4. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Jenis Produk dan ...
Transcript of 4. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Jenis Produk dan ...
18 Universitas Kristen Petra
4. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Jenis Produk dan Proses Produksi
Proses produksi yang akan dijelaskan adalah proses produksi yang diamati
selama pelaksanaan Tugas Akhir. Jenis produk pada departemen CLPP yang akan
diteliti yaitu writing pad A4 dan A5. Writing pad A4 mempunyai ukuran 297 210
mm dan Writing pad A5 150 210 mm. Berikut akan dijelaskan proses produksi
writing pad A4 dan A5.
4.1.1. Proses Produksi Writing pad A4
Tiap 1 rol raw material isi dapat membuat 1140 biji writing pad A4. Peta
proses operasi dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut merupakan penjelasan mengenai
masing-masing proses untuk produk writing pad A4:
1. Cetak
Cetak adalah proses memberi gambar dengan bentuk garis-garis pada bahan
baku. Pemberian garis-garis ini dengan menggunakan klise sebagai cetakan. Pada
tahap ini bahan baku yang berupa kertas kosong yang berbentuk rol dicetak dengan
menggunakan mesin cetak. Kertas rol yang sudah tercetak garis maka dengan
otomatis terpotong menjadi 660 605 mm. Kertas yang sudah dicetak kemudian
dihitung dan disortir.
2. Pemotongan Cover Belakang
Pemotongan cover belakang adalah memotong cover yang berukuran
675 720 mm menjadi 210 150 mm. Pemotongan ini dilakukan dengan
menggunakan mesin potong. Sekali potong ada 1000 lembar. Dalam 1000 lembar
kertas cover belakang ukuran 675 720 mm ini akan menjadi 6000 lembar cover
belakang dengan ukuran 297 210 mm. Setalah dipotong maka produk tersebut
dibawa menuju proses hitung dan sortir untuk digabungkan dengan bagian isi.
19 Universitas Kristen Petra
3. Inspeksi
Pada tahap ini lembaran kertas yang sudah dicetak akan diinspeksi. Sebelum
menginspeksi kertas akan dihitung secara manual dan dikelompokan tiap 50 lembar
lalu akan diberi cover belakang oleh operator dan berfungsi menjadi pembatas tiap 50
lembar. Jadi untuk cover belakang writing pad A4 juga berfungsi sebagai pembatas.
Setelah itu akan diinspeksi dengan melakukan pemilihan kertas yang jelek dan
mengganti dengan yang bagus sesuai dengan jumlahnya. Dari proses inspeksi akan
dibawa menuju pemotongan.
4. Pemotongan I
Pemotongan I adalah memotong kertas yang sudah dicetak dari ukuran
605 660 mm menjadi 221 300 mm. Awalnya berjumlah 1000 lembar 60.5 66 cm
menjadi 6000 lembar ukuran 221 300 mm. Pemotongan ini dilakukan dengan
menggunakan mesin potong. Setalah dipotong maka produk tersebut dibawa menuju
proses lem.
5. Lem dan Pengeringan
Proses lem adalah proses pemberian lem pada kertas yang sudah dipotong
menjadi 221 300 mm. Pengeleman ini berjumlah 6000 lembar ukuran 221 300 mm.
Satu bagian yang dilem akan dikeringkan dengan menggunakan hair dryer. Setelah
dilem dan dikeringkan maka kertas akan dipisahkan lembarannya menggunakan silet.
6. Pemisahan Kertas Yang Sudah di Lem
Proses ini memisahkan antar tumpukan kertas yang sudah di lem dengan
menggunakan silet. Satu tumpukan berisi 50 lembar dan ada 20 tumpukan. Setelah itu
maka akan dibawa menuju proses pemasangan cover depan.
20 Universitas Kristen Petra
7. Pemasangan Cover Depan
Pemasangan cover depan memasang cover yang berisi ukuran, merk dan nama
perusahaan. Setelah dipasang cover maka akan dipotong lagi. Pemasangan cover ini
tiap 50 lembar dan 50 lembar ini akan menjadi 1 buah writing pad A4.
8. Pemotongan II
Pemotongan II ini merupakan pemotongan yang memotong writing pad dari
ukuran 221 300 mm menjadi 210 297 mm. Setelah dipotong maka writing pad
akan dibawah menuju proses packing. Sekali potong ada 120 buah writing pad A4.
9. Packing
Packing adalah proses pemasukan writing pad A4 kedalam kemasan plastik.
Satu kemasan produk writing pad A4 berjumlah 12 buah untuk semua ukuran.
Setelah dipacking akan dibawa menuju proses pengeboxan.
10. Box
Proses pengeboxan ini yaitu memasukan writing pad A4 yang sudah dikemas
kedalam kertas kardus. Untuk ukuran writing pad A4 satu box berisi 6 kemasan
plastik. Proses ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan writing pad A4 dan
produk siap dijual.
4.1.2. Proses Produksi Writing Pad A5
Tiap 1 rol raw material isi dapat membuat 1520 biji writing pad A5. Peta
proses operasi dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut merupakan penjelasan mengenai
masing-masing proses untuk produk writing pad A5:
1. Cetak
Cetak adalah proses member gambar dengan bentuk garis-garis pada bahan
baku. Pemberian garis-garis ini dengan menggunakan klise sebagai cetakan. Pada
tahap ini bahan baku yang berupa kertas kosong yang berbentuk rol dicetak dengan
21 Universitas Kristen Petra
menggunakan mesin cetak. Kertas rol yang sudah tercetak garis maka dengan
otomatis terpotong menjadi 43 60.5 cm. Kertas yang sudah dicetak kemudian
dihitung.
2. Pemotongan Cover Belakang
Pemotongan cover belakang adalah memotong cover yang berukuran
675 720 mm menjadi 403 605 mm. Pemotongan ini dilakukan dengan
menggunakan mesin potong. Sekali potong ada 1000 lembar. Setelah dipotong maka
produk tersebut dibawa menuju proses hitung dan sortir untuk digabungkan dengan
bagian isi.
3. Inspeksi
Pada tahap ini lembaran kertas yang sudah dicetak akan diinspeksi. Sebelum
menginspeksi kertas akan dihitung secara manual dan dikelompokan tiap 50 lembar
lalu akan diberi cover belakang oleh operator dan berfungsi menjadi pembatas tiap 50
lembar. Jadi untuk cover belakang writing pad A5 juga berfungsi sebagai pembatas.
Setelah itu akan diinspeksi dengan melakukan pemilihan kertas yang jelek dan
mengganti dengan yang bagus sesuai dengan jumlahnya. Dari proses inspeksi akan
dibawa menuju pemotongan.
4. Pemotongan I
Pemotongan I adalah memotong kertas yang sudah dicetak dari ukuran
43.5 60.5 cm menjadi 21.5 60.5 cm. Pemotongan ini dilakukan dengan
menggunakan mesin potong. Sekali potong ada 1000 lembar kertas. Setelah dipotong
maka produk tersebut dibawa menuju proses lem.
5. Lem dan Pengeringan
Proses lem adalah proses pemberian lem pada kertas yang sudah dipotong
menjadi 21.5 60.5 cm. Satu bagian yang dilem akan dikeringkan dengan
22 Universitas Kristen Petra
menggunakan hair dryer. Setelah dilem dan dikeringkan maka kertas akan dipisahkan
menggunakan silet.
6. Pemisahan Kertas Yang Sudah di Lem
Proses ini memisahkan antar tumpukan kertas yang sudah di lem dengan
menggunakan silet. Satu tumpukan berisi 50 lembar dan ada 20 tumpukan. Setelah itu
maka akan dibawa menuju proses pemasangan cover depan.
7. Pemotongan II
Pemotongan II ini merupakan pemotongan yang memotong writing pad
dari ukuran 21.5 60.5 cm menjadi 21.5 30.25 cm. Setelah dipotong maka writing
pad akan dibawah menuju proses pemasangan cover depan.
8. Pemasangan Cover Depan
Pemasangan cover depan memasang cover yang berisi ukuran, merk dan nama
perusahaan. Tiap ukuran writing pad mempunyai besar cover yang berbeda-beda
sesuai dengan ukurannya masing-masing. Corak dari cover ini berwarna kuning.
Setelah dipasang cover maka akan dipotong lagi.
9. Pemotongan III
Pemotongan III ini merupakan pemotongan yang memotong writing pad
dari ukuran 21.5 30.25 cm menjadi 21 15 cm. Setelah dipotong maka writing pad
akan dibawah menuju proses packing.
10. Packing
Packing adalah proses pemasukan writing pad kedalam kemasan plastik. Satu
kemasan produk writing pad A5 berjumlah 12 buah untuk semua ukuran. Setelah
dipacking akan dibawa menuju proses pengeboxan.
23 Universitas Kristen Petra
11. Box
Proses pengeboxan ini yaitu memasukan writing pad A5 yang sudah dikemas
kedalam kertas kardus. Untuk ukuran writing pad A5 satu box berisi 12 kemasan
plastik Proses ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan writing pad A5 dan
produk siap dijual.
4.2. Penentukan Waktu Siklus, Waktu Normal, Waktu Baku Dan Waktu
Transportasi
Perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku proses dapat dilihat
pada lampiran 3 dan 4. Berikut contoh perhitungan waktu siklus, waktu normal dan
waktu baku untuk proses cetak writing pad A4.
Tabel 4.1. Data Proses Mesin Cetak Writing Pad A4
Data
ke-
Waktu
(detik)
Data
ke-
Waktu
(detik)
Data
ke-
Waktu
(detik)
Data
ke-
Waktu
(detik)
Data
ke-
Waktu
(detik)
1 2.87 8 2.91 15 2.93 22 2.86 29 2.97
2 2.85 9 2.97 16 2.89 23 2.96 30 2.97
3 2.91 10 2.86 17 2.92 24 2.92 31 2.9
4 2.95 11 2.92 18 2.91 25 2.95 32 2.91
5 2.94 12 2.89 19 2.87 26 2.9 33 2.93
6 2.88 13 2.9 20 2.89 27 2.88 34 2.89
7 2.88 14 2.91 21 2.95 28 2.85 35 2.95
24 Universitas Kristen Petra
Waktu (detik)
Pe
rce
nt
3.002.952.902.85
99
95
90
80
70
60
50
40
30
20
10
5
1
Mean
>0.150
2.910
StDev 0.03502
N 35
KS 0.064
P-Value
Probability Plot of Waktu (detik)Normal
Gambar 4.1. Grafik Uji Kenormalan Mesin Cetak Writing Pad A4
H0: data berdistribusi normal
H1: data tidak berdistribusi normal
p-value >0.150
α = 0.05
Kesimpulan: gagal tolak H0 data berdistribusi normal
Observation
Ind
ivid
ua
l V
alu
e
343128252219161310741
2.975
2.950
2.925
2.900
2.875
2.850
_X=2.91
+2SL=2.9786
-2SL=2.8414
I Chart of Waktu (detik)
Gambar 4.2. Grafik Uji Keseragaman Mesin Cetak Writing Pad A4
25 Universitas Kristen Petra
Dari gambar di atas terlihat bahwa semua titik berada dalam batas kendali,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah seragam. Setelah itu akan dilakukan
uji kecukupan data.
n > n’ data cukup
Waktu normal
Wn = x p = 2,91 x 1 = 2,91 detik
Waktu baku
Wb = = 2,91 x [100%/(100%-17%)] = 3,506 detik
Allowance yang digunakan pada mesin cetak tidak memakai breakdown
mesin karena pengambilan sampel hanya satu hari. Penentuan waktu transportasi
sama dengan perhitungan waktu proses seperti perhitungan pada sub bab 4.2.1 pada
proses yang manual. Penghitungan waktu transportasi dapat dilihat pada lampiran 5.
4.3. Value Stream Mapping
Value stream mapping dibagi menajadi dua yaitu value stream mapping A4
dan value stream mapping A5. Berikut penjelasan mengenai. value stream mapping
A4 dan value stream mapping A5.
26 Universitas Kristen Petra
4.3.1. Value Stream Mapping Writing pad A4
Value stream mapping writing pad A4 dapat dibagi menjadi aliran informasi
dan aliran material. Berikut penjelasan dari aliran informasi dan aliran material
writing pad A4.
4.3.1.1. Aliran Informasi Writing pad A4
Pada value stream mapping writing pad dimulai dari customer memesan
produk baik secara lisan ataupun tertulis dengan mengirimkan surat pesanan pada
departemen marketing. Bagian marketing kemudian membuat SR-PRO (surat
konfirmasi kepada customer yang berisi spesifikasi, harga dan ketersediaan barang
serta cara pembayaran) dan mengiformasikannya pada customer. Jika customer setuju
dengan SR-PRO maka akan terjadi transaksi, bila tidak maka customer akan merevisi
sampai ada kesepakatan bersama.
Infomasi dari bagian marketing ini akan disampaikan pada bagian PPIC untuk
mengecek apakah ada stock lama atau tidak. Jika terdapat stock lama dan spesifikasi
serta jumlahnya sama dengan permintaan customer maka akan langsung dikirimkan.
Jika tidak ada stock atau kurang maka bagian marketing akan membuat production
order. Production order ini digunakan untuk memproduksi barang yang dibutuhkan.
Marketing menginformasikan production order pada bagian PPIC. PPIC akan
menghitung ketersediaan bahan baku untuk produk yang akan dibuat dan membuat
ramalan mengenai bahan baku. Jika perlu melakukan pembelian bahan baku, baik
bahan baku utama maupun bahan pembantu akan diserahkan pada bagian purchasing.
Bagian purchasing akan melakukan pembelian bahan baku utama maupun
bahan pembantu. Departemen purchasing memesan produk ke supplier. Supplier
mengirimkan produknya ke PT. X dengan segera setelah departemen purchasing
melakukan pemesanan sesuai dengan spesifikasi dari PPIC. Setelah bahan baku
terpenuhi maka bagian PPIC memberika production order pada bagian produksi.
27 Universitas Kristen Petra
4.3.1.2. Aliran Material Writing pad A4
Material ini dimulai dari kedatangan bahan baku. Bahan baku ini berupa
kertas dalam bentuk rol. Satu rol ini mempunya panjang 6000 m dan berat 234 kg.
Sedangkan untuk bahan baku pembantu yang berupa cover depan dan cover belakang.
Kemudian bagian Quality Assurance (QA) bertugas memeriksa kualitas material
yang dipesan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kegagalan dalam produksi,
apabila nantinya dalam pemeriksaan bahan baku ternyata material tidak sesuai
standart yang ditentukan maka material tersebut dikembalikan lagi pada supplier.
Bagian produksi akan meminta bahan baku dari gudang raw material untuk
persiapan produksi. Material yang datang akan dihitung dahulu, dicek kondisinya dan
spesifikasinya apakah sesuai permintaan atau tidak.
Bahan baku writing pad A4 yang berupa kertas rol akan diproses dengan cara
dicetak, pemotongan cover belakang, hitung dan sortir, pemotongan pertama, lem dan
pengeringan, pemisahan lembaran, pemasangan cover depan, pemotongan kedua,
packing, box. Produk yang telah di packing akan disimpan di tempat penyimpanan
barang jadi. Bagian gudang barang jadi kemudian akan menghubungi bagian
marketing untuk produk yang sudah selesai diproduksi. Bagian marketing kemudian
akan membuat delivery order sesuadi dengan production order. Bagian marketing
dan bagian gudang barang jadi akan berkoordinasi untuk melakukan pengiriman
barang. Value stream mapping dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
28 Universitas Kristen Petra
PPIC
Kantor
Cetak
CustomerMarketing
Kantor pusat
I
Gudang bahan jadi
Production
orderSurat Pesanan
Purchasing
Kantor pusat
Supplier
I
Gudang bahan baku
Produksi
Kantor
Production
order
Stock
produk
jadi
Delivery
order
Inspeksi Pemotongan I Lem dan
pengeringan
Pemisahan
Kertas
Pemasangan
Cover Depan
Pemotongan II Packing Box
Pembelian bahan
baku utama dan
pembantu
Wb = 3330,7 dtk
Jml operator = 1
Ws = 2764,5 dtk
Wb = 29,44 dtk
Jml operator = 1
Ws = 21.01 dtk
Wb = 9054,64 dtk
Jml operator = 1
Ws = 6691,8 dtk
Wb = 1137,78 dtk
Jml operator = 1
Ws = 811,965 dtk
Wb = 9858,7 dtk
Jml operator = 1
Ws = 7033,8 dtk
Wb = 5025,58 dtk
Jml operator = 1
Ws = 3781,38 dtk
Wb = 44332,32 dtk
Jml operator = 4
Ws = 33675,6 dtk
Wb = 1141,08 dtk
Jml operator = 1
Ws = 1007 dtk
Wb =1067,4 dtk
Jml operator = 1
Ws = 813,485 dtk
Wb = 13366,31 dtk
Jml operator = 1
Ws = 10089 dtk
3330,7
dtk
9054,64
dtk
1137,78
dtk
9858,7
dtk
5025,58
dtk
44332,32
dtk
1141,08
dtk
13366,31
dtk
1067,4
dtk
Value added time
= 88594.19 dtk
Production lead
time=95999,89dtk
I I I
1 mesin
Potong cover
belakang I
82,63
dtk
279,5
dtk276,24
dtk
443,94
dtk
298,2
dtk
1118,64
dtk
803.4
dtk
958,8
dtk
527,7
dtk1408,47
dtk
1208.18
dtk
29,44
dtk
Gambar 4.3. Value Stream Mapping Writing Pad A4
29 Universitas Kristen Petra
Dilihat dari stream mapping diatas value added activity sebesar 88.594,19
detik dan non value added activity sebesar 6.682,64 detik atau 7,543% dalam
membuat bahan baku sebanyak satu rol. Value added activity merupakan semua
proses yang membuat produk menjadi lebih bernilai. Value added activity terdiri dari
proses cetak, pemotongan cover belakang, hitung dan sortir, pemotongan pertama,
lem dan pengeringan, pemisahan lembaran, pemasangan cover depan, pemotongan
kedua, packing, box. Sedangkan non value added activity merupakan proses yang
tidak membawa perubahan pada suatu produk dan dapat menambah biaya. Non value
added activity terdiri dari inspeksi, transportasi bahan baku dan antar proses,
menunggu, dan penyimpanan.
4.3.2. Value Stream Mapping Writing pad A5
Value stream mapping writing pad A5 dapat dibagi menjadi aliran informasi
dan aliran material. Berikut penjelasan dari aliran informasi dan aliran material
writing pad A5.
4.3.2.1. Aliran Informasi Writing pad A5
Pada value stream mapping writing pad dimulai dari customer memesan
produk baik secara lisan ataupun tertulis dengan mengirimkan surat pesanan pada
departemen marketing. Bagian marketing kemudian membuat SR-PRO (surat
konfirmasi kepada customer yang berisi spesifikasi, harga dan ketersediaan barang
serta cara pembayaran) dan mengiformasikannya pada customer. Jika customer setuju
dengan SR-PRO maka akan terjadi transaksi, bila tidak maka customer akan merevisi
sampai ada kesepakatan bersama.
Infomasi dari bagian marketing ini akan disampaikan pada bagian PPIC untuk
mengecek apakah ada stock lama atau tidak. Jika terdapat stock lama dan spesifikasi
serta jumlahnya sama dengan permintaan customer maka akan langsung dikirimkan.
Jika tidak ada stock atau kurang maka bagian marketing akan membuat production
order. Production order ini digunakan untuk memproduksi barang yang dibutuhkan.
30 Universitas Kristen Petra
Marketing menginformasikan production order pada bagian PPIC. PPIC akan
menghitung ketersediaan bahan baku untuk produk yang akan dibuat dan membuat
ramalan mengenai bahan baku. Jika perlu melakukan pembelian bahan baku, baik
bahan baku utama maupun bahan pembantu akan diserahkan pada bagian purchasing.
Bagian purchasing akan melakukan pembelian bahan baku utama maupun
bahan pembantu. Departemen purchasing memesan produk ke supplier. Supplier
mengirimkan produknya ke PT. X dengan segera setelah departemen purchasing
melakukan pemesanan sesuai dengan spesifikasi dari PPIC. Setelah bahan baku
terpenuhi maka bagian PPIC memberika production order pada bagian produksi.
4.3.2.2. Aliran Material Writing Pad A5
Material ini dimulai dari kedatangan bahan baku. Bahan baku ini berupa
kertas dalam bentuk rol. Satu rol ini mempunya panjang 6000 m dan berat 234 kg.
Sedangkan untuk bahan baku pembantu yang berupa cover depan dan cover belakang.
Kemudian bagian Quality Assurance (QA) bertugas memeriksa kualitas material
yang dipesan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kegagalan dalam produksi,
apabila nantinya dalam pemeriksaan bahan baku ternyata material tidak sesuai
standart yang ditentukan maka material tersebut dikembalikan lagi pada supplier.
Bagian produksi akan meminta bahan baku dari gudang raw material untuk
persiapan produksi. Material yang datang akan dihitung dahulu, dicek kondisinya dan
spesifikasinya apakah sesuai permintaan atau tidak.
Bahan baku writing pad A5 yang berupa kertas rol akan diproses dengan cara
dicetak, pemotongan cover belakang, sortir dan hitung, pemotongan pertama, lem dan
pengeringan, pemisahan lembaran, pemotongan kedua, pemasangan cover depan,
pemotongan ketiga, packing, box. Produk yang telah dipacking akan disimpan di
tempat penyimpanan barang jadi. Bagian gudang barang jadi kemudian akan
menghubungi bagian marketing untuk produk yang sudah selesai diproduksi. Bagian
marketing kemudian akan membuat delivery order sesuadi dengan production order.
Bagian marketing dan bagian gudang barang jadi akan berkoordinasi untuk
31 Universitas Kristen Petra
melakukan pengiriman barang. Value stream mapping dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
32 Universitas Kristen Petra
PPIC
Kantor
Cetak
CustomerMarketing
Kantor pusat
I
Gudang bahan jadi
Production
orderSurat Pesanan
Purchasing
Kantor pusat
Supplier
I
Gudang bahan baku
Produksi
Kantor
Production
order
Stock
produk
jadi
Delivery
order
Pemotongan
Cover
Belakang
Inspeksi Pemotongan I Lem dan
pengeringan
Pemisahan
Kertas
Pemasangan
Cover Depan
Pemotongan III Packing BoxPemotongan II
Pembelian
bahan baku
utama dan
pembantu
Wb = 3327,28 dtk
Jml operator = 1
Ws = 2761,65 dtk
Wb = 2268,79 dtk
Jml operator = 1
Ws = 1707,15 dtk
Wb = 8143,59 dtk
Jml operator = 1
Ws = 5810,2 dtk
Wb = 556,58 dtk
Jml operator = 1
Ws = 397,195 dtk
Wb = 8946,3 dtk
Jml operator = 1
Ws = 6612 dtk
Wb = 393,5 dtk
Jml operator = 1
Ws = 280,82 dtk
Wb = 23081,2 dtk
Jml operator = 4
Ws = 17533,2 dtk
Wb = 578,14 dtk
Jml operator = 1
Ws = 412,585 dtk
Wb = 1189,57 dtk
Jml operator = 1
Ws = 848,92 dtk
Wb = 9924,46 dtk
Jml operator = 1
Ws = 7491,035 dtk
Wb = 643,34 dtk
Jml operator = 1
Ws = 476,6815 dtk
3327,28
dtk
Value added time
= 59052,75 dtk
Production lead
time=66848,264
dtk
I
8143,59
dtk
556,58
dtk
8946,3
dtk
393,5
dtk
2268,79
dtk
578,14
dtk
23081,2
dtk
1189,57
dtk
9924,46
dtk
643,34
dtk1208.18
dtk
71,621
dtk
276,77
dtk
281,3
dtk
127,66
dtk
108,6
dtk84,88
dtk1121,5
dtk
1076,8
dtk
1089,2
dtk
596,773
dtk 1752,23
dtk
II I
Gambar 4.4. Value Stream Mapping Writing pad A5
33 Universitas Kristen Petra
Dilihat dari stream mapping diatas value added activity sebesar 59.052,75
detik dan non value added activity sebesar 7.546,421 detik atau 12,78% dalam
membuat bahan baku sebanyak satu rol. Value added activity merupakan semua
proses yang membuat produk menjadi lebih bernilai. Value added activity terdiri dari
proses cetak, pemotongan cover belakang, hitung dan sortir, pemotongan pertama,
lem dan pengeringan, pemisahan lembaran, pemotongan kedua, pemasangan cover
depan, pemotongan ketiga, packing, box. Sedangkan non value added activity
merupakan proses yang tidak membawa perubahan pada suatu produk dan dapat
menambah biaya. Non value added activity terdiri dari inspeksi, tranportasi bahan
baku dan antar proses, menunggu, dan penyimpanan.
4.4. Identifikasi Waste
Ada tujuh jenis waste yaitu overproduction waste, waiting time,
transportation waste, inappropriate processing, unnecessary inventory, unnecessary
motion, dan defect. Berikut merupakan waste yang ada pada perusahaan.
4.4.1. Overproduction Waste
Terjadinya overproduction disebabkan oleh fluktuasi permintaan yang
memicu terjadinya waste yang lain seperti inventori. Pemborosan ini terjadi ketika
perusahaan melakukan produksi melebihi jumlah production order sehingga terjadi
stock di gudang FG(finished good). Production order merupakan surat dari bagian
PPIC untuk memproduksi barang dengan jumlah tertentu. Perhitungan
overproduction writing pad A4 dan writing pad A5 untuk bulan Februari 2010 dan
Maret 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.6.
34 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2. Data Overproduction Writing Pad A4 Pada Bulan Februari 2010
Tanggal
Produksi
Jumlah
Produksi
(lusin)
Tanggal
Production order
Jumlah
Production
order
(lusin)
Overproduction
per bulan
(lusin)
11 Februari 2010 216 2 Februari 2010 600 552
12 Februari 2010 288
13 Februari 2010 12
22 Februari 2010 48
23 Februari 2010 204
24 Februari 2010 144
25 Februari 2010 120
27 Februari 2010 120
Jumlah Produksi 1152 Jumlah Demand 600
Tabel 4.3. Data Overproduction Writing Pad A4 Pada Bulan Maret 2010
Tanggal
Produksi
Jumlah
Produksi
(lusin)
Tanggal
Production order
Jumlah
Production
order
(lusin)
Overproduction
per bulan
(lusin)
19 Maret 2010 24 2 Maret 2010 300 -372
22 Maret 2010 156 15 Maret 2010 600
23 Maret 2010 156
24 Maret 2010 96
25 Maret 2010 96
Jumlah Produksi 528 Jumlah Demand 900
35 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Jumlah Data Overproduction Writing pad A4 Pada Bulan Februari 2010
dan Maret 2010
Bulan Produksi Jumlah
Produksi
(lusin)
Tanggal
Production order
Jumlah
Production
order
(lusin)
Overproduction
(lusin)
Februari 2010 1152 2 Februari 2010 600 180
Maret 2010 528 2 Maret 2010 900
Jumlah 1680 Jumlah 1500
Pada tabel 4.1 diatas diketahui pada bulan Februari 2010 terjadi
overproduction sebesar 552 buah. Sedangkan pada tabel 4.2 diketahui pada bulan
Maret 2010 tidak terjadi overproduction melainkan pada bulan Maret 2010 jumlah
production order lebih besar dari jumlah produksi dengan selisih sebesar 372. Jika
dilihat dari dua bulan yaitu Februari 2010 dan Maret 2010 maka terjadi
overproduction sebesar 180.
Tabel 4.5. Data Overproduction Writing pad A5 Pada Bulan Februari 2010
Tanggal Jumlah
Produksi
(lusin)
Tanggal Jumlah
Produksi
(lusin)
Overproduction
per Bulan
(lusin)
2 Februari 2010 60 2 Februari 2010 1200 160
3 Februari 2010 48
4 Februari 2010 60
5 Februari 2010 152
6 Februari 2010 204
8 Februari 2010 240
9 Februari 2010 300
10 Februari 2010 296
Jumlah Produksi 1360 Jumlah Demand 1200
36 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.6. Data Overproduction Writing pad A5 Pada Bulan Maret 2010
Tanggal
Produksi
Jumlah
Produksi
(lusin)
Tanggal
Pemesanan
Jumlah
Demand
(lusin)
Overproduction
per Bulan
(lusin)
6 Maret 2010 180 2 Maret 2010 600 -289
8 Maret 2010 180 15 Maret 2010 1200
9 Maret 2010 72 19 Maret 2010 300
12 Maret 2010 88
19 Maret 2010 150
20 Maret 2010 408
22 Maret 2010 85
26 Maret 2010 288
27 Maret 2010 288
30 Maret 2010 72
Jumlah Produksi 1811 Jumlah Demand 2100
Tabel 4.7. Jumlah Data Overproduction Writing pad A4 Pada Bulan Februari 2010
dan Maret 2010
Bulan Produksi Jumlah
Produksi
(lusin)
Tanggal
Production order
Jumlah
Production
order
(lusin)
Overproduction
(lusin)
Februari 2010 1360 2 Februari 2010 1200 -129
Maret 2010 1811 2 Maret 2010 600
15 Maret 2010 1200
19 Maret 2010 300
Jumlah 3171 Jumlah 3000
37 Universitas Kristen Petra
Pada tabel 4.4 diatas diketahui pada bulan Februari 2010 terjadi
overproduction sebesar 160 buah. Sedangkan pada tabel 4.5 diketahui pada bulan
Maret 2010 tidak terjadi overproduction melainkan pada bulan Maret 2010 jumlah
production order lebih besar dari jumlah produksi dengan selisih sebesar 289 atau
setara dengan 22455,3 detik. Jika dilihat dari dua bulan yaitu Februari 2010 dan
Maret 2010 maka tidak terjadi overproduction melainkan jumlah production order
lebih besar dari jumlah produksi dengan selisih 129 atau setara dengan 10023,3 detik.
4.4.2. Waiting Time Waste
Waiting time yang terjadi tergantung dari penyebabnya. Penyebab dari waiting
time yaitu operasi sebelumnya memiliki waktu proses yang lebih lama daripada
operasi sesudahnya serta adanya waktu transportasi dari satu operasi ke operasi
selanjutnya. Namun dalam penelitian hampir selalu terdapat WIP sehinga tidak ada
oeprator yang menunggu, kecuali karena rusaknya mesin. Penyebab waiting time
yang sering terjadi kerusakan mesin cetak sehingga perlu waktu untuk perbaikan
mesin cetak, yang mengakibatkan waktu proses operasi cetak menjadi berhenti.
Mesin cetak ini mengalami perbaikan sedangkan operator menjadi menunggu
perbaikan ini selesai untuk melakukan proses operasi lagi. Output dari mesin cetak
menjadi berkurang dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui
besarnya waiting time yang terjadi maka diambil sampel dengan menggunakan work
sampling.
Tabel 4.8. Data Waiting Time Pada Pengambilan Sample Mesin Cetak
No Jam Lancar Down
1 07.40 √
2 07.46 √
3 07.55 √
4 08.03 √
5 08.08 √
6 08.14 √
7 08.20 √
38 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8. Data Waiting Time Pada Pengambilan Sample Mesin Cetak (Sambungan)
No Jam Lancar Down
8 08.25 √
9 08.30 √
10 08.35 √
11 08.43 √
12 08.49 √
13 08.58 √
14 09.03 √
15 09.11 √
16 09.20 √
17 09.27 √
18 09.37 √
19 09.43 √
20 09.51 √
21 09.56 √
22 10.03 √
23 10.08 √
24 10.13 √
25 10.19 √
26 10.26 √
27 10.34 √
28 10.40 √
29 10.46 √
30 10.56 √
31 11.02 √
32 11.10 √
33 11.15 √
34 11.21 √
35 11.29 √
36 12.45 √
37 12.52 √
38 12.58 √
39 13.06 √
40 13.14 √
41 13.20 √
42 13.27 √
39 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8. Data Waiting Time Pada Pengambilan Sample Mesin Cetak (Sambungan)
No Jam Lancar Down
43 13.38 √
44 13.51 √
45 14.02 √
Jumlah 29 16
Dari tabel diatas dapat diketahui prosentase mesin dalam keadaan lancar
sebesar 64,45% sedangkan prosentase mesin dalam keadaan down sebesar 35,55%
atau setara dengan 8318,7 detik.
4.4.3. Transportation Waste
Pemborosan ini terjadi akibat penataan layout yang kurang efektif dan sarana
alat angkut yang kurang mencukupi. Semakin besar jarak yang ditempuh maka akan
semakin lama waktu yang dibutuhkan. Pemindahan ini menggunakan alat angkut
yang berupa hand trolley. Departemen CLPP tidak mempunyai hand trolley. Jika
membutuhkan hand trolley harus pinjam pada departemen yang lain. Data
transportation waste pada PT X dalam pembuatan 1 rol raw material dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9. Data Transportation Writing Pad A4
No Nama Operasi Waktu standar
(detik)/rol
1 Transportasi material dari GBB 311,62
2 Cetak- Hitung dan Sortir 82,63
3 Potong cover belakang-Hitung dan Sortir 279,5
4 Hitung dan Sortir-Pemotongan I 276,24
5 Pemotongan I-Lem dan Pengeringan 443,94
6 Lem dan Pengeringan-Pemisahan lembaran 298,2
7 Pemisahan lembaran-Pemasangan cover
depan
1118,64
40 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9. Data Transportation Writing Pad A4 (Sambungan)
No Nama Operasi Waktu standar
(detik)/rol
8 Pemsangan Cover Depan- Pemotongan II 803,4
9 Pemotongan II-Packing 958,8
10 Packing-Box 527,7
Tabel 4.10. Data Transportation Writing pad A5
No Nama Operasi Waktu standar
(detik)/rol
1 Transportasi material dari GBB 311,62
2 Cetak- Hitung dan Sortir 71,621
3 Potong cover belakang-Hitung dan Sortir 276,77
4 Hitung dan Sortir-Pemotongan I 281,3
5 Pemotongan I-Lem dan Pengeringan 127,66
6 Lem dan Pengeringan-Pemisahan lembaran 108,6
7 Pemisahan lembaran-Pemotongan II 84,88
8 Pemotongan II-Pemasangan Cover Depan 1121,52
9 Pemasangan Cover Depan-Pemotongan III 1076,8
10 PemotonganIII-Packing 1089,2
11 Packing-Box 596,773
4.4.4. Inappropriate Processing Waste
Pada penelitian ini inappropriate processing diidentifikasi dari proses
inspeksi. Untuk mengetahui seberapa besar lembaran kertas jelek diperoleh dari arsip
perusahaan pada bulan februari.
41 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11. Data Inappropriate Processing Waste
Tanggal Jumlah Baik(lembar) Jumlah Jelek(lembar) Jumlah(%)
4 Februari 2010 6000 425 7,08
5 Februari 2010 4000 370 9,25
6 Februari 2010 10450 1305 12,49
10 Februari 2010 1950 3000 153,8
19 Februari 2010 9500 710 7,47
22 Februari 2010 13000 445 3,42
24 Februari 2010 20000 600 3
25 Februari 2010 20000 250 1,25
Jumlah 84900 7105 8,36
Pada proses inspeksi lembaran kertas yang jelek akan disendirikan dan
nantinya akan didaur ulang oleh perusahaan. Total kertas yang jelek sebesar 7105
pada bulan februari atau setara dengan 17223,7 detik.
4.4.5. Unnecessary Inventory Waste
Inventori dibagi menjadi tiga yaitu inventori raw material, work in process
(WIP) dan barang jadi. Inventori raw material terdapat pada gudang raw material,
WIP pada lantai produksi dan barang jadi terdapat dilantai produksi dan gudang
barang jadi. Hal ini menyebabkan bertambahanya beban biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan.
Raw material ada tiga jenis yaitu cover depan, isi, dan cover belakang. Untuk
raw material isi dan raw material cover belakang writing pad A4 dengan writing pad
A5 menggunakan bahan yang sama. Sedangkan WIP dilihat dari peta proses operasi
writing pad A4 dan writing pad A5. Untuk produk jadi dilihat dari gudang barang
jadi dan lantai produksi.
Perhitungan pada raw material dan produk jadi menggunakan average
consumption dan average stock level (ASL) untuk menghitung average inventory
42 Universitas Kristen Petra
level (AIL). Data inventori yang digunakan dalam perhitungan didapatkan dari arsip
perusahaan. Berikut pembagian dari ketiga jenis bahan:
1. Raw material
Inventori raw material cover depan writing pad A4 Februari 2010, Maret
2010 dan April 2010 yang terdapat pada gudang raw material dapat dilihat pada
lampiran 6. Berikut contoh perhitungan untuk mencari average inventory level (AIL).
Tabel 4.12. Data Posisi Stock Raw Material Cover Depan Writing pad A4
Tanggal Awal
(lembar)
Masuk
(lembar)
Kirim
(lembar)
Sisa
(lembar)
1 Februari 2010 16991 - - 16991
2 Februari 2010 16991 - - 16991
3 Februari 2010 16991 - - 16991
4 Februari 2010 16991 - - 16991
5 Februari 2010 16991 - 2500 14491
6 Februari 2010 14991 - - 14491
8 Februari 2010 14991 - - 14491
9 Februari 2010 14991 - - 14491
10 Februari 2010 14991 - - 14491
11 Februari 2010 14491 - 2000 12491
12 Februari 2010 12491 - - 12491
13 Februari 2010 12491 - - 12491
15 Februari 2010 12491 - - 12491
16 Februari 2010 12491 - - 12491
17 Februari 2010 12491 - - 12491
18 Februari 2010 12491 - - 12491
19 Februari 2010 12491 - 2500 9991
20 Februari 2010 9991 - - 9991
22 Februari 2010 9991 - - 9991
43 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.12. Data Posisi Stock Raw Material Cover Depan Writing pad A4
(Sambungan)
Tanggal Awal
(lembar)
Masuk
(lembar)
Kirim
(lembar)
Sisa
(lembar)
23 Februari 2010 9991 - 2500 7491
24 Februari 2010 7491 - 2500 4991
25 Februari 2010 4991 - - 4991
27 Februari 2010 4991 - - 4991
Average consumption data_total
received_total+stock_endingstock_beginning=
Average stock level data_total
stock_total=
Average inventory level nconsumptio_average
level_stock_average=
Perhitungan diatas untuk merupakan contoh perhitungan untuk mencari
average inventory level raw material cover depan writing pad A4 pada bulan
Februari 2010. Dengan menggunakan perhitungan seperti diatas maka digunakan
untuk bulan berikutnya.
44 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.13. Perhitungan Average Inventory Level Raw Material Cover Depan
Writing Pad A4
Bulan Average
consumption
(lembar/hari)
Average stock
level
(lembar)
Average
inventory level
(hari)
Februari 2010 521,74 12186,65 23,3577
Maret 2010 249,65 3667,88 14,692
April 2010 0 9500 -
Dari hasil perhitungan inventori pada bulan Februari 2010 menunjukkan
adanya rata-rata penyimpanan raw material cover depan writing pad A4 sebesar
23,3577, sedangkan Maret 2010 sebesar 14,692 dan April 2010 inventorinya sangat
banyak yang artinya barang tersebut tetap berada dalam gudang.
Berikut inventori raw material cover depan writing pad A5 pada bulan
Februari 2010, Maret 2010, dan April 2010. Data inventori dapat dilihat pada
lampiran 6.
Tabel 4.14. Perhitungan Average Inventory Level Raw Material Cover Depan
Writing Pad A5
Bulan Average
consumption
(lembar/hari)
Average stock
level
(lembar)
Average
inventory level
(hari)
Februari 2010 434,78 11200 25,76
Maret 2010 192,3 11200 58,24
April 2010 0 11200 -
Dari hasil perhitungan inventori pada bulan Februari 2010 menunjukkan
adanya rata-rata penyimpanan raw material cover depan writing pad A5 sebesar
45 Universitas Kristen Petra
25,76, sedangkan Maret 2010 sebesar 58,24 lembar/hari dan April 2010 inventorinya
sangat banyak yang artinya barang tersebut tetap berada dalam gudang.
Raw material isi writing pad A4 dan writing pad A5 menggunakan bahan
yang sama berupa rol. Raw material isi tidak diketahui posisi stok tiap harinya, hanya
diketahui jumlah dan waktu kedatangan(berasal dari arsip perusahaan). Berikut
inventori raw material isi pada bulan Februari 2010, Maret 2010, dan April 2010.
Data inventori dapat dilihat pada lampiran 7.
Tabel 4.15. Penerimaan Raw Material Isi
Bulan Jumlah Masuk
(rol)
Bulan Jumlah Keluar
(rol)
4 September 2009 6 November 2009 4
28 Desember 2009 23 Desember 2009 14
28 Desember 2009 2 Januari 2010 22
29 Desember 2009 30 Februari 2010 27
29 Desember 2009 30 Maret 2010 25
30 Desember 2009 30
30 Desember 2009 29
20 Januari 2010 3
Jumlah 153 Jumlah 92
Departemen CLPP dibuka pada bulan oktober sedangkan inventori untuk
pembuatan writing pad A4 dan writing pad A5 dimulai pada bulan September 2009.
Jumlah hari bulan 4 September 2009 sampai 31 Maret 2010 ada 187 hari. Berikut
perhitungan inventori selama 187 hari.
46 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.16. Perhitungan Average Inventory Level Raw Material Isi
Bulan
(121 hari)
Average
consumption
(rol/bulan)
Average stock
level
(rol)
Average
inventory level
(bulan)
4 September-20
Januari 2010
0,52 0,818 1,57
Dari hasil perhitungan inventori raw material isi pada 4 September 2010-20
Maret 2010 menunjukkan adanya rata-rata penyimpanan raw material isi sebesar
1,57.
Raw material cover belakang writing pad A4 dan writing pad A5
menggunakan bahan yang sama. Berikut inventori raw material cover belakang pada
bulan Februari 2010, Maret 2010, dan April 2010. Data inventori dapat dilihat pada
lampiran 8.
Tabel 4.17. Perhitungan Average Inventory Level Raw Material Cover Belakang
Bulan Average
consumption
(lembar/hari)
Average stock
level
(lembar)
Average
inventory level
(hari)
Februari 2010 173,91 30030,65 172,68
Maret 2010 201,35 36991,15 183,71
April 2010 83,33 32183,33 386,215
Dari hasil perhitungan inventori raw material cover belakang pada bulan
Februari 2010 menunjukkan adanya rata-rata penyimpanan writing pad A5 sebesar
172,68, sedangkan Maret 2010 sebesar 183,71 dan April 2010 sebesar 386,215.
47 Universitas Kristen Petra
2. Work In Process (WIP)
WIP terjadi karena waktu baku proses sesudahnya lebih besar dari proses
sebelumnya. Dilihat dari value stream mapping writing pad A4 dan writing pad A5
dapat diketahui bottleneck yang ada dilantai produksi.
Pada writing pad A4 ada ketidakseimbangan waktu di proses 3 (proses hitung
dan sortir), proses 5 (proses lem dan pengeringan), proses 7 (proses pemasangan
cover depan), dan proses 9 (proses packing). Hal ini mengindikasikan adanya
bottleneck di operasi-operasi tersebut. Dimana waktu baku di proses tersebut lebih
besar dari proses sebelumnya yang menyebabkan penumpukan barang setengah jadi
di proses tersebut.
Pada writing pad A5 ada ketidakseimbangan waktu di proses 3 (proses hitung
dan sortir), proses 5 (proses lem dan pengeringan), proses 8 (proses pemasangan
cover depan), dan proses 10 (proses packing). Hal ini mengindikasikan adanya
bottleneck di operasi-operasi tersebut. Dimana waktu baku di proses tersebut lebih
besar dari proses sebelumnya yang menyebabkan penumpukan barang setengah jadi
di proses tersebut.
3. Produk Jadi
Adanya penumpukan pada gudang barang jadi menyebabkan modal
perusahaan menjadi tertahan. Produk jadi dibagi menjadi dua yaitu inventori produk
jadi di gudang finished good dan inventori produk jadi pada lantai produksi.
Data inventori produk jadi pada bulan Februari 2010, Maret 2010 dan April
2010 writing pad A4 dapat dilihat pada lampiran 9. Selanjutnya akan dihitung
average inventory level. Data perhitungan diperoleh dari arsip perusahaan untuk
bulan Februari 2010, Maret 2010 dan April 2010. Berikut perhitungan inventori
barang jadi writing pad A4.
48 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.18. Perhitungan Average Inventory Level Produk Jadi Writing pad A4
Bulan Average
consumption
(lusin/hari)
Average stock
level
(lusin)
Average
inventory level
(hari)
Februari 2010 28,44 99,91 3,51
Maret 2010 33 121,15 3,67
April 2010 0,833 101,76 122,16
Dari hasil perhitungan inventori pada bulan Februari 2010 menunjukkan
adanya rata-rata penyimpanan writing pad A4 sebesar 3,351, Maret 2010 sebesar 3,67
dan April 2010 sebesar 122,16.
Data inventori produk jadi pada bulan Februari 2010, Maret 2010 dan April
2010 untuk writing pad A5 dapat dilihat pada lampiran 10. Selanjutnya akan dihitung
average inventory level. Data perhitungan yang digunakan diperoleh dari arsip
perusahaan untuk bulan Februari 2010, Maret 2010 dan April 2010. Berikut
perhitungan inventori writing pad A5.
Tabel 4.19. Perhitungan Average Inventory Level Produk Jadi Writing pad A5
Bulan Average
consumption
(lusin/hari)
Average stock
level
(lusin)
Average
inventory level
(hari)
Februari 2010 62,62 267,65 4,274
Maret 2010 70,154 262,43 3,74
April 2010 47,04 156,5 3,327
Dari hasil perhitungan iventori pada bulan Februari 2010 menunjukkan
adanya rata-rata penyimpanan writing pad A5 sebesar 4,274, Maret 2010 sebesar
3,47 dan April 2010 sebesar 3,327.
49 Universitas Kristen Petra
4.4.6. Gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion)
Unnecessary motion merupakan salah satu pemborosan yang berkaitan
dengan posisi atau sikap kerja operator saat bekerja. Pada pemborosan ini terdapat
banyak gerakan bolak-balik yang tidak efektif yang tidak menambah nilai bagi
perusahaan. Gerakan bolak-balik ini berupa pengambilan air pada waktu akan
mengelem. Seharusnya air untuk mengelem ini diletakkan dekat dengan meja lem
sehingga pekerja tidak terlalu jauh untuk mengambil air. Selain itu gerakan dalam
melakukan pekerjaan kurang efektif karena departemen tidak memiliki instruksi kerja
yang baku, namun besarnya gerakan ini tidak diukur karena keterbatasan waktu yang
dimiliki oleh penulis. Oleh penulis dimasukkan dalam saran untuk penelitian
selanjutnya.
4.4.7. Kecacatan (defect)
Defect merupakan salah satu waste yang harus segera diatasi mengingat
dampak yang ditimbulkan bagi perusahaan. Defect didefinisikan sebagai produk yang
ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi. Berikut spesifikasi dari QA PT. X.
Untuk mengetahui seberapa besar defect yang terjadi maka diambil dari sampel yang
telah dilakukan oleh QA perusahaan.
Tabel 4.20. Sampel Kecacatan Produk Bulan Maret
Jenis Kecacatan Jumlah Prosentase
Kecacatan(%)
Garis Printing putus 0 0
Cover Sobek 2 0.75
Gripis 1 0.38
Kertas Galer 0 0
Panjang Kurang 0 0
Lebar Kurang 125 46.99
Ukuran Lebih 0 0
Footer Turun 0 0
Printing Kosong 0 0
50 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.20. Sampel Kecacatan Produk Bulan Maret (Sambungan)
Jenis Kecacatan Jumlah Prosentase
Kecacatan(%)
Printing inner zig-
zag 115 43.23
Ngelinting 0 0
Hole Naik Turun 4 1.5
Tdk ada garis
pinggir 19 7.14
Jarak Footer turun 0 0
Duplek double 0 0
Cover Ngelinting 0 0
Cover Beda Warna 0 0
Jumlah 266 100
4.5. Analisa Penyebab Waste
4.5.1. Analisa Penyebab Overporduction Waste
Overproduction waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone
overproduction waste.
Metode
Demand tidak tetap
Overproduction
Waste
Bagian produksi memproduksi lebih dari
permintaan
Gambar 4.5. Fishbone Overproduction Waste
Overproduction disebabkan oleh satu faktor yaitu metode. Dari faktor metode
disebabkan karena perbedaan deadline seperti ada pemesanan produk dari customer,
PPIC hanya memberikan deadline atau batas waktu pada bagian produksi untuk
menyelesaikan produk tersebut. Contohnya jika ada customer memesan writing pad
51 Universitas Kristen Petra
A4 sebanyak 500 lusin dengan pengiriman 14 hari sesudah pemesanan, maka bagian
PPIC akan memberikan batas waktu pada bagian produksi untuk menyelesaikan
produk tersebut kurang lebih sekitar 12 hari. Perbedaan ini dikarenakan demand dari
pelanggan kapan dan jumlahnya tidak tetap, bersifat fluktuatif sehingga tidak bisa
dipastikan berapa yang dibutuhkan. Jadi terkadang bagian produksi membuat lebih
untuk berjaga-jaga apabila ada order dalam jumlah banyak dengan deadline cepat,
tidak perlu memproduksi terlalu banyak. Selain itu, aturan perusahaan adalah satu rol
penuh selalu dihabiskan dalam satu kali cetak sehingga tidak ada rol yang tersisa di
mesin cetak.
Untuk mengetahui overproduction waste per bulan di PT. X maka dicari data
hasil produksi dan production order. Hasil penjumlahan hasil produksi akan
dikurangkan dengan production order. Untuk writing pad A4 pada bulan Februari
2010 diketahui total produksi sebesar 1152 losin dan total production order sebesar
600 lusin, overproduction yang terjadi pada Februari 2010 sebesar 552 lusin. Pada
bulan Maret 2010 diketahui total produksi sebesar 552 lusin dan production order
sebesar 900 lusin, pada bulan Maret 2010 tidak terjadi overproduction melainkan
hasil produksi lebih kecil dari production order sebesar 372. Hal ini dikarenakan
pada bulan sebelumnya terdapat overproduction sebesr 552 lusin jadi perusahaan
tidak memproduksi melebihi production order. Dilihat dari dua bulan tersebut maka
secara total terdapat overproduction sebesar 180 lusin.
Untuk writing pad A5 pada bulan Februari 2010 diketahui total produksi
sebesar 1360 lusin dan production order sebesar 1200 lusin, overproduction yang
terjadi pada Februari 2010 sebesar 160 lusin. Pada bulan Maret 2010 diketahui total
produksi sebesar 1811 lusin dan total production order sebesar 2100 lusin, pada
bulan Maret 2010 tidak terjadi overproduction melainkan hasil produksi lebih kecil
dari production order sebesar 289. Hal ini dikarenakan pada bulan sebelumnya
terdapat overproduction sebesr 160 lusin jadi perusahaan tidak memproduksi
melebihi production order. Dilihat dari dua bulan tersebut maka secara total tidak
52 Universitas Kristen Petra
terdapat overproduction melainkan hasil produksi lebih kecil dari production order
sebesar 129 lusin.
Overproduction tidak dianggap sebagai waste bagi perusahaan karena
berapapun jumlah produk jadi yang dihasilkan akan asumsikan pihak perusahaan
sebagai safety stock untuk mengatasi fluktuasi permintaan. Jadi overproduction waste
tidak diberikan usulan perbaikan.
4.5.2. Analisa Penyebab Waste Waiting Time Waste
Waiting time waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone waiting
time waste.
Mesin
Material
Waiting Time
Waste
Ketebalan bahan baku kurang
sesuai
Breakdown
Kurangnya informasi kesesuaian bahan
baku dengan mesin
Tidak ada perawatan
Gambar 4.6. Gambar Fishbone Waiting Time Waste
Waiting time waste disebabkan oleh dua faktor yaitu material dan mesin. Dari
faktor material disebabkan karena ketebalan material yang kurang sesuai dengan
mesin sehingga menyebabkan kertas tidak tercetak sepenuhnya sehingga timbul
bintik-bintik, kosong atau putus-putus. Material yang kurang sesuai dengan mesin
disebabkan karena kurangnya informasi antara kecocokan mesin yang digunakan
dengan bahan baku yang akan digunakan.
Dari faktor mesin disebabkan karena mesin sering mengalami breakdown. Hal
ini dikarenakan tidak adanya perawatan berkala sehingga pada waktu mesin sedang
beroperasi tiba-tiba muncul gangguan. Gangguan ini yang menyebabkan waktu
53 Universitas Kristen Petra
tunggu sampai mesin tersebut dapat diperbaiki dan beroperasi lagi. Dari pengambilan
sampel prosentase mesin dalam keadaan lancar sebesar 64,45% sedangkan prosentase
mesin dalam keadaan down sebesar 35,55% atau setara dengan 8318,7 detik.
4.5.3. Analisa Penyebab Transportation Waste
Transportation waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone
transportation waste.
Transportation
Waste
Metode
Tidak ada pengaturan tata letakTransportasi dilakukan secara manual
Departemen tidak
memiliki
trolley sendiri
Gambar 4.7. Gambar Fishbone Transportation Waste
Transportation waste disebabkan oleh faktor metode yaitu dikarenakan
metode pengangkutan yang tidak menggunakan alat pengangkut dan terkadang
transportasi dilakukan secara manual. Hal ini disebabkan karena departemen CLPP
tidak mempunyai alat pengangkut seperti trolley, jika ingin memindahkan produk
maka harus mencari trolley dulu ke departemen lainnya. Selain itu, belum adanya
metode pengaturan tata letak yang baik karena perusahaan meletakkan mesin dan
alat-alat produksi berdasarkan pengalaman saja. Hal ini menyebabkan pemborosan
waktu. Waktu transportasi tiap pembuatan 1 rol writing pad A4 sebesar 5100,67 detik.
Waktu transprotasi tiap pembuatan 1 rol writing pad A5 sebesar 5146,724 detik.
Waktu transportasi terdiri dari kegiatan non value added dan required non value
added activity.
Pemborosan waktu dalam transportasi dapat diketahui dengan pengukuran
waktu transportasi ideal menggunakan trolley. Waktu transportasi ideal artinya waktu
54 Universitas Kristen Petra
transportasi sekali jalan dan ini merupakan kegiatan required non value added
activity. Berikut ini merupakan perhitungan waktu transportasi idealnya.
Tabel 4.21. Waktu Transportasi Ideal Writing pad A4
No Nama Operasi Batch
size
sekali
angkut
Waktu rata-
rata sekali
angkut(detik)
Batch size
1 rol raw
material
Waktu rata-
rata 1 rol
raw material
(detik)
Pakai
trolley
1 Transportasi material
dari GBB 1 rol 311,62 1 rol 298,45 √
2 Cetak- hitung dan sortir
9500
lembar 43,45
9500
lembar 43,45 √
3 Pemotongan cover
belakang-hitung dan
sortir
1000
lembar 16,32
9500
lembar 163,2
4 Sortir-pemotongan I
1000
lembar 20,66
9500
lembar 206,6
5 Pemotongan I-lem
1000
lembar 7,32
57000
lembar 417,24
6 Lem- pemisahan
lembaran
1000
lembar 4,65
57000
lembar 265,05
7 Pemisahan lembaran-
pasang-cover depan
1000
lembar 12,06
57000
lembar 687,42
8 Cover depan-
pemotongan II 120 buah 21,72 1140 buah 206,34 √
9 Pemotongan II-packing 576 buah 75,31 1140 buah 150,62 √
10 Packing-box 12 buah 3,24 1140 buah 307,8
Total Waktu 2746,17
Dari tabel diatas diketahui waktu transportasi sebesar 2746,17 tiap satu rol
raw material. Transportasi ini merupakan non value added tetapi tetap dibutuhkan
55 Universitas Kristen Petra
untuk melanjutkan proses produksi. Dapat dilihat dengan menggunakan trolley pada
writing pad A4 terjadi pengurangan sebesar 2354,5 detik.
Pemborosan waktu dalam transportasi dapat diketahui dengan pengukuran
waktu transportasi ideal menggunakan trolley. Waktu transportasi ideal artinya waktu
transportasi sekali jalan dan ini merupakan kegiatan required non value added
activity. Berikut ini merupakan perhitungan waktu transportasi idealnya.
Tabel 4.22. Waktu Transportasi Ideal Writing pad A5
No Nama Operasi Batch
size
sekali
angkut
Waktu rata-
rata sekali
angkut(detik)
Batch size
1 rol raw
material
Waktu rata-
rata 1 rol
raw material
(detik)
Pakai
trolley
1 Transportasi material
dari GBB 1 rol 311,62 1 rol 302,26 √
2 Cetak- hitung dan sortir
9500
lembar
37,12 9500
lembar
37,12 √
3 Pemotongan cover
belakang-hitung dan
sortir
1000
lembar
17,64 1000
lembar
176,4
4 Sortir-pemotongan I
1000
lembar
18,31 9500
lembar
183,1
5 Pemotongan I-lem
1000
lembar
6,36 19000
lembar
120,84
6 Lem- pemisahan
lembaran
1000
lembar
5,44 19000
lembar
103,36
7 Pemisahan lembaran-
Pemotongan II
1000
lembar
4,31 19000
lembar
81,89
8 Pemotongan II-cover
depan
1000
lembar
18,81 38000
lembar
714,78 √
9 Cover depan-
pemotongan III
160 buah 19,88 760 buah 94,43 √
56 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.22. Waktu Transportasi Ideal Writing pad A5 (Sambungan)
No Nama Operasi Batch
size
sekali
angkut
Waktu rata-
rata sekali
angkut(detik)
Batch size
1 rol raw
material
Waktu rata-
rata 1 rol
raw material
(detik)
Pakai
trolley
10 Pemotongan III-packing
840 buah 16.93 1520
buah
30,474 √
11 Packing-box
12 buah 4,32 1520
buah
547,17
Total Waktu 2391,824
Dari tabel diatas diketahui waktu transportasi sebesar 2391,824 tiap satu rol
raw material. Transportasi ini merupakan non value added tetapi tetap dibutuhkan
untuk melanjutkan proses produksi. Dapat dilihat dengan menggunakan trolley pada
writing pad A4 terjadi pengurangan sebesar 2754,9 detik.
4.5.4. Analisa Penyebab Inappropriate Processing Waste
Inappropriate processing akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab
dari pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone
inappropriate processing waste.
Material
Inappropriate
Processing
Waste
Kertas terlipat
Lembaran kertas kosong
Kertas kotor
Gambar 4.8. Gambar Fishbone Inappropriate Processing Waste
57 Universitas Kristen Petra
Inappropriate processing waste disebabkan oleh faktor material. Faktor
material disebabkan karena material atau lembaran kertas yang digunakan terlipat
sehingga menunjukkan lipatan garis. Penyebab lainnya yaitu kertas kotor dan
lembaran kertas kosong atau tidak tercetak. Hal ini harus segera diatasi mengingat
dampaknya, terlebih lagi jika sampai ke tangan konsumen maka kredibilitas
perusahaan akan menurun.
Dari data perusahaan pada bulan februari, lembaran baik berjumlah 84900 dan
lembaran jelek berjumlah 7105. Dari total jumlah prosentase jumlah lembaran kertas
jelek sebesar 8,36%.
4.5.5. Analisa Penyebab Inventory Waste
Inventory waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone inventory
waste.
Permintaan pasar yang tidak pasti
Inventory Waste
Metode
Membeli raw material dalam jumlah
berlebihan
Beli banyak harga murah
Adanya bottleneck
Waktu baku proses sesudah
lebih besar dari proses sebelum
Gambar 4.9. Gambar Fishbone Inventory Waste
Inventory waste disebabkan oleh faktor faktor metode. Pada faktor metode
disebabkan permintaan pasar yang tidak pasti. Pada waktu permintaan sedang
menurun, perusahaan membuat produk seperti biasa untuk safety stock sehingga
timbul inventori barang jadi. Selain itu, membeli raw material dalam jumlah yang
berlebihan agar mendapat harga yang lebih murah sehingga menyebabkan inventori
raw material. Adanya bottleneck juga menimbulkan inventori work in process yang
58 Universitas Kristen Petra
membuat produksi menjadi tidak lancar. Hal ini dikarenakan proses sesudah lebih
besar dari proses sebelum sehingga terjadi bottleneck.
4.5.6. Analisa Penyebab Motion Waste
Motion waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone motion
waste.
Manusia
Motion Waste
Metode
Tidak ada work instruction
yang baku
Skill kurang
Jarak peralatan jauh
Kurang pelatihan
Cara kerja yang berbeda
Gambar 4.10. Gambar Fishbone Motion Waste
Motion waste disebabkan oleh dua faktor yaitu metode dan manusia. Dari
faktor metode dikarenakan cara kerja yang berbeda-beda dalam satu proses,
contohnya dalam proses hitung dan sortir. Cara kerja yang berbeda-beda ini
disebabkan tidak adanya work insturction yang baku.
Dari faktor manusia disebabkan karena manusia yang tidak memiliki skill
yang cukup. Manusia yang tidak memiliki skill yang cukup disebabkan kurangnya
pelatihan dari pihak manajemen. Dan disebabkan karena jarak peralatan jauh.
Bentuknya aktualnya yaitu jarak untuk mengambil air pada waktu akan mengelem
cukup jauh, seharusnya jarak air tersebut didekatkan pada meja pengeleman sehinga
terjadi gerakan mondar-mandir. Dari pengamatan rata-rata waktu yang dipakai untuk
mengambil air sampai ke meja pengeleman yaitu sekitar 18,412 detik.
59 Universitas Kristen Petra
4.5.7. Analisa Penyebab Waste dan Usulan Perbaikan Defect Waste
Motion waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone motion
waste.
Mesin
Manusia
Defect Waste
Skill yang kurang
Kurangnya pelatihan
Mesin sering breakdown
Tidak ada perawatan
Gambar 4.11. Gambar Fishbone Defect Waste
Defect waste disebabkan oleh tiga faktor yaitu manusia dan mesin. Dari faktor
manusia disebabkan karena skill operator yang kurang disebabkan karena kurangnya
pelatihan.
Dari faktor mesin disebabkan mesin sering breakdown yang banyak
menimbulkan kecacatan. Hal ini dikarenakan kurangnya perawatan secara berkala.
Dari sampel dapat diketahui prosentase produk dalam keadaan baik sebesar 91,42%
sedangkan prosentase produk cacat sebesar 8,58%. Pada waktu pengambilan sampel
jumlah produksi mencapai 546 produk dan jumlah produk cacat sebesar 47 buah atau
setara dengan 3651,9 detik.
4.6. Usulan Perbaikan
Setelah melakukan analisa akar masalah yang menjadi penyebab timbulnya
waste maka akan diberikan usulan perbaikan. Berikut usulan perbaikan berdasarkan
waste yang timbul.
60 Universitas Kristen Petra
4.6.1. Usulan Perbaikan Overproduction Waste
Overproduction tidak dianggap sebagai waste bagi perusahaan karena
berapapun jumlah produk jadi yang dihasilkan akan asumsikan pihak perusahaan
sebagai safety stock untuk mengatasi fluktuasi permintaan. Jadi overproduction waste
tidak diberikan usulan perbaikan.
4.6.2. Usulan Perbaikan Waiting Time Waste
Usulan perbaikan yang diberikan yaitu dengan melakukan perawatan secara
berkala pada mesin. Perusahaan menginginkan agar perawatan ini dilakukan setiap
minggu. Perawatan ini meliputi cek dan penambahan oli, cek dan penambahan
stemped, dan kontrol bunyi bearing dan rantai. Selama ini tidak pernah dilakukan
perawatan pada mesin cetak. Dengan membuat kartu perawatan dan jadwal
perawatan dapat meminimalkan gangguan yang terjadi. Berikut contoh kartu
perawatan dan penjadwalan mesin.
61 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.12. Kartu Perawatan Mesin Cetak
Kartu Perawatan Mesin Cetak
Tanggal Perawatan: 7 Juni 2010
Jenis Perawatan Keterangan
Perawatan
minggu
sebelumnya
Perawatan
minggu ini
Cek dan penambahan
Oli
Oli hampir
melewati batas
Penambahan oli
Cek dan penambahan
stemped
Penambahan
stemped
Normal
Bunyi bearing Normal Normal
Bunyi rantai Mulai longgar Dilakukan
perbaikan pada
rantai
Perawatan lainnya - Membersihkan
tempat tinta
Nama Mekanik: Sugeng
NIP: 05789
Kartu cetak ini dibuat setiap minggu tepatnya pada hari senin(awal minggu)
dan mekanik yang memberikan perawatan pada minggu tersebut wajib memasukkan
nama serta nip. Perawatan minggu ini melihat perawatan dari minggu sebelumnya
untuk mengetahui perawatan mana yang harus segera dilakukan.
62 Universitas Kristen Petra
Keterangan: beri tanda ”√” sesudah perawatan dilakukan pada kolom tanggal, beri tanda” X” jika perawatan tidak sesuai jadwal.
Gambar 4.13. Jadwal Perawatan Mesin Cetak Departemen CLPP
PENJADWALAN MESIN CETAK TAHUN 2010
DEPARTEMEN CLPP
Bulan Cek dan Penambahan
Oli
Cek dan Penambahan
Stemped
Cek dan Perbaikan
Rantai
Cek dan Perbaikan
Bearing
Pembersihan Seluruh
Komponen Mesin
Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
Jan 2010 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25
Feb2010 1 8 15 22 1 8 15 22 1 8 15 22 1 8 15 22 1 8 15 22
Mar 2010 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29
April 2010 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26
Mei 2010 3 10 17 24 31 3 10 17 24 31 3 10 17 24 31 3 10 17 24 31 3 10 17 24 31
Juni 2010 7 14 21 28 7 14 21 28 7 14 21 28 7 14 21 28 7 14 21 28
Juli 2010 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26
Agtus 2010 2 9 16 23 30 2 9 16 23 30 2 9 16 23 30 2 9 16 23 30 2 9 16 23 30
Sep 2010 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27
Okt 2010 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25
Nov 2010 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29
Des 2010 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27
63 Universitas Kristen Petra
Penjadwalan diatas dibuat setahun sekali dan dilaksanakan tiap minggu sekali.
Setelah melakukan perawatan maka beri tanda ”√” yang artinya perawatan dilakukan
sesuai penjadwalan. Perawatan dilakukan tiap hari senin, jika ada hari senin
merupakan hari libur maka perwatan dilakukan pada hari selasa dengan cara memberi
tanda ”X” pada kolom tanggal. Perbaikan diatas berdasarkan wawancara dari salah
satu mekanik untuk mengetahui perawatan apa saja yang harus rutin dilakukan.
4.6.3. Usulan Perbaikan Transportation Waste
Usulan perbaikan yang dapat diberikan untuk meminimalisasi transportation
waste yaitu memberikan penataan layout sehingga jarak antara stasiun yang berkaitan
lebih efektif. Namun perusahaan tidak menginginkan adanya perubahan layout.
Adapun usulan lainnya yang dapat diberikan yaitu melakukan pembelian trolley atau
mengalokasikan departemen lain yang memiliki kelebihan trolley. Trolley ini dapat
membantu memindahkan barang dari satu proses ke proses lainnya. Pada tahap
pengidentifikasian waste diketahui waktu transportasi writing pad A4 sebesr 4789,05
detik dan writing pad A5 sebesar 4835,104 detik. Waktu transportasi ini bisa
diminimalisasi karena ada transportasi yang memindahkan barang secara manual satu
per satu sehingga lebih banyak waktu yang dihabiskan.
Setelah melakukan diskusi dengan pihak perusahaan diinginkan adanya
sebuah trolley. Dengan trolley bisa lebih membantu dalam memindahkan barang
sehingga tidak banyak menghabiskan waktu. Berikut perhitungan waktu transportasi
writing pad A4 dengan menggunakan trolley.
Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada analisa terjadinya transportation
waste. Pada transportasi writing pad A4 jika menggunakan trolley yaitu waktu
transportasi sebesar 2447,72 detik terjadi pengurangan sebesar 2431,22 detik tiap
pembuatan 1 rol raw material. Untuk transportasi writing pad A5 sebesar 2089,564
detik terjadi pengurangan sebesar 2745,54 detik tiap pembuatan 1 rol raw material.
64 Universitas Kristen Petra
4.6.4. Usulan Perbaikan Inappropriate Processing Waste
Usulan perbaikan yang diberikan yaitu dengan melakukan pelatihan bagi para
karyawan agar skill dan kedisiplinan meningkat. Hal ini cukup beresiko jika ada
produk terlewatkan dan sampai pada pelanggan, karena akan berdampak pada
kredibilitas perusahaan.
4.6.5. Usulan Perbaikan Inventory Waste
Inventory waste tidak diberikan usulan perbaikan karena bagi perusahaan
inventori raw material, WIP, dan produk jadi merupakan persediaan bagi perusahaan.
Inventori raw material sudah ada kesepakatan dengan supplier. WIP memang waste
namun merupakan required non value added activity. Sedangkan produk jadi
digunakan untuk persediaan jika tiba-tiba ada pelanggan yang pesan dengan jumlah
yang banyak dan meminta waktu pengiriman cepat.
4.6.6. Usulan Perbaikan Motion Waste
Usulan perbaikan untuk meminimalisasi motion waste yaitu dengan cara
membuat instruksi kerja yang baku agar menjadi petunjuk bagi para pekerja dalam
melakukan proses operasi. Motion study belum digunakan dalam penelitian ini karena
keterbatasan waktu. Instruksi kerja yang dibuat atas permintaan dari pihak
manajemen yaitu untuk proses yang dikerjakan secara manual atau tidak
menggunakan mesin. Instruksi kerja yang dibuat dapat dilihat pada lampiran 13.
Usulan perbaikan lainnya yaitu dengan mendekatkan air pada meja
pemasangan cover depan sehingga waktu yang digunakan untuk mengambil air dapat
diminimalisasi. Selain itu, mengadakan pelatihan bagi para pekerja agar
meningkatkan skill pekerja sehingga dalam dapat melakukan pekerjaan dengan lebih
baik. Pelatihan ini termasuk menyiapkan peralatan yang diperlukan dan cara bekerja
sesuai proses masing-masing.
65 Universitas Kristen Petra
4.6.7. Usulan Perbaikan Defect Waste
Jumlah 125 115 19 7
Percent 47,0 43,2 7,1 2,6
Cum % 47,0 90,2 97,4 100,0
Jenis Kecacatan
Other
Tdk ad
a ga
ris p
inggir
ing in
ner z
ig-za
g
Leba
r Kur
ang
300
250
200
150
100
50
0
100
80
60
40
20
0
Jum
lah
Pe
rce
nt
Pareto Chart of Jenis Kecacatan
Gambar 4.14. Pareto Chart Jenis Kecacatan
Dua penyebab kecacatan terbesar yaitu lebar kurang dan inner zig-zag. Hal ini
disebabkan karena skill karyawan yang kurang karena rata-rata pekerja yang
digunakan masih baru. Usulan perbaikan yang dapat diberikan untuk meminimalisasi
defect waste yaitu dengan melakukan pembersihan mesin tiap hari sebelum mesin
digunakan dan melakukan pelatihan bagi para pekerja agar memiliki skill yang
mencukupi.