4 joss
-
Upload
rizqa-fauziyah -
Category
Documents
-
view
10 -
download
2
Transcript of 4 joss
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1.Hasil Percobaan
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam percobaan karakteristik pompa :
a. Memeriksa seluruh rangkaian alat percobaan pompa sentrifugal yang digunakan dalam
percobaan pompa sentrifugal terutama pada valve dan fitting untuk memastikan tidak
terjadinya kebocoran sehingga dapat meminimalisirkan terjadinya kesalahan dam
percobaan.
b. Mencocokkan antara pompa sentrifugal yang terdapat di laboratorium dengan
rangkaian gambar, mulai dari diameter pipa, panjang pipa, jumlah fitting, valve serta
sirkuit 1 dan sirkuit 2.
c. Mengecek seluruh valve pada rangkaian alat pada sirkuit 1 dengan membuka V1 dan
menutup V2. Serta untuk sirkuit ke 2 dengan membuka V2 dan menutup V1.
d. Mengecek bourdon pressure gauge untuk memastikan bahwa bourdon pressure
gaugedapat berjalan dengan baik.
e. Mengisi air dalam tangki.
f. Melakukan percobaan dengan memulai menghidupkan pompa lalu menunggunya
sampai keadaan steady state.
g. Menentukan sifat (properti) fluida seperti temperatur pada setiap debit yang keluar.
Temperatur ini digunakan sebagai data untuk menentuka massa jenis air, viskositas
air, dan menghitung spesific gravity.
h. Menentukan debit maksimum pada setiap sirkuit dengan membuka valve semaksimal
mungkin untuk mendapatkan debit yang sebesar-besarnya. Pada sirkuit 1 pembukaan
valve hanya terjadi pada valve 1, sedangkan valve 2 ditutup. Sedangkan untuk sirkuit
2 pembukaan valve hanya terjadi pada valve 2, sedangkan valve 1 ditutup.
i. Melakukan pengukuran untuk menentukan nilai SSH dan SDH pada sirkuit 1 dan 2.
Untuk mengukur SSH diukur mulai dari ketinggian permukaan air sampai pada
ketinggian reference dengan menggunakan papan kayu untuk memudahkan dalam
pengukuran tersebut. Sedangkan SDH diukur dari keluaran air sampai ketinggian
reference.
j. Melakukan percobaan pada setiap sirkuit yaitu sesuai dengan variabel debit yang
diinginkan.
IV-1
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia I
Program Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
k. Mengukur volume air yang keluar dari sirkuit 1 dengan variabel waktu yang telah
dilakukan (mengulangi percobaan selama tiga kali kemudian dirata-rata) sehingga
dihasilkan debit.
l. Mengulangi percobaan yang sama yaitu darii sampai k pada sirkuit ke 2.
Pada percobaan karakteristik pompa, dihasilkan data property fluida sebagai berikut:
1. Suhu = 28 oC
2. Viskositas = 0.000561767 lbm/ft.s
3. Densitas = 62.230224 lbm/ft3
4. Q max sirkuit 1 = 325,6 ml/s
5. Q max sirkuit 2 = 317,8 ml/s
6. Spesific grafity = 0.998567464
Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan pada Sirkuit 1
Debit
(ml/s)
Tekanan
Kwh
Static Head (ft)Volume
(ml)Kg/cm2 Psia (lb/in2)
SuctionDischarg
e
17 2.1 29,8678565 0.011 0,90222 1,837248 34
34 2.1 28,1611218 0.0022 0,90222 1,837248 68
51 2.1 27,4499824 0.011 0,90222 1,837248 102
68 2 25,6010198 0.055 0,90222 1,837248 136
87 1.9 24,8898804 0.008 0,90222 1,837248 174
104 1.9 24,6054246 0.006 0,90222 1,837248 208
121 1.85 24,0365131 0.0011 0,90222 1,837248 242
Tabel IV.1.2 Hasil Percobaan pada Sirkuit 2
Debit
(ml/s)
TekananKwh
Static Head (ft) Volume
(ml)Kg/cm2 Psia(lb/in2) Suction Discharge
17 2.1 31,290135 0.0055 0,90222 1,377936 34
34 2.1 29,583401 0.0044 0,90222 1,377936 68
51 2.1 29,156717 0.0055 0,90222 1,377936 102
68 2 26,169931 0.0011 0,90222 1,377936 136
87 2 25,743248 0.0055 0,90222 1,377936 174
IV-2
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia IProgram Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
104 1.95 25,174336 0.0022 0,90222 1,377936 208
121 1.85 24,463197 0.0011 0,90222 1,377936 242
IV.2. Hasil Perhitungan
IV.2.1. Hasil Perhitungan Kecepatan (v), Bilangan Reynolds (Nre), Faktor Friksi(f),
Velocity Head (vh) untuk Ukuran Pipa 1” dan ½" pada Sirkuit 1 dan 2
Tabel IV.2.1.1 Hasil Perhitungan Kecepatan (v), Bilangan Reynolds (Nre), Faktor
Friksi(f), Velocity Head (vh) untuk Ukuran Pipa 1” pada Sirkuit 1
Q (ml/s) v (ft/s) NRe f vh(ft)
17 0.100116676 969.3259787 0.0645714 0.000155768
34 0.200233352 1938.651957 0.0516059 0.000623071
51 0.300350029 2907.977936 0.0457984 0.001401911
68 0.400466705 3877.303915 0.0423038 0.002492285
87 0.512361814 4960.668244 0.0396661 0.004079608
104 0.61247849 5929.994223 0.0379395 0.005829706
121 0.712595166 6899.320201 0.0365864 0.007891339
Tabel IV.2.1.2 Hasil Perhitungan Kecepatan (v), Bilangan Reynolds (Nre), Faktor
Friksi(f), Velocity Head (vh) untuk Ukuran Pipa 1” pada sirkuit 2
Q (ml/s) v (ft/s) NRe f vh(ft)
17 0.100103446 969.1978853 0.0635197 0.000155727
34 0.200206892 1938.395771 0.0509777 0.000622907
51 0.300310338 2907.593656 0.0453304 0.00140154
68 0.400413785 3876.791541 0.0419242 0.002491627
87 0.512294107 4960.012707 0.0393496 0.00407853
104 0.612397553 5929.210593 0.0376626 0.005828165
121 0.712500999 6898.408478 0.0363397 0.007889253
IV-3
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia I
Program Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Tabel IV.2.1.3 Hasil Perhitungan Kecepatan (v), Bilangan Reynolds (Nre), Faktor
Friksi(f), Velocity Head (vh) untuk Ukuran Pipa ½” pada Sirkuit 1
Q (ml/s) v (ft/s) NRe f vh(ft)
17 0.284579293 1634.124642 0.0552398 0.001258553
34 0.569158586 3268.249283 0.0453747 0.005034212
51 0.853737878 4902.373925 0.0410056 0.011326978
68 1.138317171 6536.498567 0.0384139 0.020136849
87 1.456376381 8362.873166 0.0364881 0.032961897
104 1.740955673 9996.997808 0.035247 0.047102111
121 2.025534966 11631.12245 0.0342881 0.063759432
Tabel IV.2.1.4 Hasil Perhitungan Kecepatan (v), Bilangan Reynolds (Nre), Faktor
Friksi(f), Velocity Head (vh) untuk Ukuran Pipa ½” pada sirkuit 2
Q (ml/s) v (ft/s) NRe f vh(ft)
17 0.284579293 1634.141255 0.0545585 0.001258553
34 0.569158586 3268.28251 0.044979 0.005034212
51 0.853737878 4902.423765 0.0407216 0.011326978
68 1.138317171 6536.565021 0.0381921 0.020136849
87 1.456376381 8362.958188 0.0363105 0.032961897
104 1.740955673 9997.099443 0.0350969 0.047102111
121 2.025534966 11631.2407 0.0341587 0.063759432
IV.2.2 Hasil Perhitungan TDH, WHP, BHP, dan Efisiensi pada Sirkuit 1 dan 2
Tabel IV.2.2.1 Hasil Perhitungan TDH, WHP, BHP, dan Efisiensi pada Sirkuit 1
Q (ml/s) TDH (ft) WHP (hp) BHP (hp) ƞ
17 1.025650128 6.96942E-05 0.001819894 3.829571863
34 1.282358905 0.000174276 0.003639789 4.788070948
51 1.701246471 0.000346805 0.005459683 6.3521131
68 2.280852167 0.000619947 0.007279577 8.516244515
87 3.117809854 0.001084219 0.009313577 11.64127665
IV-4
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia IProgram Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
104 4.035307825 0.001677483 0.011133471 15.06703005
121 5.111664687 0.00247227 0.012953366 19.08593068
Tabel IV.2.2.2 Hasil Perhitungan TDH, WHP, BHP, dan Efisiensi pada Sirkuit 2
Q (ml/s) TDH (ft) WHP (hp) BHP (hp) Ƞ
17 0.576436872 3.91644E-05 0.001819654 2.152299665
34 0.855835804 0.000116295 0.003639308 3.195519237
51 1.30792368 0.00026659 0.005458962 4.88352469
68 1.930467144 0.000524641 0.007278615 7.207977119
87 2.826393715 0.000982749 0.009312346 10.55318724
104 3.806155262 0.001582015 0.011132 14.21142034
121 4.953531763 0.002395472 0.012951654 18.49549407
IV.3. Grafik dan Pembahasan
Tujuan percobaan karakteristik pompa adalah untuk mempelajari dan membuat kurva
karakteristik pompa sentrifugal dan mengetahui hubungan kurva sistem antaraTotal
Differential Head (TDH), Efisiensi (), Brake Horse Power (BHP), Water Horse Power
(WHP) terhadap volumetric flow rate (Q) pada konfigurasi aliran sistem.
Prosedur percobaan karakteristik pompa terdiri dari 2 tahap yaitu tahap persiapan dan
tahap percobaan. Tahap persiapan meliputi persiapkan seluruh alat dan bahan yang
digunakan dalam percobaan, mengidentifikasi sifat-sifat fisik fluida, dan mencari
volumetric flow rate maksimum pada masing-masing sirkuit. Kemudian mengidentifikasi
sifat-sifat fisik fluida yang meliputi densitas, viskositas dan specific gravity menggunakan
pendekatan teoritis hasil pengukuran suhu fluida. Volumetric flow rate maksimum
didapatkan dari pengukuran volume air yang keluar dari pipa outlet setiap sirkuit selama 2
detik dengan membuka penuh valve 1, valve 2, dan menutup valve 3 untuk mendapatkan
aliran sirkuit 1. Sedangkan untuk sirkuit 2 didapatkan dengan membuka penuh valve 1,
valve 2 dan menutup valve 4. Tahap percobaan dimulai dengan melakukan pengaturan
valve 2 untuk mendapatkan volumetric flow rate sesuai variabel yang telah diberikan yaitu
17 ml/s, 34 ml/s, 51 ml/s, 68 ml/s, 87 ml/s, 104 ml/s dan 121 ml/s pada masing-masing sirkuit.
Setelah mendapatkan volumetric flow rate yang sesuai, melakukan pengamatan tekanan
IV-5
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia I
Program Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
yang ditunjukkan pada barometer Bourdon Pressure Gauge dan mencatat waktu yang
dibutuhkan oleh kWh meter untuk mencapai 1 putaran dan static head (SH) pada tiap
variabel.
Dari hasil percobaan yang kami lakukan maka didapatkan grafik hubungan antara
volumetric flow rate (Q) dengan Total Differential Head (TDH) sebagai berikut :
IV-6
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia IProgram Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Grafik IV.1. Hubungan antara Q (ml/s) denganTotal Differential Head(ft) pada Sirkuit 1
dan Sirkuit 2
Pada grafik IV.1. dapat dilihat bahwa kurva hubungan antara Q dengan Total
Differential Head (TDH) pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 menunjukkan kenaikan nilai TDH
seiring dengan bertambahnya nilai Q, sehingga semakin besar volumetric flow rate (Q)
maka semakin besar pula nilai TDH.
Hasil percobaan yang didapat juga dapat dibandingkan dengan rumus sebagai
berikut:
TDH=∑ F+Total Suction Head
Dari rumus yang dibandingkan dapat dilihat bahwa hubungan antara (TDH) dengan
Total Friksi (∑F) adalah berbanding lurus. Nilai ∑F sendiri dapat diperoleh dengan rumus
sebagai berikut:
∑ F=( fLD
xv2
2 g )+(Kfxv2
2 g )
Dari rumus yang dibandingkan dapat dilihat bahwa hubungan antara F dengan
kecepatan (v) adalah berbanding lurus. Nilai v sendiri dapat diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
v=QA
Dari rumus yang dibandingkan dapat dilihat bahwa hubungan antara v dengan Q
adalah berbanding lurus. Sehingga, hasil percobaan yang didapat sesuai dengan literatur
yang menyebutkan bahwa hubungan antara Q dengan TDH adalah berbanding
lurus(Geankoplis, 1997).
IV-7
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia I
Program Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-8
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia IProgram Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Grafik IV.2. Hubunganantara Q (ml/s) denganWater Horse Power (hp) padaSirkuit 1
dan Sirkuit 2
Pada grafik IV.2. dapat dilihat bahwa kurva hubungan antara Q dengan Water Horse
Power (WHP) pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 menunjukkan kenaikan nilai WHP seiring
dengan bertambahnya nilai Q, sehingga semakin besar volumetric flow rate (Q) maka
semakin besar pula nilai WHP.
Hasil percobaan yang didapat juga dapat dibandingkan dengan rumus sebagai
berikut:
WHP=Q (gpm ) xTDH ( ft ) x SpecificGravity
3960
Dari rumus yang dibandingkan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara WHP
dengan volumetric flow rate (Q) adalah berbanding lurus. Semakin besar nilai total Q,
maka semakin besar pula nilai WHPnya. Sehingga, hasil percobaan yang didapat sesuai
dengan literatur yang menyebutkan bahwa hubungan antara Q dengan WHP adalah
berbanding lurus(Darby Ron, 2001).
IV-9
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia I
Program Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-10
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia IProgram Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Grafik IV.3. Hubunganantara Q (ml/s) dengan Break Horse Power (hp) padaSirkuit 2
Pada grafik IV.3. dapat dilihat bahwa kurva hubungan antara Q dengan Brake Horse
Power (BHP) pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 menunjukkan kenaikan nilai BHP seiring dengan
bertambahnya nilai Q, sehingga semakin besar volumetric flow rate (Q) maka semakin
besar pula nilai BHP.
Hasil percobaan yang didapat juga dapat dibandingkan dengan rumus sebagai
berikut:
BHP= Γ. ω
Dari rumus yang dibandingkan dapat dilihat bahwa hubungan antara torsi (Γ) dengan
BHP adalah berbanding lurus. Nilai Γ sendiri dapat diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
Γ=ρ Qω Ri2
Dari rumus yang diperoleh dapat dilihat bahwa hubungan antara Γ dengan Q adalah
berbanding lurus. Sehingga dapat disimpulan bahwa hubungan antara Q dan BHP adalah
berbanding lurus dan nilai BHP akan semakin besar jika nilai Q semakin besar. Hasil
percobaan yang didapat sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa hubungan antara
Q dengan BHP adalah berbanding lurus (Darby Ron, 2001).
IV-11
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia I
Program Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-12
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia IProgram Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Grafik IV.4. Hubungan antara Q (ml/s) dengan Efisiensi (ɳ ¿ pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2
Pada grafik IV.4. dapat dilihat bahwa kurva hubungan antara Q dengan efisiensi
pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 menunjukkan kenaikan nilai efisiensi seiring dengan
bertambahnya nilai Q, sehingga semakin besar volumetric rate (Q) maka akan semakin
besar pula nilai efisiensi pada kedua sirkuit.
Hasil percobaan yang didapat juga dapat dibandingkan dengan rumus sebagai
berikut:
ɳ=WHP(output)BHP (input )
Dari rumus yang dibandingkan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara efisiensi
dan WHP adalah berbanding lurus, sedangkan hubungan antara efisiensi dan BHP adalah
berbanding terbalik. Hasil percobaan yang didapat untuk sirkuit 1 dan 2 sesuai dengan
literatur yang menyebutkan bahwa semakin besar nilai Q maka semakin besar pula nilai
efisiensinya(Geankoplis, 1997).
IV-13
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia I
Program Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia IProgram Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-15
LaboratoriumOperasiTeknik Kimia I
Program Studi D3 Teknik KimiaFTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Grafik IV.5. Hubungan antara Q (ml/s) dengan Tekanan (Psi¿ pada Sirkuit 1 dan Sirkuit
2
Pada grafik IV.5 menunjukkan hubungan antara Q dengan tekanan (P) dan dapat
dilihat bahwa pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 nilai tekanan (P) semakin rendah seiring dengan
bertambahnya nilai Q. Tetapi pada saat nilai Q mencapai antara 75, Tekanan (P) malah
naik, yang seharusnya turun. Hubungan antara volumetric flow rate(Q) dan tekanan (P)
adalah berbanding berbalik. Semakin besar nilai Q, maka tekanannya (P) akan semakin
rendah. Sesuai hukum bernouli menyatakan bahwa di saat kecepatan aliran fluida tinggi,
tekanan fluida tersebut menjadi rendah. Sebaliknya jika kecepatan aliran fluida rendah,
tekanannya menjadi tinggi .Hasil percobaan yang didapat juga dapat dibandingkan dengan
rumus sebagai berikut:
v=QA
Dari rumus yang dibandingkan dapat dilihat bahwa hubungan antara v dengan Q
adalah berbanding lurus, dan hubungan antara Q dan P berbanding terbalik. hubungan
antara Q dengan tekanan (P) dan dapat dilihat bahwa pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 nilai
tekanan (P) semakin rendah seiring dengan bertambahnya nilai Q. Hal ini tidak sesuai
dengan literatur (fundamental pumps,2011), yang menyatakan bahwa hubungan antara
volumetric flow rate (Q) dan tekanan (P) adalah berbanding lurus. Semakin besar nilai Q,
maka tekanannya (P) juga akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena kurangnya
ketelitian dalam pengukuran, selain itu menurut perry’s chemical engineering handbook
mengatakan bahwa terjadinya kesalahan hubungan antara P dengan Q adalah pencatatan
hasil yang dilakukan pada keadaan pompa yang belum mencapai steady state, variabel
debit yang digunakan terlalu dekat sehingga penentuan nilai P pada pressure gauge hanya
sedikit mengalami perubahan. Akibatnya akan membuat praktikan membuat asumsi dalam
pengamatan.
IV-16