4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

19
Pemikiran Politik Islam Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2) Masa Nabi (2) MK.Pemikiran Politik Islam Pertemuan ke-4 Dosen :Akhmad Satori, S.IP., M.SI

Transcript of 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Page 1: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Pemikiran Politik IslamPemikiran Politik IslamMasa Nabi (2)Masa Nabi (2)

MK. Pemikiran Politik Islam

Pertemuan ke-4

Dosen :Akhmad Satori, S.IP., M.SI

Page 2: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

PendahuluanPendahuluan

Firqah atau aliran pemikiran teologi dalamprespektif Islam merupakan satu fakta nyata dalamsejarah Islam.

Oleh karena itu, sejatinya kemunculan aliran-alirandalam Islam adalah bukan sesuatu yang aneh danbaru lagi.Atas dasar itu penting kiranya jika dalamdalam Islam adalah bukan sesuatu yang aneh danbaru lagi.Atas dasar itu penting kiranya jika dalammensikapi keberadaan aliran-aliran tersebutpedoman dasar yang berisikan ajaran Tauhid danSyari’at yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAWmenjadi parameter dalam mensikapi apakahaliran-aliran tersebut sejalan atakah sebaliknyabertentangan dengan ajaran pokok Islam

Page 3: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Saqifah Bani SaidahSaqifah Bani Saidah

Masalah Islam dan Kaum muslimin senantiasaberada dalam ketenangan semasa Rasulullah SAWhidup, beliau senantiasa menjadi sandaran setiapperkara.

Sepeninggal Rasul, umat Islam mengalami Sepeninggal Rasul, umat Islam mengalamikehilangan sandaran sehingga menimbulkanbanyaknya perbedaan pandangan dikalanganmuslimin.

Perbedaan pendapat pertama yang terjadidikalangan kaum muslimin sepeninggal Rasulullahadalah mengenai masalah imamah (kepemimpinan)

Page 4: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Rasulullah tidak menentukan secara pasti siapayang akan menggantikan beliau, juga tidakmenjelaskan tata cara pergantian kepemimpinandan detail lainnya.

Alasan rasulullah adalah bahwa umat lebihmengetahui permasalahan umat itu sendiri, danagar tidak terjadi kekakuan dalam sistem islam.Kaum Anshar mengadakan pertemuan saqifahagar tidak terjadi kekakuan dalam sistem islam.

Kaum Anshar mengadakan pertemuan saqifahbani saidah, di hadiri oleh kaum Muhajirin,merupakan pertemuan penting dalam sejarahumat islam.

Hasil terbesar dalam pertemuan ini adalahberdirinya kekhalifahan sebagai sebuah modelpemerintahan Islam

Page 5: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Hasil PertemuanHasil Pertemuan

Pertama,Anshar mengklaim diri mereka sebagai pihakyang berhak untuk memegang jabatan kekhalifahan,dengan alasan mereka lah yang membela Islam, menjagadengan jiwa dan harta dan memberikan tempatpertolongan, diwakili oleh Saad bin Ubadah dariMadinah.

Kedua, Muhajirin membuktikan bahwa mereka adalah Kedua, Muhajirin membuktikan bahwa mereka adalahpihak yang pertama kali masuk Islam, mereka adalahorang kepercayaan Rasulullah dan Keluarga dan darigolongan bani Quraisy, di wakili oleh Abu Bakar r.a.dari Mekah.

Ketiga, pertemuan itu disepakati untuk membaiat AbuBakar r.a. sebagai khalifah (pengganti) Rasulullah.

Page 6: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Khulafaur RasyidunKhulafaur Rasyidun Khulafaur Rasyidun (khalifah yang adil dan

benar) pada dasarnya bukan hanya sistempemerintahan politik, tetapi juga merupakanperwakilan dari nubuwwah, dengan fungsi bukanhanya menjalankan sistem kepemerintahan jugasebagai pendidik dan mursyid melanjutkan estafetfungsi kenabian.sebagai pendidik dan mursyid melanjutkan estafetfungsi kenabian.

Berbeda dengan sistem kerajaan yang dijalankanoleh Bani Ummayah yang bersifat dinasti,berkuasanya Muawiyah merupakan peralihan darisistem kekhalifahan kepada sistem kerajaan(dinasti) atau dari sistem Demokrasi Islam kesistem Monarki Islam

Page 7: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

1. Masa Abu Bakar r.a. (6321. Masa Abu Bakar r.a. (632--634 M)634 M)

Mengutamakan perhatiannya untuk membinaketauhidan pasca Rasulullah, karena banyakgolongan yang mulai ingkar, golongan murtad,golongan sukuisme.

Membentuk majelis syura semacam parlemendan baitul mall.Membentuk majelis syura semacam parlemendan baitul mall.

Pengkondisian beberapa wilayah di jazirah arabdalam perang Riddah

Membagi jazirah arab kedalam beberapa wilayahbagian di pimpin oleh seorang amir dengan tugasamar makruf nahi munkar.

Page 8: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

2. Masa Umar b. Khattab r.a.(6342. Masa Umar b. Khattab r.a.(634--644 M)644 M)

Memperoleh jabatan khalifah lewat penunjukaoleh Abu Bakar yang kemudian di baiat oleh kaummuslimin.

Penaklukan Persia, Mesir dan Iran denganpengorganisasian kekuatan militer yang kuat

Mengubah sistem ekonomi yang sudah mapan Mengubah sistem ekonomi yang sudah mapankedalam sistem ekonomi Islam

Menyempurnakan Majelis permusyawaratan,membentuk lembaga peradilan (al-qadha),kalender hijriyah, optimalisai baitul mall

Karakter kepemimpinan : simple, frugal, energetic,talented, strong phisique, and bald headed

Page 9: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

3. Masa Utsman b.Affan r.a (6443. Masa Utsman b.Affan r.a (644--656 M)656 M)

Umar r.a. Mengisyaratkan enam pengganti beliausebagai khalifah yaitu, Utsman b.Affan, Ali b.AbiThalib,Thalhah, Zubair b.Awwam, Saad b.AbiWaqash dan Abd. Rahman b.Auf, hasil musyawarahUstman dan Ali sebagai kandidt kuat, karenakesenioran maka Utsman terpilih.kesenioran maka Utsman terpilih.

Implikasi Politik terbentuk sikap pro (baniUmayyah) dan kontra (bani Hasyim).

Melanjutkan perluasan Islam sampai afrika dan asiatimur, mushaf al Quran, kedermawanan.

Cacat sejarah : nepotisme dengan mengangkatbanyak kerabat dalam kepemimpinan.

Page 10: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

4. Masa Ali b.AbiThalib r.a. (6564. Masa Ali b.AbiThalib r.a. (656--661 M)661 M)

Karakter kepemimpinan : tegas, keras, disiplindan berani.

Mengganti pejabat yang diangkat oleh Utsman

Penuh gejolak politik antar umat Islam, perangJamal vs Aisyah dan perang Shiffin vsJamal vs Aisyah dan perang Shiffin vsMuawiyah

Timbul MajlisTahkim (arbitase), sehinggamuncil ketidak puasan kelompok2 tertentu, baiksecara politis, sosial maupun kesukuan, akhirnyamuncul firqah dalam Islam.

Page 11: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

MajelisTahkimMajelisTahkim

Peristiwa Tahkim (Arbitrase) ialah persetujuan antaraAli b.Abi Thalib dan Muawiyah dalam perang Shiffinpada tahun 36 H untuk menerima keputusan wakil-wakil yang dilantik dalam menyelesaikan perselisihanantara mereka.

Kedua Pihak memutuskan untuk memilih dua orang Kedua Pihak memutuskan untuk memilih dua orangpelaku perdamaian (hakamain) dari kedua belahpihak. Muawiyah menugaskan Amr bin Ash,sedangkan dari pihak Ali ditunjuklah Abdullah binAbbas,hanya saja kaum Khawarij dan pendudukYaman menolak, mereka malah meminta Abu Musaal-Asy’ari untuk menjadi perwakilan perdamaian. Aliterpaksa menerima hal ini karena Abu Musa al-Asy’ari dipilih oleh suara terbanyak.

Page 12: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Kedua perwakilan ini bersepakat untukmenanggalkan pemimpin kedua belah pihak, yakniAli dan Muawiyah. Maka tampillah Abu Musa al-Asy’ari dan Amr bin Ash untuk mengumumkanhasil tahkim mereka ke hadapan khalayak.Amr binAsh mempersilakan Abu Musa al-Asy’ari untukAsh mempersilakan Abu Musa al-Asy’ari untukmaju terlebih dahulu. Maka majulah Abu Musamengumumkan bahwa dia telah menurunkan Alidari jabatannya.Tetapi setelah itu,Amr bin Ashmaju mengumumkan bahwa dia setujumemperhentikan Ali, kemudian diumumkannyabahwa dia menetapkan Muawiyah.

Page 13: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Dampak PeristiwaTahkimDampak PeristiwaTahkim

Kubu Ali Bin Abi Thalib terpecah menjadi 2 golonganyakni:◦ Golongan Pendukung Ali Bin Abi Thalib, terkenal dengan

nama Syiah◦ GolonganYang menyatakan keluar dari kelompok Ali,

terkenal dengan nama Khawarij◦ Golongan yang menjauhkan diri dari golongan Syi’ah dan◦ Golongan yang menjauhkan diri dari golongan Syi’ah dan

golongan Khawarij, terkenal dengan nama golongan Murjiah

Kaum Khawarij berpandangan bahwa Sikap Ali yangmenerima tipu muslihat dari Amr Bin As adalah salah,sebab putusan hanya datang dari Allah SWT melaluihukum-hukumnya dalam al-Qur’an.

Menurut Khawarij “la Hukma illa lillah” (tidak adahukum selain dari Allah)

Page 14: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Persoalan Dosa BesarPersoalan Dosa Besar

Kaum Khawarij berpandangan Ali Bin AbiThalib, Muawiyah,Amr Bin AS,Abu Musa Al-Asy’ari dan seluruh orang yang menerimaArbitrase adalah berdosa besar dan Kafirdalam arti keluar dari Islam dan harus dibunuh.bunuh.

Pandangan ini bertolak pada S. al-Maidah:44yang menyatakan “Siapa yang tidakmenentukan hukum dengan apa yang telahditurunkan oleh Allah SWT.Adalah kafir”

Page 15: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Dari Persoalan Politik KeDari Persoalan Politik KePersoalanTeologiPersoalanTeologi

Persoalan Dosa besar seperti pandangankaum Khawarij di atas, selanjutnya bergesermenjadi permasalahan Teologi.Dalam perkembangan selanjutnya persolanDosa Besar (murtakib al-kabir)Dosa Besar (murtakib al-kabir)mempunyai pengaruh besar dalampertumbuhan aliran Teologi dalam Islam.Permasalahan utamanya adalah “bagaimanakah status orang yang berdosabesar, apakah mukmin ataukah kafir”

Page 16: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Munculnya FirqahMunculnya Firqah--FirqahFirqah Dari persoalan murtakib al-kabir lahir beberapa

aliran teologi.Aliran tersebut adalah : Aliran Khawarij yang berpandangan bahwa orang

berbuat dosa besar adalah kafir dan wajib di bunuh Aliran Murji’ah yang berpendapat bahwa orang

berdosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir.Permasalahan dosa yang dilakukan dikembalikan padaPermasalahan dosa yang dilakukan dikembalikan padaAllah SWT untuk mengampuni atau tidak.

Aliran Mu’tazilah.Aliran ini berpendapat bahwaorang yang berbuat dosa besar bukan kafir tetapibukan pula mukmin. Namun mereka terletak di antaradua posisi kafir dan mukmin. Dalam teologi mu’tazilahorang seperti ini dikatakan “tanzilu baina manzilatain”

Page 17: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Aliran Qodariah. Aliran ini terkenaldengan pemikiran Free Will dan Free act(kebebasan berkehendak dan berbuat)

Aliran Jabariah.Aliran ini berkebalikandengan pandangan aliran Qodariah yangmenyatakan manusia mempunyai kebebasanberkehendak dan berbuat, sebaliknya aliranberkehendak dan berbuat, sebaliknya aliranJabariah berpandangan manusia dalam segalatingkah lakunya bertindak atas dasar paksaandari Allah. Paham ini selanjutnya terkenaldengan predestination atau fatalism.

Page 18: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

Aliran Asy’ariah merupakan aliran teologitradisional yang di susun oleh Abu Hasan al-Asy’ari(935 M). Pada awalnya Abu Hasan al-Asy’arimerupakan orang Mu’tazilah yang merasa tidak puasdengan teologi Mu’tazilah. Dalam satu riwayatkeluarnya Abu Musa al-Asy’ari dari Mu’tazilahdikarenakan ia pernah bermimpi bahwa Mu’tazilah dicap Nabi Muhammad Sebagai ajaran yang sesat.

Aliran Maturidiah.Aliran yang didirikan oleh AbuMansur Muhammad al-Maturidi (w.944 M).Aliran Maturidiah.Aliran yang didirikan oleh AbuMansur Muhammad al-Maturidi (w.944 M).Dalam perkembangan selanjutnya dua aliran terakhiryakni Asyari’ah dan Maturidiah di kenal dengan namaaliran Ahlus Sunah Wal Jamaah. Kedua aliran inidibedakan dalam lapangan hukum Islam.AliranAsyariah lebih cenderung dengan pendekatan ImamSyafi’I, sedangkan aliran Maturidiah cenderung padapendekatan Imam Hanifah.

Page 19: 4. Pemikiran Politik Islam Masa Nabi (2)

SumberSumber

Adeng M. Ghazali, Pemikiran IslamKontemporer: Suatu Refleksi Keagamaan,Pustaka Setya : Bandung, 2005

M. Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, GemaInsani Press : Jakarta, 2001Abu Maftuh Abdgabriel dkk., NegaraTuhan,Insani Press : Jakarta, 2001

Abu Maftuh Abdgabriel dkk., NegaraTuhan,Yogyakarta, 2004

M. Sadjzali, Islam danTata Negara, UI Press :Jakarta, 2005

http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2074105-aliran-teologi-dalam-islam/#ixzz28lhU4Z5V