4 penduduk-indutrialisasi-dan-pengelolaan-sda

19
PENDUDUK,INDUSTRIALISASI DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM

Transcript of 4 penduduk-indutrialisasi-dan-pengelolaan-sda

PENDUDUK,INDUSTRIALISASI DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah

merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang

benar). (QS: AR Rumm: 41)

56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di

muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan

Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak

akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).

Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada

orang-orang yang berbuat baik. (QS: Al A’raf: 56)

Permasalahan pokok yang dihadapi oleh

sumberdaya alam adalah semakin menipisnya

cadangan persediaan

Permasalahan pokok yang dihadapi oleh

lingkungan adalah semakin menurunnya kualitas

lingkungan

1

2

Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi

dan faktor sosial atau cara pandang penduduk

yang kurang menghargai sumberdaya alam dan

lingkungan sebagai faktor pendukung

kelangsungan hidup mereka.

3

undang-undang sumberdaya alam dan

lingkungan yang belum memadai

Isu mengenai kelangkaan sumberdaya alam akibat meningkatnyapermintaan didasarkan atas laporan hasil penelitian “Club of Roma”

Melihat kondisi diatasmenurut Club of Roma abad21 merupakan batas daripertumbuhan ekonomidunia, bahkan bisa sajadunia akan mengalamikemunduran karenasumberdaya alam yang sangat penting seperti diatas jumlahnya semakinterbatas, sedangkan tingkatkonsumsi dunia terusmenerus meningkat.

Jika penggunaan sumberdaya alam

meningkat 5% per tahun

tingkat penggunaan itu akan

meningkat menjadi dua kali lipat

dalam waktu 14 tahun

Jika sekarang ini persediaan

diketahui 100 kali penggunaan saat

ini pula

maka persediaan yang ada akan habis

dalam waktu 36 tahun

Lingkungan

/ alam

Industriali

sai

penduduk

undang-undang sumberdaya alam danlingkungan yang belum memadai

Faktor Pertumbuhan Penduduk

Pemikiran pembangunan ekonomi yang populer menentang

peningkatan penduduk adalah Thomas Robert Malthus.

Thomas Robert Malthus (1766-1834) dalam bukunya “an essay on the

principle of population as it affects future of socioty” menyatakan bahwa

penduduk yang banyak akan menyebabkan terjadinya kemiskinan.

pertama, manusia

selalu memerlukan

sandang/pangan

untuk hidupnya

kedua, nafsu seksual

manusia akan selalu

ada dan tidak akan

berubah sifatnya

Tahun Jumlah Penduduk

20.000 th SM

600.000 th SM

1-2 th SM

1

1650

1850

1930

1976

1984

2000

Manusia pertama

0.25 milyar

0.50 milyar

1.00 Milyar

2.00 Milyar

4.00 milyar

4.50 milyar

6.00 milyar

Pertumbuhan Jumlah Penduduk(20.000 th-SM-2.000)

Angka Pertumbuhan

Penduduk (%)

Waktu Yang Dibutuhkan pada Saat

Penduduk Menjadi Dua Kali Lipat

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

5.0

69.3

46.2

34.7

27.7

23.1

19.8

17.3

13.9

Waktu Yang Dibutuhkan Pada Saat PendudukMenjadi Dua Kali Lipat

Faktor Budaya

Faktor budaya atau pola hidup penduduk akan memberikan permasalahan

terhadap tersedianya sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan melalui

dua aspek yaitu

Pola

konsumsi

Cara

pandang

budaya

Pola konsumsi

Turunnya kualitas hidup manusia akibat pengaruh pola konsumsi

dapat dilihat pada analisis dalam bentuk formulasi berikut:

Cara Pandang

Cara pandang manusia terhadap sumberdaya alam dan lingkungan

kebanyakan masih rendah, karena kebanyakan dari manusia tidak

memiliki budaya menghargai sumberdaya alam

Hal ini dibuktikan oleh hasil

penelitian yang dilakukan oleh

”Club of Roma” sebuah lembaga

pemerhati lingkungan. Dari hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa

sebagian besar manusia

mempunyai pandangan yang

sempit dan pendek terhadap

sumberdaya alam dan lingkungan

atau kebanyakan manusia tidak

mempunyai budaya menghargai

sumberdaya alam dan lingkungan

INDUSTRI DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM

Hampir semua teori pertumbuhan ekonomi yang diadopsi oleh setiap

negara adalah melalui pintu gerbang industrialisasi. Dengan kata lain

hampir semua negara menempatkan sektor industri sebagai motor

penggerak pertumbuhan ekonominya.

Industri

Primer

Industri

Sekunder

Industri Tersier

Industri

industri primer

(yang meliputi pertambangan dan

pertanian),

industri sekunder

(meliputi konstruksi dan manufaktur),

industri tersier

(meliputi transportasi, komunikasi, dan

sektor lainnya).

Menurut kriteria UNIDO (united nations for industrial

development organization) negara-negara industri dikelompokkan

sebagai berikut:

1. kelompok negara non industri (non industrial country), apabila

sumbangan sektor industri terhadap PDB kurang dari 10 persen

2. kelompok negara dalam proses industrialisasi (industrializing

country), apabila sumbangan sektor industri terhadap PDB antara

10-20 persen

3. kelompok negara semi industri (semi industrialized country),

apabila sumbangan sektor industri terhadap PDB antara 20-30

persen, dan

4. kelompok negara industri (industrial country), apabila sumbangan

sektor industri terhadap PDB lebih dari 30 persen.

Sektor 1960 1966 19781985

(tafsiran)

2000

(tafsiran)

I. Industri primer (%)

1. Pertanian

2. Pertambangan

I. Industri sekunder (%)

1. Manufaktur

2. Konstruksi

I. Industri tersier (%)

1. Transportasi & komunikasi

2. Lain-lain

(61)

49

12

(8)

6

2

(31)

4

27

(59)

47

12

(8)

6

2

(33)

4

29

(49)

31

18

(14)

9

5

(37)

5

32

(43)

26

17

(18)

12

6

(40)

6

34

(33)

21

12

(24)

18

6

(43)

7

36

Total (100) (100) (100) (100) (100)

Tafsiran Perubahan Struktur Industri Indonesia Tahun 1960-200 0

Sumber: dikutip dari LPEM, FE.UI

KAITAN ANTARA PENDUDUK, INDUSTRIALISASI, DAN SUMBERDAYA ALAM

Untuk mengatasinya ada tiga cara kemungkinan pemecahannya(menurut Suparmoko):

1. Meningkatkan tersedianya sumberdaya alam pada laju yang paling tidaksama dengan laju penggunaan sumberdaya alam. Kebijakan yang

sekarang ini ditempuh dalam kebanyakan negara industri diarahkan untuk

meningkatkan tersedianya sumberdaya alam melalui pengintensifan

penelitian sumber-sumber minyak dan gas baru

2. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam yang ada, melaluipenggunaan “technical fix” yaitu pemecahan masalah yang secara teknis

dan ekonomis layak atas dasar standar saat ini dan tidak memerlukan

perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang berarti. Sebagai

contoh adalah diciptakannya mobil-mobil model baru yang hemat bahan

bakar

3. Menekan permintaan terhadap sumberdaya alam, misalnya denganmembudayakan menggunakan kendaraan angkutan umum untuk

menggantikan kendaraan-kendaraan pribadi. Cara ini menghendaki

adanya perubahan cara hidup atau gaya hidup pribadi dalam

masyarakat.