Slide 1

M A L A R I A

EDIDHARMANAM A L A R I APemeriksaan Laboratorium Malaria

Deteksi Plasmodium atau Fragmen Antigen dan DNA parasit

Hapusan Darah tepi

Fluoresensi : QBC, Direct Smears

Rapid Test

PCR

2. Deteksi Antibodi spesifik terhadap Plasmodium

Malaria adalah penyakit karena infeksi parasit Plasmodium

Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia ada 5 spesies

Plasmodium falciparumPlasmodium vivaxPlasmodium malariaePlasmodium ovalePlasmodium knowlesi

P.vivaxP.ovaleP. falciparum schizogony di kapiler alat dalamSiklus hidup PlasmodiumDETEKSI MALARIA DENGAN PEMERIKSAAN PARASIT, ANTIGEN dan DNAMikroskopis : hapusan darah

Imunokromatografi : ICT : Rapid Test

Polymerase Chain Reaction : PCR

Gold StandardDapat identifikasi SpesiesDapat menghitung derajat parasitemiaTreshold deteksi : Darah tipis : 100 parasit / uL Darah tebal: 5 10 parasit /uL

Blood smears :Deteksi Plasmodium atau Fragmen Antigen dan DNA / RNA parasit

Trophozoite :AccoleMultiple infectionsSplitting chromatinGametocyte:Sausage shaped

Erythrocytes:EnlargedSchuffners dotsTrophozoite :Ameboid form

Ronald Ross (1857-1932)

Erythrocyte :Oval, ragged edgesSchuffners dots

Trophozoite :Band formSchizont :Rosette

Plasmodium knowlesi

vivaxmalariaefalciparumovaleknowlesi

malariaeknowlesi

DENSITAS PARASIT

Monitoring perjalanan penyakit dan efektifitas terapiSEMI KUANTITATIF :Hitung jumlah parasit aseksual dengan pembesaran kuat , pada Darah Tebal :

+1-10 par / 100 LP

++11 100 par / 100 LP

+++1 10 par / 1 LP

++++> 10 par / 1 LP

Number of parasites X 8000Number of leukocytes (200) counted

Red blood cells parasitized X 100%Total red blood cells countedKUANTITATIFNumber of asexual par. X total RBC/uLTotal red blood cells in 25 fields

Parasitemia and clinical correlatesParasitemiaParasites/l Remarks2-5%100,000-250,00Hyperparasitemia/severe malaria*, increased mortality10%500,000Exchange transfusion may be considered/ high mortality*WHO criteria for severe malaria are parasitemia > 10,000 /l andsevere anaemia (haemaglobin < 5 g/l).Prognosis is poor if > 20% parasites are pigment containing trophozoites and schizonts (more mature forms) and/or if > 5% of neutrophils contain visible pigment.Hnscheid T. (1999) Diagnosis of malaria: a review of alternatives to conventionalmicroscopy. Clin Lab. Haem. 21, 235-245.16Acridine orangeFluorochrome

EDIDHARMANAFluoresen Deteksi nukleotida pada inti

Sensitivitas 90 %

Membutuhkan mikroskop khususDeteksi Plasmodium atau Fragmen Antigen dan DNA parasit

Rapid diagnostic testDeteksi Plasmodium atau Fragmen Antigen dan DNA /RNA parasit

OPTIMAL TestDeteksi antigen PlasmodiumHRP : PfHRP2 spesifik untuk P. falciparum (seksual dan aseksual)pLDH: semua spesies Plasmodium (sexual dan asexual), tersedia PfLDH dan PvLDHPan Antigen Malaria : AldolaseDeteksi Plasmodium atau Fragmen Antigen dan DNA /RNA parasitBlood smearsRDTEquipment

Training

Test duration

Capability

Detection of parasite density

Detection threshold

DisadvantagesMicroscope

Trained microscopist

20 60 min

Detects and differentiates all species at different stages

Possible

5 10 par/uL

Can not detect sequestered P. falciparum

Kit only

Little training

5 30 min

Detects malaria antigens (PfHRP/PMA/pLDH) sexual and asexual formSome RD Test

100 500 par/uL

Cross reactivity Among plasmodial antigens and with auto Ab (RF)

False negative in very low and very high parasitemia

Persistence of AntigensPfHRP : up to 28 dayspLDH : 7 daysComparison of Peripheral Blood Smears and RDTTestSettingSensitivity Specificity PPV+ PPV- ICT Pf #Outpatient,Puskesmas,Jepara P.falciparum 83.3

85.7 96.2 54.6 OptiMAL $Field,Outbreak,BanjarnegaraP.falciparum 85.7

P.vivax 92.7 89.9

96.1 60

95 97.3

94.3EVALUATION OF RAPID DIAGNOSTIC TESTSFOR MALARIA IN CENTRAL JAVA# Hudiarso, M. Hussein Gasem, Budiriyanto, 2001 $ Pugud Samodro, W. Budiwan, M. Hussein Gasem, 2002

kappa index of agreement : P. falciparum 0.96 ; P. vivax : 0.97MH GasemPolymerase Chain Reaction (PCR)Teknik molekuler untuk deteksi materila genetik Plasmodium

Threshold of detection0.1 parasit/l (whole blood in tube)2 parasite/l (kertas filter)Deteksi Plasmodium atau Fragmen Antigen dan DNA / RNA parasit22Polymerase Chain Reaction (PCR)Dapat identifikasi ke 5 spesies

Dapat mengidentifikasi mutasi untuk di korelasikan dengan resistensi obat

Memerlukan peralatan khusus dan kemampuan laboratorik khusus

Dapat dipergunakan untuk mengukur densitas parasit

23DETEKSI MALARIA DENGAN PEMERIKSAAN ANTIBODI SPESIFIK TERHADAP PLASMODIUMDeteksi Antibodi Spesifik ( Serologi )Deteksi dengan metode Imunofluoresen atau Enzyme Immuno Assay.

Bermanfaat untuk :

- Survei epidemiologik

- Screening donor darah pada donor parasitemia rendah

- Penderita demam dengan suspek malaria

- Deteksi malaria kongenital bila hapusan darah ibu negatif

- Evaluasi efektivitas vaksin

TERAPI MALARIACATATAN: Diagnosis malaria membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang cepat dan akurat

Hapusan darah (blood smears) masih merupakan gold standard untuk diagnosis malaria

Rapid test dapat dipergunakan sebagai alternatif pemeriksaan walaupun terkadang masih perlu konfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopis hapusan darah.

PCR merupakan test yang paling sensitif yang sangat bermanfaat untuk konfirmasi diagnosis

Menegakkan diagnosis malaria memerlukan dasar pengetahuan aspek biologik Plasmodium

Skizontosida jaringanSkizontosida darahSiklus hidup PlasmodiumGametosidaSporontosidaSkizontisida darah : untuk penyembuhan klinis dan suprtesifContoh : klorokuin, kina, artemisinin, meflokuin dll

Skizontosida jaringan : membunuh hipnosoit sehingga mencegah relaps khususnya P. vivax dan P{. OvaleContoh : Primakuin

Gametosida : membunuh gametosid, mencegah penularanContoh : Kina dan klorokuin dapat membunuh gametosit P. vivax, ovale dan malariae Primakuin membunuh gametosit P. falciparum

Sporontosida : membunuh sporosoit dalam tubuh vektorObat : ? Primakuin, Proguanil.

Pengobatan malaria yang dianjurkan :

Pengobatan yang efektif, radikal dan membunuh semua stadium parasit dalam darah

Tujuan Pengobatan :

Penyembuhan klinis, parasitologik dan memutus rantai penularan

WHO merekomendasikan pengobatan malaria secara global dengan penggunaan nregimen obat ACT (Artemisinin Combination Therapy ) yang telah dipakai oleh Depkes sebagai obat lini 1 di seluruh Indonesia

ACT :

Artemisinin + lumefantrenArtesunate + amodiakuinArtesunate + meflokuinArtesunate + sulfadoksin-pirimetamin2009 : Dihidroartemisinin + Piperakuin (DHP)

Pengobatan LINI 1 P. falciparum :Artesunate + Amodiakuin + Primakuin

Pengobatan LINI 2 P. falciparumArtemeter Lumefantrine : A-L (Coartem) + Promakuin

Jika gagal,Kombinasi Kina + Tetrasiklin+PrimakuinKina + Dosisiklin + Primakuin

!!! Wanita hamil dan anak usia