4, Terapi Cairan Pada Anestesi,86-100
Click here to load reader
-
Upload
nila-hermawati -
Category
Documents
-
view
336 -
download
54
description
Transcript of 4, Terapi Cairan Pada Anestesi,86-100
Terapi Cairan
TERAPI CAIRAN pada anestesi
TUJUAN TERAPI CAIRAN
• Mengganti kekurangan air dan elektrolit
• Memenuhi kebutuhan
• Mengatasi syok
• Mengatasi kelainan yg ditimbulkan akibat terapi yg diberikan.
CAIRAN YANG DIGUNAKAN
☞ Elektrolit atau kristaloid
☞ Non elektrolit
☞ Koloid
CAIRAN ELEKTROLIT ( KRISTALOID )
Dibagi menjadi beberapa golongan:
• Untuk Pemeliharaan
• Untuk Pengganti
• UntukTujuan Khusus
1.Cairan pemeliharaan
✈ Tujuan : mengganti kehilangan air tubuh melalui urin, paru, feses dan keringat.
✈ Jumlah kehilangan air tubuh sesuai dengan umur
Dewasa 1,5-2 ml/kg/jam
Anak 2 -4 ml/kg/jam
Bayi 4 -6 ml/kg/jam
Neonatus 3 ml/kg/jam
✈ Berupa cairan hipotonik, dgn perhatian khusus natrium :D5 NaCl 0,45
2.Cairan pengganti
Tujuan : mengganti kehilangan cairan tubuh o.k sequestrasi / proses patologi lain
Berupa cairan isotonis, dgn perhatian khusus natrium :
D5 RL
NaCl 0,9 %
D5 NaCl
3.Cairan dgn tujuan khusus
Cairan kristaloid yg digunakan khusus :
- NaBic 7,5 %
- NaCl 3 %
CAIRAN NON ELEKTROLIT
Befan W Dzr, Collection 86
Terapi Cairan Tujuan :
• Memenuhi kebutuhan air dan kalori
• Cairan pemeliharaan
Macam :
- D5 %
- D10 %
CAIRAN KOLOID
Digunakan utk mengganti kehilangan cairan intra-vaskular
Disebut jg plasma ekspander krn dpt mempertahankan volume intra-vaskular
Misal :
-Dekstran - Albumin
-Haemacel - Plasma dan darah
PENATALAKSANAAN
PRABEDAH
✈ Gangguan air dan elektrolit yg tjd disebabkan oleh intake <<, muntah, penumpukan cairan pd third
space.
✈ Defisit cairan yg tjd diukur bdsrkan derajat dehidrasi.
✈ Dehidrasi ringan:defisit cairan ekstra sel 4% BB
✈ Dehidrasi sedang :defisit cairan 6% BB
✈ Dehidrasi berat : defisit cairan 8% BB
✈ Defisit cairan:
Vol.drh N Vol.drh N x Hct.N
(7-8%BB) Hct Px
✈ Cairan yg digunakan:
-plasma - koloid - kristaloid:RL 2,5 x defisit cairan
✈ Pd px shock diatasi dgn pemberian cairan 1L I dlm 20 mnt, separuhnya dlm 1 jam pertama.
✈ Derajat dehidrasi pd bayi dan anak:
-ringan:defisit cairan 5%BB
-sedang:defisit cairan 10%BB
-berat:defisit cairan 15%BB
✈ Cairan yg digunakan:NaCl 0,9%,RL,koloid k.p
✈ Pemberian dlm 1 jam pertama 40 ml/kgBB, selanjutnya diturunkan sesuai kondisi C.V dan defisit dlm
waktu 4-6 jam.
SELAMA PEMBEDAHAN
✈ Harus diperhatikan:
• Kekurangan cairan prabedahBefan W Dzr, Collection 87
Terapi Cairan• Kebutuhan utk pemeliharaan
• Bertambahnya insensible loss
• Terjadinya translokasi cairan
• Terjadinya perdarahan
✈ Defisit cairan pd translokasi pembedahan tgt jenis operasinya:
❀ Operasi degan trauma min. : 4ml/kg/jam
❀ Operasi degan trauma sedang: 6ml/kg/jam
❀ Operasi dengan trauma besar : 8ml/kg/jam
Cairan yg digunakan: D5RL,RL
✈ Pada bayi dan anak:
Operasi kecil:2ml/kg/jam
Operasi sedang:4ml/kg/jam
Operasi besar:6ml/kg/jam
Cairan yg digunakan:D5RL,D5 1/4NS
✈ Perdarahan <10% kristaloid
✈ Perdarahan >10% darah/cairan koloid
PASCA BEDAH
❀ Bl sdh bisa minum, cairan diberikan p.o
❀ Px tdk dpt minum,p.e diteruskan sesuai pengeluaran (urine + insensible loss)
❀ Pemberian Natrium pd hari I pasca bedah
❀ Pemberian Kalium hr II pasca bedah
❀ Glukosa diberikan 100g/hari
❀ Pada bayi dan anak :
-Kebutuhan pemeliharaan ditambah o.k bertambahnya insensible loss
❀ Cairan :D5% + RD5% dgn perbandingan 4:1 atau 3:2
Kebutuhan cairan serta keseimbangan cairan dan elektrolit penting bagi kelangsungan hidup pada
orang sakit. Terapi cairan merupakan terapi wewenang dokter, sesuai indikasi dan tujuan.
Perawat merupakan mitra dokter yang harus ikut berperan pada pemberian dan monitoringnya.
Masalah yang sering ditemukan pada pre operatif adalah
1. Hipovolemia
a. Aktual
1) Perdarahan.
2) Dehidrasi.
Befan W Dzr, Collection 88
Terapi Cairanb. Potensial
Puasa
2. Hipervolemia
Cara mengganti cairan penderita puasa
1. Jumlah cairan yang diberikan.
a. Dewasa 50 cc/kg BB/ 24 jam.
Contoh : Pasien BB 50 kg rencana operasi besok pk 07.00, puasa mulai pk 24.00 perhitungan
jumlah cairan yang diberikan ?
= 50 x 50
= 2500 / 24 jam
= 100 cc / jam
oleh karena puasa 7 jam maka sesuai rencana cairannya
= 100 cc x 7 jam = 700 cc dalam 7 jam (s.d pk 07.00) atau 1 jam 100 cc. Cairan yang
diberikan RD 5%, RL, Asering, D5% dll. Cairan, elektrolit dan kalori dipakai sebagai pengganti
defisit cairan.
b. Anak
Berat badan Kebutuhan cairan 24 jam Kebutuhan cairan 1 jam
0-10 kg 100 cc/kg BB 4 cc/kg BB
10-20 kg 1000 cc + 50 cc/kg tiap > 10 kg 40 cc + 2 cc/kg tiap > 10 kg
20-30 kg 1500 cc + 20 cc/kg tiap > 20 kg 40 cc + 2 cc/kg tiap > 20 kg
Contoh:
Anak 10 th BB 12 kg rencana operasi besok pukul 07.00, puasa terakhir makan pk 24.00 dan
terakhir minum air putih pk 01.00 maka jumlah cairan yang diberikan ?
12 kg = 1000 cc + (2x50)
1000 cc + 100
1100 cc/24 jam ( 1100 cc : 24 jam = 45,8 cc/jam)
atau 45-46 cc/jam diberikan selama 6 jam
= 270 cc dari pk 01.00 s.d pk 07.00
Jenis cairan yang diberikan adalah D 10%, NS, D5 ¼ Salin, D5 ½ Salin dll
Disesuaikan dengan kebutuhan penderita (kalori, elektrolit, osmolaritas).
Befan W Dzr, Collection 89
Terapi CairanNB: Pemberian cairan pada anak maksimal 2
KEBUTUHAN CAIRAN PADA BAYI
EBV bayi 85 ml/kgBB Hb 12 - 13 gr%
EBV dewasa 65 ml/kgBB
Kebutuhan cairan
Maintenance (rumatan) : 40 - 50 ml/kgBB
-Keringat - Respirasi/pernafasan
-Ekskresi - Pertumbuhan
Replacement (pengganti)
Rumus 4 – 2 – 1
✈ 10 kg I = 4 ml/kgBB/jam~ 100 cc/24 jam/ cc✈ 10 kg II = 2 ml/kgBB/jam~ 50 cc/24 jam/ cc✈ > 20 kg berikut = 1 ml/kgBB/jam~ 20 cc/24 jam/ cc
KEBUTUHAN ELEKTROLIT Natrium 2 - 4 meq/kg/hari
Kalium 1 - 3 meq/kg/hari
Clorida 2 - 3 meq/kg/hari
Calsium 40 – 80 meq/kg/hari
Phospat 20 – 45 meq/kg/hari
Magnesium 6 – 10 meq/kg/hari
Dehidrasi (dewasa)- Illeus (paralitik, obstruction)
- Hernia incercerata
- Perforasi GIT
Causa dehidrasi/ECF DEF.- Third space loss - Usus
- CV abdomen - Edema
Dehidrasi berat RL/PC 20 cc/kg start, sampai tanda syok (-), tensi, nadi, perfusi periver/CAP piling
time normal
CVP - 7 - 15 cmH2O (dengan respirator)
- 3 - 10 cmH2O (tanpa respirator)Befan W Dzr, Collection 90
Terapi Cairan0 cc /kgbb/jam
2. Pada pemberian cairan perlu diperhatikan komposisi Na+, K+ disesuaikan dengan kebutuhaan
kalori sesuai umur penderita.
PERSIAPAN OPERASI
1. Dengan problem perdarahan (aktual)
a. Perhatikan / pasang infus (kalau perlu pasang infus 2 line).
b. Ketahui berapa banyak perdarahan yang keluar
c. Ketahui perfusi sirkulasi dengan melihat keadaan kulit (normal kulit hangat, kering, merah
HKM)
Cara menghitung berapa banyak perdarahan
1) Hitung Estimasi Blood Volume (EBV)
a) Orang dewasa laki-laki 70 cc/kgbb
b) Orang dewasa perempuan 65 cc/kgbb
c) Anak 80 cc/kgbb
d) Bayi prematur 95-100 cc/kgbb
e) Bayi full term 85-90 cc/kgbb
Contoh
Dewasa BB 50 kg
EBV 70 cc x 50 kg = 3500 cc
2) Lihat tanda-tanda pada pasien disesuaikan dengan prosentase EBV yang hilang:
TANDANYA
Tensi systole 120 mmhg 100 mmhg < 90 mmhg < 60-70 mmhg
Nadi 80 x/mnt 100 x/mnt > 120 x/mnt > 140 x/mnt
Perfusi Hangat Pucat Dingin Basah
Estimasi perdarahan
Minimal 600 ml 1200 ml 2100 ml
Estimasi infus Minimal 1-2 liter 2-4 liter 4-8 liter
Cairan pengganti perdarahan
1) Kristaloid (RL, Asering, NaCl 0,9%) diberikan 2-4 kali jumlah perdarahan.
2) Koloid (Dextran, Hemohaes, Haes) diberikan sesuai dengan jumlah perdarahan.
3) Darah (WB) diberikan sesuai dengan jumlah perdarahan.
2. Dengan problem dehidrasi.
Tindakan yang dilakukan
a. Tentukan tingkat dehidrasi.
Befan W Dzr, Collection 91
Terapi CairanRingan, sedang, berat.
b. Temukan tanda klinis dan sesuaikan dengan prosentase defisit.
Tanda Ringan Sedang Berat
Defisit 3-5 % dari BB 6-8 % dari BB 10 % dari BB
Hemodinamik - Tachycardia - Tachycardia - Hipotensi ortostatik - Nadi lemah - Vena kolaps
- Tachycardia.- Cyanosis.- Nadi sulit diraba- Akral dingin.
Jaringan - Mukosa lidah kering
- Turgor kulit normal
- Lidah lunak- Keriput - Turgor menurun
- Atonia, mata cowong- Turgor sangat menurun
Urine - Pekat - Pekat, produksi / jumlah menurun
- oligouria
SSP Tak ada kelainan - Apatis - Sangat menurun / coma
c. Terapi rehidrasi
Dengan rehidrasi cepat / lambat
1) Rehidrasi cepat untuk resusitasi cairan.
2) Rehidrasi lambat untuk maintenance atau maintenance + defisit.
Contoh
Penderita 1,5 th BB 11 kg. Perkiraan defisit 10%
Caranya
1) Hitung defisit cairan
= 10% x 11 kg
= 10 : 100 x 11.000 gr
= 1100 cc
Jadi defisit cairannya = 1100 cc,BB dlm kg dijadikan gram dulu sebab 1 gr = 1cc
2) Lakukan resusitasi cepat I, 20 cc/kgbb dalam ½ -1 jam
= 20 x 11 kg
= 220 cc
jadi resusitasi cairan ½ -1 jam pertama = 220 cc, setelah selesai sakukan observasi !!
a) Bila hemodinamik belum stabil
Lakukan resusitasi ulang tahap II 20 cc/kgbb dalam waktu ½ - 1 jam.
b) Bila hemodinamik stabilBefan W Dzr, Collection 92
Terapi Cairan Lakukan penghitungan sisa defisit sbb
= 1100 cc – 220 cc
= 880 cc
jadi sisa defisit setelah resusitasi cepat = 880 cc total sisa defisit tersebut diberikan dalam 2
tahap. Pemberian cairannya sbb;
c) Pemberian sisa defisit dalam 8 jam I
Total sisa defisit dibagi 2 pemberian dan ditambahkan dengan kebutuhan cairan perjam
(selama 8 jam)
= 880 : 2
= 440 cc
ditambah kebutuhan cairan per jam
kebutuhan cairan perjam:
= 1000 + (1 x 50 cc)
= 1050 cc / 24 jam
= 1050 cc / 24 jam
= 43.75 cc/jam
pemberian cairan selama 8 jam
= 43.75 cc x 8 jam
= 350 cc
jadi pemberian cairan defisit + maintenance I pada 8 jam pertama
= 440 cc + 350 cc
= 790 cc
= 800 cc / 8jam 100 cc / jam
d) Pemberian sisa defisit dalam 16 jam ke II
= 440 cc + 700 cc
= 1140 per 16 jam
= 70 cc per jam
NB: cairan maintenance ini
= 11 x 100
= 1100 cc / 24 jam
Befan W Dzr, Collection 93
Terapi Cairan= 45 cc / 1 jam
3. Problem puasa
a. Pada keadaan normal kehilangan cairan berupa
Insesible water losses (IWL)
Sensible water losses (SWL)
Pada orang dewasa kehilangan 2250 cc yang terdiri atas
1) IWL
700 ml / 24 jam (suhu lingkungan 25 oC kelembaban 50-60 %, suhu badan 36-37 oC). Orang
Indonesia 1,5 m2
2) SWL
Urine 1 cc / kgbb / jam (24 cc / kg / bb / 24 jam)
b. Kebutuhan elektrolit tidak terpenuhi
Kebutuhan normal
Na+ 2-4 mEq / kgbb / 24 jam
K+ 1-2 eEq / kgbb / 24 jam
c. Kebutuhan kalori tidak terpenuhi
Kebutuhan normal
25 Kcal / kgbb / jam
d. Pada operasi elektif yang dipuasakan, penggantian cairan hanya untuk maintenance saja (lihat
didepan)
e. Pemberian cairan pre operasi adalah untuk mengganti bila ada
1) Kehilangan cairan akibat puasa.
2) Kehilangan cairan akibat perdarahan.
3) Kehilangan cairan akibat dehidrasi.
f. Pemberian darah pre operasi di dasarkan atas pertimbangan yang matang dan apabila perlu
dilakukan pemeriksaan darah lebih dahulu.
4. Terapi cairan pada kasus Emergency.
Lihat kasus terlebih dahulu.
a. Trauma hypovolemia karena perdarahan
b. Non trauma
✈ Hypovolemia karena perdarahan seperti KET, Solusio plasenta, plasenta previa, hemorragic
post partum.
✈ Hypovolemia karena dehidrasi, seperti ileus obstruktif, hiperemesis gravidarum, diare.
Befan W Dzr, Collection 94
Terapi CairanSyok hipovolemia
Terapi cairan yang diberikan
Kristaloid
Koloid
Darah (WB)
Indikator terjadinya syok hipovolemia lihat klinis, lalu sesuaikan dengan indikator standar lalu,
segera lakukan terapi sbb
TANDANYA
Tensi systolic 120 mmhg 100 mmhg < 90 mmhg < 60-70 mmhg
Nadi 80 x/mnt 100 x/mnt > 120 x/mnt > 140 x/mnt
Perfusi Hangat Pucat Dingin Basah
Estimasi perdarahan
Minimal 600 ml 1200 ml 2100 ml
Estimasi infus Minimal 1-2 liter 2-4 liter 4-8 liter
Contoh kasus
Pasien laki, 60 th bb 50 kg dengan OF femur, untuk dilakukan tindakan debridement siapkan
pasien!!
Tindakan yang dilakukan adalah
1. Katakan pada operator “Saya siapkan dulu pasiennya”
2. ABC
Oksigenasi paling awal untuk keadekuatan perfusi O2 kejaringan,Pasang infus sambil ambil
sampel darah,Hitung EBV sambil evaluasi klinis pasien.Berikan cairan resusitasi sesuai
dengan jumlah perdarahan dan tingkat dehidrasiHentikan perdarahan, Stabilisasi femur.
3. Ada hasil
T 90/60 mmHg, N 110 x/mnt, Perfusi Dingin Basah Pucat.
Pasien sadar
Raba nadi radialis < 80 systolik
Pasien tidak sadar
Raba nadi karotis < 80 systolik
Befan W Dzr, Collection 95
Rumus cepat menghitung kebutuhan cairan
2 cc / kgbb = kebutuhan cairan per jam
Terapi CairanDURANTE OPERASI
Pada proses pembedahan banyak faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan yang
mempengaruhi perubahan hemodinamik. Durante operasi sering terjadi perubahan hemodinamik dengan
masalah terbanyak berupa perdarahan dan interaksi obat anestesi.
Perawat sebagai mitra dokter perlu mengetahui prinsip terapi cairan khususnya pada durante
operasi.Peranan perawat dimulai sejak dari persiapan pasien di ruang operasi sampai dengan operasi
selesai, melakukan evaluasi pertama saat induksi dan selama durante operasi dilakukan evaluasi kembali.
Pada saat durante operasi yang perlu diperhatikan
1. Kondisi pasien apakah sudah stabil.
Dehidrasi apakah sudah ter rehidrasi.
Perdarahan apakah sudah ter replace.
2. Jenis pembedahan (menurut MK Sykes)
a. Pembedahan kecil / ringan
- Pembedahan rutin kurang dari 30 menit.
- Pemberian anestesi dapat dengan masker.
b. Pembedahan sedang.
- Pembedahan rutin pada pasien yang sehat.
- Pemberian anestesi dengan pipa endotracheal.
- Lama operasi kurang dari 3 jam.
- Jumlah perdarahan kurang dari 10% EBV
c. Pembedahan besar.
- Pembedahan yang lebih dari 3 jam.
- Perdarahan lebih dari 10% EBV
- Pembedahan di daerah saraf pusat, laparatomi, paru dan kardiovaskuler.
3. Terapi cairan durante operasi
a. Mengganti cairan maintenance operasi.
✈ Operasi ringan 4 cc / kgbb / jam
✈ Operasi sedang 6 cc / kgbb / jam
✈ Operasi berat 8 cc / kgbb / jam
Cairan yang digunakan untuk me replace adalah cairan RL
b. Mengganti akibat perdarahan (pengganti cairan yang hilang) dengan cara
menghitung.
Befan W Dzr, Collection 96
Terapi Cairan- Perdarahan yang tertampung, seperti pada botol penampung, kasa / sejenisnya dan ceceran di
lapangan operasi.
- EBV pasien dan prosentase perdarahan.
CAIRAN PENGGANTI
- Kristaloid 2-4 kali dari jumlah perdarahan.
- Koloid 1 kali dari jumlah perdarahan
- Darah (WB) 1 kali dari jumlah perdarahan
Penggantian darah (WB) pada pasien selama operasi dipertimbangkan apabila
- Operasi sedang berlangsung dan telah kehilangan darahDewasa > 25% dari EBV
Bayi dan anak > 10% dari EBV
- Anemia berat.
- Kelainan faktor pembekuan.
- Sepsis.
-
Penggantian darah selama operasi digunakan Whole Blood (WB) yang sesuai dengan hasil
pemeriksaan golongan darah. Kecuali pada kasus-kasus yang sangat darurat dimana tidak tersedia
darah yang sesuai dengan golongan darah pasien, maka pada kasus ini darah yang digunakan adalah
golongan darah O dengan ketentuan tranfusi selanjutnya selama 2 minggu tetap menggunakan
golongan darah O.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat-saat durante operasi
a. Observasi tanda-tanda vital tiap 3-5 menit.
b. Observasi perdarahan.
c. Observasi balance cairan.
d. Observasi tetesan infus.
POST OPERASIKeseimbangan cairan dan elektrolit merupakan faktor penunjang metabolisme tubuh. Pada proses
pembedahan terkadang nutrisi / pemberian cairan tidak optimal. Perawat sebagai mitra kerja dokter harus
mampu mengelola instruksi dan memberi pertimbangan agar perawatan penderita optimal.
Pemberian cairan pasca operasi (post op) didasarkan atas beberapa pemikiran,
1. Masalah aktual yang ada seperti hipovolemia, anemia dll.
2. Kebutuhan pasien oleh karena tidak bisa / tidak boleh makan (dipuasakan)
Befan W Dzr, Collection 97
Catatan: Pada pasien dewasa dengan Hb normal, perdarahan s.d 25%
dari EBV dapat ditolelir dan tidak perlu di lakukan transfusi. Perdarahan 10-20% harus hati-hati mungkin perlu darah.
Terapi Cairan- Maintenance / pemeliharaan
- Keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Jenis operasi
- Reseksi usus.
- Trepanasi dll
4. Penyakit penyerta
- Edema pulmonum.
- Decompensasi cordis
- Diabetes mellitus.
5. Jalur pemberian cairan
- Parenteral.
- Enteral.
- Kombinasi parenteral dan enteral
6. Komposisi nutrisi dalam cairan
- Karbohidrat
- Lemak.
- Asam amino.
Pemberian cairan post operasi
1. Pasien puasa post operasi.
Selama pasien masih puasa kebutuhan cairan diberikan hanya berupa cairan maintenance yang
didasarkan atas perhitungan sbb
Pasien anak (bayi) / dewasa.
Jumlah cairan.
Kebutuhan kalori.
Kebutuhan elektrolit.
Osmolaritas cairan.
Kelainan / penyakit penyerta.
a. Kebutuhan cairan (air) post operasi.
Anak
BB 0-10 kg 1000 cc / 24 jam
BB 10-20 kg 1000 cc + 50 cc tiap > 1 kg
BB > 20 kg 1500 cc + 20 cc tiap > 1 kg
Dewasa50 cc / kgbb/ 24 jam.
b. Kebutuhan elektrolit anak dan dewasaBefan W Dzr, Collection 98
Terapi CairanNa+ 2-4 mEq / kgbb
K+ 1-2 mEq / kgbb
c. Kebutuhan kalori basal Dewasa
BB (kg) x 20-30
Anak berdasarkan umurUmur (tahun) Kcal / kgbb / hari
< 1 80-95
1-3 75-90
4-6 65-75
7-10 55-75
11-18 45-55
d.Osmolaritas cairan dan pemilihan vena
Vena perifer menerima osmolaritas cairan sampai maksimal 900 mOsm
Osmolaritas tinggi menyebabkan mudahnya terjadi kerusakan di dinding vena
perifer (thrombophlebitis).
Sebaiknya menggunakan vena sentral, bila pemberian cairan dengan osmolaritas
lebih dari 900 mOsm.
2. Pasien tidak puasa post operasi.
Pada pasien post op yang tidak puasa, pemberian cairan diberikan berupa cairan maintenance selama
di ruang pulih sadar (RR). Apabila keluhan mual, muntah dan bising usus sudah ada maka pasien
dicoba untuk minum sedikit-sedikit. Setelah kondisi baik dan cairan peroral adekuat sesuai
kebutuhan, maka secara perlahan pemberian cairan maintenance parenteral dikurangi. Apabila sudah
cukup cairan hanya diberikan lewat oral saja.
Pemberian kalori post operasi
Kalori didapatkan dari karbohidrat dan lemak. Bentuk karbohidrat seperti; dextrose, maltose, sorbitol dll.
Bentuk lemak seperti sediaan yang mengandung lemak.
1. Dextrose.
Selalu harus ada oleh karena otak dan eritrosit memerlukan setiap saat.
2. Lemak.
Keuntungannya adalah membantu mengurangi peningkatan gula darah (hiperglikemia), apabila kalori
semata-mata diberikan dari Dextrose.
Befan W Dzr, Collection 99
Dosis aman glukosa (dextrose) 6 gr / kgbb / hari
Terapi Cairan3. Protein (asam amino)
a. Menghitung kebutuhan protein secara langsung sangat mahal. Dalam hal ini diperlukan
pemeriksaan lab untuk menghitung Nitrogen (N2) dalam darah.
b. Menghitung kebutuhan protein secara tidak langsung dengan rumus sbb
Menghitung konsumsi nitrogen.
Rumus yang memperkirakan besar kecilnya stress metabolik yang terjadi
Cara lain menurut Long Et all (1979)
Contoh
Bila kebutuhan kalori 1500 Kkal / hari, maka kebutuhan protein (AA) adalah
= 1500 x 16%
= 240 Kkal / hari.
Oleh karena per gram protein mengandung 4 Kkal energi maka
= 240 : 4
= 60 gr
sehingga dibutuhkan 60 gr asam amino.
Befan W Dzr, Collection 100
Kebutuhan protein = Konsumsi Nitrogen x 6,25
Konsumsi Nitrogen per 24 jam = Ureum urine / 24 jam + 28 + 4000
Tanpa stress metabolik Protein (AA) = 1 gr / kgbb / hariDengan stress metabolikProtein (AA) = 2 gr / kgbb / hari
Kebutuhan protein (AA) = 16 % dari kebutuhan energi total dari protein