5. BAB IV · 2013. 12. 5. · Bahasa Jawa dan geguritan atau mocopat melalui kegiatan...
Transcript of 5. BAB IV · 2013. 12. 5. · Bahasa Jawa dan geguritan atau mocopat melalui kegiatan...
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 PETANAHAN
1. Profil dan Sejarah SMP Negeri 1 Petanahan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Petanahan dengan Nomor
Statistik Sekolah (NSS): 201030405065, berdiri pada tanggal 1 Juli 1983. Sekolah
ini menempati lokasi di jalan, Laut Petanahan no. 16, Kecamatan Petanahan
Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah, kode pos 54382. Pada saat itu ada
tokoh masyarakat yang berperan penting didalamya, yaitu: Kepala Desa Munggu
(Bapak Madyo Widarso) dan Carik Munggu (Bapak Harjo Utomo). Sebelum
menempati gedung SMP ini, kegiatan belajar mengajar (KBM) ditempatkan di
SDN 1 Petanahan dengan diampu oleh Kepala SMP Negeri 1 Puring Bapak
Soepomo selama satu semester. Setelah itu datang kepala sekolah definitif dari
Klaten yang bernama Bapak Joko Wiyono (1984-1991). Pada tahun 1991 Bapak
Joko Wiyono dipindah tugas ke SMP Negeri 1 Prembun sebagai Kepala sekolah,
untuk sementara Kepala SMP Negeri 1 Petanahan diampu oleh Bapak M. Hamid
(Kepala SMP Negeri 1 Klirong) selama satu semester.
Selanjutnya datang Kepala Sekolah definitif baru yaitu, Bapak Sutejo, B.A
(guru SMP Negeri 3 Kebumen) hanya berlangsung selama satu tahun. Baru tahun
berikutnya ada pemindahan Kepala Sekolah dari SMP Negeri 2 Adimulyo Bapak
Parwoto, B.A (1992-1996). Sepeninggal kepemimpinan Bapak Parwoto yang
pindah tugas ke SMP Negeri 1 Adimulyo masih sama sebagai Kepala Sekolah,
SMP Negeri 1 Petanahan posisi Kepala Sekolah digantikan oleh Muh. Rosyid,
S.Pd (dulu guru SMP Negeri 1 Sadang). Bapak Muh. Rosyid, S.Pd memimpin di
SMP Negeri 1 Petanahan selama 7 tahun (1996-2003). Setelah itu kepemimpinan
digantikan oleh Bapak Wagiman, S,Pd (pindahan Kepala SMP Negeri 1 Ayah)
selama 8 tahun (2003-2011). Pada bulan Maret 2011, posisi Kepala Sekolah
diganti oleh Ibu Ari Sulistyowati, S.Pd (guru SMP Negeri 1 Padurejo Prembun)
sampai dengan akhir September 2011. Pada bulan Oktober sampai Desember 2011
terjadi kekosongan kepemimpinan, untuk sementara wakil kepala sekolah Drs.
50
Ngadimun mengisi sebagai Kepala Sekolah. Kemudian datang kepala sekolah
baru, yaitu: Dra. Murilah (guru SMP Negeri 3 Kutowinangun) sampai sekarang.
Untuk lokasi sekolah merupakan lokasi yang sangat strategis berada pada
lintasan kecamatan, dengan jarak kira-kira 1,5 km dari pusat kecamatan. Suasana
sangat nyaman, asri dengan ditumbuhi pepohonan yang rindang di sekelilingnya,
sehingga udaranya bersih dan sejuk, membuat suasana belajar menjadi tenang.
Sebagai pusat pembelajaran, lokasi strategis dan bangunan gedungnya juga tertata
rapi dengan kondisi baik karena didukung oleh sarana pendukung lainnya yang
baik pula seperti ruang laboratorium, ruang multi media, dll. Halaman sekolah
yang luas sehingga ruang terbukanya sangat baik untuk sirkulasi udara. Sebagai
lembaga pendidikan menengah pertama, dengan segala dinamikanya, SMP Negeri
1 Petanahan dengan akreditasi “A” ini terus berbenah diri meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (guru, karyawan, dan peserta didik), mutu dan pelayanan
pendidikan, serta sarana prasarana pendukung. Sekolah dengan status negeri ini,
penyelenggaraan proses belajar mengajarnya pagi hari dengan sistem fullday hari
kerja (Senin sampai Sabtu).1
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Visi SMP Negeri 1 Petanahan adalah: “Terwujudnya peserta didik yang
berbudi luhur, terampil, dan berprestasi.” Dengan indikator yang dikembangkan:
a. Memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Tertib dan disiplin dalam kegiatan pembelajaran
c. Memiliki perilaku jujur dan santun
d. Hubungan antarwarga sekolah familier dan harmonis
e. Memiliki keterampilan dan kecakapan hidup
f. Memiliki lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif
g. Berprestasi dalam kegiatan akademik
h. Berprestasi dalam kegiatan nonakademik
i. Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah
j. Mengarahkan langkah-langkah strategis sekolah
Untuk mewujudkan visi tersebut dengan segala indikatornya diperlukan
1 Dokumentasi SMP Negeri 1 Petanahan, diambil pada tanggal 11 Oktober 2012
51
misi yang jelas. Adapun misi SMP Negeri 1 Petanahan adalah:
a. Menciptakan lulusan yang berkualitas, berprestasi, dan berakhlak mulia
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan ajaran
agama yang dianut agar terbangun peserta didik yang berakhlak mulia
c. Mengaktifkan peserta didik menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
d. Membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi dirinya sehingga
dapat berkembang secara optimal
e. Mendorong semangat keunggulan secara intesif kepada seluruh warga
sekolah
f. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif agar setiap
peserta didik berkembang secara optimal sesuai potesi yang dimiliki
Visi dan misi tersebut, mendasari tujuan sekolah yang ingin dicapai
sebagai berikut:
a. Meningkatkan persentase kelulusan 100% pada tahun 2011/2012 dengan
nilai rata-rata ujian nasional meningkat dari 6,94 menjadi 7,15 dan ujian
sekolah dari 7,89 menjadi 8,00
b. Mampu bersaing dalam lomba mata pelajaran IPS, Kebahasaan, Fisika,
Biologi, Astronomi, dan Matematika serta masuk 3 besar di tingkat
kabupaten dan menjadi wakil ke tingkat provinsi
c. Meraih kejuaraan dalam bidang tenis meja, bulutangkis, atletik, dan Liga
Pendidikan Indonesia (LPI) di tingkat kabupaten dan menjadi wakil
Karesidenan Kedu ke tingkat provinsi
d. Meraih kejuaraan dalam bidang story telling sebagai juara pertama di
tingkat kabupaten
e. Meraih kejuaraan dalam bidang seni lukis, rebana, dan MTQ sebagai juara
ketiga di tingkat kabupaten
f. Meraih kejuaraan di bidang ekstrakurikuler Pramuka sebagai juara pertama
di tingkat kabupaten
52
g. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditandai dengan guru
menerapkan Pendekatan Kontekstual, PAIKEM, serta layanan bimbingan
dan konseling
h. Mewujudkan kebiasaan hidup bersih dan disiplin dikalangan guru dan
peserta didik
i. Mewujudkan kebiasaan beribadah sesuai ajaran agama sebagai dasar
pembentukan akhlak mulia
j. Melestarikan budaya daerah melalui muatan local bahasa daerah, yaitu
Bahasa Jawa dan geguritan atau mocopat melalui kegiatan ekstrakurikuler
k. Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan melalui kegiatan PMR
dan Pramuka, baik lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, misalnya
perkemahan
l. Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup, khususnya di bidang
keterampilan elektronika
m. Meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas pembiayaan sekolah
n. Mewujudkan pengelolaan sekolah secara demokratis, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan
o. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan secara memadai serta
mendayagunakannya secara optimal
p. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif bagi peningkatan kualitas
proses dan hasil pembelajaran
q. Menerapkan penilaian berbasis kelas dengan instrument yang bervariasi,
baik ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
ulangan kenaikan kelas, dan ujian nasional atau sekolah secara transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan
r. Melaksanakan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran dan
ekstrakurikuler
s. Melaksanakan manajemen berbasis sekolah2
2 Dokumentasi SMP Negeri 1 Petanahan, diambil pada tanggal 11 Oktober 2012
53
3. Letak Geografis SMP Negeri 1 Petanahan
SMP Negeri 1 Petanahan menempati lahan seluas 20.584 m2, luas
bangunan seluruhnya 4.210 m2, Status tanah dan bangunan milik pemerintah,
terletak di Desa Munggu. Adapun batas-batas SMP Negeri 1 Petanahan sebagai
berikut:
a. Wilayah sebelah barat berbatasan dengan lahan pertanian warga
b. Wilayah timur berbatasan dengan jalan raya
c. Wilayah sebelah selatan berbatasan dengan perkampungan warga
d. Wilayah sebelah utara berbatasan dengan perkampungan warga3
4. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi SMP Negeri 1 Petanahan sepenuhnya mengikuti pola
umum yang berlaku dari Departemen Pendidikan Nasional. Hal tersebut dapat
dilihat dari bagan struktur organisasi yang ada. Jika dilihat bentuknya, maka
struktur organisasi tersebut berpola hirarkis yaitu pola atas-bawah dengan
menempatkan kepala sekolah pada posisi tertinggi. Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi tumpang tindih dan penumpukan beban kerja, SMP Negeri 1
Petanahan telah membuat struktur organisasi atas dasar pembagian kerja masing-
masing. Dengan demikian manajemen dan organisasi sekolah dapat berjalan baik
menuju tujuan dan rencana strategis berdasarkan visi dan misinya.
Adapun struktur organisasi tersebut terdiri dari: Kepala sekolah sebagai
top leader yang mengkoordinir segala kegiatan atau tugas yang berkaitan dengan
sekolah. Artinya, kepala sekolah merupakan orang yang bertanggung jawab
secara keseluruhan baik internal maupun eksternal atas pelaksanaan pengelolaan
sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dibantu oleh lima wakil
sesuai bidang yang diurus, masing-masing yaitu Koordinator Wakil Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Urusan Kurikulum, Wakil Kepala Urusan Kesiswaan,
Wakil Kepala Urusan Hubungan Masyarakat (Humas), Wakil Kepala Urusan
Sarana Prasarana. Disamping itu, kepala sekolah juga menjadi penanggung jawab
langsung dari berbagai elemen pelayanan sekolah, seperti perpustakaan dan
laboratorium (lab. IPA, dan komputer).
3 Data observasi, tanggal 1 Oktober 2012 di SMP Negeri 1 Petanahan
54
Secara detail struktur organisasi SMP Negeri 1 Petanahan tahun pelajaran
2012/2013 adalah sebagai berikut:
Kepala Sekolah : Dra. Murilah
Koordinator Wakil Kepala : Drs. Ngadimun
Wakil Kepala Urusan Kurikulum : Suparno, S.Pd.
Wakil Kepala Urusan Kesiswaan : Tarkhim, S.Pd.
Wakil Kepala Urusan Humas : Abdul Kholik, S.Ag.
Wakil Kepala Urusan Sarpras : Drs. Parjan
Kepala Tata Usaha : Murdaningsih4
5. Keadaan Guru dan Karyawan
Jumlah guru di SMP Negeri 1 Petanahan tahun pelajaran 2012/2013 adalah
38 orang, terdiri dari 12 laki-laki dan 26 perempuan. Jika dilihat dari
kepegawaiannya, terdiri dari 35 orang guru PNS dan 3 orang guru honorer.
Sedangkan jika berdasarkan kualifikasi pendidikan, guru tersebut telah memenuhi
kualifikasi pendidikan dan kompeten dalam bidang yang diajarkan sesuai dengan
kualifikasi pendidikannya, S1 (33 orang), D3 (1 orang), D2 (3 orang), D1 (1
orang), sekarang ini ada lima orang guru sedang melanjutkan studi program S1.
Sementara keadaan guru berdasarkan agama adalah 35 orang beragama Islam, dan
3 orang beragama Kristen. Adapun guru PAI berjumlah 2 orang dan keduanya
laki-laki, yaitu Abdul Kholiq, S.Ag, dan Moh. Muhdowi, S.Ag, (PNS).
Dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi sekolah, SMP Negeri 1
Petanahan didukung oleh manajemen yang baik, dengan personalia yang cukup
handal dan berpengalaman, dan telah menggunakan sistem komputerisasi. Jumlah
karyawan atau pegawai seluruhnya berjumlah 13 orang, terdiri dari 9 laki-laki dan
4 perempuan. Jika dilihat status kepegawaiannya, 8 orang pegawai tetap (PNS)
dan 5 orang tenaga honorer (pegawai tidak tetap). Sedangkan jika dilihat dari
kualifikasi pendidikan, SMP (2 orang), SMA (9 orang), S1 atau sarjana (2 orang).
Sementara menurut agama yang dipeluk, semua pegawai dan karyawan di SMP
4 Dokumentasi SMP Negeri 1 Petanahan, diambil pada tanggal 11 Oktober 2012
55
Negeri 1 Petanahan beragama Islam.5
6. Keadaan Peserta Didik
Peserta didik merupakan salah satu komponen pembelajaran yang menjadi
subyek didik, keberadaannya tidak terpisahkan dari sistem pembelajaran di
sekolah, karena peserta didik sebagai pembelajar dengan segala karakteristiknya
dalam mencapai tujuan pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan. Jumlah
peserta didik SMP Negeri 1 Petanahan pada tahun pelajaran 2012/2013 (keadaan
Bulan September 2012) adalah 720 (tujuh ratus dua puluh), terdiri dari peserta
didik laki-laki 345 dan perempuan 375.
Jumlah tersebut terbagi dalam tiga kelas, yaitu: kelas VII berjumlah 256
peserta didik terbagi pada 8 kelas, kelas VIII berjumlah 225 peserta didik dengan
terbagi pada 7 kelas, dan kelas IX berjumlah 239 peserta didik terbagi 8 kelas.
Dilihat dari input (peserta didik yang masuk) ke SMP Negeri 1 Petanahan, melalui
satu jalur, yaitu: Nilai Ujian Nasional (NUN) baik dari lulusan SD atau MI
(Madrasah Ibditaiyah) negeri atau swasta yang memenuhi persyaratan.6
7. Keadaan Fasilitas Sekolah
Fasilitas yang ada di SMP Negeri 1 Petanahan sangatlah mendukung
berjalannya proses kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan tersebut dapat
berjalan sesuai dengan keinginan dan harapan. Fasilitas dilengkapi dengan ruang
belajar (23) dan pengelolaan administrasi, sekolah ini juga dilengkapi dengan
fasilitas pembelajaran lainnya, seperti perpustakaan, laboratorium, ruang
serbaguna, ruang kesehatan (UKS), ruang OSIS, ruang bimbingan dan konseling
(BK), sarana ibadah berupa mushola dan yang lainnya. Sementara buku-buku dan
fasilitas pendidikan lain yang dimiliki SMP Negeri 1 Petanahan, juga dapat
dijadikan sebagai sumber belajar, serta berbagai perlengkapan sekolah yang
mendukung keseluruhan kegiatan pembelajaran.
Buku referensi yang ada 92 eksemplar, buku koleksi pengayaan fiksi ada
286 eksemplar, dan untuk buku non fiksi ada 1077 ekslempar. Meskipun saat ini
pelayanan sirkulasi dan penyimpanan masih bersifat manual, namun pihak
5 Dokumentasi SMP Negeri 1 Petanahan, diambil pada tanggal 11 Oktober 2012 6 Dokumentasi SMP Negeri 1 Petanahan diambil pada tanggal 11 Oktober 2012
56
sekolah sedang mengupayakan sistem pelayanan perpustakaan dengan
menggunakan sistem komputerisasi, dengan harapan dapat memberikan pelayanan
prima.7
B. MASTERY LEARNING DALAM PENCAPAIAN STANDAR
KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KELAS VII DI SMP
NEGERI 1 PETANAHAN
1. Mastery learning di SMP Negeri 1 Petanahan
Mastery learning yang biasa diartikan sebagai proses pembelajaran yang
dilakukan secara sistematis dan terstruktur, bertujuan mengadaptasikan
pembelajaran pada peserta didik kelompok besar, membantu mengatasi
perbedaan-perbedaan yang terdapat pada peserta didik dan berguna untuk
menciptakan kecepatan belajar (rate of progress). Artinya, mastery learning
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menganut azas ketuntasan
belajar, dengan tolak ukur yang digunakan pada pencapaian hasil belajar, yakni
tingkat kemampuan peserta didik orang perorang, bukan perkelas dalam mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan cara ini, guru akan memberikan
layanan sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual peserta didik, sehingga
potensi masing-masing peserta didik berkembang secara optimal.
Pendekatan ini berawal dari asumsi, bahwa di dalam kondisi yang tepat,
semua peserta didik mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil yang
maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik
memperoleh hasil maksimal pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis.
Kesistematisan akan tercermin dari strategi yang dilaksanakan, terutama dalam
mengorganisasi tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan
bimbingan terhadap peserta didik yang lambat mencapai tujuan (kompetensi) yang
telah ditentukan.
Belajar tuntas merupakan suatu upaya belajar dengan penekanan peserta
didik harus menguasai seluruh bahan ajar. Karena menguasai 100% bahan ajar
amat sukar, maka yang dijadikan ukuran biasanya menguasai 75% tujuan atau
7 Dokumentasi SMP Negeri 1 Petanahan, diambil pada tanggal 11 Oktober 2012
57
kompetensi yang harus dicapai. SMP Negeri 1 Petanahan pada tiap jenis mata
pelajaran menetapkan tingkat ketuntasan yang berbeda sesuai dengan persepsi
terhadap tingkat kesukaran dan kedalaman mata pelajaran tesebut. Dalam konsep
KTSP kriteria ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran PAI adalah minimal peserta
didik harus memperoleh nilai 75. Jika dibawah 75 belum dianggap tuntas dan
harus mengulang. Menurut Bapak Moh. Muhdowi, standar kompetensi atau
standar ketuntasan PAI yang berlaku di SMP Negeri 1 Petanahan adalah
ditetapkan sendiri oleh sekolah dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Antara lain, melihat kemampuan para peserta didik. Penetapan standar oleh pihak
sekolah sesuai dengan Peraturan Departemen Pendidikan Nasional tentang
penetapan sendiri standar ketuntasan minimal yang dipakainya.8
2. Pencapaian Tuntas Standar Kompetensi kelas VII di SMP Negeri 1
Petanahan
Standar kompetensi merupakan kemampuan yang dapat dilakukan atau
ditampilkan untuk satu mata pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu
yang harus dimiliki oleh peserta didik, atau kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan dalam suatu mata pelajaran. Kompetensi di artikan sebagai kebulatan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan, ditunjukan
atau ditampilkan oleh peserta didik sebagai hasil belajar. Sebagaimana telah
disinggung pada bagian sebelumnya, bahwa mastery learning merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang menganut azas ketuntasan belajar, dengan tolok
ukur yang digunakan pada pencapaian hasil belajar, yakni dalam mencapai
Standar Kompetensi (SK) yang telah ditetapkan dalam pembelajaran PAI.
Ketuntasan belajar (mastery learning) dalam pembelajaran PAI di SMP
Negeri 1 Petanahan dijadikan sebagai salah satu strategi dan model pembelajaran
yang diimplementasikan dalam bentuk klasikal yang diindividualisasikan.
Pembelajaran individual (individualized instruction) merupakan ciri khas dari
mastery learning. Melalui mastery learning ini, maka masing-masing siswa akan
8 Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan, wawancara tanggal 4 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
Hasil wawancara peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1 Petanahan
58
berpacu atau berkompetisi dalam menyelesaikan Standar Kompetensi yang ada.
Standar kompetensi (S.K.) sebagai tujuan mata pelajaran, penjabarannya secara
hirarkis ke bawah. Standar Kompetensi penjabaran lebih lanjut dari Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi dapat dijabarkan menjadi 3-6 KD.
Standar Kompetensi (S.K.) mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan berisi
batas kemampuan minimal yang harus dicapai setelah peserta didik
menyelesaikan proses pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan yang
diikutinya. Dalam penuturan Bapak Abdul Kholik dan Bapak Moh. Muhdowi,
bahwa peserta didik sebagian besar berhasil dalam pencapaian tuntas Standar
Kompetensi.9
Dengan demikian Standar Kompetensi yang ada pada kelas VII SMP
Negeri 1 Petanahan pada dasarnya harus dikuasai oleh peserta didiknya mengingat
adanya pelaksanaan KTSP yang mengharuskan pencapaian ketuntasan dalam
pencapaian Standar Kompetensi secara individual. Standar Kompetensi yang
terkait dengan peserta didik dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik yang memungkinkannya
menunaikan tugas-tugas tertentu berdasarkan pengetahuan (knowledge),
pemahaman (understand), keterampilan (skill) nilai (value), sikap (attitude), dan
minat (interest) yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran
PAI di sekolah. Ciri utama peserta didik yang bisa melanjutkan ke pembelajaran
berikutnya adalah apabila ia telah dapat menjalankan suatu tugas dengan tuntas
(mastery learning).
3. Pencapaian Tuntas Kompetensi Dasar kelas VII di SMP Negeri 1
Petanahan
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang
harus dimiliki oleh kelulusan atau kemampuan minimal yang harus dapat
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik dari standar kompetensi untuk suatu
mata pelajaran. Kompetensi dasar sebagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan
minimal yang harus dikuasai peserta didik untuk menunjukan bahwa peserta didik
9 Bapak Abdul Kholik dan Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan, wawancara tanggal 4 dan 5 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
59
telah menguasai standar kompetensi yang telah ditentukan. Dengan kata lain,
kompetensi dasar merupakan perincian lebih lanjut dari standar kompetensi.
Menurut Bapak Moh. Muhdowi dan Bapak Abdul Kholik untuk kriteria
pencapaian tuntas peserta didik pada kompetensi dasar ditentukan berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dalam skala kecil misalnya dalam satu unit
pelajaran (RPP) peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada Kompetensi
Dasar tertentu, maka yang bersangkutan harus mengikuti program perbaikan yaitu
remidial. Standar Kompetensi dapat dijabarkan menjadi 3-6 KD, dan KD dapat
dijabarkan menjadi 2-5 indikator.
Dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan, untuk mengukur
tingkat pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar diperlukan
penetapan KKM. Pada kelas VII penetapan KKM dilakukan pada awal tahun
pelajaran.10 Dalam menetapkan KKM mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1
Petanahan dengan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu:
a. Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai oleh peserta didik. Untuk
dapat memahami kompetensi yang tingkat kompleksitas tinggi,
membutuhkan penalaran dan kecermatan siswa yang tinggi pula, serta
pendidik yang kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran.
Tingkat kompleksitas tinggi, bila dalam pelaksanaannya menuntut:
1) Sumber daya manusia, memahami kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran
2) Waktu, harus mencukupi kompetensi dasar agar tersampaikan
3) Penalaran dan kecermatan peserta didik yang tinggi
b. Daya dukung, kemampuan sumberdaya pendukung yaitu ketersediaan
tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan kompetensi,dan manajemen sekolah.
c. Intake (tingkat kemampuan rata-rata) peserta didik, KKM kelas VII
didasarkan pada hasil seleksi PSB, NUN, Rapor kelas VI SD atau MI, test
10 Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan, wawancara tanggal 4 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
60
seleksi masuk atau psikotes.
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Petanahan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/ semester : VII/ 1
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Standar Kompetensi/ kompetensi dasar Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Penetapan
Ketuntasan
KKM SK KD Indikator
pencapaian kompetensi
Kompleksitas
Daya Dukung
Intake
1 2 3 4 5 6 7 1. Menerapkan
hukum bacaan al-Syamsiyah dan al-Qomariah
a. Menjelaskan hukum bacaan al-Syamsiyah dan al-Qomariah
1) Menjelaskan pengertian hukum bacaan al-Syamsiyah dan al-Qomariah
2) Menyebutkan hukum bacaan-bacaan al-Syamsiyah dan al-Qomariah
3) Menunjukan contoh bacaan-bacaan al-Syamsiyah dan al-Qomariah dalam bacaan surat-surat al-Qur’an dengan benar.
75 76 74 75
b. Membedakan hukum bacaan-bacaan al-Syamsiyah dan al-Qomariah
1) Menyebutkan ciri-ciri hukum bacaan Al-Syamsiyah.
2) Menyebutkan ciri-ciri hukum bacaan Al-Qomariyah.
3) Membandingkan ciri-ciri hukum bacaan Al-Syamsiyah dan
74 76 75 75
61
Al- Qomariyah.
c. Menerapkan bacaan-bacaan al-Syamsiyah dan al-Qomariah dalam bacaan surat-surat al-Qur’an dengan benar.
1) Menelaah hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qomariyah dalam QS. al-D{uha.
2) Menelaah hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qomariyah dalam QS. al-‘Adiyat.
75 76 74 75
KKM Standar Kompetensi 1 75 2. Meningkat
kan keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifatNya.
a. Membaca ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT.
1) Membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat nafsiyah (Wujud).
2) Membaca ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat salbiyah (Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lilhawadits, Qiyamuhu binafsih, dan Wahdaniyyah.
3) Membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat ma’ani (Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayyat, Sama’, Bashar, dan Kalam).
75
76
74 75
b. Menyebutkan arti ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan
1) Menerjemahkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat nafsiyah (Wujud).
74 77 74 75
62
sifat-sifat Allah SWT
2) Menerjemahkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat salbiyah (Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lilhawadits, Qiyamuhu binafsih, dan Wahdaniyyah).
3) Menerjemahkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat ma’ani (Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayyat, Sama’, Bashar, dan Kalam).
c. Menunjukan tanda-tanda adanya Allah SWT.
1) Menjelaskan pengertian iman kepada Allah.
2) Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam semesta.
3) Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya.
4) Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui dalil naqli
75 76 74 75
d. Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
1) Menyerahkan diri kepada Allah dengan cara bertawakkal.
2) Belajar giat untuk mendapatkan nikmat dan
74 73 78 75
63
karunia Allah. 3) Berbuat baik
terhadap sesamanya dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi.
KKM Standar Kompetensi 2 75 3. Membiasaka
n perilaku terpuji
a. Menjelaskan pengertian tawad}u, taat, qana’ah, dan sabar.
1) Menjelaskan pengertian tawad}u dan menunjukkan dalil naqlinya.
2) Menjelaskan pengertian taat dan menunjukkan dalil naqlinya.
3) Menjelaskan pengertian qana’ah dan menunjukkan dalil naqlinya.
4) Menjelaskan pengertian sabar dan menunjukkan dalil naqlinya.
74 76 75 75
b. Menampilkan contoh-contoh perilaku tawad}u, taat, qana’ah dan sabar
1) Menampilkan contoh-contoh perilaku tawad}u.
2) Menampilkan contoh-contoh perilaku taat.
3) Menampilkan contoh-contoh perilaku qana’ah.
4) Menampilkan contoh-contoh perilaku sabar.
73 77 75 75
c. Membiasakan perilaku tawad}u, taat, qana’ah dan sabar
1) Membiasakan perilaku tawad}u, taat, qana’ah, dan sabar dalam lingkungan keluarga.
2) Membiasakan
74 76 75 75
64
perilaku tawad}u, taat, qana’ah, dan sabar dalam lingkungan sekolah.
3) Membiasakan perilaku tawad}u, taat, qana’ah, dan sabar dalam lingkungan masyarakat
KKM Standar Kompetensi 3 75 4. Memahami
ketentuan-ketentuan bersuci (t}aharah)
a. Menjelaskan ketentuan-ketentuan wud}u dan tayamum.
1) Menjelaskan pengertian wud}u dan dasar hukumnya.
2) Menjelaskan pengertian tayamum dan dasar hukumnya.
3) Menyebutkan hal-hal yang membatalkan wud}u dan tayamum.
4) Menjelaskan tata cara wud}u dan tayamum.
5) Mempraktikkan wud}u dan tayamum di sekolah.
6) Menyebutkan perbedaan antara wud}u dan tayamum.
74 76 75 75
b. Menjelaskan ketentuan-ketentuan mandi wajib.
1) Menjelaskan pengertian mandi wajib dan dasar hukumnya.
2) Menyebutkan hal-hal yang menyebabkan mandi wajib.
3) Menjelaskan
77 77 71 75
65
tatacara mandi wajib.
4) Mendemonstrasikan mandi wajib secara singkat
c. Menjelaskan perbedaan h}adas}| dan najis
1) Menjelasakan pengertian had}as}} dan najis serta menunjukkan dasar hukumnya.
2) Menyebutkan macam-macam had}as} dan cara mensucikannya.
3) Menyebutkan macam-macam najis dan cara mensucikannya.
4) Menyebutkan perbedaan antara had}as} dan najis.
75 76 74 75
KKM Standar Kompetensi 4 75 5. Memahami
tata cara s}alat
a. Menjelaskan ketentuan-ketentuan s}alat wajib.
1) Menjelaskan pengertian s}alat wajib dan dasar hukumnya.
2) Menyebutkan syarat-syarat s}alat.
3) Menyebutkan rukun-rukun s}alat.
4) Menyebutkan sunnah-sunnah s}alat.
5) Menyebutkan hal-hal yang membatalkan s}alat
75
77 73 75
b.Mempraktikan s}alat wajib
1) Menjelaskan tata cara s}alat wajib secara berurutan (tertib).
75 76 74 75
66
2) Menyebutkan bacaan-bacaan s}alat yang pokok.
3) Memperagakan bagian-bagian dari gerakan s}alat.
4) Mempraktikkan s}alat wajib secara benar.
KKM Standar Kompetensi 5 75 6. Memahami
sejarah Rasulullah Muhammad SAW.
a. Menjelaskan sejarah Rasulullah Muhammad SAW.
1) Menjelaskan berbagai peristiwa yang melatarbelakangi kelahiran Rasulullah Muhammad SAW
2) Menjelaskan sejarah kelahiran Rasulullah Muhammad SAW
3) Menjelaskan sejarah pertumbuhan Rasulullah Muhammad SAW mulai kanak-kanak hingga diangkat menjadi Nabi
77 76 72 75
b. Menjelaskan misi Rasulullah Muhammad SAW untuk semua manusia.
1) Menjelaskan misi kehadiran Rasulullah Muhammad SAW khusus untuk umat Islam.
2) Menjelaskan misi kehadiran Rasulullah Muhammad SAW untuk semua manusia dan bangsa.
74 76 75 75
KKM Standar Kompetensi 5 75
67
KKM semester 1 75
Pada dasanya Kompetensi Dasar yang ada pada kelas VII SMP Negeri 1
Petanahan harus dikuasai oleh peserta didiknya secara tuntas. Ciri utama peserta
didik yang bisa melanjutkan ke pembelajaran berikutnya adalah apabila ia telah
dapat menjalankan suatu tugas dengan tuntas (mastery learning). Jika serangkaian
indikator hasil belajar telah tampak pada diri siswa, maka target Kompetensi
Dasar tersebut telah tercapai. Apabila Kompetensi Dasar (minimal) telah tercapai
oleh siswa, maka target Standar Kompetensi telah tercapai, begitu seterusnya.
Begitu juga sebaliknya, apabila indikator keberhasilan belum dikuasai (belum
tuntas), maka target Kompetensi Dasar yang dipelajari belum tercapai, secara
otomatis akan berimplikasi pada ketercapaian Standar Kompetensi. Dan sebagai
tolak ukur belum tuntas atau tuntasnya peserta didik tingkat pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar diperlukan adanya Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
C. IMPLEMENTASI MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
PAI KELAS VII DI SMP NEGERI 1 PETANAHAN
Dalam pembelajaran sesuai dengan peranannya yang sangat penting,
seorang guru mempunyai tugas-tugas pokok dalam mengolah, merencanakan,
mengevaluasi dan membimbing kegiatan belajar mengajar dengan sebaik-baiknya
disamping memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya, mengetahui
tujuan apa yang harus dicapai setelah adanya proses pembelajaran sehingga terjadi
proses pengalaman belajar yang baik. Seorang guru juga perlu memiliki beberapa
prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan peserta didik di
dalam merangsang strategi pembelajaran ataupun melaksanakan pembelajaran.
Peningkatan potensi peserta didik itu salah satunya dengan menerapkan
jenis-jenis strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mampu
mencapai kompetensi secara penuh utuh dan kontekstual, oleh karenanya SMP
Negeri 1 Petanahan melaksanakan strategi mastery learning sebagai upaya
meningkatkan mutu pendidikan, yaitu mengembangkan peserta didik dalam
68
proses pembelajaran di kelas. Pada tahap pelaksanaan mastery learning dalam
pembelajaran PAI ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran PAI
Penentuan tujuan pembelajaran dilakukan melalui pengembangan silabus.
Silabus merupakan pedoman dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Manfaat dari perumusan tujuan pembelajaran PAI sebelum proses
pembelajaran yaitu dapat mengukur tingkat keberhasilan atau prestasi seseorang.
Menurut Bapak Abdul Kholik dan Moh. Muhdowi sepakat bahwa komponen
perumusan tujuan pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Kejelasan rumusan (operasional)
b. Kelengkapan cakupan materi
c. Kesesuaian dengan kompetensi dasar11
Dari hasil diatas bisa dikatakan bahwa perumusan tujuan pembelajaran
berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang akan ditargetkan atau
dicapai. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
operasional dari Kompetensi Dasar. Apabila rumusan Kompetensi Dasar sudah
operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan
pembelajaran. Dalam perumusan pembelajaran PAI Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar itu mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hal inilah yang ingin dcapai oleh pihak sekolah bersama guru PAI
terhadap peserta didik di SMP Negeri 1 Petanahan. Selain itu ada beberapa alasan
tujuan pembelajaran perlu dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut:
a. Perumusan tujuan pembelajaran yang jelas dapat digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran
b. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar peserta didik
c. Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran
11 Bapak Abdul Kholik, Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan, wawancara tanggal 4 dan 5 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
69
d. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran
Adanya beberapa alasan tujuan pembelajaran perlu dirumuskan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran diatas, maka posisi tujuan pembelajaran dalam
pelaksanaan pembelajaran sangatlah penting. Oleh karena itu, diwajibkan setiap
guru yang mengajar harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
terlebih dahulu. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam pembelajaran PAI
yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yakni manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal
dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Secara umum tujuan pembelajaran yang dapat dicapai dalam pembelajaran
PAI kelas VII di SMP Negeri 1 Petanahan pada masing-masing indikator dari
kompetensi dasar sebagai berikut:
a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian bacaan al-Syamsiyah dan al-
Qomariah, dapat membedakan hukum bacaan al-Syamsiyah dan al-
Qomariah, dapat mempraktekan bacaan al-Syamsiyah dan al-Qomariah
dalam ayat-ayat pilihan dengan benar.
b. Peserta didik dapat menjelaskan meningkatkan keimanan kepada Allah
SWT melalui pemahaman sifat-sifatNya, dapat membaca ayat-ayat al-
Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT, dapat menyebutkan
arti ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT, dapat
menunjukan tanda-tanda adanya Allah SWT, dapat menampilkan perilaku
sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT.
c. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian tawad}u, taat, qana’ah dan
sabar, dapat membaca dan mengartikan dalil naqlinya, dapat menjelaskan
fungsinya dalam kehidupan, dapat menyebutkan contoh-contoh perilaku
tawad}u, taat, qana’ah, dan sabar dalam kehidupan, dapat membiasakan diri
berperilaku tawad}u, taat, qana’ah dan sabar dalam kehidupan serta
merasakan manfaatnya.
70
d. Peserta didik dapat menjelaskan ketentuan-ketentuan wud}u dan
tayammum, dapat menjelaskan pengertian dan tata cara mandi wajib, hal-hal
yang menyebabkan serta mendemonstrasikannya, dapat menjelaskan
pengertian hadas} dan najis, menyebutkan macam-macamnya dan cara
mensucikannya, serta dapat menjelaskan perbedaan hadas} dan najis.
e. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian syarat-syarat, rukun, sunnah-
sunnah, serta batalnya s}alat wajib, membaca dan mengartikan dalil
naqlinya, dapat menghafal bacaan-bacaan s}alat, memperagakan gerakan-
gerakannya, serta mempraktikannya, dapat menjelaskan pengertian s}alat
jama’ah dan munfarid serta menjelaskan ketentuannya, dapat mempraktikan
s}alat jama’ah.
f. Peserta didik dapat menjelaskan kehidupan bangsa Arab menjelang
kelahiran Rasulullah Muhammad, menceritakan kehidupan Rasulullah
semasa kanak-kanak, remaja dan dewasa, serta menjelaskan proses
diangkatnya Muhammad menjadi Rasulullah, dapat memahami bahwa
Rasulullah Muhammad SAW diutus untuk seluruh umat manusia dan bangsa
serta menjelaskan misi beliau untuk kemajuan dan kebaikan umat manusia
tanpa membedakan suku dan bangsa.12
Mastery Learning memiliki peran penting karena dalam setiap
pembelajaran PAI, peserta didik diharuskan mencapai ketuntasan pada setiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar, ketuntasan para peserta didik berarti
mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang dirancang oleh guru.
2. Materi
Bahan atau materi pembelajaran pada hakekatnya adalah isi dari materi
yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang
digunakan. Materi atau bahan yang diajarkan dalam pendidikan agama Islam
sudah seharusnya menyesuaikan dengan tujuan yang sudah direncanakan dari
awal pelaksanaan. Menurut Bapak Moh. Muhdowi materi atau bahan yang
diajarkan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus yang dijabarkan
12 Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan,
wawancara tanggal 4 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
71
dalam bahan ajar secara memadai dan kontekstual dari yang mudah ke yang susah
untuk skala cara berfikir peserta didik. Kriteria materi yang dipilih adalah
kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik, kesesuaian materi dengan alokasi waktu, keruntutan dengan karakteristik
peserta didik, serta dapat memberikan kecakapan untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Bapak Abdul kholik menuturkan sama seperti pernyataan Bapak Moh.
Muhdowi, akan tetapi beliau menambahkan bahwa selain di atas, yang perlu
diperhatikan adalah struktur keilmuan dari aktualisasi, kedalaman, dan keluasan
materi, materi relevan dengan karakteristik daerah,13 kebutuhan dan tuntutan
lingkungan peserta didik, Jadi setiap materi yang diajarkan kepada peserta didik
harus mengandung nilai-nilai yang terkait dengan perilaku kehidupan sehari-hari.
Adapun langkah-langkah dalam memilih materi pembelajaran menurut Bapak
Abdul Kholik dan Moh. Mudowi sebagai berikut:
a. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari
dan dikuasai peserta didik. Hal ini diperlukan karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-
beda dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu juga harus ditentukan aspek
apa saja yang ada dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, misalnya
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Materi yang diajarkan harus
diidentifikasi terlebih dahulu, baik itu materi tersebut termasuk konsep,
fakta, prinsip, prosedur atau bisa jadi merupakan gabungan beberapa jenis
materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi diharapkan seorang guru
akan mendapatkan kemudahan dalam tata cara mengajarkan materi kepada
peserta didik. Dikarenakan setiap jenis materi yang akan diajarkan
memerlukan metode pembelajaran, sumber atau media dan penilaian yang
berbeda-beda.
13 Bapak Abdul Kholik, Guru Mata Pelajaran PAI SMP Negeri 1 Petanahan, wawancara tanggal 5 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
72
Bapak Moh. Muhdowi menambahkan bahwa dalam menyusun materi
pembelajaran pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) diperlukan buku-
buku atau referensi lainnya yang merupakan bahan rujukan atau sumber belajar.
Artinya tidak tepat jika dalam proses kegiatan pembelajaran, materi yang
diajarkan hanya tergantung pada buku teks dan dianggap sebagai satu-satunya
sumber belajar. Realita menunjukan ada sebagian guru yang menggunakan buku
teks atau buku penunjang lainnya sebagai sumber untuk mendapatkan materi.
Mengajar menurut beliau bukan hanya menyelesaikan materi dalam satu buku,
tetapi membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Akan
tetapi dalam kenyataannya kendala atau kesulitan yang terdapat dalam
penyampaian materi pembelajaran adalah, kurangnya jumlah jam pelajaran,
karena secara formal pendidikan agama di sekolah umum hanya 2 jam pelajaran
perminggu.
Oleh karena itu Bapak Abdul Kholik dan Bapak Moh. Muhdowi
menerapkan bagaimana antara materi pembelajaran dengan waktu yang
ditentukan bisa selesai sesuai yang diinginkan. Dengan bantuan dari sumber
belajar seperti buku teks atau lembar kerja siswa (LKS), diharapkan peserta didik
juga bisa memperdalam materi di rumah dengan catatan guru bisa mengontrol
atau menilai dari apa yang dikerjakan peserta didik.14 Berikut peneliti paparkan
materi yang tercantum dalam Standar Isi mata pelajaran PAI SMP Negeri 1
Petanahan:
a. al-Qur’an: menerapkan hukum bacaan al-Syamsiyah dan al-Qomariah
b. Aqidah: meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-
sifatNya, memahami sifat nafsiyah, salbiyah dan ma’ani
c. Akhlak: membiasakan perilaku terpuji
d. Fiqih: memahami ketentuan-ketentuan t}aharah (bersuci), memahami tata
cara s}alat baik jama’ah atau munfarid (sendiri)
e. Tarikh: memahami sejarah Rasulullah Muhammad.
14 Bapak Abdul Kholik dan Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI SMP
Negeri 1 Petanahan, Wawancara tanggal 4 dan 5 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
73
3. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran PAI dengan strategi mastery
learning
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran PAI, dilaksanakan sebagai upaya untuk
merealisasikan atau mengimplementasikan rancangan pembelajaran yang telah
dibuat dalam bentuk silabus, program tahunan atau semester, maupun dalam RPP.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Petanahan
dengan model mastery learning sebagai beriktu:
a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang
bersifat umum maupun khusus, dalam hal ini Bapak Abdul Kholik dan
Bapak Moh. Muhdowi dalam merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran
terdapat pada masing-masing RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang mereka susun sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.
b. Menjabarkan materi pelajaran atas sejumlah unit pelajaran yang
dirangkaikan, yang masing-masing dapat diselesaikan dalam waktu kurang
lebih dua minggu. Bapak Abdul Kholik menuturkan bahwa bahan ajar atau
materi sudah tersusun rapi dalam buku paket masing-masing kelas, akan
tetapi terkadang beliau menambahkan materi tambahan yang kiranya cukup
penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Serta dalam memberikan
pelajaran dengan sistem secara klasikal, sesuai dengan unit pelajaran yang
sedang dipelajari
c. Pendahuluan
Tahap pendahuluan yang dilakukan Bapak Moh. Muhdowi adalah
mengkondisikan peserta didik dalam kontrak belajar dengan mengajak peserta
didik berdo’a bersama-sama, kemudian melakukan apersepsi terhadap peserta
didik. Apersepsi yang dilakukan adalah sebagai berikut: “Anak-anak
pertemuan yang lalu kita telah mempelajari bacaan al-Syamsiyah dan al-
Qomariah, apakah ada yang masih ingat al-Fatihah itu termasuk bacaan apa?”
serentak anak menjawab: bacaan al-Qomariah”. Yang terakhir Bapak Moh.
74
Muhdowi melakukan pretest (test awal), untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah atau belum memiliki pengetahuan awal terkait dengan materi hari
itu. Untuk kegiatan pendahuluan Bapak Moh. Muhdowi menuturkan
membutuhkan waktu kira-kira selama 7 menit dan untuk Bapak Abdul Kholik
kira-kira 10 menit.15
d. Kegiatan inti
Setelah pendahuluan selesai, selanjutnya Bapak Moh. Muhdowi
melaksanakan kegiatan inti. Dalam pelaksanaannya Bapak melakukan
eksplorasi, dimana Bapak menggali pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sehari-hari peserta didik. Sebagai contoh eksplorasi yang
dilakukan adalah sebagai berikut: “Anak-anak kewajiban kita sebagai muslim
salah satunya adalah taat kepada kedua orang tua, contoh sikap yang
menunjukan taat kepada kedua orang tua?” anak-anak menjawab: “membantu
pekerjaan rumah misalnya menyapu, merapikan kamar tidur, menurut apa yang
diperintahkan oleh orang tua, dll.”
Selanjutnya kegiatan elaborasi, mengembangkan ide, pengalaman,
gagasan dan kreasi dalam mengekspresikan konsepsi kognitif melalui berbagai
cara baik lisan maupun tulisan. Untuk mengoptimalkan kegiatan elaborasi
Bapak sebagai contoh memberikan suatu masalah, misalnya “apabila ada
seorang anak yang suka menonton televisi terus, padahal ibunya menyuruh
anaknya membelikan garam dan si anak tetap menonton televise, bagaimana
sikap anak tersebut?”, selanjutnya Bapak Moh. Muhdowi bisa menyuruh salah
satu anak untuk menjawab ditulis di papan tulis, atau serentak anak menulis
jawaban mereka, salah satu diberikan kesempatan untuk menjawab dengan
membaca didepan kelas. Kegiatan ini berfungsi memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang melatih dan menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik. Akan tetapi bila jawaban tadi belum benar, sikap
guru adalah bijaksana.
Kegiatan yang terakhir yaitu konfirmasi, Bapak Moh. Muhdowi
15 Bapak Abdul Kholik dan Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI SMP
Negeri 1 Petanahan, wawancara tanggal 4 dan 5 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
75
menceritakan pada kegiatan ini beliau memberikan umpan balik positif dan
penguatan baik lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik pada
tahap konfirmasi dan elaborasi, serta memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi. Dalam kegiatan inti Bapak memerlukan waktu sekitar
20-30 menit.16
e. Kegiatan penutup
Pada tahap penutup Bapak Moh. Muhdowi melakukan penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan bisa saja dilakukan pada saat kegiatan
konfirmasi. Selanjutnya memberikan penugasan (jika perlu) pada peserta didik
sebagai pekerjaan rumah. Dalam hal ini Bapak Moh. Muhdowi ketika
memberikan penugasan memakai sistem silang, misalnya barisan kanan
mengerjakan tugas pada buku paket, dan barisan kiri pada LKS (lembar kerja
siswa). Dalam kegiatan ini waktu yang diperlukan adalah kira-kira 10 menit.17
Selain itu memberikan tes kepada peserta didik pada akhir masing-
masing unit pelajaran, untuk mengecek kemajuan masing-masing peserta didik
dalam mengolah materi pelajaran. Tes ini bersifat formatif, yaitu bertujuan
mengetahui sampai berapa jauh peserta didik berhasil dalam pengolahan materi
pelajaran. Untuk peserta didik yang ternyata belum mencapai tingkat
penguasaan yang dituntut, diberikan pertolongan khusus, misalnya bantuan dari
seorang teman yang bertindak sebagai tutor, mendapat pengajaran dalam
kelompok kecil, disuruh mempelajari buku pelajaran lain, mengambil unit
pelajaran yang telah diprogramkan dan lain sebagainya. Setelah semua peserta
didik mencapai tingkat penguasaan pada unit pelajaran bersangkutan, barulah
guru memulai mengajarkan unit pelajaran berikutnya.
4. Sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
16 Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI SMP Negeri 1 Petanahan, wawancara
tanggal 4 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan 17 Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI SMP Negeri 1 Petanahan, wawancara
tanggal 6 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
76
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Selain itu Bapak Abdul Kholik
menambahkan segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk memberi kemudahan
kepada peserta didik dalam belajar.18 Peran sumber belajar sangat penting dalam
proses pembelajaran mastery learning karena fungsi sumber belajar menurut
Bapak Moh. Muhdowi adalah agar peserta didik mampu menangkap materi
dengan lebih mudah, selain itu sumber belajar juga mampu merangsang minat
belajar peserta didik.
Dengan demikian sumber belajar yang baik adalah yang berdasarkan
Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang sesuai dalam standar isi, sesuai
dengan materi dan kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Adapun sumber
belajar yang digunakan oleh guru PAI kelas VII adalah: Buku-buku ke-Islaman,
Sumber belajar ini digunakan ketika peserta didik mencari referensi yang
mendukung materi pelajaran sekaligus menambah pengetahuan dan wacana ke-
Islaman dari berbagai macam buku dan penerbit. Koleksi ini bisa diperoleh di
perpustakaan sekolah. Akan tetapi secara keseluruhan peserta didik menggunakan
buku paket, LKS (Lembar kerja siswa) sebagai sumber belajar mereka.
5. Metode pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI bisa bermacam-macam
kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, karakteristik dari materi pelajaran,
peserta didik dan kesesuaian alokasi waktu dengan tahapan pembelajaran.
Menurut Bapak Moh. Muhdowi bahwa tiap metode mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga
seorang guru harus bisa memahami masing-masing metode untuk bisa diterapkan
secara tepat dalam pembelajaran.19 Seorang guru dapat menggunakan beberapa
metode dalam menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Pada awal
pembelajaran guru menyampaikan suatu uraian dengan metode ceramah,
kemudian memberikan contoh-contoh dengan menggunakan metode peragaan dan
18 Bapak Abdul Kholik, Guru Mata Pelajaran PAI SMP Negeri 1 Petanahan, wawancara
tanggal 5 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan 19 Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI SMP Negeri 1 Petanahan,
wawancara tanggal 6 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
77
dapat diakhiri dengan tanya jawab.
Metode ceramah adalah metode yang sering digunakan oleh guru PAI di
SMP Negeri 1 Petanahan dalam proses pembelajaran di kelas. Metode ceramah
yang digunakan oleh Bapak Moh. Muhdowi dapat dikatakan efektif dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di kelasnya, karena beliau menerapkan 10
saran memaksimalkan metode ceramah. Diantaranya adalah membangun minat
peserta didik dengan cara mengawali dengan cerita atau gambar, mengajukan
kasus atau masalah, dan mengajukan pertanyaan. Selanjutnya ialah
memaksimalkan pemahaman dan ingatan atau kesan terhadap peserta didik
dengan memberikan kata-kata kunci materi, memberikan contoh dan analogi,
menggunakan multimedia visual atau audio visual serta melibatkan peserta didik,
dengan cara memberi kesempatan peserta didik menjawab pertanyaan.
Ditegaskan oleh Bapak Moh.Muhdowi bahwa metode yang digunakan
disesuaikan dengan kompetensi dasar dan tujuan yang hendak dicapai materi yang
akan disampaikan. Dengan demikian penggunaan metode telah diterapkan terlebih
dahulu sebelum proses pembelajaran dilaksanakan sebagaimana tercantum dalam
pembelajaran. Untuk metode diskusi bisa diterapkan ketika peserta didik sudah
mengetahui paling tidak gambaran materi yang dipelajari tersebut, karena kalau
peserta didik sama sekali tidak tahu tentang gambaran materi akan berdampak
metode diskusi tersebut tidaklah efektif sehingga materi juga tidak akan
tersampaikan, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan tuntas seperti
yang diharapkan.
Untuk metode demontrasi, Bapak Abdul Kholik menjelaskan bahwa tidak
semua materi pembelajaran bisa digunakan dalam metode ini. Metode
demonstrasi sendiri berarti metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan materi
yang sedang disajikan. Beliau menjelaskan untuk metode demonstrasi dipakai
ketika membahas materi s}alat, dalam hal ini beliau memberikan contoh langsung
78
tata cara s}alat yang benar.20
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa realitanya penggunaan metode
pembelajaran dalam pembelajaran PAI kelas VII hanya memakai beberapa metode
yaitu, ceramah, diskusi dan demonstrasi. Sedangkan dalam bab 2 peneliti
menyajikan data yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan bahwa ada 11
metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Mengingat
penggunaan metode pembelajaran bersifat kondisional, guru PAI kelas VII di
SMP Negeri 1 Petanahan hanya menggunakan 3 metode pembelajaran.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran yang
dimaksudkan sejauh mana proses pembelajaran yang berlangsung telah mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Penilaian atau evaluasi hendaknya dapat
melihat profil anak secara utuh mencakup ketiga ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Jenis instrumen yang digunakan oleh Bapak Moh. Muhdowi dalam
melaksanakan penilaian tes dalam bentuk tertulis seperti tugas individu, ulangan
harian, ujian tengah semester dan ujian semester untuk penilaian kognitif.
Penilaian afektif dilakukan dengan pengamatan langsung misalnya melalui tanya
jawab.
Dari hasil penelitian peneliti mengemukakan bahwa sebagian besar para
peserta didik sudah mencapai ketuntasan sesuai Ketuntasan Kriteria Minimal
(KKM) yaitu 75 baik dari hasil ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian
semester.21 Dalam ulangan harian di SMP Negeri 1 Petanahan dilakukan secara
periodik yaitu 4 minggu sekali, setelah setiap satu atau dua Standar Kompetensi
selesai di ajarkan.Untuk bentuk soal yang digunakan bentuk uraian objektif
sehingga tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi
dan analisis peserta didik kelas VII.
Sedangkan untuk ujian tengah semester dilakukan setelah jadwal dari
20 Bapak Abdul Kholik, Guru Mata Pelajaran PAI SMP Negeri 1 Petanahan, wawancara
tanggal 5 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan 21 Bapak Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI SMP Negeri 1 Petanahan,
wawancara tanggal 6 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan
79
sekolah keluar, masing-masing sekolah dalam melaksanakan ujian tengah
semester berbeda waktu dan tanggalnya. Sehingga semua aktifitas ujian sudah
dirancang sedemikian rupa oleh sekolah. Pada SMP Negeri 1 Petanahan untuk
ujian tengah semester dilakukan 3 bulan setelah ajaran baru semester dimulai.
Untuk materi yang di ujikan juga menganut sampai mana materi peserta didik
diajarkan. Hanya materi yang sudah diajarkanlah yang masuk dalam ujian tengah
semester. Selain itu dalam pelaksanaannya, pada saat peserta didik melaksanakan
ujian tengah semester, mereka hanya mengikuti tes tanpa mengikuti pembelajaran
yang lainnya.
Bentuk soal yang digunakan dalam ujian tengah semester adalah, pilihan
ganda dan uraian objektif. Pilihan ganda bisa mencakup banyak materi pelajaran,
penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan computer. Namun membuat
butir soal pilihan ganda yang berkualitas cukup sulit dan kelemahannya peluang
kerjasama antar peserta didik yang mengikuti tes sangat besar. Akan tetapi bentuk
ini dipakai untuk ujian yang melibatkan banyak peserta didik karena waktu
koreksi sedikit. Penggunaan bentuk ini menuntut agar pengawas ujian harus teliti
dalam melakukan pengawasan saat ujian berlangsung.
Untuk uraian objektif, bentuk ini cocok untuk mata pelajaran yang
batasnya jelas. Agar hasil penskorannya objektif diperlukan pedoman penskoran.
Penskoran yang dilakukan secara analitik. Setiap langkah pengerjaan diberi skor
Ujian yang dilaksanakan sebagai bagian penutup pembelajaran selama
semester adalah ujian semester. Ujian ini dilakukan secara bersama-sama atas
peraturan Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional). Soal yang diujikan
adalah materi-materi yang diajarkan selama satu semester. Yang membedakan
ujian tengah semester dengan ujian semester adalah, soal ujian tengah semester
dibuat oleh masing-masing guru yang mengampu masing-masing mata pelajaran
dan kelas. Sedangkan untuk soal ujian semester diterima dari Depdiknas, adapun
soal-soal yang ada adalah materi-materi yang diajarkan selama satu semester.
Masing-masing sekolah materi yang diajarkan sama karena mereka juga memakai
silabus sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.
Bagi peserta didik yang belum tuntas dalam ulangan harian atau UTS
80
semester dan ujian semester, Bapak Abdul Kholik dan Bapak Moh. Muhdowi
sepakat melaksanakan program remedial untuk memperbaiki ketertinggalan
masing-masing peserta didik yang belum tuntas dalam mengikuti tes sebelumnya
dengan ketentuan peserta didik mendapat nilai dibawah KKM. Setelah dilakukan
remedial, ternyata hasil yang dicapai tidak memuaskan, berarti peserta didik
dipandang belum mencapai hasil yang diharapkan, dalam pembelajaran PAI di
SMP Negeri 1 Petanahan pelaksanan remidi hanya dilakukan maksimal dua kali.
Apabila peserta didik masih belum mencapai hasil yang diharapkan, dalam hal ini
guru PAI memberikan beberapa cara yang ditempuh untuk memperbaiki hasil
evaluasi peserta didik di SMP Negeri 1 Petanaha, yaitu: Pemberian bimbingan
secara khusus bagi peserta didik yang belum menguasai kompetensi dasar
tertentu. Pemberian tugas-tugas secara khusus.22
22 Bapak Abdul Kholik dan Moh. Muhdowi, Guru Mata Pelajaran PAI SMP Negeri 1
Petanahan, wawancara tanggal 6 Oktober 2012, di SMP Negeri 1 Petanahan