor risiko penyebab, status gizi,serta kesehatan ibu, penanggulangan penyakit, gizi, dan kesehatan ibu, kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan masalah kesehatan darurat lainnya, pelayanan pengobatan sesuai kompetensi (pengobatan dengan jenis penyakit ringan), dan promosi kesehatan khususnya masalah gizi keluarga, perilaku hidup bersih dan sehat serta penyehatan lingkungan.

Dalam tabel 1 memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (Poskesdes) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi-square, X2 = 68,136 > nilai X2 standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,000 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Poskesdes dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong ProvinsiSulawesi Tengah Tahun 2008.

123

Page 7: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

119

Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Poskesdes dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,653. Nilai ini memberi arti bahwa 65.3 % kontribusi variabel Poskesdes terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 .

Poskesdes mempunyai peranan dalam mendukung dan atau menopang terbentuknya Desa Siaga disuatu desa yang akan dibentuk Desa Siga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah . Berdasarkan informasi dari Ka. Puskesmas dan Camat Parigi Selatan bahwa akhir tahun 2009 semua desa di Kecamatan Parigi Selatan sudah terbentuk Desa Siaga dan berfungsi sesuai dengan kebutuhan masyarakat di desa tersebut.

2. Hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdaruratan Kesehatan Sehari hari dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga

Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdaruratan Kesehatan Sehari hari merupakan pendukung dalam merealisasikan upaya pembentukan Desa Siaga disuatu desa yang akan dibentuk Desa Siaga. Bentuk penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari-hari disatu Desa Siaga harus terlaksana sesuai dengan pelayanan kegawatdaruratan yang dibutuhkan di desa tersebut. Untuk itu, keterampilan dan kesiapsiagaan petugas di Desa Siaga harus memadai dan berkualitas serta senantiasa tanggap dalam melaksanakan kegawatdaruratan dari berbagai macam penyakit dan

musibah yang terjadi di desa tersebut.

Dalam tabel 2 memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi-square, X2 = 42,535 > nilai X2 standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,000 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong ProvinsiSulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,516. Nilai ini memberi arti bahwa 51,6 % kontribusi variabel Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 .

Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan sehari hari mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung dan atau menopang terbentuknya Desa Siaga disuatu desa yang akan dibentuk Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah . Berdasarkan infformasi dari Ka. Puskesmas dan Camat Parigi Selatan bahwa sumberdaya manusia dan atau tenaga yang terampil tentang

124

Page 8: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

120

penanggulangan kesiapsiagaan kesehatan sehari-hari belum tersedia di empat desa yang akan dibentuk Desa Siaga yaitu Desa Olobaru, Desa Lemusa, Desa Boyantongo, dan Desa Sumbersari. Karena itu, perlu ada program pelatihan Kesiapsiagaan kegawatdaruratan kesehatan sehari-hari, di empat desa tersebut, dan tenaga yang akan dilatih juga diambil di desa tersebut.

3. Hubungan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga .

Kesiapsiagaan penanggulangan bencana di suatu desa mutlak dibutuhkan karena bencana/musibah datangnya tak disangka-sangka dan atau sulit untuk di prediksikan. Karena itu, sumberdaya manusia di desa yang akan dibentuk Desa Siaga harus tersedia tenaga yang terampil dan punya dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana di desanya masing-masing. Kesiapsiagaan dan tanggapnya petugas dalam melaksanakan penanggulangan bencana harus dibekali pengetahuan dan keterampilan yang memadai dari berbagai jenis bencana yang mungkin timbul dan yang pernah terjadi.

Upaya dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana merupakan elemen yang penting dalam persyaratan pembentukan Desa Siaga. Karena Desa Siaga bukanlah sekedar suatuhal yang harus dibentuk gedung atau baliho, tetapi lebih kepada pergerakan dan pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya promotif, preventif, dan kuratif terhadap permasalahan kesehatan dan permasalahan lainnya di desa tersebut.

Tabel 3 memberikan informasi tentang hubungan antara

variabel independen (Kesiapsiagaan penanggulangan bencana) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi-square, X2 = 27,333 > nilai X2 standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,007 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong ProvinsiSulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,413. Nilai ini memberi arti bahwa 41,3% kontribusi variabel Kesiapsiagaan penanggulangan bencana terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.

Aksi kesiapsiagaan penanggulangan bencana dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan dini, upaya tanggap darurat, terlaksananya tata laksana manajemen kedaruratan, KLB penyakit dan gizi buruk, serta pemberdayaan masyarakat desa untuk tahu dan ikut dalam kegiatan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Kalau hal ini terpenuhi di suatu desa, maka desa tersebut memenuhi syarat untuk dibentuk Desa Siaga. Sesuai dengan observasi di lapangan (lokasi penelitian) tenaga ahli dalam hal ini belum tersedia. Untuk itu, keempat desa di Kecamatan Parigi Selatan (Desa Olobaru, Desa Lemusa, Desa Boyantongo, dan Desa Sumbersari), yang direncakan untuk dibentuk

125

Page 9: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

121

Desa Siaga diupayakan sumberdaya manusia yang ada di desa tersebut diberikan pelatihan tentang kesiapsiagaan penanggulangan bencana.

4. Hubungan PHBS rumah tangga dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga

Dengan perilaku hidup bersih dan sehat dalam anggota rumah tangga diharapkan dapat membentuk pribadi-pribadi yang berpegang teguh kepada norma-norma kesehatan sehingga terbina masyarakat yang sadar, mau serta mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman kesehatan yang dicapai antara lain dengan memanfaatkan potensi dirinya dan anggota dalam rumah tangganya bersikap hidup bersih dan sehat. Sesuai indikator Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa sebuah desa dikatakan menjadi Desa Siaga apabila masyarakat di desa tersebut telah memiliki, memahami, dan melaksanakan perilaku hidup sehat dan bersih minimal 80%.

Dalam tabel 4 memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (Perilaku Hidup Besih dan Sehat) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi-square, X2 = 14,173 > nilai X2 standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,290 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Perilaku Hidup Besih dan Sehat dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong ProvinsiSulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Perilaku Hidup Besih dan Sehat dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi

Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,298. Nilai ini memberi arti bahwa 29,8 % kontribusi variabel Perilaku Hidup Besih dan Sehat terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 .

Sesuai dengan observasi dan wawancara terhadap responden dilokasi penelitian pemahaman tentang perilaku hidup bersih dan sehat sebagian besar responden belum melaksanakan norma-norma Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) tersebut. Untuk itu, promosi kesehatan tentang Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) di desa yang akan dibentuk Desa Siaga perlu dilaksanakan secara terjadwal agar masyarakat di desa yang akan dibentuk Desa Siaga dapat memahami, merasa memiliki, sadar, dan mau melaksanakan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) untuk dirinya sendiri dan anggota keluarganya dalam suatu rumah tangga.

5. Hubungan Surveilans Berbasisis Masyarakat dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga

Upaya surveilans berbasis masyarakat dan monitoring merupakan kegiatan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaporan mengenai hal-hal penting terkait dengan kesehatan, pengalokasian budget dan personil untuk investigasi ledakan kasus penyakit, respon cepat dan pengendalian, peningkatan sistem kewaspadaan kedaruratan dan pandemi.

Tabel 5 memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (Surveilans Berbasis Masyarakat) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi-

126

Page 10: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

122

square, X2 = 24,317 > nilai X2 standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,083 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara Surveilans Berbasis Masyarakat dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong ProvinsiSulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel Surveilans Berbasis Masyarakat dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,390. Nilai ini memberi arti bahwa 39,0 % kontribusi variabel Surveilans Berbasis Masyarakat terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 .

Surveilans berbasis masyarakat pada Desa Siaga mutlak dibutuhkan karena kegiatan ini merupakan suatu kunci dalam mengetahui dan menentukan gejolak penyakit dan atau KLB penyakit, mengantisipasi masalah kesehatan dan masalah-masalah lainnya yang dapat mengganggu kehidupan, prikehidupan dan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.

6. Hubungan Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga .

Untuk pendanaan kesehatan bersumber masyarakat mutlak dibutuhkan pada Desa Siaga, karena tidak semua jenis penyakit dan atau masalah-masalah kesehatan yang dianggarkan oleh pemerintah. Langkah-langkah pendanaan kesehatan oleh Pemerintah, yaitu peningkatan anggaran Nasional dan daerah, Penghapusan wajib stor hasil pelayanan kesehatan di daerah, meningkatkan transfer dalam

kesehatan dari pusat ke daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Dekonsentrasi (Dekon), meningkatkan anggaran promosi serta membentuk sistem jaminan kesehatan sosial bagi penduduk miskin.

Dalam tabel 6. memberikan informasi tentang hubungan antara variabel independen (pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat) dan variabel dependen (upaya pembentukan Desa Siaga). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji person chi-square, X2 = 16,738 > nilai X2 standar = 3,841 dengan tingkat signifikansi (p) = 0,033 ini berarti ada kemaknaan hubungan antara pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat dan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong ProvinsiSulawesi Tengah Tahun 2008. Sedangkan besarnya hubungan antara variabel pembiayaan kesehatan bersumber masyarakat dengan upaya pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 yang dinilai melalui uji Phi (φ) = 0,323. Nilai ini memberi arti bahwa 32,3 % kontribusi variabel pembiayaan kesehatan bersumber masyarakatterhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 .

Untuk mengkaji dana kesehatan yang bersumber dari masyarakat pada Desa Siaga perlu membentuk kelompok arisan. Kelompok inilah yang akan mengumpulkan dana sesuai dengan kemampuan masyarakat pada desa siaga tersebut. Dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan yang tidak dibiayai oleh Pemerintah. Informasi tentang dana siaga pada tahap awal (2006) Pemerintah telah menyiapkan

127

Page 11: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

123

anggaran sebesar Rp.18,8 milyar untuk 12.000 Desa Siaga, antara lain bagi penyediaan peralatan, pelatihan dan penyiapan sumberdaya. Diharapkan peranan pemerintah daerah untuk mensukseskan program Desa Siaga melalui konstribusinya dalam kegiatan operasional rutin Puskesdes (Depkes RI 2006).

7. Resume hubungan variabel independen dengan Dependen.

Tabel 7 memperlihatkan resume hubungan antara variabel yang termasuk kebutuhan (Poskesdes,Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan Kesehatan sehari-sehari, Kesiapsiagaan penanggulangan Bencana, Perilaku Hidup Sehat dan Bersih,Surveilans Berbasis Masyarakat, dan Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat) dengan variabel Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Pararigi Moutong .Variabel tersebut memberi arah hubungan searah dan bermakna terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Keenam variabel tersebut masing-masing memberikan konstribusi. respon terhadap Poskesdes memberi kontribusi (65,3%) terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga, Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdarutan Kesehatan hari-hari memberikan kontribusi (51,6 %) terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga, Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana memberikan kontribusi (41,3 %) terhadap Upaya Pembetukan Desa Siaga,Surveilans Berbasis Masyarakat memberikan kontribusi (39,0%) terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga, Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat memberikan kontribusi

(32,3 %), dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat rumah tangga memberikan kontribusi (29,8 %) terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga. Keenam variabel independen tersebut yang paling besar memberikan konstriusi terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga adalah variabel Poskesdes (65,3 %) sedangkan konstribusi yang keceil variabel perilaku hidup sehat dan bersih rumah tangga (29,8 %).

Keterbatasan PenelitianDalam pelaksanaan penelitian ini

ditemukan banyak kelemahan-kelemahan, antara lain : 1. Masih ada beberapa variabel yang

terlibat secara langsung maupun tidak langsung terhadap Upaya Pembentukan Desa Siaga menurut konsep Depkes RI misalnya Posyandu, Pos Obat Desa, Poliklinik Kesehatan Desa dan lain-lainnya, sedangkan pada penelitian hanya meneliti 6 yang dianggap sensitif dan memiliki hubungan dengan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.

2. Penelitian ini menggunakan desain ” Crossectional study ” yang berarti menilai variabel independen maupun dependennya hanya sesaat padahal untuk menilai Upaya Pembentukan Desa Siaga tidak hanya dinilai sesaat melalui persepsi responden , tetapi mengukur fakta nyata melalui beberapa waktu (dibutuhkan desain kohort ).

4. Menurut konsep Depkes RI (2006) variabel yang terlibat dalam Upaya Pembentukan Desa Siga harus diketahui ferekwensi pelayanannya, kesiapsiagaannya, dan program yang sudah berjalan dan yang belum dijalankan, tetapi pada penelitian ini hanya meneliti variabel persyaratan dalam pembentukan Desa Siaga .

128

Page 12: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

124

5. Dari hasil analisis dengan menggunakan skala Likert memungkinkan dilakukannya uji multivariat melalui regressi berganda logistik untuk memperlihatkan adanya interaksi diantara variabel, namun pada penelitian tidak dilakukan, dan hanya menggunakan uji bivariat (chi-square) dengan ukuran korelasi Phi (φ) untuk menilai urutan besarnya hubungan antar variabel.

KESIMPULANDari hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan pada akhirnya ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Ada hubungan antara Poskesdes dan

Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

2. Ada hubungan antara Kesiapsiagaan Penanggulangan Kegawatdaruratan Kesehatan Sehari-hari dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

3. Ada hubungan antara Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

4. Ada hubungan antara Surveilans Berbasisi Masyarakat dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

5. Ada hubungan antara Pembiayaan Kesehatan Bersumber Masyarakat dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

6. Ada hubungan antara PHBS rumah tangga dan Upaya Pembentukan Desa Siaga di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

SARAN1. Dilakukan advokasi tentang Desa

Siaga sebelum dibentuk Desa Siaga di satu desa yang direncakan akan dibentuk Desa Siaga

2. Dalam pembentukan Desa Siaga terlebih dahulu dilengkapi Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) minimal enam variabel independen tersebut

3. Desa yang akan dibentuk Desa Siaga satu tahun sebelumnya harus diprogramkan, terutama dalam pelatihan peningkatan kualitas sumberdaya manusianya

4. Pembentukan Desa Siaga harus dilibatkan semua sektor (termasuk swasta, LSM, organisasi kewanitaan, organisasi kepemudaan, dan organisasi keagamaan, dan Tokoh-Tokoh Masyarakat)

5. Perlu dilakukan penelitian khusus mengenai variabel Poskesdes karena variabel ini menjadi determinan utama dalam upaya pembentukan Desa Siaga

6. Pembentukann Desa Siaga seyogianya mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat

DAFTAR PUSTAKAAbdullah, 2007, Pedoman Kader Desa

Siaga Provinsi Sulawesi Tengah (Kriteria Desa Siaga), Dinkes Prov. Sulteng, Palu

Ahmad Sjafii, 2006,Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 2006, Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi Edisi 4, Program Pascasarjarna UNHAS, Makassar

Baharuddin, Nasirah dkk, 2007, Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga,Depkes RI, Jakarta

BPPSDM KES, 2007, Konsep Pemikiran dan Langkah-langkah Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Kesehatan Dalam Persiapan

129

Page 13: 5. bernadet

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal 118-130 Artikel V

125

Pelatihan Penyiapan SDM Kesehatan Desa Siaga(Gizi –net),(file:///F:DOKUMEN%20FOLDER/Desa%20Siaga/Fullnews.cgi.htm), diakses Tgl 19 Februarui 2008

Bung Tomo, 2004, Promosi Deviasi Positif Dalam Status Gizi Anak Balita Pada Keluarga Miskin Dalam Masyarakat di Kabupaten Kendari, (Tesis, 2004), Program Pascasarjana UNHAS, Makassar

Bustan M.N, 2000, Epidemiologi Kesehatan Darurat, FKM UNHAS, MakassarDachroni, 2002, Panduan Manajemen

PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat, Depkes RI, Jakarta

Darmyanti, 2007, Desa Siaga Dikembangkan, Sinar Harapan,(Www Google com),diakses 21 Januari 2007

Depkes RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga, Jakarta

__________, 2006, Pergerakan dan Pelaksanaan Desa Siaga, Jakarta

__________, 2006, Petunjuk Teknik Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes, Jakarta

Dinkes, 2007, Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Kader dan Tokoh Masyarakat, Pemerintah Provinsi Sul-Sel, Makassar (http://www.google.co.id/searchd?q=PemberdayaanMasyarakat +PERGERAKAN+PEMBERDAYAAN–US:official &dient=firefox-a), diakses 19 Januari 2007

Gani Mustari H, 2007, Derajat Kesehatan di Era Otonomi Daerah untuk Mencapai Millinium

Developmant Goals Indonesia, (online), Vol 3 No,2 (http//olam.ed.asu.edu/epaa/), diakses, tgl 19 Januari 2008

Handoko, M, 1992, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Kanisius, Yogyakarta

Hartono Bambang, 2006, Rumah Tangga Sehat (Ayo Lakukan Hidup Bersih dan Sehat), Depkes RI, Jakarta

Koeswora, 1986, Motivasi dan Penelitian, Angkasa, Bandung

Notoatmodjo, S, 2005 Metologi Penelitian Kesehatan, Reneka Cipta, Jakaarta

___________, 2004, Promosi Kesehatan, Renika Cipta, Jakarta

Ngatimin Rusli H.M, 2005, Ilmu Perilaku Kesehatan, yayasan “PK-3”, Makassar

____________, 2005, Promosi Kesehatan untuk Hidup Sehat, Yayasan “PK-3”, Makassar

Ravioanto J, 1985, Produktivitas dari Tenaga Kerja Indonesia, Lembaga sarana Informasi Usaha dan Produktivitas, Jakarta

S, Fatizanolo, 2007, Desa Siaga Tekan Kematian Ibu-Balita, (Gizi –net), (file:///F:DOKUMEN%20FOLDER/Desa%20Siaga/Fullnews.cgi.htm), diakses Tgl 19 Januaari 2008

Sarwono solita,1993, Sosiologi Kesehatan (Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya), Gadjah Mada University Press

Sugiyono, 2005, Statistiska untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung

Wibisana Widyastuti, dkk, 1994, ARRIF (Pemoman Manajemen Peran Serta Masyarakat, Depkes RI, Jakarta

130