4
-
Upload
arham-rusli -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
Transcript of 4
5/11/2018 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45571fd73497959916999203b 1/5
" i _"
MUTU TERIPANG SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU FS
Sili Rahayu, Mei Dwi Erlina, Murniyati*)
·)Sla/ Peneliti Sub Baiitkantut Sllpl, Jakarta
ABSTRACT
Study on the quality deterioration of sea cucumber in icetemperature was carried out. Two kinds of sea cucumber i.e.sand sea cucumber (Hotothuria scraba) and rock sea cucumber(Microthele o:ciloga HI. Clark) boiled and the raw were storedin crushed ice using insulated box. During storage, assessmentof organoleptIc properties (appearance, color, odor and lex-ture), chemical analysis (moisture, ash, protein, fat, pH. TVB)and microbiology analysis (total bacteria and totalenterobaeteriacea) were conducted every three days.
The results indicated that the organoleptic scores (ap-
pearance, color, odor and texture) decreased, while pH, TVB,total bacteria and enternbactertaceae increased during storage.
This study has shown that the quality boiled sea cucumberwas better than raw sea cucumber, where the first was still ac-cepted by the panelist 15 days, storage while the later was re-jetted after 12 days storage.
PENDAHULUAN
Kelompok biota laut yang telah lama dikenal,.namun belum banyak Ydirnanfaatkan adalah filum
Echinodermata. Beberapa jenis dalam kelompok fauna
ini, terutama teripang (timun laut) telah menjadi:komoditas perdagangan ·internasional. Teripang telahmenjadi salah satu komoditas ekspor non migas darisub sektor perikanan. Ekspor teripang dari Indonesiacenderung naik dari tahun ke tahun. Tahun 1981eksporteripang 545 ton dengan nilai sekitar US $ 261,000 dan
pada tahun 1986telah mencapai 2.362 ton dengan nilaiUS $ 2,769,000. Hongkong, Jepang, Arnerika danSingapura merupakan negara pengimpor teripang
(Anonymous. 1988).
Teripang banyak mengandung zat gizi dengan nilai
kalori lebih rendah dari ikan, moluska dan cumi-cumi.
Teripang banyak mengandung vitamin B-12, thiamin.riboflavin, mineral yang mengandung fosfat, besi,arsen, iodiurn, kalsium, magnesium dan tembaga(Zaitsev, et 01., 1 965) .
Untuk mencegah kerusakan dan kemunduran mutu
teripang sejak ditangkap sampai konsumen, biasanyadilakukan pengolahan sederhana. Di Indonesia
pengolahan teripang umumnya dilakukan secara tradi-
sional yaitu dengan pengeringan atau pengasapan.
Penggunaan suhu es untuk mengawetkan pangan
tidak dapatmenyebabkan kernatian bakteri secara sem-
..16
purna. Pada suhu sekitar ODe bakteri tidak terbunuhbakteri rnulai terbunnh pada suhu sekitar _7DC ata
lebih rendah lagi. Meskipun demikian sampai saat isistem pengawetan dengan suhu es rnerupakan car
yang terbaik untuk mempertahankan tingkat kesegarasuatu bahan pangan. Penelitian ini bertujuan untumempelajari kemunduran mutu teripang selampenyimpanan pada suhu es.
BAHAN DAN METODA
Bahan
Pada penelitian ini menggunakan teripang pas(Holothuria scraba Jaeger) berat 110 - 300 g da
teripang batu (Microtnete axiloga HI. Clark) sebera
160 - 400 gram yang diperoleh dari sekitar pulaKubur, daerah Lampung.
Metoda
Penanganan teripang sebelum disimpan pada suhes dapat dilihat pada diagram aJir di bawah in(Gambar I).
Ter ipang hidup
~Pcncucian
(dengan air laut)
"----_---_---_------., I
Perebusan so menit
dengan air laul(Tanpa rebusan)
t.. _,
*
_ -~Penyiangan
I
}
Pcncucian
I
~.
Penyimpanan dalam cool
box, disusun berselang-
sel ing dengan es hancuran
Gambar I . Dlag l1lm aUr penan .anan trlpang sebelpm penylmp.nan
pada 81lhu es
Agrilech Vol. 13,No.3, halaman 16 - 2
5/11/2018 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45571fd73497959916999203b 2/5
Perlakuan:
A = = Jenis teripang
Al = = teripang pasir
A2 = = teripang batu
B = = Cara pengolahan
Bl = = dengan perebusan
B2 = tanpa perebusan
C = = lama penyimpanan
Cl = 0 hari
C2 = = 3 hari
C3 = 6 hari
C4 = 9 hariC5 "" 12 hariC6 15 hari
Pengamatan' yang dilakukan selama penyimpanan
melipuli:
_ Organoleptik: rupa, warna, bau dan tekstur dengan
skala hedonic 9.
_ Kimia: Kadar air. kadar protein. kadar temak, kadarabu, pH, TVB. Pengamatan kadar air dengan cara
penguapan dalam oven selama 24 jam pada suhu
105°C, kadar protein dengan metoda Kyeldahl,
kadar lemak dengan metoda Soxhlet, pH dengan
pHmeter Corning, TVB dengan metoda Microdiffu-
sion Conway (Anonymous, ]974).
_ Mlkrobiologi: Pengamatan lumlah bakteri total
(TPC), menggunakan metoda tuang (pour plate)
dengan nutrient agar sebagai media dan perhitung-
an jumlah bakteri Enterobacteriacaea juga rneng-
gunakan metoda tuang (pour plate dengan VRBGAsebagai media (Fardiaz, S., ]987).
Untuk mengetahui perbedaan antara jenis
teripang, cara pengolahan dan lama penyimpanan
terhadap berbagai parameter dilakukan uji statistik ran-
cangan acak lengkap dengan dua ulangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teripang yang dipergunakan dalam penelitian ini
mempunyai komposisi kimia seperti tercantum dalam
Daftar I.
Daflar I.Komposisi kimialeripan~ rebus dan leripang menlah
Komposisi
Tenpang pasir Teripang balu
Rebus Menlah Rebus Menlah
Air (1110) 65,82 83,55 80.88 91,48
Abu ( 1 1 1 0 ) 16,43 7,97 3.51 3,11
Lemak (070) 0.68 0.80 0,70 0,68
Protein (070) 15.64 5,97 14,86 5,04
Agritech Vol. /3, No.3. ha/aman 16 - 20
Dari daftar 1 terlihat bahwa kandungan lemak
teripang sangat rendah, berarti kandungan kolesterol
juga rendah, Dengan demikian teripang merupakan
bahan pangan yang baik untuk diet bagi orang yang-
sakit disebabkan kandungan kolesterolnya tinggi.
Organoleplik
. ~asil penga,?atan rupa teripang secara organolep-
tik selama penyimpanan ternyata teripang batu dan
teripang pasir yang direbus lebih baik dan masih diteri-
rna ole? panelis sarnpai hari ke-JS. Selama penyimpan-
an tenpang pada suhu dingin ternyata nilai rupa
cenderung menurun, penurunan nilai rupa didahului
oleh teripang yang tidak direbus, kemudian baru
teripang yang direbus. Dengan demikian perebusan
menghambat perubahan rupa teripang.
Secara organoleptik, warna teripang batu dan pasir
yang direbus rnasih disukai panelis sampai hari ke-12.
Sedangkan untuk teripang yang tidak direbus pada hari
ke-12 sudah ditolak, Selama penyimpanan nil . ... warna
teripang menurun, didahului oleh teripang yang tidak
direbus dan diikuti oleh teripang yang direbus.
Pengamatan terhadap bau teripang secara
organoleptik menunjukkan bahwa nilai bau menu run
selama penyimpanan. Untuk teripang yang direbus, bau
teripang masih disukai oleh paneiis sampai hari ke-15,
sedangkan untuk teripang yang tidak direbus bau
teripang tidak disukai pada hari ke-12. Penurunan nilai
bau dis:babkan karena aktivitas rnikroba yang
?Ie~guralkan komponen protein daging teripang men-
jadi senyawa-senyawa sederhana seperti amonia indolperipidin dan grup amin lainnya yang berba~ tidak
enak. Hal tersebut didukung oleh adanya kenaikan nilai
TVB dan jumlah bakteri teripang selama penyimpanan,
Selama penyimpanan, tekstur teripang berubah
dari kenyal sampai Iunak, sejalan dengan meningkatnya
kadar air teripang sampai pada akhir penyimpanan
(hari ke-J5). Hal ini disebabkan karena aktivitas
mikroorganisme yang menguraikan struktur protein
dan komponen lainnya yang menyebabkan terbebasnya
air terikat sebagai hasil samping. Hal tersebut menjadi-
kan kadar air bertambah, sehingga kekenyalan daging
berkurang, sehingga tekstur daging teripang menjadilunak (Desrosier, 1977).
Secara organoleptik nilai rata-rata mutu teripang
(rupa, warna, bau dan tekstur) yang paling disukai dan
belum ditolak sampai hari ke 15 adalah teripang pasir
~an teripang batu yang direbus. Teripang batu yang
tidak direbus mudah mengalami pembusukan dan
ditolak pada hari ke J 5, kemudian disusul oleh teripang
pasir yang tidak direbus. Grafik hubungan antara nilai
rata-rata mutu teripang dengan lama penyimpanan
dapat dilihat pada gambar 2.
17
5/11/2018 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45571fd73497959916999203b 3/5
to NII.I OrgllnoJllplik
2
°O~------3~------6~------9~------U~----__J18
Lama penylmpanan (harl)
GambBr 2. Perubahan nilai orgBnoleplik tenpang setarne penylmpan-
an suhu es
Dari gam bar 2 terlihat bahwa mutu teripang selama
penyimpanan mengaJami penurunan. Laju penurunan
mutu teripang selama penyimpanan didahului oleh
teripang batu yang tidak direbus, kemudian teripangpasir yang tidak direbus, selanjutnya teripang batu yang
direbus dan terakhir teripang pasir yang direbus.
Berdasarkan analisis statistik, frekuensi penilaian
organoleptik mutu teripang menunjukkan bahwa
masing-masing kornbinasi jenis teripang dan cara
pengolahan tidak rnemberikan perbedaan yang nyata
selama penyimpanan. Sedangkan lama penyimpanan
berpengaruh nyata terhadap mutu teripang pada ber-
bagai kombinasi jenis teripang dan cara pengolahan.
I i/ ' . 1 '
/
,I I
I
Ii
Basa yang Mudah Menguap (Total Volatile Bases)
Kadar TVB teripang pasir yang direbus 3,36 -
6,72 mg N/l00 g, teripang pasir yang tidak direbus 2,52
- 7.14 mgN/ lOO g, teripang batu yang direbus 2,10-
7,56 mg N/ IOO g dan untuk teripang batu yang tidak
direbus 2,94 - 7,14 mg N/lOO g.
Menurut Tanikawa (1965), kandungan TVB
maksirnum yang dapat digunakan untuk
memperkirakan kesegaran ikan atau kerang adalah 30
- 40 mg N/l00 g. Sedangkan menurut Nitibaskara
(1988) ikan pindang yang mempunyai kandungan TVN
82;60 mg N/ lOO g rnasih dapat diterirna oleh panelis.
Dertgan demikian teripang pasir dan teripang batu yang
mempunyai kandungan TVB seperti tersebut di atasmasih dapat digunakan untuk percobaan ini.
Perubahan nilai TVB teripang selama penyirn-
panan dapat dilihat pada garnbar 3. Selama penyim-
panan terjadi peningkatan kadar TVB. Peningkatan
TVB ini disebabkan oleh aktivitas bakteri pembusuk
yang menguraikan protein menjadi senyawa-senyawa
sederhana antara lain senyawa nitrogen yang mudah
rnenguap. Hal ini sesuai dengan pendapat I1yas (1983)
yang menyatakan bahwa pendinginan tidak dapat
menghentikan aktivitas mikroorganisma seluruhnya
18
akan tetapi hanya menghambat pertumbuhan
rnikroorganisma. Dari hasil analisis statistik lam
penyimpanan mernberikan perbedaan yang nyata
terhadap perubahan nilai TVB untuk masing-masing
kombinasi jenis teripang dan cara pengolahan pad
tingkat kesalahan 50/0 . Sedangkan jenis teripang da
cara pengolahan tidak memberikan perbedaan yan
nyata terhadap perubahan nilai TVB selarna penyirn
panan.
8lve mg W100 g
8
OL-------L- ~ ~ ~ ~o 3 e 9 12
lama penylmpanan (har!)
1
Gambar 3. Perubahan TVB teripang selama penyimpanan subll es
Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasarnan merupakan faktor fisikokimia
yang sangat mempengaruhi keawetan makanan/bahan
makanan, Menurut Moeijanto dan Tambunan (1976)
pH tidak dapat dipakai sebagai indikator kemunduran
mutu hanya dikatakan bahwa sampai pH 7,8 makananmasih dianggap segar. Begitu juga Ilyas (1983)
pengukuran pH ikan belum dapat digunakan sebagai in
dikator pembusukan ikan. Perubahan nilai pH teripang
selama penyirnpanan dapat dilihat pada gambar 4.
NlllllpH
1 0 ~ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ,9.11
9
7
8.11
8L- ~ ~~ L_ L_ ~
o 3 8 9 ~
Lama penylmpanan (harl)
1
- TP .. bod -+- TP Idk ..t>u. -4-Tt!I _. -- Til Idk .. bu.
Gambar 4. PerubBhan nllal pH lerlpaDg selama penyimplIDBn suhu e
Dari gam bar 4 terlihat bahwa nilai pH rata-rata
cenderung meningkat selarna penyimpanan. Pe-
Agritech Vol. 13, No.3, halaman 16 - 2
5/11/2018 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45571fd73497959916999203b 4/5
ingkatan nilai pH disebabkan oleh aktivitas mikroor-
nanisma yang menguraikan protein menjadi senyawa-
~en)'awa sederhana antara lain basa yang mengakibat-
kan peningkatan nilai pH. Hal ini sesuai dengan pernya-
taan Meyer (1965) yang menyebutkan bahwa terjadinya
peningkatan nilai pH selama penyimpanan karena
perornbakan -protein menjadi senyawa-senyawa
nitrogen oleh aktivitas bakteri dan ensim. Sedangkan
menurut Launelloungen et al. (1982) dalam Sudijono
(1986) peningkalan pH menunjukkan adanya aktivitas
pertumbuhan bakteri pembusuk ~tau aktivit.as ensir:n:
ensim jaringan ikan yang menghasilkan amoma. Hal ir u
juga diperjelas oleh Amlac~er (1961) .bahwa pro.tei~
dapat diuraikan oleh mikroorganisrna menjadi
senyawa-senyawa sederhana berupa polipeptida, asam
amino dan amoniak yang dapat meningkatkan pH da-
ging ikan .
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis
teripang, cara pengolahan dan lama penyimpanan
memberikan perbedaan yang nyata terhadap perubahannilai pH pada tingkat kesalahan S O J o . Lama penyim-
panan berpengaruh nyata terhadap perubahan nilai. pH
baik pada teripang yang direbus maupun yang tidak
direbus pada tingkat kesalahan S O J o .
Jumlah Bakteri Tolal
Perubahan jumlah bakteri total (log) teripang
selama penyimpanan dapat dilihat pada gambar S.
Jumlah bakteri total teripang pasir dan teripang batu
yang direbus maupun yang mentah pada awal penyim-
panan dan akhir penyimpanan dapat dilihat pada Daf-
tar 2.
Oaflar 2. Jumlah bakleri lola' leripang pada awal dan akhir
penyimpanan pada suhu es
Teripang pasir Terlpang balu
Jumlah Bakteri
Tolal/g Rebus Mentah Rebus Menlah
AwaJ penyimpanan
(Ohari) l,4xl02 5,5xl02 1,7XlOJ 4,3Xl03
Akhir penyimpanan
(15hari) 1,7xl05 2.Jx105 1,5xl05 2,Oxl06
Dari daftar 2 terlihat bahwa jumlah bakteri
teripang batu lebih besar dari jumlah bakteri teripang
pasir, Semakin tinggi kadar air, semakin cepat bakteri
berkembang biak, karena air merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri,
Selama penyimpanan, jumlah bakteri teripang
makin rneningkat, hal ini sesuai dengan pendapatV{in<l;rno et.al, (19.80) yan~ jnenyarakan bahwa pen-dinginan sebagai ko ndisi penyimpanan hanya
menghambat pertumbuhan mikroorganisma, sehingga
Agriler:h Vol. 13, No. J, ha/aman' /6 - 20
perkembangbiakan !!1ikroorganisma itu mungkin saja
terjadi walaupun lambal.
7 Log Jumlal! Baklerllg
e
2
O~----~----~k-----~----~~----~o 3 e 9 12
lama penylmpanan (harO1
- TP ",bu. _,_ TP Idk ...bu. --- TB ...bu. -- Ta I~k ...bu.
Gambar S. Peruhanen Log Jumlah bakterl (TPC) terlpang selama
pcnyimpanan suhu es
Dari hasil analisis statistik menunjukkan bahw
jenis teripang, cara pengolahan dan lama penyimpanan
memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan
jumlah bakteri teripang pada tingkat kesalahan S O J
Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap
perubahan jumlah bakteri baik untuk teripang yan
direbus maupun teripang yang tidak direbus.
Jumlah Bakleri Enterobacteriaceae
Jumlah bakteri Enterobacteriaceae teripang pad
awal dan akhir penyimpanan pada suhu es, bai
teripang batu maupun teripang pasir yang direbumaupun yang tidak direbus seperti tersirat pada Dafta
3 .
Daflar J. Jumlah bakteri Enterobacteriaceae teripang pada awal
dan akhir penyimpllnan pada suhu es
Jumlah 8aklcri En-Teripang pasir Teripang balu
terobactcrlaceue/g Rebus Menlah Rebus Menlah
Awal penyimpanan
(Ohari) 2,5xlOi 5,5xlOI 5,OxIO! 7,1 X10
Akhir penyimpanan
(l5hari) 1,6x103 1,9xl05 2,4xl03 1,9x105
Perubahan logaritma jumlah bakteri Enterobacteriaceae selama penyimpanan dapat dilihat pada gam
bar 6. Dari gam bar 6, terlihat bahwa selama penyirn
panan jumlah bakteri Enterobacteriaceae cenderung
meningkat. Peningkatan jumlah bakteri tersebut didug
bahwa organisma-organisma tersebut masih mamp
beradaptasi dengan kondisi lingkungannya (suhu e
sehingga mampu melaksanakan pertumbuhannya.
5/11/2018 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45571fd73497959916999203b 5/5
,I
Log Jumlah Enterobactarlaceae/IIB ~ ~ - - - - - - - - - - - - - - ~ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ~" '".I'
i '
oL- L ~ ~ -L ~
o 3 B 9 n ~
Lama penylmpanan (harl)
- TP no"". --I- TP Idk .... bu. ........ T B ....bu. ......... TO Idk nobu.
GlI.mbar6. Perubahan Log Jumlah Enterobactertaceae Teripangsejama penyirnpanan suhu
Bakteri Enterobacteriaceae sangat penting diper-
hatikan karena bakteri tersebut dapat menimbulkankeracunan makanan dan infeksi melalui makanan
(Buckle et,al., 1987).Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis
teripang, cara pengolahan dan lama penyimpanan
memberikan perbedaan yang nyata terhadap perubahanjumlah bakteri Enterobacteriaceae pada tingkatkesalahan 50 /0 . Lama penyimpanan berpengaruh
terhadap perubahan jumlah bakteri Enterobacteriaceae
baik untuk teripang yang direbus maupun yang tidakdirebus pada tingkat kesalahan 5%.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:1. Proses kemunduran mutu teripang selama penyim-panan pada suhu es, untuk teripang yang direbus
lebih lama daripada teripang mentah.
2. Sebelum dilakukan pengolahan teripang lebih lanjutseperti pengeringan, pengasapan atau pengalengan,
bahan mentah harus segera direbus setelah ditang-kap dan disimpan pada suhu es selama transpor-tasi ke tempat pengolahan. Hal ini dimaksudkan un-tuk mempertahankan mutu bahan mentah, sehinggadiperoleh produk yang berkualitas baik.
UCAP AN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada Sdri. Yeni
Yuniarti mahasiswa Fakultas Pertanian, IPB, Bogoryang telah membantu dalam p.enelitian ini.
20
DAFT AR ACUAN
Amlacher. 1961. Rigor Mortis in Fish. In. G. Borgstrom (ed).Fish as Food Vol. I.Academic Press. New York.
Anonymous. 1 9 6 8 . Peranan Es dalam Industri Perikanan(Diterjemahkan oleh Sofyan Ilyas dari Ice in Fisheries).1972. Ditjen, Perikanan. Jakarta.
- __ . 1974. Metoda dan Prosedur Pemeriksaan KimiawiHasil Perikanan. LTP. Jakarta.
-- . 1988. Budidaya Teripang untuk Ekspor, Warta-mina No. 19 tahun ke-I, Ditjen. Perikanan. Jakarta.
____ . 1989. Statistik Ekspor Impor Hasil PerikananDitjen, Perikanan. Jakarta.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, M. Wootou, 1987.IImu Pangan (diterjemahkan oleh Hadi Purnomo danAdionon), U.I. Press Jakarta.
Desrosier, N.W. 1977. Elements of Food Technology. AVIPublishing Company. New Delhi. '
Fardiaz, S. 1987. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan,Lernbaga Sumberdaya Inforrnasi. IPB.
Ilyas, S. 1983 . Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan. TeknikPendinginan. jiVd I. CV. Paripurna. Jakarta.
Meyer. 1965. Marineds. In G. Borgstrom (Ed). Fish as Food,Vol. 111.Me. Graw Hill Book. NY.
Moeljanto, R. dan P. R. Tambunan. 1976.Peranan PengesanTerhadap Mutu Udang Barong Beku. Jurnal PenelitianTeknologi Perikanan I. Jakarta.
Nitibaskara, R.R. 1988. Isolasi dan Identifikasi Bakteri dariIkan Kembung selama Penyimpanan serta PengaruhBakterisidal dari Protarnin terhadap lsolat, PAU Pangandan Gizi. IPB Boger.
Sudijono, N.H., L. Hutueley, N.H. Haerydin, T.A.R. Hana-fiah. 1984. Pengaruh penambahan Potasium Sorbat padaPengolahan Cakaiang Asin terhadap daya awetnya.LPTP. No. 33. tho 1984. Jakarta.
Winarno, F.G., S. Fardiaz, D. Fardiaz. 1982. PengantarTeknologi Pangan. PT. Gramedia Jakarta,
Zaitsev, V.P., I. Kizevetter, L. Lagunov, T. Makaroova,L. Minder and V. Podsevalov, 1969. Fish Curing andProcessing. Mir Publisher. Moscow.
Agtiteclt Vol. /3, No.3, haIaman 16 - 20