4157-9287-1-SM.docx
description
Transcript of 4157-9287-1-SM.docx
1
TEKNIK SELF CONTRACTING AND REINFORCEMENT UNTUK
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI SEKOLAH
PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Hadana Ulufannuri
ABSTRAK
Hadana Ulufannuri. TEKNIK SELF CONTRACTING AND REINFORCEMENT
UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI SEKOLAH PADA
SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret. Juni 2014.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh teknik self contracting and
reinforcement dalam meningkatkan kedisiplinan belajar di sekolah. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan teknik analisis Paired Sample T-test
bantuan aplikasi SPSS 16.
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta berjumlah
15 siswa. Sumber data berasal dari data observasi, commulative records dari guru
BK dan angket kedisiplinan belajar.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan belajar sebelum diberikan
treatment dengan sesudah diberikan treatment yakni thitung = -4,764 dan p = 0,000.
Hasil setiap subjek dinyatakan dalam bentuk grafik yang secara keseluruhan
peningkatannya sebesar 85,7%.
Disimpulkan bahwa teknik self contracting and reinforcement efektif
untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta
tahun pelajaran 2013/2014.
Kata kunci : teknik self contracting and reinforcement, disiplin belajar
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan yang
wajib dipenuhi selama manusia berpikiran ingin maju, berkembang, dan
sejahtera. Tanpa adanya pendidikan manusia tidak akan pernah bisa
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan akan berjalan sesuai
aturan-aturan apabila dibimbing oleh lingkungan yang baik yaitu lingkungan
keluarga (pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal), dan
lingkungan masyarakat (pendidikan non formal). Ketiga lingkungan tersebut
dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan.
Peran pendidikan di sekolah untuk mengembangkan pribadi siswa
secara menyeluruh, serta memperoleh ilmu pengetahuan dan melaksanakan
pendidikan kecerdasan yang dapat dipertanggungjawabkan keberhasilannya
melalui ujian. Siswa dituntut untuk mencapai hasil belajar optimal dengan
melaksanakan disiplin belajar. Pencapaian hasil belajar optimal selain
ditentukan oleh kecerdasan yang tinggi, juga didukung oleh adanya
kedisiplinan belajar yang menjadi kewajiban masing-masing siswa dalam
belajar (Tulus Tu’u:2004).
Siswa yang memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi akan mampu
menampilkan perilaku sesuai dengan batasan-batasan, norma yang berlaku,
dan mampu mengarahkan dirinya kepada aktivitas-aktivitas yang positif
dalam belajar. Siswa yang tidak ditanamkan kedisiplinan belajar, maka akan
mengalami kegagalan dalam mencapai perkembangan jati dirinya atau rasa
tanggung jawabnya (Jurnal Al-Ta’dib:2008).
Ketidakdisiplinan belajar pada siswa tidak dapat dilepaskan dari
persoalan perilaku negatif siswa. Hasil penelitian pada tahun 1998 oleh
Pusbag Kurrandik (Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan)
terhadap 4994 siswa sekolah menengah atas (SMA) di provinsi Jawa Barat,
Lampung, Kalimantan Barat dan Jawa Timur, mendapatkan hasil bahwa 696
3
dari siswa SMA (13,94%) mengalami kesulitan dalam aktivitas belajar
umum, dan 479 diantaranya disebabkan oleh ketidakdisiplinan belajar
misalnya anak sulit diatur, suka melawan, dan sering membolos.
Fenomena ketidakdisiplinan belajar juga dialami sebagian besar siswa
SMA Islam 1 Surakata. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui
wawancara dengan guru bimbingan dan konseling (BK) dan penyebaran
angket kedisiplinan belajar bahwa sebagian besar siswa di SMA Islam 1
Surakarta memiliki permasalahan berkaitan dengan kedisiplinan belajar.
Pada permasalahan ketidakdisiplinan belajar, perlu adanya
penanganan untuk meminimalisir permasalahan-permasalahan yang terjadi
yang berkaitan dengan ketidakdisiplinan belajar. Penanganan yang
diharapkan tepat dapat menggunakan teknik self contracting and
reinforcement, maka perlu diadakan penelitian dengan judul “Teknik Self
Contracting and Reinforcement Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Di
Sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2013/2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah
penelitian, sebagai berikut : Apakah ada pengaruh teknik self contracting and
reinforcement untuk mengubah perilaku meningkatkan kedisiplinan belajar di
sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang
dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh teknik
self contracting and reinforcement untuk meningkatkan kedisiplinan belajar
di sekolah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut: 1. Manfaat Teoritis, sebagai berikut: a. Mengembangkan
pengetahuan kepada guru bimbingan dan konseling tentang pengertian teknik
self contracting and reinforcement untuk meningkatkan kedisiplinan belajar
4
siswa, dan b) Sebagai wacana baru bagi guru bimbingan dan konseling
didalam melaksanakan bimbingan kelompok. 2. Manfaat Praktis, sebagai
berikut: a. Sebagai bahan masukan bagi guru bimbingan dan konseling di
sekolah dalam menggunakan self contracting and reinforcement untuk
meningkatkan kedisiplinan belajar, b. Memberi masukan kepada guru
bimbingan dan konseling tentang cara pelaksanaan teknik self contracting
and reinforcement, dan c) Memberi motivasi kepada siswa untuk menerapkan
kedisiplinan belajar.
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Kedisiplinan Belajar
a. Pengertian
Harning Setyo (dalam Ricky Jungjunan:2012) menjelaskan bahwa
kedisiplinan merupakan suatu bentuk upaya pengendalian diri dan perilaku
siswa dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan
dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari
dalam dirinya.
Eko Siswono dan Rachman (dalam Saputro FK:2002)
menerangkan bahwa kedisiplinan belajar merupakan proses kegiatan
belajar di sekolah yang tidak terlepas dari berbagai peraturan yang
diberlakukan dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Suegeng Prijodarminto (dalam Tulus Tu’u:2004) menerangkan
bahwa kedisiplinan belajar adalah saling berkaitan, yaitu terkait dengan
perubahan perilaku.
b. Indikator Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan belajar memiliki indikator yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yaitu perilaku atau perbuatan ke arah tertib. Liang Gie (2000)
mengklasifikasikan indikator kedisiplinan belajar sebagai berikut: 1)
5
Mengerjakan tugas tepat waktu. 2) Penuh perhatian. 3) Penuh tanggung
jawab. 4) Mentaati peraturan. 5) Rajin belajar
c. Macam-macam Kedisiplinan Belajar
Pelaksanaan kedisiplinan belajar memiliki variasi, tidak hanya
diterapkan didalam kelas ataupun di sekolah saja akan tetapi dapat
diterapkan di lingkungan rumah. Suharsimi Arikunto (2001) menerangkan
macam-macam kedisiplinan belajar yang ditunjukkan dengan tiga perilaku
yaitu: 1) Perilaku kedisiplinan belajar didalam kelas. 2) Perilaku
kedisiplinan belajar diluar kelas di lingkungan sekolah, dan 3) Perilaku
kedisiplinan belajar di rumah.
d. Peran Penting Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan belajar akan dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik apabila berasal dari kesadaran diri sendiri. Tulus Tu’u (2004)
menjelaskan bahwa kedisiplinan belajar yang tidak bersumber dari hati
nurani akan menghasilkan kedisiplinan belajar yang lemah.
e. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar
Pembentukan kedisiplinan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor
menurut Tulus Tu’u (2004), antara lain : 1) Hubungan guru dengan siswa.
2) Kesehatan mental siswa. 3) Faktor keluarga.
2. Teknik Self Contracting and Reinforcement
a. Pengertian Teknik Self Contracting and Reinforcement
Singgih, Gunarsa (2007) menerangkan bahwa teknik self
contracting digunakan untuk mengubah perilaku siswa, sehingga dapat
melatih serta mengendalikan dirinya sendiri dan mampu mengarahkan
perilakunya sesuai dengan kontrak diri yang telah dibuat.
Lutfi fauzan (2009) menjelaskan bahwa terdapat empat asumsi
dasar teknik kontrak diri, sebagai berikut: a. Siswa yang berhasil
melaksanakan kontrak diri dengan baik, maka berhak untuk menerima
reinforcement atau penghargaan sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati di kontrak diri, b. Perjanjian yang dibuat oleh siswa telah
6
disepakati bersama berdasarkan atas proses negoisasi antara guru dengan
siswa. Siswa memiliki hak dan kewajiban untuk menerima timbal balik,
apabila kontrak diri berhasil dilakukan maka siswa berhak mendapatkan
reinforcement sesuai persetujuan, c. Perubahan perilaku siswa merupakan
nilai terpenting dari pelaksanaan treatment terutama dengan memberikan
reinforcement dibandingkan pemberian hukuman, dan d. Perjanjian dan
peraturan yang telah disepakati bersama dalam kontrak diri pada dasarnya
memberikan suatu kebebasan untuk mengubah perilaku kearah positif.
Meskipun aturan-aturan didalam kontrak diri terdapat punishment
(hukuman), akan tetapi dengan hukuman tersebut siswa akan termotivasi
untuk lebih baik.
b. Tujuan Teknik Self Contracting and Reinforcement
Julian (2013) menjelaskan tujuan teknik kontrak diri yaitu : 1)
Melatih individu untuk mengubah perilaku menjadi adaptif, 2) Melatih
kemandirian perilaku siswa, dan 3) Meningkatkan kemampuan dan
keterampilan behavioral siswa sehingga mampu berperilaku secara tepat.
c. Syarat-syarat Teknik Self Contracting and Reinforcement
Pada saat pelaksanaan treatment, terdapat beberapa syarat yang
harus ditempuh oleh siswa. Goodwin Dwight L (1976) menjelaskan syarat-
syarat teknik self contracting and reinforcement yaitu: 1) Adanya batasan-
batasan yang tepat dan jelas mengenai masalah siswa. 2) Situasi dan
kondisi mengenai masalah yang dihadapai. 3) Kesediaan siswa untuk
mencoba suatu prosedur. 4) Tugas yang ditempuh perlu dirinci. 5)
Menentukan kriteria keberhasilan dalam melaksanakan kontrak diri.
d. Langkah-langkah Teknik Self Contracting and Reinforcement
Goodwin Dwight (1976) menerangkan langkah-langkah
pelaksanaan teknik self contracting and reinforcement yang harus
ditempuh oleh guru dan siswa, yaitu: 1. Menentukan subjek penelitian, 2.
Menetapkan Tugas, 3. Menetapkan Kontrak Oleh Guru, dan 4.
Menetapkan Kontrak Oleh Siswa.
7
3. Siswa Sekolah Menengah Atas
a. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas
Masa remaja merupakan masa perkembangan individu yang
diawali dengan kematangan organ-organ fisik, sehingga mampu
berkembang pesat. Remaja terbagi menjadi 2 masa, yaitu: 1) Masa remaja
awal, berkisar pada usia 12-15 tahun. 2) Masa remaja akhir, terjadi pada
usia 15-18 tahun, yang pada masa tersebut berada pada tahap yang tidak
jelas pada proses perkembangan individunya (Sherly Hidayah:2004).
b. Aspek-aspek Perkembangan Pada Masa Remaja
Santrock (2002) menerangkan perkembangan pada masa remaja,
dilihat dari beberapa aspek, yaitu: 1) Perkembangan Fisik. 2)
Perkembangan Kognitif. 3) Perkembangan Kepribadian dan Sosial.
c. Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut Yudrik
Jahja (2011) yaitu: 1) Menerima fisiknya sendiri sesuai dengan keragaman
kualitasnya. 2) Mencapai kemandirian emosional yang berasal dari
lingkungan sekitar yang memiliki otoritas. 3) Mengembangkan
keterampilan interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau
orang lain baik secara individual maupun kelompok. 4) Menerima dirinya
sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuan sendiri. 5)
Memperkuat self control (kemampuan mengendalikan diri) berdasarkan
nilai-nilai, prinsip, dan falsafah hidup.
4. Teknik Self Contracting and Reinforcement Untuk Meningkatkan
Kedisiplinan Belajar Di Sekolah
Kontrak diri merupakan salah satu cara dalam membantu siswa
untuk disiplin belajar di sekolah. Pada treatment ini siswa dituntut dapat
membuat kontrak diri secara mandiri sesuai dengan kesepakatan bersama
guru berkaitan dengan perubahan perilaku disiplin belajar. Pada awal
pelaksanaan kontrak diri, peran guru menentukan perubahan perilaku dalam
kontrak belajar dengan cara menawarkan pilihan disiplin belajar dan hadiah
8
yang akan diberikan. Kontrak kedua, guru mengarahkan perubahan perilaku
disiplin, siswa yang menentukan, tetapi guru masih menentukan hadiahnya.
Kontrak ketiga, siswa sepenuhnya yang menentukan perubahan perilaku
disiplin belajar dan hadiah yang dipilih.
5. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan sebagai pijakan dasar untuk
memperkuat penelitian, yakni penelitian eksperimen yang dilakukan oleh
Debrina Zahellatua dengan judul Efektivitas Teknik Behavior Contract
Reinforcement untuk Mengurangi Perilaku Terlambat Masuk Sekolah Siswa
SMA Negeri 1 Lengkong.
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
“Teknik Self Contracting and Reinforcement Dapat Meningkatkan
Kedisiplinan Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun
Pelajaran 2013/2014.”
Siswa Tidak
Disiplin Belajar
Self Contracting and
Reinforcement
Kontrak 1
Perubahan Perilaku dan Hadiah Sepenuhnya
Ditentukan oleh Guru
Kontrak 2
Perubahan Perilaku Ditentukan oleh Siswa, Hadiah Ditentukan oleh
Guru
Kontrak 3
Perubahan Perilaku dan Hadiah
sepenuhnya oleh Siswa
Disiplin Belajar Tinggi
9
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Islam 1 Surakarta beralamatkan di
Jl. Brigjen Sudiarto No 151 Gading Kidul, Surakarta. Penelitian dilakukan
di kelas XI SMA Islam 1 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2013/2014.
B. Metode Dan Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan one group pre-test post-test design.
C. Variabel Penelitian
Variabel bebas adalah teknik self contracting and reinforcement, dan
variabel terikat adalah kedisiplinan belajar di sekolah.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta tahun
pelajaran 2013/2014 yang memiliki kedisiplinan belajar rendah.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan di dalam penelitian ini adalah data tentang
kedisiplinan belajar di sekolah baik pre-test dan post-test.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI
SMA Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket.
10
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis
persentase, yaitu menghitung perubahan perilaku setiap subjek berdasarkan
persentase dari tahap satu sampai dengan tahap tiga. Perhitungan persentase
menggunakan rumus.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Perolehan data pada pelaksanaan penelitian ini adalah data tentang
kedisiplinan belajar di sekolah. Penskoran data kedisiplinan belajar di sekolah
yaitu melalui pengisian angket kedisiplinan belajar di sekolah seluruh siswa kelas
XI.
1. Persiapan Penelitian
Pada tahap awal dalam penelitian yaitu persiapan penelitian. Persiapan
penelitian yang telah dilakukan, sebagai berikut:
a. Penyusunan Instrumen Penelitian
b. Pengambilan Subjek Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pre-test
Pelaksanaan pre-test pada hari Kamis, 10 Oktober 2013.
b. Treatment
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama satu bulan pada tanggal 14
Oktober – 16 Nopember 2013.
c. Post-test
Pelaksanaan post-test diadakan pada hari Selasa, 19 November 2013.
3. Penyajian data
Data dalam penelitian berupa data tentang kedisiplinan belajar di sekolah
pada subjek penelitian yang diperoleh dari pre-test dan post-test.
11
a. Data Pre-test
Data pre-test digunakan sebagai data awal sebelum diberikan
treatment.
b. Data Post-test
Data post-test merupakan data akhir setelah diberikan treatment
yang dimodifikasi dengan menggunakan teknik self contracting and
reinforcement.
B. Pengujian Hipotesis
1. T-test
Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan teknik analisis Paired Sample
T-test dengan bantuan SPSS 16. Berdasarkan hasil penghitungan dengan
menggunakan Paired Sample T-test yaitu thitung = -4,764 dan p = 0,000 terdapat
perubahan perilaku yang sangat signifikan pada keseluruhan subjek setelah
diberikan treatment yaitu sebesar 85,7%.
2. Analisis Deskriptif
Analisis data pada penelitian ini, yaitu menggunakan analisis deskriptif
kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan grafik. Pelaksanaan
kontrak diri sesuai dengan situasi dan kondisi serta adanya kesepakatan antara
guru dengan subjek, sehingga pada pelaksanaan treatment dalam mengubah
perilaku setiap subjek berbeda.
C. Pembahasan Hasil Analisis data
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan teknik self contracting and
reinforcement efektif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar di sekolah.
Berdasarkan perhitungan statistik dalam penelitian ini, diperoleh hasil bahwa p =
0,000 dan thitung = -4,764. Setelah subjek diberikan treatment kontrak diri, maka
hasil persentase kenaikan perubahan perilaku kedisiplinan belajar keseluruhan
subjek yaitu 85,7%.
12
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Terdapat perubahan yang signifikan dari perilaku tidak disiplin
belajar di sekolah menjadi disiplin belajar di sekolah. Hasil tersebut
didukung oleh hasil analisis menggunakan rumus t-test yakni p = 0,000
dan thitung = -4,764. Hasil tersebut didukung oleh hasil analisis
menggunakan persentase yaitu sebesar 85,7%.
B. Implikasi
Implikasi yang didapat dari hasil penelitian ini yakni berdasarkan
pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara tingkat kedisiplinan belajar sebelum diberikan treatment dengan
sesudah diberikan treatment. Terbukti subjek penelitian dapat
meningkatkan kedisiplinan belajarnya sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi masing-masing.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang sesuai dengan hasil
penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran kepada :
1. Guru dan Guru BK
a. Diharapkan guru dan guru BK mempelajari dan menerapkan teknik
self contracting and reinforcement menjadi salah satu alternatif
untuk meningkatkan kedisiplinan belajar di sekolah.
b. Perlu adanya kerja sama guru BK dengan guru mata pelajaran saat
proses pembelajaran untuk meningkatkan kedisiplinan belajar di
sekolah.
2. Siswa
a. Diharapkan dapat berperilaku disiplin dalam belajar tidak hanya di
sekolah saja melainkan didalam kehidupan sehari-hari.
b. Siswa diharapkan mampu membuat kontrak diri sesuai dengan
situasi dan kondisi masing-masing untuk meningkatkan
kedisiplinan belajar.