4 KEADAAN UMUM - repository.ipb.ac.id 4... · Penduduk yang memiliki komposisi terbanyak di...
Transcript of 4 KEADAAN UMUM - repository.ipb.ac.id 4... · Penduduk yang memiliki komposisi terbanyak di...
35
4 KEADAAN UMUM
4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi
Keadaan umum daerah Kabupaten Sukabumi dikemukakan dalam sub bab
4.1.1 sampai dengan 4.1.3 di bawah ini meliputi keadaan geografis dan topografis,
kependudukan, keadaan prasaranan umum, keadaan pemerintahan dan keadaan
perikanan tangkap yang terdapat di Kabupaten Sukabumi.
4.1.1 Keadaan geografis dan topografis
Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat dengan jarak
tempuh 96 km dari ibukota Propinsi Jawa Barat (Bandung) dan 119 km dari
ibukota negara (Jakarta). Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak
diantara 60 57` - 7
0 25` LS dan 106
0 49` - 107
0 00` BT dan mempunyai luas daerah
4.128 km2
atau 14,39% dari luas Jawa Barat atau 3,01% dari luas Pulau Jawa
(BPS Kabupaten Sukabumi, 2010a)
Selanjutnya BPS Kabupaten Sukabumi menyatakan bahwa Kabupaten
Sukabumi berbatasan dengan beberapa kabupaten lain di Jawa Barat dan ada
bagian yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia yaitu :
1) Sebelah Utara : Kabupaten Bogor,
2) Sebelah Selatan : Samudera Indonesia,
3) Sebelah Barat : Kabupaten Lebak dan Samudera Indonesia,
4) Sebelah Timur : Kabupaten Cianjur.
Kabupaten Sukabumi adalah daerah yang beriklim tropis dengan suhu udara
berkisar antara 20º-30º C, kelembaban udara 85% - 89% dan curah hujan rata-rata
tahunan sebesar 2.805 mm dengan hari hujan 144 hari. Curah hujan antara 3.000-
4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan antara 2.000-
3.000 mm/tahun terdapat di daerah bagian tengah sampai selatan Kabupaten
Sukabumi (Pemda Kabupaten Sukabumi, 2010b).
Curah hujan di atas adalah penting bagi persediaan air tanah. Air tanah
merupakan salah satu sumber air bagi penduduk di kabupaten ini. Sungai yang
mengalir di daerah Kabupaten Sukabumi antara lain Sungai Cipelang, Citatih,
Citarik, Cibodas, Cidadap, Ciletuh, Cikarang, Cikaso, Cibuni serta Sungai
36
Cimandiri dan anak sungainya. Sumber-sumber air asal sungai tersebut banyak
digunakan masyarakat untuk mengairi lahan pertaniannya, mengairi kolam,
keperluan hidup dan untuk keperluan usaha lainnya (BPS Kabupaten Sukabumi,
2010a).
Selanjutnya BPS Kabupaten Sukabumi (2010a) menjelaskan mengenai
keadaan topografis Kabupaten Sukabumi yaitu bentuk topografi wilayah
Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi dataran rendah dengan beberapa
bukit kecil di daerah bagian selatan dan barat. Daerah ini sangat cocok
dikembangkan menjadi daerah perkotaan. Selain itu daerah ini merupakan daerah
yang memiliki pantai karena berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.
Keadaan yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia membuat daerah
tersebut merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan tangkap yang baik,
dengan jangkauan daerah penangkapan yang luas. Sebagian besar daerah pantai di
Kabupaten Sukabumi membentuk teluk yang menyebabkan daerah tersebut
terlindung dari gelombang laut Samudera Indonesia yang cukup besar sehingga
keberadaan PPN Palabuhanratu sebagai sentral kegiatan perikanan tangkap pada
saat ini sudah sangat sesuai dengan kondisi geografi pantai berupa teluk tersebut.
Daerah Kabupaten Sukabumi juga terdiri dari daerah yang bergunung di
daerah bagian utara dan tengah (Gunung Salak dengan ketinggian 2.211 m dan
Gunung Gede dengan ketinggian 2.958 m). Adanya daerah pegunungan ini
membuat jalur transportasi ke dan dari ibu kota negara (Jakarta) dan sekitarnya
harus melalui pegunungan tersebut. Hal ini membuat jalur yang dilalui merupakan
tanjakan dan turunan yang cukup tajam, sehingga perjalanan tidak bisa dilakukan
dengan kecepatan tinggi dan memakan waktu yang cukup lama. Produk perikanan
merupakan produk yang sangat rentan terhadap pembusukan dan kerusakan,
sehingga dalam pendistribusian melalui jalur seperti di atas distributor harus
sangat memperhatikan kemasan dan suhu produk perikanan yang didistribusikan.
Adanya bentuk topografis yang beragam itu membuat Kabupaten Sukabumi
memiliki pariwisata yang beragam pula seperti wisata bahari, arung jeram dan
perkebunan. Wisata bahari di Kabupaten Sukabumi dapat berupa pantai berpasir,
karang, memancing, surfing dan wisata makanan hasil perikanan. Pariwisata yang
37
menjanjikan tersebut membuat banyak didirikannya penginapan dan restoran di
sepanjang pantai di Kabupaten Sukabumi.
4.1.2 Keadaan penduduk, pendidikan dan rumah tangga perikanan
1) Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi yang tercatat dalam laporan BPS
Kabupaten Sukabumi tahun 2009 mencapai 2.328.804 orang yang terdiri atas
1.185.833 laki-laki dan 1.142.971 perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk di
Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 sebesar 104 yang artinya pada setiap 104
laki-laki terdapat 100,0 perempuan. Kepadatan penduduk Kabupaten Sukabumi
pada tahun 2009 adalah sebesar 559 orang per km2
meningkat dibandingkan tahun
2008 yang memiliki kepadatan penduduk sebesar 547 orang per km2. Hal tersebut
mengartikan bahwa pada setiap 1 km di Kabupaten Sukabumi dihuni oleh 559
orang (BPS Kabupaten Sukabumi, 2010a).
Penduduk yang terdapat di Kabupaten Sukabumi jika dikelompokkan
berdasarkan umurnya adalah sebagai berikut (Tabel 5) :
Tabel 5 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Sukabumi
tahun 2009
Kelompok
umur
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
Kelompok
umur
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
≤ 4 266.132 11,4 40-44 167.712 7,2
5-9 221.163 9,5 45-49 140.590 6,0
10-14 265.428 11,4 50-54 115.666 5,0
15-19 189.441 8,1 55-59 80.545 3,5
20-24 153.651 6,6 60-64 62.915 2,7
25-29 186.616 8,0 65-69 47639 2.05
30-34 159.349 6,8 70-74 34234 1.47
35-39 185.927 8,0 ≥ 75 51796 2.22
Jumlah 2.328.804 100,0 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010
a (data diolah kembali)
Penduduk yang memiliki komposisi terbanyak di Kabupaten Sukabumi
tahun 2009 adalah ≤ 4 tahun dan 10-14 tahun dengan persentase masing-masing
sebesar 11,4% dan 11,4%. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sukabumi berusia
muda, sehingga sangat bagus menjadi target pemasaran hasil tangkapan ikan
38
melalui pendekatan kandungan gizi hasil tangkapan ikan. Salah satu kandungan
gizi hasil tangkapan ikan yang penting dan terkenal adalah omega 3 yang baik
untuk daya ingat dan perkembangan sel otak (Dechacare, 2011)
Penduduk di atas tersebar ke dalam 47 kecamatan seperti yang terdapat pada
Tabel 6 di bawah ini :
Tabel 6 Jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009
Kecamatan Jumlah P
Kecamatan Jumlah P
(orang) (%) (orang) (%)
1. Bantargadung 38.374 1,6 25. Jampang tengah 66.250 2,8
2. Bojonggenteng 31.664 1,4 26. Kabandungan 37.605 1,6
3. Caringin 44.095 1,9 27. Kadudampit 48.220 2,1
4. Ciambar 36.414 1,6 28. Kalapanunggal 40.298 1,7
5. Cibadak 105.140 4,5 29. Kalibunder 27.516 1,2
6. Cibitung 25.737 1,1 30. Kebonpedes 28.544 1,2
7. Cicantayan 50.026 2,1 31. Lengkong 29.712 1,3
8. Cicurug 108.735 4,7 32. Nagrak 76.991 3,3
9. Cidadap 19.343 0,8 33. Nyalindung 45.528 1,9
10 .Cidahu 54.954 2,4 34. Pabuaran 39.935 1,7
11. Cidolog 17.974 0,8 35. Palabuhanratu 94.266 4,1
12. Ciemas 49.381 2,1 36. Parakansalak 38.890 1,7
13. Cikakak 38.554 1,7 37. Parungkuda 32.377 1,4
14. Cikembar 73.043 3,1 38. Purabaya 41.742 1,8
15. Cikidang 64.259 2,8 39. Sagaranten 49.656 2,1
16. Cimanggu 22.279 1,0 40. Simpenan 48.066 2,1
17. Ciracap 44.262 1,9 41. Sukabumi 44.566 1,9
18. Cireunghas 31.029 1,3 42. Sukalarang 37.345 1,6
19. Cisaat 107.428 4,6 43. Sukaraja 76.988 3,3
20. Cisolok 62.538 2,7 44. Surade 70.665 3,0
21. Curug kembar 31.169 1,3 45. Tegalbuleud 32.877 1,4
22. Gegerbitung 38.754 1,7 46. Waluran 25.835 1,1
23. Gunung guruh 46.789 2,0 47. Warungkiara 56.993 2,5
24. Jampang kulon 41.202 1,8 Jumlah 2.328.804 100,0
Keterangan : P = persentase penduduk per kecamatan
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010a (data diolah kembali)
Tabel 6 diatas memberikan informasi bahwa pada tahun 2009 kecamatan
dengan penduduk terbanyak di Kabupaten Sukabumi adalah Cisaat (4,6%),
Cicurug (4,7%), Cibadak (4,5%) dan Palabuhanratu (4,1%). Kecamatan-
39
kecamatan yang memiliki penduduk banyak dan terbanyak merupakan pasar yang
sangat potensial bagi pendistribusian hasil tangkapan. Hal tersebut dikarenakan
semakin banyak penduduk suatu daerah maka semakin banyak orang yang dapat
dijadikan target pemasaran. Sehingga dapat diasumsikan bahwa Cisaat, Cicurug,
Cibadak dan Palabuhanratu merupakan pasar potensial bagi produk perikanan
tangkap di Kabupaten Sukabumi.
2) Pendidikan
Pendidikan yang ada di Kabupaten Sukabumi berupa taman kanak-kanak
(TK), sekolan dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah
lanjutan tingkat atas (SLTA) dan Madrasah. Walaupun banyak tersedia jenis
pendidikan di Kabupaten Sukabumi, namun kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya pendidikan masih sangat rendah. Masyarakat Kabupaten Sukabumi
umumnya memilih untuk menyuruh anak mereka bekerja membantu ekonomi
keluarga dibandingkan bersekolah. Maka sangat diperlukan perhatian yang khusus
dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sukabumi agar masalah ini dapat
teratasi (Pemda Kabupaten Sukabumi, 2010b)
Pada tahun 2009 Pemda Kabupaten Sukabumi telah menganggarkan dana
pendidikan pada tahun 2009 sebesar 535 juta rupiah, yang akan dialokasikan
kepada beasiswa murid dari keluarga miskin, beasiswa putera daerah ke perguruan
tinggi, meningkatkan kesejahteraan guru dan biaya operasional sekolah (BOS).
Hal lain yang menjadi bukti perhatian Pemda Kabupaten Sukabumi terhadap
pendidikan adalah dengan mencanangkan program pendidikan anak usia dini
(PAUD) setara TK. Program ini bertujuan agar anak-anak di bawah umur
bersekolah di SD dapat belajar menulis, membaca dan berhitung, agar
memudahkan mereka menerima pelajaran di tingkat pendidikan selanjutnya
(Desentralisasi, 2009).
Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi juga sangat menyadari bahwa
ketersediaan sarana prasarana pendidikan yang memadai menjadi faktor penentu
keberhasilan pendidikan di suatu wilayah. Maka Pemda Kabupaten Sukabumi
berupaya menyediakan fasilitas pendidikan yaitu :
40
Tabel 7 Jumlah sekolah dan murid berdasarkan jenisnya di Kabupaten Sukabumi
tahun 2009
Jenis sekolah Sekolah (unit) Murid (orang)
Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah
1. SD 1.164 22 1.186 268.068 4.061 272.129
2. SLTP 119 88 207 54.848 22.801 77.649
3. SLTA 22 33 55 12.425 4.784 17.209
4. SMK 10 52 62 4.314 15.164 19.478
Jumlah 1.315 195 1.510 339.655 46.810 386.465
Persentase (%) 87,1 12,9 100,0 87,9 12,1 100,0 Keterangan : SD = Sekolah negeri; SLTP = Selolah Lanjutan Tingkat Pertama; SLTA = Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas; SMK = Sekolah Menengah Kejuruan
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010a (data diolah kembali)
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa jumlah sekolah di Kabupaten
Sukabumi tahun 2009 adalah 1.510 unit. Sekolah yang jumlahnya paling banyak
pada tahun tersebut di Kabupaten Sukabumi adalah SD dengan jumlah 1.186 unit,
sedangkan sekolah yang jumlahnya paling sedikit adalah SLTA sebanyak 55 unit.
Sekolah yang terdapat di Kabupaten Sukabumi dikelola oleh dua pihak yaitu
negeri (pemerintah) dan swasta. Jumlah sekolah terbanyak berdasarkan
pengelolanya adalah sekolah negeri yaitu sebesar 1.315 unit atau 87,1%,
sedangkan sekolah swasta hanya berjumlah 195 unit atau 12,9% dari keseluruhan
sekolah yang terdapat di Kabupaten Sukabumi. Jenis sekolah negeri terbanyak
adalah SD dengan jumlah 1.164 unit, sedangkan jenis sekolah swasta terbanyak
berjumlah 88 unit yaitu SLTP. Jumlah jenis sekolah negeri paling sedikit adalah
SMK dengan jumlah 10 unit, sedangkan jenis sekolah swasta paling sedikit adalah
SD yang berjumlah 22 unit (BPS Kabupaten Sukabumi, 2010).
Murid dari sekolah yang terdapat di Kabupaten Sukabumi tahun 2009
berjumlah 386.465 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 339.655 orang (87, 9%) dari
sekolah negeri dan 46.810 orang (12,1%) dari sekolah swasta. Jumlah murid
terbanyak untuk sekolah negeri adalah murid SD, sementara murid terbanyak
untuk sekolah swasta berasal dari SLTP (BPS Kabupaten Sukabumi, 2010a).
Selain jenis sekolah di atas, terdapat satu jenis sekolah lagi di Kabupaten
Sukabumi yaitu madrasah. Madrasah merupakan sekolah berlandaskan agama
Islam. Berikut ini adalah jenis dan jumlah madrasah di Kabupaten Sukabumi
tahun 2009 :
41
Tabel 8 Jenis dan jumlah madrasah di Kabupaten Sukabumi tahun 2009
Jenis Madrasah Jumlah (unit) Persentase (%)
1. Raudhatul Athfal 215 7,0
2. Diniah Awaliah 2.294 74,9
3. Ibtidaiyah 293 9,6
4. Tsanawiyah 189 6,2
5. Aliah 71 2,3
Jumlah 3.062 100,0 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010
a (data diolah kembali)
Pada Tabel 8 diketahui bahwa jumlah madrasah di Kabupaten Sukabumi
tahun 2009 berjumlah 3.062 unit. Jumlah madrasah tersebut terdiri dari madradah
raudhatul athfal 251 unit (7,0%), madrasah diniah awaliah 2.294 unit (74,9%),
madrasah ibtidaiyah 293 unit (9,6%), madrasah tsanawiyah 189 unit (6,2) dan
madrasah aliah 71 unit (2,3%). Hal ini memberitahukan bahwa jenis madrasah
dengan jumlah terbanyak adalah diniah awaliah. Menurut (Desentralisasi, 2009)
jumlah madrasah cukup banyak dikarenakan Pemda Kabupaten Sukabumi menitik
beratkan kepada pembangunan manusia yang berakhlaqulkarimah (berakhlak
baik).
Sekolah perikanan yang terdapat di Kecamatan Palabuhanratu adalah
sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 (Pelayaran) Palabuhanratu. Jurusan-
jurusan yang terdapat di sekolah ini adalah nautika perikanan laut (NPL), teknika
perikanan laut (TPL), pengolahan hasil perikanan (PHP), teknik kendaraan
ringan/otomotif (TKR) dan nautika kapal niaga (NKN). Sekolah ini melakukan
kerja sama dengan PT Harini Duta Ayu Jakarta, PT Mariana Pratama Jakarta, PT
Angkasa Jakarta, PT Ocean Mitramas, PT Budi Agung, PT Mega Golden, PT
Agung Jaya serta perusahaan yang ada di luar negeri seperti Jepang , Taiwan dan
Singapore (Info Parahyangan, 2011).
3) Rumah tangga perikanan
Rumah tangga perikanan tangkap yang terdapat di Kabupaten Sukabumi
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu rumah tangga pemilik (RTP) dan rumah
tangga buruh perikanan (RTBP). Pengelompokan ini belum termasuk pelaku
perikanan lainnya seperti pedagang, pengolah ikan, penyedia kebutuhan melaut,
produsen kapal, produsen kapal dan lainnya (BPS Kabupaten Sukabumi, 2010a).
42
Tabel 9 Jenis dan jumlah rumah tangga perikanan tangkap di Kabupaten
Sukabumi tahun 2009
Jenis rumah tangga Jumlah (orang) Persentase (%)
1. RTP 2.063 18,7
2. RTBP 8.988 81,3
Jumlah 11.051 100,0 Keterangan : RTP = rumah tangga pemilik; RTBP = rumah tangga buruh perikanan
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010a (data diolah kembali)
Rumah tangga perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi tahun 2009
menurut Tabel 9 berjumlah 11.051 rumah tangga. Jumlah rumah tangga pemilik
perikanan tangkap tahun 2009 di Kabupaten Sukabumi 2.063 rumah tangga
(18,7%), sedangkan rumah tangga buruh perikanan tangkap berjumlah 8.988
rumah tangga (81,3%).
Salah satu pelaku perikanan tangkap selain rumah tangga perikanan tangkap
adalah pengolah ikan. Pengolahan ikan merupakan semua kegiatan yang
berhubungan dengan menambah nilai jual ikan hasil tangkapan rumah tangga
perikanan tangkap melalui proses merubah ikan menjadi suatu produk. Banyak
jenis usaha pengolahan, pelaku dan produksinya dikemukakan seperti di bawah ini
(Tabel 10):
Tabel 10 Jenis usaha pengolahan ikan dan jumlah pelakunya di Kabupaten
Sukabumi tahun 2009
Jenis usaha Pemilik (orang)
atau usaha (unit)
Buruh
(orang)
Jumlah buruh per
usaha (orang)
1. Ikan asin 64 275 4
2. Pindang 752 1.587 2
3. Bakso ikan 4 16 4
4. Abon ikan 2 29 14
5. Pengasapan ikan 1 6 6
6. Pengolahan ikan lain 2 27 13
Jumlah 825 1.940 - Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010
a (data diolah kembali)
Jenis usaha pengolahan yang terdapat di Kabupaten Sukabumi adalah ikan
asin, pindang, bakso ikan, abon ikan, pengasapan ikan dan pengolahan ikan lain.
Usaha pengolahan dominan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 adalah pindang
dengan jumlah 752 unit usaha (91,1%) dan ikan asin sebanyak 64 unit usaha
43
(7,5%). Usaha pengolahan pindang dan ikan asin juga merupakan usaha yang
paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Sukabumi yaitu 1.587 orang
pada usaha pindang dan 275 orang pada usaha ikan asin.
Pelaku usaha pengolahan ikan yang terdapat di Kabupaten Sukabumi pada
tahun 2009 terdiri dari pemilik usaha dan buruh yang bekerja di pabrik
pengolahan ikan. Buruh pengolahan ikan di Kabupaten Sukabumi berjumlah
1.940 orang, sedangkan jumlah pemilik usaha pengolahan adalah 825 orang.
Jumlah ini sesuai karena satu orang pemilik usaha pengolahan memimpin
beberapa orang buruh dalam menjalankan usahanya. Jumlah buruh berkisar antara
2 sampai dengan 14 orang buruh per usaha.
4.1.3 Keadaan prasarana umum
1) Transportasi dan Komunikasi
Transportasi udara tidak tersedia di Kabupaten Sukabumi, yang tersedia di
Kabupaten Sukabumi adalah transportasi laut dan darat. Transportasi laut yang
terdapat di Kabupaten Sukabumi hanya digunakan sewaktu-waktu atau bersifat
insidental. Hal ini membuat peran transportasi di Kabupaten Sukabumi sangat
bergantung kepada transportasi darat. Transportasi darat di Kabupaten Sukabumi
berupa prasarana jalan raya dan sarana kendaraan bermotor (BPS Kabupaten
Sukabumi, 2010a).
Menurut BPS Kabupaten Sukabumi (2010a) prasarana transportasi (jalan
raya) di Kabupaten Sukabumi dikelola oleh beberapa instansi yaitu negara
sepanjang 172.830 km, propinsi sepanjang 242.360 km, kabupaten sepanjang
1.752.285 km, serta jalan desa sepanjang 485.200 km. Panjang jalan yang dikelola
oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagian besar telah diaspal (72,9%),
sisanya masih berupa batu/teleford (23,6%) dan jalan tanah (3,5%). Kondisi jalan
aspal yang kondisinya baik dan sedang hanya sebesar 37,1% sedangkan sisanya
62,9% pada kondisi sedang rusak, rusak dan rusak berat.
Sarana transportasi di Kabupaten Sukabumi berupa kendaraan seperti pada
Tabel di bawah ini (Tabel 11):
44
Tabel 11 Jenis dan jumlah kendaraan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009
Jenis kendaraan Jumlah (unit) Persentase (%)
1. Mobil penumpang 534 1,8
2. Mobil barang 532 1,7
3. Bus 25 0,1
4. Sepeda motor 30.090 96,5
Jumlah 31.181 100,0 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010
a (data diolah kembali)
Kendaraan di Kabupaten Sukabumi terbagi ke dalam mobil penumpang,
mobil barang, bus dan sepeda motor. Kendaraan terbanyak di Kabupaten
Sukabumi tahun 2009 adalah sepeda motor dengan jumlah 30.090 unit atau
96,5%, sedangkan kendaraan dengan jumlah paling sedikit tahun 2009 di
Kabupaten Sukabumi ialah bus dengan jumlah 25 unit atau 0,1%.
Prasarana dan sarana transportasi berperan penting bagi perikanan tangkap
di Kabupaten Sukabumi, yaitu sebagai prasarana dan sarana pendistribusian hasil
tangkapan dan pengangkutan bahan kebutuhan melaut. Jika prasarana dan sarana
transportasi mencukupi dan dalam keadaan baik, maka kegiatan pendistribusian
hasil tangkapan dan pengangkutan bahan kebutuhan melaut akan berjalan dengan
baik. Hal itu dapat meningkatkan kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten
Sukabumi.
Komunikasi yang terdapat di Kabupaten Sukabumi terdiri dari pos, telepon
dan telepon seluler. Pada awalnya telekomunikasi yang tersedia adalah pos.
Sarana komunikasi yang disediakan pos adalah surat dan paket. Sarana tersebut
membutuhkan waktu beberapa hari untuk sampai kepada orang yang dituju. Hal
ini membuat penduduk mencari alternatif sarana komunikasi lain yang lebih
efektif, yaitu telepon dan telepon seluler (BPPT Kabupaten Sukabumi, 2010)
Sarana telepon disediakan oleh PT. Telkom, sarana ini membuat orang bisa
berbicara dengan orang lain secara langsung tanpa harus bertatap muka.
Kekurangan sarana telepon di Kabupaten Sukabumi adalah belum mampu
menjangkau seluruh pelosok wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Sarana
telekomunikasi yang sudah lebih menjangkau beberapa wilayah pelosok
kecamatan adalah telepon seluler. Ada beberapa provider sambungan telepon
45
seluler di Kabupaten Sukabumi yaitu Telkomsel, Indosat, Excelcom, TelkomFlexi
dan Mobile-8 (BPPT Kabupaten Sukabumi, 2010).
Telekomunikasi dalam kegiatan perikanan tangkap berperan mempermudah
hubungan komunikasi jarak jauh dalam berbagai aktivitas masyarakat perikanan
tangkap seperti hubungan antara Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pusat
dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) daerah, hubungan komunikasi
pelaku-pelaku perikanan tangkap di pelabuhan perikanan anrata lain dalam hal
pendistribusian hasil tangkapan, pemesanan kebutuhan melaut dan lainnya. Jika
telekomunikasi dapat memperlancar hubungan jarak jauh masyarakat perikanan
tangkap, maka kegiatan perikanan tangkap juga akan dapat semakin berkembang.
2) Air dan Listrik
Kebutuhan air bersih dan listrik merupakan kebutuhan yang mutlak
diperlukan oleh masyarakat, karena kedua kebutuhan ini adalah faktor utama
penunjang kehidupan masyarakat. Air bersih diperlukan untuk minum, MCK,
kebutuhan usaha perikanan, kebutuhan pengolahan dan usaha lainnya. Listrik
sangat digunakan untuk penerangan dan menjalankan alat elektronik yang
digunakan untuk kehidupan sehari-hari dan untuk kebutuhan usaha.
Penyaluran air bersih di Kabuapten Sukabumi telah diusahakan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang merupakan perusahaan milik
negara dan diatur oleh negara. Jumlah air bersih yang didistribusikan oleh PDAM
pada tahun 2009 adalah 4.526.459 m³ (BPS Kabupaten Sukabumi 2010a).
Tabel 12 Jenis dan jumlah konsumen pengguna air bersih di Kabupaten Sukabumi
tahun 2009
Jenis konsumen Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Rumah tangga tinggal 16.689 93,5
2. Niaga kecil 474 2,6
3. Niaga besar 46 0,3
4. Sosial 440 2,5
5. Instansi 89 0,5
6. Keran umum 67 0,4
7. Industri 21 0,1
8. Tentara Nasional Indonesia (TNI) 23 0,1
Jumlah 17.849 100,0 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010
a
46
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa pada tahun 2009 PDAM di
Kabupaten Sukabumi digunakan oleh 17.849 konsumen. Konsumen tersebut dapat
dikategorikan ke dalam beberapa kelompok yaitu rumah tangga tinggal, niaga
kecil, niaga besar, sosial, instansi, keran umum, industri dan TNI. Konsumen
PDAM terbesar di Kabupaten Sukabumi adalah rumah tangga tinggal, yaitu
sebesar 93,5% dari keseluruhan konsumen PDAM Kabupaten Sukabumi.
Kelompok konsumen PDAM yang paling sedikit jumlahnya di Kabupaten
Sukabumi adalah industri dan TNI, yaitu masing-masing 0,1% dari keseluruhan
konsumennya (BPS Kabupaten Sukabumi, 2010b).
Peranan PDAM bagi perikanan tangkap adalah penting sebagai penyedia air
bersih yang diperlukan dalam penanganan hasil tangkapan, pembuatan es balok,
bahan kebutuhan melaut dan kebutuhan industri lainnya. Dengan adanya PDAM
maka kebutuhan para pelaku perikanan tangkap akan air bersih dapat terpenuhi.
Para pelaku perikanan tangkap dapat menghemat dana, tenaga dan waktu untuk
mencari dan mengolah sumber air bersih.
Pelayanan untuk pengadaan listrik Kabupaten Sukabumi diusahakan oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN), dengan distribusi listrik pada tahun 2009
berjumlah 818.009.353 kwh. Listrik tersebut didistribusikan oleh PLN kepada
430.568 langganan di Kabupaten Sukabumi (BPS Kabupaten Sukabumi, 2010b).
Listrik berperan dalam menjalankan berbagai alat-alat, mesin dan elektronik yang
digunakan dalam pembuatan kapal, perbaikan kapal dan mesin, penanganan hasil
tangkapan (coldstorage), mercusuar dan alat lainnya. Listrik juga berperan
penting untuk penerangan di pelabuhan perikanan.
4.2 Keadaan umum perikanan tangkap Kabupaten Sukabumi
4.2.1 Jenis dan produksi hasil tangkapan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi (2010) menyatakan
bahwa jenis hasil tangkapan yang dominan tertangkap secara umum di perairan
Kabupaten Sukabumi adalah cakalang, cucut, layang, layaran, layur,
peperek/pepetek, tembang, tongkol dan tuna. Hasil tangkapan tersebut didaratkan
di beberapa tempat pendaratan di kecamatan-kecamatan pesisir Kabupaten
Sukabumi. Setiap kecamatan memiliki jenis hasil tangkapan dominan didaratkan
yang berbeda-beda seperti pada Tabel 13 :
47
Tabel 13 Keragaman jenis hasil tangkapan dominan didaratkan di Kabupaten
Sukabumi tahun 2009
Kecamatan Jenis ikan didaratkan
1. Simpenan Layur, lobster, kakap dan beronang
2. Ciemas Pelagis kecil dan ikan hias
3. Cikakak Kakap, beronang, swangi, serepet, ikan sebelah, bawal hitam
dan lobster
4. Cibitung Tuna, layur dan kepiting bakau
5. Tegal buled Lobster, kakap, kerapu, udang jerebung, layur, kuwe dan
kepiting
6. Ciracap Tenggiri, kakap, lobster, ikan hias, jenis moluska dan ikan
pelagis
7. Surade Ikan berbagai jenis dan rumput laut
8. Cisolok Layur, tuna, tongkol, cucut, kuwe, salayang, pedang-pedang,
semar, kakap, swangi, bawal hitam, kembung, teri
9. Palabuhanratu Teri, tuna, layur, kembung, cakalang, tongkol, cumi, pelagis
kecil dan ikan hias Sumber : DKP Kabupaten Sukabumi, 2010
Keberagaman di atas bukan dikarenakan berbedanya daerah penangkapan
ikan, karena sebagian besar kecamatan diatas sama-sama melakukan operasi
penangkapan di teluk Palabuhanratu dan sekitarnya. Perbedaan tersebut lebih
dikarenakan perbedaan jenis alat tangkap yang digunakan, perbedaan permintaan
yang pasar dan perbedaan pemasaran hasil tangkapan. Selain perbedaan jenis,
masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukabumi juga memiliki jumlah hasil
tangkapan yang didaratkan berbeda yaitu (Tabel 14) :
Tabel 14 Jumlah hasil tangkapan didaratkan per kecamatan di Kabupaten
Sukabumi tahun 2008
Kecamatan Jumlah (kg 103) Nilai (Rp 10
6)
1. Simpenan 125,5 5.090,2
2. Ciemas 135,6 745,8
3. Cikakak 0,0 0,0
4. Cibitung 24,8 136,1
5. Tegal buled 0,0 0,0
6. Ciracap 226,0 1.243,9
7. Surade 52,8 290,4
8. Cisolok 279,1 1.534,9
9. Palabuhanratu 6.593,0 36.261,4
Jumlah 66.776,8 45.302,7 Sumber : DKP Kabupaten Sukabumi, 2009
48
Kecamatan Palabuhanratu merupakan kecamatan dengan jumlah hasil
tangkapan didaratkan terbanyak karena di Kecamatan Palabuhanratu terdapat PPN
Palabuhanratu yang merupakan satu-satunya pelabuhan perikanan tipe B di
Kabupaten Sukabumi dan di pantai selatan Jawa Barat. Keberadaan PPN tersebut
membuat armada penangkapan ikan mendaratkan hasil tangkapannya di
Kecamatan Palabuhanratu, baik armada dari Kecamatan Palabuhanratu sendiri
maupun dari daerah lainnya.
Alasan pemilik armada memilih mendaratkan hasil tangkapan di PPN
Palabuhanratu karena PPN Palabuhanratu memiliki fasilitas yang memadai,
permintaan pasar yang tinggi dan sarana transportasi yang baik untuk
pendistribusian hasil tangkapan ke luar daerah. Berdasarkan bahasan di atas dapat
dikatakan bahwa keberagaman jenis dan jumlah hasil tangkapan dipengaruhi oleh
armada dan alat tangkap yang terdapat di masing-masing kecamatan, potensi
pemasaran hasil tangkapannya, keadaan transportasi dan fasilitas yang tersedia.
4.2.2 Unit penangkapan ikan dan nelayan
1) Armada/kapal
Berdasarkan BPS Kabupaten Sukabumi (2010a) armada penangkapan ikan
yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi terbagi kedalam tiga jenis yaitu perahu
tanpa motor, motor tempel dan kapal motor. Jenis dan jumlah armada
penangkanan ikan yang terdapat di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 terdapat
pada Tabel 15 di bawah ini :
Tabel 15 Jenis dan jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Sukabumi
tahun 2009
Jenis armada Jumlah (unit) Persentase (%)
1. Perahu tanpa motor 224 14,2
2. Motor tempel 975 61,9
3. Kapal motor 376 23,9
Jumlah 1.575 100,0 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010
a (data diolah kembali)
Jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009
adalah 1.575 unit. Jenis armada yang paling banyak terdapat di Kabupaten
49
Sukabumi tahun 2009 adalah armada motor tempel sebesar 975 unit (61,9%). Hal
ini menunjukkan bahwa armada perikanan tangkap yang terdapat di Kabupaten
Sukabumi adalah armada berukuran kecil dengan memakai motor tempel sebagai
mesinnya. Armada dengan jumlah paling sedikit yang berada di Kabupaten
Sukabumi adalah jenis armada perahu tanpa motor sebanyak 224 unit (14,2%).
2) Alat tangkap
Alat tangkap yang dioperasikan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 pada
Tabel 16 terdiri dari alat tangkap payang, dogol, jaring insang hanyut, jaring
insang lingkar, jaring insang tetap, bagan rakit, bagan tancap, rawai tuna, pancing
tonda, pancing ulur dan garpu.
Tabel 16 Jenis dan jumlah alat tangkap ikan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009
Jenis alat tangkap Jumlah (unit) Persentase (%)
1. Payang 150 7,7
2. Dogol 24 1,2
3. Jaring insang hanyut 905 46,4
4. Jaring insang lingkar 9 0,5
5. Jaring insang tetap 106 5,4
6. Bagan rakit 154 7,9
7. Bagan tancap 54 2,8
8. Rawai tuna 350 17,9
9. Pancing tonda 100 5,1
10. Pancing ulur 84 4,3
11. Garpu 15 0,8
Jumlah 1.951 100,0
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010a (data diolah kembali)
Jumlah keseluruhan alat tangkap yang terdapat di Kabupaten Sukabumi
tahun 2009 berdasarkan statistika Kabupaten Sukabumi adalah 1.951 unit. Alat
tangkap jaring insang hanyut merupakan alat tangkap yang banyak digunakan
oleh nelayan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 dengan jumlah 905 unit
(46,4%). Alat tangkap yang paling sedikit digunakan nelayan Kabupaten
Sukabumi tahun 2009 adalah jaring insang lingkar yang memiliki jumlah sebesar
9 unit (0,5%).
50
3) Nelayan
Nelayan yang terdapat di Kabupaten Sukabumi terbagi kedalam dua
kelompok yaitu nelayan pemilik dan nelayan buruh. Pada Tabel 17 berikut ini
terdapat jenis dan jumlah nelayan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009.
Tabel 17 Jenis dan jumlah nelayan di Kabupaten Sukabumi tahun 2009
Jenis nelayan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Pemilik 2.063 18,7
2. Buruh
a. Penuh 6.875 62,2
b. Sambilan utama 1.615 14,6
c. Sambilan tambahan 498 4,5
Jumlah 11.051 100,0 Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi, 2010
a (data diolah kembali)
Selama tahun 2009 Kabupaten Sukabumi memiliki nelayan dengan jumlah
11.051 orang. Nelayan yang mendominasi di Kabupaten Sukabumi adalah nelayan
buruh dengan jumlah 8.988 orang (18,7%), sedangkan nelayan pemilik berjumlah
2.063 orang (71,3%).
Nelayan buruh perikanan tangkap terbagi menjadi tiga kelompok yaitu
buruh penuh, buruh sambilan utama dan buruh sambilan tambahan. Nelayan
buruh penuh adalah nelayan yang semua waktunya digunakan untuk bekerja
menjadi buruh, nelayan buruh sambilan utama merupakan nelayan yang sebagian
besar waktunya digunakan untuk bekerja sebagai buruh, sedangkan nelayan buruh
sambilan tambahan adalah nelayan yang hanya memakai sedikit waktunya untuk
bekerja sebagai buruh. Jumlah nelayan buruh penuh di Kabupaten Sukabumi
tahun 2009 adalah 6.875 orang (62,2%), sedangkan nelayan buruh sambilan utama
dan sambilan tambahan masing-masing berjumlah 1.615 orang (14,6%) dan 498
orang (4,5%).
4.2.3 Prasarana perikanan tangkap
Prasarana perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi yang tersebar di 9
kecamatan pesisir yaitu Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas,
Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuled. Kegiatan perikanan tangkap terbesar
terletak di Kecamatan Palabuhanratu dan Cisolok, dikarenakan di kedua
51
kecamatan tersebut terdapat prasarana perikanan tangkap yang lebih baik dan
besar dibandingkan kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Sukabumi.
Prasarana tersebut adalah PPN Palabuhanratu di Kecamatan Palabuhanratu dan
PPI Cisolok di Kecamatan Cisolok (DKP Kabupaten Sukabumi, 2010).
Prasarana perikanan tangkap di kecamatan lainnya menurut DKP Kabupaten
Sukabumi berstatus TPI yaitu TPI Simpenan di Kecamatan simpenan, TPI Ciwaru
di Kecamatan Ciemas, TPI Ujung genteng di Kecamatan Ciracap, TPI Cikakak di
Kecamatan Cikakak, TPI Ciracap di Kecamatan Ciracap, TPI Cibitung di
Kecamatan Cibitung, TPI Tegalbuled di Kecamatan Tegalbuled dan TPI Surade di
Kecamatan Surade (DKP Kabupaten Sukabumi, 2010). Namun, menurut Pane
(2012) prasarana perikanan tangkap atau pelabuhan perikanan yang tidak
termasuk ke dalam kategori PPS, PPN dan PPP dimasukkan ke dalam PPI sesuai
kategori pelabuhan perikanan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kelautan dan
Perikanan. Dengan demikian, ketujuh TPI lainnya pada hakekatnya termasuk
kategori PPI.
Kedelapan PPI yang ada di Kabupaten Sukabumi yaitu Cisolok, Cikakak,
Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung dan Tegalbuled dalam menjalankan
aktivitasnya sebagian besar hanya memiliki dermaga, breakwater serta gedung
pelelangan ikan. Terdapat juga PPI yang hanya memiliki satu atau dua dari ketiga
fasilitas tersebut, dan sebagian besar fasilitas tersebut tercatat dalam keadaan
rusak (DKP Kabupaten Sukabumi, 2010).
Mahyuddin (2007) mengungkapkan bahwa semua urusan pembangunan dan
operasional PPI ditangani langsung oleh kepala cabang DKP Kabupaten
Sukabumi, sehingga operasional PPI tersebut belum optimal. Pengumpulan data
statistika dilakukan tidak sempurna dan tidak ada petugas khusus untuk
pengumpulan data statistika. Data statistika dikumpulkan langsung oleh kepala
cabang DKP Kabupaten Sukabumi.
4.3 Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu
4.3.1 Sejarah dan Keadaan Organisasi PPN Palabuhanratu
Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 1989 membangun PPI
Palabuhanartu menjadi PPN Palabuhanratu, dengan dana pembangunan pada
tahap awal bersumber dari Asian Development Bank (ADB) dan Islamic
52
Development Bank (ISDB). Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu mulai
beroperasi pada tanggal 18 Februari 1993 setelah diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia (PPN Palabuhanratu, 2010a)
Pengelola suatu pelabuhan perikanan di Indonesia terbagi ke dalam Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah Kementrian Kelautan dan
Perikanan dan Perum Prasarana yang berada di bawah Kementrian Badan Usaha
Milik Negara. Unit pelaksana teknis menangani administrasi dan fasilitas publik
terkait usaha penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu, sedangkan Perum
Prasarana menangani fasilitas komersial.
Hasil pengamatan dan wawancara dengan pengelola PPN Palabuhanratu
yang terletak di Kecamatan Palabuhanratu diketahui bahwa di pelabuhan ini tidak
terdapat Perum Prasarana, hal ini membuat semua kegiatan dan fasilitas di PPN
Palabuhanratu dikelola oleh pengelola PPN Palabuhanratu yang merupakan UPT
PPN Palabuhanratu. Pengelola PPN Palabuhanratu menolak keberadaan Perum
Prasarana di PPN Palabuhanratu.
Berdasarkan PPN Palabuhanratu (2010a) diketahui susunan organisaasi
pengelola PPN Palabuhanratu yang mengacu pada Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan RI Nomor PER.06/MEN/2007 tanggal 25 Januari 2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan (Gambar 2) :
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010
a
Gambar 2 Struktur organisasi PPN Palabuhanratu tahun 2010.
Kepala Pelabuhan Perikanan
Kepala Pelabuhan bertugas melaksanakan fasilitas produksi dan pemasaran
hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan untuk
Kepala PPN Palabuhanratu
Kepala Sub Bag Tata Usaha
Kepala Seksi Tata Operasonal Kepala Seksi Pengembangan
Kelompok Jabatan Fungsional
53
pelestariannya dan kelancaran kegiatan kapal perikanan, serta pelayanan
kesyahbandaran di pelabuhan perikanan.
Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
dan program, urusan tata usaha dan rumah tangga, pelaksanaan dan koordinasi
pengendalian lingkungan yang meliputi keamanan, ketertiban, kebersihan,
kebakaran dan pencemaran di kawasan pelabuhan perikanan serta pengelolaan
administrasi kepegawaian dan pelayanan masyarakat perikanan.
Seksi Pengembangan
Seksi Pengembangan mempunyai tugas melakukan pembangunan,
pemeliharaan pengembangan dan pendayagunaan sarana dan prasarana, pelayanan
jasa dan fasilitasi usaha, pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari,
pemberdayaan masyarakat perikanan, serta koordinasi peningkatan produksi.
Seksi Tata Operasional
Seksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis kapal
perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan, fasilitasi pemasaran dan
pendistribusian hasil perikanan serta penyuluh perikanan, pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data perikanan, pengelolaaan sistem informasi,
publikasi hasil riset, produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya.
Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional Pranata Humas di lingkungan PPN
Palabuhanratu terdiri dari 3 orang yaitu 1 orang Pranata Humas Muda, 1 orang
Pranata Humas Pertama dan 1 orang Prata Humas Pelaksana.
4.3.2 Sarana dan prasarana PPN Palabuhanratu
Untuk mendukung kegiatan perikanan tangkap di PPN Palabuhanratu, maka
pemerintah menyediakan sarana dan prasarana di PPN Palabuhanratu (Lampiran
2). Sarana dan prasarana tersebut dikelompokkan menjadi tiga fasilitas, yaitu
fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang. Fasilitas yang
termasuk kedalam kategori tersebut yaitu (Tabel 18) :
54
Tabel 18 Jenis, jumlah, ukuran dan kondisi fasilitas yang terdapat di PPN
Palabuhanratu tahun 2010
Fasilitas Jumlah (unit) Ukuran atau
satuan Kondisi
I. Fasilitas Pokok
1. Areal pelabuhan 1 Luas 10,29 ha Baik
2. Dermaga 1 1 Panjang 509 m Baik
3. Dermaga 2 1 Panjang 410 m Baik
4. Kolam 1 1 Luas 3 ha Baik
5. Kolam 2 1 Luas 2 ha Baik
6. Breakwater 1/utara 1 Panjang 125 m Baik
7. Breakwater 2/selatan 1 Panjang 294 m Baik
8. Breakwater baru timur 1 Panjang 200 m Baik
9. Breakwater baru barat 1 Panjang 50 m Baik
10. Alat bantu navigasi 2 Baik
11. Alur masuk 1 Panjang 294 m Baik
12. Turap sungai 1 Panjang 200 m Baik
13. Krib penahan sedimen 2 Panjang 74 m Baik
II. Fasilitas Fungsional
1. Gedung TPI 1 Luas 900 m2 Baik
2. UPT PPN palabuhanratu 1 Luas 528 m2 Baik
3. Pasar ikan 1 Luas 352 m2 Baik
4. Lahan industri … … …
5. Tangki air 1 Volume 400 m3 Baik
6. Pompa air 4 Unit Baik
7. Rumah pompa 1 Luas 27 m2 Baik
8. Tangki BBM 2 Panjang 208 m Baik
9. Listrik + instalasi 1 82,50 KVA Baik
10. Genset + instalasi 2 95 KVA Baik
11. Gedung perbaikan jaring 1 Luas 500 m2 Baik
12. Tempat penjemuran dan
perbaikan jaring 1 Luas 3000 m
2 Baik
13. Balai pertemuan nelayan 1 Luas 150 m2 Baik
14. Radio SSB 2 Baik
15. Pos Jaga 2 Luas 52 m2 Baik
16. Garasi alat berat 1 Luas 200 m2 Baik
17. Forklift 2 Unit Baik
18. Dump truck 1 Unit Baik
19. Truck folder crane 2 Unit Baik
20. Kendaraan operasional 9 Unit Baik
21. Jalan dalam komplek … m Baik
22. Laboratorium bina mutu 1 Luas 117 m2 Baik
III.Fasilitas Penunjang
1. Rumah kepala pelabuhan 1 Luas 70 m2
Baik
2. Rumah pegawai 5 Luas 70 m2
Baik
3. Rumah pegawai 1 Luas 50 m2
Baik
4. Guest house 2 Luas 70 m2
Baik
55
Lanjutan Tabel 18
Fasilitas Jumlah (unit) Ukuran Kondisi
5. Mess operator 1 Luas 190 m2
Baik
6. Mushola dan MCK 1 Luas 45 m2
Baik
7. Tempat parkir … m2 Baik
8. Billboard prakiraan cuaca 1 Unit Baik Keterangan : … = tidak tersedia data
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010c
Fasilitas pokok yang terdapat di PPN Palabuhanratu meliputi dermaga,
kolam pelabuhan, breakwater, krip, alur masuk dan alat bantu navigasi. Secara
keseluruhan fasilitas pokok yang terdapat di PPN Palabuhanratu masih baik dan
dapat digunakan.
Fasilitas fungsional PPN Palabuhanratu sangat beragam dan sebagian besar
masih berfungsi dengan baik. Fasilitas fungsional yang dirasa masih kurang
jumlahnya oleh pengelola PPN Palabuhanratu adalah lahan industri. Hal ini
dikarenakan industri perikanan yang terdapat di PPN Palabuhanratu hanya berupa
perusahaan penanganan dan pendistribusian tuna dan layur dengan lahan yang
terbatas sehingga bangunannya tidak bisa diperluas. Industri pengolahan hasil
tangkapan belum terdapat di PPN Palabuhanratu. Fasilitas fungsional yang masih
belum terdapat di PPN Palabuhanratu adalah pabrik es. Terdapat beberapa fasilitas
fungsional yang dikelola oleh pihak swasta yaitu gedung TPI, pasar ikan, lahan
industri, tangki BBM, tangki air dan fasilitas yang berhubungan dengan docking.
Fasititas penunjang yang terdapat di PPN Palabuhanratu meliputi rumah
pegawai, guest house, mess operator, mushola, MCK, tempat parkir dan lainnya.
Fasilitas-fasilitas ini masih dalam keadaan baik dan bisa digunakan.
4.3.3 Jenis dan produksi hasil tangkapan PPN Palabuhanratu
Jenis, jumlah dan nilai produksi perikanan tangkap merupakan salah satu
yang menjadi indikator perkembangan perikanan tangkap di suatu daerah. Hal
tersebut menjadikan sangat perlu untuk mengetahui seberapa besar jumlah dan
nilai produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu, serta mengetahui
perkembangannya. Jika semakin besar perkembangan produksi hasil tangkapan di
suatu pelabuhan perikanan maka perkembangan perikanan tangkap di pelabuhan
56
perikanan tersebut dapat dikatakan berkembang dengan baik, sekurang-kurangnya
dari aspek produksi hasil tangkapan.
Tabel 19 Produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu dan
yang masuk melalui jalur darat ke PPN Palabuhanartu tahun 2005-2009
Produksi Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1. Didaratkan
di pelabuhan
Pr (kg 103) 6.601 5.462 6.056 4.581 3.950
Pt (%) - -17,3 10,9 -24,4 -13,8
2. Masuk
melalui jalur
darat
Pr (kg 103) 5.873 4.472 7.490 4.256 4.767
Pt (%) - -23,9 67,5 -43,2 12,0
Jumlah Pr (kg 10
3) 12.474 9.934 13.546 8.837 8.717
Pt (%) - -20,4 36,4 -34,8 -1,4 Keterangan : Pr = produksi; Pt = pertumbuhan
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)
Keseluruhan produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2009
(Tabel 19) berjumlah 8.717.000 kg. Produksi hasil tangkapan tahun 2009 di PPN
Palabuhanratu tersebut di atas terdiri dari hasil tangkapan didaratkan di PPN
Palabuhanratu sejumlah 3.950.000 kg (45,3%) dan dari hasil tangkapan yang
masuk melalui jalur darat ke PPN Palabuhanratu sejumlah 4.767.000 kg (54,7%).
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)
Gambar 3 Grafik perkembangan jumlah produksi hasil tangkapan di PPN
Palabuhanratu tahun 2005-2009.
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
2005 2006 2007 2008 2009
Pro
duksi
(kg 1
03 )
Tahun
Didaratkan di
PPN
Palabuhanratu
Masuk melalui
jalur darat
Produksi
Keseluruhan
57
Perkembangan produksi keseluruhan hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu
tahun 2005 sampai tahun 2009 cenderung fluktuatif (Gambar 3), peningkatan
jumlah keseluruhan produksi PPN Palabuhanratu terjadi pada tahun 2007 yaitu
36,4%. Peningkatan ini dikarenakan pada tahun tersebut baik jumlah produksi
yang didaratkan di PPN Palabuhanratu maupun yang masuk melalui jalur darat
meningkat paling tajam. Penurunan paling tajam terjadi pada tahun 2009 dengan
penurunan sebesar 34,76%. Penurunan ini juga disebabkan karena pada tahun
tersebut baik jumlah produksi yang didaratkan di PPN Palabuhanratu maupun
yang masuk melalui jalur darat menurun paling tajam. Penurunan ini juga diduga
disebabkan karena berkurangnya jumlah alat penangkapan ikan di PPN
Palabuhanratu tahun 2009 sebesar 23,4% (Tabel 17).
Perkembangan produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN
Palabuhanratu dari tahun 2005 sampai tahun 2009 cenderung menurun,
peningkatan produksi hasil tangkapan didaratkan di PPN Palabuhanratu hanya
terjadi pada tahun 2007 sebesar 10,9%. Perkembangan produksi ikan yang masuk
melalui jalur darat ke PPN Palabuhanratu cenderung fluktuatif, dimana pada tahun
2006 dan 2008 terjadi penurunan sedangkan pada tahun 2007 dan 2009 terjadi
peningkatan.
Tabel 20 Nilai produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009
Nilai Produksi (Rp 106)
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1. Didaratkan di pelabuhan 32.154 32.551 38.696 42.563 56.736
2. Masuk melalui jalur 34.032 29.097 49.924 35.589 52.919
Jumlah 66.186 61.648 88.620 78.152 109.655
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)
Pada tahun 2009 nilai keseluruhan produksi hasil tangkapan berdasarkan
Tabel 20 adalah Rp109.655.000.000,00. Nilai tersebut terdiri dari nilai hasil
tangkapan didaratkan di pelabuhan sejumlah Rp 56.735.000,00 dan nilai produksi
yang masuk melalui jalur darat sejumlah Rp52.919.000,00.
58
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)
Gambar 4 Grafik perkembangan nilai produksi hasil tangkapan di
PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009.
Perkembangan nilai produksi keseluruhan di PPN Palabuhanratu dari tahun
2005 sampai tahun 2009 cenderung meningkat (Gambar 4), peningkatan paling
tajam terjadi pada tahun 2009. Nilai produksi yang didaratkan di PPN
Palabuhanratu mengalami perkembangan yang cenderung meningkat dari tahun
2005 sampai tahun 2009, sedangkan nilai produksi yang masuk melalui jalur darat
ke PPN Palabuhanratu cenderung fluktuatif. Peningkatan nilai produksi yang
masuk melalui jalur darat ke PPN Palabuhanratu terjadi pada tahun 2007 dan
2009, sedangkan penurunan nilainya terjadi pada tahun 2006 dan 2008.
1) Produksi hasil tangkapan didaratkan di PPN Palabuhanratu
Hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu merupakan produksi
armada penangkapan ikan yang berbeda-beda, namun ada juga beberapa hasil
tangkapan yang ditangkap oleh armada penangkapan ikan yang sama. Berikut ini
(Tabel 21) adalah jenis hasil tangkapan yang didaratkan per jenis armada
penangkapan ikan yang terdapat di PPN Palabuhanratu tahun 2010 berdasarkan
hasil pengamatan dan wawancara :
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
2005 2006 2007 2008 2009
Nil
ai P
rod
uksi
(R
p 1
06)
Tahun
Didaratkan di
Pelabuhan
Masuk melalui
jalur darat
Nilai
keseluruhan
59
Tabel 21 Jenis hasil tangkapan per jenis armada penangkapan ikan di
PPN Palabuhanratu tahun 2010
Alat tangkap Hasil tangakapan
Utama Sampingan
1. Payang Tongkol (Auxis sp.) Ikan pelagis kecil
2. Pancing
rumpon Tuna (Thunnus sp.)
Cakalang (Katsuwonus pelamis)
Kembung (Rastrelliger sp.)
Tuna-tuna kecil (Thunnus sp.)
3. Rawai layur Layur (Trichiurus sp.) Ikan kecil
4. Tuna longline Tuna (Thunnus sp.) Cakalang (Katsuwonus pelamis)
Tuna-tuna kecil (Thunnus sp.)
5. Gillnet Ikan pelagis kecil -
6. Rampus Ikan kecil -
7. Bagan Udang rebon
Pepetek (Leiognathus sp. )
Cumi (Loligo edulis)
Ikan kecil lainnya
8. Trammel net Ikan kecil -
9. Purse seine Tongkol (Auxis sp.) Ikan pelagis kecil
10. Pancing ulur Ikan pelagis kecil -
Setiap tahunnya produksi hasil tangkapan yang didaratkan pada suatu
armada penangkapan ikan tidak selalu sama, tetapi berfluktuasi. Selain itu jumlah
produksi hasil tangkapan yang didaratkan antara satu armada penagkapan ikan
dengan armada penangkapan ikan lainnya juga berbeda-beda seperti yang terdapat
pada Tabel 22.
Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa secara keseluruhan hasil tangkapan
yang paling banyak didaratkan di PPN Palabuhanratu tahun 2009 berasal dari
armada tuna longline, pancing tonda dan rampus. Jumlah hasil tangkapan yang
berasal dari armada longline pancing tonda dan rampus berada di atas 500 ton,
sedangkan hasil tangkapan yang berasal dari armada lain berkisar di bawah 500
ton. Armada yang paling sedikit mendaratkan hasil tangkapannya di PPN
Palabuhanratu tahun 2009 adalah trammel net yaitu 413 kg.
Jika dilihat berdasarkan kategori armadanya maka diketahui bahwa armada
yang paling banyak mendaratkan hasil tangkapan untuk kategori kapal motor
adalah alat tangkap tuna longline, sedangkan armada yang paling banyak
mendaratkan hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu untuk kategori perahu motor
tempel adalah rampus. Armada yang paling sedikit mendaratkan hasil
60
tangkapannya di PPN Palabuhanaratu pada tahun 2009 adalah payang untuk
kategori kapal motor dan trammel net untuk kategori perahu motor tempel.
Tabel 22 Produksi hasil tangkapan per jenis armada penangkapan ikan di
PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009
Armada Jumlah (kg)
2005 2006 2007 2008 2009
A. Kapal motor
1. Tuna longline 1.472.457 1.244.068 1.995.736 1.967.094 1.769.593
2. Gillnet 151.681 969.415 572.740 276.310 122.801
3. Rawai 86.207 87.402 48.242 24.167 -
4. Pancing tonda 198.804 309.329 284.068 292.167 601.221
5. Pancing ulur 103.354 16.237 88.216 66.314 34.752
6. Bagan 1.258.582 679.737 82.177 472.360 259.494
7. Trammel net - 683 - - -
8. Payang - - 6.838 16.870 3.931
9. Rampus - - - 3.451 4.489
10. Purse Seinne 123.128 196.679 44.161 76.547 150.503
B. Perahu motor tempel
11. Bagan - - 1.067.357 3.612 40.059
12. Trammel net 6.609 3.769 1.673 1.936 413
13. Payang 3.106.329 1.687.489 1.444.282 189.809 212.112
14. Rampus 27.677 100.757 268.033 1.059.129 682.472
15. Pancing ulur 65.702 165.996 152.733 130.917 68.427
16. Jaring klitik - - - - -
Jumlah 6.600.530 5.461.561 6.056.256 4.580.683 3.950.267
Sumber: PPN Palabuhanratu, 2010b (diolah kembali)
Hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu memiliki
keberagaman yang sangat tinggi, karena didaratkan oleh armada penangkapan
ikan yang beragam seperti di atas. Namun terdapat hasil tangkapan yang dominan
didaratkan di PPN Palabuhanratu secara jumlah yaitu pada Tabel 23.
Hasil tangkapan yang dominan didaratkan di PPN Palabuhanratu secara
jumlah tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 (tabel 23) adalah cakalang, cucut,
layang, layur, pepetek, tembang, tongkol abu-abu, tongkol banyar, tongkol lisong,
tuna big eye, tuna albakora dan tuna yellow fin. Diantara hasil tangkapan dominan
di atas yang paling banyak didaratkan tahun 2005 dan 2006 adalah cakalang dan
61
tuna yellow fin, sedangkan yang paling sedikit adalah tongkol abu-abu. Pada tahun
2007 sampai dengan tahun 2009 hasil tangkapan dominan yang paling banyak
didaratkan di PPN Palabuhanratu adalah tuna big eye dan tembang, sedangkan
yang paling sedikit didaratkan adalah cucut dan tongkol abu-abu.
Tabel 23 Hasil tangkapan yang dominan didaratkan di PPN Palabuhanratu secara
jumlah tahun 2005-2009
Jenis hasil
tankapan
Jumlah (kg)
2005 2006 2007 2008 2009
1. Cakalang
(Katsuwonus pelamis) 1.860.679 1.001.301 742.047 272.577 320.733
2. Cucut
(Carcharhinus sp.) 94.756 114.800 56.249 44.168 20.285
3. Layang
(Decapterus sp.) 338.200 - 66.104 107.689 120.787
4. Layur
(Trichiurus savala) 188.993 222.642 246.691 203.203 103.230
5. Peperek/Pepetek
(Leiognathus sp. ) 265.263 144.007 307.164 44.484 29.917
6. Tembang
(Sardinella albella) 60.989 369.578 866.316 1.497.882 739.610
7. Tongkol Abu-abu
(Auxis sp. ) 12.755 506.543 210.760 74.256 12.050
8. Tongkol Banyar
(Auxis sp. ) 163.130 152.035 9.607 - -
9. Tongkol Lisong
(Auxis sp. ) 462.919 454.285 787.451 38.143 301.675
10. Tuna Big Eye
(Thunnus obesus) 273.246 562.035 1.289.866 1.403.295 1.272.155
11. Tuna Albakora
(Thunnus alalunga) 144.018 143.796 59.258 23.565 107.687
12. Tuna Yellow Fin
(Thunnus albacares) 1.495.105 677.842 683.271 590.557 542.584
13. Lainnya 1.240.477 1.112.697 731.472 280.864 379.554
Jumlah 6.600.530 5.461.561 6.056.256 4.580.683 3.950.267
Sumber: PPN Palabuhanratu, 2010b (diolah kembali)
2) Ikan yang masuk melalui jalur darat ke PPN Palabuhanratu
Ikan yang masuk ke PPN Palabuhanratu melalui jalur darat merupakan hasil
tangkapan yang berasal dari luar daerah PPN Palabuhanratu. Hal ini dapat
dikarenakan oleh beberapa sebab yaitu di PPN Palabuhanratu permintaan ikan
lebih besar dan pasar lebih besar, terlihat dari ikan yang dijual di PPN
Palabuhanratu selalu habis terjual dan terlihat banyak penjual dan pembeli yang
80
62
beraktivitas di pasar ikan PPN Palabuhanratu. Selain itu juga disebabkan fasilitas
pemasaran yang cukup memadai di PPN Palabuhanratu yang merupakan satu-
satunya pelabuhan tipe B di selatan Jawa Barat. Berikut ini ikan yang masuk ke
PPN Palabuhanratu melalui jalur darat berdasarkan jenis ikannya :
Tabel 24 Jenis dan jumlah ikan masuk melalui jalur darat yang dominan secara
jumlah ke PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009
Jenis ikan Jumlah (kg)
2005 2006 2007 2008 2009
1. Bandeng
(Chanos chanos) 481.472 233.500 687.100 1.004.000 469.500
2. Cakalang
(Katsuwonus
pelamis)
36.950 7.900 31.700 - 338.400
3. Eteman
(Mene maculata) 1.218.400 560.300 740.700 385,500 554.000
4. Kembung
(Rastrellinger sp.) 78.580 165.250 609.600 49.560 47.350
5. Layang
(Decapterus sp. ) - 448.178 828.100 38.000 229.000
6. Layur
(Trichiurus
savala )
376.375 633.256 1.624.200 1.086.300 1.329.200
7. Marlin/Jangilus
(Makaira indica) 288.400 165.900 223.200 179.500 188.500
8. Swangi/Camaul
(Priacanthus sp.) 660.100 269.000 307.400 48.500 325.100
9. Tembang
(Sardinella
albella)
54.320 4.070 70.960 125.500 175.500
10. Tongkol
(Auxis sp. ) 2.337.102 1.819.500 1.865.600 877.000 446.500
Jumlah 5.872.569 4.472.158 7.490.428 4.256.260 4.766.510
Sumber: PPN Palabuhanratu, 2010b (diolah kembali)
Jenis ikan dominan yang paling banyak masuk ke PPN Palabuhanratu
melalui jalur darat tahun 2009 berdasarkan Tabel 24 adalah ikan layur (1.329.200
kg), sedangkan ikan dominan dengan jumlah paling sedikit masuk ke PPN
Palabuhanratu melalui jalur darat tahun 2009 adalah ikan kembung (47.350 kg).
Jumlah ikan yang paling banyak masuk melalui jalur darat ke PPN Palabuhanratu
tahun 2005 sampai tahun 2007 adalah ikan tongkol (diatas 1.800.000 kg per
tahun), namun tahun 2008 mulai menurun.
80
63
Ikan-ikan di atas masuk dari berbagai daerah, baik dari daerah yang berada
di dalam Kabupaten Sukabumi maupun dari luar Kabupaten Sukabumi. Pasokan
hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu berasal dari (Tabel 25) berikut ini :
Tabel 25 Jumlah ikan masuk melalui jalur darat ke PPN Palabuhanratu
berdasarkan daerah asal tahun 2005-2009
Daerah asal Jumlah ikan (kg)
2005 2006 2007 2008 2009
1. Jakarta 4.538.727 2.825.900 3.932.300 1.613.500 1.849.700
2. Cisolok 69.895 84.195 78.085 112.810 99.900
3. Loji 35.005 63.413 104.308 14.800 5.000
4. Ujung genteng 362.950 526.900 1.512.900 587.800 758.950
5. Binuangeun 29.692 23.450 63.435 290.850 313.360
6. Cianjur/Cidaun - - - 210.000 200.000
7. Blanakan - - - - 65.500
8. Pameungpeuk - 31.000 - - 230.000
9. Cibereno - - - - 61.700
10. Pangandaran - - - - 60.000
11. Indramayu 773.775 404.000 915.100 266.000 204.500
12. Gadobangkong 4.675 - - - -
13. Rancabuaya 250 - - - -
14. Juwana 32.600 513.300 884.300 1.106.500 917.900
15. Bengkulu 25.000 - - - -
16. Lampung - - - 54.000 -
Jumlah 5.872.569 4.472.158 7.490.428 4.256.260 4.766.510
Sumber: PPN Palabuhanratu, 2010b (diolah kembali)
Daerah asal ikan yang masuk ke PPN Palabuhanratu melalui jalur darat
adalah Jakarta, Loji, Ujung Genteng, Cisolok, Binuangen, Indramayu,
Pangandaran, Blanakan, Pameungpeuk, Cianjur, Cibareno dan Jawana Jawa
Tengah. Daerah yang paling banyak memasukkan ikan melalui jalur darat ke PPN
Palabuhanratu tahun 2009 adalah Jakarta (1.849.700 kg) dan Juwana (917.900
kg), sedangkan yang paling sedikit adalah Loji (5.000 kg). Ikan yang berasal dari
daerah Blanakan, Cibereno dan Pangandaran baru masuk ke PPN Palabuhanratu
pada tahun 2009 (PPN Palabuhanratu, 2010b).
80
64
Masih berdasarkan statistika PPN Palabuhanratu diketahui jumlah ikan yang
masuk melalui jalur darat ke PPN Palabuhanratu berfluktuatif setiap tahunnya.
Tidak setiap tahun suatu daerah selalu mengirimkan ikan melalui jalur darat ke
PPN Palabuhanratu. Daerah yang selalu mengirimkan ikan melalui jalur darat
terbanyak setiap tahunnya dari tahun 2004 sampai tahun 2009 ke PPN
Palabuhanratu yaitu Jakarta, Cisolok, Ujung Genteng dan Binuangen.
4.3.4 Unit Pengkapan Ikan dan Nelayan di PPN Palabuhanratu
1) Armada penangkapan ikan
Armada penangkapan ikan yang terdapat di PPN Palabuhanratu dibedakan
menjadi dua jenis yaitu perahu motor tempel (PMT) dan kapal motor (KM).
Perahu motor tempel digunakan untuk pengoperasian alat tangkap payang,
pancing ulur, jaring rampus, trammel net dan gillnet, sedangkan KM digunakan
untuk pengoperasian alat tangkap gillnet, rawai, pancing tonda dan untuk
angkutan bagan (PPN Palabuhanratu, 2010b). Jumlah armada penangkapan ikan
yang terdapat di PPN Palabuhanratu tahun 2000 sampai dengan tahun 2009
terdapat pada Tabel 26 di bawah ini :
Tabel 26 Jenis dan jumlah armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu
tahun 2000-2009
Jenis armada Tahun
Rata-rata 2005 2006 2007 2008 2009
PMT (unit) 428 511 531 416 364 450
KM (unit) 248 287 321 230 394 296
Jumlah (unit) 676 798 852 646 758 746
Pertumbuhan (%) - 18,0 6,8 -24,2 17,3 4,5 Keterangan : PMT = perahu motor temple; KM = Kapal motor
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)
Pada Tabel 26 diketahui bahwa keseluruhan armada penangkapan ikan di
PPN Palabuhanratu tahun 2009 berjumlah 758 unit, jumlah ini meningkat jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 17,34%. Armada penangkapan
ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2009 tersebut terdiri dari PMT sebanyak 364
unit (48,02%) dan KM sebanyak 394 unit (51,98%).
65
Keterangan : PMT = perahu tanpa motor; KM = Kapal motor
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)
Gambar 5 Grafik perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di
PPN Palabuhanratu tahun 2000-2009.
Berdasarkan Gambar 5 diketahui bahwa armada penangkapan ikan di PPN
Palabuhanratu tahun 2005 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan, sedangkan
tahun 2008 jumlah armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu menurun dan
kembali mengalami peningkatan pada tahun 2009.
Armada PMT di PPN Palabuhanratu dari tahun 2005 sampai tahun 2007
mengalami peningkatan, namun mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai
tahun 2009. Armada KM di PPN Palabuhanratu cenderung mengalami
peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan 2007. Pada tahun 2008 jumlah
armada KM di PPN Palabuhanratu menurun, namun pada tahun 2009 jumlah KM
di PPN Palabuhanratu kembali mengalami peningkatan. Hal ini diduga
disebabkan nelayan PPN Palabuhanratu berpindah dari alat tangkap payang yang
memakai PMT ke alat tangkap pancing rumpon yang memakai armada KM,
sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap nelayan dan pengelola PPN
Palabuhanratu.
2) Alat penangkapan ikan
Jenis alat penangkapan ikan yang dioperasikan di PPN Palabuhanratu pada n
2009 tahum antara lain payang, pancing ulur, jaring rampus, bagan apung,
trammel net, gillnet, rawai, pancing tonda dan tuna longline (Tabel 27).
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
2005 2006 2007 2008 2009
Jum
lah (
unit
)
Tahun
PMT
KM
Jumlah kapal
66
Tabel 27 Jenis dan jumlah alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun 2009
Alat tangkap Jumlah (unit) Persentase (%)
1. Pancing ulur 188 25,2
2. Jaring rampus 48 6,4
3. Payang 77 10,3
4. Dogol 25 3,4
5. Bagan 134 18,0
6. Pancing tonda 65 8,7
7. Gillnet 52 7,0
8. Tuna longline 157 21,0
Jumlah 746 100,0
Kisaran 25 – 188 6,4 - 25,2
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)
Keseluruhan alat penangkapan ikan tersebut berjumlah 746 unit. Alat
penangkapan yang dominan di PPN Palabuhanratu tahun 2009 berdasarkan Tabel
28 dan Gambar 6 adalah pancing ulur 188 unit (25,2%) , tuna longline 157 unit
(21,0%) dan bagan 134 unit (18,0%). Alat penangkapan ikan lainnya yang
terdapat di PPN Palabuhanratu berjumlah di bawah 100 unit, alat tangkap tersebut
adalah payang, jaring rampus, pancing tonda, dogol dan gillnet.
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)
Gambar 6 Komposisi alat penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2009.
Pancing ulur
25%
Jaring rampus
7%
Payang
10%
Dogol
3%
Bagan
18%
Pancing tonda
9%
Gillnet
7%
Tuna longline
21%
67
3) Nelayan
Nelayan yang ada di PPN Palabuhanratu meliputi nelayan penetap dan
nelayan pendatang. Nelayan penetap merupakan nelayan yang berdomisili di
wilayah Kecamatan Palabuhanratu, sedangkan nelayan pendatang merupakan
nelayan yang berasal dari luar wilayah Kecamatan Palabuhanratu. Nelayan di PPN
Palabuhanratu didominasi oleh nelayan penetap.
Berdasarkan status kepemilikan unit penangkapan ikannya, nelayan di PPN
Palabuhanratu terdiri dari nelayan pemilik dan nelayan pekerja atau anak buah
kapal (ABK). Nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki modal berupa kapal
dan alat tangkap, sedangkan ABK adalah nelayan yang tidak memiliki peranan
dalam pembelian alat tangkap maupun kapal melainkan hanya bekerja dan
berperan dalam kegiatan operasi penangkapan saja.
Berdasarkan waktu kerjanya, nelayan di PPN Palabuhanratu dikelompokkan
menjadi nelayan penuh dan nelayan sambilan utama. Nelayan penuh adalah
nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan operasi
penangkapan ikan, sedangkan nelayan sambilan utama adalah nelayan yang
sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan.
Pekerjaan sambilan nelayan adalah bertani, beladang atau berkebun, tukang,
buruh angkut dan lainnya. Nelayan di PPN Palabuhanratu didominasi oleh
nelayan penuh, hal ini dibuktikan dengan kegiatan mereka yang hanya di rumah
jika tidak pergi melaut. Berikut ini adalah jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu
tahun 2005 sampai 2009 :
Tabel 28 Jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009
Nelayan Tahun
Rata-rata 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah (orang) 3.498 4.363 5.994 3.900 4.453 4441,60
Pertumbuhan (%) - 24,7 37,4 -34,9 14,2 10,34 Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010
b (data diolah kembali)
Berdasarkan Tabel 28 diketahui bahwa nelayan di PPN Palabuhanratu pada
tahun 2009 berjumlah 4.453 orang. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan
tahun 2008 sebesar 14,2%. Hal tersebut sesuai dengan peningkatan jumlah armada
penangkapan ikan yang beroperasi di PPN Palabuhanratu.
68
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)
Gambar 7 Grafik perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu
tahun 2000-2009.
Pertumbuhan rata-rata jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu dari tahun
2005 sampai tahun 2009 adalah 10,34%. Pertumbuhan tersebut terdiri dari
peningkatan dan penurunan jumlah nelayan. Menurut Tabel 28 dan Gambar 7
diketahui bahwa jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2007 cenderung meningkat setiap tahunnya. Penurunan jumlah
nelayan terjadi pada tahun 2008 sebesar 34,9% dan kembali meningkat pada tahun
2009. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah armada di PPN Palabuhanratu, dimana
jumlah armada pada tahun 2008 menurun dan kembali meningkat pada tahun
2009 (Tabel 26 dan Gambar 5).
4.3.5 Daerah dan Musim Penangkapan Ikan
1) Daerah Penangkapan Ikan
Salah satu faktor penentu keberhasilan operasi penangkapan ikan adalah
penentuan daerah penangkapan ikan (fishing ground). Metode yang digunakan
oleh nelayan PPN Palabuhanratu dalam menentukan daerah penangkapan ikan
(DPI) umumnya berpedoman pada tanda-tanda alam seperti air yang berbusa,
burung yang terbang dekat permukaan air dan warna air yang lebih gelap.
Penentuan DPI juga dilakukan berdasarkan pengalaman nelayan pada trip-trip
penangkapan ikan sebelumnya.
0.000
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
2005 2006 2007 2008 2009
Jum
lah (
ora
ng)
Tahun
69
Berikut ini adalah DPI berdasarkan armada dan alat tangkap di PPN
Palabuhanratu tahun 2010 :
Tabel 29 Daerah penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2010
Sumber: PPN Palabuhanratu, 2010b
Daerah penangkapan ikan yang menjadi tujuan nelayan PPN Palabuhanratu
dalam operasi penangkapannya yaitu Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng,
Bayah, Binuangen, Cidaun, Ujung Kulon, Sumatera, Jawa Tengah dan Samudera
Jenis/ukuran
kapal
Jenis alat
tangkap Daerah penangkapan ikan
1. Perahu Motor
Tempel
(PMT)
Payang Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng,
Bayah, Binuangeun
Pancing ulur Teluk Palabuhanratu
Rampus Teluk Palabuhanratu
Trammel net Teluk Palabuhanratu
2. Kapal Motor
(KM) < 10 GT
Purse seine Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng
Bagan Teluk Palabuhanratu
Gillnet Ujung Genteng, Cidaun, Ujung Kulon,
Samudera Hindia
Pancing ulur Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng
Rawai Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng
Trammel net Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng
Pancing tonda Samudra Hindia
Payang Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng,
Bayah, Binuangeun
3. Kapal Motor
(KM) 11-20
GT
Gillnet Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,
Cidaun, Ujung Kulon, Samudera Hindia
Rawai Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,
Cidaun, Ujung Kulon
4. Kapal Motor
(KM) 21-30
GT
Gillnet Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,
Cidaun, Ujung Kulon, Samudera Hindia
Rawai Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,
Cidaun, Ujung Kulon
Tuna longline Samudra Hindia
5. Kapal Motor
(KM) > 30 GT
Gillnet Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,
Cidaun, Ujung Kulon, Samudera Hindia
Rawai Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,
Cidaun, Ujung Kulon
Tuna longline Samudra Hindia
70
Hindia (Tabel 29). Namun terdapat beberapa DPI yang paling sering menjadi
tujuan nelayan yaitu Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng dan Samudera Hindia.
Perahu motor tempel yang mengoperasikan alat tangkap payang, beroperasi
di sekitar Perairan Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng, Bayah dan Binuangeun,
sedangkan alat tangkap pancing ulur, rampus dan trammel net beroperasi hanya di
sekitar teluk Palabuhanratu. Kapal motor berukuran ≤ 10 GT memiliki DPI di
sekitar Teluk Palabuhanratu, perairan selatan Jawa hingga ke Samudera Hindia.
Kapal motor ukuran 11-30 GT dan > 30 GT beroperasi di DPI perairan Ujung
Genteng, Cidaun, Ujung Kulon, perairan sekitar Sumatera dan Samudera Hindia.
Keberagaman DPI bagi kapal-kapal perikanan di PPN Palabuhanratu dikarenakan
perbedaan kemampuan mesin kapal, penyesuaian kapal terhadap kondisi alam dan
alat tangkap yang dioperasikan.
2) Musim Penangkapan Ikan
Menurut pengelola PPN Palabuhanratu dan nelayan di PPN Palabuhanratu,
kegiatan penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tidak dilakukan setiap hari
sepanjang tahun. Hal ini dikarenakan kegiatan penangkapan ikan bergantung
kepada cuaca dan musim penangkapan ikan. Musim penangkapan ikan yang
dikenal masyarakat perikanan Palabuhanratu yaitu musim barat (Desember-Maret)
dan musim timur (Juni-Agustus).
Selanjutnya pengelola PPN Palabuhanratu dan nelayan PPN Palabuhanratu
menyatakan bahwa sebagian besar nelayan di PPN Palabuhanratu tidak
melakukan operasi penangkapan di laut ketika musim barat. Hampir semua
nelayan tidak melakukan aktivitas penangkapan ikan, terutama untuk kapal-kapal
ukuran kecil (< 10GT). Hal ini karena pada musim ini sering terjadi angin sangat
kencang, ombak yang besar dan hujan lebat.
Berbeda dari musim barat, pada saat musim timur keadaan perairan relatif
lebih tenang, angin yang bertiup tidak terlalu kencang dan jarang terjadi hujan.
Keadaan ini memungkinkan bagi nelayan untuk turun ke laut. Musim peralihan
diantara musim barat dan timur dikenal sebagai musim “Liwung”.