5 BAB II Tinjauan pustaka -...

17
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari masa juvenil hingga dewasa di terumbu karang. Menurut Nybakken (1992), ikan karang merupakan organisme yang jumlahnya terbanyak dan juga merupakan organisme besar yang mencolok yang dapat ditemui di terumbu karang. Hutomo (1986) menyatakan bahwa keragaman komposisi taksa komunitas ikan karang dari suatu terumbu karang ke terumbu karang lainnya sangat besar, tetapi komunitas ikan karang mempunyai kesamaan bentuk sehingga memungkinkan hasil suatu penelitian mempunyai tingkat generalisasi yang luas bagi sistem sirkum tropis. Dalam ekosistem terumbu karang secara nyata komunitas ikan karang dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok ikan yang kadang-kadang terdapat pada terumbu karang dan ikan yang tergantung pada terumbu karang sebagai tempat mencari makan, tempat hidup atau kedua-duanya (Sopandi, 2000). Untuk mempertahankan kelestariannya, ikan karang bereproduksi secara generatif melalui proses pemijahan. Berdasarkan kebiasaannya, dalam ekosistem terumbu karang terdapat empat kelompok ikan yang melakukan pemijahan, yaitu: 1. Kelompok ikan pemijah yang bermigrasi (migratory spawners), contohnya: Serranidae, Scaridae, dan Labridae. 2. Kelompok ikan yang tinggal dan memijah berpasangan (pair spawnwers), contohnya: Chaetodontidae, Pomacanthidae, Scorpaenidae. 3. Kelompok ikan yang membuat sarang untuk menjaga telurnya (nest builders), contohnya: Pomacentridae, Balistidae, Gobiidae. 4. Kelompok ikan yang melindungi telur-telurnya di dalam mulut (brooders), contohnya: Apogonidae. Berdasarkan makanannya, ikan karang diklasifikasikan dalam 6 kelompok, yaitu: kelompok ikan pemakan segala (omnivores), kelompok ikan pemakan detritus (detritivores), kelompok ikan pemakan tumbuhan (herbivores), kelompok

Transcript of 5 BAB II Tinjauan pustaka -...

Page 1: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Karang

Ikan karang adalah ikan yang hidup dari masa juvenil hingga dewasa di

terumbu karang. Menurut Nybakken (1992), ikan karang merupakan organisme

yang jumlahnya terbanyak dan juga merupakan organisme besar yang mencolok

yang dapat ditemui di terumbu karang. Hutomo (1986) menyatakan bahwa

keragaman komposisi taksa komunitas ikan karang dari suatu terumbu karang ke

terumbu karang lainnya sangat besar, tetapi komunitas ikan karang mempunyai

kesamaan bentuk sehingga memungkinkan hasil suatu penelitian mempunyai

tingkat generalisasi yang luas bagi sistem sirkum tropis.

Dalam ekosistem terumbu karang secara nyata komunitas ikan karang

dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok ikan yang kadang-kadang

terdapat pada terumbu karang dan ikan yang tergantung pada terumbu karang

sebagai tempat mencari makan, tempat hidup atau kedua-duanya (Sopandi, 2000).

Untuk mempertahankan kelestariannya, ikan karang bereproduksi secara

generatif melalui proses pemijahan. Berdasarkan kebiasaannya, dalam ekosistem

terumbu karang terdapat empat kelompok ikan yang melakukan pemijahan, yaitu:

1. Kelompok ikan pemijah yang bermigrasi (migratory spawners), contohnya:

Serranidae, Scaridae, dan Labridae.

2. Kelompok ikan yang tinggal dan memijah berpasangan (pair spawnwers),

contohnya: Chaetodontidae, Pomacanthidae, Scorpaenidae.

3. Kelompok ikan yang membuat sarang untuk menjaga telurnya (nest builders),

contohnya: Pomacentridae, Balistidae, Gobiidae.

4. Kelompok ikan yang melindungi telur-telurnya di dalam mulut (brooders),

contohnya: Apogonidae.

Berdasarkan makanannya, ikan karang diklasifikasikan dalam 6 kelompok,

yaitu: kelompok ikan pemakan segala (omnivores), kelompok ikan pemakan

detritus (detritivores), kelompok ikan pemakan tumbuhan (herbivores), kelompok

Page 2: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

6

ikan pemakan zooplankton (zooplanktivores), kelompok ikan pemakan moluska

(molluscivores) dan kelompok ikan karnivora (carnivores) (Wootton, 1992).

2.2.1 Pengelompokan Ikan Karang

English et all. (1997) mengelompokkan jenis ikan karang ke dalam tiga

kelompok utama, yaitu:

a) Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk

konsumsi. Biasanya kelompok ikan-ikan target menjadikan terumbu karang

sebagai tempat pemijahan dan sarang/daerah asuhan. Ikan-ikan target diwakili

oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae

(ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning),

Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan

kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);

b) Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah

terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut.

Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);

c) Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5 sampai 25

cm, dengan karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal sebagai

ikan hias. Kelompok ikan-ikan major umumnya ditemukan melimpah, baik

dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial.

Kelompok ikan-ikan major sepanjang hidupnya berada di terumbu karang,

diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan

serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).

Lowe and McConel (1987) mengelompokkan komunitas ikan karang ke

dalam dua kelompok yaitu :

1. Kelompok ikan yang terkadang terdapat pada terumbu karang seperti ikan dari

famili Scombridae dan Myctophidae

2. Kelompok ikan yang tergantung pada terumbu karang sebagai tempat mencari

makan, tempat hidup atau kedua-duanya.

Berdasarkan penyebaran hariannya, ikan-ikan karang dapat dibagi menjadi

dua kelompok yaitu ikan yang aktif pada siang hari (diurnal) dan ikan yang aktif

Page 3: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

7

pada malam hari (nokturnal). Menurut Lowe dan McConel (1987) sebagian besar

ikan karang bersifat diurnal serta ikan yang bersifat nokturnal biasanya

merupakan ikan karnivora. Menurut Randall et all. (1990), ikan-ikan diurnal

umumnya ikan herbivora yang berwarna cerah yang pada malam hari

bersembunyi di celah-celah batu atau gua-gua kecil dekat permukaan karang serta

ada yang membenamkan diri dalam pasir. Beberapa deskripsi famili ikan karang

menurut Randall et all. (1990) yaitu:

1. Acanthuridae: dikenal sebagai surgeonfish, memakan alga dasar dan memiliki

saluran pencernaan yang panjang; makanan utamanya adalah zooplankton atau

detritus. Surgeonfishes mampu memotong ikan-ikan lain dengan duri tajam

yang berada pada sirip ekornya.

2. Balistidae: golongan triggerfish, karnivora yang hidup soliter pada siang hari,

memakan berbagai jenis invertebrata termasuk moluska yang bercangkang

keras dan echinodermata; beberapa jenis juga memakan alga atau

zooplankton.

3. Blennidae: biasanya hidup pada lubang-lubang kecil di terumbu, sebagian

besar spesies penggali dasar yang memakan campuran alga dan invertebrata;

sebagian pemakan plankton, dan sebagian spesialis makan pada kulit atau sirip

dari ikan-ikan besar, dengan meniru sebagai pembersih.

4. Caesonidae: dikenal sebagai ekor kuning, pada siang hari sering ditemukan

pada gerombolan yang sedang makan zooplankton pada pertengahan perairan

diatas terumbu, sepanjang hamparan tubir dan puncak dalam gobah. Meskipun

merupakan perenang aktif, mereka sering diam untuk menangkap zooplankton

dan biasanya berlindung di terumbu pada malam hari.

5. Centriscidae: berenang dalam posisi tegak lurus dengan moncong kebawah;

memakan zooplankton yang kecil.

6. Chaetodontidae: disebut juga ikan butterfly, umumnya memiliki warna yang

cemerlang, memakan tentakel atau polip karang, invertebrata kecil, telur-telur

ikan lainnya, dan alga berfilamen, beberapa spesies juga pemakan plankton.

7. Ephippidae: bentuk tubuh yang pipih, gepeng, mulutnya kecil, umumnya

omnivora, memakan alga dan invertebrata kecil.

Page 4: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

8

8. Gobiidae: umumnya terdapat di perairan dangkal dan disekitar terumbu

karang. Kebanyakan karnivora penggali dasar yang memakan invertebrata

dasar yang kecil, sebagian juga merupakan pemakan plankton. Beberapa

spesies memiliki hubungan simbiosis dengan invertebrata lain (misalnya :

udang) dan sebagian dikenal memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan lain.

9. Labridae: dikenal dengan wrasses, merupakan ikan ekonomis penting,

memiliki bentuk, ukuran dan warna yang sangat berbeda. Kebanyakan spesies

penggali pasir, karnivora bagi invertebrata dasar; sebagian juga merupakan

pemakan plankton dan beberapa spesies kecil memindahkan ectoparasit dari

ikan-ikan lain yang lebih besar.

10. Mullidae: dikenal dengan goatfish, memiliki sepasang sungut di dagunya,

yang mengandung organ sensor kimia dan digunakan untuk memeriksa

keberadaan invertebrata dasar atau ikan-ikan kecil pada pasir atau lubang di

terumbu, banyak yang memiliki warna yang cemerlang.

11. Nemipteridae: dikenal sebagai threadfin breams atau whiptail breams, ikan

karnivora yang umumnya memakan ikan dasar kecil, sotong-sotongan, udang-

udangan atau cacing; beberapa spesies adalah pemakan plankton

12. Pomacentridae: dikenal dengan damselfishes, memiliki bermacam warna yang

berbeda secara individu dan lokal bagi spesies yang sama. Beberapa spesies

merupakan ikan herbivora, omnivora atau pemakan plankton. Damselfish

meletakkan telur-telurnya di dasar yang dijaga oleh ikan jantan. Termasuk

didalam kelompok ini ikan-ikan anemon (Amphiprioninae) yang hidup

berasosiasi dengan anemon laut.

13. Scaridae: dikenal sebagai parrotfish, herbivora, biasanya mendapatkan alga

dari substrat karang yang mati. Mengunyah batu karang beserta alga serta

membentuk pasir karang, hal ini membuat parrotfish menjadi salah satu

produsen pasir penting dalam ekosistem terumbu karang. Scaridae merupakan

ikan ekonomis penting.

14. Serranidae: dikenal dengan sea bass, kerapu, predator penggali dasar, ikan

komersial, memakan udang-udangan dan ikan. Subfamilinya adalah Anthiinae,

Epinephelinae dan Serranidae.

Page 5: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

9

15. Sygnathidae: dikenal sebagai kuda laut atau pipefish. Beberapa memiliki

warna yang indah. Umumnya terbatas di perairan dangkal. Memakan

invertebrata dengan menghisap pada moncong pipanya. Jantannya memiliki

kantong eram sebagai tempat penyimpanan telur dan diinkubasikan.

16. Zanclidae: memiliki bentuk seperti Acanthuridae dengan mulut yang tabular

tanpa duri di bagian ekor. Memakan spons juga invertebrata dasar.

Menurut Sale (1991), kelompok ikan karang yang berasosiasi paling erat

dengan lingkungan terumbu karang menjadi tiga golongan utama yaitu :

a. Labroid: Labridae (wrasses), Scaridae (parrot fish), dan Pomacentridae

(damselfishes)

b. Acanthuroid: Achanturidae (surgeonfishes), siganidae (rabbitfishes), dan

Zanclidae (Moorish idols)

c. Chaetodontoid: Chaetodontidae (butterflyfishes) dan Pomachantidae

(angelfishes).

2.2.2 Ekologi Ikan Karang

Tiap kelompok ikan masing-masing mempunyai habitat yang berbeda,

tetapi banyak spesies yang terdapat pada lebih dari satu habitat. Umumnya tiap

spesies mempunyai kesukaan (preferensi) terhadap habitat tertentu (Aktani, 1990).

Wooton (1992) menyatakan bahwa ikan hanya dapat bertahan hidup dalam

kisaran kondisi lingkungan tertentu. Kondisi lingkungan tersebut secara umum

meliputi suhu, kandungan oksigen, salinitas, dan pergerakan air. Suhu

mengendalikan reaksi-reaksi kimiawi yang berlangsung di perairan. Suhu juga

berpengaruh terhadap aktivitas reproduksi, pertumbuhan, dan aktivitas makan.

Oksigen yang disuplai melalui proses respirasi akan membatasi laju metabolisme

aerobik.

Dalam suatu ekosistem terumbu karang terdapat kelimpahan,

keanekaragaman ikan-ikan terumbu yang menyusun suatu kegiatan pemangsaan,

persaingan dan interaksi. Wootton (1992) juga menyatakan bahwa keterbatasan

sumberdaya makanan, tempat tinggal, dan tempat berlindung mengakibatkan

terjadinya mekanisme evolusi. Mekanisme evolusi mengurangi persaingan antar

Page 6: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

10

spesies, spesies dengan kebutuhan makanan yang sama tidak akan bersaing

karena memiliki tempat yang berbeda ini disebut dengan seleksi habitat,

kemudian seleksi sumberdaya contohnya ikan karnivora yang menunjukkan

pembagian makanan, dan juga pembagian waktu yaitu aktifitas makan pada

malam hari atau siang hari. Menurut Syakur (2000), beberapa karnivora bersifat

diurnal, aktivitas makannya berlangsung pada siang hari dan beristirahat pada

malam hari, kelompok yang lain adalah kelompok nokturnal, aktivitas makannya

berlangsung pada malam hari.

Keanekaragaman warna ikan-ikan karang berfungsi sebagai kamuflase,

pemberitahuan, dan jebakan. Latar belakang substrat karang dapat dijadikan

kamuflase bagi ikan-ikan karang untuk menghindar dari pemangsanya dan

sebagai jebakan untuk mencari mangsa. Warna ikan-ikan karang yang cerah

mengisyaratkan bahwa ikan tersebut beracun (Nybakken, 1988). Interaksi

mutualistik antar spesies mempengaruhi distribusi dan kelimpahan ikan karang.

interaksi ini dapat terlihat dari beberapa ikan karang yang berfungsi sebagai

pembersih, contohnya Labroides dimidiatus, memakan ektoparasit yang terdapat

di permukaan tubuh dan insang ikan-ikan lain. Interaksi mutualistik yang lain

terjadi antara ikan dan invertebrata contohnya, Amphiprion spp yang berasosiasi

dengan anemon laut. Ikan memperoleh perlindungan dari pemangsanya karena

adanya nematocyst yang terdapat pada tentakel anemon (Wotton, 1992).

Hampir seluruh ikan-ikan karang melalui fase pelagic di awal daur

hidupnya. Setelah satu bulan atau lebih juvenil-juvenil mencapai ukuran tertentu,

juvenil-juvenil akan tinggal di daerah terumbu karang. Apabila ruang di terumbu

karang terbatas, maka kematian dan migrasi ikan-ikan karang akan memberikan

peluang hidup bagi juvenil. Kapan dan dimana ruang tersebut akan tersedia tidak

dapat diperkirakan. Konsekuensi dari mekanisme tersebut adalah perubahan

komposisi spesies dan kelimpahan relatif pada waktu tertentu karena recruitment

(Wotton, 1992).

Fisiografis dasar perairan adalah faktor utama yang menentukan distribusi

dan kelimpahan ikan-ikan karang. Keberadaan ikan-ikan karang sangat

dipengaruhi oleh kesehatan terumbu karang, biasanya ditunjukkan oleh persentase

Page 7: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

11

tutupan karang hidup (life coverage) (Aktani, 1990). Distribusi ruang (spatial

distribution) berbagai spesies, bervariasi menurut kondisi alami dasar perairan

(Aktani, 1990).

2.2 Terumbu Karang

2.2.1 Biologi Hewan Karang

Terumbu karang dibedakan antara binatang karang (reef coral) sebagai

individu organisme atau komponen komunitas dengan terumbu karang (coral

reef) sebagai suatu ekosistem, termasuk didalamnya organisme-organisme karang.

individu karang yang disebut polip merupakan binatang sederhana berbentuk

tabung dengan mulut berada diatas yang juga berfungsi sebagai anus (Gambar 1).

Di sekitar mulut terdapat tentakel yang berfungsi sebagai penangkap makanan.

Jaringan tubuh karang terdiri dari ektoderm, mesoglea, dan endoderm. Ektoderm

merupakan jaringan terluar yang mempunyai cilia, kantung lendir (mucus) dan

sejumlah nematokis (nematocyst). Mesoglea adalah jaringan yang terletak antara

ektoderm dan endoderm, bentuknya seperti agar-agar (jelly). Endoderm

merupakan jaringan yang paling dalam dan sebagian besar berisi zooxanthellae

(Nybakken, 1992; Suharsono, 1996).

Gambar 1. Anatomi Polip Karang (Nybakken, 1992)

Karang mempunyai sistem syaraf, jaringan otot dan reproduksi yang telah

berkembang dan berfungsi secara baik. Jaringan syaraf tersebar baik di ektoderma

Page 8: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

12

maupun di endoderma serta mesoglea yang dikoordinasi oleh sel junction yaitu sel

khusus yang bertanggung jawab memberikan respon baik terhadap mekanis

maupun kimiawi serta cahaya (Suharsono, 1996). Jaringan otot terdapat diantara

jaringan mesoglea yang bertanggung jawab atas gerakan polip untuk

mengembang atau mengkerut sebagai respon perintah jaringan syaraf (Suharsono,

1996). Jaringan mesentrial filamen berfungsi sebagai otot pencerna yang berisi

sel mucus yang berisi enzim untuk mencerna makanan. Lapisan luar dari jaringan

mesentri filamen dilengkapi sel cilia yang halus (Suharsono, 1996).

Berdasarkan perkembangannya, karang dibagi menjadi dua kelompok

yaitu hermatypic coral dan ahermatypic coral. Hermatypic coral adalah binatang

karang yang dapat membentuk bangunan karang dari kalsium karbonat. Binatang

karang ini bersimbiosis dengan sejenis alga (zooxanthellae) yang hidup di

jaringan (endoderm) polip karang dan melakukan fotosintesis. Hasil samping dari

aktivitas fotosintesis tersebut adalah endapan kapur, kalsium karbonat yang

struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini yang digunakan untuk

menentukan spesies binatang karang (Supriharyono, 2000). Ahermatypic coral

adalah binatang karang yang tidak dapat membentuk bangunan karang.

Suatu jenis karang dari genus yang sama dapat mempunyai bentuk

pertumbuhan (life form) yang berbeda pada suatu lokasi pertumbuhan. Bentuk-

bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh beberapa faktor alam, terutama oleh

intensitas cahaya dan tekanan gelombang. Beberapa bentuk pertumbuhan karang

antara lain:

1. Bentuk bercabang (branching), yang memiliki cabang lebih panjang dari pada

diameternya. Banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas

lereng, terutama yang terlindung atau setengah terbuka, memberikan tempat

perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu.

2. Bentuk padat (massive), yang berbentuk seperti bola dengan ukuran bervariasi,

permukaannya halus dan padat. Biasanya ditemukan di sepanjang tepi terumbu

karang dan bagian atas lereng terumbu dewasa yang belum terganggu atau

rusak. Tinggi dan lebarnya dapat mencapai beberapa meter, memberikan

Page 9: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

13

perlindungan yang sangat baik serta berperan sebagai daerah pencarian makan

(feeding ground) bagi ikan dan hewan lain.

3. Bentuk kerak (encrusting), yang tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan

permukaan yang kasar dan keras serta berlubang kecil-kecil. Banyak terdapat

pada lokasi yang terbuka dan berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang

tepi lereng terumbu.

4. Bentuk meja (tabulate), yang menyerupai meja dengan permukaan yang lebar

dan datar. Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu

pada satu sisi membentuk sudut atau datar.

5. Bentuk daun (foliaceous), yang tumbuh dalam bentuk lembaran-lembaran yang

menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan atau

melingkar. Terutama terdapat pada lereng terumbu dan daerah-daerah yang

terlindung, memberikan perlindungan bagi ikan dan hewan lain.

6. Bentuk jamur (mushroom), yang berbentuk oval dan tampak seperti jamur,

memiliki banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat

mulut.

2.1.2 Ekologi Hewan Karang

Terumbu karang tersebar pada laut dangkal, di laut tropis hingga subtropis

yaitu di antara lintang 35o LU sampai 32o LS mengelilingi bumi. Pertumbuhan

karang pembentuk terumbu tergantung pada kondisi lingkungannya yang selalu

berubah. Faktor-faktor fisik dan kimiawi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

karang antara lain cahaya matahari, suhu, salinitas, arus dan sedimentasi. Faktor

biologis yang berperan berupa predator atau pemangsa (Supriharyono, 2000).

Cahaya memegang peranan penting sebagai sumber energi bagi

kelangsungan proses fotosintesis. Cahaya dibutuhkan zooxanthellae untuk

berfotosintesis dalam jaringan karang. Tanpa cahaya yang cukup laju fotosintesis

akan berkurang dan bersaman dengan itu kemampuan karang untuk menghasilkan

kalsium karbonat dan membentuk terumbu akan berkurang pula (Nybakken,

1998).

Page 10: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

14

Menurut Supriharyono (2000), suhu yang baik untuk pertumbuhan karang

berkisar antara 25o sampai 29oC. Batas minimum suhu berkisar antara 16o sampai

17oC dan batas maksimum sekitar 36oC. Menurut Nybakken (1992),

perkembangan terumbu yang paling optimal terjadi pada perairan yang suhu rata-

rata tahunannya 23o sampai 25oC.

Salinitas merupakan faktor pembatas kehidupan binatang karang karena

binatang karang pembentuk terumbu (hermatypic coral) adalah organisme laut

sejati. Daya tahan setiap jenis karang berbeda-beda tergantung kondisi perairan

laut setempat. Binatang karang dapat hidup pada kisaran salinitas 17,5-52,5 ‰

(Supriharyono, 2000). Binatang karang hidup subur pada kisaran salinitas 34

sampai 36‰ (Supriharyono, 2000).

Sedimentasi mengakibatkan pertumbuhan karang terganggu karena

menurunnya ketersediaan cahaya, abrasi dan meningkatnya pengeluaran energi

selama penolakan terhadap sedimen. Gangguan penetrasi cahaya akibat kekeruhan

yang tinggi yaitu terbatasnya fotosintesis zooxanthellae dan secara tidak langsung

membatasi pertumbuhan karang. Energi yang digunakan untuk pertumbuhan dan

reproduksi berkurang karena dipindahkan untuk aktivitas-aktivitas penolakan

terhadap sedimen sehingga polip karang tidak dapat menangkap plankton secara

efektif (Connel dan Hawker 1992).

Arus dibutuhkan untuk mendatangkan makanan berupa plankton,

disamping itu arus dapat membersihkan karang dari sedimen yang menutupi

karang. Pertumbuhan karang pada daerah berarus lebih baik dibandingkan dengan

perairan yang tenang (Nontji, 1987).

Kompleksnya tipe habitat yang ada di terumbu karang berhubungan

dengan ketersediaan relung makanan dan ruang sebagai sumberdaya bagi karang

dan hewan penghuni. Tiap-tiap tipe habitat mempunyai karakteristik sendiri untuk

menunjang distribusi dan kelimpahan biota karang. terumbu karang tidak hanya

terdiri dari binatang karang saja, tetapi juga daerah berpasir, berbagai teluk dan

celah, daerah alga, dan juga perairan yang dangkal dan dalam, serta zona-zona

yang berbeda (Nybakken, 1992).

Page 11: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

15

Penggolongan komponen morfologis dan dasar penyusun ekosistem

terumbu karang dan kode yang digunakan menurut Bradbury dan Young (1981)

dalam Dartnall dan Jones (1986) disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar penggolongan komponen morfologis dasar penyusun terumbukarang dan pengkodeannya.

Kelompok Kode

Karang Batu

- Dead Coral (Karang mati)

- Dead Coral Algae (Karang dengan penutupan alga)

- Acropora branching

- Acropora encrusting

- Acropora submassive

- Acropora tabulate

- Non Acropora branching

- Non Acropora encrusting

- Non Acropora foliose

- Non Acropora massive

- Non Acropora sub massive

- Non Acropora mushroom

- Non Acropora millepora

- Non Acropora heliopora

DC

DCA

ACB

ACE

ACS

ACT

CB

CE

CF

CM

CS

CMR

CME

CHL

Fauna Lain

- Soft coral

- Sponges

- Zoanthids

- Lain-lain (Acidian, Anemones, Gorgonians, Kimah)

SC

SP

ZO

OT

Algae

- Algae assemblage

- Corraline algae

- Halimeda

- Turf algae

AA

CA

HA

TA

Abiotik

- Sands(pasir)

- Rubble(pecahan karang)

- Silt(lumpur)

- Water (air)

S

R

SI

WA

Page 12: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

16

2.3 Hubungan Ikan Karang Dengan Terumbu Karang

Setiap spesies ikan mempunyai kesukaan habitat tertentu (Hutomo, 1995).

Distribusi spasial ikan karang berhubungan dengan karakteristik habitat dan

interaksi di antara ikan-ikan itu sendiri, baik yang bersifat hubungan antara

spesies maupun hubungan antara individu dengan spesies tertentu (Nybakken,

1992). Interaksi ikan karang dengan ekosistem terumbu karang yaitu:

a. Pemangsaan

Dua kelompok ikan yang secara aktif memakan kolono-koloni karang, yaitu

spesies karang yang memakan polip karang seperti ikan buntal

(Tetraodontidae), ikan kuli pasir (Monachantidae), ikan pakol (Balistidae), dan

ikan kepe-kepe (Chaetodontidae) dan sekelompok ikan multivora (omnivora)

yang memindahkan polip karang untuk mendapatkan alga di dalam kerangka

karang atau sebagai invertebrata yang hidup dalam lubang kerangka (famili

Acanthuridae dan Scaridae).

b. Grazing

Kegiatan memakan alga oleh ikan-ikan herbivora dari jenis Siganiidae,

Pomacentridae, Acanthuridae dan Scaridae mampu meningkatkan kemampuan

karang dalam melakukan pemulihan dengan mengurangi jumlah alga.

Tipe pemangsaan yang paling banyak adalah karnivora, yakni lebih kurang

50% sampai 70%. Ikan herbivora dan pemakan karang merupakan kelompok

besar ke dua yaitu lebih kurang 15% dari spesies yang ada dan yang paling

penting dari kelompok ini adalah famili Scaridae dan Acanthuridae. Sisanya

diklasifikasikan sebagai omnivora yaitu ikan-ikan famili Pomacentridae,

Chaetodontidae, Pomachantidae, Monachantidae, Ostaciantidae, dan

Tetraodontidae. Ikan-ikan pemakan zooplankton memiliki ukuran tubuh yang

kecil yaitu ikan dari famili Clupidae dan Antherenidae (Nybakken, 1992).

Interaksi ikan karang dengan terumbu karang dapat dibagi menjadi tiga

bentuk (Choat and Bellwood 1991) yaitu :

a. Interaksi langsung, sebagai tempat berlindung dari predator atau pemangsa

terutama bagi ikan-ikan muda.

Page 13: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

17

b. Interaksi dalam mencari makan, meliputi hubungan antara ikan karang dan

biota yang hidup pada karang termasuk alga.

c. Interaksi tidak langsung sebagai akibat dari struktur karang dan kondisi

hidrologis dan sedimen.

Interaksi beberapa jenis ikan karang terhadap koloni karang disajikan pada

gambar 2 dan 3.

Gambar 2. Interaksi Ikan Karang dengan Koloni Karang Tipe Bercabang(Nybakken, 1992)

Gambar 3. Interakasi Ikan Karang dengan Koloni Karang Tipe Datar(Nybakken, 1992)

Page 14: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

18

2.3.1 Terumbu Karang Sebagai Ruang

Keberadaan ruang biasanya berkaitan dengan individu ikan yang bersifat

teritorial, yaitu densitas yang tinggi dan diversitas dari ikan-ikan di pengaruhi oleh

ruang terumbu karang. Fluktuasi dalam populasi ikan karang salah satunya

disebabkan karena berkurangnya ruang di terumbu karang. Menurut Jones (1991),

pentingnya ruang bagi ikan karang adalah karena:

1. Ikan karang yang bersifat teritorial sangat terbatas pada ruang untuk

mengembangkan populasinya, sehingga perubahan ruang cenderung

menurunkan jumlah populasi.

2. Perbedaan kelas umur cenderung menggunakan tipe ruang yang berbeda

3. Kompetisi ruang dapat terjadi jika terdapat banyak ruang yang kualitasnya

bervariasi

2.3.2 Terumbu Karang Sebagai Tempat Perlindungan

Keberadaan lubang atau celah merupakan tempat perlindungan (shelter)

ikan karang, terutama selama adanya serangan badai atau serangan predator.

Korelasi umum antara topografi karang dengan kelimpahan ikan karang serta

observasi dalam pertahanan ikan di lokasi perlindungan bersifat nyata sebagai

sumber daya pembatas. Studi komprehensif yang dilakukan dengan hipotesis

tentang pentingnya tempat perlindungan, menggambarkan bahwa tempat

perlindungan memberikan perbedaan yang nyata dalam kelimpahan ikan karang.

Peningkatan jumlah tempat perlindungan mengakibatkan peningkatan kelimpahan

ikan yang secara spesifik menjadikan karang sebagai tempat persembunyian

(Jones, 1991).

2.3.3 Terumbu Karang Sebagai Sumber Pakan

Salah satu sumber pakan (food) bagi ikan yang banyak dijumpai di

terumbu karang adalah lendir yang dihasilkan oleh karang yang sebenarnya

digunakan karang untuk menangkap mangsanya. Lendir tersebut dikeluarkan oleh

beberapa jenis karang yang tidak memiliki tentakel atau tentakelnya telah

Page 15: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

19

tereduksi. Lendir ini merupakan sumber pakan penting bagi jenis ikan tertentu dan

hewan karang lainnya (Barnes, 1980).

Keberadaan karang merupakan pakan dari beberapa jenis ikan pemakan

karang famili Chaetodontidae, Apogonidae, Balistidae, Labridae dan sekelompok

kecil Scaridae (Gambar 4). Kelompok ikan dari famili Chaetodontidae, Labridae,

dan Scaridae secara langsung memakan jaringan lendir (mucus) yang diproduksi

oleh karang, sedangkan kelompok Acanthurids dan kebanyakan spesies dari famili

Labridae lainnya memakan alga yang tumbuh dalam batuan keras berkapur

(calcareous) (Gambar 5). Pemakan karang sangat bergantung kepada jaringan

hidup karang sebagai pakannya dan hal ini hanya terdapat pada struktur karang

yang masih hidup. Keberadaan karang hidup juga memberikan perlindungan

terhadap invertebrata dan organisme bentik lainnya yang merupakan pakan

beberapa jenis ikan karang (Aktani, 1990).

Gambar 4. Ikan karang yang memangsa koloni karang (Nybakken, 1992)

Gambar 5. Beberapa ikan karang herbivor (Nybakken, 1992).

Page 16: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

20

2.4 Daerah Perlindungan Laut

Daerah Perlindungan Laut yang berbasis masyarakat (DPL-BM)

merupakan daerah pesisir dan laut yang dipilih dan ditetapkan untuk ditutup

secara permanen dari kegiatan perikanan dan pengambilan sumberdaya laut serta

dikelola oleh masyarakat setempat (Tulungan et all., 2002). Daerah Perlindungan

Laut dibentuk berdasarkan ekosistem yang ada yaitu terumbu karang, hutan

mangrove, padang lamun, dan sebagainya. Berbagai hal yang dipertimbangkan

dalam menentukan sebuah DPL-BM adalah kemampuan masyarakat dalam

mengawasi kawasan dari kegiatan eksploitatif tidak diperkenankan. Hal ini sangat

mempengaruhi pemilihan lokasi dan besar ukuran DPL-BM (Sinaga, 2009).

Faktor utama yang menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang di

Indonesia karena kurangnya kepedulian masyarakat untuk menjaga dan

melestarikan ekosistem terumbu karang. Daerah Perlindungan Laut berbasis

masyarakat merupakan program dengan kegiatan utama memberikan wawasan

dan menanamkan kepedulian kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga

ekosistem pesisir yang ada disekitarnya yang dijadikan DPL-BM. Dengan

program DPL-BM, masyarakat akan dirangsang untuk rasa memiliki terhadap

ekosistem terumbu karang sehingga berkembangnya metode penangkapan yang

ramah lingkungan dan lestari. Daerah Perlindungan Laut berbasis masyarakat

merupakan program konservasi laut yang berdasarkan aspirasi masyarakat akan

tetapi pembentukan DPL-BM harus dilakukan bersama antara masyarakat,

pemerintah setempat, dan para pemangku kepentingan lain yang ada (Sudarno,

2010).

Daerah Perlindungan Laut merupakan salah satu metode efektif untuk

mengatur kegiatan perikanan, melindungi tempat ikan bertelur, membesarkan

larva, sebagai daerah asuhan juvenil (ikan kecil), melindungi suatu wilayah dari

kegiatan penangkapan ikan, dan menjamin ketersediaan stok perikanan secara

berkelanjutan (Sinaga, 2009). Menurut Tulungan et all. (2002), tujuan penetapan

Daerah Perlindungan Laut berbasis masyarakat adalah:

1. Meningkatkan dan mempertahankan produksi perikanan di sekitar daerah

perlindungan

Page 17: 5 BAB II Tinjauan pustaka - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2008/230210080020_2_1818.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari

21

2. Menjaga dan memperbaiki keanekaragaman hayati pesisir dan laut seperti

keanekaragaman terumbu karang, ikan, tumbuhan, dan organisme lainnya

3. Dapat dikembangkan sebagai tempat yang cocok untuk daerah tujuan wisata

4. Meningkatkan pendapatan/kesejahteraan masyarakat setempat

5. Memperkuat masyarakat setempat dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam

6. Mendidik masyarakat dalam hal perlindungan/konservasi sehingga dapat

meningkatkan rasa tanggung jawab dan kewajiban masyarakat untuk

mengambil peran dalam menjaga dan mengelola sumberdaya secara lestari

7. Sebagai lokasi penelitian dan pendidikan keanekaragaman hayati pesisir dan

laut bagi masyarakat, sekolah, lembaga penelitian dan perguruan tinggi.

Mutaqqin (2006) menyatakan bahwa peningkatan kondisi terumbu karang

pada tahun 2005 di DPL Pulau Sebesi Lampung membuktikan bahwa penetapan

DPL di Pulau Sebesi Lampung pada tahun 2002 telah mengurangi tingkat

kerusakan terumbu karang, khususnya kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas

manusia. Daerah Perlindungan Laut merupakan salah satu usaha untuk menjaga

kelestarian terumbu karang. Dengan adanya DPL, ikan akan memiliki kesempatan

untuk berkembang biak dengan baik tanpa ada gangguan dari manusia.