4B205388d01

download 4B205388d01

of 185

Transcript of 4B205388d01

APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Oleh Dwi Ari Ustoyo NIM 5150402019

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG telah disetujui oleh dosen pembimbing Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Hari Tanggal

: Jumat : 4 Mei 2007

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Toriq Arif G., ST. MSCE. NIP.132 134 676

Drs.Tugino, MT NIP.131 763 887

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT dan STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG. Oleh : Nama NIM : Dwi Ari Ustoyo : 5150402019

Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal : : Susunan Dewan Penguji, Penguji I Penguji II

Toriq Arif G., ST. MSCE. NIP.132 134 676 Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik

Drs.Tugino, MT. NIP. 131 763 887

Ketua Jurusan Teknik Sipil

Prof. Dr. Soesanto, M.Pd NIP.130 875 753

Drs. Lashari, MT NIP. 131 741 402

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,

2007

Dwi Ari Ustoyo NIM.5150402019

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto: 1. Dalam menentukan pilihan ikutilah kata hatimu, dalam menggapai cita-cita kobarkanlah semangat pantang menyerah dan jangan bergantung pada keadaan sebelum kita berusaha terlebih dahulu. 2. Belajarlah karena manusia tidak dilahirkan pandai, dan orang berilmu tidaklah sama dengan orang bodoh (Imam Safii). 3. Alangkah indahnya dianugerahi mencintai&dicintai oleh orang lain walaupun semuanya itu, mungkin hanyalah sebuah buku yang tertata rapi dalam ruang kalbu dan tumpukkan angan tanpa pernah jadi kenyataan. Rahasia hati akan slalu tertanam dalam dasar jiwa karena lebih bijak berkorban demi kebahagiaan Sang Dewi, walau hati slalu tertunduk ragu menahan rindu..........

Persembahan: Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Bapak dan ibu yang saya hormati dan kakak serta adikku yang saya cintai. 2. Spesial untuk (Radhik, Zaeni, Rinouw) yang selalu bersama-sama berjuang demi terselesainya skripsi ini. 3. Orang yang selalu menjadi cahaya dan mengisi dasar jiwaku dengan doa, harapan serta selalu menjadi inspirasi dalam kehidupanku (semoga akhirnya ku menemukanmu). 4. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan 02. 5. Semua orang yang telah mengkritik, mendidik dan membantu dalam kehidupanku.

v

SARIUstoyo Dwi Ari. 2007. Aplikasi Value Engineering Pada Elemen Struktur Pada Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Pembimbing II Drs. Tugino, MT. Kata kunci : Value Engineering, Saving Cost, Existing, Struktur Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value engineering digunakan untuk mencari suatu alternatifalternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Penerapan value engineering dilakukan pada pekerjaan plat dan fondasi. Analisis value engineering dilakukan pada proyek pembangunan gedung rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memunculkan alternatif-alternatif sebagai pengganti pekerjaan existing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya cost saving yang terjadi setelah dilakukan penerapan value engineering. Penelitian dimulai dengan melakukan survey mencari data untuk kemudian dianalisis value engineering. Data-data primer didapat dengan melakukan survey mencari data-data proyek. Data-data sekunder didapat dengan melakukan survey mencari buku-buku literature, referensi yang berkaitan dengan value engineering dan brosur daftar harga bahan yang diperlukan. Dalam melakukan proses value engineering dibagi menjadi 5 tahap, yaitu tahap informasi, kreatif, analisis, pengembangan dan rekomendasi. Untuk memilih pekerjaan alternatif terbaik, sebelumnya harus dilakukan perhitungan dari segi desain struktur dan rencana anggaran biaya, baru dilakukan perhitungan value engineeringnya. Hasil penelitian didapat bahwa penerapan value engineering pada pekerjaan pekerjaan plat dengan menaikkan mutu beton keuntungan yang diperoleh, diantaranya adalah dimensi plat menjadi lebih kecil dan terdapat cost saving sebesar Rp 17.454.680, sedangkan dengan menggunakan plat precast keuntungan yang didapat antara lain, waktu pelaksanaan menjadi cepat, mutu terjamin, terdapat pengurangan tenaga kerja dan menghasilkan cost saving sebesar Rp 13.199.407. Pada pekerjaan fondasi dengan menggunakan tiang pancang diameter 35 cm keuntungan yang didapat antara lain, pengurangan jumlah fondasi, waktu pelaksanaan menjadi cepat dan menghasilkan cost saving sebesar Rp 11.907.650, sedangkan dengan menggunakan fondasi sumuran keuntungan yang didapat adalah pengurangan jumlah fondasi, tetapi tidak terdapat cost saving, karena biaya rencana lebih besar dari existing.

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat yang wajib ditempuh mahasiswa dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik pada program studi Teknik Sipil di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan moriil maupun materiil sehingga dapat memudahkan dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, 2. Drs. Lashari, MT., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, 3. Drs. Henry Apriyatno, MT, Ketua Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, 4. Thoriq Arif G., ST. MSCE. Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam penyusunan skripsi.

vii

5.

Drs. Tugino, MT. Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam penyusunan skripsi.

6.

Bapak dan ibu selaku orang tua yang selama ini telah memberikan dorongan baik moriil maupun materiil.

7.

Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan kepada mereka semua

sesuai amalnya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Semarang,

Mei 2007

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... Persetujuan Pembimbing....................................................................................... Pengesahan Kelulusan........................................................................................... Motto dan Persembahan........................................................................................ Sari ....................................................................................................................... Kata Pengantar ...................................................................................................... Daftar Isi ...............................................................................................................

i ii iii v vi vii ix

Daftar Notasi ......................................................................................................... xiii Daftar Tabel .......................................................................................................... xvii Daftar Gambar....................................................................................................... Daftar Lampiran .................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. Latar Belakang .................................................................................. Batasan Masalah ............................................................................... Rumusan Masalah ............................................................................. Tujuan Penelitian .............................................................................. Manfaat Penelitian ............................................................................ Sistematika Penelitian ....................................................................... 1 4 5 5 6 6 xix xx

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Value Engineering............................................................................. 8

ix

1. Pengertian Value Engineering....................................................... 2. Karakteristik Value Engineering................................................... 3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering ................................ B. Rencana Anggaran Biaya .................................................................. C. D. E. F. SAP 2000........................................................................................... Beton ................................................................................................. Beton Precast / Pracetak .................................................................... Pekerjaan Srtuktur Bangunan ............................................................ 1. 2. 3. Plat Dua Arah............................................................................... Plat Precast ................................................................................... Fondasi ........................................................................................

8 11 12 29 30 31 32 35 35 45 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. Jenis Penelitian.................................................................................. Tempat Penelitian ............................................................................. Proses Penelitian ............................................................................... 1. Tahap Persiapan ............................................................................ 2. Data Penelitian .............................................................................. 3. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 4. Analisis Data ................................................................................. 5. Hasil Analisis ................................................................................ D. Flow Chart Penelitian ........................................................................ 63 64 64 64 65 65 66 71 71

x

BAB IV ANALISIS VALUE ENGINEERING PROYEK GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG A. B. C. D. E. Latar Belakang Proyek...................................................................... Data Proyek....................................................................................... Struktur Organisasi Proyek ............................................................... Rencana Anggaran Biaya Proyek...................................................... Teknik Mengidentifikasi Pekerjaan yang Akan di VE ..................... 1. Cost Model .................................................................................... 2. Breakdown .................................................................................... F. Studi Value Engineering.................................................................... 1. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Plat................... 2. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Fondasi ............ G. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Struktur Atas ............. 1. Tahap Informasi ............................................................................. 2. Tahap Kreatif ................................................................................. 3. Tahap Analisis................................................................................ 75 76 77 78 78 78 82 83 84 86 87 88 90 94

4. Tahap Pengembangan .................................................................... 114 5. Tahap Rekomendasi ....................................................................... 114 H. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Bawah........................ 117 1. Tahap Informasi ............................................................................. 118 2. Tahap Kreatif ................................................................................. 120 3. Tahap Analisis................................................................................. 124 4. Tahap Pengembangan ..................................................................... 158

xi

5. Tahap Rekomendasi ....................................................................... 158 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 161 B. Saran ................................................................................................... 162 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR NOTASI

EKONOMI TEKNIK A F i n P = sejumlah uang yang dibayar seiap tahun = sejumlah uang pada saat yang akan datang. = besarnya suku bunga tahunan ( % ) = jumlah tahun = sejumlah uang pada saat ini.

PERHITUNGAN PLAT DUA ARAH Aslx Asly Astx Asty Atul b dx dy Dx Dy fc fy h hmin k Ib1 ln = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y = luas tulangan per diameter = lebar plat per 1m = tinggi efektif d dalam arah-x = tinggi efektif d dalam arah y = diameter tulangan arah-x = diameter tulangan arah-y = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja = tebal plat = tinggi minimum plat = koefisien tahanan = momen inersia balok tepi -1 = bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang)

xiii

Is1 Mlx Mly Mtx Mty n p s 1

= momen inersia pelat tepi-1 = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y = jumlah tulangan = selimut beton = jarak spasi antar tulangan = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1) = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat = nilai banding sisi panjang dan sisi pendek = ly / lx ; ly > lx

m

1

= faktor reduksi kuat tekan beton 0,85 untuk fc 30 MPa 0,85 0,008(fc 30) untuk fc = 30 55 MPa 0,65 untuk fc 55 MPa

= faktor reduksi kekuatan aksial tarik, dan aksial tarik dengan lentur= 0,8 aksial tekan, dan aksial tekan dengan lentur - komponen struktur dengan tulangan spiral maupun sengkat ikat = 0,70 - komponen struktur dengan tulangan sengkang biasa = 0,65

min maks

= rasio penulangan plat = rasio tulangan minimum

aktual = rasio tulangan yang diperlukan= rasio tulangan maksimum

xiv

PERHITUNGAN PLAT PRECAST a As Atul d D L Mn Mr Mu = tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan = luas tulangan lapangan per meter lebar = luas tulangan per diameter = tinggi efektif = diameter tulangan = panjang precast = momen nominal penampang = momen rencana = momen perlu ultimate

PERHITUNGAN FONDASI TIANG PANCANG A bo b1 B d Eg F Fmax My Mx n1 O P qc Q Qijin th = luas dasar tiang pancang (cm2) = keliling daerah kritis = lebar kolom = lebar pile cap = tinggi efektif pile cap = end bearing piles, diasumsikan 1,0 = rasio penulangan yang diperlukan = rasio penulangan maksimum = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y = jumlah fondasi = keliling tiang (cm) = beban aksial bangunan = perlawanan ujung sondir (kg/cm2) = beban yang didukung oleh tiang = kapasitas ijin pondasi = tebal pile cap

xv

Tf Vu xi yi (x2) (y2) Vc

= total friksi sondir (kg/cm2) = kuat geser terfaktor pada penampang = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o = tegangan geser yang diijinkan

PERHITUNGAN FONDASI SUMURAN c Df D1 D2 f = kohesi tanah = kedalaman fondasi = diameter sumuran luar = diameter sumuran dalam = gaya perlawanan akibat lekatan per satuan luas

Nc, Nq, N = faktor daya dukung Terzaghi Qu R SF = daya dukung ultimate = jari-jari sumuran = faktor keamanan = 2-3 = angka faktor gaya gesek = berat jenis tanah (tabel 2.8) = sudut gesek internal

2

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Breakdown .................................................................................... 15 Tabel 2.2 Analisis Fungsi............................................................................... 19 Tabel 2.3 Metode Zero-One........................................................................... 22 Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari Bobot........................................ 23 Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks ................................................. 25 Tabel 2.6 Matrik Evaluasi.............................................................................. 26 Tabel 2.7 Beban Mati Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan.............. 39 Tabel 2.8 Beban Hidup Pada Lantai Gedung................................................. 40 Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah Pada Plat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata ......................... 41 Tabel 2.10 Rasio Penulangan fc = 30 Mpa, fy = 240 MPa............................. 46 Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan perDiameter ................................................ 47 Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum ...................................................... 52 Tabel 2.13 Nilai-Nilai Faktor Daya Dukung Terzaghi .................................... 59 Tabel 2.14 Hubungan 2 dan (Sudut Gesek Dalam Tanah)........................ 59 Tabel 2.15 Rasio Penulangan fc = 25 Mpa, fy = 240 Mpa............................. 62 Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Secara Global ....................................... 79 Tabel 4.2 Breakdown Pekerjaan Struktur....................................................... 83 Tabel 4.3 Informasi Umum dan Kriteria Desain Pekerjaan Plat.................... 88

xvii

Tabel 4.4 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 89 Tabel 4.5 Keuntungan dan Kerugian Alternatif PekerjaanPlat ...................... 92 Tabel 4.6 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Plat....................................... 93 Tabel 4.7 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Pekerjaan Plat.......... 107 Tabel 4.8 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 108 Tabel 4.9 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Plat.......................... 109 Tabel 4.10 Metode Zero-One Mencari Indeks ................................................. 110 Tabel 4.11 Matrik Evaluasi Pekerjaan Plat...................................................... 113 Tabel 4.12 Informasi Umum dan Kriteria Desain Struktur Bawah ................. 118 Tabel 4.13 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 119 Tabel 4.14 Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan fondasi ............... 122 Tabel 4.15 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Fondasi ................................ 123 Tabel 4.16 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Struktur Bawah ....... 150 Tabel 4.17 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 151 Tabel 4.18 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Fondasi ................... 152 Tabel 4.19 Metode Zero-One Mencari Indeks ................................................. 154 Tabel 4.20 Matrik Evaluasi Pekerjaan Fondasi ............................................... 157

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya Suatu Bangunan Gedung............................................................ 8 Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar ........................................... 19 Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total ................................................................ 27 Gambar 2.4 Penulisan Diagram Soal ............................................................. 30 Gambar 2.5 Plat Precast ................................................................................. 37 Gambar 2.6 Plat Dua Arah ............................................................................. 39 Gambar 2.7 Diagram Momen Rancang ......................................................... 41 Gambar 2.8 Penulangan Plat .......................................................................... 45 Gambar 2.9 Penulangan Topping ................................................................... 51 Gambar 2.10 Kelompok Fondasi Tiang ........................................................... 57 Gambar 2.11 Penampang Pile Cap................................................................... 58 Gambar 2.12 Penampang Fondasi Sumuran .................................................... 64 Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian................................................................. 75 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek ........................................................ 80 Gambar 4.2 Cost Model Proyek Gedung Rektorat Unimus........................... 84 Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pekerjaan Plat Dengan Biaya Perencanaannya.......................................................................... 116 Gambar 4.4 Grafik Hubungan Pekerjaan Fondasi Dengan Biaya Rencana... 159

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Output Perhitungan SAP 2000 Lampiran 2 Perhitungan Pekerjaan Plat Lampiran 3 Perhitungan Pekerjaan Fondasi Lampiran 4 Data Spesifikasi Survey Bahan Lampiran 5 Data Penyelidikan Tanah Proyek Gedung Rektorat Unimus Rencana Lampiran 6 Kerja Syarat (RKS) Proyek Gedung Rektorat Unimus Lampiran 7 Rencana Anggaran Biaya Proyek Gedung Rektorat Unimus

xx

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek bangunan harus direncanakan dengan efisien dan optimal. Banyak hal yang dapat dilakukan sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan desain dan bahan yang akan dipakai. Pemilihan desain dan bahan sangat penting dilakukan, karena akan menunjukkan mutu dan kualitas daripada bangunan tersebut. Setelah RAB selesai, terkadang masih ada beberapa item pekerjaan yang memiliki anggaran biaya yang besar. Dalam Manajemen Konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu teknik sipil yang dapat digunakan untuk mengefesienkan dan mengefektifkan biaya. Ilmu tersebut dikenal dengan nama Value Engineering/ Rekayasa Nilai. Value Engineering merupakan suatu ilmu baru dalam dunia MK, karena masuk ke Indonesia mulai tahun 1980-an. Pemerintah baru menggunakannya pada tahun 1990-an dan keberadaan Value Engineering itu sendiri masih sebagai badan konsultan serta hanya dibutuhkan oleh proyek-proyek tertentu saja yang membutuhkan jasa konsultan Value Engineering. Value Engineering (VE) adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu.VE digunakan untuk mencari suatu alternatifalternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih 1

2

baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Dalam perencanaan VE biasanya melibatkan pemilik proyek, perencana, para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing-masing dan konsultan VE. Pada penelitian ini, perencanaan VE dilakukan pada tahap setelah perencanaan proyek. Analisis VE dilakukan pada pekerjaan struktur. Dalam RAB biasanya pekerjaan struktur memiliki biaya dan bobot pekerjaan yang besar. Biaya yang besar tersebut dipengaruhi dari segi pemilihan desain dan bahan yang digunakan. Analisis VE dilakukan dengan memunculkan ide-ide yang kreatif untuk mengganti perencanaan existing pekerjaan struktur. Dalam memunculkan alternatif-alternatif pengganti pemilihan desain dan bahannya harus tepat, murah, kuat dan ekonomis. Selain itu, pemilihan desain dan bahan alternatif pengganti pekerjaan struktur nantinya juga akan berpengaruh pada pembiayaan dari segi waktu dan metode pelaksanaan. Analisis VE dalam penelitian ini dilakukan pada pekerjaan struktur atas khususnya pekerjaan plat dan pada pekerjaan struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi. Setelah dilakukan analisis VE diharapkan nanti terdapat cost saving/ penghematan biaya dari biaya pekerjaan struktur secara keseluruhan. Pada pembahasan Value Engineering disini dilakukan pada proyek pembangunan gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang. Bangunan ini terdiri dari 4 lantai dengan luas perlantai 558 m2. Perencanaan awal struktur atas khususnya balok, kolom dan plat menggunakan beton bertulang. Pekerjaan ini memiliki biaya dan bobot yang lebih besar. Pekerjaan

3

struktur plat dipilih karena memiliki biaya yang lebih besar dibanding pekerjaan struktur atas beton bertulang lainnya. Sebagai alternatif pengganti, nantinya akan diusulkan plat precast/ pracetak. Dengan adanya plat precast bisa mengurangi volume pekerjaan plat, seperti tidak diperlukannya pekerjaan perancah saat pengecoran plat topping. Plat topping adalah plat yang dicor diatas plat precast agar plat precast menjadi satu kesatuan dengan struktur balok. Dengan adanya pengurangan volume pekerjaan otomatis biaya pekerjaan akan menjadi berkurang. Disamping itu nanti juga dimunculkan alternatif dengan menaikkan mutu beton pada pekerjaan plat. Analisis VE dilakukan pada struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi karena adanya perubahan beban bangunan yang ditumpu oleh fondasi. Perubahan beban bangunan ini disebabkan karena adanya perubahan desain dan bahan struktur atas saat dilakukan analisis VE. Perencanaan awal fondasi menggunakan mini pile segitiga 37x37x37cm. Sebagai alternatif pengganti nantinya akan diusulkan fondasi tiang pancang silinder diameter 35cm dan fondasi sumuran. Pertimbangan dipilihnya alternatif pengganti karena adanya pengurangan jumlah pondasi yang nantinya dapat mengurangi anggaran biaya struktur bawah. Dengan adanya perbandingan-perbandingan desain dan bahan lain dalam perencanaan VE pada pekerjaan plat dan fondasi diharapkan akan menghasilkan anggaran biaya total proyek yang efisien dan optimal

4

B. Batasan Masalah Karena penelitian VE dilakukan setelah tahap perencanaan, maka asumsi-asumsi yang dipakai dalam analisis VE adalah asumsi-asumsi pada saat perencanaan. Batasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Analisis VE dilakukan pada struktur atas khususnya pada pekerjaan plat dan pada struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi. 2. Perhitungan harga satuan untuk menghitung anggaran biaya pekerjaan alternatif diambil dari daftar harga satuan pekerjaan dari Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi (BPIK) kota Semarang bulan NovemberDesember 2005. 3. Perhitungan beton bertulang menggunakan pedoman SKSNI 1991 4. Perhitungan desain struktur dibantu dengan program komputer SAP 2000 versi 7.42. 5. Data-data untuk merencanakan desain struktur ulang pekerjaan alternatif didapat dari RKS, data penyelidikan tanah dan data-data lainnya dari proyek tersebut. 6. Harga-harga bahan untuk pekerjaan alternatif didapat dari brosur harga bahan dengan melakukan survey terhadap perusahaan yang

berkepentingan.

.

5

C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas diambil permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana memunculkan atau mencari alternatif-alternatif desain dan bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan anggaran biaya struktur atas khususnya pekerjaan plat menjadi efisien dan optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan rencana awal? 2. Bagaimana memunculkan atau mencari alternaif-alternatif desain dan bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan anggaran biaya struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi menjadi efisien dan optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan rencana awal?

D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui alternatif penggunaan bahan dan desain struktur apa yang digunakan dalam menganalisis atau merekayasa nilai (value engineering) terhadap struktur plat dan fondasi. 2. Mengetahui berapa besarnya nilai cost saving yang terjadi dalam perencanaan biaya total proyek setelah dilakukan analisis Value Engineering.

6

3. Mengetahui perbedaan biaya total proyek yang telah direncanakan sebelumnya dengan biaya total proyek yang sudah dilakukan analisis Value Engineering.

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat, diantaranya : 1. Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner, perencana maupun pelaksana mengenai alternatif-alternatif apa saja yang dapat mengefisienkan biaya untuk pekerjaan plat dan fondasi dari suatu proyek. 2. Mengetahui nilai suatu proyek sampai tahap pengembangan proyek tersebut dalam sistem periode Cost of Life Cycle dengan umur proyek dan bunga bank yang direncanakan.

F. Sistematika Penelitian Penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pendahuluan memuat tentang latar belakang permasalahan, batasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

7

Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori Bab ini menjelaskan pokok-pokok kajian tentang definisi value engineering, ekonomi teknik, SAP2000, beton, Rencana Anggaran Biaya (RAB), pekerjaan struktur bangunan, beton precast/ pracetak, fondasi. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini membahas tentang jenis penelitian, tempat penelitian, dan proses penelitian meliputi, metode pengumpulan data, langkah penelitian. Bab IV Analisis Penelitian dan Pembahasan Bab ini menguraikan data-data untuk dilakukan analisis dan pembahasan. Analisis dilakukan dengan menghitung ulang desain dan rencana anggaran biaya alternatif desain struktur, kemudian baru diaplikasi value engineering. Pembahasan dilakukan pada tahap rekomendasi yang merupakan fase terakhir dalam tahapan aplikasi value engineering. Bab V Penutup Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian tentang aplikasi value engineering terhadap elemen struktur bangunan..

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Value Engineering (VE) 1. Pengertian Value Engineering Dalam perencanaan anggaran biaya suatu proyek bangunan dipengaruhi oleh beberapa elemen pekerjaan dalam ilmu keteknik sipilan, diantaranya arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal. Untuk mengetahui dan memperjelas penggunaan value engineering dalam hubungannya dengan elemen pekerjaan tersebut dapat kita lihat pada gambar 2.1.

Sipil dan Struktur Arsitektur

Elektrikal

Mekanikal

Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya Suatu Bangunan Gedung ( DellIsola, 1974 ).

8

9

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa biaya total bangunan dipengaruhi oleh berbagai elemen pekerjaan, seperti arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal dan lain-lain. Keputusan yang diambil dalam masing-masing elemen pekerjaan tersebut akan mempengaruhi biaya baik didalam elemen tersebut maupun secara keseluruhan, misalnya apabila terjadi pembengkakan biaya pada salah satu elemen, maka akan mempengaruhi biaya total keseluruhan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu metode yang dapat membuat biaya elemen tersebut menjadi optimal. Metode tersebut dalam manajemen konstruksi disebut Value Engineering. Sebagai contoh, dalam elemen arsitek perencanaan desain dan bahan yang dipakai untuk membuat suatu bangunan tampak indah dan menarik, kadang-kadang dapat membuat anggaran biayanya menjadi besar dan mempengaruhi biaya total proyek. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha pendekatan VE untuk merencanakan penghematan biaya yang masih berpedoman pada desain utama. Miles (1971) dalam Barrie dan Poulson (1984) mengatakan Rekayasa Nilai/ Value Engineering adalah suatu pendekatan yang

terorganisasi dan kreatif yang bertujuan untuk mengadakan pengidentifikasian biaya yang tidak perlu. Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan yang baik ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen. DellIsola (1974) mendefinisikan value engineering adalah suatu pendekatan sistematis untuk memperoleh hasil yang maksimal dari setiap biaya yang dikeluarkan. Dimana diperlukan suatu usaha kreatif untuk

10

menganalisa fungsi dengan menghapus atau memodifikasi penambahan harga yang tidak perlu dalam proses pembiayaan konstruksi, operasi atau pelaksanaan, pemeliharaan, pergantian alat dan lain-lain. Menurut Heller (1971) dalam Hutabarat (1995) Rekayasa Nilai merupakan penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk

mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total minim. Menurut Donomartono (1999) Value Engineering adalah suatu metode evaluasi yang menganalisa teknik dan nilai dari suatu proyek atau produk yang melibatkan pemilik, perencana dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing-masing dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang bertujuan untuk menghasilkan mutu dan biaya serendah-rendahnya, yaitu dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya dan usaha-usaha yang tidak diperlukan atau tidak mendukung.

11

2. Karakteristik Value Engineering Menurut Hutabarat (1995) karakteristik Value Engineering diantaranya adalah : a. Berorientasi pada fungsi Perancangan dimulai dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Dalam penerapan VE harus jeli mencari elemen pekerjaanpekerjaan yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE, sehingga dapat menghasilkan penghematan biaya total proyek. b. Berorientasi pada sistem Perancangan harus dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh dimensi permasalahan, melihat keterkaitan antara komponen-

komponennya dalam mengidentifikasikan dan menghilangkan biayabiaya yang tak diperlukan. Dalam melakukan analisis VE pada suatu item pekerjaan harus memperhatikan perencanaan anggaran biayanya. Bagaimana proses perencanaan biaya dari komponen-komponen item pekerjaan tersebut, agar nantinya dapat dilakukan pengidentifikasian dan penghilangan biaya-biaya yang tidak diperlukan. c. Multi disiplin Perancangan melibatkan berbagai disiplin keahlian. Suatu pekerjaan sebelum dilakukan perhitungan analisis VEnya, harus diperhitungkan dulu dari segi perencanaan desain struktur dan anggaran biayanya. Untuk itu diperlukan berbagai ilmu dalam bidang keteknik sipilan, seperti

12

struktur beton, bahan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), teknik fondasi dan lain-lain. d. Berorientasi pada siklus hidup produk Melakukan analisis terhadap biaya total untuk memiliki dan

mengoperasikan fasilitas selama siklus hidupnya. Misalnya, siklus hidup produk tersebut direncanakan dalam jangka waktu pendek, maka harus diperhitungkan apakah investasi modal yang ditanamkan dalam produk tersebut bisa kembali dalam jangka waktu yang pendek. e. Pola pikir kreatif Proses perancangan harus dapat mengidentifikasikan alternatif-alternatif pemecahan masalah secara kreatif. Dalam mencari alternatif pengganti dapat diusulkan sebanyak-banyaknya secara kreatif. Banyaknya alternatif yang diusulkan akan membuat banyaknya pilihan untuk dijadikan alternatif pengganti dengan membandigkan alternatif-alternatif tersebut dan memilih salah satu alternatif yang terbaik.

3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering Menurut Hutabarat (1995) tahapan-tahapan dalam aplikasi VE dibagi menjadi 5 yaitu : a. Tahap informasi b. Tahap kreatif c. Tahap analisis d. Tahap pengembangan e. Tahap rekomendasi

13

Untuk lebih jelasnya, tahap-tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut : a. Tahap Informasi Dalam Hutabarat (1995) menyebutkan tahap informasi adalah mengumpulkan sebanyak mungkin data mengenai proyek. Menurut DellIsola (1974) dalam Barrie dan Poulson (1984) informasi suatu item pekerjaan dapat berupa jawaban dari pertanyaanpertanyaan sebagai berikut : Itemnya apa ? Apa fungsinya ? Berapa nilai fungsi tersebut ? Berapa total biayanya ? Area mana yang mempunyai indikasi biaya tinggi atau nilai yang rendah ? Selain itu informasi penting lainnya dapat berupa : Sudah berapa lama desain itu dibuat atau digunakan. Sistem alternatif material atau metode apa yang digunakan dalam konsep aslinya. Masalah khusus apa yang ada pada sistem atau proyek. Seberapa sering penggunaan desain ini setiap tahunnya.

14

Informasi umum suatu proyek menurut Donomartono (1999) dapat berupa : Kriteria desain teknis. Kondisi lapangan (topografi, kondisi tanah, daerah sekitar, gambar sekitar). Kebutuhan-kebutuhan regular. Unsur-unsur desain (komponen konstruksi dan bagian-bagian dari proses). Riwayat proyek. Batasan yang dipakai untuk proyek. Utility yang tersedia. Perhitungan desain. Partisipasi publik. Teknik-teknik yang dapat dipergunakan pada tahap informasi yaitu, breakdown, cost model, dan analisis fungsi. Teknik-teknik tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Breakdown Menurut DellIsola (1974) breakdown adalah suatu analisis untuk menggambarkan distribusi pemakaian biaya dari item-item pekerjaan suatu elemen bangunan. Jumlah biaya item pekerjaan tersebut kemudian diperbandingkan dengan total biaya proyek untuk

mendapatkan prosentase bobot pekerjaan. Bila memiliki bobot pekerjaan

15

besar, maka item pekerjaan tersebut potensial untuk dianalisis VE. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel. 2.1 Breakdown Item Pekerjaan 1. Pekerjaan A 2. Pekerjaan B 3. Pekerjaan C 4. Pekerjaan D 5. Pekerjaan E 6. Pekerjaan F Total Biaya total proyek keseluruhan Persentase Sumber : DellIsola (1974) Tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut : Pekerjaan A-F merupakan item-item pekerjaan dari suatu elemen bangunan yang memiliki potensial untuk dilakukan VE. Item pekerjaan tersebut dipilih karena memiliki biaya yang besar dari elemen pekerjaan yang lainnya. Untuk mengetahui item pekerjaan tersebut potensial untuk dilakukan VE adalah dengan memperbandingkan jumlah item pekerjaan tersebut dengan biaya total proyek. Bila memiliki prosentase besar, maka potensial dilakukan VE. Setelah diidentifikasi, nantinya dipilih salah satu item pekerjaan A-F yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE. Selain memiliki biaya yang besar, dalam memilih item pekerjaan dapat ditinjau dari segi bahan dan desain yang nantinya dapat memunculkan berbagai macam alternatif pengganti. Biaya Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp M Rp N = Rp M / Rp N = %

16

2). Cost Model DellIsola (1974) mengatakan cost model adalah suatu model yang digunakan untuk mengambarkan distribusi biaya total suatu proyek. Penggambarannya dapat berupa suatu bagan yang disusun dari atas ke bawah. Bagian atas adalah jumlah biaya elemen bangunan dan

dibawahnya merupakan susunan biaya item pekerjaan dari elemen bangunan tersebut. Dengan cost model dapat diketahui biaya total proyek secara keseluruhan dan dapat dilihat perbedaan biaya tiap elemen bangunan. Perbedaan biaya tiap elemen bangunan tersebut dapat dijadikan pedoman dalam menentukan item pekerjaan mana yang akan dianalisis VE. Untuk lebih jelasnya cost model dapat dilihat pada gambar 2.2.

17 Gedung Standar

Kondisi Lapangan

Persyaratan & Spec. umum

Sistem Dasar

Arsitek

Mekanikal

Elektrical

Pondasi Alat Kondisi umum Normal Konstruksi Internal Dinding luar & Atap Pemipaan Umum

Abnormal

HC

Sistem special

Struktur Keterangan : Kond. Spec termasuk kontijensi

Finishing Dalam

Pemadam Kebakaran

Sistem lain

= Ideal Cost

Vertikal Trans. Vertikal 17

= Aktual Worth

Horizontal

Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar (DellIsola 1974)

18

Gambar 2.2 menjelaskan suatu bagan cost model yang menggambarkan distribusi perencanaan biaya suatu proyek gedung standar. Biaya total proyek diperoleh dari penjumlahan elemen bangunan, seperti arsitek, mekanikal, elektrikal dan lain-lain seperti pada gambar. Biaya elemen bangunan merupakan penjumlahan dari item-item pekerjaan yang terdapat dalam elemen tersebut, seperti pada elemen mekanikal terdapat item pekerjaan pemipaan, HC, pemadam kebakaran. Untuk bagan

dengan garis utuh/ ideal cost adalah biaya perencanaan awal dan merupakan rencana anggaran biaya proyek, sedangkan pada bagan dengan garis putus-putus/ aktual worth merupakan rencana anggaran biaya setelah dilakukan analisis VE. Nantinya dapat dilihat perbedaan antara biaya perencanaan awal proyek dengan biaya proyek yang sudah dilakukan analisis VE.

3). Analisis Fungsi Menurut Hutabarat (1995) fungsi adalah kegunaan atau manfaat yang diberikan produk kepada pemakai untuk memenuhi suatu atau sekumpulan kebutuhan tertentu. Analisis fungsi merupakan suatu pendekatan untuk mendapatkan suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi merupakan karakterisitk produk atau proyek yang membuat produk atau proyek dapat bekerja atau dijual. Secara umum fungsi dibedakan menjadi fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primer adalah fungsi, tujuan atau prosedur yang

19

merupakan tujuan utama dan harus dipenuhi serta suatu identitas dari suatu produk tersebut dan tanpa fungsi tersebut produk tidak mempunyai kegunaan sama sekali. Fungsi sekunder adalah fungsi pendukung yang mungkin dibutuhkan untuk melengkapi fungsi dasar agar mempunyai nilai yang baik. Analisis fungsi bertujuan untuk : Mengidentifikasikan fungsi-fungsi utama ( sesuai dengan kebutuhan ) dan menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak diperlukan. Agar perancang dapat mengidentifikasikan komponen-komponen dan menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan. Analisis fungsi dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel. 2.2 Tabel Analisis FungsiNO KOMPONEN FUNGSI VERB NOUN KIND WORTH ( Rp ) COST ( Rp )

1 2

A B

menahan meneruskan

beban beban

P S

Rp....... Rp....... Rp W

Rp....... Rp....... Rp C

Jumlah Sumber : Donomartono (1999) Nilai cost / worth = Rp C / Rp W Dari tabel 2.2 dapat dijelaskan sebagai berikut : -

Analisis fungsi hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dianalisis VE dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda. Analisis fungsi selain digunakan pada tahap informasi nantinya juga dimunculkan pada tahap analisis.

-

A, B merupakan komponen-komponen dari item pekerjaan yang akan dianalisis fungsinya.

20

-

Pada kolom fungsi yang terdapat kolom verb, noun dan kind merupakan identifikasi fungsi daripada komponen. Untuk verb merupakan identifikasi fungsi kata kerja pada komponen. Untuk noun merupakan identifikasi fungsi kata benda daripada komponen. Untuk kind merupakan identifikasi fungsi jenis daripada komponen. P merupakan fungsi primer/ pokok, sedangkan S merupakan fungsi sekunder.

-

Pada kolom cost diisi biaya dari komponen pekerjaan existing. Pada worth diisi biaya untuk komponen pekerjaan alternatif setelah dilakukan perhitungan anggaran biayanya.

-

Nilai cost/worth hanya menunjukkan besarnya efesiensi penghematan item pekerjaan tersebut. Bila nilai cost/worth kurang dari 1, maka tidak ada penghematan, sedangkan lebih dari 1 terjadi penghematan. Apabila semakin besar nilainya lebih dari 1, maka semakin besar pula penghematan yang terjadi.

b. Tahap Kreatif Menurut Hutabarat (1995) Tahap kreatif adalah

mengembangkan sebanyak mungkin alternatif yang bisa memenuhi fungsi primer atau pokoknya. Untuk itu diperlukan adanya pemunculan ide-ide guna memperbanyak alternatif-alternatif yang akan dipilih.

Alternatif tersebut dapat dikaji dari segi desain, bahan, waktu pelaksanaan, metode pelaksanaan dan lain-lain. Sebagai bahan

21

pertimbangan dalam mengusulkan alternatif dapat disebutkan keuntungan dan kerugiannya. Sebagai dasar penilaian/ pertimbangan untuk dilakukan analisis VE dapat dipilih kriteria-kriteria dari item pekerjaan. Kriteriakriteria tersebut nantinya sebagai bahan evaluasi untuk memilih alternatif yang dipilih.

c. Tahap Analisis Dalam tahap ini diadakan analisa terhadap masukan-masukan ide atau alternatif. Ide yang kurang baik dihilangkan. Alternatif atau ide yang timbul diformulasikan dan dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya yang dipandang dari berbagai sudut, kemudian dibuatkan suatu ranking hasil penilaian. Dalam mengevaluasi dapat menggunakan teknik diantaranya, metode zero-one dan matrik evaluasi. Untuk lebih jelasnya teknik-teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut : 1). Metode Zero-One Menurut Hutabrat (1995) metode zero-one adalah salah satu cara pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan urutan prioritas fungsi-fungsi. Prinsip metode ini adalah menentukan relativitas suatu fungsi lebih penting atau kurang penting terhadap fungsi lainnya. Fungsi yang lebih penting diberi nilai satu (one), sedangkan nilai yang kurang penting diberi nilai nol (zero). Keuntungan metode ini adalah mudah dimengerti dan pelaksanaannya cepat dan mudah. Metode zero-one dapat dilihat pada tabel 2.3.

22

Tabel 2.3 Metode Zero-One Fungsi A B C D E Jumlah 4 1 1 1 1 X A 2 1 1 0 X 0 B 3 1 1 X 1 0 C 0 0 X 0 0 0 D 1 X 1 0 0 0 E Sumber : Hutabarat (1995) dengan : 1 = Lebih penting 0 = Kurang penting X = Fungsi yang sama Cara pelaksanaan metode zero-one ini adalah dengan mengumpulkan fungsi-fungsi yang tingkatannya sama, kemudian disusun dalam suatu matriks zero-one yang berbentuk bujursangkar. Setelah itu dilakukan penilaian fungsi-fungsi secara berpasangan, sehingga ada matriks akan terisi X. Nilai-nilai pada matriks ini kemudian dijumlah menurut baris dan dikumpulkan pada kolom jumlah. Sebagai contoh pada tabel 2.3 diatas pada baris 1 kolom 2 bernilai 1, artinya fungsi A lebih penting dari fungsi B. Sebaiknya baris 2 kolom 1 bernilai 0. Dari matriks diatas diperoleh urutan prioritas adalah A, C, B, E, D (berdasarkan jumlah nilai). Pada tahap analisis menggunakan dua bentuk tabel metode zero-one yang berbeda, yaitu metode zero-one mencari bobot untuk kriteria yang diusulkan (tabel 2.4) dan metode zero-one untuk mencari indeks (tabel 2.5). Bobot dan indeks tersebut nantinya digunakan dalam menghitung matrik evaluasi (tabel 2.6).

23

Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari BobotKriteria A B C D E Nomor Kriteria 1 2 3 4 5 Nomor Kriteria 1 X 1 0 0 0 2 0 X 0 0 0 3 1 1 X 0 0 4 1 1 1 X 0 5 1 1 1 1 X Total 3 4 2 1 0 Ranking 2 1 3 4 5 Bobot

Sumber : Isworo, Sutikno, Tugino, Suryanto (1999) Tabel 2.4 dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada kolom fungsi A-E merupakan kriteria komponen dari item pekerjaan yang di VE. Dalam menentukan kriteria harus berhubungan dengan pekerjaan tersebut, misalnya dalam melaksanakan suatu pekerjaan harus direncanakan dari segi biaya, waktu, tenaga kerja dan sebagainya, asal masih berhubungan dengan pekerjaan tersebut. Kriteria-kriteria yang dipakai harus sama dengan kriteria yang dimunculkan pada tahap kreatif. Nomor kriteria baik kolom maupun baris merupakan pemberian angka sesuai urutan kriteria. Pemberian nilai 1 adalah fungsi A-E pada kolom lebih penting dari baris A-E. Pemberian nilai 0 adalah fungsi A-E pada kolom kurang penting dari baris A-E. Pemberian nilai X adalah fungsi A-E pada kolom dan baris mempunyai fungsi sama penting. Kolom total merupakan penjumlahan pada baris penilaian

24

-

Pemberian angka pada ranking sesuai jumlah kriteria yang ada, misal pada tabel terdapat 5 kriteria (A-E), maka terdapat ranking 1-5.

-

Pemberian ranking dilakukan secara terbalik, yaitu yang mendapat total tertinggi angka ranking 5, selanjutnya terus turun sampai yang total terendah mendapat angka ranking 1.

-

Menurut Hutabarat (1995) menentukan bobot dengan mengambil skala bobot total 100 dan bobot dihitung dengan rumus : = {angka ranking yang dimiliki / jumlah angka ranking}x 100.

2). Matrik Evaluasi Menurut Hutabarat (1995) matrik evaluasi adalah salah satu alat pengambilan keputusan yang dapat menggabungkan kriteria kualitatif (tak dapat diukur) dan kriteria kuantitatif (dapat diukur). Kriteria-kriteria pada metode ini dapat ditinjau dari aspek item pekerjaan yang dipilih, misalnya pembiayaan, waktu pelaksanaan, jumlah tenaga, kondisi lapangan, berat struktur pelaksanaan metode ini adalah : Menetapkan alternatif-alternatif solusi yang mungkin Menetapkan kriteria-kriteria yang berpengaruh Memberikan penilaian untuk setiap alternatif terhadap masing-masing kriteria Menghitung nilai total untuk masing-masing alternatif Memilih alternatif dengan nilai total terbesar dan sebagainya. Cara

25

Dalam menghitung matrik evaluasi menggunakan dua tabel, yaitu metode zero-one untuk mencari indeks dan matrik evaluasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5 dan tabel 2.6.

Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks Fungsi A B C A X 1 1 B 0 X 0 C 0 1 X Jumlah 0 2 1 Indeks 0 2/3 1/3

Sumber : Hutabarat (1995) Tabel 2.5 dijelaskan sebagai berikut : A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE Pemberian nilai 1 adalah fungsi A,B,C pada kolom lebih penting dari baris A,B,C. Pemberian nilai 0 adalah fungsi A,B,C pada kolom kurang penting dari baris A,B,C. Pemberian nilai X adalah fungsi A,B,C pada kolom dan baris mempunyai fungsi sama penting. Kolom jumlah merupakan penjumlahan pada baris. Indeks merupakan perbandingan jumlah dengan total jumlah pada fungsi.

26

Tabel 2.6 Matrik EvaluasiNo Fungsi Bobot 1 2 3 A B C Kriteria 1 Bobot Indeks Y Indeks Y Indeks Y 2 Bobot Indeks Y Indeks Y Indeks Y 3 Bobot Indeks Y Indeks Y Indeks Y 4 Bobot Indeks Y Indeks Y Indeks Y 5 Bobot Indeks Y Indeks Y Indeks Y 6 Bobot Indeks Y Indeks Y Indeks Y 7 Bobot Indeks Y Indeks Y Indeks Y 8 Bobot Indeks Y Indeks Y Indeks Y 9 Bobot Indeks Y Indeks Y Indeks Y Y Y Y Total

Sumber : Hutabarat (1995) dengan : Y = Bobot x Indeks Y = jumlah total pada baris Y

26

27

Tabel 2.6 dijelaskan sebagai berikut : A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE Untuk baris kriteria 1 sampai dengan 9 merupakan asumsi kriteria dari item pekerjaan yang dianalisis VE. Untuk baris bobot diambil dari metode zero-one tabel 2.4. Nilai indeks diambil dari metode zero-one tabel 2.5. Untuk pekerjaan alternatif yang dipilih dilihat dari yang memiliki total indeks dikali bobot (Y) terbesar.

d. Tahap Pengembangan Menurut Donomartono (1999) pada tahapan pengembangan ini menyiapkan semua ide atau pendapat secara keseluruhan untuk diteliti ke dalam desain preliminari, dibuatkan gambaran solusi, diestimasikan dalam life cycle cost dari desain asal dan dengan desain yang baru diusulkan, kemudian dipresent value (PV). Untuk lebih jelasnya life cycle cost diuraikan sebagai berikut : 1). Life Cycle Cost Menurut Donomartono (1999) dalam perencanaan biaya total suatu proyek harus memperhatikan sistem yang disebut life cycle cost atau cost of life cycle agar total biaya ultimate dari pekerjaan konstruksi, operasional, pemeliharaan dan pergantian alat dapat diperhitungkan dengan baik. Untuk mencapai total biaya yang optimal diperlukan studi

28

VE dan untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai biaya yang dikeluarkan oleh proyek dapat dilihat pada gambar 2.3.

Life Cycle Cost Inisial Operasi Pemeliharaan Pergantian

Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total (DellIsola, 1974)

Gambar 2.3 menjelaskan total biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk sebuah proyek. Untuk biaya inisial adalah pembiayaan untuk pembangunan proyek tersebut, seperti biaya perencanaan, biaya konstruksi/ pelaksanaan, biaya supplier (material). Untuk biaya operasi, pemeliharaan dan pergantian merupakan pembiayaan yang dikeluarkan setelah proyek tersebut selesai dan bangunannya sudah digunakan/ dipakai. Perencanaan pembiayaannya berdasarkan umur rencana proyek yang ditentukan. Life cycle cost biasa dipakai sebagai alat bantu dalam analisa ekonomi untuk mencari alternatif-alternatif berbagai kemungkinan dalam pengambilan keputusan dan menggambarkan nilai sekarang dan nilai akan datang dari suatu proyek selama umur manfaat proyek itu sendiri dengan memperhatikan faktor ekonomi dan moneter yang saling dependen satu sama lainnya.

29

e. Tahap Rekomendasi Tahapan ini bisa berupa suatu presentasi secara tertulis atau lisan yang ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam memahami alternatif-alternatif yang akan dipilih dalam usulan tim VE yang dapat disampaikan secara singkat, jelas, cepat dan tanpa memojokkan salah satu pihak. Rekomendasi ini nantinya digunakan untuk menyakinkan owner atau pengambil keputusan.

B. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Menurut Ibrahim (1994) Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah tenaga kerja serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Anggaran Biaya Kasar ( Taksiran ) Dalam menyusun anggaran biaya kasar sebagai pedoman digunakan harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti. 2. Anggaran Biaya Teliti Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan syarat-

30

syarat penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti didasarkan atau didukung oleh : a. B e s t e k Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis. b. Gambar Bestek. Gunanya untuk menentukan/ menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan. c. Harga Satuan Pekerjaan Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan analisa BOW, SNI atau harga satuan dari BPIK. Secara umum rumus menghitung RAB dapat disimpulkan sebagai berikut : RAB pekerjaan = (volume x harga satuan pekerjaan).......................(pers.2.2) Persentase bobot pekerjaan adalah besarnya persen pekerjaan siap dibanding dengan pekerjaan siap seluruhnya. Rumusnya sebagai berikut : Bobot = {(volume x harga satuan) / harga bangunan }x 100%............(pers.2.3)

C. SAP2000 Menurut Wigroho (2001) SAP2000 adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh CSi (Computer and Struktur, Inc) untuk analisis dan desain struktur yang berorientasi obyek. SAP2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90. Keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukkan

31

dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton. Disamping itu juga adanya profil, fasilitas sehingga desain pengguna baja tidak dengan perlu

mengoptimalkan

penampang

menentukan profil untuk masing-masing elemen, tetapi cukup memberikan data profil secukupnya dan program akan memilih sendiri profil yang paling optimal atau ekonomis.

D. Beton Istilah-istilah beton menurut SK SNI T-15-1991-03 diantaranya : 1. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk masa padat. 2. Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang diisyaratkan dengan atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama - sama dalam menahan gaya yang bekerja. 3. Kuat tekan yang diisyaratkan fc adalah kuat tekan beton yang ditetapkan oleh perencanaan struktur (benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan dalam mega pascal (MPa). 4. Kuat tarik leleh fy adalah kuat tarik leleh minimum yang diisyaratkan atau titik leleh dari tulangan dalam mega pascal (MPa).

32

5. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak menggunakan bahan tambahan.

E. Beton Precast/ Pracetak Beton pracetak menurut SK SNI T-15-1991-03 adalah elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan. Menurut Triwiyono (2005) beton pracetak biasanya tersusun dari komponen-komponen yang dibuat atau dicetak tidak pada posisi akhir. Komponen-komponen ini dipersiapkan di tempat lain untuk kemudian diangkat, diangkut dan dipasang pada posisi akhir untuk disatukan dengan komponen lain membentuk suatu bangunan utuh. Jenis beton pracetak diantaranya balok, kolom, plat dan pondasi. Terdapat 4 jenis plat pracetak yang ada dipasaran, yaitu : - Hollow core floor units - Double-tee floor slab - Planks floors - Bubble floors

33

Agar plat pracetak menjadi satu kesatuan, biasanya diatasnya dicor beton bertulang yang disebut dengan topping. Alasan pemakaian topping antara lain : Kekakuan lentur lebih besar Meningkatkan ketahanan terhadap getaran, akustik, termal Membuat lantai berperilaku sebagai diafragma Membuat finishing lantai lebih baik dan menerus Menaikkan stabilitas horizontal

Persyaratan topping antara lain : Tebal minimum 40 mm Kuat tekan beton fc = 22,5 MPa atau lebih Rasio tulangan minimal = 0,0013

Gambar plat precast dapat dilihat pada gambar 2.4.

34

Gambar 2.4 Plat Precast/ Pracetak (Triwiyono, 2005)

34

35

F. Pekerjaan Struktur Bangunan Menurut RKS (Rencana Kerja dan Syarat) proyek pembangunan Gedung Rektorat Unimus (2005) sebuah bangunan bertingkat dibagi dalam dua bagian struktur bangunan yaitu bangunan struktur atas dan bangunan struktur bawah. Bangunan struktur atas terdiri dari kontruksi balok, kolom, plat, rangka atap dan banyak lagi, kalau bangunan struktur bawah terdiri dari sloof sampai ke bagian fondasi. Dimana kedua bagian bangunan itu mempunyai hubungan saling keterkaitan satu sama yang lain, sehingga tidak bisa dipisahkan dalam perhitungan perencanaannya Desain struktur atas khususnya plat biasanya terbuat dari bahan beton, baja, dan kayu. Untuk beton sendiri ada yang menggunakan beton konvensional maupun beton precast/ pracetak. Struktur bawah khususnya fondasi direncanakan sesuai dengan kondisi tanah tempat proyek itu berada. Pekerjaan plat dan fondasi akan diuraikan sebagai berikut :

1. Plat Dua Arah Menurut Vis dan Kusuma (1993) plat dua arah adalah struktur statis tak tentu yang keempat tepinya ditumpu. Plat dapat ditumpu oleh balok, kolom. Pada konstruksi monolit atau komposit penuh, suatu balok mencakup bagian dari plat pada tiap sisi balok sebesar proyeksi balok yang berada di atas atau di bawah plat, diambil yang terbesar, tetapi tidak boleh lebih besar dari empat kali tebal plat (SK SNI T 15 1991 03).

36

a. Perhitungan Pekerjaan Plat Dua Arah Menurut Apriyatno (2004)

4 1 2 ly hb ln.y Gambar 2.5 Plat Dua Arah b hs hb 3 lx ln.x

1). Menghitung Tebal Plat 1 = Ib1 / Is1 1 = Ib2 / Is2 3 = Ib3 / Is3 4 = Ib4 / Is3..(pers. 2.4) dengan : 1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1) 1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi panjang (tepi-2) Ib1 = momen inersia balok tepi -1 = 1/12 . b1 . hb13..(pers.2.4.a) Is1 = momen inersia pelat tepi-1 = 1/12 . lnx . hs3..(pers.2.4.b)

37

Ib2 = 1/12 . b2 . hb23 Is2 = 1/12 . lny . hs3 m = (1 + 2 + 3 + 4) / 4..(pers.2.5) dengan :

m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat

Dalam segala hal untuk : m < 2,0 hmin = 120 mm m 2,0 hmin = 90 mm hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 5 { m 0,12 (1 + 1/)}.........(pers.2.6) hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 9..........(pers.2.7) hmaks = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36........(pers.2.8) dengan : ln = bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang) = nilai banding sisi panjang dan sisi pendek = ly / lx ; ly > lx.(pers.2.6.a) m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat hmin = tinggi minimum plat

2). Menghitung Beban Kerja Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi) Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat) Beban berfaktor = Wu = 1,2 DL + 1,6 LL

38

dengan : Wu = beban berfaktor per satuan luas DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7 LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8 3). Momen Rancang

Gambar 2.6 Diagram Momen Rancang

Mtx = Ctx . 0,001 . Wu . lx2 Mlx = Clx . 0,001 . Wu . lx2 Mty = Cty . 0,001 . Wu . lx2 Mly = Cty . 0,001 . Wu . lx2....(pers.2.9) Untuk nilai C dapat dicari pada tabel 2.9.

39

Tabel.2.7 Beban Mati/ Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan Nilai Beban (kg/m2) 2400 Beton bertulang 2000 Tanah,lempung dan lanau 1000 Air Adukan, per cm tebal : 21 - dari semen 17 - dari kapur, semen merah atau tras Dinding pasangan bata merah 450 - satu batu 250 - setengah batu Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : - semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal 11 maksimum 4mm 10 - kaca, dengan tebal 1 4mm Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang 7 maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0,80 m 24 Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso, dan beton, tanpa adukan , per cm tebal Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)

40

Tabel. 2.8 Beban Hidup pada Lantai Gedung No Uraian a. b. c. d. e. f. Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut dalam b Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang tidak penting yang bukan untuk toko, pabrik, bengkel Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel, asrama, dan rumah sakit Lantai ruang olah raga Lantai ruang dansa Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain dari pada yang disebut dalam a s/d e, seperti masjid, gereja, ruang pergelaran, ruang rapat, bioskop, dan panggung penonton dengan tempat duduk tetap Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton berdiri Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam c Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam d,e,f dan g Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam c,d,e,f dan g Lantai untuk: pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko buku, toko besi, ruang alat-alat, dan ruang mesin harus direncanakan terhadap beban hidup yang ditentukan tersendiri, dengan minimum Lantai gedung parker bertingkat : - untuk lantai bawah - untuk lantai tingkat lainnya Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus direncanakan terhadap beban hidup dari lantai ruang yang berbatasan, dengan minimum

Nilai Beban (kg/m2) 200 125 250 400 500

600 500 300 500 250

g. h. i. j. k.

400 800 300

l. m.

Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)

41

Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah Pada Plat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata No Momen per meter lebar ly/lx =1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0 1 2 3 4 Mlx= 0,001.Wu.ln2.X Mly= 0,001.Wu.ln .X Mtx= -0,001.Wu.ln .X Mty= -0,001.Wu.ln .X2 2 2

25 25 51 51

34 22 63 54

42 18 72 55

49 15 78 54

53 15 81 54

58 15 82 53

62 14 83 51

65 14 83 49

Sumber : Vis dan Kusuma (1993)

41

42

4). Menghitung Tinggi Efektif Plat

Dy

Dx

dx dy h p

b = 1000 mm Gambar 2.7 Penulangan Plat

Tinggi efektif : Arah x dx = h-p-Dx / 2...(pers.2.10) Arah y dy = h-p-Dx- dy/2..(pers.2.11) dengan : dx = tinggi efektif d dalam arah-x dy = tinggi efektif d dalam arah y h = tebal plat p = selimut beton Dx = diameter tulangan arah-x Dy = diameter tulangan arah-y

43

5). Menghitung Jumlah Tulangan k = Mlx / .b.dx2 k = Mly / .b.dy2 k = Mtx / .b.dx2 k = Mty / .b.dy2 ...(pers.2.12)

min = tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan (kmin)....(pers.2.13)Aslx = . b. dx Asly = . b. dy Astx = . b. dx Asty = . b. dy..(pers.2.14) n = Aslx / Atul n = Asly / Atul n = Astx / Atul n = Asty / Atul(pers.2.15) s = 1000 / n..(pers.2.16)

min = 1,4 / fy..(pers.2.17)

aktual = Aslx / b . d aktual = Asly / b . d aktual = Astx / b . d

aktual = Asty / b . d .......(pers.2.18) maks = 0,75 {(0,85 . fc . 1 / fy) x (600 / 600 + fy)}..................(pers.2.19)

min < aktual < maks ok

44

dengan: Mlx = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x Mly = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y Mtx = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x Mty = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y = faktor reduksi kekuatan = 0,8 b = lebar plat per 1m dx = tinggi efektif dalam arah-x dy = tinggi efektif dalam arah-y k = koefisien tahanan Aslx = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x Asly = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y Astx = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x Asty = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y Atul = luas tulangan per diameter (lihat tabel 2.11) n = jumlah tulangan s = jarak spasi antar tulangan

= rasio penulangan plat min = rasio tulangan minimum aktual = rasio tulangan yang diperlukan

maks = rasio tulangan maksimum

45

1 = 0,85 untuk fc 30 MPa0,85 0,008(fc 30) untuk fc = 30 55 MPa 0,65 untuk fc 55 MPa fc = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja

2. Plat Precast Perhitungan Plat Satu Arah Beton Precast Menurut PT JHS. System Pada Proyek Pembangunan Apartemen Perwira Tinggi PTIK Kebayoran Jakarta Selatan (September 2006) a. Beban berfaktor Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi) Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat) Beban berfaktor = Wu = 1,2 WD + 1,6 WL dengan : Wu = beban berfaktor per satuan luas DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7 LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8

46

Tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan ( ) vs Koefisien Tahanan ( k), fc = 30 MPa, fy = 240 MPa 0.0058 0.0059 0.0060 0.0061 0.0062 0.0063 0.0064 0.0065 0.0066 0.0067 0.0068 0.0069 0.0070 0.0071 0.0072 k 1.3539 1.3766 1.3992 1.4218 1.4445 1.4670 1.4896 1.5121 1.5347 1.5571 1.5796 1.6021 1.6245 1.6469 1.6693 0.0084 0.0085 0.0086 0.0087 0.0088 0.0089 0.0090 0.0091 0.0092 0.0093 0.0094 0.0095 0.0096 0.0097 0.0098 k 1.9361 1.9582 1.9902 2.0023 2.0243 2.0463 2.0682 2.0902 2.1121 2.1340 2.1559 2.1778 2.1996 2.2214 2.2432 0.0110 0.0111 0.0112 0.0113 0.0114 0.0115 0.0116 0.0117 0.0118 0.0119 0.0120 0.0121 0.0122 0.0123 0.0124 k 2.5029 2.5244 2.5459 2.5674 2.5888 2.6102 2.6316 2.6529 2.6743 2.6956 2.7169 2.7381 2.7594 2.7806 2.8018 0.0136 0.0137 0.0138 0.0139 0.0140 0.0141 0.0142 0.0143 0.0144 0.0145 0.0146 0.0147 0.0148 0.0149 0.0150 K 3.0545 3.0754 3.0963 3.1171 3.1380 3.1588 3.1796 3.2004 3.2211 3.2418 3.2625 3.2832 3.3039 3.3245 3.3451 0.0162 0.0163 0.0164 0.0165 0.0166 0.0167 0.0168 0.0169 0.0170 0.0171 0.0172 0.0173 0.0174 0.0175 0.0176 k 3.5907 3.6110 3.6313 3.6516 3.6718 3.6921 3.7123 3.7325 3.7526 3.7728 3.7929 3.8130 3.8330 3.8631 3.8731

Sumber: Apendiks (Dipohusodo,1999)

46

47

Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan per DiameterDiameter Tulangan d (mm) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Luas Tulangan A (cm2) 0.20 0.28 0.38 0.50 0.64 0.79 0.95 1.13 1.33 1.54 1.77 2.01 2.27 2.54 2.83 3.14 Berat Tulangan (kg/m) 0.15 0.22 0.30 0.39 0.50 0.62 0.75 0.89 1.04 1.21 1.39 1.58 1.78 2.00 2.23 2.46 Diameter Tulangan d (mm) 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Luas Tulangan A (cm2) 3.46 3.80 4.15 4.52 4.91 5.31 5.73 6.16 6.61 7.07 7.55 8.04 8.55 9.08 9.62 10.18 Berat Tulangan (kg/m) 2.72 2.98 3.26 3.55 3.85 4.17 4.48 4.83 5.18 5.55 5.93 6.31 6.71 7.13 7.55 7.99

Sumber : Ibrahim (1994)

47

48

b. Perhitungan Penulangan Plat Topping 1). Penulangan arah memanjang (tulangan utama) Mu = 1/8. Wu. L2...(pers. 2.20) dengan : Mu = momen perlu ultimate Wu = beban berfaktor per satuan luas L = panjang precast

Tul. memanjang Tul. melitang

Topping

p d h

Tul. precast

Plat Precast

b Gambar 2.8 Penulangan Topping a). Kapasitas Momen/m d = h d 1/2D = 1,4/ fy As = . b. d n = As / Atul s = 1000 / n

min = 1,4 / fy

49

aktual = As / b . d maks = 0,75 {(0,85 . fc . 1 / fy) x (600 / 600 + fy)} min < aktual < maksa = (As. fy) / (0,85. fc. b)...(pers.2.21) Mn = As. fy (d a/2)..(pers.2.22) Mr = Mn > Mu ..(pers.2.23) dengan : h = tebal plat D = diameter tulangan p = selimut beton d = tinggi efektif b = lebar plat per 1m As = luas tulangan lapangan per meter lebar Atul = luas tulangan per diameter n = jumlah tulangan s = jarak spasi antar tulangan

= rasio penulangan min = rasio tulangan minimum

actual = rasio tulangan yang diperlukan maks = rasio tulangan maksimum 1 = 0,85 untuk fc 30 MPa0,85 0,008(fc 30) untuk fc = 30 55 MPa 0,65 untuk fc 55 MPa

50

fc = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja a = tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan = faktor reduksi kekuatan = 0,8 Mn = momen nominal penampang Mr = momen rencana

2). Penulangan arah melintang (tulangan bagi) As = 0,002 . b . h.(pers.2.24) n = As / Atul s = 1000 / n

3). Cek Stage Erection (saat konstruksi) a). Perhitungan Momen/m Mu = 1/8. Wu. L2 = Mu < Mr half slab

51

3. Fondasi Menurut Hardiyatmo (1996) fondasi adalah bagian terendah bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi fondasi, yaitu fondasi dangkal dan fondasi dalam. Fondasi dangkal didefinisikan sebagai fondasi yang mendukung beban secara langsung, seperti : fondasi telapak, fondasi memanjang dan fondasi rakit. Fondasi dalam didefinisikan sebagai fondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari permukaan, contohnya fondasi sumuran dan fondasi tiang.

a. Fondasi Tiang Pancang Menurut Hardiyatmo (2001) fondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam. Fondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain: - Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah lunak, ke tanah pendukung yang kuat. - Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman tertentu, sehingga pondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup untuk mendukung beban tersebut oleh gesekan dinding tiang dengan tanah di sekitarnya. - Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan.

52

- Untuk menahan gaya-gaya hotisontal dan gaya yang arahnya miring. - Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut bertambah. - Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah tergerus air. Kelompok tiang umumnya digunakan bila beban yang diterima oleh fondasi tiang terlalu besar, sehingga tidak mampu bila digunakan satu tiang. Jadi kelompok tiang merupakan kumpulan dari beberapa tiang yang bekerja sebagai satu kesatuan. Penyatuan kelompok tiang dengan pelat beton atau yang biasa dikenal dengan pile cap (poer). Dalam masalah kelompok tiang yang terpenting adalah jarak tiang. Pada umumnya susunan tiang dibuat simetris (jarak tiang sama), sehingga pusat berat kelompok tiang dan pusat berat poer terletak pada satu garis vertikal. Jarak minimum tiang dapat dilihat pada tabel 2.12 Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum Fungsi tiang Tiang dukung ujung dalam tanah keras Tiang dukung ujung pada batuan keras Tiang gesek Sumber : Hardiyatmo (2001) Jarak as-as tiang minimum 2 2,5d atau 75 cm 2d atau 60 cm 3 5d atau 75 cm

53

1). Perhitungan Fondasi Tiang Pancang Menurut Muyasaroh dan Joko (Tugas Kuliah Rekayasa Fondasi II, 2006) Dari perhitungan SAP didapat : Pu, Mx, My Dari data sondir diperolah : qc, Tf a). Menghitung Kapasitas Ijin Pondasi A = 1/4 . 3,14 . D2.....(pers.2.25) O = 3,14 . D .........(pers.2.26) Qijin = (qc . A/ 3) + (Tf . O) / 10......(pers.2.27) dengan : A = luas dasar tiang pancang (cm2) qc = perlawanan ujung sondir (kg/cm2) O = keliling tiang (cm) Tf = total friksi sondir (kg/cm2) Qijin = kapasitas ijin pondasi

b). Jumlah tiang pancang n1 = Pu/ (Qijin . Eg).....(pers.2.28) dengan : n1 = jumlah tiang dalam satu pile cap Pu = beban aksial bangunan = P kolom + berat pile cap........................................(pers.2.28.a) Eg = end bearing piles, diasumsikan 1,0

54

1 o 3

y x 4

2 yi L yi

xi B

xi

Gambar 2.9 Kelompok Fondasi Tiang c). Daya dukung per tiang Q = Pu/n1 + (My . xi) / (x2) + (Mx . yi) / (y2) .....(pers.2.29) dengan : Q = beban yang didukung oleh tiang My = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x Mx = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y xi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x yi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y (x2) = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o (y2) = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o

55

d). Cek Terhadap Geser Pons

kolom b1 x b1 Tul. atas

Sudut 45 o Tul. bawah xi xi

th

d p

Tiang pancang

Gambar 2.10 Penampang Pile Cap Vu pons = Pu bo = 2 ( b1+ d) + 2 (b1 + d)..(pers.2.30) Vc = . 1/3 . dengan : bo = keliling daerah kritis b1 = lebar kolom d = tinggi efektif pile cap Vc = tegangan geser pons yang diijinkan Vu = kuat geser terfaktor pada penampang = factor reduksi kekuatan = 0,6 fc = kuat tekan beton, MPafc . bo . d

> Vu pons.....(pers.2.31)

56

e). Cek Terhadap Geser Lentur Vu geser lentur = total Q tiang Vc geser lentur = . 1/6 . Menghitung tebal pile cap (th) - Dengan rumus th = d + p + 1/2 D.........(pers.2.33) - th diambil dengan syarat fondasi masih didalam bidang geser/ didalam garis sudut 45fc . b . d >Vu geser lentur.(pers.2.32)

f). Perhitungan Tulangan Pile cap : Mu = Q .xi + Q . xi ....(pers.2.34) Mn = Mu / 0,8 ....(pers.2.35) k = Mn / (0,85 . fc . B . d2)..(pers.2.36) F = 1 - 1 - 2k.....(pers.2.37) Fmax = 1 . 450 / 600+ fy..(pers.2.38) F < Fmax tulangan tunggal As = F . B . d . 0,85. fc / fy.....(pers.2.39) min = 1,4 / fy Asmin= min . B. d n = As / A tul Tulangan atas = 0,15% . B . d.....(pers.2.40) n = As tul atas / A tul dengan : Mu = momen perlu ultimate

57

Mn = momen nominal penampang k = koefisien tahanan F = rasio penulangan yang diperlukan Fmax = rasio penulangan maksimum B = lebar pile cap Asmin = luas tulangan minimum lapangan per meter lebar

min = rasio tulangan minimum

b. Fondasi Sumuran atau Kaison Menurut Hardiyatmo (2001) fondasi kaison terdiri dari dua tipe, yaitu kaison bor dan kaison. Di Indonesia fondasi kaison sering dibuat berbentuk silinder, sehingga umumnya disebut fondasi sumuran karena bentuknya mirip sumur. Fondasi kaison merupakan jenis peralihan antara fondasi dangkal dan dalam. Fondasi kaison bor dibuat dengan cara mengebor lebih dulu untuk membuat lubang di dalam tanah, kemudian lubang diisi beton. Kaison bor dibedakan menurut materialnya, yaitu kaison bor beton, kaison beton terselubung pipa baja atau pipa beton, kaison beton dilengkapi dengan inti baja dalam pipa baja. Bagian tubuh kaison dapat dilindungi pipa yang merupakan bagian dari fondasi atau pipa pelindung ditarik setelah pengecoran. Fondasi kaison yang berbentuk silinder atau kotak beton dibuat dengan membenamkan silinder beton ditempatnya, bersamaan dengan penggalian tanah. Fondasi ini dimaksudkan untuk mengirimkan beban besar

58

yang harus melalui air atau material jelek sebelum mencapai tanah pendukung yang kuat. Pemakaian fondasi sumuran digunakan karena fondasi tiang pancang tidak diperbolehkan berhubung getaran akibat proses pemancangan tiang mengganggu stabilitas bangunan di sekitarnya.

1). Perhitungan Fondasi Sumuran Dari perhitungan SAP didapat : Pu Dari data boring diperoleh : c = 0,10 kg/cm2 = 10 KN/m2

= 20 a). Menghitung Kapasitas Ijin Fondasi Menurut Suryolelono (1994) Qu = .R2(1,3 cNc + .Df.Nq + 0,6. .R.N ) + 2 .R. f. Df...(pers.2.41) Qijin = Qu / SF..(pers.2.42) dengan : Qu = daya dukung ultimate R = jari-jari sumuran c = kohesi tanah Nc, Nq, N = faktor daya dukung Terzaghi (tabel 2.13)

= berat jenis tanah (tabel 2.7)Df = kedalaman fondasi f = gaya perlawanan akibat lekatan per satuan luas = 2 . c(pers. 2.41a)

59

2 = angka dari tabel 2.14SF = faktor keamanan = 2-3 Tabel 2.13 Nilai-nilai Faktor Daya DukungTerzaghi

0 5 10 15 20 25 30 34 35 40 45 48 50

Keruntuhan Geser Umum Nc5.7 7.3 9.6 12.9 17.7 25.1 37.2 52.6 57.8 95.7 172.8 258.3 347.6

Nq1.0 1.6 2.7 4.4 7.4 12.7 22.5 36.5 41.4 81.3 173.3 287.9 415.1

N0.5 1.2 2.5 5.0 9.7 19.7 35.0 42.4 100.4 297.5 780.1 1,153.2

Sumber : Hardiyatmo (1996)

Tabel 2.14 Hubungan 2 dan (Sudut Gesek Dalam Tanah) Sudut gesek dalam tanah ( ) 2 10 15 20 25 30 35 40 45 Sumber : Suryolelono (1994) 1,60 2,06 2,70 3,62 5,01 7,27 10,36 17,97

60

b). Jumlah Fondasi Sumuran n1 = Pu/ (Qijin. Eg)

c). Cek Terhadap Geser Pons Menurut Muyasaroh dan Joko (2006) Kolom = b x b Vu pons = P bo = 2 . (b + d) + 2 (b + d) Vc = 0,6 . 1/3 .fc . bo . d > Vu pons

d). Cek Terhadap Geser Lentur Tebal pile cap (th) = d + p + 1/2 D Tebal pile cap (th) = diambil dengan syarat fondasi masih didalam bidang geser/ didalam sudut 45 Vu geser lentur = Total Q tiang Vc geser lentur = 0,6 . 1/6 .fc . b . d > Vu

e). Perhitungan Tulangan Pile cap :

min = kmin tabel 2.15Asmin = min . b.d n = As / A tul

61

f). Perhitungan tulangan sumuran : Tulangan tegak :

min = kmin tabel 2.15As = min. (1/4 . . D12 1/4 . . D22).....(pers.2.43) dengan :

= 3,14D1 = diameter sumuran luar D2 = diameter sumuran dalam n = As / A tul Tulangan tegak

Beton Siklop Tulangan melingkar

D1 D2 Gambar 2.11 Penampang Fondasi Sumuran

62

Tabel 2.15 Tabel. Rasio Penulangan ( ) vs Koefisien Tahanan ( k), fc = 25 MPa, fy = 240 MPa 0.0058 0.0059 0.0060 0.0061 0.0062 0.0063 0.0064 0.0065 0.0066 0.0067 0.0068 0.0069 0.0070 0.0071 0.0072 k 1.3463 1.3687 1.3911 1.4134 1.4357 1.4580 1.4803 1.5026 1.5248 1.5470 1.5691 1.5913 1.6134 1.6355 1.6575 0.0084 0.0085 0.0086 0.0087 0.0088 0.0089 0.0090 0.0091 0.0092 0.0093 0.0094 0.0095 0.0096 0.0097 0.0098 k 1.9201 1.9418 1.9635 1.9851 2.0067 2.0283 2.0499 2.0714 2.0929 2.1144 2.1359 2.1573 2.1787 2.2001 2.2214 0.0110 0.0111 0.0112 0.0113 0.0114 0.0115 0.0116 0.0117 0.0118 0.0119 0.0120 0.0121 0.0122 0.0123 0.0124 k 2.4755 2.4965 2.5175 2.5384 2.5593 2.5802 2.6011 2.6219 2.6427 2.6635 2.6843 2.7050 2.7257 2.7463 2.7670 0.0136 0.0137 0.0138 0.0139 0.0140 0.0141 0.0142 0.0143 0.0144 0.0145 0.0146 0.0147 0.0148 0.0149 0.0150 k 3.0126 3.0329 3.0531 3.0734 3.0936 3.1137 3.1339 3.1540 3.1741 3.1942 3.2142 3.2343 3.2542 3.2742 3.2941 0.0162 0.0163 0.0164 0.0165 0.0166 0.0167 0.0168 0.0169 0.0170 0.0171 0.0172 0.0173 0.0174 0.0175 0.0176 k 3.5312 3.5508 3.5704 3.5899 3.6094 3.6289 3.6483 3.6578 3.6871 3.7065 3.7258 3.7452 3.7644 3.7837 3.8029

Sumber : Apendiks (Dipohusodo,1999)

62

63

63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Untuk memecahkan dan membahas permasalahan yang terjadi peneliti menggunakan penelitian deskriptif atau survey dengan metode penelitian studi kasus. Menurut Nazir (2003) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta -fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Studi kasus atau penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakterkarakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga dan sebagainya.

63

64

B. Tempat Penelitian Penelitian kali ini dilakukan pada pembangunan gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang yang bertempat di jalan Kedung Mundu Semarang.

C. Proses Penelitian Langkah-langkah dan hal-hal perlu dilakukan dalam proses penelitian, diantaranya : 1. Tahap persiapan Sebelum melakukan proses penelitian peneliti harus melakukan tahap persiapan, diantaranya mengumpulkan atau mencari data-data proyek yang memiliki nilai biaya diatas 1 (satu) milyard. Pencarian data dapat dilakukan baik pada konsultan, kontraktor maupun pada Dinas Pekerjaan Umum yang menangani proyek-proyek besar. Setelah

mendapatkan data proyek kemudian peneliti melakukan survey ke lokasi proyek untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan. Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka baik melalui buku-buku pustaka, internet, peraturan-peraturan Departemen Pekerjaan Umum dan peraturan-peraturan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan.

65

2. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian dikelompokkan menjadi 2, yaitu : a. Data Primer Data primer adalah data pokok yang digunakan dalam melakukan analisis value engineering. Data primer dapat berupa data-data teknis dari proyek, seperti gambar bestek, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana Kerja dan Syarat (RKS). b. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input dan referensi dalam melakukan analisis VE. Data sekunder, diantaranya data mengenai daftar harga satuan dan analisa pekerja, data bahan atau material bangunan yang digunakan, data alat-alat berat, data tenaga kerja, peraturan-peraturan bangunan gedung dari Departemen Pekerjaan Umum dan data-data lainnya yang dapat dijadikan referensi dalam menganalisis VE. 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara : a. Metode Pengambilan Data Primer Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada konsultan maupun pelaksana yang menangani proyek tersebut. Selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung ke lokasi proyek tersebut.

66

b. Metode Pengambilan Data Sekunder Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada instansiinstansi atau perusahaan-perusahaan yang diangap berkepentingan. Perusahaan itu dapat meliputi perusahaan bahan/ material bangunan, persewaan alat-alat berat, konsultan, kontraktor, pemborong tenaga kerja, instansi yang menangani masalah jasa dan konstruksi bangunan, (seperti BPIK, Dinas KIMTARU dan lain-lain ) dan perusahaan-

perusahaan lainnya yang bisa dijadikan bahan referensi. 4. Analisis Data Dari data-data yang telah dikumpulkan dilakukan analisis VE untuk menghasilkan adanya suatu penghematan biaya atau saving cost. Analisis VE dilakukan tiga tahap, yaitu : a. Tahap Informasi Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan informasi sebanyak-sebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang akan dievaluasi, dimana data dan informasi tersebut diolah menurut kebutuhan pada tahap selanjutnya. Informasi umum yang diperlukan antara lain adalah : - Nama proyek - Lokasi proyek - Pemilik proyek - Nilai proyek - Luas bangunan

67

- Spesifikasi proyek Langkah-langkah penunjang yang biasa diterapkan dalam tahap informasi adalah sebagai berikut : 1). Pengulangan desain informasi Adalah pelaksanaan mengumpulkan semua informasi yang menyangkut segala aspek kepentingan obyek studi. Adapun yang termasuk didalam obyek studi, yaitu : Gambar-gambar perencanaan Spesifikasi biaya Perkiraan biaya Pendekatan desain Perhitungan desain/ konstruksi Data-data kondisi setempat Jadwal kegiatan, dan lain-lain.

Dalam proses evaluasi selanjutnya, data informasi tersebut dapat dijadikan kumpulan data yang dibutuhkan dan disusun dalam suatu deskripsi permasalahan dan tujuan penghematannya. 2). Penentuan sasaran studi Untuk mengetahui sasaran studi dan berapa besar perkiraan target penghematan biaya didapat dengan membuat struktur biaya dari keseluruhan elemen obyek studi yang memperlihatkan dengan jelas bagian dan elemen yang ada sebagai sasaran studi tersebut.

68

3). Pemilihan elemen dengan potensi penghematan optimum Dari struktur dan perkiraan target penghematan biaya tersebut, maka dapat dipilih elemen-elemen obyek studi yang mempunyai potensi penghematan optimum dengan metode

perbandingan (rasio) antara biaya asal dan target biaya, dan perhatian diutamakan kepada rasio yang menyolok. Cara ini dikenal dengan analisis fungsi yang menguraikan rasio cost dengan worth, presentasi pembagian pekerjaan (bobot).

b. Tahap Kreatif Didalam value engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting dalam mengembangkan ide-ide untuk memunculkan alternatif-

alternatif dari elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut, kemudian disusun secara sistematis. Alternatif-alternatif tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya : 1). Bahan atau material Pemunculan penggunaan alternatif bahan dikarenakan semakin banyaknya jenis bahan bangunan yang diproduksi dengan kriteria mempunyai fungsi yang sama. Seiring dengan

berkembangnya kemajuan teknologi jenis bahan yang mempunyai fungsi yang sama dapat dibuat atau dicetak dengan mutu dan kualitas yang hampir sama juga. Hanya karena memiliki merk atau

69

lisensi yang berbeda, maka harga bahan tersebut menjadi berbeda. Dengan demikian, maka pemilihan alternatif bahan dapat dilakukan dalam analisis VE. Pencarian bahan dengan mutu, kualitas dan fungsi yang sama dengan rencana awal tapi dengan harga lebih rendah dapat dilakukan 2). Cara atau metode pelaksanaan pekerjaan Dalam melaksanakan suatu pekerjaan pastinya mempunyai cara atau metode sendiri-sendiri. Pada zaman dulu cara

menyelesaikan suatu pekerjaan hanya mengandalkan tenaga manusia dengan alat-alat sederhana, sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat membutuhkan waktu yang cukup lama. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini muncul alat-alat bantu yang lebih canggih dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh, adanya alat-alat berat seperti dozer, excavator, crane dan lain-lain yang dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan konstruksi bangunan, sehingga pekerjaan dapat cepat selesai. Dengan demikian dapat dilihat, bahwa suatu pekerjaan konsrtuksi bangunan yang dikerjakan dengan tenaga manusia dan alat-alat sederhana akan membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan dikerjakan menggunakan alat-alat yang lebih modern. Maka dalam analisis VE dapat berpedoman pada metode pelaksanaan, karena semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan.

70

3). Waktu pelaksanaan pekerjaan Setiap pekerjaan dalam suatu proyek pastinya sudah mempunyai jadwal pelaksanaan dalam perencanaan time schedule. Terkadang dengan bobot pekerjaan yang tetap, waktu pelaksanaan pekerjaan dapat dikurangi, asalkan pekerjaan tersebut tidak terdapat dalam jalur kritis.Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, diantaranya dengan mengganti metode pelaksanaan, menambah jumlah tenaga kerja dan lain-lain. Dengan demikian, alternatif pengurangan waktu pelaksanaan dapat dijadikan pedoman karena akan berpengaruh pada perhitungan anggaran biaya.

c. Tahap Analisis Alternatif yang timbul diformulasikan, kemudian melakukan eliminasi ide-ide yang kurang praktis dan menilai ide kreatifitas tersebut dari segi keuntungan dan kelemahannya dengan mencari potensi penghematan biaya untuk setiap ide yang die