42535f783876e8a7bcfc6f6983e3fad4_Unair

download 42535f783876e8a7bcfc6f6983e3fad4_Unair

of 6

Transcript of 42535f783876e8a7bcfc6f6983e3fad4_Unair

  • Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untukdigunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.

    Tim Peneliti : Prof. Dr.Mochamad Lazuardi, drh.MSi.

    PENETAPAN KANDUNGAN SULFONAMIDA PADA HEWAN SECARASPEKTROFOTOMETER LEMBAYUNG ULTRA -TAMPAK

    Abstrak :

    PENETAPAN KANDUNGAN SULFONAMIDA PADA DARAH KELINCITujuan :Untuk mengetahui residu metabolisme suatu obat golongan sulfonamida yang diberikan secara oral padakelinci. Adapun interpretasi hasil residu sulfonamida berupa pecahan sulfonamida yang telah mengalami prosesasetilasi dari suatu sistem metabolisme tubuh.

    TEORI SINGKAT METABOLISMESenyawa asing bila memasuki tubuh akan mengalami tiga kemungkinan proses yaitu :1.

    Terjadi reaksi spontan menjadi produk lain tanpa ikut sertanya enzim.2.

    Mengalami metabolisme atau biotransformasi ke dalam bentuk lain oleh enzim tubuh.3.

    Diekskresikan tanpa mengalami perubahan, terutama senyawa yang sangat polar.

    Peristiwa yang terjadi atas suatu senyawa asing dalam tubuh hewan baik herbivora ataupun karnivora dapat merupakan salahsatu atau gabungan dari peristiwa di atas. Sebagian besar senyawa asing dalam tubuh, akan mengalami peristiwa metabolisme. Hati merupakanlokasi utama enzim dalam tubuh yang akan memetabolisme senyawa asing tersebut. Metabolisme dapatterjadi pula dalam jaringan antara lain usus halus, ginjal dan paru-paru.Metabolisme obat atau senyawa asing dalam tubuh terdiri dari reaksi fase I dan reaksi fase II, dimana obatatau senyawa asing itu dapat mengalami reaksi fase I atau fase II atau reaksi fase I yang diikuti reaksi faseII.Dalam reaksi fase I obat atau senyawa asing mungkin mengalami aktivasi, perubahan aktivitas atauinaktivasi. Hampir semua reaksi yang melibatkan aktivasi obat dalam metabolisme termasuk reaksi fase I. Dalam reaksi fase I ini obat akan dioksidasi, reduksi atau hidrolisisis.

    Reaksi fase II (konjugasi) merupakan proses sintetik yang terjadi in vivo antara senyawa asing ataumetabolitnya dengan senyawa endogen. Senyawa endogen ditujukan sebagai bahan konjugasi.

    Page 1

  • Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untukdigunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.

    Tim Peneliti : Prof. Dr.Mochamad Lazuardi, drh.MSi.

    Sebagaian besar reaksi fase II (konjugasi) dari pandangan ahli obat adalah proses inaktivasi dan produkinaktif ini dikeluarkan dari tubuh., Reaksi fase II (konjugasi) antara lain terdiri dari sintesis glukoronida,konjugasi glisin, konjugasi glutamin, sintesis sulfat, eter, metilasi dan asetilasi.

    Dalam percobaan ini akan dilakukan salahsatu cara penentuan hasil metabolisme obat menurut reaksi faseII (konjugasi) yaitu asetilasi obat.

    Obat-obat yang mengandung gugus amina primer, sebagian besar diinaktivasi dengan cara asetilasi,sedangkan senyawa dengan gugus amina sekundair tidak. Dalam tubuh hewan terjadi asetilasi senyawa endogen yang mengandung gugus amino, hidroksilasi, dansulfhidril. Secara normal sedikit contoh asetilasi gugus hidroksil dan sulfhidril yang terjadi pada spesies mammaliadan belum pernah diketahui contoh asetilasi gugus hidroksil dan suilfhidril yang berasal dari senyawaasing.

    Enzim yang bertanggungjawab untuk asetilasi senyawa amino aromatik adalah N-asetiltransferase (NAT)yang sebagian besar terdapat di hati. Sulfonamida merupakan contoh senyawa yang mengalami peristiwa asetilasi.

    Subyek protokolSubyek yang digunakan adalah kelinci dengan berat berat badan 4-6 kg. Selama percobaan subyek tidak diberi makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi hasilpemeriksaan. Subyek diberikan makanan atau minuman yang tak mempengaruhi pemeriksaan obat dalamtubuhnya. Selanjutnya subyek diberi obat golongan sulfonamida secara oral dengan dosis 10 mg/kg berat badansecara oral.

    Obat di tunggu 2 jam kemudian dan segera dilakukan pengambilan darah sampel.

    Page 2

  • Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untukdigunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.

    Tim Peneliti : Prof. Dr.Mochamad Lazuardi, drh.MSi.

    Sampel darah : Darah blanko diambil sebanyak 1,0 ml melalui vena marginalis pada kuping subyek belum di berikan obat. Darah beserta antikoagulan disimpan dalam suhu dingin (bila masih lama proses preparasinya dapat disimpan dalam -20 0C). Sampel darah percobaan 2 jampasca pemberian obat diambil sebanyak 1,0 ml melalui vena marginalis pada kuping dan dicampur dengan antikoagulan dandisimpan dfalam suhu dingin.

    ANALISIS KADAR SULFONAMIDA DAN METABOLITNYA.

    Sampel dianalisis secara spektrofotometrik menggunakan metode modifikasi Bratton-Marshall sbb:1.

    Masukkan 0,1 ml masing-masing sampel dan 0,1 ml air sebagai blanko ke dalam tabung reaksi yang telahberisi 3,9 ml air.2.

    Tambahkan 1,0 nl larutan TCA 20 % b/v, gojok dengan vortex mixer dan biarkan 10 menit3.

    Pusing pada alat pemusing dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit4.

    Ambil 2 ml supernatan, masukkan masing-masing ke dalam dua seri tabung reaksi (100 x 15 mm) dantambahkan tiap tabung 0,2 m larutan HCL 4 N, campur pada vortex Mixer. Satu set tabung untuk untuk penentuan kadar sulfonamida bebas yang akan dilanjutkan pada langkah 5.Set tabung yang lain untuk penentuan kadar sulfonamida total, yakni:a.

    Tandai tiap batas miniskus masing-masing tabung dan tutup dengan kelereng pada puncaknya.b.

    Tempatkan tabung tersebut dalam penangas air pada suhu 100 0C selama 15-30 menit.c.

    Dinginkan dan bila telah dingin kocok untuk menurunkan air kondensasi, kalau perlu tambahkan airsampai volume semula (2,2 ml)

    Page 3

  • Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untukdigunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.

    Tim Peneliti : Prof. Dr.Mochamad Lazuardi, drh.MSi.

    5.

    Tambahkan pada ke dua set tabung reaksi 0,1 ml larutan Natrium nitrit 0,1% b/v, gojok dan biarkanselama 3 menit.6.

    Tambahkan pada masing-masing tabung 0,2 ml larutan ammonium sulfamat 0,5%, gojok dan biarkanselama 2 menit.7.

    Selanjutnya tambahkan 0,2 ml NED 0,1 % b/v. gojok dan biarkan di empat gelap selama 5 menit. 8.

    Encerkan dengan penambahan air 3,8 ml masing-masing tabung, gojok.9.

    Pindahkan ke dalam kuvet dan baa intensitas warna pada spektrofotometer dengan panjang gelombang545 nm.10. Setiap sampel dilakukan secara triplo.

    PERHITUNGAN RASIO ASETILASI

    Kadar asetilsulfonamida dapat dip[eroleh dari pengurangan kadar sulfonamida total dengan kadarsulfonamida bebas (semuanya terhitung sebagai sulfonamida). Dengan demikian rasio asetilasi :

    Page 4

  • Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untukdigunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.

    Tim Peneliti : Prof. Dr.Mochamad Lazuardi, drh.MSi.

    Kadar asetilsulfonamidaRASIO ASETILASI = ------------------------------------ x 100%

    Page 5

  • Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untukdigunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.

    Tim Peneliti : Prof. Dr.Mochamad Lazuardi, drh.MSi.

    Kadar total sulfonamida

    Keyword :

    Sulfadiazine, Spektrofotometri, Analit, Matrik biologi

    Page 6