4.emosi
Click here to load reader
-
Upload
wahyu-hanif-a-q -
Category
Business
-
view
1.509 -
download
0
Transcript of 4.emosi
EMOSI
Nuristighfari Masri KhaeraniPsikologi Fishum UIN Sunan KalijagaYogyakarta
Tonggak Bersejarah Awal
Kasus Phineas Gage - 1848
Teori Darwin & Evolusi Emosi - 1872
Teori James-Lange & Cannon-Bard - 1900
Penemuan sham range - 1929
Teori sistem limbik emosi - 1937
Penemuan Sindroma Kluver-Bucy - 1939
Kasus Phineas Gage
MandorRutland & Burlington Railroad
Mengalami kecelakaan kerja yang mengubah kehidupan emosionalnya
Sebelum kecelakaan: bertanggungjawab, cerdas sosial, disukai teman & sesama pekerja, religius, terhormat
Setelah kecelakaan: kasar, impulsif, kata-katanya sering melukai banyak orang, kurang sopan
Terjadi kerusakan pada lobus prefrontal terlibat dalam perencanaan & emosi
Teori Darwin & Evolusi Emosi
Ekspresi emosi berevolusi dari perilaku-perilaku yg menunjukkan perilaku apa yg kemungkinan besar akan dilakukan oleh seekor binatang setelah itu
Bila sinyal yg diberikan oleh perilaku semacam itu menguntungkan binatang yang memperlihatkannya,maka perilaku itu akan berevolusi dengan cara-cara yg memperkuat fungsi komunikatif mereka, dan fungsi aslinya mungkin hilang
Pesan-pesan yang berlawanan seringkali diberikan dengan sinyal yg berupa gerakan dan postur yg berlawanan, sebuah ide yg disebut prinsip antitesis
Teori James-Lange & Cannon-Bard
Persepsi tentang Beruang
Reaksi Fisiologis Perasaan Takut
Persepsi tentang Beruang
Perasaan Takut
Reaksi Fisiologis
Penemuan Sham Range
• Sham Range: respon agresif binatang dekortikat yang berlebihan dan tidak tentu arah
• Sham Range dpt ditimbulkan pd kucing yg hemisfer cerebral-nya dipotong ke bawah tetapi tdk termasuk hipotalamus
• Sham Range tdk dpt ditimbulkan bila hipotalamusnya dibuang
• Hipotalamus penting untuk ekspresi respon agresif• Fungsi korteks: menghambat & mengarahkan respon
tersebut
Sistem Limbik dan Emosi
• Sistem limbik : sirkuit yang memutari talamus (limbic : cincin)
• Keadaan emosional diekspresikan melalui aksi struktur limbik di hipotalamus dan bahwa mereka dialami melalui aksi struktur-struktur limbik di korteks
Sindroma Kluver-Bucy
• Meliputi perilaku: mengonsumsi hampir semua yg dpt dimakan, aktivitas seksual meningkat yg sering diarahkan pd objek yg tidak tepat, cenderung meneliti berulang-ulang objek yg sudah sangat dikenal, cenderung meneliti objek dengan mulut, tidak punya ketakutan ditemukan pada kera
• Kebanyakan gejala sindroma Kluver-Bucy akibat kerusakan amigdala
Emosi & Ekspresi Wajah
• Ekman & Fiesen: ekspresi primer
Terkejut, marah, sedih,
muak,takut,senang
• Semua ekspresi wajah lain dari
ekspresi murni terdiri atas campuran yg
dpt diprediksi dari keenam ekspresi
primer tersebut
Ketakutan, Pertahanan, Agresi
• Takut: reaksi emosional thd ancaman kekuatan pendorong perilaku defensif
• Perilaku defensif perilaku yg fungsi primernya melindungi organisme dari ancaman/ bahaya
• Perilaku agresif perilaku yg fungsi primernya untuk mengancam
Penelitian Blanchard & Blanchard colony intruder model of aggression and defense
Kategori perilaku agresif & perilaku defensif pada tikus
Agresi & Testosteron
Soma, dkk Testosteron meningkatkan agresisosial pada
jantan di banyak spesies; agresi banyak berkurang dg kastrasi pada spesies yg sama
Pada beberapa spesies,kastrasi td memiliki efek pd agresi sosial,dan pd yg lainnya,kastrasi mengurangi agresi selama musim kawin tetapi tdk pd waktu-waktu lainnya sepanjang tahun
Lanjutan Agresi & Testosteron
• Hubungan antara agresi & kadar testosteron
sulit diinterpretasi karena keterlibatan dalam
kegiatan agresif itu sendiri dapat menaikkan
kadar testosteron-sebagai contoh hanya
dengan bermain-main dg senjata api saja
bisa menaikkan kadar testosteron mhs laki-
laki
• Untuk memahami efek testosteron pd
agresi, kadar testosteron dalam darah yg
menjadi satu-satunya ukuran yg digunakan
di banyak studi, bukanlah ukuran terbaik.
Yang lebih penting adalah kadar
testosteron di berbagai daerah otak
memperlihatkan aktivasi.
Mekanisme Neural untuk Pengkodisian Ketakutan
Pembentukan ketakutan sebagai respon
terhadap stimulus yg semula netral (stimulus
kondisional) dg memperlihatkannya, biasanya
beberapa kali, sebelum datangnya sebuah
stimulus aversif (stimulus tak kondisional)