41415459-laporan-operasi

download 41415459-laporan-operasi

of 14

Transcript of 41415459-laporan-operasi

LAPORAN OPERASI

Nama : Subandi Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 56 thn MRS : 1 9 - 2010 No. CM : 14106558 Ruangan : Angsoka3 Diagnosa : CKD St V Nama Operasi : AV shunt Radiocephalica S Tgl. Operasi : 6/9/2010 Ahli bedah : Dr. I Nyoman Semadi, SpB, Sp.BTKV Residen : Dr I Made Agus Suanjaya Tahapan Operasi Penderita tidur dalam posisi terlentang di atas meja operasi Tentukan daerah lengan yang akan dilakukan AV shunt dengan Allen test pada distal lengan bawah S Raba denyut a.radialis S Desinfeksi lap operasi dengan betadine dan pasang doek steril Dilakukan anestesi local pada kulit di daerah distal lengan bawah S Incisi transversal diatas radius sepanjang 5 cm Kemudian dilakukan diseksi tajam dengan gunting Metzenbaum untuk mencari vena disekitar daerah radial (biasanya vena radialis), kemudian ligasi vena bagian distal. Sedangkan vena bagian proksimal dibersihkan dari thrombus atau clot dan dilebarkan dengan menyuntikan larutan NaCl dan heparin ke dalam vena yang proksimal. Kemudian cari a.radialis dengan diseksi tajam dengan gunting Metzenbaum dan bebaskan dari jaringan sekitar. Kemudian a.radialis dipegang dan di fiksasi dengan klem hemostatik. Dan pada baian yang terfiksasi dilakukan insisi vertical menembus tunika intima sepanjang 3-5 mm Ambil ujung vena proksimal yang sebelumnya sudah dilebarkan dan dibersihkan, kemudian gunting ujung vena (trimming), lalu tempelkan pada a.radialis yang sudah di insisi sebelumnya. Jika dirasa sudah cukup hubungan/shunt arteri dan vena tersebut (shunt tidak terpuntir), maka dilakukan penjahitan arteri dan vena itu dengan benang nylon double needle ukuran 5.0. Jahitan dilakukan secara continous, kemudian setelah selesai benang diikat sebanyak 7 x simpul.

Kemudian lepaskan klem hemostatik perlahan-lahan sambil dilihat ada/tidaknya kebocoran (selama proses operasi, asisten operasi sekali-sekali menyemprotkan NaCl+heparin untuk mencegah adanya clot atau thrombus yang masuk)

Evaluasi shunt dengan adanya bruit pada vena yang disambung. Jahit kulit dengan vicryl no 4.0 secara subkutikuler Luka operasi ditutup dengan kassa steril dan plester (berikan tanda agar luka operasi tidak boleh ditekan) Operasi selesai

Rencana post operasi Asam Mefenamat 3 x 500 mg Observasi tanda-tanda perdarahan atau hematome pada luka operasi Evaluasi bruit Monitor vital sign

Pembimbing

Residen

Dr. I Nyoman Semadi SpBTKV

Dr. I Made Agus Suanjaya

LAPORAN OPERASI

Nama Jenis Kelamin, Umur Tanggal Operasi Diagnosa Nama Operasi Pembimbing Residen Bimbingan Tahapan Operasi

: Sunda : Laki laki 60 Tahun : 6/9/2010 : Diabetic Foot gr IV pedis Dx : Debridement + Amputasi : Dr. I Nyoman Semadi SpBTKV : Dr. I Made Agus Suanjaya

Pasien dilakukan blok spinal Kemudian pasien ditidurkan dalam posisi terlentang di atas meja operasi Desinfeksi lap operasi dengan betadine dan pasang doek steril Incisi melingkar mengelilingi ulkus, kemudian dilakukan nekrotomi jaringan nekrotik. Pus dibersihkan sampai tampak jaringan yang sehat.(pus dikultur) Dilanjutkan dengan amputasi transmetatarsal phalank I. Cuci dengan perhidrol betadine kemudian dilanjutkan dengan membilas dengan NaCl Tutup luka operasi dengan kompres NaCl betadine dan balut luka Operasi selesai

Rencana post operasi Antibiotik broadspectrum (sambil menunggu hasil pus kultur) cefotaxim 3x1 gram Metronidazol 2 x 500 mg untuk bakteri anaerob Asam Mefenamat 3 x 500 mg Rawat luka tiap hari dengan NaCl Edukasi penderita

Pembimbing

Residen

Dr I Nyoman Semadi SpBTKV

Dr. I Made Agus Suanjaya

LAPORAN OPERASI

Nama : Arniti Jenis kelamin : Perempuan Umur : 43 thn MRS : 19 9 - 2010 No. CM : 1414605 Ruangan : Cempaka Timur Diagnosa : CKD St V Nama Operasi : Pemasangan Double Lumen Tgl. Operasi : 21/9/2010 Ahli bedah : Dr. I Nyoman Semadi, SpB, Sp.BTKV Residen : Dr I Made Agus Suanjaya Tahapan Operasi1. Terlentangkan penderita, dengan sedikit-dikitnya kepala turun 15 untuk menggembungkan pembuluh leher dan untuk mencegah emboli udara. Bila telah dipastikan tidak ada cedera servikal, maka kepala penderita dapat diputar menjauhi tempat punksi vena. 2. Bersihkan kulit sekeliling tempat punksi vena dan pasang kain steril keliling daerah ini. Dalam melakukan prosedur ini harus menggunakan sarung tangan yang steril. 3. Bila penderitanya sadar, gunakan anestesi lokal ditempat punksi vena. 4. Gunakan jarum kaliber besar yang disambung kepada suatu semprit 12ml, masukkan 0,5 sampai 1ml air garam (saline), ke dalam pusat segitiga yang dibentuk oleh kedua caput otot sternokleidomastoideus dan tulang clavicula. 5. Setelah kulit dipunksi, arahkan sudut jarum keatas, untuk mencegah jaringan kulit (plug) menyumbat jarum. 6. Arahkan jarum keujung bawah (ekor), paralel dengan permukaan sagital, dengan sudut 30 posterior dengan permukaan depan. 7. Majukan jarum dengan lambat sambil mencabut tutup semprit dengan perlahan. 8. Kalau tampak aliran darah bebas didalam semprit, cabut semprit dan tutup jarumnya untuk mencegah emboli udara. Kalau pembuluh belum dimasuki, cabut jarum dan arahkan jarumnya kembali dengan 5-10 ke lateral. 9. Masukkan kawat pemandu sambil memantau electrocardiogram untuk ketidaknormalan irama. 10. Cabut jarum sambil menahan kawat pemandu dan majukan kateter melalui kawat pemandu. Sambungkanlah kateter dengan tubing intravena. 11. Tambatkanlah kateter ke kulit (misalnya dengan jahitan), berikan salep antibiotik dan merata didaerah tersebut. 12. Pasang pipa intravena dan merata didaerah tsb.

Rencana post operasi Analgetika Rawat double lumen Thorak foto

Pembimbing

Residen

Dr. I Nyoman Semadi SpBTKV

Dr. I Made Agus Suanjaya

LAPORAN OPERASI

Nama : Made Dena Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 56 thn MRS : 13 9 - 2010 No. CM : 1414605 Ruangan : Angsoka1 Diagnosa : Hemangioma R/ Parietal Nama Operasi : Eksisi Tgl. Operasi : 15/9/2010 Ahli bedah : Dr. I Nyoman Semadi, SpB, Sp.BTKV Residen : Dr I Made Agus Suanjaya Tahapan Operasi Pasien dilakukan GA - OTT Kemudian pasien ditidurkan dalam posisi terlentang di atas meja operasi Desinfeksi lap operasi dengan betadine dan pasang doek steril Dilakukan ligasi pada arteri temporalis, dilanjutkan dengan eksisi dari hemangioma. Perdarahan dirawat, dilanjutkan dengan melakukan primer hacting di dapatkan skin loss pada R/ parietal. Rawat luka, tutup dengan gass streril lalu di balut Operasi selesai

Rencana post operasi Cefotaxime 3x1 gr Analgetika Rawat luka tiap hari P/ skin graft bila luka sudah granulasi dengan baik

Pembimbing

Residen

Dr. I Nyoman Semadi SpBTKV

Dr. I Made Agus Suanjaya LAPORAN OPERASI

Nama : Sudarmi Jenis kelamin : Perempuan Umur : 28 thn MRS : 1 10 - 2010 No. CM : 14106348 Ruangan : Kamboja Diagnosa : SLE Nama Operasi : Open Pericardiostomy Tgl. Operasi : 6/10/2010 Ahli bedah : Dr. I Nyoman Semadi, SpB, Sp.BTKV Residen : Dr I Made Agus Suanjaya Tahapan Operasi

Penderita tidur dalam posisi setengah duduk di atas meja operasi Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine dan pasang doek sterilKemudian lakukan insisi pada midline sekitar 10 cm mulai dari xiphisternaIjunction menuju ke Ujung xiphoid. Sebuah bidang di letakkan pada posterior xiphoid kemudian xiphoid diangkat ke anterior sehingga hal ini memisahkan xiphoid dengan rectus sheath. Xiphisternal junction di pindahkan dan sebuah bidang terbentuk, dengan mengangkat bagian distal sternum ke anterior serta menarik diafragma kebawah sehingga tampak perikardium sebagai sebuah membran fibrosa. Perikardium di genggam kemudian dilakukan test aspirasi dengan spuit 10 cc yang sebelumnya diisi dengan Nacl 0.9% 2 cc keluar cairan pericardium, dilanjutkan dengan melakikan insisi sehingga cairan keluar. Lalu letakkan chest tube pada rongga perikardium untuk mengalirkan cairan efusi. Kemudian insisi ditutup lapis demi lapis sambungkan chest tube dengan mesin WSD.

Luka operasi ditutup dengan kassa steril dan plester Operasi selesai

Rencana post operasi Asam Mefenamat 3 x 500 mg Cifixime 2x1 Observasi tanda-tanda distress nafas dan produksi WSD Monitor vital sign Thorak foto

Pembimbing

Residen

Dr. I Nyoman Semadi SpBTKV

Dr. I Made Agus Suanjaya

LAPORAN OPERASI

Nama Jenis kelamin Umur MRS No. CM Ruangan Diagnosa

: Nang Teka : Laki-laki : 68 thn : 5 10 - 2010 : 14101229 : HCU : CKB, Edema cerebri, Fraktur costae multipel II-IV segmental, V dan VI anterior S Contusio pulmonum S Nama Operasi : Stabilisasi dengan Shapp Clip Tgl. Operasi : 10/10/2010 Ahli bedah : Dr. I Nyoman Semadi, SpB, Sp.BTKV Residen : Dr I Made Agus Suanjaya

Prosedur operasi : 1. Penderita dalam posisi miring ke sisi kanan dimeja operasi, setelah GA-OTT. 2. Lapangan operasi daerah hemitoraks kiri didesinfeksi dengan betadin dan alkohol. 3. Dipasang doek steril. 4. Dilakukan insisi thoracotomy posterolateral di daerah subscapula kiri, m. latisimus dorsi dipotong, selanjutnya ICS V kiri dibuka sepanjang 15 cm, diperdalam sampai teridentifikasi costae. 5. Tampak fraktur pada costae II sampai VI 6. Dilakukan pemasangan shapp rib clip pada costae IV dan VI anterior. 7. Daerah operasi dicuci dengan NaCl 0,9% 1000 cc. 8. Dilanjutkan dengan pemasangan chest tube no 32 lalu dihubungkan dengan WSD 9. Luka operasi ditutup lapis demi lapis. 10. Operasi selesai. Post Op Cefotaxime 3x1 gr Ketorolac 3x 1 grKontrol terhadap kemungkinan berbagai penyulit seperti : infeksi dan perdarahan. Kontrol terhadap vital sign atas kemungkinan terjadinya internal bleeding dan syok. Kontrol terhadap luka bekas operasi.

Pembimbing

Residen

Dr. I Nyoman Semadi SpBTKV

Dr. I Made Agus Suanjaya LAPORAN OPERASI

Nama Jenis kelamin Umur MRS No. CM Ruangan Diagnosa Tgl. Operasi Ahli bedah Residen

: : Perempuan : : : : Gadung : Varises Trunkal Bilateral : : Dr. I Nym Semadi, Sp.BTKV : Dr. I Made Agus Suanjaya

Diagnosa preoperasi : Varises Trunkal Bilateral Diagnosa postoperasi : Varises Trunkal Bilateral Prosedur dikerjakan : Stripping Temuan : Varises Trunkal Bilateral Prosedur operasi : 1. Penderita tidur terlentang di meja operasi dibawah pengaruh blok spinal anesthesia. 2. Lapangan operasi daerah ekstremitas inferior kanan dan kiri didesinfeksi dengan betadine dan alkohol. 3. Dipasang doek steril. 4. Inisisi horizontal di atas maleolus medialis sepanjang 3cm pada tungkai kiri. 5. Luka diperdalam sampai teridentifikasi vena saphena magna vena dipisahkan dari jaringan sekitar, bagian distal diligasi. Dinding vena diinsisi menembus intima sepanjang 3mm, kemudian alat striping dimasukkan sampai vena femoralis. 6. Dilakukan insisi daerah inguinal kiri sepanjang 5cm. 7. Luka diperdalam sampai teridentifikasi vena femoralis dipisahkan dari jaringan sekitar, bagian proksimal diligasi. Dinding vena diinsisi menembus intima sepanjang 3mm, ujung alat stripping dikeluarkan melalui luka insisi tersebut. 8. Alat striping ditarik didapatkan vena saphena magna yang melebar. 9. Luka insisi dijahit subkutikuler 10. Dilakukan prosedur yang sama pada ekstremitas inferior kanan didapatkan vena saphena magna yang melebar. 11. Kedua ekstremitas dibalut dengan elastic bandage operasi selesai.

Post Op 1. Cefotaxime 3x1gr 2. Ketorolac 2x1 3. 24 jam pertama penderita tidak boleh jalan kaki dalam kedudukan elevasi.48 jam kemudian setelah bebat dibuka dan luka baik, bebat dipasang dan penderita dapat berjalan pelan - pelan dan kemudian pulang dengan memakai elastik bandage sampai 2 minggu. Follow up 1. 1 minggu Pasca Bedah penderita kontrol kembali untuk angkat jahitan. Tetap waspada terhadap resiko nyeri, infeksi dan perdarahan

Pembimbing

Residen

Dr. I Nyoman Semadi SpBTKV

Dr. I Made Agus Suanjaya

LAPORAN OPERASI

Nama Jenis Kelamin, Umur Tanggal Operasi Diagnosa Nama Operasi Pembimbing Residen Bimbingan Tahapan Operasi

: Suandi : Laki-laki, 61 Tahun : 4/10/2010 : Hemathotorax Massif S Susp Malignancy : Thoracostomy + WSD : Dr. I Nyoman Semadi Sp BTKV : Dr. I Made Agus Suanjaya

Penderita tidur dalam posisi setengah duduk di atas meja operasi Desinfeksi lap operasi hemithorax S dengan betadine dan pasang doek steril Dilakukan anestesi local di daerah ICS V S dan blok n.intercostalis pada ICS V S Incisi sejajar arah lengkung costa sepanjang 2-3 cm pada ICS V anterior linea midaksilaris Kemudian dilakukan diseksi tumpul dengan menggunakan klem bengkok melalui jaringan subkutan, tepat di atas iga Tusuk pleura parietal dengan ujung klem (keluar cairan serohemorrhagik) Klem ujung proksimal tube thoracostomi dan dorong tube memutar kearah luar ke dalam rongga pleura sesuai panjang yang diinginkan (smp no 12) Fiksasi tube Sambung ujung tube thoracostomi ke WSD Luka operasi ditutup dengan kassa steril dan plester Operasi selesai

Rencana post operasi Kontrol foto ronsen thorax Cek DL dan AGD Asam Mefenamat 3 x 500 mg Monitor produksi drain Monitor vital sign Sitologi, pemeriksaan kimia, dan kultur resistensi cairan efusi pleura Pembimbing Residen

Dr. I Nyoman Semadi SpB BTKV Dr Made Agus Suanjaya LAPORAN OPERASI

Nama Jenis Kelamin, Umur Tanggal Operasi Diagnosa Nama Operasi Pembimbing Residen Bimbingan Tahapan Operasi

: Damris Ariuk : Perempuan/ 55 Th : 21/9/10 : Pseudoaneurisma wrist Dx : Eksisi Aneurisma : Dr. I Nyoman Semadi Sp BTKV : Dr. I Made Agus Suanjaya

Penderita tidur di atas meja operasi Desinfeksi lap operasi dengan betadine dan pasang doek steril Dilakukan anestesi local di daerah sekitar Pseudoaneurisma Dilakukan ligasi A. Radialis, dilanjutkan dengan ligasi cabang distal dari arteri yang mensuplai pseudoaneurisma. Dilakukan eksisi pseudoaneurisma Rawat perdarahan, dilanjutkan dengan primer hacting Luka operasi ditutup dengan kassa steril dan plester Operasi selesai

Rencana post operasi Asam Mefenamat 3 x 500 mg Monitor vital sign

Pembimbing

Residen

Dr. I Nyoman Semadi SpB BTKV

Dr Made Agus Suanjaya