repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu,...

43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENGELOLAAN OPINI PUBLIC DALAM MEMPERBAIKI CITRA LEMBAGA KEPOLISISAN A. Analisis Reputasi Kegiatan ini berkaitan dengan mengidentifikasi isu, tantangan, kelemahan, peluang dan ancaman di mata publik. Dari data dan wawancara yang peneliti dapatkan selama proses penelitian pada divisi humas polda sumatera selatan menyatakan bahwa pengelolaan Opini Public dalam Memperbaiki Citra Lembaga Kepolisian, yaitu melalui beberapa kegiatan dan pernyataan– pernyataan yang diungkapkan bagian humas tentang bagaimana terbentuknya opini public. Suatu hal yang perlu dipahami sehubungan dengan terbentuknya sebuah citra lembaga pemerintahan khususnya adalah adanya persepsi yang berkembang dalam benak public terhadap realitas (yang muncul dalam media). 55

Transcript of repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu,...

Page 1: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGELOLAAN OPINI PUBLIC DALAM MEMPERBAIKI CITRA

LEMBAGA KEPOLISISAN

A. Analisis Reputasi

Kegiatan ini berkaitan dengan mengidentifikasi isu, tantangan,

kelemahan, peluang dan ancaman di mata publik. Dari data dan wawancara yang

peneliti dapatkan selama proses penelitian pada divisi humas polda sumatera

selatan menyatakan bahwa pengelolaan Opini Public dalam Memperbaiki Citra

Lembaga Kepolisian, yaitu melalui beberapa kegiatan dan pernyataan–

pernyataan yang diungkapkan bagian humas tentang bagaimana terbentuknya

opini public. Suatu hal yang perlu dipahami sehubungan dengan terbentuknya

sebuah citra lembaga pemerintahan khususnya adalah adanya persepsi yang

berkembang dalam benak public terhadap realitas (yang muncul dalam media).

Citra lembaga pemerintahan di mata public dapat terlihat dari pendapat

atau pola pikir komunal saat mempersepsikan realitas yang terjadi. Realitas yang

bisa di dapatkan dari media massa atau media lain yang berhungan langsung

dengan public, bisa dianggap mewakili persepsi yang lebih besar atau pasif,

yakni seluruh masyarakat.

Dengan demikian, seberapa jauh citra akan terbentuk sepenuhnya

ditentukan oleh bagaimana PR mampu membangun persepsi yang didasarkan

oleh realitas yang terjadi. Untuk singkatnya, kita sebut saja PRC (Persepsi–

55

Page 2: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

56

Realitas-Citra). Sekalipun persepsi belum tentu sama dengan realitas yang

muncul tetapi persepsi tidak bisa dibagun tanpa realitas yang mendasar. Apalagi

kalau realitas di selewengkan untuk mengelabui target audience sehingga

memunculkan persepsi sesuai dengan apa yang kita diinginkan.

PRC harus dibangun dengan fondasi kredibilitas. PRC yang tidak didasari

informasi realitas dengan kredibilitas tinggi hanya akan menghasilkan citra yang

lemah. Risiko yang diakibatkan oleh informasi yang tidak kredibel adalah

banyaknya celah yang bisa dilihat oleh public, termasuk pihak lain yang

memiliki kepentingan bersebrangan, untuk dengan mudah mengubah citra

menjadi negatif.

Apalagi, citra tidak bisa dipilah secara kaku pada area baik dan buruk.

Citra harus dikembangkan berdasarkan perkembangan bisnis yang dimilikiboleh

perusahaan. Perusahaan yang baru tumbuh membutuhkan pencitraan yang yang

berbeda dengan perusahaan yang sudah masuk dalam tingkat kematangan. Dalam

konteks humas citra diartikan sebagai "kesan, gambaran, atau impresi yang tepat

(sesuai dengan kenyataan) atas sosok keberadaan berbagai kebijakan personil

personil atau jasa-jasa dari suatu organisasi atau perusaahaan.”

Divisi humas dalam mengelolah opini publik dalam memperbaiki citra

lembaga kepolisian sangatlah penting sekali dalam kemajuan Polda Sumatera

Selatan, diketahui tugas humas ialah melaksanakan publikasi, hubungan

masyarakat dan dokumentasi, menanggapi dan memecahkan masalah yang

muncul dibidang kehumasan.

Page 3: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

57

Selain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus

dimiliki pihak yang ingin membangun reputasi. Proses membangun reputasi pada

akhirnya usaha mengenali diri sendiri, memaksimalkannya dan berusaha

menjadi yang terbaik untuk pihak lain secara jujur. Adapun pendekatan yang

digunakan dalam pembangunan sebuah reputasi untuk lebih jelasnya di paparkan,

yaitu sebagai berikut;

Menurut Saudari Yulia, yang mengatakan:

“Masih ada oknum polisi yang melakukan punggutan liar dan penilangan terhadap masyarakat, hal tersebut sebenarnya sangat disayangkan. Apalagi polisi seharusnya menjadi sosok yang dapat dijadikan panutan oleh masyarakat melakukan hal-hal yang dapat menurunkan image sektor kepolisian.”1

Menurut Saudari Syafira,yang juga menyampaikan pendapatnya yaitu:

“Tidak lah baik bagi oknum Polda Sumatera Selatan melakukan punggutan liar dan penilangan karena hal tersebut mencerminkan karakter yang buruk terhadap masyarakat tentang kepolisian khususnya Polda Sumatera Selatan, dan penilaian saya terhadap Polda Sumatera Selatan cukup baik menjalankan tugas dan fungsinya serta pelayanan masyarakatnya juga cukup baik”2

Dalam kaitannya dengan isu di lingkungan polda sumatera selatan, maka

divisi humas melaksanakan pengelolaan opini public dalam memperbaiki citra

lembaga kepolisian. Sebagai berikut;

1. Memperbaiki Citra1 Hasil wawancara dengan yulia selaku masyarakat sekitar polda sumatera selatan pada

tanggal 17 juli 20162 Hasil wawancara dengan Syafira selaku masyarakat sekitar polda sumatera selatan

pada tanggal 17 juli 2016

Page 4: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

58

Membangun kembali kepercayaan masyarakat mengingat telah

terjadinya krisis kepercayaan terhadap kepolisian sebagai akibat kurang

efektifnya penyelengaraan fungsi kepolisian serta sikap dan perilaku negatif

anggota polda. Hal ini terjadi karena;

a. Kekurang mampuan dan kelambanan polisi dalam mengungkapkan

kasus kejahatan serta ketidakpuasan pencari keadilan terutama bagi

masyarakat lapis bawah terhadap objektifitas, kejujuran, dan

transparansi polisi;

b. Adanya kepercayaan yang kuat di kalangan masyarakat tentang adanya

kolusi antara oknum-oknum penegak hukum/keamanan dan pemerintah

dengan pengelola industry vice(penyakit masyarakat) dan kejahatan

tanpa korban (victimless crimes)

c. Tertutupnya peluang masyarakat lokal untuk ikut mengawasi

penyelengaraan fungsi kepolisian. Kepolisian masa depan harus dikelola

secara transparan dengan membuka peluang ke ikut sertaan masyarakat

sebagai Stakeholder baik dalam memberikan penilaian maupun dalam

proses manajemen polda;

d. Rendahnya kualitas penyajian layanan masyarakat;

e. Penyalahgunaan kekuasaan sebagai dosa-dosa kepolisian.

Proses yang memberikan pengawasan dalam semua hal yang terlibat

dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Dengan adanya

pengelolaan yang baik untuk kegiatan yang dilakukan maka, hasil yang akan

Page 5: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

59

dicapai akan semakin mudah untuk dicapai. Menurut Kasubbag Penmas Darul

S.Ag menanggapi isu-isu negatif yang timbul di masyarakat tentang polda

sumsel yaitu:

“Polda tetap berupaya memperbaiki dan membenahi strukturnya maupun anggotanya sebaik mungkin, baik melalui penyelidikan maupun kegiatan. Yaitu kegiatan revolusi mental yang di gadang-gadang oleh Presiden Jokowi , yang bekerja sama dengan media, karena itu di pantau terbuka /transparan secara akuntable dan humanis. Umpamanya anggota polri atau pns terlibat narkoba atau kejahatan yang lain, polda melakukan pembinaan kepada anggota yang bermasalah tersebut. Melalui revolusi mental, yaitu pembinaan mental dalam segi agama, pembinaan di lakukan kurang lebih selama 3 bulan.” 3

Dengan adanya strategi yang baik dan pengelolaan opini publik yang

baik, maka semua kegiatan yang telah direncanakan dapat dikerjakan dengan

baik, kemudian kerja sama tim yang solid akan menambah kesuksesan suatu

organisasi yang dijalankan. Pengelolaan perlu diperhatikan dan dilaksanakan

agar semua tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik.

Tujuan pokok bagi suatu organisasi atau perusahaan. Pengertian citra

itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari

penilaian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat dari publik

sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap organisasi atau perusahaan

tersebut dilihat sebagai sebuah badan usaha yang dipercaya, professional, dan

dapat diandalkan dalam pembentukan pelayanan yang baik. Tugas PR itu

3 Hasil wawancara dengan Darul S.Ag Penata Tingkat 2 Humas Polda Sumatera Selatan pada tanggal 17 juli 2016

Page 6: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

60

sendiri adalah menciptakan citra organisasi yang diwakilinya sehingga tidak

menimbulkan isu-isu yang merugikan.

2. Merubah Pendekatan Militeristik Ke Propesionalitas.

Membangun polisi yang professional bukan menganti baju, tetapi juga

harus merubah wajah polda. Bahwa badan-badan kepolisian harus disusun

dengan mengambil model para militer merupakan kenyataan universal tetapi

menjadikan anggota kepolisian seperti prajurit (militer) adalah suAtu

kebijakan yang keliru. Tanpa harus menghapuskan tradisi-tradisi militer yang

memang dibutuhkan bagi kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas

anggota kepolisian, gaya militeristik yang mengancam upaya memajukan

profesionalisme harus terus menerus dihapuskan. Suatu pendekatan

professional lebih menekankan pada kemampuan individual yang diwarnai

oleh ciri rasionalitas. Polisi yang professional bukan saja harus mampu

melaksanakan pekerjaannya sesuai teknis profesinya, tetapi juga mampu

memahami kasus yang ditanganinya secara tepat.

3. Perbaikan Paradigma Kepolisian

Pengeseran paradigma kepolsian harus menyangkut perubahan

pendekatan dari yang berorientasi kekuasaan menjadi yang megedepankan

pelayanan. Pelayanan kepolisian pada dasarnya mencangkup pelayanan

penegakkan hukum dan pelayanan penegakkan keamanan termasuk ketertiban

umum dan hal-hal terkait.

Page 7: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

61

4. Perubahan Tugas Kepolisian

Perubahan yang menyangkut pendekatan pelaksanaan tugas yang

berorientasi pada harapan masyarakat. Harapan masyarakat dapat dibedakan

dari segi produk dan segi proses. Dari segi produk berupa timbulnya rasa

aman dan kepastian hukum, dari segi proses, polisi Dituntut bersikap adil,

dalam arti perlakuan yang sama dan sesuai hukum bagi setiap orang yang

dilayaninya

5. Perubahan Sistem Cultural Pendidikan Kepolisian

Proses dalam pengelolaan opini public dalam memperbaikiki citra

lembaga kepoliusian diatas, tidak mungkin diaplikasikan hanya melalui

perubahan aspek instrumen dan/atau perubahan struktur saja. Reformasi

polda, sebagaimana pengalaman berbagai Negara menunjukan harus

menyangkut berubahan kultur secara menyeluruh. Ini berarti bahwa

pengelolaan opini public dalam memperbaikiki citra lembaga kepoliusian

harus diarahkan pada sistem pendidikan kepolisian. Perubahan sistem

pendidikan bukan hanya menyangkut perubahan kurikulum saja, tetapi juga

program-program pendidikan, baik dalam arti jenjang maupun kejujuran.

Kemauannya harus diarahkan untuk menjamin efisiensi, efektifitas, dan

profesionalitas. pengelolaan opini public dalam memperbaikiki citra lembaga

kepoliusian perlu ditinjau kembali dengan kemungkinan mengalihkan

sebagian proses pendidikan dari dari lembaga pendidikan ke satuan-satuan

pengguna.

Page 8: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

62

Berdasarkan pada kenyataan diatas maka peneliti dapat memahami

bahwa dengan adanya sebuah kegiatan tersebut akan menjadi sebuah ancaman

di masyarakat.

B. Perencanaan Strategis

Program Kerja yang strategis disusun untuk diterapkan kepada publik.

Program kerja ini harus sesuai dengan visi dan misi organisasi. Menurut

Kasubbag Renmin Herwanto:

“Pandangan masyarakat sekarang bermacam-macam, ada pandangan negatif dan banyak pula pandangan positif. Karena polisi sekarang tidak sama dengan polisi jaman dulu, sekarang polisi melayani dan memberikan informasi selengkap-lengkapnya baik tentang kinerja polri itu sendiri maupun kejadian di masyarakat. Pelayanan polisi ini tidak semua dipandang negatif.”4

Berdasarkan perndapat diatas, maka dapat dipahami bahwa dalam

Implementasi pelaksanaan perencanaan yang strategis, maka program

perencanaan tersebut harus memuat hal-hal berikut ini, yaitu;

1. Credibility (Kredibilitas) Komunikasi dimulai dengan iklim rasa saling

percaya. Penerima harus percaya kepada pengirim informasi dan menghormati

kompetensi sumber informasi terhadap topik informasi.

2. Context (Konteks) Program komunikasi harus sesuai dengan kenyataan

lingkungan. Komunikasi yang efektif membutuhkan lingkungan sosial yang

mendukung, yang sebagian besar dipengaruhi media massa.

4 Hasil wawancara dengan Kasubbag Renmin Herwanto Penata Tingkat 1 Humas Polda Sumatera Selatan Pada Tanggal 17 Juli 2016

Page 9: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

63

3. Content (isi) Pesan harus mengandung makna bagi penerimanya dan harus

sesuai dengan sistem nilai penerima. Pesan harus relevan dan dapat

bermanfaat bagi penerima.

4. Clarity (Kejelasan) Pesan harus diberikan dalam istilah sederhana dan kata-

katanya harus bermakna sama menurut pengirim dan penerima. Organisasi

harus berbicara dengan satu suara, tidak banyak suara.

5. Continuity and consistency (Kontinuitas dan konsistensi) Komunikasi adalah

proses tanpa akhir dan membutuhkan repetisi agar bisa masuk serta beritanya

harus konsisten.

6. Channel (Saluran) Saluran komunikasi yang sudah ada harus digunakan dan

pemilihannya harus sesuai dengan publik sasaran

7. Capability of the audience (Kemampuan khalayak)Komunikasi harus

mempertimbangkan kemampuan audien. Komunikasi akan efektif apabila

tidak banyak membebani penerima untuk memahaminya. Kemampuan ini

dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu, kebiasaan, kemampuan

membaca dan pengetahuan khalayak.

Berdasarkan pada kenyataan diatas maka dapat di pahami bahwa dengan

adanya program kerja dan stategi tersebut akan bisa mengelola opini yang timbul

di masyarakat.

Page 10: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

64

C. Stakeholder Relations

Menjalin hubungan dengan kontinu dengan Stakeholder sanggat penting

sebagai cara mudah menyampaikan informasi dalam membangun reputasi.

Menurut Kasubbag Renmin Herwanto:

“Polda memiliki sms pengaduan dari masyarakat, itu pun hampir tiap harinya. Sms tersebut ada yang kepolda sumsel langsung ada juga yang kekabid humas. Macam-macam pengaduan tingkah laku oknum di lapangan.”5

Dalam rangka menciptakan dan membina hubungan dengan media divisi

humas Polda Sumatera Selatan melaksanakan hal-hal berikut ini, yaitu:

1. Memahami dan melayani media Dengan berbekal pengetahuan tentang hal-hal

pokok mengenai media, seperti jangkauan pembaca, daerah sirkulasi,

frekuensi penerbitan, kebijakan editorial, metode distribusi dan lain-lain,

maka Public Relations akan mampu menjalin kerjasama dengan pihak media.

Public Relations akan dapat menciptakan suatu hubungan timbal balik yang

saling menguntungkan.

2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya Public Relations

harus senantiasa siap menyediakan atau memasok materi-materi yang akurat

di mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah

Public Relations akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan

dapat dipercaya oleh para jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu, maka

5 Hasil wawancara dengan Kasubbag Renmin Herwanto Penata Tingkat 1 Humas Polda Sumatera Selatan Pada Tanggal 17 Juli 2016

Page 11: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

65

komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan akan lebih mudah

diciptakan dan dipelihara.

3. Menyediakan salinan yang baik Public Relations diharapkan dapat

menyediakan foto-foto yang baik, menarik dan jelas secara cepat, dan juga

menyediakan salinan naskah. Hal ini dikarenakan, dokumen tersebut setiap

saat bisa saja dibutuhkan ketika berhubungan dengan media, ataupun juga

pada saat krisis.

4. Bekerja sama dalam menyediaan materi Public Relations dan jurnalis dapat

bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers

dengan tokoh-tokoh tertentu. Dalam hal ini Public Relations berindak sebagai

fasilitator bagi jurnalis dan media dalam menyediakan narasumber yang

memiliki kredibilitas.

5. Menyediakan fasilitas verifikasi Public Relations juga perlu memberi

kesempatan kepada para jurnalis untuk melakukan verfikasi (pembuktian

kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima. Seperti, para jurnalis

diizinkan untuk langsung melihat fasilitas atau kondisi-kondisi perusahaan

yang hendak diberitakan.

6. Membangun hubungan personal yang kokoh Suatu hubungan personal yang

kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh

keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan sikap saling menghormati profesi

masing-masing.

Page 12: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

66

Menurut Andika Pranata Jaya, S.Sos:

“Polisi tidak ada artinya tanpa peran serta masyarakat, karena kamtibmas membutuhkan peran serta masyarakat dimanapun berada, untuk itu diharapkan masyarakat bisa menjadi Polisi bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan”6

Menurut saudari Oca yang memberikan pendapatnya:

“Sudah menjadi tugas seorang polisi melayani masyarakat dengan baik, namun kenyataannya ketika saya datang ke Polda Sumsel untuk menanyakan tentang pembuatan SKCK malah disepelehkan hal tersebut tidak mencerminkan polisi yang profesional dan mempunyai ahlak yang terpuji”7

Berdasarkan pada kenyataan diatas maka dapat di pahami bahwa

dengan masyarakat yang datang ke Polda Sumsel akan timbulnya hubungan

yang positif dan negatif pada anggota polisi.

D. Memantau Media

Secara aktif dan jeli memantau laporan terkait produk organisasi yang

tersebar di berbagai media. Berita yang dipantau dan dicatat dipisahkan antara

yang bernada positif dengan yang negatif, memecahkan berita yang memuat

pesan dari organisasi, mengidentifikasi pesan dan isu terkait organisasi serta

menilai respon Stakeholder.

Seluruh tahapan strategi Public Relations yang dilakukan oleh Polda

Sumatera Selatan dalam media relations memiliki tujuan utama yaitu untuk

menjalin hubungan baik dengan para wartawan. Dengan terjadinya hubungan 6 Hasil Wawancara tidak terstruktur dengan Andika Pranata Jaya, S.Sos Selaku masyarakat

Pada Tanggal 17 Juli 20167 Hasil Wawancara tidak terstruktur dengan Oca Selaku mahasiswa UIGM Pada Tanggal

17 Juli 2016

Page 13: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

67

yang baik ini, maka diharapkan adanya penulisan pemberitaan yang positif oleh

media terhadap Polda Sumsel. Humas Polda Sumsel secara resmi menghubungi

wartawan ketika melakukan kegiatan konferensi pers, press tour, dan kunjungan

pers.

Sedangkan dalam bentuk yang tidak resmi perusahaan mengundang

wartawan dalam acara sesarehan. Menurut para wartawan, penting bagi Humas

Polda Sumsel supaya memilki pemahaman mengenai suatu media. Selain

memasok materi yang layak diterbitkan, semua prkatisi PR juga perlu memahami

bagaimana sebuah informasi di media itu diterbitkan. Sebagian pengetahuan

tersebut dapat dipelajari hanya dengan mengamati dan menganalisisnya saja

Dalam pelaksanaan kegiatan media relations di Polda Sumsel, wartawan

mempunyai anggapan bahwa selama ini perusahaandalam mengadakan kegiatan

media relations memiliki beberapa kelebihan antara lain :

1. Wartawan selalu dikonfirmasi terlebih dahulu jika Polda Sumsel akan

mengadakan kegiatan atau cara penting. Biasanya lewat undangan yang

bersifat resmi, atau yang tidak resmi seperti lewat telepon dan sms tentang

pemberitahuan tempat, waktu, tanggal pelaksanaan acara kepada wartawan.

2. Selama pelaksanaan kegiatan tersebut, pihak perusahaan telah memberikan

informasi yang jelas dan terbuka bagi wartawan. Jika dirasa masih kurang

lengkap, maka humas Polda Jateng siap menerima kedatangan atau

pertanyaan seputar informasi tersebut.

Page 14: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

68

3. Bekerja sama dalam penyediaan materi, seperti membagikan press release

kepada media. Dengan tujuan agar informasi yang akan ditulis di media baik

dan jelas.

E. Pelatihan Media

Sumber: Majalah Tribrata News Sumsel (Majala Polda Sumsel)

Gambar: 3 Silaturahmi Para Jurnalis dan Wartawan dan Polda Sumsel, serta

Kodam II Sriwijaya.

Organisasi harus memberikan pelatihan terkait media massa kepada

praktisi PR. Pelatihan media yang dimaksud di sini adalah pelatihan dalam

bentuk pemberian materi-materi mengenai tentang tata cara menulis pada media,

media atau karya tulis ilmiah yang diadakan oleh Polda Sumsel melalui seminar-

seminar baik yang diadakannya sendiri maupun yang diadakan oleh instansi atau

lembaga lain dan Polda Sumsel di sini bertindak sebagai pengisi materi atau

narasumber pada saat pelaksanaan.

Page 15: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

69

Menurut Kabid Humas Kombes Pol Drs. R.Djarod P.H.Madyoputro,MH

menegaskan:

“Tingkatkan kerjasama dengan fungsi kehumasan lainnya, tingkatkan kwalitas kinerja, kuasai media, berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat maupun anggota”8

F. Materi Komunikasi

Organisasi merancang naskah untuk berbagai media terkait promosi,

kebijakan, program kerakyatan dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan

reputasi. Dalam proses pengelolaan opini publik yang dilakukan oleh humas

Polda sumatera selatan tidak lepas dari sarana atau media komunikasi baik itu

menggunakan media elektronik dan media cetak ataupun berkomunikasi secara

langsung terhadap masyarakat adapun media elektronik dan media cetak yang di

gunakan Polda sumatera selatan sebagai berikut.

1. Televisi

Sumber: Doc Polda Sumatera Selatan

Gambar: 4. Berita Pasca Bom Jakarta

8 Hasil Wawancara Tidak Terstruktur dengan Kombes Pol Drs. R.Djarod P.H.Madyoputro,MH Ketua Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Pada Tanggal 17 Juli 2016

Page 16: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

70

Televisi sebagai salah satu media elektronik yang digunakan banyak

orang sebagai media komunikasi, baik itu tentang pendidikan ataupun bisnis.

Melihat pengertian diatas dapat kita pahami bahwa televis merupakan

kebutuhan sekunder bagi masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia,

sebab televisi dapat menjadi sumber pengetahuan dan hiburan bagi

masyarakat yang memilikinya. Televisi mempunyai daya tarik yang cukup

kuat untuk menghibur dan merubah tindakan masyarakat yang telah menjadi

teman setianya.

Dengan demikian, menurut peneliti dapat di pahami bahwa untuk

memperbaiki citranya kepolisian Polda Sumatera Selatan juga bekerja sama

dengan media elektronik seperti Televisi lokal untuk menyampaikan

informasinya.

2. Website

Page 17: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

71

Sumber: Doc. Bidang humas Polda Sumatera Selatan

Gambar: 5. Website Resmi Polda Sumatera Selatan

Website sebagai kumpulan-kumpulan halaman yang menampilkan

berbagai macam informasi teks, data, dan gambar atau berbagai macam

halaman situs yang terangkum didalam sebuah domain atau juga subdomain,

yang lebih tepatnya berada di dalam world wide webe yang tentunya terdapat

di internet. Polda Sumatera Selatan juga mempunyai website resmi Polda,

yang mana website tersebut berisikan semua informasi mengenai Polda yang

boleh di publist ke masyarakat luas, sebagai sumber informasi yang akurat

yang di berikan oleh Polda.

Dengan demikian, menurut peneliti dapat di pahami bahwa untuk

memberikan informasi kepada masyarakat melalui media massa dan juga

memberikan kesan positif di masyarakat tentang Polda Sumatera Selatan.

3. Radio

Sumber: Doc Polda Sumatera Selatan

Page 18: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

72

Gambar: 6. Ruang Siaran Langsung Di Radio Local

Media elektronik seperti radio sangat dikenal oleh masyrakat, sampai

sekarangpun radio masih eksis di gunakan, meskipun daya tarik masyrakat

untuk radio sudah semakin berkurang karena sudah adannya televisi. Akan

tetapi proses komunikasi yang menggunakan radio sudah cukup efektif

meskipun daya jangkau radio terbatas. Meskipun begitu Polda Sumatera

Selatan masih menggunakan strategi dalam mengelola opini di masyarakat

menggunakan radio untuk menyampaikan semua informasi kepada masyrakat.

Seperti yang disiarkan oleh Kabid Humas Kombes Pol. Drs. Cahyo

Budisiswanto,MH:

“Jangan menggunakan barang-barang mewah yg berlebihan,jangan melewati jalur yg rawan sendirian, mengaktifkan siskamling,jangan main hakim sendiri dan jika masyarakat membutuhkan bantuan atau ada keluhan dapat mengirimkan Sms Online ke Polda Sumsel 0811755551”.9

Menurut Darul S.Ag:

“Informasi yang disampaikan melalui radio dapat mempermudah praktisi humas Polda Sumatera Selatan dalam melakukan Tanya jawab tentang permasalahan dan informasi keluhan masyarakat tentang para petugas polda yang sedang disampaikan oleh praktisi humas maupun Kapolda ”10

Maka dari itu dapat kita ketahui bahwa praktisi humas telah melihat

peluang untuk lebih dekat dengan masyarakat dalam melakukan komunikasi

secara langsung seperti Tanya jawab yang dilakukan melalui media audio 9 Hasil wawancara tidak terstruktur kombes Pol. Drs. Cahyo Budisiswanto,MH kabid

Humas Polda Sumatera Selatan Pada Tanggal 17 Juli 201610 Hasil Wawancara Darul S.Ag Penata Tingkat 2 Bid Humas Polda Sumatera Selatan. Pada

Tanggal 17 Juli 2016

Page 19: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

73

yakni radio. Seperti gambar dibawah ini yang mana deputi menejer humas

beserta staf humas melakukan siaran langsung di salah satu radio lokal.

4. Koran

Sumber: Doc Polda Sumatera Selatan

Gambar: 7. Koran Kliping dan Jurnal Polda Sumatera Selatan

Media lainnya yang digunakan Humas Polda Sumatera Selatan yang

dimaksud adalah media cetak, media cetak disini berupa koran. Koran adalah

sejenis surat kabar yang memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa

penting yang selalu ditunggu banyak orang untuk mengetahui apa yang terjadi

dan hal lainnya yang dibutuhkan orang-orang. Dalam hal surat kabar Polda

Sumatera Selatan juga mempunyai surat kabar sendiri yang berbentuk kliping

dan jurnal yang mana setiap hari itu selalu dibuat sebagai acuan kinerja Polda

Sumatera Selatan semakin baik lagi. Kliping dan jurnal ini dibuat dengan

mengumpulkan informasi atau pemberitaan mengenai Polda ataupun

kelistrikan dari berbagai media cetak lokal yang ada. Adapun contoh keliping

Page 20: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

74

koran yang dilakukan oleh humas Polda Sumatera Selatan ialah sebagai

berikut:

Dengan adanya kliping koran yang dibuat setiap harinya oleh staf

humas Polda Sumatera Selatan akan mempermudah semua pegawai Polda

melihat kabar- kabar yang di buat oleh media cetak yang ada di SumSel

terutama mengenai berita kasus di Polda Sumatra Selatan.

5. Spanduk, baner, pamflet.

Sumber: Doc Polda Sumatera Selatan

Gambar: 8. Baner dan Spanduk

Selain surat kabar yang tersedia di Polda Sumatera Selatan. Ada juga

media cetak yang menyampaikan informasi-informasi mengenaiPolda

Sumatera Selatan Seperti halnya spanduk yang di pasang dijalan, baner yang

diletakkan di lobi Polda Sumatera Selatan.

Dapat kita lihat foto spanduk dan bener diatas menunjukkan

bahwasannya polda sumatera selatan juga menggunakan media cetak tersebut

sebagai alat untuk informasi kepada masyarakat yang datang ke Polda

Sumatera Selatandan karyawannya. bener diletakkan di kantor agar setiap

Page 21: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

75

karyawan yang datang ke kantor Polda Sumatra Selatandapat melihat bener

tersebut. Selain komunikasi bermedia komunikasi yang tidak menggunakan

media juga digunakan oleh Polda Sumatera Selatan sebagai alat kerja praktisi

humas yang efektif. Menurut Kasubbag Renmin Herwanto polda sumsel

menyebutkan:

“Tentang tanggapan masyarakat di sekitar polda sumsel mengenai pemunggutan liar dan penilangan. Polda memiliki sms pengaduan dari masyarakat, itu pun hampir tiap harinya. Sms tersebut ada yang ke polda sumsel langsung ada juga yang ke kabid humas. Macam-macam pengaduan tingkah laku oknum di lapangan.” 11

Sumber: Doc Polda Sumatera Selatan

Gambar: 9. Rapat Diruang Rapat Bersama Staf

Menurut Kasubbag Penmas Darul S.Ag mengatakan:

“Mengenai pandangan masyarakat tentang polda sumsel12 “Pandangan masyarakat sekarang bermacam-macam, ada pandangan negatif dan banyak pula pandangan positif. Karena polisi sekarang tidak sama dengan polisi jaman dulu, sekarang polisi melayani dan memberikan informasi selengkap-lengkapnya baik tentang kinerja polri itu sendiri maupun kejadian di masyarakat.”

11 Hasil wawancara dengan Kasubbag Renmin Herwanto Penata Tingkat 1 Humas Polda Sumatera Selatan Pada Tanggal 17 Juli 2016

12Hasil wawancara dengan Kasubbag Penmas Darul S.Ag Penata Tingkat 2 Humas Polda Sumsel pada tanggal 17 juli 2016

Page 22: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

76

Adapun kendala yang di hadapi untuk mengubah Opini Public dalam

memperbaiki citra lembaga Polda Sumatera Selatan Menurut Kasubbag

Penmas Darul S.Ag:

“Kendalanya adalah keterlambatan laporan dari persatuan, faktor pendukung seperti wartawan,personil humas, PNS, dan semua personil yang ada di polda. Tapi yang menyelenggarakannya adalah humas, karena setiap bagian itu ada perwakilan dari humas. Yang di bawahi oleh subid PID, yang mengembangkan informasi.”13

G. Media Relations

Organisasi harus senantiasa menjaga hubungan harmonis dengan media.

Adapun beberapa konsep mengelola media relations yang efektif ialah :

1. Memilih media yang tepat untuk memuat berita tentang organisasi Seringkali

yang menjadi ukuran keberhasilan media relations didasarkan pada berapa

banyak media massa yang memuat berita mengenai organisasi/institusi

mereka. Hal ini disebabkan bahwa semakin banyak berita tentang organisasi

dimuat media massa maka informasi akan cepat disebarluaskan kepada

publik. Hal yang terpenting dalam mengelola media relations yaitu memilih

media yang tepat sebagai media penyebraluasan informasi sesuai dengan

sasaran khalayak pemberitaan.

2. Menjalin Hubungan baik dengan institusi media massa dan Wartawan

Menjalin hubungan dengan institusi media massa diperlukan, karena pada

dasarnya media massa itulah yang diperlukan dalam kegiatan PR. Ada pun

wartawan secara individual adalah pekerja media masss yang bisa saja 13 Hasil wawancara dengan Kasubbag Penmas Darul S.Ag Penata Tingkat 2 Humas Polda

Sumsel pada tanggal 17 juli 2016

Page 23: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

77

dialihtugaskan ke bidang liputan lain, atau dipromosikan menjadi redaktur di

media tersebut. Bila hubungan baik dijalin dengan wartawan secara

individual, maka bila wartawan tersebut dimutasikan atau dipromosikan maka

perlu upaya baru guna menjalin hubungan dengan wartawan baru. Bila

hubungan baik itu dijalin dengan media massa sebagai institusi maka siapa

pun wartawan yang bertugas tidak akan mengganggu hubungan yang sudah

terjalin antara organisasi dan institusi media.

3. Menyusun Daftar Media Salah satu yang harus dilakukan oleh koordinator

media relations adalah menyusun daftar media. Setiap organisasi tentunya

memiliki daftar media yang lengkap dengan alamat, nomor telephon, nomor

faks, alamat e-mail dan contact person. Tentu saja bukan daftar yang berisikan

semua media sehingga lebih menyerupai direktori media, melainkan daftar

media yang secara potensial bisa dijadikan media komunikasi dengan publik-

publik organisasi kita. Memang direktori media bisa dimanfaatkan untuk

mengidentifikasi media massa yang hendak kita masuki.

H. Government Relations

Page 24: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

78

Sumber: Majalah Tribrata News Sumsel (Majala Polda Sumsel)

Gambar: 10. Kerjasama PT. BNI dengan Polda Sumsel

Organisasi juga harus akrab dengan pemerintahan yang mempunyai

wewenang terkait regulasi dan kebijakan suatu wilayah. Polda Sumsel harus

memiliki hubungan baik dengan pemerintah/instansi lain sebagai salah satu cara

menjaga reputasinya dimata public. Seperti contohnya Polda Sumsel bekerja

sama dengan PT. BNI dalam pengelolaan keuangan Polda dan anggotanya.

I. Manajemen Isu

Menyiapi diri untuk menghadapi isu, terutama yang bernada negatif yang

dapat merusak reputasi organisasi. Proses Pelaksanaan manajemen isu terdiri dari

lima tahap, diantaranya adalah:

1. Identifikasi Issue

Tujuan utama identifikasi issue adalah untuk menempatkan prioritas

awal atas berbagai issue yang mulai muncul.  Issue-issue tersebut dapat

diklasifikasikan berdasarkan:

a. Jenis: sosial, ekonomis, politis, teknologis.

b. Sumber Respon: sistem bisnis, industri, perusahaan, anak perusahaan,

departemen.

c. Geografi: internasional, nasional, regional, daerah, lokal.

d. Jarak terhadap kontrol: tak terkontrol, agak terkontrol, terkontrol.

e. Kepentingan: segera, penting.

Page 25: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

79

f. Faktor seperti tingkat dampak serta kemungkinan bahwa issue akan

berkembang dalam periode waktu yang dapat diprediksi juga harus

dipertimbangkan.

2. Identifikasi isu terdiri dari tiga langkah utama

Pertimbangan tren di bidang sosial, politik, dan ekonom serta

teknologi Perbandingan tren tersebut dengan tujuan dasar organisasi atau

rencana bisnis organisasi Identifikasi isu utama.

3. Analisis Issue

Fokus utama dalam tahap ini adalah untuk memanfaatkan pengalaman

masa lalu dengan isu saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan 

pengamatan/penelitian kuantitatif dan kualitatif mengenai bagaimana yang

orang rasakan berkaitan dengan isu tersebut, tindakan apa yang telah diambil,

bagaimana perusahaan melakukan sesuatu dengan hal tersebut. Secara umum,

harus dilihat bagaimana dampak isu tersebut terhadap organisasi dengan

melihat  posisi perusahaan pada saat ini serta kekuatan dan kelemahannya

dalam memposisikan diri untuk berperan dalam pembentukan issue akan

membantu untuk memberikan fokus yang jelas bagi tahap perencanaan

tindakan.Riset aplikasi tentang hubungan issue terhadap perusahaan harus

ditargetkan pada para pembentuk opini dan penanggungjawab media. Tahap

riset dan analisa awal ini akan membantu mengidentifikasi apa yang dikatakan

oleh para individu dan kelompok berpengaruh tentang issue-issue dan

Page 26: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

80

memberikan ide yang jelas pada manajemen tentang asal serta

perkembangan issue-issue tersebut.

4.  Pilihan Strategi Perubahan Issue

Tahap ini melibatkan pembuatan keputusan-keputusan dasar tentang

respon organisasi. Pada dasarnya, setiap isu memerlukan “posisi/sikap.” Ada

beberapa alternatif sikap yang bisa diambil oleh organisasi, yang dapat

bersifat reaktif, adaptif atau dinamis :

a. Strategi Perubahan Reaktif:

Mengacu pada keengganan suatu organisasi untuk berubah dengan

penekanan pada melanjutkan sikap lama, contohnya dengan berusaha

untuk menunda keputusan kebijakan publik yang tidak bisa dihindari.

Keengganan untuk berubah ini jarang menyisakan ruang bagi kompromi

terhadap masalah legislatif.

b. Strategi Perubahan Adaptif:

Menyarankan pada keterbukaan terhadap perubahan serta

kesadaran bahwa hal ini tidak bisa dihindari. Pendekatan ini berlandaskan

pada perencanaan untuk mengantisipasi perubahan serta menawarkan

dialog konstruktif untuk menemukan sebuah bentuk kompromi atau

akomodasi.

c. Strategi Respon Dinamis:

Page 27: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

81

Mengantisipasi dan mengusahakan untuk membentuk arah

keputusan kebijakan publik dengan menentukan bagaimana berkampanye

melawan issue akan dilakukan. Pendekatan ini menjadikan organisasi

sebagai pelopor pendukung perubahan.

5. Pemrograman Tindakan terhadap Issue

Dalam tahap ini Organisasi harus memutuskan kebijakan yang

mendukung perubahan yang diinginkan untuk masuk ke tahap keempat. Oleh

karena itu semua bagian organisasi harus dimanfaatkan dan disinkronisasikan

satu sama lain. dengan kata lain tahap ini membutuhkan koordinasi sumber-

sumber untuk menyediakan dukungan maksimal agar tujuan dan target dapat

tercapai.

6. Evaluasi Hasil

Tanap akhir adalah mengevaluasi hasil program yang didapat (actual)

dibandingkan dengan hasil program yang diinginkan.

Dengan demikian, berdasarkan pada penelitian yang telah peneliti

lakukan. Maka penelitian ini terdapat kesamaan dengan teori yang digunakan

oleh Syarifuddin S. Gassing dan Suryanto. Hal ini dapat di jelaskan dari

pelaksanaan pengelolaan opini public dalam memperbaiki citra lembaga

kepolisian melalui divisi humas yaitu dengan melakukan pengelolaan opini

public melalui beberapa pendekatan yaitu melalui; Analisis Reputasi,

Perencanaan Strategis, Stakeholder Relations, Memantau media, Pelatihan

Page 28: repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4884/6/BAB 4.docx  · Web viewSelain itu, unsur kejujuran, keterbukaan dan tangung jawab juga harus dimiliki pihak yang ingin

82

media, Materi komunikasi, Media relation, Government Relations, dan

Manajemen isu.