4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Badan Pertanahan...

36
85 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian pada Badan Pertanahan Nasional Saaltiga, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui disiplin kerja Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Disiplin kerja merupakan segenap aturan yang harus dilaksanakan oleh pegawai, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional Salatiga Badan Pertanahan Nasional Salatiga merupakan Lembaga Pemerintah Kementerian yang berada di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. Badan Pertanahan Nasional Salatiga melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral. Pada awalnya, Badan Pertanahan Nasional Salatiga membawahi 1 kecamatan, mulai Tahun 1994 Kota Salatiga terjadi pemekaran wilayah menjadi 4 Kecamatan. Badan Pertanahan Nasional Salatiga merupakan Kantor Instansi Vertikal di daerah berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 10 Tahun 2006 dengan kode satker 429950. Gambar 4.1 Peta Kota Salatiga

Transcript of 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Badan Pertanahan...

85

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian pada Badan

Pertanahan Nasional Saaltiga, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab tujuan

penelitian yaitu untuk mengetahui disiplin kerja Badan Pertanahan Nasional

Salatiga. Disiplin kerja merupakan segenap aturan yang harus dilaksanakan oleh

pegawai, dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional Salatiga

Badan Pertanahan Nasional Salatiga merupakan Lembaga Pemerintah

Kementerian yang berada di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada

Presiden. Badan Pertanahan Nasional Salatiga melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral.

Pada awalnya, Badan Pertanahan Nasional Salatiga membawahi 1 kecamatan,

mulai Tahun 1994 Kota Salatiga terjadi pemekaran wilayah menjadi 4

Kecamatan. Badan Pertanahan Nasional Salatiga merupakan Kantor Instansi

Vertikal di daerah berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 10

Tahun 2006 dengan kode satker 429950.

Gambar 4.1 Peta Kota Salatiga

85

Berdasarkan administrasi profil Badan Pertanahan Nasional Salatiga,

adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Badan Pertanahan Nasional Salatiga

Nama : Badan Pertanahan Nasional Salatiga

Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 42, Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

Kepala Kantor : Ronald F.P.M. Lumban Gaol, S.H., M.M.

Batas Wilayah : Utara : Kabupaten Semarang

Selatan : Kabupaten Semarang

Barat : Kabupaten Semarang

Timur : Kabupaten Semarang

Luas Wilayah : 5.678,11 Ha

Jumlah Penduduk : 177.088 Jiwa

Wilayah Administrasi : Kecamatan : 4

Kelurahan : 22

Telepon

Faximile

Email

:

:

:

(0298) 326205

(0298) 326205

[email protected]

85

Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan sarana prasarana

mengenai penyampaian aspirasi publik baik melalui surat kabar, radio, maupun

melalui televisi tentunya dapat membawa dampak positif terhadap perbaikan

kinerja aparatur negara yaitu Pegawai Negeri Sipil. Seharusnya, melalui kondisi

tersebut tentunya menjadi tantangan bagi Pegawai Negeri Sipil Badan

Pertanahan Nasional Salatiga untuk dapat lebih meningkatkan kualitas kinerja

serta profesional dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. Tidak hanya itu

saja, melainkan disiplin kerja juga harus dilaksanakan agar kinerja dari Pegawai

Negeri Sipil dapat meningkat. Badan Pertanahan Nasional Salatiga memiliki 62

pegawai diantaranya terbagi menjadi dua, yaitu 49 Pegawai Negeri Sipil dan 13

Pegawai Tidak Tetap.

Visi Badan Pertanahan Nasional Salatiga :

“Menjadi kantor yang mempunyai basis data pertanahan lengkap dan akurat

serta mampu menyelenggarakan pelayanan pertanahan sesuai standar

pelayanan dan pengaturan pertanahan“.

Misi Badan Pertanahan Nasional Salatiga :

a. Mengembangkan terobosan percapatan pendaftaran tanah dengan menjalin

kerjasama dengan Pemerintah Kota dan pemberdayaan masyarakat.

b. Memastikan setiap bidang tanah di Kota Salatiga terpetakan dan setiap

tanah terdaftar link dengan buku tanah.

c. Mengoptimalkan fungsi dan peranserta dalam proses perencanaan

penggunaan atau pemanfaatan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah

sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah.

85

d. Menyelesaikan secara tuntas setiap sengketa, konflik dan perkara

pertanahan.

e. Menguatkan instansi Kantor Pertanahan Kota Salatiga sesuai dengan jiwa,

semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi

masyarakat Kota Salatiga.

Sedangkan jumlah pegawai dan jam kerja pada Badan Pertanahan Nasional

Salatiga adalah sebagai berikut :

a) Jumlah Pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga

4

.

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PEGAWAI TIDAK TETAP

SATPAM

JAGA MALAM

JUMLAH

: 49 Orang

: 11 Orang

: 1 Orang

: 1 Orang

62 Orang

b) Jam Kerja Badan Pertanahan Nasional Salatiga

- Hari Senin sampai Kamis pukul 08.00 sampai 16.30 WIB

- Hari Jumat pukul 07.30 sampai 16.30 WIB

- Waktu istrahat jam 12.00 sampai 13.00 WIB

c) Pakaian Dinas

- Hari Senin menggunakan pakaian dinas harian lengkap sesuai dengan

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2012

- Hari Selasa sampai Kamis menggunakan kemeja putih, celana kain

berwarna hitam, dan sepatu berwarna hitam

- Hari Jumat menggunakan pakaian olahraga dan sepatu olahraga

85

4.1.2 Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Salatiga

Disiplin kerja pegawai tentunya dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja

pegawai sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Tanpa adanya

disiplin kerja yang ada di dalam diri pegawai, maka pegawai akan merasa malas-

malasan untuk bekerja sehingga pekerjaan tidak dapat selesai pada waktunya.

1) Disiplin kerja pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga mengacu pada

Reformasi Birokrasi Badan Pertanahan Nasional yang terdiri dari :

1. Menaati Jam Kerja

Menaati jam kerja dalam hal ini adalah setiap pegawai wajib

mentaati jam kerja yang sudah ada, sehingga tidak ada pegawai yang

tidak ada ditempat pada saat jam kerja berlangsung. Seperti yang telah

diketahui bahwa peraturan jam kerja yang ada pada hari Senin sampai

Kamis adalah pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB.

Sedangkan hari Jumat pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.30 WIB.

Sudah seharusnya pegawai yang ada dapat menaati peraturan jam kerja

yang sudah ditentukan, karena merupakan kewajiban pegawai. Selain itu

tujuan adanya pegawai harus menaati jam kerja adalah agar pegawai

sudah siap bekerja dan sudah berada di kantor tepat pada waktunya.

Dengan demikian pegawai akan siap dan tepat waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan

cepat dan tepat.

Bisa dibandingkan apabila pegawai tidak menaati jam kerja yang

sudah ditentukan, maka nantinya pegawai Badan Pertanahan Nasional

Salatiga dalam penyelesaian pekerjaan juga akan tertunda. Sehingga

85

secara langsung akan mempengaruhi proses kerja dan pekerjaan tidak

dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Tetapi, apabila pegawai

menaati jam kerja yang sudah ditentukan, maka kinerja pegawai akan

meningkat dan penyelesaian pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat

dan tepat. Selain itu penyelesaian target kerja juga dapat tercapai dengan

baik.

Dalam mengetahui apakah pegawai menaati jam kerja yang ada

pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga, kebijakan Badan Pertanahan

Nasional Salatiga dengan menggunakan absensi pegawai secara langsung

yaitu dengan menggunakan sidik jari dan menggunakan kornea mata.

Dengan demikian, secara langsung kehadiran dan kepulangan pegawai

dalam menaati jam kerja dapat terlihat dari absensi harian yang berjalan

pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga.

Melalui absensi tersebut pegawai tidak dapat lagi mengelak atas

kehadiran dan kepulangan pegawai yang tidak menaati jam kerja pada

Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Secara keseluruhan pegawai yang

tidak menaati jam kerja tersebut dapat terlihat dengan mudah pada rekap

absensi harian pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Sanksi

yang diberikan kepada pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga

adalah apabila pegawai terlambat datang dan pulang mendahului jam

kerja mendapatkan sanksi berupa potongan gaji dengan ketentuan

sebagai berikut :

A. Terlambat masuk kerja :

a. Terlambat 1 sampai dengan 30 menit, potongan sebesar 0,5%

85

b. Terlambat 31 sampai 60 menit, potongan sebesar 1%

c. Terlambat 61 sampai dengan 90 menit, potongan sebesar

1,25%

d. Terlambat 91 menit atau lebih, potongan sebesar 1,5%

B. Pulang kerja sebelum waktunya :

a. Pulang sebelum waktunya 1 sampai dengan 30 menit,

potongan sebesar 0,5%

b. Pulang sebelum waktunya 31 sampai 60 menit, potongan

sebesar 1%

c. Pulang sebelum waktunya 61 sampai dengan 90 menit,

potongan sebesar 1,25%

d. Pulang sebelum waktunya 91 menit atau lebih, potongan

sebesar 1,5%

Selain itu dalam menaati jam kerja tidak hanya kehadiran serta

kepulangan pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga saja,

melainkan ketepatan penggunaan waktu istirahat dan ketepatan

penggunaan waktu kerja juga diperhatikan. Waktu istirahat pada Badan

Pertanahan Nasional Salatiga hari Senin sampai dengan Kamis pukul

12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB. Sedangkan hari Jumat

pukul 11.30 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Tetapi dalam

pelaksanaannya masih dijumpai beberapa pegawai yang tidak ada

ditempat setelah waktu istrahat habis. Selain itu juga didapati beberapa

pegawai, pada jam kerja sedang berlangsung ada yang asik mengobrol,

main hp, dan ada yang melihat youtube sehingga menimbulkan jaringan

85

lemot. Ketidaktepatan penggunaan waktu istrahat dan ketidaktepatan

penggunaan jam kerja tersebut dapat mengganggu penyelesaian

pekerjaan yang ada.

Berkaitan dengan ketidaktepatan penggunaan waktu istrahat dan

ketidaktepatan penggunaan jam kerja, belum ada sanksi yang diterapan

agar pegawai menaati waktu istrahat yang ditentukan serta menaati

waktu kerja. Seharusnya pegawai sudah sadar akan tugas dan tanggung

jawabnya masing-masing sehingga dapat memilah-milah waktu sehingga

tidak terjadi hal-hal yang demikian.

Secara keseluruhan dapat dikatakan belum berhasil dalam

menerapkan disiplin pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga untuk

menaati jam kerja. Dikarenakan masih terdapat beberapa pegawai yang

terlambat maupun pulang mendahului jam kerja yang ditentukan. Selain

itu, sanksi tersebut dirasa kurang memberikan efek jera bagi pegawai

Badan Pertanahan Nasional Saaltiga. Sanksi tersebut tidak membuat

pegawai merasa enggan maupun sungkan untuk tidak terlambat dan

pulang mendahului jam kerja.

Dengan demikian, seharusnya sanksi yang diberikan kepada

pegawai yang tidak menaati jam kerja harus lebih dipertegas misalnya

seperti adanya surat peringatan, sehingga tidak ada lagi pegawai yang

tidak melaksanakan disiplin kerja. Paling tidak sanksi yang diberikan

dapat memberikan efek jera bagi pegawai Badan Pertanahan Nasional

Salatiga. Dengan kata lain apabila sanksi yang diberikan ditingkatkan,

85

maka diharapkan dapat mengurangi tindakan tidak disiplin kerja yang

ada pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga.

2. Penyelesaian Target Kerja

Penyelelsaian target kerja dalam hal ini adalah setiap pegawai

wajib menyelesaikan target kerja sesuai dengan apa yang telah

direncanakan pada awal tahun yaitu mengacu pada Sasaran Kerja

Pegawai (SKP). Sasaran kerja pegawai bertujuan untuk menggantikan

daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan atau DP3 yang berakhir pada

tahun 2013 kemarin. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46

Tahun 2011 dan Peraturan Kantor BKN Nomor 1 Tahun 2013 per

tanggal 1 Januari 2014 penilaian tersebut menjadi sasaran kerja pegawai.

Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dibuat sendiri oleh pegawai yang

bersangkutan dengan persetujuan pimpinan. Tentunya penyelesaian

target kerja berkaitan langsung dengan disiplin kerja yang mengacu pada

menaati jam kerja. Apabila jam kerja ditaati oleh pegawai, maka pegawai

juga akan langsung menyelesaikan pekerjaan. Tetapi apabila pegawai

tersebut tidak menaati jam kerja, maka penyelesaian pekerjaan juga akan

tertunda. Dengan demikian akan mempengaruhi target kerja yang akan

diselesaikan oleh pegawai.

Tujuan adanya penyelesaian target kerja adalah untuk memotivasi

pegawai agar pegawai semangat dalam bekerja sesuai dengan target yang

ditentukan sendiri oleh pegawai. Selain itu dengan adanya target kerja

secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku pegawai pada saat

bekerja, dimana pegawai tidak menunda-nunda pekerjaan. Pencapaian

85

target kerja dapat dilihat dari dua hal yaitu kualitas dan kuantitas.

Kualitas berkaitan dengan sesuai atau tidaknya pekerjaan yang

diselesaikan, sedangkan kuantitas berkaitan dengan waktu yang

digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Sasaran kerja pegawai yang ditentukan sendiri oleh pegawai

tentunya diharapkan pegawai dapat konsisten terhadap apa yang akan

dicapai sesuai dengan sasaran kerja pegawai. Terlebih lagi apabila

pegawai tersebut dapat mencapai target kerja lebih dari yang telah

direncanakan pada sasaran kerja pegawai justru lebih baik. Sebagai

contoh pegawai Badan Pertanahan Nasional telah membuat sasaran kerja

pegawai berupa membuat risalah penyiapan panitia “A” sebanyak 500

bidang ternyata sasaran tersebut hanya terealisasi 432 bidang. Hal

tersebut tentunya tidak memenuhi target kerja yang sudah ditentukan.

Dalam membuat sasaran kerja pegawai, sasaran tersebut harus

disetujui terlebih dahulu oleh pimpinan. Dikarenakan dalam membuat

sasaran kerja pegawai, pegawai tidak boleh terlalu sedikit dalam

membuat sasaran kerja yang bersangkutan. Oleh karena itu target dalam

sasaran kerja pegawai harus diatas rata-rata dan disesuaikan oleh

banyaknya pekerjaan yang nantinya akan dilaksanakan dalam waktu 12

bulan.

3. Menggunakan Pakaian Dinas

Menggunakan pakaian dinas dalam hal ini adalah setiap pegawai

wajib menggunakan pakaian dinas yang sudah ditentukan. Pakaian dinas

sesuai dengan peraturan Badan Pertanahan Nasional Salatiga yang sudah

85

ditentukan pada hari Senin adalah menggunakan pakaian dinas harian

lengkap, hari Selasa sampai dengan Kamis menggunakan kemeja putih,

celana kain berwarna hitam, dan sepatu berwarna hitam, sedangkan hari

Jumat menggunakan pakaian olahraga dan sepatu olahraga.

Dengan adanya peraturan tersebut, seharusnya sudah tidak ada

lagi pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga yang melanggar

disiplin berkaitan dengan penggunaan pakaian dinas. Sudah seharusnya

pada saat bekerja pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga

menggunakan pakaian dinas, karena pakaian dinas harian tersebut

menandakan bahwa pegawai yang bersangkutan sedang menjalankan

tugas kedinasan. Tujuan pegawai menggunakan pakaian dinas adalah

sebagai identitas pegawai dimana pegawai tersebut bekerja serta

digunakan untuk pengendalian disiplin kerja.

Tetapi dengan adanya peraturan mengenai penggunaan pakaian

dinas tersebut, masih terdapat beberapa pegawai Badan Pertanahan

Nasional Salatiga yang melanggar disiplin kerja berkaitan dengan

penggunaan pakaian dinas. Ketidakdisiplinan kerja yang berkaitan

dengan penggunaan pakaian dinas yang sering terjadi di Badan

Pertanahan Nasional Salatiga yaitu pada hari Selasa sampai dengan hari

Kamis. Peraturannya, pada hari Selasa sampai dengan hari Kamis

pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga menggunakan kemeja

putih, celana kain berwarna hitam, dan sepatu hitam.

Pada kenyataannya masih terdapat beberapa pegawai yang tidak

mematuhi disiplin kerja berkaitan dengan penggunaan pakaian dinas.

85

Terdapat beberapa pegawai yang tidak menggunakan celana kain

berwarna hitam dan tidak menggunakan sepatu berwarna hitam. Hal

tersebut tentunya mencerminkan ketidakdisiplinan kerja yang terjadi

pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Seharusnya pegawai Badan

Pertanahan dapat mematuhi peraturan mengenai penggunaan pakaian

dinas harian sesuai dengan aturan yang berlaku pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga.

Pegawai Badan Pertanahan Nasional yang tidak mematuhi

disiplin kerja tentunya mendapatkan sanksi. Sanksi tersebut berupa

teguran dan peringatan secara lisan bahwa keesokan harinya tidak boleh

kembali memakai pakaian dinas yang tidak sesuai dengan peraturan

Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Dengan adanya sanksi tersebut

diharapkan pegawai Badan Pertanahan Nasional tidak mengulangi

ketidakdisiplinan tersebut.

4. Kerapian

Kerapian dalam hal ini adalah setiap pegawai pada Badan

Pertanahan Nasional Salatiga wajib berpenampilan rapi dan sopan.

Apabila pegawai rapi dalam berpakaian, maka secara tidak langsung

dapat menggambarkan pribadi dari pegawai tersebut. Berpakaian rapi

tidak hanya rapi dalam berpakaian, melainkan juga harus bersih serta

pakaian juga harus disetrika. Apabila dalam bekerja kita sering bertemu

dengan rekan kerja, maka dengan adanya kerapian rekan kerja kita akan

segan dan senang bertemu dengan keadaan kita yang tidak hanya bersih

tetapi juga rapi.

85

Selain itu, kerapian juga berkaitan dengan tata cara memakai

pakaian. Setiap pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga harus

memakai pakaian dengan rapi dan sopan. Artinya sesuai dengan aturan

dan tidak menggunakan pakaian yang terlalu pendek maupun terlalu

ketat. Aturan yang berkaitan dengan kerapian adalah apabila laki-laki

atasan harus dimasukkan, sedangkan untuk perempuan atasan

dikeluarkan. Secara keseluruhan pegawai pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga telah menaati disiplin kerja berkaitan dengan hal

kerapian.

Kalaupun ada pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga yang

melanggar, tentunya juga akan mendapatkan sanksi. Sanksi yang

diterima nantinya berupa teguran dan peringatan lisan. Dengan adanya

teguran tersebut apabila nantinya pegawai yang bersangkutan masih

melanggar disiplin kerja maka akan diberikan surat teguran. Sebagai abdi

negara sebaiknya dapat memberikan contoh yang baik, apalagi berkaitan

dengan kerapian. Kerapian dapat mencerminkan diri pribadi dari

pegawai, sehingga sudah seharusnya sebagai pegawai dapat berpakaian

dengan rapi dan sopan.

5. Membuat Buku Kegiatan Harian

Membuat buku kegiatan harian dalam hal ini adalah setiap

pegawai wajib menyelesaikan serta mencatat kegiatan harian melalui

kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan pada setiap harinya sesuai

dengan kegiatan masing-masing pegawai. Selain itu juga mencatat

pekerjaan-pekerjaan apa saja yang sudah maupun belum diselesaikan

85

oleh masing-masing pegawai Badan Pertanahan Nasional Salaiga.

Dengan adanya buku kegiatan harian ini setiap pegawai menjadi tahu

pekerjaan-pekerjaan apa saja yang sudah dan belum dilaksanakan. Selain

itu, buku kegiatan harian juga dapat mempermudah pegawai dalam

membagi waktu.

Tujuan dari adanya mencatat buku kegiatan harian ini adalah

pegawai dapat dengan mudah menyelesaikan target kerja yang

ditentukan. Selain itu dengan adanya buku kegiatan harian ini dapat

mempermudah serta dapat mengingatkan pegawai tersebut mengenai

pekerjaan-pekerjaan apa saja yang belum dilaksanakan oleh pegawai

yang bersangkutan. Bisa dibandingkan apabila pegawai tidak membuat

daftar pekerjaan yang harus diselesaikan dan pekerjaan yang sudah

diselesaikan, maka siapa tau saja pegawai yang bersangkutan lupa maka

akan mempengaruhi penyelesaian pekerjaan yang ada.

Misalnya suatu pekerjaan harus jadi pada siang hari, tetapi karena

padatnya agenda dari pegawai yang bersangkutan dan tidak mencatat

buku kegiatan harian maka pegawai tersebut dapat lupa untuk

menyelesaikan pekerjaannya yang sudah seharusnya jadi pada siang hari.

Tetapi sebaliknya apabila pegawai yang bersangkutan membuat buku

kegiatan harian maka pegawai tersebut tidak akan lupa hal-hal apa saja

yang harus dikerjakan pada hari itu. Dalam pelaksanaan mencatat buku

kegiatan harian tidak diperiksa secara langsung oleh pimpinan, karena

pimpinan mengecek pada atasan setiap masing-masing bagian apakah

pekerjaan pada hari itu dapat berjalan dengan lancar atau tidak. Hal

85

tersebut dirasa pimpinan sudah mengecek pelaksanaan pekerjaan secara

keseluruhan yang dilaksanakan oleh pegawai dalam setiap harinya.

6. Mengisi Daftar Hadir

Mengisi daftar hadir dalam hal ini adalah setiap pegawai wajib

mengisi daftar hadir yang sudah disediakan, dan tidak boleh melakukan

pemalsuan absensi. Tujuan adanya pengisian daftar hadir ini adalah

berkaitan dengan disiplin kerja, selain itu dapat menjadi gambaran bagi

pegawai apakah pegawai yang bersangkutan sering absen atau tidak.

Dalam hal ini, kejujuran pegawai juga dibutuhkan pada saat pengisian

daftar hadir.

Mengisi daftar hadir berkaitan dengan menaati jam kerja yang

ada pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Apabila pegawai yang

bersangkutan terlambat datang maupun pulang mendahului jam kerja

yang sudah ditentukan maka akan terlihat pada daftar hadir harian

pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Bentuk pengisian

daftar hadir yang dilaksanakan pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga

adalah dengan menggunakan absensi sidik jari dan menggunakan kornea

mata. Hal tersebut dilakukan atas dasar agar tidak terjadi kembali

pemalsuan absensi pegawai atau penitipan absensi.

Temuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada Badan

Pertanahan Nasional Salatiga, dapat dikatakan bahwa sanksi disiplin

kerja yang diterapkan pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga masih

belum tegas. Hal tersebut ditandai dengan adanya beberapa pegawai

85

yang ada pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga tidak melaksanakan

disiplin kerja. Mengingat adanya sanksi yang diterapkan pada Badan

Pertanahan Nasional Salatiga belum tegas, maka hasilnya belum dapat

memberikan efek jera bagi pegawai. Hal tersebut sesuai dengan hasil

wawancara penulis terhadap pegawai pada Badan Pertanahan Nasional

Salatiga, pegawai menyadari bahwa sanksi yang ada belum tegas

sehingga belum dapat memberikan efek jera bagi pegawai yang tidak

melaksanakan disiplin kerja.

Pimpinan tidak menerapkan sanksi yang berupa surat

peringatan baik surat peringatan I, II, maupun III. Hal tersebut

dikarenakan pimpinan beranggapan bahwa apabila sudah diberikan

teguran secara lisan baik sekali maupun dua kali seharusnya pegawai

yang bersangkutan dapat intopeksi diri mengapa ditegur, sehingga

tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mengingat, bahwa pada

prinsipnya sebagai abdi negara harus mengetahui tugas dan tanggung

jawabnya masing-masing tanpa harus diingatkan, selain itu juga harus

mematuhi aturan yang berkaitan dengan disiplin kerja.

2) Penghambat disiplin kerja yang ada pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga

adalah sebagai berikut :

1. Terlambat datang ke kantor diatas pukul 08.00 WIB

Terdapat 0,28 % pegawai (14 pegawai) pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga yang masih datang diatas pukul 08.00 WIB. Berdasarkan

hasil wawancara penulis terhadap pegawai yang terlambat datang ke

kantor, pegawai tersebut menjelaskan bahwa jarak rumah dengan kantor

85

yang berada di luar kota menyebabkan pegawai tersebut menjadi terlambat

datang ke kantor. Belum lagi apabila pegawai tersebut harus menyiapkan

keperluan pada pagi hari. Selain itu pegawai yang bersangkutan juga harus

menempuh perjalanan kurang lebih selama 1 jam. Penyelesaiannya,

seharusnya pegawai tersebut setidaknya dapat berangkat lebih awal agar

nantinya pada saat sampai di kantor tidak terlambat.

2. Mendahului pulang dari kantor dibawah pukul 16.30 WIB

Terdapat 0,20 % (10 pegawai) pegawai pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga yang mendahului pulang kantor sebelum jam kerja

selesai. Berdasarkan hasil wawancara penulis kepada pegawai yang

bersangkutan, pegawai tersebut merasa jam yang ditentukan terlalu sore

dan tidak seperti dulu yaitu hanya sampai jam 15.00 WIB. Selain itu

dikarenakan rumah pegawai tersebut berada di luar kota, sehingga ingin

pulang lebih awal. Pegawai tersebut menganggap bahwa kalau pulang jam

16.30 WIB terlalu sore, sehingga waktu pegawai habis dijalan dan tidak

bisa beristirahat serta tidak bisa mengurus keperluan yang lain.

3. Tidak mengikuti apel pagi

Terdapat 0,28 % (14 pegawai) pegawai yang tidak mengikuti apel

pagi yang dilaksanakan pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga.

Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap pegawai yang tidak

mengikuti apel pagi dikarenakan pegawai yang bersangkutan terlambat

datang ke kantor, sehingga tidak dapat mengikuti apel pagi.

Keterlambatan tersebut dikarenakan jarak rumah yang berada di luar

kota, serta adanya hambatan dijalan yaitu kemacetan arus lalu lintas

85

4. Ketidaktepatan penggunaan waktu istirahat

Terdapat 0,44 % (22 pegawai) pegawai yang tidak berada ditempat

setelah waktu istirahat selesai. Selain itu ada juga yang didapati sedang

tidur di musholla Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Hal tersebut

seharusnya tidak dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil Badan

Pertanahan Nasional Salatiga, yang dikenal sebagai abdi negara.

Mengingat tingginya frekuensi pekerjaan yang ada, seharusnya pegawai

dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya sehingga nantinya tidak

berdampak pada penyelesaian pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara

penulis terhadap pegawai yang menyalahgunakan penggunaan waktu

istirahat adalah dikarenakan waktu istrahat kurang, apalagi untuk ibu-ibu

ingin belanja dipasar tentunya membutuhkan waktu yang lama, serta

apabila ada keperluan lain seperti menjemput anak terlebih dahulu.

Sehingga waktu istrahat yang diberikan tidak cukup. Selain itu adanya

jarak yang jauh antara rumah dengan kantor, maka waktu istrahat yang

digunakan juga berkurang dalam waktu perjalanan.

5. Ketidaktepatan penggunaan jam kerja

Terdapat 0,28 % (14 pegawai) pegawai pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga yang tidak menggunakan jam kerja dengan tepat. Hal

tersebut terbukti karena adanya pegawai yang saling mengobrol, melihat

tv, melihat youtube, serta menggunakan media social. Tentunya hal

tersebut menyebabkan jaringan lemot sehingga mengganggu

penyelesaian pekerjaan pegawai yang lain. Berdasarkan hasil wawancara

penulis terhadap pegawai yang tidak menggunakan jam kerja dengan

85

tepat dikarenakan pegawai merasa jenuh dan bosan terhadap pekerjaan

yang ada. Selain itu tidak adanya promosi jabatan yang ada pada Badan

Pertanahan Nasional Kota Salatiga.

6. Menggunakan pakaian dinas tidak sesuai dengan peraturan

Terdapat 0,12 % (6 pegawai) pegawai yang masih melanggar

tindakan disiplin kerja yang berkaitan dengan penggunaan pakaian dinas.

Tindakan tidak disiplin kerja tersebut sering terjadi pada hari Selasa

sampai dengan hari Kamis. Tindakan tidak disiplin kerja yang ada pada

Badan Pertanahan Nasional Salatiga yaitu pegawai tidak menggunakan

celana kain berwarna hitam dan tidak menggunakan sepatu berwarna

hitam. Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap pegawai yang tidak

menggunakan pakaian dinas sesuai dengan aturan, dikarenakan celana

yang sudah digunakan kotor dan belum kering pada saat setelah dicuci.

Selain itu, pegawai mengaku ada yang tidak mempunyai celana kain

berwarna hitam. Dalam penggunaan sepatu berwarna hitam, pegawai

mengaku bahwa apabila pulang kantor hujan maka sepatu yang

digunakan kemarin basah, sehingga pegawai menggunakan sepatu yang

lain.

7. Pelaksanaan dalam membuat buku kegiatan harian belum

terealisasikan

Pada kenyataannya hampir seluruh Pegawai Negeri Sipil pada

Badan Pertanahan Nasional Salatiga tidak membuat buku kegiatan harian

sesuai dengan ketentuan disiplin kerja pegawai. Berdasarkan hasil

wawancara penulis kepada pegawai yang tidak membuat buku kegiatan

85

harian, dikarenakan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan,

sehingga tidak sempat untuk membuat buku kegiatan harian. Selain itu

dikarenakan tidak diperiksa oleh pimpinan secara langsung, maka

pegawai merasa santai dan tidak membuat buku kegiatan harian.

8. Penyelesaian target kerja belum memenuhi target

Pada kenyataannya terdapat 0,34 % (17 pegawai) pegawai yang

belum memenuhi target kerja. Berdasarkan hasil wawancara penulis

kepada pegawai yang bersangkutan, mengapa tidak memenuhi target

dikarenakan hasil dari bagian sebelumnya belum selesai jadi tidak bisa

menyelesaikan pekerjaan selanjutnya. Mengingat dalam proses kerja

yang ada di Badan Pertanahan Nasional Salatiga sangat berhubungan

antara satu bagian dengan bagian lain. Sehingga apabila di satu bagian

belum selesai maka penyelesaian pekerjaan selanjutnya juga tidak dapat

diselesaikan.

Tingginya frerkuensi pekerjaan juga menyebabkan pegawai tidak

menyelesaikan target kerja, sehingga pegawai merasa kewalahan dalam

menyelesaikan pekerjaan sampai ada pegawai yang lembur. Selain itu

terdapat beberapa kursi yang kosong, dikarenakan adanya empat pegawai

yang pensiun dan belum ada pengganti dari pegawai yang sebelumnya.

3) Hambatan yang mempengaruhi disiplin kerja pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga nantinya dapat mempengaruhi kinerja pegawai Badan

Pertanahan Nasional Salatiga. Tentunya Badan Pertanahan Nasional Salatiga

menginginkan pegawai yang memiliki kinerja baik. Seperti yang diketahui

85

bahwa kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang diselesaikan oleh

pegawai yang bersangkutan. Tanpa adanya kinerja yang baik dari pegawai

Badan Pertanahan Nasional Salatiga, tujuan Badan Pertanahan Salatiga juga

tidak dapat tercapai. Dengan adanya kinerja pegawai yang baik, maka

penyelesaian pekerjaan juga dapat terselesaikan dengan baik sehingga

nantinya tujuan Badan Pertanahan Nasional juga dapat tercapai.

Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dari pegawai untuk

melaksanakan disiplin kerja, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik

bahkan meningkat dari seluruh pegawai yang ada pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga. Apabila pekerjaan yang ada dapat diselesaikan, maka

secara langsung target kerja yang ada juga dapat terealisasikan dengan baik.

Tetapi, apabila kinerja pegawai menurun maka penyelesaian pekerjaan juga

tidak tepat pada waktunya. Selain itu dapat terjadi penumpukan pekerjaan,

sehingga nantinya mempengaruhi target kerja yang ditentukan. Apabila hal

tersebut terjadi, maka akan mempengaruhi pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Salatiga

Suatu instansi tentunya berdiri karena memiliki tujuan yang akan

dicapai. Keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuan sangat

bergantung pada sumber daya mausia yang ada pada instansi yang

bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sunyoto Agus (2008:2)

bahwa kita harus mempelajari sumber daya manusia karena pegawai

memegang peran yang sangat penting dalam dalam keberhasilan organisasi.

85

Sumber daya manusia tersebut tidak lain adalah pegawai yang ada dalam

suatu instansi yaitu dalam hal ini adalah pegawai pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga. Dengan demikian, keberhasilan mencapai tujuan instansi

juga bergantung pada sikap, kecakapan, dan kemampuan pegawai yang

melaksanakan proses kerja pada instansi yang bersangkutan.

Keberhasilan suatu instansi tidak dapat tercapai tanpa adanya disiplin

kerja yang dilaksanakan oleh pegawai. Sama halnya dengan keberhasilan

pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga, tidak dapat tercapai apabila

pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga tidak melaksanakan

disiplin kerja. Hasibuan (2010:193) menyatakan “Discipline is management

action to enforce organization standards”. Artinya disiplin kerja dapat

diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-

pedoman organisasi. Dengan adanya disiplin kerja, tingkah laku dan

tanggung jawab dari pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga dapat

terealisasikan dengan baik sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik

pula. Menurut Pasolong Harbani (2010:175) kinerja adalah hasil kerja

perseorangan dalam suatu organisasi. Kinerja yang baik tentunya juga akan

menghasilkan suatu hasil yang baik berupa tercapainya tujuan Badan

Pertanahan Nasional Salatiga. Lain halnya dengan kurangnya kinerja dari

pegawai, maka hasil dari suatu pekerjaan juga kurang baik.

Oleh karena itu dengan dilandasi adanya disiplin kerja diharapkan

dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai sehingga mampu

melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian proses

kerja dapat berjalan dengan lancar, hasil kerja terealisasikan dengan baik,

85

serta pelayanan yang diberikan kepada masyarakat juga dapat berjalan dengan

lancar. Disiplin kerja Badan Pertanahan Nasional Salatiga mengacu pada

Reformasi Birokrasi sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun

2010. Dalam disiplin kerja pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga

terdapat enam indikator yaitu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menaati jam kerja

Menaati jam kerja adalah menaati maupun mematuhi setiap

peraturan jam kerja yang ada pada suatu instansi dimana pegawai

bekerja. Sama halnya dengan Badan Pertanahan Nasional Salatiga,

memiliki aturan jam kerja yang tentunya harus dipatuhi oleh pegawai

Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Jam kerja yang harus dipatuhi yaitu

pada hari Senin sampai Kamis pukul 08.00 sampai 16.30 WIB,

sedangkan hari Jumat 07.30 sampai 16.30 WIB.

Menaati jam kerja merupakan faktor utama yang paling

diutamakan agar nantinya tidak berpengaruh terhadap penyelesaian

pekerjaan pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Tujuan adanya

menaati jam kerja adalah agar pegawai bertanggung jawab terhadap tugas

yang harus diselesaikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno,

Edy (2009:126) menganai tujuan disiplin kerja yaitu besarnya rasa

tanggung jawab pada karyawan untuk melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya. Dilandasi dengan adanya rasa tanggung jawab dari

pegawai, diharapkan pegawai dapat melaksanakan disiplin kerja yang

berkaitan dengan menaati jam kerja.

85

Pegawai harus menaati jam kerja tersebut sehingga pelaksanaan

penyelesaian pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Dengan demikian

target kerja pegawai dapat mudah direalisasikan karena pegawai

memiliki disiplin kerja berkaitan dengan mentaati jam kerja yang berlaku

pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Pegawai Badan Pertanahan

Nasional Salatiga yang tidak menaati jam kerja sesuai dengan peraturan,

maka sanksi yang diterima berupa potongan gaji sesuai dengan jenis

keterlambatan yang sudah tercantum dalam peraturan Badan Pertanahan

Nasional Salatiga.

Sanksi yang diterima pegawai Badan Pertanahan Nasional

Salatiga yaitu berupa potongan gaji. Hal tersebut sesuai dengan Hasibuan

(2010:194) sanksi disiplin kerja berkaitan dengan balas jasa. Balas jasa

yang berupa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan

pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan

pegawai terhadap organisasi atau pekerjaannya. Apabila pegawai tidak

menaati jam kerja, maka balas jasa yang diberikan tidak akan sesuai

dengan pegawai yang menaati disiplin kerja berkaitan dengan menaati

jam kerja.

2. Penyelesaian Target Kerja

Penyelesaian target kerja dalam hal ini berkaitan dengan target

yang harus direalisasikan oleh pegawai Badan Pertanahan Nasional

Salatiga. Penyelesaian target kerja dapat tercapai karena adanya motivasi

baik dari pribadi pegawai sendiri maupun dari orang lain. Apabila

pegawai memiliki motivasi dari dalam diri pribadi maka dalam

85

menyelesaikan pekerjaan juga akan penuh rasa tanggung jawab. Selain

motivasi, juga dipengaruhi oleh tingkah laku pegawai Badan Pertanahan

Nasional Salatiga yaitu dalam hal menaati jam kerja.

Dengan menaati jam kerja yang ada, artinya pegawai yang

bersangkutan tepat waktu dan berada di kantor sesuai dengan peraturan

jam kerja yang ada pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Target

kerja pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga harus direalisasikan

dalam waktu 12 bulan. Selain itu target kerja yang nantinya akan

diselesaikan oleh pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai

Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Karena tanpa adanya kemampuan

yang sesuai, maka target kerja tersebut tidak dapat direalisasikan dengan

maksimal.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasibuan (2010:194) yang

mempengaruhi disiplin kerja berkaitan dengan penyelesaian target kerja

adalah tujuan dan kemampuan. Tujuan dan kemampuan ikut

mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai. Tujuan yang akan dicapai

harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi

kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang

dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai

bersangkutan, agar pegawai bekerja dengan sungguh-sungguh dan

disiplin dalam mengerjakannya.

Apabila kemampuan pegawai sesuai dengan bidangnya, maka

secara langsung juga memudahkan pegawai dalam menyelesaikan target

kerja. Tetapi hal tersebut juga dipengaruhi oleh disiplin kerja yang

85

berkaitan dengan menaati jam kerja. Apabila pegawai menaati jam kerja,

maka pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.

Dengan demikian target kerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional

Salatiga dapat terealisasikan dalam waktu 12 bulan.

Sanksi yang diterima oleh pegawai Badan Pertanahan Nasional

Salatiga yang tidak menyelesaikan target kerja menerima sanksi yang

berupa teguran lisan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Agus Dharma

(2004:403-407) sanksi disiplin kerja berupa peringatan lisan. Peringatan

lisan perlu dipandang sebagai dialog atau diskusi, bukan sebagai

ceramah atau kesempatan untuk “mengumpat karyawan”. Karyawan

perlu didorong untuk mengemukakan alasannya melakukan pelanggaran.

Selama berlangsungnya pembicaraan, sebagai seorang pimpinan perlu

berusaha memperoleh semua fakta yang relevan dan memintanya

mengajukan pandangan. Dengan adanya sanksi tersebut diharapkan tidak

terjadi perbuatan yang demikian terulang kembali pada Badan

Pertanahan Nasional Salatiga. Sehingga nantinya tujuan Badan

Pertanahan Nasional juga dapat tercapai dengan maksimal.

3. Menggunakan Pakaian Dinas

Setiap pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga wajib

menggunakan pakaian dinas yang sesuai dengan peraturan Badan

Pertanahan Nasional. Pada hari Senin menggunakan pakaian dinas

lengkap, pada hari Selasa sampai hari Kamis menggunakan pakaian

kemeja berwarna putih, celana kain berwarna hitam, dan sepatu berwarna

hitam, sedangkan hari Jumat menggunakan pakaian olahraga dan sepatu

85

olahraga. Dengan menggunakan pakaian dinas merupakan identitas

pegawai tersebut bahwa pegawai Badan Pertanahan Nasional sedang

melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan kedinasan.

Apabila pegawai menggunakan pakaian dinas, tentunya pegawai

akan lebih merasa semangat dalam bekerja. Lain halnya apabila pegawai

tidak menggunakan pakaian dinas maka akan merasa malas dan tidak

semangat dalam menyelesaikan pekerjaan. Sehingga nantinya akan

berpengaruh terhadap penyelesaian target kerja yang telah ditentukan

oleh pegawai yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Sutrisno, Edy (2009:126) mengenai tujuan disiplin kerja yang berkaitan

dengan menggunakan pakaian dinas yaitu tingginya semangat dan gairah

kerja dan inisiatif para karyawaan untuk melaksanakan pekerjaan.

Sedangkan sanksi yang diterima oleh pegawai Badan Pertanahan

Nasional Salatiga yang tidak menggunakan pakaian dinas sesuai dengan

peraturan adalah diberikan peringatan secara lisan. Hal tersebut sesuai

dengan Hal tersebut sesuai dengan pendapat Agus Dharma (2004:403-

407) sanksi disiplin kerja berupa peringatan lisan. Peringatan lisan perlu

dipandang sebagai dialog atau diskusi, bukan sebagai ceramah atau

kesempatan untuk “mengumpat karyawan”. Karyawan perlu didorong

untuk mengemukakan alasannya melakukan pelanggaran. Selama

berlangsungnya pembicaraan, sebagai seorang pimpinan perlu berusaha

memperoleh semua fakta yang relevan dan memintanya mengajukan

pandangan. Dengan adanya sanksi tersebut diharapkan tidak terjadi

85

perbuatan yang demikian terulang kembali pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga.

4. Kerapian

Kerapian merupakan cerminan dari diri pribadi seorang pegawai.

Sama halnya dengan pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga,

dalam berpakaian harus rapi serta sopan. Apabila rapi dalam berpakaian

maka dalam melaksanakan pekerjaan yang bertemu dengan masyarakat

maka memberikan dampak positif serta penilaian secara positif. Kerapian

dalam hal ini juga berkaitan dalam menggunakan pakaian dinas tidak

terlalu ketat dan tidak terlalu pendek. Selain itu aturan yang ada pada

Badan Pertanahan Nasional Salatiga apabila laki-laki atasan dimasukkan,

sedangkan apabila perempuan atasan dikeluarkan.

Pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga, keseluruhan pegawai

sudah melaksanakan disiplin kerja yang berkaitan dengan kerapian. Hal

tersebut tentunya membawa dampak positif bagi pegawai. Sehingga citra

instansi yaitu Badan Pertanahan Nasional Salatiga juga baik.

Berdasarkan hal tersebut secara tidak langsung pegawai memikili rasa

kepedulian terhadap disiplin kerja yang berkaitan dengan kerapian.

Pegawai terdorong untuk rapi karena dapat menggambarkan citra

instansi yaitu Badan Pertanahan Nasional Salatiga, sehingga nantinya

dapat mempengaruhi tujuan perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Sutrisno, Edy (2009:126) tingginya rasa kepedulian karyawan

terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

85

5. Membuat Buku Kegiatan Harian

Disiplin kerja yang selanjutnya harus ditaati oleh pegawai Badan

Pertanahan Nasional Salatiga adalah dalam membuat buku kegiatan

harian. Membuat buku kegiatan harian ini dibuat secara langsung oleh

pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Isi dari buku kegiatan

harian tersebut adalah kegiatan maupun pekerjaan-pekerjaan dari

pegawai yang bersangkutan baik pekerjaan yang sudah diselesaikan

maupun pekerjaan yang belum diselesaikan.

Dikarenakan buku kegiatan harian tersebut tidak diperiksa secara

langsung oleh Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Salatiga, maka

pegawai Badan Pertanahan Nasional juga tidak membuat buku harian.

Hal tersebut berkaitan dengan tingkah laku dan pengawasan Kepala

Kantor, apabila Kepala Kantor memeriksa maka pegawai juga akan

membuat buku kegiatan harian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Hasibuan (2010:194) bahwa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

adalah tingkah laku dan pengawasan Kepala Kantor. Waskat

(pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam

mewujudkan kedisiplinan pegawai organisasi. Dengan pengawasan

melekat berarti atasan langsung harus aktif dan langsung mengawasi

perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya.

6. Mengisi Daftar Hadir

Indikator disiplin kerja yang terakhir adalah berkaitan dengan

mengisi daftar hadir. Kegiatan mengisi daftar hadir tentunya wajib

dilaksanakan dalam setiap instansi. Sama halnya pada Badan Pertanahan

85

Nasional Salatiga, seluruh pegawai wajib mengisi daftar hadir baik pada

saat datang ke kantor maupun pada saat pulang dari kantor. Mengisi

daftar hadir yang ada pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga dengan

menggunakan sidik jari dan kornea mata. Hal tersebut dilakukan oleh

Badan Pertanahan Nasional Salatiga untuk meminimalisir terjadinya

pemalsuan pegawai.

Dalam mengisi daftar hadir dibutuhkan kejujuran dari pegawai

Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Selain itu tujuan dari adanya

mengisi daftar hadir adalah untuk mengetahui kedisiplinan pegawai

dalam menaati jam kerja yang ada pada Badan Pertanahan Nasional

Salatiga. Secara keseluruhan pengisian daftar hadir pada Badan

Pertanahan Nasional Salatiga dapat berjalan dengan lacar.

Sanksi yang diterima oleh pegawai yang melakukan tindakan tidak

disiplin kerja berupa peringatan secara lisan. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Agus Dharma (2004:403-407) sanksi disiplin kerja berupa

peringatan lisan. Peringatan lisan perlu dipandang sebagai dialog atau

diskusi, bukan sebagai ceramah atau kesempatan untuk “mengumpat

karyawan”. Karyawan perlu didorong untuk mengemukakan alasannya

melakukan pelanggaran. Selama berlangsungnya pembicaraan, sebagai

seorang pimpinan perlu berusaha memperoleh semua fakta yang relevan

dan memintanya mengajukan pandangan. Dengan adanya sanksi tersebut

diharapkan tidak terjadi perbuatan yang demikian terulang kembali pada

Badan Pertanahan Nasional Salatiga.

85

Secara keseluruhan dengan adanya indikator disiplin kerja

tersebut, diharapkan pegawai Badan Pertanahan Nasional Salatiga dapat

menaati disiplin kerja sesuai dengan Reformasi Birokrasi Badan

Pertanahan Nasional. Mengingat disiplin kerja sangat dibutuhkan bagi

seorang pegawai, maka disiplin kerja harus diterapkan pada Badan

Pertanahan Nasional Salatiga. Dengan diterapkannya disiplin kerja, maka

disiplin kerja tersebut harus dilaksanakan oleh pegawai. Tanpa adanya

disiplin kerja yang dilaksanakan oleh Pegawai Badan Pertanahan

Nasional Salatiga, maka proses kerja yang ada pada Badan Pertanahan

Nasional Salatiga juga akan terhambat.

Apabila pegawai melaksanakan disiplin kerja, nantinya akan

mempengaruhi kinerja pegawai, sehingga kinerja yang dihasilkan dapat

meningkat. Kinerja menurut Pasolong Harbani (2010:175) merupakan

hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Tentunya Badan

Pertanahan Nasional Salatiga mengharapkan kinerja yang baik dari

pegawai yang bekerja pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Oleh

karena itu disiplin kerja harus dilaksanakan oleh pegawai, sehingga

menghasilkan kinerja yang baik pula. Lain halnya apabila pegawai tidak

melaksanakan disiplin kerja maka kinerja pegawai akan menurun.

Sehingga dapat mempengaruhi pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat.

Tetapi sebaliknya apabila pegawai melaksanakan disiplin kerja,

maka kinerja pegawai akan meningkat. Karena dengan adanya disiplin

kerja, penyelesaian pekerjaan menjadi lebih terarah dan terorganisir

85

dengan baik. Tanpa adanya kinerja yang baik dari pegawai Badan

Pertanahan Nasional Salatiga, maka penyelesaian pekerjaan menjadi

terhambat bahkan dapat terjadi penumpukan pekerjaan. Sehingga

nantinya akan berpengaruh terhadap proses kerja. Prroses kerja menjadi

terganggu dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat juga tidak

dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena itu disiplin kerja

pegawai memegang peranan penting bagi suatu instansi dalam mencapai

tujuan instansi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno, Edy

(2009:126) mengenai tujuan disiplin kerja yaitu :

1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian

tujuan perusahaan

2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para

karyawaan untuk melaksanakan pekerjaan

3. Besarnya rasa tanggung jawab pada karyawan untuk

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya

4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas dan rasa

solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan

5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja pada karyawaan

Terdapat beberapa hambatan yang menghambat disiplin kerja pegawai

negeri sipil pada Badan Pertanahan Nasional Salatiga. Hambatan-hambatan

tersebut adalah terlambat datang ke kantor diatas pukul 08.00 WIB, mendahului

pulang dari kantor dibawah pukul 16.30 WIB, tidak mengikuti apel pagi,

ketidaktepatan penggunaan waktu istirahat, ketidaktepatan penggunaan jam

kerja, menggunakan pakaian dinas tidak sesuai dengan peraturan, pelaksanaan

dalam membuat buku kegiatan harian belum terealisasikan, penyelesaian target

kerja belum memenuhi target.

Dengan adanya hambatan tersebut, diharapkan adanya upaya yang

senantiasa dilakukan Badan Pertanahan Nasional Salatiga agar tidak ada lagi

85

pelanggaran disiplin kerja yang dilakukan oleh pegawai. Upaya tersebut dapat

berupa pengawasan pimpinan secara langsung terhadap pegawai yang ada pada

Badan Pertanahan Nasional Salatiga, adanya pemberian sanksi yang lebih tegas

seperti diterapkannya surat peringatan secara tertulis maupun adanya demosi,

sehingga pegawai merasa enggan untuk melanggar disiplin kerja yang ada pada

Badan Pertanahan Nasional Salatiga, serta diperlukan adanya pelatihan dan

pembinaan khusus bagi pegawai, sehingga pegawai dapat mengerti pentingnya

disiplin kerja serta tidak melanggar disiplin kerja yang ada pada Badan

Pertanahan Nasional Salatiga. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Agus

Dharma (2004:403-407) mengenai sanksi disiplin kerja yaitu :

1. Pembicaraan informal

Dalam aturan pembicaraan informal dapat dilakukan terhadap

karyawan yang melakukan pelanggaran kecil dan pelanggaran

itu dilakukan pertama kali.

2. Peringatan lisan

Peringatan lisan perlu dipandang sebagai dialog atau diskusi,

bukan sebagai ceramah atau kesempatan untuk “mengumpat

karyawan”. Jika fakta telah diperoleh dan telah dinilai, maka

perlu dilakukan pengambilan keputusan terhadap karyawan

bersangkutan.

3. Peringatan tertulis

Peringatan tertulis diberikan untuk karyawan yang telah

melanggar peraturan berulang-ulang. Tindakan ini biasanya

didahului dengan pembicaraan terhadap karyawan yang

melakukan pelanggaran.

4. Pengrumahan sementara

Pengrumahan sementara adalah tindakan pendisiplinan yang

dilakukan terhadap karyawan yang telah berulang kali

melakukan pelanggaran.

5. Demosi

Demosi berarti penurunan pangkat atau upah yang diterima

karyawan.

6. Pemecatan

Pemecatan merupakan langkah terakhir setelah langkah sebelumnya

tidak berjalan dengan baik. Tindakan ini hanya dilakukan untuk jenis

pelanggaran yang sangat serius atau pelanggaran yang terlalu sering

dilakukan dan tidak dapat diperbaiki dengan langkah pendisiplinan

sebelumnya

85

85

DATA DISPLAY

85