4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi...

23
1 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi 4.1.1 Organisasi Tranggulasi Sebelum Organik Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000 dengan nama Tranggulasi yang berganti dari nama Ngudi Makmur. Organisasi ini dijalankan atas dasar kekeluargaan dan kebersamaan. Dengan menganut sistem manajemen terbuka, Organisasi yang sudah berdiri selama 14 tahun ini sudah mengalami perkembangan yang sangat baik. Oragnisasi ini memiliki 5 seksi selain pengurus inti. Seksi-seksi tersebut yaitu, seksi produksi, seksi pemberdayaan, seksi humas, seksi peternakan dan seksi usaha. Dimana seksi-seksi ini menjalankan tugasnya yaitu dengan bahu membahu, namun yang bertanggung jawab tetap bagiannya masing-masing. Bagan 4.1.1 Struktur Organisasi Tranggulasi Sebelum Organik Sumber data Sekunder, 2014 4.1.2 Organisasi Tranggulasi Setelah Organik Secara harafiah tidak ada perubahan secara struktur dari organisasi Tranggulasi sebelum dan setelah menjadi organik. Tetapi setelah 5 tahun menjadi organik tepatnya ditahun 2009 Tranggulasi mengembangkan organisasi atau sub organisasi yaitu organisasi unit bisnis. Unit bisnis menjadikan petani pada umumnya lemah diposisi tawar pasar, menjadi mampu bersaing, karena Tranggulasi menjawabnya melalui unit bisnis. Organisasi ini terbilang unik karena sedikit organisasi petani pada umumnya memiliki unit bisnis khususnya di Jawa Tengah. KETUA PITOYO NGATIMIN WAKIL KETUA HARTO SLAMET BENDAHARA 1. JUMARI 2. SAEFUDIN SEKRETARIS 1. ABDUL WAHAB 2. SUPARYONO SEKSI PRODUKSI 1. SUPARDI GP 2. SUPARMAN SEKSI PEMBERDAYAAN 1. SRI JUMIATI 2. SITI IMRONAH SEKSI HUMAS 1. WAHYUDI 2. REBO SEKSI USAHA 1. JUMARNO 2. NGATEMIN SEKSI PETERNAKAN 1. SUPOYO 2. MUJAR

Transcript of 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi...

Page 1: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

1

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi

4.1.1 Organisasi Tranggulasi Sebelum Organik

Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000 dengan

nama Tranggulasi yang berganti dari nama Ngudi Makmur. Organisasi ini

dijalankan atas dasar kekeluargaan dan kebersamaan. Dengan menganut sistem

manajemen terbuka, Organisasi yang sudah berdiri selama 14 tahun ini sudah

mengalami perkembangan yang sangat baik. Oragnisasi ini memiliki 5 seksi

selain pengurus inti. Seksi-seksi tersebut yaitu, seksi produksi, seksi

pemberdayaan, seksi humas, seksi peternakan dan seksi usaha. Dimana seksi-seksi

ini menjalankan tugasnya yaitu dengan bahu membahu, namun yang bertanggung

jawab tetap bagiannya masing-masing.

Bagan 4.1.1 Struktur Organisasi Tranggulasi Sebelum Organik

Sumber data Sekunder, 2014

4.1.2 Organisasi Tranggulasi Setelah Organik

Secara harafiah tidak ada perubahan secara struktur dari organisasi

Tranggulasi sebelum dan setelah menjadi organik. Tetapi setelah 5 tahun menjadi

organik tepatnya ditahun 2009 Tranggulasi mengembangkan organisasi atau sub

organisasi yaitu organisasi unit bisnis. Unit bisnis menjadikan petani pada

umumnya lemah diposisi tawar pasar, menjadi mampu bersaing, karena

Tranggulasi menjawabnya melalui unit bisnis. Organisasi ini terbilang unik karena

sedikit organisasi petani pada umumnya memiliki unit bisnis khususnya di Jawa

Tengah.

KETUA

PITOYO NGATIMIN

WAKIL KETUA

HARTO SLAMET

BENDAHARA

1. JUMARI

2. SAEFUDIN

SEKRETARIS

1. ABDUL WAHAB

2. SUPARYONO

SEKSI PRODUKSI

1. SUPARDI GP

2. SUPARMAN

SEKSI PEMBERDAYAAN

1. SRI JUMIATI

2. SITI IMRONAH

SEKSI HUMAS

1. WAHYUDI

2. REBO

SEKSI USAHA

1. JUMARNO

2. NGATEMIN

SEKSI

PETERNAKAN

1. SUPOYO

2. MUJAR

Page 2: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

2

Perbedaan antara unit bisnis dengan organisasi yaitu organisasi lebih pada

hubungan internal yang mengurusi urusan orang per orangan dalam hubungan inti

kelompok yang lebih banyak bekerja pada hubungan sosial yang tidak

mengutamakan keuntungan dalam hubungan. Sebaliknya unit bisnis lebih pada

hubungan eksternal yang lebih banyak berbicara mengenai keuntungan tentunya

akan sangat erat kaitannya dengan namanya uang, dan hubungannya terhadap

konsumen. Unit bisnis merupakan jendela kesejahteraan petani dalam

memasarkan produk sayuran organik mereka. Unit bisnis bertanggung jawab

secara penuh terhadap hasil yang diperoleh oleh petani, setelah barang masuk

gudang maka yang bertanggung jawab adalah pengelola. Pengelola unit bisnis

merupakan orang-orang yang lebih banyak bekerja dibisnis maupun disosial

karena orang-orang yang tergabung dalam unit bisnis ini sebagian besar

merupakan orang-orang pengurus inti organisasi. Berikut bagan struktur unit

bisnis:

Bagan 4.1.2 Struktur Pengelola Unit Bisnis Kelompok Tani Tranggulasi

Sumber data primer, 2013

4.1.3 Produk Sayuran Tranggulasi Sebelum Organik

Tranggulasi berdiri pada tahun 2000, pada periode sebelum itu petani

masih melakukan kegiatan usahatani secara konvensional sesuai dengan

rekomendasi yang diberikan oleh dinas terkait. Produk yang dihasilkan oleh

Tranggulasi masih standar yang artinya produk-produk yang dihasilkan

merupakan produk lama, yang merupakan produk bawaan saat kelompok ini

terbentuk. Pada periode ini kegiatan usahatani yang dilakukan belum mengikuti

kaidah pertanian organik. Dalam hal pengolahan tanah dan pemupukan para

petani masih menggunakan pupuk anorganik bersubsidi. Dalam kegiatan

pengendalian hama penyakit para petani masih menggunakan pestisida atau bahan

KETUA

PITOYO N.G

BENDAHARA

HARTO SLAMET

ADMINISTRASI

JUMARNO

TRANSPORTASI

REBO

GUDANG

SUPARDI GP

PENGADAAN BARANG

1. HARUN

2. ABDUL WAHAB

3. JUMARI

Page 3: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

3

kimia untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman sayuran

yang ada di lahan mereka.

Adapun produk-produk sayuran yang ditanam oleh para petani

diantaranya: kol, cabai, sawi putih, wortel, bawang daun, dan tomat. Seperti yang

dituturkan bapak Pitoyo:

“Dulu pertamanya itu paling yang pasti hanya kol, wortel, cabe, tomat, itu yang

paling utama.”

Tahun 2000 ke 2004 disebut masa peralihan, yaitu dari non organik ke

organik, sehingga produk yang mereka hasilkan masih minim, karena tidak ada

pasar yang baik dan kuat untuk memasarkan produk, sehingga pasar yang ada

belum ideal yang menyababkan harga produk merekapun rendah. Disamping

harga rendah dan minimnya pasar menjadikan periode ini merupakan periode

yang paling berat bagi para petani karena produktivitas hasil yang diperoleh dari

usahatani sayuran mereka produktivitasnya turun. Hal ini karena periode tersebut

merupakan periode penyesuaian lahan dari sistem pertanian non rganik

(konvensional) ke sistem pertanian organik.

4.1.4 Produk Sayuran Tranggulasi Setelah Organik

Go organic di kalangan Kelompok Tani Tranggulasi itu terjadi pada tahun

2004, yang artinya secara keseluruhan lahan dan petani itu sudah organik. Masa

ini disebut masa berkembang. Mereka pada masa ini sudah berani keluar dan

turun gunung untuk menawarkan produk mereka ke supermarket-supermarket

terdekat dengan berlebelkan organik. Seiring berjalannya waktu dengan melihat

selera pasar mengenai apa yang sering dibeli oleh konsumen sehingga berbanding

lurus dengan permintaan supermarket kepada produk tertentu ini memerlukan

kejelian dan insting dari orang-orang yang ada di Tranggulasi mengenai

bagaimana mereka bisa menembus selera pasar. Di masa ini produk mulai

mengalami perkembangan dengan bertambahnya 3 produk baru yaitu brokoli,

bunga kol, dan selada keriting. Meluncurnya 3 produk baru ini menjadi awal

kemajuan produk mereka dihari ini. Berikut penuturan bapak Pitoyo:

“Setelah itu berkembang ke brokoli, terus ada bunga kol, ada lagi selada

keriting.”

Pada periode 2004 ke 2006 untuk mencapai masa eksis Tranggulasi mengalami

berbagai proses salah satunya proses dimana mereka mengikuti kompetisi

Page 4: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

4

ketahanan pangan nasional yang diselenggarakan oleh IPPHTI di tahun 2005

hasilnya mereka juara ditahun 2006 karena mereka juara mereka diundang ke

Istana Negara untuk menerima penghargaan sehingga ditahun itu mereka menjadi

banyak dikenal oleh masyarakat. Berikut penuturan bapak Petrus:

“Jadi dulunya itu menawarkan kesupermarket, mereka mencari dulunya terus dia

dapat chanel ini dari Malaysia itu, itu yang masih istilahnya eksisnya disini.”

4.1.5 Produk Sayuran Tranggulasi Pada Masa Eksis

Nama Tranggulasi pada masa ini mulai mencuat kepermukaan setelah

mereka memenangkan perlombaan Ketahanan Pangan Nasional, dan memperoleh

kesempatan pertama kali diundang ke Istana Negara dan bertemu orang nomor

satu di Indonesia pada masa itu, yaitu pada tahun 2006. Sepulangnya dari Istana

Negara Tranggulasi mengalami kemajuan dalam mengembangkan produk

mereka, karena tempat memasarkan produk semakin terbuka.

Masa eksis dimana masa kejayaan bagi Kelompok Tani Tranggulasi, masa

kejayaan mereka ditandai dengan setiap produk yang mereka hasilkan tetap laku

terjual pasar yang menampung telah tersedia dengan perjanjian yang tidak tertulis

namun dilakukan dengan trust sehingga mereka tidak kuatir pada produk mereka.

Masa eksis ini semakin terasa pada tahun 2009 dimana Tranggulasi mulai

memainkan peranan ekspor produk sayuran organik ke Singapura dan Malaysia.

Kini dengan rekam jejak yang sangat baik para buyer pun tidak ragu untuk

bekerjasama dengan pihak Tranggulasi. Produk yang bertambah pada masa ini

diantaranya: bayam jepang, blood spinak, bet rud, gambas, kol merah, pakcoy,

romen, siomak, swith cherly, timun jepang, willoroket, buncis perancis, daun

ledri, kentang, labu siam, dan lobak putih.

4.1.6 Konsumen yang Berperan dalam Pengembangan Produk Sayuran

Organik di Kelompok Tani Tranggulasi

Konsumen ini lah yang menjadikan banyaknya jumlah komoditas sayuran

di Tranggulasi berkat permintaan mereka.

Page 5: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

5

Tabel 4.1.6 Konsumen yang Berperan dalam Pengembangan Produk

Sayuran Organik di Kelompok Tani Tranggulasi

No Nama Pasar Penjual mulai kerjasama

(Th)

Keterangan Tempat

1 Ponpes Agro Nuur El-falah 2004 Bertahan Salatiga

2 Rona Tani 2005 Tidak Salatiga

3 Mitra Mas 2005 Bertahan Semarang

4 P.T SAS 2007 Tidak Purwokerto

5 P.T AGSI 2008 Tidak Jakarta

6 C.V OG FRES 2009 Bertahan Malaysia

7 P.T Dian Alfita Agro 2010 Bertahan Jakarta

8 Superindo 2011 Bertahan Jakarta

9 Pon Pes Usuludin 2011 Bertahan Magelang

10 Bali Organik 2014 Baru mulai Bali

Sumber data sekunder dan primer, 2013

Pasar Tranggulasi mengalami pasang surut, terlihat di tahun 2004 sampai

dengan 2008 dari lima perusahaan yang bertahan hanya dua, hingga saat ini dan

asal dari perusahaan tersebut sebagian besar dari Jawa Tengah hanya satu dari

Jakarta. Perkembangan semakin baik ditunjukan pada tahun 2009 hingga saat ini

dimana tidak terlihat adanya penurunan pasar, sehingga peminatnya pun terlihat

lebih banyak dari luar Jawa Tengah. Hal ini membuktikan bahwa Kelompok Tani

Tranggulasi semakin baik dalam berinteraksi dengan konsumen. Dari semakin

bertambahnya konsumen Tranggulasi ini juga membuktikan bahwa semakin

profesionalnya mereka dalam menjaga kepuasan pelanggan.

4.1.7 Strategi Sebelum Organik

Strategi sebelum memproduksi sayuran organik, yaitu dengan strategi

bertahan. Bertahan sebagai seorang petani sayuran dari beratnya biaya produksi

yang tinggi, bertahan dari ketidak berdayaan terhadap perekonomian keluarga,

bertahan dari harga dan hasil pertanian yang tidak menentu sehingga apa yang ia

hasilkan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Dari desakan keadaan ini lah

Page 6: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

6

yang membuat bapak Pitoyo berani untuk menyerang keluar dari keadaan saat itu,

untuk beralih ke pertanian organik. Berkomitmen untuk membangun pertanian

organik tanpa lelah untuk mencoba hingga berhasil seperti saat ini. Keberhasilan

ini tidaklah mudah, bapak Pitoyo melauinya tahap demi tahap, dengan percobaan

sebanyak 3 kali ia menanam tidak menggunakan kimia sama sekali, pada

kenyataannya ia gagal, dan akhirnya pada penanaman yang ketiga barulah

membuahkan hasil, anggota melihat keberhasilan bapak Pitoyo ini yaitu pada

percobaan yang ke 4 sehingga baru lah mata mereka terbuka kemudian satu

persatu mengikuti jejak bapak Pitoyo sebagai petani organik.

Kemauan untuk mengikuti bapak Pitoyo beralih ke organik bukan tanpa

persoalan, petani harus dihadapkan pada kegagalan seperti yang dialami oleh

bapak Pitoyo jika mereka mengikuti cara bapak Pitoyo bertani, akan tetapi bapak

Pitoyo tidak menjerumuskan rekannya pada kegagalan seperti yang ia alami,

melainkan memberikan strategi bagaimana organik itu dapat tercapai namun tidak

mencekik petani, strategi itu iyalah dengan mengurangi sedikit demi sedikit

pupuk kimia pada setiap periode penanaman. Misalnya pada umumnya petani

menggunakan 20 kg pupuk kimia pada satu periode penanaman, sehingga

dipenanaman berikutnya dikurangi 5 kg sehingga pupuk kimia yang digunakan

hanya 15 kg, 5 kg dari pupuk kimia tadi diganti dengan pupuk kandang.

Penanaman berikutnya dikurangi lagi menjadi 10 kg pupuk kimia sedangkan porsi

pupuk kandang ditambah, begitu pula dengan penanaman yang ketiga dikurangi

menjadi 5 kg, sampailah petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia, yang

digunakan hanya pupuk kandang. Berikut penuturan bapak Wahab:

“Pertama itu kita mengurangi pupuk kimia tapi yang kita banyaki pupuk

organiknya, seperti pupuk kandang, untuk yang belum berani langsung ke

organik kita siasati seperti itu.”

4.2 Strategi Kelompok Tani Tranggulasi dalam Perencanaan,

Pengambilan Keputusan, Pelaksanaan dan Kegiatan Pengendalian

dalam Pengembangan Produk Sayuran Organik

Strategi dalam kelompok tani dapat diketahui melalui uraian sub bab

berikut ini, yang meliputi strategi perencanaan, strategi pengambilan keputusan,

strategi pelaksanaan, dan strategi kegiatan pengendalian dalam pengembangan

Page 7: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

7

produk sayuran organik yang meliputi sayuran daun, sayuran buah, sayuran umbi,

sayuran bunga, dan kacang-kacangan.

4.2.1 Strategi Perencanaan

Strategi perencanaan merupakan strategi dasar dalam pengembangan

produk sayuran organik. Perencanaan dalam kelompok tani meliputi; peran

kelompok, permintaan pasar, kegiatan sosialisasi, pemberian tugas dan tanggung

jawab.

4.2.1.1 Peran Kelompok dalam Perencanaan

Kelompok memiliki peranan yang cukup sentral dalam mengembangkan

produk sayuran organik. Peran Kelompok dalam Perencanaan pengembangan

produk sayuran organik, yaitu kelompok sebagai penentu harga produk,

menyediakan sarana dan prasarana produksi, menjaga kualitas dan kuantitas

produk, serta memasarkan produk. Berikut penuturan bapak Pitoyo :

“Ada orang datang itulah salah satu strategi kita, ini loh produk kami itu kita

promosi gak mahal bahkan kita gak membayar, akhirnya mereka penasaran

setelah tahu, lalu cerita ketemannya kemudian temannya cerita ketemannya

seperti itu.”

Kelompok berkomitmen menjaga nama baik Tranggulasi oleh karena itu mereka

senantiasa menjaga kualitas produk, dengan demikian setiap ada tamu yang

datang akan mengalami penasaran dan timbul kekaguman terhadap sayuran yang

ada di lahan Tranggulasi. Kualitas yang baik memunculkan kekaguman sehingga

banyak yang ingin memilikinya. Demikianpula produk yang sudah dipanen

Tranggulasi memiliki jaminan atas penjualannya karena Tranggulasi sudah

memiliki pasar. Penuturan bapak Pitoyo diperkuat penuturan bapak Saefudin:

“Orang bisa membandingkan antara yang kimia dengan yang endak, itukan

kalau yang kimia kalau lama itu kan busuk, na kitakan endak orang yang beli

sayuran kita tahu makanya kita semakin dikenal tanpa sadar kita sudah dikenal

tapi kita harus komitmen menjaga tanaman kita itu harus bagus.”

4.2.1.2 Permintaan Pasar

Setelah sekitar 10 tahun mengalami begitu beratnya menata pertanian

sayur organik kini, Kelompok Tani Tranggulasi sudah merasakan sukses dengan

memainkan strategi market oriented (permintaan pasar) yang mulai terasa pada

tahun 2010. Menyesuaikan apa yang diinginkan dan menjadi pemenuh keinginan

konsumen terhadap produk yang mereka cari, adalah strategi yang dinilai cocok

Page 8: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

8

pada saat ini. Permintaan konsumen yang mereka tanggapi dan sanggup mereka

sediakan ini dapat menjadikan produk sayuran organik di Tranggulasi semakin

bervariatif. Berikut pernyataan bapak Pitoyo:

“Berkembang dari permintaan pasar itulah, o… pasar minta apa selada keriting

barangnya seperti apa kita coba tanam, o.. ini masuk bisa hidup itu lah strategi

yang kita kembangkan.”

Akan tetapi produk yang ada di Tranggulasi saat ini tidaklah serta merta karena

pasar yang meminta melainkan karena orang-orang tertentu yang mampu

menjadikan produk tersebut dapat dibudidayakan dan menjadi peluang bisnis di

Tranggulasi. Berikut penuturan bapak Petrus:

“Mereka itu awal-awalnya itu menawarkan produk-produk itu tidak seperti ini.

Kalo sekarangkan gak pernah dia istilahnya membawa kepasarkan, sekarang

dari pasar datang mengambilkan.”

4.2.1.3 Kegiatan Sosialisasi

Setelah mendapatkan permintaan konsumen maka kegiatan berikutnya

yaitu sosialisasi. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi kepada setiap

anggota mengenai semua informasi yang masuk ke Tranggulasi. Sosialisasi

dilakukan melalui dua tahap, tahap pertama yaitu sosialisasi pada pengelola,

kemudian sosialisasi berikutnya kepada seluruh anggota yang dilakukan pada saat

rapat anggota. Rapat pengelola dilaksanakan setiap tanggal 5 malam sehari

sebelum rapat anggota yang akan dilaksanakan setiap tanggal 6, setiap bulannya.

Namun jika ada hal-hal yang sifatnya mendesak maka rapat akan dilaksanakan

selain tanggal yang ditentukan. Pertimbangan akan terasa lebih banyak pada saat

rapat pengelola, karena peran pengelola lebih sentral dalam organisasi ini, isi

rapat pengelola yaitu membahas semua informasi maupun isu yang masuk ke

pengelola, tanpa mengecilkan peran anggota. Pengelola merupakan ujung tombak

organisasi dan gerbang keberhasilan anggota dalam menerima produk sayuran

organik yang baru, setelah pengelola memperoleh hasil yang bagus misalnya

harga produksi dan harga jual, anggota diberi informasi, diberi kesempatan untuk

memberikan pendapat, setelah semuanya sepakat baru berjalan, sehingga

terjadilah produksi dalam jumlah yang besar. Berikut penuturan bapak Wahab:

“Kita sosialisasikan waktu kita pertemuan sewaktu itu istilahnya ada pertemuan

yang dipentingkan di kelompok jadi endak-endak menunggu waktu, kita kan ada

pertemuan tiap tanggal 5 malam gitu pertemuan rutin itu harus wajib pertemuan

rutin itu terus kalau ada waktu-waktu tertentu yang dibutuhkan ya kita tinggal

calling aja, kalo disepiker itu itu kalo di halo-halo kan datang ke pada siapa.

Page 9: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

9

Ujung tombaknya ya kita-kita pengurus-pengurus itu, dibikin istilahnya bikin uji

cobalah katakanlah, cocok gak disini terus kita kakulasi katakanlah kakulasi

sampai beberapa bulan untuk pendapatan, penghasilan dikakulasi cocok gak,

hasil gak itu ya juga pengurus, setelah hasil bagus ya kita sosialisasikan ke

anggota, o…. nanam ini hasilnya ini kita kakulasikan dengan harga, istilahnya

seperti biaya habis segini, untuk perawatan segini, pupuknya segini jangka

waktunya segini, terus per kg nya segini harganya, ternyata lebih bagus ya kita

tawarkan.”

Pertemuan yang diadakan setiap bulannya merupakan kegiatan yang sangat

penting, dengan informasi-informasi yang akan disampaikan pada saat itu.

Penuturan bapak Wahab diperkuat penuturan bapak Saefudin:

“Itu kelompok tiap bulan kan tanggal 6 kita rapat itu nanti ada permasalahan apa

kan itu nanti dibicarakan. Nanti yang mengambil kesimpulan poinnya itu nanti

delapan orang itu.”

4.2.1.4 Pemberian Tugas dan Tanggung Jawab

Setelah adanya penerimaan terhadap produk sayuran baru, ini menjadi

tugas dan tanggung jawab semua pengelola dalam menganalisis layak atau

tidaknya produk tersebut untuk diadopsi oleh kelompok, namun demikian tidaklah

mungkin semua pengelola menanam dan menganalisisnya secara masing-masing

karena dinilai cara tersebut tidaklah efisien dan kemampuan yang terbatas, oleh

karena itu ditanyalah siapa yang bersedia untuk uji coba terhadap produk baru

tersebut dan menganalisisnya, sehingga siapa yang bersedia dia lah yang

bertanggung jawab untuk menganalisisnya. Analisis ini menyangkut biaya

produksi, hasil produk, harga produk dan keuntungan, serta tingkat kesulitan

dalam produksi. Dengan demikian yang biasanya mengemban tugas tersebut

iyalah bapak Pitoyo ini karena kemampuan beliau dan besik pendidikan beliau

sebagai sarjana pertanian yang sangat mumpuni.

Berikut penuturan bapak Wahab:

“Bukan semua pengurus ya otomatis seperti pak Pitoyo sendiri itu, itu pasti

kalau ada produk apapun yang diujicobakan mesti pak Pitoyo, yang kedua saya,

seperti itu. Karena ilmunya pak Pitoyo ya ilmu pertanian, ya inginnya serba tahu

dan memang kalau ada produk yang baru terus penasaran, ditanam sini bagus

gak, kalau bagus langsung diteliti, oh bagus.. bagus,..bagus terus tanyakan

harganya terus timbangin kira-kira harganya masuknya berapa per kg sampai

ons harganya ketemu berapa nantikan kalau bagus baru ditawarkan, ujung

tombaknya kalau disini untuk bikin percontohan pak Pitoyo, karena yang tahu

pasti untuk menganalisanya itu pak Pitoyo yang telatenlah istilahnya.”

Bapak Pitoyo merupakan orang yang pertama mengetahui apakah produk itu

layak atau tidaknya diadopsi oleh kelompok, karena ia lah sebagai kelinci

Page 10: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

10

percobaan dan singa di Tranggulasi. Penuturan bapak Wahab diperkuat penuturan

bapak Saefudin:

“Kalo pak Pitoyo itu kalo dalam rapat itu ditawarkan sama temen-temen ini ada

produk baru harganya kontrak sekian atau sekian, siapa yang mau nanam

seandainya gak ada yang nanam pak Pitoyo yang langsung nanam sendiri itu

kerjanya pak Pitoyo, itu kalo nanti ada temen yang mau nanam ia nanam siapa

sama siapa gitu, tapi pak Pitoyo itu tanggung jawab, maksudnya tanggung jawab

itu ada permintaan pasar sayur ini produk ini pak Pitoyo cari, cari benih nya

nanam sendiri baru hasil, baru dilempar sama temen-temen, gitu pak Pitoyo.”

4.2.2 Strategi Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan langkah yang harus dipertanggungjawabkan

dikemudian hari oleh pemimpin Kelompok Tani Tranggulasi, keputusan yang

salah akan menyebabkan kelompok ini dalam kesulitan. Pengambilan keputusan

di Tranggulasi berdasarkan musyawarah diantara pengelola dan seluruh anggota.

Strategi pengambilan keputusan di Tranggulasi yaitu dengan musyawarah untuk

mencapai mufakat. Diawali dari suatu masalah yang harus dibicarakan untuk

diambil keputusan, ketua memberikan pendapatnya kepada pengelola saat rapat

pengelola untuk mencari solusi di dalam pengambilan keputusan ide dari

pengelola yang disepakati bersama, diungkapkan di dalam rapat seluruh anggota,

namun demikian anggota diberi kesempatan dalam memeberikan ide dan mencari

solusi untuk memecahkan masalah yang dibicarakan. Keputusan diambil dari hasil

yang terbaik dari kesepakatan bersama, untuk menjadi pertimbangan keputusan

ketua. Seperti yang dituturkan oleh bapak Pitoyo:

“Saya menekankan kebersamaan, iya jadi saya tidak memutuskan secara pribadi

ketika ini masih memungkinkan untuk dibicarakan tapi biasanya semuanya

mereka dari temen-temen itu biasanya tergantung ketua, jadi menurutnya

kesaya, saya minta persetujuan saya punya keputusan, seperti ini tapi saya

berikan lagi setuju gak meskipun dengan langsung seketika mereka setuju

cuman, saya tidak akan meminta mereka harus menyetujui saya, koreksi saya

dulu kalau memang itu tidak harus disetujui kadang-kadang juga kesepakatan.”

Bapak Pitoyo menjalankan sistem demokrasi dalam mengambil keputusan,

kesempatan dimiliki oleh siapa saja untuk memberikan pendapatnya. Penuturan

bapak Pitoyo diperkuat penuturan bapak Suparyono:

“Ya itu dimusyawarah mas, dimusyawarah terlebih dahulu, jadi misalkan pak

Pitoyo itu dapat chanel dari konsumen itukan dimusyawarah mufakat oleh

anggota siapa saja yang mau mengikuti produk ini, ya setelah itu ya semua

anggota menyetujui mas itu.”

Page 11: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

11

4.2.3 Strategi Pelaksanaan

Pelaksanaan produksi produk sayuran organik apabila ada permintaan dari

konsumen. Pemenuhan permintaan konsumen dapat terlaksana apa bila telah

tercapainya kesepakatan harga beli dari konsumen. Ada tiga jenis harga yang

harus disepakati yaitu:

Tabel 4.2.3 Jenis Kesepakatan Harga

Jenis Harga Keterangan

1. Harga curah Harga curah yaitu harga yang diputuskan ditempat dan tidak

mendapatkan perlakuan wrapping dan packing. Ini biasanya transaksi

yang terjadi di pasar-pasar lokal. Namun perlakuan packing dapat saja

terjadi pada konsumen yang tidak memerlukan perlakuan wrapping

masih tergolong harga curah dan konsumen hanya dibebankan biaya

bahan packing. Artinya konsumen tidak membayar jasa wrapping.

2. Harga packing +

wrapping :

- Harga packing +

wrapping sana

- Harga packing +

wrapping sini

Harga packing + wrapping yaitu adanya tambahan biaya yang

merupakan biaya jasa wrapping, biaya bahan packing, dengan

beberapa ketentuan diantaranya:

1. Harga packing + wrapping sana artinya konsumen yang

menyediakan bahannya seperti kardus, sterofoam, plastik,

sehingga konsumen tinggal membayar jasa wrapping. Tidak lagi

membayar bahan.

2. Harga packing + wrapping sini artinya yang packing dan

wrapping serta menyediakan alat dan bahan semuanya

Tranggulasi, sehingga konsumen tinggal terima bersih dan

tahunya tinggal bayar, jasa dan bahan packing.

3. Harga transportasi :

- Harga antar terminal

atau bandara

- Harga antar sampai

tujuan

- Harga ambil di

tempat

Harga transportasi ini merupakan harga ongkos kirim, dari lokasi

Tranggulasi ketempat sasaran kirim.

- Ada beberapa tempat sasaran kirim yaitu terminal Salatiga,

dengan alamat kirim Jakarta dan sekitarnya yang dapat ditempuh

dengan trasportasi darat, bandara Semarang dan bandara Jogja

untuk kirim ke luar negeri dan luar pulau. Untuk biaya trasportasi

ini semuanya ditanggung oleh konsumen yang disesuaikan

dengan jarak kirim dan inflasi harga BBM serta biaya operasional.

- Harga antar sampai tujuan, ini terjadi pada konsumen yang berada

di Jawa Tengah, terutama Semarang, Solo dan Jogja, ketentuan

sama yaitu biaya transportasi ditanggung oleh konsumen.

- Namun jika ambil ditempat maka konsumen hanya dikenakan

harga sayuran, yaitu putus ditempat dalam arti tidak dikenakan

biaya transportasi. Dengan catatan dimanapun dan siapapun

pembelinya harga sayuran sama.

Sumber data primer, 2013

Setelah harga disepakati dengan konsumen, tugas pengelola berikutnya

yaitu pemenuhan permintaan. Saat ada permintaan pengelola mendata siapa saja

petani yang menanam sayuran sesuai pesanan, setelah mendapatkan data petani

maka pengelola membagi nominal pesanan konsumen tersebut secara adil kepada

Page 12: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

12

petani yang menanam, seandainya ada pesanan 100 kg wortel, setelah pendataan

terdapat 5 orang petani yang menanam maka 100 kg tersebut dibagi orang 5

sehingga setiap petani memperoleh 20 kg. Namun jika setelah dibagi secara adil

terdapat petani yang tidak dapat memenuhi permintaan pengelola maka pengelola

melempar kepada siapa yang masih berlebihan. Berikut penuturan bapak Wahab:

“Nah kita atur seandainya ada order 10 kg kita bagi rata semuanya merasakan,

contohnya seperti ini dari Jakarta itu ada orderan brokoli sekarang katakanlah 80

kg yang punya banyak kalo brokoli itu kalo dilahan gak ditebang itukan sudah

gak laku di jual, harus-harus karena kita punya inisiatif yang daftarkan berapa

terus tanya-tanya lah kemampuan nanti kalo petik berapa, berapa kg? kita

kemampuan petik kira-kira 50 kg, lah terus tanya lagi berapa kg? lah kita pulang

ini berapa kg, berapa kg, kita ambil terus kita omong lagi ketempatnya orang-

orang tadi kamu kebagian ini, kamu kebagian segini kg, segini kg dah.”

Pembagian dalam pemenuhan pesanan secara adil ini meminimalkan konflik di

anggota dan pengelola, anggota maupun pengelola memperoleh pembagian

pemenuhan pesanan secara adil karena sumber pendapatan utama pengelola juga

dari hasil pertanian. Penuturan bapak Wahab diperkuat penuturan bapak

Suparyono:

“Permintaan pasar melalui pengelola permintaan anggota tinggal tunggu dari

pengelola itu misalkan mau dikonsumsi itu brokoli na itu pengelola

menghubungi yang sudah tanam brokoli, misalkan buncis pengelola

menghubungi yang sudah tanam buncis gitu.”

4.2.4 Saluran Distribusi Produk Sayuran Tranggulasi

Saluran distribusi sayuran organik milik Tranggulasi yaitu berawal dari

lahan pertanian yang dimiliki oleh petani, dari lahan petani membawa sayuran

mereka ke gudang untuk dipersiapkan sebelum diantar ke terminal atau bandara

dengan menggunakan mobil box AC milik Tranggulasi. Setelah dipersiapkan

maka sayuran siap diantar ke bandara atau terminal tergantung tujuan, setelah

sampai maka sayuran siap dikirim. Sasaran kirim diantaranya Jakarta, Malaysia,

Singapore dan sebagainya. Kemudian sebagian sayuran dari lahan petani juga di

antar ke tempat bapak Jumari untuk dipersiapkan sebelum diantar ke tujuan,

namun di tempat bapak Jumari terkadang diambil sendiri, dan terkadang diantar.

Tempat bapak Jumari merupakan pemenuhan terhadap pesanan dari Superindo.

Sumber data primer, 2013

Gambar 4.2.4 Saluran distribusi produk sayuran Tranggulasi

Konsumen Bus AC Pengiriman menggunakan

mobil box AC Lahan

pertanian

Gudang

Pesawat

Langsung ambil

di tempat

Rumah bapak

Jumari

Page 13: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

13

4.2.5 Strategi Kegiatan Pengendalian

4.2.5.1 Pengendalian Produk Sayuran Tranggulasi

Setelah ada kesepakatan kerjasama untuk bisnis sayuran maka Kelompok

Tani Tranggulasi mempunyai kewajiban untuk menjaga kesinambungan produk

sayuran organik sehingga permintaan konsumen tidak terputus karena kehabisan

stok produk sayuran organik untuk jenis-jenis tertentu yang disebabkan kesalahan

teknis. Dalam hal ini pengaturan pola tanam produk kepada petani sangatlah

penting agar tidak terjadi produk yang berlebihan dan produk yang tidak ditanam

atau kekurangan. Strategi yang diterapkan oleh pengelola yaitu dengan pengaturan

pola tanam bergiliran dikalangan petani. Berikut penuturan bapak Pitoyo:

“Bagaimana menjaga kontinuitas produk ini selalu ada ini strateginya,

pengaturan pola tanam untuk menjawab kontinuitasnya biar apa, o… selada

keriting itu permintaan paling satu hari mintanya 10 kg, 15 kg, gak mungkin

satu petani nanamnya cuma segitu kalau gak ada yang nyiapin, nah sehinggakan

gak mungkin semua nanam bersamaan itulah yang kita kembangkan, strateginya

ya kamu nanam, kamu nanam, gantian hargakan sudah sama mau nanam besok

mau nanam sebulan lagi harganya juga tetap sama itu.”

Pola tanam yang diterapkan yaitu pembagian setiap komoditas sayuran pada

sekelompok petani, satu komoditas sayuran ditanam oleh lima orang, untuk

menjaga keberadaan produk tersebut. Penuturan bapak Pitoyo diperkuat penuturan

bapak Suparyono yaitu:

“Kelompok disuruh tanam misalkan anggota 32 itu satu musim eh satu

penanaman itu 5 orang, terus satu minggu lagi 5 orang, satu minggu lagi 5 orang

itu terus berjalan gitu, pak Pitoyo seperti itu memberi penyuluhan. Jadi tidak

terputus gitu mas jadi gudangkan tetap ada sayur gitu bergantian secara

penanaman.”

Berikut penuturan bapak Supardi Hadi Sucipto:

“Untuk penilaian saya 75% bagus, kalau masalah tanaman yang ini nanam ini,

yang ini nanam ini, yang itu nanam itu, ya bisa jangan sampai setiap harinya

kepedotan to mas kehabisan untuk permintaan.”

4.2.5.2 Pengendalian Budidaya Sayuran Tranggulasi

Kegiatan pengendalian budidaya sayuran organik di Kelompok Tani

Tranggulasi menggunakan Standar Operasional Pertanian (SOP) dan Good

Agriculture Practices (GAP) atau budidaya yang baik dan benar. Sebagai acuan

dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

Page 14: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

14

Pada saat pengelola menerapkan strategi pengaturan pola tanam, maka di

petani untuk menjaga keberlangsungan produk yang ada dilahannya menerapkan

strategi tumpang sari. Namun ada tanaman yang tidak dapat untuk tumpang sari

sehingga ini membuat kepasrahan petani terhadap alam, diantaranya swich

chaerly, blood spinat. Selain tumpang sari strategi penanaman tanpa henti juga

diterapkan di lahan Tranggulasi, penanaman tanpa henti yang dimasud adalah

penanaman bergilir dalam satu lahan pada bedengan yang berbeda untuk beberapa

jenis sayuran dengan waktu tanam yang berbeda, sehingga pada saat bedengan

pertama mau panen petani sudah mempersiapkan tanaman yang akan ditanam

berikutnya, kemudian dibedengan lain sudah menunjukan tanda-tanda

kedewasaan dan saat bedengan yang berisi tanda-tanda kedewasaan tersebut

sudah siap panen yang dipersiapkan petani untuk ditanam tersebut sudah

menunjukan tanda-tanda kedewasaan, dan seperti itulah seterusnya, dengan

jumlah tanam yang tidak terlalu banyak namun dapat selalu ada. Berikut

penuturan bapak Pitoyo:

“Kita strateginya ya kita menyesuiaikan permintaan nanam gak usah banyak

contoh saya dibelakang rumah itu nanam kan gak usah banyak, tomat ya hanya

200 pohon, untuk apa? Untuk selalu ada salah satu contoh selada keriting 2

petak, 2 petak itu bisa ditanam berurutan, tiap hari panen bisa, sampai nanti

habis bisa gantian lagi belakangnya, sepinat misalnya juga demikian.”

Penanaman secara bergilir dan sedikit di lahan dalam arti tidak menanam sekali

gus dilahan yang tersedia memungkinkan dalam menjaga keberadaan dari produk-

produk Tranggulasi, dengan demikian permintaan konsumen akan selalu tersedia,

meskipun dalam jumlah kecil namun tetap ada, sehingga sayuran tidak akan putus

yang akan membuat konsumen kecewa. Penuturan bapak Pitoyo diperkuat

penuturan bapak Suparyono:

“Pengendalianya tumpang sari mas, tumpang sari pengendaliannya misalkan

tanam brokoli ini kan brokoli satu bulan, sudah satu bulan ini na sampingnya

sudah ada tanaman lagi terus gitu mas, misalkan sini sudah penuh sini panen

misalkan kita - kita punya tanah seribu meter misalkan itukan 500, 500 yang di

tanam. jadi sekarang 500 terus satu minggu lagi 500, ini bisa ditanam tumpang

sari endak bersamaan.”

Untuk menjaga kualitas produk, Kelompok Tani Tranggulasi

melakukannya dengan cara meningkatkan kualitas pupuk, pupuk yang baik akan

menghasilkan produk yang berkualitas, namun pupuk yang tidak baik maka

hasilnya pun tidaklah maksimal. Ada dua jenis pupuk yang dipakai di Tranggulasi

Page 15: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

15

saat ini yaitu pupuk padat yang terbuat dari kotoran sapi yang dijadikan sebagai

pupuk dasar, dan pupuk cair yang terbuat dari campuran berbagai hasil tanaman

difermentasi yang dinamakan Power, serta urine sapi yang dipakai sebagai bahan

pengocor atau yang disemprotkan. Sedangkan pestisidanya yang berasal dari

kelompok yaitu CP (Ces Plong), yang terbuat dari biji bengkoang difermentasi,

dan selebihnya kreatifitas dari individu masing-masing petani. Seperti yang

dituturkan bapak Pitoyo:

“Istilahnya powerkan kuat ya menurut kita si kekuatan karena satu diambil dari

kronologis dari bahan baku terus kemudian dari fungsi di tanaman ini memang

untuk kekuatan. Terbuat dari, semuanya si kerena itu perlakuan fermentasi, yang

namanya fermentasikan kamu tahu sendirilah, itu bahan bakunya dari tetes air

tebu, air kelapa dan beberapa buah nenas dan hormon.”

Bapak Pitoyo juga menambahkan bagaimana dalam mengendalikan hama yang

terbuat dari bahan alami, yaitu pestisida cp yang terbuat dari biji bengkoang yang

difermentasi. Berikut penuturan bapak Pitoyo:

“Pestidsidanya juga kita buat sendiri, cp namanya. Untuk mengendalikan hama

dan penyakit, strateginya masing-masing petani luar biasa, punya sendiri teknik.

Bahkan itu lah yang kami harapkan, menjadi sain namanya, sain petani.”

Power dan cp merupakan produk yang diproduksi oleh pengelola yang

dipinjamkan ke kelompok dan digunakan sebagai saprodi oleh kelompok.

4.2.5.3 Pengendalian Masuknya Produk Sayuran dari Mitra Usaha

Peran mitra sangat diperlukan oleh Kelompok Tani Tranggulasi dalam

pemenuhan permintaan pasar dan mitra sangat antusias dalam keinginan

bekerjasama dengan Kelompok Tani Tranggulasi yang disebabkan oleh

pemberian harga produk yang sama dengan anggota Tranggulasi diberikan oleh

pengelola serta permintaan yang menjanjikan. Mitra tersebut diantaranya Bangkit

Merbabu, Margi Santoso, Merapi Asri, dan Redo. Namun mitra tidaklah

semenang-menang dalam menjual produk mereka ke pengelola melainkan harus

mengikuti aturan yang dibuat. Aturan yang dibuat demi menjaga nama Kelompok

Tani Tranggulasi. Aturan tersebut tidak boleh menggunakan bahan kimia

sedikitpun, dan melakukan pengendalian dengan baik dan tepat waktu, yang akan

dikontrol oleh tim lapangan dan memiliki penanggung jawab seperti ketua

kelompok masing-masing. Namun sebelumnya para penanggung jawab sudah

terlebih dahulu diberi masukan tentang peraturan Tranggulasi. Berikut penuturan

bapak Wahab:

Page 16: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

16

“kita punya mitra karena produk kita kalau kita tangani dari satu kelompok aja

gak mampu terus pesanan dari-dari luar negeri itu mintaknya perharinya 1,5 ton

seperti buncis perancis itu terus kita dari luar daerah banyak yang minat karena

harganya masuk tapi kita gak serta merta kita menerima, gak. Kita sarankan

boleh kerjasama dengan kita dengan catatan aturan dan semuanya istilahnya

aturan lah mengikuti kita, kalo gak mengikuti kita istilahnya karena kita jual

nama otomatis udah lepas.”

Tranggulasi punya nama, punya konsumen tetap, punya permintaan yang besar,

tidak ada petani yang tidak menginginkan seperti petani Tranggulasi, oleh sebab

itu antar kelompok tani saling kerjasama satu dengan yang lain, namun peraturan

Tranggulasi yang tentukan sehingga kerjasama ini dapat saling menguntungkan.

Penuturan bapak Wahab diperkuat penuturan bapak Harun:

“Sini ada yang dipercaya sana ada yang dipercaya kan gitu. Kalo harga

perkilonya pasar dilokal segini dengan anggota ya memang sudah kalo sini

anggota itu harga sini terus, terus gak, gak ada turun naik begitu, soalnya lokal

seperti brokoli ya misalnya 5000 di lokal tapi disini dengan yang anggota 8000

sampai 9000 itu memang selalu gak, gak dikasi turun misalnya lokal 5000,

6000, 7000 dengan anggota gitu lo. Begitupun dengan petani luar juga gak

dikasi turun.”

Berikut penuturan bapak Suparyono:

“Pengendalian terhadap mitra agar tidak semena-mena terhadap gudang ya itu

mas terus di anu mas di.. di beri pengetahuan mas agar misalkan nanam ini

harus obatnya ini harus kan gitu. Jadi tidak mengurangi aturan.”

4.3 Hubungan Pasar Lokal, Anggota dan Pengelola

Hubungan antara pasar lokal, pengelola, dan petani anggota, ini

digambarkan pada pengaruh harga. Dimana pasar lokal berpengaruh terhadap

harga beli pengelola ke petani, dan tentunya juga akan berpengaruh pada harga

jual pengelola ke konsumen. Pengaruh pasar lokal ini berlaku pada komoditas

yang memiliki turun dan lonjakan harga yang cukup ekstrim seperti cabe, wortel

dan tomat. Namun pada komoditas yang normal dalam arti turun dan lonjakan

harga yang tidak terlalu ekstrim yang masih masuk dalam radar harga di

Tranggulasi, pasar lokal tidak berpengaruh, diantaranya kol, sawi putih, buncis

perancis, dan brokoli.

Sumber data Primer, 2013

Gambar 4.3 Hubungan Pasar Lokal, Anggota dan Pengelola

Anggota

Pasar Lokal Pengelola

Page 17: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

17

Sehingga dari ilustrasi ini dapat digambarkan bahwa pasar lokal memiliki

peranan penting dalam penentuan harga produk di petani, dan kelangsungan

pengiriman barang oleh pengelola. Bila di pasar lokal harga naik melebihi harga

jual pengelola maka pengelola menghentikan pengiriman, satu atau dua kali

pengiriman, karena harga di pasaran lokal dapat menggoyahkan harga yang

diberikan kepada petani, namun penghentian pengiriman hanya terjadi apa bila

konsumen tidak berani untuk menaikan harga bersaing dari pasar lokal, jika

sebaliknya pengiriman akan tetap berlanjut.

4.4 Subsidi Silang

Pengelola menerapkan sistem subsidi silang, subsidi silang terjadi bila

harga dipasaran lokal lebih rendah dari harga yang diberikan oleh pengelola ke

petani, maka pengelola mengsubsidi petani namun bila harga dipasaran naik

melebihi dari harga yang diberikan pengelola ke petani maka petani lah yang

mengsubsidi pengelola, dengan harga jual dan harga beli tetap (pakem).

Sumber data Primer, 2013

Gambar 4.4 Grafik Subsidi Silang

Ilustrasi grafik ini diambil pada sayuran sawi putih, dimana harga normal

yang dibeli pengelola ke petani yaitu seharga Rp 3.000, yang bersifat menetap,

dan harga jual ke konsumen Rp 6.000. Harga 1 menunjukan terjadinya harga

dipasaran lokal dibawah harga normal yaitu Rp 1.000, sehingga di harga 1

pengelola mengsubsidi petani, kemudian di harga 2 dimana pengelola mendapat

keuntungan normal, karena dipasaran lokal maupun dipetani harga sama yaitu Rp

3.000, namun jika harga sawi putih di pasar lokal melebihi harga beli pengelola ke

petani, pengelola disubsidi oleh anggota karena harga beli tetap Rp 3.000

keuntungan ini terjadi pada harga 3, yaitu sebesar Rp 5.000. Dengan catatan harga

jual tetap Rp 6.000. Berikut penuturan bapak Pitoyo:

“Itu lah yang kami namakan dengan subsidi silang dan petani sudah tahu petani

kami hargai 10.000 selalu, mau harga dipasaran 1000 tetap dibayar 10.000,

Rp0Rp2.000Rp4.000Rp6.000Rp8.000

Harga1

Harga2

Harga3

Ps. LokalAnggotaPengelola

Page 18: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

18

artinya ketika pasar itu naik kita ini disubsidi oleh petani tapi ketika harga ini

pas turun kita lah yang mensubsidi petani, karena gak mungkin dijual 1000

kasiankan tetap kita beli 10.000, tapi ketika mungkin ini pas harga naik 11.000

kita sudah mensubsidi berapa aja dan kita liat grafik harga naik ini berapa to

dengan harga turun ini kadang-kadang banyak turunnya dari naiknya.”

Menetapkan harga subsidi memberikan manfaat bagi petani, petani dilindungi

dari fruktuasi harga yang tidak menentu, sehingga pendapatan petani menjadi

pasti. Subsidi silang ini berdasarkan waktu. Seandainya minggu ini turun petani

disubsidi, tapi jika minggu depan naik petani yang mengsubsidi. Dapat pula

subsidi silang terhadap item, jika salah satu item mengalami penurunan maka item

yang lain akan menutupi dengan harga pakem tersebut. Penuturan bapak Pitoyo

diperkuat penuturan bapak Suparyono:

“Kalo buncis itu 7000 itu sudah diberi tahukan oleh kelompok kalo brokoli

10.000 itu sudah haraga mati mas. misalkan pasar lokal 3000 tapi kelompok

tetap membayar 10.000 mas.”

Berikut penuturan bapak Saefudin:

“Misalkan yang saya maksudkan itu beginikan ada orang tani itu bisa

membandingkan lah kita jual ke pasar iya to, kita jual kepasar harganya sekian

iya kalo ada untungnya harganya naik kalo turun, seperti kemaren-kemaren kan

brokoli seandainyakan sampai 2000 juga to sampai 2000 tapi dikelompok kan

9000 atau 8000 kan kita sudah untung.”

4.5 Komoditas yang Berhenti di Produksi

Tabel 4.5 Komoditas yang Berhenti di Produksi

No Komoditas Keterangan

1 Blood Spinat 1. Spesifikasi perawatan

2. Keterbatasan lahan

3. Tidak adanya permintaan pasar

Tanaman ini merupakan tanaman eksklusif, sehingga

masih sulit dalam pengembangannya.

2 Switch Cherlly

3 Waroket

4 Black Spinat

5 Orel

Sumber data primer, 2013

Komoditas yang dulunya ada dan sekarang tidak lagi dibudidayakan di

Tranggulasi ini merupakan komoditas yang asing di pasar tradisional, komoditas

ini memerlukan perawatan yang intensif, dan tidak dapat dilakukan tumpang sari

sehingga lahan tersebut hanya khusus untuk satu komoditas tersebut, masih jarang

dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya menjadikan pasar sayuran ini masih

Page 19: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

19

terbatas meskipun harganya cukup tinggi, ketelatenan yang diperlukan dalam

budidaya sayuran ini menjadi hambatan di Tranggulasi.

Berikut penuturan bapak Pitoyo:

“Ketersediaan lahan yang sangat terbatas dan fasilitas yang terbatas juga, karena

dalam arti produk-produk tersebut membutuhkan spesifikasi tempat, spesifikasi

perawatan yang sangat khusus misalnya, nah kita belum bisa kita harus belajar

banyak karena itu untuk produksi dari Perancis, bukan dari Belanda sebetulnya

cara nya mudah karena kadang-kadang kita ya gak sabaran itu, orang maunnya

bles-bles, bles na, yang namanya blood spinat, swith cherlly ini berhenti karena

tidak bisa untuk memenuhi, karena keterbatasan tempat dan spesifikasi.”

Sayuran-sayuran ini bukan berarti tidak mampu dibudidayakan di Tranggulasi

namun lebih mudah membudidayakan sayuran yang lain ketimbang sayuran ini,

kemudian pasar sayuran ini pun tidak mendukung sehingga sayuran ini tidak

dibudidayakan lagi.

4.6 Faktor Pendorong dan Penghambat Pengembangan Produk Sayuran

Organik Tranggulasi

Tabel 4.6 Faktor Pendorong dan Penghambat Pengembangan Produk

Sayuran Organik Tranggulasi

Produk Faktor Pendorong Faktor Penghambat

Produk Lama 1. Masih ada pasar

2. Harga tinggi

3. Petani sudah terbiasa

Tidak ada lagi pasar yang berminat,

Cuaca yang tidak bersahabat, benih

yang terbatas.

Produk Baru 1. Perminntaan pasar

2. Harga tinggi

3. Mudah dalam

membudidayakannya

1. Memerlukan spesifikasi perawatan

2. Keterbatasan lahan

3. Tidak dapat tumbuh dengan baik di

Tranggulasi

4. Kesulitan dalam membudidayakannya

Suber data Primer, 2013

Faktor penghambat sayuran untuk tumbuh di lahan Tranggulasi memang

lebih banyak ketimbang faktor pendorongnya, jadi sangatlah wajar jika harga

sayuran organik lebih mahal dari sayuran konvensional, sehingga untuk

komoditas tertentu yang memerlukan spesifikasi perawatan, petani Tranggulasi

belumlah sepenuhnya mampu, karena lahan maupun sarana pendukung sangat

terbatas. Namun dengan banyaknya konsumen yang minta sayuran dari

Tranggulasi menjadikan apa yang tidak bisa dibudidayakan di Tranggulasi

tidaklah berdampak negatif bagi pendapatan Tranggulasi dan banyaknya item

sayuran Tranggulasi.

Page 20: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

20

4.7 Menganalisis Peran Ketua, Pengurus Lainnya, dan Anggota dalam

Pengembangan Produk Sayuran Organik

Penjelasan peran ketua, pengurus lainnya dan anggota dapat dilihat pada

sub bab berikut.

4.7.1 Peran Ketua Kelompok Tani Tranggulasi

Ketua Kelompok Tani atau yang biasa disebut kontak tani, di Tranggulasi

merupakan pemimpin yang mumpuni pada saat ini karena kelompok ini minim

pemimpin yang memiliki pendidikan tinggi dan kredibilitas seorang pemimpin

yang baik. Peran ketua di Kelompok Tani Tranggulasi, yaitu memimpin anggota,

sebagai tempat masuknya informasi, pengambil keputusan, mengorganisir

anggota, menjadi ikon, penyusun rencana, mencari peluang dalam memasarkan

produk, dan sebagai penghubung. Begitu multinya peran ketua menjadikan ketua

sangat sentral dalam kelompok ini, sehingga setatus ketua yang saat ini diemban

oleh bapak Pitoyo belumlah mampu tergantikan. Berikut pernyataan bapak

Pitoyo:

“Ya mengorganisir, terus mencari informasi kemudian menghubungkan,

kemudian mencari peluang , ya diantaranya itu.”

Bapak Wahab menambahkan untuk peran ketua yaitu:

“Peranan ketua memimpin anggota, memimpin rapat, terus punya link, dan

keputusan ketua yang digunakan.”

Ketua Kelompok Tani Tranggulasi memiliki kemampuan yang multi dalam

menjalankan organisasi dan juga sebagai petani, ketua yang ada sekarang mampu

berperan dalam segala posisi yang ada di organisasi khususnya organisasi

kelompok tani. Berikut penuturan bapak Saefudin:

“Kalo pak Pitoyo turun saya membayangkan gak ada yang bisa menggantiakan

jelas gak ada yang wawasannya seperti pak Pitoyo, dak ada belum mampu, saya

melihat teman-teman saya sendiri satu tim satu kelompok saja gak ada yang

wawasannya sama samaan dengan pak Pitoyo endak itu, seandainya pak Pitoyo

turun kita harus gimana itu pokoknya ya nyerah. Kalo pak Pitoyo turun ya kita

pasrahnya ya kita hancur ya gitu aja.”

4.7.2 Peran Pengurus Kelompok Tani Tranggulasi

Peran pengurus Kelompok Tani Tranggulasi yaitu mengelola manajemen

kelompok, ikut berperan serta dalam semua kegiatan kelompok, sebagai tempat

ketua bertukar pikiran dan jajak pendapat, membantu menyusun rencana,

membantu memberikan ide dalam mengambil keputusan, melayani anggota dalam

Page 21: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

21

bentuk membagi tugas anggota sesuai dengan sumber daya, membuat jadwal

tindakan (tanam, panen, dan kirim), mengawasi dan menjalankan aturan yang

sudah disepakati. Berikut penuturan bapak Wahab yaitu:

“Mendampingi ketua, terus melayani dari anggota bentuk apa pun yang sudah

kita putuskan bersama. Aturan-aturan itu, kita wajib sebagai pengurus kita

laksanakan.”

Pengurus Kelompok Tani Tranggulasi dipilih karena berdasarkan kemampuan

mereka masing-masing, tidak seperti ketua yang multi pengurus lebih kepada

spesifikasi kemampuan individual mereka, yang diperlukan oleh ketua dalam

membentuk sebuah tim. Berikut penuturan bapak Petrus:

“Peran pengurus itu sesuai dengan proporsinya, ia jadi sesuai dengan proporsi

jadi mereka sesuai dengan bagiannya gitu.”

4.7.3 Peran Anggota Kelompok Tani Tranggulasi

Anggota sebagai pelaksana dalam perjalanan memproduksi produk

sayuran organik. Untuk memotivasi anggota dan menumbuhkan loyalitas terhadap

kelompok maka anggota dilibatkan dalam setiap aktifitas organisasi yang

dirumuskan dalam kewajiban sebagai anggota Kelompok Tani Tranggulasi,

kewajiban anggota adalah mengikuti aturan main organisasi, membesarkan nama

organisasi dengan menghasilkan produk yang berkualitas, memberi masukan

kepada pengurus baik itu dalam memecahkan masalah ataupun hanya sekedar

memberikan informasi, dan mendapatkan haknya. Haknya yaitu memperoleh hasil

dari jual sayuran, mendapat pembagian setiap akhir tahun, memperoleh pinjaman,

mendapat tunjangan dan dianggap sebagai keluarga dalam organisasi.

Berikut penuturan bapak Pitoyo :

“Ada hak dan kewajiban. Kewajibanya seorang anggota adalah ikut aturan main

yang ada di organisasi, kemudian ikut membesarkan organisasi, ikut

mengembangkan organisasi, memberi masukan kepada pengurus, memberikan

informasi untuk kemajuan organisasi. Haknya mendapatkan hak semua dari

hasil termasuk dari income, setiap tahun ada pembagian, kalo ada pinjaman,

haknya diantaranya itu.”

Pemenuhan hak untuk anggota sangat diperhatikan oleh pengelola, tentunya

kewajiban anggota harus dijalankan dengan sepenuh hati, loyalitas terhadap

kelompok yang dituntut pengelola. Bapak Wahab menambahkan tentang peran

anggota yaitu:

“Anggota seperti kalau disinikan nanam ini harus ditepati sesuai dengan aturan

yang diputuskan bersama.”

Page 22: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

22

4.8 Pembahasan

4.8.1 Strategi Kelompok Tani

Merancang dan menerapkan strategi dalam Kelompok Tani Tranggulasi,

ini merupakan tugas dari pengelola sebagai manajer, sehingga prilaku organisasi

dapat mencerminkan bagaimana strategi bisnis Tranggulasi berjalan, dengan

keterbukaan sehingga dalam perencanaan Tranggulasi terbuka terhadap

permintaan konsumen, untuk pemesanan produk sayuran, yang dijadikan strategi

perencanaan pengembangan produk sayuran organik oleh kelompok. Pada strategi

pengambilan keputusan, keputusan diambil atas dasar kekeluargaan sehingga

dalam memutuskan, kebersamaan dalam musyawarah untuk mufakat yang

menjadi kebiasaan. Kemudian strategi pelaksanaan, ini pun tidak terlepas pada

“perasaan” dimana pelaksanaan didasarkan pada kepercayaan dengan sebuah

kesepakatan yang dibentuk berdasarkan kekeluargaan, dan yang terakhir dalam

strategi pengendalian kepercayaan terhadap setiap petani bahwa petani mampu

untuk menjaga kualitas dan kuantitas dari setiap produk menjadikan kelompok

tani ini benar-benar memiliki kepercayaan tinggi. Hubungan interpersonal satu

dengan yang lainnya terasa sangat mendalam apa lagi ditunjang dengan faktor

kebudayaan desa yang masih kental terhadap toleransi dan gotong royong

mencerminkan bagaimana organisasi ini dijalankan, dengan keahlian sebagai

petani sayuran yang ditunjang oleh manajemen mumpuni menjadikan Kelompok

Tani Tranggulasi sebagai organisasi yang kompetitif.

4.8.2 Peran Ketua, Pengurus Lainnya dan Anggota

Peran ketua dalam pengembangan produk sayuran organik, ketua memiliki

ikatan personal yang sangat erat terhadap pengurus dan anggota lainnya sehingga

ketua tidak begitu saja menerima dan menerapkan apa yang diminta oleh

konsumen namun ketua terlebih dahulu mendiskusikannya dengan anggota yang

lain, untuk dapat menerima atau menolak apa yang diinginkan oleh konsumen

tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan. Ketua dalam kelompok tani ini

merupakan orang yang selalu dicari oleh orang lain khususnya di Tranggulasi

dalam urusan usaha. Informasi, produk, atau apa pun itu yang berhubungan

dengan usaha dari luar sebagian besar selalu masuk melalui ketua, dan ketua

Page 23: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Organisasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12097/4/T1_522008012_BAB IV...Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi berdiri pada tahun 2000

23

selalu memerlukan pengurus lain dalam menampung informasi yang masuk

tersebut. Pengurus dan ketua memerlukan anggota dalam melaksanakannya.

Melaksanakan pengembangan produk sayuran organik, meningkatkan

kualitas dan menjaga kuantitas dari produk tersebut ini sangat memerlukan

kreatifitas dan inovasi dari setiap petani, kreatifitas dan inovasi ini sangat terasa di

Tranggulasi dari yang tidak punya menjadi punya, dari yang tidak dikenal

menjadi terkenal, dari yang sedikit menjadi banyak, karena di Tranggulasi

memiliki modal yang sangat baik, yaitu modal yang berasal dari diri sendiri, yang

dimiliki orang baik-baik, atau yang sering disebut sebagai modal manusia.

Menurut Ancok (2007), ada enam komponen dalam modal manusia yakni: modal

Intelektual, modal Emosional, modal Sosial, modal Ketabahan, modal Moral dan

Spiritual, dan modal Kesehatan. Modal manusia ini tercermin pada setiap individu

yang ada di Tranggulasi. Modal intelektual, dimana terlihat dari keinginan mereka

untuk belajar dan terus belajar untuk menjadi lebih baik ini memungkinkan

mengasah pengetahuan dari yang tidak tahu akan menjadi tahu kedepannya.

Modal emosional, terlihat pada interaksi satu dengan yang lainnya dan hubungan

dengan orang luar, dengan memiliki pikiran positif misalnya ketika siapa pun

yang menginap di rumah penduduk pintu kamar pemilik rumah tidak ditutup saat

orangnya pergi ke ladang dan rumah dalam keadaan kosong. Modal sosial, terlihat

dari sikap setiap orang yang ada di Tranggulasi yang menerima siapa pun yang

datang untuk berbagai kepentingan dalam membangun sebuah jaringan sosial.

Modal ketabahan, modal ini terlihat pada masalah apa yang melanda organisasi

terutama yang berhubungan pada uang dan kedisiplinan setiap anggotanya. Modal

moral dan spiritual, dengan mayoritas beragama muslim Tranggulasi menjalankan

kegiatan spiritualnya dengan sangat baik dengan sholat lima waktu dan berjemaah

sehingga moral terbentuk dengan baik karena merasa dekat dengan Sang

Pencipta. Terakhir modal kesehatan, ini masih perlu pembuktian lebih lanjut

karena letak geografis penduduk yang ada di pegunungan dan akhir-akhir ini

mengalami perubahan cuaca yang ekstrim memudahkan orang-orang terserang

penyakit flu dan sakit tenggorokan.